bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Transcript of bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMANOMOR 9b TAHUN 2O2O
TENTANGPETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI MATURITAS SISTEM PENGENDALIAN
INTERN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN AGAMA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
Menimbang :4. bahwa untuk tersedianya dokumen pengendalian risikopada Kementerian Agama dan terwujudnya penilaianmaturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)Kementerian Agama yang efektif, efisien dan akuntabel,perlu Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Maturitas SistemPengendalian Intern Pemerintah;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, untuk melaksanakanketentuan Bab III, Huruf E, Angka 2, Keputusan MenteriAgama Nomor 580 Tahun 2OI9 tentang PedomanPelaksanaan Sistem Pengendalian Intern PemerintahPada Kementerian Agama, perlu disusun PetunjukPelaksanaan Evaluasi Maturitas Sistem PengendalianIntern Pemerintah Pada Kementerian Agama;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkanKeputusan Inspektur Jenderal tentang PetunjukPelaksanaan Evaluasi Maturitas Sistem PengendalianIntern Pemerintah pada Kementerian Agama;
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentangSistem Pengendalian Intern Pemerintah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor I27,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor48eO);
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2OIO tentang GrandDesign Reformasi Birokrasi 20 lO-2O25;
Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun 2OIl tentangPenyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahdi Lingkungan Kementerian Agama (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2OLL Nomor 8a6l;
Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan danPembangunan Nomor 4 Tahun 2016 tentang PetunjukTeknis Penilaian dan Strategi Peningkatan MaturitasSistem Pengendalian Intern Pemerintah (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2016 Nomor a89l;
Mengingat : 1.
b.
c.
2.
3.
4.
5.
6.
-2-
Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2Ot6 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1a95);
Keputusan Menteri Agama Nomor 580 Tahun 2OL9tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem PengendalianIntern Pemerintah Pada Kementerian Agama;
MEMUTUSI(AN:
KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL TENTANG PETUNJUKPELAKSANAAN BVALUASI MATURITAS SISTEMPENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH PADA KEMENTERIANAGAMA.
Menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Maturitas SistemPengendalian Intern Pemerintah pada Kementerian Agamasebagaimana tercantum dalam Lampiran L, Lampiran II,Lampiran III dan Lampiran IV yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari Keputusan ini.
Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Maturitas SistemPengendalian Intern Pemerintah pada Kementerian Agamasebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU digunakansebagai acuan bagi Inspektorat Jenderal dalam melakukanpenilaian dan meningkatkan maturitas penyelenggaraan SPIPpada Kementerian Agama.
Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakartapada tanggal Lb Ohbdoer LDLo
INSPEKTUR JENDERAL, B.
/ DENI SUARDINI
Menetapkan
KESATU
KEDUA
KETIGA
A.
-3-
LAMPIRAN IKEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMANOMOR 96 TAHUN 2020TENTANGPETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI MATURITAS SISTEMPENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH PADA KEMENTERIANAGAMA
PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI MATURITAS SISTEMPENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN AGAMA
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Maturitas Sistem PengendalianIntern Pemerintah (SPIP) pada Kementerian Agama merupakan wujuddari proses gouemance pembinaan penyelenggaraan SPIP dalam rangkapengukuran keberhasilan penyelenggaraan SPIP berdasarkan PeraturanPemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian InternPemerintah Pasal 47 Ayat (2) huruf b serta Pasal 59 Ayat (1) dan (2).
Pemerintah dalam hal ini Kementerian diwajibkan menyelenggarakanSPIP secara menyeluruh, mulai dari pengenalan konsep dan petunjukteknis untuk penyelenggaraan SPIP, hingga pengukuran keberhasilanpenyelenggaraan SPIP dengan metodologi yang dapat mengukur peranSPIP dalam mendukung penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaankeuangan negara.
Pen5rusunan Petunjuk Teknis Evaluasi Maturitas inidilatarbelakangi oleh upaya untuk memenuhi tahap-tahap prosesgouemance dalam menyelenggarakan SPIP. Program PembinaanPenyelenggaraan SPIP telah dicanangkan dalam Rencana PemerintahJangka Menengah (RPJM), maka wajib pula menyediakan suatumekanisme untuk mengukur keberhasilan program tersebut.Pengukuran Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIP diharapkanmemberikan keyakinan memadai tentang kemampuan penyelenggaraanSPIP dalam mencapai peningkatan kinerja, transparansi, danakuntabilitas pengelolaan keuangan negara di lingkungan KementerianAgama.
Maksud dan T\rjuan
Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Maturitas Sistem PengendalianIntern Pemerintah pada Kementerian Agama disusun dengan maksuduntuk menyediakan media pengukuran tentang kematanganpenyelenggaraan sistem pengendalian intern oleh SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Teknis pada KementerianAgama dalam mendukung peningkatan kinerja, transparansi danakuntabilitas pengelolaan keuangan negara dan kegiatan/program dilingkungan Kementerian Agama, dan bagi Inspektorat Jenderal dalammenyelenggarakan Evaluasi Maturitas Sistem Pengendalian InternPemerintah pada Kementerian Agama.
Hasil penilaian ini diharapkan menjadi ukuran penyelenggaraanPeraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2OO8 tentang SistemPengendalian Intern Pemerintah bagi pihak yang terkait dalam
B.
C.
-4-
pengelolaan keuangan negara. Petunjuk Pelaksanaan ini digUnakaninspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintahdalam melaksanakan fungsi qualitg assurance dan consultancy SPIP.
Secara khusus, penggunaan Petunjuk Pelaksanaan ini diharapkanmenjadi acuan dan panduan untuk:
1. menentukan tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP oleh APIP;
2. merumuskan strategi peningkatan maturitas penyelenggaraan SPIPdalam periode waktu tertentu dalam upaya meningkatkan kualitaspenyelenggaraan SPIP;
3. mengomunikasikan kondisi maturitas pengendalian intern kepadastakeholders intern dan ekstern;
4. meningkatkan kesadaran Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UnitPelaksana Teknis tentang pentingnya peningkatan efektivitaspengendalian intern dalam rangka pencapaian tujuan organisasimelalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporankeuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadapperaturan perundang-undangan.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan ini meliputi penilaianmaturitas secara utuh pada tingkat Kementerian Agama melalui unsur-unsur SPIP yang diterapkan pada Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UnitPelaksana Teknis pada Kementerian Agama. Maturitas suatu unsur SPIPdiharapkan tidak jauh berbeda dengan maturitas unsur lainnya. Dengandemikian, ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan ini meliputi:
1. Pemilihan subunsur yang dapat mewakili unsur SPIP namuncakupannya adalah tingkat organisasi
2. Seluruh tahapan perkembangan proses dan kegiatan pengendalianyang menunjukkan maturitas penyelenggaraan SPIP.
Tahapan pelaksanaan penilaian tingkat maturitas penerapan SPIPmerupakan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh tim assessorpada saat melakukan kegiatan penilaian tingkat maturitas, yang terdiridari:1. Tahapan2. Tahapan3. Tahapan
persiapan,pelaksanaan, danpelaporan,
Pedoman ini disusun dalam lima bab, Bab I Pendahuluan, memuatlatar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup sistematika petunjukpelaksanaan, serta pengertian.
Bab II Maturitas Penyelenggaraan SPIP, memuat gambaran umumtingkat maturitas, strrrktur maturitas, definisi masing-masing tingkatmaturitas dan subunsur dan atribut yang menunjukkan kualitasimplementasi konsep serta prinsip perhitungan maturitas SPIP.
Bab III Mekanisme Penilaian Tingkat Maturitas PenyelenggaraanSPIP, memuat uraian mengenai tahapan teknis penilaian. Penilaiandimulai dari penilaian persepsi tentang tingkat maturitas SPIP kemudiandengan pengumpulan data untuk keperluan mendukung persepsidimaksud.
-5
Bab IV Strategi Peningkatan Maturitas Penyelenggaraan SPIP,memuat tujuan dan strategi peningkatan maturitas penyelenggaraanSPIP dari suatu level ke level berikutnya
Bab V Penutup, memuat pesan khusus tentang efektivitas penggunaanpedoman ini.
Gambar 1.1 Tahapan Penilaian Tingkat Maturitas SPIP
TahapanPersiapan
PenetapanSatuan Kerja
danPenyiapan
Tim Assessor
PembentukanTim
Counterpart
Penetapan RencanaKegiatan, al: RuangLingkup, periode,
pendanaarl,langkah keda, dll
Presentasi Awal:Diseminasi,
Rencana Kegiatan,Koreksi jika ada
perubahan
D.
Melakukan Validasi
Konsistensi Jawaban Responden Skor Awal MaturitasJL\./
Pemberian Skor Akhir maturitas
Pemberian Saran Perbaikan
TahapanPelaporan
Pengertian
1. Pengawasan adalah proses kegiatan yang ditujukan untukmenjamin agar tugas pemerintah dan pembangunan dilaksanakansesuai dengan rencana, program dan peraturan perundang-undangan.
2. Pengawasan internal adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu,evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya terhadappenyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangkamemberikan keyakinan yang memadai bahwa kegitan yang telahdilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkansecara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalammewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
Pengisian Kuesioner (representasi subunsur sesuai karakteristik level maturitas)
Panel Individu Panel Individu
Pengujian Bukti Maturitas
ObservasiKuesioner Lanjutan Wawancara Reviu Dokumen
Laporan PenilaianMaturitasPenyelenggaraanSPIP
-6-
3. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasibukti yang dilakukan secara independen, objektif dan profesionalberdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan,kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasipelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
4. Standar Audit adalah kriteria atau ukuran mutu minimal untukmelakukan kegiatan Audit yang wajib dipedomani oleh AparatPengawasan Intern Pemerintah.
5. Kode Etik adalah pernyataan tentang prinsip moral dan nilai yangdigunakan oleh Auditor sebagai pedoman tingkah laku dalammelaksanakan tugas pengawasan.
6. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang selanjutnyadisingkat APIP adalah instansi pemerintah yang mempunyai tugaspokok dan fungsi melakukan Pengawasan Internal di lingkunganpemerintah pusat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untukmemastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuaidengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telahditetapkan.
8. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atauprestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau normayang telah ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yangmempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalammencapai tujuan.
9. Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program ataukegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
10. Kegiatan Pengawasan Lainnya adalah kegiatan berupa sosialisasimengenai pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan,pembimbingan dan konsultansi, pengelolaan hasil pengawasan, danpemaparan hasil pengawasan.
11. Kegiatan Strategis adalah program/kegiatan yang mengandungrisiko/kerawanan tinggi yang sesuai dengan kriteria penilaian risikodan disetujui oleh Inspektur Jenderal.
12. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalahprofesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah DenganPerjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
13. Auditor adalah Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai JabatanFungsional Auditor dan/atau pihak lain yang diberi tugas,wewenang, tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabatyang berwenang melaksanakan pengawasan untuk kepentingannegara untuk dan atas nama APIP.
L4, Inspektur Jenderal adalah Inspektur Jenderal Kementerian Agama.
15. Inspektur adalah Inspektur Wilayah.
-7 -
BAB II
MATURITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
Tingkat Maturitas (Maturitg Leuell Penyelenggaraan Sistem PengendalianIntern Pemerintah (SPIP), adalah untuk menggambarkan tingkatan ataustruktur kematangan penyelenggaraan SPIP dengan karakteristik yangberbeda antara satu tingkat dengan tingkat lainnya.
A. Struktur Maturitas Penyelenggaraan SPIP
Struktur maturitas SPIP dapat dilihat dari kerangka kematanganSPIP dan definisi yang menunjukkan karakteristik dasar masing-masingtingkat kematangan SPIP baik dilihat menurut SPIP secara utuhmaupun menurrrt unsur-unsurnya.
1. Definisi Maturitas Penyelenggaraan SPIP
Maturitas (maturitg) berarti dikembangkan penuh atau optimal(Cooke Davis, 2005). Andersen and Jessen (2003) menyatakanbahwa konsep maturitas pada organisasi bertujuan mengarahkanorganisasi dalam kondisi yang optimal untuk mencapai tujuannya.
Menurut IIA (2013) Model maturitas menggambarkan tahapanproses yang diyakini akan mengarahkan pada output dan outcomeyang lebih baik. Maturitas yang rendah mencerminkankemungkinan yang lebih rendah dalam mencapai tujuan,sedangkan tingkat maturitas yang lebih tinggi mencerminkankemungkinan keberhasilan yang lebih tinggi.
Tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP merupakan kerangkakerja yang memuat karakteristik dasar yang menunjukkan tingkatkematangan penyelenggaraan SPIP yang terstruktur danberkelanjutan. Tingkat maturitas ini dapat digunakan paling tidaksebagai:
a. Instrumen evaluatif penyelenggaraan SPIP.b. Panduan generik untuk meningkatkan maturitas sistem
pengendalian intern.
2. Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIP
Tingkat maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian InternPemerintah adalah tingkat kematangan/kesempurnaanpenyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah dalammencapai tujuan pengendalian intern sesuai dengan PeraturanPemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem PengendalianIntern Pemerintah.
Kerangka maturitas SPIP terpola dalam enam tingkatan yaitu:"Belum Ada", "Rintisan", "Berkembang", "Terdefinisi", "Terkelola danTerukuC, "Optimum". Tingkatan dimaksud setara masing-masingdengan level 0, 1, 2, 3, 4 dan 5. Setiap tingkat maturitasmempunyai karakteristik dasar yang menunjukkan peran ataukapabilitas penyelenggaraan SPIP dalam mendukung pencapaiantujuan instansi pemerintah.
Dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan instansipemerintah, kapasitas penyelenggaraan SPIP dipengaruhi olehkompleksitas kegiatan instansi pemerintah. Sesuai dengan definisiSPIP yaitu proses yang integral pada tindakan dan kegiatan,semakin luas lingkup atau semakin kompleks proses operasional
-8-
3.
kegiatan di dalam organisasi Kementerian Agama maka kapabilitassistem pengendalian harus semakin tinggi. Tingkat Maturitas SPIPini merupakan kerangka kerja untuk membandingkan ukuran, sifatdan kompleksitas Kementerian Agama dengan efektivitas dankapabilitas sistem pengendalian internnya.
Karakteristik Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIP
Setiap tingkatan maturitas SPIP mempunyai sifat dasarmasing-masing yang dapat secara nyata membedakan satu tingkatdari lainnya, walau karena proses berkelanjutan terdapatpersinggungan. Sifat dasar tersebut dapat terlihat dari karakteristikumum masing-masing tingkatan sebagaimana terlihat pada Tabel2.r.
Tabel 2.L Karakteristik Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIP
Tingkat Belum Ada. Pada tingkat ini, Kementerian Agama samasekali belum memiliki infrastruktur (kebijakan dan prosedur) yang
Tingkat Tingkat Karakteristik SPIP
Belum Ada Kementerian Agama sama sekali belum memilikikebijakan dan prosedur yang diperlukan untukmelaksanakan praktek-praktek pengendalianintern
Rintisan Ada praktik pengendalian intern, namunpendekatan risiko dan pengendalian yangdiperlukan masih bersifat ad-hoc dan tidakterorganisasi dengan baik, tanpa komunikasi danpemantauan sehingga kelemahan tidakdiidentifikasi.
Berkembang Kementerian Agama telah melaksanakan praktikpengendalian intern, namun tidak terdokumentasidengan baik dan pelaksanaannya sangattergantung pada individu dan belum melibatkansemua unit organisasi. Efektivitas pengendalianbelum dievaluasi sehingga banyak tedadikelemahan yang belum ditangani secara memadai.
Terdefinisi Kementerian Agama telah melaksanakan praktikpengendalian intern dan terdokumentasi denganbaik. Namun evaluasi atas pengendalian interndilakukan tanpa dokumentasi yang memadai
Terkelola danTerukur
Kementerian Agama telah menerapkanpengendalian internal yang efektif, masing-masingpersonel pelaksana kegiatan yang selalumengendalikan kegiatan pada pencapaian tujuankegiatan itu sendiri maupun tujuan KementerianAgama. Evaluasi formal dan terdokumentasi.
Optimum Kementerianpengendalianterintegrasididukung
Agama telah menerapkanintern yang berkelanjutan,
dalam pelaksanaan kegiatan yangoleh pemantauan otomatis
menggunakan aplikasi komputer
B.
-9-
diperlukan untuk melaksanakan praktek-praktek pengendalianintern. Tingkat Rintisan. Pada tingkat ini, SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agama telahmenyadari pentingnya pengendalian intern. Pendekatan risiko danpengendalian yang diperlukan masih bersifat ad-hoc dan tidakterorganisasi dengan baik, tanpa komunikasi dan pemantauan.Kelemahan tidak diidentifikasi. Para Pegawai tidak menyadaritanggung jawabnya.
Tingkat Berkembang. Pada tingkat ini SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agama telahmelaksanakan praktik pengendalian intern, namun tidakterdokumentasi dengan baik dan pelaksanaannya sangattergantung pada individu, belum melibatkan semua unit organisasi.Oleh sebab itu, keandalan SPIP masih berbeda dari satu unitorganisasi ke unit lainnya dalam satu Kementerian Agama.Efektivitas pengendalian belum dievaluasi sehingga banyak terjadikelemahan yang belum ditangani secara memadai. TindakanPimpinan Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT pada KementerianAgama menangani kelemahan tidak konsisten.
Tingkat Terdefinisi. Pada tingkat ini, SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agama telahmelaksanakan praktik pengendalian intern dan terdokumentasidengan baik. Namun evaluasi atas pengendalian intern dilakukantanpa dokumentasi yang memadai. Beberapa kelemahanpengendalian terjadi dengan dampak yang cukup berarti bagipencapaian tujuan organisasi.
Tingkat Terkelola dan Terukur. Pada tingkat ini, SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agama telahmenerapkan pengendalian internal yang efektif. Masing-masingpersonel pelaksana kegiatan selalu mengendalikan kegiatan padapencapaian tujuan kegiatan itu sendiri maupun tujuanKementerian Agama. Evaluasi dilakukan secara formal danterdokumentasi. Namun demikian, kebanyakan evaluasi dilakukansecara manual, belum menggunakan alat bantu aplikasi komputer.
Tingkat Optimum. Pada tingkat optimum, SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agama telahmenerapkan pengendalian intern yang berkelanjutan, terintegrasidalam pelaksanaan kegiatan dan didukung oleh pemantauanotomatis menggunakan aplikasi komputer. Akuntabilitas penuhditerapkan dalam pemantauan pengendalian, manajemen risiko,dan penegakan aturan. Evaluasi diri sendiri (sef assessment) ataspengendalian dilakukan secara terus menerus berdasarkan an6lisisgap dan penyebabnya. Para pegawai terlibat secara aktif dalampenyempurnaan sistem pengendalian intern.
Fokus Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP
Maturitas penyelenggaraan SPIP terkait dengan peran ataukeandalan atau reliabilitas penyelenggaraan SPIP dalam mendukungpencapaian tujuan instansi pemerintah. Reliabilitas penyelenggaraanSPIP tersebut ditandai bukan hanya oleh eksistensi control design yangpada umumnya bersifat hard control tetapi juga oleh pelaksanaan atassoft control pengendalian itu sendiri.
Kehadiran hard control dan so/t control dalam rangka pencapaiantujuan instansi pemerintah tersebut dipresentasikan oleh prinsip-prinsip pengendalian intern yang terdapat pada fokus atau areapenilaian maturitas. Eksistensi prinsip pengendalian intern tersebutkemudian diukur untuk menyimpulkan maturitasnya.
Fokus penilaian maturitas SPIP merrrpakan variabel yangdigunakan untuk menunjukkan tingkat maturitas penyelenggaraanSPIP. Variabel tersebut merupakan sub-sub unsur SPIP di dalamPeraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SistemPengendalian Intern Pemerintah. Terdapat lima unsur, 25 subunsursebagai fokus penilaian seperti diikhtisarkan pada Gambar 2.1.
Selanjutnya, masing-masing subunsur mempunyai 5 indikatormaturitas dalam suatu gradasi yang meningkat mulai dari tingkat"Belum Ada", "Rintisan", "Berkembang', "Terdefinisi", "Terkelola danTerukuC, hingga tingkat "Optimum".
Gambar 2.1 Fokus Penilaian Tingkat Maturitas SPIP
ldentifikasi Risiko
Analisis Risiko
t0 -
Reviu kinerja
Pembinaan SDM
" PengendalianSistem Infonnasi
Pengendalian fisikaset
Penetapan & riviuindikator
Pemisahan fungsi
Otorisasi
Pencatatan
Fembatasan akses
Akuntabilitas
Dokumentasi SPI
,InformasiPenegakan Integitas
danEtika
Kepemimpinan ygkondusif
Strukturorganisasisesuai kebutuhan
Delegasi wewenang& tanggungjwb
Peran APIP yangefektif
C.
-t l-
Rincian indikator penilaian tiap subunsur untuk tiap tingkatmaturitas terdapat dalam Lampiran 1 Kuesioner Survai MaturitasPenyelenggaraan SPIP.
Penilaian Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIP
Secara keseluruhan terdapat lima fokus penilaian yangtersebar ke dalam 25 sub unsur SPIP. Dengan asumsi bahwa fokuspenilaian mempunyai tingkat keterkaitan dan tingkat kepentinganyang berbeda, maka fokus penilaian memiliki bobot yang berbeda-beda dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.2. Bobot Fokus Penilaian (Sub Unsur)
Penetapan skor maturitas SPIP menggunakan skor hasil validasidengan membuat rerata tertimbang dari skor validasi. Skor ini yangkemudian digunakan untuk menentukan tingkat maturitas SPIP.Interval skor tingkat maturitas SPIP adalah sebagaimana tercantumdalam Tabel2.2.
Tabel 2.3. Interval Skor Tingkat MaturitasSPIP
$P=fffi$f,'ffi+|+tii-tii;.p1flftfl1ffi+fliffi:: .. : ..j ...
1 r. i ..1: tt1.:ila:11.i.:.i.1:j:;tj.jjiajj:I
':."r,Ji:,'.ir l;' *iu+ffiffi:li.lti.l i:.ii . '/. 'tr.! i.jiri/r1::r/r' r 'Lr" ::rij:,..i r!'.r..:i:., .. ' 1.1 i: rlJ.i: : i.i: i ir:: ' ':':'] ''
r::1, : :.,::::.a; i:'li:i.i1..t.,.:::,.::', . '. '
: ::.:::-:. ili .j r .ri' 'i .'ir l
: -.:::.,, i ,' . ::i:...:l+:',;. t:lll:.,;;u..,,
,,,,...,.1'..',.i.,.........,.;.ii,iii$Sliifoffi#*ffiH
i:!1l1iti11--ti
ffigm;;;$+$fliffi$jffi
iifiii+ii1'ir,+,ff [s;;+H,:i:fi iiiii{K,ft ffi:"s#rl,a#
2"2"',:rr.:4:iilt:{:::.1::i:iij - lj..sr.:.
. :;:i; ilir !
1_\11:1:-iliir:11
li II"H,;itei,,,
ffi I 2,"
rii:lt+
liiii:fiililtiii.:il $ $,g.1-i,i****
iiH,#i+i
ilr;ii':liri't$iili{i',.i:i:,ir,'ili#t$i;i;1ri;l.l{iii:-rliiiit.11j'ii11'.il
,.i' r i du'Uffi effi $ igfi fiii*rii+ :,, tii
:. ..:i. l: i, ::..r :1:: i:l:::::.:;i..:Ji:lji::!i. li jji. ji..
; :,, ii :,,r;l't,,,.,,:ii,).ii;+* ---
;;. ;.i .:. '
...' :,.":,, .':,,:;;,,i,i,:l;:i i:;::l i. :i;;,l: i: lj:iL. j :i. i . ;. .' li lli::il.i1',1:.f llri)triii}i:l :: . "i:::!l:.i.rl:;;l:, ': i'l f1ili:ii':ii
#; L
-12-
BAB IIIM EKANI S M E PENI LAIAN TI NGKAT MATU RITAS PENYELENGGARAAN
SPIP
Sebagaimana diuraikan pada Bab II, tingkat maturitas penyelenggaraan SPIPditentukan oleh tingkat maturitas masing-masing unsur SPIP. Tingkatmaturitas unsur SPIP lebih rinci ditentukan oleh fokus maturitas yaitusubunsur yang terkandung pada masing-masing unsur SPIP dan selurrrhnyaberjumlah 25 buah subunsur SPIP. Masing-masing subunsur mempunyai 5parameter atau indikator maturitas sehingga terdapat I25 buah parametermaturitas SPIP yang disusun tergradasi dari terendah (belum ada) hinggatertinggi (optimum). Penilaian Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIPsecara operasional dilakukan dengan mengukur indikator atau parameteryang paling tepat menggambarkan tingkat maturitas SPIP tersebut.
Mekanisme penilaian dilakukan secara bertahap dimulai dari tahapanpersiapan, tahapan pelaksanaan hingga tahapan pelaporan. Tahapanpersiapan bertujuan untuk menentukan ruang lingkup kegiatan danrencana kerja pelaksanaan penilaian. Tahapan pelaksanaan bertujuanuntuk memberikan penilaian mengenai tingkat kematangan penerapan SPIPdan langkah-langkah yang dapat dilaksanakan oleh SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agama untukmeningkatkan tingkat kematangan penerapan SPIP. Tahapan pelaporanbertujuan untuk mengkomunikasikan hasil penilaian penerapan SPIPkepada manajemen Satuan Organisasi/ Satu an Keqa / UPI pada KementerianAgama.
A. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan penilaian, tim assessor perlu melakukanbeberapa langkah persiapan yang mencakup:
1. Penetapan Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPTsampel;
sebagai
2. Penyiapan tim assessor;3. Pembentukan tim yang akan menjadi rekan kerja (counterpartl;4. Penetapan rencana tindak (action plan) penilaian; dan5. Presentasi awal (entry meeting) berupa pemaparan rencana
tindak penilaian.
Langkah-langkah persiapan secara rinci diuraikan sebagai berikut:
1. Penetapan Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT sebagai Sampel
Sebelum menetapkan tim assessor, langkah awal yang harusdilakukan dalam kegiatan penilaian maturitas SPIP adalahmenetapkan sampel Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT yangdianggap dapat mewakili tingkat entitas. Kriteria pemilihansampel adalah memerhatikan faktor-faktor risiko, antara lainbesarnya jumlah anggaran, jumlah personil, dan kompleksitaskegiatan. Selain itu, sampel terpilih juga melihat padaketerwakilan karakteristik fungsi penyelenggaraanpemerintahan, yaitu terkait fungsi layanan publik, fungsipengawasan internal, fungsi penunjang seperti pengelolakeuangan/ aset dan kepegawaian.
2,
-13-
Pembentukan Tim Assessor
Penetapan sampel akan dapat mempengaruhi jumlah timassessor dan lamanya pelaksanaan penilaian. Besar kecilnyajumlah tim disesuaikan dengan jumlah sampel satuan ke{ayang dipetakan, ukuran, dan kompleksitas satuan kerjatersebut.
Penilaian dilakukan oleh tim yang para anggotanyamemahami SPIP. Tim yang akan melakukan penilaianditetapkan dengan surat tugas. Disamping tim assessor, perluditetapkan pula petugas yang akan melakukan fungsi qualitgassurance terhadap pelaksanaan penilaian. Petugas tersebutharus memiliki pemahaman yang baik tentang SPIP danpenilaian tingkat maturitas.
Penetapan Tim Pendamp ing (Counterpart)
Guna mencapai hasil yang optimal, maka dalam pelaksanaanpenilaian diharapkan mendapat dukungan dan peran aktif dariSatuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT yang disampel. Untuk itu,jika belum terdapat unit atau bagian yang bertanggung jawabmengkoordinasikan pelaksanaan dan pengembangan SPIP, makasetiap instansi pemerintah perlu didorong untuk membentuksatuan tugas (Satgas) penyelenggaraan SPIP yang akan menjadirekan kerja dan pendamping (counterpartl tim penilaian tingkatmaturitas dalam pelaksanaan penilaian. Dalam hal instansipemerintah sudah menetapkan unit atau bagian yangbertanggungjawab untuk mengkoordinasikan pelaksanaan danpengembangan SPIP, maka unit atau bagian tersebutmerupakan tim counterpart dalam rangka penugasan penilaian.
Dalam hal tim counterpart tersebut berupa SatgasPenyelenggaraan SPIP, maka Satgas tersebut dapat terdiri daribeberapa pejabat struktural/ fungsional/staf yang mewakiliunit-unit kerja yang ada di Satuan Organisasi/SatuanKerja/UPT tersebut. Anggotanya harus telah memahami SPIPdan mempunyai motivasi tinggi dalam melakukan perubahanatau perbaikan SPIP. Tim penilaian perlu mendorong agar timcounterparf adalah personil yang memahami SPIP atau telahmengikuti sosialisasi SPIP atau diklat SPIP.
Penyusunan Rencana Tindak (Action Planl
Setelah surat tugas disampaikan dan counterparf dibentuk,tahap persiapan selanjutnya adalah men)rusun rencana tindak(action planl pelaksanaan penilaian. Kerangka acuan kerja ininantinya akan disampaikan kepada pimpinan SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT untuk disepakati sebagai acuandalam pelaksanaan tugas penilaian.
Rancangan rencana tindak (action plan) penilaian paling tidakmemuat hal-hal sebagai berikut:
a. Latar belakang, antara lain menguraikan alasan perlunyapelaksanaan penilaian.
b. T\rjuan dan manfaat penilaian.
3.
4.
5.
-r4-
c. Ruang lingkup penilaian, meliputi penilaian pada tingkatentitas.
d. Metodologi penilaian yang digunakan sebagaimana diuraikanpada pedoman ini.
e. Tahapan dan jadwal waktu penilaian
Bagian ini menguraikan tahapan/langkah kerja yang akandiambil berikut waktu pelaksanaannya. Lamanya penilaiandisesuaikan dengan besar kecil dan kompleksitas instansipemerintah yang dinilai. Perencanaan waktu agarmemperhitungkan hambatan yang mungkin dihadapi.
f. Sistematika pelaporan, sebagaimana diuraikan padapedoman ini.
g. Rencana kebutuhan sumber daya
Bagian ini menguraikan kebutuhan sumber daya, antara lainsumber daya manusia dan dana.
h. Susunan tim penilaian merupakan gabungan, yang terdiridari tim fasilitator penilaian dan tim counterpart.
Terhadap rancangan rencana tindak (action plan) penilaian,perlu dilakukan pembahasan bersama di antara tim penilaiandan tim counterpart, sebelum dibahas dan disetujui olehpimpinan Satuan Organisasi / Satuan Kerj a/ UPT.
Pemaparan Rencana Tindak (Action Planl
Setelah rancangan rencana tindak (action planl penilaiandisepakati di antara tim assessor dan counterpart, selanjutnyarancangan tersebut dipaparkan kepada pimpinan SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT terkait. Dalam pemaparan (entrymeeting) ini, tim @ssessor harus berhasil menjelaskan kepadapimpinan Satuan Organisasi/Satuan KeqalUPT mengenai artipenting SPIP dalam rangka mengawal tujuan yang akan dicapaiinstansi pemerintah yang bersangkutan.
Oleh karena itu, dalam proses entry meeting ini, tim assessorharus mampu menggugah kesadaran pimpinan dan para pejabatSatuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT tentangnya pentingnyapenilaian ini. Tim assessor diharapkan dapat membangunsuasana kondusif dan komunikasi yang positif sebagai bentuklayanan konsultansi Inspektorat Jenderal
Pemaparan bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan atasrancangan rencana tindak (action planl dan memperolehpersamaan persepsi antara tim penilai dengan pimpinan SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT, sehingga pelaksanaan penilaiandapat tercapai dengan optimal. Hasil pemaparan kepadapimpinan Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT tersebutdidokumentasikan dengan baik oleh tim assessor, sedangkanrencana tindak (action plan) yang sudah dibahas dapat berubahatau dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil pemaparan.
Tim Assessor sedapat mungkin memperhatikan asaskesetaraan. Terhadap kegiatan penilaian yang dilakukan padaSatuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT yang dihadiri oleh pejabat
B.
-l 5-
eselon I didampingi oleh pejabat eselon II, maka Tim Assessordidampingi oleh pejabat yang setingkat, menyesuaikan denganasas kesetaraan di atas. Demikian juga bila yang hadir pejabatsetingkat di bawahnya, maka Tim Assessor didampingi olehpejabat setingkat, menyesuaikan dengan asas kesetaraan diatas.
Tahap Penilaian
1. Penilaian Pendahuluan Tingkat Maturitas SPIP
Penilaian pendahuluan tingkat maturitas SPIP dilakukanuntuk mendapatkan informasi awal tingkat maturitaspenyelenggaraan SPIP di lingkungan Kementerian Agama.Penilaian dilakukan berdasarkan persepsi pihak yang mewakiliterhadap indikator pada setiap unsur penilaian maturitas SPIP.Responden yang mewakili haruslah pihak yang palingmengetahui implementasi dari parameter yang ditanyakan.
a. Survai Persepsi Maturitas SPIP
Survai persepsi maturitas SPIP dilaksanakan denganmenggunakan Kuesioner Survai Maturitas SPIP (Form PM-l)sebagaimana tercantum dalam Lampiran I. Format surveidapat dituangkan dalam bentuk worksheet elektronik ataudalam bentuk lembaran kertas.
Pengisian dapat dilakukan dengan atau tanpadidampingi Tim Evaluator Inspektorat Jenderal. Pelaksanaanpengisian kuesioner dapat dilakukan secara panel dalamrangka meningkatkan kualitas penilaian. Secara panel,artinya para responden berkumpul untuk pengisiankuesioner dan diharapkan menghasilkan satu jawabansebagai kesepakatan semua responden. Jika didampingi olehTim Evaluator Inspektorat Jenderal, pengisian kuesionerdidasarkan pada persepsi responden. Tim EvaluatorInspektorat Jenderal tidak diperkenankan mengarahkanjawaban responden. Tim Evaluator Inspektorat Jenderalhanya bertugas menjelaskan maksud pertanyaan, jikadiperlukan menggunakan contoh atau ilustrasi.
Langkah-langkah utama survai persepsi maturitas SPIPbaik dilakukan secara panel (bersama-sama) maupun secaratersendiri (individual) sebagai berikut:
Panel:
1) Semua responden diharapkan mengisi satu jawaban [Yaatau Tidak) yang menunjukkan atau merepresentasikansatuan kerja sebagai satu entitas yang dinilai (unitanalisis).
2) Satuan kerja mengumpulkan responden (butir a) dalamsuatu forum panel;
3) Tim penilai menjelaskan kepada responden yang telahditentukan dan dikumpulkan sebelumnya oleh satuankerja, bahwa semua responden diharapkan menyepakatisatu jawaban (Ya atau Tidak) yang menunjukkan atau
-16-
merepresentasikan satuan kerja sebagai satu entitasyang dinilai (unit analisis)
4) Sesuai petunjuk pengisian survai, forum panelmenjawab tiap-tiap pertanyaan dalam formulir survai.Jawaban dalam bentuk "Ya" (Y) atau "Tidak" (T)
5) Pengisian kuesioner dapat dipandu oleh Tim Evaluator.Tim Evaluator mencatat jawaban ke dalam KuesionerSurvai Maturitas SPIP (Form: PM- 1) sebagaimanatercantum dalam Lampiran 1.
Individu:
1) Kuesioner (Form: PM-l) disebarkan oleh satuan kerjakepada masing-masing responden yang telah ditentukansebelumnya dan jumlahnya minimal 40 orang;
2) Sesuai petunjuk pengisian survei, responden menjawabtiap-tiap pertanyaan dalam formulir survei. Jawabandalam bentuk "Ya" (Y) atau "Tidak" (T) yang mewakilipersepsi Satuan Organisasi/Satuan Keda/UPT ataspertanyaan terkait dan mengirimkannya ke Tim penilai;
3) Tim Evaluator melakukan validasi terhadap jawabandalam Kuesioner Survei Maturitas SPIP. Jika terdapatjawaban "y{ pada suatu tingkat, namun ternyata"tidak" pada tingkat di bawahnya, dianggap sebagaijawaban yang tidak konsisten sehingga jawaban "ya"tadi untuk sementara diganti menjadi "Tidak".
Penetapan Responden
Penetapan responden untuk survei persepsi maturitasmencakup dua hal, yaitu penentuan jumlah sampel (samplesizel dan pemilihan responden. Uraian berikut akanmenjelaskan kedua hal tersebut. Acuan umum penetapanjumlah sampel {purposiue sampling) pada tiap jenjangresponden adalah sebagai berikut:
1) Pejabat struktural, terdiri dari:
Seluruh pejabat struktural eselon tertinggi sampai yangterendah dari unit yang dinilai, kecuali yang tidak ada ditempat (berhalangan) selama pelaksanaan survaipersepsi.
2l Minimal tiga orang pegawai nonpejabat struktural, yangmewakili tiap unit kerja eselon III yang ada.
Tim agar mengupayakan jumlah seluruh sampelresponden minimal 40 orang. Apabila jumlah sampel setelahditerapkan cara di atas belum memenuhi jumlah tersebut,maka jumlah responden dapat ditambah dari staf pelaksanadengan memperhatikan prinsip keterwakilan.
Pengambilan sampel responden untuk staf adalahmenggunakanmempertimbangkan
pendekatan judgement denganketerwakilan struktur instansi
pemerintah, pengalaman kerja, jenis kelamin, dansebagainya.
-17 -
b. Validasi Awal Survei Maturitas SPIP
Survei persepsi merrrpakan diagnosa awal tingkatmaturitas SPIP suatu Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT.Jawaban (persepsi) responden kemungkinan terkelompokkanke dalam dua kategori yaitu "konsisten" dan "tidakkonsisten". Konsisten, artinya jawaban (persepsi) respondentelah memenuhi gradasi yang disyaratkan dalam petunjukpengisian kuesioner. Tidak konsisten, artinya jawaban(persepsi) responden tidak memenuhi gradasi yangdisyaratkan dalam petunjuk pengisian kuesioner.
Pernyataan (pertanyaan yang telah mempunyai jawaban)terhadap setiap fokus yang telah dibuat tergradasi dalamlima tingkat harus dipastikan konsisten. Kondisi di tingkatyang rendah harus sudah terpenuhi sebelum kondisi ditingkat berikutnya dipenuhi. Hal ini menunjukkan jikaresponden hendak menjawab "Ya" (Y) pada tingkat yang lebihtinggi, maka tingkat di bawahnya harus dijawab 'Ya" (y)terlebih dahulu. Jawaban pada Tabel 3.1 berikut adalahcontoh jawaban kuesioner yang konsisten.
Tabel 3.1. Contoh Jawaban Kuesioner "Konsisten"
Jawaban uYa"
Organisasi/ Satuan(Y) padaKerja/UPT
tingkat 2, artinya Satuantelah memenuhi tingkat
- 18-
berkembang, dan juga telah memenuhi tingkat 1 (rintisan).Kondisi tersebut menunjukkan bahwa satuan kerja telahmemiliki kebijakan dan prosedur yang dibuat berdasarkanhasil penilaian risiko dan telah dikomunikasikan denganbaik kepada seluruh pegawai; meskipun pelaksanaankebijakan dan prosedurnya masih sangat tergantung padapengetahuan dan motivasi individu tertentu.
Validasi dan koreksi perlu dilakukan untuk kuesionerjawaban yang tidak konsisten seperti pada Tabel 3.2.Jawaban "Ya" (Y) pada tingkat 4 dan tingkat 1 dikategorikansebagai jawaban yang tidak sesuai karena SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT belum memenuhi tingkat 2dan 3. Validasi dilakukan dengan konsep konservatisme.Karena jawaban tidak pada tingkat 2, rl:aka jawaban yangberikutnya dianggap tidak konsisten sehingga diperlakukansebagai "tidak". Dengan demikian, jawaban yang tepat dariresponden tersebut adalah pada level 1.
Tabel 3.2. Contoh Jawaban Kuesioner Yang "TidakKonsisten"
-19-
Proses tersebut harrrs dilakukan terhadap jawaban kuesionerSurvai Maturitas SPIP baik yang didapat dari pengisiansecara panel maupun pengisian secara individu.
c. Perhitungan Skor Awal Maturitas SPIP
Survey persepsi Maturitas SPIP Satuan Organisasi/SatuanKerja/UPT di atas merupakan diagnose awal tingkatmaturitas SPIP. Berdasarkan jawaban responden ataskuesioner maturitas tersebut, tingkat maturitas SPIP SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT telah dapat dihitung danditetapkan sementara dalam enam tingkatan atau setaramasing-masing dengan level 0, 1, 2, 3, 4 dan 5. Dalamperhitungan ini, hanya satu jawaban akhir yang di-entryatau diproses untuk menetapkan maturitas KementerianAgama. Langkah utama perhitungan skor adalah sebagaiberikut:
Pemrosesan Jawaban Kuesioner
Untuk mendapatkan satu jawaban dari beberapa respondenkuesioner individu (dan jawaban sudah divalidasi) masihdiperlukan proses data tambahan berupa tabulasi danpemilihan satu jawaban sebagai berikut:
1) Siapkan worksheet (baik elektronik maupun lembarankertas)
Formulir Tabulasi Survei Maturitas SPIP (Form 2Al,sebagaimana tercantum dalam Lampiran 2.
2) Untuk jawaban Form PM- 1 yang sudah valid lakukanentri ke dalam masing-masing kolom responden (R)
pada Form 24;
3) Simpulkan jawaban per indikator sesuai denganjawaban yang paling banyak (modus). Jika jumlahkuesioner yang diterima ternyata genap, maka untukmendapatkan modus, jawaban terakhir tidak perludiproses.
4) Lakukan input data atas simpulan jawaban perindikator dari Form 2A ke dalam Form 28;
5) Pastikan bahwa semua jawaban terhadap 25 subunsurmaturitas dalam Form 28 dimaksud sudah terisi;
6) Lakukan perhitungan skor sesuai jawaban dan bobotyang telah ditentukan sebelumnya, gunakan JumlahSkor Maturitas SPIP di Baris B Form tersebut sebagainilai atau skor maturitas dengan sebutan tingkatmaturitas dalam Baris C;
7l Siapkan rencana pengumpulan bukti untuk mengujisimpulan hasil survai tersebut dalam menjaminkebenaran substansi indikator maturitas SPIP.
2.
-20-
Pengujian Bukti Maturitas SPIP
Hasil awal Survai Maturitas SPIP masih perlu diuji secararinci dengan data lapangan. Pengumpulan data rinci maturitasSPIP dapat dilakukan dengan teknik pengumpulan data lainnyaseperti kuesioner lanjutan, wawancara, reviu dokumen, atauobservasi. Pengumpulan bukti maturitas SPIP dilakukan untukmeyakinkan atau memvalidasi bahwa hasil survai persepsimaturitas SPIP telah mencerminkan kondisi tingkat maturitasSPIP yang sebenarnya. Pengumpulan bukti maturitas SPIPdilaksanakan oleh Tim Evaluator.
Hasil survai persepsi maturitas SPIP yang "Konsisten"dilakukan pengumpulan bukti maturitas secara uji petik{sampling) atas responden maupun jawaban survai. Sementaraitu, untuk hasil survai yang "Tidak Konsisten" pengumpulanbukti dilakukan secara uji petik (sampling) atas responden dankeseluruhan butir jawaban kuesioner (sensus) .
Namun demikian, pengumpulan bukti maturitas untuk hasilsurvai persepsi maturitas SPIP baik yang dikategorikan"Konsisten" maupun "Tidak Konsisten', dapat dilakukan ataskeselunrhan responden (sensus) maupun keseluruhan butirjawaban kuesioner (sensus) sesuai pertimbangan profesional TimEvaluator.
