Baja Tulangan

4
1. BAJA TULANGAN 1.1 UMUM A. Gambar kerja harus menunjukkan semua ukuran terpasang, posisi penulangan beserta perlengkapannya yang harus disetujui Direksi/Pengawas sebelum pelaksanaan. B. Semua baja tulangan yang akan dipakai harus berasal dari produksi pabrik yang telah disetujui pengawas. C. Sertifikat asli dari pabrik dan sertifikasi hasil test untuk setiap pengiriman baja tulangan yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diserahkan kepada Direksi/Pengawas. Sertifikat harus menunjukkan analisa kimia serta hasil uji tarik dan lengkung baja. Untuk setiap pengiriman minimum dua buah contoh benda uji harus diambil secara acak per jumlah 7000 kg untuk masing – masing diameter (jika hasil test telah memenuhi syarat kekuatan uji tarik dan uji lengkung yang ditetapkan dalam spesifikasi dan menggunakan keluaran pabrik yang sama, maka jumlah contoh benda uji dapat dikurangi secara bertahap, proportional dengan kelipatannya hingga pengambilan benda uji mencapai 2 buah benda uji per jumlah 50.000 kg untuk masing – masing diameter). Dengan panjang masing – masing 100 cm dari tiap jenis ukuran dan harus diuji pada laboratorium uji yang telah ditunjuk Direksi Pengawas. Bilamana dipandang perlu, Direksi pengawas dapat meminta tamabahan jumlah contoh benda uji selama pelaksanaan. 1.2 BAJA TULANGAN A. Semua baja untuk tulangan poko yang dipakai adalah baja ulir yang mempunyai tegangan tarik leleh minimum sebesar 4000 kgf/cm 2 (BJTD 40) untuk semua diameter besi, dengan ketentuan minimal bahwa :

description

rencana kerja dan syarat syarat baja tulangan

Transcript of Baja Tulangan

1. BAJA TULANGAN 1.1 UMUMA. Gambar kerja harus menunjukkan semua ukuran terpasang, posisi penulangan beserta perlengkapannya yang harus disetujui Direksi/Pengawas sebelum pelaksanaan.

B. Semua baja tulangan yang akan dipakai harus berasal dari produksi pabrik yang telah disetujui pengawas.

C. Sertifikat asli dari pabrik dan sertifikasi hasil test untuk setiap pengiriman baja tulangan yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diserahkan kepada Direksi/Pengawas. Sertifikat harus menunjukkan analisa kimia serta hasil uji tarik dan lengkung baja. Untuk setiap pengiriman minimum dua buah contoh benda uji harus diambil secara acak per jumlah 7000 kg untuk masing masing diameter (jika hasil test telah memenuhi syarat kekuatan uji tarik dan uji lengkung yang ditetapkan dalam spesifikasi dan menggunakan keluaran pabrik yang sama, maka jumlah contoh benda uji dapat dikurangi secara bertahap, proportional dengan kelipatannya hingga pengambilan benda uji mencapai 2 buah benda uji per jumlah 50.000 kg untuk masing masing diameter). Dengan panjang masing masing 100 cm dari tiap jenis ukuran dan harus diuji pada laboratorium uji yang telah ditunjuk Direksi Pengawas. Bilamana dipandang perlu, Direksi pengawas dapat meminta tamabahan jumlah contoh benda uji selama pelaksanaan.

1.2 BAJA TULANGAN A. Semua baja untuk tulangan poko yang dipakai adalah baja ulir yang mempunyai tegangan tarik leleh minimum sebesar 4000 kgf/cm2 (BJTD 40) untuk semua diameter besi, dengan ketentuan minimal bahwa :

a) Kuat leleh aktual berdasar uji di laboratorium, tidak melampaui kuat leleh yang ditentukan sebesar lebih dari 120 Mpa

b) Ratio kuat tarik aktual terhadap kuat leleh aktual tidak kurang dari 1,25B. Jika digunakan wire mesh, harus mempunyai tegangan tarik leleh minimum sebesar 5000 kgf/cm2 atau sesuai standar kekuatan yang dikeluarkan dari pabrik yang telah ditentukan.

C. Jika diperlukan dan diijinkan pengelasan baja tulangan harus mengikuti persyaratan AWS D1.4 tidak diperkenankan pengelasan pada pertemuan tulang yang bersilangan (tack welding) kecuali dengan persetujuan atau petunjuk Direksi Pengawas.

