Banda Aceh

download Banda Aceh

of 10

Transcript of Banda Aceh

PROFIL KABUPATEN / KOTA

KOTA BANDA ACEH NANGGROE ACEH DARUSSALAM

KOTA BANDA ACEHADMINISTRASIProfil Wilayah Aceh Utara berada pada jalur yang sangat strategis yang merupakan titik tengah antara Banda Aceh sebagai Ibukota Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan Medan sebagai ibukota Sumatera Utara. Disamping itu Kabupaten Aceh Utara mempunyai daerah penyangga yang cukup luas yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Timur dan Kabupaten Pidie. Letak Kabupaten Aceh Utara pada pesisir aceh bagian utara juga mempunyai hubungan perdagangan dengan Malaysia dan Thailand. Dukungan yang paling strategis adanya sarana dan prasarana perhubungan laut yang relatif memadai dibandingkan dengan kabupaten yang lain dalam Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA BANDA ACEH No. 1. 2. 3. 4. Total Kecamatan Meuraxa Baiturrahman Kuta Alam Syiah Kuala Luas (Km) 16,04 10,16 14,77 20,39 61,36

Kota Banda Aceh terdiri dari 4 kecamatan yaitu kecamatan Meuraxa, Baiturahman, Kuta Alam dan Syiah Kuala., seluas 61,36 km2 dengan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 220.737 jiwa.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh, 2000

Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Syiah Kuala (20,39 km2) sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Baiturrahman (10,16 km2). Sektor lain yang tak kalah pentingnya adalah pariwisata. Sejak dulu Banda Aceh terkenal sebagai kota budaya, karena kedudukannya sebagai pusat Kerajaan Aceh. Sebab itu banyak menyimpan khazanah budaya, monumen, tempat-tempat bersejarah, dan makam raja-raja seperti makan Sultan Iskandar Muda dan makam Syekh Abdurrauf Syiah Kuala. Tempat-tempat itu kini menjadi obyek wisata yang bernilai historis dan spiritual, serta keindahan alam. Fasilitas penunjang wisata seperti penginapan, terutama banyak terdapat di Kecamatan Baiturrahman dan Kecamatan Kuta Alam.

Orientasi Wilayah

Secara geografis wilayah Kota Banda Aceh mempunyai luas 1,36 km2 dengan batasbatas sebagai berikut : Batas Utara : Selat Malaka Batas Selatan : Samudera Hindia Batas Timur : Kabupaten Aceh Besar Batas Barat : Kabupaten Aceh Besar

PENDUDUKJumlah dan Pertumbuhan PendudukTabel 2. JUMLAH PENDUDUK KOTA BANDA ACEH No. 1. 2. 3. 4. Total Kecamatan Meuraxa Baiturrahman Kuta Alam Syiah Kuala Jumlah (jiwa) 66.108 52.486 62.263 39.880 220.737

Jumlah penduduk terbanyak di Kota Banda Aceh terdapat di Kecamatan Meuraxa, yaitu sejumlah 66.108 jiwa, sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Baiturrahman, yaitu sebanyak 52.486 jiwa.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh, 2000

Jumlah penduduk di Kota Banda Aceh dari data terbaru yang didapat adalah sejumlah 264.091 jiwa (BPS Kota Banda Aceh). Sebaran dan Kepadatan PendudukTabel 3. SEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA BANDA ACEH Penduduk No. Kecamatan Jumlah Kepadatan (jiwa) (jiwa/km) 1. Meuraxa 66.108 4.121 2. Baiturrahman 52.486 5.166 3. Kuta Alam 62.263 4.216 4. Syiah Kuala 39.880 1.956 Total 220.737 3.597Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh, 2000

Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu Kecamatan Baiturrahman (5.166 jiwa/ km2), sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu Kecamatan Syiah Kuala (1.956 jiwa/ km2). Jumlah penduduk di Kota Banda Aceh dari data terbaru yang didapat adalah sejumlah 264.091 jiwa (BPS Kota Banda Aceh).

