bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

244
KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA NOMOR 9b TAHUN 2O2O TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI MATURITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA Menimbang :4. bahwa untuk tersedianya dokumen pengendalian risiko pada Kementerian Agama dan terwujudnya penilaian maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Kementerian Agama yang efektif, efisien dan akuntabel, perlu Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, untuk melaksanakan ketentuan Bab III, Huruf E, Angka 2, Keputusan Menteri Agama Nomor 580 Tahun 2OI9 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Pada Kementerian Agama, perlu disusun Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Pada Kementerian Agama; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Inspektur Jenderal tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Kementerian Agama; Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor I27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48eO); Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2OIO tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 20 lO-2O25; Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun 2OIl tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2OLL Nomor 8a6l; Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 4 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Penilaian dan Strategi Peningkatan Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor a89l; Mengingat : 1. b. c. 2. 3. 4.

Transcript of bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

Page 1: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMANOMOR 9b TAHUN 2O2O

TENTANGPETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI MATURITAS SISTEM PENGENDALIAN

INTERN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN AGAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA

Menimbang :4. bahwa untuk tersedianya dokumen pengendalian risikopada Kementerian Agama dan terwujudnya penilaianmaturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)Kementerian Agama yang efektif, efisien dan akuntabel,perlu Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Maturitas SistemPengendalian Intern Pemerintah;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, untuk melaksanakanketentuan Bab III, Huruf E, Angka 2, Keputusan MenteriAgama Nomor 580 Tahun 2OI9 tentang PedomanPelaksanaan Sistem Pengendalian Intern PemerintahPada Kementerian Agama, perlu disusun PetunjukPelaksanaan Evaluasi Maturitas Sistem PengendalianIntern Pemerintah Pada Kementerian Agama;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkanKeputusan Inspektur Jenderal tentang PetunjukPelaksanaan Evaluasi Maturitas Sistem PengendalianIntern Pemerintah pada Kementerian Agama;

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentangSistem Pengendalian Intern Pemerintah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor I27,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor48eO);

Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2OIO tentang GrandDesign Reformasi Birokrasi 20 lO-2O25;

Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun 2OIl tentangPenyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahdi Lingkungan Kementerian Agama (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2OLL Nomor 8a6l;

Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan danPembangunan Nomor 4 Tahun 2016 tentang PetunjukTeknis Penilaian dan Strategi Peningkatan MaturitasSistem Pengendalian Intern Pemerintah (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2016 Nomor a89l;

Mengingat : 1.

b.

c.

2.

3.

4.

Page 2: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

5.

6.

-2-

Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2Ot6 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1a95);

Keputusan Menteri Agama Nomor 580 Tahun 2OL9tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem PengendalianIntern Pemerintah Pada Kementerian Agama;

MEMUTUSI(AN:

KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL TENTANG PETUNJUKPELAKSANAAN BVALUASI MATURITAS SISTEMPENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH PADA KEMENTERIANAGAMA.

Menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Maturitas SistemPengendalian Intern Pemerintah pada Kementerian Agamasebagaimana tercantum dalam Lampiran L, Lampiran II,Lampiran III dan Lampiran IV yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari Keputusan ini.

Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Maturitas SistemPengendalian Intern Pemerintah pada Kementerian Agamasebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU digunakansebagai acuan bagi Inspektorat Jenderal dalam melakukanpenilaian dan meningkatkan maturitas penyelenggaraan SPIPpada Kementerian Agama.

Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal Lb Ohbdoer LDLo

INSPEKTUR JENDERAL, B.

/ DENI SUARDINI

Menetapkan

KESATU

KEDUA

KETIGA

Page 3: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

A.

-3-

LAMPIRAN IKEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMANOMOR 96 TAHUN 2020TENTANGPETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI MATURITAS SISTEMPENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH PADA KEMENTERIANAGAMA

PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI MATURITAS SISTEMPENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Maturitas Sistem PengendalianIntern Pemerintah (SPIP) pada Kementerian Agama merupakan wujuddari proses gouemance pembinaan penyelenggaraan SPIP dalam rangkapengukuran keberhasilan penyelenggaraan SPIP berdasarkan PeraturanPemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian InternPemerintah Pasal 47 Ayat (2) huruf b serta Pasal 59 Ayat (1) dan (2).

Pemerintah dalam hal ini Kementerian diwajibkan menyelenggarakanSPIP secara menyeluruh, mulai dari pengenalan konsep dan petunjukteknis untuk penyelenggaraan SPIP, hingga pengukuran keberhasilanpenyelenggaraan SPIP dengan metodologi yang dapat mengukur peranSPIP dalam mendukung penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaankeuangan negara.

Pen5rusunan Petunjuk Teknis Evaluasi Maturitas inidilatarbelakangi oleh upaya untuk memenuhi tahap-tahap prosesgouemance dalam menyelenggarakan SPIP. Program PembinaanPenyelenggaraan SPIP telah dicanangkan dalam Rencana PemerintahJangka Menengah (RPJM), maka wajib pula menyediakan suatumekanisme untuk mengukur keberhasilan program tersebut.Pengukuran Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIP diharapkanmemberikan keyakinan memadai tentang kemampuan penyelenggaraanSPIP dalam mencapai peningkatan kinerja, transparansi, danakuntabilitas pengelolaan keuangan negara di lingkungan KementerianAgama.

Maksud dan T\rjuan

Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Maturitas Sistem PengendalianIntern Pemerintah pada Kementerian Agama disusun dengan maksuduntuk menyediakan media pengukuran tentang kematanganpenyelenggaraan sistem pengendalian intern oleh SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Teknis pada KementerianAgama dalam mendukung peningkatan kinerja, transparansi danakuntabilitas pengelolaan keuangan negara dan kegiatan/program dilingkungan Kementerian Agama, dan bagi Inspektorat Jenderal dalammenyelenggarakan Evaluasi Maturitas Sistem Pengendalian InternPemerintah pada Kementerian Agama.

Hasil penilaian ini diharapkan menjadi ukuran penyelenggaraanPeraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2OO8 tentang SistemPengendalian Intern Pemerintah bagi pihak yang terkait dalam

B.

Page 4: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

C.

-4-

pengelolaan keuangan negara. Petunjuk Pelaksanaan ini digUnakaninspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintahdalam melaksanakan fungsi qualitg assurance dan consultancy SPIP.

Secara khusus, penggunaan Petunjuk Pelaksanaan ini diharapkanmenjadi acuan dan panduan untuk:

1. menentukan tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP oleh APIP;

2. merumuskan strategi peningkatan maturitas penyelenggaraan SPIPdalam periode waktu tertentu dalam upaya meningkatkan kualitaspenyelenggaraan SPIP;

3. mengomunikasikan kondisi maturitas pengendalian intern kepadastakeholders intern dan ekstern;

4. meningkatkan kesadaran Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UnitPelaksana Teknis tentang pentingnya peningkatan efektivitaspengendalian intern dalam rangka pencapaian tujuan organisasimelalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporankeuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadapperaturan perundang-undangan.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan ini meliputi penilaianmaturitas secara utuh pada tingkat Kementerian Agama melalui unsur-unsur SPIP yang diterapkan pada Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UnitPelaksana Teknis pada Kementerian Agama. Maturitas suatu unsur SPIPdiharapkan tidak jauh berbeda dengan maturitas unsur lainnya. Dengandemikian, ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan ini meliputi:

1. Pemilihan subunsur yang dapat mewakili unsur SPIP namuncakupannya adalah tingkat organisasi

2. Seluruh tahapan perkembangan proses dan kegiatan pengendalianyang menunjukkan maturitas penyelenggaraan SPIP.

Tahapan pelaksanaan penilaian tingkat maturitas penerapan SPIPmerupakan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh tim assessorpada saat melakukan kegiatan penilaian tingkat maturitas, yang terdiridari:1. Tahapan2. Tahapan3. Tahapan

persiapan,pelaksanaan, danpelaporan,

Pedoman ini disusun dalam lima bab, Bab I Pendahuluan, memuatlatar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup sistematika petunjukpelaksanaan, serta pengertian.

Bab II Maturitas Penyelenggaraan SPIP, memuat gambaran umumtingkat maturitas, strrrktur maturitas, definisi masing-masing tingkatmaturitas dan subunsur dan atribut yang menunjukkan kualitasimplementasi konsep serta prinsip perhitungan maturitas SPIP.

Bab III Mekanisme Penilaian Tingkat Maturitas PenyelenggaraanSPIP, memuat uraian mengenai tahapan teknis penilaian. Penilaiandimulai dari penilaian persepsi tentang tingkat maturitas SPIP kemudiandengan pengumpulan data untuk keperluan mendukung persepsidimaksud.

Page 5: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-5

Bab IV Strategi Peningkatan Maturitas Penyelenggaraan SPIP,memuat tujuan dan strategi peningkatan maturitas penyelenggaraanSPIP dari suatu level ke level berikutnya

Bab V Penutup, memuat pesan khusus tentang efektivitas penggunaanpedoman ini.

Gambar 1.1 Tahapan Penilaian Tingkat Maturitas SPIP

TahapanPersiapan

PenetapanSatuan Kerja

danPenyiapan

Tim Assessor

PembentukanTim

Counterpart

Penetapan RencanaKegiatan, al: RuangLingkup, periode,

pendanaarl,langkah keda, dll

Presentasi Awal:Diseminasi,

Rencana Kegiatan,Koreksi jika ada

perubahan

D.

Melakukan Validasi

Konsistensi Jawaban Responden Skor Awal MaturitasJL\./

Pemberian Skor Akhir maturitas

Pemberian Saran Perbaikan

TahapanPelaporan

Pengertian

1. Pengawasan adalah proses kegiatan yang ditujukan untukmenjamin agar tugas pemerintah dan pembangunan dilaksanakansesuai dengan rencana, program dan peraturan perundang-undangan.

2. Pengawasan internal adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu,evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya terhadappenyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangkamemberikan keyakinan yang memadai bahwa kegitan yang telahdilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkansecara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalammewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

Pengisian Kuesioner (representasi subunsur sesuai karakteristik level maturitas)

Panel Individu Panel Individu

Pengujian Bukti Maturitas

ObservasiKuesioner Lanjutan Wawancara Reviu Dokumen

Laporan PenilaianMaturitasPenyelenggaraanSPIP

Page 6: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-6-

3. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasibukti yang dilakukan secara independen, objektif dan profesionalberdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan,kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasipelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.

4. Standar Audit adalah kriteria atau ukuran mutu minimal untukmelakukan kegiatan Audit yang wajib dipedomani oleh AparatPengawasan Intern Pemerintah.

5. Kode Etik adalah pernyataan tentang prinsip moral dan nilai yangdigunakan oleh Auditor sebagai pedoman tingkah laku dalammelaksanakan tugas pengawasan.

6. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang selanjutnyadisingkat APIP adalah instansi pemerintah yang mempunyai tugaspokok dan fungsi melakukan Pengawasan Internal di lingkunganpemerintah pusat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

7. Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untukmemastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuaidengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telahditetapkan.

8. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atauprestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau normayang telah ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yangmempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalammencapai tujuan.

9. Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program ataukegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

10. Kegiatan Pengawasan Lainnya adalah kegiatan berupa sosialisasimengenai pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan,pembimbingan dan konsultansi, pengelolaan hasil pengawasan, danpemaparan hasil pengawasan.

11. Kegiatan Strategis adalah program/kegiatan yang mengandungrisiko/kerawanan tinggi yang sesuai dengan kriteria penilaian risikodan disetujui oleh Inspektur Jenderal.

12. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalahprofesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah DenganPerjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.

13. Auditor adalah Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai JabatanFungsional Auditor dan/atau pihak lain yang diberi tugas,wewenang, tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabatyang berwenang melaksanakan pengawasan untuk kepentingannegara untuk dan atas nama APIP.

L4, Inspektur Jenderal adalah Inspektur Jenderal Kementerian Agama.

15. Inspektur adalah Inspektur Wilayah.

Page 7: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-7 -

BAB II

MATURITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

Tingkat Maturitas (Maturitg Leuell Penyelenggaraan Sistem PengendalianIntern Pemerintah (SPIP), adalah untuk menggambarkan tingkatan ataustruktur kematangan penyelenggaraan SPIP dengan karakteristik yangberbeda antara satu tingkat dengan tingkat lainnya.

A. Struktur Maturitas Penyelenggaraan SPIP

Struktur maturitas SPIP dapat dilihat dari kerangka kematanganSPIP dan definisi yang menunjukkan karakteristik dasar masing-masingtingkat kematangan SPIP baik dilihat menurut SPIP secara utuhmaupun menurrrt unsur-unsurnya.

1. Definisi Maturitas Penyelenggaraan SPIP

Maturitas (maturitg) berarti dikembangkan penuh atau optimal(Cooke Davis, 2005). Andersen and Jessen (2003) menyatakanbahwa konsep maturitas pada organisasi bertujuan mengarahkanorganisasi dalam kondisi yang optimal untuk mencapai tujuannya.

Menurut IIA (2013) Model maturitas menggambarkan tahapanproses yang diyakini akan mengarahkan pada output dan outcomeyang lebih baik. Maturitas yang rendah mencerminkankemungkinan yang lebih rendah dalam mencapai tujuan,sedangkan tingkat maturitas yang lebih tinggi mencerminkankemungkinan keberhasilan yang lebih tinggi.

Tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP merupakan kerangkakerja yang memuat karakteristik dasar yang menunjukkan tingkatkematangan penyelenggaraan SPIP yang terstruktur danberkelanjutan. Tingkat maturitas ini dapat digunakan paling tidaksebagai:

a. Instrumen evaluatif penyelenggaraan SPIP.b. Panduan generik untuk meningkatkan maturitas sistem

pengendalian intern.

2. Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIP

Tingkat maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian InternPemerintah adalah tingkat kematangan/kesempurnaanpenyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah dalammencapai tujuan pengendalian intern sesuai dengan PeraturanPemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem PengendalianIntern Pemerintah.

Kerangka maturitas SPIP terpola dalam enam tingkatan yaitu:"Belum Ada", "Rintisan", "Berkembang", "Terdefinisi", "Terkelola danTerukuC, "Optimum". Tingkatan dimaksud setara masing-masingdengan level 0, 1, 2, 3, 4 dan 5. Setiap tingkat maturitasmempunyai karakteristik dasar yang menunjukkan peran ataukapabilitas penyelenggaraan SPIP dalam mendukung pencapaiantujuan instansi pemerintah.

Dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan instansipemerintah, kapasitas penyelenggaraan SPIP dipengaruhi olehkompleksitas kegiatan instansi pemerintah. Sesuai dengan definisiSPIP yaitu proses yang integral pada tindakan dan kegiatan,semakin luas lingkup atau semakin kompleks proses operasional

Page 8: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-8-

3.

kegiatan di dalam organisasi Kementerian Agama maka kapabilitassistem pengendalian harus semakin tinggi. Tingkat Maturitas SPIPini merupakan kerangka kerja untuk membandingkan ukuran, sifatdan kompleksitas Kementerian Agama dengan efektivitas dankapabilitas sistem pengendalian internnya.

Karakteristik Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIP

Setiap tingkatan maturitas SPIP mempunyai sifat dasarmasing-masing yang dapat secara nyata membedakan satu tingkatdari lainnya, walau karena proses berkelanjutan terdapatpersinggungan. Sifat dasar tersebut dapat terlihat dari karakteristikumum masing-masing tingkatan sebagaimana terlihat pada Tabel2.r.

Tabel 2.L Karakteristik Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIP

Tingkat Belum Ada. Pada tingkat ini, Kementerian Agama samasekali belum memiliki infrastruktur (kebijakan dan prosedur) yang

Tingkat Tingkat Karakteristik SPIP

Belum Ada Kementerian Agama sama sekali belum memilikikebijakan dan prosedur yang diperlukan untukmelaksanakan praktek-praktek pengendalianintern

Rintisan Ada praktik pengendalian intern, namunpendekatan risiko dan pengendalian yangdiperlukan masih bersifat ad-hoc dan tidakterorganisasi dengan baik, tanpa komunikasi danpemantauan sehingga kelemahan tidakdiidentifikasi.

Berkembang Kementerian Agama telah melaksanakan praktikpengendalian intern, namun tidak terdokumentasidengan baik dan pelaksanaannya sangattergantung pada individu dan belum melibatkansemua unit organisasi. Efektivitas pengendalianbelum dievaluasi sehingga banyak tedadikelemahan yang belum ditangani secara memadai.

Terdefinisi Kementerian Agama telah melaksanakan praktikpengendalian intern dan terdokumentasi denganbaik. Namun evaluasi atas pengendalian interndilakukan tanpa dokumentasi yang memadai

Terkelola danTerukur

Kementerian Agama telah menerapkanpengendalian internal yang efektif, masing-masingpersonel pelaksana kegiatan yang selalumengendalikan kegiatan pada pencapaian tujuankegiatan itu sendiri maupun tujuan KementerianAgama. Evaluasi formal dan terdokumentasi.

Optimum Kementerianpengendalianterintegrasididukung

Agama telah menerapkanintern yang berkelanjutan,

dalam pelaksanaan kegiatan yangoleh pemantauan otomatis

menggunakan aplikasi komputer

Page 9: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

B.

-9-

diperlukan untuk melaksanakan praktek-praktek pengendalianintern. Tingkat Rintisan. Pada tingkat ini, SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agama telahmenyadari pentingnya pengendalian intern. Pendekatan risiko danpengendalian yang diperlukan masih bersifat ad-hoc dan tidakterorganisasi dengan baik, tanpa komunikasi dan pemantauan.Kelemahan tidak diidentifikasi. Para Pegawai tidak menyadaritanggung jawabnya.

Tingkat Berkembang. Pada tingkat ini SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agama telahmelaksanakan praktik pengendalian intern, namun tidakterdokumentasi dengan baik dan pelaksanaannya sangattergantung pada individu, belum melibatkan semua unit organisasi.Oleh sebab itu, keandalan SPIP masih berbeda dari satu unitorganisasi ke unit lainnya dalam satu Kementerian Agama.Efektivitas pengendalian belum dievaluasi sehingga banyak terjadikelemahan yang belum ditangani secara memadai. TindakanPimpinan Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT pada KementerianAgama menangani kelemahan tidak konsisten.

Tingkat Terdefinisi. Pada tingkat ini, SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agama telahmelaksanakan praktik pengendalian intern dan terdokumentasidengan baik. Namun evaluasi atas pengendalian intern dilakukantanpa dokumentasi yang memadai. Beberapa kelemahanpengendalian terjadi dengan dampak yang cukup berarti bagipencapaian tujuan organisasi.

Tingkat Terkelola dan Terukur. Pada tingkat ini, SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agama telahmenerapkan pengendalian internal yang efektif. Masing-masingpersonel pelaksana kegiatan selalu mengendalikan kegiatan padapencapaian tujuan kegiatan itu sendiri maupun tujuanKementerian Agama. Evaluasi dilakukan secara formal danterdokumentasi. Namun demikian, kebanyakan evaluasi dilakukansecara manual, belum menggunakan alat bantu aplikasi komputer.

Tingkat Optimum. Pada tingkat optimum, SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agama telahmenerapkan pengendalian intern yang berkelanjutan, terintegrasidalam pelaksanaan kegiatan dan didukung oleh pemantauanotomatis menggunakan aplikasi komputer. Akuntabilitas penuhditerapkan dalam pemantauan pengendalian, manajemen risiko,dan penegakan aturan. Evaluasi diri sendiri (sef assessment) ataspengendalian dilakukan secara terus menerus berdasarkan an6lisisgap dan penyebabnya. Para pegawai terlibat secara aktif dalampenyempurnaan sistem pengendalian intern.

Fokus Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP

Maturitas penyelenggaraan SPIP terkait dengan peran ataukeandalan atau reliabilitas penyelenggaraan SPIP dalam mendukungpencapaian tujuan instansi pemerintah. Reliabilitas penyelenggaraanSPIP tersebut ditandai bukan hanya oleh eksistensi control design yangpada umumnya bersifat hard control tetapi juga oleh pelaksanaan atassoft control pengendalian itu sendiri.

Page 10: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

Kehadiran hard control dan so/t control dalam rangka pencapaiantujuan instansi pemerintah tersebut dipresentasikan oleh prinsip-prinsip pengendalian intern yang terdapat pada fokus atau areapenilaian maturitas. Eksistensi prinsip pengendalian intern tersebutkemudian diukur untuk menyimpulkan maturitasnya.

Fokus penilaian maturitas SPIP merrrpakan variabel yangdigunakan untuk menunjukkan tingkat maturitas penyelenggaraanSPIP. Variabel tersebut merupakan sub-sub unsur SPIP di dalamPeraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SistemPengendalian Intern Pemerintah. Terdapat lima unsur, 25 subunsursebagai fokus penilaian seperti diikhtisarkan pada Gambar 2.1.

Selanjutnya, masing-masing subunsur mempunyai 5 indikatormaturitas dalam suatu gradasi yang meningkat mulai dari tingkat"Belum Ada", "Rintisan", "Berkembang', "Terdefinisi", "Terkelola danTerukuC, hingga tingkat "Optimum".

Gambar 2.1 Fokus Penilaian Tingkat Maturitas SPIP

ldentifikasi Risiko

Analisis Risiko

t0 -

Reviu kinerja

Pembinaan SDM

" PengendalianSistem Infonnasi

Pengendalian fisikaset

Penetapan & riviuindikator

Pemisahan fungsi

Otorisasi

Pencatatan

Fembatasan akses

Akuntabilitas

Dokumentasi SPI

,InformasiPenegakan Integitas

danEtika

Kepemimpinan ygkondusif

Strukturorganisasisesuai kebutuhan

Delegasi wewenang& tanggungjwb

Peran APIP yangefektif

Page 11: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

C.

-t l-

Rincian indikator penilaian tiap subunsur untuk tiap tingkatmaturitas terdapat dalam Lampiran 1 Kuesioner Survai MaturitasPenyelenggaraan SPIP.

Penilaian Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIP

Secara keseluruhan terdapat lima fokus penilaian yangtersebar ke dalam 25 sub unsur SPIP. Dengan asumsi bahwa fokuspenilaian mempunyai tingkat keterkaitan dan tingkat kepentinganyang berbeda, maka fokus penilaian memiliki bobot yang berbeda-beda dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.2. Bobot Fokus Penilaian (Sub Unsur)

Penetapan skor maturitas SPIP menggunakan skor hasil validasidengan membuat rerata tertimbang dari skor validasi. Skor ini yangkemudian digunakan untuk menentukan tingkat maturitas SPIP.Interval skor tingkat maturitas SPIP adalah sebagaimana tercantumdalam Tabel2.2.

Tabel 2.3. Interval Skor Tingkat MaturitasSPIP

$P=fffi$f,'ffi+|+tii-tii;.p1flftfl1ffi+fliffi:: .. : ..j ...

1 r. i ..1: tt1.:ila:11.i.:.i.1:j:;tj.jjiajj:I

':."r,Ji:,'.ir l;' *iu+ffiffi:li.lti.l i:.ii . '/. 'tr.! i.jiri/r1::r/r' r 'Lr" ::rij:,..i r!'.r..:i:., .. ' 1.1 i: rlJ.i: : i.i: i ir:: ' ':':'] ''

r::1, : :.,::::.a; i:'li:i.i1..t.,.:::,.::', . '. '

: ::.:::-:. ili .j r .ri' 'i .'ir l

: -.:::.,, i ,' . ::i:...:l+:',;. t:lll:.,;;u..,,

,,,,...,.1'..',.i.,.........,.;.ii,iii$Sliifoffi#*ffiH

i:!1l1iti11--ti

ffigm;;;$+$fliffi$jffi

iifiii+ii1'ir,+,ff [s;;+H,:i:fi iiiii{K,ft ffi:"s#rl,a#

2"2"',:rr.:4:iilt:{:::.1::i:iij - lj..sr.:.

. :;:i; ilir !

1_\11:1:-iliir:11

li II"H,;itei,,,

ffi I 2,"

rii:lt+

liiii:fiililtiii.:il $ $,g.1-i,i****

iiH,#i+i

ilr;ii':liri't$iili{i',.i:i:,ir,'ili#t$i;i;1ri;l.l{iii:-rliiiit.11j'ii11'.il

,.i' r i du'Uffi effi $ igfi fiii*rii+ :,, tii

:. ..:i. l: i, ::..r :1:: i:l:::::.:;i..:Ji:lji::!i. li jji. ji..

; :,, ii :,,r;l't,,,.,,:ii,).ii;+* ---

;;. ;.i .:. '

...' :,.":,, .':,,:;;,,i,i,:l;:i i:;::l i. :i;;,l: i: lj:iL. j :i. i . ;. .' li lli::il.i1',1:.f llri)triii}i:l :: . "i:::!l:.i.rl:;;l:, ': i'l f1ili:ii':ii

#; L

Page 12: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-12-

BAB IIIM EKANI S M E PENI LAIAN TI NGKAT MATU RITAS PENYELENGGARAAN

SPIP

Sebagaimana diuraikan pada Bab II, tingkat maturitas penyelenggaraan SPIPditentukan oleh tingkat maturitas masing-masing unsur SPIP. Tingkatmaturitas unsur SPIP lebih rinci ditentukan oleh fokus maturitas yaitusubunsur yang terkandung pada masing-masing unsur SPIP dan selurrrhnyaberjumlah 25 buah subunsur SPIP. Masing-masing subunsur mempunyai 5parameter atau indikator maturitas sehingga terdapat I25 buah parametermaturitas SPIP yang disusun tergradasi dari terendah (belum ada) hinggatertinggi (optimum). Penilaian Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIPsecara operasional dilakukan dengan mengukur indikator atau parameteryang paling tepat menggambarkan tingkat maturitas SPIP tersebut.

Mekanisme penilaian dilakukan secara bertahap dimulai dari tahapanpersiapan, tahapan pelaksanaan hingga tahapan pelaporan. Tahapanpersiapan bertujuan untuk menentukan ruang lingkup kegiatan danrencana kerja pelaksanaan penilaian. Tahapan pelaksanaan bertujuanuntuk memberikan penilaian mengenai tingkat kematangan penerapan SPIPdan langkah-langkah yang dapat dilaksanakan oleh SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agama untukmeningkatkan tingkat kematangan penerapan SPIP. Tahapan pelaporanbertujuan untuk mengkomunikasikan hasil penilaian penerapan SPIPkepada manajemen Satuan Organisasi/ Satu an Keqa / UPI pada KementerianAgama.

A. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan kegiatan penilaian, tim assessor perlu melakukanbeberapa langkah persiapan yang mencakup:

1. Penetapan Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPTsampel;

sebagai

2. Penyiapan tim assessor;3. Pembentukan tim yang akan menjadi rekan kerja (counterpartl;4. Penetapan rencana tindak (action plan) penilaian; dan5. Presentasi awal (entry meeting) berupa pemaparan rencana

tindak penilaian.

Langkah-langkah persiapan secara rinci diuraikan sebagai berikut:

1. Penetapan Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT sebagai Sampel

Sebelum menetapkan tim assessor, langkah awal yang harusdilakukan dalam kegiatan penilaian maturitas SPIP adalahmenetapkan sampel Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT yangdianggap dapat mewakili tingkat entitas. Kriteria pemilihansampel adalah memerhatikan faktor-faktor risiko, antara lainbesarnya jumlah anggaran, jumlah personil, dan kompleksitaskegiatan. Selain itu, sampel terpilih juga melihat padaketerwakilan karakteristik fungsi penyelenggaraanpemerintahan, yaitu terkait fungsi layanan publik, fungsipengawasan internal, fungsi penunjang seperti pengelolakeuangan/ aset dan kepegawaian.

Page 13: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

2,

-13-

Pembentukan Tim Assessor

Penetapan sampel akan dapat mempengaruhi jumlah timassessor dan lamanya pelaksanaan penilaian. Besar kecilnyajumlah tim disesuaikan dengan jumlah sampel satuan ke{ayang dipetakan, ukuran, dan kompleksitas satuan kerjatersebut.

Penilaian dilakukan oleh tim yang para anggotanyamemahami SPIP. Tim yang akan melakukan penilaianditetapkan dengan surat tugas. Disamping tim assessor, perluditetapkan pula petugas yang akan melakukan fungsi qualitgassurance terhadap pelaksanaan penilaian. Petugas tersebutharus memiliki pemahaman yang baik tentang SPIP danpenilaian tingkat maturitas.

Penetapan Tim Pendamp ing (Counterpart)

Guna mencapai hasil yang optimal, maka dalam pelaksanaanpenilaian diharapkan mendapat dukungan dan peran aktif dariSatuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT yang disampel. Untuk itu,jika belum terdapat unit atau bagian yang bertanggung jawabmengkoordinasikan pelaksanaan dan pengembangan SPIP, makasetiap instansi pemerintah perlu didorong untuk membentuksatuan tugas (Satgas) penyelenggaraan SPIP yang akan menjadirekan kerja dan pendamping (counterpartl tim penilaian tingkatmaturitas dalam pelaksanaan penilaian. Dalam hal instansipemerintah sudah menetapkan unit atau bagian yangbertanggungjawab untuk mengkoordinasikan pelaksanaan danpengembangan SPIP, maka unit atau bagian tersebutmerupakan tim counterpart dalam rangka penugasan penilaian.

Dalam hal tim counterpart tersebut berupa SatgasPenyelenggaraan SPIP, maka Satgas tersebut dapat terdiri daribeberapa pejabat struktural/ fungsional/staf yang mewakiliunit-unit kerja yang ada di Satuan Organisasi/SatuanKerja/UPT tersebut. Anggotanya harus telah memahami SPIPdan mempunyai motivasi tinggi dalam melakukan perubahanatau perbaikan SPIP. Tim penilaian perlu mendorong agar timcounterparf adalah personil yang memahami SPIP atau telahmengikuti sosialisasi SPIP atau diklat SPIP.

Penyusunan Rencana Tindak (Action Planl

Setelah surat tugas disampaikan dan counterparf dibentuk,tahap persiapan selanjutnya adalah men)rusun rencana tindak(action planl pelaksanaan penilaian. Kerangka acuan kerja ininantinya akan disampaikan kepada pimpinan SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT untuk disepakati sebagai acuandalam pelaksanaan tugas penilaian.

Rancangan rencana tindak (action plan) penilaian paling tidakmemuat hal-hal sebagai berikut:

a. Latar belakang, antara lain menguraikan alasan perlunyapelaksanaan penilaian.

b. T\rjuan dan manfaat penilaian.

3.

4.

Page 14: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

5.

-r4-

c. Ruang lingkup penilaian, meliputi penilaian pada tingkatentitas.

d. Metodologi penilaian yang digunakan sebagaimana diuraikanpada pedoman ini.

e. Tahapan dan jadwal waktu penilaian

Bagian ini menguraikan tahapan/langkah kerja yang akandiambil berikut waktu pelaksanaannya. Lamanya penilaiandisesuaikan dengan besar kecil dan kompleksitas instansipemerintah yang dinilai. Perencanaan waktu agarmemperhitungkan hambatan yang mungkin dihadapi.

f. Sistematika pelaporan, sebagaimana diuraikan padapedoman ini.

g. Rencana kebutuhan sumber daya

Bagian ini menguraikan kebutuhan sumber daya, antara lainsumber daya manusia dan dana.

h. Susunan tim penilaian merupakan gabungan, yang terdiridari tim fasilitator penilaian dan tim counterpart.

Terhadap rancangan rencana tindak (action plan) penilaian,perlu dilakukan pembahasan bersama di antara tim penilaiandan tim counterpart, sebelum dibahas dan disetujui olehpimpinan Satuan Organisasi / Satuan Kerj a/ UPT.

Pemaparan Rencana Tindak (Action Planl

Setelah rancangan rencana tindak (action planl penilaiandisepakati di antara tim assessor dan counterpart, selanjutnyarancangan tersebut dipaparkan kepada pimpinan SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT terkait. Dalam pemaparan (entrymeeting) ini, tim @ssessor harus berhasil menjelaskan kepadapimpinan Satuan Organisasi/Satuan KeqalUPT mengenai artipenting SPIP dalam rangka mengawal tujuan yang akan dicapaiinstansi pemerintah yang bersangkutan.

Oleh karena itu, dalam proses entry meeting ini, tim assessorharus mampu menggugah kesadaran pimpinan dan para pejabatSatuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT tentangnya pentingnyapenilaian ini. Tim assessor diharapkan dapat membangunsuasana kondusif dan komunikasi yang positif sebagai bentuklayanan konsultansi Inspektorat Jenderal

Pemaparan bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan atasrancangan rencana tindak (action planl dan memperolehpersamaan persepsi antara tim penilai dengan pimpinan SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT, sehingga pelaksanaan penilaiandapat tercapai dengan optimal. Hasil pemaparan kepadapimpinan Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT tersebutdidokumentasikan dengan baik oleh tim assessor, sedangkanrencana tindak (action plan) yang sudah dibahas dapat berubahatau dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil pemaparan.

Tim Assessor sedapat mungkin memperhatikan asaskesetaraan. Terhadap kegiatan penilaian yang dilakukan padaSatuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT yang dihadiri oleh pejabat

Page 15: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

B.

-l 5-

eselon I didampingi oleh pejabat eselon II, maka Tim Assessordidampingi oleh pejabat yang setingkat, menyesuaikan denganasas kesetaraan di atas. Demikian juga bila yang hadir pejabatsetingkat di bawahnya, maka Tim Assessor didampingi olehpejabat setingkat, menyesuaikan dengan asas kesetaraan diatas.

Tahap Penilaian

1. Penilaian Pendahuluan Tingkat Maturitas SPIP

Penilaian pendahuluan tingkat maturitas SPIP dilakukanuntuk mendapatkan informasi awal tingkat maturitaspenyelenggaraan SPIP di lingkungan Kementerian Agama.Penilaian dilakukan berdasarkan persepsi pihak yang mewakiliterhadap indikator pada setiap unsur penilaian maturitas SPIP.Responden yang mewakili haruslah pihak yang palingmengetahui implementasi dari parameter yang ditanyakan.

a. Survai Persepsi Maturitas SPIP

Survai persepsi maturitas SPIP dilaksanakan denganmenggunakan Kuesioner Survai Maturitas SPIP (Form PM-l)sebagaimana tercantum dalam Lampiran I. Format surveidapat dituangkan dalam bentuk worksheet elektronik ataudalam bentuk lembaran kertas.

Pengisian dapat dilakukan dengan atau tanpadidampingi Tim Evaluator Inspektorat Jenderal. Pelaksanaanpengisian kuesioner dapat dilakukan secara panel dalamrangka meningkatkan kualitas penilaian. Secara panel,artinya para responden berkumpul untuk pengisiankuesioner dan diharapkan menghasilkan satu jawabansebagai kesepakatan semua responden. Jika didampingi olehTim Evaluator Inspektorat Jenderal, pengisian kuesionerdidasarkan pada persepsi responden. Tim EvaluatorInspektorat Jenderal tidak diperkenankan mengarahkanjawaban responden. Tim Evaluator Inspektorat Jenderalhanya bertugas menjelaskan maksud pertanyaan, jikadiperlukan menggunakan contoh atau ilustrasi.

Langkah-langkah utama survai persepsi maturitas SPIPbaik dilakukan secara panel (bersama-sama) maupun secaratersendiri (individual) sebagai berikut:

Panel:

1) Semua responden diharapkan mengisi satu jawaban [Yaatau Tidak) yang menunjukkan atau merepresentasikansatuan kerja sebagai satu entitas yang dinilai (unitanalisis).

2) Satuan kerja mengumpulkan responden (butir a) dalamsuatu forum panel;

3) Tim penilai menjelaskan kepada responden yang telahditentukan dan dikumpulkan sebelumnya oleh satuankerja, bahwa semua responden diharapkan menyepakatisatu jawaban (Ya atau Tidak) yang menunjukkan atau

Page 16: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-16-

merepresentasikan satuan kerja sebagai satu entitasyang dinilai (unit analisis)

4) Sesuai petunjuk pengisian survai, forum panelmenjawab tiap-tiap pertanyaan dalam formulir survai.Jawaban dalam bentuk "Ya" (Y) atau "Tidak" (T)

5) Pengisian kuesioner dapat dipandu oleh Tim Evaluator.Tim Evaluator mencatat jawaban ke dalam KuesionerSurvai Maturitas SPIP (Form: PM- 1) sebagaimanatercantum dalam Lampiran 1.

Individu:

1) Kuesioner (Form: PM-l) disebarkan oleh satuan kerjakepada masing-masing responden yang telah ditentukansebelumnya dan jumlahnya minimal 40 orang;

2) Sesuai petunjuk pengisian survei, responden menjawabtiap-tiap pertanyaan dalam formulir survei. Jawabandalam bentuk "Ya" (Y) atau "Tidak" (T) yang mewakilipersepsi Satuan Organisasi/Satuan Keda/UPT ataspertanyaan terkait dan mengirimkannya ke Tim penilai;

3) Tim Evaluator melakukan validasi terhadap jawabandalam Kuesioner Survei Maturitas SPIP. Jika terdapatjawaban "y{ pada suatu tingkat, namun ternyata"tidak" pada tingkat di bawahnya, dianggap sebagaijawaban yang tidak konsisten sehingga jawaban "ya"tadi untuk sementara diganti menjadi "Tidak".

Penetapan Responden

Penetapan responden untuk survei persepsi maturitasmencakup dua hal, yaitu penentuan jumlah sampel (samplesizel dan pemilihan responden. Uraian berikut akanmenjelaskan kedua hal tersebut. Acuan umum penetapanjumlah sampel {purposiue sampling) pada tiap jenjangresponden adalah sebagai berikut:

1) Pejabat struktural, terdiri dari:

Seluruh pejabat struktural eselon tertinggi sampai yangterendah dari unit yang dinilai, kecuali yang tidak ada ditempat (berhalangan) selama pelaksanaan survaipersepsi.

2l Minimal tiga orang pegawai nonpejabat struktural, yangmewakili tiap unit kerja eselon III yang ada.

Tim agar mengupayakan jumlah seluruh sampelresponden minimal 40 orang. Apabila jumlah sampel setelahditerapkan cara di atas belum memenuhi jumlah tersebut,maka jumlah responden dapat ditambah dari staf pelaksanadengan memperhatikan prinsip keterwakilan.

Pengambilan sampel responden untuk staf adalahmenggunakanmempertimbangkan

pendekatan judgement denganketerwakilan struktur instansi

pemerintah, pengalaman kerja, jenis kelamin, dansebagainya.

Page 17: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-17 -

b. Validasi Awal Survei Maturitas SPIP

Survei persepsi merrrpakan diagnosa awal tingkatmaturitas SPIP suatu Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT.Jawaban (persepsi) responden kemungkinan terkelompokkanke dalam dua kategori yaitu "konsisten" dan "tidakkonsisten". Konsisten, artinya jawaban (persepsi) respondentelah memenuhi gradasi yang disyaratkan dalam petunjukpengisian kuesioner. Tidak konsisten, artinya jawaban(persepsi) responden tidak memenuhi gradasi yangdisyaratkan dalam petunjuk pengisian kuesioner.

Pernyataan (pertanyaan yang telah mempunyai jawaban)terhadap setiap fokus yang telah dibuat tergradasi dalamlima tingkat harus dipastikan konsisten. Kondisi di tingkatyang rendah harus sudah terpenuhi sebelum kondisi ditingkat berikutnya dipenuhi. Hal ini menunjukkan jikaresponden hendak menjawab "Ya" (Y) pada tingkat yang lebihtinggi, maka tingkat di bawahnya harus dijawab 'Ya" (y)terlebih dahulu. Jawaban pada Tabel 3.1 berikut adalahcontoh jawaban kuesioner yang konsisten.

Tabel 3.1. Contoh Jawaban Kuesioner "Konsisten"

Jawaban uYa"

Organisasi/ Satuan(Y) padaKerja/UPT

tingkat 2, artinya Satuantelah memenuhi tingkat

Page 18: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

- 18-

berkembang, dan juga telah memenuhi tingkat 1 (rintisan).Kondisi tersebut menunjukkan bahwa satuan kerja telahmemiliki kebijakan dan prosedur yang dibuat berdasarkanhasil penilaian risiko dan telah dikomunikasikan denganbaik kepada seluruh pegawai; meskipun pelaksanaankebijakan dan prosedurnya masih sangat tergantung padapengetahuan dan motivasi individu tertentu.