Pengujian bukti maturitas SPIP dilakukan kepada tingkatanSatuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT yang telah terpilihmenjadi responden saat pelaksanaan survey persepsi. Hasilvalidasi dari pengujian bukti maturitas disimpulkan secaraberjenjang. Simpulan pertama dilakukan atas SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT, untuk kemudian disimpulkanpada tingkat Kementerian Agama. Penyimpulan pada tingkatKementerian Agama memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Terhadap fokus penilaian (parameter) yang bersifat umum,dalam artian harus dilakukan oleh semua SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agama,penyimpulan didasarkan pada modus dari hasil validasipengujian bukti maturitas.
b. Terhadap fokus penilaian (parameter) yang bersifat khusus,dalam artian hanya dilakukan pada SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT Kementerian Agama tertentu,penyimpulan didasarkan pada hasil validasi pengujian buktimaturitas yang diperoleh dari Satuan Organisasi/SatuanKerja/ UPT Kementerian Agama tersebut.
Fokus penilaian (parameter) yang bersifat khusus denganSatuan Kerja Kementerian Agama terkait diuraikan dalam Tabel3.3.
Tabel 3.3. Fokus Penilaian dan Satuan Kerja Terkait
No Fokus Penilaian Satuan Keria
1Komitmen terhadapKompetensi
o Biro Kepegawaian
2 Peran APIP yang Efektif o Inspektorat Jenderal
o Satuan Pengawas Internal
3 Identifikasi Risikoo Inspektorat Jenderalo Satuan Pengawas Internal
4 Analisis Risikoo Inspektorat Jenderalo Satuan Pengawas Internal
5 Evaluasi Terpisaho Inspektorat Jenderalo Satuan Pengawas Internal
-21-
a. Penyiapan Pengumpulan Data
Validasi data hasil persepsi dapat dilakukan denganmelanjutkan kuesioner atau mengumpulkan buktipendukung lainnya seperti wawancara, reviu dokumen, atauobservasi. Tidak harus semua teknik pengumpulan datadigunakan untuk menguji jawaban hasil survei. Pemilihantersebut tergantung dari parameter yang akan diuji atauresponden yang akan menjadi alamat, tempat parametertersebut berada.1) Pemilihan Teknik Pengumpulan Bukti Maturitas SPIP,
Pemilihan atau penambahan teknik pengumpulan buktilainnya dapat dilakukan dengan menggunakan MatrikOperasionalisasi Indikator Penilaian sebagaimanatertuang dalam Lampiran 3 (Form PM-3). Matrikstersebut dimaksudkan untuk memberikan panduanbagi Tim Evaluator dalam memilih teknik pengumpulanbukti yang tepat.
Pengumpulan bukti ini ditujukan untuk mendalamibahwa jawaban formal dalam Kuesioner Maturitas SPIPtelah benar adanya serta memastikan bahwa jawabandimaksud terpenuhi secara substansi. Sesuai Form PM-3, pendalaman jawaban dapat dilakukan denganberbagai teknik yaitu:a) kuesioner lanjutan untuk meyakinkan jawaban
responden secara lebih spesifik denganmenggunakan Kuesioner Lanjutan Maturitas SPIP(Lampiran 4);
b) wawancara untuk menggali informasi yang lebihmendalam dari sumber yang berkompeten danterkait dengan substansi dengan menggunakanPanduan Wawancara (Lampiran 5);
c) reviu dokumen untuk meyakinkan keberadaan(eksistensi) dan substansi dokumen denganmenggunakan Panduan Reviu dokumen (Lampiran6);
d) observasi untuk meyakinkan berjalannya prosespengendalian dengan menggunakan PanduanObservasi (Lampiran 7).
Pengumpulan bukti pendukung survai maturitasSPIP secara spesifik ditujukan untuk memvalidasijawaban survai. Karena hanya satu angka untukmasing-masing parameter, simpulan yang digunakan
2)
-22-
dari pengumpulan dan pengujian data ini harus pasti,apakah mendukung atau menolak jawaban KuesionerPersepsi Maturitas SPIP. Hanya ada satu simpulan yangmewakili indikator parameter tersebut, artinya simpulanharus Ya atau Tidak. Jikapun digunakan dua atau lebihteknik pengumpulan data untuk satu parameter danmenunjukkan hasil yang bertentangan, tim assessormenggunakan pertimbangan profesionalnya untukmenyimpulan jawaban/skor atas indicator atauparameter tersebut.
Pemilihan Fokus Maturitas Yang Akan DiujiTerdapat L25 parameter yang menjadi populasi
parameter maturitas yang akan dipilih dengan 25subunsur atau area maturitas. Pemilihan paramateryang akan diuji ditetapkan oleh tim penilai melaluipertimbangan profesional. Pertimbangan profesionaldiberikan berdasarkan hasil analisis tim terhadap hasilawal Survei Maturitas SPIP. Pertimbangan tersebutantara lain sudah memasukkan dalam daftar parameterterpilih yaitu:
a) Sub Unsur yang bernilai > 2 atau yang memilikinilai ekstrim (seperti 0).
b) Fokus maturitas dengan jawaban yangparameternya mendapat jawaban yang tidakkonsisten dalam Kuesioner Maturitas SPIP.Terhadap fokus maturitas yang mendapat jawabanatau hasil survai maturitas SPIP yang uKonsisten"
dilakukan secara uji petik (sampling) atasresponden maupun jawaban suruai; sementara itu,untuk hasil survai yang "Tidak Konsisten"pengujian dilakukan terhadap keseluruhan fokusmaturitas (sensus).
c) Fokus jawaban yang ekstrim seperti semuanya"Y{untuk satu area atau fokus maturitas padahal timpenilai mempunyai bukti yang nyata-nyatamenolak jawaban "Ya" tersebut.
Berdasarkan penetapan tim tentang fokus yangakan dikumpulkan bukti pendukungnya, timmengidentifikasi parameter maturitas terkait danmengidentifikasi teknis pengumpulan data yang sesuaidengan parameter tersebut dengan berpedoman padaForm PM-3. Form PM-3 tersebut menunjukkan teknikpengujian dan parameter yang akan diuji dandikumpulkan datanya.
Secara ringkas, penggunaan Matriks OperasionalisasiIndikator Penilaian (Form PM-3) adalah sebagai berikut:
a) Berdasarkan jawaban atau hasil kuesioner persepsimaturitas, tentukan fokus maturitas yang akandieksplorasi atau didalami.
-23-
b) Sesuai Form PM-3 tersebut, pilih teknikpengumpulan bukti untuk masing-masing jawaban;
c) Berdasarkan teknik terpilih tersebut, lakukanpengumpulan data sesuai referensi yang ada(kuesioner lanjutan, panduan wawancara, panduanreviu dokumen, dan panduan observasi). Ingatbahwa hasil eksplorasi dengan dua atau lebihteknik validasi, tetap akan menghasilkan satusimpulan berupa jawaban "Ya" atau "Tidak" yangmewakili kondisi fokus maturitas ataupunparameter maturitas.
3) Penetapan Sampling Responden
Sampling responden dalam kegiatan pengujianbukti adalah sama dengan responden yang dilakukanpada tahapan survei maturitas.
b. Kuesioner Lanjutan Maturitas SPIP
Sebagaimana terlihat pada Form PM-3, matriks tersebutmenyediakan empat teknik pengumpulan bukti sesuaidengan butir jawaban kuesioner persepsi terhadap fokusatau parameter maturitas SPIP yang akan dieksplorasi ataudidalami. Gunakan matriks tersebut untuk memilih teknikpengumpulan data dengan kuesioner.
1) T\.rjuan Penggunaan Kuesioner Lanjutan
Kuesioner lanjutan bertujuan untuk mendapatkandata yang lebih spesifik atau mendalam tentang fokusmaturitas SPIP atau parameter maturitas SPIP. Hasilpengujian ini diharapkan dapat menolak ataumendukung jawaban responden dalam Survai MaturitasSPIP secara memadai.
2l Formulir Yang Digunakan
Formulir yang digunakan dalam melakukanpengumpulan data dengan kuesioner lanjutan antaralain:
o Form 28 : Perhitungan Skor Awal Maturitas SPIPo Form PM-3 : Matriks Operasionalisasi Indikator
Penilaiano Form PM-4 : Kuesioner Lanjutano Form PM-8A : Tabulasi Hasil Kuesioner Lanjutan
dan Wawancarao Form PM-88 : Ikhtisar Hasil Validasi Indikator
Maturitas SPIP3) Langkah Pengujian Data Dengan Kuesioner
Langkah utama penggunaan kuesioner lanjutan adalahsebagai berikut:
a) Berdasarkan Form PM-3, pastikan bahwaparameter maturitas SPIP yang akan didalamisudah sesuai dengan teknik kuesioner lanjutan;
-24-
b) Tetapkan jumlahkerangka sampling
responden kuesioner sesuairesponden;
c) Distribusikan kuesioner (Form PM-4) sesuaipenetapan responden dan lakukan pemantauanterhadap pengembaliannya;
d) Validasi dan tabulasi hasil kuesioner ke dalamForm PM-8A;
e) Buat simpulan hasil pendalaman berdasarkanjawaban terbanyak (modus) dan pindahkansimpulan ke dalam kolom 4 Form PM-88 apakahmengkonfirmasi (mendukung) atau menolakjawaban yang sebelumnya dalam Survai PersepsiMaturitas SPIP.
c. Wawancara Maturitas SPIP
Sebagaimana terlihat pada Form PM-3, matriks tersebutmenyediakan empat teknik pengumpulan bukti sesuaidengan butir jawaban kuesioner persepsi terhadap fokusatau parameter maturitas SPIP yang akan dieksplorarsi ataudidalami. Gunakan matriks tersebut untuk memilih teknikpengumpulan bukti dengan wawancara.
1) T\rjuan Penggunaan Panduan Wawancara
Wawancara bertujuan untuk menggali informasi yanglebih mendalam dari sumber yang berkompeten tentangfokus maturitas SPIP atau parameter maturitas SPIP.Hasil pengujian ini diharapkan dapat menolak ataumendukung jawaban responden dalam Survai MaturitasSPIP secara memadai.
2) Formulir Yang Digunakan
Formulir yang digunakan dalam melakukanpengumpulan data dengan wawancara antara lain:
o Form PM-28 : Perhitungan Skor Maturitas SPIP
o Form PM-3 : Matriks Operasionalisasi IndikatorPenilaian
o Form PM-s : Panduan Wawancara
o Form PM-8A : Tabulasi Hasil Kuesioner Lanjutandan Wawancara
o Form PM-8B : Ikhtisar Hasil Validasi IndikatorMaturitas SPIP
3) Langkah Pengujian Data dengan Wawancara
Langkah utama penggunaan panduan wawancaraadalah sebagai berikut:
a) Berdasarkan Form PM-3, pastikan bahwaparameter maturitas SPIP yang akan didalamisudah sesuai dengan teknik wawancara;
-25-
b) Tetapkan jumlah responden wawancara sesuaikerangka sampling responden;
c) Lakukan pertemuan dengan pimpinan ataupegawai yang akan diwawancarai dan jelaskansubstansi wawancara;
d) Siapkan Form PM-s, pelajari masing-masingparameter pemandu dan lakukan wawancaradengan substansi sebagaimana parameterpemandu;
e) Tabulasi hasil wawancara ke dalam Form PM-8A;
0 Buat simpulan hasil pendalaman berdasarkanjawaban terbanyak (modus) dan pindahkansimpulan ke dalam kolom 5 Form PM-88 apakahmengkonfirmasi (mendukung) atau menolakjawaban yang sebelumnya dalam Survai PersepsiMaturitas SPIP.
d. Reviu Dokumen Maturitas SPIP
Sebagaimana terlihat pada Form PM-3, matriks tersebutmenyediakan empat teknik pengumpulan bukti sesuaidengan butir jawaban kuesioner persepsi terhadap fokusatau parameter maturitas SPIP yang akan dieksplorasi ataudidalami. Gunakan matriks tersebut untuk memilih teknikpengumpulan bukti dengan reviu dokumen.
1) T[juan Penggunaan Reviu Dokumen
Reviu dokumen bertujuan untuk meyakinkankeberadaan (eksistensi) dan substansi dokumen tentangfokus maturitas SPIP atau parameter maturitas SPIP.Keberadaan kebijakan atau prosedur diwajibkan ada,jika ketentuan di atasnya mewajibkan SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT membuatnya. Jikaketentuan di atasnya tersebut telah cukup rincimengaturr kegiatan Satuan Organisasi/SatuanKerja/UPT dan tidak perlu diuraikan lebih rinci lagi,maka Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT dianggaptelah memiliki kebijakan/prosedur terkait parametermaturitas.
Hasil pengujian ini diharapkan dapat menolak ataumendukung jawaban responden dalam Survei MaturitasSPIP secara memadai.
2l Formulir yang Digunakan
Formulir yang digunakan dalam melakukanpengumpulan data dengan kuesioner lanjutan antaralain:o Form PM-28 : Perhitungan Skor Maturitas SPIP
o Form PM-3 : Matriks Operasionalisasi IndikatorPenilaian
o Form PM-6 : Panduan Reviu dokumen
-26-
. Form PM-88 : Ikhtisar Hasil Validasi IndikatorMaturitas SPIP
3) Langkah Pengujian Data dengan Reviu Dokumen
Langkah utama penggunaan panduan reviudokumen adalah sebagai berikut:
a) Berdasarkan Form PM-3, pastikan bahwaparameter maturitas SPIP yang akan didalamisudah sesuai dengan teknik reviu dokumen;
b) Siapkan Form-PM 6 dan dapatkan dokumensebagaimana telah ditetapkan dalam parameterpemandu;
c) Lakukan analisis substansi dokumen, apakah telahsesuai dengan parameter pemandu;
d) Buat simpulan hasil reviu dokumen dalam FormPM-6, kemudian pindahkan simpulan ke dalamkolom 6 Form PM-8B apakah mengkonfirmasi(mendukung) atau menolak jawaban yangsebelumnya dalam Survei Persepsi Maturitas SPIP.
e. Observasi Maturitas SPIP
Sebagaimana terlihat pada Form PM-3, matriks tersebutmenyediakan empat teknik pengumpulan bukti sesuaidengan butir jawaban kuesioner persepsi terhadap fokusatau parameter maturitas SPIP yang akan dieksplorasi ataudidalami. Gunakan matriks tersebut untuk memilih teknikpengumpulan bukti dengan observasi.
1) T\uan Penggunaan Observasi
Observasi bertujuan untuk meyakinkanberjalannya proses pengendalian secara efektif dalamkaitannya dengan fokus maturitas SPIP atau parametermaturitas SPIP. Hasil pengujian ini diharapkan dapatmenolak atau mendukung jawaban responden dalamSurvei Maturitas SPIP secara memadai.
2) Formulir yang Digunakan
Formulir yang digunakan dalam melakukanpengumpulan data dengan kuesioner lanjutan antaralain:o Form PM-28 : Perhitungan Skor Maturitas SPIP
o Form PM-3 : Matriks Operasionalisasi IndikatorPenilaian
o Form PM-7 : Panduan Observasi
o Form PM-8B : Ikhtisar Hasil Validasi IndikatorMaturitas SPIP
3) Langkah Pengujian Data dengan Observasi
Langkah utama penggunaan panduan observasi adalahsebagai berikut:
-27-
a) Berdasarkan Form PM-3, pastikan bahwaparameter maturitas SPIP yang akan didalamisudah sesuai dengan teknik observasi;
b) Siapkan Form PM-7, pelajari masing-masingparameter observasi kemudian identifrkasi unitkerja di mana parameter tersebut berada;
c) Lakukan observasi dengan mengidentifikasi jejakpengendalian dan kegiatan PIC pada proses yangdiamati;
d) Lakukan analisis atas observasi apakah telahsesuai dengan substansi parameter pemandu;
e) Buat simpulan hasil observasi dalam Form PM-7,kemudian pindahkan simpulan ke dalam kolom 7Form PM-88 apakah mengkonfirmasi (mendukung)atau menolak jawaban yang sebelumnya dalamSurvai Persepsi Maturitas SPIP.
f. Penyimpulan Tingkat Maturitas Indikator
Pengumpulan bukti dengan menggunakan berbagai tekniksebagaimana telah diuraikan sebelumnya perlu disimpulkansecara keseluruhan sehingga diperoleh satu jawaban untuksetiap indicator yang mendukung atau menolakkeberadaannya.
1) Tujuan Penyimpulan Tingkat Maturitas Indikator
Penyimpulan tingkat maturitas indikator bertujuanuntuk mendapatkan hasil akhir jawaban tiap-tiapindikator maturitas yang menuntun simpulan pada skordan tingkat maturitas SPIP Kementerian Agama.
2l Formulir Yang Digunakan
Formulir yang digunakan dalam melakukanpengumpulan data dengan kuesioner lanjutan antaralain:
o Form PM-2B : Perhitungan Skor Awal MaturitasSPIP
r Form PM-88 : Hasil Validasi Indikator MaturitasSPIP
o Form PM-8C : Perhitungan Skor Akhir MaturitasSPIP
3) Langkah Penyimpulan Tingkat Maturitas Indikator
Langkah utama penyimpulan tingkat maturitas adalahsebagai berikut:
a) Lakukan entry ulang untuk hasil survey awal kedalam kolom 3 Form PM-8B.
b) Pastikan bahwa Form PM-88 telah terisisebagaimana diperintahkan pada langkah terakhirmasing-masing teknik pengumpulan bukti;
C.
-28-
c) Jika hasil pengujian bukti menunjukkan bahwasemua kriteria terpenuhi maka simpulan dalamForm PM-8B adalah "Ya" atau setuju dengan levelmaturitas dari hasil survei persepsi, sedangkan jikasalah satu kriteria saja tidak terpenuhi makasimpulannya adalah "Tidak" atau tidak setujudengan level maturitas dari hasil survai dandisimpulkan berada pada level dibawahnya;
d) Lakukan entry jawaban Ya atau Tidak pada kolom8 Form PM-88 sesuai penjelasan pada butir c diatas. Untuk kemudian dipindahkan ke kolom 3Form PM-8C; Lakukan perhitungan skor sesuaijawaban dan bobot yang telah ditentukan dalamForm PM-8C. Gunakan Jumlah Skor MaturitasSPIP di Baris B Form tersebut sebagai nilai atauskor maturitas dengan sebutan tingkat maturitasdalam Baris C.
Penyusunan Laporan Penilaian
Hasil survai maturitas SPIP dan pengujian bukti maturitas yangtelah disimpulkan harus dihantarkan kepada manajemen dalambentuk laporan dengan tahapan penyusunan sebagai berikut:
1. Tentukan erea of improuement atas tiap fokus penilaian untukmeningkatkan level maturitas penerapan SPIP;
2. Susun rekomendasi bagi manajemen untuk meningkatkan levelmaturitas penerapan SPIP, mulai dari satu level di atasnyahingga level optimum;
3. Buat konsep Laporan Hasil Penilaian Tingkat Maturitas SPIP(bentuk laporan lihat lampiran 9);
4. Lakukan pembahasan konsep laporan dengan pihak terkait danbuat berita acara hasil pembahasan;
5. Buat Laporan Hasil Penilaian Tingkat Maturitas SPIP.
-29-
BAB IV
STRATEGI PENINGKATAN MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP
Tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP sebagaimana diuraikandalam Bab II menggambarkan tingkatan atau struktur kematanganpenyelenggaraan SPIP dengan karakteristik antar tingkatan yang berbeda.Bab III menguraikan mekanisme penilaian masing-masing tingkat maturitastersebut hingga diperoleh kesimpulan tingkat penyelenggaraan SPIP padasuatu Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT yaitu belum ada, rintisan,berkembang, terdefinisi, terkelola dan terukur, atau optimum. Penilaiantingkat maturitas selain memberikan gambaran posisi maturitaspenyelenggaraan SPIP suatu Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT padaKementerian Agama, juga memberikan dasar bagi perumusan strategipeningkatan penyelenggaraan SPIP menuju ke tingkat yang lebih tinggi.Penyelenggaraan SPIP yang masih berada pada tingkat rintisan tentunyamemerlukan langkah-langkah perbaikan agar meningkat menjadi tingkatberkembang. Demikian pula dari tingkat berkembang ke tingkat terdefinisidan seterusnya hingga tingkat optimum. Bab ini menguraikan strategipeningkatan maturitas penyelenggaraan SPIP menuju ke tingkat yang lebihtinggi.
A. Tujuan Perumusan Strategi Peningkatan Maturitas PenyelenggaraanSPIP
Penilaian maturitas tidak berhenti pada pemberian nilai padapenyelenggaraan SPIP tetapi diharapkan dapat memberikan strategipeningkatan kualitasnya. Perumusan strategi peningkatan maturitaspenyelenggaraan SPIP membantu suatu Satuan Organisasi/SatuanKerja/UPT pada Kementerian Agama menilai tingkat maturitaspenyelenggaraan SPIP yang ada sekarang, mengidentifikasi areapengendalian yang perlu mendapat perbaikan, dan merencanakanstrategi/rencana aksi untuk mengembangkan atau meningkatkantingkat maturitas SPIP.
1. Pertimbangan Perumusan Strategi
Perumusan strategi peningkatan maturitas penyelenggaraanSPIP ini didasarkan pada upaya pemenuhan karakteristiktingkat maturitas penyelenggaraan SPIP pada tiap-tiaptingkatan. Penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIPdimaksud dirancang untuk penilaian pengendalian pada tingkatentitas kendatipun akhirnya menilai pengendalian tingkatkegiatan atau aktivitas. Pendekatan evaluasi berbasis risikosecara top-down merekomendasikan pengujian pengendalianpada tingkat entitas terlebih dahulu sebelum melakukanpengujian pengendalian tingkat aktivitas.
2. T\.rjuan Perumusan Strategi
Pengukuran tingkat maturitas penyelenggaraan SPIPKementerian Agama bermuara pada ukuran keandalan SPIPyang bersifat generik. Karena sifat generik ini maka perumusanstrategi peningkatan maturitas penyelenggaraan SPIP dibuatgenerik agar Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT pada
B.
-30-
Kementerian Agama mempunyai acuan generik dalam upayameningkatkan keandalan SPIP-nya.
Prasyarat Peningkatan Maturitas Penyelenggaraan SPIP
Dalam rangka keberhasilan pelaksanaan strategi peningkatanmaturitas penyelenggaraan SPIP, Kementerian Agama, perlu adanyakomitmen yang kuat dari Kementerian Agama yang antara lain terlihatdari beberapa hal sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dalam rangka penyelenggaraan SPIP, penJrusun DesainPenyelenggaraan SPIP dengan memperhatikan karakteristikSatuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agamayang meliputi kompleksitas organisasi, SDM, dan perspektifpengembangannya. Satuan Organisasi/Satuan Kerja /UW padaKementerian Agama perlu menetapkan tujuan, manfaat danlingkup desain penyelenggaraan SPIP termasuk menetapkanprioritas dan strategi pengembangan SPIP. SatuanOrganisasi/Satuan KerlalUPT p;ada Kementerian Agama jugamen5rusun Rencana Tindak Pengendalian (RTP) yang memuatpengendalian yang akan dibangun dalam suatu tahun/periode.Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agamaselanjutnya perlu menuangkan strategi penyelenggaraan SPIPdan/atau RTP dalam dokumen perencanaan (RKP atau RKPD).
2. Penganggaran
Untuk memastikan kegiatan penyelenggaraan SPIP dapatdilaksanakan Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT padaKementerian Agama perlu memastikan bahwa kegiatanpenyelenggaraan SPIP dituangkan dalam dokumen anggarantahunan.
3. Pelaksanaan
Untuk mendukung pelaksanaan penyelenggaraan SPIP,Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agamaperlu memperhatikan beberapa hal antara lain Pedomanpenyelenggaraan SPIP, Pembentukan Satgas PenyelenggaraanSPIP pada Kementerian Agama atau unit penanggung jawabpenyelenggaraan SPIP. Satgas Penyelenggaraan SPIPKementerian Agama berfungsi:
a. mengoordinasikan pelaksanaan penyelenggaraan SPIP dilingkungan Kementerian Agama;
b. memonitor penyelenggaraan SPIP dan mengkoordinasikantindak lanjut hasil penilaian maturitas SPIP;
c. mendokumentasikan SPIP di Kementerian Agama.
Satgas Penyelenggaraan SPIP dibentuk untuk periode waktutertentu. Apabila penyelenggaraan SPIP di Kementerian Agamadipandang telah cukup berkembang maka fungsi/peran SatgasPenyelenggaraan SPIP dikembalikan ke Unit Kerja yang memilikifungsi Tatalaksana Organisasi.
C.
-3 1-
Lima Strategi Peningkatan Maturitas Penyelenggaraan SPIP
Perumusan strategi peningkatan maturitas penyelenggaraanSPIP dilakukan berdasarkan simpulan hasil penilaian SPIPKementerian Agama yang mengkategorikan tingkat keandalan SPIPsecara berjenjang pada enam level atau tingkat, yaitu belum ada,rintisan, berkembang, terdefinisi, terkelola dan terukur, dan optimum.Dengan jenjang maturitas tersebut, maka ada lima strategi generikuntuk peningkatan maturitas yaitu (a) Penyusunan kebijakan danprosedur tertulis; (b) Pengkomunikasian kebijakan dan prosedur; (c)
Peningkatan komitmen implementasi dan dokumentasi, (d) Evaluasiformal, berkala dan terdokumentasi (e) Pemantauan/pengembanganberkelanjutan. Strategi dimaksud diusulkan berdasarkan karakteristiksetiap level penyelenggaraan SPIP, sebagaimana disajikan dalamGambar 4.1
Gambar 4.7. TingkatanPeningkatannya
Maturitas Level SPIP dan Strategi
+
.Ada praKlkpcngcndellanlntem -adakcb[akanDan prosedurtcrtulls
r'&r'*g
.Ada praKikPcn3endalhn Intcrq..Tldak
terdokumcntasidcngan belk.Pelaksanaan
tergantun3 pada
Individu drn bclummelibatken sGmua
unit organisesi..Efektivitas
pengendallanbelum dievaluesi
.Ada praktlkpengendallanintcrn.Terdokumentasi
den3an baik..Evaluasi ataspengcndalianintern dilakukantanpedokumentasiyang mcmadal.
.Ada pnktlkpcntendallan intcrnalyrng cfcktlf,.Evaluasl
formal,bcrkala dantcrdokumcntasi.
.Mcncrepken
pcn3cndallan
Intcrn yan3
bcrkclanjutan,tcrlntcarrsidalempelaksanaan
kcjhtan.Pcmlntauan
otomatlsmcn33rrnrkenapllkaslkomputcr
.Namun masih ,
bersifat ad-hoc dan X
tidak terorganlsasidcn3en bailg.Tanplkomunlkasldan pcmantauan
Wt'',|
Penyusunan Kebijakan dan Prosedur Tertulis
SPIP Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT padaKementerian Agama yang berada pada level 0 (belum ada)ditandai dengan belum dimilikinya kebijakan dan proseduruntuk melaksanakan praktik-praktik pengendalian intern.Kekurangan inilah yang diatasi dengan peningkatan standarisasi(kebijakan dan prosedur tertulis).
Strategi peningkatan kebijakan dan prosedur tertulis dalamrangka meningkatkan dari level 0 (belum ada) ke level 1
(rintisan), dilakukan dengan beberapa upaya sebagai berikut:a. PenSrusunan Pedoman tentang SPIP.
1,
c.
d.
-32-
b. Pembentukan Satgas Penyelenggaraan SPIP ataumenetapkan unit yang menangani SPIP.
Diklat dan sosialisasi SPIP.
Melakukan penilaian atas Sistem Pengendalian Intern yangadalexisting.
e. Menyusun dan menetapkan secara formal Kebijakan danSOP (berbasis risiko) sebagai dasar pelaksanaan tugas secararutin.
Pengkomunikasian kebijakan dan prosedur SPIP SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agama yangberada pada level 1 (rintisan) ditandai dengan:
a. Sudah ada praktik pengendalian intern, sudah ada kebijakandan prosedur (SOP) tertulis dan diterapkan secara formal.
b. Pengendalian yang diperlukan masih bersifat ad-hoc.
c. Dokumentasi pengendalian intern masih sangat lemah dantidak terorganisasi dengan baik.
d. Pengendalian belum dikomunikasikan dan dipantau secaramemadai sehingga kelemahan tidak teridentifikasi.
e. Pegawai belum peduli dengan tanggung jawab masing-masing.
Kekurangan inilah yang diatasi dengan pengkomunikasiankebijakan dan prosedur sehingga pengendalian dapatdiimplementasikan, mulai muncul pemahaman dan motivasipegawai untuk melaksanakan pengendalian, dan mulai timbulkesadaran pegawai untuk melaksanakan tanggung jawabmasing-masing.
Strategi pengkomunikasian kebijakana dan prosedur dalamrangka meningkatkan dari level 1 (rintisan) ke level 2(berkembang), dilakukan dengan beberapa upaya sebagaiberikut:
a. mensosialisasikan SPIP termasuk kebijakan dan prosedurkepada seluruh pegawai agar mereka memahami pentingnyaSPIP dan terbangun kepeduliannya terhadap SPIP;
b. menyusun rencana pengembangan SPIP secara komprehensifdan mengembangkan pengendalian intern secara disiplinpada seluruh kegiatan. Pen5rusunan Desain PenyelenggaraanSPIP untuk semua unit organisasi dan PemantauanPerkembangan Penyelenggaraan SPIP;
c. mengidentifikasi dan memilih personil khusus Satgas SPIPuntuk menjadi pelaksana awal/penggerak SPIP, melakukanpelatihan yang memadai, dan memberi dukungan sumberdaya yang memadai untuk Satgas SPIP.
d. melakukan pemantauan efektivitas pengendalian yang ada;
e. mendapatkan pembimbingan yang memadai dari pihakeksternal (ahli) agar praktik pengendalian yang sebelumnyamasih ad hoc, berlanjut secara berkesinambungan.
2.
-33-
3. Peningkatan Komitmen Implementasi dan Dokumentasi Sistem
Strategi peningkatan komitmen implementasi dandokumentasi SPIP berlaku untuk Satuan Organisasi/SatuanKerja/UPT pada Kementerian Agama yang telah berada padalevel 2 (tingkat berkembang) dan menuju level 3 (tingkatterdefinisi). SPIP pada tingkat berkembang ditandai dengankarakteristik:a. Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian
Agama telah melaksanakan praktik pengendalian intern,namun pelaksanaan pengendalian intern tidakterdokumentasi dengan baik, dokumentasi penyelenggaraanSPIP masih kurang (bersifat sporadis dan tidak konsisten).
b. Pengendalian masih sangat tergantung padakemauan/ inisiatif individu tertentu.
c. Pelaksanaan dan penilaian pengendalian intern sangattergantung pada individu tertentu (individu kunci) dan belummelibatkan semua unit organisasi.
d. Sudah mulai timbul kesadaraan pegawai untukmelaksanakan tanggung jawab masing-masing.
e. Efektivitas pengendalian belum dievaluasi sehingga banyakterjadi kelemahan yang belum ditangani secara memadai.
f. Tindakan manajemen untuk menyelesaikan permasalahanpengendalian belum menjadi prioritas dan belum konsisten.
Kelemahan utama Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPTpada Kementerian Agama yang berada pada level 2 adalahpelaksanaan pengendalian intern belum didukung dengandokumentasi yang baik dan pelaksanaannya sangat tergantungpada individu, belum melibatkan semua unit organisasi.Efektivitas pengendalian belum dievaluasi sehingga banyakterjadi kelemahan yang belum ditangani secara memadai.
Dalam rangka meningkatkan SPIP SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agama darilevel 2 (tingkat berkembang) ke level 3 (tingkat terdefinisi), perludilakukan strategi peningkatan komitmen implementasi dandokumentasi pengendalian intern dan pengembangan SPIP keseluruh bagianlunit organisasi dalam SatuanOrganisasi/ Satuan Kerj a/ UPT pada Kementerian Agama, denganbeberapa upaya sebagai berikut:
a. melaksanakan Kebijakan dan SOP secara konsisten di semuatingkatan organisasi /unit organisasi setelah terlebih dahulumenso sialisasikannya;
b. mendokumentasikan pengendalian intern secara rapi,terstruktur, rutin dan konsisten;
c. mengalokasikan sumber daya yang memadai untukpenyelenggaraan SPIP, dengan perekrutan staf yang
d.
e.
-34-
kompeten dan memadai, serta mengalokasikan anggaranuntuk pelatihan dan alat/ tools pengendalian intern;
melakukan pelatihan SPIP untuk mengembangkankeahlian/pengetahuan pegawai tentang proses SPIP;
memberikan kesempatan kepada staf untuk mengikutikursus, konferensi, seminar, lokakarya, dll terkait denganSPIP agar dapat meng-update pengetahuannya;
Meningkatkan kesadaran manajemen di semua tingkatantentang perlunya pengendalian intern sebagai bagian integraldari pelaksanaan kegiatan.
g. Mendorong manajemen untuk melakukan evaluasi atasefektifitas pengendalian secara periodik.
Evaluasi formal, berkala, dan terdokumentasi
Karakteristik SPIP pada level 3 (tingkat terdefinisi) ditandaidengan:
a. Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT pada KementerianAgama telah melaksanakan pengendalian intern di semuatingkatan organisasi /unit organisasi dan terdokumentasidengan baik.
b. Unsur-unsur SPIP telah diimplementasi secara penuh.
c. Dokumentasi pengendalian intern telah dilaksanakan secarakonsisten, tertib, dan rapi.
d. Evaluasi atas pengendalian intern telah dilakukan secarabekala meskipun tanpa dokumen yang memadai. Pimpinanmendukung dan melembagakan pemantauan pengendalianintern;
e. Dilakukan program pendidikan dan pelatihan untukpemantauan pengendalian intern;
f. Manajemen telah mulai peduli dengan permasalahanpengendalian, meskipun beberapa kelemahan masih ada.
g. Pegawai telah peduli dengan tanggung jawab merekaterhadap pengendalian. Praktik pengendalian mulaidilaksanakan secara sadar oleh personil yang terkaitberdasarkan kebijakan dan SOP yang ditetapkan.
Kelemahan utama SPIP yang berada pada level 3 adalahevaluasi atas pengendalian intern dilakukan tanpa dokumentasiyang memadai. Dengan demikian, strategi yang perlu ditempuholeh Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT pada KementerianAgama untuk menuju ke level 4 (tingkat terkelola dan terukur)adalah evaluasi pengendalian intern secara formal, berkala, danterdokumentasi sebagai berikut:
Menyediakan secara mudah dan konsisten kebijakan danSOP untuk setiap personel pelaksana kegiatan pokokKementerian Agama.Menerapkan kebijakan dan SOP ke dalam kegiatan sehari-hari.
f.
4.
a.
b.
5.
-35-
c. Memfasilitasi pendokumentasian pelaksanaan Kebijakan danSOP dalam pelaksanaan tugas secara rutin sehingga dapatdidokumentasikan secara konsisten.
d. Memantau serta mengevaluasi secara periodik, formal danterdokumentasi pelaksanaan kebijakan dan SOP danmenggunakan hasilnya untuk perbaikan SPIP.
e. Memastikan adanya pembelajaran yang efektif daripengalaman menerapkan SPIP, sehingga dapat memperbanridan memperkuat proses SPIP, misalnya dengan metodepengendalian baru dan pelatihan personil secara teratur.Melakukan evaluasi berkala atas penyelenggaraaan SPIPuntuk memastikan bahwa SPIP tetap berjalan efektif.
f. Memastikan bahwa risiko menjadi pertimbangan dandimasukkan sebagai kriteria rutin dalam semua pengambilankeputusan.
g. Mewajibkan plmplnan unit lbaeian melaporkanpenyelenggaraan SPIP sebagai bagian penting bagi reviupimpinan Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT padaKementerian Agama.
Pengembangan Berkelanj utanSPIP Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT Kementerian
Agama pada level 4 (terkelola dan terukur) memilikikarakteristik:
a. Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT pada KementerianAgama telah menerapkan pengendalian intern yang efektif.
b. Terdapat pengendalian standar (Kebijakan dan SOP) dandilakukan pengujian/pemantauan secara periodik untukmengevaluasi desain dan pelaksanaan pengendalian.
c. Masing-masing personel pelaksana kegiatan yang selalumengendalikan kegiatan pada pencapaian tujuan kegiatanitu sendiri maupun tujuan Kementerian Agama.
d. Evaluasi atas pengendalian intern telah dilakukan secaraformal, bekala, dan terdokumentasi.
e. Manajemen mampu mendeteksi banyak permasalahanpengendalian dan terdapat tindak lanjut atas kelemahanpengendalian yang teridentifikasi.
Kelemahan utama penyelenggaraan SPIP pada level 4 adalahbelum adanya pengembangan berkelanjutan dan terintegrasi,termasuk mengantisipasi perubahan yang terjadi danpenggunaan alat otomatis yang masih terbatas. Oleh karena itu,untuk meningkatkan penyelenggaraan SPIP dari level 4 (tingkatterkelola dan terukur) ke level 5 (tingkat optimum), SatuanOrganisasi/Satuan KerlalUPT pada Kementerian Agama perlumenempuh strategi pengembangan berkelanjutan (continuousimprouement) dengan upaya utama sebagai berikut:
a. Pemilik proses (process owner) melakukan penilaian mandiriatas efektivitas program/ kegiatan.
b. Mewajibkan individu dalam organisasi untuk fokus padaantisipasi perbaikan pengendalian intern yang akan datang
-36-
(prospectiue nsks) bukan hanya berfokus pada pengendalianyang sedang berjalan.
c. Menggunakan alat otomatis untuk mendukung pelaksanaanpengendalian intern;
d. Mencari ide-ide segar dan momentum perbaikanpenyelenggaraan SPIP.
e. Mempertahankan motivasi personel untuk menginternalisasisistem pengendalian yang dibangun.
f. Melakukan benchmarking dan penggunaan secara luas real-time monitoring dan dasltboard eksekutif.
-37-
BAB V
PENUTUP
Secara umum, maturitas mempunyai arti berkembang penuh atauoptimal. Jika konsep maturitas digunakan dalam SPIP pada KementerianAgama, konsep tersebut menunjukkan bahwa SPIP pada KementerianAgama berada dalam kondisi optimal sebagai alat untuk mencapai tujuanorganisasi Kementerian Agama, termasuk kondisi sistem pengendalianintern. Indikator pencapaian tujuan Kementerian Agama merupakan hasilakhir (uttimate outcomel atas penyelenggaraan SPIP setelah melalui prosesbisnis (pelaksanaan kegiatan) pada Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPTKementerian Agama yang menghasilkan intermediate outcome berupajaminan yang memadai tentang peningkatan efektivitas dan efisiensipelaksanaan kegiatan, keandalan Laporan Keuangan, keamanan aset sertaketaatan pelaksanaan kegiatan pada arahan pimpinan dan aturan yangmendasarinya.
Pengendalian tingkat instansi merupakan prasyarat untukmewujudkan lingkungan yang kondusif dan positif bagi efektivitaspenyelenggaraan pengendalian tingkat kegiatan. Efektivitas penyelenggaraanSPIP dinilai dari tingkat keandalan pengendalian intern. Untuk melakukanpenilaian efektivitas penyelenggaraan SPIP dibutuhkan penetapan indikator,pendekatan, dan teknik dalam melakukan penilaian. Indikator yang tepatharus dimiliki agar penilaian efektivitas SPIP dapat dilakukan secara baik.Atribut keandalan pengendalian intern diadaptasi menjadi indikatormaturitas penyelenggaraan SPIP.
Apabila dari hasil penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIPbelum mencapai optimum, maka perlu melaksanakan perbaikan gunameningkatkan keandalan SPIP. Petunjuk Pelaksanaan penilaian maturitasini diharapkan memberikan arah Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPTpada Kementerian Agama menuju pencapaian SPIP yang optimum. PedomanPenilaian Tingkat Maturitas SPIP ini memuat langkah yang minimal harusada. Dalam penerapannya, diharapkan para pengguna menambah cara-caralain untuk memastikan indikator atribut dimaksud dalam setiap fokuspenilaian benar-benar sesuai dengan realitasnya.
INSPEKTUR JENDERAL,b.
N uENI SUARDINI
-38-
LAMPIRAN IIKEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMANOMOR 96 TAHUN 2O2OTENTANGPETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI MATURITAS SISTEMPENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH PADA KEMENTERIANAGAMA
A. KUESIONER SURVAI MATURITAS SPIP PADA ESELON I PUSAT
Nama Unit Kerja:
Jabatan:
KUESIONER SURVAI MATURITAS SPIP PADA ESELON I PUSAT
Isilah dengan Y (Ya) atau T (Tidak) sesuai dengan kondisi yang sebenarnyaada kolom "Y ly atas pertanyaan berikut.
FORM: PM -1
Apakah Kementerian Agama telah memiliki(Kode Etik) yang ditetapkan secara formal oleh
Aturan PerilakuMenteri Agama?
Agama tersebutpegawai dalam
Apakah Aturan Perilaku (Kode Etik) Kementeriantelah dikomunikasikan kepada sebagian besarunit kerja/unit organisasi Saud ara?
kerja/unit organisasiPerilaku (Kode Etik)
Apakah sebagian besar pegawai dalam unitSaudara berperilaku sesuai dengan AturanKementerian Agama?
telah melakukanPerilaku (Kode Etik)
pemantauan f evaluasisecara berkala dan
Apakah pimpinanpenerapan Aturanterdokumentasi?Apakah Aturan Perilaku (Kode Etik) Kementerian Agamadikembangkan terus menerus sesuai perubahan yang terjadi,dan telah dilakukan pemantauan secara otomatis oleh pimpinanatas penerapan aturan perilaku organisasi?
Apakah Unit Eselon I Pusatatas setiap tugas dan fungsiditetapkan secara formal oleh
telah memiliki standar kompetensiuntuk masing-masing posisi yangpimpinan Unit Eselon I Pusat?
Apakah standar kompetensi atas setiap tugas dan fungsi untukmaslng-masln osisi tersebut telah dikomunikasikan kepada
-39-
sebagian besar pegawai Unit Eselon I Pusat?
Apakah promosi/mutasi pejabat telah berdasarkan standarkompetensi?Apakah Pimpinan Unit Eselon I Pusat telah melakukanpemantauan/evaluasi atas standar kompetensi dan kesesuaianpenempatan pejabat dengan standar kompetensi secara berkaladan terdokumentasi?Apakah standar kompetensi dikembangkan terr,rs menerussesuai perubahan yang terjadi, dan ada sarana pemantauansecara otomatis oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat ataskesesuaian penempatan pejabat dengan standar kompetensi?
Apakah Unit Eselon I Pusat telah memiliki kebijakan/prosedurSistem Manajemen Kinerja (SMK), misalnya prosedur penerapanSistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)?
Apakah kebijakan I prosedurseluruh tingkat Kepala danPusat?
SMK telah dikomunikasikan kepadapegawai terkait pada Unit Eselon I
Apakah kebijakan/prosedur SMK telahdiberlakukan/diimplementasikan pada Unit Eselon I Pusat?Apakah Pimpinan Unitkebijakan I prosedur SMKdan terdokumentasi?
Eselon I Pusat telahdan implementasinya
mengevaluasisecara berkala
Apakah kebijakan/prosedur SMK dikembangkan terus menerussesuai dengan perubahan yang terjadi dan telah dilakukanpemantauan secara otomatis/ online oleh Pimpinan Unit Eselon IPusat?
