BANGUN BENDUNGAN.pdf

14
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bendungan Urugan Bendungan merupakan bangunan yang digunakan untuk membendung aliran air sungai yang dimanfaatkan untuk keperluan hidup manusia atau menanggulangi bencana, seperti banjir. Menurut Sosrodarsono (2002), bendungan urugan merupakan bendungan yang dibangun dengan cara menimbunkan bahan-bahan, seperti: batu, krakal, krikil, pasir, dan tanah, pada posisi tertentu dengan fungsi sebagai pengempang atau pengangkat permukaan air yang terdapat di dalam waduk di udiknya. 2.1.1. Tipe-tipe Bendungan Urugan Didasarkan pada ukuran butiran dari bahan timbunan yang digunakan, secara umum dapat dibedakan 2 tipe bendungan urugan, yaitu: a. Bendungan urugan batu (rock fill dam) disingkat dengan istilah bendungan batu. b. Bendungan urugan tanah (earth fill dam) disingkat dengan istilah bendungan tanah. Selain kedua jenis tersebut, terdapat pula bendungan urugan campuran, yaitu terdiri dari urugan batu di bagian hilirnya yang berfungsi sebagai penyangga sedang, bagian udiknya terdiri dari timbunan tanah yang disamping berfungsi sebagai penyangga tambahan, terutama berfungsi sebagai tirai kedap air. Ditinjau dari penempatan serta susunan bahan yang membentuk tubuh bendungan untuk dapat memenuhi fungsinya dengan baik, maka bendungan urugan dapat digolongkan dalam tiga tipe utama, yaitu: a. Bendungan urugan homogen (bendungan homogen) Bendungan urugan digolongkan tipe homogen, apabila bahan yang membentuk tubuh bendungan terdiri dari tanah yang hampir sejenis dan gradasinya (susunan ukuran butirannya) hampir seragam. Tubuh bendungan secara keseluruhannya berfungsi ganda, yaitu sebagai bangunan penyangga dan sekaligus sebagai penahan rembesan air. b. Bendungan urugan zonal (bendungan zonal)

Transcript of BANGUN BENDUNGAN.pdf

Page 1: BANGUN BENDUNGAN.pdf

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bendungan Urugan

Bendungan merupakan bangunan yang digunakan untuk membendung aliran air

sungai yang dimanfaatkan untuk keperluan hidup manusia atau menanggulangi

bencana, seperti banjir.

Menurut Sosrodarsono (2002), bendungan urugan merupakan bendungan yang

dibangun dengan cara menimbunkan bahan-bahan, seperti: batu, krakal, krikil, pasir,

dan tanah, pada posisi tertentu dengan fungsi sebagai pengempang atau pengangkat

permukaan air yang terdapat di dalam waduk di udiknya.

2.1.1. Tipe-tipe Bendungan Urugan

Didasarkan pada ukuran butiran dari bahan timbunan yang digunakan, secara

umum dapat dibedakan 2 tipe bendungan urugan, yaitu:

a. Bendungan urugan batu (rock fill dam) disingkat dengan istilah bendungan batu.

b. Bendungan urugan tanah (earth fill dam) disingkat dengan istilah bendungan tanah.

Selain kedua jenis tersebut, terdapat pula bendungan urugan campuran, yaitu

terdiri dari urugan batu di bagian hilirnya yang berfungsi sebagai penyangga sedang,

bagian udiknya terdiri dari timbunan tanah yang disamping berfungsi sebagai

penyangga tambahan, terutama berfungsi sebagai tirai kedap air.