1.3 TOLERANSI FABRIKASI DAN PEMASANGAN

A. Tulangan yang digunakan untuk pembesian beton harus dirakit sesuai dengan syarat toleransi yang tercantum dalam ACI 315.

B. Pemasangan tulangan harus mengikuti toleransi sebagai berikut :

Jarak bersih ke permuakaan bekisting (5 mm

Jarak minimum antara dua tulangan 5 mm

C. Bilamana perlu tulangan dapat digeser untuk menghindari pertemuan denga baja tulangan yang lain, pipa dan benda benda yang tertanam. Jika jarak pergeseran tulangan lebih dari satu kali diameter tulangan atau melebihi persyaratan toleransi di atas, pengaturan tulangan pada bagian tersebutharus mendapat persetujuan direksi pengawas.

1.4 PEMASANGAN

A. Sebelum pemasangan, baja tulangan harus dibersihkan dari karat, bahan lumpur, minyak atau bahan lain yang melekat yang dapat merusak atau mengurangi daya lekatannya terhadap beton.

B. Baja tulangan harus diletakkan pada posisi yang tepat dan dijaga terhadap kemungkinan bergeser pada saat pengecoran dengan diikatkan satu sama lainnya dengan kawat beton yang cukup kuat. Ujung ujung kawat eton harus dibengkokan ke arah sebelah dalam dan tidak boleh keluar dari selimut beton.

C. Pembengkokan ulang semua baja tulangan harus dalam keadaan dingin kecuali ditentukan lain oleh Direksi/Pengawas. Pada baja tulangan yang mempunai tegangan tarik leleh tinggi tidak diperkenankan dilakuka pembengkokan ulang. Harus digunakan pekerja yang ahli dan terampil untuk pemotongan, pembengkokan dan pemakaian alat alat yang ang tepat untuk pekerjaan ini. Pembengkokan ulang tulangan yang sudah tertanam didalam beton, jari jari dalam pada bengkokan tersebut harus lebih besar dari dua kali ukuran diameter tulangannya.

D. Kecuali ditentukan lain , tulangan yang disangga diatas tanah harus menggunakan penyangga dari blok beton pracetak dengan luas minimum 10 cm 2 dan mempunyai kekuatan tekan yang sama dengan kekuatan tekan beton yang akan dicor. Penyangga lain dapat digunakan dengan persetujuan Direksi/Pengawas. Tulangan disangga dari bekisting dengan menggunakan penyangga dari beton, metal, atau material lain yang telah disetujui Direksi Pengawas. Pada beton yang akan diekspose, bagian dari semua aksesori yang berada tidak lebih dari 15mm ke dalam permukaan beton harus non korosif atau dilindungi dari korosi.

E. Bagian tulangan untuk keperluan sambunga tulangan yang berada di luar beton yang sudah dicor (starter bars, dsb) untuk jangka waktu yang lama harus dilindungi terhadap korosi.

F. Panjang sambungan lewatan pada wire mesh yang direncanakan untuk memikul beban, tidak kurang dari jarak spasi pada wire mesh ditambah 50 mm. Wire mesh tersebut harus disangga seperti yang dipersyaratkan untuk baja tulangan.

G. Panjang sambungan lewatan pada wire mesh yang tidak direncanakan memikul beban, tidak kurang dari 50 mm wire mesh harus diteruskan kedalam balok penumpu dan dinding sampai 100 mm dari tepi beton atau dapat juga diteruskan sepanjang sambungan pengecoran. Wire mesh harus disangga dengan baik dan cukup untuk menjamin posisinya didalam pelat tidak berubah selama pengecoran, baik disangga menurut cara yang dipersyaratkan dalam bagian 1,4 D atau dengan meletakkan wire mesh diatas lapisan cor beton pada ketebalan yang telah ditentuan untuk kemudian dicor beton bagian lapisan atas dari pelat tersebut.

H. Tulangan memanjang kolom harus bergeser minimum satu diameter pada sambungan lewatan. Untuk menjamin ketepatan penempatan tulangan pada posisinya, harus dipasang pelat pembantu (template) pada tiap stek kolom.

I. Sebelum pengecoran beton, direksi pengawas diberi kesempatan dan waktu yang ckup untuk memeriksa dan selanjutnya menyetujui secara tertulis semua pekerjaan pemasangan tulangan. Persetujuan mana tidak berarti membebaskan kontraktor utama dari tanggung jawabnya. Setelah dilakukan pemeriksaan, susunan tulangan tidak boleh dirubah tanpa persetujuan direksi pengawas.