Apakah Unit Eselon I Pusat telah memiliki Struktur Organisasrbeserta uraian tata laksananya mengacu pada peraturanperundang-undangan yang berlaku?Apakah keberadaan Struktur Organisasi beserta uraian tatalaksananya, pada Unit Eselon I Pusat telah dikomunikasikankepada level Kepala dan pegawai yang berkepentingan?Apakah Struktur Organisasi beserta uraian tata laksananyapada Unit Eselon I Pusat Saudara telah sesuai dengan ukurandan sifat kegiatannya?Apakah Struktur Organisasi besertapada Unit Eselon I Pusat Saudara telahdan terdokumentasi?
uraian tata laksananyadievaluasi secara berkala
Apakah Struktur Organisasi beserta uraian tata laksananyadimutakhirkan sesuai perubahan lin nsan strateeis dan telah
-40-
Apakah terdapat prosedur pendelegasian wewenang yang dibuatsecara formal di Unit Eselon I Pusat Saudara?Apakah prosedur pendelegasianSaud ara telah dikomunikasikan
wewenang di Unit Eselon I Rrsatkepada sebagian besar pegawai?
Apakah prosedur pendelegasian wewenang di Unit Eselon I PusatSaudara telah dilaksanakan dan didokumentasikan?Apakah Pimpinan Unit Eselon I Pusat telah melakukan evaluasiatas prosedur pendelegasian wewenang dan hasil pelaksanaanpendelegasian wewenang secara berkala dan terdokumentasi?Apakah prosedur pendelegasian wewenangdisesuaikan dengan perubahan lingkunganterjadi, dan atas pelaksanaan pendelegasiandilakukan pemantauan otomatis lonline olehEselon I Pusat?
terus menerusstrategis yang
wewenang telahPimpinan Unit
Apakah Unit Eselon I Pusat telah memiliki serangkaiankebijakan/aturan mengenai pembinaan Sumber Daya Manusia(SDM) sejak rekrutmen s.d. pemberhentian?Apakah kebijakan/aturan pembinaan SDM tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai pada Unit Eselon I Pusat?Apakah rekrutmen, pembinaan pegawai sampai denganpemberhentiannya pada Unit Eselon I Pusat telah dilakukansesuai dengan kebijakan/aturan pembinaan SDM dandidokumentasikan?Apakah Pimpinan Unit Eselon I Pusat telah melakukan evaluasiatas kebijakan pembinaan SDM, dan kesesuaian pelaksanaanrekrutmen, pembinaan pegawalpemberhentiannya dengan kebijakan/aturan pembinaan SDMsecara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan/aturan pembinaan SDM dan pelaksanaanrekrutmen, pembinaan pegawai denganpemberhentiannya dikembangkan terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis yang terjadi, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala organisasiatas pelaksanaan kebijakan/aturan pembinaan SDM?
-41-
Apakah Inspektorat Jenderal telah memiliki piagam audit ataukebijakan pengawasan atau dokumen formal lain yangmenyatakan visi, misi, tujuan, wewenang, tanggung jawabkegiatan audit intern dan ruang lingkup audit intern?Apakah piagamformal lainnyaEselon I Pusat?
audit atau kebijakan pengawasantersebut telah dikomunikasikan
atau dokumenkepada Unit
Apakah Inspektorat Jenderal telah dapat memberikan keyakinanyang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, efektivitas,pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsiorganisasi/ unit organisasi/ unit kerja?Apakah kinerja pengawasan Inspektorat Jeneral di Unit Eselon IPusat Saudara telah dilakukan penilaian internal dan eksternal(penelaahan sejawat oleh aparat pengawasan lain) dan hasilnyatelah ditindaklanjuti dalam rangka meningkatkan keyakinanyang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, efektivitas,pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsiorganisasi/unit organisasi/unit kerja secara berkala danterdokumentasi?Apakah Inspektorat Jenderal telah dapat memberikan peringatandini bagi Pimpinan Unit Eselon I Pusat dan meningkatkanefektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas danfungsi Unit Eselon I Pusat, dan telah dilakukan pemantauanotomatis lonline oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat?
Apakah Unit Eselon I Pusat telah memilikipedoman/kebijakan/SOP terkait dengan tugas dan fungsi UnitEselon I Pusat Saudara yang melibatkan unit organisasi/unitkerja lain terkait dengan mekanisme saling uji (pencocokan datadengan unit keda/unit organisasi yang menangani anggaran,akuntansi dan perbendaharaan)?Apakah pedoman/kebijakan terkait dengan tugas dan fungsiUnit Eselon I Pusat Saudara, yang melibatkan unitorganisasi/unit kerja lain tersebut, telah dikomunikasikankepada pegawai yang berkepentingan dalam Unit Eselon I Pusat?Apakah kebijakan/prosedur koordinasi dengan unitorganisasi/unit kerja lain telah diimplementasikan oleh pegawaiyang berkepentingan di setiap jenjang level unit kerja dandidokumentasikan?Apakah Kepala di setiap jenjang level Unit Eselon I Fusat telahmelakukan evaluasi terhadap pemberlakuan kebijakan/prosedurmekanisme saling uji data dengan unit organisasi unit kerja lainsecara berkala dan terdokumentasi?Apakah mekanisme saling uji data telah dikembangkan secara
-42-
Apakah Unit Eselon I Pusat telahpenilaian risiko (identifikasi risiko)oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusatformal lainnya?
memiliki kebij akan I pedomanyang ditetapkan secara formalatau pedoman penilaian risiko
Apakah kebijakan/pedoman penilaian risiko (identifikasi risiko)tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawai yangberkepentingan di Unit Eselon I Pusat Saudara?Apakah Unit Eselon Ikegiatan utama yangUnit Eselon I Pusat?
Pusat telah memiliki daftar risiko atasditetapkan secara formal oleh Pimpinan
Apakah pimpinan di setiap jenjang level unit kerja telahmelakukan evaluasi terhadap kebijakan/pedoman penilaianrisiko (identifikasi risiko) dan pelaksanaannya serta daftar risikoyang dibuat secara berkala dan terdokumentasi?Apakah daftar risiko telah dimutakhirkan secara terus menerussesuai dengan perubahan kebutuhan atau harapan stakeholdersdan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh PimpinanUnit Eselon I Pusat?
Apakah Unit Eselon I Pusat telah memiliki kebijakan/pedomanpenilaian risiko (analisis risiko) yang ditetapkan secara formaloleh Unit Eselon I Pusat atau pedoman penilaian risiko formallainnya?Apakah pedomandikomunikasikanEselon I Pusat?
penilaian risiko (analisis risiko) tersebut telahkepada pegawai yang berkepentingan di Unit
Apakah Unit Eselon I Pusat telah memiliki rencanapengendalian/rencana penanganan risiko atas kegiatanyang ditetapkan secara formal oleh Pimpinan Unit Eselondan RTP telah diiplementasikan?
tindakutamaI Pusat
Apakah Kepala telah melakukan evaluasi atas rencana tindakpengendalian/rencana penanganan risiko tersebut secaraberkala dan terdokumentasi?Apakah rencana tindak pengendalian/rencana penangananrisiko telah dimutakhirkan secara terus menerus sesuai denganperubahan kebutuhan atau harapan stakeholders dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh pimpinan orsanisasi
-43-
Apakah Unit Eselon I Pusat telah memiliki dokumen penetapankineda (PK/ Tapkin) yang ditetapkan secara formal?Apakah dokumendikomunikasikan
penetapan kinerja (PK/Tapkin) tersebut telahkepada seluruh pegawai yang berkepenting?n?
Apakah Unit Eselon I Pusatberdasarkan tolok ukur kinerjapenetapan kineda (PK lTapkin)?
telah melakukan reviu kinerjayang ditetapkan dalam dokumen
Apakah Pimpinan Unit Eselon I Pusat telah melakukan evaluasiatas kinerja dan menggunakan hasilnya untuk memperbaikicara/metode pelaksanaan kegiatan untuk efisiensi danefektivitas pencapaian kinerja secara berkala danterdokumentasi?Apakah cara/metode pelaksanaan kegiatan dikembangkan terusmenerus sesuai dengan perubahan untuk meningkatkan kinerja,dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh PimpinanUnit Eselon I Pusat?
Apakah Unit Eselon I Pusat telah memiliki kebijakan/SoP terkaitpembinaan sumber daya manusia (kebutuhan jumlah,persyaratan jabatan, dan standar kinerja pegawai)?Apakah kebijakan/SOP tentang pembinaan sumber dayamanusia (kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standarkinerja pegawai) telah dikomunikasikan kepada pejabat/ pegawaiyang berkepentingan di Unit Eselon I Pusat?Apakah pembinaan sumber daya manusia di Unit Eselon I hrsattelah sesuai dengan kebijakan/SoP pembinaan sumber dayamanusia (kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standarkinerja pegawai)?Apakah Pimpinan Unit Eselon I Pusat telah melakukanpemantauan/evaluasi secara berkala dan terdokumentasi ataspemberlakuan/implementasi pembinaan sumber daya manusiatersebut?Apakah pembinaan sumber daya manusia (kebutuhan jumlah,persyaratan jabatan, dan standar kinerja pegawai) telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perrrbahankebutuhan dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ onlineoleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat atas kinerja sumber dayamanusia?
-44-
Apakah Unit Eselon Imemuat pengendaliansiap digunakan) danvaliditas, kelengkap&n,
Pusat telah memiliki kebijakan/SoP ygumum (untuk menjamin sistem informasipengendalian aplikasi (untuk menjamindan akurasi data) sistem informasi?
Apakah kebijakan dan prosedur tersebut telah dikomunikasikankepada pegawai yg berkepentingan di Unit Eselon I Pusat?
dan pengendalian aplikasi sistemsesuai dengan kebijakan/SoP dan
Apakah pengendalian umuminformasi telah dilaksanakandidokumentasikan?Apakah Pimpinan Unit Eselon I Pusat melakukan evaluasi ataspengendalian umum dan pengendalian aplikasi sistem informasiyang digunakan Unit Eselon I Pusat secara berkala danterdokumentasiApakah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi sisteminformasi dikembangkan secara terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatislonline oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusatatas pengendalian umum dan pengendalian aplikasi sisteminformasi?
Apakah Unit Eselon I Pusat Saudara telah memiliki aturanterkait dengan pengamanan aset (misal daripencurian / kerusakan / penyimpangan penggunaan aset) ?
Apakah aturan tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawaiyang berkepentingan di Unit Eselon I Pusat?Apakah Unit Eselon Ifisik atas aset sesuaididokumentasikan?
Pusat telah melaksanakan pengamanandengan aturan yang ditetapkan dan
Apakah Pimpinan Unit Eselonevaluasi atas pengamananterdokumentasi?
I Pusat Saudara telah melakukanIisik aset secara berkala dan
Apakah aturan dan pengamanan fisik atas aset dikembangkansecara terus menerus sesuai dengan perubahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online olehPimpinan Unit Eselon I Pusat atas pengamanan aset?
Apakah Unitutama (IKU)organisasi?
Eselonyang
I Pusat telah memiliki indicator kinedaditetapkan secara formal oleh pimpinan
Apakah IKU tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawaiyang berkepentingan di Unit Eselon I Pusat?Apakah IKU telah digunakan untuk mengukur kinerja Unit
-45-
Eselon I Pusat?Apakah Pimpinan Unit Eselon I Fusat melakukan evaluasi atasIKU secara berkala dan terdokumentasi?Apakah IKU dikembangkan terusperubahan strategis/perubahan tugasorganisasi?
menerus sesuai dengandan fungsi serta mandat
Apakah Unit Eselon I Pusat telah secara formal memisahkantanggung jawab dan tugas untuk menjamin bahwa seluruhaspek utama transaksi atau kejadian tidak dikendalikan oleh I(satu) orang yang berpotensi terjadinya kecuralg44Apakah kebijakan terhadap pemisahan tanggung jawab dantugas tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawai yangberkepentingan di unit Unit Eselon I Pusat?
Apakah pemisahan tanggung jawab dan tugas tersebut telahditerapkan di unit organisasi/ unit kerja Saudara?Apakah setiap level Kepala di Unitmelakukan pemantauan f evaluasi atastanggung jawab dan tugas tersebutterdokumentasi?
Eselon I Pusat telahpenerapan pemisahansecara berkala dan
Apakah kebijakan terkait pemisahan tanggung jawab dan tugastersebut telah dikembangkan secara terus menerus sesuaidengan perubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatislonline oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat?
Apakah Unit Eselon I Pusat telah memilikiaturan/pedoman/SOP yang memuat tentang otorisasi atastransaksi dan kejadian penting (antara lain: keuangan, barang,kepegawaian, perijinan, dan pendapatan)?Apakah aturan/pedoman/SOP yang memuat tentang otorisasiatas transaksi dan kejadian penting tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan di UnitEselon I Pusat?Apakah otorisasi transaksiPusat telah dilaksanakandan didokumentasikan?
dan kejadian penting di Unit Eselon Isesuai dengan aturan I pedoman/ SOP
Apakah Pimpinan Unit Eselon I Pusat telah melakukanpemantauan/evaluasi atas otorisasi transaksi dan kejadian
enting tersebut secara berkala dan terdokumentasi?Apakah aturan/pedoman/SOP yang memuat otorisasi transaksidan kejadian penting, dan pelaksanaannya dikembangkan terusmenerus sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, dan
-46-
Apakah Unit Eselon I Pusatterkait kewajiban pencatatanakurat dan tepat waktu?
aturanlpedomankejadian secara
telah memilikitransaksi dan
Apakah aturanlpedoman tersebutkepada pegawai yang berkepentingankerja Saudara?
telah dikomunikasikandi unit organisasi/ unit
Apakah transaksi dan kejadian penting pada unit kerja saudaratelah dicatat secara akurat dan tepat sesuai aturanf pedoman?
Pusat telah melakukan evaluasikejadian penting secara berkala
Apakah Pimpinan Unit Eselon Iatas pencatatan transaksi dandan terdokumentasi?Apakah aturan/pedoman terkait kewajiban pencatatan transaksidan kejadian penting serta pelaksanaannya telah dikembangkansecara terus menerus sesuai dengan perrrbahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online olehPimpinan unit Eselon I Pusat atas pencatatan transaksi dankejadian secara akurat dan tepat waktu?
Apakah akses atas sumber daya (misalnya: aset, uang, dll) dancatatan (misalnya: SIMDA, SIMPEG, dll) di Unit Eselon I pusattelah dibatasi pada pegawai yang berwenang yang ditetapkansecara formal oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat?Apakah pembatasan akses atas sumber daya dan catatan di unitEselon I Pusat tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawaiyang berkepentingan di Unit Eselon I trusat?Apakah akses pada sumber daya dan catatan di unit kerjasaudara hanya dilakukan oleh petugas yang ditetapkan sehinggamenjamin keamanan sumber daya dan catatan daripencurian / kerusaka n I penyimpangan?Apakah Pimpinan di Unit Eselon I Pusatevaluasi terhadap pembatasan akses atascatatan secara berkala dan terdokumentasi
telah melakukansumber daya dan
Apakah pembatasan akses atas sumber daya dan catatan telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis?
-47 -
uraian tugasnya di unit kerja Saudara telah ditetapkan secaraformal oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat?Apakah penetapan penanggung jawab sumber daya dan catatanbeserta uraian tugasnya di Unit Eselon I Pusat tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan?Apakah penanggung jawab sumbermembuat pertanggungiawaban atassesuai dengan yang ditentukan?
daya dan catatan telahsumber daya dan catatan
Apakah Pimpinan di Unit Eselon I Pusat telah melakukanpemantauan/evaluasi atas akuntabilitas pencatatan dan sumberdaya tersebut secara berkala dan terdokumentasi?Apakah akuntabilitas pencatatan dan sumber daya tersebuttelah dikembangkan secara terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatis/ online oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat?
Apakah Unit Eselon I Pusat telah memiliki kebijakan/proseduruntuk melakukan dokumentasi atas
SPI serta transaksi dan kejadianimplementasi I penyelenggaraanpenting?Apakah kebijakan/prosedur tersebut telah dikomunikasikan kepegawai yang berkepentingan?Apakah dokumentasi ataskejadian penting telahditetapkan?
implementasi SPI serta transaksi dandilakukan sesuai kebijakan yang
Apakah Pimpinan Unit Eselon I Pusat telah melakukan evaluasiatas kebijakan/prosedur dan pelaksanaan kebijakanpendokumentasian implementasi SPI serta transaksi dankejadian penting secara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebij akan/ prosedur untuk melakukan dokumentasi atasimplementasi SPI serta transaksi dan kejadian pentingdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis/online oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat?
Apakah Unit Eselon I Pusat telah memiliki kebijakan/proseduratau pedoman infokom / kehumasan untuk memperolehinformasi yang penting dalam mencapai tujuan InstansiPemerintah?Apakah kebijakan-kebijakan lprosedur tersebut telahdikomunikasikan kepada pesawai vans berke entinsan di Unit
-49-
Eselon I Pusat?Apakah informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu dapatdiakses oleh pegawai yang berkepentingan/terkait sehinggamemungkinkan dilakukan pengecekan/ pemantauan dantindakan korektif secara tepat?Apakah proses identifikasi, perolehan, dan distribusi informasioperasional dan keuangan mampu untuk mengukur pencapaianrencana kinerja strategis serta telah dievaluasi secara berkaladan terdokumentasi?Apakah proses identifikasi, perolehan, dan distribusi informasioperasional dan keuangan langgaran telah dikembangkan secaraterus menerus sesuai dengan perubahan lingkungan strategis,dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh PimpinanUnit Eselon I Pusat?
Apakah Unit Eselonkebij akan / SO P I pedomanpengendalian intern danmasing pegawai?
I Pusat telah memilikiuntuk menjelaskan pentingnya
tugas serta tanggungiawab masing-
Apakah kebijakan/SOP/pedoman komunikasi internal &eksternal telah dikomunikaskan kepada manajemen, pegawai,dan stakeholder terkait di Unit Eselon I Pusat?Apakah Pimpinan Unit Eselon I Pusat telah menyediakanberbagai bentuk sarana komunikasi, baik untuk internal daneksternal yang dapat dimanfaatkan oleh manajemen dan seluruhpersonil pelaksana kegiatan?Apakah setiap level pimpinan di unit organisasi/unit kerjaSaudara telah melakukan pemantauan/evaluasi atas kebij akanlSOP/pedoman tersebut secara berkala dan terdokumentasi?Apakah upaya pengembangan/pembaharuan sistem informasiuntuk meningkatkan kegunaan dan keandalan komunikasiinformasi telah dilakukan secara terus menerus, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Pimpinan UnitEselon I Pusat?
Apakah Unit Eselon I Pusat telah memilikistrategi/kebijakan/prosedur pemantauan berkelanjutan(supervisi kegiatan, pembandingan, rekonsiliasi, sidak, danprosedur lain) untuk meyakinkan bahwa aktivitas pengendaliantelah b.{"!*q sesuai dengan yang diinginkan?Apakah strategi I kebij akantelah dikomunikaskan ke
lprosedur pemantauan berkelanjutanada manaiemen dan
-49-
Catatan:Untuk jawaban "Yd' agar disiapkan bukti/data pendukung
berkepentingan?Apakah setiap level Kepala di Unit Eselon I Pusat telahmelakukan pemantauan berkelanjutan atas efektivitas kegiatanpengendalian pada tingkat entitas dan tingkat kegiatan (seluruhkegiatan) dengan melibatkan manajemen dan seluruh personilpelaksana kegiatan?Apakah setiap level Kepala dalam Unit Eselon I Pusat telahmelakukan evaluasi pemantauan berkelanjutan atas efektivitaskegiatan pengendalian secara berkala dan terdokumentasi?Apakah strategi / kebij akan / prosedur pemantauan berkelanjutanatas efektivitas kegiatan pengendalian tersebut telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis secara otomatislonline oleh Pimpinan UnitEselon I Pusat?
Apakah Unit Eselon I Pusat telah memilikikebdakan/pedoman/prosedur untuk melakukan evaluasipengendalian intern secara terpisah yang ditetapkan secaraformal oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat?Evaluasi terpisah adalah penilaian atas mutu kinerja SistemPengendalian Intern dengan ruang lingkup dan frekuensitertentu yang dapat dilakukan oleh aparat pengawasan internpemerintah atau pihak eksternal pemerintah.Apakah kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah, telahdikomunikaskan kepada manajemen dan pegawai yangberkepentingan di Unit Eselon I Pusat?Apakah Unit Eselonpengendalian internmanajemen dan pegawai
I Pusat telah melakukan evaluasisecara terpisah dengan melibatkanterkait yang berkompeten?
atasevaluasiregulasi
evaluasikebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanpengendalian intern secara terpisah disesuaikan denganterkait, secara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis/ online oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat?
B.
50-
KUESIONER SURVAI MATURITAS SPIP PADA KANWIL KEMENAG
PROVINSI DAN KANKEMENAG KABUPATEN/ KOTA
FORM: PM -1
KUESIONER SURVAI MATURITAS SPIP PADA KANWIL KEMENAG PROVINSI
DAN KANKEMENAG KABUPATEN/ KOTA
Isilah dengan Y (Ya) atau T (Tidak) sesuai dengan kondisi yang sebenarnya
ada kolom "Y ly atas pertanyaan berikut'
Ap"k"h Kementerian Agama telah memiliki(Iiode Bti
Aturan PerilakuMenteri Agama?
Ap"k"h Aturan Perilaku (Kode Etik) Kementeriantetatr dikomunikasikan kepada sebagian besarunit kerj af unit organisasi saudara?
Agama tersebutpegawai dalam
kerja/unit organisastPerilaku (Kode Etik)
Ap"k"tt sebagian besar pegawai dalam unitSaudara berperilaku sesuai dengan AturanKementerian Agama?
Kab lKota telahAturan Perilaku
Apakah Kepala Kanwil Provinsi lKemenagmelakukan pemantauan levaruasi penerapan(Kode Etik) secara berkala dan terdokumentasi?
Ap"k"h Aturan Perilaku (Kode Etik) Kementeriandikembangkan terus menerus sesuai perubahan yang
dan telah dilakukan pemantauan secara otomatis oleh
Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota atas penerapanperilaku organisasi?
Agamaterjadi,Kepalaaturan
Apakah Kanwil Provinsi lKemenagstandar kompetensi atas setiap tugasmasing posisi yang ditetapkan secara
Kab lKota telah memilikidan fungsi untuk masing-formal oleh KePala Kanwil
Provinsi lKemenag Kab lKota?@tensi atas setiap tugas dan fungsi untukmasing-masing posisi tersebut telah dikomunikasikan kepada
sebagiin besai p-"g"*"i f""*il ptoui"t
Apakah promosi/mutasi pejabat telah berdasarkan standarkompetensi?
@tt*it Provinsi/Kemenag Kab/Kota telahmelakuk"tt pe*.ntauan/evaluasi atas standar kompetensi dankesesuaian penempatan pejabat dengan standar ko
-5 l-
secara berkala dan terdokumentasi?Apakah standar kompetensi dikembangkan terus menerussesuai perubahan yang terjadi, dan ada Sarana pemantauansecara otomatis oleh Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kotaatas kesesuaian penempatan pejabat dengan standarkompetensi?
Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telahkebijakan/prosedur Sistem Manajemen Kinerja (SMK),prosedur penerapan Sistem Akuntabilitas KinerjaPemerintah (SAKIP)?
memilikimisalnyaInstansi
Apakah kebijakan/prosedur SMK telah dikomunikasikan kepadaseluruh tingkat Kepala dan pegawai terkait pada KanwilProvinsi lKemenag Kab lKota?
kebijakan lprosedur SMKkepadadiberlakukan / diimplementasikan
telahKanwil
Provinsi lKemenag Kab lKota Saudara?Kab lKota telahimplementasinya
Apakah Kepala Kanwil Provinsi/Kemenagmengevaluasi kebijakan lprosedur SMK dansecara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan/prosedur SMK dikembangkan terus menerussesuai dengan perubahan yang terjadi dan telah dilakukanpemantauan secara otomatis/ online oleh Kepala KanwilProvinsi lKemenag Kab lKota?
Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikiStruktur Organisasi beserta uraian tata laksananya mengacupada peraturan per u?
Apakah keberadaan Struktur Organisasi beserta uraian tatalaksananya, pada Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telahdikomunikasikan kepada level Kepala dan pegawai yangberkepentingan?Apakah Struktur Organisasi beserta uraian tata laksananyap.a" Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota Saudara telah sesuaidengan ukuran dan sifat k.gi.t.ttyt?Apakah Struktur Organisasi beserta uraianpada Kanwil Provinsi lKemenag Kab lKotadievaluasi secara berkala dan terdokumentasi?
tata laksananyaSaudara telah
Apakah Struktur Organisasi beserta uraian tata laksananyadimutakhirkan sesuai perubahan lingkungan strategis dan telahdilakukan pemantauan secara otomatis/online oleh KepalaKanwil Provinsi lKemenag Kab lKota?
-52-
Apakah terdapat prosedur pendelegasiansecara formal di Kanwil Provinsi lKemenag
wewenang yang dibuatKab lKota Saudara?
Ap"k"h pro""dr.tt pendelegasian wewenang di _ Kanwil
liovinsi/Kemenag Kab/Kota Saudara telah dikomunikasikankepada sebagian b.t"t P"g.*.i?Apakah prosedurProvinsi lKemenagdidokumentasikan?
pendelegasianKab lKota Saudara
wewenang di Kanwiltelah dilaksanakan dan
Ap"k"h Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab lKota telahmelakukan evaluasi atas prosedur pendelegasian wewenang danhasil pelaksanaan pendelegasian wewenang secara berkala danterdokumentasi?Apakah prosedur pendelegasian wewenangdisesuaikan dengan perubahan lingkunganterjadi, dan atas pelaksanaan pendelegasiandilakukan pemantauan otomatis lonline olehProvinsi/ Kemenag Kab I Kota?
terus menerusstrategis yang
wewenang telahKepala Kanwil
Apak"h l(a"*l Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikiserangkaian kebijakan f atutan mengenai pembinaan SumberDaya Manusia (sDM) sejak rekrutmen s.d. pemberhentian?
Apakah kebijakan laturan pembinaan SDMdikomunikasikan kepada Pegawai
tersebut telahpada Kanwil
Provinsi/ Kemenag Kab I Kota?pegawai sampai dengan
Provinsi/ Kemenag Kab/ Kotakebijakan I aturan Pembinaan
Apakah rekrutmen, Pembinaanpemberhentiannya Pada Kanwiltelah dilakukan sesuai denganSDM dan didokumentasikan?Ap"kah Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telahmelakukan evaluasi atas kebijakan pembinaan sDM, dankesesuaian pelaksanaan rekrutmen, pembinaan pegawai sampaidengan pernberhentiannya dengan kebij akan/ aturan pembinaanSDM secara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan/aturan pembinaan SDM dan pelaksanaantektut*ett, pembinaan pegawai sampai denganpemberhentiannya dikembangkan terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis yang terjadi, dan telahiil"k tku.tt pemantauan otomatis/ online oleh Kepala KanwilProvinsi/ Kemenag Kab/ Kota atas pelaksanaan kebijakan/aturanpembinaan SDU?
-53-
Apakah Inspektorat Jenderal telah memiliki piagam audit ataukeUijat<an pengawasan atau dokumen formal lain yangmenyatakan- visi, misi, tujuan, wewenang' tanggung jawabkegiatan audit intern d. audit intern?Apakah piagam audit atau kebtjakan pengawasanformal lainnya tersebut telah dikomunikasikan
atau dokumenkepada Kanwil
Provinsi lKemenag Kab lKota?Apakah Inspektorat Jenderal telah dapat memberikan keyakinany"tg memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, efektivitas,pen-apaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsiorganisasi/ unit organisApakah kinerja pengawasan Inspektorat Jenderal di KanwilPiovinsi/Kemenag Kab/Kota Saudara telah dilakukan penilaianinternal dan eksternal (penelaahan sejawat oleh aparatpengawasan lain) dan hasilnya telah ditindaklanjuti dalamrangka meningkatkan keyakinan yang memadai atas ketaatan,kehematan, efisiensi, efektivitas, pencapaian tujuanpenyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi/unitorganisasi/unit kerja secara berkala dan terdokumentasi?Apakah Inspektorat Jenderal telah dapat memberikan peringatandini bagi Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota danmeningkatkan efektivitas manajemen risiko dalampenyelenggaraan tugas dan fungsi Kanwil Provinsi/Kemenagkab/Kota, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online ole}lr
Kepala Kanwil Provinsi / Kemenag Kab / Ko ta?
Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikipedo-"n/kebijakan/SOP terkait dengan tugas dan fungsi KanwilProvinsi/Kemenag KablKota Saudara yang melibatkan unitorganisasi/unit kerja lain terkait dengan mekanisme saling uji(pencocokan data dengan unit kerja/unit organisasi yangmenangani anggaran, akuntApakah pedoman/kebijakan terkait denganKanwil Provinsi lKemenag Kab lKota Saudara,unit organisasi/unit kerja lain tersebut, telahkepada pegawai yang berkepentingan
tugas dan fungsiyang melibatkandikomunikasikandalam Kanwil
Provinsi lKemenag Kab lKota?Apakah kebijakan/prosedur koordinasi dengan unitoiganisasi/unit kerja lain telah diimplementasikan oleh pegawaiyang berkepentingan di setiap jenjang level unit kerja dandidokumentasikan?
Kanwil Provinsi I Kemenagterhadap pemberlakuan
Apakah Kepala di setiap jenjang levelKab lKota telah melakukan evaluasikebiiakan lprosedur mekanisme salin uii data densan unit
-54-
organisasi unit kerja lain secara berkala dan terdokumentasi?Apakah mekanisme saling uji data telah dikembangkan secaraterrrs menerus sesuai dengan kebutuhan dan telah dilakukanpemantauan secara otomatis/ online oleh Kepala KanwilProvinsi/ Kemenag Kab/ Kota?
Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikikebijakan/pedoman penilaian risiko (identifikasi risiko) yangditetapkan secara formal oleh Kepala Kanwil Provinsi/KemenagKab/Kota atau pedoman penilaian risiko formal lainnya?Apakah kebijakan/pedoman penilaian risiko (identifikasi risiko)tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawai yangberkepentingan di Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota Saudara?Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikidaftar risiko atas kegiatan utama yang ditetapkan secara formaloleh Kepala Kanwil Provinsi / Kemena g Kab I Kota?Apakah Kepala di setiap jenjang level unit kerja telah melakukanevaluasi terhadap kebijakan/pedoman penilaian risiko(identifikasi risiko) dan pelaksanaannya serta daftar risiko yangdibuat secara berkala dan terdokumentasi?Apakah daftar risiko telah dimutakhirkan secara terus menerussesuai dengan perubahan kebutuhan atau harapan stakeholdersdan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh KepalaKanwil Provinsi/ Kemenag Kab/ Kota?
Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikrkebijakan/pedoman penilaian risiko (analisis risiko) yangditetapkan secara formal oleh Kanwil Provinsi/KemenagKab/Kota atau pedoman penilaian risiko formal lainnya?Apakah pedoman penilaian risikodikomunikasikan kepada pegawaiProvinsi lKemenag Kab lKota?
(analisis risiko) tersebut telahyang berkepentingan di Kanwil
Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikirencana tindak pengendalian/rencana penanganan risiko ataskegiatan utama yang ditetapkan secara formal oleh KepalaKanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota dan RTP telahdiiplementasikan?Apakah Kepala telah melakukan evaluasi atas rencana tindakpengendalian/rencana penanganan risiko tersebut secaraberkala dan terdokumentasi?Apakah rencana tindak pengendalian/rencana penanganan
-55-
Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikidokumen penetapan kinerja (PK/ Tapkin) yang ditetapkan secaraformal?Apakah dokumendikomunikasikan
penetapan kinerja (PK lTapkin) tersebut telahkepada seluruh pegawai yang berkepentingan?
Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag KablKota telah melakukanreviu kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang ditetapkandalam dokumen penetapan kinerja (PK/Tapkin)?Apakah Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telahmelakukan evaluasi atas kinerja dan menggunakan hasilnyauntuk memperbaiki cara/metode pelaksanaan kegiatan untukefisiensi dan efektivitas pencapaian kinerja secara berkala danterdokumentasi?Apakah cara/metode pelaksanaan kegiatan dikembangkan terusmenerus sesuai dengan perubahan untuk meningkatkan kinerja,dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh KepalaKanwil Provinsi/ Kemenag Kab/ Kota?
1 Apakah Kanwil Provinsi lKemenag Kab lKotakebijakan/SOP terkait pembinaan sumber(kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, danpegawai)?
telah memilikidaya manusiastandar kinerja
2 Apakah kebijakan/SOP tentang pembinaan sumber dayamanusia (kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standarkinerja pegawai) telah dikomunikasikan kepada pejabat/pegawaiyang berkepentingan di Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota?
3 Apakah pembinaan sumber dayaProvinsi lKemenag Kab lKota telah sesuaipembinaan sumber daya manusiapersyaratan jabatan, dan standar kinerja
manusia di Kanwildengan kebijakan/SOP(kebutuhan jumloh,
pegawai)?4 Apakah Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah
melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala danterdokumentasi atas pemberlakuan/implementasi pembinaansumber daya manusia tersebut?
5 Apakah pembinaan sumberpersyaratan jabatan, dan
daya manusia (kebutuhan jumleh,standar kinerja pegawai) telah
-56-
Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikikebijakan/SOP yg memuat pengendalian umum (untukmenjamin sistem informasi siap digunakan) dan pengendalianaplikasi (untuk menjamin validitas, kelengkapan, dan akurasidata) sistem informasi?Apakah kebijakan dan prosedur tersebut telah dikomunikasikankepada pegawai yg berkepentingan di Kanwil Provinsi/KemenagKab lKota?Apakah pengendalian umuminformasi telah dilaksanakandidokumentasikan?
dan pengendalian aplikasi sistemsesuai dengan kebijakan/SoP dan
Apakah Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag KablKota melakukanevaluasi atas pengendalian umum dan pengendalian aplikasisistem informasi yang digunakan Kanwil Provinsi/KemenagKab lKota secara berkala dan terdokumentasiApakah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi sisteminformasi dikembangkan secara terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatisf ortline oleh Kepala KanwilProvinsi/Kemenag Kab/Kota atas pengendalian umum danpengendalian aplikasi sistem informasi?
Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab lKota Saudara telahmemiliki aturan terkait dengan pengamanan aset (misal daripencurian/ kerusakan/ penyimpangan penggunaan aset)?Apakah aturan tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawalyang berkepentingan di Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/4q!q?Apakah Kanwil Provinsi lKemenag Kab lKota telahpengamanan fisik atas aset sesuai denganditetapkan dan didokumentasikan?
melaksanakanaturan yang
Apakah Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota Saudaratelah melakukan evaluasi atas pengamanan fisik aset secaraberkala dan terdokumentasi?Apakah aturan dan pengamanan fisik atas aset dikembangkansecara terus menerus sesuai dengan perubahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online olen'Kepala Kanwil Provinsi/Kemenas Kab/Kota atas pensamanan
-57 -
Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikiindicator kinerja utama (IKU) yang ditetapkan secara formal olehKepala organisasi?Apakah IKU tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawalyang berkepentingan di K"tt*tl Ptouit.i/K"mApakah IKU telah digunakan untuk mengukur kinerja KanwilProvinsi lKemenag Kab lKota?Apakah Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota melakukanevaluasi atas IKU secara berkala dan terdokumentasi?Apakah IKU dikembangkan terusperubahan strategis/perubahan tugasorganisasi?
menerus sesuai dengandan fungsi serta mandat
Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah secara formalmemisahkan tanggung jawab dan tugas untuk menjamin bahwaseluruh aspek utama transaksi atau kejadian tidak dikendalikanoleh 1 (satu) orang yang berpotensi terj@Apakah kebijakan terhadap pemisahan tanggung jawab dantugas tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawai yangberkepentingan di unit Kanwil Provinsi/ Kt-"tqg KeU{o!a?Apakah pemisahan tanggung jawab dan tugas tersebut telahditerapkan di unit organisasi/ unit kerja Saudara?Apakah setiap level Kepala di Kanwil Provinsi/KemenagKab/Kota telah melakukan pemantauan/evaluasi ataspenerapan pemisahan tanggung jawab dan tugas tersebut secaraberkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan terkait pemisahan tanggung jawab dan tugastersebut telah dikembangkan secara terrrs menerus sesuaidengan perubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatis/ online oleh Kepala KanwilProvinsi/Kemenag Kab f Kota'f
Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag KablKota telah memilikiaturan/pedoman/SOP yang memuat tentang otorisasi atastransaksi dan kejadian penting (antara lain: keuangan, barang,kepegawaian, p€rijinan, dan pendapatan)?Apakah aturan/pedoman/SOP yang memuat ten!eqg_e!94$9i
-5 8-
atas transaksi dan kejadian penting tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan di KanwilProvinsi/ Kemenag Kab I Kota?Apakah otorisasi transaksi dan kejadian penting di KanwilProvinsi/Kemenag Kab/Kota telah dilaksanakan sesuai denganaturan I pedoman/ SOP dan didokumentasikan?Apakah Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telahmelakukan pemantauan/evaluasi atas otorisasi transaksi dankejadian penting tersebut secara berkala dan terdokumentasi?Apakah aturan/pedoman/SOP yang memuat otorisasi transaksidan kejadian penting, dan pelaksanaannya dikembangkan terrrsmenerus sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, dantelah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala KanwilProvinsi lKemenag Kab lKota yg dilaksanakan?
Apakah Kanwil Provinsi lKemenag Kab lKotaaturanlpedoman terkait kewajiban pencatatan
telah memilikitransaksi dan
kejadian secara akurat dan tepat waktu?telah dikomunikasikandi unit organisasi/ unit
Apakah aturanlpedoman tersebutkepada pegawai yang berkepentingankerja Saudara?Apakah transaksi dan kejadian penting pada unit kerja Saudaratelah dicatat secara akurat dan tepat sesuai aturan/pedoman?Apakah Kepala Kanwilmelakukan evaluasi ataspenting secara berkala dan
Provinsi lKemenag Kab lKota telahpencatatan transaksi dan kejadianterdokumentasi?
Apakah aturan/pedoman terkait kewajiban pencatatan transaksrdan kejadian penting serta pelaksanaannya telah dikembangkansecara terus menerus sesuai dengan perubahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online ole}:Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota atas pencatatantransaksi dan kejadian secara akurat dan tepat waktu?
Apakah akses atas sumber daya (misalnya:catatan (misalnya: SIMDA, SIMPEG,Provinsi lKemenag Kab lKota telah dibatasiberwenang yang ditetapkan secara formalProvinsi lKemenag Kab lKota?
aset, uang, dll) dandll) di Kanwil
pada pegawai yangoleh Kepala Kanwil
Apakah pembatasan akses atas sumber daya dan catatan dtKanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan di KanwilProvinsi/ Kemenag Kab/ Kota?
-59-
Apakah akses pada sumber daya dan catatan di unit kerjaSaudara hanya dilakukan oleh petugas yang ditetapkan sehinggamenjamin keamanan sumber daya dan catatan daripencurian / keru sakatt / petyimpat gat?epautr Kepala di Kanwil Provinsi/Kemenag KablKota telahmelakukan evaluasi terhadap pembatasan akses atas sumberdaya dan catatan secara berkala dan terdokumentasiApakah pembatasan akses atas sumber daya dan catatan telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis?
Apakah penanggung jawab sumber daya dan catatan besertauraian tugasnya di unit kerja Saudara telah ditetapkan secaraformal oleh Kepala Kanwil Ptouitt"i/K"*"t"9 K"b/KotdApakah penetapan penanggung jawab sumber daya dan catatanbeserta uraian tugasnya di Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kotatersebut telah dikomunikasikan kepada pegawai yangberkepentingan?Apakah penanggung jawab sumbermembuat pertanggungiawaban atas
daya dan catatan telahsumber daya dan catatan
sesuai dengan yang ditentukan?Apakah Kepala di Kanwil Provinsi/Kemenag KablKota telahmelakukan pemantauan/evaluasi atas akuntabilitas pencatatandan sumber daya tersebut secara berkala dan terdokumentasi?Apakah akuntabilitas pencatatan dan sumber daya tersebuttelah dikembangkan secara terrrs menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatis/ online oleh Kepala KanwilProvinsi lKemenag Kab lKota?
Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikikebijakan/prosedur untuk melakukan dokumentasi atasimplementasi/penyelenggaraan SPI serta transaksi dan kejadianpenting?Apakah kebijakan/prosedur tersebut telah dikomunikasikan kepegawai yang berkepentingan?Apakah dokumentasi ataskejadian penting telahditetapkan?
implementasi SPI serta transaksi dandilakukan sesuai kebijakan Yang
Apakah Kepala Kanwilmelakukan evaluasi atas
Provinsi lKemenag Kab lKota telahkebiiakan lprosedur dan pelaksanaan
-60-
kebijakan pendokumentasian implementasi SPI serta transaksidan kejadian penting secara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan/prosedur untuk melakukan dokumentasi atasimplementasi SPI serta transaksi dan kejadian pentingdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis/online oleh Kepala Kanwil Provinsi/KemenagKab lKota?
Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikikebijakan/prosedur atau pedoman infokom / kehumasan untukmemperoleh informasi yang penting dalam mencapai tujuanInstansi Pemerintah?Apakah kebijakan-kebijakan/prosedur tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan di KanwilProvinsi lKemenag Kab lKota?Apakah informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu dapatdiakses oleh pegawai yang berkepentingan/terkait sehinggamemungkinkan dilakukan pengecekan/ pemantauan dantindakan korektif secara tepat?Apakah proses identifikasi, perolehan, dan distribusi informasroperasional dan keuangan mampu untuk mengukur pencapaianrencana kinerja strategis serta telah dievaluasi secara berkaladan terdokumentasi?Apakah proses identifikasi, perolehan, dan distribusi informastoperasional dan keuangan /anggaran telah dikembangkan secaraterus menerus sesuai dengan perubahan lingkungan strategis,dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh KepalaKanwil Provinsi/ Kemenag Kab/ Kota?
Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikikebijakan/SOP/pedoman untuk menjelaskan pentingnyapengendalian intern dan tugas serta tanggungiawab masing-masing pegawar?Apakah kebijakan/ SOP/ pedoman komunikasi internal &eksternal telah dikomunikaskan kepada manajemen, pegawai,dan stakeholder terkait di Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota?Apakah Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag KablKota telahmenyediakan berbagai bentuk sarana komunikasi, baik untukinternal dan eksternal yang dapat dimanfaatkan oleh manajemendan selur-uh personil pelaksana kegiatan?
-61-
Apakah setiap level Kepala di Kanwil Provinsi/KemenagfiUTXota Saudara telah melakukan pemantauan/evaluasi ataskebijakan/ SOP/pedoman tersebut secara berkala danterdokumentasi?Apakah upaya pengemb angan I pembaharuan sistem informasi,.,nt k meningkatkan kegunaan dan keandalan komunikasiinformasi telJh dilakukan secara terus menerus, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala KanwilProvinsi lKemenag Kab lKota?
np*"ft Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikisirategi/kebijakan/prosedur pemantauan berkelanjutanstrategi/kebijakan/prosedur pemantauan berkelanJutan(supervisi k-egiatan, pembandingan, rekonsiliasi, sidak, danproiedur lainf untuk meyakinkan bahwa aktivitas pengendaliantelah berjalan sesuai dengan yang diinginkan?Apakah strategi I kebijakan I prosedur pemantauantelah dikomunikaskan kepada manajemen dan
berkelanjutanpegawai yang
berkepentingan?Apakah setiap level Kepala di Kanwil Provinsi/KemenagKab/Kota telah melakukan pemantauan berkelanjutan a,tas
efektivitas kegiatan pengendalian pada tingkat entitas dantingkat kegiatan (seluruh kegiatan) dengan melibatkanmanajemen dan seluruh personil pelaksana k tan?