Validasi dan koreksi perlu dilakukan untuk kuesionerjawaban yang tidak konsisten seperti pada Tabel 3.2.Jawaban "Ya" (Y) pada tingkat 4 dan tingkat 1 dikategorikansebagai jawaban yang tidak sesuai karena SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT belum memenuhi tingkat 2dan 3. Validasi dilakukan dengan konsep konservatisme.Karena jawaban tidak pada tingkat 2, rl:aka jawaban yangberikutnya dianggap tidak konsisten sehingga diperlakukansebagai "tidak". Dengan demikian, jawaban yang tepat dariresponden tersebut adalah pada level 1.

Tabel 3.2. Contoh Jawaban Kuesioner Yang "TidakKonsisten"

Page 19: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-19-

Proses tersebut harrrs dilakukan terhadap jawaban kuesionerSurvai Maturitas SPIP baik yang didapat dari pengisiansecara panel maupun pengisian secara individu.

c. Perhitungan Skor Awal Maturitas SPIP

Survey persepsi Maturitas SPIP Satuan Organisasi/SatuanKerja/UPT di atas merupakan diagnose awal tingkatmaturitas SPIP. Berdasarkan jawaban responden ataskuesioner maturitas tersebut, tingkat maturitas SPIP SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT telah dapat dihitung danditetapkan sementara dalam enam tingkatan atau setaramasing-masing dengan level 0, 1, 2, 3, 4 dan 5. Dalamperhitungan ini, hanya satu jawaban akhir yang di-entryatau diproses untuk menetapkan maturitas KementerianAgama. Langkah utama perhitungan skor adalah sebagaiberikut:

Pemrosesan Jawaban Kuesioner

Untuk mendapatkan satu jawaban dari beberapa respondenkuesioner individu (dan jawaban sudah divalidasi) masihdiperlukan proses data tambahan berupa tabulasi danpemilihan satu jawaban sebagai berikut:

1) Siapkan worksheet (baik elektronik maupun lembarankertas)

Formulir Tabulasi Survei Maturitas SPIP (Form 2Al,sebagaimana tercantum dalam Lampiran 2.

2) Untuk jawaban Form PM- 1 yang sudah valid lakukanentri ke dalam masing-masing kolom responden (R)

pada Form 24;

3) Simpulkan jawaban per indikator sesuai denganjawaban yang paling banyak (modus). Jika jumlahkuesioner yang diterima ternyata genap, maka untukmendapatkan modus, jawaban terakhir tidak perludiproses.

4) Lakukan input data atas simpulan jawaban perindikator dari Form 2A ke dalam Form 28;

5) Pastikan bahwa semua jawaban terhadap 25 subunsurmaturitas dalam Form 28 dimaksud sudah terisi;

6) Lakukan perhitungan skor sesuai jawaban dan bobotyang telah ditentukan sebelumnya, gunakan JumlahSkor Maturitas SPIP di Baris B Form tersebut sebagainilai atau skor maturitas dengan sebutan tingkatmaturitas dalam Baris C;

7l Siapkan rencana pengumpulan bukti untuk mengujisimpulan hasil survai tersebut dalam menjaminkebenaran substansi indikator maturitas SPIP.

Page 20: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

2.

-20-

Pengujian Bukti Maturitas SPIP

Hasil awal Survai Maturitas SPIP masih perlu diuji secararinci dengan data lapangan. Pengumpulan data rinci maturitasSPIP dapat dilakukan dengan teknik pengumpulan data lainnyaseperti kuesioner lanjutan, wawancara, reviu dokumen, atauobservasi. Pengumpulan bukti maturitas SPIP dilakukan untukmeyakinkan atau memvalidasi bahwa hasil survai persepsimaturitas SPIP telah mencerminkan kondisi tingkat maturitasSPIP yang sebenarnya. Pengumpulan bukti maturitas SPIPdilaksanakan oleh Tim Evaluator.

Hasil survai persepsi maturitas SPIP yang "Konsisten"dilakukan pengumpulan bukti maturitas secara uji petik{sampling) atas responden maupun jawaban survai. Sementaraitu, untuk hasil survai yang "Tidak Konsisten" pengumpulanbukti dilakukan secara uji petik (sampling) atas responden dankeseluruhan butir jawaban kuesioner (sensus) .

Namun demikian, pengumpulan bukti maturitas untuk hasilsurvai persepsi maturitas SPIP baik yang dikategorikan"Konsisten" maupun "Tidak Konsisten', dapat dilakukan ataskeselunrhan responden (sensus) maupun keseluruhan butirjawaban kuesioner (sensus) sesuai pertimbangan profesional TimEvaluator.

Pengujian bukti maturitas SPIP dilakukan kepada tingkatanSatuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT yang telah terpilihmenjadi responden saat pelaksanaan survey persepsi. Hasilvalidasi dari pengujian bukti maturitas disimpulkan secaraberjenjang. Simpulan pertama dilakukan atas SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT, untuk kemudian disimpulkanpada tingkat Kementerian Agama. Penyimpulan pada tingkatKementerian Agama memerhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Terhadap fokus penilaian (parameter) yang bersifat umum,dalam artian harus dilakukan oleh semua SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agama,penyimpulan didasarkan pada modus dari hasil validasipengujian bukti maturitas.

b. Terhadap fokus penilaian (parameter) yang bersifat khusus,dalam artian hanya dilakukan pada SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT Kementerian Agama tertentu,penyimpulan didasarkan pada hasil validasi pengujian buktimaturitas yang diperoleh dari Satuan Organisasi/SatuanKerja/ UPT Kementerian Agama tersebut.

Fokus penilaian (parameter) yang bersifat khusus denganSatuan Kerja Kementerian Agama terkait diuraikan dalam Tabel3.3.

Tabel 3.3. Fokus Penilaian dan Satuan Kerja Terkait

No Fokus Penilaian Satuan Keria

1Komitmen terhadapKompetensi

o Biro Kepegawaian

2 Peran APIP yang Efektif o Inspektorat Jenderal

Page 21: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

o Satuan Pengawas Internal

3 Identifikasi Risikoo Inspektorat Jenderalo Satuan Pengawas Internal

4 Analisis Risikoo Inspektorat Jenderalo Satuan Pengawas Internal

5 Evaluasi Terpisaho Inspektorat Jenderalo Satuan Pengawas Internal

-21-

a. Penyiapan Pengumpulan Data

Validasi data hasil persepsi dapat dilakukan denganmelanjutkan kuesioner atau mengumpulkan buktipendukung lainnya seperti wawancara, reviu dokumen, atauobservasi. Tidak harus semua teknik pengumpulan datadigunakan untuk menguji jawaban hasil survei. Pemilihantersebut tergantung dari parameter yang akan diuji atauresponden yang akan menjadi alamat, tempat parametertersebut berada.1) Pemilihan Teknik Pengumpulan Bukti Maturitas SPIP,

Pemilihan atau penambahan teknik pengumpulan buktilainnya dapat dilakukan dengan menggunakan MatrikOperasionalisasi Indikator Penilaian sebagaimanatertuang dalam Lampiran 3 (Form PM-3). Matrikstersebut dimaksudkan untuk memberikan panduanbagi Tim Evaluator dalam memilih teknik pengumpulanbukti yang tepat.

Pengumpulan bukti ini ditujukan untuk mendalamibahwa jawaban formal dalam Kuesioner Maturitas SPIPtelah benar adanya serta memastikan bahwa jawabandimaksud terpenuhi secara substansi. Sesuai Form PM-3, pendalaman jawaban dapat dilakukan denganberbagai teknik yaitu:a) kuesioner lanjutan untuk meyakinkan jawaban

responden secara lebih spesifik denganmenggunakan Kuesioner Lanjutan Maturitas SPIP(Lampiran 4);

b) wawancara untuk menggali informasi yang lebihmendalam dari sumber yang berkompeten danterkait dengan substansi dengan menggunakanPanduan Wawancara (Lampiran 5);

c) reviu dokumen untuk meyakinkan keberadaan(eksistensi) dan substansi dokumen denganmenggunakan Panduan Reviu dokumen (Lampiran6);

d) observasi untuk meyakinkan berjalannya prosespengendalian dengan menggunakan PanduanObservasi (Lampiran 7).

Pengumpulan bukti pendukung survai maturitasSPIP secara spesifik ditujukan untuk memvalidasijawaban survai. Karena hanya satu angka untukmasing-masing parameter, simpulan yang digunakan

Page 22: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

2)

-22-

dari pengumpulan dan pengujian data ini harus pasti,apakah mendukung atau menolak jawaban KuesionerPersepsi Maturitas SPIP. Hanya ada satu simpulan yangmewakili indikator parameter tersebut, artinya simpulanharus Ya atau Tidak. Jikapun digunakan dua atau lebihteknik pengumpulan data untuk satu parameter danmenunjukkan hasil yang bertentangan, tim assessormenggunakan pertimbangan profesionalnya untukmenyimpulan jawaban/skor atas indicator atauparameter tersebut.

Pemilihan Fokus Maturitas Yang Akan DiujiTerdapat L25 parameter yang menjadi populasi

parameter maturitas yang akan dipilih dengan 25subunsur atau area maturitas. Pemilihan paramateryang akan diuji ditetapkan oleh tim penilai melaluipertimbangan profesional. Pertimbangan profesionaldiberikan berdasarkan hasil analisis tim terhadap hasilawal Survei Maturitas SPIP. Pertimbangan tersebutantara lain sudah memasukkan dalam daftar parameterterpilih yaitu:

a) Sub Unsur yang bernilai > 2 atau yang memilikinilai ekstrim (seperti 0).

b) Fokus maturitas dengan jawaban yangparameternya mendapat jawaban yang tidakkonsisten dalam Kuesioner Maturitas SPIP.Terhadap fokus maturitas yang mendapat jawabanatau hasil survai maturitas SPIP yang uKonsisten"

dilakukan secara uji petik (sampling) atasresponden maupun jawaban suruai; sementara itu,untuk hasil survai yang "Tidak Konsisten"pengujian dilakukan terhadap keseluruhan fokusmaturitas (sensus).

c) Fokus jawaban yang ekstrim seperti semuanya"Y{untuk satu area atau fokus maturitas padahal timpenilai mempunyai bukti yang nyata-nyatamenolak jawaban "Ya" tersebut.

Berdasarkan penetapan tim tentang fokus yangakan dikumpulkan bukti pendukungnya, timmengidentifikasi parameter maturitas terkait danmengidentifikasi teknis pengumpulan data yang sesuaidengan parameter tersebut dengan berpedoman padaForm PM-3. Form PM-3 tersebut menunjukkan teknikpengujian dan parameter yang akan diuji dandikumpulkan datanya.

Secara ringkas, penggunaan Matriks OperasionalisasiIndikator Penilaian (Form PM-3) adalah sebagai berikut:

a) Berdasarkan jawaban atau hasil kuesioner persepsimaturitas, tentukan fokus maturitas yang akandieksplorasi atau didalami.

Page 23: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-23-

b) Sesuai Form PM-3 tersebut, pilih teknikpengumpulan bukti untuk masing-masing jawaban;

c) Berdasarkan teknik terpilih tersebut, lakukanpengumpulan data sesuai referensi yang ada(kuesioner lanjutan, panduan wawancara, panduanreviu dokumen, dan panduan observasi). Ingatbahwa hasil eksplorasi dengan dua atau lebihteknik validasi, tetap akan menghasilkan satusimpulan berupa jawaban "Ya" atau "Tidak" yangmewakili kondisi fokus maturitas ataupunparameter maturitas.

3) Penetapan Sampling Responden

Sampling responden dalam kegiatan pengujianbukti adalah sama dengan responden yang dilakukanpada tahapan survei maturitas.

b. Kuesioner Lanjutan Maturitas SPIP

Sebagaimana terlihat pada Form PM-3, matriks tersebutmenyediakan empat teknik pengumpulan bukti sesuaidengan butir jawaban kuesioner persepsi terhadap fokusatau parameter maturitas SPIP yang akan dieksplorasi ataudidalami. Gunakan matriks tersebut untuk memilih teknikpengumpulan data dengan kuesioner.

1) T\.rjuan Penggunaan Kuesioner Lanjutan

Kuesioner lanjutan bertujuan untuk mendapatkandata yang lebih spesifik atau mendalam tentang fokusmaturitas SPIP atau parameter maturitas SPIP. Hasilpengujian ini diharapkan dapat menolak ataumendukung jawaban responden dalam Survai MaturitasSPIP secara memadai.

2l Formulir Yang Digunakan

Formulir yang digunakan dalam melakukanpengumpulan data dengan kuesioner lanjutan antaralain:

o Form 28 : Perhitungan Skor Awal Maturitas SPIPo Form PM-3 : Matriks Operasionalisasi Indikator

Penilaiano Form PM-4 : Kuesioner Lanjutano Form PM-8A : Tabulasi Hasil Kuesioner Lanjutan

dan Wawancarao Form PM-88 : Ikhtisar Hasil Validasi Indikator

Maturitas SPIP3) Langkah Pengujian Data Dengan Kuesioner

Langkah utama penggunaan kuesioner lanjutan adalahsebagai berikut:

a) Berdasarkan Form PM-3, pastikan bahwaparameter maturitas SPIP yang akan didalamisudah sesuai dengan teknik kuesioner lanjutan;

Page 24: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-24-

b) Tetapkan jumlahkerangka sampling

responden kuesioner sesuairesponden;

c) Distribusikan kuesioner (Form PM-4) sesuaipenetapan responden dan lakukan pemantauanterhadap pengembaliannya;

d) Validasi dan tabulasi hasil kuesioner ke dalamForm PM-8A;

e) Buat simpulan hasil pendalaman berdasarkanjawaban terbanyak (modus) dan pindahkansimpulan ke dalam kolom 4 Form PM-88 apakahmengkonfirmasi (mendukung) atau menolakjawaban yang sebelumnya dalam Survai PersepsiMaturitas SPIP.

c. Wawancara Maturitas SPIP

Sebagaimana terlihat pada Form PM-3, matriks tersebutmenyediakan empat teknik pengumpulan bukti sesuaidengan butir jawaban kuesioner persepsi terhadap fokusatau parameter maturitas SPIP yang akan dieksplorarsi ataudidalami. Gunakan matriks tersebut untuk memilih teknikpengumpulan bukti dengan wawancara.

1) T\rjuan Penggunaan Panduan Wawancara

Wawancara bertujuan untuk menggali informasi yanglebih mendalam dari sumber yang berkompeten tentangfokus maturitas SPIP atau parameter maturitas SPIP.Hasil pengujian ini diharapkan dapat menolak ataumendukung jawaban responden dalam Survai MaturitasSPIP secara memadai.

2) Formulir Yang Digunakan

Formulir yang digunakan dalam melakukanpengumpulan data dengan wawancara antara lain:

o Form PM-28 : Perhitungan Skor Maturitas SPIP

o Form PM-3 : Matriks Operasionalisasi IndikatorPenilaian

o Form PM-s : Panduan Wawancara

o Form PM-8A : Tabulasi Hasil Kuesioner Lanjutandan Wawancara

o Form PM-8B : Ikhtisar Hasil Validasi IndikatorMaturitas SPIP

3) Langkah Pengujian Data dengan Wawancara

Langkah utama penggunaan panduan wawancaraadalah sebagai berikut:

a) Berdasarkan Form PM-3, pastikan bahwaparameter maturitas SPIP yang akan didalamisudah sesuai dengan teknik wawancara;

Page 25: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-25-

b) Tetapkan jumlah responden wawancara sesuaikerangka sampling responden;

c) Lakukan pertemuan dengan pimpinan ataupegawai yang akan diwawancarai dan jelaskansubstansi wawancara;

d) Siapkan Form PM-s, pelajari masing-masingparameter pemandu dan lakukan wawancaradengan substansi sebagaimana parameterpemandu;

e) Tabulasi hasil wawancara ke dalam Form PM-8A;

0 Buat simpulan hasil pendalaman berdasarkanjawaban terbanyak (modus) dan pindahkansimpulan ke dalam kolom 5 Form PM-88 apakahmengkonfirmasi (mendukung) atau menolakjawaban yang sebelumnya dalam Survai PersepsiMaturitas SPIP.

d. Reviu Dokumen Maturitas SPIP

Sebagaimana terlihat pada Form PM-3, matriks tersebutmenyediakan empat teknik pengumpulan bukti sesuaidengan butir jawaban kuesioner persepsi terhadap fokusatau parameter maturitas SPIP yang akan dieksplorasi ataudidalami. Gunakan matriks tersebut untuk memilih teknikpengumpulan bukti dengan reviu dokumen.

1) T[juan Penggunaan Reviu Dokumen

Reviu dokumen bertujuan untuk meyakinkankeberadaan (eksistensi) dan substansi dokumen tentangfokus maturitas SPIP atau parameter maturitas SPIP.Keberadaan kebijakan atau prosedur diwajibkan ada,jika ketentuan di atasnya mewajibkan SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT membuatnya. Jikaketentuan di atasnya tersebut telah cukup rincimengaturr kegiatan Satuan Organisasi/SatuanKerja/UPT dan tidak perlu diuraikan lebih rinci lagi,maka Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT dianggaptelah memiliki kebijakan/prosedur terkait parametermaturitas.

Hasil pengujian ini diharapkan dapat menolak ataumendukung jawaban responden dalam Survei MaturitasSPIP secara memadai.

2l Formulir yang Digunakan

Formulir yang digunakan dalam melakukanpengumpulan data dengan kuesioner lanjutan antaralain:o Form PM-28 : Perhitungan Skor Maturitas SPIP

o Form PM-3 : Matriks Operasionalisasi IndikatorPenilaian

o Form PM-6 : Panduan Reviu dokumen

Page 26: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-26-

. Form PM-88 : Ikhtisar Hasil Validasi IndikatorMaturitas SPIP

3) Langkah Pengujian Data dengan Reviu Dokumen

Langkah utama penggunaan panduan reviudokumen adalah sebagai berikut:

a) Berdasarkan Form PM-3, pastikan bahwaparameter maturitas SPIP yang akan didalamisudah sesuai dengan teknik reviu dokumen;

b) Siapkan Form-PM 6 dan dapatkan dokumensebagaimana telah ditetapkan dalam parameterpemandu;

c) Lakukan analisis substansi dokumen, apakah telahsesuai dengan parameter pemandu;

d) Buat simpulan hasil reviu dokumen dalam FormPM-6, kemudian pindahkan simpulan ke dalamkolom 6 Form PM-8B apakah mengkonfirmasi(mendukung) atau menolak jawaban yangsebelumnya dalam Survei Persepsi Maturitas SPIP.

e. Observasi Maturitas SPIP

Sebagaimana terlihat pada Form PM-3, matriks tersebutmenyediakan empat teknik pengumpulan bukti sesuaidengan butir jawaban kuesioner persepsi terhadap fokusatau parameter maturitas SPIP yang akan dieksplorasi ataudidalami. Gunakan matriks tersebut untuk memilih teknikpengumpulan bukti dengan observasi.

1) T\uan Penggunaan Observasi

Observasi bertujuan untuk meyakinkanberjalannya proses pengendalian secara efektif dalamkaitannya dengan fokus maturitas SPIP atau parametermaturitas SPIP. Hasil pengujian ini diharapkan dapatmenolak atau mendukung jawaban responden dalamSurvei Maturitas SPIP secara memadai.

2) Formulir yang Digunakan

Formulir yang digunakan dalam melakukanpengumpulan data dengan kuesioner lanjutan antaralain:o Form PM-28 : Perhitungan Skor Maturitas SPIP

o Form PM-3 : Matriks Operasionalisasi IndikatorPenilaian

o Form PM-7 : Panduan Observasi

o Form PM-8B : Ikhtisar Hasil Validasi IndikatorMaturitas SPIP

3) Langkah Pengujian Data dengan Observasi

Langkah utama penggunaan panduan observasi adalahsebagai berikut:

Page 27: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-27-

a) Berdasarkan Form PM-3, pastikan bahwaparameter maturitas SPIP yang akan didalamisudah sesuai dengan teknik observasi;

b) Siapkan Form PM-7, pelajari masing-masingparameter observasi kemudian identifrkasi unitkerja di mana parameter tersebut berada;

c) Lakukan observasi dengan mengidentifikasi jejakpengendalian dan kegiatan PIC pada proses yangdiamati;

d) Lakukan analisis atas observasi apakah telahsesuai dengan substansi parameter pemandu;

e) Buat simpulan hasil observasi dalam Form PM-7,kemudian pindahkan simpulan ke dalam kolom 7Form PM-88 apakah mengkonfirmasi (mendukung)atau menolak jawaban yang sebelumnya dalamSurvai Persepsi Maturitas SPIP.

f. Penyimpulan Tingkat Maturitas Indikator

Pengumpulan bukti dengan menggunakan berbagai tekniksebagaimana telah diuraikan sebelumnya perlu disimpulkansecara keseluruhan sehingga diperoleh satu jawaban untuksetiap indicator yang mendukung atau menolakkeberadaannya.

1) Tujuan Penyimpulan Tingkat Maturitas Indikator

Penyimpulan tingkat maturitas indikator bertujuanuntuk mendapatkan hasil akhir jawaban tiap-tiapindikator maturitas yang menuntun simpulan pada skordan tingkat maturitas SPIP Kementerian Agama.

2l Formulir Yang Digunakan

Formulir yang digunakan dalam melakukanpengumpulan data dengan kuesioner lanjutan antaralain:

o Form PM-2B : Perhitungan Skor Awal MaturitasSPIP

r Form PM-88 : Hasil Validasi Indikator MaturitasSPIP

o Form PM-8C : Perhitungan Skor Akhir MaturitasSPIP

3) Langkah Penyimpulan Tingkat Maturitas Indikator

Langkah utama penyimpulan tingkat maturitas adalahsebagai berikut:

a) Lakukan entry ulang untuk hasil survey awal kedalam kolom 3 Form PM-8B.

b) Pastikan bahwa Form PM-88 telah terisisebagaimana diperintahkan pada langkah terakhirmasing-masing teknik pengumpulan bukti;

Page 28: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

C.

-28-

c) Jika hasil pengujian bukti menunjukkan bahwasemua kriteria terpenuhi maka simpulan dalamForm PM-8B adalah "Ya" atau setuju dengan levelmaturitas dari hasil survei persepsi, sedangkan jikasalah satu kriteria saja tidak terpenuhi makasimpulannya adalah "Tidak" atau tidak setujudengan level maturitas dari hasil survai dandisimpulkan berada pada level dibawahnya;

d) Lakukan entry jawaban Ya atau Tidak pada kolom8 Form PM-88 sesuai penjelasan pada butir c diatas. Untuk kemudian dipindahkan ke kolom 3Form PM-8C; Lakukan perhitungan skor sesuaijawaban dan bobot yang telah ditentukan dalamForm PM-8C. Gunakan Jumlah Skor MaturitasSPIP di Baris B Form tersebut sebagai nilai atauskor maturitas dengan sebutan tingkat maturitasdalam Baris C.

Penyusunan Laporan Penilaian

Hasil survai maturitas SPIP dan pengujian bukti maturitas yangtelah disimpulkan harus dihantarkan kepada manajemen dalambentuk laporan dengan tahapan penyusunan sebagai berikut:

1. Tentukan erea of improuement atas tiap fokus penilaian untukmeningkatkan level maturitas penerapan SPIP;

2. Susun rekomendasi bagi manajemen untuk meningkatkan levelmaturitas penerapan SPIP, mulai dari satu level di atasnyahingga level optimum;

3. Buat konsep Laporan Hasil Penilaian Tingkat Maturitas SPIP(bentuk laporan lihat lampiran 9);

4. Lakukan pembahasan konsep laporan dengan pihak terkait danbuat berita acara hasil pembahasan;

5. Buat Laporan Hasil Penilaian Tingkat Maturitas SPIP.

Page 29: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-29-

BAB IV

STRATEGI PENINGKATAN MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP

Tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP sebagaimana diuraikandalam Bab II menggambarkan tingkatan atau struktur kematanganpenyelenggaraan SPIP dengan karakteristik antar tingkatan yang berbeda.Bab III menguraikan mekanisme penilaian masing-masing tingkat maturitastersebut hingga diperoleh kesimpulan tingkat penyelenggaraan SPIP padasuatu Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT yaitu belum ada, rintisan,berkembang, terdefinisi, terkelola dan terukur, atau optimum. Penilaiantingkat maturitas selain memberikan gambaran posisi maturitaspenyelenggaraan SPIP suatu Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT padaKementerian Agama, juga memberikan dasar bagi perumusan strategipeningkatan penyelenggaraan SPIP menuju ke tingkat yang lebih tinggi.Penyelenggaraan SPIP yang masih berada pada tingkat rintisan tentunyamemerlukan langkah-langkah perbaikan agar meningkat menjadi tingkatberkembang. Demikian pula dari tingkat berkembang ke tingkat terdefinisidan seterusnya hingga tingkat optimum. Bab ini menguraikan strategipeningkatan maturitas penyelenggaraan SPIP menuju ke tingkat yang lebihtinggi.

A. Tujuan Perumusan Strategi Peningkatan Maturitas PenyelenggaraanSPIP

Penilaian maturitas tidak berhenti pada pemberian nilai padapenyelenggaraan SPIP tetapi diharapkan dapat memberikan strategipeningkatan kualitasnya. Perumusan strategi peningkatan maturitaspenyelenggaraan SPIP membantu suatu Satuan Organisasi/SatuanKerja/UPT pada Kementerian Agama menilai tingkat maturitaspenyelenggaraan SPIP yang ada sekarang, mengidentifikasi areapengendalian yang perlu mendapat perbaikan, dan merencanakanstrategi/rencana aksi untuk mengembangkan atau meningkatkantingkat maturitas SPIP.

1. Pertimbangan Perumusan Strategi

Perumusan strategi peningkatan maturitas penyelenggaraanSPIP ini didasarkan pada upaya pemenuhan karakteristiktingkat maturitas penyelenggaraan SPIP pada tiap-tiaptingkatan. Penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIPdimaksud dirancang untuk penilaian pengendalian pada tingkatentitas kendatipun akhirnya menilai pengendalian tingkatkegiatan atau aktivitas. Pendekatan evaluasi berbasis risikosecara top-down merekomendasikan pengujian pengendalianpada tingkat entitas terlebih dahulu sebelum melakukanpengujian pengendalian tingkat aktivitas.

2. T\.rjuan Perumusan Strategi

Pengukuran tingkat maturitas penyelenggaraan SPIPKementerian Agama bermuara pada ukuran keandalan SPIPyang bersifat generik. Karena sifat generik ini maka perumusanstrategi peningkatan maturitas penyelenggaraan SPIP dibuatgenerik agar Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT pada

Page 30: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

B.

-30-

Kementerian Agama mempunyai acuan generik dalam upayameningkatkan keandalan SPIP-nya.

Prasyarat Peningkatan Maturitas Penyelenggaraan SPIP

Dalam rangka keberhasilan pelaksanaan strategi peningkatanmaturitas penyelenggaraan SPIP, Kementerian Agama, perlu adanyakomitmen yang kuat dari Kementerian Agama yang antara lain terlihatdari beberapa hal sebagai berikut:

1. Perencanaan

Dalam rangka penyelenggaraan SPIP, penJrusun DesainPenyelenggaraan SPIP dengan memperhatikan karakteristikSatuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agamayang meliputi kompleksitas organisasi, SDM, dan perspektifpengembangannya. Satuan Organisasi/Satuan Kerja /UW padaKementerian Agama perlu menetapkan tujuan, manfaat danlingkup desain penyelenggaraan SPIP termasuk menetapkanprioritas dan strategi pengembangan SPIP. SatuanOrganisasi/Satuan KerlalUPT p;ada Kementerian Agama jugamen5rusun Rencana Tindak Pengendalian (RTP) yang memuatpengendalian yang akan dibangun dalam suatu tahun/periode.Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agamaselanjutnya perlu menuangkan strategi penyelenggaraan SPIPdan/atau RTP dalam dokumen perencanaan (RKP atau RKPD).

2. Penganggaran

Untuk memastikan kegiatan penyelenggaraan SPIP dapatdilaksanakan Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT padaKementerian Agama perlu memastikan bahwa kegiatanpenyelenggaraan SPIP dituangkan dalam dokumen anggarantahunan.

3. Pelaksanaan

Untuk mendukung pelaksanaan penyelenggaraan SPIP,Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agamaperlu memperhatikan beberapa hal antara lain Pedomanpenyelenggaraan SPIP, Pembentukan Satgas PenyelenggaraanSPIP pada Kementerian Agama atau unit penanggung jawabpenyelenggaraan SPIP. Satgas Penyelenggaraan SPIPKementerian Agama berfungsi:

a. mengoordinasikan pelaksanaan penyelenggaraan SPIP dilingkungan Kementerian Agama;

b. memonitor penyelenggaraan SPIP dan mengkoordinasikantindak lanjut hasil penilaian maturitas SPIP;

c. mendokumentasikan SPIP di Kementerian Agama.

Satgas Penyelenggaraan SPIP dibentuk untuk periode waktutertentu. Apabila penyelenggaraan SPIP di Kementerian Agamadipandang telah cukup berkembang maka fungsi/peran SatgasPenyelenggaraan SPIP dikembalikan ke Unit Kerja yang memilikifungsi Tatalaksana Organisasi.

Page 31: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

C.

-3 1-

Lima Strategi Peningkatan Maturitas Penyelenggaraan SPIP

Perumusan strategi peningkatan maturitas penyelenggaraanSPIP dilakukan berdasarkan simpulan hasil penilaian SPIPKementerian Agama yang mengkategorikan tingkat keandalan SPIPsecara berjenjang pada enam level atau tingkat, yaitu belum ada,rintisan, berkembang, terdefinisi, terkelola dan terukur, dan optimum.Dengan jenjang maturitas tersebut, maka ada lima strategi generikuntuk peningkatan maturitas yaitu (a) Penyusunan kebijakan danprosedur tertulis; (b) Pengkomunikasian kebijakan dan prosedur; (c)

Peningkatan komitmen implementasi dan dokumentasi, (d) Evaluasiformal, berkala dan terdokumentasi (e) Pemantauan/pengembanganberkelanjutan. Strategi dimaksud diusulkan berdasarkan karakteristiksetiap level penyelenggaraan SPIP, sebagaimana disajikan dalamGambar 4.1

Gambar 4.7. TingkatanPeningkatannya

Maturitas Level SPIP dan Strategi

+

.Ada praKlkpcngcndellanlntem -adakcb[akanDan prosedurtcrtulls

r'&r'*g

.Ada praKikPcn3endalhn Intcrq..Tldak

terdokumcntasidcngan belk.Pelaksanaan

tergantun3 pada

Individu drn bclummelibatken sGmua

unit organisesi..Efektivitas

pengendallanbelum dievaluesi

.Ada praktlkpengendallanintcrn.Terdokumentasi

den3an baik..Evaluasi ataspengcndalianintern dilakukantanpedokumentasiyang mcmadal.

.Ada pnktlkpcntendallan intcrnalyrng cfcktlf,.Evaluasl

formal,bcrkala dantcrdokumcntasi.

.Mcncrepken

pcn3cndallan

Intcrn yan3

bcrkclanjutan,tcrlntcarrsidalempelaksanaan

kcjhtan.Pcmlntauan

otomatlsmcn33rrnrkenapllkaslkomputcr

.Namun masih ,

bersifat ad-hoc dan X

tidak terorganlsasidcn3en bailg.Tanplkomunlkasldan pcmantauan

Wt'',|

Penyusunan Kebijakan dan Prosedur Tertulis

SPIP Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT padaKementerian Agama yang berada pada level 0 (belum ada)ditandai dengan belum dimilikinya kebijakan dan proseduruntuk melaksanakan praktik-praktik pengendalian intern.Kekurangan inilah yang diatasi dengan peningkatan standarisasi(kebijakan dan prosedur tertulis).

Strategi peningkatan kebijakan dan prosedur tertulis dalamrangka meningkatkan dari level 0 (belum ada) ke level 1

(rintisan), dilakukan dengan beberapa upaya sebagai berikut:a. PenSrusunan Pedoman tentang SPIP.

1,

Page 32: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

c.

d.

-32-

b. Pembentukan Satgas Penyelenggaraan SPIP ataumenetapkan unit yang menangani SPIP.

Diklat dan sosialisasi SPIP.

Melakukan penilaian atas Sistem Pengendalian Intern yangadalexisting.

e. Menyusun dan menetapkan secara formal Kebijakan danSOP (berbasis risiko) sebagai dasar pelaksanaan tugas secararutin.

Pengkomunikasian kebijakan dan prosedur SPIP SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agama yangberada pada level 1 (rintisan) ditandai dengan:

a. Sudah ada praktik pengendalian intern, sudah ada kebijakandan prosedur (SOP) tertulis dan diterapkan secara formal.

b. Pengendalian yang diperlukan masih bersifat ad-hoc.

c. Dokumentasi pengendalian intern masih sangat lemah dantidak terorganisasi dengan baik.

d. Pengendalian belum dikomunikasikan dan dipantau secaramemadai sehingga kelemahan tidak teridentifikasi.

e. Pegawai belum peduli dengan tanggung jawab masing-masing.

Kekurangan inilah yang diatasi dengan pengkomunikasiankebijakan dan prosedur sehingga pengendalian dapatdiimplementasikan, mulai muncul pemahaman dan motivasipegawai untuk melaksanakan pengendalian, dan mulai timbulkesadaran pegawai untuk melaksanakan tanggung jawabmasing-masing.

Strategi pengkomunikasian kebijakana dan prosedur dalamrangka meningkatkan dari level 1 (rintisan) ke level 2(berkembang), dilakukan dengan beberapa upaya sebagaiberikut:

a. mensosialisasikan SPIP termasuk kebijakan dan prosedurkepada seluruh pegawai agar mereka memahami pentingnyaSPIP dan terbangun kepeduliannya terhadap SPIP;

b. menyusun rencana pengembangan SPIP secara komprehensifdan mengembangkan pengendalian intern secara disiplinpada seluruh kegiatan. Pen5rusunan Desain PenyelenggaraanSPIP untuk semua unit organisasi dan PemantauanPerkembangan Penyelenggaraan SPIP;

c. mengidentifikasi dan memilih personil khusus Satgas SPIPuntuk menjadi pelaksana awal/penggerak SPIP, melakukanpelatihan yang memadai, dan memberi dukungan sumberdaya yang memadai untuk Satgas SPIP.

d. melakukan pemantauan efektivitas pengendalian yang ada;

e. mendapatkan pembimbingan yang memadai dari pihakeksternal (ahli) agar praktik pengendalian yang sebelumnyamasih ad hoc, berlanjut secara berkesinambungan.

2.

Page 33: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-33-

3. Peningkatan Komitmen Implementasi dan Dokumentasi Sistem

Strategi peningkatan komitmen implementasi dandokumentasi SPIP berlaku untuk Satuan Organisasi/SatuanKerja/UPT pada Kementerian Agama yang telah berada padalevel 2 (tingkat berkembang) dan menuju level 3 (tingkatterdefinisi). SPIP pada tingkat berkembang ditandai dengankarakteristik:a. Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian

Agama telah melaksanakan praktik pengendalian intern,namun pelaksanaan pengendalian intern tidakterdokumentasi dengan baik, dokumentasi penyelenggaraanSPIP masih kurang (bersifat sporadis dan tidak konsisten).

b. Pengendalian masih sangat tergantung padakemauan/ inisiatif individu tertentu.

c. Pelaksanaan dan penilaian pengendalian intern sangattergantung pada individu tertentu (individu kunci) dan belummelibatkan semua unit organisasi.

d. Sudah mulai timbul kesadaraan pegawai untukmelaksanakan tanggung jawab masing-masing.

e. Efektivitas pengendalian belum dievaluasi sehingga banyakterjadi kelemahan yang belum ditangani secara memadai.

f. Tindakan manajemen untuk menyelesaikan permasalahanpengendalian belum menjadi prioritas dan belum konsisten.

Kelemahan utama Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPTpada Kementerian Agama yang berada pada level 2 adalahpelaksanaan pengendalian intern belum didukung dengandokumentasi yang baik dan pelaksanaannya sangat tergantungpada individu, belum melibatkan semua unit organisasi.Efektivitas pengendalian belum dievaluasi sehingga banyakterjadi kelemahan yang belum ditangani secara memadai.

Dalam rangka meningkatkan SPIP SatuanOrganisasi/Satuan Kerja/UPT pada Kementerian Agama darilevel 2 (tingkat berkembang) ke level 3 (tingkat terdefinisi), perludilakukan strategi peningkatan komitmen implementasi dandokumentasi pengendalian intern dan pengembangan SPIP keseluruh bagianlunit organisasi dalam SatuanOrganisasi/ Satuan Kerj a/ UPT pada Kementerian Agama, denganbeberapa upaya sebagai berikut:

a. melaksanakan Kebijakan dan SOP secara konsisten di semuatingkatan organisasi /unit organisasi setelah terlebih dahulumenso sialisasikannya;

b. mendokumentasikan pengendalian intern secara rapi,terstruktur, rutin dan konsisten;

c. mengalokasikan sumber daya yang memadai untukpenyelenggaraan SPIP, dengan perekrutan staf yang

Page 34: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

d.

e.

-34-

kompeten dan memadai, serta mengalokasikan anggaranuntuk pelatihan dan alat/ tools pengendalian intern;

melakukan pelatihan SPIP untuk mengembangkankeahlian/pengetahuan pegawai tentang proses SPIP;

memberikan kesempatan kepada staf untuk mengikutikursus, konferensi, seminar, lokakarya, dll terkait denganSPIP agar dapat meng-update pengetahuannya;

Meningkatkan kesadaran manajemen di semua tingkatantentang perlunya pengendalian intern sebagai bagian integraldari pelaksanaan kegiatan.

g. Mendorong manajemen untuk melakukan evaluasi atasefektifitas pengendalian secara periodik.

Evaluasi formal, berkala, dan terdokumentasi

Karakteristik SPIP pada level 3 (tingkat terdefinisi) ditandaidengan:

a. Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT pada KementerianAgama telah melaksanakan pengendalian intern di semuatingkatan organisasi /unit organisasi dan terdokumentasidengan baik.

b. Unsur-unsur SPIP telah diimplementasi secara penuh.

c. Dokumentasi pengendalian intern telah dilaksanakan secarakonsisten, tertib, dan rapi.

d. Evaluasi atas pengendalian intern telah dilakukan secarabekala meskipun tanpa dokumen yang memadai. Pimpinanmendukung dan melembagakan pemantauan pengendalianintern;

e. Dilakukan program pendidikan dan pelatihan untukpemantauan pengendalian intern;

f. Manajemen telah mulai peduli dengan permasalahanpengendalian, meskipun beberapa kelemahan masih ada.

g. Pegawai telah peduli dengan tanggung jawab merekaterhadap pengendalian. Praktik pengendalian mulaidilaksanakan secara sadar oleh personil yang terkaitberdasarkan kebijakan dan SOP yang ditetapkan.

Kelemahan utama SPIP yang berada pada level 3 adalahevaluasi atas pengendalian intern dilakukan tanpa dokumentasiyang memadai. Dengan demikian, strategi yang perlu ditempuholeh Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT pada KementerianAgama untuk menuju ke level 4 (tingkat terkelola dan terukur)adalah evaluasi pengendalian intern secara formal, berkala, danterdokumentasi sebagai berikut:

Menyediakan secara mudah dan konsisten kebijakan danSOP untuk setiap personel pelaksana kegiatan pokokKementerian Agama.Menerapkan kebijakan dan SOP ke dalam kegiatan sehari-hari.

f.

4.

a.

b.

Page 35: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

5.

-35-

c. Memfasilitasi pendokumentasian pelaksanaan Kebijakan danSOP dalam pelaksanaan tugas secara rutin sehingga dapatdidokumentasikan secara konsisten.

d. Memantau serta mengevaluasi secara periodik, formal danterdokumentasi pelaksanaan kebijakan dan SOP danmenggunakan hasilnya untuk perbaikan SPIP.

e. Memastikan adanya pembelajaran yang efektif daripengalaman menerapkan SPIP, sehingga dapat memperbanridan memperkuat proses SPIP, misalnya dengan metodepengendalian baru dan pelatihan personil secara teratur.Melakukan evaluasi berkala atas penyelenggaraaan SPIPuntuk memastikan bahwa SPIP tetap berjalan efektif.

f. Memastikan bahwa risiko menjadi pertimbangan dandimasukkan sebagai kriteria rutin dalam semua pengambilankeputusan.

g. Mewajibkan plmplnan unit lbaeian melaporkanpenyelenggaraan SPIP sebagai bagian penting bagi reviupimpinan Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT padaKementerian Agama.