Tenaga Kerja Dilihat dari mata pencaharian penduduk Kabupaten Aceh Utara, sebagian besar (71 %) masih menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Ini berarti walaupun daerah ini sudah ditetapkan sebagai kawasan Zona Industri namun peran sektor pertanian masih sangat dominan dalam perekonomian.Tabel 4. JUMLAH PENCARI KERJA TERDAFTAR PADA KANTOR DISNAKER MENURUT PENDIDIKAN DAN JENIS KELAMIN (AGUSTUS 1997) Pendidikan SD/Sederajat/tdk Tamat SMTP/Sederajat SMTA/Sederajat Sarjana Muda/Sarjana JUMLAH Laki-laki 3.552 1.451 8.756 1.066 14.825 Perempuan 40 254 1.592 1.047 2.933 Total 3.592 1.705 10.348 2.113 17.758

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Dati II Aceh Utara, 1997

Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa jumlah tenaga kerja yang paling banyak terdapat pada Disnaker Tingkat II Aceh Utara adalah pada tingkat pendidikan SLTA/Sederajat yaitu mencapai 10.348 orang (laki-laki 8.756 orang dan perempuan 1.592 orang). Untuk mengetahui jumlah tenaga kerja yang belum ditempatkan sampai Agustus 1997, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

EKONOMIKondisi Perekonomian DaerahTabel 5. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NAD MENURUT KABUPATEN / KOTA TAHUN 1997 - 1999 (%) No. 1. 2. 3. 4. Kabupaten / Kota Aceh Selatan Aceh Singkil Aceh Tenggara Aceh Timur - Migas - Non Migas 5. Aceh Tengah 6. Aceh Barat 7. Simelue 8. Aceh Besar 9. Pidie 10. Aceh Utara - Migas - Non Migas 11. Bireun 12. Banda Aceh 13. Sabang TOTAL MIGAS TOTAL NON MIGAS 1997 5,04 5,69 4,05 -1,04 5,49 4,15 5,61 4,19 5,39 -2,83 6,89 3,14 5,15 5,44 0,16 5,28 1998 -4,49 -3,75 3,67 -9,46 -8,48 0,27 -2,27 -2,48 -5,37 -12,83 -9,87 -7,03 -5,57 -1,54 -9,28 -5,78 1999 1,65 1,86 2,08 -2,21 -2,48 0,34 -0,32 -0,41 -1,29 -7,61 -4,80 -0,58 0,96 1,98 -4,19 -1,33

Kota Banda Aceh kurun waktu 1997-1998 mengalami angka pertumbuhan negatif seiring dengan terpuruknya perekonomian nasional akibat krisis moneter, hingga ke titik -5,57 dari angka pertumbuhan pada tahun 1997 sebesar 5,15%.

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Pendapatan perkapita Kota Banda Aceh mengalami peningkatan dari kurun waktu 1997-1999, yaitu dari 2.002.880 pada tahun 1997 menjadi 2.382.690 pada tahun 1999.

Tabel 6. PENDAPATAN REGIONAL PER KAPITA PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM MENURUT KABUPATEN / KOTA TAHUN 1997 1999 (ribuan rupiah) No. Kabupaten / Kota 1997 1998 1. Aceh Selatan 1.739,12 2.126,00 2. Aceh Singkil 1.433,83 1.677,18 3. Aceh Tenggara 1.696,94 2.071,73 4. Aceh Timur - Migas 2.542,11 3.084,80 - Non Migas 2.079,48 2.483,03 5. Aceh Tengah 2.532,69 3.075,82 6. Aceh Barat 1.517,04 1.854,28 7. Simelue 8. Aceh Besar 2.068,91 2.664,19 9. Pidie 1.572,08 2.049,60 10. Aceh Utara - Migas 15.023,31 24.486,00 - Non Migas 3.007,11 3.309,46 11. Bireun 2.165,00 2.768,38 12. Banda Aceh 2.002,88 2.028,16 13. Sabang 2.286,17 2.579,59 PDRB Per Kapita Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Migas) 3.913,73 5.725,40 PDRB Per Kapita Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Non Migas) 2.033,03 2.421,51Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