Apakah setiap level Kepala dalam Kanwil Provinsi/Kemenagfab/Xota telah melakukan evaluasi pemantauan berkelanjutanatas efektivitas kegiatan pengendalian secara berkala danterdokumentasi?Apakah strategi / kebij akan / prosedur pemantauan berkelanjutan.i"r efektiviias kegiatan pengendalian tersebut telahdikembangkan Secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis secara otomatislonline oleh Kepala KanwilProvinsi lKemenag Kab lKota?
epahfr Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikitcibi3at<an/pedoman/prosedur untuk melakukan evaluasipengendalian intern secara terpisah yang ditetapkan secaraformal oleh Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag KablKota?Evaluasi terpisah adalah penilaian atas mutu kinerja SistemPengendalian Intern dengan ruang lingkup dan frekuensitertentu yang dapat dilakukan oleh aparat pengawasan internpemerintah atau pihaE [email protected] kebijakan lpedoman lprosedur untuk melakukan
isah, telahevaluasi pengendalian intern secara te
dikomunikaskan kepada manajemen dan pegawai yangberkepentingan di Kanwil Provinsi / Kemenag Kab / Kota?Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah dengan melibatkanmanajemen dan pegawai terkait yang berkompeten?Apakah telah dilakukan evaluasikebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanpengendalian intern secara terpisah disesuaikan denganterkait, secara berkala dan terdokumentasi?
atasevaluasiregulasi
Apakah kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis/ online oleh Kepala Kanwil Provinsi/KemenagKab lKota?
-62-
Catatan:Untuk jawaban nYa" agar disiapkan bukti/data pendukung
C. KUESIONER SURVAI MATURITAS SPIP PADA PERGURUAN TINGGIKEAGAMAAN NEGERI
Nama Unit Kerja:
Jabatan:
KUESIONER SURVAI MATURITAS SPIP PADA PERGURUAN TINGGIKEAGAMAAN NEGERI (PTKN)
Isilah dengan Y (Ya) atau T (Tidak) sesuai dengan kondisi yang sebenarnyaada kolom "Y lf atas pertanyaan berikut.
FORM: PM -l
Apakah Kementerian Agama telah memiliki(Kode Etik) yang ditetapkan secara formal oleh
Aturan PerilakuMenteri Agama?
Apakah Aturan Perilaku (Kode Etik) Kementeriantelah dikomunikasikan kepada sebagian besarunit kerj alunit organisasi Saudara?
Agama tersebutpegawai dalam
kerja/unit organisasiPerilaku (Kode Etik)
Apakah sebagian besar pegawai dalam unitSaudara berperilaku sesuai dengan AturanKementerian Agama?
-63-
4 Apakah K.pala PTKN telahpenerapan Aturan Perilakuterdokumentasi?
melakukan pemantauan f evaluasi(Kode Etik) secara berkala dan
5 Agamaterjadi,Kepala
Apakah Aturan Perilaku (Kode Etik) Kementeriandikembangkan terus menerus sesuai perubahan yangdan telah dilakukan pemantauan secara otomatis olehPTKN atas penerapan aturan perila@
Apakah PTKN telah memiliki standar kompetensi atas setiaptugas dan fungsi untuk masing-masing posisi yang ditetapkansecara formal oleh Pimpinan PTKN?
Apakah standar kompetensi atas setiap tugas dan fungsi untukmasing-masing posisi tersebut telah dikomunikasikan kepadasebagian besar pegawai PTKN?
Apakah promosi/mutasi pejabat telah berdasarkan standarkompetensi?Apakah Pimpinan PTKN telah melakukanatas standar kompetensi dan kesesuaian
pemantauan f evaluasipenempatan pejabat
dan terdokumentasi?dengan standar kompetensi secara berkalaApakah standar kompetensi dikembangkan terus menerussesuai perubahan yang terjadi, dan ada sarana pemantauansecara otomatis oleh Pimpinan PTKN atas kesesuaianpenempatan pejabat dengan standar ko@
Apakah PTKN telah memiliki kebijakan/prosedur SistemManajemen Kinerja (SMK), misalnya prosedur penerapan SistemAkuntabilitas Kinerj a Instansi Pemerintah (SAKIP)?_
Apakah kebijakan/prosedur SMK telah dikomunikasikan kepadaselurrrh tingkat Kepala dan pegawai terkait p"4" PTKN?
Apakah kebijakan/prosedur SMK telahdiberlakukan/diimplementasikan kepada PTKN tgUqg1qlApakah Pimpinan PTKN telah mengevaluasi kebijakan/prosedurSMK dan implementasinya secara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan/prosedur SMK dikembangkan terus menemssesuai dengan perubahan yang terjadi dan telah dilakukanpemantauan secara otomatis/ ottli
-64-
Apakah keberadaan Struktur Organisasi beserta uraian tatalaksananya, pada PTKN telah dikomunikasikan kepada levelKepala dan pegawai yang berkepentingan?Apakah Struktur Organisasipada PTKN Saudara telahkegiatannya?
beserta uraian tata laksananyasesuai dengan ukuran dan sifat
Apakah Struktur Organisasipada PTKN Saudara telahterdokumentasi?
beserta uraian tata laksananyadievaluasi secara berkala dan
Apakah Struktur Organisasi beserta uraian tata laksananyadimutakhirkan sesuai perubahan lingkungan strategis dan telahdilakukan pemantauan secara otomatis/online oleh PimpinanPTKN?
Apakah terdapat prosedur pendelegasian wewenang yang dibuatsecara formal di PTKN Saudara?Apakah prosedur pendelegasian wewenang di PTKN Saudaratelah dikomunikasikan kepada sebagian besar pegawai?
Apakah prosedur pendelegasian wewenang di PTKN Saudaratelah dilaksanakan dan didokumentasikan?Apakah Pimpinan PTKN telahpendelegasian wewenang danwewenang secara berkala dan
melakukan evaluasihasil pelaksanaan
terdokumentasi?
atas prosedurpendelegasian
Apakah prosedur pendelegasian wewenang terus menerusdisesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis yangterjadi, dan atas pelaksanaan pendelegasian wewenang telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Pimpinan PTKN?
Apakah PTKN telah memilikimengenai pembinaan Sumberrekrutmen s.d. pemberhentian?
serangkaian kebijakan I aturanDaya Manusia (SDM) sejak
Apakah kebijakan/aturan pembinaan SDM tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai pada PTKN?
Apakah rekrutmen, pembinaan pegawai sampai denganpemberhentiannya pada PTKN telah dilakukan sesuai dengankebijakan/aturan pembinaan SDM dan didokumentasikan?Apakah Pimpinan PTKN telah melakukan evaluasi atas kebijakanpembinaan SDM, dan kesesuaian pelaksanaan rekrutmen,pembinaan pegawai sampai dengan pemberhentiannya dengankebijakan f aturan pembinaan SDM secara berkala danterdokumentasi?
-65-
Apakah kebijakan f aturan pembinaan SDM dan pelaksanaanrekrutmen, pembinaan pegawal denganpemberhentiannya dikembangkan terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis yang terjadi, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Pimpinan PTKNatas pelaksanaan kebijakan f aturan pembinaan SDM?
Apakah Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang dibentuk telahmemiliki piagam audit atau kebijakan pengawasan ataudokumen formal lain yang menyatakan visi, misi, tujuan,wewenang, tanggung jawab kegiatan audit intern dan ruanglingkup audit intern?Apakah piagam audit atau kebijakan pengawasan atau dokumenformal lainnya tersebut telah dikomunikasikan kepada PTKN?
Apakah SPI telah dapat memberikan keyakinan yang memadaratas ketaatan, kehematan, efisiensi, efektivitas, pencapaiantujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi/unitorganisasi/unit kerja?Apakah kinerja pengawasan SPI di PTKN Saudara telahdilakukan penilaian internal dan eksternal (penelaahan sejawatoleh aparat pengawasan lain) dan hasilnya telah ditindaklanjutidalam rangka meningkatkan keyakinan yang memadai atasketaatan, kehematan, efisiensi, efektivitas, pencapaian tujuanpenyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi/unitorganisasi/unit kerja secara berkala dan terdokumentasi?Apakah SPI telah dapat memberikan peringatan dini bagrPimpinan PTKN dan meningkatkan efektivitas manajemen risikodalam penyelenggaraan tugas dan fungsi PTKN, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Pimpinan PTKN?
Apakah PTKN telah memiliki pedoman/kebijakan/SOP terkaitdengan tugas dan fungsi PTKN Saudara yang melibatkan unitorganisasi/unit kerja lain terkait dengan mekanisme saling uji(pencocokan data dengan unit kerja/unit organisasi yangmenangani anggaran, akuntansi dan perbendaharaan)?Apakah pedoman lkebijakan terkaitPTKN Saudara, yang melibatkan unittersebut, telah dikomunikasikanberkepentingan dalam PTKN?
dengan tugas dan fungsiorganisasi lunrt kerja lainkepada pegawai yang
-66-
Apakah kebijakan/prosedur koordinasi dengan unitorganisasi/unit kerja lain telah diimplementasikan oleh pegawaiyang berkepentingan di setiap jenjang level unit kerja dandidokumentasikan?Apakah Kepala di setiap jenjang level PTKN telahevaluasi terhadap pemberlakuan kebijakan/ prosedursaling uji data dengan unit organisasi unit kedaberkala dan terdokumentasi?
melakukanmekanismelain secara
Apakah mekanisme saling uji data telah dikembangkan secaraterus menerus sesuai dengan kebutuhan dan telah dilakukanpemantauan secara otomatis/ online oleh Kepala PTKN?
Apakah PTKN telah memiliki kebijakan/pedoman penilaian risiko(identifikasi risiko) yang ditetapkan secara formal oleh PimpinanPTKN atau pedoman penilaian risiko formal lainnya?Apakah kebijakan I pedoman penilaiantersebut telah dikomunikasikanberkepentingan di PTKN Saudara?
risiko (identifikasi risiko)kepada pegawai yang
Apakah PTKN telah memiliki daftar risiko atas kegiatan utamayang ditetapkan secara formal oleh Pimpinan PTKN?Apakah Kepala di setiap jenjang level unit kerja telah melakukanevaluasi terhadap kebijakan/pedoman penilaian risiko(identifikasi risiko) dan pelaksanaannya serta daftar risiko yangdibuat secara berkala dan terdokumentasi?Apakah daftar risiko telah dimutakhirkan secara terus menerussesuai dengan perubahan kebutuhan atau harapan staketpldersdan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh PimpinanPTKN?
Apakah PTKN telah memiliki kebijakan/pedoman penilaian risiko(analisis risiko) yang ditetapkan secara formal oleh PTKN ataupedoman penilaian risiko formal lainnya?Apakah pedomandikomunikasikan
penilaian risikokepada pegawai
(analisis risiko) tersebut telahyang berkepentingan di PTKN?
Apakah PTKN telah memiliki rencana tindakpengendalian/rencana penanganan risiko atas kegiatan utamayang ditetapkan secara formal oleh Pimpinan PTKN dan RTPtelah diiplementasikan?Apakah Kepala telah melakukan evaluasi atas rencana tindakpengendalian/rencana penanganan risiko tersebut secaraberkala dan terdokumentasi?
-67 -
Apakah rencana tindak pengendalian/rencana penangananrisiko telah dimutakhirkan secara terus menerus sesuai denganperubahan kebutuhan atau harapan stakeholders dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Pimpinan PTKNatas rencana tindak pengendalian/rencana penanganan risikotersebut?
Apakah PTKN telah memiliki dokumen penetapan kinerja (PK/Tapkin) yang ditetapkan secara formal?Apakah dokumendikomunikasikan
penetapan kineda (PKlTapkin) tersebut telahkepada seluruh pegawai yang berkepentingan?
berdasarkan tolokpenetapan kinerja
Apakah PTKN telah melakukan reviu kinedaukur kinerja yang ditetapkan dalam dokumen(PKlTapkin)?Apakah Pimpinan PTKN telah melakukan evaluasi atas kinerjadan menggunakan hasilnya untuk memperbaiki cara/metodepelaksanaan kegiatan untuk efisiensi dan efektivitas pencapaiankinerja secara berkala dan terdokumentasi?Apakah caraf metode pelaksanaan kegiatan dikembangkan terusmenerus sesuai dengan perubahan untuk meningkatkan kinerja,dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh PimpinanPTKN?
Apakah PTKN telah memiliki kebijakan/SoP terkait pembinaansumber daya manusia (kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan,dan standar kinerja pegawai)?Apakah kebijakan/SOP tentang pembinaan sumber dayamanusia (kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standarkinerja pegawai) telah dikomunikasikan kepada pejabat/pegawaiyang berkepentingan di PTKN?Apakah pembinaan sumber daya manusia di PTKN telah sesuaidengan kebijakan/SOP pembinaan sumber daya manusia(kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standar kinerjapegawai)?Apakah Pimpinan PTKN telah melakukan pemantauan/evaluasrsecara berkala terdokumentasipemberlakuan/implementasi pembinaan sumber daya manusiatersebut?Apakah pembinaan sumber daya manusia (kebutuhan jumlah,persyaratan jabatan, dan standar kinerja pegawai) telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahankebutuhan dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online
-68-
Apakah PTKN telah memiliki kebijakan/SoP yg memuatpengendalian umum (untuk menjamin sistem informasi siapdigunakan) dan pengendalian aplikasi (untuk menjaminvaliditas, kelengkapan, dan akurasi data) sistem informasi?Apakah kebijakan dan prosedur tersebut telah dikomunikasikankepada pegawai yg berkepentingan di PTKN?
Apakah pengendalian umuminformasi telah dilaksanakandidokumentasikan?
dan pengendalian aplikasi sistemsesuai dengan kebijakan/SoP dan
Apakah Pimpinan PTKN melakukan evaluasi atas pengendalianumum dan pengendalian aplikasi sistem informasi yangdigunakan PTKN secara berkala dan terdokumentasiApakah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi sisteminformasi dikembangkan secara terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatis/ online oleh Pimpinan PTKN ataspengendalian umum dan pengendalian aplikasi sisteminformasi?
Apakah PTKN Saudara telah memiliki aturan terkait denganpengamanan aset (misal daripencurian / ker-usakan I penyimpangan penggunaan aset) ?
Apakah aturan tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawaiyang berkepentingan di PTKN?Apakah PTKNsesuai dengan
telah melaksanakan pengamanan fisik atas asetaturan yang ditetapkan dan didokumentasikan?
Apakah Pimpinan PTKN Saudara telah melakukan evaluasi ataspengamanan fisik aset secara berkala dan terdokumentasi?Apakah aturan dan pengamanan fisik atas aset dikembangkansecara terus menerus sesuai dengan perubahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online olehPimpinan PTKN atas pengamanan aset?
Apakah PTKN telah memiliki indicator kinerja utama (IKU) yangditetapkan secara formal oleh Kepala organisasi?Apakah IKU tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawaiyang berkepentingan di PTKN?
-69-
Apakah IKU telah digunakan untuk mengukur kinerja PTKN?Apakah Pimpinan PTKN melakukan evaluasi atas IKU secaraberkala dan terdokumentasi?Apakah IKU dikembangkan terusperubahan strategis/perubahan tugasorganisasi?
menerus sesuai dengandan fungsi serta mandat
Apakah PTKN telah secara formal memisahkan tanggungdan tugas untuk menjamin bahwa seluruh aspektransaksi atau kejadian tidak dikendalikan oleh 1 (satu)yang berpotensi terjadinya kecurangan?
jawabutamaorang
Apakah kebijakan terhadap pemisahantugas tersebut telah dikomunikasikanberkepentingan di unit PTKN?
tanggung jawab dankepada pegawai yang
Apakah pemisahan tanggung jawab dan tugas tersebut telahditerapkan di unit organisasi/ unit kerja Saudara?Apakah setiap level Kepala di PTKN telah melakukanpemantauan/evaluasi atas penerapan pemisahan tanggungjawab dan tugas tersebut secara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan terkait pemisahan tanggung jawab dan tugastersebut telah dikembangkan secara terrrs menerus sesuaidengan perubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatis I online oleh Pimpinan PTKN?
Apakah PTKN telah memiliki aturan/pedoman/SOP yang memuattentang otorisasi atas transaksi dan kejadian penting (antaralain: keuangan, barang, kepegawaian, perijinan, danpendapatan)?Apakah aturan/pedoman/SOP yang memuat tentang otorisasiatas transaksi dan kejadian penting tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan di PTKN?Apakah otorisasi transaksi dandilaksanakan sesuai dengandidokumentasikan?
kejadian penting di PTKN telahaturanlpedoman/SOP dan
Apakah Pimpinan PTKN telahatas otorisasi transaksi danberkala dan terdokumentasi?
melakukan pemantauan f evaluasikejadian penting tersebut secara
Apakah aturan/pedoman/SOP yang memuat otorisasi transaksidan kejadian penting, dan pelaksanaannya dikembangkan terusmenerus sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, dantelah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh PimpinanPTKN yg dilaksanakan?
-70-
Apakah PTKN telah memiliki aturan/pedoman terkait kewajibanpencatatan transaksi dan kejadian secara akurat dan tepatwaktu?Apakah aturanlpedoman tersebutkepada pegawai yang berkepentingankerja Saudara?
telah dikomunikasikandi unit organisasi/ unit
Apakah transaksi dan kejadian penting pada unit kerja Saudaratelah dicatat secara akurat dan tepat sesuai aturan/pedoman?Apakah Pimpinanpencatatan transaksiterdokumentasi?
melakukan evaluasi ataspenting secara berkala dan
PTKN telahdan kejadian
Apakah aturan/pedoman terkait kewajiban pencatatan transaksidan kejadian penting serta pelaksanaannya telah dikembangkansecara terus menerus sesuai dengan perubahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online olehPimpinan PTKN atas pencatatan transaksi dan kejadian secaraakurat dan tepat waktu?
Apakah akses atas sumber daya (misalnya: aset,catatan (misalnya: SIMDA, SIMPEG, d11) di PTKNpada pegawai yang berwenang yang ditetapkanoleh Pimpinan PTKN?
uang, dll) dantelah dibatasisecara formal
Apakah pembatasan akses atas sumber dayaPTKN tersebut telah dikomunikasikan kepadaberkepentingan di PTKN?
dan catatan dipegawai yang
Apakah akses pada sumber daya dan catatan di unit kerjaSaudara hanya dilakukan oleh petugas yang ditetapkan sehinggamenjamin keamanan sumber daya dan catatan daripencurian / kerusakan / penyimpangan?Apakah Kepala di PTKN telahpembatasan akses atas sumberdan terdokumentasi
melakukan evaluasi terhadapdaya dan catatan secara berkala
Apakah pembatasan akses atas sumber daya dan catatan telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis?
Apakah penanggung jawab sumber daya dan catatan besertauraian tugasnya di unit keda Saudara telah ditetapkan secaraformal oleh Pimninan PTKN?Apakah penetapan penanggung jawab sumberbeserta uraian tusasnva di PTKN tersebut telah
daya dan catatandikomunikasikan
-7 1-
kepada pegawai yang berkepentingan?Apakah penanggung jawab sumbermembuat pertanggungjawaban atassesuai dengan yang ditentukan?
daya dan catatan telahsumber daya dan catatan
Apakah Kepala di PTKN telahatas akuntabilitas pencatatanberkala dan terdokumentasi?
melakukan pemantauan f evaluasidan sumber daya tersebut secara
Apakah akuntabilitas pencatatan dan sumber daya tersebuttelah dikembangkan secara terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatis/ online oleh Pimpinan PTKN?
Apakah PTKN telah memiliki kebijakan/prosedur untukmelakukan dokumentasi atas implementasi/penyelenggaraanSPI serta transaksi dan kejadian penting?Apakah kebijakan/prosedur tersebut telah dikomunikasikan kepegawai yang berkepentingan?Apakah dokumentasi ataskejadian penting telahditetapkan?
implementasi SPI serta transaksi dandilakukan sesuai kebijakan yang
Apakah Pimpinan PTKN telahkebijakan lprosedur danpendokumentasian implementasikejadian penting secara berkala dan
melakukan evaluasi ataspelaksanaan kebijakanSPI serta transaksi danterdokumentasi?
Apakah kebijakan/prosedur untuk melakukan dokumentasi atasimplementasi SPI serta transaksi dan kejadian pentingdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis/online oleh Pimpinan PTKN?
Apakah PTKN telah memiliki kebijakan/prosedur atau pedomaninfokom / kehumasan untuk memperoleh informasi yang pentingdalam mencapai tujuan Instansi Pemerintah?Apakah kebijakan-kebdakan/prosedur tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan di PTKN?
Apakah informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu dapatdiakses oleh pegawai yang berkepentingan/terkait sehinggamemungkinkan dilakukan pengecekan/ pemantauan dantindakan korektif secara tepat?Apakah proses identifikasi, perolehan, dan distribusi informasioperasional dan keuangan mampu untuk mengukur pencapaian
-72-
rencana kinerja strategis serta telah dievaluasi secara berkaladan terdokumentasi?Apakah proses identifikasi, perolehan, dan distribusi informasioperasional dan keuangan f anggaran telah dikembangkan secaraterus menerus sesuai dengan perubahan lingkungan strategis,dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh PimpinanPTKN?
Apakah PTKN telah memiliki kebijakan/SoP/pedoman untukmenjelaskan pentingnya pengendalian intern dan tugas sertatanggungjawab masing-masing pegawai?Apakah kebdakan/ SOP/pedoman komunikasi internal &eksternal telah dikomunikaskan kepada manajemen, pegawai,dan stakeholder terkait di PTKN?Apakah Pimpinan PTKN telah menyediakan berbagai bentuksarana komunikasi, baik untuk internal dan eksternal yangdapat dimanfaatkan oleh manajemen dan seluruh personilpelaksana kegiatan?Apakah setiap level Kepala di PTKN Saudara telah melakukanpemantauan/evaluasi atas kebijakan/ SoP/pedoman tersebutsecara berkala dan terdokumentasi?Apakah upaya pengembanganlpembaharuan sistem informasiuntuk meningkatkan kegunaan dan keandalan komunikasiinformasi telah dilakukan secara terus menerus, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Pimpinan PTKN?
Apakah PTKN telah memiliki strategi/kebijakan/prosedurpemantauan berkelanjutan (supervisi kegiatan, pembandingan,rekonsiliasi, sidak, dan prosedur lain) untuk meyakinkan bahwaaktivitas pengendalian telah berjalan sesuai dengan yangdiinginkan?Apakah strategi/ kebijakan I prosedur pemantauantelah dikomunikaskan kepada manajemen danberkepentingan?
berkelanjutanpegawai yang
Apakah setiap level Kepala di PTKN telah melakukanpemantauan berkelanjutan atas efektivitas kegiatanpengendalian pada tingkat entitas dan tingkat kegiatan (seluruhkegiatan) dengan melibatkan manajemen dan selurrrh personilpelaksana kegiatan?Apakah setiap level Kepala dalam PTKN telah melakukanevaluasi pemantauan berkelanjutan atas efektivitas kegiatanpengendalian secara berkala dan terdokumentasi?
-73-
Catatan:Untuk jawaban "Y{ agar disiapkan bukti/data pendukung
Apakah strategi/kebijakan/prosedur pemantauan berkelanjutanatas efektivitas kegiatan pengendalian tersebut telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan pertrbahanlingkungan strategis secara otomatis/ online oleh PimpinanPTKN?
Apakah PTKN telah memiliki kebijakan/pedoman/proseduruntuk melakukan evaluasi pengendalian intern secara terpisahyang ditetapkan secara formal oleh Pimpinan PTKN?Evaluasi terpisah adalah penilaian atas mutu kinerja SistemPengendalian Intern dengan ruang lingkup dan frekuensitertentu yang dapat dilakukan oleh aparat pengawasan internpemerintah atau pihak eksternal pemerintah.Apakah kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah, telahdikomunikaskan kepada manajemen dan pegawai yangberkepentingan di PTKN?
Apakah PTKN telah melakukan evaluasi pengendalian internsecara terpisah dengan melibatkan manajemen dan pegawaiterkait yang berkompeten?
telah dilakukan evaluasikebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanpengendalian intern secara terpisah disesuaikan denganterkait, secara berkala dan terdokumentasi?
atasevaluasiregulasi
Apakah kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis lonline oleh Pimpinan PTKN?
D. KUESIONER SURVAI
-7 4-
MATURITAS SPIP PADA MADRASAH
Nama Unit Kerja:
Jabatan:
KUESIONER SURVAI MATURITAS SPIP PADA MADRASAH
Isilah dengan Y (Ya) atau T (Tidak) sesuai dengan kondisi yang sebenarnyaada kolom "Y ly atas pertanyaan berikut.
FORM: PM -l
Apakah Kementerian Agama telah memiliki(Kode Etik) yang ditetapkan secara formal oleh
Aturan PerilakuMenteri Agama?
Agama tersebutpegawai dalam
Apakah Aturan Perilaku (Kode Etik) Kementeriantelah dikomunikasikan kepada sebagian besarunit kerja/unit organisasi Saud ara?
kerja/unit organisasiPerilaku (Kode Etik)
Apakah sebagian besar pegawai dalam unitSaudara berperilaku sesuai dengan AturanKementerian Agama?Apakah Kepala Madrasah telah melakukanpemantauan/evaluasi penerapan Aturan Perilaku (Kode Etik)secara berkala dan terdokumentasi?
Agamaterjadi,Kepala
Apakah Aturan Perilaku (Kode Etik) Kementeriandikembangkan terus menerus sesuai perrrbahan yangdan telah dilakukan pemantauan secara otomatis olehMadrasah atas penerapan aturan perilaku organisasi?
Apakah Madrasahtugas dan fungsisecara formal oleh
telah memiliki standar kompetensiuntuk masing-masing posisi yangKepala Madrasah?
atas setiapditetapkan
Apakah standar kompetensi atas setiap tugas dan fungsi untukmasing-masing posisi tersebut telah dikomunikasikan kepadasebagian besar pegawai Madrasah?Apakah promosi/mutasi pejabat telah berdasarkan standarkompetensi?Apakah Kepala Madrasah melakukanpemantauan/evaluasi atas standar kompetensi dan kesesuaianpenempatan pejabat dengan standar kompetensi secara berkaladan terdokumentasi?Apakah standar kompetensi dikembangkan terus menerussesuai perubahan ang teqiadi, dan ada sarana pemantauan
-7 5-
Apakah Madrasah telah memiliki kebijakan/prosedur SistemManajemen Kinerja (SMK), misalnya prosedur penerapan SistemAkuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)?
Apakah kebijakan/prosedur SMK telah dikomunikasikan kepadaseluruh tingkat pimpinan dan pegawai terkait pada Madrasah?Apakah kebijakan/prosedur SMK telahdiberlakukan/ diimplementasikan kepada Madrasah Saudara?Apakah Kepalakebijakan lprosedurdan terdokumentasi?
Madrasah telahSMK dan implementasinya
mengevaluasisecara berkala
Apakah kebijakan/prosedur SMK dikembangkan terus menerussesuai dengan perubahan yang terjadi dan telah dilakukanpemantauan secara otomatis/ online oleh Kepala Madrasah?
Apakah Madrasah telah memiliki Struktururaian tata laksananya mengacuperundangundangan yang berlaku?
Organisasi besertapada peraturan
Apakah keberadaan Struktur Organisasi beserta uraian tatalaksananya, pada Madrasah telah dikomunikasikan kepada levelpimpinan dan pegawai yang berkepentingan?Apakah Struktur Organisasi beserta uraianpada Madrasah Saudara telah sesuai dengankegiatannya?
tata laksananyaukuran dan sifat
Apakah Strrrktur Organisasi beserta uraian tata laksananyapada Madrasah Saudara telah dievaluasi secara berkala danterdokumentasi?Apakah Struktur Organisasi beserta uraian tata laksananyadimutakhirkan sesuai perubahan lingkungan strategis dan telahdilakukan pemantauan secara otomatis/online oleh KepalaMadrasah?
Apakah terdapat prosedur pendelegasian wewenang yang dibuatsecara formal di Madrasah Saudara?Apakah prosedur pendelegasian wewenang di Madrasah Saudaratelah dikomunikasikan kepada sebagian besar pegawai?
-'7 6-
Apakah prosedur pendelegasian wewenang di Madrasah Saudaratelah dilaksanakan dan didokumentasikan?Apakah Kepala Madrasah telah melakukan evaluasi atasprosedur pendelegasian wewenang dan hasil pelaksanaanpendelegasian wewenang secara berkala dan terdokumentasi?Apakah prosedur pendelegasian wewenang terus menerusdisesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis yangterjadi, dan atas pelaksanaan pendelegasian wewenang telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala Madrasah?
Apakah Madrasah telah memilikimengenai pembinaan Sumberrekrutmen s.d. pemberhentian?
serangkaian kebij akan I aturanDaya Manusia (SDM) sejak
Apakah kebijakan/aturan pembinaan SDM tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai pada Madrasah?Apakah rekrutmen, pembinaan pegawai sampaipemberhentiannya pada Madrasah telah dilakukandengan kebijakan f aturan pembinaan SDMdidokume ntasikan?
dengansesuai
dan
Apakah Kepala Madrasah telah melakukan evaluasi ataskebijakan pembinaan SDM, dan kesesuaian pelaksanaanrekrutmen, pembinaan pegawai sampai denganpemberhentiannya dengan kebijakan/aturan pembinaan SDMsecara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan/aturan pembinaan SDM dan pelaksanaanrekrutmen, pembinaan pegawai sampai denganpemberhentiannya dikembangkan terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis yang terjadi, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala Madrasahatas pelaksanaan kebijakan laturan pembinaan SDM?
Apakah Inspektorat Jenderal telah memiliki piagam audit ataukebijakan pengawasan atau dokumen formal lain yangmenyatakan visi, misi, tujuan, wewenang, tanggung jawabkegiatan audit intern dan ruang lingkup audit intern?Apakah piagam audit atau kebijakanformal lainnya tersebut telahMadrasah?
pengawasan atau dokumendikomunikasikan kepada
Apakah Inspektoratans memadai atas
Jenderal telah dapat memberikan keyakinanketaatan, kehematan, efisiensi, efektivit&s,
-77 -
pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsiorganisasi/ unit organisasi/ unit kerj a?
Apakah kinerja pengawasan Inspektorat Jenderal di MadrasahSaudara telah dilakukan penilaian internal dan eksternal(penelaahan sejawat oleh aparat pengawasan lain) dan hasilnyatelah ditindaklanjuti dalam rangka meningkatkan keyakinanyang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, efektivitas,pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsiorganisasi/unit organisasi/unit kerja secara berkala danterdokumentasi?Apakah Inspektorat Jenderal telah dapat memberikan peringatandini bagi pimpinan Madrasah dan meningkatkan efektivitasmanajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsiMadrasah, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ onlineoleh Kepala Madrasah?
Apakah Madrasah telah memiliki pedoman/kebijakan/SOPterkait dengan tugas dan fungsi Madrasah Saudara yangmelibatkan unit organisasi/unit kerja lain terkait denganmekanisme saling uji (pencocokan data dengan unit kerja/unitorganisasi yang menangani anggaran, akuntansi danperbendaharaan)?Apakah pedoman/kebijakan terkait dengan tugas dan fungsiMadrasah Saudara, yang melibatkan unit organisasi/unit kerjalain tersebut, telah dikomunikasikan kepada pegawai yangberkepentingan dalam Madrasah?Apakah kebijakan/prosedur koordinasi dengan unitorganisasi/unit kerja lain telah diimplementasikan oleh pegawaiyang berkepentingan di setiap jenjang level unit kerja dandidokumentasikan?Apakah Kepala di setiap jenjang level Madrasah telahevaluasi terhadap pemberlakuan kebijakan I prosedursaling uji data dengan unit organisasi unit kerjaberkala dan terdokumentasi?
melakukanmekanismelain secara
Apakah mekanisme saling uji data telah dikembangkan secaraterus menerus sesuai dengan kebutuhan dan telah dilakukanpemantauan secara otomatis/ online oleh Kepala Madrasah?
Apakah Madrasah telah memiliki kebijakan/pedoman penilaianrisiko (identifikasi risiko) yang ditetapkan secara formal olehimpinan Madrasah atau pedoman penilaian risiko formal
-78-
lainnya?Apakah kebijakan I pedoman penilaiantersebut telah dikomunikasikan
risiko (identifikasi risiko)kepada pegawai yang
berkepentingan di Madrasah Saud ara?Apakah Madrasah telah memiliki daftar risiko atas kegiatanutama yang ditetapkan secara formal oleh pimpinc.n Madrasah?Apakah Kepala di setiap jenjang level unit kerja telah melakukanevaluasi terhadap kebijakan/pedoman penilaian risiko(identifikasi risiko) dan pelaksanaannya serta daftar risiko yangdibuat secara berkala dan terdokumentasi?Apakah daftar risiko telah dimutakhirkan secara terus menerussesuai dengan perrrbahan kebutuhan atau harapan stakeholdersdan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh KepalaMadrasah?
Apakah Madrasah telahrisiko (analisis risiko)Madrasah atau pedoman
memiliki kebijakan I pedoman penilaianyang ditetapkan secara formal olehpenilaian risiko formal lainnya?
risiko (analisis risiko) tersebut telahpegawai yang berkepentingan di
Apakah pedoman penilaiandikomunikasikan kepadaMadrasah?Apakah Madrasah telah memiliki rencana tindakpengendalian/rencana penanganan risiko atas kegiatan utamayang ditetapkan secara formal oleh Kepala Madrasah dan RTPtelah diiplementasikan?Apakah pimpinan telah melakukan evaluasi atas rencana tindakpengendalian/rencana penanganan risiko tersebut secaraberkala dan terdokumentasi?Apakah rencana tindak pengendalian/rencana penangananrisiko telah dimutakhirkan secara terus menerus sesuai denganperubahan kebutuhan atau harapan stakeholders dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala Madrasahatas rencana tindak pengendalian/rencana penanganan risikotersebut?
Apakah Madrasah telah memiliki dokumen penetapan kinerja(PKl Tapkin) yang ditetapkan secara formal?Apakah dokumendikomunikasikan
penetapan kinerja (PK lTapkin) tersebut telahkepada seluruh pegawai yang berkepentingan?
Apakah Madrasah telahtolok ukur kinerja yangkinerja (PK lTapkin)?
melakukan reviuditetapkan dalam
kinerja berdasarkandokumen penetapan
-79-
Apakah Kepala Madrasah telah melakukan evaluasi atas kinerjadan menggunakan hasilnya untuk memperbaiki cara/metodepelaksanaan kegiatan untuk efisiensi dan efektivitas pencapaiankinerja secara berkala dan terdokumentasi?Apakah cara lmetode pelaksanaanmenerus sesuai dengan perubahandan telah dilakukan pemantauanMadrasah?
kegiatan dikembangkan terusuntuk meningkatkan kinerja,otomatis lonline oleh KePala
Apakah Madrasah telah memilikipembinaan sumber daya manusia
kebijakan/SOP terkait(kebutuhan jumleh,
persyaratan jabatan, dan standat 8S949 pegawai)?
Apakah kebijakan/SOP tentang pembinaan sumber dayamanusia (kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standarkinerja pegawai) telah dikomunikasikan kepada pejabat/pegawaiyang berkepentingan di Madrasah?Apakah pembinaan sumber daya manusia di Madrasah telahsesuai dengan kebijakan/SoP pembinaan sumber daya manusia(kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standar kinerjapegawai)?
Kepala Madrasah melakukanpemantauan/evaluasi secara berkala dan terdokumentasi ataspemberlakuan/implementasi pembinaan sumber daya manusiatersebut?Apakah pembinaan sumber daya manusia (kebutuhan jumlah,persyaratan jabatan, dan standar kinerja pegawai) telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perrrbahankebutuhan dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ onlineoleh Kepala Madrasah atas kinerja sumber daya manusia?
Apakah Madrasah telah memiliki kebijakan/SoP yg memuatpengendalian umum (untuk menjamin sistem informasi siapdigunakan) dan pengendalian aplikasi (untuk menjaminvaliditas, kelengkapan, dan akurasi data) sistem informasPApakah kebijakan dan prosedur tersebut telah dikomunikasikankepada pegawai yg berkepentingan di Madrasah?Apakah pengendalian umuminformasi telah dilaksanakandidokumentasikan?
dan pengendalian aplikasi sistemsesuai dengan kebdakan/SOP dan
Apakah Kepala Madrasah melakukan evaluasi atas pengendalianumum dan pengendalian aplikasi sistem informasi yangdigunakan Madrasah secara berkala dan terdokumentasi
-80-
Apakah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi sisteminformasi dikembangkan secara terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatis/ online oleh Kepala Madrasah ataspengendalian umum dan pengendalian aplikasi sisteminformasi?
Apakah Madrasah Saudara telah memiliki aturan terkait denganpengamanan aset (misal daripencurian/ kerusakan / penyimpangan penggunaan aset)?Apakah aturan tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawaiyang berkepentingan di Madrasah?Apakah Madrasah telahaset sesuai dengandidokumentasikan?
melaksanakan pengamanan fisik atasaturan yang ditetapkan dan
Apakah Kepala Madrasahatas pengamanan fisik aset
Saudara telah melakukan evaluasisecara berkala dan terdokumentasi?
Apakah aturan dan pengamanan fisik atas aset dikembangkansecara terus menerus sesuai dengan perubahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online olehKepala Madrasah atas pengamanan aset?
Apakah Madrasah telah memiliki indicator kinerja utama (IKU)yang ditetapkan secara formal oleh pimpinan organisasi?Apakah IKU tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawaiang berkepentingan di Madrasah?
Apakah IKU telah digunakan untuk mengukur kinerjaMadrasah?Apakah Kepala Madrasah melakukan evaluasi atas IKU secaraberkala dan terdokumentasi?Apakah IKU dikembangkan terusperubahan strategis lperubahan tugasorganisasi?
menerus sesuai dengandan fungsi serta mandat
-81-
Apakah kebijakan terhadap pemisahantugas tersebut telah dikomunikasikan
tanggung jawab dankepada pegawai yang
berkepentingan di unit Madrasah?Apakah pemisahan tanggung jawab dan tugas tersebut telahditerapkan di unit organisasi/@ Saudara?Apakah setiap level Kepala di Madrasah telah melakukanpemantauan/evaluasi atas penerapan pemisahan tanggungjawab dan tugas tersebut secara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan terkait pemisahan tanggung jawab dan tugastersebut telah dikembangkan Secara tertrs menerus sesuaidengan perubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatis I online oleL4gPgb Madrasah?
Apakah Madrasah telahmemuat tentang otorisasi(antara lain: keuangsn,
memiliki aturanlpedoman/ SOP yangatas transaksi dan kejadian penting
barang, kepegawaian, Perijinan, danpendapatan)?
memuat tentang otorisasipenting tersebut telahyang berkepentingan di
Apakah aturan I pedoman/ SOP yangatas transaksi dan kejadiandikomunikasikan kepada pegawaiMadrasah?
dan kejadian penting di Madrasahdengan aturanlpedoman/SOP dan
Apakah otorisasi transaksitelah dilaksanakan sesuaididokumentasikan?Apakah Kepala Madrasah telah melakukan pemantauan/evaluasiatas otorisasi transaksi dan kejadian penting tersebut secaraberkala dan terdokumentasi?Apakah aturan/pedoman/SOP yang memuat otorisasi transaksidan kejadian penting, dan pelaksanaannya dikembangkan terusmenerus sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, dantelah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh KepalaMadrasah yg dilaksanakan?
Apakah Madrasah telah memilikikewajiban pencatatan transaksi dantepat waktu?
aturan lpedoman terkaitkejadian secara akurat dan
Apakah aturanlpedoman tersebutkepada pegawai yang berkepentingan
telah dikomunikasikandi unit organisasi/ unit
kerja Saudara?Apakah transaksi dan kejadian penting pada unit kerja Saudaratelah dicatat secara akurat dan tepat sesuai aturan/p"do-4t?Apakah Kepala Madrasah telah melakukan evaluasi atas
-82-
penc.tatan transaksi dan kejadian penting secara berkala danterdokumentasi?
@oman terkait kewajiban pencatatan transaksidan kejadian p"tttittg serta pelaksanaannya telah dikembangkansecara terus menerrrs sesuai dengan perubahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online olel:r
Kepali Madrasah atas pencatatan transaksi dan kejadian secara
akurat dan tepat waktu?
Ap"k"h .kses atas sumber daya (misalnya: aset, uang, d11) dan
".t"t.n (misalnya: SIMDA, SIMPEG, dll) di Madrasah telah
dibatasi pada pegawai yang berwenang yang ditetapkan secaraformal oleh Kepala Madrasah?Apakah pembatasan akses atas sumberMadrasah tersebut telah dikomunikasikan
daya dan catatan dikepada pegawai Yang
berkepentingan di Madrasah?Ap"k"h "k"* pada sumber daya dan catatan di unit kerjaSaudara hanya dilakukan oleh petugas yang ditetapkan sehinggamenjamin k."*"ttu.n sumber daya dan catatan dartpencurian / k.trtttk.tt / P. "Vi-P.np.Uft Kepala di Madrasah telah melakukan evaluasi terhadappembatasan akses atas sumber daya dan catatan secara berkaladan terdokumentasinp*.ft pembatasan akses atas sumber daya dan catatan telahdikembangkan secara terus menems sesuai dengan perubahanlingkungan strategis?
Apakah penanggung jawab sumber daya dan catatan besertauraian tugasnya di unit kerja Saudara telah ditetapkan secara
formal oleh Kepala Madrasah?Apakah penetapan penanggung jawab sumber daya dan catatanbiserta
- uraian lugasnya di Madrasah tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan?Apakah penanggung jawab sumbermembtrat pertanggungiawaban atas
daya dan catatan telahsumber daya dan catatan
sesuai dengan yang ditentukan?Apakah Kepala di Madrasah telah melakukanpemantauan/evaluasi atas akuntabilitas pencatatan dan sumberdaya tersebut secara berkala dan terdokumentasi?Apakah akuntabilitastelah dikembangkan
pencatatan dan sumber daya tersebutSecara terus menerus SeSuai dengan
rubahan lin an strateeis, dan telah dilakukan
-93 -
Apakah Madrasah telah memiliki kebijakan/prosedur untukmelakukan dokumentasi atas implementasi/penyelenggaraanSPI serta transaksi dan kejadian penting?Apakah kebijakan/prosedur tersebut telah dikomunikasikan kepegawai yang berkepentingan?Apakah dokumentasi ataskejadian penting telahditetapkan?
implementasi SPI serta transaksi dandilakukan sesuai kebijakan yang
Apakah Kepala Madrasah telahkebijakan lprosedur danpendokumentasian implementasi
melakukan evaluasi ataspelaksanaan kebijakanSPI serta transaksi danterdokumentasi?kejadian penting secara berkala dan
Apakah kebijakan/prosedur untuk melakukan dokumentasi atasimplementasi SPI serta transaksi dan kejadian pentingdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis/online oleh Kepala Madrasah?