Pengembangan Berkelanj utanSPIP Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT Kementerian

Agama pada level 4 (terkelola dan terukur) memilikikarakteristik:

a. Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT pada KementerianAgama telah menerapkan pengendalian intern yang efektif.

b. Terdapat pengendalian standar (Kebijakan dan SOP) dandilakukan pengujian/pemantauan secara periodik untukmengevaluasi desain dan pelaksanaan pengendalian.

c. Masing-masing personel pelaksana kegiatan yang selalumengendalikan kegiatan pada pencapaian tujuan kegiatanitu sendiri maupun tujuan Kementerian Agama.

d. Evaluasi atas pengendalian intern telah dilakukan secaraformal, bekala, dan terdokumentasi.

e. Manajemen mampu mendeteksi banyak permasalahanpengendalian dan terdapat tindak lanjut atas kelemahanpengendalian yang teridentifikasi.

Kelemahan utama penyelenggaraan SPIP pada level 4 adalahbelum adanya pengembangan berkelanjutan dan terintegrasi,termasuk mengantisipasi perubahan yang terjadi danpenggunaan alat otomatis yang masih terbatas. Oleh karena itu,untuk meningkatkan penyelenggaraan SPIP dari level 4 (tingkatterkelola dan terukur) ke level 5 (tingkat optimum), SatuanOrganisasi/Satuan KerlalUPT pada Kementerian Agama perlumenempuh strategi pengembangan berkelanjutan (continuousimprouement) dengan upaya utama sebagai berikut:

a. Pemilik proses (process owner) melakukan penilaian mandiriatas efektivitas program/ kegiatan.

b. Mewajibkan individu dalam organisasi untuk fokus padaantisipasi perbaikan pengendalian intern yang akan datang

Page 36: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-36-

(prospectiue nsks) bukan hanya berfokus pada pengendalianyang sedang berjalan.

c. Menggunakan alat otomatis untuk mendukung pelaksanaanpengendalian intern;

d. Mencari ide-ide segar dan momentum perbaikanpenyelenggaraan SPIP.

e. Mempertahankan motivasi personel untuk menginternalisasisistem pengendalian yang dibangun.

f. Melakukan benchmarking dan penggunaan secara luas real-time monitoring dan dasltboard eksekutif.

Page 37: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-37-

BAB V

PENUTUP

Secara umum, maturitas mempunyai arti berkembang penuh atauoptimal. Jika konsep maturitas digunakan dalam SPIP pada KementerianAgama, konsep tersebut menunjukkan bahwa SPIP pada KementerianAgama berada dalam kondisi optimal sebagai alat untuk mencapai tujuanorganisasi Kementerian Agama, termasuk kondisi sistem pengendalianintern. Indikator pencapaian tujuan Kementerian Agama merupakan hasilakhir (uttimate outcomel atas penyelenggaraan SPIP setelah melalui prosesbisnis (pelaksanaan kegiatan) pada Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPTKementerian Agama yang menghasilkan intermediate outcome berupajaminan yang memadai tentang peningkatan efektivitas dan efisiensipelaksanaan kegiatan, keandalan Laporan Keuangan, keamanan aset sertaketaatan pelaksanaan kegiatan pada arahan pimpinan dan aturan yangmendasarinya.

Pengendalian tingkat instansi merupakan prasyarat untukmewujudkan lingkungan yang kondusif dan positif bagi efektivitaspenyelenggaraan pengendalian tingkat kegiatan. Efektivitas penyelenggaraanSPIP dinilai dari tingkat keandalan pengendalian intern. Untuk melakukanpenilaian efektivitas penyelenggaraan SPIP dibutuhkan penetapan indikator,pendekatan, dan teknik dalam melakukan penilaian. Indikator yang tepatharus dimiliki agar penilaian efektivitas SPIP dapat dilakukan secara baik.Atribut keandalan pengendalian intern diadaptasi menjadi indikatormaturitas penyelenggaraan SPIP.

Apabila dari hasil penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIPbelum mencapai optimum, maka perlu melaksanakan perbaikan gunameningkatkan keandalan SPIP. Petunjuk Pelaksanaan penilaian maturitasini diharapkan memberikan arah Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPTpada Kementerian Agama menuju pencapaian SPIP yang optimum. PedomanPenilaian Tingkat Maturitas SPIP ini memuat langkah yang minimal harusada. Dalam penerapannya, diharapkan para pengguna menambah cara-caralain untuk memastikan indikator atribut dimaksud dalam setiap fokuspenilaian benar-benar sesuai dengan realitasnya.

INSPEKTUR JENDERAL,b.

N uENI SUARDINI

Page 38: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-38-

LAMPIRAN IIKEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMANOMOR 96 TAHUN 2O2OTENTANGPETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI MATURITAS SISTEMPENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH PADA KEMENTERIANAGAMA

A. KUESIONER SURVAI MATURITAS SPIP PADA ESELON I PUSAT

Nama Unit Kerja:

Jabatan:

KUESIONER SURVAI MATURITAS SPIP PADA ESELON I PUSAT

Isilah dengan Y (Ya) atau T (Tidak) sesuai dengan kondisi yang sebenarnyaada kolom "Y ly atas pertanyaan berikut.

FORM: PM -1

Apakah Kementerian Agama telah memiliki(Kode Etik) yang ditetapkan secara formal oleh

Aturan PerilakuMenteri Agama?

Agama tersebutpegawai dalam

Apakah Aturan Perilaku (Kode Etik) Kementeriantelah dikomunikasikan kepada sebagian besarunit kerja/unit organisasi Saud ara?

kerja/unit organisasiPerilaku (Kode Etik)

Apakah sebagian besar pegawai dalam unitSaudara berperilaku sesuai dengan AturanKementerian Agama?

telah melakukanPerilaku (Kode Etik)

pemantauan f evaluasisecara berkala dan

Apakah pimpinanpenerapan Aturanterdokumentasi?Apakah Aturan Perilaku (Kode Etik) Kementerian Agamadikembangkan terus menerus sesuai perubahan yang terjadi,dan telah dilakukan pemantauan secara otomatis oleh pimpinanatas penerapan aturan perilaku organisasi?

Apakah Unit Eselon I Pusatatas setiap tugas dan fungsiditetapkan secara formal oleh

telah memiliki standar kompetensiuntuk masing-masing posisi yangpimpinan Unit Eselon I Pusat?

Apakah standar kompetensi atas setiap tugas dan fungsi untukmaslng-masln osisi tersebut telah dikomunikasikan kepada

Page 39: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-39-

sebagian besar pegawai Unit Eselon I Pusat?

Apakah promosi/mutasi pejabat telah berdasarkan standarkompetensi?Apakah Pimpinan Unit Eselon I Pusat telah melakukanpemantauan/evaluasi atas standar kompetensi dan kesesuaianpenempatan pejabat dengan standar kompetensi secara berkaladan terdokumentasi?Apakah standar kompetensi dikembangkan terr,rs menerussesuai perubahan yang terjadi, dan ada sarana pemantauansecara otomatis oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat ataskesesuaian penempatan pejabat dengan standar kompetensi?

Apakah Unit Eselon I Pusat telah memiliki kebijakan/prosedurSistem Manajemen Kinerja (SMK), misalnya prosedur penerapanSistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)?

Apakah kebijakan I prosedurseluruh tingkat Kepala danPusat?

SMK telah dikomunikasikan kepadapegawai terkait pada Unit Eselon I

Apakah kebijakan/prosedur SMK telahdiberlakukan/diimplementasikan pada Unit Eselon I Pusat?Apakah Pimpinan Unitkebijakan I prosedur SMKdan terdokumentasi?

Eselon I Pusat telahdan implementasinya

mengevaluasisecara berkala

Apakah kebijakan/prosedur SMK dikembangkan terus menerussesuai dengan perubahan yang terjadi dan telah dilakukanpemantauan secara otomatis/ online oleh Pimpinan Unit Eselon IPusat?

Apakah Unit Eselon I Pusat telah memiliki Struktur Organisasrbeserta uraian tata laksananya mengacu pada peraturanperundang-undangan yang berlaku?Apakah keberadaan Struktur Organisasi beserta uraian tatalaksananya, pada Unit Eselon I Pusat telah dikomunikasikankepada level Kepala dan pegawai yang berkepentingan?Apakah Struktur Organisasi beserta uraian tata laksananyapada Unit Eselon I Pusat Saudara telah sesuai dengan ukurandan sifat kegiatannya?Apakah Struktur Organisasi besertapada Unit Eselon I Pusat Saudara telahdan terdokumentasi?

uraian tata laksananyadievaluasi secara berkala

Apakah Struktur Organisasi beserta uraian tata laksananyadimutakhirkan sesuai perubahan lin nsan strateeis dan telah

Page 40: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-40-

Apakah terdapat prosedur pendelegasian wewenang yang dibuatsecara formal di Unit Eselon I Pusat Saudara?Apakah prosedur pendelegasianSaud ara telah dikomunikasikan

wewenang di Unit Eselon I Rrsatkepada sebagian besar pegawai?

Apakah prosedur pendelegasian wewenang di Unit Eselon I PusatSaudara telah dilaksanakan dan didokumentasikan?Apakah Pimpinan Unit Eselon I Pusat telah melakukan evaluasiatas prosedur pendelegasian wewenang dan hasil pelaksanaanpendelegasian wewenang secara berkala dan terdokumentasi?Apakah prosedur pendelegasian wewenangdisesuaikan dengan perubahan lingkunganterjadi, dan atas pelaksanaan pendelegasiandilakukan pemantauan otomatis lonline olehEselon I Pusat?

terus menerusstrategis yang

wewenang telahPimpinan Unit

Apakah Unit Eselon I Pusat telah memiliki serangkaiankebijakan/aturan mengenai pembinaan Sumber Daya Manusia(SDM) sejak rekrutmen s.d. pemberhentian?Apakah kebijakan/aturan pembinaan SDM tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai pada Unit Eselon I Pusat?Apakah rekrutmen, pembinaan pegawai sampai denganpemberhentiannya pada Unit Eselon I Pusat telah dilakukansesuai dengan kebijakan/aturan pembinaan SDM dandidokumentasikan?Apakah Pimpinan Unit Eselon I Pusat telah melakukan evaluasiatas kebijakan pembinaan SDM, dan kesesuaian pelaksanaanrekrutmen, pembinaan pegawalpemberhentiannya dengan kebijakan/aturan pembinaan SDMsecara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan/aturan pembinaan SDM dan pelaksanaanrekrutmen, pembinaan pegawai denganpemberhentiannya dikembangkan terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis yang terjadi, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala organisasiatas pelaksanaan kebijakan/aturan pembinaan SDM?

Page 41: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-41-

Apakah Inspektorat Jenderal telah memiliki piagam audit ataukebijakan pengawasan atau dokumen formal lain yangmenyatakan visi, misi, tujuan, wewenang, tanggung jawabkegiatan audit intern dan ruang lingkup audit intern?Apakah piagamformal lainnyaEselon I Pusat?

audit atau kebijakan pengawasantersebut telah dikomunikasikan

atau dokumenkepada Unit

Apakah Inspektorat Jenderal telah dapat memberikan keyakinanyang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, efektivitas,pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsiorganisasi/ unit organisasi/ unit kerja?Apakah kinerja pengawasan Inspektorat Jeneral di Unit Eselon IPusat Saudara telah dilakukan penilaian internal dan eksternal(penelaahan sejawat oleh aparat pengawasan lain) dan hasilnyatelah ditindaklanjuti dalam rangka meningkatkan keyakinanyang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, efektivitas,pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsiorganisasi/unit organisasi/unit kerja secara berkala danterdokumentasi?Apakah Inspektorat Jenderal telah dapat memberikan peringatandini bagi Pimpinan Unit Eselon I Pusat dan meningkatkanefektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas danfungsi Unit Eselon I Pusat, dan telah dilakukan pemantauanotomatis lonline oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat?

Apakah Unit Eselon I Pusat telah memilikipedoman/kebijakan/SOP terkait dengan tugas dan fungsi UnitEselon I Pusat Saudara yang melibatkan unit organisasi/unitkerja lain terkait dengan mekanisme saling uji (pencocokan datadengan unit keda/unit organisasi yang menangani anggaran,akuntansi dan perbendaharaan)?Apakah pedoman/kebijakan terkait dengan tugas dan fungsiUnit Eselon I Pusat Saudara, yang melibatkan unitorganisasi/unit kerja lain tersebut, telah dikomunikasikankepada pegawai yang berkepentingan dalam Unit Eselon I Pusat?Apakah kebijakan/prosedur koordinasi dengan unitorganisasi/unit kerja lain telah diimplementasikan oleh pegawaiyang berkepentingan di setiap jenjang level unit kerja dandidokumentasikan?Apakah Kepala di setiap jenjang level Unit Eselon I Fusat telahmelakukan evaluasi terhadap pemberlakuan kebijakan/prosedurmekanisme saling uji data dengan unit organisasi unit kerja lainsecara berkala dan terdokumentasi?Apakah mekanisme saling uji data telah dikembangkan secara

Page 42: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-42-

Apakah Unit Eselon I Pusat telahpenilaian risiko (identifikasi risiko)oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusatformal lainnya?

memiliki kebij akan I pedomanyang ditetapkan secara formalatau pedoman penilaian risiko

Apakah kebijakan/pedoman penilaian risiko (identifikasi risiko)tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawai yangberkepentingan di Unit Eselon I Pusat Saudara?Apakah Unit Eselon Ikegiatan utama yangUnit Eselon I Pusat?

Pusat telah memiliki daftar risiko atasditetapkan secara formal oleh Pimpinan

Apakah pimpinan di setiap jenjang level unit kerja telahmelakukan evaluasi terhadap kebijakan/pedoman penilaianrisiko (identifikasi risiko) dan pelaksanaannya serta daftar risikoyang dibuat secara berkala dan terdokumentasi?Apakah daftar risiko telah dimutakhirkan secara terus menerussesuai dengan perubahan kebutuhan atau harapan stakeholdersdan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh PimpinanUnit Eselon I Pusat?

Apakah Unit Eselon I Pusat telah memiliki kebijakan/pedomanpenilaian risiko (analisis risiko) yang ditetapkan secara formaloleh Unit Eselon I Pusat atau pedoman penilaian risiko formallainnya?Apakah pedomandikomunikasikanEselon I Pusat?

penilaian risiko (analisis risiko) tersebut telahkepada pegawai yang berkepentingan di Unit

Apakah Unit Eselon I Pusat telah memiliki rencanapengendalian/rencana penanganan risiko atas kegiatanyang ditetapkan secara formal oleh Pimpinan Unit Eselondan RTP telah diiplementasikan?

tindakutamaI Pusat

Apakah Kepala telah melakukan evaluasi atas rencana tindakpengendalian/rencana penanganan risiko tersebut secaraberkala dan terdokumentasi?Apakah rencana tindak pengendalian/rencana penangananrisiko telah dimutakhirkan secara terus menerus sesuai denganperubahan kebutuhan atau harapan stakeholders dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh pimpinan orsanisasi

Page 43: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-43-

Apakah Unit Eselon I Pusat telah memiliki dokumen penetapankineda (PK/ Tapkin) yang ditetapkan secara formal?Apakah dokumendikomunikasikan

penetapan kinerja (PK/Tapkin) tersebut telahkepada seluruh pegawai yang berkepenting?n?

Apakah Unit Eselon I Pusatberdasarkan tolok ukur kinerjapenetapan kineda (PK lTapkin)?

telah melakukan reviu kinerjayang ditetapkan dalam dokumen

Apakah Pimpinan Unit Eselon I Pusat telah melakukan evaluasiatas kinerja dan menggunakan hasilnya untuk memperbaikicara/metode pelaksanaan kegiatan untuk efisiensi danefektivitas pencapaian kinerja secara berkala danterdokumentasi?Apakah cara/metode pelaksanaan kegiatan dikembangkan terusmenerus sesuai dengan perubahan untuk meningkatkan kinerja,dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh PimpinanUnit Eselon I Pusat?

Apakah Unit Eselon I Pusat telah memiliki kebijakan/SoP terkaitpembinaan sumber daya manusia (kebutuhan jumlah,persyaratan jabatan, dan standar kinerja pegawai)?Apakah kebijakan/SOP tentang pembinaan sumber dayamanusia (kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standarkinerja pegawai) telah dikomunikasikan kepada pejabat/ pegawaiyang berkepentingan di Unit Eselon I Pusat?Apakah pembinaan sumber daya manusia di Unit Eselon I hrsattelah sesuai dengan kebijakan/SoP pembinaan sumber dayamanusia (kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standarkinerja pegawai)?Apakah Pimpinan Unit Eselon I Pusat telah melakukanpemantauan/evaluasi secara berkala dan terdokumentasi ataspemberlakuan/implementasi pembinaan sumber daya manusiatersebut?Apakah pembinaan sumber daya manusia (kebutuhan jumlah,persyaratan jabatan, dan standar kinerja pegawai) telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perrrbahankebutuhan dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ onlineoleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat atas kinerja sumber dayamanusia?

Page 44: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-44-

Apakah Unit Eselon Imemuat pengendaliansiap digunakan) danvaliditas, kelengkap&n,

Pusat telah memiliki kebijakan/SoP ygumum (untuk menjamin sistem informasipengendalian aplikasi (untuk menjamindan akurasi data) sistem informasi?

Apakah kebijakan dan prosedur tersebut telah dikomunikasikankepada pegawai yg berkepentingan di Unit Eselon I Pusat?

dan pengendalian aplikasi sistemsesuai dengan kebijakan/SoP dan

Apakah pengendalian umuminformasi telah dilaksanakandidokumentasikan?Apakah Pimpinan Unit Eselon I Pusat melakukan evaluasi ataspengendalian umum dan pengendalian aplikasi sistem informasiyang digunakan Unit Eselon I Pusat secara berkala danterdokumentasiApakah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi sisteminformasi dikembangkan secara terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatislonline oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusatatas pengendalian umum dan pengendalian aplikasi sisteminformasi?

Apakah Unit Eselon I Pusat Saudara telah memiliki aturanterkait dengan pengamanan aset (misal daripencurian / kerusakan / penyimpangan penggunaan aset) ?

Apakah aturan tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawaiyang berkepentingan di Unit Eselon I Pusat?Apakah Unit Eselon Ifisik atas aset sesuaididokumentasikan?

Pusat telah melaksanakan pengamanandengan aturan yang ditetapkan dan

Apakah Pimpinan Unit Eselonevaluasi atas pengamananterdokumentasi?

I Pusat Saudara telah melakukanIisik aset secara berkala dan

Apakah aturan dan pengamanan fisik atas aset dikembangkansecara terus menerus sesuai dengan perubahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online olehPimpinan Unit Eselon I Pusat atas pengamanan aset?

Apakah Unitutama (IKU)organisasi?

Eselonyang

I Pusat telah memiliki indicator kinedaditetapkan secara formal oleh pimpinan

Apakah IKU tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawaiyang berkepentingan di Unit Eselon I Pusat?Apakah IKU telah digunakan untuk mengukur kinerja Unit

Page 45: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-45-

Eselon I Pusat?Apakah Pimpinan Unit Eselon I Fusat melakukan evaluasi atasIKU secara berkala dan terdokumentasi?Apakah IKU dikembangkan terusperubahan strategis/perubahan tugasorganisasi?

menerus sesuai dengandan fungsi serta mandat

Apakah Unit Eselon I Pusat telah secara formal memisahkantanggung jawab dan tugas untuk menjamin bahwa seluruhaspek utama transaksi atau kejadian tidak dikendalikan oleh I(satu) orang yang berpotensi terjadinya kecuralg44Apakah kebijakan terhadap pemisahan tanggung jawab dantugas tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawai yangberkepentingan di unit Unit Eselon I Pusat?

Apakah pemisahan tanggung jawab dan tugas tersebut telahditerapkan di unit organisasi/ unit kerja Saudara?Apakah setiap level Kepala di Unitmelakukan pemantauan f evaluasi atastanggung jawab dan tugas tersebutterdokumentasi?

Eselon I Pusat telahpenerapan pemisahansecara berkala dan

Apakah kebijakan terkait pemisahan tanggung jawab dan tugastersebut telah dikembangkan secara terus menerus sesuaidengan perubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatislonline oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat?

Apakah Unit Eselon I Pusat telah memilikiaturan/pedoman/SOP yang memuat tentang otorisasi atastransaksi dan kejadian penting (antara lain: keuangan, barang,kepegawaian, perijinan, dan pendapatan)?Apakah aturan/pedoman/SOP yang memuat tentang otorisasiatas transaksi dan kejadian penting tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan di UnitEselon I Pusat?Apakah otorisasi transaksiPusat telah dilaksanakandan didokumentasikan?

dan kejadian penting di Unit Eselon Isesuai dengan aturan I pedoman/ SOP

Apakah Pimpinan Unit Eselon I Pusat telah melakukanpemantauan/evaluasi atas otorisasi transaksi dan kejadian

enting tersebut secara berkala dan terdokumentasi?Apakah aturan/pedoman/SOP yang memuat otorisasi transaksidan kejadian penting, dan pelaksanaannya dikembangkan terusmenerus sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, dan

Page 46: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-46-

Apakah Unit Eselon I Pusatterkait kewajiban pencatatanakurat dan tepat waktu?

aturanlpedomankejadian secara

telah memilikitransaksi dan

Apakah aturanlpedoman tersebutkepada pegawai yang berkepentingankerja Saudara?

telah dikomunikasikandi unit organisasi/ unit

Apakah transaksi dan kejadian penting pada unit kerja saudaratelah dicatat secara akurat dan tepat sesuai aturanf pedoman?

Pusat telah melakukan evaluasikejadian penting secara berkala

Apakah Pimpinan Unit Eselon Iatas pencatatan transaksi dandan terdokumentasi?Apakah aturan/pedoman terkait kewajiban pencatatan transaksidan kejadian penting serta pelaksanaannya telah dikembangkansecara terus menerus sesuai dengan perrrbahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online olehPimpinan unit Eselon I Pusat atas pencatatan transaksi dankejadian secara akurat dan tepat waktu?

Apakah akses atas sumber daya (misalnya: aset, uang, dll) dancatatan (misalnya: SIMDA, SIMPEG, dll) di Unit Eselon I pusattelah dibatasi pada pegawai yang berwenang yang ditetapkansecara formal oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat?Apakah pembatasan akses atas sumber daya dan catatan di unitEselon I Pusat tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawaiyang berkepentingan di Unit Eselon I trusat?Apakah akses pada sumber daya dan catatan di unit kerjasaudara hanya dilakukan oleh petugas yang ditetapkan sehinggamenjamin keamanan sumber daya dan catatan daripencurian / kerusaka n I penyimpangan?Apakah Pimpinan di Unit Eselon I Pusatevaluasi terhadap pembatasan akses atascatatan secara berkala dan terdokumentasi

telah melakukansumber daya dan

Apakah pembatasan akses atas sumber daya dan catatan telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis?

Page 47: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-47 -

uraian tugasnya di unit kerja Saudara telah ditetapkan secaraformal oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat?Apakah penetapan penanggung jawab sumber daya dan catatanbeserta uraian tugasnya di Unit Eselon I Pusat tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan?Apakah penanggung jawab sumbermembuat pertanggungiawaban atassesuai dengan yang ditentukan?

daya dan catatan telahsumber daya dan catatan

Apakah Pimpinan di Unit Eselon I Pusat telah melakukanpemantauan/evaluasi atas akuntabilitas pencatatan dan sumberdaya tersebut secara berkala dan terdokumentasi?Apakah akuntabilitas pencatatan dan sumber daya tersebuttelah dikembangkan secara terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatis/ online oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat?

Apakah Unit Eselon I Pusat telah memiliki kebijakan/proseduruntuk melakukan dokumentasi atas

SPI serta transaksi dan kejadianimplementasi I penyelenggaraanpenting?Apakah kebijakan/prosedur tersebut telah dikomunikasikan kepegawai yang berkepentingan?Apakah dokumentasi ataskejadian penting telahditetapkan?

implementasi SPI serta transaksi dandilakukan sesuai kebijakan yang

Apakah Pimpinan Unit Eselon I Pusat telah melakukan evaluasiatas kebijakan/prosedur dan pelaksanaan kebijakanpendokumentasian implementasi SPI serta transaksi dankejadian penting secara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebij akan/ prosedur untuk melakukan dokumentasi atasimplementasi SPI serta transaksi dan kejadian pentingdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis/online oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat?

Apakah Unit Eselon I Pusat telah memiliki kebijakan/proseduratau pedoman infokom / kehumasan untuk memperolehinformasi yang penting dalam mencapai tujuan InstansiPemerintah?Apakah kebijakan-kebijakan lprosedur tersebut telahdikomunikasikan kepada pesawai vans berke entinsan di Unit

Page 48: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-49-

Eselon I Pusat?Apakah informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu dapatdiakses oleh pegawai yang berkepentingan/terkait sehinggamemungkinkan dilakukan pengecekan/ pemantauan dantindakan korektif secara tepat?Apakah proses identifikasi, perolehan, dan distribusi informasioperasional dan keuangan mampu untuk mengukur pencapaianrencana kinerja strategis serta telah dievaluasi secara berkaladan terdokumentasi?Apakah proses identifikasi, perolehan, dan distribusi informasioperasional dan keuangan langgaran telah dikembangkan secaraterus menerus sesuai dengan perubahan lingkungan strategis,dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh PimpinanUnit Eselon I Pusat?

Apakah Unit Eselonkebij akan / SO P I pedomanpengendalian intern danmasing pegawai?

I Pusat telah memilikiuntuk menjelaskan pentingnya

tugas serta tanggungiawab masing-

Apakah kebijakan/SOP/pedoman komunikasi internal &eksternal telah dikomunikaskan kepada manajemen, pegawai,dan stakeholder terkait di Unit Eselon I Pusat?Apakah Pimpinan Unit Eselon I Pusat telah menyediakanberbagai bentuk sarana komunikasi, baik untuk internal daneksternal yang dapat dimanfaatkan oleh manajemen dan seluruhpersonil pelaksana kegiatan?Apakah setiap level pimpinan di unit organisasi/unit kerjaSaudara telah melakukan pemantauan/evaluasi atas kebij akanlSOP/pedoman tersebut secara berkala dan terdokumentasi?Apakah upaya pengembangan/pembaharuan sistem informasiuntuk meningkatkan kegunaan dan keandalan komunikasiinformasi telah dilakukan secara terus menerus, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Pimpinan UnitEselon I Pusat?

Apakah Unit Eselon I Pusat telah memilikistrategi/kebijakan/prosedur pemantauan berkelanjutan(supervisi kegiatan, pembandingan, rekonsiliasi, sidak, danprosedur lain) untuk meyakinkan bahwa aktivitas pengendaliantelah b.{"!*q sesuai dengan yang diinginkan?Apakah strategi I kebij akantelah dikomunikaskan ke

lprosedur pemantauan berkelanjutanada manaiemen dan

Page 49: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-49-

Catatan:Untuk jawaban "Yd' agar disiapkan bukti/data pendukung

berkepentingan?Apakah setiap level Kepala di Unit Eselon I Pusat telahmelakukan pemantauan berkelanjutan atas efektivitas kegiatanpengendalian pada tingkat entitas dan tingkat kegiatan (seluruhkegiatan) dengan melibatkan manajemen dan seluruh personilpelaksana kegiatan?Apakah setiap level Kepala dalam Unit Eselon I Pusat telahmelakukan evaluasi pemantauan berkelanjutan atas efektivitaskegiatan pengendalian secara berkala dan terdokumentasi?Apakah strategi / kebij akan / prosedur pemantauan berkelanjutanatas efektivitas kegiatan pengendalian tersebut telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis secara otomatislonline oleh Pimpinan UnitEselon I Pusat?

Apakah Unit Eselon I Pusat telah memilikikebdakan/pedoman/prosedur untuk melakukan evaluasipengendalian intern secara terpisah yang ditetapkan secaraformal oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat?Evaluasi terpisah adalah penilaian atas mutu kinerja SistemPengendalian Intern dengan ruang lingkup dan frekuensitertentu yang dapat dilakukan oleh aparat pengawasan internpemerintah atau pihak eksternal pemerintah.Apakah kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah, telahdikomunikaskan kepada manajemen dan pegawai yangberkepentingan di Unit Eselon I Pusat?Apakah Unit Eselonpengendalian internmanajemen dan pegawai

I Pusat telah melakukan evaluasisecara terpisah dengan melibatkanterkait yang berkompeten?

atasevaluasiregulasi

evaluasikebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanpengendalian intern secara terpisah disesuaikan denganterkait, secara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis/ online oleh Pimpinan Unit Eselon I Pusat?

Page 50: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

B.

50-

KUESIONER SURVAI MATURITAS SPIP PADA KANWIL KEMENAG

PROVINSI DAN KANKEMENAG KABUPATEN/ KOTA

FORM: PM -1

KUESIONER SURVAI MATURITAS SPIP PADA KANWIL KEMENAG PROVINSI

DAN KANKEMENAG KABUPATEN/ KOTA

Isilah dengan Y (Ya) atau T (Tidak) sesuai dengan kondisi yang sebenarnya

ada kolom "Y ly atas pertanyaan berikut'

Ap"k"h Kementerian Agama telah memiliki(Iiode Bti

Aturan PerilakuMenteri Agama?

Ap"k"h Aturan Perilaku (Kode Etik) Kementeriantetatr dikomunikasikan kepada sebagian besarunit kerj af unit organisasi saudara?

Agama tersebutpegawai dalam

kerja/unit organisastPerilaku (Kode Etik)

Ap"k"tt sebagian besar pegawai dalam unitSaudara berperilaku sesuai dengan AturanKementerian Agama?

Kab lKota telahAturan Perilaku

Apakah Kepala Kanwil Provinsi lKemenagmelakukan pemantauan levaruasi penerapan(Kode Etik) secara berkala dan terdokumentasi?

Ap"k"h Aturan Perilaku (Kode Etik) Kementeriandikembangkan terus menerus sesuai perubahan yang

dan telah dilakukan pemantauan secara otomatis oleh

Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota atas penerapanperilaku organisasi?

Agamaterjadi,Kepalaaturan

Apakah Kanwil Provinsi lKemenagstandar kompetensi atas setiap tugasmasing posisi yang ditetapkan secara

Kab lKota telah memilikidan fungsi untuk masing-formal oleh KePala Kanwil

Provinsi lKemenag Kab lKota?@tensi atas setiap tugas dan fungsi untukmasing-masing posisi tersebut telah dikomunikasikan kepada

sebagiin besai p-"g"*"i f""*il ptoui"t

Apakah promosi/mutasi pejabat telah berdasarkan standarkompetensi?

@tt*it Provinsi/Kemenag Kab/Kota telahmelakuk"tt pe*.ntauan/evaluasi atas standar kompetensi dankesesuaian penempatan pejabat dengan standar ko

Page 51: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-5 l-

secara berkala dan terdokumentasi?Apakah standar kompetensi dikembangkan terus menerussesuai perubahan yang terjadi, dan ada Sarana pemantauansecara otomatis oleh Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kotaatas kesesuaian penempatan pejabat dengan standarkompetensi?

Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telahkebijakan/prosedur Sistem Manajemen Kinerja (SMK),prosedur penerapan Sistem Akuntabilitas KinerjaPemerintah (SAKIP)?

memilikimisalnyaInstansi

Apakah kebijakan/prosedur SMK telah dikomunikasikan kepadaseluruh tingkat Kepala dan pegawai terkait pada KanwilProvinsi lKemenag Kab lKota?

kebijakan lprosedur SMKkepadadiberlakukan / diimplementasikan

telahKanwil

Provinsi lKemenag Kab lKota Saudara?Kab lKota telahimplementasinya

Apakah Kepala Kanwil Provinsi/Kemenagmengevaluasi kebijakan lprosedur SMK dansecara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan/prosedur SMK dikembangkan terus menerussesuai dengan perubahan yang terjadi dan telah dilakukanpemantauan secara otomatis/ online oleh Kepala KanwilProvinsi lKemenag Kab lKota?

Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikiStruktur Organisasi beserta uraian tata laksananya mengacupada peraturan per u?

Apakah keberadaan Struktur Organisasi beserta uraian tatalaksananya, pada Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telahdikomunikasikan kepada level Kepala dan pegawai yangberkepentingan?Apakah Struktur Organisasi beserta uraian tata laksananyap.a" Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota Saudara telah sesuaidengan ukuran dan sifat k.gi.t.ttyt?Apakah Struktur Organisasi beserta uraianpada Kanwil Provinsi lKemenag Kab lKotadievaluasi secara berkala dan terdokumentasi?

tata laksananyaSaudara telah

Apakah Struktur Organisasi beserta uraian tata laksananyadimutakhirkan sesuai perubahan lingkungan strategis dan telahdilakukan pemantauan secara otomatis/online oleh KepalaKanwil Provinsi lKemenag Kab lKota?

Page 52: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-52-

Apakah terdapat prosedur pendelegasiansecara formal di Kanwil Provinsi lKemenag

wewenang yang dibuatKab lKota Saudara?

Ap"k"h pro""dr.tt pendelegasian wewenang di _ Kanwil

liovinsi/Kemenag Kab/Kota Saudara telah dikomunikasikankepada sebagian b.t"t P"g.*.i?Apakah prosedurProvinsi lKemenagdidokumentasikan?

pendelegasianKab lKota Saudara

wewenang di Kanwiltelah dilaksanakan dan

Ap"k"h Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab lKota telahmelakukan evaluasi atas prosedur pendelegasian wewenang danhasil pelaksanaan pendelegasian wewenang secara berkala danterdokumentasi?Apakah prosedur pendelegasian wewenangdisesuaikan dengan perubahan lingkunganterjadi, dan atas pelaksanaan pendelegasiandilakukan pemantauan otomatis lonline olehProvinsi/ Kemenag Kab I Kota?

terus menerusstrategis yang

wewenang telahKepala Kanwil

Apak"h l(a"*l Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikiserangkaian kebijakan f atutan mengenai pembinaan SumberDaya Manusia (sDM) sejak rekrutmen s.d. pemberhentian?

Apakah kebijakan laturan pembinaan SDMdikomunikasikan kepada Pegawai

tersebut telahpada Kanwil

Provinsi/ Kemenag Kab I Kota?pegawai sampai dengan

Provinsi/ Kemenag Kab/ Kotakebijakan I aturan Pembinaan

Apakah rekrutmen, Pembinaanpemberhentiannya Pada Kanwiltelah dilakukan sesuai denganSDM dan didokumentasikan?Ap"kah Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telahmelakukan evaluasi atas kebijakan pembinaan sDM, dankesesuaian pelaksanaan rekrutmen, pembinaan pegawai sampaidengan pernberhentiannya dengan kebij akan/ aturan pembinaanSDM secara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan/aturan pembinaan SDM dan pelaksanaantektut*ett, pembinaan pegawai sampai denganpemberhentiannya dikembangkan terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis yang terjadi, dan telahiil"k tku.tt pemantauan otomatis/ online oleh Kepala KanwilProvinsi/ Kemenag Kab/ Kota atas pelaksanaan kebijakan/aturanpembinaan SDU?

Page 53: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-53-

Apakah Inspektorat Jenderal telah memiliki piagam audit ataukeUijat<an pengawasan atau dokumen formal lain yangmenyatakan- visi, misi, tujuan, wewenang' tanggung jawabkegiatan audit intern d. audit intern?Apakah piagam audit atau kebtjakan pengawasanformal lainnya tersebut telah dikomunikasikan

atau dokumenkepada Kanwil

Provinsi lKemenag Kab lKota?Apakah Inspektorat Jenderal telah dapat memberikan keyakinany"tg memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, efektivitas,pen-apaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsiorganisasi/ unit organisApakah kinerja pengawasan Inspektorat Jenderal di KanwilPiovinsi/Kemenag Kab/Kota Saudara telah dilakukan penilaianinternal dan eksternal (penelaahan sejawat oleh aparatpengawasan lain) dan hasilnya telah ditindaklanjuti dalamrangka meningkatkan keyakinan yang memadai atas ketaatan,kehematan, efisiensi, efektivitas, pencapaian tujuanpenyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi/unitorganisasi/unit kerja secara berkala dan terdokumentasi?Apakah Inspektorat Jenderal telah dapat memberikan peringatandini bagi Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota danmeningkatkan efektivitas manajemen risiko dalampenyelenggaraan tugas dan fungsi Kanwil Provinsi/Kemenagkab/Kota, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online ole}lr

Kepala Kanwil Provinsi / Kemenag Kab / Ko ta?

Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikipedo-"n/kebijakan/SOP terkait dengan tugas dan fungsi KanwilProvinsi/Kemenag KablKota Saudara yang melibatkan unitorganisasi/unit kerja lain terkait dengan mekanisme saling uji(pencocokan data dengan unit kerja/unit organisasi yangmenangani anggaran, akuntApakah pedoman/kebijakan terkait denganKanwil Provinsi lKemenag Kab lKota Saudara,unit organisasi/unit kerja lain tersebut, telahkepada pegawai yang berkepentingan

tugas dan fungsiyang melibatkandikomunikasikandalam Kanwil

Provinsi lKemenag Kab lKota?Apakah kebijakan/prosedur koordinasi dengan unitoiganisasi/unit kerja lain telah diimplementasikan oleh pegawaiyang berkepentingan di setiap jenjang level unit kerja dandidokumentasikan?

Kanwil Provinsi I Kemenagterhadap pemberlakuan

Apakah Kepala di setiap jenjang levelKab lKota telah melakukan evaluasikebiiakan lprosedur mekanisme salin uii data densan unit

Page 54: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-54-

organisasi unit kerja lain secara berkala dan terdokumentasi?Apakah mekanisme saling uji data telah dikembangkan secaraterrrs menerus sesuai dengan kebutuhan dan telah dilakukanpemantauan secara otomatis/ online oleh Kepala KanwilProvinsi/ Kemenag Kab/ Kota?

Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikikebijakan/pedoman penilaian risiko (identifikasi risiko) yangditetapkan secara formal oleh Kepala Kanwil Provinsi/KemenagKab/Kota atau pedoman penilaian risiko formal lainnya?Apakah kebijakan/pedoman penilaian risiko (identifikasi risiko)tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawai yangberkepentingan di Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota Saudara?Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikidaftar risiko atas kegiatan utama yang ditetapkan secara formaloleh Kepala Kanwil Provinsi / Kemena g Kab I Kota?Apakah Kepala di setiap jenjang level unit kerja telah melakukanevaluasi terhadap kebijakan/pedoman penilaian risiko(identifikasi risiko) dan pelaksanaannya serta daftar risiko yangdibuat secara berkala dan terdokumentasi?Apakah daftar risiko telah dimutakhirkan secara terus menerussesuai dengan perubahan kebutuhan atau harapan stakeholdersdan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh KepalaKanwil Provinsi/ Kemenag Kab/ Kota?

Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikrkebijakan/pedoman penilaian risiko (analisis risiko) yangditetapkan secara formal oleh Kanwil Provinsi/KemenagKab/Kota atau pedoman penilaian risiko formal lainnya?Apakah pedoman penilaian risikodikomunikasikan kepada pegawaiProvinsi lKemenag Kab lKota?

(analisis risiko) tersebut telahyang berkepentingan di Kanwil

Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikirencana tindak pengendalian/rencana penanganan risiko ataskegiatan utama yang ditetapkan secara formal oleh KepalaKanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota dan RTP telahdiiplementasikan?Apakah Kepala telah melakukan evaluasi atas rencana tindakpengendalian/rencana penanganan risiko tersebut secaraberkala dan terdokumentasi?Apakah rencana tindak pengendalian/rencana penanganan

Page 55: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-55-

Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikidokumen penetapan kinerja (PK/ Tapkin) yang ditetapkan secaraformal?Apakah dokumendikomunikasikan

penetapan kinerja (PK lTapkin) tersebut telahkepada seluruh pegawai yang berkepentingan?

Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag KablKota telah melakukanreviu kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang ditetapkandalam dokumen penetapan kinerja (PK/Tapkin)?Apakah Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telahmelakukan evaluasi atas kinerja dan menggunakan hasilnyauntuk memperbaiki cara/metode pelaksanaan kegiatan untukefisiensi dan efektivitas pencapaian kinerja secara berkala danterdokumentasi?Apakah cara/metode pelaksanaan kegiatan dikembangkan terusmenerus sesuai dengan perubahan untuk meningkatkan kinerja,dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh KepalaKanwil Provinsi/ Kemenag Kab/ Kota?

1 Apakah Kanwil Provinsi lKemenag Kab lKotakebijakan/SOP terkait pembinaan sumber(kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, danpegawai)?

telah memilikidaya manusiastandar kinerja

2 Apakah kebijakan/SOP tentang pembinaan sumber dayamanusia (kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standarkinerja pegawai) telah dikomunikasikan kepada pejabat/pegawaiyang berkepentingan di Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota?

