banjir 1

download banjir 1

of 8

Transcript of banjir 1

  • 7/30/2019 banjir 1

    1/8

    Pengertian desa dan kota

    A. DESA1. Pengertian Desa

    Desa menurut asal katanya berasal dari bahasa Sanskerta dhesi, yang berarti tanah

    kelahiran. Jadi, desa tidak hanya dilihat kenampakan sebutan desa fisiknya saja tetapi juga

    dimensi sosial budayanya. Desa yang berarti tanah kelahiran selain menunjukkan tempat atau

    daerah juga menggambarkan kehidupan sosial budaya dan kegiatan penduduknya.

    UU No. 5 Tahun 1979

    Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan

    masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat dan hukum yang mempunyai organisasi

    pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya

    sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Kamus Besar Bahasa Indonesia

    Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai

    sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang Kepala Desa) atau desa merupakan

    kelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan.

    Pp no 72 tahun 2005

    Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas - batas wilayah dan

    memiliki kewenangan untuk mengatur serta mengurus kepentingan masyarakat setempat yang

    diakui dan dihormati dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia

    Pengetian desa menurut para ahli

    Sutardjo Kartodikusumo

    Desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat yang

    berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.

    R. Bintarto

    Menurut tinjauan geografi yang dikemukakan, desa merupakan suatu hasil perwujudan

    geografis yang ditimbulkan oleh unsur - unsur fisiologis, sosial, ekonomi, politik, dan kultural

    yang terdapat di suatu daerah serta memiliki hubungan timbal balik dengan daerah lain

    Saniyanti Nurmuharimah

    Desa merupakan wilayah yang dihuni oleh masyarakat yang memiliki sistem

    pemerintahan sendiri

    Bambang Utoyo

    Desa merupakan tempat sebagian besar penduduk yang bermata pencarian di bidang

    pertanian dan menghasilkan bahan makanan

  • 7/30/2019 banjir 1

    2/8

    2. Macam-Macam Desaa. Desa Swadaya

    Desa swadaya adalah desa yang memiliki potensi tertentu tetapi dikelola dengan sebaik-baiknya, dengan ciri:

    Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.

    Penduduknya jarang. Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris. Bersifat tertutup. Masyarakat memegang teguh adat. Teknologi masih rendah. Sarana dan prasarana sangat kurang. Hubungan antarmanusia sangat erat. Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.

    b. Desa SwakaryaDesa swakarya adalah peralihan atau transisi dari desa swadaya menuju desa

    swasembada. Ciri-ciri desa swakarya adalah: Kebiasaan atau adat istiadat sudah tidak mengikat penuh.

    Sudah mulai menpergunakan alat-alat dan teknologi Desa swakarya sudah tidak terisolasi lagi walau letaknya jauh dari pusat perekonomian. Telah memiliki tingkat perekonomian, pendidikan, jalur lalu lintas dan prasarana lain. Jalur lalu lintas antara desa dan kota sudah agak lancar.

    c. Desa SwasembadaDesa swasembada adalah desa yang masyarakatnya telah mampu memanfaatkan dan

    mengembangkan sumber daya alam dan potensinya sesuai dengan kegiatan pembangunanregional. Ciri-ciri desa swasembada: kebanyakan berlokasi di ibukota kecamatan. penduduknya padat-padat. tidak terikat dengan adat istiadat telah memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai dan labih maju dari desa lain. partisipasi masyarakatnya sudah lebih efektif.

    3. Ciri-Ciri Desaa. Mata pencaharian penduduk relatif pada sektor pertanian.

    b. Perbandingan antara lahan dan penduduk relatif besar. Yaitu dimana lahan yang luas dihuni oleh penduduk yang sedikit.

    c. Hubungan antar warga relatif akrab.d. Pada umumnya tradisi leluhur masih di pegang kuat.

    Menurut Lowrrey Nelson (ada 16 ciri) :

    a. Mata pencaharian : agraris homogenb. Ruang kerja : terbuka, terletak disawah, lading dsbc. Musim/ cuaca : sgt penting untuk tentukan ms tanam/panend. keahlian/ ketrampilan : umum dan merata untuk setiap orange. kesaatuan kerja keluarga : sangat umumf. jarak rumah dg tempat kerja : berdekatang. kepadatan penduduk : rendah / sedikit

  • 7/30/2019 banjir 1

    3/8

    h. besarnya kelompok : sedikit / kecili. kontak social : sedikit / pribadi

    j. rumah : tradisional / pribadik. lembaga / institusi : kecil / sederhanal. control social : adapt istiadat, kebiasaanm. sifat dari kelompok : bergerak dari kegiatan primern. mobilitas penduduk : rendaho. status social : stabil

    p. stratifikasi social : sedikitMenurut Soerjono Soekanto :

    a. Kehidupan masyarakat sangat erat dengan alamb. Kehidupan petani sangat bergantung pada musimc. Desa merupakan kesatuan social dan kesatuan kerjad. Struktur perekonomian bersifat agrarise. Hubungan antar anggota masyarakat desa berdasar ikatan kekeluargaanf. Perkembangan social relatif lambatg. Kontrol social ditentukan oleh moral dan hukum informalh. Norma agama dan adat masih kuat .