Apakah Madrasahpedoman infokomyang penting dalam
telah memiliki kebijakan lprosedur atauI kehumasan untuk memperoleh informasimencapai tujuan Instansi Pemerintah?
tersebut telahberkepentingan di
kebij akan-kebij akan I prosedurdikomunikasikan kepada pegawai yangMadrasah?Apakah informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu dapatdiakses oleh pegawai yang berkepentingan/terkait sehinggamemungkinkan dilakukan pengecekan/ pemantauan dantindakan korektif secara tepat?Apakah proses identifikasi, perolehan, dan distribusi informasioperasional dan keuangan mampu untuk mengukur pencapaianrencana kinerja strategis serta telah dievaluasi secara berkaladan terdokumentasi?Apakah proses identifikasi, perolehan, dan distribusi informasioperasional dan keuangan f anggaran telah dikembangkan secaraterus menerus sesuai dengan perrrbahan lingkungan strategis,dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh KepalaMadrasah?
-84-
Apakah Madrasahuntuk menjelaskanserta tanggungiawab
telah memiliki kebijakan/SOPlpedomanpentingnya pengendalian intern dan tugasmasing- masing pegawai?
Apakah kebijakan/ SOP/ pedoman komunikasi internal &eksternal telah dikomunikaskan kepada manajemen, pegawai,dan stakeholder terkait di Madrasah?
telah menyediakan berbagai bentukuntuk internal dan eksternal yangmanajemen dan seluruh personil
Apakah Kepala Madrasahsarana komunikasi, baikdapat dimanfaatkan olehpelaksana kegiatan?Apakah setiap level pimpinan di unit organisasi/unit kerjaSaudara telah melakukan pemantauan/evaluasi atas kebij akanlSOP/pedoman tersebut secara berkala dan terdokumentasi?Apakah upaya pengembangan/pembaharuan sistem informasiuntuk meningkatkan kegunaan dan keandalan komunikasiinformasi telah dilakukan secara terus menerus, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala Madrasah?
Apakah Madrasah telah memiliki strategi/kebijakan/prosedurpemantauan berkelanjutan (supervisi kegiatan, pembandingan,rekonsiliasi, sidak, dan prosedur lain) untuk meyakinkan bahwaaktivitas pengendalian telah berjalan sesuai dengan yangdiinginkan?Apakah strategi I kebijakan I prosedur pemantauantelah dikomunikaskan kepada manajemen danberkepentingan?
berkelanjutanpegawai yang
Apakah setiap level Kepala di Madrasah telah melakukanpemantauan berkelanjutan atas efektivitas kegiatanpengendalian pada tingkat entitas dan tingkat kegiatan (seluruhkegiatan) dengan melibatkan manajemen dan seluruh personilpelaksana kegiatan?Apakah setiap level Kepala dalam Madrasah telah melakukanevaluasi pemantauan berkelanjutan atas efektivitas kegiatan
ngendalian secara berkala dan terdokumentasi?Apakah strategi/ kebij akan / prosedur pemantauan berkelanjutanatas efektivitas kegiatan pengendalian tersebut telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis secara otomatis/ online oleh KepalaMadrasah?
-85-
yang ditetapkan secara formal oleh Kepala Madrasah?Evaluasi terpisah adalah penilaian atas mutu kineda SistemPengendalian Intern dengan ruang lingkup dan frekuensitertentu yang dapat dilakukan oleh aparat pengawasan internpemerintah atau pihak eksternat pt*.ti"tah.Apakah kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah, telahdikomunikaskan kepada manajemen dan pegawai yangberkepentingan di Madrasah?Apakah Madrasah telah melakukan evaluasi pengendalian internsecara terpisah dengan melibatkan manajemen dan pegawaiterkait yang berkompeten?
dilakukan evaluasiApakahkebdakan/pedoman/prosedur untuk melakukanpengendalian intern secara terpisah disesuaikan dengan
atasevaluasiregulasi
terkait, secara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis I online oleh Kepala Madrasah?
Catatan:Untuk jawaban "Y{ agar disiapkan bukti/data pendukung
E. KUESIONER SURVAI MATURITAS SPIP PADA UNIT PELAKSANATEKNIS
Nama Unit Kerja:
Jabatan:
KUESIONER SURVAI MATURITAS SPIP PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS(uPT)
Isilah dengan Y (Ya) atau T (Tidak) sesuai dengan kondisi yang sebenarnyaada kolom "Y ly atas pertanyaan berikut.
FORM: PM -1
-86-
I Apakah Kementerian Agama telah memiliki(Kode Etik) yang ditetapkan secara formal oleh
Aturan PerilakuMenteri Agama?
2 Apakah Aturan Perilaku (Kode Btik) Kementeriantelah dikomunikasikan kepada sebagian besarunit kerj af :unit organisasi Saudara?
Agama tersebutpegawai dalam
3 Apakah sebagian besar pegawai dalam unitSaudara berperilaku sesuai dengan AturanKementerian Agama?
kerja/unit organisasiPerilaku (Kode Etik)
4 melakukan pemantauan f evaluasi(Kode Etik) secara berkala dan
Apakah Kepala UPT telahpenerapan Aturan Perilakuterdokumentasi?
5 Agamaterjadi,Kepala
Apakah Aturan Perilaku (Kode Etik) Kementeriandikembangkan terus menerus sesuai perubahan yangdan telah dilakukan pemantauan secara otomatis olehUPT atas penerapan aturan perilaku organisasi?
1 Apakah UPT telahdan fungsi untukformal oleh Kepala
memiliki standar kompetensi atas setiap tugasmasing-masing posisi yang ditetapkan secaraUPT?
2 Apakah standar kompetensi atas setiap tugas dan fungsi untukmasing-masing posisi tersebut telah dikomunikasikan kepadasebagian besar pegawai UPT?
3 Apakah promosi/mutasi pejabat telah berdasarkan standarkompetensi?
4 Apakah Kepala UPTstandar kompetensistandar kompetensi
telah melakukan pemantauan f evaluasi atasdan kesesuaian penempatan pejabat dengansecara berkala dan terdokumentasi?
5 Apakahsesuaisecarapejabat
standar kompetensi dikembangkan terus menerusperrrbahan yang terjadi, dan ada sarana pemantauanotomatis oleh Kepala UPT atas kesesuaian penempatandengan standar kompetensi?
Apakah UPT telah memiliki kebijakan/prosedur SistemManajemen Kinerja (SMK), misalnya prosedur penerapan SistemAkuntabilitas Kinerj a Instansi Pemerintah (SAKIP) ?Apakah kebijakan/prosedur SMK telah dikomunikasikan kepadaseluruh tingkat Kepala dan pegawai terkait pada UPT?Apakah kebijakan/prosedur SMK telahdiberlakukan/diimplementasikan kepada UPT?Apakah Kepala UPT telah mengevaluasi kebijakan/prosedur SMKdan implementasinya secara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan/prosedur SMK dikembangkan terus menerussesuai dengan perubahan yang tedadi dan telah dilakukanpemantauan secara otomatis/ online oleh Kepala UPT?
-87 -
Apakah UPT telah memiliki Struktur Organisasi beserta uraiantata laksananya mengacu pada peraturan perundangundanganyang berlaku?Apakah keberadaan Struktur Organisasi beserta uraian tatalaksananya, pada UPT telah dikomunikasikan kepada levelKepala dan pegawai yang b. ?
Apakah Struktur Organisasi beserta uraian tata laksananyapada UPT Saudara telah sesuai dengan ukuran dan sifatkegiatannya?Apakah Struktur Organisasipada UPT Saudara telahterdokumentasi?
beserta uraian tata laksananyadievaluasi secara berkala dan
Apakah Struktur Organisasi beserta uraian tata laksananyadimutakhirkan sesuai perubahan lingkungan strategis dan telahdilakukan pemantauan secara oto
Apakah terdapat prosedur pendelegasian wewenang yang dibuatsecara formal di UPT Saudara?Apakah prosedur pendelegasian wewenang di UPT Saudara telahdikomunikasikan kepada sebagian besar pe€a\Mei?
Apakah prosedur pendelegasian wewenang di UPT Saudara telahdilaksanakan dan didokumentasikan?Apakah Kepala UPT telah melakukan evaluasipendelegasian wewenang dan hasil pelaksanaan
atas prosedurpendelegasian
wewenang secara berkala dan terdokumentasi?Apakah prosedur pendelegasian wewenang terus menerusdisesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis yangterjadi, dan atas pelaksanaan pendelegasian wewenang telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala UPT?
Apakah UPT telah memilikimengenai pembinaan Sumber
serangkaian kebijakan laturanDaya Manusia (SDM) sejak
rekrutmen s.d. pemberhentian?Apakah kebijakan/aturan pembinaan SDM tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai pada Kepala UPT?
Apakah rekrutmen, pembinaan pegawai sampai denganpemberhentiannya pada UPT telah dilakukan sesuai dengankebijakan/aturan pembinaan SDM dan didokumentasikan?
-88-
Apakah Kepala UPT telah melakukan evaluasi atas kebijakanpembinaan SDM, dan kesesuaian pelaksanaan rekrutmen,pembinaan pegawai sampai dengan pemberhentiannya dengankebijakan/aturan pembinaan SDM secara berkala danterdokumentasi?Apakah kebijakan f aturan pembinaan SDM dan pelaksanaanrekrutmen, pembinaan pegawal sampai denganpemberhentiannya dikembangkan terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis yang terjadi, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online olel,L Kepala UPT ataspelaksanaan kebijakan laturan pembinaan SDM?
Apakah Inspektorat Jenderal telah memiliki piagam audit ataukebijakan pengawasan atau dokumen formal lain yangmenyatakan visi, misi, tujuan, wewenang, tanggung jawabkegiatan audit intern dan ruang lingkup audit intern?Apakah piagam audit atau kebijakan pengawasan atau dokumenformal lainnya tersebut telah dikomunikasikan kepada UPT?
Apakah Inspektorat Jenderal telah dapat memberikan keyakinanyang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, efektivitas,pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsiorganisasi/ unit organisasi/ unit kerja?Apakah kinerja pengawasan Inspektorat Jenderal di UPISaudara telah dilakukan penilaian internal dan eksternal(penelaahan sejawat oleh aparat pengawasan lain) dan hasilnyatelah ditindaklanjuti dalam rangka meningkatkan keyakinanyang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, efektivitas,pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsiorganisasi/unit organisasi/unit kerja secara berkala danterdokumentasi?Apakah Inspektorat Jenderal telah dapat memberikan peringatandini bagi Kepala UPT dan meningkatkan efektivitas manajemenrisiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi UPT, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala UPT?
Apakah UPT telah memiliki pedoman/kebijakan/SOP terkaitdengan tugas dan fungsi UPT Saudara yang melibatkan unitorganisasi/unit kerja lain terkait dengan mekanisme saling uji
ncocokan data denean unit keria/unit orsanisasi van
-89-
menangani anggaran, akuntansi dan perbend?heryen)?Apakah pedoman/kebijakan terkaitUPT Saudara, yang melibatkan unittersebut, telah dikomunikasikan
dengan tugas dan fungsiorganisasi/unit kerja lainkepada pegawai yang
berkepentingan dalam UPT?
Apakah kebijakan/prosedur koordinasi dengan unitorganisasi/unit kerja lain telah diimplementasikan oleh pegawaiyang berkepentingan di setiap jenjang level unit kerja dandidokumentasikan?Apakah Kepala di setiap jenjang level UPT telahevaluasi terhadap pemberlakuan kebijakan/ prosedursaling uji data dengan unit organisasi unit kerjaberkala dan terdokumentasi?
melakukanmekanismelain secara
Apakah mekanisme saling uji data telah dikembangkan secaraterus menerus sesuai dengan kebutuhan dan telah dilakukanpemantauan secara otomatisf online oleh K.pelq UPT?
Apakah UPT telah(identifikasi risiko)UPT atau pedoman
memiliki kebijakan lpedoman penilaian risikoyang ditetapkan secara formal oleh Kepalapenilaian risiko formal lainnya?
Apakah kebijakan I pedoman penilaiantersebut telah dikomunikasikan
risiko (identifikasi risiko)kepada pegawai yang
berkepentingan di UPT Saudara?Apakah UPT telah memiliki daftar risiko atas kegiatan utamayang ditetapkan secara formal oleh Kepala UPT?
Apakah Kepala di setiap jenjang level unit kerja telah melakukanevaluasi terhadap kebijakan/pedoman penilaian risiko(identifikasi risiko) dan pelaksanaannya serta daftar risiko yangdibuat secara berkala dan terdokumentasi?Apakah daftar risiko telah dimutakhirkan secara terus menerussesuai dengan perubahan kebutuhan atau harapan stakeholdersdan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh KepalaUPT?
Apakah UPT telah memiliki kebijakan/pedoman(analisis risiko) yang ditetapkan secara formal
penilaian risikooleh UPT atau
pedoman penilaian risiko formal lainnya?Apakah pedomandikomunikasikan
(analisis risiko) tersebut telahyang berkepentingan di UPT?
penilaian risikokepada pegawai
Apakah telah memiliki rencana tindakpengendalian/rencana penanganan risiko atas kegiatan utamaane ditetapkan secara formal oleh Kepala UPT dan RTP telah
-90-
diiplementasikan?Apakah Kepala telah melakukan evaluasi atas rencana tindakpengendalian/rencana penanganan risiko tersebut secaraberkala dan terdokumentasi?Apakah rencana tindak pengendalian/rencana penangananrisiko telah dimutakhirkan secara terus menerans sesuai denganperubahan kebutuhan atau harapan stakeholders dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala UPT atasrencana tindak pengendalian/rencana penanganan risikotersebut?
Apakah UPT telah memiliki dokumen penetapan kinerja (PK/Tapkin) yang ditetapkan secara formal?Apakah dokumendikomunikasikan
penetapan kinerja (PK lTapkin) tersebut telahkepada seluruh pegawai yang berkepentingan?
Apakah UPTukur kineda(PK lTapkin)?
telah melakukan reviu kinerjayang ditetapkan dalam dokumen
berdasarkan tolokpenetapan kinerja
Apakah Kepala UPT telah melakukan evaluasi atas kinerja danmenggunakan hasilnya untuk memperbaiki cara/metodepelaksanaan kegiatan untuk efisiensi dan efektivitas pencapaiankinerja secara berkala dan terdokumentasi?
kegiatan dikembangkan terusuntuk meningkatkan kinerja,otomatis I online oleh Kepala
Apakah cara lmetode pelaksanaanmeneru.s sesuai dengan perubahandan telah dilakukan pemantauanUPT?
Apakah UPT telah memiliki kebijakan/SOP terkait pembinaansumber daya manusia (kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan,dan standar kinerja pegawai)?Apakah kebijakan/ SOP tentang pembinaan sumber dayamanusia (kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standarkinerja pegawai) telah dikomunikasikan kepada pejabat/pegawaiyang berkepentingan di UPT?
Apakah pembinaan sumber daya manusia di UPT telah sesuaidengan kebdakan/ SOP pembinaan sumber daya manusia(kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standar kinerja
gawai)?Apakah Kepala UPT telah melakukan pemantauan/evaluasisecara berkala dan terdokumentasipemberlakuan/implementasi pembinaan sumber daya manusiatersebut?
-91-
Apakah pembinaan sumber daya manusia (kebutuhan jumlah,p"rsyu.raiatt jabatan, dan standar kinerja pegawai) telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahankebutuhan dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ onlineoleh Kepala UPT atas kinerja sumber daya manusia?
Apakah UPT telah memiliki kebijakan/SOP yg memuatpengendalian umum (untuk menjamin sistem informasi siapdigunakan) dan pengendalian aplikasi (untuk menjaminvaliditas, kelengkapan, dan akurasi data) sistem informasi?
Apakah kebijakan dan prosedur tersebut telah dikomunikasikankepada pegawai yg berkepenting-an di UPT?
Apakah pengendalian umuminformasi telah dilaksanakandidokumentasikan?
dan pengendalian aplikasi sistemsesuai dengan kebijakan/SoP dan
Apakah Kepala UPT melakukan evaluasi atas pengendalianumum dan pengendalian aplikasi sistem informasi yangdigunakan UPT secara berkala dan terdokumentasiApakah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi sisteminformasi dikembangkan secara terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatis/ online oleh Kepala UPT atas pengendalianumum dan pengendalian aplikasi sistem informasi?
Apakah UPT Saudara telah memiliki aturan terkait denganpengamanan aset (misal daripencurian/ kerusakan/ penyi*p"ng"tt p"tggut*"t .Apakah aturan tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawaiyang berkepentingan di UPT?
Apakah UPTsesuai dengan
telah melaksanakan pengamanan fisik atas asetaturan yang ditetapkan dan didokumentasikan?
Apakah Kepala UPTpengamanan fisik aset
Saudara telahsecara berkala
melakukan evaluasi atasdan terdokumentasi?
Apakah aturan dan pengamanan fisik atas aset dikembangkansecara terus menerus sesuai dengan perubahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online olehKepala UPT atas pengamanan aset?
-92-
Apakah UPT telah memiliki indicator kinerja utama (IKU) yang
dilehpkan secara formal oleh Kepal@Ap"k"h IKU teiiebut telah dikomunikasikan kepada pegawaiyang berkepentt"g"t di UPT?
Apakah IKAp"k"h Iftpat. Upt melakukan evaluasi atas IKU secara berkaladan terdokumentasi?Apakah IKU dikembangkan terusperubahan strategis/perubahan tugasorganisasi?
menerus sesuai dengandan fungsi serta mandat
Apakah UPT telah secara formal memisahkan tanggungaatt tugas untuk menjamin bahwa seluruh aspektransaksi atau kejadian tidak dikendalikan oleh 1 (satu)yang berpotensi terj
jawabutamaorang
tanggung jawab dankepada pegawai yang
berkepentingan di UPT?
Apakah kebijakan terhadap pemisahantugas tersebut telah dikomunikasikan
Apakah pemisahan tanggung jawab dan tugas tersebut telahditerapkan di unit organiqasi/ unit kerja Saudara?
Apakah setiap level Kepala di UPT telah melakukanpemantauan/evaluasi atas penerapan pemisahan tanggungjawab dan tugas tersebut secara berkala dan terdokumentasi?
jawab dan tugasmenerus sesuaitelah dilakukan
Apakah kebijakan terkait pemisahan tanggungtersebut telah dikembangkan secara terusdengan perubahan lingkungan strategis, danpemantauan otomatislonlirue oleh Kepala UPT?
Apakah UPT telahtentang otorisasilain: keuang&n,
memiliki aturan I pedoman/ SOP yang memuatatas transaksi dan kejadian penting (antara
baraog, kepegawaian, Perljinan, danpendapatan)?Apakah aturan/pedoman/SOP yang memuat tentang otorisasiaias transaksi dan kejadian penting tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan di UPT?
kejadian penting di UPT telahaturanlpedoman/SOP dan
Apakah otorisasi transaksi dandilaksanakan sesuai dengandidokumentasikan?Apakah Kepala UPT telah melakukan pemantauan/evaluasi atasoforisasi transaksi dan kejadian penting tersebut secara berkaladan terdokumentasi?
-93-
ep^k"tt "turan/pedomanfSOP
yang memuat otorisasi transaksidin kejadian penting, dan pelaksanaannya dikembangkan terus*"rr"r,i* sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, dantelah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala UPT yg
dilaksanakan?
Apakah UPT telah memilikipencatatan transaksi danwaktu?
aturan I pedoman terkait kewajibankejadian secara akurat dan tePat
Apakah aturanlpedoman tersebutkepada pegawai yang berkepentingan
telah dikomunikasikandi unit organisasi/ unit
kerja Saudara?Apakah transaksi dan kejadiantelah dicatat secara akurat dan
penting pada unit kerja Saudaratepat sesuai aturanlpqdoman?
evaluasi atas pencatatansecara berkala dan
Apakah Kepala UPT telah melakukantransaksi dan kejadian Pentingterdokumentasi?Apakah aturan/pedoman terkait kewajiban pencatatan transaksidan kejadian penting serta pelaksanaannya telah dikembangkansecara terus menerus sesuai dengan perubahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online ole}:r
Kepala UPT atas pencatatan transaksi dan kejadian secaraakurat dan tepat waktu?
Apakah akses atas sumber daya (misalnya: aset, uang, d11) danc"t*tan (misalnya: sIMDA, SIMPEG, dll) di UPT telah dibatasipada pegawai yang berwenang yang ditetapkan secara formaloleh Kepala UPT?
Apakah pembatasan akses atas sumber daya dantersebut telah dikomunikasikan kepada
catatan di UPTpegawai yang
berkepentingan di UPT?
Apakah akses pada sumber daya dan catatan di unit kerjaSaudara hanya dilakukan oleh petugas yang ditetapkan sehinggamenjamin keamanan sumber daya dan catatan daripencurian / kerusaka n I Pen@
melakukan evaluasi terhadapdaya dan catatan secara berkala
Apakah Kepala di UPT telahpembatasan akses atas sumberdan terdokumentasiApakah pembatasan akses atas sumber daya dan catatan telahdikembangkan secara terus menerLls sesuai dengan perubahanlingkungan strategis?
-94-
ep"t "tt p".t"ttggung jawab sumber daya dan catatan beserta
uiaian tugasnya di unit kerja Saudara telah ditetapkan secara
formal oleh Kepala UPT?
Apakah penetapan penanggung jawab sumberbeserta uraian tugasnya di UPT tersebut telahkepada pegawai y
daya dan catatandikomunikasikan
daya dan catatan telahsumber daya dan catatan
Apakah penanggung jawab sumbermembuat pertanggungjawaban atassesuai dengan yang ditentukan?Ap.k"h Kepala UPT telah melakukan pemantauan/evaluasi atasaiuntabilitas pencatatan dan sumber daya tersebut secara
berkala dan terdokumentasi?Apakah akuntabilitas pencatatan dan sumber daya tersebuttelah dikembangkan Secara terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomaj.lslenline oleh KePala UPT?
ap.t.r, uPT telah memiliki kebijakan/prosedur untukmelakukan dokumentasi atas implementasi/penyelenggaraanSPI serta transaksi dan kejadian penting?
epaUfr kebijakan/prosedur tersebut telah dikomunikasikan kepegawai yang be4epe"ting"{Apakah dokumentasi ataskejadian penting telah
implementasi SPI serta transaksi dandilakukan sesuai kebijakan Yang
ditetapkan?
pelaksanaan kebijakanSPI serta transaksi danterdokumentasi?
Apakah Kepala UPT telahkebijakan lprosedur dan
melakukan evaluasi atas
pendokumentasian imPlementasikejadian penting secara berkala dan
Apakah kebijakan/prosedur untuk melakukan dokumentasi atasimplementasi SPI serta transaksi dan kejadian pentingdiliembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis/online oleh KePala UPT?
-95-
Pentingan/terkait sehingga
memungkinkan til"k tk"n pengeCekan/ pemantauan dan
tindakan korektif se cara tePat?si, perolehan, dan distribusi informasi
op.r""ioral dan keuangan mampu untuk m-engUkur pencapaian
,.rr""rr" kinerja strategis serta telah dievaluasi secara berkala
dan terdokumentasi?si, perolehan, dan distribusi informasi
oierasional dan keuangan langgaran telah dikembangkan secara
terus menerus sesuai d"ng"n perubahan lingkungan strategis,
dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala
ti kebijakanisoP/Pedoman untukmenjelaskan pentingnya pengendalian intern dan tugas serta
tanggungiawabP/Pedoman komunikasi internal &
eksternal telah dikomuniliaskan kepada manajemen, pegawai,
dan stakeholder terkait di UPT?
Apakah Kepala UPT telah menyediakan berbagai bentuk sarana
komunikasi, baik untuk internal dan eksternal yang dapatdimanfaatkan oleh manajemen dan seluruh personil pelaksanakegiatan?
@ala di unit organisasi/unit keda saudaratelah melakukan pemantauan/evaluasi atas kebijakan/SOP/pedoman tersebut secara berkala dan terdokumentasi?
np"r."rt rrp"v" pengembangan/pembaharuan- sistem informasi,rnt rk meningkatkan kegunaan dan keandalan komunikasiinformasi telah dilakukan secara terus menerus, dan telah
dilakukan pemant.
np"utt tlpt telah memiliki strategi/kebijakan/prosedurpimantauan berkelanjutan (supervisi kegiatan, pembandingan,iekonsiliasi, sidak, dan prosedur lain) untuk meyakinkan bahwaaktivitas pengendalian telah berjalan sesuai dengan yang
diinginkan?Apakah strategi/ kebijakan I prosedur pemantauantetatr dikomunikaskan kepada manajemen danberkepentingan?
berkelanjutanpegawai yang
level Kepala di UpT telah melakukan pemantauanatas efektivitas kegiatan pengendalian pada
Apakah setiapberkelanjutantingkat entitas dan tinekat kegiatan (seluru
INSPEKTUR JENDERAL, h.
-
-96-
Catatan:Untuk jawaban "Yd' agar disiapkan bukti/data pendukung
4J/IENI SUARDINI
melibatkan manajemen dan seluruh personil pelaksanakegiatan?Apakah setiap level Kepala dalam UPT telah melakukan evaluasipemantauan berkelanjutan atas efektivitas kegiatanpengendalian secara berkala dan terdokumentasi?Apakah strategi/ kebijakan/prosedur pemantauan berkelanjutanatas efektivitas kegiatan pengendalian tersebut telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perrrbahanlingkungan strategis secara otomatislonline oleh Kepala UPT?
Apakah UPT telah memiliki kebijakan/pedoman/prosedur untukmelakukan evaluasi pengendalian intern secara terpisah yangditetapkan secara formal oleh Kepala UPT?Evaluasi terpisah adalah penilaian atas mutu kinerja SistemPengendalian Intern dengan ruang lingkup dan frekuensitertentu yang dapat dilakukan oleh aparat pengawasan internpemerintah atau pihak eksternal pemerintah.Apakah kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah, telahdikomunikaskan kepada manajemen dan pegawai yangberkepentingan di UPT?Apakah UPT telah melakukan evaluasi pengendalian internsecara terpisah dengan melibatkan manajemen dan pegawaiterkait yang berkompeten?
telah dilakukan evaluasikebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanpengendalian intern secara terpisah disesuaikan denganterkait, secara berkala dan terdokumentasi?
atasevaluasiregulasi
Apakah kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis/ online oleh Kepala UPT?
-97-
LAMPIRAN IIIKEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMANOMOR 96 TAHUN 2O2OTENTANGPETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI MATURITAS SISTEMPENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH PADA KEMENTERIANAGAMA
FORM 2A
TABULASI SURVAI MATURITAS SPIP
Jumlah Responden: n
iiill::l:1i 2 3 ,-4'
: rtl'ioA. F'OKUS DAN INDIKATOR MATURITAS
I Penegakan Integritas dan Nilai Etika(1.1)
1) Pl- 1
2l PL-23) P1-34l PT-4s) Pl-5
2 Komitmen Terhadap Kompetensi (L.21
1) P2-T
2l P2-2
3) P2-34l P2-4
s) P2-53 Kepemimpinan yang kondusif (1.3)
1) P3- 1
2l P3-2
3) P3-34l P3-4s) P3-5
4 Struktur Organisasi SesuaiKebutuhan (1 .4)
1) P4.T
2l P4-23) P4-3
4l P4-4
s) P4-5
5 Pendelegasian Wewenang danTanggung Jawab yang Tepat (1.5)
1) P5- I2l P5-2
3) P5-34l P5-4
s) P5-5
6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakanyang Sehat tentang Pembinaan SDM(1 .6)
-98-
ffi,,,f,,,
Z,i"j"' 3' . 4',
1) P6- 1
2l P6-2
3) P6-34l P6-4s) P6-5
7 Perwujudan Peran APIP yang Efektif(1 .7)
1) P7 -L
2l P7 -2
3) P7 -3
4l P7 -4
5) P7-58 Hubungan Kerja yang Baik dengan
Instansi Pemerintah Terkait (1.8)
1) P8- I2l P8-23) P8-3
4l P8-4
s) P8-59 Identifikasi Risiko (2.L
1) P9- I2l P9-23) P9-34l P9-4s) P9-5
10 Analisis Risiko (2.21
1) Pl0- 1
2l PTO-2
3) P10-34l P10-4s) P10-5
11 Reviu Kinerja (3.1)
1) Pl 1-1
2l PLT-23) Pl 1-3
4l PLL-4s) Pl 1-5
L2 Pembinaan Sumber Daya Manusia(3.2)
1) PT2-L2l PT2-23) P12.34) PL2-4
s) P12-5
13 Pengendalian atas Pengelolaan SistemInformasi (3.3)
1) P13- I2) PL3.23) P13-3
4l P13-4
s) P13-5T4 Pengendalian Fisik atas Aset (3.4)
1) P14- 1
2l PL4-2
-99-
3",'.,
3) P14-34l P14.4s) P14-5
15 Penetapan dan Reviu Indikator (3.5)
1) Pl5- I2l P15-2
3) P15-3
4) P15-4
s) P15-516 Pemisahan Fungsi (3.6)
1) P16- I2l PL6-23) P16-34l PL6-4s) P16-5
L7 Otorisasi Transaksi dan KejadianPenting (3.7)
1) PI7 -T
2l PL7 -2
3) P17-34l PL7 -4
s) P17-5
18 Pencatatan yang Akurat dan TepatWaktu (3.8)
1) P18- l2l PL8-23) P18-3
4l P18-4
5) P18-519 Pembatasan Akses atas Sumber Daya
dan Catatan (3.9)
1) Pl9- 1
2l PT9-23) P19-34l PLg-4s) P19-5
20 Akuntabilitas Pencatatan dan SumberDaya (3. 10)
1) P2O-T
2l P20-2
3) P20-3
4l P20-4s) P20-5
2T Dokumentasi yang baik atas SPI sertatransaksi dan kejadian penting (3.11)
1) P2I-L2l P2T-2
3) P2 1-3
4l P2L-4s) P2 1-5
22 Informasi (a. 1)
1) P22-L2l P22-2
3) P22-3
-100-
Catatan:Rl = Responden ke-lR2 = Repondenke-2Rn = Responden ke n (responden terakhir)
Kolom 1 : tidak perlu diisiKolom 2 : tidak perlu diisiKolom 3 : diisi dengan angka I jika jawaban kuesioner "Y" (berdasar form: PM-l) dan tidak perlu diisi
jika jawaban kuesioner "T'Kolom 4 : diisi dengan menjumlahkan data yang ada pada kolom 3 (iumlah jawaban nY")
Kolom 5 : diisi dengan menyimpulkan kolom 4. Jika jumlah jawaban "Y" lebih dari 50% jumlahresponden maka simpulan perindikator nY", sebaliknya jika jumlah jawaban kurang dari50% jumlah responden maka simpulannya nT
::.1.,., 2 3 Q',,t,t,;,,,:':t',i ,5't
4l P22-4
s) P22-5
23 Penyelenggaraan Komunikasi yangEfektif (4.21
1) P23-L2l P23-2
3) P23-34l P23-4
s) P23-524 Pemantauan Berkelanjutan (5. I )
1) P24-T
2l P24-23) P24-3
4l P24-4
s) P24-5
25 Evaluasi Terpisah (5.2)
1) P25- 1
2l P25-2
3) P25-3
4l P25-4
5) P25-5B SKOR MATURITAS
c TINGKAT MATURITAS SPIP
-l0l-
FORM 2B
PERHITUNGAN SKOR AWAL MATURITAS SPIP
.'l.l.,,';"'t':'2 3 4,, ,,,..,.'.5
A. FOKUS DAN INDIKATOR MATURITASI Penegakan Integritas dan Nilai Etika (1 . 1) 3,7 5o/o
1) Pl- 1
2l PT.2
3) P1-34l P1-4s) P1-5
2 Komitmen Terhadap Kompetensi (I .21 3,7 50/o
1) P2-L2l P2-23) P2-34l P2-4
s) P2-53 Kepemimpinan yang kondusif (1.3) 3,7 50/o
1) P3- 1
2l P3-2
3) P3-34l P3-4
s) P3-54 Struktur Organisasi Sesuai Kebutuhan (1 .4) 3,7 50/o
1) P4- 1
iijr,+$llffii$iilri
2l P4-23) P4-3
4l P4-4s) P4-5 ffi
5 Pendelegasian Wewenang dan TanggungJawab yang Tepat (1 .5)
3,7 50/o
1) P5- 1
$si{l':ilx
$.$.#
iit,i,H
2l P5-23) P5-34l P5-4s) P5-5
6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yangSehat tentang Pembinaan SDM (1.6)
3,7 50/o
1) P6- 1
2l P6-2
3) P6-34l P6-4s) P6-5
7 Perwujudan Peran APIP yang Efektif (I .71 3,7 5o/o
1) P7.L
$ ffi.'$
2) P7-23) P7 -34l P7 -4
5) P7 -58 Hubungan Keda yang Baik dengan Instansi
Pemerintah Terkait ( 1 .8)3,7 5o/o
-102-
T 2 3 4 5
1) P8- 1 timn ffi2l P8-23) P8-34l P8-4
s) P8-59 Identifikasi Risiko (2.L IOo/o
1) P9- I2l P9-23) P9-34l P9-4s) P9-5
10 Analisis Risiko (2.21 LOo/o
1) P10- 1
2l PTO-2
3) P10-3
ut;ffi{Li1f,-\*+;H-$.{irl
ii,ilii:?ili:
4l P10-4 .',l irt;i::;iifl
s) P10-5 gili.ffi#i*,tffi
11 Reviu Kinerja (3.1) 2,270/o
1) Pl 1-1
2l PTI.23) Pl 1-3
4l P1 1-4
s) Pl 1-5
I2 Pembinaan Sumber Daya Manusia (3,2) 2,27%1) PT2-T2l PL2-23) PT2-34l PL2.4s) P12-5
13 Pengendalian atas Pengelolaan SistemInformasi (3.3)
2,270/o
1) Pl3- I
.
2l PL3-23) P13-34l P13-45) P13-5
L4 Pengendalian Fisik atas Aset (3.4) 2,270/0
1) P14- I2l PL4.23) P14-34l PL4-4s) P14-5
15 Penetapan dan Reviu Indikator (3.5) 2,270/0
1) Pl5- 1
I.+.,iv,l!$sfrii
2l P15-23) P15-34l P15-4s) P15-5
16 Pemisahan Fungsi (3.6) 2,270/o1) P16- 1
ir+f
$;*
2l P16.23) P16-3
$.ffij
4l PT6-4 ff+ffi rlEii:iiiii$r$i{fi
*,ffi$ir:',r,iilt+,"i#
s) P16-5 f#J*[
-103-
ffiuffif+
llr'ilr.,;r,., r j r 1f ri i;'ii'ij;ii(;rl$i ii
*+ii'14+iri*181ffi
. ;,,'1:...1,.,,,,j"ll!,;1:lj-ii1ffi. :t: I
i.. i. . .,,. :
: ::.jii ;1.,;.;i,. ;:r i ill:i! ::.i:'::: ;:: ::: :iiil.: r.il :ii:rjr^i l:i:;l
...,. :. . '; ::. i, i ::i\.:.':.!!! t.:. : ...:11r..,,1\,, :\.i::.:
I 2 3 4 5 $=4x5L7 Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting
(3.7)2,270/0
1) PL7 -L
tiffi
2l PL7-2
3) Pl7-34) PL7.4s) P17-5
18 Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu(3.9)
2,270/0
1) P18- 1
2l P18-23) P18-3
4l P18-4s) P18-5
19 Pembatasan Akses atas Sumber Dava danCatatan (3.9)
2,270/o
1) P19- 1 ffih1
;$itti"i:in.i;!
2l P19.23) P19-34l PT9-4s) P19-5
20 Akuntabilitas Pencatatan dan Sumber Daya(3. 10)
2,27%
1) P20- 1
2l P20-2
3) P20-3
4l P20-4
s) P20-52T Dokumentasi yang baik atas SPI serta
transaksi dan kejadian penting (3.11)2,270/0
1) P2T-1
2) P2T.23) P2 1-3
4) P2T-4
s) P2L-522 Informasi (4. 1) 5%
1) P22-L
.i,it"-'$fiil[ilii2l P22-2
3) P22-34l P22-4s) P22-5
23 Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif(4.21
5o/o
1) P23- 1
ffi2l P23-23) P23-34l P23-4
s) P23-5
24 Pemantauan Berkelanjutan (5. 1) 7 ,5o/o
1) P24-I2l P24-23) P24-34l P24-4
s) P24-5
25 Evaluasi Terpisah (5.2) 7 ,5o/o
Catatan:Kolom 1 :
Kolom 2 :
Kolom 3 :
Kolom 4 :
Kolom 5 :
-104-
tidak perlu diisitidak perlu diisidiisi dengan simpulan per indikator (memindahkan data yang ada pada Form 24)diisi dengan tingkat maturitas berdasarkan data pada kolom 3, tuliskan posisi "Y" tertinggiyang memenuhi prasyarat gradasi (tingkat O,1,2,3,4, atau 5)diisi dengan mengalikan data yang ada di kolom 4 dengan kolom 5
INSPEKTUR JENDERAL,*.
l DENI SUARDINI\\
:i!i!:iiiI.i!:?
:i:iii
,ii:l
ffim-ii,fttltffiffi,
l$i.#
fi$'I$g' ili "ti I .i:ii\; ir1r
I 2 3 4 5 6*4x51) P25- I2l P25-2
3) P25-34l P25-4
s) P25-5B SKOR MATURITASC TINGKAT MATURITAS SPIP
FI
t-{
-iI
t-t
0.oV)
MHc)trts{
aJ(oo
l-tc,)EFa
J4c)a
fl-, F 3ilH F.E.Eilt{;i= b0FI E H.tsgil< E .U.Eils-V E e.
tE'a .$ €
l: egtIf I f Ele fi Ejj
IStrgg* fl; H
FFEf;-V,1 a; ilJ4dtr8,'58H.
EEuer\, \- tr !U .,{
=CUK(U5t E EE$E BTE
ilo0\5rd{vO
PE€dUt.l
8FLHo-ES', <'S toPH8Eog
Es\JL
sIJv)
gd5CU
.H'
.o(.)
M
L'-l'q+ HR\tv\v!(gfi.FLlJZ E'5 F€ H o'A(iH-;1
.i L'-.daH
F EEJi s c EJ(* cd q
$f; ff€U>i EAd* :'ivd \,, lu ;FaHddr*dl))dl'-=oa)xVJ O,Xr cd aAYHU6.8 H A R
F er;'F gcd t< b0d H! a E- trET $ f THE Hg Eg'H# i k.aF cE 6 HsFHi 8P^EEsT FE H
3# e; s{ E
S: F, E F d 5ES''qfr €:E-s€€# $;Eg€ov $'EF#E*:=i qHPH tr 4f; F i trEvEp is>EF*H F\oa"H-1 (HdHFLTAFTH;EEE 5.95'-E'v cd to a'E'€5Ee EF*-;r#E fl:trgg.YBr'6.98(sAc<rrS.A€sf Eff.Es EcdJ5o.4vq.EEEgr!EF:'E d bs'Esr trFHFtS*acu i H ; H : s'3*g*E>6'*vhH'vt-*XHE$EFfl.F'$g* h B =.d,* -E fEE.:d.H';;5'=rSEJ.li:
,H .i .Ft r-t r r<. # 2
fr!"FSg3t$=.9*9.9.cFSE - tr *QE I .1FS,Hrr 96 HtfiE:5F;E!u I &'t c F d a
f r i s e E g f;J'Ei't\69.8'EFroFE>
qq;iJt4'-<Oq q H EPJI r rl
zs'-J7,kln
M
F*
hdHnF-{
aaQJz,
ervr-'ln
aMMF
;E
FIzt_{MfrlFT2kltuzv,rdF-,reryL1
t-{JRzrdCIz
.rll
'i trl\,,/ c-
4AE2frl F*-I- tvEPadf'l q
rV€-\n Fr
FE{OJ|oFt,MD
frl JFSF 6g')o zdqS SqiN 2MZE 5 a gEE EAae {E2
i.-{ I
4*s r\x gilcM1?EESaSJ }( Z F 0. o.
fi
:Iffiffi
H
F.|
ol!-t
.;
d
r{
e\F,l
a;
.>
r{oi
I
1M
c\clad
qq.-j
F
'-;M
qr-.i
i
t-{
qJo
qq.io
F{
q
'-.:i
Fl
qr-l
-.;
o
n F M n F M R o o o c
.{gqsHF{ha t-i+)F(
-q^9'6 .E
;gEEfr
+Jd,od r-{
^6' g
l+{ F{\-5trj(datrhtu0Eo.
(+<
Cd+-)or r-{
CU
BdhTI
d{-)j4datu(sg'Eqhrtrq)H+JFgVr-{on
+-Jd.od r-{'r3 d^- $-{F&{ ,-(\-5EJ(dj.E .!AAtrt-lil
(t-.,r
d+JadBdhxO0.
a5
l-agdo u,tre1 .r{?-{ (1 r-lFI H ,.\F( ftt t*rJ \V .Ft
Jdcsrro tr;i/1 Ov
gc)p.
. t-{ad
rr{ aEgO;JtFiHdHJOr-lo
-l
K-ilq$CSH4 l-{E c,)
PF"tr-{-uEo=A +-r
5d
fl F{Y .r{g A.F{
:E frhl qeE=dtr'F-t -E
c)
oo
gO
)< +J
$ a Fd\'|4
* FEstrp.
l-{O
13g55q)0
l-{q)
Et{tu
f.'{q)€gJJ((.)
U)
l-{OHt{tu
l-{q)
E${0.
t<O
rr-(
d
a50)
V)
l-{O!gJ
J4q)a
l-.rq)ctrFra
5q)0
t-{q)Ec350)a
l-{q.)
HFI
.F{
l-,t
0"
7u)56d.tsEEE:
gEJl-{ A.5dfE
' r-i t-l0.HES5$d 'ro
i9''E6F(g
HtrOo.H l-,
E,EER15 F..
cgd.Ft .F{Eb0(.) dtr.of-{ o
$asEE}
55Cd
o rr{
l-{O
O"
trdt{T+J
ad+JdgdHi-{6F1
dHH
OaCU(.'{Hq)b0gOE
. r-{aP-..(.)Qt<O0"
EJ9J4HS
+t.F{
E&}(HCd€Hr-{ rJ
)+J':? <FS
d'-1 +.JO?1
trg€h0€
aacda+J L{'tsu0\91 tr7d)-{ V
l-t r-t6
. Fi\. .p{'
sq ,o
*-go*Ed
RtAYdE'b€8
P"d!(gdrr{kO
{-J
+JCd
A.q)+Jb0Fd
cP.a
.Fl
IJ|-{d7J(J(ddrE8fiP" r-(
Csi:8Es<UdEg
or{ d0'^b0Q. h0Qg?cdOO0" P.',
b0c6h?1l-(5P.J'6'.l<
€#$<'i q)
VJA\,a l*a*ggddAL(
=-1 p
EEibgu0dch0ob0g,C
db8C1 t-l
trrri. F'r€ro -qt{doh#-+J6N;r{ lJ{i.9
P.trd5It 9"E'6iEg-i'6Eqd dF
€HfiBgEI E"g11 +Jtr?, E c.{
!$E'egd
$s$€#fi
P".E{-)Oa
'6 P.