Ditinjau dari penempatan serta susunan bahan yang membentuk tubuh

bendungan untuk dapat memenuhi fungsinya dengan baik, maka bendungan urugan

dapat digolongkan dalam tiga tipe utama, yaitu:

a. Bendungan urugan homogen (bendungan homogen)

Bendungan urugan digolongkan tipe homogen, apabila bahan yang membentuk

tubuh bendungan terdiri dari tanah yang hampir sejenis dan gradasinya (susunan

ukuran butirannya) hampir seragam. Tubuh bendungan secara keseluruhannya

berfungsi ganda, yaitu sebagai bangunan penyangga dan sekaligus sebagai penahan

rembesan air.

b. Bendungan urugan zonal (bendungan zonal)

Page 2: BANGUN BENDUNGAN.pdf

5

Bendungan urugan digolongkan tipe zonal, apabila timbunan yang membentuk

tubuh bendungan terdiri dari batuan dengan gradasi (susunan ukuran butiran) yang

berbeda-beda dalam urutan-urutan pelapisan tertentu.

Pada bendungan ini sebagai penyangga terutama dibebankan pada timbunan yang

lulus air (zone lulus air), sedang penahan rembesan dibebankan pada timbunan yang

kedap air (zone kedap air).

Berdasarkan letak dan kedudukan dari zone kedap airnya, maka tipe ini masih dapat

dibedakan menjadi 3 yaitu:

1. Bendungan urugan zonal dengan tirai kedap air atau bendungan tirai (front core

fill type dam), ialah bendungan zonal dengan zone kedap air yang membentuk

lereng udik bendungan tersebut.

2. Bendungan urugan zonal dengan inti kedap air miring atau bendungan inti

miring (inclined-core fill type dam), bendungan zonal yang zone kedap airnya

terletak di dalam tubuh bendungan dan berkedudukan miring ke arah hilir.

3. Bendungan urugan zonal dengan inti kedap air tegak atau bendungan inti tegak

(central-core fill type dam), ialah bendungan zonal yang zone kedap airnya

terletak di dalam tubuh bendungan dengan kedudukan vertikal. Biasanya inti

tersebut terletak di bidang tengah dari tubuh bendungan.

c. Bendungan urugan bersekat (bendungan sekat).

Bendungan urugan digolongkan dalam tipe sekat (facing) apabila di lereng udik

tubuh bendungan dilapisi dengan sekat tidak lulus air (dengan kekedapan yang

tinggi) seperti lembaran baja tahan karat, beton aspal, lembaran beton bertulang,

hamparan plastik, susunan beton blok, dan lain-lain.

2.1.2. Karakteristik Bendungan Urugan

Dibandingkan dengan jenis-jenis lainnya, maka bendungan urugan mempunyai

keistimewaan-keistimewaan sebagai berikut:

a. Pembangunannya dapat dilakukan pada hampir pada semua kondisi geologi dan

geografi yang dijumpai

b. Bahan untuk tubuh bendungan dapat digunakan batuan yang terdapat di sekitar

calon bendungan.

Page 3: BANGUN BENDUNGAN.pdf

6

Tetapi disamping itu, tipe ini juga memiliki kelemahan yang cukup berarti, yaitu

tidak mampu menahan limpasan diatas mercunya, dimana limpasan-limpasan yang

terjadi dapat menyebabkan longsoran-longsoran pada lereng hilir yang dapat

mengakibatkan jebolnya bendungan tersebut.

Beberapa karakteristik utama dari bendungan urugan, adalah sebagai berikut

(Sosrodarsono, 2002):

a. Bendungan urugan mempunyai alas yang luas, sehingga beban yang harus didukung

oleh pondasi bendungan persatuan unit luas biasanya kecil. Beban utama yang harus

didukung pondasi terdiri dari berat tubuh bendungan dan tekanan hidrostatis dari air

dalam waduk. Karena hal tersebut, maka bendungan urugan dapat dibangun di atas

alur sungai yang tersusun dari batuan sedimen dengan kemampuan daya dukung

yang rendah asalkan kekedapannya dapat diperbaiki sampai tingkat yang

dikehendaki.

b. Bendungan urugan selalu dapat dibangun dengan menggunakan bahan batuan yang

terdapat di sekitar calon bendungan. Dibandingkan dengan jenis bendungan beton,

yang memerlukan bahan-bahan fabrikat seperti semen dalam jumlah besar dengan

harga yang tinggi dan didatangkan dari tempat yang jauh, maka bendungan urugan

dalam hal ini menunjukkan tendensi yang positif.

