BANJIR

16
BANJIR Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh alam, seperti banjir, gempa, gunung meletus..kita semua tentu nggak pengen nih bencana terjadi. Tetapi kalau memang Allah menghendaki, kita harus tabah menghadapi cobaan ini sob..Tetapi ada juga bencana alam yang sebenarnya penyebabnya juga akibat ulah manusia, misalnya banjir. Banjir bisa saja terjadi karena aliran air ke laut terhalang oleh sampah-sampah yang dibuang ke sungai, atau pohon-pohon yang sebagai sumber resapan air habis ditebang. Nah kalau pohon udah ditebang selain mengakibatkan banjir, juga mengakibatkan longsor. Hujan Semalaman, Padang Dilanda Banjir PADANG, KOMPAS.com - Ratusan rumah di Kota Padang, Sumatera Barat, terendam banjir akibat hujan lebat yang mengguyur sejak Rabu (29/2/2012) siang hingga Kamis dini hari. "Rumah terendam banjir terdapat di daerah Lubuk Buaya, Simpang Kalumpang," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Dedi Henidal, Kamis di Padang. Banjir Terjang Kincir Air MUARA BUNGO, KOMPAS.com — Sejumlah kincir air rusak diterjang luapan air sungai anak Sungai Batanghari di Kabupaten Bungo, Jambi. Akibatnya, puluhan rumah tak teraliri listrik.

description

'i'p'oop

Transcript of BANJIR

Page 1: BANJIR

BANJIR

Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh alam, seperti banjir, gempa,

gunung meletus..kita semua tentu nggak pengen nih bencana terjadi. Tetapi kalau memang

Allah menghendaki, kita harus tabah menghadapi cobaan ini sob..Tetapi ada juga bencana

alam yang sebenarnya penyebabnya juga akibat ulah manusia, misalnya banjir. Banjir bisa

saja terjadi karena aliran air ke laut terhalang oleh sampah-sampah yang dibuang ke sungai,

atau pohon-pohon yang sebagai sumber resapan air habis ditebang. Nah kalau pohon udah

ditebang selain mengakibatkan banjir, juga mengakibatkan longsor.

Hujan Semalaman, Padang Dilanda BanjirPADANG, KOMPAS.com - Ratusan rumah di Kota Padang, Sumatera Barat, terendam banjir

akibat hujan lebat yang mengguyur sejak Rabu (29/2/2012) siang hingga Kamis dini hari.

"Rumah terendam banjir terdapat di daerah Lubuk Buaya, Simpang Kalumpang," kata Kepala

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Dedi Henidal, Kamis di

Padang.

Banjir Terjang Kincir AirMUARA BUNGO, KOMPAS.com — Sejumlah kincir air rusak diterjang luapan air sungai anak

Sungai Batanghari di Kabupaten Bungo, Jambi. Akibatnya, puluhan rumah tak teraliri listrik.

Di Desa Lubuk Beringin, Kecamatan Batin III Ulu, Bungo, kerusakan terjadi pada dua dari

tiga unit pembangkit listrik bertenaga mikrohidro setelah diterjang luapan air Sungai Batang

Limun. Sekitar 50 rumah tak teraliri listrik sejak sepekan terakhir.

Kerugian Banjir Bandang Rp 47,5 miliarBATUSANGKAR, KOMPAS.com - Kerugian akibat banjir bandang di Nagari Padang Laweh

Malalo, Kecamatan Batipuh Selatan lima hari lalu mencapai Rp 47,5 miliar.

Demikian dikemukakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tanah

Datar, Sumatera Barat, Altri Suandi, Jumat (2/3/2012).

Page 2: BANJIR

TANAH LONGSOR

Tertimbun Longsor, Jalur Lintas Polewali-Mamasa TerputusPOLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Hujan deras yang mengguyur Polewali mandar,

Sulawesi Barat, sejak Sabtu (3/3/12) sore menyebabkan jalur lintas kabupaten Mamasa-

Polewali Mandar terputus akibat timbunan material longsor tanah bercampur batu setinggi 10

meter lebih. Sejumlah pohon yang tumbang ikut menghalangi perjalan warga.

Akibat timbunan longsor arus ini kendaraan dari dua arah terputus. Sejumlah pengendara

motor yang nekad menembus timbunan longsor terjebak lumpur hingga harus dianggkat

dengan bantuan warga. Sejumlah pengendara roda empat yang terjebak terpaksa bermalam

di lokasi karena khawatir meninggalkan kendaraannya.