1999 2.922,44 2.345,67 2.285,78 3.692,58 3.020,53 3.784,57 2.161,46 3.283,57 2.765,13 24.024,06 4.031,00 3.433,35 2.382,69 2.845,12 6.091,97 2.972,32

DISTRIBUSI PROSENTASE KEGIATAN EKONOMI KOTA BANDA ACEH TAHUN 2000Pertanian; Jasa jasa; Keuangan; 1,47% 8,76% 19,20% Industri Pengolahan; 6,22% Pertambangan dan Penggalian; 0,13%

Pengangkutan dan Komunikasi; 34,51% Listrik Gas, dan Air Bersih; 1,09%Sumber : Badan Pusat Statistik Banda Aceh, 2001

Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Bangunan; 5,55% 23,06%

Dari data tahun 2000, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Banda Aceh yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi (34,51%), kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (23,06%), sektor pertanian (19,2%), sektor jasa-jasa (8,76%). Sedangkan sektor lainnya (14,47%) meliputi sektor pertambangan, industri pengolahan, bangunan, listrik, dan keuangan rata-rata 2,894%.

Dengan beroperasinya kilang gas Arun sejak tahun 1978 dan diikuti dengan tumbuhnya beberapa industri berskala bersar lainnya telah berdampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian daerah dan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Namun disisi lain juga berdampak pada kesenjangan pendapatan antara penduduk yang bekerja di sektor pertanian. Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Utara telah dimasukkan kedalam Zona Industri Lhokseumawe (ZIL). Namun peran industri tersebut masih terbatas pada industri berskala besar / nasional dimana kurang memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, karena tidak ada keterkaitan dengan kegiatan ekonomi masyarakat pada umumnya. Di pihak lain peran industri kecil/industri rumah tangga masih sangat kecil, hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang disumbangkan oleh industri kecil dan rumah tangga dalam PDRB Tingkat II Aceh Utara. Namun demikian potensi pengembangan industri kecil/aneka industri di daerah ini cukup baik, hal ini terlihat dengan telah mulai berkembang berbagai industri kecil dan industri rumah tangga di daerah ini, akan tetapi masih menghadapi kendala karena terbatasnya modal dan kualitas sumber daya manusia. Keuangan Daerah Dari sisi penerimaan APBD Kota Banda Aceh pada tahun 2001, penerimaan daerah yang berasal dari Dana Pendapatan yang berasal dari pemberian Pemerintah atau instansi yang lebih tinggi merupakan yang terbesar yaitu sekitar 94% atau sekitar 86,5 milyar dari sekitar 91,1 milyar, sedangkan penerimaan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah menyumbang sekitar 3% atau sekitar 3,4 milyar. Sedangkan penerimaan lain cukup besar yaitu sebesar 1,183 milyar yaitu yang berasal dari perhitungan sisa anggaran tahun lalu. Dari sisi pengeluaran, anggaran terbesar, diperuntukkan bagi belanja pembangunan yaitu hampir sekitar 70% atau sekitar 62,4 milyar, sedangkan untuk belanja rutin, dialokasikan hanya sebesar 28,6 milyar atau sekitar 30%. Salah satu pertimbangan yang dipakai dalam menentukan kebijakan pengelolaan anggaran belanja seperti sebagai berikut; Belanja pembangunan difokuskan pada sektor yang bersifat cost recovery.Tabel 7. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BANDA ACEH TAHUN 2001 PENERIMAAN JUMLAH (Rp) 1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu 1.183.000.000 2. Bagian Pendapatan Asli Daerah 3.429.273.000 3. Bagian Pendapatan yang berasal dari pemberian Pemerintah 86.585.858.000 atau instansi yang lebih tinggi 4. Bagian Pinjaman Daerah 0 TOTAL 91.198.131.000 PENGELUARAN 1. Belanja rutin 28.698.232.000 Pos DPRD 2. Belanja Pembangunan 62.499.899.000 TOTAL 91.198.131.000Sumber : Departemen Keuangan RI, 2001

Penerimaan PAD kota Banda Aceh perlu ditingkatkan seiring dengan berlakunya UU tentang Otonomi Daerah melalui optimalisasi sumber-sumber pendanaan yang selama ini ada, selain berusaha menciptakan sumber-sumber pendanaan baru, baik dari penerimaan sektor pajak maupun perusahaan daerah.