c. Dalam pembangunannya, bendungan urugan dapat dilakukan secara mekanis

dengan intensitas yang tinggi (full mechanized) dan karena banyaknya tipe-tipe

peralatan yang diproduksi, maka dapat dipilih peralatan yang cocok, sesuai dengan

sifat-sifat bahan yang akan digunakan serta kondisi lapangan pelaksanaannya.

d. Akan tetapi karena tubuh bendungan terdiri dari timbunan tanah atau timbunan batu

yang berkomposisi lepas, maka bahaya jebolnya bendungan umumnya disebabkan

oleh hal-hal berikut:

1. Longsoran yang terjadi baik pada lereng udik, maupun lereng hilir tubuh

bendungan.

2. Terjadinya sufosi (erosi dalam atau piping) oleh gaya-gaya yang timbul dalam

aliran filtrasi yang terjadi dalam tubuh bendungan.

3. Suatu konstruksi yang kaku tidak diinginkan di dalam tubuh bendungan, karena

konstruksi tersebut tidak dapat mengikuti gerakan konsolidasi dari tubuh

bendungan tersebut.

Page 4: BANGUN BENDUNGAN.pdf

7

4. Proses pelaksanaan pembangunannya biasanya sangat peka terhadap pengaruh

iklim. Lebih-lebih pada bendungan tanah, dimana kelembaban optimum tertentu

perlu dipertahankan terutama pada saat pelaksanaan penimbunan dan

pemadatannya.

2.1.3. Bagian-bagian Utama Bendungan Urugan

Dibandingkan dengan tipe bendungan yang lain, bagian atas bendung/mercu

bendung pada bendungan urugan tidak boleh dilalui oleh air sebab akan merusak

bendung itu sendiri. Selain itu bendungan urugan memiliki bagian-bagian yang serupa

dengan tipe bendungan yang lain, yaitu:

a. Tubuh bendung, pada bendungan urugan berupa timbunan tanah atau batu yang

terdiri dari zona kedap dan lolos air.

b. Waduk, merupakan tempat penampungan air sungai.

c. Pintu outlet, pintu pengeluaran air bendungan.

d. Peredam energi, berfungsi untuk meredam energi dari aliran air yang keluar dari

bendungan.

e. Pelimpah, berfungsi untuk melimpahkan air yang berlebihan, melebihi kapasitas

waduk.

f. Intake, bangunan yang berfungsi untuk mengalirkan air menuju sawah yang akan

diairi dari bendungan.

2.1.4. Pelaksanaan Konstruksi Bendungan

Sebelum pembangunan bendungan dilakukan, dibangun terlebih dahulu

bangunan-bangunan pelengkap yang berupa bangunan sementara maupun bangunan

tetap yang akan termasuk dalam komposisi bendungan yang berfungsi untuk

menghindarkan bagian bangunan bendungan yang sedang dikerjakan dari aliran air

sungai (Sosrodarsono, 2002). Bangunan tersebut adalah:

1. Saluran pengelak, baik berupa saluran terbuka maupun saluran tertutup

2. Bendungan pengelak, yang dibangun di sebelah udik dan sebelah hilir calon

bendungan utama

3. Bangunan pelimpah banjir

4. Bangunan penyadap, dan lain-lain.

Page 5: BANGUN BENDUNGAN.pdf

8

Dalam pelaksanaan konstruksi dipersiapkan sedemikian rupa, agar diperoleh

suatu urut-urutan pelaksanaan yang efektif dan efisien dan pelaksanaan konstruksi

masing-masing komponen tidak saling mengganggu. Secara umum pelaksanaan

konstruksi bendungan urugan adalah sebagai berikut (Sosrodarsono, 2002):

a. Pembuatan jaringan jalan-jalan pengangkutan bahan-bahan, dari tempat

penggaliannya ke tempat kedudukan calon bendungan dan jaringan jalan-jalan

masuk lainnya.