Longsor, 40 KK di Aceh Tengah Minta RelokasiTAKENGON, KOMPAS.com- Sebanyak 40 keluarga di Desa Arul Gadeng, Kecamatan

Celala, Kabupaten Aceh Tengah, yang terancam banjir bandang dan longsor susulan

berharap segera direlokasi ke tempat yang aman. Akibat banjir dan longsor, Sabtu (25/2) lalu,

bukit di atas perkampungan mereka retak dan dikhawatirkan akan kembali longsor saat hujan

deras mengguyur.

"Sejak banjir Sabtu kemarin, kami terus was-was. Banyak material di atas bukit yang masih

tersangkut. Selain itu, bukit juga sudah retak. Kalau longsor kembali kami tidak tahu lagi akan

seperti apa," kata Sekretaris Desa Arul Gampeng, Sukir, Senin (27/2/2012).

10 Rumah Longsor di BogorBOGOR, KOMPAS.com - Sebanyak 10 rumah di Kampung Gudang, Kelurahan Gudang,

Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (26/2/2012) pagi, longsor.

Diperkirakan seorang warga masih tertimbun reruntuhan bangunan.

Heri (37), warga Kampung Gudang menuturkan, ibunya Fatimah (65), saat kejadian masih

sarapan bubur ayam sekitar 20 meter dari rumahnya. Tiba-tiba, sekitar pukul 08.15, rumah

yang ada di depannya rubuh. Fatimah tidak sempat menyelamatkan diri.

Jalan di Leuwidamar Ambles dan Longsor

Page 3: BANJIR

Lebak, Kompas - Ruas jalan dari arah Rangkasbitung, ibu kota Lebak, Banten, menuju

permukiman Baduy ambles dan longsor. Kendati kerusakan jalan sudah terjadi sebulan lebih

dan sangat membahayakan keselamatan pengguna jalan, hingga saat ini belum juga ada

perbaikan.

Ruas jalan yang ambles tersebut berada di Kampung Janglapa, Desa Sangkanmanik,

Kecamatan Leuwidamar, Lebak. Adapun ruas longsor berada di Kampung Cibengkung, Desa

Bojongmenteng, Leuwidamar.

Page 4: BANJIR

GEMPA BUMIGempa Guncang AcehACEH, KOMPAS.com — Gempa dengan kekuatan 4,8 skala Richter mengguncang Aceh,

Senin (23/1/2012) sekitar pukul 19.40. Informasi dari Serambi Indonesia di Banda Aceh, tidak

ada laporan kerusakan dan kepanikan warga ketika gempa terjadi. Gempa tidak berpotensi

tsunami.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisa (BMKG) Matai Aceh Besar menjelaskan, lokasi

gempa terjadi di 4.75 Lintang Utara (LU) dan 94.67 Bujur Timur (BT), 108,2 Km barat daya

Banda Aceh. Saat ini pihak BMKG sedang melakukan analisis penyebab gempa tersebut.

Gempa Padang Tidak Berpotensi TsunamiPADANG, KOMPAS.com - Gempa yang menguncang Kota Padang, Sumatera Barat, dengan

kekuatan 4,3 skala Richter (SR) pada Minggu pukul 13.06 WIB tidak berpotensi tsunami.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa itu berada

pada 0.82 Lintang Selatan (LS), 99.65 Bujur Timur (BT) dengan kedalaman 10 Km dimana

berpusat 77 Km barat laut Kota Padang.

Page 5: BANJIR

GUNUNG MELETUSGUNUNG MERAPI MELETUS 2010YOGYAKARTA – Gunung merapi meletus di Indonesia tahun 2010, dengan mengeluarkan

awan panas yang tercatat sejak pukul 17.02 WIB. ” Sejak 17.02 WIB hingga 17.34 WIB

terjadi empat kali awan panas dan sampai sekarang awan panas terus muncul susul

menyusul tidak berhenti” kata Surono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana

Geologi Badan Geologi di Yogyakarta, Selasa 26 Oktober 2010.

Menurut dia, munculnya awan panas tersebut menjadi tanda sebagai erupsi Gunung Merapi.

