Banjir Di Samarinda Akibat Alih Fungsi DAS

2

Click here to load reader

description

analisis banjir yang ada di samarinda

Transcript of Banjir Di Samarinda Akibat Alih Fungsi DAS

Page 1: Banjir Di Samarinda Akibat Alih Fungsi DAS

Banjir di Samarinda Akibat Alih Fungsi DASMinggu, 07 Desember 2008, 04:24 WIB

Komentar : 0

A+ | Reset   | A- SAMARINDA -- Banjir yang melanda Kota Samarinda, Kalimantan Timur, selain faktor curah hujan yang tinggi, juga diakibatkan alih fungsi DAS (Daerah Airan Sungai) menjadi kawasan perumahan.Kepala Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Mahakam Berau, Hasanuddin Guntur, mengungkapkan, sebagian besar wilayah Kota Samarinda merupakan bagian dari Sub DAS Sungai Karang Mumus, khususnya di wilayah Samarinda utara dan Samarinda Ulu."Banjir di Samarinda akibat tinggnya curah hujan sehingga permukaan air Sungai Karang Mumus meluap. Kondisi geomorfologi Kota Samarinda yang berdampak banjir merupakan rawa belakang yang berfungsi sebagai daerah resapan atau tampungan air. Namun sebagian besar wilayah itu telah beralih fungsi menjadi kawasan pemukiman padat, sehingga menjadi salah satu penyebab banjir," ungkap Hasanuddin Guntur.Sungai Karang Mumus, kata Kepala BPDAS Mahakam Berau itu, merupakan salah satu sungai yang melintasi Kota Samarinda yang merupakan sungai utama pada Sub DAS Karang Mumus, yang masuk pada DAS Mahakam."Akibat peralihan fungsi daerah resapan air itu, hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian besar menjadi 'run off' (aliran permukaan) sehingga menjadi penyuplai terbesar debit air di Sungai Karang Mumus," katanya. "Faktor yang mempengaruhi besarnya run off salah satunya adalah morfologi DAS, yakni, bentuk DAS dan kerapatan aliran. Semakin luas DAS maka run off juga akan semakin besar begitu pula jika kerapatan aliran tinggi, sumbangan pada debit sungai juga akan besar," ujar Hasanuddin Guntur.Pada pengamatan citra satelit, selain cukup besar dan luas, DAS Karang Mumus juga kata dia, memiliki jaringan sungai yang sangat rapat dan kerapatan aliran yang sangat tinggi.Hasil analisa dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) lanjut Hasanuddin Guntur, alur Sungai Karang Mumus lebih tinggi dibanding permukaan tanah sehingga secara alamiah Kota Samarinda merupakan daerah banjir.Dari hasil analisa SIG menunjukkan, alur Sungai Karang Mumus memiliki ketinggian dasar sungai dan cenderung lebih rendah pada bagian tengah, yang sebagian besar meliputi wilayah pusat Kota Samarinda, sehingga aliran air ke muara terhambat.Kondisi lainnya, wilayah Kota Samarinda masih dipengaruhi gaya pasang surut air laut sehingga menghambat pengaturan air dari Sungai Karang Mumus menuju Sungai Mahakam. Hal itulah yang mengakibatkan banjir di Samarinda berlangsung dalam waktu lama, katanya."Diperlukan kajian lebih mendalam untuk mengatasi fenomena banjir yang melanda Kota Samarinda selama ini. Banjir di Samarinda tidak bisa dihindari, namun risiko dan luasannya bisa diperkecil dengan mengembalikan fungsi wilayah tangkapan air tersebut," kata Kepala BPDAS Mahakam Berau.ant/kp