Bai

15
MAKALAH PENDIDIKAN ISLAM DALAM FILSAFAT Makalah Ini Dibuat Sebagai Tugas Individu Pada Mata Kuliah PILSAFAT SAINS Disusun Oleh: Baidilah (09221008) DOSEN PEMBIMBING LITADO D. JUSMA, M pd. FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN MIPA MATEMATIKA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2010

Transcript of Bai

Page 1: Bai

MAKALAH

PENDIDIKAN ISLAM DALAM FILSAFAT

Makalah Ini Dibuat Sebagai Tugas Individu Pada Mata Kuliah

PILSAFAT SAINS

Disusun Oleh:

Baidilah (09221008)

DOSEN PEMBIMBINGLITADO D. JUSMA, M pd.

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA MATEMATIKA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2010

Page 2: Bai

A. Pendahuluan

Setiap orang memiliki filsafat walaupun ia mungkin tidak sadar akan hal

tersebut. Kita semua mempunyai ide-ide tentang benda-benda, tentang sejarah, arti

kehidupan, mati, Tuhan, benar atau salah, keindahan atau kejelekan dan sebagainya. .

Banyak orang termenung pada suatu waktu. Kadang-kadang karena ada kejadian

yang membingungkan dan kadang-kadang hanya karena ingin tahu, dan berfikir

sungguh-sungguh tentang soal-soal yang pokok.minsalnya: Apakah kehidupan itu,

dan mengapa aku berada disini? Mengapa ada sesuatu? Apakah kedudukan

kehidupan dalam alam yang besar ini ? Apakah alam itu bersahabat atau

bermusuhan ? apakah yang terjadi itu telah terjadi secara kebetulan ? atau karena

mekanisme, atau karena ada rencana, ataukah ada maksud dan fikiran didalam benda .

Oleh karena itu filsafat dimulai oleh rasa heran, bertanya dan memikir tentang

asumsi-asumsi kita yang fundamental (mendasar), maka kita perlukan untuk meneliti

bagaimana filsafat itu menjawabnya.

Pada makala ini akan kita bahas tentang Pengertian Filsafat pendidikan Islam,

Studi dalam filsafat pendidikan islam,dasar pelaksanaan pendidikan islam, Ruang

Lingkup Filsafat Pendidikan Islam, Kegunaan Filsafat Pendidikan Islam, dan

Metode Pengembangan Filsafat Pendidikan Islam,

Page 3: Bai

B.pembahasan

A. Pengertian Filsafat pendidikan Islam

Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata

Sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta cinta

terhadap ilmu atau hikmah.

Selain itu terdapat pula teori lain yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari

kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani, Philosophia: philos berarti cinta,

suka (loving), dan sophia yang berarti pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi,

Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran atau

lazimnya disebut Pholosopher yang dalam bahasa Arab disebut failasuf.

Sedangkan pengetian Pendidikan adalah daya upaya yang memajukan

bertumbuhnya budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak, guna memejukan kesempurnaan

hidup, kehidupan dan penghidupan anak–anak selaras dengan dunianya. 1

Pendidikan sebagai sebuah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang

cocok bagi induvidu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan

budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke genersi. 2

Dan Islam adalah agama yang meng-Esakan Alla S.W.T. yang bertujuan

untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dari beberapa kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengertian fisafat dari

segi kebahasaan atau semantik adalah cinta terhadap pengetahuan atau kebijaksanaan.

Dengan demikian filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang menempatkan

pengetahuan atau kebikasanaan sebagai sasaran utamanya.

Sehingga dapat kita simpulkan bahwa filsafat pendidikan islam adalah cinta

terhadap pengetahuan yang mengarahkan pada kebahagian dunia dan akhirat bagi

semia individu muslim.

B.Studi dalam filsafat pendidikan islam

1 Ki Hajar Dewantara. 1997. Pisikologi Pendidikan ( Dalam Buku Nyayu Khadijah ), Grafika Telindo Press, Hal. 27. 2 Crow, L., D. dan Alic Crow. 1984. Educational Psychology, Diterjemahkan oleh : Z. Kasijan, Surabya : Bina Ilmu. Hal . 27.