Awan panas pertama yang muncul pada pukul .02 WIb mengarah ke barat. Namun awan

panas yang berikutnya tidak dapat terpantau dengan baik karena kondisi cuaca di puncak

Merapi cukup gelap dan hujan.

Sirine bahaya di Kaliurang, Sleman berbunyi pada pukul 17.57 WIB. Pada pukul 18.05 WIB

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta

menarik semua petugas dari pos pengamatan.

” Pada 2006, awan panas terjadi selama tujuh menit. Namun pada tahun ini, awan panas

sudah terjadi lebih dari 20 menit” katanya.

Lamanya awan panas tersebut, lanjut dia, menunjukkan energi yang cukup besar. Pada

pukul 18.00 WIB terdengar letusan sebanyak tiga kali yang terdengar dari pos Jrakah dan

pos Selo yang disusul dengan asap membumbung setinggi 1,5 kilometer mengarah ke

selatan. ” Tipe letusan Merapi dipastikan eksplosif” ujarnya.

Page 6: BANJIR

Upaya evakuasi terhadap korban awan panas Gunung Merapi, Selasa, malam terkendala

hujan abu vulkanik yang pekat dan panas yang masih menyelimuti Kawasan Rawan

Bencana III .

“Kawasan Rawan Bencana (KRB) III meliputi wilayah Kecamatan Cangkringan, Pakem dan

Turi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,” kata petugas tim penolong dari

Korem 072/Pamungkas, Letkol Beni Nugroho di Posko Utama Penanggulangan Bencana

Alam Gunung Merapi Meletus 2010 di Pakem, Kabupaten Sleman.

Ia mengatakan, upaya evakuasi oleh tim penolong baru bisa mencapai wilayah paling tinggi

yaitu di kawasan pintu gerbang objek wisata Kaliurang atau 10 kilometer dari puncak Gunung

Merapi, sehingga untuk KRB III belum dapat ditembus oleh petugas tim penolong.

“Saat ini kami tengah mengupayakan lampu penerangan maupun lampu sorot karena listrik

PLN di kawasan tersebut padam sehingga kondisinya gelap gulita,” katanya.

Menurut dia, kemungkinan upaya evakuasi terhadap korban lainnya yang ada di KRB III akan

dilakukan jika hujan abu vulkanik mereda.

Page 7: BANJIR

Jumlah korban awan panas hingga Selasa pukul 20.00 WIB tercatat 15 orang, sebagian

besar warga beberapa desa di Kecamatan Cangkringan, kawasan selatan kaki gunung

merapi ini.

Saya hanya bisa berdo’a semoga bencana gunung merapi meletus ini cepat selesai  dan

kepada keluarga korban bersabar dan berdo’a ...

Page 8: BANJIR

TSUNAMI

Bencana Alam : Tsunami Mentawai Setinggi 3 MeterSelasa, 26/10/2010 17:34 WIB

PMI: Tsunami di Mentawai Setinggi 3 Meter Ken Yunita – detikNews

Jakarta – Gempa 7,2 skala richter (SR) yang mengguncang

Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, semalam ternyata

menimbulkan tsunami yang cukup mengerikan. “Gempa ini

telah menimbulkan tsunami setinggi 3 meter yang menerjang

Kepulauan Mentawai yang meliputi Sikakap, Pagai Utara,

Pagai Selatan dan Sipora,” begitu data yang dimiliki PMI yang

dikirimkan kepada detikcom, Selasa (26/10/2010).

Menurut PMI, tsunami telah menyebabkan sebanyak 645 KK

mengungsi, selain itu 4 orang dinyatakan meninggal dan 103 orang hilang.

Para korban yang dilaporkan hilang itu tersebar di 9 nagari yakni Sikakap, Muara Taikako,

Silabu, Malakopak, Sinakok, Makalo, Beleraksok, Bulasan, dan Bosuwa. Kemungkinan

besar, korban akan bertambah.

Akibat bencana ini, warga Kepulauan Mentawai mengalami ketakutan yang luar biasa.

Apalagi, isu akan adanya tsunami susulan berhembus kencang di kalangan warga.

Untuk memberi rasa aman untuk warga, PMI menyiagakan sekitar 50 relawan dan 5 unit

ambulans. PMI mencoba terus mengumpulkan informasi untuk membantu para korban yang

saat ini dalam kondisi trauma.