b. Pembuatan base-camp, pool-pool kendaraan dan alat-alat besar, jaringan distribusi

tenaga dan fasilitas pelaksanaan konstruksi lainnya.

c. Pembuatan saluran pengelak baik berupa saluran terbuka maupun tertutup.

d. Pembuatan jaringan jalan pengangkutan bahan yang diperoleh setempat, untuk

pembuatan bendungan pengelak.

e. Pembuatan bendungan pengelak dan persiapan tempat-tempat penggalian bahan

tanah, pasir dan kerikil (borrow-pits) dan tempat-tempat penggalian batu (quarries).

f. Penggalian-penggalian pondasi bendungan dan pekerjaan-pekerjaan perbaikan

pondasi tersebut.

g. Penimbunan tubuh bendungan dan pembuatan bangunan pelengkap permanen,

seperti bangunan pelimpah banjir, bangunan penyadap, dan lain-lain.

h. Pelaksanaan pembuatan jalan-jalan untuk pelaksanaan penutupan alur sungai agar

alirannya pindah ke saluran pengelak.

i. Penutupan saluran pengelak, setelah pelaksanaan konstruksi bendungan selesai.

2.2. Analisa Kelayakan

Menurut Soeharto (1999), analisa/studi kelayakan merupakan pengkajian yang

bersifat menyeluruh dan mencoba menyoroti segala aspek kelayakan proyek atau

investasi. Disamping sifatnya yang menyeluruh, studi kelayakan harus dapat

menyuguhkan hasil analisis secara kuantitatif tentang manfaat yang akan diperoleh

dibandingkan dengan sumber daya yang diperlukan.

Analisa kelayakan mempunyai tujuan untuk memberikan bayangan atau

pertimbangan kepada pemilik proyek untuk menjalankan atau membatalkan proyek

yang akan dijalankan. Apabila dijalankan maka diharapkan akan mendapatkan manfaat

sesuai dengan yang diinginkan. Analisa kelayakan di lakukan sebelum rangkaian

Page 6: BANGUN BENDUNGAN.pdf

9

kegiatan pelaksanaan suatu proyek dijalankan. Aspek-aspek yang ditinjau dalam analisa

kelayakan, yaitu:

a. Aspek pemasaran

b. Aspek teknis

c. Aspek finansial dan ekonomi

d. Aspek penjadwalan dan pembiayaan

f. Aspek dampak lingkungan

2.2.1. Analisa Manfaat Biaya

Analisa Manfaat Biaya merupakan perhitungan rasio manfaat terhadap biaya.

Dalam perhitungannya nilai waktu dari uang harus tetap dipertimbangkan berdasarkan

perhitungan waktu arus kas yang terjadi setelah proyek dimulai (DeGarmo, 1999).

Analisa Manfaat Biaya merupakan salah satu metode dari studi kelayakan suatu

proyek. Untuk menilai kelayakan suatu proyek dengan Analisa Manfaat Biaya, terlebih

dahulu dilakukan identifikasi terhadap manfaat yang akan diperoleh dari proyek

tersebut, kemudian dilakukan identifikasi terhadap kerugian yang ditimbulkan dari

proyek. Apabila dari proyek yang dibangun menghasilkan hasil yang berupa uang, maka

akan disebut sebagai pendapatan. Dari variabel manfaat, kerugian, pendapatan, dan juga

biaya yang dikeluarkan, kemudian dilakukan analisa sehingga didapatkan hasil sebagai

dasar memutuskan untuk melanjutkan atau membatalkan proyek yang akan dijalankan.

Dalam mengidentifikasi manfaat-manfaat yang diperoleh, sering kali ditemui kesulitan

karena manfaat yang diperoleh dari proyek tidak bisa dinilai dengan satuan uang.

Biasanya analisa manfaat biaya digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek

fasilitas publik yang ditangani oleh pemerintah dimana dari pembangunan proyek ini

tidak diharapkan laba (nirlaba). Dana untuk pembangunan diambil dari pendapatan

negara yang salah satunya dari pajak sehingga bisa dikatakan proyek jenis ini dimiliki

oleh rakyat dan untuk kesejahteraan rakyat. Pendapatan yang diharapkan hanya untuk

mengganti biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan. Oleh karena itu diperlukan

waktu peninjauan yang lama untuk proyek seperti ini.