3 Apakah pembinaan sumber dayaProvinsi lKemenag Kab lKota telah sesuaipembinaan sumber daya manusiapersyaratan jabatan, dan standar kinerja

manusia di Kanwildengan kebijakan/SOP(kebutuhan jumloh,

pegawai)?4 Apakah Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah

melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala danterdokumentasi atas pemberlakuan/implementasi pembinaansumber daya manusia tersebut?

5 Apakah pembinaan sumberpersyaratan jabatan, dan

daya manusia (kebutuhan jumleh,standar kinerja pegawai) telah

Page 56: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-56-

Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikikebijakan/SOP yg memuat pengendalian umum (untukmenjamin sistem informasi siap digunakan) dan pengendalianaplikasi (untuk menjamin validitas, kelengkapan, dan akurasidata) sistem informasi?Apakah kebijakan dan prosedur tersebut telah dikomunikasikankepada pegawai yg berkepentingan di Kanwil Provinsi/KemenagKab lKota?Apakah pengendalian umuminformasi telah dilaksanakandidokumentasikan?

dan pengendalian aplikasi sistemsesuai dengan kebijakan/SoP dan

Apakah Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag KablKota melakukanevaluasi atas pengendalian umum dan pengendalian aplikasisistem informasi yang digunakan Kanwil Provinsi/KemenagKab lKota secara berkala dan terdokumentasiApakah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi sisteminformasi dikembangkan secara terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatisf ortline oleh Kepala KanwilProvinsi/Kemenag Kab/Kota atas pengendalian umum danpengendalian aplikasi sistem informasi?

Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab lKota Saudara telahmemiliki aturan terkait dengan pengamanan aset (misal daripencurian/ kerusakan/ penyimpangan penggunaan aset)?Apakah aturan tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawalyang berkepentingan di Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/4q!q?Apakah Kanwil Provinsi lKemenag Kab lKota telahpengamanan fisik atas aset sesuai denganditetapkan dan didokumentasikan?

melaksanakanaturan yang

Apakah Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota Saudaratelah melakukan evaluasi atas pengamanan fisik aset secaraberkala dan terdokumentasi?Apakah aturan dan pengamanan fisik atas aset dikembangkansecara terus menerus sesuai dengan perubahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online olen'Kepala Kanwil Provinsi/Kemenas Kab/Kota atas pensamanan

Page 57: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-57 -

Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikiindicator kinerja utama (IKU) yang ditetapkan secara formal olehKepala organisasi?Apakah IKU tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawalyang berkepentingan di K"tt*tl Ptouit.i/K"mApakah IKU telah digunakan untuk mengukur kinerja KanwilProvinsi lKemenag Kab lKota?Apakah Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota melakukanevaluasi atas IKU secara berkala dan terdokumentasi?Apakah IKU dikembangkan terusperubahan strategis/perubahan tugasorganisasi?

menerus sesuai dengandan fungsi serta mandat

Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah secara formalmemisahkan tanggung jawab dan tugas untuk menjamin bahwaseluruh aspek utama transaksi atau kejadian tidak dikendalikanoleh 1 (satu) orang yang berpotensi terj@Apakah kebijakan terhadap pemisahan tanggung jawab dantugas tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawai yangberkepentingan di unit Kanwil Provinsi/ Kt-"tqg KeU{o!a?Apakah pemisahan tanggung jawab dan tugas tersebut telahditerapkan di unit organisasi/ unit kerja Saudara?Apakah setiap level Kepala di Kanwil Provinsi/KemenagKab/Kota telah melakukan pemantauan/evaluasi ataspenerapan pemisahan tanggung jawab dan tugas tersebut secaraberkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan terkait pemisahan tanggung jawab dan tugastersebut telah dikembangkan secara terrrs menerus sesuaidengan perubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatis/ online oleh Kepala KanwilProvinsi/Kemenag Kab f Kota'f

Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag KablKota telah memilikiaturan/pedoman/SOP yang memuat tentang otorisasi atastransaksi dan kejadian penting (antara lain: keuangan, barang,kepegawaian, p€rijinan, dan pendapatan)?Apakah aturan/pedoman/SOP yang memuat ten!eqg_e!94$9i

Page 58: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-5 8-

atas transaksi dan kejadian penting tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan di KanwilProvinsi/ Kemenag Kab I Kota?Apakah otorisasi transaksi dan kejadian penting di KanwilProvinsi/Kemenag Kab/Kota telah dilaksanakan sesuai denganaturan I pedoman/ SOP dan didokumentasikan?Apakah Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telahmelakukan pemantauan/evaluasi atas otorisasi transaksi dankejadian penting tersebut secara berkala dan terdokumentasi?Apakah aturan/pedoman/SOP yang memuat otorisasi transaksidan kejadian penting, dan pelaksanaannya dikembangkan terrrsmenerus sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, dantelah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala KanwilProvinsi lKemenag Kab lKota yg dilaksanakan?

Apakah Kanwil Provinsi lKemenag Kab lKotaaturanlpedoman terkait kewajiban pencatatan

telah memilikitransaksi dan

kejadian secara akurat dan tepat waktu?telah dikomunikasikandi unit organisasi/ unit

Apakah aturanlpedoman tersebutkepada pegawai yang berkepentingankerja Saudara?Apakah transaksi dan kejadian penting pada unit kerja Saudaratelah dicatat secara akurat dan tepat sesuai aturan/pedoman?Apakah Kepala Kanwilmelakukan evaluasi ataspenting secara berkala dan

Provinsi lKemenag Kab lKota telahpencatatan transaksi dan kejadianterdokumentasi?

Apakah aturan/pedoman terkait kewajiban pencatatan transaksrdan kejadian penting serta pelaksanaannya telah dikembangkansecara terus menerus sesuai dengan perubahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online ole}:Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota atas pencatatantransaksi dan kejadian secara akurat dan tepat waktu?

Apakah akses atas sumber daya (misalnya:catatan (misalnya: SIMDA, SIMPEG,Provinsi lKemenag Kab lKota telah dibatasiberwenang yang ditetapkan secara formalProvinsi lKemenag Kab lKota?

aset, uang, dll) dandll) di Kanwil

pada pegawai yangoleh Kepala Kanwil

Apakah pembatasan akses atas sumber daya dan catatan dtKanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan di KanwilProvinsi/ Kemenag Kab/ Kota?

Page 59: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-59-

Apakah akses pada sumber daya dan catatan di unit kerjaSaudara hanya dilakukan oleh petugas yang ditetapkan sehinggamenjamin keamanan sumber daya dan catatan daripencurian / keru sakatt / petyimpat gat?epautr Kepala di Kanwil Provinsi/Kemenag KablKota telahmelakukan evaluasi terhadap pembatasan akses atas sumberdaya dan catatan secara berkala dan terdokumentasiApakah pembatasan akses atas sumber daya dan catatan telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis?

Apakah penanggung jawab sumber daya dan catatan besertauraian tugasnya di unit kerja Saudara telah ditetapkan secaraformal oleh Kepala Kanwil Ptouitt"i/K"*"t"9 K"b/KotdApakah penetapan penanggung jawab sumber daya dan catatanbeserta uraian tugasnya di Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kotatersebut telah dikomunikasikan kepada pegawai yangberkepentingan?Apakah penanggung jawab sumbermembuat pertanggungiawaban atas

daya dan catatan telahsumber daya dan catatan

sesuai dengan yang ditentukan?Apakah Kepala di Kanwil Provinsi/Kemenag KablKota telahmelakukan pemantauan/evaluasi atas akuntabilitas pencatatandan sumber daya tersebut secara berkala dan terdokumentasi?Apakah akuntabilitas pencatatan dan sumber daya tersebuttelah dikembangkan secara terrrs menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatis/ online oleh Kepala KanwilProvinsi lKemenag Kab lKota?

Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikikebijakan/prosedur untuk melakukan dokumentasi atasimplementasi/penyelenggaraan SPI serta transaksi dan kejadianpenting?Apakah kebijakan/prosedur tersebut telah dikomunikasikan kepegawai yang berkepentingan?Apakah dokumentasi ataskejadian penting telahditetapkan?

implementasi SPI serta transaksi dandilakukan sesuai kebijakan Yang

Apakah Kepala Kanwilmelakukan evaluasi atas

Provinsi lKemenag Kab lKota telahkebiiakan lprosedur dan pelaksanaan

Page 60: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-60-

kebijakan pendokumentasian implementasi SPI serta transaksidan kejadian penting secara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan/prosedur untuk melakukan dokumentasi atasimplementasi SPI serta transaksi dan kejadian pentingdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis/online oleh Kepala Kanwil Provinsi/KemenagKab lKota?

Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikikebijakan/prosedur atau pedoman infokom / kehumasan untukmemperoleh informasi yang penting dalam mencapai tujuanInstansi Pemerintah?Apakah kebijakan-kebijakan/prosedur tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan di KanwilProvinsi lKemenag Kab lKota?Apakah informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu dapatdiakses oleh pegawai yang berkepentingan/terkait sehinggamemungkinkan dilakukan pengecekan/ pemantauan dantindakan korektif secara tepat?Apakah proses identifikasi, perolehan, dan distribusi informasroperasional dan keuangan mampu untuk mengukur pencapaianrencana kinerja strategis serta telah dievaluasi secara berkaladan terdokumentasi?Apakah proses identifikasi, perolehan, dan distribusi informastoperasional dan keuangan /anggaran telah dikembangkan secaraterus menerus sesuai dengan perubahan lingkungan strategis,dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh KepalaKanwil Provinsi/ Kemenag Kab/ Kota?

Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikikebijakan/SOP/pedoman untuk menjelaskan pentingnyapengendalian intern dan tugas serta tanggungiawab masing-masing pegawar?Apakah kebijakan/ SOP/ pedoman komunikasi internal &eksternal telah dikomunikaskan kepada manajemen, pegawai,dan stakeholder terkait di Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota?Apakah Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag KablKota telahmenyediakan berbagai bentuk sarana komunikasi, baik untukinternal dan eksternal yang dapat dimanfaatkan oleh manajemendan selur-uh personil pelaksana kegiatan?

Page 61: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-61-

Apakah setiap level Kepala di Kanwil Provinsi/KemenagfiUTXota Saudara telah melakukan pemantauan/evaluasi ataskebijakan/ SOP/pedoman tersebut secara berkala danterdokumentasi?Apakah upaya pengemb angan I pembaharuan sistem informasi,.,nt k meningkatkan kegunaan dan keandalan komunikasiinformasi telJh dilakukan secara terus menerus, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala KanwilProvinsi lKemenag Kab lKota?

np*"ft Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikisirategi/kebijakan/prosedur pemantauan berkelanjutanstrategi/kebijakan/prosedur pemantauan berkelanJutan(supervisi k-egiatan, pembandingan, rekonsiliasi, sidak, danproiedur lainf untuk meyakinkan bahwa aktivitas pengendaliantelah berjalan sesuai dengan yang diinginkan?Apakah strategi I kebijakan I prosedur pemantauantelah dikomunikaskan kepada manajemen dan

berkelanjutanpegawai yang

berkepentingan?Apakah setiap level Kepala di Kanwil Provinsi/KemenagKab/Kota telah melakukan pemantauan berkelanjutan a,tas

efektivitas kegiatan pengendalian pada tingkat entitas dantingkat kegiatan (seluruh kegiatan) dengan melibatkanmanajemen dan seluruh personil pelaksana k tan?

Apakah setiap level Kepala dalam Kanwil Provinsi/Kemenagfab/Xota telah melakukan evaluasi pemantauan berkelanjutanatas efektivitas kegiatan pengendalian secara berkala danterdokumentasi?Apakah strategi / kebij akan / prosedur pemantauan berkelanjutan.i"r efektiviias kegiatan pengendalian tersebut telahdikembangkan Secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis secara otomatislonline oleh Kepala KanwilProvinsi lKemenag Kab lKota?

epahfr Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah memilikitcibi3at<an/pedoman/prosedur untuk melakukan evaluasipengendalian intern secara terpisah yang ditetapkan secaraformal oleh Kepala Kanwil Provinsi/Kemenag KablKota?Evaluasi terpisah adalah penilaian atas mutu kinerja SistemPengendalian Intern dengan ruang lingkup dan frekuensitertentu yang dapat dilakukan oleh aparat pengawasan internpemerintah atau pihaE [email protected] kebijakan lpedoman lprosedur untuk melakukan

isah, telahevaluasi pengendalian intern secara te

Page 62: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

dikomunikaskan kepada manajemen dan pegawai yangberkepentingan di Kanwil Provinsi / Kemenag Kab / Kota?Apakah Kanwil Provinsi/Kemenag Kab/Kota telah melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah dengan melibatkanmanajemen dan pegawai terkait yang berkompeten?Apakah telah dilakukan evaluasikebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanpengendalian intern secara terpisah disesuaikan denganterkait, secara berkala dan terdokumentasi?

atasevaluasiregulasi

Apakah kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis/ online oleh Kepala Kanwil Provinsi/KemenagKab lKota?

-62-

Catatan:Untuk jawaban nYa" agar disiapkan bukti/data pendukung

C. KUESIONER SURVAI MATURITAS SPIP PADA PERGURUAN TINGGIKEAGAMAAN NEGERI

Nama Unit Kerja:

Jabatan:

KUESIONER SURVAI MATURITAS SPIP PADA PERGURUAN TINGGIKEAGAMAAN NEGERI (PTKN)

Isilah dengan Y (Ya) atau T (Tidak) sesuai dengan kondisi yang sebenarnyaada kolom "Y lf atas pertanyaan berikut.

FORM: PM -l

Apakah Kementerian Agama telah memiliki(Kode Etik) yang ditetapkan secara formal oleh

Aturan PerilakuMenteri Agama?

Apakah Aturan Perilaku (Kode Etik) Kementeriantelah dikomunikasikan kepada sebagian besarunit kerj alunit organisasi Saudara?

Agama tersebutpegawai dalam

kerja/unit organisasiPerilaku (Kode Etik)

Apakah sebagian besar pegawai dalam unitSaudara berperilaku sesuai dengan AturanKementerian Agama?

Page 63: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-63-

4 Apakah K.pala PTKN telahpenerapan Aturan Perilakuterdokumentasi?

melakukan pemantauan f evaluasi(Kode Etik) secara berkala dan

5 Agamaterjadi,Kepala

Apakah Aturan Perilaku (Kode Etik) Kementeriandikembangkan terus menerus sesuai perubahan yangdan telah dilakukan pemantauan secara otomatis olehPTKN atas penerapan aturan perila@

Apakah PTKN telah memiliki standar kompetensi atas setiaptugas dan fungsi untuk masing-masing posisi yang ditetapkansecara formal oleh Pimpinan PTKN?

Apakah standar kompetensi atas setiap tugas dan fungsi untukmasing-masing posisi tersebut telah dikomunikasikan kepadasebagian besar pegawai PTKN?

Apakah promosi/mutasi pejabat telah berdasarkan standarkompetensi?Apakah Pimpinan PTKN telah melakukanatas standar kompetensi dan kesesuaian

pemantauan f evaluasipenempatan pejabat

dan terdokumentasi?dengan standar kompetensi secara berkalaApakah standar kompetensi dikembangkan terus menerussesuai perubahan yang terjadi, dan ada sarana pemantauansecara otomatis oleh Pimpinan PTKN atas kesesuaianpenempatan pejabat dengan standar ko@

Apakah PTKN telah memiliki kebijakan/prosedur SistemManajemen Kinerja (SMK), misalnya prosedur penerapan SistemAkuntabilitas Kinerj a Instansi Pemerintah (SAKIP)?_

Apakah kebijakan/prosedur SMK telah dikomunikasikan kepadaselurrrh tingkat Kepala dan pegawai terkait p"4" PTKN?

Apakah kebijakan/prosedur SMK telahdiberlakukan/diimplementasikan kepada PTKN tgUqg1qlApakah Pimpinan PTKN telah mengevaluasi kebijakan/prosedurSMK dan implementasinya secara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan/prosedur SMK dikembangkan terus menemssesuai dengan perubahan yang terjadi dan telah dilakukanpemantauan secara otomatis/ ottli

Page 64: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-64-

Apakah keberadaan Struktur Organisasi beserta uraian tatalaksananya, pada PTKN telah dikomunikasikan kepada levelKepala dan pegawai yang berkepentingan?Apakah Struktur Organisasipada PTKN Saudara telahkegiatannya?

beserta uraian tata laksananyasesuai dengan ukuran dan sifat

Apakah Struktur Organisasipada PTKN Saudara telahterdokumentasi?

beserta uraian tata laksananyadievaluasi secara berkala dan

Apakah Struktur Organisasi beserta uraian tata laksananyadimutakhirkan sesuai perubahan lingkungan strategis dan telahdilakukan pemantauan secara otomatis/online oleh PimpinanPTKN?

Apakah terdapat prosedur pendelegasian wewenang yang dibuatsecara formal di PTKN Saudara?Apakah prosedur pendelegasian wewenang di PTKN Saudaratelah dikomunikasikan kepada sebagian besar pegawai?

Apakah prosedur pendelegasian wewenang di PTKN Saudaratelah dilaksanakan dan didokumentasikan?Apakah Pimpinan PTKN telahpendelegasian wewenang danwewenang secara berkala dan

melakukan evaluasihasil pelaksanaan

terdokumentasi?

atas prosedurpendelegasian

Apakah prosedur pendelegasian wewenang terus menerusdisesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis yangterjadi, dan atas pelaksanaan pendelegasian wewenang telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Pimpinan PTKN?

Apakah PTKN telah memilikimengenai pembinaan Sumberrekrutmen s.d. pemberhentian?

serangkaian kebijakan I aturanDaya Manusia (SDM) sejak

Apakah kebijakan/aturan pembinaan SDM tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai pada PTKN?

Apakah rekrutmen, pembinaan pegawai sampai denganpemberhentiannya pada PTKN telah dilakukan sesuai dengankebijakan/aturan pembinaan SDM dan didokumentasikan?Apakah Pimpinan PTKN telah melakukan evaluasi atas kebijakanpembinaan SDM, dan kesesuaian pelaksanaan rekrutmen,pembinaan pegawai sampai dengan pemberhentiannya dengankebijakan f aturan pembinaan SDM secara berkala danterdokumentasi?

Page 65: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-65-

Apakah kebijakan f aturan pembinaan SDM dan pelaksanaanrekrutmen, pembinaan pegawal denganpemberhentiannya dikembangkan terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis yang terjadi, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Pimpinan PTKNatas pelaksanaan kebijakan f aturan pembinaan SDM?

Apakah Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang dibentuk telahmemiliki piagam audit atau kebijakan pengawasan ataudokumen formal lain yang menyatakan visi, misi, tujuan,wewenang, tanggung jawab kegiatan audit intern dan ruanglingkup audit intern?Apakah piagam audit atau kebijakan pengawasan atau dokumenformal lainnya tersebut telah dikomunikasikan kepada PTKN?

Apakah SPI telah dapat memberikan keyakinan yang memadaratas ketaatan, kehematan, efisiensi, efektivitas, pencapaiantujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi/unitorganisasi/unit kerja?Apakah kinerja pengawasan SPI di PTKN Saudara telahdilakukan penilaian internal dan eksternal (penelaahan sejawatoleh aparat pengawasan lain) dan hasilnya telah ditindaklanjutidalam rangka meningkatkan keyakinan yang memadai atasketaatan, kehematan, efisiensi, efektivitas, pencapaian tujuanpenyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi/unitorganisasi/unit kerja secara berkala dan terdokumentasi?Apakah SPI telah dapat memberikan peringatan dini bagrPimpinan PTKN dan meningkatkan efektivitas manajemen risikodalam penyelenggaraan tugas dan fungsi PTKN, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Pimpinan PTKN?

Apakah PTKN telah memiliki pedoman/kebijakan/SOP terkaitdengan tugas dan fungsi PTKN Saudara yang melibatkan unitorganisasi/unit kerja lain terkait dengan mekanisme saling uji(pencocokan data dengan unit kerja/unit organisasi yangmenangani anggaran, akuntansi dan perbendaharaan)?Apakah pedoman lkebijakan terkaitPTKN Saudara, yang melibatkan unittersebut, telah dikomunikasikanberkepentingan dalam PTKN?

dengan tugas dan fungsiorganisasi lunrt kerja lainkepada pegawai yang

Page 66: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-66-

Apakah kebijakan/prosedur koordinasi dengan unitorganisasi/unit kerja lain telah diimplementasikan oleh pegawaiyang berkepentingan di setiap jenjang level unit kerja dandidokumentasikan?Apakah Kepala di setiap jenjang level PTKN telahevaluasi terhadap pemberlakuan kebijakan/ prosedursaling uji data dengan unit organisasi unit kedaberkala dan terdokumentasi?

melakukanmekanismelain secara

Apakah mekanisme saling uji data telah dikembangkan secaraterus menerus sesuai dengan kebutuhan dan telah dilakukanpemantauan secara otomatis/ online oleh Kepala PTKN?

Apakah PTKN telah memiliki kebijakan/pedoman penilaian risiko(identifikasi risiko) yang ditetapkan secara formal oleh PimpinanPTKN atau pedoman penilaian risiko formal lainnya?Apakah kebijakan I pedoman penilaiantersebut telah dikomunikasikanberkepentingan di PTKN Saudara?

risiko (identifikasi risiko)kepada pegawai yang

Apakah PTKN telah memiliki daftar risiko atas kegiatan utamayang ditetapkan secara formal oleh Pimpinan PTKN?Apakah Kepala di setiap jenjang level unit kerja telah melakukanevaluasi terhadap kebijakan/pedoman penilaian risiko(identifikasi risiko) dan pelaksanaannya serta daftar risiko yangdibuat secara berkala dan terdokumentasi?Apakah daftar risiko telah dimutakhirkan secara terus menerussesuai dengan perubahan kebutuhan atau harapan staketpldersdan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh PimpinanPTKN?

Apakah PTKN telah memiliki kebijakan/pedoman penilaian risiko(analisis risiko) yang ditetapkan secara formal oleh PTKN ataupedoman penilaian risiko formal lainnya?Apakah pedomandikomunikasikan

penilaian risikokepada pegawai

(analisis risiko) tersebut telahyang berkepentingan di PTKN?

Apakah PTKN telah memiliki rencana tindakpengendalian/rencana penanganan risiko atas kegiatan utamayang ditetapkan secara formal oleh Pimpinan PTKN dan RTPtelah diiplementasikan?Apakah Kepala telah melakukan evaluasi atas rencana tindakpengendalian/rencana penanganan risiko tersebut secaraberkala dan terdokumentasi?

Page 67: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-67 -

Apakah rencana tindak pengendalian/rencana penangananrisiko telah dimutakhirkan secara terus menerus sesuai denganperubahan kebutuhan atau harapan stakeholders dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Pimpinan PTKNatas rencana tindak pengendalian/rencana penanganan risikotersebut?

Apakah PTKN telah memiliki dokumen penetapan kinerja (PK/Tapkin) yang ditetapkan secara formal?Apakah dokumendikomunikasikan

penetapan kineda (PKlTapkin) tersebut telahkepada seluruh pegawai yang berkepentingan?

berdasarkan tolokpenetapan kinerja

Apakah PTKN telah melakukan reviu kinedaukur kinerja yang ditetapkan dalam dokumen(PKlTapkin)?Apakah Pimpinan PTKN telah melakukan evaluasi atas kinerjadan menggunakan hasilnya untuk memperbaiki cara/metodepelaksanaan kegiatan untuk efisiensi dan efektivitas pencapaiankinerja secara berkala dan terdokumentasi?Apakah caraf metode pelaksanaan kegiatan dikembangkan terusmenerus sesuai dengan perubahan untuk meningkatkan kinerja,dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh PimpinanPTKN?

Apakah PTKN telah memiliki kebijakan/SoP terkait pembinaansumber daya manusia (kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan,dan standar kinerja pegawai)?Apakah kebijakan/SOP tentang pembinaan sumber dayamanusia (kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standarkinerja pegawai) telah dikomunikasikan kepada pejabat/pegawaiyang berkepentingan di PTKN?Apakah pembinaan sumber daya manusia di PTKN telah sesuaidengan kebijakan/SOP pembinaan sumber daya manusia(kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standar kinerjapegawai)?Apakah Pimpinan PTKN telah melakukan pemantauan/evaluasrsecara berkala terdokumentasipemberlakuan/implementasi pembinaan sumber daya manusiatersebut?Apakah pembinaan sumber daya manusia (kebutuhan jumlah,persyaratan jabatan, dan standar kinerja pegawai) telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahankebutuhan dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online

Page 68: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-68-

Apakah PTKN telah memiliki kebijakan/SoP yg memuatpengendalian umum (untuk menjamin sistem informasi siapdigunakan) dan pengendalian aplikasi (untuk menjaminvaliditas, kelengkapan, dan akurasi data) sistem informasi?Apakah kebijakan dan prosedur tersebut telah dikomunikasikankepada pegawai yg berkepentingan di PTKN?

Apakah pengendalian umuminformasi telah dilaksanakandidokumentasikan?

dan pengendalian aplikasi sistemsesuai dengan kebijakan/SoP dan

Apakah Pimpinan PTKN melakukan evaluasi atas pengendalianumum dan pengendalian aplikasi sistem informasi yangdigunakan PTKN secara berkala dan terdokumentasiApakah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi sisteminformasi dikembangkan secara terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatis/ online oleh Pimpinan PTKN ataspengendalian umum dan pengendalian aplikasi sisteminformasi?

Apakah PTKN Saudara telah memiliki aturan terkait denganpengamanan aset (misal daripencurian / ker-usakan I penyimpangan penggunaan aset) ?

Apakah aturan tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawaiyang berkepentingan di PTKN?Apakah PTKNsesuai dengan

telah melaksanakan pengamanan fisik atas asetaturan yang ditetapkan dan didokumentasikan?

Apakah Pimpinan PTKN Saudara telah melakukan evaluasi ataspengamanan fisik aset secara berkala dan terdokumentasi?Apakah aturan dan pengamanan fisik atas aset dikembangkansecara terus menerus sesuai dengan perubahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online olehPimpinan PTKN atas pengamanan aset?

Apakah PTKN telah memiliki indicator kinerja utama (IKU) yangditetapkan secara formal oleh Kepala organisasi?Apakah IKU tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawaiyang berkepentingan di PTKN?

Page 69: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-69-

Apakah IKU telah digunakan untuk mengukur kinerja PTKN?Apakah Pimpinan PTKN melakukan evaluasi atas IKU secaraberkala dan terdokumentasi?Apakah IKU dikembangkan terusperubahan strategis/perubahan tugasorganisasi?

menerus sesuai dengandan fungsi serta mandat

Apakah PTKN telah secara formal memisahkan tanggungdan tugas untuk menjamin bahwa seluruh aspektransaksi atau kejadian tidak dikendalikan oleh 1 (satu)yang berpotensi terjadinya kecurangan?

jawabutamaorang

Apakah kebijakan terhadap pemisahantugas tersebut telah dikomunikasikanberkepentingan di unit PTKN?

tanggung jawab dankepada pegawai yang

Apakah pemisahan tanggung jawab dan tugas tersebut telahditerapkan di unit organisasi/ unit kerja Saudara?Apakah setiap level Kepala di PTKN telah melakukanpemantauan/evaluasi atas penerapan pemisahan tanggungjawab dan tugas tersebut secara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan terkait pemisahan tanggung jawab dan tugastersebut telah dikembangkan secara terrrs menerus sesuaidengan perubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatis I online oleh Pimpinan PTKN?

Apakah PTKN telah memiliki aturan/pedoman/SOP yang memuattentang otorisasi atas transaksi dan kejadian penting (antaralain: keuangan, barang, kepegawaian, perijinan, danpendapatan)?Apakah aturan/pedoman/SOP yang memuat tentang otorisasiatas transaksi dan kejadian penting tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan di PTKN?Apakah otorisasi transaksi dandilaksanakan sesuai dengandidokumentasikan?

kejadian penting di PTKN telahaturanlpedoman/SOP dan

Apakah Pimpinan PTKN telahatas otorisasi transaksi danberkala dan terdokumentasi?

melakukan pemantauan f evaluasikejadian penting tersebut secara

Apakah aturan/pedoman/SOP yang memuat otorisasi transaksidan kejadian penting, dan pelaksanaannya dikembangkan terusmenerus sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, dantelah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh PimpinanPTKN yg dilaksanakan?

Page 70: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-70-

Apakah PTKN telah memiliki aturan/pedoman terkait kewajibanpencatatan transaksi dan kejadian secara akurat dan tepatwaktu?Apakah aturanlpedoman tersebutkepada pegawai yang berkepentingankerja Saudara?

telah dikomunikasikandi unit organisasi/ unit

Apakah transaksi dan kejadian penting pada unit kerja Saudaratelah dicatat secara akurat dan tepat sesuai aturan/pedoman?Apakah Pimpinanpencatatan transaksiterdokumentasi?

melakukan evaluasi ataspenting secara berkala dan

PTKN telahdan kejadian

Apakah aturan/pedoman terkait kewajiban pencatatan transaksidan kejadian penting serta pelaksanaannya telah dikembangkansecara terus menerus sesuai dengan perubahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online olehPimpinan PTKN atas pencatatan transaksi dan kejadian secaraakurat dan tepat waktu?

Apakah akses atas sumber daya (misalnya: aset,catatan (misalnya: SIMDA, SIMPEG, d11) di PTKNpada pegawai yang berwenang yang ditetapkanoleh Pimpinan PTKN?

uang, dll) dantelah dibatasisecara formal

Apakah pembatasan akses atas sumber dayaPTKN tersebut telah dikomunikasikan kepadaberkepentingan di PTKN?

dan catatan dipegawai yang

Apakah akses pada sumber daya dan catatan di unit kerjaSaudara hanya dilakukan oleh petugas yang ditetapkan sehinggamenjamin keamanan sumber daya dan catatan daripencurian / kerusakan / penyimpangan?Apakah Kepala di PTKN telahpembatasan akses atas sumberdan terdokumentasi

melakukan evaluasi terhadapdaya dan catatan secara berkala

Apakah pembatasan akses atas sumber daya dan catatan telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis?

Apakah penanggung jawab sumber daya dan catatan besertauraian tugasnya di unit keda Saudara telah ditetapkan secaraformal oleh Pimninan PTKN?Apakah penetapan penanggung jawab sumberbeserta uraian tusasnva di PTKN tersebut telah

daya dan catatandikomunikasikan

Page 71: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-7 1-

kepada pegawai yang berkepentingan?Apakah penanggung jawab sumbermembuat pertanggungjawaban atassesuai dengan yang ditentukan?

daya dan catatan telahsumber daya dan catatan

Apakah Kepala di PTKN telahatas akuntabilitas pencatatanberkala dan terdokumentasi?

melakukan pemantauan f evaluasidan sumber daya tersebut secara

Apakah akuntabilitas pencatatan dan sumber daya tersebuttelah dikembangkan secara terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatis/ online oleh Pimpinan PTKN?

Apakah PTKN telah memiliki kebijakan/prosedur untukmelakukan dokumentasi atas implementasi/penyelenggaraanSPI serta transaksi dan kejadian penting?Apakah kebijakan/prosedur tersebut telah dikomunikasikan kepegawai yang berkepentingan?Apakah dokumentasi ataskejadian penting telahditetapkan?

implementasi SPI serta transaksi dandilakukan sesuai kebijakan yang

Apakah Pimpinan PTKN telahkebijakan lprosedur danpendokumentasian implementasikejadian penting secara berkala dan

melakukan evaluasi ataspelaksanaan kebijakanSPI serta transaksi danterdokumentasi?

Apakah kebijakan/prosedur untuk melakukan dokumentasi atasimplementasi SPI serta transaksi dan kejadian pentingdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis/online oleh Pimpinan PTKN?

Apakah PTKN telah memiliki kebijakan/prosedur atau pedomaninfokom / kehumasan untuk memperoleh informasi yang pentingdalam mencapai tujuan Instansi Pemerintah?Apakah kebijakan-kebdakan/prosedur tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan di PTKN?

Apakah informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu dapatdiakses oleh pegawai yang berkepentingan/terkait sehinggamemungkinkan dilakukan pengecekan/ pemantauan dantindakan korektif secara tepat?Apakah proses identifikasi, perolehan, dan distribusi informasioperasional dan keuangan mampu untuk mengukur pencapaian

Page 72: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-72-

rencana kinerja strategis serta telah dievaluasi secara berkaladan terdokumentasi?Apakah proses identifikasi, perolehan, dan distribusi informasioperasional dan keuangan f anggaran telah dikembangkan secaraterus menerus sesuai dengan perubahan lingkungan strategis,dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh PimpinanPTKN?

Apakah PTKN telah memiliki kebijakan/SoP/pedoman untukmenjelaskan pentingnya pengendalian intern dan tugas sertatanggungjawab masing-masing pegawai?Apakah kebdakan/ SOP/pedoman komunikasi internal &eksternal telah dikomunikaskan kepada manajemen, pegawai,dan stakeholder terkait di PTKN?Apakah Pimpinan PTKN telah menyediakan berbagai bentuksarana komunikasi, baik untuk internal dan eksternal yangdapat dimanfaatkan oleh manajemen dan seluruh personilpelaksana kegiatan?Apakah setiap level Kepala di PTKN Saudara telah melakukanpemantauan/evaluasi atas kebijakan/ SoP/pedoman tersebutsecara berkala dan terdokumentasi?Apakah upaya pengembanganlpembaharuan sistem informasiuntuk meningkatkan kegunaan dan keandalan komunikasiinformasi telah dilakukan secara terus menerus, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Pimpinan PTKN?

Apakah PTKN telah memiliki strategi/kebijakan/prosedurpemantauan berkelanjutan (supervisi kegiatan, pembandingan,rekonsiliasi, sidak, dan prosedur lain) untuk meyakinkan bahwaaktivitas pengendalian telah berjalan sesuai dengan yangdiinginkan?Apakah strategi/ kebijakan I prosedur pemantauantelah dikomunikaskan kepada manajemen danberkepentingan?

berkelanjutanpegawai yang

Apakah setiap level Kepala di PTKN telah melakukanpemantauan berkelanjutan atas efektivitas kegiatanpengendalian pada tingkat entitas dan tingkat kegiatan (seluruhkegiatan) dengan melibatkan manajemen dan selurrrh personilpelaksana kegiatan?Apakah setiap level Kepala dalam PTKN telah melakukanevaluasi pemantauan berkelanjutan atas efektivitas kegiatanpengendalian secara berkala dan terdokumentasi?

Page 73: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-73-

Catatan:Untuk jawaban "Y{ agar disiapkan bukti/data pendukung

Apakah strategi/kebijakan/prosedur pemantauan berkelanjutanatas efektivitas kegiatan pengendalian tersebut telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan pertrbahanlingkungan strategis secara otomatis/ online oleh PimpinanPTKN?

Apakah PTKN telah memiliki kebijakan/pedoman/proseduruntuk melakukan evaluasi pengendalian intern secara terpisahyang ditetapkan secara formal oleh Pimpinan PTKN?Evaluasi terpisah adalah penilaian atas mutu kinerja SistemPengendalian Intern dengan ruang lingkup dan frekuensitertentu yang dapat dilakukan oleh aparat pengawasan internpemerintah atau pihak eksternal pemerintah.Apakah kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah, telahdikomunikaskan kepada manajemen dan pegawai yangberkepentingan di PTKN?

Apakah PTKN telah melakukan evaluasi pengendalian internsecara terpisah dengan melibatkan manajemen dan pegawaiterkait yang berkompeten?

telah dilakukan evaluasikebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanpengendalian intern secara terpisah disesuaikan denganterkait, secara berkala dan terdokumentasi?

atasevaluasiregulasi

Apakah kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis lonline oleh Pimpinan PTKN?

Page 74: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

D. KUESIONER SURVAI

-7 4-

MATURITAS SPIP PADA MADRASAH

Nama Unit Kerja:

Jabatan:

KUESIONER SURVAI MATURITAS SPIP PADA MADRASAH

Isilah dengan Y (Ya) atau T (Tidak) sesuai dengan kondisi yang sebenarnyaada kolom "Y ly atas pertanyaan berikut.

FORM: PM -l

Apakah Kementerian Agama telah memiliki(Kode Etik) yang ditetapkan secara formal oleh

Aturan PerilakuMenteri Agama?

Agama tersebutpegawai dalam

Apakah Aturan Perilaku (Kode Etik) Kementeriantelah dikomunikasikan kepada sebagian besarunit kerja/unit organisasi Saud ara?

kerja/unit organisasiPerilaku (Kode Etik)

Apakah sebagian besar pegawai dalam unitSaudara berperilaku sesuai dengan AturanKementerian Agama?Apakah Kepala Madrasah telah melakukanpemantauan/evaluasi penerapan Aturan Perilaku (Kode Etik)secara berkala dan terdokumentasi?

Agamaterjadi,Kepala

Apakah Aturan Perilaku (Kode Etik) Kementeriandikembangkan terus menerus sesuai perrrbahan yangdan telah dilakukan pemantauan secara otomatis olehMadrasah atas penerapan aturan perilaku organisasi?

Apakah Madrasahtugas dan fungsisecara formal oleh

telah memiliki standar kompetensiuntuk masing-masing posisi yangKepala Madrasah?

atas setiapditetapkan

Apakah standar kompetensi atas setiap tugas dan fungsi untukmasing-masing posisi tersebut telah dikomunikasikan kepadasebagian besar pegawai Madrasah?Apakah promosi/mutasi pejabat telah berdasarkan standarkompetensi?Apakah Kepala Madrasah melakukanpemantauan/evaluasi atas standar kompetensi dan kesesuaianpenempatan pejabat dengan standar kompetensi secara berkaladan terdokumentasi?Apakah standar kompetensi dikembangkan terus menerussesuai perubahan ang teqiadi, dan ada sarana pemantauan

Page 75: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-7 5-

Apakah Madrasah telah memiliki kebijakan/prosedur SistemManajemen Kinerja (SMK), misalnya prosedur penerapan SistemAkuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)?

Apakah kebijakan/prosedur SMK telah dikomunikasikan kepadaseluruh tingkat pimpinan dan pegawai terkait pada Madrasah?Apakah kebijakan/prosedur SMK telahdiberlakukan/ diimplementasikan kepada Madrasah Saudara?Apakah Kepalakebijakan lprosedurdan terdokumentasi?

Madrasah telahSMK dan implementasinya

mengevaluasisecara berkala

Apakah kebijakan/prosedur SMK dikembangkan terus menerussesuai dengan perubahan yang terjadi dan telah dilakukanpemantauan secara otomatis/ online oleh Kepala Madrasah?

Apakah Madrasah telah memiliki Struktururaian tata laksananya mengacuperundangundangan yang berlaku?

Organisasi besertapada peraturan

Apakah keberadaan Struktur Organisasi beserta uraian tatalaksananya, pada Madrasah telah dikomunikasikan kepada levelpimpinan dan pegawai yang berkepentingan?Apakah Struktur Organisasi beserta uraianpada Madrasah Saudara telah sesuai dengankegiatannya?

tata laksananyaukuran dan sifat

Apakah Strrrktur Organisasi beserta uraian tata laksananyapada Madrasah Saudara telah dievaluasi secara berkala danterdokumentasi?Apakah Struktur Organisasi beserta uraian tata laksananyadimutakhirkan sesuai perubahan lingkungan strategis dan telahdilakukan pemantauan secara otomatis/online oleh KepalaMadrasah?

Apakah terdapat prosedur pendelegasian wewenang yang dibuatsecara formal di Madrasah Saudara?Apakah prosedur pendelegasian wewenang di Madrasah Saudaratelah dikomunikasikan kepada sebagian besar pegawai?

Page 76: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-'7 6-

Apakah prosedur pendelegasian wewenang di Madrasah Saudaratelah dilaksanakan dan didokumentasikan?Apakah Kepala Madrasah telah melakukan evaluasi atasprosedur pendelegasian wewenang dan hasil pelaksanaanpendelegasian wewenang secara berkala dan terdokumentasi?Apakah prosedur pendelegasian wewenang terus menerusdisesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis yangterjadi, dan atas pelaksanaan pendelegasian wewenang telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala Madrasah?