Selain relawan, PMI juga mengirimkan melakukan pendistribusian 50 Kantong mayat, serta

10 box sarung tangan latex dan masker. Selanjutnya juga PMI akan melakukan pendataan

terhadap korban untuk pemberian bantuan lebih lanjut.

PMI menyebut korban tewas 4 orang. Sedang Badan Provinsi Penanggulangan Bencana

Daerah Sumbar menyitir, korban tewas mencapai 23 orang. Sementara Yayasan Citra

Mandiri Mentawai mencatat korban tewas 31 orang. Gempa 7,2 SR di Mentawai terjadi pukul

21.40 WIB hari Senin (25/10). BMKG menetapkan berpotensi tsunami dan mencabutnya

sejam kemudian. Namun tsunami dahsyat makan korban baru diketahui sore tadi karena

tidak ada alat pemantau di sekitar Mentawai.

Page 9: BANJIR

ANGIN PUTING BELIUNGKerusakan akibat puting beliung diinventarisasiMinggu, 6 Mei 2012 02:09 WIB | 1693 Views

Deli Serdang, Sumut (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Sumatera

Utara, hingga kini masih menginventarisasi dampak kerusakan sarana dan prasana umum di

Kecamatan Tanjung Morawa akibat diterjang angin puting beliung pada Jumat (4/5) sore.

"Berdasarkan inventarisasi sementara, jumlah rumah penduduk yang rusak parah sebanyak

30 unit dan rusak ringan sekitar 14 rumah. Sedangkan korban jiwa tidak ada," kata Camat

Tanjung Morawa, Zainal Abidin Hutagalung di Tanjung Morawa, Sabtu.

Tim dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) bersama para staf dari kantor Kecamatan Tanjung

Morawa sejak Sabtu pagi melakukan pendataan ke sejumlah rumah yang rusak diterjang

angin puting beliung.

Sebagian besar rumah penduduk yang rusak diterjang angin kencang ditemukan berlokasi di

komplek perumahan Cendana Asri Desa Medan Sinembah.

Sisi bangunan rumah yang rusak parah dominan terdapat pada bagian atap rumah.

Hasil pendataan terhadap rumah serta sarana dan prasarana umum yang rusak akibat

peristiwa fenomena alam itu direncanakan dibahas pejabat instansi terkait di jajaran Pemkab

Deli Serdang, Senin (7/5).

Meski kondisi sebagian besar rumah yang rusak sudah diinventarisasi, Zainal mengaku

belum bisa menyebutkan secara rinci total kerugian yang ditimbulkan akibat bencana alam

tersebut.

Dia juga belum bisa memastikan kapan dan bentuk paket bantuan akan diberikan Pemkab

Deli Serdang untuk meringankan beban biaya yang harus dipikul sejumlah warga korban

angin puting.

"Kami belum bisa memastikan apakah nantinya ada dana bantuan untuk perbaikan rumah,"

ucapnya.

Namun untuk meringankan beban penderitaan bagi korban bencana puting beliung, pihaknya

bekerja sama dengan instansi terkait telah mendirikan posko pelayanan kesehatan.

Selain di Tanjung Morawa, angin puting beliung disertai hujan deras pada saat yang hampir

bersamaan juga melanda sebagian Kecamatan Patumbak.Tiupan angin kencang tersebut

Page 10: BANJIR

dalam waktu relatif singkat memporakporandakan atap belasan unit rumah warga Dusun II,

Pasar IV, Kecamatan Patumbak II.

(T.KR-JRD/M034)

LUMPUR LAPINDO

“Penetapan semburan lumpur Lapindo di Kabupaten Sidoarjo sebagai bencana oleh Tim

Pengawas Penanggulangan Lumpur Sidoarjo DPR akan berimplikasi luas, antara lain

pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggungjawab dalam penanggulangan

bencana, termasuk soal biaya”

Biasanya yang namanya bencana alam seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami,

angin puting beliung, atau yang sebangsa itu adalah Disaster yang natural. Disaster yang

terjadinya karena faktor God will (skenarionya Sang Penguasa Alam). Kalau bencana itu

terjadi karena faktor keteledoran manusia, apa iya disebut bencana alam?