Menurut DeGarmo (1999), terdapat kesulitan yang melekat pada proyek-proyek

publik yang harus dipertimbangkan dalam melakukan studi ekonomi dan mengambil

keputusan ekonomi terhada proyek-proyek tersebut, yaitu:

Page 7: BANGUN BENDUNGAN.pdf

10

a. Tak terdapat standar laba yang dapat digunakan sebagai ukuran dari efektifitas

keuangan. Kebanyakan proyek publik dimaksudkan untuk nirlaba.

b. Dampak keuangan dari banyak manfaat proyek-proyek publik sulit

dikuantifikasikan.

c. Hanya terdapat sedikit atau sama sekali tidak ada hubungan antara proyek dan

publik, sebagai pemilik proyek.

d. Sering kali terdapat pengaruh politik yang kuat setiap kali dana masyarakat

digunakan. Apabila keputusan terhadap suatu proyek publik dibuat oleh pejabat

terpilih yang tidak lama lagi akan mengadakan pemilihan kembali, manfaat dan

biaya langsung yang ditekankan, sering kali dengan hanya sedikit atau tanpa

pertimbangan terhadap konsekuensi jangka panjang yang lebih penting.

e. Motif laba yang biasa berguna sebagai perangsang untuk mendorong kerja yang

efektif tidak ada, yang bukanlah dengan maksud menunjukkan bahwa setiap proyek

publik tidak efektif atau para manager dan karyawannya tidak dapat diharapkan

bekerja secara efisien. Tetapi laba langsung yang merupakan perangsang dalam

perusahaan swasta dianggap mengakibatkan dampak yang menguntungkan terhadap

efektifitas proyek sektor swasta.

f. Proyek-proyek publik biasanya jauh lebih banyak terkena pembatasan-pembatasan

resmi dibandingkan dengan proyek swasta. Sebagai contoh, daerah operasi untuk

perusahaan tenaga listrik yang dimiliki oleh pemerintah kotapraja mungkin dibatasi

sehingga listrik hanya dapat dijual dalam batas kota, tanpa memandang apakah

pasar untuk kelebihan kapasitas terdapat di luar batas kota atau tidak.

g. Kemampuan badan-badan permerintah untuk modal sangat lebih terbatas

dibandingkan dengan perusahaan swasta.

h. Tingkat bunga yang wajar untuk mendiskonto manfaat-manfaat dan biaya-biaya

suatu proyek publik sering kali kontroversial dan secara politis sensitif. Jelas,

tingkat bungan yang lebih rendah sangat membantu proyek-proyek jangka panjang

yang mempunyai manfaat sosial dan/atau keuangan utama di masa depan,

sedangkan tingkat bunga yang lebih tinggi mendorong tinjauan jangka pendek yang

disini keputusan berdasarkan investasi awal dan manfaat yang bersifat segera.

Page 8: BANGUN BENDUNGAN.pdf

11

2.2.2. Manfaat, Kerugian, Biaya, dan Pendapatan

Dalam uji kelayakan suatu proyek diteliti keseluruhan benefit, disbenefit, biaya-

biaya, dan pendapatan yang didapatkan dan dikeluarkan selama waktu yang diinginkan.

Manfaat adalah segala bentuk keuntungan yang diperoleh masyarakat yang dapat

berupa sesuatu yang nyata ataupun tidak. Pada proyek bendungan yang penulis gunakan

sebagai bahan studi maka manfaat yang diterima masyarakat adalah tersedianya air

kebutuhan hidup sehari-hari dan air irigasi yang cukup untuk sepanjang tahun sehingga

akan menambah produksi pangan dan akhirnya menambah penghasilan petani.