Apakah Madrasah telah memilikimengenai pembinaan Sumberrekrutmen s.d. pemberhentian?

serangkaian kebij akan I aturanDaya Manusia (SDM) sejak

Apakah kebijakan/aturan pembinaan SDM tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai pada Madrasah?Apakah rekrutmen, pembinaan pegawai sampaipemberhentiannya pada Madrasah telah dilakukandengan kebijakan f aturan pembinaan SDMdidokume ntasikan?

dengansesuai

dan

Apakah Kepala Madrasah telah melakukan evaluasi ataskebijakan pembinaan SDM, dan kesesuaian pelaksanaanrekrutmen, pembinaan pegawai sampai denganpemberhentiannya dengan kebijakan/aturan pembinaan SDMsecara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan/aturan pembinaan SDM dan pelaksanaanrekrutmen, pembinaan pegawai sampai denganpemberhentiannya dikembangkan terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis yang terjadi, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala Madrasahatas pelaksanaan kebijakan laturan pembinaan SDM?

Apakah Inspektorat Jenderal telah memiliki piagam audit ataukebijakan pengawasan atau dokumen formal lain yangmenyatakan visi, misi, tujuan, wewenang, tanggung jawabkegiatan audit intern dan ruang lingkup audit intern?Apakah piagam audit atau kebijakanformal lainnya tersebut telahMadrasah?

pengawasan atau dokumendikomunikasikan kepada

Apakah Inspektoratans memadai atas

Jenderal telah dapat memberikan keyakinanketaatan, kehematan, efisiensi, efektivit&s,

Page 77: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-77 -

pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsiorganisasi/ unit organisasi/ unit kerj a?

Apakah kinerja pengawasan Inspektorat Jenderal di MadrasahSaudara telah dilakukan penilaian internal dan eksternal(penelaahan sejawat oleh aparat pengawasan lain) dan hasilnyatelah ditindaklanjuti dalam rangka meningkatkan keyakinanyang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, efektivitas,pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsiorganisasi/unit organisasi/unit kerja secara berkala danterdokumentasi?Apakah Inspektorat Jenderal telah dapat memberikan peringatandini bagi pimpinan Madrasah dan meningkatkan efektivitasmanajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsiMadrasah, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ onlineoleh Kepala Madrasah?

Apakah Madrasah telah memiliki pedoman/kebijakan/SOPterkait dengan tugas dan fungsi Madrasah Saudara yangmelibatkan unit organisasi/unit kerja lain terkait denganmekanisme saling uji (pencocokan data dengan unit kerja/unitorganisasi yang menangani anggaran, akuntansi danperbendaharaan)?Apakah pedoman/kebijakan terkait dengan tugas dan fungsiMadrasah Saudara, yang melibatkan unit organisasi/unit kerjalain tersebut, telah dikomunikasikan kepada pegawai yangberkepentingan dalam Madrasah?Apakah kebijakan/prosedur koordinasi dengan unitorganisasi/unit kerja lain telah diimplementasikan oleh pegawaiyang berkepentingan di setiap jenjang level unit kerja dandidokumentasikan?Apakah Kepala di setiap jenjang level Madrasah telahevaluasi terhadap pemberlakuan kebijakan I prosedursaling uji data dengan unit organisasi unit kerjaberkala dan terdokumentasi?

melakukanmekanismelain secara

Apakah mekanisme saling uji data telah dikembangkan secaraterus menerus sesuai dengan kebutuhan dan telah dilakukanpemantauan secara otomatis/ online oleh Kepala Madrasah?

Apakah Madrasah telah memiliki kebijakan/pedoman penilaianrisiko (identifikasi risiko) yang ditetapkan secara formal olehimpinan Madrasah atau pedoman penilaian risiko formal

Page 78: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-78-

lainnya?Apakah kebijakan I pedoman penilaiantersebut telah dikomunikasikan

risiko (identifikasi risiko)kepada pegawai yang

berkepentingan di Madrasah Saud ara?Apakah Madrasah telah memiliki daftar risiko atas kegiatanutama yang ditetapkan secara formal oleh pimpinc.n Madrasah?Apakah Kepala di setiap jenjang level unit kerja telah melakukanevaluasi terhadap kebijakan/pedoman penilaian risiko(identifikasi risiko) dan pelaksanaannya serta daftar risiko yangdibuat secara berkala dan terdokumentasi?Apakah daftar risiko telah dimutakhirkan secara terus menerussesuai dengan perrrbahan kebutuhan atau harapan stakeholdersdan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh KepalaMadrasah?

Apakah Madrasah telahrisiko (analisis risiko)Madrasah atau pedoman

memiliki kebijakan I pedoman penilaianyang ditetapkan secara formal olehpenilaian risiko formal lainnya?

risiko (analisis risiko) tersebut telahpegawai yang berkepentingan di

Apakah pedoman penilaiandikomunikasikan kepadaMadrasah?Apakah Madrasah telah memiliki rencana tindakpengendalian/rencana penanganan risiko atas kegiatan utamayang ditetapkan secara formal oleh Kepala Madrasah dan RTPtelah diiplementasikan?Apakah pimpinan telah melakukan evaluasi atas rencana tindakpengendalian/rencana penanganan risiko tersebut secaraberkala dan terdokumentasi?Apakah rencana tindak pengendalian/rencana penangananrisiko telah dimutakhirkan secara terus menerus sesuai denganperubahan kebutuhan atau harapan stakeholders dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala Madrasahatas rencana tindak pengendalian/rencana penanganan risikotersebut?

Apakah Madrasah telah memiliki dokumen penetapan kinerja(PKl Tapkin) yang ditetapkan secara formal?Apakah dokumendikomunikasikan

penetapan kinerja (PK lTapkin) tersebut telahkepada seluruh pegawai yang berkepentingan?

Apakah Madrasah telahtolok ukur kinerja yangkinerja (PK lTapkin)?

melakukan reviuditetapkan dalam

kinerja berdasarkandokumen penetapan

Page 79: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-79-

Apakah Kepala Madrasah telah melakukan evaluasi atas kinerjadan menggunakan hasilnya untuk memperbaiki cara/metodepelaksanaan kegiatan untuk efisiensi dan efektivitas pencapaiankinerja secara berkala dan terdokumentasi?Apakah cara lmetode pelaksanaanmenerus sesuai dengan perubahandan telah dilakukan pemantauanMadrasah?

kegiatan dikembangkan terusuntuk meningkatkan kinerja,otomatis lonline oleh KePala

Apakah Madrasah telah memilikipembinaan sumber daya manusia

kebijakan/SOP terkait(kebutuhan jumleh,

persyaratan jabatan, dan standat 8S949 pegawai)?

Apakah kebijakan/SOP tentang pembinaan sumber dayamanusia (kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standarkinerja pegawai) telah dikomunikasikan kepada pejabat/pegawaiyang berkepentingan di Madrasah?Apakah pembinaan sumber daya manusia di Madrasah telahsesuai dengan kebijakan/SoP pembinaan sumber daya manusia(kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standar kinerjapegawai)?

Kepala Madrasah melakukanpemantauan/evaluasi secara berkala dan terdokumentasi ataspemberlakuan/implementasi pembinaan sumber daya manusiatersebut?Apakah pembinaan sumber daya manusia (kebutuhan jumlah,persyaratan jabatan, dan standar kinerja pegawai) telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perrrbahankebutuhan dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ onlineoleh Kepala Madrasah atas kinerja sumber daya manusia?

Apakah Madrasah telah memiliki kebijakan/SoP yg memuatpengendalian umum (untuk menjamin sistem informasi siapdigunakan) dan pengendalian aplikasi (untuk menjaminvaliditas, kelengkapan, dan akurasi data) sistem informasPApakah kebijakan dan prosedur tersebut telah dikomunikasikankepada pegawai yg berkepentingan di Madrasah?Apakah pengendalian umuminformasi telah dilaksanakandidokumentasikan?

dan pengendalian aplikasi sistemsesuai dengan kebdakan/SOP dan

Apakah Kepala Madrasah melakukan evaluasi atas pengendalianumum dan pengendalian aplikasi sistem informasi yangdigunakan Madrasah secara berkala dan terdokumentasi

Page 80: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-80-

Apakah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi sisteminformasi dikembangkan secara terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatis/ online oleh Kepala Madrasah ataspengendalian umum dan pengendalian aplikasi sisteminformasi?

Apakah Madrasah Saudara telah memiliki aturan terkait denganpengamanan aset (misal daripencurian/ kerusakan / penyimpangan penggunaan aset)?Apakah aturan tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawaiyang berkepentingan di Madrasah?Apakah Madrasah telahaset sesuai dengandidokumentasikan?

melaksanakan pengamanan fisik atasaturan yang ditetapkan dan

Apakah Kepala Madrasahatas pengamanan fisik aset

Saudara telah melakukan evaluasisecara berkala dan terdokumentasi?

Apakah aturan dan pengamanan fisik atas aset dikembangkansecara terus menerus sesuai dengan perubahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online olehKepala Madrasah atas pengamanan aset?

Apakah Madrasah telah memiliki indicator kinerja utama (IKU)yang ditetapkan secara formal oleh pimpinan organisasi?Apakah IKU tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawaiang berkepentingan di Madrasah?

Apakah IKU telah digunakan untuk mengukur kinerjaMadrasah?Apakah Kepala Madrasah melakukan evaluasi atas IKU secaraberkala dan terdokumentasi?Apakah IKU dikembangkan terusperubahan strategis lperubahan tugasorganisasi?

menerus sesuai dengandan fungsi serta mandat

Page 81: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-81-

Apakah kebijakan terhadap pemisahantugas tersebut telah dikomunikasikan

tanggung jawab dankepada pegawai yang

berkepentingan di unit Madrasah?Apakah pemisahan tanggung jawab dan tugas tersebut telahditerapkan di unit organisasi/@ Saudara?Apakah setiap level Kepala di Madrasah telah melakukanpemantauan/evaluasi atas penerapan pemisahan tanggungjawab dan tugas tersebut secara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan terkait pemisahan tanggung jawab dan tugastersebut telah dikembangkan Secara tertrs menerus sesuaidengan perubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatis I online oleL4gPgb Madrasah?

Apakah Madrasah telahmemuat tentang otorisasi(antara lain: keuangsn,

memiliki aturanlpedoman/ SOP yangatas transaksi dan kejadian penting

barang, kepegawaian, Perijinan, danpendapatan)?

memuat tentang otorisasipenting tersebut telahyang berkepentingan di

Apakah aturan I pedoman/ SOP yangatas transaksi dan kejadiandikomunikasikan kepada pegawaiMadrasah?

dan kejadian penting di Madrasahdengan aturanlpedoman/SOP dan

Apakah otorisasi transaksitelah dilaksanakan sesuaididokumentasikan?Apakah Kepala Madrasah telah melakukan pemantauan/evaluasiatas otorisasi transaksi dan kejadian penting tersebut secaraberkala dan terdokumentasi?Apakah aturan/pedoman/SOP yang memuat otorisasi transaksidan kejadian penting, dan pelaksanaannya dikembangkan terusmenerus sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, dantelah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh KepalaMadrasah yg dilaksanakan?

Apakah Madrasah telah memilikikewajiban pencatatan transaksi dantepat waktu?

aturan lpedoman terkaitkejadian secara akurat dan

Apakah aturanlpedoman tersebutkepada pegawai yang berkepentingan

telah dikomunikasikandi unit organisasi/ unit

kerja Saudara?Apakah transaksi dan kejadian penting pada unit kerja Saudaratelah dicatat secara akurat dan tepat sesuai aturan/p"do-4t?Apakah Kepala Madrasah telah melakukan evaluasi atas

Page 82: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-82-

penc.tatan transaksi dan kejadian penting secara berkala danterdokumentasi?

@oman terkait kewajiban pencatatan transaksidan kejadian p"tttittg serta pelaksanaannya telah dikembangkansecara terus menerrrs sesuai dengan perubahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online olel:r

Kepali Madrasah atas pencatatan transaksi dan kejadian secara

akurat dan tepat waktu?

Ap"k"h .kses atas sumber daya (misalnya: aset, uang, d11) dan

".t"t.n (misalnya: SIMDA, SIMPEG, dll) di Madrasah telah

dibatasi pada pegawai yang berwenang yang ditetapkan secaraformal oleh Kepala Madrasah?Apakah pembatasan akses atas sumberMadrasah tersebut telah dikomunikasikan

daya dan catatan dikepada pegawai Yang

berkepentingan di Madrasah?Ap"k"h "k"* pada sumber daya dan catatan di unit kerjaSaudara hanya dilakukan oleh petugas yang ditetapkan sehinggamenjamin k."*"ttu.n sumber daya dan catatan dartpencurian / k.trtttk.tt / P. "Vi-P.np.Uft Kepala di Madrasah telah melakukan evaluasi terhadappembatasan akses atas sumber daya dan catatan secara berkaladan terdokumentasinp*.ft pembatasan akses atas sumber daya dan catatan telahdikembangkan secara terus menems sesuai dengan perubahanlingkungan strategis?

Apakah penanggung jawab sumber daya dan catatan besertauraian tugasnya di unit kerja Saudara telah ditetapkan secara

formal oleh Kepala Madrasah?Apakah penetapan penanggung jawab sumber daya dan catatanbiserta

- uraian lugasnya di Madrasah tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan?Apakah penanggung jawab sumbermembtrat pertanggungiawaban atas

daya dan catatan telahsumber daya dan catatan

sesuai dengan yang ditentukan?Apakah Kepala di Madrasah telah melakukanpemantauan/evaluasi atas akuntabilitas pencatatan dan sumberdaya tersebut secara berkala dan terdokumentasi?Apakah akuntabilitastelah dikembangkan

pencatatan dan sumber daya tersebutSecara terus menerus SeSuai dengan

rubahan lin an strateeis, dan telah dilakukan

Page 83: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-93 -

Apakah Madrasah telah memiliki kebijakan/prosedur untukmelakukan dokumentasi atas implementasi/penyelenggaraanSPI serta transaksi dan kejadian penting?Apakah kebijakan/prosedur tersebut telah dikomunikasikan kepegawai yang berkepentingan?Apakah dokumentasi ataskejadian penting telahditetapkan?

implementasi SPI serta transaksi dandilakukan sesuai kebijakan yang

Apakah Kepala Madrasah telahkebijakan lprosedur danpendokumentasian implementasi

melakukan evaluasi ataspelaksanaan kebijakanSPI serta transaksi danterdokumentasi?kejadian penting secara berkala dan

Apakah kebijakan/prosedur untuk melakukan dokumentasi atasimplementasi SPI serta transaksi dan kejadian pentingdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis/online oleh Kepala Madrasah?

Apakah Madrasahpedoman infokomyang penting dalam

telah memiliki kebijakan lprosedur atauI kehumasan untuk memperoleh informasimencapai tujuan Instansi Pemerintah?

tersebut telahberkepentingan di

kebij akan-kebij akan I prosedurdikomunikasikan kepada pegawai yangMadrasah?Apakah informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu dapatdiakses oleh pegawai yang berkepentingan/terkait sehinggamemungkinkan dilakukan pengecekan/ pemantauan dantindakan korektif secara tepat?Apakah proses identifikasi, perolehan, dan distribusi informasioperasional dan keuangan mampu untuk mengukur pencapaianrencana kinerja strategis serta telah dievaluasi secara berkaladan terdokumentasi?Apakah proses identifikasi, perolehan, dan distribusi informasioperasional dan keuangan f anggaran telah dikembangkan secaraterus menerus sesuai dengan perrrbahan lingkungan strategis,dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh KepalaMadrasah?

Page 84: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-84-

Apakah Madrasahuntuk menjelaskanserta tanggungiawab

telah memiliki kebijakan/SOPlpedomanpentingnya pengendalian intern dan tugasmasing- masing pegawai?

Apakah kebijakan/ SOP/ pedoman komunikasi internal &eksternal telah dikomunikaskan kepada manajemen, pegawai,dan stakeholder terkait di Madrasah?

telah menyediakan berbagai bentukuntuk internal dan eksternal yangmanajemen dan seluruh personil

Apakah Kepala Madrasahsarana komunikasi, baikdapat dimanfaatkan olehpelaksana kegiatan?Apakah setiap level pimpinan di unit organisasi/unit kerjaSaudara telah melakukan pemantauan/evaluasi atas kebij akanlSOP/pedoman tersebut secara berkala dan terdokumentasi?Apakah upaya pengembangan/pembaharuan sistem informasiuntuk meningkatkan kegunaan dan keandalan komunikasiinformasi telah dilakukan secara terus menerus, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala Madrasah?

Apakah Madrasah telah memiliki strategi/kebijakan/prosedurpemantauan berkelanjutan (supervisi kegiatan, pembandingan,rekonsiliasi, sidak, dan prosedur lain) untuk meyakinkan bahwaaktivitas pengendalian telah berjalan sesuai dengan yangdiinginkan?Apakah strategi I kebijakan I prosedur pemantauantelah dikomunikaskan kepada manajemen danberkepentingan?

berkelanjutanpegawai yang

Apakah setiap level Kepala di Madrasah telah melakukanpemantauan berkelanjutan atas efektivitas kegiatanpengendalian pada tingkat entitas dan tingkat kegiatan (seluruhkegiatan) dengan melibatkan manajemen dan seluruh personilpelaksana kegiatan?Apakah setiap level Kepala dalam Madrasah telah melakukanevaluasi pemantauan berkelanjutan atas efektivitas kegiatan

ngendalian secara berkala dan terdokumentasi?Apakah strategi/ kebij akan / prosedur pemantauan berkelanjutanatas efektivitas kegiatan pengendalian tersebut telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis secara otomatis/ online oleh KepalaMadrasah?

Page 85: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-85-

yang ditetapkan secara formal oleh Kepala Madrasah?Evaluasi terpisah adalah penilaian atas mutu kineda SistemPengendalian Intern dengan ruang lingkup dan frekuensitertentu yang dapat dilakukan oleh aparat pengawasan internpemerintah atau pihak eksternat pt*.ti"tah.Apakah kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah, telahdikomunikaskan kepada manajemen dan pegawai yangberkepentingan di Madrasah?Apakah Madrasah telah melakukan evaluasi pengendalian internsecara terpisah dengan melibatkan manajemen dan pegawaiterkait yang berkompeten?

dilakukan evaluasiApakahkebdakan/pedoman/prosedur untuk melakukanpengendalian intern secara terpisah disesuaikan dengan

atasevaluasiregulasi

terkait, secara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis I online oleh Kepala Madrasah?

Catatan:Untuk jawaban "Y{ agar disiapkan bukti/data pendukung

E. KUESIONER SURVAI MATURITAS SPIP PADA UNIT PELAKSANATEKNIS

Nama Unit Kerja:

Jabatan:

KUESIONER SURVAI MATURITAS SPIP PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS(uPT)

Isilah dengan Y (Ya) atau T (Tidak) sesuai dengan kondisi yang sebenarnyaada kolom "Y ly atas pertanyaan berikut.

FORM: PM -1

Page 86: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-86-

I Apakah Kementerian Agama telah memiliki(Kode Etik) yang ditetapkan secara formal oleh

Aturan PerilakuMenteri Agama?

2 Apakah Aturan Perilaku (Kode Btik) Kementeriantelah dikomunikasikan kepada sebagian besarunit kerj af :unit organisasi Saudara?

Agama tersebutpegawai dalam

3 Apakah sebagian besar pegawai dalam unitSaudara berperilaku sesuai dengan AturanKementerian Agama?

kerja/unit organisasiPerilaku (Kode Etik)

4 melakukan pemantauan f evaluasi(Kode Etik) secara berkala dan

Apakah Kepala UPT telahpenerapan Aturan Perilakuterdokumentasi?

5 Agamaterjadi,Kepala

Apakah Aturan Perilaku (Kode Etik) Kementeriandikembangkan terus menerus sesuai perubahan yangdan telah dilakukan pemantauan secara otomatis olehUPT atas penerapan aturan perilaku organisasi?

1 Apakah UPT telahdan fungsi untukformal oleh Kepala

memiliki standar kompetensi atas setiap tugasmasing-masing posisi yang ditetapkan secaraUPT?

2 Apakah standar kompetensi atas setiap tugas dan fungsi untukmasing-masing posisi tersebut telah dikomunikasikan kepadasebagian besar pegawai UPT?

3 Apakah promosi/mutasi pejabat telah berdasarkan standarkompetensi?

4 Apakah Kepala UPTstandar kompetensistandar kompetensi

telah melakukan pemantauan f evaluasi atasdan kesesuaian penempatan pejabat dengansecara berkala dan terdokumentasi?

5 Apakahsesuaisecarapejabat

standar kompetensi dikembangkan terus menerusperrrbahan yang terjadi, dan ada sarana pemantauanotomatis oleh Kepala UPT atas kesesuaian penempatandengan standar kompetensi?

Apakah UPT telah memiliki kebijakan/prosedur SistemManajemen Kinerja (SMK), misalnya prosedur penerapan SistemAkuntabilitas Kinerj a Instansi Pemerintah (SAKIP) ?Apakah kebijakan/prosedur SMK telah dikomunikasikan kepadaseluruh tingkat Kepala dan pegawai terkait pada UPT?Apakah kebijakan/prosedur SMK telahdiberlakukan/diimplementasikan kepada UPT?Apakah Kepala UPT telah mengevaluasi kebijakan/prosedur SMKdan implementasinya secara berkala dan terdokumentasi?Apakah kebijakan/prosedur SMK dikembangkan terus menerussesuai dengan perubahan yang tedadi dan telah dilakukanpemantauan secara otomatis/ online oleh Kepala UPT?

Page 87: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-87 -

Apakah UPT telah memiliki Struktur Organisasi beserta uraiantata laksananya mengacu pada peraturan perundangundanganyang berlaku?Apakah keberadaan Struktur Organisasi beserta uraian tatalaksananya, pada UPT telah dikomunikasikan kepada levelKepala dan pegawai yang b. ?

Apakah Struktur Organisasi beserta uraian tata laksananyapada UPT Saudara telah sesuai dengan ukuran dan sifatkegiatannya?Apakah Struktur Organisasipada UPT Saudara telahterdokumentasi?

beserta uraian tata laksananyadievaluasi secara berkala dan

Apakah Struktur Organisasi beserta uraian tata laksananyadimutakhirkan sesuai perubahan lingkungan strategis dan telahdilakukan pemantauan secara oto

Apakah terdapat prosedur pendelegasian wewenang yang dibuatsecara formal di UPT Saudara?Apakah prosedur pendelegasian wewenang di UPT Saudara telahdikomunikasikan kepada sebagian besar pe€a\Mei?

Apakah prosedur pendelegasian wewenang di UPT Saudara telahdilaksanakan dan didokumentasikan?Apakah Kepala UPT telah melakukan evaluasipendelegasian wewenang dan hasil pelaksanaan

atas prosedurpendelegasian

wewenang secara berkala dan terdokumentasi?Apakah prosedur pendelegasian wewenang terus menerusdisesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis yangterjadi, dan atas pelaksanaan pendelegasian wewenang telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala UPT?

Apakah UPT telah memilikimengenai pembinaan Sumber

serangkaian kebijakan laturanDaya Manusia (SDM) sejak

rekrutmen s.d. pemberhentian?Apakah kebijakan/aturan pembinaan SDM tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai pada Kepala UPT?

Apakah rekrutmen, pembinaan pegawai sampai denganpemberhentiannya pada UPT telah dilakukan sesuai dengankebijakan/aturan pembinaan SDM dan didokumentasikan?

Page 88: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-88-

Apakah Kepala UPT telah melakukan evaluasi atas kebijakanpembinaan SDM, dan kesesuaian pelaksanaan rekrutmen,pembinaan pegawai sampai dengan pemberhentiannya dengankebijakan/aturan pembinaan SDM secara berkala danterdokumentasi?Apakah kebijakan f aturan pembinaan SDM dan pelaksanaanrekrutmen, pembinaan pegawal sampai denganpemberhentiannya dikembangkan terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis yang terjadi, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online olel,L Kepala UPT ataspelaksanaan kebijakan laturan pembinaan SDM?

Apakah Inspektorat Jenderal telah memiliki piagam audit ataukebijakan pengawasan atau dokumen formal lain yangmenyatakan visi, misi, tujuan, wewenang, tanggung jawabkegiatan audit intern dan ruang lingkup audit intern?Apakah piagam audit atau kebijakan pengawasan atau dokumenformal lainnya tersebut telah dikomunikasikan kepada UPT?

Apakah Inspektorat Jenderal telah dapat memberikan keyakinanyang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, efektivitas,pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsiorganisasi/ unit organisasi/ unit kerja?Apakah kinerja pengawasan Inspektorat Jenderal di UPISaudara telah dilakukan penilaian internal dan eksternal(penelaahan sejawat oleh aparat pengawasan lain) dan hasilnyatelah ditindaklanjuti dalam rangka meningkatkan keyakinanyang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, efektivitas,pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsiorganisasi/unit organisasi/unit kerja secara berkala danterdokumentasi?Apakah Inspektorat Jenderal telah dapat memberikan peringatandini bagi Kepala UPT dan meningkatkan efektivitas manajemenrisiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi UPT, dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala UPT?

Apakah UPT telah memiliki pedoman/kebijakan/SOP terkaitdengan tugas dan fungsi UPT Saudara yang melibatkan unitorganisasi/unit kerja lain terkait dengan mekanisme saling uji

ncocokan data denean unit keria/unit orsanisasi van

Page 89: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-89-

menangani anggaran, akuntansi dan perbend?heryen)?Apakah pedoman/kebijakan terkaitUPT Saudara, yang melibatkan unittersebut, telah dikomunikasikan

dengan tugas dan fungsiorganisasi/unit kerja lainkepada pegawai yang

berkepentingan dalam UPT?

Apakah kebijakan/prosedur koordinasi dengan unitorganisasi/unit kerja lain telah diimplementasikan oleh pegawaiyang berkepentingan di setiap jenjang level unit kerja dandidokumentasikan?Apakah Kepala di setiap jenjang level UPT telahevaluasi terhadap pemberlakuan kebijakan/ prosedursaling uji data dengan unit organisasi unit kerjaberkala dan terdokumentasi?

melakukanmekanismelain secara

Apakah mekanisme saling uji data telah dikembangkan secaraterus menerus sesuai dengan kebutuhan dan telah dilakukanpemantauan secara otomatisf online oleh K.pelq UPT?

Apakah UPT telah(identifikasi risiko)UPT atau pedoman

memiliki kebijakan lpedoman penilaian risikoyang ditetapkan secara formal oleh Kepalapenilaian risiko formal lainnya?

Apakah kebijakan I pedoman penilaiantersebut telah dikomunikasikan

risiko (identifikasi risiko)kepada pegawai yang

berkepentingan di UPT Saudara?Apakah UPT telah memiliki daftar risiko atas kegiatan utamayang ditetapkan secara formal oleh Kepala UPT?

Apakah Kepala di setiap jenjang level unit kerja telah melakukanevaluasi terhadap kebijakan/pedoman penilaian risiko(identifikasi risiko) dan pelaksanaannya serta daftar risiko yangdibuat secara berkala dan terdokumentasi?Apakah daftar risiko telah dimutakhirkan secara terus menerussesuai dengan perubahan kebutuhan atau harapan stakeholdersdan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh KepalaUPT?

Apakah UPT telah memiliki kebijakan/pedoman(analisis risiko) yang ditetapkan secara formal

penilaian risikooleh UPT atau

pedoman penilaian risiko formal lainnya?Apakah pedomandikomunikasikan

(analisis risiko) tersebut telahyang berkepentingan di UPT?

penilaian risikokepada pegawai

Apakah telah memiliki rencana tindakpengendalian/rencana penanganan risiko atas kegiatan utamaane ditetapkan secara formal oleh Kepala UPT dan RTP telah

Page 90: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-90-

diiplementasikan?Apakah Kepala telah melakukan evaluasi atas rencana tindakpengendalian/rencana penanganan risiko tersebut secaraberkala dan terdokumentasi?Apakah rencana tindak pengendalian/rencana penangananrisiko telah dimutakhirkan secara terus menerans sesuai denganperubahan kebutuhan atau harapan stakeholders dan telahdilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala UPT atasrencana tindak pengendalian/rencana penanganan risikotersebut?

Apakah UPT telah memiliki dokumen penetapan kinerja (PK/Tapkin) yang ditetapkan secara formal?Apakah dokumendikomunikasikan

penetapan kinerja (PK lTapkin) tersebut telahkepada seluruh pegawai yang berkepentingan?

Apakah UPTukur kineda(PK lTapkin)?

telah melakukan reviu kinerjayang ditetapkan dalam dokumen

berdasarkan tolokpenetapan kinerja

Apakah Kepala UPT telah melakukan evaluasi atas kinerja danmenggunakan hasilnya untuk memperbaiki cara/metodepelaksanaan kegiatan untuk efisiensi dan efektivitas pencapaiankinerja secara berkala dan terdokumentasi?

kegiatan dikembangkan terusuntuk meningkatkan kinerja,otomatis I online oleh Kepala

Apakah cara lmetode pelaksanaanmeneru.s sesuai dengan perubahandan telah dilakukan pemantauanUPT?

Apakah UPT telah memiliki kebijakan/SOP terkait pembinaansumber daya manusia (kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan,dan standar kinerja pegawai)?Apakah kebijakan/ SOP tentang pembinaan sumber dayamanusia (kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standarkinerja pegawai) telah dikomunikasikan kepada pejabat/pegawaiyang berkepentingan di UPT?

Apakah pembinaan sumber daya manusia di UPT telah sesuaidengan kebdakan/ SOP pembinaan sumber daya manusia(kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standar kinerja

gawai)?Apakah Kepala UPT telah melakukan pemantauan/evaluasisecara berkala dan terdokumentasipemberlakuan/implementasi pembinaan sumber daya manusiatersebut?

Page 91: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-91-

Apakah pembinaan sumber daya manusia (kebutuhan jumlah,p"rsyu.raiatt jabatan, dan standar kinerja pegawai) telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahankebutuhan dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ onlineoleh Kepala UPT atas kinerja sumber daya manusia?

Apakah UPT telah memiliki kebijakan/SOP yg memuatpengendalian umum (untuk menjamin sistem informasi siapdigunakan) dan pengendalian aplikasi (untuk menjaminvaliditas, kelengkapan, dan akurasi data) sistem informasi?

Apakah kebijakan dan prosedur tersebut telah dikomunikasikankepada pegawai yg berkepenting-an di UPT?

Apakah pengendalian umuminformasi telah dilaksanakandidokumentasikan?

dan pengendalian aplikasi sistemsesuai dengan kebijakan/SoP dan

Apakah Kepala UPT melakukan evaluasi atas pengendalianumum dan pengendalian aplikasi sistem informasi yangdigunakan UPT secara berkala dan terdokumentasiApakah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi sisteminformasi dikembangkan secara terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomatis/ online oleh Kepala UPT atas pengendalianumum dan pengendalian aplikasi sistem informasi?

Apakah UPT Saudara telah memiliki aturan terkait denganpengamanan aset (misal daripencurian/ kerusakan/ penyi*p"ng"tt p"tggut*"t .Apakah aturan tersebut telah dikomunikasikan kepada pegawaiyang berkepentingan di UPT?

Apakah UPTsesuai dengan

telah melaksanakan pengamanan fisik atas asetaturan yang ditetapkan dan didokumentasikan?

Apakah Kepala UPTpengamanan fisik aset

Saudara telahsecara berkala

melakukan evaluasi atasdan terdokumentasi?

Apakah aturan dan pengamanan fisik atas aset dikembangkansecara terus menerus sesuai dengan perubahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online olehKepala UPT atas pengamanan aset?

Page 92: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-92-

Apakah UPT telah memiliki indicator kinerja utama (IKU) yang

dilehpkan secara formal oleh Kepal@Ap"k"h IKU teiiebut telah dikomunikasikan kepada pegawaiyang berkepentt"g"t di UPT?

Apakah IKAp"k"h Iftpat. Upt melakukan evaluasi atas IKU secara berkaladan terdokumentasi?Apakah IKU dikembangkan terusperubahan strategis/perubahan tugasorganisasi?

menerus sesuai dengandan fungsi serta mandat

Apakah UPT telah secara formal memisahkan tanggungaatt tugas untuk menjamin bahwa seluruh aspektransaksi atau kejadian tidak dikendalikan oleh 1 (satu)yang berpotensi terj

jawabutamaorang

tanggung jawab dankepada pegawai yang

berkepentingan di UPT?

Apakah kebijakan terhadap pemisahantugas tersebut telah dikomunikasikan

Apakah pemisahan tanggung jawab dan tugas tersebut telahditerapkan di unit organiqasi/ unit kerja Saudara?

Apakah setiap level Kepala di UPT telah melakukanpemantauan/evaluasi atas penerapan pemisahan tanggungjawab dan tugas tersebut secara berkala dan terdokumentasi?

jawab dan tugasmenerus sesuaitelah dilakukan

Apakah kebijakan terkait pemisahan tanggungtersebut telah dikembangkan secara terusdengan perubahan lingkungan strategis, danpemantauan otomatislonlirue oleh Kepala UPT?

Apakah UPT telahtentang otorisasilain: keuang&n,

memiliki aturan I pedoman/ SOP yang memuatatas transaksi dan kejadian penting (antara

baraog, kepegawaian, Perljinan, danpendapatan)?Apakah aturan/pedoman/SOP yang memuat tentang otorisasiaias transaksi dan kejadian penting tersebut telahdikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan di UPT?

kejadian penting di UPT telahaturanlpedoman/SOP dan

Apakah otorisasi transaksi dandilaksanakan sesuai dengandidokumentasikan?Apakah Kepala UPT telah melakukan pemantauan/evaluasi atasoforisasi transaksi dan kejadian penting tersebut secara berkaladan terdokumentasi?

Page 93: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-93-

ep^k"tt "turan/pedomanfSOP

yang memuat otorisasi transaksidin kejadian penting, dan pelaksanaannya dikembangkan terus*"rr"r,i* sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, dantelah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala UPT yg

dilaksanakan?

Apakah UPT telah memilikipencatatan transaksi danwaktu?

aturan I pedoman terkait kewajibankejadian secara akurat dan tePat

Apakah aturanlpedoman tersebutkepada pegawai yang berkepentingan

telah dikomunikasikandi unit organisasi/ unit

kerja Saudara?Apakah transaksi dan kejadiantelah dicatat secara akurat dan

penting pada unit kerja Saudaratepat sesuai aturanlpqdoman?

evaluasi atas pencatatansecara berkala dan

Apakah Kepala UPT telah melakukantransaksi dan kejadian Pentingterdokumentasi?Apakah aturan/pedoman terkait kewajiban pencatatan transaksidan kejadian penting serta pelaksanaannya telah dikembangkansecara terus menerus sesuai dengan perubahan lingkunganstrategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online ole}:r

Kepala UPT atas pencatatan transaksi dan kejadian secaraakurat dan tepat waktu?

Apakah akses atas sumber daya (misalnya: aset, uang, d11) danc"t*tan (misalnya: sIMDA, SIMPEG, dll) di UPT telah dibatasipada pegawai yang berwenang yang ditetapkan secara formaloleh Kepala UPT?

Apakah pembatasan akses atas sumber daya dantersebut telah dikomunikasikan kepada

catatan di UPTpegawai yang

berkepentingan di UPT?

Apakah akses pada sumber daya dan catatan di unit kerjaSaudara hanya dilakukan oleh petugas yang ditetapkan sehinggamenjamin keamanan sumber daya dan catatan daripencurian / kerusaka n I Pen@

melakukan evaluasi terhadapdaya dan catatan secara berkala

Apakah Kepala di UPT telahpembatasan akses atas sumberdan terdokumentasiApakah pembatasan akses atas sumber daya dan catatan telahdikembangkan secara terus menerLls sesuai dengan perubahanlingkungan strategis?

Page 94: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-94-

ep"t "tt p".t"ttggung jawab sumber daya dan catatan beserta

uiaian tugasnya di unit kerja Saudara telah ditetapkan secara

formal oleh Kepala UPT?

Apakah penetapan penanggung jawab sumberbeserta uraian tugasnya di UPT tersebut telahkepada pegawai y

daya dan catatandikomunikasikan

daya dan catatan telahsumber daya dan catatan

Apakah penanggung jawab sumbermembuat pertanggungjawaban atassesuai dengan yang ditentukan?Ap.k"h Kepala UPT telah melakukan pemantauan/evaluasi atasaiuntabilitas pencatatan dan sumber daya tersebut secara

berkala dan terdokumentasi?Apakah akuntabilitas pencatatan dan sumber daya tersebuttelah dikembangkan Secara terus menerus sesuai denganperubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukanpemantauan otomaj.lslenline oleh KePala UPT?

ap.t.r, uPT telah memiliki kebijakan/prosedur untukmelakukan dokumentasi atas implementasi/penyelenggaraanSPI serta transaksi dan kejadian penting?

epaUfr kebijakan/prosedur tersebut telah dikomunikasikan kepegawai yang be4epe"ting"{Apakah dokumentasi ataskejadian penting telah

implementasi SPI serta transaksi dandilakukan sesuai kebijakan Yang

ditetapkan?

pelaksanaan kebijakanSPI serta transaksi danterdokumentasi?

Apakah Kepala UPT telahkebijakan lprosedur dan

melakukan evaluasi atas

pendokumentasian imPlementasikejadian penting secara berkala dan

Apakah kebijakan/prosedur untuk melakukan dokumentasi atasimplementasi SPI serta transaksi dan kejadian pentingdiliembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis/online oleh KePala UPT?

Page 95: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-95-

Pentingan/terkait sehingga

memungkinkan til"k tk"n pengeCekan/ pemantauan dan

tindakan korektif se cara tePat?si, perolehan, dan distribusi informasi

op.r""ioral dan keuangan mampu untuk m-engUkur pencapaian

,.rr""rr" kinerja strategis serta telah dievaluasi secara berkala

dan terdokumentasi?si, perolehan, dan distribusi informasi

oierasional dan keuangan langgaran telah dikembangkan secara

terus menerus sesuai d"ng"n perubahan lingkungan strategis,

dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh Kepala

ti kebijakanisoP/Pedoman untukmenjelaskan pentingnya pengendalian intern dan tugas serta

tanggungiawabP/Pedoman komunikasi internal &

eksternal telah dikomuniliaskan kepada manajemen, pegawai,

dan stakeholder terkait di UPT?

Apakah Kepala UPT telah menyediakan berbagai bentuk sarana

komunikasi, baik untuk internal dan eksternal yang dapatdimanfaatkan oleh manajemen dan seluruh personil pelaksanakegiatan?

@ala di unit organisasi/unit keda saudaratelah melakukan pemantauan/evaluasi atas kebijakan/SOP/pedoman tersebut secara berkala dan terdokumentasi?

np"r."rt rrp"v" pengembangan/pembaharuan- sistem informasi,rnt rk meningkatkan kegunaan dan keandalan komunikasiinformasi telah dilakukan secara terus menerus, dan telah

dilakukan pemant.

np"utt tlpt telah memiliki strategi/kebijakan/prosedurpimantauan berkelanjutan (supervisi kegiatan, pembandingan,iekonsiliasi, sidak, dan prosedur lain) untuk meyakinkan bahwaaktivitas pengendalian telah berjalan sesuai dengan yang

diinginkan?Apakah strategi/ kebijakan I prosedur pemantauantetatr dikomunikaskan kepada manajemen danberkepentingan?

berkelanjutanpegawai yang

level Kepala di UpT telah melakukan pemantauanatas efektivitas kegiatan pengendalian pada

Apakah setiapberkelanjutantingkat entitas dan tinekat kegiatan (seluru

Page 96: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

INSPEKTUR JENDERAL, h.

-

-96-

Catatan:Untuk jawaban "Yd' agar disiapkan bukti/data pendukung

4J/IENI SUARDINI

melibatkan manajemen dan seluruh personil pelaksanakegiatan?Apakah setiap level Kepala dalam UPT telah melakukan evaluasipemantauan berkelanjutan atas efektivitas kegiatanpengendalian secara berkala dan terdokumentasi?Apakah strategi/ kebijakan/prosedur pemantauan berkelanjutanatas efektivitas kegiatan pengendalian tersebut telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perrrbahanlingkungan strategis secara otomatislonline oleh Kepala UPT?

Apakah UPT telah memiliki kebijakan/pedoman/prosedur untukmelakukan evaluasi pengendalian intern secara terpisah yangditetapkan secara formal oleh Kepala UPT?Evaluasi terpisah adalah penilaian atas mutu kinerja SistemPengendalian Intern dengan ruang lingkup dan frekuensitertentu yang dapat dilakukan oleh aparat pengawasan internpemerintah atau pihak eksternal pemerintah.Apakah kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah, telahdikomunikaskan kepada manajemen dan pegawai yangberkepentingan di UPT?Apakah UPT telah melakukan evaluasi pengendalian internsecara terpisah dengan melibatkan manajemen dan pegawaiterkait yang berkompeten?

telah dilakukan evaluasikebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanpengendalian intern secara terpisah disesuaikan denganterkait, secara berkala dan terdokumentasi?

atasevaluasiregulasi

Apakah kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukanevaluasi pengendalian intern secara terpisah telahdikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahanlingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauanotomatis/ online oleh Kepala UPT?