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMANKomponen Air BersihTabel 8. DATA PENGELOLAAN AIR BERSIH DI KOTA BANDA ACEH NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Pelayanan Penduduk 1. Jumlah penduduk Jiwa 264.091 2. Jumlah pelanggan Jiwa 142.609 3. Penduduk terlayani % 54 II. Data Sumber 1. Nama pengelola : PDAM Tirta Daroy 2. Sistem : 3. Sistem sumber : sumber air permukaan 4. Kapasitas sumber Lt/dt III. Data Produksi 1. Kapasitas produksi Lt/dt 290 2. Kapasitas desain Lt/dt 362,5 3. Kapasitas pasang Lt/dt 435 4. Produksi aktual m3/th IV. Data Distribusi 1. Sistem distribusi : Interkoneksi 2. Kapasitas distribusi Lt/dt 290 3. Asumsi kebutuhan air Lt/org/hr 26.409.100 4. Ratio kebutuhan % 5. Air terjual m3/th 6. Air terdistribusi m3/th 7. Total penjualan air Rp 8. Cakupan pelayanan air % 54 9. Cakupan penduduk Jiwa 142.609 10. Jumlah mobil tangki Unit V. Data Kebocoran 1. Kebocoran administrasi % 2. Kebocoran teknis % 31,03Sumber : PDAM Tirta Daroy

Jumlah kapasitas pasang dari data produksi air yang didapat adalah 435 lt/dt, jumlah ini melebihi kapasitas desain dan kapasitas produksi. Untuk jumlah sambungan air yang ada adalah sebanyak 19.042 unit. Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota Sedang sebesar 15%, dan kebutuhan ideal adalah 100 liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih untuk Kota Banda Aceh disajikan dalam tabel berikut ini :Tabel 9. DATA KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA BANDA ACEH Kapasitas Produksi Kebutuhan Ideal Jumlah Penduduk Kebutuhan Selisih Eksisting Kota Sedang (jiwa) Total (lt/hr) (lt/hr) (lt/org/hr) Lt/dt Lt/hr 264.091 290 25.056.000 100 26.409.100 1.353.100Sumber : analisis

Dari tabel tersebut diatas, maka Kota Banda Aceh dengan jumlah penduduk 264.091 jiwa, membutuhkan air bersih sebesar 26.409.100 liter/hari. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 100 liter/orang/hari. Namun PDAM Kota Banda Aceh baru dapat memproduksi sebanyak 25.056.00 liter/hari. Sehingga masih dibutuhkan kapasitas produksi sebanyak 1.353.100 liter/hari, atau 15,6 liter/detik.

Komponen Persampahan Data persampahan di kota ini tidak cukup banyak, terutama pada data peralatan TPA dan sarana transportasi yang digunakan dalam pengoperasian pengolahan sampah. Untuk jumlah biaya operasional dan pemeliharaan adalah Rp 218.087.500,00Tabel 10. DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BANDA ACEH NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Data Pengumpulan Sampah 1. Nama pengelola : 2. Sistem : 3. Jumlah penduduk Jiwa 264.091 4. Asumsi produksi sampah Lt/org/hr 792.273 m3/hr 792,27 5. Jumlah sampah m3/hr 6. Jumlah pelayanan m3/hr 7. Cakupan layanan geografis Ha 8. Cakupan layanan penduduk Jiwa 9. Ilegal dumping : III. Data TPA 1. Jumlah pelayanan TPA m3/hr 2. Nama TPA : 3. Status TPA : 4. Luas TPA Ha 5. Kapasitas m3 6. Umur Tahun 7. Sistem : 8. Jarak ke permukiman Km 9. Incenerator Unit 10. Nama pengelolaSumber : data

Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka kebutuhan komponen persampahan Kota Banda Aceh disajikan dalam tabel berikut.Tabel 11. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA BANDA ACEH Perkiraan Sampah Timbulan Sampah Jumlah Selisih Timbulan yang Kota Sedang Penduduk (jiwa) Sampah Terangkut (m3) (lt/org/hr) Total (m3//hr) (m3/hr) 264.091Sumber: Analisis

3

792,27

-

-

Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3 liter/orang/hari, Kota Banda Aceh dengan jumlah penduduk 264.091 jiwa, menghasilkan 792,27 m3/hr timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 3/1000. Namun tidak diketahui data sampah yang terangkut, sehingga tidak dapat diketahui selisih antara jumlah sampah yang terangkut dengan perkiran timbulan sampah di Kota Banda Aceh.

Komponen Sanitasi / Limbah CairTabel 12. DATA PENGELOLAAN SANITASI/LIMBAH CAIR DI KOTA BANDA ACEH NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Data Sanitasi On Site 1. Jumlah penduduk Jiwa 264.091 2. Asumsi produksi limbah Lt/org/hr 52.818 3. Kapasitas IPLT 4. Jumlah septik tank Unit 5. Cubluk Unit 6. Cakupan on site 7. Jumlah komunal MCK unit 8. Jumlah komunal septik tank Unit II. Data Tarif Pelayanan Sanitasi 1. Tarif penyedotan Rp 2. Dasar penyedotan Rp III. Data Alat Angkut Sanitasi 1. Jumlah truk tinja Unit 2. Kondisi truk tinja : IV. DATA IPLT 1. Nama IPLT : jambu Tiga Sawah Lebar 2. Kapasitas IPLT m3/bln 3. Nama Pengelola IPLT : 4. Nama IPAL : 5. Lokasi : 6. Operasional angkut : Sumber : data

Komponen DrainaseTabel 13. DATA DRAINASE DI KOTA BANDA ACEH NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Data Pengelolaan Drainase 1. Nama Pengelola : Sub Dinas Cipta Karya Kota Banda Aceh 2. Anggaran Rp 3. Cakupan pelayanan % 4. Cakupan penduduk Jiwa 5. Peresapan air hujan : 6. Stasiun pompa air Unit 7. Kolam retensi Unit II. Data Saluran Drainase 1. Curah hujan mm/th 2. Total panjang saluran Km 3. Panjang saluran primer Km 4. Panjang saluran sekunder Km 5. Panjang saluran tersier Km 6. Kondisi saluran baik % 7. Kondisi saluran sedang % 8. Kondisi saluran rusak % III. Data Genangan 1. Luas genangan Ha 2. Tinggi genangan m 3. Lama genangan Jam 4. Frekuensi genangan /tahun Sumber : data

Komponen Jalan Tersedianya Prasarana jalan dan jembatan merupakan persyaratan utama untuk kelancaran arus barang dan jasa dalam rangka peningkatan ekonomi daerah. Kondisi jalan dalam Kabupaten Dati II Aceh Utara umumnya relatif baik, terutama Jalan Nasional dan Jalan Porinsi. Upaya peningkatan mutu jalan terus ditingkatkan setiap tahunnya. Peningkatan jalan Kabupaten di lakukan melalui dana PAD dan IPJK. Peningkatan kondisi jalan tidak saja ditujukan pada peningkatan kualitas tetapi juga perluasan jaringan jalan terus dilakukan terutama jalan-jalan yang menghubungkan antara daerah-daerah, sentera produksi dan daerah terisolir yang potensial namun belum terjamah.Tabel 14. JUMLAH ARMADA ANGKUTAN JALAN RAYA (DARAT) KOTA BANDA ACEH TAHUN 1999 Jenis Angkutan Angkutan kota antar propinsi (bus besar) Angkutan kota antar kabupaten/kota (bus besar & sedang) Taksi Angkutan kota (labi-labi) Truk (besar & kecil)Sumber : BPS Kota Banda Aceh, 1999

Jumlah (Unit) 123 84 152 839 1.355

Jumlah armada angkutan jalan raya (darat) yang terbanyak adalah kendaraan truk, sedangkan untuk sarana transportasi dalam kota (labi-labi) sejumlah 839 unit.