Baju Pengantin Adat Jawa Tengah

2
Ade Hasna Fauziah_02_XII MIA 7 Baju Pengantin Adat Jawa Tengah Sesuai dengan adat budaya masyarakat Jawa Tengah yang penuh dengan tata krama dan etika, pakaian adat dan baju pengantin adat Jawa Tengah banyak mengandung filosofi mendalam tentang kesopanan dan berbagai harapan baik bagi kedua mempelai agar berbahagia dalam mengarungi bahtera rumah tangga bersama pasangan. Kain batik yang dikenakan oleh kedua mempelai pun merupakan perlambangan dari doa untuk mendapatkan kehidupan yang baik dan ketentraman. Pengantin Perempuan Pada busana pengantin Solo Putri, untuk pengantin perempuan terdiri dari kebaya di bagian atas dan kain batik di bagian bawah. Di bagian atas, pengantin menggunakan kebaya yang terbuat dari beludru berwarna hitam, hijau, biru, merah, ungu atau coklat. Bahan beludru menambah kesan glamor dan elegan bagi sang pengantin. Kebaya yang digunakan adalah kebaya panjang hingga lutut pengantin dan pada bagian depan memakai Bef atau Kutu Baru. Pada Kutu Baru dipasang bros renteng atau susun tiga sehingga terlihat indah. Pada bagian bawah, menggunakan kain batik dengan motif khusus yaitu Sido Mukti, Sido Mulyo, dan Sido Asih, serta diwiru (lipatan pada bagian depan kain) berkisar 9, 11 atau 13 jumlahnya. Saat pengantin berjalan, wiru akan melambai seperti ekor burung merak. Sebagai pelengkap busana, selop yang terbuat dari bahan beludru dengan warna senada

description

mengenai baju pengantin adat jawa tengah

Transcript of Baju Pengantin Adat Jawa Tengah

Page 1: Baju Pengantin Adat Jawa Tengah

Ade Hasna Fauziah_02_XII MIA 7

Baju Pengantin Adat Jawa TengahSesuai dengan adat budaya masyarakat Jawa Tengah yang

penuh dengan tata krama dan etika, pakaian adat dan baju

pengantin adat Jawa Tengah banyak mengandung filosofi

mendalam tentang kesopanan dan berbagai harapan baik bagi

kedua mempelai agar berbahagia dalam mengarungi bahtera

rumah tangga bersama pasangan. Kain batik yang dikenakan oleh

kedua mempelai pun merupakan perlambangan dari doa untuk

mendapatkan kehidupan yang baik dan ketentraman.

Pengantin PerempuanPada busana pengantin Solo Putri, untuk pengantin perempuan terdiri dari kebaya di

bagian atas dan kain batik di bagian bawah. Di bagian atas, pengantin menggunakan kebaya

yang terbuat dari beludru berwarna hitam, hijau, biru, merah, ungu atau coklat. Bahan

beludru menambah kesan glamor dan elegan bagi sang pengantin. Kebaya yang digunakan

adalah kebaya panjang hingga lutut pengantin dan pada bagian depan memakai Bef atau Kutu

Baru. Pada Kutu Baru dipasang bros renteng atau susun tiga sehingga terlihat indah.

Pada bagian bawah, menggunakan kain batik dengan motif khusus yaitu Sido Mukti, Sido

Mulyo, dan Sido Asih, serta diwiru (lipatan pada bagian depan kain) berkisar 9, 11 atau 13

jumlahnya.  Saat pengantin berjalan, wiru akan melambai seperti ekor burung merak. Sebagai

pelengkap busana, selop yang terbuat dari bahan beludru dengan warna senada dengan

kebaya pengantin akan membuat penampilan pengantin semakin sempurna.

Pengantin Pria Pengantin pria mengenakan Beskap Langen Harjan, kemeja berkerah dan bermanset

yang dipadu dengan batin bermotif sama dengan pengantin wanita yaitu Sido Mukti, Sido

Mulyo atau Sido Asih.

Perhiasan yang dikenakan pengantin pria berupa bros yang dipakai pada kerah dada sebelah

kiri, dan memakai kalung Karset atau Kalung Ulur dengan bros kecil di bagian tengah yang

Page 2: Baju Pengantin Adat Jawa Tengah

disebut Singetan. Ujung karset ditarik ke kiri dan diselipkan pada saku beskap sebelah kiri.

Di bagian pinggang, terdapat sabuk dan

Boro yang terbuat dari bahan cinde

Sebagai perlambang kegagahan, pengantin pria mengenakan keris berbentuk Ladrang dan

diberi Bunga Kolong Keris. Keris Ladrang diberi ukiran di tangkai yang disebut Pendok dan

diberi perhiasan berbentuk lngkaran bulat seperti cincin yang disebut Selut dan Mendak.

Keris ini diselipkan di bagian belakang sabuk.