Page 97: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-97-

LAMPIRAN IIIKEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMANOMOR 96 TAHUN 2O2OTENTANGPETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI MATURITAS SISTEMPENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH PADA KEMENTERIANAGAMA

FORM 2A

TABULASI SURVAI MATURITAS SPIP

Jumlah Responden: n

iiill::l:1i 2 3 ,-4'

: rtl'ioA. F'OKUS DAN INDIKATOR MATURITAS

I Penegakan Integritas dan Nilai Etika(1.1)

1) Pl- 1

2l PL-23) P1-34l PT-4s) Pl-5

2 Komitmen Terhadap Kompetensi (L.21

1) P2-T

2l P2-2

3) P2-34l P2-4

s) P2-53 Kepemimpinan yang kondusif (1.3)

1) P3- 1

2l P3-2

3) P3-34l P3-4s) P3-5

4 Struktur Organisasi SesuaiKebutuhan (1 .4)

1) P4.T

2l P4-23) P4-3

4l P4-4

s) P4-5

5 Pendelegasian Wewenang danTanggung Jawab yang Tepat (1.5)

1) P5- I2l P5-2

3) P5-34l P5-4

s) P5-5

6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakanyang Sehat tentang Pembinaan SDM(1 .6)

Page 98: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-98-

ffi,,,f,,,

Z,i"j"' 3' . 4',

1) P6- 1

2l P6-2

3) P6-34l P6-4s) P6-5

7 Perwujudan Peran APIP yang Efektif(1 .7)

1) P7 -L

2l P7 -2

3) P7 -3

4l P7 -4

5) P7-58 Hubungan Kerja yang Baik dengan

Instansi Pemerintah Terkait (1.8)

1) P8- I2l P8-23) P8-3

4l P8-4

s) P8-59 Identifikasi Risiko (2.L

1) P9- I2l P9-23) P9-34l P9-4s) P9-5

10 Analisis Risiko (2.21

1) Pl0- 1

2l PTO-2

3) P10-34l P10-4s) P10-5

11 Reviu Kinerja (3.1)

1) Pl 1-1

2l PLT-23) Pl 1-3

4l PLL-4s) Pl 1-5

L2 Pembinaan Sumber Daya Manusia(3.2)

1) PT2-L2l PT2-23) P12.34) PL2-4

s) P12-5

13 Pengendalian atas Pengelolaan SistemInformasi (3.3)

1) P13- I2) PL3.23) P13-3

4l P13-4

s) P13-5T4 Pengendalian Fisik atas Aset (3.4)

1) P14- 1

2l PL4-2

Page 99: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-99-

3",'.,

3) P14-34l P14.4s) P14-5

15 Penetapan dan Reviu Indikator (3.5)

1) Pl5- I2l P15-2

3) P15-3

4) P15-4

s) P15-516 Pemisahan Fungsi (3.6)

1) P16- I2l PL6-23) P16-34l PL6-4s) P16-5

L7 Otorisasi Transaksi dan KejadianPenting (3.7)

1) PI7 -T

2l PL7 -2

3) P17-34l PL7 -4

s) P17-5

18 Pencatatan yang Akurat dan TepatWaktu (3.8)

1) P18- l2l PL8-23) P18-3

4l P18-4

5) P18-519 Pembatasan Akses atas Sumber Daya

dan Catatan (3.9)

1) Pl9- 1

2l PT9-23) P19-34l PLg-4s) P19-5

20 Akuntabilitas Pencatatan dan SumberDaya (3. 10)

1) P2O-T

2l P20-2

3) P20-3

4l P20-4s) P20-5

2T Dokumentasi yang baik atas SPI sertatransaksi dan kejadian penting (3.11)

1) P2I-L2l P2T-2

3) P2 1-3

4l P2L-4s) P2 1-5

22 Informasi (a. 1)

1) P22-L2l P22-2

3) P22-3

Page 100: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-100-

Catatan:Rl = Responden ke-lR2 = Repondenke-2Rn = Responden ke n (responden terakhir)

Kolom 1 : tidak perlu diisiKolom 2 : tidak perlu diisiKolom 3 : diisi dengan angka I jika jawaban kuesioner "Y" (berdasar form: PM-l) dan tidak perlu diisi

jika jawaban kuesioner "T'Kolom 4 : diisi dengan menjumlahkan data yang ada pada kolom 3 (iumlah jawaban nY")

Kolom 5 : diisi dengan menyimpulkan kolom 4. Jika jumlah jawaban "Y" lebih dari 50% jumlahresponden maka simpulan perindikator nY", sebaliknya jika jumlah jawaban kurang dari50% jumlah responden maka simpulannya nT

::.1.,., 2 3 Q',,t,t,;,,,:':t',i ,5't

4l P22-4

s) P22-5

23 Penyelenggaraan Komunikasi yangEfektif (4.21

1) P23-L2l P23-2

3) P23-34l P23-4

s) P23-524 Pemantauan Berkelanjutan (5. I )

1) P24-T

2l P24-23) P24-3

4l P24-4

s) P24-5

25 Evaluasi Terpisah (5.2)

1) P25- 1

2l P25-2

3) P25-3

4l P25-4

5) P25-5B SKOR MATURITAS

c TINGKAT MATURITAS SPIP

Page 101: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-l0l-

FORM 2B

PERHITUNGAN SKOR AWAL MATURITAS SPIP

.'l.l.,,';"'t':'2 3 4,, ,,,..,.'.5

A. FOKUS DAN INDIKATOR MATURITASI Penegakan Integritas dan Nilai Etika (1 . 1) 3,7 5o/o

1) Pl- 1

2l PT.2

3) P1-34l P1-4s) P1-5

2 Komitmen Terhadap Kompetensi (I .21 3,7 50/o

1) P2-L2l P2-23) P2-34l P2-4

s) P2-53 Kepemimpinan yang kondusif (1.3) 3,7 50/o

1) P3- 1

2l P3-2

3) P3-34l P3-4

s) P3-54 Struktur Organisasi Sesuai Kebutuhan (1 .4) 3,7 50/o

1) P4- 1

iijr,+$llffii$iilri

2l P4-23) P4-3

4l P4-4s) P4-5 ffi

5 Pendelegasian Wewenang dan TanggungJawab yang Tepat (1 .5)

3,7 50/o

1) P5- 1

$si{l':ilx

$.$.#

iit,i,H

2l P5-23) P5-34l P5-4s) P5-5

6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yangSehat tentang Pembinaan SDM (1.6)

3,7 50/o

1) P6- 1

2l P6-2

3) P6-34l P6-4s) P6-5

7 Perwujudan Peran APIP yang Efektif (I .71 3,7 5o/o

1) P7.L

$ ffi.'$

2) P7-23) P7 -34l P7 -4

5) P7 -58 Hubungan Keda yang Baik dengan Instansi

Pemerintah Terkait ( 1 .8)3,7 5o/o

Page 102: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-102-

T 2 3 4 5

1) P8- 1 timn ffi2l P8-23) P8-34l P8-4

s) P8-59 Identifikasi Risiko (2.L IOo/o

1) P9- I2l P9-23) P9-34l P9-4s) P9-5

10 Analisis Risiko (2.21 LOo/o

1) P10- 1

2l PTO-2

3) P10-3

ut;ffi{Li1f,-\*+;H-$.{irl

ii,ilii:?ili:

4l P10-4 .',l irt;i::;iifl

s) P10-5 gili.ffi#i*,tffi

11 Reviu Kinerja (3.1) 2,270/o

1) Pl 1-1

2l PTI.23) Pl 1-3

4l P1 1-4

s) Pl 1-5

I2 Pembinaan Sumber Daya Manusia (3,2) 2,27%1) PT2-T2l PL2-23) PT2-34l PL2.4s) P12-5

13 Pengendalian atas Pengelolaan SistemInformasi (3.3)

2,270/o

1) Pl3- I

.

2l PL3-23) P13-34l P13-45) P13-5

L4 Pengendalian Fisik atas Aset (3.4) 2,270/0

1) P14- I2l PL4.23) P14-34l PL4-4s) P14-5

15 Penetapan dan Reviu Indikator (3.5) 2,270/0

1) Pl5- 1

I.+.,iv,l!$sfrii

2l P15-23) P15-34l P15-4s) P15-5

16 Pemisahan Fungsi (3.6) 2,270/o1) P16- 1

ir+f

$;*

2l P16.23) P16-3

$.ffij

4l PT6-4 ff+ffi rlEii:iiiii$r$i{fi

*,ffi$ir:',r,iilt+,"i#

s) P16-5 f#J*[

Page 103: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

-103-

ffiuffif+

llr'ilr.,;r,., r j r 1f ri i;'ii'ij;ii(;rl$i ii

*+ii'14+iri*181ffi

. ;,,'1:...1,.,,,,j"ll!,;1:lj-ii1ffi. :t: I

i.. i. . .,,. :

: ::.jii ;1.,;.;i,. ;:r i ill:i! ::.i:'::: ;:: ::: :iiil.: r.il :ii:rjr^i l:i:;l

...,. :. . '; ::. i, i ::i\.:.':.!!! t.:. : ...:11r..,,1\,, :\.i::.:

I 2 3 4 5 $=4x5L7 Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting

(3.7)2,270/0

1) PL7 -L

tiffi

2l PL7-2

3) Pl7-34) PL7.4s) P17-5

18 Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu(3.9)

2,270/0

1) P18- 1

2l P18-23) P18-3

4l P18-4s) P18-5

19 Pembatasan Akses atas Sumber Dava danCatatan (3.9)

2,270/o

1) P19- 1 ffih1

;$itti"i:in.i;!

2l P19.23) P19-34l PT9-4s) P19-5

20 Akuntabilitas Pencatatan dan Sumber Daya(3. 10)

2,27%

1) P20- 1

2l P20-2

3) P20-3

4l P20-4

s) P20-52T Dokumentasi yang baik atas SPI serta

transaksi dan kejadian penting (3.11)2,270/0

1) P2T-1

2) P2T.23) P2 1-3

4) P2T-4

s) P2L-522 Informasi (4. 1) 5%

1) P22-L

.i,it"-'$fiil[ilii2l P22-2

3) P22-34l P22-4s) P22-5

23 Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif(4.21

5o/o

1) P23- 1

ffi2l P23-23) P23-34l P23-4

s) P23-5

24 Pemantauan Berkelanjutan (5. 1) 7 ,5o/o

1) P24-I2l P24-23) P24-34l P24-4

s) P24-5

25 Evaluasi Terpisah (5.2) 7 ,5o/o

Page 104: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

Catatan:Kolom 1 :

Kolom 2 :

Kolom 3 :

Kolom 4 :

Kolom 5 :

-104-

tidak perlu diisitidak perlu diisidiisi dengan simpulan per indikator (memindahkan data yang ada pada Form 24)diisi dengan tingkat maturitas berdasarkan data pada kolom 3, tuliskan posisi "Y" tertinggiyang memenuhi prasyarat gradasi (tingkat O,1,2,3,4, atau 5)diisi dengan mengalikan data yang ada di kolom 4 dengan kolom 5

INSPEKTUR JENDERAL,*.

l DENI SUARDINI\\

:i!i!:iiiI.i!:?

:i:iii

,ii:l

ffim-ii,fttltffiffi,

l$i.#

fi$'I$g' ili "ti I .i:ii\; ir1r

I 2 3 4 5 6*4x51) P25- I2l P25-2

3) P25-34l P25-4

s) P25-5B SKOR MATURITASC TINGKAT MATURITAS SPIP

Page 105: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

FI

t-{

-iI

t-t

0.oV)

MHc)trts{

aJ(oo

l-tc,)EFa

J4c)a

fl-, F 3ilH F.E.Eilt{;i= b0FI E H.tsgil< E .U.Eils-V E e.

tE'a .$ €

l: egtIf I f Ele fi Ejj

IStrgg* fl; H

FFEf;-V,1 a; ilJ4dtr8,'58H.

EEuer\, \- tr !U .,{

=CUK(U5t E EE$E BTE

ilo0\5rd{vO

PE€dUt.l

8FLHo-ES', <'S toPH8Eog

Es\JL

sIJv)

gd5CU

.H'

.o(.)

M

L'-l'q+ HR\tv\v!(gfi.FLlJZ E'5 F€ H o'A(iH-;1

.i L'-.daH

F EEJi s c EJ(* cd q

$f; ff€U>i EAd* :'ivd \,, lu ;FaHddr*dl))dl'-=oa)xVJ O,Xr cd aAYHU6.8 H A R

F er;'F gcd t< b0d H! a E- trET $ f THE Hg Eg'H# i k.aF cE 6 HsFHi 8P^EEsT FE H

3# e; s{ E

S: F, E F d 5ES''qfr €:E-s€€# $;Eg€ov $'EF#E*:=i qHPH tr 4f; F i trEvEp is>EF*H F\oa"H-1 (HdHFLTAFTH;EEE 5.95'-E'v cd to a'E'€5Ee EF*-;r#E fl:trgg.YBr'6.98(sAc<rrS.A€sf Eff.Es EcdJ5o.4vq.EEEgr!EF:'E d bs'Esr trFHFtS*acu i H ; H : s'3*g*E>6'*vhH'vt-*XHE$EFfl.F'$g* h B =.d,* -E fEE.:d.H';;5'=rSEJ.li:

,H .i .Ft r-t r r<. # 2

fr!"FSg3t$=.9*9.9.cFSE - tr *QE I .1FS,Hrr 96 HtfiE:5F;E!u I &'t c F d a

f r i s e E g f;J'Ei't\69.8'EFroFE>

qq;iJt4'-<Oq q H EPJI r rl

zs'-J7,kln

M

F*

hdHnF-{

aaQJz,

ervr-'ln

aMMF

;E

FIzt_{MfrlFT2kltuzv,rdF-,reryL1

t-{JRzrdCIz

.rll

'i trl\,,/ c-

4AE2frl F*-I- tvEPadf'l q

rV€-\n Fr

FE{OJ|oFt,MD

frl JFSF 6g')o zdqS SqiN 2MZE 5 a gEE EAae {E2

i.-{ I

4*s r\x gilcM1?EESaSJ }( Z F 0. o.

Page 106: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

fi

:Iffiffi

H

F.|

ol!-t

.;

d

r{

e\F,l

a;

.>

r{oi

I

1M

c\clad

qq.-j

F

qq

'-;M

qr-.i

i

t-{

qJo

qq.io

F{

q

'-.:i

Fl

qr-l

-.;

o

n F M n F M R o o o c

.{gqsHF{ha t-i+)F(

-q^9'6 .E

;gEEfr

+Jd,od r-{

^6' g

l+{ F{\-5trj(datrhtu0Eo.

(+<

Cd+-)or r-{

CU

BdhTI

d{-)j4datu(sg'Eqhrtrq)H+JFgVr-{on

+-Jd.od r-{'r3 d^- $-{F&{ ,-(\-5EJ(dj.E .!AAtrt-lil

(t-.,r

d+JadBdhxO0.

a5

l-agdo u,tre1 .r{?-{ (1 r-lFI H ,.\F( ftt t*rJ \V .Ft

Jdcsrro tr;i/1 Ov

gc)p.

. t-{ad

rr{ aEgO;JtFiHdHJOr-lo

-l

K-ilq$CSH4 l-{E c,)

PF"tr-{-uEo=A +-r

5d

fl F{Y .r{g A.F{

:E frhl qeE=dtr'F-t -E

c)

oo

gO

)< +J

$ a Fd\'|4

* FEstrp.

l-{O

13g55q)0

l-{q)

Et{tu

f.'{q)€gJJ((.)

U)

l-{OHt{tu

l-{q)

E${0.

t<O

rr-(

d

a50)

V)

l-{O!gJ

J4q)a

l-.rq)ctrFra

5q)0

t-{q)Ec350)a

l-{q.)

HFI

.F{

l-,t

0"

7u)56d.tsEEE:

gEJl-{ A.5dfE

' r-i t-l0.HES5$d 'ro

i9''E6F(g

HtrOo.H l-,

E,EER15 F..

cgd.Ft .F{Eb0(.) dtr.of-{ o

$asEE}

55Cd

o rr{

l-{O

O"

trdt{T+J

ad+JdgdHi-{6F1

dHH

OaCU(.'{Hq)b0gOE

. r-{aP-..(.)Qt<O0"

EJ9J4HS

+t.F{

E&}(HCd€Hr-{ rJ

)+J':? <FS

d'-1 +.JO?1

trg€h0€

aacda+J L{'tsu0\91 tr7d)-{ V

l-t r-t6

. Fi\. .p{'

sq ,o

*-go*Ed

RtAYdE'b€8

P"d!(gdrr{kO

{-J

+JCd

A.q)+Jb0Fd

cP.a

.Fl

IJ|-{d7J(J(ddrE8fiP" r-(

Csi:8Es<UdEg

or{ d0'^b0Q. h0Qg?cdOO0" P.',

b0c6h?1l-(5P.J'6'.l<

€#$<'i q)

VJA\,a l*a*ggddAL(

=-1 p

EEibgu0dch0ob0g,C

db8C1 t-l

trrri. F'r€ro -qt{doh#-+J6N;r{ lJ{i.9

P.trd5It 9"E'6iEg-i'6Eqd dF

€HfiBgEI E"g11 +Jtr?, E c.{

!$E'egd

$s$€#fi

P".E{-)Oa

'6 P.

8€6F,NE

5+J5

frs.:d

€bS'obgP... ds8du).cJ$<vs3

. Ft 'f{

HPF( t*rl

aF( t-l5F0J=

8rHC,d'l( ,o5Ed

$E€F

+)

='v'6-E$j4Edq)'lJ '-{g'6'+: d

1.{

8frHd,-{)Ftsr1t.F

. t-t(Udh6!{EO

dl-,rdOOa

Ed

}4. r-l(g.o

$-a

OO.

.{Fa)gUEPE

(1LHuq3EOOl\) a\

'Qtsrq)

.aJs.sS?Jd

EA(,)

8qa$r-l)F{

MRf;l-l A .F{'F! l< L

F H.E

FgF

$*rA ,F

g#H

O.

{nJ<}4v1 (gt-l ,-{

HedtrJ45u'Ft FtgaFI +J

=6sSE&E

Fl-{Cd

-1 j4

F*,=OF{

)..{A r'{dH-EO-Je4l-l V L{l-{ .;

O Cg':x= r+5 H',6ts \L/ .r-{

lEP"€

t-{d

?1 J(

F$,=o?) -{

frqto(g 15'6acg']1.!7 dn

r-{ Fl L&rY{ 'l-r . ;{ '

fin #

gd

qHsi5ocs6str

'F) t-{EObcsQdtotr -! d$oFsE

n$$€8E $E0"P.5 o

o!F.t

-.i

q q,J

qr-{

-.;

I

\oOtr{

!

Page 107: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

c\r-{

.'ir-{

ci

.'ic!t-l

ci

ol.,iql-{

ci

oiolF{

:>,.

t-{

CIol

)4

Nc\o!r-{t

qo!q

T4

FI

{c\t-{

I

R

o!qqt-{

ci

t-{

qqr-{\

t-{

"iqF-{

v

F{

qqF-{

ci

R o R B F V,'aFH c n F M o

OroV)

Mg(.)

E5jdon

.E

E6HSTEs8d-r/)

'Ft .F{

!as

(UA+) )<tr.H dO O'FFdi:5.8 5 a

*gflgE 6

E

+J'Ft AgdF{ +-J

. r-{.lJ -H

E c'Eg o)Jda

HH'E .g.9EbEJ4

dg3O' t{A.=.>.!NJBL'-) +'bb.,Otu

+J.nagd-{ +J

{.)?q c'6E C)J4HL'xdo):{ .pr {-r

Eb;ri J(t+

d,o.qEo' t<O', U\u

'Fl tJ{

djZ-bbb."fi

cdtrb H ESq rfl€EE F 6Hii d q

! E H"Eo t-r ,on -,-'

'db0Et-t a'{L. FI

Cl .i.i t-.g&€H; g EE8 BE:F,OAg-o

.E

{-)'-1 U)trd-{ {-)t-'..5 €

E 8E'a.g -9Eb'EJ4

dp.g?(.)' t{a7.>,uo5RL7t +,

bbaI

tr{(d .-Ffr5'

t-r= Fl;goc)a'lTqf-{ F{r-( . t-lta

EE

t<OI5t-lF{t-(

J((.)

a

l-t0)I3tr7

J4O

@

t{C)Ed5

J4C)0

Lrq)F{FF{

l-r0-.

t<q)

Fl-'t

e*

t{c)

Et-{

0*

kOrcE55c.)

V)

Lq)!e1t-{F)

J4c)o

kc)

E. rr{t{tu

t-{c.)!Fa5O

U)

t-to!EJ

J1(.)a

I l-{l5l+rlcU FtsEIH+Jta, dIE€

h0'F)

F.qhtt-{

=fru, lalg.E

Fli5-vl

$g#lF .pllalc c 5lO d CUI

E E Fl5, trlo dlrd 'Fr J4 |(U t-rl

$f,ml

fl sEl

It<ld alEdtq.:IQ€

luEl"-{ (1ld tr

flfi-{ \.'F{0lEtrdl-t

d.Ft la { l

s.g I.F{ .t-{ 1

'!Al

g E IEIE5 |(.) l-{ |tr1 |

HF{l

_il9 |qEldc I

€5 |g'6 |trg I

EEo. l

H HiJE-qil

| *tI .EJI gilFra| .-dI d.:

| $EI bEI E*| 'a€I di| fisI E{I a.rdlaI t-{ . t-{

I HH"-q€of,roa\H

EA

EEg(95t,'a-E $,\,/

ac0)

+-JOA"HH

o5l-{cdgf-(

d{-J0ad+)dEdFHdr''dtrFT()A.

d-lH(,)b0gQFH

A L-{

8Ey)dn-d

cd+Jd€dadb0F(

€(-r

d.Fl(U$-'rF(

a6

J-)dtrdFI

(g.qdtrH

C)P.

cdgc)u0t-{q)

E

o.\Oat<On

8fslb(1 l-{g€FFl .F.{

Ad)-l F{

E6[tsA.\HFl

H'a.s?ldl-a ,1

$FjE'6 ll€ giF F8bqE boa,,=cffiEEH65

tr p.a-L{atrp.7 d\Yt)!RHS E"*H O::l,€ 8€

trdl-1

tr{

=E*-Vsf;F,a'aE.EHE-cgvh0E:d=F!dpFri $<

'65aOu)

trd+Jd

,od

adtrHt-{

b0gdhd

{., Fl

g-q.s. HgF'64s6g.+g15Fi boFd_vEg6dtrHfi

l*lgd.85dJ4r-(

fr"8EE14saaCU t1+JH

.:$oatrA" C.)(.) E?,dffE

lsl5lolaldlE

lsgltslE irlF#ltiHri gl

EEI

sfignj$i

{.|f

l*:i$iLr;illiiii#+t$

tn

I

A"0..Cd

8EDEt4H t'l

.EUaH-uEEE di M sF uo8

t,E $&E!

t-.F((.)

H .F{i'! a'EsHC)F+J!?OJ( A.'6Hd9€i48a.c$_uEP""E.'1 t-{trOt-{ +-)

'6Cd:aE€Hd-g .qg,.g)'{ofi er

H'69d HlF( +JltJ .r{

|

?EI-2 0lFr rl

olol

qcl

qe\r-{

I

fr.c>t-{

I

Page 108: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

iii:!

av

H

g

$

r{-i"ici

t-{

.iqt-{

ci

F{

..io?trl

i

R o B

0ro0MgOEF(

}4oa

..9cgAh 'r-{ j'E

E frE [E H

€E g$e;n-agO.<-tqDCq)f;; H E"E€

:5

+Jcd

,od'gE

>!EPE5'aaAHFI

E

t{(.)lJg

F(

5O

V)

t{OEgJj4(,)

U)

h(,)t-lHF{.|{${

F.

5t-{ ro

.gad9h0 ,f,(.{ F!FIqdEbsf;F.9l-{ t-{

€saq9.HilJ4;6dtrVFtr-{ '.l\(d .=:F d'-ogOdJ1tr

l-{dHAOHtrq)i-{ +J

=a*6!'6dge'8ota s\d€g

dgE$d<Jagdcd

E .E''

E

$!EH Eg'6 U a.

$'q.g

EEEO ?1 .:r)Hdtrg

=(.) A Flt4 .F{ HH /]d=L{C{-)g€ gE

F g:'sEfi H

$*E H

{sfrE

trF{(.)+)aaEdA"dt{Og(.)9.ad{-)dEdEd,g(g

EOP.

.rl 6d 'Ertrq)*'n .EE-'l((,) F{AF{H9

,fr, E

b"'aatrbEfuH

h0E

E*Fgg$=

H[€Fgs

h0?l

AH

5EAc1

iEE '6.

H.EdH#EEb.tJ. lr.z/

F;Hfif;€d'ligffgI

r-l

qF{

c!qr-{

ffirJb-lidild.i

ffi

ffi

t-{

rj.riFt

o

t-{

"ic!F{

ci

r-lrj"'ir-{

:>

t-t

rj..it-{

v,|t-(

qLO

..iF{

Td

c n F v/ l+{

gs*s

$E *Hac

[*fiA-;.ii cd

I6r5? EJ4,q666

+-,.iasdF( +J't +rE 8.6H O{'1.9.9EbEJ(

(U

,o.gEU' t-rP..lJ>uo5R l-{F, .l-J

safi

E.O.s.Eo' L{A"=\ur+d5R$..a +.)

bb."ff

$<OE

.d

l-{0.

t{()lc

l-lHI

J4q)a

r<OtrF{

S-{

0.

l<OEl-{

0.

t{(,)

Et{

0"

dEJ(LC)

,.o6t{dC)Oatrd+Jd'od.t-,1d

t:{

=L{JOaJ(j{-)F7aCS

b0r-(

+Jgcd

dl-t

=

$ FFsfi *Hgg H [Args fif;E gfr

g H$E

# Bgg€ H-g n

E[$E

lgfig€E I I

qdA..d$-ta)gOO.

'-1 d$Hft{

Ho ?b

b 0,..

Hof.r'69

8E?FFl l-OO0"-V

(.)acU

.oCU

{-J

d'IJ

E(.)+)a. l-{a

!Iffio'*ffi##

I

,agq)+Jq)aEo

J4

sOdThs

8E88F{vi-t

$FE-E $HF-E SYog PtrE a,OOSO. 'O 'S

qql-{

I

ooOFa

I

Page 109: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

do

SH6€+J ?4

F{t4 F{H?)*b:4.Ad

.fl8EPSE58"i€5Ft=

){{ j4T?SaHbs$€EHF#d

Xq tr

H fr€E! 5

€Fdq

,oC+, Fl .Fl

2€H

$ifiEE E,4RE$-u v

E $x

5f;€J4cdo€ E.g

$s E

EfrE

ad.2qcoF^.EEf A.6E!'a)F{!9

atrodag8fr

E}4

Es0sF,E'6b$aJdO;Fi (.)

5'6 Etrdtr5.eE'}1 g!bod:P

ES!

m*

$$i

ffiffi

ffi

F{

..iqF-{

\4

t-.t

{qF.l

ci

t{

etj

"ir-i

F

F{

{qtE{

Td

Fl

qqt-l

ci

t-{

4qFI

i

F{

rj{ci

v o B v/F-rl R o o

+{d+JV). r-ldBdhTC)0.

5E

Iar gxp. Tt=! g

+)dpd r-{'dN

,tl.-L{ F(

--Etr5dJ.Eb*u)E

. r-l0.

(+{dI

U)or{

(g

FdbI(.)F.

?F'6Fd,o=

dutsHHUaJ( Cd

o-qn

E

8e5Fe8{-.E

HKe) trJ

.2ba9

E6

$*3<.9 EEE{Hdtr

EE#

t-r(.)

E$-.

tu

t<OlcFlHr-(

5q)

a

[.,(OJ

grtl{

[-,{0*

l-{q)

E$<

0.

t-{O

15H

j(a.)a

k()H$-.

O.

t{q)

'r.lf-i

7q)a

u0gd

d.F?

C)

tr. r-{J4dahSH'Fl 'l-)r-! l-{.FO*t F1d.H{-, V7l lrt

e.E:!dru€trL{dc)b€A"tid=

HEO$Hh0)-{ -l-, (.)

{15r-tipdi11 V)-{ r-lRlJ

}?'1 l,

ga)Ht-{O'tgdHH

trF{C)+Jq.F{

QrF{acd+Jtrq)

trFTC)

A.trH

(d

Eq)h0dq)

H)-{

Edl-i on([) l-{'AOt-{ -to.=tuJd

d'r-)l-{q)

dH lwa

d'!+F{

-1j4q)cdtr

r-{ HKOH'rEFtrd(U c'l9"tr,AEdq)F{{J,aag'aOA.

NANEk

,J-.i -l

fiEeaHON

€s{15 H8$tsf;g H

cgl{dIa

$,sEU# t'to.=0Jl-t AsbF( F1/Hg6EgJ4ts'68d5H5q)n+Jts-.3a0NHnq't-{ $8btrO-1F{

''\ Hgl )4{ d

y, H -7a d'E'6'= d>r Lr r-i

H'-q s€9U4Hn H#

trdg

. rr'lA"HH'EH()O"q)

Jd (r{QAd5tsrdFl t-l(.) xt.! (JtrJ4guoqcEN

)r-{ --,

'6-E boe1 (.{H FlOCgFHOtr7dc< l<F .F{

. r-{ }-*{.F{ tr ('-1

9.H '.AlU cl ,-(284sg o.tr?OOtil5Jd

v)TodJ$rs

8EORauFId F^b0dtF+J LF5q)-d'F E

FSSYog PcE a"OOS

,t\ A l\H.{,\., 'F)

ffiv

#iiriiiili i':::i : iili:::

fii;lil!''#tjjr:i:A.+li:1r1: :;:;;:i:a i

;n:ili :1::r:Iril

ii;il*.r

ffiflffiiisffi,

.E$

#f,fiui{m,

qq

qq

LO

qt-,1

I

o\Ot-l

I

Page 110: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

:{tr{p,$

rim

r-{

$i1r-{

M

t-{

e.jqr-{

ci

r-{

{tt-{t

t-l

c.j

tr-l

Id

r-l

tqi

oi+ti

t-{

rjtFI

ci

F.4

rj1t-{

i

:llli:friiii

M n B M O o o o

dS{5+J\,.r.*{tL{

{Jo

+{d

{-J0rFldFCgbIO0.

0.o0MgC)

E,J4oo

.|J

d,.o(U F-t'I?dd!\-5tr5dJ.EbAOtrF{

E

(r.{d+JV).F{

dFdhIO

O*

dF'6Ed.o=AdEtstrH=aJ(do.qo

dF,6Ed,o7AdHyc)EH70j4(so.qr.\

j1d

TJ ,-{

ERaJi$t1

EEf;E Tts5soo

adJ(P.dtrF{O+Ja

.F(

0.tilt:,

{iir

rlii'

ei

trOEl-{

O"

t-{q)EF1)-{

5J4O

V)

hq)Ht-lL{

0*

t{q)

Et-r

0-.

l-{Q

'lJgf<

}dO0

l-rO

l.r.l

gaj(a)a

t{()rcgJ5Oa

t<q)r-lFl-{n

flffii.ij

lilfld

F4ll E

S

HTH{

ffiI CU#.t {-,F;t sqigil !H

$J dfl {-rril ktil o$l E;ll .o

4ii

*i't:i

$ti:

Fl -t).{ l-'!

_qE'r,' cg

U€.O c1trF6-9E.E9qHgho$-{ *-t(g13OOp.3sl- )-{o"d\'=)(.t )-{

Es3.H'E'l5Oc1J4A1.{ b0f{

Hi5€j(7o!c,T( dlvaa? cd d)-{ f-{ l)d .gI'5E.E'8

earldEo;rl ddhnfrh'n d;T b0CI.8(-at{ r-l

€EEgq5({

EHtrb0F{ ,1. r-{ )-{P"O

r-t lJO .r-{

_qg.dE1aha6$,a E bo

fi$€l'r-r E '6

I'A (s alP. 9t dl

fit tl

l-.F(

{-)Jdd?E.5#auH-o$E*8'= C)

b0.o(dEEl-{ $oh09.<'69dd) $-{

?-9BE

fre-t )*l

t-l

FKU!. t-'l

H #lH ,-1 |

Fl )-{ |

it olFllo '61'u dld .21

FFIcs h0

E5l

-Essqd?V

. t-lCl t{dgF( *l

J4cddh'lNa8

rLJ AH.rr{na6"Sa.tr(sdlbn

-1 t-{(g^

OLrd'6u

r-{ L<

bai-'! . r-'l

=d-ll<o (.)rC {-r

EslH3.X '|(l

+JJ''i'66E

dJ(dol.< a+:d

"cc1 AodHd) t-{ts!a'-)

HddF6r{EO

6L<dOq)0

Ed

}4.F{

(!.ol-rq)9.

Fl-{

E6E.EFd9.FCdi< . t-{

E"U $

H s$sE:.Ftqt$,8 Fcddi.odrts v,'66T',,s p.a

r-l . F{5ada"d tsdE$oE a RSd

.5 H'{

FE FIX X ld|P. {: -ld o

Elh 5s .51-! )-{ a.\ |FCdIi1E v, El

ffiffi

$ffi

t,t dF{€rJ Fl

!i53d'1. 1Ja8'6Rg; s,9EFF'F g-!tHd3 s-qti^ (u

d+JLq)v)O

.rr{ .OA. .F{$0

+J rl{9UdH'= hO:gr-{ \V r<p., g0 Hd l-.. \vtr- g

.Fr--d'6 H g,dj5?Ajd-H

71dd6\F!/ +-J at

ftl o .i3

v)\o

dJt-.r S8EORauF\Jt<d g^u0d:(.I+JLHJq)n'F?SF.E SYog PcT a,OOtrO* -O '5

iiiil'ii1..t.'fi

ffi

)+

fi

fr

qtr-i

qq

qtt-{

I

OFltra

I

Page 111: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

ilffii

ffi

-

t-l

c.i

'.4F.,{

ci

r-{e.i.dtF{

F

t-{

c.iq

Td

t-l

{q-i

r-tco

qf<

F{

c"j

q

v

F{

qq

d

F-t

rj"ir-t

ci

O F M o F M O o

trCd

c1'6hHgE Ig3;E

II

a: tra=d+JA .F{H+J

H g€.r-{ .Fl

A.d dF 'E'' #d-gg

+-)d

',od'6'

EF.F{ F(

dFBUd:ih0 IffE

g,oEsd5B-".9(s b0

c=gstrc=dV+J

6 E.H

{-J'E.,Jd+)a1 . r-{H+J(gctr O+J

.F{ .r-la.d NF't.'#fr-Vs

E.od'oEF.F{ Hd5NEb0 IffE

dF{tsF{ . rr{$-{ A€Ec1 ,1udEtsF{J r-{Jd,66E

g,-{ d.r{ VaH(sd,q -osbC2QE14=_(s5EEE

t{C)rdFF(

5O0

f-rOF1)-{L<

[-r0"

${q)

trtr0.

[<C)IJg

i(q)

V)

trOHF{

Lrn

l-,'a)

El-(n

t<0)€?1l-(

7J(Oa

l<(.)

r5gJ

J4(.)0

gCd

EgE

't-{

O"

iE q

E.E $g.q'Fl-r F{ ?1('\(Hr-'t H q)c{ 7 O.

HE#-q€8E SsE-E g.o bo.-,'

sF gHtrdXOhOH{F RCPH{9FqE H€En.$td-9E? al q)

$;E

. t_ldB(d

.-t h0

EE.

$E6.9EHH.€addA"H_vq-oHgddc{ 'Fl

db0r-1 -{HHFr F(

Pfoi-{ b0

EE&qc(go 'loHb0

.Fl q0$P... g .:fr sss gE

9.d

J4h01.{l-{O

EECd

15

trd

J4ddr<d=nr3jq()(90

.r< )./r.Fl t-rvn

l*{b0 .,*qdCUJtraa)q)BaOc1\FI

Fq)trEda'6*$otOFlodTt b0f-{ -{HF{

OC)0"€

ad

+JdEd.o($

Bd.oPE-(OBfl bI;d'Esabsr-\ l<|4d(.'{ {Jl-,1dE"odFr{

HdbodgcdcucQa)5s0H.7etLU .F{+JAdd.r-{ U0QC)sp?,xoq)0.o..

,od

KAEpdi

{$-8 -E

dghdgBQE

.F,l d

KE!FtHsF{tr?.6.8

U

t $E96 FHEJ4JtrqttsErJ Lj4

r-l F{FA6f u E

T E.E

t€Oaot-{A"4..d.o'9

cd

FBE*clgET)b0't

..E

tE,.Q b0

(-lA )-{

EEYUEEEFS'Fa-r . r-{x0H.$$.9?€,39

t<5€apPEegEFa.5NA

#H(1 .F{

=Qe$,5"95Ob0Ee4 a{F.T FTOOn" A.

bo9F1 l-t

EEo-oBSHF

'Ftqho.Eca=du0h0 h0ocps+J: d d

ff.9 g

u0-1t-{dclO.O

I{FF€s6A q u{oNCk'a

=H'{ d hI

nffH5p.EsddHfi g.€

(r)

JodStrS

8EORau?1 \'/F{dtr^u0dBF+)LFJq)n'Fr EE.E S8og PdE q(.)os0" -O '5

olq

00

q$

"ftr)qF-{

I

f-'lF{Fl

I

Page 112: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

ffi

iffi Ffl.8$g;*.a€ gE€n;, ri *-u $= E* n* ^*os q Hr o g;#F g:!E! E,$-E Ei 3E E:$u g n frfr H

E $sE; E E n$gg $iEf,fln3 [F $g $fl- flEf gE

E f gn

ffiL-.

rt

I

c\rlFI

I

Page 113: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

li+'1i

r-{ r-

e..i c.i

@\o

a)

.t-{'l-l . r-'l

c.j q e.j\cq\o

lr-t't-l . t-{idF

Fl F{

++\o \ot-{ Fl

ta

-)F'

qqqF{

ci

OF odF OB n

E Ac F

E.E'F H J E F ?,.,-r' q 6.8 E t'E FE il o s E q, E -'f,€ e

Hs$'IgH ililEE uEEgxf,

?1Hd$-tdEhl+-J Ocdtrt{ }i-q)6

iF Fa( g

>t g.-, F >;FrEg E$ q g

E3t [E rE $

r-{HAg F>

$nE?

EEgIE3sI

az\otrF{(.)

+Jas$0UJQ?,,

Gffi l-.{q,)

Et-{p"

l<OE

.F{

l-{0*

t{OE

' t-{hF.

t{OE.Fl${tu

-

rl

:I

re&-qifia-ffitutri#slffi'I

iifrit

ffiffi

f.Fta.d$F,'Ec=

t-,

E#J4trbo7tra&qEH

$€=E':r o=p.!sHg,tr86f,h)-{

icq Io$ |

E 5glE {Alt H;

$fsl

.E

=ofi€dtraE

EEF{ F4+J l-{

ilHgE$

n€ 5q

Q .q IFfiSEtrTEIFLrr g !,.6.8 J1

gEgHf v,

9€ dq H'trHOC)'I O. 'f4

.F{

dg(.)h0Hq)

EHdh,-,EdO;ss.E?aFEO$

J4

g$'.Enbb{-J

'O'aEd5aaTFsdgh.i

EF

tgtdld dItr htd qtaE

l#xls E

lg alo Ft= dlJ1dl9 trl,E 5

l$EEqF-qadc:FCdH!Eb0 .-.r (,)

gs!Eg8E#3$E 3

fl7E

gd

rddf-{sJ(d

-oOV

acdJ4 t-'..Fa F(

=lc). (.)traxo.\-,| t{}(A.

'*Jt{ .F{Fldrr l-a

ffi r-(L.' )

8d,_{V-)t-{ -1Q.tr

sad .F{gb04N

H,.oJ4:5dJ4:5)d d4 E'EE E.U

Fh11,r

F'Ep8tsh.

ffEdF1

l.'l

m*-.