“Enak sekali jadi pengusaha Lapindo”, demikian komentar seorang teman. Setelah proyek

pengeboran PT Lapindo Brantas Inc. itu menimbulkan bencana karena keteledoran

pengusahanya, lalu berlindung di balik TP2LS DPR. Itu artinya, tinggal gelangang colong

playu (lari dari tanggung jawab). Tinggal pemerintah yang mengurusi gelangang-nya. Lha,

pemerintah ini kok ya mau-maunya ditinggali gelanggang…. Opo pemerintah wis sugih? (apa

pemerintah sudah kaya?).

Sejatinya memang bukan persoalan kaya atau belum kaya, punya uang atau belum punya

uang, dalam menyelesaikan masalah bencana lumpur Lapindo. Melainkan lebih kepada

tanggungjawab moral dan professional pihak pengusahanya.

Jelas-jelas bencana lumpur itu terjadi sebagai akibat dari keteledoran atau kecerobohan

pihak pengusaha dalam memenuhi SOP (Standart Operating Prosedure) dalam proses

pengeboran. Hal ini sudah banyak dikaji oleh para ahli yang kompeten di bidangnya dan

dipublikasi di berbagai media. Maka siapapun tahu siapa yang seharusnya paling

bertanggungjawab atas akibat yang ditimbulkan oleh kegagalan itu.

Kini, masalah menjadi meluber seperti luberannya lumpur Lapindo di Sidoarjo. Bukan lagi

menjadi masalah kegagalan teknis yang ditanggungjawabi secara moral dan professional.

Melainkan sudah berubah menjadi masalah kegagalan teknis yang ditanggungjawabi secara

politis. Dan, sidang paripurna DPR pun menggelar pembahasan ini. Sementara Wapres

Jusuf Kalla menegaskan : “Bencana alam atau bukan, itu bukan masalah politis”.

Politisasi bencana lumpur Lapindo barangkali hanya masalah ketok palu di DPR. Tapi

“implikasinya sangat luas dan tidak ringan”, kata ahli hukum tata negara UGM, Denny

Indrayana. Sebab, bagaimana menyembuhkan cedera rasa keadilan masyarakat Sidoarjo

yang menjadi korban lumpurlah yang sebenarnya paling mendesak diberikan solusi.

Bagaimana mempersingkat proses tarik-ulur pemenuhan hak-hak para korban bencana,

bukan malah ditarik-tarik terus, enggaaak…. selesai-selesai. Merekalah (mereka masyarakat

Page 11: BANJIR

maksudnya, bukan anggota DPR) yang paling merasakan beban penderitaan akibat bencana

Lapindo.

Rasa apatis masyarakat terhadap proyek-proyek padat modal dan padat teknologi

seharusnya lebih diutamakan untuk secepatnya diantisipasi. Sebab implikasinya bukan tidak

mungkin menumbuhkan rasa tidak percaya masyarakat pada umumnya terhadap proyek-

proyek semacam Lapindo, ataupun bentuk-bentuk proyek investasi yang lain. Bagaimana

agar kelak masyarakat tidak menjadi trauma dalam menyikapi adanya proyek investasi yang

sedang digalakkan pemerintah. Jangan-jangan kalau nanti ada masalah, tidak ada

penyelesaian yang adil dan malah merepotkan saja.

Bagaimana melihat multiplier effect dari penanganan bencana semacam lumpur Lapindo ini?

Mencoba melihat kembali tentang perlunya studi AMDAL bagi setiap proyek investasi (lihat :

Keputusan Kepala BAPEDAL No. 8 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan

Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup), maka

sosialisasi kepada masyarakat terhadap proyek yang akan dijalankan adalah salah satu

tahap awal yang harus dilakukan.

Apa yang sekarang terjadi ketika tahap sosialisasi itu dijalankan? Masyarakat akan bertanya

dengan kritis apa yang akan dilakukan oleh perusahaan atau pengusaha jika terjadi bencana

“semacam” lumpur Lapindo. Artinya, efek traumatis masyarakat setiap kali ada proyek

investasi di daerahnya nampaknya memang sudah tertanam.

Seorang teman bercerita, kecenderungan masyarakat yang skeptis terhadap adanya proyek

investasi nampak dari komentar mereka : “lebih banyak mudharatnya dibanding manfaatnya”.

Itu karena cara penanganan korban lumpur Lapindo selalu menjadi referensi kekhawatiran

mereka. Dan, memulihkan atau membalikkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap

adanya proyek investasi bukanlah pekerjaan mudah. Tidak semudah membelokkan urusan

moral dan professionalisme menjadi urusan politis.