8€6F,NE
5+J5
frs.:d
€bS'obgP... ds8du).cJ$<vs3
. Ft 'f{
HPF( t*rl
aF( t-l5F0J=
8rHC,d'l( ,o5Ed
$E€F
+)
='v'6-E$j4Edq)'lJ '-{g'6'+: d
1.{
8frHd,-{)Ftsr1t.F
. t-t(Udh6!{EO
dl-,rdOOa
Ed
}4. r-l(g.o
$-a
OO.
.{Fa)gUEPE
(1LHuq3EOOl\) a\
'Qtsrq)
.aJs.sS?Jd
EA(,)
8qa$r-l)F{
MRf;l-l A .F{'F! l< L
F H.E
FgF
$*rA ,F
g#H
O.
{nJ<}4v1 (gt-l ,-{
HedtrJ45u'Ft FtgaFI +J
=6sSE&E
Fl-{Cd
-1 j4
F*,=OF{
)..{A r'{dH-EO-Je4l-l V L{l-{ .;
O Cg':x= r+5 H',6ts \L/ .r-{
lEP"€
t-{d
?1 J(
F$,=o?) -{
frqto(g 15'6acg']1.!7 dn
r-{ Fl L&rY{ 'l-r . ;{ '
fin #
gd
qHsi5ocs6str
'F) t-{EObcsQdtotr -! d$oFsE
n$$€8E $E0"P.5 o
o!F.t
-.i
q q,J
qr-{
-.;
I
\oOtr{
!
c\r-{
.'ir-{
ci
.'ic!t-l
ci
ol.,iql-{
ci
oiolF{
:>,.
t-{
CIol
)4
Nc\o!r-{t
qo!q
T4
FI
{c\t-{
I
R
o!qqt-{
ci
t-{
qqr-{\
t-{
"iqF-{
v
F{
qqF-{
ci
R o R B F V,'aFH c n F M o
OroV)
Mg(.)
E5jdon
.E
E6HSTEs8d-r/)
'Ft .F{
!as
(UA+) )<tr.H dO O'FFdi:5.8 5 a
*gflgE 6
E
+J'Ft AgdF{ +-J
. r-{.lJ -H
E c'Eg o)Jda
HH'E .g.9EbEJ4
dg3O' t{A.=.>.!NJBL'-) +'bb.,Otu
+J.nagd-{ +J
{.)?q c'6E C)J4HL'xdo):{ .pr {-r
Eb;ri J(t+
d,o.qEo' t<O', U\u
'Fl tJ{
djZ-bbb."fi
cdtrb H ESq rfl€EE F 6Hii d q
! E H"Eo t-r ,on -,-'
'db0Et-t a'{L. FI
Cl .i.i t-.g&€H; g EE8 BE:F,OAg-o
.E
{-)'-1 U)trd-{ {-)t-'..5 €
E 8E'a.g -9Eb'EJ4
dp.g?(.)' t{a7.>,uo5RL7t +,
bbaI
tr{(d .-Ffr5'
t-r= Fl;goc)a'lTqf-{ F{r-( . t-lta
EE
t<OI5t-lF{t-(
J((.)
a
l-t0)I3tr7
J4O
@
t{C)Ed5
J4C)0
Lrq)F{FF{
l-r0-.
t<q)
Fl-'t
e*
t{c)
Et-{
0*
kOrcE55c.)
V)
Lq)!e1t-{F)
J4c)o
kc)
E. rr{t{tu
t-{c.)!Fa5O
U)
t-to!EJ
J1(.)a
I l-{l5l+rlcU FtsEIH+Jta, dIE€
h0'F)
F.qhtt-{
=fru, lalg.E
Fli5-vl
$g#lF .pllalc c 5lO d CUI
E E Fl5, trlo dlrd 'Fr J4 |(U t-rl
$f,ml
fl sEl
It<ld alEdtq.:IQ€
luEl"-{ (1ld tr
flfi-{ \.'F{0lEtrdl-t
d.Ft la { l
s.g I.F{ .t-{ 1
'!Al
g E IEIE5 |(.) l-{ |tr1 |
HF{l
_il9 |qEldc I
€5 |g'6 |trg I
EEo. l
H HiJE-qil
| *tI .EJI gilFra| .-dI d.:
| $EI bEI E*| 'a€I di| fisI E{I a.rdlaI t-{ . t-{
I HH"-q€of,roa\H
EA
EEg(95t,'a-E $,\,/
ac0)
+-JOA"HH
o5l-{cdgf-(
d{-J0ad+)dEdFHdr''dtrFT()A.
d-lH(,)b0gQFH
A L-{
8Ey)dn-d
cd+Jd€dadb0F(
€(-r
d.Fl(U$-'rF(
a6
J-)dtrdFI
(g.qdtrH
C)P.
cdgc)u0t-{q)
E
o.\Oat<On
8fslb(1 l-{g€FFl .F.{
Ad)-l F{
E6[tsA.\HFl
H'a.s?ldl-a ,1
$FjE'6 ll€ giF F8bqE boa,,=cffiEEH65
tr p.a-L{atrp.7 d\Yt)!RHS E"*H O::l,€ 8€
trdl-1
tr{
=E*-Vsf;F,a'aE.EHE-cgvh0E:d=F!dpFri $<
'65aOu)
trd+Jd
,od
adtrHt-{
€
b0gdhd
{., Fl
g-q.s. HgF'64s6g.+g15Fi boFd_vEg6dtrHfi
l*lgd.85dJ4r-(
fr"8EE14saaCU t1+JH
.:$oatrA" C.)(.) E?,dffE
lsl5lolaldlE
lsgltslE irlF#ltiHri gl
EEI
sfignj$i
{.|f
l*:i$iLr;illiiii#+t$
tn
I
A"0..Cd
8EDEt4H t'l
.EUaH-uEEE di M sF uo8
t,E $&E!
t-.F((.)
H .F{i'! a'EsHC)F+J!?OJ( A.'6Hd9€i48a.c$_uEP""E.'1 t-{trOt-{ +-)
'6Cd:aE€Hd-g .qg,.g)'{ofi er
H'69d HlF( +JltJ .r{
|
?EI-2 0lFr rl
olol
qcl
qe\r-{
I
fr.c>t-{
I
iii:!
av
H
g
$
r{-i"ici
t-{
.iqt-{
ci
F{
..io?trl
i
R o B
0ro0MgOEF(
}4oa
..9cgAh 'r-{ j'E
E frE [E H
€E g$e;n-agO.<-tqDCq)f;; H E"E€
:5
+Jcd
,od'gE
>!EPE5'aaAHFI
E
t{(.)lJg
F(
5O
V)
t{OEgJj4(,)
U)
h(,)t-lHF{.|{${
F.
5t-{ ro
.gad9h0 ,f,(.{ F!FIqdEbsf;F.9l-{ t-{
€saq9.HilJ4;6dtrVFtr-{ '.l\(d .=:F d'-ogOdJ1tr
l-{dHAOHtrq)i-{ +J
=a*6!'6dge'8ota s\d€g
dgE$d<Jagdcd
E .E''
E
$!EH Eg'6 U a.
$'q.g
EEEO ?1 .:r)Hdtrg
=(.) A Flt4 .F{ HH /]d=L{C{-)g€ gE
F g:'sEfi H
$*E H
{sfrE
trF{(.)+)aaEdA"dt{Og(.)9.ad{-)dEdEd,g(g
EOP.
.rl 6d 'Ertrq)*'n .EE-'l((,) F{AF{H9
,fr, E
b"'aatrbEfuH
h0E
E*Fgg$=
H[€Fgs
h0?l
AH
5EAc1
iEE '6.
H.EdH#EEb.tJ. lr.z/
F;Hfif;€d'ligffgI
r-l
qF{
c!qr-{
ffirJb-lidild.i
ffi
ffi
t-{
rj.riFt
o
t-{
"ic!F{
ci
r-lrj"'ir-{
:>
t-t
rj..it-{
v,|t-(
qLO
..iF{
Td
c n F v/ l+{
gs*s
$E *Hac
[*fiA-;.ii cd
I6r5? EJ4,q666
+-,.iasdF( +J't +rE 8.6H O{'1.9.9EbEJ(
(U
,o.gEU' t-rP..lJ>uo5R l-{F, .l-J
safi
E.O.s.Eo' L{A"=\ur+d5R$..a +.)
bb."ff
$<OE
.d
l-{0.
t{()lc
l-lHI
J4q)a
r<OtrF{
S-{
0.
l<OEl-{
0.
t{(,)
Et{
0"
dEJ(LC)
,.o6t{dC)Oatrd+Jd'od.t-,1d
t:{
=L{JOaJ(j{-)F7aCS
b0r-(
+Jgcd
dl-t
=
$ FFsfi *Hgg H [Args fif;E gfr
g H$E
# Bgg€ H-g n
E[$E
lgfig€E I I
qdA..d$-ta)gOO.
'-1 d$Hft{
Ho ?b
b 0,..
Hof.r'69
8E?FFl l-OO0"-V
(.)acU
.oCU
{-J
d'IJ
E(.)+)a. l-{a
!Iffio'*ffi##
I
,agq)+Jq)aEo
J4
sOdThs
8E88F{vi-t
$FE-E $HF-E SYog PtrE a,OOSO. 'O 'S
qql-{
I
ooOFa
I
do
SH6€+J ?4
F{t4 F{H?)*b:4.Ad
.fl8EPSE58"i€5Ft=
){{ j4T?SaHbs$€EHF#d
Xq tr
H fr€E! 5
€Fdq
,oC+, Fl .Fl
2€H
$ifiEE E,4RE$-u v
E $x
5f;€J4cdo€ E.g
$s E
EfrE
ad.2qcoF^.EEf A.6E!'a)F{!9
atrodag8fr
E}4
Es0sF,E'6b$aJdO;Fi (.)
5'6 Etrdtr5.eE'}1 g!bod:P
ES!
m*
$$i
ffiffi
ffi
F{
..iqF-{
\4
t-.t
{qF.l
ci
t{
etj
"ir-i
F
F{
{qtE{
Td
Fl
qqt-l
ci
t-{
4qFI
i
F{
rj{ci
v o B v/F-rl R o o
+{d+JV). r-ldBdhTC)0.
5E
Iar gxp. Tt=! g
+)dpd r-{'dN
,tl.-L{ F(
--Etr5dJ.Eb*u)E
. r-l0.
(+{dI
U)or{
(g
FdbI(.)F.
?F'6Fd,o=
dutsHHUaJ( Cd
o-qn
E
8e5Fe8{-.E
HKe) trJ
.2ba9
E6
$*3<.9 EEE{Hdtr
EE#
t-r(.)
E$-.
tu
t<OlcFlHr-(
5q)
a
[.,(OJ
grtl{
[-,{0*
l-{q)
E$<
0.
t-{O
15H
j(a.)a
k()H$-.
O.
t{q)
'r.lf-i
7q)a
u0gd
d.F?
C)
tr. r-{J4dahSH'Fl 'l-)r-! l-{.FO*t F1d.H{-, V7l lrt
e.E:!dru€trL{dc)b€A"tid=
HEO$Hh0)-{ -l-, (.)
{15r-tipdi11 V)-{ r-lRlJ
}?'1 l,
ga)Ht-{O'tgdHH
trF{C)+Jq.F{
QrF{acd+Jtrq)
trFTC)
A.trH
(d
Eq)h0dq)
H)-{
Edl-i on([) l-{'AOt-{ -to.=tuJd
d'r-)l-{q)
dH lwa
d'!+F{
-1j4q)cdtr
r-{ HKOH'rEFtrd(U c'l9"tr,AEdq)F{{J,aag'aOA.
NANEk
,J-.i -l
fiEeaHON
€s{15 H8$tsf;g H
cgl{dIa
$,sEU# t'to.=0Jl-t AsbF( F1/Hg6EgJ4ts'68d5H5q)n+Jts-.3a0NHnq't-{ $8btrO-1F{
''\ Hgl )4{ d
y, H -7a d'E'6'= d>r Lr r-i
H'-q s€9U4Hn H#
trdg
. rr'lA"HH'EH()O"q)
Jd (r{QAd5tsrdFl t-l(.) xt.! (JtrJ4guoqcEN
)r-{ --,
'6-E boe1 (.{H FlOCgFHOtr7dc< l<F .F{
. r-{ }-*{.F{ tr ('-1
9.H '.AlU cl ,-(284sg o.tr?OOtil5Jd
v)TodJ$rs
8EORauFId F^b0dtF+J LF5q)-d'F E
FSSYog PcE a"OOS
,t\ A l\H.{,\., 'F)
ffiv
#iiriiiili i':::i : iili:::
fii;lil!''#tjjr:i:A.+li:1r1: :;:;;:i:a i
;n:ili :1::r:Iril
ii;il*.r
ffiflffiiisffi,
.E$
#f,fiui{m,
LO
qt-,1
I
o\Ot-l
I
:{tr{p,$
rim
r-{
$i1r-{
M
t-{
e.jqr-{
ci
r-{
{tt-{t
t-l
c.j
tr-l
Id
r-l
tqi
oi+ti
t-{
rjtFI
ci
F.4
rj1t-{
i
:llli:friiii
M n B M O o o o
dS{5+J\,.r.*{tL{
{Jo
+{d
{-J0rFldFCgbIO0.
0.o0MgC)
E,J4oo
.|J
d,.o(U F-t'I?dd!\-5tr5dJ.EbAOtrF{
E
(r.{d+JV).F{
dFdhIO
O*
dF'6Ed.o=AdEtstrH=aJ(do.qo
dF,6Ed,o7AdHyc)EH70j4(so.qr.\
j1d
TJ ,-{
ERaJi$t1
EEf;E Tts5soo
adJ(P.dtrF{O+Ja
.F(
0.tilt:,
{iir
rlii'
ei
trOEl-{
O"
t-{q)EF1)-{
5J4O
V)
hq)Ht-lL{
0*
t{q)
Et-r
0-.
l-{Q
'lJgf<
}dO0
l-rO
l.r.l
gaj(a)a
t{()rcgJ5Oa
t<q)r-lFl-{n
flffii.ij
lilfld
F4ll E
S
HTH{
ffiI CU#.t {-,F;t sqigil !H
$J dfl {-rril ktil o$l E;ll .o
4ii
*i't:i
$ti:
Fl -t).{ l-'!
_qE'r,' cg
U€.O c1trF6-9E.E9qHgho$-{ *-t(g13OOp.3sl- )-{o"d\'=)(.t )-{
Es3.H'E'l5Oc1J4A1.{ b0f{
Hi5€j(7o!c,T( dlvaa? cd d)-{ f-{ l)d .gI'5E.E'8
earldEo;rl ddhnfrh'n d;T b0CI.8(-at{ r-l
€EEgq5({
EHtrb0F{ ,1. r-{ )-{P"O
r-t lJO .r-{
_qg.dE1aha6$,a E bo
fi$€l'r-r E '6
I'A (s alP. 9t dl
fit tl
l-.F(
{-)Jdd?E.5#auH-o$E*8'= C)
b0.o(dEEl-{ $oh09.<'69dd) $-{
?-9BE
fre-t )*l
t-l
FKU!. t-'l
H #lH ,-1 |
Fl )-{ |
it olFllo '61'u dld .21
FFIcs h0
E5l
-Essqd?V
. t-lCl t{dgF( *l
J4cddh'lNa8
rLJ AH.rr{na6"Sa.tr(sdlbn
-1 t-{(g^
OLrd'6u
r-{ L<
bai-'! . r-'l
=d-ll<o (.)rC {-r
EslH3.X '|(l
+JJ''i'66E
dJ(dol.< a+:d
"cc1 AodHd) t-{ts!a'-)
HddF6r{EO
6L<dOq)0
Ed
}4.F{
(!.ol-rq)9.
Fl-{
E6E.EFd9.FCdi< . t-{
E"U $
H s$sE:.Ftqt$,8 Fcddi.odrts v,'66T',,s p.a
r-l . F{5ada"d tsdE$oE a RSd
.5 H'{
FE FIX X ld|P. {: -ld o
Elh 5s .51-! )-{ a.\ |FCdIi1E v, El
ffiffi
$ffi
t,t dF{€rJ Fl
!i53d'1. 1Ja8'6Rg; s,9EFF'F g-!tHd3 s-qti^ (u
d+JLq)v)O
.rr{ .OA. .F{$0
+J rl{9UdH'= hO:gr-{ \V r<p., g0 Hd l-.. \vtr- g
.Fr--d'6 H g,dj5?Ajd-H
71dd6\F!/ +-J at
ftl o .i3
v)\o
dJt-.r S8EORauF\Jt<d g^u0d:(.I+JLHJq)n'F?SF.E SYog PcT a,OOtrO* -O '5
iiiil'ii1..t.'fi
ffi
)+
fi
fr
qtr-i
qtt-{
I
OFltra
I
ilffii
ffi
-
t-l
c.i
'.4F.,{
ci
r-{e.i.dtF{
F
t-{
c.iq
Td
t-l
{q-i
r-tco
qf<
F{
c"j
q
v
F{
d
F-t
rj"ir-t
ci
O F M o F M O o
trCd
c1'6hHgE Ig3;E
II
a: tra=d+JA .F{H+J
H g€.r-{ .Fl
A.d dF 'E'' #d-gg
+-)d
',od'6'
EF.F{ F(
dFBUd:ih0 IffE
g,oEsd5B-".9(s b0
c=gstrc=dV+J
6 E.H
{-J'E.,Jd+)a1 . r-{H+J(gctr O+J
.F{ .r-la.d NF't.'#fr-Vs
E.od'oEF.F{ Hd5NEb0 IffE
dF{tsF{ . rr{$-{ A€Ec1 ,1udEtsF{J r-{Jd,66E
g,-{ d.r{ VaH(sd,q -osbC2QE14=_(s5EEE
t{C)rdFF(
5O0
f-rOF1)-{L<
[-r0"
${q)
trtr0.
[<C)IJg
i(q)
V)
trOHF{
Lrn
l-,'a)
El-(n
t<0)€?1l-(
7J(Oa
l<(.)
r5gJ
J4(.)0
gCd
EgE
't-{
O"
iE q
E.E $g.q'Fl-r F{ ?1('\(Hr-'t H q)c{ 7 O.
HE#-q€8E SsE-E g.o bo.-,'
sF gHtrdXOhOH{F RCPH{9FqE H€En.$td-9E? al q)
$;E
. t_ldB(d
.-t h0
EE.
$E6.9EHH.€addA"H_vq-oHgddc{ 'Fl
db0r-1 -{HHFr F(
Pfoi-{ b0
EE&qc(go 'loHb0
.Fl q0$P... g .:fr sss gE
9.d
J4h01.{l-{O
EECd
15
trd
J4ddr<d=nr3jq()(90
.r< )./r.Fl t-rvn
l*{b0 .,*qdCUJtraa)q)BaOc1\FI
Fq)trEda'6*$otOFlodTt b0f-{ -{HF{
OC)0"€
ad
+JdEd.o($
Bd.oPE-(OBfl bI;d'Esabsr-\ l<|4d(.'{ {Jl-,1dE"odFr{
HdbodgcdcucQa)5s0H.7etLU .F{+JAdd.r-{ U0QC)sp?,xoq)0.o..
,od
KAEpdi
{$-8 -E
dghdgBQE
.F,l d
KE!FtHsF{tr?.6.8
U
t $E96 FHEJ4JtrqttsErJ Lj4
r-l F{FA6f u E
T E.E
t€Oaot-{A"4..d.o'9
cd
FBE*clgET)b0't
..E
tE,.Q b0
(-lA )-{
EEYUEEEFS'Fa-r . r-{x0H.$$.9?€,39
t<5€apPEegEFa.5NA
#H(1 .F{
=Qe$,5"95Ob0Ee4 a{F.T FTOOn" A.
bo9F1 l-t
EEo-oBSHF
'Ftqho.Eca=du0h0 h0ocps+J: d d
ff.9 g
u0-1t-{dclO.O
I{FF€s6A q u{oNCk'a
=H'{ d hI
nffH5p.EsddHfi g.€
(r)
JodStrS
8EORau?1 \'/F{dtr^u0dBF+)LFJq)n'Fr EE.E S8og PdE q(.)os0" -O '5
olq
00
q$
"ftr)qF-{
I
f-'lF{Fl
I
ffi
iffi Ffl.8$g;*.a€ gE€n;, ri *-u $= E* n* ^*os q Hr o g;#F g:!E! E,$-E Ei 3E E:$u g n frfr H
E $sE; E E n$gg $iEf,fln3 [F $g $fl- flEf gE
E f gn
ffiL-.
rt
I
c\rlFI
I
li+'1i
r-{ r-
e..i c.i
@\o
a)
.t-{'l-l . r-'l
c.j q e.j\cq\o
lr-t't-l . t-{idF
Fl F{
++\o \ot-{ Fl
ta
-)F'
qqqF{
ci
OF odF OB n
E Ac F
E.E'F H J E F ?,.,-r' q 6.8 E t'E FE il o s E q, E -'f,€ e
Hs$'IgH ililEE uEEgxf,
?1Hd$-tdEhl+-J Ocdtrt{ }i-q)6
iF Fa( g
>t g.-, F >;FrEg E$ q g
E3t [E rE $
r-{HAg F>
$nE?
EEgIE3sI
az\otrF{(.)
+Jas$0UJQ?,,
Gffi l-.{q,)
Et-{p"
l<OE
.F{
l-{0*
t{OE
' t-{hF.
t{OE.Fl${tu
-
rl
:I
re&-qifia-ffitutri#slffi'I
iifrit
ffiffi
f.Fta.d$F,'Ec=
t-,
E#J4trbo7tra&qEH
$€=E':r o=p.!sHg,tr86f,h)-{
icq Io$ |
E 5glE {Alt H;
$fsl
.E
=ofi€dtraE
EEF{ F4+J l-{
ilHgE$
n€ 5q
Q .q IFfiSEtrTEIFLrr g !,.6.8 J1
gEgHf v,
9€ dq H'trHOC)'I O. 'f4
.F{
dg(.)h0Hq)
EHdh,-,EdO;ss.E?aFEO$
J4
g$'.Enbb{-J
'O'aEd5aaTFsdgh.i
EF
tgtdld dItr htd qtaE
l#xls E
lg alo Ft= dlJ1dl9 trl,E 5
l$EEqF-qadc:FCdH!Eb0 .-.r (,)
gs!Eg8E#3$E 3
fl7E
gd
rddf-{sJ(d
-oOV
acdJ4 t-'..Fa F(
=lc). (.)traxo.\-,| t{}(A.
'*Jt{ .F{Fldrr l-a
ffi r-(L.' )
8d,_{V-)t-{ -1Q.tr
sad .F{gb04N
H,.oJ4:5dJ4:5)d d4 E'EE E.U
Fh11,r
F'Ep8tsh.
ffEdF1
l.'l
m*-.
.FrFl or{'
,f;9SIq
cf)
"it-t
qqt-{
I
eet-(FI
I
ffi
ftfftffiffifi
$
ff
I
r|
I
F.l
-jqt-{
ci
r-l F,l
d c-{
t'- f-F{ F-{
OF
R oF
!4FoaAF{C)
E55oo
c.r-r€d
EsegIH tgBi
aE gtas
hOEgJ
J4(.)
o
trOE.|{t{
O.
do
-EHdrc+J t-{
F.{d5€E
, H
Ael
frEEPf,E5&i"gUcdF(F-{ l.J
F( )l{ V+{.! ts(DHbF 3l-o
EHHE $Ag,E H
$f;t
E? 9&F {,IE s€.!j F Cd b0
f;HEFFr6tEE Ft.iE ^uoF( qEFEiE
e,hd'3oFqq=Eg fr fr:E;:E H EE
E.3$s Ix g g.'_, sdoBi)i H g'doEE&EgP" H'.9 E .-.r
E*E g.[EU 5 d bp S.9
$E r I e:EtEtrp€EgHSEE
d+J$-{Oa(,)€a(ga'=dEt$EoFl-{ A1J4!s?cdi-l .l-)6s
t-r1ldoao${ggcd€gd
J4d
o;l'pO
>d
Fl
t-'a
F{
ffi
/.rlffi$l,-T*#d,:r' jiffi
i1x.i;lrf,ffi$i
ffi
ffi
-
!
F.l F{
rj rjqqF.l F{
OF
oB
boF({a).r- F1AOa dS9e hH E E 'sig ege €_! pF3 sqgE nHa R;EUgSE€"ETH-SE,Ffi *HE E* $fi *$Rg 5s b"9 b bg 50" Jd irjd H O" O a.Y J4 -q € ( *,
l-{OFl-a
ktu
+ sH$. p.
I g{ gtg fi*HtrEf,d..€ :rH* Efi-E'; F{r€i-EHEg !Ed.g9-V.a tr Fii TEFE g H:u E a 6'!* g.ga.; s.:EE ; a
E H $;g I E S2Httfr$rFHH i- E s; E S E 6
FE s [$: e
EErs'F*€eE"rE H*r$$s5$ ES€* c€s h,eE auE Efr $E6EfsEEbbs}( H j4 9.+: C.O 0. V)
v)+)cd
Eo
{-J
otrCS
a(g
{-JgdEO
0"
LO
qF{
I
$F.{t-{
I
I
\nt-{F{
I
F{
rj\F{
o
s [ #t;sicEfi*! F€ge sF-\-E *pE!
E n;E*tr x"E i-v E
.:H€trA ,-t'l i 7FHU P:f ..s ns:3F,l 6.h:r tr.!1 *'1E $ = CF=F:€:Fse.'Il t{ 'E :da=,u.ib$bJ 6U)lJF15 O:C
trccdd cdb'6 E $+E BA
qEfiF-a: H,T( F{ HLv^'i $-{
!*,| F1 0)EH6i,E ti8FQgE
$,*E's* L
fifttgtE$ga8frfr,E**Fg.E.EO. H H ! ! i5 gtu cd Jd
Ccl.86HE q
#E €5i F
EEE-H
EHFE3fr 6 frH E'E s# $o i.E$E:3 $= c"t g-V
Eg*t EH.S-.H B c)
sE' E.g Eu-v g p;E,E $ $EE.IFFp"d
= >-i5 ?.
EEF$EF F= F=eE q u b0
iH. IS
.E
c=d
r-l 'F
a H" fr
figH'6 H.r ?1
EEil.gHiEEb0"i- d O
lis E
F H $H.; '6 i.qEE F€8FH$F E ffi.V't H E{-)
t qF3F-'r tr p" dGcd/aFH H E
$$3H
elF-{dcqE E
f;$E,T( H a',\v /t\
F{.; llo a 5trd As:sEg*9?.= s
{t E
$ gsE $Eg &Etr{-Jd: g?t FrcE a"E'a
*tgEFFESEFEE
EdCd
Ed
tuO$s#,6FFl#FI(.) d5HrlflrvE!V }-{sbFl +).=a5'JdcoOd
HHCduogFEhEifi5 'F{,.og$.8r^'s€s
{sEf4E;; {*gE$g3Hg *sE:s tp: il s
H$F$fi i€ EBEE Hff gE F F -T E
til;Ef,sHE*i! agilI rF*
EFE SH.ea aE s
EtE;#gEsPf,.E qF i#EE 3H
s ell;;fr IE Eig EE$gfi ig$ € a
gd
'lJgd}4d.oC)j4
adjd t-r
or{ F(
H r"-l
). q)tr0XO.vk}(A.
$< .:
=cEiad9=t-{ t19.H
F y $'o bo $)Ftdi(E'o}4acsJ4'F-S
,t\ F{sg
::=Qd
EUd-{ '+?a |-{(sE8agE$o$s6ESdF''i?69
H
a. r-{+Jd.-1HF{o+Jotrdr-(ptd+JgdEC)0.
t-t
.iaq
F{
.i
F{
oiqr-l
ci
t-l
crj
{t-{
ci
l::arl(:i
illirii
n R R
b0 -gd
, Fgd v
c .E E 'rE{
EFEEc,F-$EF"Egff$Hsff$.gfi€
jHdt{dr5ftl+)Odf,hU6>
F4F{'F{OAEd
E€x-oF!IE {-,
48.qdH t-{
M
fr iE FEAStrEEEFH',P sgsr
$-{O
Et{
F.
L{0)
E. r-{t{tu
l-rc.)
E.t{
t{0.
c)!EL{
J1(.)a
H
b0
.gE-SadOE'FF!
E F $,'= Ji EFRFt P HeistrfE.g Eg
R* frf>.F fi €F 5 $EJ4 \h r-.r
frBEEr{/ .Fl 1-J4 q3'A
Eg$E€EE*O.L{ ) -l.sEsEf F $ilE'+€ tr
IFldl.Fl1A
l$:*l5 frlg';lS a)
IU ElO. al 'r-{lc cld (g
1J4J4
lEHF,rE: iE 8 EiH o
=ls b":lH -- .'-t I(g c'{ Ql
r* gl
igHEE 5I
E€flI
l-, s H
lsB$lg $filEi-'.lis E
ls Hgl$stlO F1 O5.=.O.ES bEdP. I) 'tr9
|;.8€ I
f,3Eg; fr€flE ildgl
H; $EI0 a d'-1I
t<r-{
EOaol-{gtr(d'lJgCd
J4d.oq)
\d
trd
rdEd}4d
o p{'pc)
J4o r-{
V)dJ4 l-l.rr{AJJt< ril
).otrv)xo.V l-{}(p"
.*JH .F{r-( AFt<rJJ8dOJl-r (.1
O..trd8d .t-{!b0d$
H.oJ4Fd5:Fdd4 E.E''# 8E
ooa
clqr-{
qqr-{
I
\oF{
F{
I
F{ F{
r-{ t-{
F{ t-l
oI C\
aF
grtg
Figi
(''FI
E H-g-..EE FgEHEHflE€ig8.E
sEf'6 (n'E.ri (1t{6^J q Fl
NRH-U a..1r.! J''n +J
€* I:.9'!-{ CUHO"6
#FH.F{ 'Fl a\t-{ (U F{
EtrchdCd X!
. F{ F.{sqIr H
=UE$g6Rp"1J *a C
&* gf;
$a EgH F ?CEg E.€
CU
Edgo
J1. t-{a. tr{t{,6d
J4rl{rtlofi
+JFlF{.OO€p:ra >p.'6f,d-6
a.'E'EFl (d
Hg'6o-.! rr
F.Ea.<-{
. t-lHA-q$F{ .r{JA
#F.:Y SoF{ Hgo
cJ4d=SEE3 E;c< *'CU68.23,q H'=6b0il5.'blr.o€
F:.8F&S\ida
rEgE;$s6 oY+J F.f-{ Fla-id
E'-9 fltJ .r-{ ts6 r'{.F.o '6 H{
_g -q 'F
:+H 13+J a\
H 8*t 9.fr
t-t
=EO0oLP.cdrdgCd
J4d.oc)
T4
F{
+{d
ci
sltqF{
ci
F*{
,rjq
o
o e o
$n ts" g*l-{' Ai5:'*Y C8SE F tr q fltrtrt'{h}=gH'i^=E c bb 2 g 6 A 9 iJtr d h0/^-o.o tr.Y,i SA.Aip.'d 6€ V J"!€ F
,idu0aF5)Odct{ l-{-q)6
QdJ(F{d L,(Ft q)F'{J
EEh0dPb0*5
t<C)
FH
kP*
l<a)trH
t-lP.
t{C)FFi
t<tu
rFra
L:
a
h0tr
d(n
0d
{JcU
'a.gEbPV
tr{ rd{
9.:(.) tr,{e4 JHcS --#'aEE'F). F{trg=dd9095HH€
qp'Etr-td'-h'aE.s10.otrdge'Ecd :-
F7.(.F{
H6dt-{da5sOaOETFtt
YOd,.oEN,hHc'{ O
s8Jd:+Jl'F h0r-1 .-1
H rT{
9ri)-l)-{ (,)
botrHAg,'E
.F{ OIJ(j4q)
l-{11 H
Ff.J
6'a I
>c,Ul.1 F{l)-f "r Id?l! vlq, C,,
I
boFH
dV)
OFa
d5q)
F
g(gF{
6{-J(-rl-{
dF(f-{
a.)
A"
ad5a..dtrd$-tb0ol-{P..,
CU
>)Ed
Fhl'...1 F(
5qup8Ib.fiEcdd
.Fr
H*
'Hg
a{JCg
Ht-{o+JodHdJd
{-JgdtrHq)
n
tq qq
I
fr.t-{Fl
I
ffi
t-{ t-{
c.i e.ir-l F{
e{ oici t
F{ t-{
CD CQ
F.l F{
ot otaa
OF
F{ r-{
{- {'r-l r-{
OI c\Iaa
OB
ol1F{
oici
oB nB OB o
ffi .F(
f,tE:: t*ec s sg#: E"a o,,! EgE"f fi::? e?:
ffi$$gflgf$69;E;;€
€6,'\
*rJ
^(gq'iltstuEn>?EZ E hFr{
^^i EEEA*hUEfi6>E 6
aSddF
ttod#Bop{ AKH,(gF.! {_Jsqd
.{J o;r{-1: h0
dE
(gSc{d
t {H Ee s.='c|! CU l-{j4 ${s; I > 'EE.q.FF F-E H€,9
E lfitE'6 >F;f ffi rfi;E€E tE
ozadh!/F+)dtrJa
$-{q)
E$-{
O-,.
l-t(.)
Eer{l-t0.
t'.otrl-{rr{l-l
O"
tr(.)
E.dktu
I
LITTtr
ffiHliiF
trdA'6 Itfi Fq\\, .Fa5a
.F{ .F{
c{ t<F( .F{aaECdOj(5!Eb0 jjtrdg.,g
T;$i:F €g;8ddo.H*{l<trc)hoq.oFl.S-1 d dtr# hO$.F{tr:F(g
E! n€;&SEd?HE€€ $
gCd .,.rJ4|/),sfr
#F4gH€ruo?cncd 'F>E(Uc'! \t1 .Frnaj5dF(A
r-{CE$$:J4S
f'{a,=NqdH9'EEtr<E
HrTFlJ.6c!->ssd t-'{
-88ia
o
#. .FlgL
q $-r
EE8€Q..
i-{trddlf
EsE:FQ" t-r
nl<6".8EdCdHsdEEAEr{ r-l,adg5.'oq)NtF'or#rca<'E
IFldIHlaIJ4tdltr{I q.)
le"l.F{laItrItIJIOl,!lstdtJ1ltj1t5l
'E.'l
EIOI
fllFI>)l
.r{ |{-r I
J4l5l.ol
EIgldlEl
gd5da
F.V.r-{ g) '6ai4.Fd \HJ4gE'AcddFa A .F{
JHd
E€E}( O.p.
F;4.{godHd
t,g'a €,9flt.EHAH
9HJ5F5gE"E
gdlJ
frFE#tFl
.-
H5,-lOJi5gEOds-{rr( P" 5x sulJ
E HH
c\
si
qt-l
e.i
qr{
oi
I
ooFTt-{
I
* ffi
ffi
IH
F{
-i.riqo
n
S o-E4E
F8 E 3,tv *J f-{ -2',' E 6 .9
F. Fr I):9?H d.)"A5 c:'= cd
?=ii 19 l-{ dg= E g.g
g*,\
fE*r fr E5i frABU.SEgFq ?8.;
f$sfi$sF$$fisg$ggl{(.)
E. r-{${
O.
Hd
9EAEl-{ OAH
E g d{ FSB E.$S HEactr: a"gE 3,frs 8E-6t1L; )*{ h{O+JOA.r Cd r'{qsEg o'$58trE"g E
s a 8.? d dhE3EEg.
g
s{aJ.F{ r+ !),^ s{ cd'=EHEia.:i r/ --'E s {'a.d t- ftlA-t5r\v
H 8"5 H.d c'd $o
EEEb3'$neEg $8.AA
lJe+-JO
E.FFi{-JE\t{
$: frfri$ $gg9Efi#'
.'l-r'F(g r-{ A.dAfl9EES:.3 '6"3'E
EHFE$
t{jEC)ao$-l
P.C4Hd''Jgd
'l4d.OO
T4
qGI
I
o\t-{t-{
I
ruffiffi
iF
Fi
oiqc\I
ci
iqOI
ci
,-{ r-l
++NNoi oIRF
OIqqqo
t-t r-{
rj rj..i "iotNOF
qLO
.'iOT
o
c o oF O OF o
cd,-il< -rE ,; n Hq d t"nu{g .Fgs: in: oFFdF.,th!htr= .y.o = dazzastttl
.{id.o
^dq '6''5u&Ec >tEZEHItr"iFJ5
H H'A*hb E fifr h-{ .F{ F0z tu a
dd
+-)ff{dcq 'fo
I E ngI $,E-ciF--d}E-9iEZ, F 'nE dEH.HAE
-q.gEqS*#s f; dHEsg
EEgt6$ *EH$F,*€slE{tsEgtutEE H.:H 3:r
-''62E-=5ad(ub0 q),-(/dFE+J l-{cdoho7dCD-]
E=
€;E'H- XEddF^€;d'6'E0.0" A
trd+Jd.ilh0(,)j1q)(.)aot<0.
$-ror1HH
t-{tu
t{q)
Etr0"
t,t(.)
tr).{. rr(k0*
hc.)
E.r{t-t0.
${(l.)
Eor{l-i0.
fid\/.
Fr{ 11
E#Ht{oaEEUEc,H?l \# ,j
I-q H,
T F€E'; gleo.uE-vE.H bhnO-OE sbo[DFt-lr\- H F{|4d cd
tr jq >)O (U'Frd ::T' $
E! n€iH.*H€E€ F
H .F{
cgaJd6d O..9q.gq8g$o8€bt- y*
lr{ -1/Y{ }<* xru, E>\r'HA
FEfr.Ft ) (<Ft )-{cdc{d
E*r9'Fo qb9Ft-\ F-l Hl'4{ . F{
*KgE E'A.= o ..{
su€,T{ F< p<
Ur'{d8EE;$€qdH
* [H
tr(g'6' r-'ltrOA.F{
dj4CU:F9-o )1
-v .?
Fg Ffcdyts.FE9.9bdh9.EIg€Es+J a. tr'd'E gd ox-r-{ rFl AJ. A HE:q.E5 $+O E.E6 J9FFeH,(gHCE ?,8
a-lF{cddC1H(da
J4d()4...
r r-la(1HOF(
J4O
,LI
dH(dJ(J4F(
?1'Fl
t-ll-{c.)(1HFt
b0l''Hdh
. t-{!g=7v|^t f-(
tgrF{
da.h$E7d?
ri !vY<.; o
b0.r-rtr13dCU>'F
HOOJ4F.H F.
.9 bol-{ d
.cF=7-t-r ?lt-l H,.N8E.F{ b0AOg14
H€?VAr{
USr-{H.xdb0 F-t
da.9.Edtr6eJ Q Eg HEd-idE €'il'dEEts66c(s trblbn r{ F1
-,FTd Eg
b.-EEE) ..!aai
.E ;#EEFH Fil{ FEi b0 ,-r
E FE=gcdEEg;HE€e5EF€dHVH\*ifrH3?EFf;[$g n€88
gd5d::? op5t\ 'Fl'6 -v .9
d)4qE.i(gcdl-{ (''! 'F{
E tggEI
,.9ab'Eil-{ ' t-{dtr
,_(?l/Hsstt:=5
ngTE \.qg E€eEs"E E.T
gdg
a.EqdE-H.F{ .Fta .x'Et/l./
r-{ t{dBHL.trr A. 5x 5sc-(-" n O
= Yadu9
. t-lodJr-ldc)
o;{
adHq)
=j4a)l-{F.
a.Fl
+JdEo+Jogdtd+JEdHF{o0.
$Ie\ot
cO
clG]
tsloi
rO
..iot
I
ONF{
I
tt
flffi
t-{
t-;
-j{o
t-t
"ir-t
erj:>
F{
{t-l
{R
F.t
tt-{
{o
e\qF{
{o
cf)
qF{
e.j
B
F{
"dr-{crj
o
n F o o R F o
dJ'L- dEf; cAE F -€ E
F F: E q F SHgEE g $T
Esf;8 $t I
dg?' ,'\ 'F l-,
.FF.: c 6':: !d-
E r.e'= Sr:aS .=
FfrFF, 8tr.=rO q O'Af d Qor'f $Fn Hfn" Oj4E h-O
;1 PPlU .F ,Fl.t- EHo ==.g d \\-\,4 H .F{ .F{,i{dAA
Ffi$S\\J !v .F{ .Fl
hE q q dXEcdcdF.e Po Po kS E E b..E
d.l-
t{(ngd.=u0j1F{
,- . t-,1(-< a'.. dFE=d6B
trH>5aa.
r-{ . F{ aKddiifi $F sE grxFgEEJ}4 = =
a:
{-J tr'HrA\-
'Flc1 A
EE.F{ F1sH d.E SFtu oJ4
3*s;FE $H
ss Fgg b.E'Etu.o'!4 =
l-{q)
Et{
O*
t-rO
El-{
O',.
kOE$-{
0.
t<OE
.F{
l-{0.
t{OE''<l-{0.
L(.)
E. F{
l-{n,
h(.)
Eopl
t{tu
EErdEdd='lJ.qofl6aPd,-atr
rr{ rr{gJ4do.F0db1dM'tt o.O-Ed5'FgJ48.:Otr6=gd& u'Et-( r-{ l-{l{ -lq.E:!
F5Fd>E!ffiacg 1)$hEEHcd,it g0H
e4r*{(9,'n ${H r-(OJtrq)'ua:dFEb'B6J4cdO'rr.\H)..r C)gJ4O +-rHAF{ }.{F{ F{
5---:alrdr{AAts .'-t )<$cdn$v5 h'5.F,{ V -{t-{
iE E.trEq)F(JVf-{Ydt-{
frERFirJ *Eag-(U.*cs odbE B
€ $$
+JHF1dT!C'l .Fl
EHHAs'FF6Fp0E5d.g'n $-{'69(1 F{H.F-{'u5
r+
5i'F*a$)Jl-{
(1 5HSE8dtr,rt&-gF* h-vX a. +)x{ (g ,=
. r-{ tfl L{+,) )- ,-(is;F:Iisb
trcdj1
A'g H€tivf'l ofiH+J?.
H$SS.H.Eo€ trEdOfisE6"€ #Hdi"u 'F.g
*5g${;:l Hg.E'6 !:dE.o
HEEg?5 cr'ij
ilifr:EEEEfrI N
g gF.g
d'nH(.)g
. t-{
J4ad+Jdq)
tr. +-lr-lgoa
.Fl+rdEo+JoF+{d=d+JgdFHOgdhqdrd
${1j4F
J4or-{o+J
trddgddL{ '!-)RU
rv ?1q2 .Hx ,l(
$-{
J.|(
=j(oo{-)f-{H
6, t-l0d
J4
H5HdO 'r-)h0h)-,r (-o.=
0.,, j(
$'r-?6!).1 tva
V r-(
55'FSgrol.{ {-J
-{ e4rq F{ddcS}(
H$drv d'trdp o
r-{ F{ (aO O.=0..O"!(
dd
J4k(.).oo rr{ad
=dO
trdq 'f.o (,)!cgERaxd
,\4 {-Ji(d
E
$$€
EBIEbat 0-
=L{ l-{(Utr(.)=dtrdg q
F .$;
E$E
c?
c!
e.j
qo.j
q
c.j
qF{
c"j
I
tr{
NF{
I
fr,#
ii,iilii:irfriiill
tr$rI:.,:iti:,!:I
F,i{
tr$
3r
#i.#ffifti
rEi
di,
a
t-{
-i.'i00i
c\F{
"iqo
(t?