    Ciri-ciri desa di Indonesia

    a. Masyarakatnya sangat dekat dengan alamb. Kehidupan petani sangat bergantung dengan musimc. Merupakan kesatuan social dan kesatuan kerjad. Jumlah penduduk relative kecil dan wilayah relatif luase. Struktur ekonomi masyarakat dominant agrarisf. Ikatan kekeluargaan eratg. Proses social berjalan lambath. Penduduk berpendidikan rendah

    4. Fungsi Desaa. Desa yang merupakan hinterland atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah

    pemberian bahan makanan pokok.

    b. Desa ditinjau dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dantenaga kerja yang tidak kecil artinya.

    c. Desa dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desaindustri, desa nelayan.

  • 7/30/2019 banjir 1

    4/8

  • 7/30/2019 banjir 1

    5/8

    batas administrasi dan bentang lahan luas, penduduk relatif banyak, adanya heterogenitas

    penduduk, sektor agraris sedikit atau bahkan tidak ada, dan adanya suatu sistem pemerintahan.

    2. Macam-Macam Kotaa. Kota epolis

    Sebuah kota yang berupa pusat dari daerah pertanian serta yang mempunyai adat-istiadat

    yang sederhana.

    b. Kota polisTempat yang merupakan sebuah pusat keagamaan dan pemerintahan yang bentuknya

    berupa sebuah benteng yang kokoh dan di dalamnya terdapat tempat ibadah, pasar dan gilda

    (tempat menghasilkan barang).

    c. Kota metropolisSebuah kota yang mempunyai ciri wilayah kurang luas namun memiliki banyak

    penduduk yang terdiri dari orang-orang berbagai bangsa selain itu dicirikan adanya

    perkawinan campuran antar bangsa, menampilkan sisi kemegahan tetapi dari aspek sosial

    sangat kontras antara golongan kaya dan miskin.

    d. Kota megapolisSebuah kota dimana di dalam masyarakatnya muncul sebuah gejala patologis (penyakit

    sosial) yang sangat menonjol.

    e. Kota tiranopolisSebuah kota dimana pemerintahan memiliki kekuasaan yang sangat kuat atau otoriter

    sehingga rakyat miskin akan cenderung berbuat maksiat (demoralisasi) karena tidak sanggup

    melawan kekuasaan penguasa.

    f. Kota necropolisSebuah kota yang mengalami kehancuran akibat peperangan penduduk dengan

    pemerintahnya.

    3. Ciri-Ciri KotaMenurut Lowrey ( ada 14 ciri- ciri)

    a. Mata pencaharian ; Non agraris heterogenb. Ruang kerja : Tertutupc. Musim/ cuaca/ iklim : Tidak beegitu pentingd. Keahlian/ ketrampilan : Spesialis dan mengelompoke. Rumah dengan tempat kerja : Jauh terpisahf. Kepadatan penduduk : Tinggig. Kepadatan rumah : Tinggi

  • 7/30/2019 banjir 1

    6/8

    h. Kontak social : frequensi tingggji. Stratifikasi social : Kompleks

    j. Kontrol social : Adat/ tradisi tidak berpengaruh besark. Sifat masyarakat : Patembayan/ gasselschaftl. Mobilitas penduduk : Tinggi

    4. Fungsi Kotaa. Sebagai pusat produksi (production centre). Contoh: Surabaya, Gresik, Bontang

    b. Sebagai pusat perdagangan (centre of trade and commerce).Contoh: Jakarta, Bandung, Hong Kong, Singapura

    c. Sebagai pusat pemerintahan (political capital). Contoh: Jakarta(ibukota Indonesia), Washington DC (ibukota Amerika

    Serikat), Canberra (ibukota Australia)

    d. Sebagai pusat kebudayaan (culture centre). Contoh: Yogyakarta dan Surakartae. Sebagai penopang Kota Pusat. Contoh : Tangerang Selatan, Bogordan Depok

    C. Keterkaitan / Hubungan antara Desa dan KotaMasyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama

    lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat

    ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi

    kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga

    merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh

    bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau

    jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim

    tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara

    menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang

    tersedia.

    Interface, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan

    perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan

    kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan

    kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.

    Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu

    dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan

    kehidupan perdesaan.

    Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa caar, seperti:

    http://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gresikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bontanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Hong_Konghttp://id.wikipedia.org/wiki/Singapurahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Washington_DChttp://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Canberrahttp://id.wikipedia.org/wiki/Australiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Surakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tangerang_Selatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bogorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Depokhttp://id.wikipedia.org/wiki/Depokhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bogorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tangerang_Selatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Surakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Australiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Canberrahttp://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Washington_DChttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Singapurahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hong_Konghttp://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bontanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Gresikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Surabaya
  • 7/30/2019 banjir 1

    7/8

    1. Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah ataumengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan

    kecepatan yang beraneka ragam;

    2. Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitarJakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan

    sepenuhnya diganti dengan perkotaan;

    3. Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yangsesungguhnya banyak terjadi;

    4. ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan kekota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang

    kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan

    dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang

    memang akan mengkota.

    Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :

    1. Urbanisasi dan UrbanismeDengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan

    saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu

    proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi

    merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).

    a. Sebab-sebab Urbanisasi1) Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah

    kediamannya(Push factors)

    Halhal yang termasukpush factorantara lain :

    a) Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahanpertanian,

    b) Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.c) Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat

    yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.

    d) Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.e) Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan

    hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari

    penghidupan lain dikota.

    2) Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah danmenetap dikota (pull factors)

  • 7/30/2019 banjir 1

    8/8

    Halhal yang termasukpull factorantara lain :

    a) Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan danlebih mudah untuk mendapatkan penghasilan

    b) Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumahmenjadi industri kerajinan.

    c) Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudahdidapat.

    d) Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi danmerupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.

    e) Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yangketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969

    : 124-125 ).