Kerugian adalah segala hal yang negatif yang diterima masyarakat baik

sementara ataupun permanen akibat proyek tersebut. Petani yang sawahnya dibebaskan

untuk pembangunan bendungan akan merasa mengalami kerugian karena tidak bisa

menghasilkan lagi.

Biaya adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam pembangunan proyek serta

fasilitas pendukungnya sampai hasilnya dapat beroperasi sesuai dengan yang

diinginkan. Serta biaya-biaya yang nantinya digunakan untuk operasional dan

perawatan bendungan.

Pendapatan merupakan semua hasil yang didapatkan secara langsung dari

operasional bangunan yang direalisasikan. Semisal, penggunaan air untuk air baku,

perikanan, pariwisata, dan lain sebagainya.

2.2.3. Nilai Uang Terhadap Waktu

Uang dalam jumlah nominal yang sama saat ini dengan yang akan datang akan

memiliki nilai yang berbeda yang disebabkan dari bunga atau laba yang dihasilkan.

Dalam perhitungan rasio manfaat biaya akan diperlukan suatu faktor yang akan

digunakan untuk mengekivalenkan nilai-nilai manfaat, kerugian, biaya, dan pendapatan,

sesuai dengan ukuran waktu (N) yang ditinjau. Rumus-rumus yang digunakan adalah

(DeGarmo, 1999):

1. Mencari nilai future (F) dari nilai present (P) dinyatakan dalam

F = P (F/P, i%, N) dengan perumusan: F = P (1+i)N

2. Mencari nilai present (P) dari nilai future (F) dinyatakan dalam

P = F (P/F, i%, N) dengan perumusan: P = F (1+i)-N

3. Mencari nilai future (F) dari nilai annual (A) dinyatakan dalam

Page 9: BANGUN BENDUNGAN.pdf

12

F = A (F/A, i%, N) dengan perumusan: F = A

i

i N 1)1(

4. Mencari nilai annual (A) dari nilai future (F) dinyatakan dalam

A = F (A/F, i%, N) dengan perumusan: A = F

1)1( Ni

i

5. Mencari nilai present (P) dari nilai annual (A) dinyatakan dalam

P = A (P/A, i%, N) dengan perumusan: P = A

N

N

ii

i

)1(

1)1(

6. Mencari nilai annual (A) dari nilai present (P) dinyatakan dalam

A = P (A/P, i%, N) dengan perumusan: A = P

1)1(

)1(N

N

i

ii

2.2.4. Perumusan Benefit Cost Ratio

Sesuai buku dari DeGarmo (1999), dalam analisa manfaat biaya (B/C rasio)

dicari perbandingan antara benefit/manfaat yang didapatkan dari pembangunan suatu

proyek dengan cost/biaya yang dikeluarkan.

Rasio B/C konvensional dengan PW (Present Worth)

)( MOPWI

BC

B

Rasio B/C termodifikasi dengan PW (Present Worth)

I

MOPWBC

B )(

Dimana: PW = present worth (nilai sekarang)

B = benefit dari proyek

I = investasi awal

O+M = biaya-biaya dari operasional dan perawatan

Setelah dihitung dan nilai B/C diperoleh, maka bisa diambil kesimpulan bahwa proyek

dapat diterima/layak apabila nilai B/C≥ 1.

Page 10: BANGUN BENDUNGAN.pdf

13

Perumusan di atas dapat juga ditulis dalam bentuk nilai tahunan, yaitu:

Rasio B/C konvensional dengan AW (Annual Worth)

)(

)(

MOCR

BAWC

B

Rasio B/C termodifikasi dengan AW (Annual Worth)

CR

MOBAWC

B )()(

Dimana: AW = annual worth (nilai tahunan)

B = benefit dari proyek

CR = jumlah pengembalian modal (misalnya, biaya

tahunan ekivalen dari investasi awal termasuk

kelonggaran untuk nilai sisa (jika ada).