.FrFl or{'

,f;9SIq

cf)

"it-t

qqt-{

I

eet-(FI

I

Page 114: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

ffi

ftfftffiffifi

$

ff

I

r|

I

F.l

-jqt-{

ci

r-l F,l

d c-{

t'- f-F{ F-{

OF

R oF

!4FoaAF{C)

E55oo

c.r-r€d

EsegIH tgBi

aE gtas

hOEgJ

J4(.)

o

trOE.|{t{

O.

do

-EHdrc+J t-{

F.{d5€E

, H

Ael

frEEPf,E5&i"gUcdF(F-{ l.J

F( )l{ V+{.! ts(DHbF 3l-o

EHHE $Ag,E H

$f;t

E? 9&F {,IE s€.!j F Cd b0

f;HEFFr6tEE Ft.iE ^uoF( qEFEiE

e,hd'3oFqq=Eg fr fr:E;:E H EE

E.3$s Ix g g.'_, sdoBi)i H g'doEE&EgP" H'.9 E .-.r

E*E g.[EU 5 d bp S.9

$E r I e:EtEtrp€EgHSEE

d+J$-{Oa(,)€a(ga'=dEt$EoFl-{ A1J4!s?cdi-l .l-)6s

t-r1ldoao${ggcd€gd

J4d

o;l'pO

>d

Fl

t-'a

F{

ffi

/.rlffi$l,-T*#d,:r' jiffi

i1x.i;lrf,ffi$i

ffi

ffi

-

!

F.l F{

rj rjqqF.l F{

OF

oB

boF({a).r- F1AOa dS9e hH E E 'sig ege €_! pF3 sqgE nHa R;EUgSE€"ETH-SE,Ffi *HE E* $fi *$Rg 5s b"9 b bg 50" Jd irjd H O" O a.Y J4 -q € ( *,

l-{OFl-a

ktu

+ sH$. p.

I g{ gtg fi*HtrEf,d..€ :rH* Efi-E'; F{r€i-EHEg !Ed.g9-V.a tr Fii TEFE g H:u E a 6'!* g.ga.; s.:EE ; a

E H $;g I E S2Httfr$rFHH i- E s; E S E 6

FE s [$: e

EErs'F*€eE"rE H*r$$s5$ ES€* c€s h,eE auE Efr $E6EfsEEbbs}( H j4 9.+: C.O 0. V)

v)+)cd

Eo

{-J

otrCS

a(g

{-JgdEO

0"

LO

qF{

I

$F.{t-{

I

Page 115: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

I

\nt-{F{

I

F{

rj\F{

o

s [ #t;sicEfi*! F€ge sF-\-E *pE!

E n;E*tr x"E i-v E

.:H€trA ,-t'l i 7FHU P:f ..s ns:3F,l 6.h:r tr.!1 *'1E $ = CF=F:€:Fse.'Il t{ 'E :da=,u.ib$bJ 6U)lJF15 O:C

trccdd cdb'6 E $+E BA

qEfiF-a: H,T( F{ HLv^'i $-{

!*,| F1 0)EH6i,E ti8FQgE

$,*E's* L

fifttgtE$ga8frfr,E**Fg.E.EO. H H ! ! i5 gtu cd Jd

Ccl.86HE q

#E €5i F

EEE-H

EHFE3fr 6 frH E'E s# $o i.E$E:3 $= c"t g-V

Eg*t EH.S-.H B c)

sE' E.g Eu-v g p;E,E $ $EE.IFFp"d

= >-i5 ?.

EEF$EF F= F=eE q u b0

iH. IS

.E

c=d

r-l 'F

a H" fr

figH'6 H.r ?1

EEil.gHiEEb0"i- d O

lis E

F H $H.; '6 i.qEE F€8FH$F E ffi.V't H E{-)

t qF3F-'r tr p" dGcd/aFH H E

$$3H

elF-{dcqE E

f;$E,T( H a',\v /t\

F{.; llo a 5trd As:sEg*9?.= s

{t E

$ gsE $Eg &Etr{-Jd: g?t FrcE a"E'a

*tgEFFESEFEE

EdCd

Ed

tuO$s#,6FFl#FI(.) d5HrlflrvE!V }-{sbFl +).=a5'JdcoOd

HHCduogFEhEifi5 'F{,.og$.8r^'s€s

{sEf4E;; {*gE$g3Hg *sE:s tp: il s

H$F$fi i€ EBEE Hff gE F F -T E

til;Ef,sHE*i! agilI rF*

EFE SH.ea aE s

EtE;#gEsPf,.E qF i#EE 3H

s ell;;fr IE Eig EE$gfi ig$ € a

gd

'lJgd}4d.oC)j4

adjd t-r

or{ F(

H r"-l

). q)tr0XO.vk}(A.

$< .:

=cEiad9=t-{ t19.H

F y $'o bo $)Ftdi(E'o}4acsJ4'F-S

,t\ F{sg

::=Qd

EUd-{ '+?a |-{(sE8agE$o$s6ESdF''i?69

H

a. r-{+Jd.-1HF{o+Jotrdr-(ptd+JgdEC)0.

Page 116: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

t-t

.iaq

F{

.i

F{

oiqr-l

ci

t-l

crj

{t-{

ci

l::arl(:i

illirii

n R R

b0 -gd

, Fgd v

c .E E 'rE{

EFEEc,F-$EF"Egff$Hsff$.gfi€

jHdt{dr5ftl+)Odf,hU6>

F4F{'F{OAEd

E€x-oF!IE {-,

48.qdH t-{

M

fr iE FEAStrEEEFH',P sgsr

$-{O

Et{

F.

L{0)

E. r-{t{tu

l-rc.)

E.t{

t{0.

c)!EL{

J1(.)a

H

b0

.gE-SadOE'FF!

E F $,'= Ji EFRFt P HeistrfE.g Eg

R* frf>.F fi €F 5 $EJ4 \h r-.r

frBEEr{/ .Fl 1-J4 q3'A

Eg$E€EE*O.L{ ) -l.sEsEf F $ilE'+€ tr

IFldl.Fl1A

l$:*l5 frlg';lS a)

IU ElO. al 'r-{lc cld (g

1J4J4

lEHF,rE: iE 8 EiH o

=ls b":lH -- .'-t I(g c'{ Ql

r* gl

igHEE 5I

E€flI

l-, s H

lsB$lg $filEi-'.lis E

ls Hgl$stlO F1 O5.=.O.ES bEdP. I) 'tr9

|;.8€ I

f,3Eg; fr€flE ildgl

H; $EI0 a d'-1I

t<r-{

EOaol-{gtr(d'lJgCd

J4d.oq)

\d

trd

rdEd}4d

o p{'pc)

J4o r-{

V)dJ4 l-l.rr{AJJt< ril

).otrv)xo.V l-{}(p"

.*JH .F{r-( AFt<rJJ8dOJl-r (.1

O..trd8d .t-{!b0d$

H.oJ4Fd5:Fdd4 E.E''# 8E

ooa

clqr-{

qqr-{

I

\oF{

F{

I

Page 117: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

F{ F{

r-{ t-{

F{ t-l

oI C\

aF

grtg

Figi

(''FI

E H-g-..EE FgEHEHflE€ig8.E

sEf'6 (n'E.ri (1t{6^J q Fl

NRH-U a..1r.! J''n +J

€* I:.9'!-{ CUHO"6

#FH.F{ 'Fl a\t-{ (U F{

EtrchdCd X!

. F{ F.{sqIr H

=UE$g6Rp"1J *a C

&* gf;

$a EgH F ?CEg E.€

CU

Edgo

J1. t-{a. tr{t{,6d

J4rl{rtlofi

+JFlF{.OO€p:ra >p.'6f,d-6

a.'E'EFl (d

Hg'6o-.! rr

F.Ea.<-{

. t-lHA-q$F{ .r{JA

#F.:Y SoF{ Hgo

cJ4d=SEE3 E;c< *'CU68.23,q H'=6b0il5.'blr.o€

F:.8F&S\ida

rEgE;$s6 oY+J F.f-{ Fla-id

E'-9 fltJ .r-{ ts6 r'{.F.o '6 H{

_g -q 'F

:+H 13+J a\

H 8*t 9.fr

t-t

=EO0oLP.cdrdgCd

J4d.oc)

T4

F{

+{d

ci

sltqF{

ci

F*{

,rjq

o

o e o

$n ts" g*l-{' Ai5:'*Y C8SE F tr q fltrtrt'{h}=gH'i^=E c bb 2 g 6 A 9 iJtr d h0/^-o.o tr.Y,i SA.Aip.'d 6€ V J"!€ F

,idu0aF5)Odct{ l-{-q)6

QdJ(F{d L,(Ft q)F'{J

EEh0dPb0*5

t<C)

FH

kP*

l<a)trH

t-lP.

t{C)FFi

t<tu

rFra

L:

a

h0tr

d(n

0d

{JcU

'a.gEbPV

tr{ rd{

9.:(.) tr,{e4 JHcS --#'aEE'F). F{trg=dd9095HH€

qp'Etr-td'-h'aE.s10.otrdge'Ecd :-

F7.(.F{

H6dt-{da5sOaOETFtt

YOd,.oEN,hHc'{ O

s8Jd:+Jl'F h0r-1 .-1

H rT{

9ri)-l)-{ (,)

botrHAg,'E

.F{ OIJ(j4q)

l-{11 H

Ff.J

6'a I

>c,Ul.1 F{l)-f "r Id?l! vlq, C,,

I

boFH

dV)

OFa

d5q)

F

g(gF{

6{-J(-rl-{

dF(f-{

a.)

A"

ad5a..dtrd$-tb0ol-{P..,

CU

>)Ed

Fhl'...1 F(

5qup8Ib.fiEcdd

.Fr

H*

'Hg

a{JCg

Ht-{o+JodHdJd

{-JgdtrHq)

n

tq qq

I

fr.t-{Fl

I

Page 118: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

ffi

t-{ t-{

c.i e.ir-l F{

e{ oici t

F{ t-{

CD CQ

F.l F{

ot otaa

OF

F{ r-{

{- {'r-l r-{

OI c\Iaa

OB

ol1F{

oici

oB nB OB o

ffi .F(

f,tE:: t*ec s sg#: E"a o,,! EgE"f fi::? e?:

ffi$$gflgf$69;E;;€

€6,'\

*rJ

^(gq'iltstuEn>?EZ E hFr{

^^i EEEA*hUEfi6>E 6

aSddF

ttod#Bop{ AKH,(gF.! {_Jsqd

.{J o;r{-1: h0

dE

(gSc{d

t {H Ee s.='c|! CU l-{j4 ${s; I > 'EE.q.FF F-E H€,9

E lfitE'6 >F;f ffi rfi;E€E tE

ozadh!/F+)dtrJa

$-{q)

E$-{

O-,.

l-t(.)

Eer{l-t0.

t'.otrl-{rr{l-l

O"

tr(.)

E.dktu

I

LITTtr

ffiHliiF

trdA'6 Itfi Fq\\, .Fa5a

.F{ .F{

c{ t<F( .F{aaECdOj(5!Eb0 jjtrdg.,g

T;$i:F €g;8ddo.H*{l<trc)hoq.oFl.S-1 d dtr# hO$.F{tr:F(g

E! n€;&SEd?HE€€ $

gCd .,.rJ4|/),sfr

#F4gH€ruo?cncd 'F>E(Uc'! \t1 .Frnaj5dF(A

r-{CE$$:J4S

f'{a,=NqdH9'EEtr<E

HrTFlJ.6c!->ssd t-'{

-88ia

o

#. .FlgL

q $-r

EE8€Q..

i-{trddlf

EsE:FQ" t-r

nl<6".8EdCdHsdEEAEr{ r-l,adg5.'oq)NtF'or#rca<'E

IFldIHlaIJ4tdltr{I q.)

le"l.F{laItrItIJIOl,!lstdtJ1ltj1t5l

'E.'l

EIOI

fllFI>)l

.r{ |{-r I

J4l5l.ol

EIgldlEl

gd5da

F.V.r-{ g) '6ai4.Fd \HJ4gE'AcddFa A .F{

JHd

E€E}( O.p.

F;4.{godHd

t,g'a €,9flt.EHAH

9HJ5F5gE"E

gdlJ

frFE#tFl

.-

H5,-lOJi5gEOds-{rr( P" 5x sulJ

E HH

c\

si

qt-l

e.i

qr{

oi

I

ooFTt-{

I

Page 119: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

* ffi

ffi

IH

F{

-i.riqo

n

S o-E4E

F8 E 3,tv *J f-{ -2',' E 6 .9

F. Fr I):9?H d.)"A5 c:'= cd

?=ii 19 l-{ dg= E g.g

g*,\

fE*r fr E5i frABU.SEgFq ?8.;

f$sfi$sF$$fisg$ggl{(.)

E. r-{${

O.

Hd

9EAEl-{ OAH

E g d{ FSB E.$S HEactr: a"gE 3,frs 8E-6t1L; )*{ h{O+JOA.r Cd r'{qsEg o'$58trE"g E

s a 8.? d dhE3EEg.

g

s{aJ.F{ r+ !),^ s{ cd'=EHEia.:i r/ --'E s {'a.d t- ftlA-t5r\v

H 8"5 H.d c'd $o

EEEb3'$neEg $8.AA

lJe+-JO

E.FFi{-JE\t{

$: frfri$ $gg9Efi#'

.'l-r'F(g r-{ A.dAfl9EES:.3 '6"3'E

EHFE$

t{jEC)ao$-l

P.C4Hd''Jgd

'l4d.OO

T4

qGI

I

o\t-{t-{

I

Page 120: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

ruffiffi

iF

Fi

oiqc\I

ci

iqOI

ci

,-{ r-l

++NNoi oIRF

OIqqqo

t-t r-{

rj rj..i "iotNOF

qLO

.'iOT

o

c o oF O OF o

cd,-il< -rE ,; n Hq d t"nu{g .Fgs: in: oFFdF.,th!htr= .y.o = dazzastttl

.{id.o

^dq '6''5u&Ec >tEZEHItr"iFJ5

H H'A*hb E fifr h-{ .F{ F0z tu a

dd

+-)ff{dcq 'fo

I E ngI $,E-ciF--d}E-9iEZ, F 'nE dEH.HAE

-q.gEqS*#s f; dHEsg

EEgt6$ *EH$F,*€slE{tsEgtutEE H.:H 3:r

-''62E-=5ad(ub0 q),-(/dFE+J l-{cdoho7dCD-]

E=

€;E'H- XEddF^€;d'6'E0.0" A

trd+Jd.ilh0(,)j1q)(.)aot<0.

$-ror1HH

t-{tu

t{q)

Etr0"

t,t(.)

tr).{. rr(k0*

hc.)

E.r{t-t0.

${(l.)

Eor{l-i0.

fid\/.

Fr{ 11

E#Ht{oaEEUEc,H?l \# ,j

I-q H,

T F€E'; gleo.uE-vE.H bhnO-OE sbo[DFt-lr\- H F{|4d cd

tr jq >)O (U'Frd ::T' $

E! n€iH.*H€E€ F

H .F{

cgaJd6d O..9q.gq8g$o8€bt- y*

lr{ -1/Y{ }<* xru, E>\r'HA

FEfr.Ft ) (<Ft )-{cdc{d

E*r9'Fo qb9Ft-\ F-l Hl'4{ . F{

*KgE E'A.= o ..{

su€,T{ F< p<

Ur'{d8EE;$€qdH

* [H

tr(g'6' r-'ltrOA.F{

dj4CU:F9-o )1

-v .?

Fg Ffcdyts.FE9.9bdh9.EIg€Es+J a. tr'd'E gd ox-r-{ rFl AJ. A HE:q.E5 $+O E.E6 J9FFeH,(gHCE ?,8

a-lF{cddC1H(da

J4d()4...

r r-la(1HOF(

J4O

,LI

dH(dJ(J4F(

?1'Fl

t-ll-{c.)(1HFt

b0l''Hdh

. t-{!g=7v|^t f-(

tgrF{

da.h$E7d?

ri !vY<.; o

b0.r-rtr13dCU>'F

HOOJ4F.H F.

.9 bol-{ d

.cF=7-t-r ?lt-l H,.N8E.F{ b0AOg14

H€?VAr{

USr-{H.xdb0 F-t

da.9.Edtr6eJ Q Eg HEd-idE €'il'dEEts66c(s trblbn r{ F1

-,FTd Eg

b.-EEE) ..!aai

.E ;#EEFH Fil{ FEi b0 ,-r

E FE=gcdEEg;HE€e5EF€dHVH\*ifrH3?EFf;[$g n€88

gd5d::? op5t\ 'Fl'6 -v .9

d)4qE.i(gcdl-{ (''! 'F{

E tggEI

,.9ab'Eil-{ ' t-{dtr

,_(?l/Hsstt:=5

ngTE \.qg E€eEs"E E.T

gdg

a.EqdE-H.F{ .Fta .x'Et/l./

r-{ t{dBHL.trr A. 5x 5sc-(-" n O

= Yadu9

. t-lodJr-ldc)

o;{

adHq)

=j4a)l-{F.

a.Fl

+JdEo+Jogdtd+JEdHF{o0.

$Ie\ot

cO

clG]

tsloi

rO

..iot

I

ONF{

I

Page 121: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

tt

flffi

t-{

t-;

-j{o

t-t

"ir-t

erj:>

F{

{t-l

{R

F.t

tt-{

{o

e\qF{

{o

cf)

qF{

e.j

B

F{

"dr-{crj

o

n F o o R F o

dJ'L- dEf; cAE F -€ E

F F: E q F SHgEE g $T

Esf;8 $t I

dg?' ,'\ 'F l-,

.FF.: c 6':: !d-

E r.e'= Sr:aS .=

FfrFF, 8tr.=rO q O'Af d Qor'f $Fn Hfn" Oj4E h-O

;1 PPlU .F ,Fl.t- EHo ==.g d \\-\,4 H .F{ .F{,i{dAA

Ffi$S\\J !v .F{ .Fl

hE q q dXEcdcdF.e Po Po kS E E b..E

d.l-

t{(ngd.=u0j1F{

,- . t-,1(-< a'.. dFE=d6B

trH>5aa.

r-{ . F{ aKddiifi $F sE grxFgEEJ}4 = =

a:

{-J tr'HrA\-

'Flc1 A

EE.F{ F1sH d.E SFtu oJ4

3*s;FE $H

ss Fgg b.E'Etu.o'!4 =

l-{q)

Et{

O*

t-rO

El-{

O',.

kOE$-{

0.

t<OE

.F{

l-{0.

t{OE''<l-{0.

L(.)

E. F{

l-{n,

h(.)

Eopl

t{tu

EErdEdd='lJ.qofl6aPd,-atr

rr{ rr{gJ4do.F0db1dM'tt o.O-Ed5'FgJ48.:Otr6=gd& u'Et-( r-{ l-{l{ -lq.E:!

F5Fd>E!ffiacg 1)$hEEHcd,it g0H

e4r*{(9,'n ${H r-(OJtrq)'ua:dFEb'B6J4cdO'rr.\H)..r C)gJ4O +-rHAF{ }.{F{ F{

5---:alrdr{AAts .'-t )<$cdn$v5 h'5.F,{ V -{t-{

iE E.trEq)F(JVf-{Ydt-{

frERFirJ *Eag-(U.*cs odbE B

€ $$

+JHF1dT!C'l .Fl

EHHAs'FF6Fp0E5d.g'n $-{'69(1 F{H.F-{'u5

r+

5i'F*a$)Jl-{

(1 5HSE8dtr,rt&-gF* h-vX a. +)x{ (g ,=

. r-{ tfl L{+,) )- ,-(is;F:Iisb

trcdj1

A'g H€tivf'l ofiH+J?.

H$SS.H.Eo€ trEdOfisE6"€ #Hdi"u 'F.g

*5g${;:l Hg.E'6 !:dE.o

HEEg?5 cr'ij

ilifr:EEEEfrI N

g gF.g

d'nH(.)g

. t-{

J4ad+Jdq)

tr. +-lr-lgoa

.Fl+rdEo+JoF+{d=d+JgdFHOgdhqdrd

${1j4F

J4or-{o+J

trddgddL{ '!-)RU

rv ?1q2 .Hx ,l(

$-{

J.|(

=j(oo{-)f-{H

6, t-l0d

J4

H5HdO 'r-)h0h)-,r (-o.=

0.,, j(

$'r-?6!).1 tva

V r-(

55'FSgrol.{ {-J

-{ e4rq F{ddcS}(

H$drv d'trdp o

r-{ F{ (aO O.=0..O"!(

dd

J4k(.).oo rr{ad

=dO

trdq 'f.o (,)!cgERaxd

,\4 {-Ji(d

E

$$€

EBIEbat 0-

=L{ l-{(Utr(.)=dtrdg q

F .$;

E$E

c?

c!

e.j

qo.j

q

c.j

qF{

c"j

I

tr{

NF{

I

Page 122: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

fr,#

ii,iilii:irfriiill

tr$rI:.,:iti:,!:I

F,i{

tr$

3r

#i.#ffifti

rEi

di,

a

t-{

-i.'i00i

c\F{

"iqo

(t?

F{

..ico

ci

R O n

d,2

s pE$'.J cFtrbqg d hlq aSEi.=# diqd:Jss=i96! E E E'T; 7 d d c)

-O H (.) Ah-tut ryp Fg 6.-v E € g

ofi

b0 Ea{-r. td J (U+J b a h0

F F fi A g

Hfi *E $qg I E t €E

.E

.F{ dh0dEEBd1 d uOFC i'n r-t !9- €ltJ l-{ V

S Ep-gE=

(U r- r--t ,_lCg i: a.^/:F d .:go" =-Cl A ${'\l t

E.fr E AE

t-,t(l)

Et-(0.

t<(.)

ErF{t-{

0"

l{C)

E.Fl

t{O.

gdt-t

r.r{

=E.2Fb0xc)-vHH;-EE

E8&gt{ l''t

ld15rd

88"b.Hc.5

€HddFE}4!.9 uo. r-{' ,-(*H5hcsdbBE$

. r-ldaaoadd

{-J(dpd

'F)

ECd

{-Jdt{dakoP.EdP.

f;gE'aFHJ4'E.ga€'$\/./rq +J

SH3$0€8

d${

6Eo

(d l'{'FqOE:8.F.gHb'ffi.Eai(

!$ss+J .F9E6€Eqg-gHEtr=d,E51J.g bo

!F,. tr{(gd

2''ts

€$'tFEh0$R'68).1{ r Fl.a\.,tr O.id o.odHBEXd$o-V YCdA"96d'JI# E/l( lr{ t1

E $E F:\d:{5Y E 1A#!g E

$get C)HL

f;FF{?8&{HEQ c',sil9E^b€H ._)

cU

.$'gH5!6${ F0

€El-lf-{ A

# ilsdq8EFld E

E3g$fE

ri

e\oO

t

OI

4F.{

c.j

F

o?

qF.{

c.j

F

B F

dl-{(.)j(.l-J

g5

.:.8trtri=_\_ .r-{ .F{

CaadcddL-{ AAF1 op{ rr-{

3FFstr b0b0hE b b_v

+r +.1.r{'F!f,tr/7_\rrl'r-{C aa.

E$SE .r-{ 'F!.Ft 4

gilF,*E b b.V

t<(.)

Ft-{l-{

0*

hq)trl-{

L,tO.

J4.9r-( F{EoJ5fiO c'!

EE88.;g.EEdH{

HE$E:E.E't,u.:ts 5ttrs"g gr-l .t-. Alq fh .F{

Hg$trO+rU q'Ebo(!.AVF{ r-{ \

E.T.A(! bo 4'^hc'=C 'r-{ H

s8f,

gd

J4{-Jd5b0

.Etr(.)

Edd#^'ts4Joqcg!

I

Nc\t-{

I

Page 123: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

..iqco

F

{olqR

oic.j

"iqa

co

c"j

"iqR

F{

qo!CD

ci

otqc!qR

r-{

rj"iqo

c!LO

.'icr)t

B o n o n o

CU

!(sP.,,

d'r-)h{(.)t<h{

oF{

}{d{-) l.rar *JXnU)ra' -{H

CU 9)+Jk

gdh0

Ad

H Ro.EE r^rg*r 'H q)

gF&3 $o{O'O q)0" OO

gdq6 H..s9 (g.H =E€ g

-OCdgO- fi{ = Fix(pH

FE€OFh o.: F.lj

en€ $H-lEJ( O.I

u0tr

trdFld: Hr'.'t- l-{ !Vl-{ ts /l\ .a.J

d o j5 dr +, L_;s$enF O tr xJ5EEEEFffgsB.E

dd t.'gEdf;E!'?1 Fl F{h{ -

.F1

fi.s.{ g

sH$f;U)Mijg

v)du05F

{-Jdt{aa

,6d=t-{

dfrlgdt-{oP"(U

J

od#P"

E-9dpFogotr&8

-{l-{(dbI

FpE! -E.F .\

HSEiil{o' o a.)fu Q.,-O

l-,tq)

E. t-lt.O"

[-{q.)

E. t-al-r0.

l-{q)

FF{

t-,r0-.

t{q)e1)-t)-{

l-rnl.r{

t{(.)dF{

tt0"

t-t(.)

Et{0r

l-{C)

E. r-{l-{0.

l<(.)(1)'rl-{.F{t-{tu

)<6..F{ HQCdN€frFF1 +J

=oF4)-{ At-l )<odb0€(1H^9sH{6

+J

FSJdCU-V .F)F-{Jq''-) Cg

EH=hH$HhH l-{oo9(-1 H.{

sd .JhdiBOdib0HOJ9.6qrcFFE dF- +J ':--)(1 dF{

€ €,H

b0Edh

.F{

dBdh0q)A.

F.g€wEg€uJ4d(-! )-{

6NCUY+) )-{(.) CJ

Ft<g€E&V- l-{

5Sfi1 t{bgHddp<rc

V)u0r-1t-{

Eadb0.<

{-J

ddb0trOEdjoO0-l

dPd

-o6F(d

+-Jdt<dhV)t<OP-.(U

hgCd

E

. r-{t<dEcd5f-{HF(

t{5

{-J

15b0EdhdB

$e0..a.$E

#eH8.h .9.'A L{'dq)agd!h*,F&EE

a{

d13(g

(d5L'rq)

.oacs,EO

6'6hB5(grq h0

! (.)

d'f-)

l-{

O|-{F{

t t-{5Qd+Jdu)d+Jf-lt{q)

trF{

FJdoEl.{O+J

tgIdldlgldlat5ldI r-rIOla.laldl+J

ldItrldl5ld{-JgCd

EC)o"

3slFtE dl

HHEFItr =l

{fr|

oagcdd.gpEq)A.gd

+-)5.Td65ttCJ€gdb0gd

,.oFF{

ObogO9"dhEd1l

ttE

v

EEI

HilH

H;lti

H

gd'o

.-i itrgE

$ *erEFEfi7 * g r$: IEff-E &i;

)<d

J47

}4dEd5'n/-OVal)< (<

d=dt'gddj9H(-l )-{ii a)

Q .-<0*!

(g

6{Op

gfiEE(,) H

H-ildo€pFE.of,E€

a.F4+JdEo.rJotrd

=d+)gdEOF.

t e\c\cr)

qotc"j

qc\OD

LO

.'i00

I

cnc\F{

I

Page 124: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

r-l

-jc.j

"fo

r-i

c\qOD

F

c.jc.jc.ji

qcf)

"icoo

r-{

+{o?

o

c!{'{(t?

o

n B c o O o

'h,-i qtE Eg bo

cFHmFfqEE E g Eggc,-r t+-i

= dtiOF{O}vi-rr<

€ HE S E, E'.F.g &d E"e-gs

cdu0

F$Ef3 'zr g:'6 g8FdE$0{O'CJ OF" p,.-O

E *.-U otra .E -.Fe-ilf; E s$ E i E!F*9E.f;-g*!,EE F : g H i n ! flE& n€3t E# HtE

!dd

F:€EF5f$s $ r$ffifi;$F$$.gfl g.€€ EsE E*

adh0F() o7l

l-1 O'., d-dftl )r'- fr{

=d6?,

t4ofiHo(U(U55d=Egfi f,F*c ggEgEEI$gEffJd50,

. Ik$ilffi{$HllGi Xllir'ii#+]

Ttl

r,

L{O

E. r-{

$-{

0.

t-tCJf<f-{

|<0-

t-rC)AHl-rn

Lc.)

E. r-{${tu

ttC)

E.F{

t-{0.

l-t(.)t4HF{oJL{

O.

EdEdrctr(.)h0gq)A.+Jd

=EO r-rHFF{

b0'6

H-U|- 'Fi

/^ A.5:aHddrcE

(-(.-1 H

FSr6:F O,

€cMS

hE)"{ F{

6=13H

t-{Fo.nc#ac

1..{gcdCd Fllr{ }<vcdF{ .F{F{ r-{dd5'IJdE:F q)

-o b0OgMg'.)-{ A(gl'asd\JJ4F

JHHFI

8oqtr.EOfro,$dEh6HU0qE'L)o

HF{ t-l

-gEA .Yl'68siFSF1Jttr-{ t)Htruo5hg-idliaF{

(-"! )-{trd=CUEE-!j(

Cg

EEbsb0$dsO '-{6F)lqr-l

.'-{ (U

_v q)'; u)

rsAftidXFa< !'rEHcg .Or.rt \{-{

<.=

E!-{€

s€EE.$EEgF{r-{ dPH-j€'a'6-qg.r-l F(Fa ?J4.'.j(dda4 ?1)-{ F{dddEtrtrdHoP

f{,au{d d

i#E:i€$$;FE-9EEH

fr€ .-r(ga.r-{ Cdqx!qEt, l.rA t-{

bdEF1J c7l

#?iEss

FIt-a L{

EtsSFg€ttrE2,6HdFJtrf.EBEFE?80€8

FFl{ .F{

€Efrd -.J=L; f-l . r-{=

tsr-{(D l-{ t.\ii,-( F-l

t =

d.-r l< f<

5'.8 EgEtL',l FlqlcgF

$ ssE E.EO *.

F-l

gaE

tgldf;EE.cS'O cg cU

T4TEtr! c)dgb0nH,t\!,W )-( fJ{

tr sH:rHB: ilr$?:glodtroJO"rd = dl

tr.EE?.8E{SUbso.Udod-1E EF)-{ ?fl

3;nfigfl0"

= d

dF{

cdJ4

bp

grEEOH

H-qdq!p$s.ocE€

c'jc"j

clCD

c"j

qCO

c.j

qqcO

I

!f,NF{

I

Page 125: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

ffiffi

ffi

ffit

!

t-l

-;qCD

ci

t-t

"iqco

F

t-.{

qtqo

e\cf)

qa)o

0r)

e"j

+c.j

o

R F o o o

zbfic :

Ee;;qE5 Se"f $EgtrtrFO O (['= O O0. o.cjY g.Q

tr

Eilg

EtgO'O Ofu Q.-O

b0dt{d

zmr. .,9

fl€(uoOJ

EaZ.E-E>b Fm'O - c1tr d?E.E5

$;iEE8

'FZ

EEA C(Ur.{trdg€$

F.Fa F{>z'= bI

EE E.F

t-.(J(-{i<F{

t-r0"

LOEL

F"

l-{a.)

El-{

n

l-{q)

El-{tu

t{q)

E. r-tt{

O.

+-,(.)a'Ed

dtl-1586En5

botrb0ddtrq)dgEdddb0 b0trg&9"trHd'rh0?(a )-{

6RE<.Fl Hdd}4J4hds9C l-{g-v5:-+)ddtd'EZ',5HO€8

+)OadEdtrdEdbocq.)

A.gd$-r

5+-)d1-{

(g

a6

J4.r{c7Eoh0trOA.$htrCU

'tJ

t<

d?1t-{dt4tsF{

dh0?1l-{oA.?1

d${r-(,J+Jd

op{

d,{Fa(.)ozm?1Hde4HCda4tsH

du0F4l-{c.)gdhF1

H+,,ug

gdCd

Edoj1sOg

oF{

asEOEJ

J1old?z{5>qm€qSEdcgJ4trbE.6p'EE

=eES6dd'a>otr=s?TB

l-{

$ehE5mCU 11gESFHEL{ (g

#H}(P.

Fdl<

=+Jd,-ZF>'AmdF.

#Htrg5dEEodb0 h0gtro a.)

F. A.

zmgdEdEdb0trO0.

dr-{d

tnpE6

3 EJEEEOHd

H!EE€EE bHtd +' irh6 d=F- ts{ L..qdoX€O.

tcD

c\tcD

qtea

q

ca

r-{rjqcf)

F

QdvP.d

+t +.1.F{ tEf,s,=1--r-t'r{

C aa.s sEr- .r-{.r!

'Ft J

g $$$E b b.V

gd5drc

F{ .Ft

ufrtrFE"Eaq(d 'Fr

HEc*9$j. .EEa'fr'argO5#arUCd.otr-1 CU

F"EFiEF8EboHtr(.) (.)h0 plf-r

8HTE$sl-{ F{

d=!H

Hl-{(.)+J

FOF1 rF{$a

!.F{t-: 0HrnFT :Y

A-l j((g F E+-) FRl n}J{c \v a d

Cdtrrt(1bod: =a{ {-J tU \U

H ) .r-t .F{

.8 SE 3'Atr H X X6t-r -= i- )< (.!

8o I 9r 8oE(-': T c1 r.1 Ol-{ F{ H F{tO O O O:O. -O O. O..=

I

\nNtr{

I

Page 126: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

F{

-irj"io

F{

..iLD

c"jt

ffEt

Eg gB

Fg $El.{ d l-, f-

x $gg

trdutt'{F{

.t{

+JF1h{q)o(.)J(l-{o!

b0dd€Erpltd

flagE

d'l-)

FT(.)

J4+-)

.F{

E1u0t-{o+)

.Fl

E7gdg

.Fl

U)dQ.r{Edu0L{oDMH

(ghgdE

DMl-l

tr(d

.Faad5

. t-lg

=HHob0g(.)P.

oFl

+JJ(

=,odtrdE

.9.8l{ ?l

O l-{tr7'rt \\J4 h0

bb€ +-,

_g 'E

.d Fl

€t-t< f-{Fr r-l.r-{ dtr!*'6'ri dd.2kr{(,)lj(U

g$s

DMgd

.Fl

ad

Jc.F{gaEoh0tr()tu

t-l

+qqo

c\tqcf)

ci

r-trjqqo

c!LO

t00

B

cD

4YCD

F

R a o B F

Hd

sfi E

e'd HLEE;T I

o r{ L-{

HFF{HEdcdtrA$,

EgP v) +'t

Jdd

3f;F:=,O csHs

$*$0.-O O

{J {-J.F(.F{ccr-( t-(J)\. \-

. .r-t .F(tr0adddcl 0AF1 .t-{ .Fa

3F F gF $$bu< o o5

.tr.:gc)a\- \_. .F{ .t-'l

Eaadddc{qAt-,! .rr{ .F{

3F F.s.F SSb'tJr O O}4

t-'(c)a4HF{

. F-ll-{

O.

1..'{

O.-lH

. t-l

t,tO*

$<Otrt-{.r{l-{0.

t-(OH

rq{

t-{O*

l-(O

Et-r

A.

t

Elr

gdtrdECdh0tr(.)A.ad+)dOtr5co

0udHHo

+JOl-lH

dr-(

d{-JF4i-{d,-{F{QO"(d

h\zt><m

gdEdE(sh0gq)O.a, cd(U 'rr+.) t-{cdEl''! +J|.n rF{+Jc7JH\s'a!ldJAt-.'-Otr-o cgssdob0 +,rf-{ .il-a

.8iE>na5'n cde-01..{ . r{

&Fdp{h62+)dts

a(g+Jda+JCd

ts {-JXOi0.o$sqdq5qSE-r )-{HCd

=b0HCOOAP.

Lo

+e"j

I

\oNFI

I

Page 127: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

T

F

ffiffiffi

FI

qLO

e.j

ci

o{c.jrjc.j

ci

r-iqLO

co

d

ottLO

qn

FT

'-dLO

{B

c\rorjc.j

ci

o o o O F o

.S,-\'*H$.'\r3 O. .F{ +-Jtr a.l (u

g g 1!E $iE

tuv/ +-J

.r-{ l-l .F{a.0" trrr{frm=FA.y _\. q)

d tr c 9oF=cdCghF ry 3;6b:_u'Et;iE = dI ts * tr'rs;LtJ ordJ4

a. ;)(gvh0=F(

AA-q5qd=d6ts

aNadhl)-{d$-roP.Dqv

F{

trd

rF{

E $q 5fld'6-5 A q'5=

n{ +J vr: g

HilEHEB'F tr = n F-V[ $F:$ FE0. O O O. O.O

0 sF:EH#gN5 h QE.E- F -- lo tr'{c! ts g cd

vbeEg= P.H H o

l-rO

Eofi

l-{tu

l-rq)

Et{

O.

t-'tOFt-{t-{

F"

$-{OFl-{l-,t

O.

t<O

ELr

R"

h(,)AHF{

t{0.

h0t{o+J

ca

acda

rr{g(sh0$iocS'nt{OcV ,-,t+ v{, l-{fi r-rCd c{!ELa r+

=ddoEet)nb0xb0H ,-l

l-{'_t1 o-!l F'-i ts{

6d-'!'?

-) F{!u c)

hJ4t.:!g

:)Maddad

.{Jgq)

Er-(

J4ogl-(OIc't

drdd65t{C).o.F{

V)cS

ad(,)

dhH

d"5

IdaCU€(d

t-4)-{d

+-JF(

l-{dq)

J4$-,(

C).otrdb0dd€E(,)b0tr(.)g6hHd

rC

.t{adag(dh0t-{o+Jd€gdtr)-r

. r'{aJ4oP.F{

+JAq'FoSoScssC) JJ"oApqvsqFr{ 6tradd'tE=c{EEa)O.FIdE

FH

sdEd"- 'FEHrrr . F{."'!4AcEsdt-{ r''!J=boJdb05trh0ggOC)AA.

dd#au-s.od0aNd-{

tg q)

bEF(

At-t-{ Vd*d;Vt{cg c)tr +-JO/A

€ sPM cd=

X0CU{-)

c{dF{dgb0dd+)HJ.O'FrF.EVogEE(.) c)0. -O

qqAD

s-

4ca

LO

rjc"j

I

f:.c\FI

I

Page 128: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

ffi

I

t;l{

a

T

FI

-.;qqo

F{

-it:.{n

o o

iHs,EB$gE;

!f,$i$$H

trdEo!octrCdkJ+,

tt(.)

E' r-lk0.

t{C)

E. t-{t-.tu

dhdOC)aadb0,-{F)

{J

AHdE.odBd

'F)

h0FHr-(

h0b01-1HCU

.FJ

?1t-1

d?1rlda

. rr{a-lHl-{OA"dLFI?dHFt{{€

ad+,d

.F{

ada

.F{

${o+)o+,(d

JEC)

Eb0

tuoagdEoEq)ogdt{

=+)ddtrdg

gEaT$,'E

*g

In+r€.r{d-oJ4dEF-{

'r-l

HP5=

s$EE

+J. r-rld5t{O+J

cdha+)dgdCU€dt{o.o(.)

J4

tr{

qcr)

t-l

t-e.j

ii

t-{

-jqqo

Ft

e.iqcr)

F

t-{

"iqca

F

F{

tqca

ci

N+..ci

qo

F{

rjqqF

o F F R O F

C 3 EE

qiB$39;Sg: cd $< d C d

ET H!E* H

H F $E€ SE.0. O,O oJdJ O

g(uh(

.-1 Cr

H PO.Ec f-E!.8 R8863. $o{O'O Ofu Q.-o

F'Fd

FHb0=&H

Frd.oPg

0dbnaF

{J

d$-{Ia

0d)(!

hlidt<ogdJ

{J +J. r-l . r{d r-aF( t-'{,-( ,-(FIJ\*\-

.F{ .r-{c'{AAHddFaai-t .p{ .p{

. F{ F1 t-{t'\ )-{ }-a ,T{

=d d.xts b0u0h^' : ( , ( o)

R. O O}4

$<OE$<

O*

t{q)

Et-{0.

l-'{O

Ht{0*

l-iOHl-{

t<0*

$-{ot-lH

t{0"

t-.tOFH

L{F*

dl-'tCdOOaadb0r-(

{-)iF{d!p(g

Bd

. t-)

u0dl-{Fl

h0h0dFtd+Jddd

rq(ga

t r-{

tsl-{

OP"d?d)-{ t-tdtr

'r'1 l-,.<€

gCU

}4d

"oq)J(gCg

aCS

}4H5trt-{oh0trOgd>)trd€

u0hadb0F{

gd

Fr{

"odB6b0dHF(

b0b0fld+)L{d

EE,.1-{ F(

d5Acl

E.9EE.g '-1€$5J=a-ooa(sx-FEd'l(!,9q,o

ad

-{-l

d0cd

'{-J(1H

O

Ea=cdJ4hnOJ!+)l-{ d-98

rF{

Hd-o€ddE?.9#bo

F{ F4

85'6fficdtr!sdtl

tsEst4AFE!0)

c(g

"e(!aEq)

/.\l*{

v)d+Jdgd#5

rFt

)<dq)J(tiOA-o$qJ(g {-Jb0 ."F4 H

ES.O \J

F.OhdUoBddq) 'F)gb0

-.,1'l H

bilES€E

(-!

dc{A?di; h0

.F{ Fl

tr5t-{

&H+r rcd,o'l4dhF{5(d

. 'F)

HSVHr+.9. do'x' b0#rl

/l\gs

Fid

J4dpOJgdad#di<FEou0gC)0.