Page 4: Bai

Dalam rangka membina filsafat pendikan islam yang di dasari nilai islam,

maka di perlukan berbagai ilmu pengetahuan dan pengalman. Suatu pilsafat pendikan

yang berdasar islam tidak lain adalah pandangan dasar tentang pendidikan yang

berdasarkan ajaran islam dan yang orientasi pemikirannya berdasarkan ajaran

tersebut3

Filsafat pendidikan islam yang kita kehendaki adalah suatu pemikiran yang

serba mendalam, mendasar, sistematis, terpadu, dan logis, menyeluruh seta universal

yang tertuang atau tersusun kedalam suatu bentuk pemikiran atau konsep suatu

sistem.

Mengingat filsafat pendidikan islam adalah filsafat tentang pendidikan yang

tidak di batasi oleh lingkungan kelembagaan islam saja atau oleh ilmu pengetahuan

dan pengalaman ke islaman semata- mata, melainkan menjangjau semua ilmi

pengetahuan yang seluas aspirasi masyarrakay muslim, maka pandangan dasar yang

menjasi titik tolah studi adalah ilmu pengetahuan yang teoritis dan praktis dalam

segala bidang pengetahuan yang bekaitan dengan masalah pendidikan yang ada dan

yang akan ada dalam masyarakat yang berkembang terus tanpa mengalami

kemandegan.

Terbukti dalam sejarah perkembangan pemikiran islam tentang gejala hidup

duniawi dalam segala bidangnya, filusuf-filusuf islam dapat mengungkapkan ke

dunia barat pada khususnya bahwa islam ternyata tidak hanya melacak masalah-

masalah keagamaan saja, melainkan juga menggerakkan aspirasi manusia dalam

penggalian ilmu pengetahuan yang oleh dunia medern saat ini tetap di ingati sebagai

basis pengetahuan yang berdaya ” mengembangkan” ilmu aljabar, penggali

pertamanya adalah Ibnu Jabir, pemikir muslim dari Afrika Utara ; ilmu optik yang

pernah di gali oleh Ar-Razy dan sebagainya, dapat di pelajari dalam sejarah

kebudayaan islam4.

3 Prof.Dr.Fadhil Al-Djamaly,Tarbijah Al Insan Al-Djadid, hal 97 – 98 ( untuk dibandingkan).4 Philip K. Hifti, The Arab a Short Histori. Terj. Oleh Usuludin Hutagalung, pp. 170 - 185

Page 5: Bai

Berdasarkan pemikiran tentang pendidikan islam yang tercatat dalam sejarah

yaitu pendiri sekolah-sekolah yang terkenalantara lain Nurudin Zauki dan Nidzam Al

Mulky zaman khalifah harun Ar-Rasyid abad 4 H, yang pernah merintis kearah

pendidikan pormal, berupa sekolah di iringin dengan metode-metode pengajaran yang

child centered pada masanya, kualitas nilainya dalam ke[ribadian/ pengajaran tetap di

anggap baik sampai masa kini5

Jadi dalam studi tantang filsafat pendikan islam tersebut haru di tuntut

pengasaan ilmu-ilmu pengetahuan yang melengkapi yang dapat menjadi sumber

potensi rujukan pemikiran-pemikiran bidang tersebut yang dapat melingkupi

sekurangkurangnya sbb:

1. ilmu agama Islam yang luas dan Mandalam

2. ilmu pengetahuan tentang kebudayan islam dan umum serta sejarahnya

3. filsafat islam dan umum seta ilmu-ilmu cabang kefilsafatan yang

kontemporer saat ini

4. ilmu tentang manusia seperti psikolagi dalam segala cabangnya yang

releven dengan kependidikan, serta yang mengenai perkembangan

kehidupan manusia

5. science dan teknologi yang terutama berhubungan dengan hajat hidup

manusia dan yang berpenganruh terhadap perkembangan pendidikan

minsalnya teknolgi pendidikan

6. ilmu terntang sistem approact seta ilmu tentang metode pendidikan dan

riset pen didikan

7. pengalaman tentang teknik-teknik operasional kependidikan dalam

masiarakat

8. ilmu pengetahuan tentang masyarakat seperti sosiolagi terutama tentang

sosiolagi pendidikan

5 Keterangan tentang sekolah-sekolah yang di dirikan oleh nuruddin Zauki dan Nizam Al Mulki dalam buku prof. Dr. Ahmad Salabi, trench Attarbijjah, Al-Islamijjah, terj, sejarah pendidikan islam , Oleh Prof. H. Muchtar Yahya dan Drs. Sanusi Latip, pp 112-129