O+M = biaya-biaya dari operasional dan perawatan

Rasio B/C konvensional dengan AW (AnnualWorth), benefit dikurangi oleh besarnya

disbenefit

)(

)()(

MOCR

DAWBAWC

B

Rasio B/C konvensional dengan AW (AnnualWorth), biaya meningkat dengan besarnya

disbenefit

)( MOPWI

BC

B

Dimana: AW = annual worth (nilai tahunan)

B = benefit dari proyek

D = disbenefit dari proyek

CR = jumlah pengembalian modal (misalnya, biaya

tahunan ekivalen dari investasi awal termasuk

kelonggaran untuk nilai sisa (jika ada).

O+M = biaya-biaya dari operasional dan perawatan

Page 11: BANGUN BENDUNGAN.pdf

14

Dalam melakukan perhitungan menggunakan perumusan diatas, benefit dan disbenefit

yang timbul dari proyek haruslah dinilai dalam satuan uang terlebih dahulu.

2.2.5. Analisa Sensitifitas

Analisa sensitifitas merupakan analisa yang digunakan untuk mengetahui

seberapa sensitif pengaruh dari perbedaan/perubahan biaya yang dikeluarkan untuk

membangun suatu proyek terhadap kelayakannya. Analisa ini dilakukan setelah

didapatkan nilai parameter dari perhitungan benefit cost ratio suatu proyek.

2.3. Manfaat dan Kerugian Bendungan

Dalam pembangunan fasilitas publik harus dilakukan peninjauan dari segala

segala sudut pandang agar nantinya mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan.

Begitu pula dengan pembangunan bendungan.

Menurut Linsley (1996), pembangunan bendungan memiliki tujuan/ manfaat

untuk:

a. Irigasi

Kebutuhan air untuk irigasi biasanya bersifat musiman, dengan jumlah maksimum

selama musim panas (kemarau) yang kering dengan kebutuhan yang kecil sekali

atau sama sekali tidak ada pada musim dingin (musim hujan).

b. Penyediaan air

Kebutuhan air rumah tangga lebih mendekati tetap sepanjang tahun dari pada

kebutuhan irigasi, tetapi maksimum musimannya biasanya terjadi di musim panas

(kemarau). Tuntutan kebutuhan itu biasanya bertambah dengan perlahan-lahan dari

tahun ke tahun, sehingga cadangan harus disediakan untuk mengikuti pertambahan

kebutuhan.

c. Daya listrik

Kebutuhan daya listrik biasanya mempunyai variasi musiman yang jelas tergantung

pada jenis daerah yang dilayani. Untuk menghasilkan listrik, air yang dialirkan ke

hilir dilewatkan pada suatu turbin.

d. Pelayaran

Page 12: BANGUN BENDUNGAN.pdf

15

Bendungan yang direncanakan untuk menyediakan air guna menjaga aliran air di

hilir, bagi pelayaran melayani kebutuhan air yang sangat jelas bersifat musiman,

yang pelepasan puncaknya dibutuhkan selama akhir musim kemarau.

e. Pengurangan banjir

Kebutuhan dasar bagi pengurangan banjir adalah cukupnya ruang tampungan

kosong untuk memungkinkan ditahannya air banjir di musim hujan (banjir).

f. Rekreasi

Biasanya tidak praktis untuk merencanakan bendungan besar hanya untuk rekreasi,

sehingga setiap keuntungan dari rekreasi biasanya bersifat tambahan terhadap

fungsi-fungsi lain dari proyek yang bersangkutan. Bendungan rekreasi yang ideal

adalah waduk yang hampir selalu penuh selama musim rekreasi untuk

memungkinkan orang melakukan permainan perahu, memancing, berenang dan

olah raga air lainnya.

g. Ikan dan kehidupan liar

Masalah ikan dan kehidupan liar di bendungan-bendungan besar terutama adalah

persoalan perlindungan. Pembangunan bendungan mengakibatkan perubahan besar

dalam habitat bagi kehidupan liar yang ada, sehingga dapat menyebabkan

pengurangan suatu jenis dan bertambahnya jenis-jenis ikan yang lain. Naik

turunnya permukaan air yang besar dan berlangsung cepat membahayakan ikan,

terutama pada masa-masa kritis, misalnya masa bertelur.

h. Pengendalian pencemaran

Suatu bendungan dapat untuk penambahan aliran-rendah, yaitu pelepasan air pada

masa air-rendah untuk mendapatkan larutan air sedemikian rupa, sehingga sungai

itu dapat lebih baik mengasimilasikan air limbah yang dituangkan kedalamnya.