Maka sebenarnya dapat dipahami kalau masyarakat Sidoarjo muring-muring (marah) lalu

menjadi sensitif kalau sudah bicara tentang upaya memperjuangkan hak-hak mereka. Juga

harus dipahami kalau masyarakat di tempat lain menjadi trauma terhadap proyek-proyek

investasi yang sedang digalang pemerintah. Bukan saja terhadap proyek yang padat modal

dan padat teknologi yang bersentuhan langsung dengan alam, melainkan juga proyek di

berbagai sektor industri.

Bagaimana pemerintah menyikapi bencana (dan rentetan dampaknya) lumpur Lapindo

dengan bijaksana dengan memperhatikan kepentingan hak-hak masyarakat yang menjadi

korban, dan bagaimana membangun tingkat kepercayaan masyarakat terhadap proyek-

proyek investasi lainnya, kiranya perlu lebih dikedepankan. Agar masyarakat sebagai

stakeholder sebuah proyek investasi tidak sekedar menjadi penonton, atau peminta

sumbangan ketika perayaan 17-an.

Perusahaan adalah pihak yang paling berkewajban memposisikan masyarakat sebagai

stakeholder, dan paling bertanggungjawab menyelesaikan jika terjadi masalah. Bukannya

malah tinggal gelanggang colong playu itu tadi. Tinggal gelanggang-nya diurus pemerintah

Page 12: BANJIR

dan masyarakatnya yang menjadi korban.

Apakah bencana lumpur (pengeboran) Lapindo lalu tetap diklaim sebagai bencana alam?

Apakah bencana (keteledoran) manusia akan dituduhkan sebagai bencana (“keteledoran”)

alam?

Kompas, 19 Februari 2008

KEBAKARAN HUTANKebakaran Hutan Gunung Lawu Makin Meluas Benny N. Joewono | Selasa, 29 September 2009 | 15:08 WIB

KARANGANYAR,

KOMPAS.com - Kebakaran

hutan di Gunung Lawu yang

berada di daerah perbatasan

antara Jawa Tengah dengan

Jawa Timur kian meluas.

Api terus menjalar akibat tiupan

angin kencang dan cuaca panas dan api telah mendekati kawasan pusat ritual di Argo Dalem

dan Sendang Drajad di puncak gunung tersebut.

"Angin di puncak gunung sangat kencang sehingga mengakibatkan kobaran api sangat cepat

merambat. Ada sekitar satu hektare hutan pinus serta ilalang ludes tarbakar dan sekarang ini

tengah dalam proses memadaman," kata Koordinator Satlak Penanggulangan Bencana Alam

Kabupaten Karanganyar, Aji Pratama Heru Kristanto, Selasa (29/9).

"Tadi malam api sampai Argo Dalem dan beberapa orang naik ke puncak untuk

memadamkan api. Jangan sampai api terus ke bawah. Dengan peralatan seadanya kami

membuat parit dan membabat ilang yang belum terbakar. Dengan cara ini bisa menghambat

kebakaran tersebut," katanya.

Menyinggung luas areal hutan yang terbakar, sampai sekarang belum bisa diketahui secara

pasti, tetapi yang jelas kebakaran hutan di Gunung Lawu itu berawal dari daerah Jawa Timur

terus merembet di daerah Karanganyar, Jawa Tengah.

"Kebakaran hutan di Gunung Lawu itu kemarin masih berada di daerah Jenawi, tetapi

Page 13: BANJIR

sekarang telah masuk Tawangmangu, dan ada sekitar 150 orang telah naik ke puncak

gunung tersebut untuk memadamkan api tersebut," katanya.

Kebakaran hutan ini apabila benar-benar melanda seluruh kawasan puncak Gunung Lawu,

maka dampaknya akan sangat luar biasa, di samping Gunung Lawu akan gundul, bisa

mengakibatkan longsor dan banjir.

Karena itu, diperlukan perhatian serius untuk mengantisipasi agar api segera padam dan

tidak menjalar ke mana-mana.

Untuk memadamkan kebakaran hutan Gunung Lawu diakui sangat sulit, pemadaman hanya

dilakukan dengan cara manual.

Sekarang ini dari pihak Satlak Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten karanganyar,

telah mendirikan posko penanggulangan bencana di Cemarakandang, desa Gondosuli,

Tawangmangu, Karanganyar.