F{
..ico
ci
R O n
d,2
s pE$'.J cFtrbqg d hlq aSEi.=# diqd:Jss=i96! E E E'T; 7 d d c)
-O H (.) Ah-tut ryp Fg 6.-v E € g
ofi
b0 Ea{-r. td J (U+J b a h0
F F fi A g
Hfi *E $qg I E t €E
.E
.F{ dh0dEEBd1 d uOFC i'n r-t !9- €ltJ l-{ V
S Ep-gE=
(U r- r--t ,_lCg i: a.^/:F d .:go" =-Cl A ${'\l t
E.fr E AE
t-,t(l)
Et-(0.
t<(.)
ErF{t-{
0"
l{C)
E.Fl
t{O.
gdt-t
r.r{
=E.2Fb0xc)-vHH;-EE
E8>{ l''t
ld15rd
88"b.Hc.5
€HddFE}4!.9 uo. r-{' ,-(*H5hcsdbBE$
. r-ldaaoadd
{-J(dpd
'F)
ECd
{-Jdt{dakoP.EdP.
f;gE'aFHJ4'E.ga€'$\/./rq +J
SH3$0€8
d${
6Eo
(d l'{'FqOE:8.F.gHb'ffi.Eai(
!$ss+J .F9E6€Eqg-gHEtr=d,E51J.g bo
!F,. tr{(gd
2''ts
€$'tFEh0$R'68).1{ r Fl.a\.,tr O.id o.odHBEXd$o-V YCdA"96d'JI# E/l( lr{ t1
E $E F:\d:{5Y E 1A#!g E
$get C)HL
f;FF{?8&{HEQ c',sil9E^b€H ._)
cU
.$'gH5!6${ F0
€El-lf-{ A
# ilsdq8EFld E
E3g$fE
ri
e\oO
t
OI
4F.{
c.j
F
o?
qF.{
c.j
F
B F
dl-{(.)j(.l-J
g5
.:.8trtri=_\_ .r-{ .F{
CaadcddL-{ AAF1 op{ rr-{
3FFstr b0b0hE b b_v
+r +.1.r{'F!f,tr/7_\rrl'r-{C aa.
E$SE .r-{ 'F!.Ft 4
gilF,*E b b.V
t<(.)
Ft-{l-{
0*
hq)trl-{
L,tO.
J4.9r-( F{EoJ5fiO c'!
EE88.;g.EEdH{
HE$E:E.E't,u.:ts 5ttrs"g gr-l .t-. Alq fh .F{
Hg$trO+rU q'Ebo(!.AVF{ r-{ \
E.T.A(! bo 4'^hc'=C 'r-{ H
s8f,
gd
J4{-Jd5b0
.Etr(.)
Edd#^'ts4Joqcg!
I
Nc\t-{
I
..iqco
F
{olqR
oic.j
"iqa
co
c"j
"iqR
F{
qo!CD
ci
otqc!qR
r-{
rj"iqo
c!LO
.'icr)t
B o n o n o
CU
!(sP.,,
d'r-)h{(.)t<h{
oF{
}{d{-) l.rar *JXnU)ra' -{H
CU 9)+Jk
gdh0
Ad
H Ro.EE r^rg*r 'H q)
gF&3 $o{O'O q)0" OO
gdq6 H..s9 (g.H =E€ g
-OCdgO- fi{ = Fix(pH
FE€OFh o.: F.lj
en€ $H-lEJ( O.I
u0tr
trdFld: Hr'.'t- l-{ !Vl-{ ts /l\ .a.J
d o j5 dr +, L_;s$enF O tr xJ5EEEEFffgsB.E
dd t.'gEdf;E!'?1 Fl F{h{ -
.F1
fi.s.{ g
sH$f;U)Mijg
v)du05F
{-Jdt{aa
,6d=t-{
dfrlgdt-{oP"(U
J
od#P"
E-9dpFogotr&8
-{l-{(dbI
FpE! -E.F .\
HSEiil{o' o a.)fu Q.,-O
l-,tq)
E. t-lt.O"
[-{q.)
E. t-al-r0.
l-{q)
FF{
t-,r0-.
t{q)e1)-t)-{
l-rnl.r{
t{(.)dF{
tt0"
t-t(.)
Et{0r
l-{C)
E. r-{l-{0.
l<(.)(1)'rl-{.F{t-{tu
)<6..F{ HQCdN€frFF1 +J
=oF4)-{ At-l )<odb0€(1H^9sH{6
+J
FSJdCU-V .F)F-{Jq''-) Cg
EH=hH$HhH l-{oo9(-1 H.{
sd .JhdiBOdib0HOJ9.6qrcFFE dF- +J ':--)(1 dF{
€ €,H
b0Edh
.F{
dBdh0q)A.
F.g€wEg€uJ4d(-! )-{
6NCUY+) )-{(.) CJ
Ft<g€E&V- l-{
5Sfi1 t{bgHddp<rc
V)u0r-1t-{
Eadb0.<
{-J
ddb0trOEdjoO0-l
dPd
-o6F(d
+-Jdt<dhV)t<OP-.(U
hgCd
E
. r-{t<dEcd5f-{HF(
t{5
{-J
15b0EdhdB
$e0..a.$E
#eH8.h .9.'A L{'dq)agd!h*,F&EE
a{
d13(g
(d5L'rq)
.oacs,EO
6'6hB5(grq h0
! (.)
d'f-)
l-{
O|-{F{
t t-{5Qd+Jdu)d+Jf-lt{q)
trF{
FJdoEl.{O+J
tgIdldlgldlat5ldI r-rIOla.laldl+J
ldItrldl5ld{-JgCd
EC)o"
3slFtE dl
HHEFItr =l
{fr|
oagcdd.gpEq)A.gd
+-)5.Td65ttCJ€gdb0gd
,.oFF{
ObogO9"dhEd1l
ttE
v
EEI
HilH
H;lti
H
gd'o
.-i itrgE
$ *erEFEfi7 * g r$: IEff-E &i;
)<d
J47
}4dEd5'n/-OVal)< (<
d=dt'gddj9H(-l )-{ii a)
Q .-<0*!
(g
6{Op
gfiEE(,) H
H-ildo€pFE.of,E€
a.F4+JdEo.rJotrd
=d+)gdEOF.
t e\c\cr)
qotc"j
qc\OD
LO
.'i00
I
cnc\F{
I
r-l
-jc.j
"fo
r-i
c\qOD
F
c.jc.jc.ji
qcf)
"icoo
r-{
+{o?
o
c!{'{(t?
o
n B c o O o
'h,-i qtE Eg bo
cFHmFfqEE E g Eggc,-r t+-i
= dtiOF{O}vi-rr<
€ HE S E, E'.F.g &d E"e-gs
cdu0
F$Ef3 'zr g:'6 g8FdE$0{O'CJ OF" p,.-O
E *.-U otra .E -.Fe-ilf; E s$ E i E!F*9E.f;-g*!,EE F : g H i n ! flE& n€3t E# HtE
!dd
F:€EF5f$s $ r$ffifi;$F$$.gfl g.€€ EsE E*
adh0F() o7l
l-1 O'., d-dftl )r'- fr{
=d6?,
t4ofiHo(U(U55d=Egfi f,F*c ggEgEEI$gEffJd50,
. Ik$ilffi{$HllGi Xllir'ii#+]
Ttl
r,
L{O
E. r-{
$-{
0.
t-tCJf<f-{
|<0-
t-rC)AHl-rn
Lc.)
E. r-{${tu
ttC)
E.F{
t-{0.
l-t(.)t4HF{oJL{
O.
EdEdrctr(.)h0gq)A.+Jd
=EO r-rHFF{
b0'6
H-U|- 'Fi
/^ A.5:aHddrcE
(-(.-1 H
FSr6:F O,
€cMS
hE)"{ F{
6=13H
t-{Fo.nc#ac
1..{gcdCd Fllr{ }<vcdF{ .F{F{ r-{dd5'IJdE:F q)
-o b0OgMg'.)-{ A(gl'asd\JJ4F
JHHFI
8oqtr.EOfro,$dEh6HU0qE'L)o
HF{ t-l
-gEA .Yl'68siFSF1Jttr-{ t)Htruo5hg-idliaF{
(-"! )-{trd=CUEE-!j(
Cg
EEbsb0$dsO '-{6F)lqr-l
.'-{ (U
_v q)'; u)
rsAftidXFa< !'rEHcg .Or.rt \{-{
<.=
E!-{€
s€EE.$EEgF{r-{ dPH-j€'a'6-qg.r-l F(Fa ?J4.'.j(dda4 ?1)-{ F{dddEtrtrdHoP
f{,au{d d
i#E:i€$$;FE-9EEH
fr€ .-r(ga.r-{ Cdqx!qEt, l.rA t-{
bdEF1J c7l
#?iEss
FIt-a L{
EtsSFg€ttrE2,6HdFJtrf.EBEFE?80€8
FFl{ .F{
€Efrd -.J=L; f-l . r-{=
tsr-{(D l-{ t.\ii,-( F-l
t =
d.-r l< f<
5'.8 EgEtL',l FlqlcgF
$ ssE E.EO *.
F-l
gaE
tgldf;EE.cS'O cg cU
T4TEtr! c)dgb0nH,t\!,W )-( fJ{
tr sH:rHB: ilr$?:glodtroJO"rd = dl
tr.EE?.8E{SUbso.Udod-1E EF)-{ ?fl
3;nfigfl0"
= d
dF{
cdJ4
bp
grEEOH
H-qdq!p$s.ocE€
c'jc"j
clCD
c"j
qCO
c.j
qqcO
I
!f,NF{
I
ffiffi
ffi
ffit
!
t-l
-;qCD
ci
t-t
"iqco
F
t-.{
qtqo
e\cf)
qa)o
0r)
e"j
+c.j
o
R F o o o
zbfic :
Ee;;qE5 Se"f $EgtrtrFO O (['= O O0. o.cjY g.Q
tr
Eilg
EtgO'O Ofu Q.-O
b0dt{d
zmr. .,9
fl€(uoOJ
EaZ.E-E>b Fm'O - c1tr d?E.E5
$;iEE8
'FZ
EEA C(Ur.{trdg€$
F.Fa F{>z'= bI
EE E.F
t-.(J(-{i<F{
t-r0"
LOEL
F"
l-{a.)
El-{
n
l-{q)
El-{tu
t{q)
E. r-tt{
O.
+-,(.)a'Ed
dtl-1586En5
botrb0ddtrq)dgEdddb0 b0trg&9"trHd'rh0?(a )-{
6RE<.Fl Hdd}4J4hds9C l-{g-v5:-+)ddtd'EZ',5HO€8
+)OadEdtrdEdbocq.)
A.gd$-r
5+-)d1-{
(g
a6
J4.r{c7Eoh0trOA.$htrCU
'tJ
t<
d?1t-{dt4tsF{
dh0?1l-{oA.?1
d${r-(,J+Jd
op{
d,{Fa(.)ozm?1Hde4HCda4tsH
du0F4l-{c.)gdhF1
H+,,ug
gdCd
Edoj1sOg
oF{
asEOEJ
J1old?z{5>qm€qSEdcgJ4trbE.6p'EE
=eES6dd'a>otr=s?TB
l-{
$ehE5mCU 11gESFHEL{ (g
#H}(P.
Fdl<
=+Jd,-ZF>'AmdF.
#Htrg5dEEodb0 h0gtro a.)
F. A.
zmgdEdEdb0trO0.
dr-{d
tnpE6
3 EJEEEOHd
H!EE€EE bHtd +' irh6 d=F- ts{ L..qdoX€O.
tcD
c\tcD
qtea
q
ca
r-{rjqcf)
F
QdvP.d
+t +.1.F{ tEf,s,=1--r-t'r{
C aa.s sEr- .r-{.r!
'Ft J
g $$$E b b.V
gd5drc
F{ .Ft
ufrtrFE"Eaq(d 'Fr
HEc*9$j. .EEa'fr'argO5#arUCd.otr-1 CU
F"EFiEF8EboHtr(.) (.)h0 plf-r
8HTE$sl-{ F{
d=!H
Hl-{(.)+J
FOF1 rF{$a
!.F{t-: 0HrnFT :Y
A-l j((g F E+-) FRl n}J{c \v a d
Cdtrrt(1bod: =a{ {-J tU \U
H ) .r-t .F{
.8 SE 3'Atr H X X6t-r -= i- )< (.!
8o I 9r 8oE(-': T c1 r.1 Ol-{ F{ H F{tO O O O:O. -O O. O..=
I
\nNtr{
I
F{
-irj"io
F{
..iLD
c"jt
ffEt
Eg gB
Fg $El.{ d l-, f-
x $gg
trdutt'{F{
.t{
+JF1h{q)o(.)J(l-{o!
b0dd€Erpltd
flagE
d'l-)
FT(.)
J4+-)
.F{
E1u0t-{o+)
.Fl
E7gdg
.Fl
U)dQ.r{Edu0L{oDMH
(ghgdE
DMl-l
tr(d
.Faad5
. t-lg
=HHob0g(.)P.
oFl
+JJ(
=,odtrdE
.9.8l{ ?l
O l-{tr7'rt \\J4 h0
bb€ +-,
_g 'E
.d Fl
€t-t< f-{Fr r-l.r-{ dtr!*'6'ri dd.2kr{(,)lj(U
g$s
DMgd
.Fl
ad
Jc.F{gaEoh0tr()tu
t-l
+qqo
c\tqcf)
ci
r-trjqqo
c!LO
t00
B
cD
4YCD
F
R a o B F
Hd
sfi E
e'd HLEE;T I
o r{ L-{
HFF{HEdcdtrA$,
EgP v) +'t
Jdd
3f;F:=,O csHs
$*$0.-O O
{J {-J.F(.F{ccr-( t-(J)\. \-
. .r-t .F(tr0adddcl 0AF1 .t-{ .Fa
3F F gF $$bu< o o5
.tr.:gc)a\- \_. .F{ .t-'l
Eaadddc{qAt-,! .rr{ .F{
3F F.s.F SSb'tJr O O}4
t-'(c)a4HF{
. F-ll-{
O.
1..'{
O.-lH
. t-l
t,tO*
$<Otrt-{.r{l-{0.
t-(OH
rq{
t-{O*
l-(O
Et-r
A.
t
Elr
gdtrdECdh0tr(.)A.ad+)dOtr5co
0udHHo
+JOl-lH
dr-(
d{-JF4i-{d,-{F{QO"(d
h\zt><m
gdEdE(sh0gq)O.a, cd(U 'rr+.) t-{cdEl''! +J|.n rF{+Jc7JH\s'a!ldJAt-.'-Otr-o cgssdob0 +,rf-{ .il-a
.8iE>na5'n cde-01..{ . r{
&Fdp{h62+)dts
a(g+Jda+JCd
ts {-JXOi0.o$sqdq5qSE-r )-{HCd
=b0HCOOAP.
Lo
+e"j
I
\oNFI
I
T
F
ffiffiffi
FI
qLO
e.j
ci
o{c.jrjc.j
ci
r-iqLO
co
d
ottLO
qn
FT
'-dLO
{B
c\rorjc.j
ci
o o o O F o
.S,-\'*H$.'\r3 O. .F{ +-Jtr a.l (u
g g 1!E $iE
tuv/ +-J
.r-{ l-l .F{a.0" trrr{frm=FA.y _\. q)
d tr c 9oF=cdCghF ry 3;6b:_u'Et;iE = dI ts * tr'rs;LtJ ordJ4
a. ;)(gvh0=F(
AA-q5qd=d6ts
aNadhl)-{d$-roP.Dqv
F{
trd
rF{
E $q 5fld'6-5 A q'5=
n{ +J vr: g
HilEHEB'F tr = n F-V[ $F:$ FE0. O O O. O.O
0 sF:EH#gN5 h QE.E- F -- lo tr'{c! ts g cd
vbeEg= P.H H o
l-rO
Eofi
l-{tu
l-rq)
Et{
O.
t-'tOFt-{t-{
F"
$-{OFl-{l-,t
O.
t<O
ELr
R"
h(,)AHF{
t{0.
h0t{o+J
ca
acda
rr{g(sh0$iocS'nt{OcV ,-,t+ v{, l-{fi r-rCd c{!ELa r+
=ddoEet)nb0xb0H ,-l
l-{'_t1 o-!l F'-i ts{
6d-'!'?
-) F{!u c)
hJ4t.:!g
:)Maddad
.{Jgq)
Er-(
J4ogl-(OIc't
drdd65t{C).o.F{
V)cS
ad(,)
dhH
d"5
IdaCU€(d
t-4)-{d
+-JF(
l-{dq)
J4$-,(
C).otrdb0dd€E(,)b0tr(.)g6hHd
rC
.t{adag(dh0t-{o+Jd€gdtr)-r
. r'{aJ4oP.F{
+JAq'FoSoScssC) JJ"oApqvsqFr{ 6tradd'tE=c{EEa)O.FIdE
FH
sdEd"- 'FEHrrr . F{."'!4AcEsdt-{ r''!J=boJdb05trh0ggOC)AA.
dd#au-s.od0aNd-{
tg q)
bEF(
At-t-{ Vd*d;Vt{cg c)tr +-JO/A
€ sPM cd=
X0CU{-)
c{dF{dgb0dd+)HJ.O'FrF.EVogEE(.) c)0. -O
qqAD
s-
4ca
LO
rjc"j
I
f:.c\FI
I
ffi
I
t;l{
a
T
FI
-.;qqo
F{
-it:.{n
o o
iHs,EB$gE;
!f,$i$$H
trdEo!octrCdkJ+,
tt(.)
E' r-lk0.
t{C)
E. t-{t-.tu
dhdOC)aadb0,-{F)
{J
AHdE.odBd
'F)
h0FHr-(
h0b01-1HCU
.FJ
?1t-1
d?1rlda
. rr{a-lHl-{OA"dLFI?dHFt{{€
ad+,d
.F{
ada
.F{
${o+)o+,(d
JEC)
Eb0
tuoagdEoEq)ogdt{
=+)ddtrdg
gEaT$,'E
*g
In+r€.r{d-oJ4dEF-{
'r-l
HP5=
s$EE
+J. r-rld5t{O+J
cdha+)dgdCU€dt{o.o(.)
J4
tr{
qcr)
t-l
t-e.j
ii
t-{
-jqqo
Ft
e.iqcr)
F
t-{
"iqca
F
F{
tqca
ci
N+..ci
qo
F{
rjqqF
o F F R O F
C 3 EE
qiB$39;Sg: cd $< d C d
ET H!E* H
H F $E€ SE.0. O,O oJdJ O
g(uh(
.-1 Cr
H PO.Ec f-E!.8 R8863. $o{O'O Ofu Q.-o
F'Fd
FHb0=&H
Frd.oPg
0dbnaF
{J
d$-{Ia
0d)(!
hlidt<ogdJ
{J +J. r-l . r{d r-aF( t-'{,-( ,-(FIJ\*\-
.F{ .r-{c'{AAHddFaai-t .p{ .p{
. F{ F1 t-{t'\ )-{ }-a ,T{
=d d.xts b0u0h^' : ( , ( o)
R. O O}4
$<OE$<
O*
t{q)
Et-{0.
l-'{O
Ht{0*
l-iOHl-{
t<0*
$-{ot-lH
t{0"
t-.tOFH
L{F*
dl-'tCdOOaadb0r-(
{-)iF{d!p(g
Bd
. t-)
u0dl-{Fl
h0h0dFtd+Jddd
rq(ga
t r-{
tsl-{
OP"d?d)-{ t-tdtr
'r'1 l-,.<€
gCU
}4d
"oq)J(gCg
aCS
}4H5trt-{oh0trOgd>)trd€
u0hadb0F{
gd
Fr{
"odB6b0dHF(
b0b0fld+)L{d
EE,.1-{ F(
d5Acl
E.9EE.g '-1€$5J=a-ooa(sx-FEd'l(!,9q,o
ad
-{-l
d0cd
'{-J(1H
O
Ea=cdJ4hnOJ!+)l-{ d-98
rF{
Hd-o€ddE?.9#bo
F{ F4
85'6fficdtr!sdtl
tsEst4AFE!0)
c(g
"e(!aEq)
/.\l*{
v)d+Jdgd#5
rFt
)<dq)J(tiOA-o$qJ(g {-Jb0 ."F4 H
ES.O \J
F.OhdUoBddq) 'F)gb0
-.,1'l H
bilES€E
(-!
dc{A?di; h0
.F{ Fl
tr5t-{
&H+r rcd,o'l4dhF{5(d
. 'F)
HSVHr+.9. do'x' b0#rl
/l\gs
Fid
J4dpOJgdad#di<FEou0gC)0.
Gtrhxd1L'{ +J
UFF€U-o0.d
HAgs85*trHE
dd5t<O-oad
dC)
e1t<dd!dt<O.oO}4
trdgb0d-{ +JEJ.o 'F?
ETo6qrJvFi t-{OC)0* -O
rd
qc)
OIqca
OD
q00
qqC,r)
LO
Kica
I
ooNt-{
I
F{
t-;
dc.j
ci
FI
..!€e"j
F
nms
,i-Ef;R tr F= bO;i (U;i: s? d(-! +, t'! r! \ v
€;€ tr38F. dO. 9rA =
l-1H
FtggflgffE3
trd+Jd+JdOc(.)P.trd€d'F9bo
Fr{ Flt-{
9p'.5?F4+J l-{tc)Hsctrb.ElJ!OOe'gf-r Htst-r (U
Pr,+Jcd 'aO-!>'$FH1J5s<5
(1F{d
{-Jd
{-JCdOFlFt(.)ggdEoE(,)O,.
HgboJEJ-l . r-l
=+)tv a{ts{
HE..HQECUdfe/l r flHdgdl'FEJdP"c:iJ dbEQ','AdJ4xcgFHESU<j]
(1t-rdd
uo'6ffrEadtrtr!dFI F{
i-. o +,
HE EO.iy t1
E>S H{-. E ,r{ 'r{E' !U )\ '(Jn!xd3d 6'B}4 cd p"J4
Ed.dlcd
.F
C)J1
gd
15.Fl
u0cf)ffJ-dgadtrEgRtrH.g\CdHHi:OE8d O,,
ECd.HV'd
J4ofi
g5Htstob0gf
ffi
LI
O
F{
oit-.erj
B
r-{crjt-c.j
ci
c\ca
t-c.j
ci
r-{
+t-c.j
i
e\\f,t-c"j
ci
t-{
rjt-c.j
c
F R F o o B
\a(UU) al
FEIH Lb='fr5---Vcdh; E ;.s.^
(d'= L{'v! t< a)0 = 5J4
h0s3EFbfF
'Fr Flo' c)O. -O
t'6J(
Sc fr
$$Fsg $f n
!E*H8 HE.€
(-'F{
d0{
F$Er.r( f) dvL{*, 'H A)
sH8E fo{O'O O0. p..O
adh(F(
F{-JcdLJa
,a
NFl
drdtr6t-{oa(dJr
(-lH
dh(g
b05>g.r-, q)
da-6OE#. Fr frl
O'O0" -Oi
t{(.)
E.Fl
t{F.l
l<C)a4HF{
t-{O.
t<O
Ht-,'
0"
l<q)
E$-t
0.
l-.ot1a{f-{
t-.tu
t{C)
E.Fl
t{0"
'65dagdk
+J
IFli<ldl.r-{'a
(U
J4. r-{
59,FEUoqH5U
E".:Rl A
xsSE<E
0*c0FdEo
rcOP"
gdl<j
+J(d
,6
'l46as1dit{l{-r I
.F{ |0l6lal.r-( |${lot{-) |olIEIcdlP. ldlt{ |(.) |trlOIglI.t-{ I+-r IJ4l1l-ol
dlhlEIdlrJl
0d
+Jdad
{-J
>{q)
trl-{r-(
J4o
r5l-{O{-)dH
drc
sd
J4$<
-B'a'-< j4a,d$oatr:: Cdrv t<P +-JQ .,_(FtA
>$,'EEiE 1
FrH
dd?1t-{dt-{F{
{Jda(gl|)I6laltlOIEIO.'<lEgl2$l1tr1O CdItJ t{lq.:lcg alu0 dltrQlI Et- {-Jlu ol)0 c.'r IF4 F!|x (Ul{ cdl*. trlT. EIt'}( |r{ $li6lCOJ
I
a5dU)gdL+J
.F{
adv).Fll-{o
+-,o
l.r-tlal6laLo+Jof<l-{Cd
aCd
i4Ff-{)'aFJ(xdYona{ F{
6Fr.\Fq '{-J
H'6.
E(g-aE,EdO .-.t
6gAaHAH'adJ4&$cdgEN0*+5
ddV$-{
O-o'6d1Eq)
gddECdt<q)
,.oO
'.t(
I
I
I
t
f-{i-{dgb0 cdt-t .t-,1tattFlsTlEEIq) ol0. -Ol
NF-c"j
cot-.c.j
\f lro\ lr00 lco
I
o\c\l-{
I
iii:.,".n
t-{
crj
{er)
ci
tqqo
c!1qea
ci
t{
rj{qo
OIrj{co
F
o R O c F
5-€ $E $.E qr
,E*' lgEfuflg=fig€ E:
adb0aF
+J6t<pa
! EH !$,f; H$ ryg : sH I si H r$Ene E Hs EE fi+ t-{ t-{ ft( t-r t-{ t-{ /r{a a p.i5 o o.oij=J-O O d-O O P.d.5
tr
frff loJr.f-Flrl:-ldL.F5 Cg
= cr-Qq3€ EEq. 6.". l+ >
frs gEseEggg
+, +J. tr{ . r-{gg5J\\_
. t-,1 . t{dQaRdd;jaal{ .r{ .p{
.r-{ A Aa-\ t-{ H Et
=d d.xH p0poh'ii 6 5-v
t{a)
E. r-{L
0*
l-{c,)
EL'.
O*
t-{C)
E.d$-{
O"
t{(.)
E.Fl
l-{O.
L{(.)trH
. r-{t-{
0"
SF'E 'c11 ^L{ . r-'a(.) 0p.i(EEdc€sqdilgFgadd!J{
t|<
9',6*6\V t-{oJ(trh0dtrbg.t-lHV
SEdaEHa'{ l-{rq)Ls
.'-l {i€cgi4L{J:JljJ
-b}(j(
EI sC1 t{ +rFdd
iHg
U)d+)d
.F{
aSbo8EFE=O)r)v t-f
EEEdb€+J (U
c'ddJ4\.' ?1
F{$dt€V .-l
E-q-o6a'6ccdNF{ t-{
cd c1
tsEs-E38€8
l-rd+)(U+JdOgOP.ad
{-JdO
.EEo-- b0.n.E- t,ECHq)5sEq-, .9EE7- rpl
do'tsJ4FEHCUbllal 'F{*1 AdJ4>'Oq2(gH€5s<r
+J(tt-{F
J4d
r sr{a.vdaF€.bisBcd +-r1id!\i a.RC)U*cgOdfuE
sd5Lrq)
.o
.r{0dF{
Q'a6gctr(9sHdJbt.o lrgE
0rfi{-)dEo+JoEdad+JHcd
EO
O.
cO
ie.j
q00c"j
LO
.qOD
I
Ocat-{
I
t-{
-i{0r)
ci
"iq0r)
B
FI
.{qOD
i
SI
{qca
F
F{
qqOD
i
ot
tqco
ci
t-{
"iqco
F
c F o B o n F
f}Iffi
Iffiffi
nc>i$= cO fri'i -> Ff FruA r{F{ cJ
=rY\ \Y>? A5 I.U'rlr<+
'T s; a.E=
H'= l{H $SE FH.gE g & .
v Ev 8.v fraa.aoCI5
g
Fil.Hrd ,-H.j'F g-'BBUF. $o{O.O O
O" 0" -O
*)o^n^o\., +J r. &]q BFE.F d'a>$l E $4"E P# F<'*s E Yontr'tr tr S.E .(.) (U o o==n-, E p. O"A E
EdhI
A(1
H po'E15 -'}E.-,'F OgBB3$0{o'o q.)
0. 0" -O
adb0JF+Jdl-{
=a
aCd,
t-{
CS
frltrcdl-log(dJ
tr
s$F F.Erd ng
.Fl ,\
H$$0* A,..O
l-.tq)
Etr
O.
t-.OF4HF{
t-{0*
t<OtrF{
ti&
l<C)
Et-r
O*
l<C)
Et-r0.
t-rC)(1H$-t
0..
t-{c.)
E$.{p*
(-r
dV
HO.'U .SdgB.,€Eu01.h3pEEFJ L{
6g)aFf;s.opoOr-4.4i4 tu(gFt-l d
8trd F-r-P "r{dX€sctsF{t{t-H
8.sE$f;8* rfi
t-{q).o)-{L{
0U)d+)daOa)j1dgdad
{Jcd€EOA.g
.EadJ(.r{
fi1gHdL{ {-J
80SHflovaqE€qd"3b<lJ
C4
dd
+-)dc)
gd
15
d
Sbo1., ?lHhd\1,, ?.t-{tO
EB-{ $<6grt{ b0{{d(sd0hO '-'ta(0{B(sdn( b0
B&"qACgH'ogJ(34=d
r.7-1
cd \rhdtrhcgtrrcd
EFFH
fiE6FEE3dJ(ho(sr5 rCl<.g6HTE7s3$sl-{ NRar*,o'6 g,
qcSE'a8EE
€E
?1F{
d0d+Jd.oEC)9.ad
{-Jd(1Hd
{-J,-(
t1'Hdq)
}4hO.o
Faf-{dh0t-'Hd-o{-{Fl-{q)h0clFI
OA.cd
baH8!J(
Ecd
'lJ.-l
:cdHR'+J \J
.8btr.oE5G-1 AHdadd
FF{ {-JxddH a fi3 8Egfr I
EE6A.r-{ Vfri#F=aas5Fb0=qHfiE
Ed
drCts6dKb
f*
6 r,,
-O t<
E-8O t.'!9. tiFEHaxdE+)qdc!, ?. ss v sfit I
cd
EiaQ.E+./ cd
gE E
E E.q6 E 6.F(A(.T-,HHJd d
€€frfl-eStU F4,otrHOCgO5€ O
gdtrb0d
E€F-EHogEEOO0* .O
ic.j
qqcO
qqcO
qqcq
qqca
I
t-{
caFl
I
lli#il,*li;!]r.itl
iii*.'il
-:It
a
a
r-
N
t-l
c\ioc.j
B
t-r
co
ic.j
i
FI
qoF{
{O
OI
tOF{
{R
d
rjor-{
"io
c\LO
otr{
erjt
F o o O o F
v,gtr{a=.I4 ?. !SA E v -:.E:.8 a F
E$g Hg Eg EoE H 80tr&'ie€ g\,. A tr g,E'E tr tr OI O O O O O O O?JQ ,Y, 4.5 A. p.. O. p. X
r'1H(Ub0
F PoE€ ,.,d*r'F osxB3 $rtO.O A)n-.. p..O
^i c
aF-4$ f;HEEH"fiit E t'Hii:st=e g *L.pE IHgE E rEeEq *sSSEssgs[s,if;
adh05F+Jdt-{ja
'6d5cd
rdgd$-r
ogd-]
'6dg#.o e€ cdqi *sSE.9 4t Liri A +t. !q tJ C.)
H X'6E 8'os€# 5 H Ee.ggfr &e
t4Hd
an bI=?1r: Fa5.H(g +,htrHB€sopy IO'O0. -O
t{q)
trF{
t-{0"
l-{C)
Et{
O"
t-tq)
E. r-{l-{
g..
Ltc.)trl-{
${R.
|{(l.)
E. r-{l-{0.
kOtrH.r{ktu
dcd
q)
C)l-ib0hEicd+JdgdEgOA.
cU
BcS
h0tr1b0h0Edt-{lr{q)A.H6P.d
*J(.)
)-{c)P.(-{
CU
frHj(sqcdj-otrc1)<noauh0E
RFF-.r .FJ
s-E3g€8
gd!c(U+Jd+JCU
OF1F{(.)
O.a)cd+JdEd.o6FCU'ma<
5b0h0trNdtrhO(gO"15n{ $-{x9F*JHFlGHqa<;a
Fll..{add!
+Jdg.F{ dKEEH6gEUtP.Jd.-l
H;db€+JBid€P6J3$bfi
*l l-{.Fr q)aP"(!--
€ff $bErEEFtr sECUAH!J4 J
U)(U
+-Jf-'l.Fa
,o6+Jg5
J4(d
o(s+)dq')
tr. l-lt-{
tro
a'5sgaHE9L'63gtr6=F{)
Fo+)dAH
E€HF{ .1
E.Ess3g€8
(d>)o!t<q),aHr{
a
b0sd)d
,1 s:EFHfr8E5 0.,.d
!EfiH Fi*un
$EE E
fi 8. g.,S
fLdREE.85daBddd
'm13qtra*gb0(g
flgEOO(00" p.ro
,6d+JdF{0)F1H
. t-{'6ad'}4JqiEO+Jcqd$d'lc
15 a<d.It< (U
_g{oc)5.O
FlFldstt4 ?t-l t{d.=.PE'trdF{ Frao q.)
h0J4
fibtrm
olOt-{
e.j
c)iF{
e'j
qOt-{
c.j
LO
oF{
crj
I
NcaF{
I
irl
(gH
,#,#,ffiffi
tt
r-{
-.;-.;F{
o.j
i
F{
".ir-{r-tc"jt
t-{
{r-ttrt
c"j
ci
O F o
Eo$$ E"H -gq8 nFF* rgsi Eg pt$s5'EEIEg€EE $t,EE I
(.- .t-.: E'A 9,S H.FtE HEHCEE Hf
gE
gn etgI gs
tu0"TtO.d|oEO
gl
E€ d€ H,E*?-.EHEF 8.3€8tr
l<O
Ek
O*
t{a)
E.F{ktu
h(.)t4HH
. t-{t{tu
il#ffiffi#
il$
gfat igE g|tE En
Eg$g[I$EIIflFfiEffIgfi€flI ;g$
ffiIfig$HI $fi fl
,aJ4daEd
A!6S>bEaHEtr0Cg .-{\ocdd:f;EFE,9EFld
HdHH .r-{
.Eaa$gH bor+F. t-a F4 h{
- l-. '!lt-{ A +)r-{ \U) ,-l l-i
FffiE.eEsgqcd8 E€-= d
$gs€8F
| .r{lalJ1ldloIElcdlo... !
l1fiiIEE Ild a dl>.8 ?t3 E:l,$83
lEesrFsFIF"E S
rffl: H'Hl
$gsls r€li,,ii'{,#i
P.oa\gdL{
ECdd>(gH
E-ql-{ O
.gFEE
A.oaE--dH'6 sdd=VJ
EEi--rJ ?1A t-tHdoJ45db0:I?d.ooq)tuJd
ddj1d
.l-torr{'
,.o(.)
Vododc/)0--$dghd\Yt{H=tu !tO.d
"-{
c"j
qv-{r-{
c.j
qt{F{
c"j
I
cacaF{
I
ilffiffi
ffi
ffi
otq
c.j
B
F{
tFI
c.j
ci
OIqF{
F{
"fo
F o o
dn f; il'a'dI H \friHg cl
**;= f; *$€ n'H? s E'6 i
*flg{g$EflfiHfi
(- .F.: 6'a 9,$ 8sB6 tsiEFF6 gEv .j' 5 E;;EgFTEEgHE$HEff# FEtuturc o.cd.DT. O
E fiE#
$*g FHEFn iB ggfigsg!:aEr; nEA o 6A p.dU)E A
E N -Ef;-f;
isHfigffgst{q.)
,{t-{
.F{
t{&
t-,'OE
I t-{t-l0.
LC)
E. t-{l{tu
F s v,*E EtI; fiaE qg
lg gggt tlE5 *^ $*EE:BIFf EIEn;ESI +FInE E;E $fi.H #E#E.:gf; E EtsEgEq fiHE;E#E€f;Ei lEF[f xgEigFE EE$FIEEE
,6adgE(go
A.F{ }<
K-q.+J a.\t4 f'4l-{ .-{OHFl .'{HAF( l-,1Jd6'6 ho€dtrbEE;HE..€tqa E.Si!!*ESo H{5-O Or ?4
Hs€! >'aH sH!f; F5>jj
TTfl?,s g
€€n<}4CI
0.oa'6;
.-..8 H88iF{ F! +)Etrdd 5:ts€ FdTJJ{fi E,SH otE3;5 bsx.o d
qt-lr-{
c.j
d
I
.f,cAr-{
I
F{
-.;
-;+R
o!r-t,jqo
t{
-.{
'j+a
:->
cC)
E
=J4oo
gC)
EtJ1on
l-l(.)
Et4F{
a}1O0
t{q)EdH
1}1o0
Ed+JF
J1bIgdat'tc),obIgd,66a
. r-'lgdbtl-to
.Etr
=F!4ugdE
g
-gg-\ +-J5aWA+) )-{o a.)+) rv.F{ t+{
fd Fll-{
F C)rf-{ f-!dtrE-A
oO*€0.H0EsEtr5|.4 t'{hdsidtrH
- l-{
trHE6*{V
t-t
d€.tg-VG6E-q€rEd'dh
.FH
E(.)+Jar ;r{o,r15ttE,+JiOEOk
. t-,1
=ct'Ot{${c.)oF{
Al-{
HEHa{r{ fH
-qs€g
.F{
lJaPdh.F
E€F.=
sd+Jtr
ot.{
t{OEOtu.t{odHd+)at-{F{
l-{
e-(F{d,'p,J+JAl-{db0trOld
.r{aCd
El-{
€E.d
Ed
.F{
d5o(,)aOM
3EA l-{c Ha
E n g:s $tr9,A 'O h:Yg a gE
EEHE
. 1-{odHda)
t-a(.)L.
.FldAF{jeE(,)
E
s(|.)
r-{ot{(.)O,.|{€b0trdh
efl
odEl-{
€tr
F{
'ilijli
F,ffifi
ffi
t;,J
O
ri
4F{
c.j
o
o.j
F
e.j
F
o B F
g
nfi frH-U d -E or.E€ tr.6, Fp.. g) (,) d
E.9ig &Hh{$,3€Es Et.=figE$Egg[
+J +J.Fl .t-{ddF{ l-lJ5\\_
.r-{ .F{
c1 AARdd;oal-l .F{ .r-{
'FIAAf'\ l-{ }-{ RlFd d.=E S$btu o oJ4
+) +J.Fi rF{cd1=x\r r-l . r-{
c1 AAHddFaat-t .r.|l .r-l'5gg",l=d d.xH p0poh
.r-r Fr \/0.. o o5
t<Otrt-{
.F{k0.
t(q)
HH
$<n
l-tOFl-{
l-{0.
fftrC)
E.9g.Et4
.AH
EHsN d.=,r','{J IYtt Fld Ht-{
.=OC)aFp.)-{ |1o7E--5 da o5'n 'rt lJ];Xd
E[sH0. E
;8€H >'A-E F*dEod5 EtrdssEF;$-utra,$ g
€€n<j4c/)
d:fs6cg|o}4,-,td 0..:R(n?6'6j1 dats.sudEr-'{ O(g P.F(F
.r-).H
l-. ddHh03 eE(\v!A +-J L.
-588EEtrs!#E€$E U5O QctSo..FUosAV)'Ad>5hH EG!cEd 5U
ffi
v):go..E85rF
E-d bd E^tpsEtE = E>€ 3H H
$* ssOOSOO. -O 'S J4
qr-l
c.j
I
\ncaFt
I
tj.r *l
.i:3
i#t
t
.! : l.tr;;itt; .:.i'{r?'i+:'ii
i'fffit#$
riifitF
flirrtF'iffiIg+fiil;ffiiriiin
[1:,,ti
!;iEl$ffl
i,itj..v,
fi
ir:ii:i!iJ
ir,f;.iilr,
*,!ii
-qiiPIiiI
a
$
trffi
c!ar-{
qF
ol
+F
cic!
qB
F{
"it-l
qo
t-{
qr-{
+.o
t-{
"it-t
$.o
F B B R O o
gdg
.F{
9"E
.F{
O.
iF{
d1-.'ltq
P.',F0.
cdE
.F{
P..
E0"
gO
E7
J4oo
trOtrF{
5J1oR
,6dE
EE *EE8
$Bil
l<O
Et t-{
$-t0.
t-{OE$-,'
O-,.
$<OE
. [-{t{O.
l-tC)EgI
J4C)a
kO€trj
J1C)
U)
LOrdga5(l.)a
gg
=FFU€a5HEH8.Cd r{€EH.qOCgj4.O$-{ nE.Ft-1 A.Hdcdu01i
8u'(f
Ef,HtrE{.EiAl
HP'A E'=5'1d tratrav il tE E.T
a-rH
d+Jd}4b0g
'*5 GNJ
=CtrdOF{a t-r
d+t $-{odv(l).64d-cFdFPHd
EbH
r-t Hz0)!0.('Edotrb.EA" A..\ l-{vEc.9dcqs'aJiOtr
b0gshd+Jd
15gdA"EhrrO{^\
HAru(dP t-r
+-Jgad'FdF{H .F-{H?1dH515$)dt-{OPs'5Hq)$+JSdHt<$dOOFAk--.Hg}J{ ,-tgEHdO=Frc
gd
J4drcF.r{+J
trCd
'(tadtr)-{t-t
,otru)a
r-{dt-{ ddF
)va. r{ t*{o(d(dEsd,u)HJ4ydH r-{l-{ 't.!5!J4 h0qtr'ad{rhFol.J{ ,-(sdIJt-. P.OSFJ4
gd€
od
Og'F .r{Fraoid
8EtraHt1h l-{,o r-l\HAdl{.=d
?1.Fl Hr* .F{
d='F?HH.d(.) fuEHdqETYb0f-r ?1HH6 't5
€EBEgaQ.rc
HE€EHU.2Jg
gr$
gtrd(dJ4J4dc€.F{ t4}JH
t* . rrab0 +r
FHF!t{
HEHEdE
EEFAl-l . r{€9t-1 F{L{ .t{.=t L{
E tr+-,g-g g..
u H IH PHE 8.8MdU2Cttr€i*E;b0. JJJ4
V)Ed+Jatrho
.)<gd;E hHtrd+J
FE!trbI)-{ ' l-r f''!Rll<HX'n O Cg
H.' E ?,OOq)lJtu.o
d+-.)
-r ChEFlSa
-AOcd 5 C l'''
b sF $€,5,9 E" 5 dhoE c H JiF_s $F &h.: E hod'4.q''8 H F.ngE E ! i FF ) o q-o o.-Ef; * - t E
SEff H.ffT
gd.1.-. )-{
r+ .F{cqp.SpE el: EEid.H"..EEIJ F Eo d;i 0): ovtr!-,- . Fr r-l Fl.= -Q h0 c)'6 n.E o"
g H; sE9r=d€b EaEt 8S
{-iNE+dS €cuv lA l-{J4 6N'E lv,.9U*-o? c a'E
ffE F€ild=UBOh-? d -{l-'a !Y .F H'n d tr bdd6& f, trEE F-U ICi- t',Ti :31 c)5
= ':: 9p';q 5oE d,,2SE E.Eb
! EE $E*SE.9'a 3I '5:EEEF, FH.g! Ea=fr tr!.6 E..EE! F Xq
EFHfiIEgg
b0(dc=dtr,i hU
t*,l$seTgiEfi f;REg fiS?
Efi€ FgI
FH,-\lLlrF(
fruE ibofiK-E F#
{IEBET€ ErI] J4.H H
cl
+
a?t{
+
I
\ocaF{
I
qti
qo
t
to
q
tn
r-l
qF.{
qo
NqF{
qR
iit+ii
o o n o o
{l,Fl"
ItrF
F E.Es.E dEEA## ffE hg
(1
OFJJ(o
gOFt-ta5o
,6dE
A l-{ .-
H€HE;U#-H Hg a'E
F(.)