Walaupun demikian, pelepasan dari suatu bendungan dapat menyumbang

pencemaran, karena perubahan mutu air yang sering terjadi di dalam bendungan.

i. Pengendalian nyamuk

Bila diinginkan, suatu waduk dapat dioperasikan untuk mengendalikan

pertumbuhan nyamuk dengan cara mengatur naik turunnya permukaan air dengan

cepat, yang akan mendamparkan jentik-jentik di pinggir bendungan.

Page 13: BANGUN BENDUNGAN.pdf

16

Selain dari manfaat-manfaat yang telah disebutkan diatas, pembangunan

bendungan juga menimbulkan dampak-dampak terhadap lingkungan sekitarnya, yaitu:

a. Degradasi alur hilir atau tepi-tepi pantai akibat hilangnya sedimen karena tertangkap

di dalam waduk.

b. Hilangnya tempat-tempat yang mempunyai sifat geologis, historis, arkeologis, atau

pemandangan yang unik akibat genangan waduk.

c. Tergenangnya daerah penangkaran benih ikan yang berpindah-pindah yang

menghalangi proses reproduksinya, atau rusaknya kerikil pembenihan akibat

pengerukan atau pelapisan alur.

d. Perubahan suhu air sungai karena adanya waduk mengakibatkan berubahnya

kehidupan air di sungai itu.

e. Pelesapan air dasar waduk yang mungkin mengandung larutan garam berat atau

sedikit oksigen mengakibatkan berubahnya kehidupan air.

f. Drainasi rawa-rawa, lubang-lubang karang dan sebagainya memperkecil peluang

hidup binatang dan burung-burung air atau ampibi.

g. Perubahan mutu air akibat drainasi dari suatu proyek irigasi dapat merangsang

pertumbuhan ganggang di air yang menampungnya atau mendorong perubahan jenis

kehidupan air akibat naiknya kegaraman air di badan air yang menampung drainasi

itu.

h. Terbentuknya penghalang bagi jalur perpindahan normal dari binatang-binatang

darat akibat adanya waduk.

i. Berubahnya jenis-jenis kehidupan air akibat meningkatnya kekeruhan air dari erosi

yang ditimbulkan oleh manusia atau dari pengerukan.

j. Kerusakan jenis-jenis kehidupan yang baik akibat bahan-bahan racun (pestisida,

logam-logam beracun, dan sebagainya) yang dibuang ke dalam sungai dan terpusat

pada rantai pangannya.

k. Kerusakan kehidupan ikan yang harus malalui pompa atau turbin atau bangunan

pelimpah bendungan besar.

l. Kerusakan tumbuh-tumbuhan di tebing sungai akibat perubahan pola aliran sungai

Page 14: BANGUN BENDUNGAN.pdf

17

2.4. Potensi Pengembangan Pada Lokasi Bendungan

Pada lokasi Bendungan Telaga Tunjung akan dikembangkan sebagai daerah

obyek pariwisata yaitu berupa wisata alam, wisata budaya, dan wisata minat khusus.

Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata,

menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata

dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut. Menurut Undang-undang RI No. 9 Tahun

1990 tentang Kepariwisataan, pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dikelompokkan

dalam:

a. Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam, merupakan usaha pemanfaatan

sumber daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan sebagai obyek dan

daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran wisata.

b. Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata Budaya, merupakan usaha seni budaya

bangsa yang telah dilengkapi sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan

sasaran wisata.

c. Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus, merupakan usaha

pemanfaatan sumber daya alam dan atau potensi seni budaya bangsa untuk

dijadikan sasaran wisatawan yang mempunyai minat khusus.