Page 6: Bai

9. ilmu tentang kemanusiaan lainnya seperti antropolagi budaya, ekolagi dan

etnologi dan sebagainya

10. ilmu tentang teori pendidikan atai poedogogik6

pada uraian diatas terdapat berbagai studi umum, seperti sosiolagi hal ini

tentunya adalah suatu bukti bahwa kita umat islam di tuntut untuk tidak hanya

berpaku pada materi-materi tentang keislaman saja dalam penggalian ataupun

memberikan ilmu pengetahuan dalam prosesbelajar, yang akhirnya akan membuat

kita menjadi lebih primitif dan tidak berkembang. Kita juga harus mengetahui tentang

hubungan-hubungan sosial dan dengan alam semesta. Karena pada dasarnya semua

itu terdapat di dalam Alquran hanya saja sebagian dari kita, ataupun banyak diantara

kita yang tidak mengetahui hal itu.

Namun demikian kita juga tidak boleh melupakan tentang dasar ataupun

sumber pengetahuan kita sebagai umat islam. Jadi disini kita harus pandai memilah

dan memilih ulmu-ilmu yang bermanpaaf atau tidak bagi dirikita khususnya dan

umat islam umumnya.

C.Metode yang di gunakan dalam pendidikan islam

Dalam sejarah pendidikan islamdapat di ketahui bahwapara pendidik muslim

dalam brbagai situasi an kondisi yang berbeda , terlah menerapkan berbagai macam

metode pendidikan atau pengajaran.

Metode yang digunakan dalam pendidikan islam tidak hanya metode

mendidik atau mengajar, melainkan juga metode belajar yang harus di gunakan anak

didik.

Menurut Al Gozzaly, seorang pendidik agar memperoleh sukses dalam

tugasnya haru menggunakan pengaruh seta cara yang tepat terarah7

6 Bandingkan pendapat Prof. Dr. Fadhil dalam bukunya ; Tarbijjah Al-Insan Al- Djadid, p. 257 Aly Al-Djumlathy & Abu Futuh At-Tawanisy, Dirasat Muqaramah fit Tarbijjah Al-Islamijjah, op cit, pp. 111 - 116

Page 7: Bai

Bila seorang anakdidik di biasakan dengan sifat-sipat yang baik, maka akan

berkembanglah sifat-sifat yang baik itu pada dirinya dan akan memperoleh

kebahagian hidup dunia dan akhirat. Orang tua, gurunya, pendidiknya juga akan terut

berbahagia bersamanya, sebaliknya bila anak itu kita niasakan dengan sifat-sifat yang

jelak, dan kita biarkan bagitu saja, maka ia akan celaka dan binasa.semua tanggung

jawab dalam hal itu terletak pada pengasuh dan walinya. Walinya wajib menjaga

anak tersebut dari segala dosa, mendidik dan mengajarnya dengan budi perketi yang

luhur seta menjaga jangan sampai bergaul dengan teman-temannya yang nakal ....dan

seterusnya8

Di dalam membahas masalah belajar Al-Gozaly lebih menekankan petensi

rasio daripada petensi kejiwaan yang lain. Meskipun potensi rasio manusia di

pandang berbeda di dalam kekuasaan tuhan. Kakuasaan Tuhan adalah yang pertama

sedangkan rasio menubia adalah yang kedua.

Beliau menyatakan ”secara potensial, pengetahuan itu ada di dalam jiwa

manusia bagaikan benih di dalam tanah. Dengan melaui belajar potensi itu baru

menjadi aktual” dalam hal mendidik, Al Gozaly mengambil sistem yang berasaskan

keseimbangan antara kemampuan rasional dengan kekuasaan tuhan , antara

kemampuan penalaran dengan pengalaman mistik yang membarikan ruang

bekerjanya akal pikiran, dan keseimbangan antara berpikir deduktip logis dengan

pengalaman empiris manusia9

Atas dasar pandangan Al Gozzaly yang becoral empiris itu, maka tergambar

pula dalam metode pendidikan yang di inginkan. Diantaranya lebih menekankan pada

perbaikan sikaf dan tingkah laku para pendidik dalam mendidik, seperti:

1. guru harus bersikap mencintai murudnya bagaikan anak sendiri10

8 Al-Gozaly, Al Ihya Ulumuddin, juzz III. P. 639 A.L. Tibawi , Islamic Education, Its Tradition and Modernization into arab national System, pp. 42 - 4310 Aly Al-Djumlathy & Abu Futuh At-Tawanisy, Dirasat Muqaramah fit Tarbijjah Al-Islamijjah, pp. 111 - 115

Page 8: Bai

2. Guru tidak usa mengharapkan upah dari tugas pekerjaannya, kaena

mendidik atau mengajar mengikuti tugas pekerjaan mengikuti jejak nabi

Muhamad S.a.w. nilainya lebih tingi dari ukuran harta atu uang. Mengajar

atau mendidik adalah usaha yang menunjukkan manusia kearah yang haq

dan kebaikan seta ilmu. Upahnya adala hterletak pada diri anak didik yang

setelah dewasa menjadi orang yang mengamalkan hal-hal yang ia didikkan

atau ajarkan.

3. guru harus menberikan nasehat kepada muridnya agar menuntut ilmu tidak

untuk kebanggaan diri atau untuk mencari keuntungan pribadi, melainkan

untuk mendekatkan diri kepada Allah S.W.T. tidak pula untuk mencari

kehidupan atau pekerjaan yang berlebi-lebihan.

4. guru harus mendorong muridnya untuk mencari ilmu yang bermanfaat.

Ilmu yang bermanfaat itu adalah ilmu yang dapat membawa kebahagiaan

dunia dak akhirat.

5. guru harus memberikan contoh yang baik dan taauladan yang indah

dimata anak didik sehingga anak senang untuk mencontoh tingkah

lakunya. Dia harus bejiwa halus, sopan serta berjiwa tasammuh ( lapang

dada ), murah hati dan terpuji.

Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa dalam proses belajar mengaajar

ataupun pendidikan yang menjadi faktor penentu utama antara berhasil dengan

tidaknya itu adalah pendidik yang dalam hal ini meberikan ilmu, namun tidak

mengekang anak didik sehingga ia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang di

berikan kepadanya, atau dengan kata lain keberhasilannya adlah keberhasilan yang

merdeka, bukan seperti penjinakan, akan tetapi pendidik harus senantiasa

memperhatikan perkembangannya itu agar ia tidak keluar dari jalur pendidikan yang

bertujuan memberikan kebahagiaan dunia akhirati

D. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Islam

Dasar pelaksanaan pendidikan islam itu adalah alquran dan hadis sebagaimana

pirman Allah SWT:

Page 9: Bai

”Dan demikian kami wahyukan kepadamu wahyu dengan perintah kami. Sebelumnya

kamu tidaklah mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Alquran itu

cahaya yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami. Dan sesungguhnya kamu

benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang benar’11

Dan Hadis dari Nabi SAW :

“ Sesungguhnya orang mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang

senantiasa tegak taat kepada-Nya dan memberikan nasihat kepada hamba-Nya,

sempurna akal pikirannya, serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka

beruntung dan memperoleh kemenangan ia”12

Dari ayat dan hadis di atas tadi dapat diambil kesimpulan :

1. Bahwa al Qur’an diturunkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk

kearah jalan hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk

kearah jalan yang diridhoi Allah SWT.

2. Menurut Hadist Nabi, bahwa diantara sifat orang mukmin ialah saling

menasihati untuk mengamalkan ajaran Allah, yang dapat diformulasikan

sebagai usaha atau dalam bentuk pendidikan Islam.

3. Al Qur’an dan Hadist tersebut menerangkan bahwa nabi adalah benar-benar

pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sehingga beliau memerintahkan

kepada umatnya agar saling memberi petunjuk, memberikan bimbingan,

penyuluhan, dan pendidikan Islam.

Alquran sebagai sumber ilmu bagi umat islam, bila seseorang telah dirasuki

keimanan, bahwa tiada tuhan selain Allah dan muhammad utusan Allah maka

keberadaan Alquran tidak dapat di sangkal lagi dan Ayat-ayat Alquran tidak

11 QS. Asy-Syura : 5212 al Ghazali, Ihya Ulumuddin hal. 90

Page 10: Bai

sulilt di terima. Itulah sebabnya keyakinan kepada Allah di letakkan pada

urutan pertama dalam rukun Iman maupun rukun Islam.

E. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam

Muzayyin Arifin13 menyatakan bahwa mempelajari filsafat pendidikan Islam

berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematik. Logis, dan menyeluruh

(universal) tentang pendidikan, ysng tidak hanya dilatarbelakangi oleh pengetahuan

agama Islam saja, melainkan menuntut kita untuk mempelajari ilmu-ilmu lain yang

relevan.

Dari pendapat di atas, memberi petunjuk kepada kita bahwa ruang lingkup

filsafat Pendidikan Islam adalah masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan

pendidikan, seperti masalah tujuan pendidikan, masalah guru, kurikulum, metode,

dan lingkungan pendidikan.

F. Kegunaan Filsafat Pendidikan Islam

Prof. Mohammad Athiyah anrosyi menyimpulkan 5 tujuan yang asasi bagi

pendidikan Islam14

1. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia. Islam menetapkan

bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam.

2. Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Pendidikan Islam

tidak hanya menaruh perhatian pada segi keagamaan saja dan tidak hanya

dari segi keduniaan saja, tetapi dia menaruh perhatian kepada keduanya.

sekaligus.

3. Menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajaran dan memuaskan untuk

mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu bukan sekedar sebagai

13 . Muzayyin Arifin filsafat pendidikan Islam 1953, 20-24

14 ..Prof. Mohammad Athiyah abrosyi, kajiannya tentang pendidikan Islam 23-24

Page 11: Bai

ilmu. Dan juga agar menumbuhkan minat pada sains, sastra, kesenian,

dalam berbagai jenisnya.

4. Menyiapkan pelajar dari segi profesional, teknis, dan perusahaan supaya ia

dapat mengusai profesi tertentu, teknis tertentu dan perusahaan tertentu,

supaya dapat ia mencari rezeki dalam hidup dengan mulia di samping

memelihara dari segi kerohanian dan keagamaan.

5. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan.

Pendidikan Islam tidaklah semuanya bersifat agama atau akhlak, atau

sprituil semata-mata, tetapi menaruh perhatian pada segi-segi kemanfaatan

pada tujuan-tujuan, kurikulum, dan aktivitasnya. Tidak lah tercapai

kesempurnaan manusia tanpa memadukan antara agama dan ilmu

pengetahuan.

Dari ungkapan di atas dapat kita simpulkan bahwa pendidikan islam itu

bermanfaat atau berguna untuk pengembangan diri peserta didik agar memperoleh

kebahagian dunia dan akhirat, bukan hanya dunia atau akhirat saja. Oleh karena itu

pendidikan islam haru di jalankan atau di laksanakan dengan baik dan terarah agar

memperoleh hasil yang mak siksimal serta anak didik hasil didikan benar-banar bisa

menuai manfaat dari proses penggalian ilmunya selama ini, dengan demikian anak

didik tidak membuang waktunya secara percuma ( benar- benar melakukan hal-hal

yang positif), baik bagi dirinya pribadi khususnya, ataupun bagi masyarakat dan

negara umumnya. Dan tidak pernah terlepas dari pedoman agama islam, namun tidak

pula berpikiran primitip dan tidak berkembang. Karena sesungguhnya tujuan utama

dari pendidikan itu adalah membentuk pribadi yang baik dan berdaya guna serta

bermanfaat dari segala bidang dan faktor yang fositip tentunya.

G. Metode Pengembangan Filsafat Pendidikan Islam

Page 12: Bai

Sebagai suatu metode, pengembangan filsafat pendidikan Islam biasanya

memerlukan empat hal sebagai berikut15

Pertama, bahan-bahan yang akan digunakan dalam pengembangan filsafat

pendidikan. Dalam hal ini dapat berupa bahan tertulis, yaitu al Qur’an dan al Hadist

yang disertai pendapat para ulama serta para filosof dan lainnya ; dan bahan yang

akan di ambil dari pengalaman empirik dalam praktek kependidikan.