E
=j4oa
l'{OrJF
=5CJa
t<O€ClF1
J}4C)0
t-{C)!gJ]dOa
Lq)
'15ga'r(Oa
l<OEd=,14Oa
g.*E
Cg' l-{
boC)
J4
dAH
E€F
gEou0
m8"au0P.CC)F{'a#
FEEH
?1 Hl-{
op{ !
'-{ (dHA.O6Urd'6sqE
*ilt-l F{5ddoP106gg
Eo
€gl-'l
a6jdhlrJ$
FH(.)
F
b0H6hgd+Jdh0(.)j4FF{
dt-.h0o$<A.tdtroA"Cd
J
gd!r-(+Js$-{OA.dH(gu0dO€Fd
{-J
.Eu0q)
511Hid
HPh6o!b.5
I
Hg0.F{ Fl
d(s5!agO-af,gE
trCdb0Ed1O
J4gdt{oP.sgd
. +-{'t>)gOP"
aCU
a.F{
+JdEo
+-Jo
+-Jd5h0gt-
Eoj4€E. r-{
{-,dcEdE?1Hd
'tcdhCU.r{.oa
.d
aCdgdgd
+Jdh0q)5+JCd
A.dEt{OF
adEqLCg
€r €Ftru -oJ4 0.*? d d q)
H H -TE;:EIH:s-qg-s H H 8o (d.-r"iE$E $Ettg"Eu 8 H!
-t h0
€F,Etr.H*,
Fo
gsae
EgEH
€iEg
rF{
ad
ARE5; H
, f-!dtrao! o'dgoggg
H
Egf H
l-it..{
.Ei E q
E $Eg F - $n F F# U Ei
ragffEg*H E+i H g F E+r! d d X F^u0A hI€ = a.h dtr E cH o 6 x 1€ &E.Fl t1;, r* F a,\|-l rd{ \,, }-{ FJ
g,qNSUOA+J
dFdurEf; FsEE H
B*EO"€ O
q
+
qFr{
+
I
fr.ceF{
I
ffi|ffi,
ffi
t-{
-ioi1R
FI
-ie.i+F
qt-{
oi+B
q
oi+B
q
oi+B
t-l
"iol+t
st.iot+F
r-{
"iolqo
qe\c!qo
o F F B F F F o o
g()Ea
J1oR
'6F(dh0c)0"
iCd
Hgtrl-{
0.
.F
Fdu0O
n
. r-{dBdboC)
0-.
gCdg
.F{gF
0*
. t-{dBdb0q)0"
qtr'F{E E s,KH -? F F'|''{ a s .6E tr tr}E*HATET!€ SE F:gE g FE €
d.r{Eoa)ER
.t_J I{
!* Hs
$$fg${C)gtrj
J4(.)a
1-{(.)
E. r-{L
0"
L{oEti
P*
t{O
H$-.
0"
t-{(.)
E. r-{l<tu
$-.q)t-lF
.F{t-{
F*
t-{q)
E.F{
l-.F"
t'{(.)
E.F{
LtA
${OE
.F{k0.,
$ri'jii;;?;
HFI
$,EA !-{tsd\U t#l-t -1N6:b0E8F{ P"ui "odd.tsFfo.gob0
:PFIt-( HHF{
sffiJdq&$
,Gb0hqo'sJ<C.S srJI
t-lA f-{
ddotr5P"EEtrii$FE=,qq)\v ,T{ €rl lvdYH
bo
s;-nsHogb0:sEoorB 9"8$cEE"E IFETtr trj4
*f;$rrEFgiE j4 F'iA o -?iH Q.-
flH3,$Hd +-r b0>\ ,-{ t1'z'l-1 HH N.AdtE<pH
fi*,.dr+V
{-J rN
d5r-{ +J
o-oF1 F{n;qc.qEH'aHddFNTf,€EgO c.{
bgL{ . r-{l-{ ac-r Cdr#6s
{-) Fi
FFg-v'F b0c1 l-{trO0.H
?1 b0F{AEH5h
{-J ,-{dJ''=da-{ r-{F{ .F{
Fbta"trahdHHEisE+-RlH(1 \V ,r\
}H€-qF3.E
F!E"qN5 EEriu /)g O...dgnEa tr'EE Hg.: ^13E
= dO.j4 ad d'F
t.F{ r-{ t-'
b b#t-" P. ij
tr'F{sOa
(+{. r-{{-,dgl-{q){-)
d?.lrl
60d
{Jdq)j4o vr{0d#uotrca,cabpJ4t|t'{
t-'
Eq${ CU
=a.G-SOCUd.=htsH$*6
botrdh
F4'Fl L{sudNEb0 b0(.) (.)
P"5{h/+Jl-{ ?1
E,EO .'-{aaOSLa ;"'{
!+.FaF1.Fl H
A F'(
d7f,trFO.65tq Fa.EHs'6 '(,'F1its{J d.F-tr b0 c.)+) (-'! +.)A .ll -,.r{ +) '4JlJtrH$ $HHJ4b0dbE
I.r-l
-{5!? sl
EFER
F$F{d.\Ea'EEFVH:;g
{$E$-VEFH!E$s
$$€H
t-{
h0 .E
EEEf,gEE.d.o+gHdil'm
F
l.{ Fi .q 6oF€ bohfTt t-a \/\v l-{ {_)i s.E
gddlr( rFt.n d \-/
H ha€ ]FEEHE HFH fr.E s$s ^d.I o
fig*E:5# li (g.FF H doS.FBq0qhB
ld"s p'aE F.
ffiEEESO.-O O.H-q A
s 'Fo
'.E f{fft{ \'r! F{+c=
3E qffatE
T ts.E: . fi:I G $f;5;gtErr:i"g= q b0$5$
SgEE€.vB
P-',
-q$'65
EE $
HFf;EE Xo b
rn ttff 8Ei
ad5
.F{
-1l-{
Jtrtrse F H
E.H $€,\ .Fl rlavdj1 *h
2'd fi $o"..gd;f;8e E.;EEfr€EEFF.= 5 H.o
=df, nrS
g*liss$€Eg\\, t1H.o g H r<
E*S-qfr.E t! c 6 E:EE E;9FTHF8&
=s H [5E
ft#cr-(FJdr{ r-{Hdoa.:'F.gF8HF{A,-l Fl H
f;58::?
.F( .J5=;{HFbbn"ESf .E a
e.i
+
qN+
I
oocaF{
I
qc\ol1o
FI
{ol+F
OI
"ic!\i-t
co
qc\IqB
v-l
{otqR
tE{
tOI
+F
OI
tc\lqo
r-{
+e\i
tn
F.t
rrj..ito
o F F F R F F o o
, ,,, ,11l.frir$
"oo€S)i,r
f-)
Foa\)t\
.s15Of<)-{)-l L
q)
FR*iiq).rv l\Jt-f 't-)OV),o'FOtTdS
6F6b0qJ
0-,.
a1
dFi
A.F)-{
0*
'6Bdu0O0"
cs9
$Eid '-rt t-{
b9bo..P.gddJ€
FHOHti
=J4on
l-{(.)lJot<Oj(d
+-Ja
Hl-{dt<b0ot{
O..Aa1 )-{Hd
)y +-)
6.8O" bOnloJM
trdJ€db0 +rtrdf{EFgaa(d'6>
t-rotrF{
. r-{l-,t
0*
1..{
OdHt{
t{O.
S.{
O(1HH
t{tu
t<(u
Et-{
O*
l-{O€g=5O
V)
t-{OE
.F{
${O"
kO
Et-{tu
l-{c)€EJJ((.)a
l{OE
.F{
Ltu
F4l-{d
15(1
r+{d+Jg. r-{l-{Ot.'!F
^0Hlr{ 5.F{ t-'(aotr4.cdd
t-J r-'laq)SE.F.i h0lJd
EE!2 .*Hd>B(n cdLh00)c)aA.A .r{iboad$-obqESoStrN€-1 Flt-a t-tl-{ . r-{qEEO
Hd
*4. t-lCd
.ol-{q)A.Cd
(sP.
5{-J Cg
5Fb0
FE.j4el
SE'6o€Hh05FAss5hdEEebo$FFh(d .-,>0.FX<.=
db0d
-Ol-(O.o6E c*.d'.5P"5c.9do.Eqo-qEEp.6kpdFl+) *{Edd6
. t-1 {-JU). a:$a. F{ F'l
-aHA=dH+J
_gE(.) gH(!brc'= h0)< ?1gF6'T>g
+)t{q)9.C)0gFfua
fi$,l-n r-{(,llJ l-{
8Brd -rEfrF-Ca$l-{ !o$!strtriEt-{ '-l.os\H v.cddhE"gF
o5at-.
3ri
ot-{P-
cd'nl-{Og
. t-,t
J(1.,{
dt-{oA.dgO
EF(
}(oEdEOal-,rOF
(-':
d c:g?Lt rJ
l-{ '!'-'
SUaFos6
>>a(- )-.F$-uH5tru)4dc{hcs
c''l
cssabH",.oatrd6.rH(gg-ilF
.2 A'trE(!dUTx.9
"t4()OlJoj(F(
6{-Jq)u0F{OF[{Oroof{
OJdd"Pn
bogd>')
trd.t
EEE?J4Fsb.F{ +JEEff:;cddh5
..dqcE2'$o Eoj45d
FEl-{ l-,r
SEb.'ap.sq,a+=d(,)A O;?.dE EFh t 6
s E#
6J(dLrd
?EE8
. l-{tr tl.)
d+ratr15d$,:E$t< O80.EFg'H
Etc2?HE.
EHHH+rJ4d tl.)strd'{EEO(0Frd
iltf;Hil
il
tFl
bodd $1-os FA
'Ja t-l
H'U qt.t O!s^ o 'jj CI9*' O. S^ ,) g(-': '-t' l'tn .:g
E .E b'E N.
€EH*i Hq tr no{J G,ri b0f, U00
8"Fg,FFX.'* l>r hd .-r' A. F( C
ggH*HF$€EE') O..F Q. cd
gd5E'FS*d.= E '60tr
sg -u Fti c'{- -a-FlF
lit*t$8 e ?sO O?J O dfu5 tr O.'O
dHdb0go
.=E.6 EEq d'j46 O.O.FJ F1 HoHq)E-q'6
ddt-{ +J Vd gr=(1 .F{ F
gH E*.= o otl0.F"j4<
b0
E{Jg
c1 C.)
FHP"{ H Ep.
g $:HEEd o ^-0-6UE!j(8FdfiEb-?.13dc)tr ii u€J(F.E "iho6aE iTEFFHXgE.= (.) .= o'=futu5o.-I
'6
Jd
F( {.,
FV
FP L-v :8q ilEF15-q5dp
-1 VF}(E:i d'-5b(Ut{
€.9fg uobitdH#E€
fid
Jd,fr
dJdl.'= (.)H ry-{
iOtr_c9q)I=Jd'rc dJ(a'+:
?qq)Hobi'itgIq)M"o
' t-(
s !Fad d 6.H\,J H -{-)f(go(dil t' b0rd--,-{ f, C:6 g H 8ocdhF{tr?CP5'F{ F 6O'A 5 >a
.-1 ?Jc1. r-{ Fl
H{E T.,XHFEcTE#€E$* Old O FFr" '!d cJ -o.5
trd {-)EJ
SEc grddd
€fEE3EF€sq cu gbI
fi€ $s
s il[$
ffiqq\i-
qe\<.
LO
oi+
I
o\cat-{
I
r-{
-.;.irjci
F{
-i..;rjt
gd{-)at1}-ld
t-{(.)
}4t<o-o
hog
g$Efi
E!HE
t-{(.)
€gt
J4(.)a
F1t-{d
{-J :'
.E .gbqF!0"A
l-{
'dd0=gdsE .
frHEqEi(g ^*rgtrc1
.r{ .F{ Fl
gE H'6":{ F.'.
EE EacF{\\d dC P.dd tr5VA l-{ . F{
rqdd-,d
lgr€EF
dFFar-lcdp
t-lcdeahto.Ftadt{q)oo
=(d+)d
l.{otrCUdf-a.Fl
oE
oF{
atrd
JdECd
J(a)g(,)l-lH
j1,+JgJc.)!o+JC)
E.Fl{-,Jg.
.F{t-{
oEb0gdhgdJd{-)gCd
EoP.
op{
u0O+Jd${+Ja(U
trd€
#q'E5ONer +)trJ4 CtjJd
EEE'Eo.:.H 8TEdEgl'4-gEH
frf{f;'5 j4 H'O
tffiHffififfiffi
i+ffi.8ffiP.;r'19O',ttT,H..;,.,i,lrl ,,i:;i
s n'j
t-{
rjoiqo
Nrjoi+o
qLO
c\qo
qLO
siqo
c c o o
iu'-firiF
'';'fi..'ft,.iF
r,H
'i'fiiH,:c
,ii$,',,4
,.fr
ift
; :lj,t:'#
l,,i;i*i,i.rs
i'iI
ilffilr$$
ffi
f-a e4
ad$i-5HSl<F(o
= dgEA
cdt{EJ(
'-4 NH;i-=dt l-{ {-JF
-od)(ufr,.dn
aEd+)at-lF{
q){-J
asO
F
adtrH$-r . ,-l.oaEgr-{ b0c'l q)
8E+) .F.2U0 E-'
l-{oEEa}4Oa
t{c)F1Hl-{.r{t{
0"
t{(.)
Et<
0"
l-{C)
Et-{0.
::1,1
ii
}
J't
li
t:. : i:t::i :.|:tt!!:lfi
l',.ri.'.:
tlt,':'.i,ti;;i[
t'+#
ffir,:''i'$H
iliii#.::::.i.:,,irt
,:,.,i"iiiilllilr:jiriinrlid,t:
#rfttfl#ffiHl#
Hffi
fiffi,nm.diffi: i#'HriH
EffiFiii:tlirf,ffi'Ai'$i',,ii#.: i;''i?;
.:t.i:l:, 'ir,tifu,
i,{ffi
ri;l,llft:': :;.il
t:,":i::r ;ilrl;J'i.!tr : ,,i:'li
,|iiiriit
'i,rruii:if*:.t,iit:titt;.?il:,ii i;!;:r,r:,#1':.;::l;,!,:i:ilt'i,,,rriri,lit$
.,..t'"''-
'+9#
(1FI
dL{
. r-{(-}(d+JF(
Hl-{OA"FIHFlFl
L{o
b"dF{dadFCdb0a-rF{
OO*
V)cd
Fr{l*{
+)F{
F{dJ5d.rcdFtJ.5dFE
dlJt{q)agd5.F?
+J
0E€,#Ei(g ..<
hU-oEtrq)EF.b0'6.ccdd{.J +Jcd'FaESEA0*d
F'EI
QCgc-cSE9bol-{ dl-{
-gE'60-o)4p'aF'E
V)sdr-(?) F1F1 F)<H)-'r d (lJ'65U$€aO OgEoe-EnFhOF E
\-/, v
)-t Fr
Cd Htr}E;Aed >'FEalE trH.E'nrltr o.i,E?8.2doA^-
l-. (.-rcotrd '.5 $l
E E#F FtrH l-{or-<xhn* }Jiil'E aod=
CI., aa
$
H
ilff
u,'ti:lj,,i$
i'.1:"ffi.
,''[il1i"{
lffi
;i'
gdda=Su$dd RS.d..-dhqia H\/|{FIH
P.'..ajj oE'd #,6. q J UE: q d.E
;I E b.FEE gES'tit 6 5#b: pE€U6U9-0. 8 A.'. E'jj
,6
vb EES d Shs g H
.Ft Fa\ t+ l.\
S*S! a. r{ \) ("'! . F{ v.
tr1rHlotr1: S^'E -E
E F"S$ Hsv uoh h,=Er' tr H 92'; +-'t
C O H w P..gd'Il *,, C q'E
frFE *g F0y)rEo.
'6 .F(
daFoFoi5trq a
EE S9.9 Sqtn.t t{ $v'tsgaJg H5'=F"U 5dHBE c-q
i n H HflE E -,< h''FdoE r U I8€E f H
0-. .= J o,.o.
tiiliir,l{iliiliitit:f.ri:
I
O$!-{
I
F{
"it-{
rjt
OT
".it-{
rjF
cl
rjci
c\c\F{
rjci
FI
qr-t
rjci
F{
"it-l
rja
>
7
c\qr-{rjt
F B n R n B B
$ffH'ia
8j$fi
fr'f,i
atffi
gd
.EP.E
.F{
0.
. r-{dB(dh0()0.
J(sdcg13ic13
'"F1 (Ur-, UOctri'i (l)
FsI +-r?) Fl
\,/ri{ .T)
ogos
ffcl5-.$=dmAp€;hQ-
-'R € ,ggt q E 'iiEE E$,g8! ? B.€g
gd
.EaE
ofi
O.
gdg
.FagE.r{tu
l-rC)FF{
. t-{
t-{O.
t{Ot-{HF{.tdk
O"
t<C)€F4F'Ji(q)a
kOEdHJv{
r{O
U)
t{OEE,-(Fa}(a)a
${c.)
Eoil
}{tu
t{(.)
E.F{
k0.
,i:{:a
,###
:'iri
ffi':idji*
&iti,
fr#
fiH
ffiT)#s;#H,fitxllt*,i*
{ffi:,'t,*ffi''',.-iiffi
..ji;;iH.
F F,rEdd-, "O .(
E 8 R
: EUlE H
€$r$ H.EOOP.C*nf; fr
: BHg;sdd9)'-)#) Huo'S IF 'F{ H
$#nl-{ FJd ^E{-J H
g HE
#ErEESH O.-O
trdJ(cd
.O
-v€. r-l $-{A,Jss?1
=d=Y,88".!l9
. F.{F}.1 r-a
,gFEts*'F6.EEgr.,r l-{
E'.8Ctr=dffs+) -tgEtsFaQ U.;
gae
(g(.rH
9og)-{ l-.9dH.qgc{
8EdgfbH-{F4 H11 q)
50"9'6bbqcsq96}J{ t1
Q rr{
S.c$O
;E'F=.EEV?5'?i dFrC-i.r - 'Fl' tv4
g,# €r-1 # 'F{l-{ V r-{st8\l )-< .Fi
t'{VO
rr*{ lA
E 5#€"8$P \JP
.E u€boSP5 $sffii$EE8E HE
EEgH ff,F
E{fiH FE
H$f;EilTF H!
cddgE$ €HO G-=F c a.2 t-t 6 db0c{ d E'98 d +dEEcug=s'F { '6. 8H 9.E r-'|c)
;tsetFlOlll H )-{ l-.
EfiH€ES'a E c E'
FfHE$'nE E,.E €lU .n F{ A
tri ..{ hd trB 6 trE c)
E if!{:mf E $sE g T B.E H
E * x $E El( H. F '6^.- g15 t b0 a.libtrB E E!qd6,?(boqEE"EEF
PuoF, F,q.qad
E?bEPd6hp.HAEHdegOOJ46iEEH9HH +')6d
EflE8>{AF{H
q')
s E,-,^F(Fl Fi ,-\ d,o
EH€
J1.8ad+JCE=.8t-{
CdqEE$EB
g
Ef;l- oi
A. hI
6-gc-1Hd
FIcd
uo{F8hd
l-{d
BHg'665
l-{
6
$n€E
,lrJ
HH
HgH
!qHXHEvFl(-'! F{tr CUCd
.q c't EY
s #$$HEE8S
..,o q E >EIri J J tr.A'i.r-{ tr d E'-l9 u0Xj( cd cd
F.9 Yo.Et EHEflF{$.E6 E.U3 B
F
E*g$€e..EFg -E St
$STFH: E
#firt9*$*Etg fir;s$ il#I $gg
dt1 $<!g(gd.o
I€ef;n$H E-Es bthOE c<t4 t.'t l''!H .;{ fTI
I,s Lf ^s# sfi
A b.,_v g
S- o
E S$fiEci
a$ *5 .E€n€Fq HE Fo H l: IFE:€U*I
FHfi B$iH€!g E
SEHE€ [IH€TSc!
Lrj
qLO
x
I
FI
$t-l
I
4,[q;4,Hrnl4lrl',piffiHpi(tH''H&,.
'iii:.tjiri:S{i:;::i:l:l:rli#
ii,,ii#Xi,..{lifi
i, +;lfii
'ilit:.{tr'r,li#i$
*ffi;''''ll',i,f
ffit;,+ii.t&,
ffii1.,i''#
ii:l:i litf
:,i:ti:'1ri,
iifr,.fiii
tE{
qF{
'rjo
olq
rjd
cr)
{F{
rjci
r-tqr-{
rjci
aci
FI
qr-{
rjt
oltF{
rtci
co
qF-.1
rjci
o O o O o F o R
IIl
HH
H
U q!3i* F [ -S Ff,E gES r 3E H E6.9 I U 6 Fo--o H 5 5 ji
H
F,ot:dcii Bd.= CU
l[E H
f ry[ *vri3 hodasEg
. t-{0t<d-ai .r{r;c?cdrp0
!) llno
gFddOA<J4sb.t-1 t4htrfi8"
gHcddOA
s'E
Ef,
'6Fdh0q.)
0"
'6Ftd).{ 'F1O:=Ho=tr).ortAX
t-l.r{adA*{t1Hd$-{ogs
ttq)
EHa
J4O(n
l-{C)
EEr-(
lvar+C)a
kc.)!Fa5c)n
L,{q)
EgF{
}((.)
n
l{olJEr-{J
"|(C)a
t-'ta.)
Eor{L0.
l.{(l,)
rcgt
J1q)
a
t{(.)!FHt
J4(.)n
. r]!:i:
,t.,ii;;l:
li:i
t{lt
b0gt5,{
15dF{(.)P.
HF{q){-)aop{
a
?1F{d
'(J
b01-rH+Jt''F{(.)g
A, .-1!sat-{ 'FlOtrp" )-t
oEd
or{gdda:d.:! qh0tr(,) (.)
'l(a
Etrcdd
$E frh0i-EE E
S-E E.
HEFt1 F{
1oHd'ij4gi tr€ E3F1 d
HsEJ4 SqEOJ4
$gEI Ssp.E a5Ccg'g HE
f,EgtUU9SqF.9"Hjf
V
H
agd5dtrr-
.sro9A
EsCU t-'l';g=c)t'^66rh(-'! )-{FC)ij P.E.qdd€b0aBCg c{
SUiEEJ(s +-Jrq$s-1 H
U90.H
r{(U€-v YgIPHg€ e{,!EH*Fad*C=
F 9'HbL{HFi9O\,.tr:?34EE; HC tr r-1 h0
u*€EE.E ! $t-| )-{ VH bo'E :gFHP.F g 6-Og Eo.. g
rT{ ,- . F{ F{)xo /jxg:EH$,# 3iil=,5 ?€g"F F EgFEEfrEs F f [F
$'fiE g
F{! hF R G.dl.t; FY ?1tE t\
al ?tRl \V t-{\VF{J
E H iEE."Hg?.q bo A8€ 8fir-r Fl E-( . F{
\., r-a
c.( a H A
S Eil .oTEgE$! *B
t1 F{O.r-) H C)p"aEa.o-, ds E- cdGAHErC
.+-t 17{ Hg r',, ='6cg ^'-)jdi(cdo
H &E H
;$FH!?5 f s&E E.H T#
6aEdCU+JHdd+J ?1
f,EiFolsabd5t< +ldoEfi(uC
$EEqH$-8{g(gu8t4'dg€.Ec'Fo Us?
5E,Ef< \Ftt{dErod<€
r1H(gdr*{r-(F)
{-J(dA.c.)5Hd't(d+)dela.)
Erc' r-a
-t *)jlO
NO#€b9p*g
dd
BE8E
.-PddFItrpnH
b0E. r-{+Jc(.)9.
gE-U .9
i.EJd€EE?EE*80PA+, F4
FEt1 or{
88,{ E.';)-aE€dO:=
3$Hfl!rEHX€_9fitrcUaFt r-{ . F{\U rs{ AF€H
'6d
J1rE.t{+Jc(.)E.tdP.5
J4dOHoFF{
b0gdhgdJd+,gdEq)P.
r-{dFEd
I F-)
dg(d!
'6Ss
F€ n,fi€ d F{.F{
F{\/Fl
frE E'$C bocrQ
$si $
E3Hit [HE,0 aE.E
(1 -#H H.9J ( 0?6(g ?da.J c# c d!q6F"!gEn Hrcd
gFfr€$6 tr :\ -'*'iiti\r').{
:5 8I ieS= e 6o'H =g,: $ofi sg-F tr: ?A
f,.9 g E-u FE Edfr? ha a'5, ! i..= -q
g-q vd OH
** s; * HE Afi; h;
gigl sHr
g€ H;fi E€
.r{j4
.t{r-{.r{
Ec.)
Esd+)g
.Ht{(,)FItsF{
OO*.FlQt-ll-{d+JU)t1h'l
H
x qrj
I
Nst-l
I
I
ca$F{
I
ffifffi
r-{.je\irjci
F{
t-ti
otrjci
F{
..ie\ao
c\c\olrO
ci
o a o o
ilffi
-E5 $EFtqi,!vN<l-{ l{ r-!6fi'd,qJ F
EEAE*SxgH$sE
'6AdH.9bEtuadoJCD
.F{
ada
.F{F{
d.F{
aoad
,d€(l.)
.FlodF(t-
t-{
dc)t-tl{q)AHF'F(aJJ(') \:' F{AF.
il'# fi
f-tC)
TJg5
J4O0
t{C)€g=J1(.)0
trc)rJg1
J4c)a
l-{OEg,
Jd(l.)
a
trd5gd
dEE$b0 j(OdV r-{
'q C)
EES...J=v+,
f-{
ft{ t-{ivd
Ee.|4Ht-( . F{/F4+JHcgjtr.EO. EE)t tr d
dg- *''o d
*EE:Ft Q r-,-O li -l
-VgT'F{ d
EH:<CFCUal F-{ tFli:dxt b.F
AE#6
F1t-r (4
EEotri4uJ4*,F(9JF(
+J ,r
d'F5Es!ESEEF{ +'Jt<dc€d.r-r '(J
3s|r')cg
EEHE
Eg$,E9o
t-l d
EEEA€'P<5
.H
J4. t-{
dc€€H
H.FH
E*.o=EEjdt-gr(
Cd
EEd '-{'d hrgEddj
E5CU
'6Ed'5aEFoJ4a
F{
dEh55F
ffi
ffi
E'65cd
E"g H e$) F{ 1qt'a q,f (1
EES E E d'6E =
cdt U b:
lgffxaEI
!sHEd€;s
3jd
*B:q5Sn. .E6Sa'l(\ctrdd5tva r..{
r+ F)CUJ4
'F'SgH
J4d
H. f;*qd{JO.
HS€-gj4q!JC
E E i#HE! 5$br; E E l:ii i EgEg5-E€8
ao,< CdabItrhrdg-gsHF1
lr{ *{F.dl-{ +Jdctq 'd.= l-{ogEEgO.ffi !-t
sirj
c!ofrj
I
\f,\f,!-(
I
ffi
t-{
..ic\IrjB
o!qe\rjB
qc!clrjF
F{
eri
c!LO
ci
o!qotrjci
qco
oirjci
qqol4o
tO
"iolrjci
qqC-{
rjci
F{
{qLD
B
F F F o n n o R o F
trdE
. t-lA.E
o;rl
tu
.F{
dFdh0q)
0*
trdg
or{g,.
E.d
0.,
E-gE E:gC( ?1g,g tH (1 .F{i Es* E'Ed &H
E68Et-i rJL{ F1(.) (0
M,tF lI.I
U H.qH6dt-{ +J th
= d.x
E$.q
Ft-{d+,d
. t-{b0O
Td
EOEJ
J4on
(-1r-lda
. t-{P.${(.)
F.Fl
ad
=r-{dF]
Ed.q:d'Fp'g
Eb,-FFI
HF
€iRrd
gd.q
$$,.Ftsl
HH€Eord
6Edogq)
HgoFIT{h{
aJ{oo
tHH
HilH
HHrt
F.,l :.,r:rlis.9. , .r:t;
:nil . : :;iilr'l .' '11l " :,rLi u)l:J 1r1
il Eii rrtiJblt'I r
l1 l'ff'il i],
[.r
]'"iffi,.,..$.#
, l.,,ii::t{
iiii-,..+I:il::i$ii)i
lffit;fi.:r.'id
itlit',j;iii:.:iYd
ffiti!,ilrir.!?!llJtt
l-tq)
Er rr{
L0.
}{c)a-{l-{lr{
.F{
t-{tu
l-{C)
Er 7rlt-{tu
t<O1,-1i-{
JJ4Oa
l-{q)
}.'lF{
J4(.)
n
kC)lf,Ft-aF{
J4Oa
l-{Orc
t-lF{
aVr-'l(.)a
$-rO€tr5J(C)a
t-,tOEAl.{a
Jcq)0
trOE
. l-{t{0.
ir:!iil:!ii:l
ffi'':ri:Tir
iiif;ft]
jijxfi
i,.:li:i:ii
iil*.1liti.li.,iJ;i
ii*,ffi
ffi
ffi
ffi
ffi
ffiilffi.ir:iaj
ffiW}
if{iiFA
ffi
Ed
.F{
d!FQ)b0trq)A.Ed}(+)(gJ(u0qF{O
Epd+Jd
Esg&.=d
$<lti Ol
.E 8lEqlJ FIs dlsilt-{ Al&gl- olit Ald Ht*.r4 1
!El.= glF5I
't-Jr<
J('lJ
-{Hd
J4It{q)P"
. tr'l
lJb0c1H
Cd:h(U
>)
I f-{IHldl#'aIa. bo
-qEo11 2l-a{ Y-{
io=dH+J5d5-o€gfr [ertreHMErF$E bs*9P,r€sBbodd
r $:rF fl€I.q - +rlddplFEpl-q gfrlE.g EI
l0l5l. F{I l-tIOlalu0tglo '6lh ElF sts3Itr rr{l.r{ rr:,{l- h0
tH pl.r{ t-'!
.F{
cd 1iE6tr+JOdSEH t-lo.=P. A.(1 Ht-l l-{(d'x
r-{ }J{gq)dJ4Eqq-q$ l-rr50
4.'. jESEi E.EEgb$ilE
A11
SH. r-'l \l
'n)- +.Jj(c1.-3H
HHrdj4o Eslld$:r^i
= a.3 '-','d
FldL{
c fi.gE 8.6d 'Fi? d
F< H'F dtH.E fl
f;3gE uog
t sglE qcrO CU
=]f1 -( \vl}-q FJ r7l I
cdg"]F E!I€EH
Itrld| "
'Fp.* #,
lcg i5 a o15dtrL{tH -b g El'da9Rlr( t,! ;l$ r H f;I* E E ?
YtV.F{A$OOX?-4 F{ L,H H.F{.COJO V)
d t< oF;
Ffi E *ttsEcdtrho.'-{ r-- (s tr
$mFEXl'\ r-{ d
fr Et i;cE F ,-rbbg{E"gSN
= G Frr'Foh i "6idi x c 5 !i*. ;H s:al
$FbEHI€ 3 E E€l
STuq)v) .q
+:tatq \.rl .dH d
HH.FE h!fEs.YcSd-q FsEgE fr55b0abo c ''i
$H b'!trtrdo
tHs^v}4
!'F $t€ n€iau ^l
s sq
lS stE=lF dlEs:l{-, d tr
dk
E,gi
fit€EE ilA. \'/ tr6H&.:iElEEilE g;l-c b sld b0 dla.c-J.FOUOr p. clO -'El;$,sld C *., 1J cd cll
E H.HIr5 5s El
l.E gaE
ln # ! €t€ H g"
t F.E /Hg g.uH Hgfho!.E.Etr drO LEB^H€-{ S{ i4 ldEg.EEE P J1 d'= P.. o 'i'ib E z'6 .
HT bE Ed a t E E'a.trtrisS fr€gshHfrEo '-o o C d5H:HfE E E:c a.
fi:E eE fii
laEf d -olEal(U l-{
lB ..s
lH Ftg Hlb'Foth ol- J4lFl+r
lH $ls ElzElFrHEAiJ A.'i
3.Tf;E!E.-.dOag Hfd {-r
ts* E
dtrdEF{
dbId
'O.Fl
Ed.q(d
Eq)
Ea4
dr{cdldjad
r-lda.ilaL(.)+J
.Fl
adl5t
F{ldl>tol
I
EIofll
FI
ffi
5. r-{
$) cdHF{
dJ4
€f gg
E; E fi
*f tfiE F Es,
Et € [
HJ4AFl .Lr
=dHaO.N-t-) t4
€bH
il!t, r-t r-ltr dc)
d€ OEEgdEHbxir b0
E ts8
'AHr{L6g-? .EPc '6€ d-q Fr{5 d dts ,T( r_a {_)(sJ O O?rt l, {.) e4\,' ?1 H
l-a
g $E'sp & tii€fi'a.eEEbo 6 d H'EgA!HQ
JT H EE
'6
FgBAOdJi
d'683dorl,-t # FlPclf'r-t H )-{cd'F{ d .
ts F:EgHH
Hv wA,,
+J ?1 )-( d,!\ H Fi r-{XOOda P"O-..15
qc'J
LO
I
\n{'t-{
I
c!qc!LO
F
r-{
qoi4o
SI+e.irji
co
qc\qn
qqol
"io
t-{
qc\LOt
l{
4OIrjB
c\qolrjt
F{
rjoirjci
F o n n o B B B n
,6d/EfrlH-qddH.9'fo BE8
(d
F(Uh0C)
R..
'6t-{c)+JC)P.EoYAHB;5d-'j b0
d&
r-. H7,2vcEf{F&) Fl l*lU)o<
s'6(gS'rJaeg$r$o
E5F{ . r-{HA
tHnDrr<
. t-'lod,dblgdl-,toA.dJ
er{
dFdh0O0.
cdH
.F{
A.E.|{0"
cdE
. t-{
P.E
. rr{n
. l-{'aa8E
-€ =bFd
!rE6-g€
ilffi
$<OtrH.iL0.
l-iOdt-{
5V(.)
a
$-ra)EFFtJ5(.)
U)
t{O1]gr-l
\lt-lO
U)
$<O
15)-{r-(
j4Oa
l<O
Eo g-{
t-rtu
l-{C)
E. t-{k0.
l-{c,)t-lH
.F{k0.
kc)rctra
J1(l,)a
dga7l-{dt-l
t-{(.)a
*Gj.i5cs$-{ AOdc'! +)Fdf/or+,. tr
l-a'gtFE6'F{Eg
Cd
EEf;s.=d
.oHA
EHGEEdt1 .FH tr'g)^ oqrJvt-{' l-'tOOA..O
g'Ft (U
frrcJ r''!
t-{ fT(Srr d6gFEgEd"o tr'q€;.2E H.968E bo'6trgb{dddh0 >.o8E8Ebq
!cg
*r#$ $f;-9Ug
rHdtr., J'68*g-qgFS:6 E 3
l-{ FI
AdJi.H,o sgi:E b
FdFddb0EOP.gd€acq)
{J
CJ
9"trFaO.l({-,,d5h0g
+J
gdb0
O15(r.t -rcd50Jdcd=hoquoN cl!a
OJd
u0tr
=a;sits+J(Uc{--J
t-(t{ (.)f.)A5H6-
^q)E;fr{ dF{
Adl-t .FJ(garctr0"H
l-r0*d
. r-{ \J0 .'-(g 'lcO .r-lTt b{e0{ocl.-{ at-JO t-rT, 0)
H
CUFh.=tracdtr'(J .=
l-.dNEx1nas88"2,n{ g b0\\,|RlAA\VLI
H.q E
EEEg.F.E'ggE$rE-gF'63E F
S'E -g
rl A f-lH)<.Fl
r-a tU H
,o 3S
a$EEp g-v
-3E A h[
ffiE $ fiF 8.8 bF cd€.o
$-r
dE(.4Hd
. r-th0d,oO.d!ddr-{tt..g'6,-, !HEJ4H.!Of' F1\.! HF{
*sdEtsg$aVTEd) t-{
.ogdg| .Fl
f,FU.EoEavdg-O5bIft{ ?l..v t .{PC)Ela
dP.diroSgcdd(1Et
tr5€}EHddq)h.a 3HEE-qt.H-9:E $
SE E
!E SScqHdH{v .r-{ +)
EE HEP": b"g
# $!#5IEEE EcE
.Fa AAHE g,S
.E F-8E€Ed e. F
HRI
Egi'tr 54H 'r-) l-{(.)tro{-' J p.
. r-{ Fl
n b'ai E-qd botiib HEH?gE >hT
AtlF( )-{ t-{
EFH
E F E.F{ F{ F1?1 ti
E F€rqo\.,clE iEF Etfl#FE U6
.F,r1)-'ldEdEtr
. t-{g(.)
E}4j+JE
=.F{
d€dEoEhItrd
trd
J4dEF.FtrJdEdld
o;{
adEgO
Eo
}10)t{qd€gdJHHC)+)
\dfuLrmg.t-{ .F{.ti13ga
fs.F{ a
€.q3dd:hld .r{
FbPE€B'6trgEe.gHs.!EgCUsqB.E$,9pc-v&
$rqdrqa
,u H id tE; d g.EB
5..E.gHSHE"E.Ht.H f;g€ F'd E'= i': -Y E .i'a
iIBEgEg$t:-q $oE $UE T FSE H'E #E F E*:.=E O O O O Y O XTE p.,O..o"o-'.H5.=
-C 5 '-1EE E''ei E?i 9 .,s.E
EE E+
E! €'EdEHTEiil.A!EEt
?1
$r E:r F-E-
tc\LO
qc\Irj
I
\o\f,F{
I
Fi,!'l
hr :
$l
FSls.
kr..Hr
[l\i
Fu,
Fr,Fi,hii
[}'gliF.,'
lit,.,$i.'
trim,
[,: ,
8,..:,
n;l
F:
n
jr
hdb1$
$ri
i1lr!blt
rdir'.\it;'l
:$
ffiffirffi
ffifri
ffi
c\roc\irji
qqSIrjd
qqOIrji
R n o
'aJ(d'62
.EHghO- F{r-{ .F{ Fttr(/)cg
!tBdiE
J4drc?1
Fl-1
o
E;*'Hds
$59:l€€SE
t-{or5
-1lr{F(
J(C)a
$-{0)
15r-1Fr
=VC)0
${O;rl1-1
J4Oa
gdj1d
g.F{
'.l4d>.-;E€Jd(d
5d.r-{ Fl.F) d.Fl
J8'f{ (.)
(.) (.)t-r
&8c
tras8vot{
G.ebEES3€,-{ Ecgggdb€VEIE
b0gdhi
€EGEa. c.)cg +)
Eqos€E'oHi(${ F(
8E.F.{ (sa ,_1}1 ag)}4EgJ'EOgF +.J
6d'= cd
H$t€
Hf-lH
d.Eh'6€t<,.o
Fl )-{.FdF*-.€
F1f-{ }<H .F{d {-J15d+-) F
EE$
tr
E*EE$
EiHd FJ4E E*E p€
[$*Ft V)P
hSEsE*() trt
\,4 A t-l
:rHX L€qsholTt .H AJT<Ht a E
F<
tsFl-{ rC
c a'6.d d$€ !E.: Eqr5 UHJ Fr od -"J(
F$3't .E.E
frEH$Hno'=,t \vH{s32 6.6EE# HIc.gtcd P"'l;b sEP'E F\v F<
Fr )_f
E*fiH'EA
{fi$)< F,(
d.=rdbCt{de{
=H-c EdHs -sE IFE5:U.3d E
E $$g.t-l d d
tvf
a. ! o dtr gFf;r!Etr FPd
F{
I
F<.t-{
I
148 -
FORM: PM -4
KUESIONER LANJUTAN MATURITAS SPIP
Isilah dengan Y (Ya) atau T (Tidak) sesuai dengan kondisi yang sebenarnyapada kolom "Y lT'atas pertanyaan berikut.
,..::t,, I ffi1 2 3
K. 1 .r.2.r Sepengetahuan Saud ara, Apakah seluruhpimpinan dan sebagian besar pegawai diunit keda Saudara telah cukupmemahami implementasi atas AturanPerilaku?
K. 1.1.3.1 Sepengetahuan Saud ara, Apakah seluruhpimpinan dan sebagian besar pegawaitelahmengimplementasikan AturanPerilaku dimaksud dalam suasanabekerja sehari-hari?
K. 1 .r.3.2 Sepengetahuan Saudara, Apakahpimpinan di unit kerja Saudara telahmemberikan keteladanan untukmenjunjung tinggi integritas dan nilaietika dalam bekerja?
K. 1.1.3.3 Sepengetahuan Saudara, Apakahpimpinan telah melakukan penegakandisiplin yang tepat terhadap setiappelanggaran aturan perilaku kepadaseluruh pegawai?
K. 1 .2.2.L Menurut Saudara, Apakah Saudara telahmemahami dengan baik mengenaistandar kompetensi yang diperlukanpada posisi jabatan Saudara dan AtasanLangsung Saudara?
K. 1 .2.2.2 Menurut Saudara, Apakah Saudara telahmemiliki dan memahami dengan baikmengenai uraian tugas jabatan Saudara?
K. 1 .2.3.r Menurut Saud ara, apakah kompetensiSaudara telah sesuai dengan kebutuhankompetensi yang diperlukan pada posisijabatan Saudara?
149 -
ffi+#+ilififfiffi..' 1 2 $
K. 1 .2.5.I Sepengetahuan Saud ara, apakah unitkerja Saudara telah memilikisistem I database kompetensi seluruhpegawai yang selalu dimutakhirkan?
K. 1 .2.5.2 Sepengetahuan Saudara, apakahsiste m I database dimaksud fi ika ada)telah dimanfaatkan sebagai dasarpengembangan karir pegawai,pengembangan kompetensi pegawaimaupun penetapan formasi jabatan?
K. 1 .3.2.I sepengetahuan saud ara, Apakah seluruhpimpinan dan pegawai di unit kerjaSaudara telah cukup memahamimengenai sistem manajemen kinerja?
K. I .3.3. 1 Sepengetahuan Saud ara, Apakahpenerapan sistem manajemen kinerja diunit kerja saudara, khususnya berkaitandengan pencatatan dan pelaporankeuangan, pengenggaran danpengelolaan kepegawaian telah memadai?
K. 1 .4.2,I sepengetahuan saudara, Apakah seluruhpimpinan dan pegawai di unit kerjaSaudara telah cukup memahamimengenai Struktur organisasi besertatata laksananya?
K. 1.4.3.1 sepengetahuan saud ara, Apakah seluruhpimpinan dam pegawai telahmelaksanakan seluruh tata laksanakerjanya secara seimbang?
K. 1 ,5.2.r sepengetahuan saud ara, apakah setiaplevel pimpinan telah cukup memahamimengenai mekanisme pendelegasianwewenang dan tanggung jawab yangtepat?
K. 1 .5.3. 1 sepengetahuan saudara, &p&kah setiaplevel pimpinan telah dapat melaksanakandan mempertanggungj awabkan denganbaik setiap pekerjaan ltugas yangdidelegasikan?
- 150 -
Penjelasan:Kolom 1: Nomor referensi Matriks Operasionalisasi Indikator PenilaianKolom 2: Rincian pertanyaanKolom 3: Simpulan hasil kuesioner, Jika jawaban mendukung pertanyaan secarapositif diisi Y (Ya), jika sebatiknya diisi T (Tidak)