Kedua, metode pencarian bahan. Untuk mencari bahan-bahan yang bersifat

tertulis dapat dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan yang masing-

masing prosedurnya telah diatur sedemikian rupa. Namun demikian, khusus dalam

menggunakan al Qur’an dan al Hadist dapat digunakan jasa Ensiklopedi al Qur’an

semacam Mu’jam al Mufahras li Alfazh al Qur’an al Karim karangan Muhammad

Fuad Abd Baqi dan Mu’jam al muhfars li Alfazh al Hadist karangan Weinsink.

Ketiga, metode pembahasan. Untuk ini Muzayyin Arifin mengajukan alternatif

metode analsis-sintesis, yaitu metode yang berdasarkan pendekatan rasional dan logis

terhadap sasaran pemikiran secara induktif, dedukatif, dan analisa ilmiah.

Keempat, pendekatan. Dalam hubungannya dengan pembahasan tersebut di atas

harus pula dijelaskan pendekatan yang akan digunakan untuk membahas tersebut.

Pendekatan ini biasanya diperlukan dalam analisa, dan berhubungan dengan teori-

teori keilmuan tertentu yang akan dipilih untuk menjelaskan fenomena tertentu pula.

Dalam hubungan ini pendekatan lebih merupakan pisau yang akan digunakan dalam

analisa. Ia semacam paradigma (cara pandang) yang akan digunakan untuk

menjelaskan suatu fenomena.

Dari uraian di atas dapa tdi simpulkan bahwa :

15 Zuhairini. Dra, dkk., Filsafat Pendidikan Islam hal 122-124

Page 13: Bai

1. Untuk pengembangan pilsafat pendidika islam, kita tidak boleh lepas dari

pedoman kita sebagai umat islam.

2. kita juga harus mencari informasi yang akurat dan terpercaya dari para filosof

dan memilah-memilah antara yang baik dengan yang buruk

Kesimpulan

Page 14: Bai

Islam dengan sumber ajarannya al Qur’an dan al Hadist yang diperkaya oleh

penafsiran para ulama ternyata telah menunjukkan dengan jelas dan tinggi terhadap

berbagai masalah yang terdapat dalam bidang pendidikan. Karenanya tidak heran

ntuk kita katakan bahwa secara epistimologis Islam memilki konsep yang khas

tentang pendidikan, yakni pendidikan Islam.

Demikian pula pemikiran filsafat Islam yang diwariskan para filosof Muslim

sangat kaya dengan bahan-bahan yang dijadikan rujukan guna membangun filsafat

pendidikan Islam. Konsep ini segera akan memberikan warna tersendiri terhadap

dunia pendidikan jika diterapkan secara konsisten.

Namun demikian adanya pandangan tersebut bukan berarti Islam bersikap

ekslusif. Rumusan, ide dan gagasan mengenai kependidikan yang dari luar dapat saja

diterima oleh Islam apabila mengandung persamaan dalam hal prinsip, atau paling

kurang tidak bertentangan.

Tugas kita selanjutnya adalah melanjutkan penggalian secara intensif terhadap

apa yang telah dilakukan oleh para ahli, karena apa yang dirumuskan para ahli tidak

lebih sebagai bahan perbangdingan, zaman sekarang berbeda dengan zaman mereka

dahulu. Karena itu upaya penggalian masalah kependidikan ini tidak boleh terhenti,

jika kita sepakat bahwa pendidikan Islam ingin eksis ditengah-tengah percaturan

global.

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Bai

Alquran

Al Ghazali, Ihya Ulumuddin

Syafeie, inu, kencana, Drs. Alquran adalah filsafat , perca, jawatimur, 2003

Surya batra, s., 2002, psikologi pendidikan,cetakan kesebelasan, jakarta:

rajawali press

Ahmad Hanafi, M.A., Pengantar Filsafat Islam, Cet. IV, Bulan Bintang,

Jakarta, 1990.

Prasetya, Drs., Filsafat Pendidikan, Cet. II, Pustaka Setia, Bandung, 2000

Titus, Smith, Nolan., Persoalan-persoalan Filsafat, Cet. I, Bulan Bintang,

Jakarta, 1984.

Ali Saifullah H.A., Drs., Antara Filsafat dan Pendidikan, Usaha Nasional,

Surabaya, 1983.

Zuhairini. Dra, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, Cet.II, Bumi Aksara, Jakarta,

1995.

Abuddin Nata, M.A.,i, Cet. I, Logos, Wacana Ilmu, Jakarta, 1997