Gtrhxd1L'{ +J

UFF€U-o0.d

HAgs85*trHE

dd5t<O-oad

dC)

e1t<dd!dt<O.oO}4

trdgb0d-{ +JEJ.o 'F?

ETo6qrJvFi t-{OC)0* -O

rd

qc)

OIqca

OD

q00

qqC,r)

LO

Kica

I

ooNt-{

I

Page 129: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

F{

t-;

dc.j

ci

FI

..!€e"j

F

nms

,i-Ef;R tr F= bO;i (U;i: s? d(-! +, t'! r! \ v

€;€ tr38F. dO. 9rA =

l-1H

FtggflgffE3

trd+Jd+JdOc(.)P.trd€d'F9bo

Fr{ Flt-{

9p'.5?F4+J l-{tc)Hsctrb.ElJ!OOe'gf-r Htst-r (U

Pr,+Jcd 'aO-!>'$FH1J5s<5

(1F{d

{-Jd

{-JCdOFlFt(.)ggdEoE(,)O,.

HgboJEJ-l . r-l

=+)tv a{ts{

HE..HQECUdfe/l r flHdgdl'FEJdP"c:iJ dbEQ','AdJ4xcgFHESU<j]

(1t-rdd

uo'6ffrEadtrtr!dFI F{

i-. o +,

HE EO.iy t1

E>S H{-. E ,r{ 'r{E' !U )\ '(Jn!xd3d 6'B}4 cd p"J4

Ed.dlcd

.F

C)J1

gd

15.Fl

u0cf)ffJ-dgadtrEgRtrH.g\CdHHi:OE8d O,,

ECd.HV'd

J4ofi

g5Htstob0gf

ffi

LI

O

F{

oit-.erj

B

r-{crjt-c.j

ci

c\ca

t-c.j

ci

r-{

+t-c.j

i

e\\f,t-c"j

ci

t-{

rjt-c.j

c

F R F o o B

\a(UU) al

FEIH Lb='fr5---Vcdh; E ;.s.^

(d'= L{'v! t< a)0 = 5J4

h0s3EFbfF

'Fr Flo' c)O. -O

t'6J(

Sc fr

$$Fsg $f n

!E*H8 HE.€

(-'F{

d0{

F$Er.r( f) dvL{*, 'H A)

sH8E fo{O'O O0. p..O

adh(F(

F{-JcdLJa

,a

NFl

drdtr6t-{oa(dJr

(-lH

dh(g

b05>g.r-, q)

da-6OE#. Fr frl

O'O0" -Oi

t{(.)

E.Fl

t{F.l

l<C)a4HF{

t-{O.

t<O

Ht-,'

0"

l<q)

E$-t

0.

l-.ot1a{f-{

t-.tu

t{C)

E.Fl

t{0"

'65dagdk

+J

IFli<ldl.r-{'a

(U

J4. r-{

59,FEUoqH5U

E".:Rl A

xsSE<E

0*c0FdEo

rcOP"

gdl<j

+J(d

,6

'l46as1dit{l{-r I

.F{ |0l6lal.r-( |${lot{-) |olIEIcdlP. ldlt{ |(.) |trlOIglI.t-{ I+-r IJ4l1l-ol

dlhlEIdlrJl

0d

+Jdad

{-J

>{q)

trl-{r-(

J4o

r5l-{O{-)dH

drc

sd

J4$<

-B'a'-< j4a,d$oatr:: Cdrv t<P +-JQ .,_(FtA

>$,'EEiE 1

FrH

dd?1t-{dt-{F{

{Jda(gl|)I6laltlOIEIO.'<lEgl2$l1tr1O CdItJ t{lq.:lcg alu0 dltrQlI Et- {-Jlu ol)0 c.'r IF4 F!|x (Ul{ cdl*. trlT. EIt'}( |r{ $li6lCOJ

I

a5dU)gdL+J

.F{

adv).Fll-{o

+-,o

l.r-tlal6laLo+Jof<l-{Cd

aCd

i4Ff-{)'aFJ(xdYona{ F{

6Fr.\Fq '{-J

H'6.

E(g-aE,EdO .-.t

6gAaHAH'adJ4&$cdgEN0*+5

ddV$-{

O-o'6d1Eq)

gddECdt<q)

,.oO

'.t(

I

I

I

t

f-{i-{dgb0 cdt-t .t-,1tattFlsTlEEIq) ol0. -Ol

NF-c"j

cot-.c.j

\f lro\ lr00 lco

I

o\c\l-{

I

Page 130: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

iii:.,".n

t-{

crj

{er)

ci

tqqo

c!1qea

ci

t{

rj{qo

OIrj{co

F

o R O c F

5-€ $E $.E qr

,E*' lgEfuflg=fig€ E:

adb0aF

+J6t<pa

! EH !$,f; H$ ryg : sH I si H r$Ene E Hs EE fi+ t-{ t-{ ft( t-r t-{ t-{ /r{a a p.i5 o o.oij=J-O O d-O O P.d.5

tr

frff loJr.f-Flrl:-ldL.F5 Cg

= cr-Qq3€ EEq. 6.". l+ >

frs gEseEggg

+, +J. tr{ . r-{gg5J\\_

. t-,1 . t{dQaRdd;jaal{ .r{ .p{

.r-{ A Aa-\ t-{ H Et

=d d.xH p0poh'ii 6 5-v

t{a)

E. r-{L

0*

l-{c,)

EL'.

O*

t-{C)

E.d$-{

O"

t{(.)

E.Fl

l-{O.

L{(.)trH

. r-{t-{

0"

SF'E 'c11 ^L{ . r-'a(.) 0p.i(EEdc€sqdilgFgadd!J{

t|<

9',6*6\V t-{oJ(trh0dtrbg.t-lHV

SEdaEHa'{ l-{rq)Ls

.'-l {i€cgi4L{J:JljJ

-b}(j(

EI sC1 t{ +rFdd

iHg

U)d+)d

.F{

aSbo8EFE=O)r)v t-f

EEEdb€+J (U

c'ddJ4\.' ?1

F{$dt€V .-l

E-q-o6a'6ccdNF{ t-{

cd c1

tsEs-E38€8

l-rd+)(U+JdOgOP.ad

{-JdO

.EEo-- b0.n.E- t,ECHq)5sEq-, .9EE7- rpl

do'tsJ4FEHCUbllal 'F{*1 AdJ4>'Oq2(gH€5s<r

+J(tt-{F

J4d

r sr{a.vdaF€.bisBcd +-r1id!\i a.RC)U*cgOdfuE

sd5Lrq)

.o

.r{0dF{

Q'a6gctr(9sHdJbt.o lrgE

0rfi{-)dEo+JoEdad+JHcd

EO

O.

cO

ie.j

q00c"j

LO

.qOD

I

Ocat-{

I

Page 131: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

t-{

-i{0r)

ci

"iq0r)

B

FI

.{qOD

i

SI

{qca

F

F{

qqOD

i

ot

tqco

ci

t-{

"iqco

F

c F o B o n F

f}Iffi

Iffiffi

nc>i$= cO fri'i -> Ff FruA r{F{ cJ

=rY\ \Y>? A5 I.U'rlr<+

'T s; a.E=

H'= l{H $SE FH.gE g & .

v Ev 8.v fraa.aoCI5

g

Fil.Hrd ,-H.j'F g-'BBUF. $o{O.O O

O" 0" -O

*)o^n^o\., +J r. &]q BFE.F d'a>$l E $4"E P# F<'*s E Yontr'tr tr S.E .(.) (U o o==n-, E p. O"A E

EdhI

A(1

H po'E15 -'}E.-,'F OgBB3$0{o'o q.)

0. 0" -O

adb0JF+Jdl-{

=a

aCd,

t-{

CS

frltrcdl-log(dJ

tr

s$F F.Erd ng

.Fl ,\

H$$0* A,..O

l-.tq)

Etr

O.

t-.OF4HF{

t-{0*

t<OtrF{

ti&

l<C)

Et-r

O*

l<C)

Et-r0.

t-rC)(1H$-t

0..

t-{c.)

E$.{p*

(-r

dV

HO.'U .SdgB.,€Eu01.h3pEEFJ L{

6g)aFf;s.opoOr-4.4i4 tu(gFt-l d

8trd F-r-P "r{dX€sctsF{t{t-H

8.sE$f;8* rfi

t-{q).o)-{L{

0U)d+)daOa)j1dgdad

{Jcd€EOA.g

.EadJ(.r{

fi1gHdL{ {-J

80SHflovaqE€qd"3b<lJ

C4

dd

+-)dc)

gd

15

d

Sbo1., ?lHhd\1,, ?.t-{tO

EB-{ $<6grt{ b0{{d(sd0hO '-'ta(0{B(sdn( b0

B&"qACgH'ogJ(34=d

r.7-1

cd \rhdtrhcgtrrcd

EFFH

fiE6FEE3dJ(ho(sr5 rCl<.g6HTE7s3$sl-{ NRar*,o'6 g,

qcSE'a8EE

€E

?1F{

d0d+Jd.oEC)9.ad

{-Jd(1Hd

{-J,-(

t1'Hdq)

}4hO.o

Faf-{dh0t-'Hd-o{-{Fl-{q)h0clFI

OA.cd

baH8!J(

Ecd

'lJ.-l

:cdHR'+J \J

.8btr.oE5G-1 AHdadd

FF{ {-JxddH a fi3 8Egfr I

EE6A.r-{ Vfri#F=aas5Fb0=qHfiE

Ed

drCts6dKb

f*

6 r,,

-O t<

E-8O t.'!9. tiFEHaxdE+)qdc!, ?. ss v sfit I

cd

EiaQ.E+./ cd

gE E

E E.q6 E 6.F(A(.T-,HHJd d

€€frfl-eStU F4,otrHOCgO5€ O

gdtrb0d

E€F-EHogEEOO0* .O

ic.j

qqcO

qqcO

qqcq

qqca

I

t-{

caFl

I

Page 132: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

lli#il,*li;!]r.itl

iii*.'il

-:It

a

a

r-

N

t-l

c\ioc.j

B

t-r

co

ic.j

i

FI

qoF{

{O

OI

tOF{

{R

d

rjor-{

"io

c\LO

otr{

erjt

F o o O o F

v,gtr{a=.I4 ?. !SA E v -:.E:.8 a F

E$g Hg Eg EoE H 80tr&'ie€ g\,. A tr g,E'E tr tr OI O O O O O O O?JQ ,Y, 4.5 A. p.. O. p. X

r'1H(Ub0

F PoE€ ,.,d*r'F osxB3 $rtO.O A)n-.. p..O

^i c

aF-4$ f;HEEH"fiit E t'Hii:st=e g *L.pE IHgE E rEeEq *sSSEssgs[s,if;

adh05F+Jdt-{ja

'6d5cd

rdgd$-r

ogd-]

'6dg#.o e€ cdqi *sSE.9 4t Liri A +t. !q tJ C.)

H X'6E 8'os€# 5 H Ee.ggfr &e

t4Hd

an bI=?1r: Fa5.H(g +,htrHB€sopy IO'O0. -O

t{q)

trF{

t-{0"

l-{C)

Et{

O"

t-tq)

E. r-{l-{

g..

Ltc.)trl-{

${R.

|{(l.)

E. r-{l-{0.

kOtrH.r{ktu

dcd

q)

C)l-ib0hEicd+JdgdEgOA.

cU

BcS

h0tr1b0h0Edt-{lr{q)A.H6P.d

*J(.)

)-{c)P.(-{

CU

frHj(sqcdj-otrc1)<noauh0E

RFF-.r .FJ

s-E3g€8

gd!c(U+Jd+JCU

OF1F{(.)

O.a)cd+JdEd.o6FCU'ma<

5b0h0trNdtrhO(gO"15n{ $-{x9F*JHFlGHqa<;a

Fll..{add!

+Jdg.F{ dKEEH6gEUtP.Jd.-l

H;db€+JBid€P6J3$bfi

*l l-{.Fr q)aP"(!--

€ff $bErEEFtr sECUAH!J4 J

U)(U

+-Jf-'l.Fa

,o6+Jg5

J4(d

o(s+)dq')

tr. l-lt-{

tro

a'5sgaHE9L'63gtr6=F{)

Fo+)dAH

E€HF{ .1

E.Ess3g€8

(d>)o!t<q),aHr{

a

b0sd)d

,1 s:EFHfr8E5 0.,.d

!EfiH Fi*un

$EE E

fi 8. g.,S

fLdREE.85daBddd

'm13qtra*gb0(g

flgEOO(00" p.ro

,6d+JdF{0)F1H

. t-{'6ad'}4JqiEO+Jcqd$d'lc

15 a<d.It< (U

_g{oc)5.O

FlFldstt4 ?t-l t{d.=.PE'trdF{ Frao q.)

h0J4

fibtrm

olOt-{

e.j

c)iF{

e'j

qOt-{

c.j

LO

oF{

crj

I

NcaF{

I

Page 133: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

irl

(gH

,#,#,ffiffi

tt

r-{

-.;-.;F{

o.j

i

F{

".ir-{r-tc"jt

t-{

{r-ttrt

c"j

ci

O F o

Eo$$ E"H -gq8 nFF* rgsi Eg pt$s5'EEIEg€EE $t,EE I

(.- .t-.: E'A 9,S H.FtE HEHCEE Hf

gE

gn etgI gs

tu0"TtO.d|oEO

gl

E€ d€ H,E*?-.EHEF 8.3€8tr

l<O

Ek

O*

t{a)

E.F{ktu

h(.)t4HH

. t-{t{tu

il#ffiffi#

il$

gfat igE g|tE En

Eg$g[I$EIIflFfiEffIgfi€flI ;g$

ffiIfig$HI $fi fl

,aJ4daEd

A!6S>bEaHEtr0Cg .-{\ocdd:f;EFE,9EFld

HdHH .r-{

.Eaa$gH bor+F. t-a F4 h{

- l-. '!lt-{ A +)r-{ \U) ,-l l-i

FffiE.eEsgqcd8 E€-= d

$gs€8F

| .r{lalJ1ldloIElcdlo... !

l1fiiIEE Ild a dl>.8 ?t3 E:l,$83

lEesrFsFIF"E S

rffl: H'Hl

$gsls r€li,,ii'{,#i

P.oa\gdL{

ECdd>(gH

E-ql-{ O

.gFEE

A.oaE--dH'6 sdd=VJ

EEi--rJ ?1A t-tHdoJ45db0:I?d.ooq)tuJd

ddj1d

.l-torr{'

,.o(.)

Vododc/)0--$dghd\Yt{H=tu !tO.d

"-{

c"j

qv-{r-{

c.j

qt{F{

c"j

I

cacaF{

I

Page 134: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

ilffiffi

ffi

ffi

otq

c.j

B

F{

tFI

c.j

ci

OIqF{

F{

"fo

F o o

dn f; il'a'dI H \friHg cl

**;= f; *$€ n'H? s E'6 i

*flg{g$EflfiHfi

(- .F.: 6'a 9,$ 8sB6 tsiEFF6 gEv .j' 5 E;;EgFTEEgHE$HEff# FEtuturc o.cd.DT. O

E fiE#

$*g FHEFn iB ggfigsg!:aEr; nEA o 6A p.dU)E A

E N -Ef;-f;

isHfigffgst{q.)

,{t-{

.F{

t{&

t-,'OE

I t-{t-l0.

LC)

E. t-{l{tu

F s v,*E EtI; fiaE qg

lg gggt tlE5 *^ $*EE:BIFf EIEn;ESI +FInE E;E $fi.H #E#E.:gf; E EtsEgEq fiHE;E#E€f;Ei lEF[f xgEigFE EE$FIEEE

,6adgE(go

A.F{ }<

K-q.+J a.\t4 f'4l-{ .-{OHFl .'{HAF( l-,1Jd6'6 ho€dtrbEE;HE..€tqa E.Si!!*ESo H{5-O Or ?4

Hs€! >'aH sH!f; F5>jj

TTfl?,s g

€€n<}4CI

0.oa'6;

.-..8 H88iF{ F! +)Etrdd 5:ts€ FdTJJ{fi E,SH otE3;5 bsx.o d

qt-lr-{

c.j

d

I

.f,cAr-{

I

Page 135: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

F{

-.;

-;+R

o!r-t,jqo

t{

-.{

'j+a

:->

cC)

E

=J4oo

gC)

EtJ1on

l-l(.)

Et4F{

a}1O0

t{q)EdH

1}1o0

Ed+JF

J1bIgdat'tc),obIgd,66a

. r-'lgdbtl-to

.Etr

=F!4ugdE

g

-gg-\ +-J5aWA+) )-{o a.)+) rv.F{ t+{

fd Fll-{

F C)rf-{ f-!dtrE-A

oO*€0.H0EsEtr5|.4 t'{hdsidtrH

- l-{

trHE6*{V

t-t

d€.tg-VG6E-q€rEd'dh

.FH

E(.)+Jar ;r{o,r15ttE,+JiOEOk

. t-,1

=ct'Ot{${c.)oF{

Al-{

HEHa{r{ fH

-qs€g

.F{

lJaPdh.F

E€F.=

sd+Jtr

ot.{

t{OEOtu.t{odHd+)at-{F{

l-{

e-(F{d,'p,J+JAl-{db0trOld

.r{aCd

El-{

€E.d

Ed

.F{

d5o(,)aOM

3EA l-{c Ha

E n g:s $tr9,A 'O h:Yg a gE

EEHE

. 1-{odHda)

t-a(.)L.

.FldAF{jeE(,)

E

s(|.)

r-{ot{(.)O,.|{€b0trdh

efl

odEl-{

€tr

F{

'ilijli

F,ffifi

ffi

t;,J

O

ri

4F{

c.j

o

qq

o.j

F

qq

e.j

F

o B F

g

nfi frH-U d -E or.E€ tr.6, Fp.. g) (,) d

E.9ig &Hh{$,3€Es Et.=figE$Egg[

+J +J.Fl .t-{ddF{ l-lJ5\\_

.r-{ .F{

c1 AARdd;oal-l .F{ .r-{

'FIAAf'\ l-{ }-{ RlFd d.=E S$btu o oJ4

+) +J.Fi rF{cd1=x\r r-l . r-{

c1 AAHddFaat-t .r.|l .r-l'5gg",l=d d.xH p0poh

.r-r Fr \/0.. o o5

t<Otrt-{

.F{k0.

t(q)

HH

$<n

l-tOFl-{

l-{0.

fftrC)

E.9g.Et4

.AH

EHsN d.=,r','{J IYtt Fld Ht-{

.=OC)aFp.)-{ |1o7E--5 da o5'n 'rt lJ];Xd

E[sH0. E

;8€H >'A-E F*dEod5 EtrdssEF;$-utra,$ g

€€n<j4c/)

d:fs6cg|o}4,-,td 0..:R(n?6'6j1 dats.sudEr-'{ O(g P.F(F

.r-).H

l-. ddHh03 eE(\v!A +-J L.

-588EEtrs!#E€$E U5O QctSo..FUosAV)'Ad>5hH EG!cEd 5U

ffi

v):go..E85rF

E-d bd E^tpsEtE = E>€ 3H H

$* ssOOSOO. -O 'S J4

qr-l

c.j

I

\ncaFt

I

Page 136: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

tj.r *l

.i:3

i#t

t

.! : l.tr;;itt; .:.i'{r?'i+:'ii

i'fffit#$

riifitF

flirrtF'iffiIg+fiil;ffiiriiin

[1:,,ti

!;iEl$ffl

i,itj..v,

fi

ir:ii:i!iJ

ir,f;.iilr,

*,!ii

-qiiPIiiI

a

$

trffi

c!ar-{

qF

ol

+F

cic!

qB

F{

"it-l

qo

t-{

qr-{

+.o

t-{

"it-t

$.o

F B B R O o

gdg

.F{

9"E

.F{

O.

iF{

d1-.'ltq

P.',F0.

cdE

.F{

P..

E0"

gO

E7

J4oo

trOtrF{

5J1oR

,6dE

EE *EE8

$Bil

l<O

Et t-{

$-t0.

t-{OE$-,'

O-,.

$<OE

. [-{t{O.

l-tC)EgI

J4C)a

kO€trj

J1C)

U)

LOrdga5(l.)a

gg

=FFU€a5HEH8.Cd r{€EH.qOCgj4.O$-{ nE.Ft-1 A.Hdcdu01i

8u'(f

Ef,HtrE{.EiAl

HP'A E'=5'1d tratrav il tE E.T

a-rH

d+Jd}4b0g

'*5 GNJ

=CtrdOF{a t-r

d+t $-{odv(l).64d-cFdFPHd

EbH

r-t Hz0)!0.('Edotrb.EA" A..\ l-{vEc.9dcqs'aJiOtr

b0gshd+Jd

15gdA"EhrrO{^\

HAru(dP t-r

+-Jgad'FdF{H .F-{H?1dH515$)dt-{OPs'5Hq)$+JSdHt<$dOOFAk--.Hg}J{ ,-tgEHdO=Frc

gd

J4drcF.r{+J

trCd

'(tadtr)-{t-t

,otru)a

r-{dt-{ ddF

)va. r{ t*{o(d(dEsd,u)HJ4ydH r-{l-{ 't.!5!J4 h0qtr'ad{rhFol.J{ ,-(sdIJt-. P.OSFJ4

gd€

od

Og'F .r{Fraoid

8EtraHt1h l-{,o r-l\HAdl{.=d

?1.Fl Hr* .F{

d='F?HH.d(.) fuEHdqETYb0f-r ?1HH6 't5

€EBEgaQ.rc

HE€EHU.2Jg

gr$

gtrd(dJ4J4dc€.F{ t4}JH

t* . rrab0 +r

FHF!t{

HEHEdE

EEFAl-l . r{€9t-1 F{L{ .t{.=t L{

E tr+-,g-g g..

u H IH PHE 8.8MdU2Cttr€i*E;b0. JJJ4

V)Ed+Jatrho

.)<gd;E hHtrd+J

FE!trbI)-{ ' l-r f''!Rll<HX'n O Cg

H.' E ?,OOq)lJtu.o

d+-.)

-r ChEFlSa

-AOcd 5 C l'''

b sF $€,5,9 E" 5 dhoE c H JiF_s $F &h.: E hod'4.q''8 H F.ngE E ! i FF ) o q-o o.-Ef; * - t E

SEff H.ffT

gd.1.-. )-{

r+ .F{cqp.SpE el: EEid.H"..EEIJ F Eo d;i 0): ovtr!-,- . Fr r-l Fl.= -Q h0 c)'6 n.E o"

g H; sE9r=d€b EaEt 8S

{-iNE+dS €cuv lA l-{J4 6N'E lv,.9U*-o? c a'E

ffE F€ild=UBOh-? d -{l-'a !Y .F H'n d tr bdd6& f, trEE F-U ICi- t',Ti :31 c)5

= ':: 9p';q 5oE d,,2SE E.Eb

! EE $E*SE.9'a 3I '5:EEEF, FH.g! Ea=fr tr!.6 E..EE! F Xq

EFHfiIEgg

b0(dc=dtr,i hU

t*,l$seTgiEfi f;REg fiS?

Efi€ FgI

FH,-\lLlrF(

fruE ibofiK-E F#

{IEBET€ ErI] J4.H H

cl

+

a?t{

+

I

\ocaF{

I

Page 137: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

qti

qo

t

to

q

tn

r-l

qF.{

qo

NqF{

qR

iit+ii

o o n o o

{l,Fl"

ItrF

F E.Es.E dEEA## ffE hg

(1

OFJJ(o

gOFt-ta5o

,6dE

A l-{ .-

H€HE;U#-H Hg a'E

F(.)

E

=j4oa

l'{OrJF

=5CJa

t<O€ClF1

J}4C)0

t-{C)!gJ]dOa

Lq)

'15ga'r(Oa

l<OEd=,14Oa

g.*E

Cg' l-{

boC)

J4

dAH

E€F

gEou0

m8"au0P.CC)F{'a#

FEEH

?1 Hl-{

op{ !

'-{ (dHA.O6Urd'6sqE

*ilt-l F{5ddoP106gg

Eo

€gl-'l

a6jdhlrJ$

FH(.)

F

b0H6hgd+Jdh0(.)j4FF{

dt-.h0o$<A.tdtroA"Cd

J

gd!r-(+Js$-{OA.dH(gu0dO€Fd

{-J

.Eu0q)

511Hid

HPh6o!b.5

I

Hg0.F{ Fl

d(s5!agO-af,gE

trCdb0Ed1O

J4gdt{oP.sgd

. +-{'t>)gOP"

aCU

a.F{

+JdEo

+-Jo

+-Jd5h0gt-

Eoj4€E. r-{

{-,dcEdE?1Hd

'tcdhCU.r{.oa

.d

aCdgdgd

+Jdh0q)5+JCd

A.dEt{OF

adEqLCg

€r €Ftru -oJ4 0.*? d d q)

H H -TE;:EIH:s-qg-s H H 8o (d.-r"iE$E $Ettg"Eu 8 H!

-t h0

€F,Etr.H*,

Fo

gsae

EgEH

€iEg

rF{

ad

ARE5; H

, f-!dtrao! o'dgoggg

H

Egf H

l-it..{

.Ei E q

E $Eg F - $n F F# U Ei

ragffEg*H E+i H g F E+r! d d X F^u0A hI€ = a.h dtr E cH o 6 x 1€ &E.Fl t1;, r* F a,\|-l rd{ \,, }-{ FJ

g,qNSUOA+J

dFdurEf; FsEE H

B*EO"€ O

q

+

qFr{

+

I

fr.ceF{

I

Page 138: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

ffi|ffi,

ffi

t-{

-ioi1R

FI

-ie.i+F

qt-{

oi+B

q

oi+B

q

oi+B

t-l

"iol+t

st.iot+F

r-{

"iolqo

qe\c!qo

o F F B F F F o o

g()Ea

J1oR

'6F(dh0c)0"

iCd

Hgtrl-{

0.

.F

Fdu0O

n

. r-{dBdboC)

0-.

gCdg

.F{gF

0*

. t-{dBdb0q)0"

qtr'F{E E s,KH -? F F'|''{ a s .6E tr tr}E*HATET!€ SE F:gE g FE €

d.r{Eoa)ER

.t_J I{

!* Hs

$$fg${C)gtrj

J4(.)a

1-{(.)

E. r-{L

0"

L{oEti

P*

t{O

H$-.

0"

t-{(.)

E. r-{l<tu

$-.q)t-lF

.F{t-{

F*

t-{q)

E.F{

l-.F"

t'{(.)

E.F{

LtA

${OE

.F{k0.,

$ri'jii;;?;

HFI

$,EA !-{tsd\U t#l-t -1N6:b0E8F{ P"ui "odd.tsFfo.gob0

:PFIt-( HHF{

sffiJdq&$

,Gb0hqo'sJ<C.S srJI

t-lA f-{

ddotr5P"EEtrii$FE=,qq)\v ,T{ €rl lvdYH

bo

s;-nsHogb0:sEoorB 9"8$cEE"E IFETtr trj4

*f;$rrEFgiE j4 F'iA o -?iH Q.-

flH3,$Hd +-r b0>\ ,-{ t1'z'l-1 HH N.AdtE<pH

fi*,.dr+V

{-J rN

d5r-{ +J

o-oF1 F{n;qc.qEH'aHddFNTf,€EgO c.{

bgL{ . r-{l-{ ac-r Cdr#6s

{-) Fi

FFg-v'F b0c1 l-{trO0.H

?1 b0F{AEH5h

{-J ,-{dJ''=da-{ r-{F{ .F{

Fbta"trahdHHEisE+-RlH(1 \V ,r\

}H€-qF3.E

F!E"qN5 EEriu /)g O...dgnEa tr'EE Hg.: ^13E

= dO.j4 ad d'F

t.F{ r-{ t-'

b b#t-" P. ij

tr'F{sOa

(+{. r-{{-,dgl-{q){-)

d?.lrl

60d

{Jdq)j4o vr{0d#uotrca,cabpJ4t|t'{

t-'

Eq${ CU

=a.G-SOCUd.=htsH$*6

botrdh

F4'Fl L{sudNEb0 b0(.) (.)

P"5{h/+Jl-{ ?1

E,EO .'-{aaOSLa ;"'{

!+.FaF1.Fl H

A F'(

d7f,trFO.65tq Fa.EHs'6 '(,'F1its{J d.F-tr b0 c.)+) (-'! +.)A .ll -,.r{ +) '4JlJtrH$ $HHJ4b0dbE

I.r-l

-{5!? sl

EFER

F$F{d.\Ea'EEFVH:;g

{$E$-VEFH!E$s

$$€H

t-{

h0 .E

EEEf,gEE.d.o+gHdil'm

F

l.{ Fi .q 6oF€ bohfTt t-a \/\v l-{ {_)i s.E

gddlr( rFt.n d \-/

H ha€ ]FEEHE HFH fr.E s$s ^d.I o

fig*E:5# li (g.FF H doS.FBq0qhB

ld"s p'aE F.

ffiEEESO.-O O.H-q A

s 'Fo

'.E f{fft{ \'r! F{+c=

3E qffatE

T ts.E: . fi:I G $f;5;gtErr:i"g= q b0$5$

SgEE€.vB

P-',

-q$'65

EE $

HFf;EE Xo b

rn ttff 8Ei

ad5

.F{

-1l-{

Jtrtrse F H

E.H $€,\ .Fl rlavdj1 *h

2'd fi $o"..gd;f;8e E.;EEfr€EEFF.= 5 H.o

=df, nrS

g*liss$€Eg\\, t1H.o g H r<

E*S-qfr.E t! c 6 E:EE E;9FTHF8&

=s H [5E

ft#cr-(FJdr{ r-{Hdoa.:'F.gF8HF{A,-l Fl H

f;58::?

.F( .J5=;{HFbbn"ESf .E a

e.i

+

qN+

I

oocaF{

I

Page 139: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

qc\ol1o

FI

{ol+F

OI

"ic!\i-t

co

qc\IqB

v-l

{otqR

tE{

tOI

+F

OI

tc\lqo

r-{

+e\i

tn

F.t

rrj..ito

o F F F R F F o o

, ,,, ,11l.frir$

"oo€S)i,r

f-)

Foa\)t\

.s15Of<)-{)-l L

q)

FR*iiq).rv l\Jt-f 't-)OV),o'FOtTdS

6F6b0qJ

0-,.

a1

dFi

A.F)-{

0*

'6Bdu0O0"

cs9

$Eid '-rt t-{

b9bo..P.gddJ€

FHOHti

=J4on

l-{(.)lJot<Oj(d

+-Ja

Hl-{dt<b0ot{

O..Aa1 )-{Hd

)y +-)

6.8O" bOnloJM

trdJ€db0 +rtrdf{EFgaa(d'6>

t-rotrF{

. r-{l-,t

0*

1..{

OdHt{

t{O.

S.{

O(1HH

t{tu

t<(u

Et-{

O*

l-{O€g=5O

V)

t-{OE

.F{

${O"

kO

Et-{tu

l-{c)€EJJ((.)a

l{OE

.F{

Ltu

F4l-{d

15(1

r+{d+Jg. r-{l-{Ot.'!F

^0Hlr{ 5.F{ t-'(aotr4.cdd

t-J r-'laq)SE.F.i h0lJd

EE!2 .*Hd>B(n cdLh00)c)aA.A .r{iboad$-obqESoStrN€-1 Flt-a t-tl-{ . r-{qEEO

Hd

*4. t-lCd

.ol-{q)A.Cd

(sP.

5{-J Cg

5Fb0

FE.j4el

SE'6o€Hh05FAss5hdEEebo$FFh(d .-,>0.FX<.=

db0d

-Ol-(O.o6E c*.d'.5P"5c.9do.Eqo-qEEp.6kpdFl+) *{Edd6

. t-1 {-JU). a:$a. F{ F'l

-aHA=dH+J

_gE(.) gH(!brc'= h0)< ?1gF6'T>g

+)t{q)9.C)0gFfua

fi$,l-n r-{(,llJ l-{

8Brd -rEfrF-Ca$l-{ !o$!strtriEt-{ '-l.os\H v.cddhE"gF

o5at-.

3ri

ot-{P-

cd'nl-{Og

. t-,t

J(1.,{

dt-{oA.dgO

EF(

}(oEdEOal-,rOF

(-':

d c:g?Lt rJ

l-{ '!'-'

SUaFos6

>>a(- )-.F$-uH5tru)4dc{hcs

c''l

cssabH",.oatrd6.rH(gg-ilF

.2 A'trE(!dUTx.9

"t4()OlJoj(F(

6{-Jq)u0F{OF[{Oroof{

OJdd"Pn

bogd>')

trd.t

EEE?J4Fsb.F{ +JEEff:;cddh5

..dqcE2'$o Eoj45d

FEl-{ l-,r

SEb.'ap.sq,a+=d(,)A O;?.dE EFh t 6

s E#

6J(dLrd

?EE8

. l-{tr tl.)

d+ratr15d$,:E$t< O80.EFg'H

Etc2?HE.

EHHH+rJ4d tl.)strd'{EEO(0Frd

iltf;Hil

il

tFl

bodd $1-os FA

'Ja t-l

H'U qt.t O!s^ o 'jj CI9*' O. S^ ,) g(-': '-t' l'tn .:g

E .E b'E N.

€EH*i Hq tr no{J G,ri b0f, U00

8"Fg,FFX.'* l>r hd .-r' A. F( C

ggH*HF$€EE') O..F Q. cd

gd5E'FS*d.= E '60tr

sg -u Fti c'{- -a-FlF

lit*t$8 e ?sO O?J O dfu5 tr O.'O

dHdb0go

.=E.6 EEq d'j46 O.O.FJ F1 HoHq)E-q'6

ddt-{ +J Vd gr=(1 .F{ F

gH E*.= o otl0.F"j4<

b0

E{Jg

c1 C.)

FHP"{ H Ep.

g $:HEEd o ^-0-6UE!j(8FdfiEb-?.13dc)tr ii u€J(F.E "iho6aE iTEFFHXgE.= (.) .= o'=futu5o.-I

'6

Jd

F( {.,

FV

FP L-v :8q ilEF15-q5dp

-1 VF}(E:i d'-5b(Ut{

€.9fg uobitdH#E€

fid

Jd,fr

dJdl.'= (.)H ry-{

iOtr_c9q)I=Jd'rc dJ(a'+:

?qq)Hobi'itgIq)M"o

' t-(

s !Fad d 6.H\,J H -{-)f(go(dil t' b0rd--,-{ f, C:6 g H 8ocdhF{tr?CP5'F{ F 6O'A 5 >a

.-1 ?Jc1. r-{ Fl

H{E T.,XHFEcTE#€E$* Old O FFr" '!d cJ -o.5

trd {-)EJ

SEc grddd

€fEE3EF€sq cu gbI

fi€ $s

s il[$

ffiqq\i-

qe\<.

LO

oi+

I

o\cat-{

I

Page 140: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

r-{

-.;.irjci

F{

-i..;rjt

gd{-)at1}-ld

t-{(.)

}4t<o-o

hog

g$Efi

E!HE

t-{(.)

€gt

J4(.)a

F1t-{d

{-J :'

.E .gbqF!0"A

l-{

'dd0=gdsE .

frHEqEi(g ^*rgtrc1

.r{ .F{ Fl

gE H'6":{ F.'.

EE EacF{\\d dC P.dd tr5VA l-{ . F{

rqdd-,d

lgr€EF

dFFar-lcdp

t-lcdeahto.Ftadt{q)oo

=(d+)d

l.{otrCUdf-a.Fl

oE

oF{

atrd

JdECd

J(a)g(,)l-lH

j1,+JgJc.)!o+JC)

E.Fl{-,Jg.

.F{t-{

oEb0gdhgdJd{-)gCd

EoP.

op{

u0O+Jd${+Ja(U

trd€

#q'E5ONer +)trJ4 CtjJd

EEE'Eo.:.H 8TEdEgl'4-gEH

frf{f;'5 j4 H'O

tffiHffififfiffi

i+ffi.8ffiP.;r'19O',ttT,H..;,.,i,lrl ,,i:;i

s n'j

t-{

rjoiqo

Nrjoi+o

qLO

c\qo

qLO

siqo

c c o o

iu'-firiF

'';'fi..'ft,.iF

r,H

'i'fiiH,:c

,ii$,',,4

,.fr

ift

; :lj,t:'#

l,,i;i*i,i.rs

i'iI

ilffilr$$

ffi

f-a e4

ad$i-5HSl<F(o

= dgEA

cdt{EJ(

'-4 NH;i-=dt l-{ {-JF

-od)(ufr,.dn

aEd+)at-lF{

q){-J

asO

F

adtrH$-r . ,-l.oaEgr-{ b0c'l q)

8E+) .F.2U0 E-'

l-{oEEa}4Oa

t{c)F1Hl-{.r{t{

0"

t{(.)

Et<

0"

l-{C)

Et-{0.

::1,1

ii

}

J't

li

t:. : i:t::i :.|:tt!!:lfi

l',.ri.'.:

tlt,':'.i,ti;;i[

t'+#

ffir,:''i'$H

iliii#.::::.i.:,,irt

,:,.,i"iiiilllilr:jiriinrlid,t:

#rfttfl#ffiHl#

Hffi

fiffi,nm.diffi: i#'HriH

EffiFiii:tlirf,ffi'Ai'$i',,ii#.: i;''i?;

.:t.i:l:, 'ir,tifu,

i,{ffi

ri;l,llft:': :;.il

t:,":i::r ;ilrl;J'i.!tr : ,,i:'li

,|iiiriit

'i,rruii:if*:.t,iit:titt;.?il:,ii i;!;:r,r:,#1':.;::l;,!,:i:ilt'i,,,rriri,lit$

.,..t'"''-

'+9#

(1FI

dL{

. r-{(-}(d+JF(

Hl-{OA"FIHFlFl

L{o

b"dF{dadFCdb0a-rF{

OO*

V)cd

Fr{l*{

+)F{

F{dJ5d.rcdFtJ.5dFE

dlJt{q)agd5.F?

+J

0E€,#Ei(g ..<

hU-oEtrq)EF.b0'6.ccdd{.J +Jcd'FaESEA0*d

F'EI

QCgc-cSE9bol-{ dl-{

-gE'60-o)4p'aF'E

V)sdr-(?) F1F1 F)<H)-'r d (lJ'65U$€aO OgEoe-EnFhOF E

\-/, v

)-t Fr

Cd Htr}E;Aed >'FEalE trH.E'nrltr o.i,E?8.2doA^-

l-. (.-rcotrd '.5 $l

E E#F FtrH l-{or-<xhn* }Jiil'E aod=

CI., aa

$

H

ilff

u,'ti:lj,,i$

i'.1:"ffi.

,''[il1i"{

lffi

;i'

gdda=Su$dd RS.d..-dhqia H\/|{FIH

P.'..ajj oE'd #,6. q J UE: q d.E

;I E b.FEE gES'tit 6 5#b: pE€U6U9-0. 8 A.'. E'jj

,6

vb EES d Shs g H

.Ft Fa\ t+ l.\

S*S! a. r{ \) ("'! . F{ v.

tr1rHlotr1: S^'E -E

E F"S$ Hsv uoh h,=Er' tr H 92'; +-'t

C O H w P..gd'Il *,, C q'E

frFE *g F0y)rEo.

'6 .F(

daFoFoi5trq a

EE S9.9 Sqtn.t t{ $v'tsgaJg H5'=F"U 5dHBE c-q

i n H HflE E -,< h''FdoE r U I8€E f H

0-. .= J o,.o.

tiiliir,l{iliiliitit:f.ri:

I

O$!-{

I

Page 141: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

F{

"it-{

rjt

OT

".it-{

rjF

cl

rjci

c\c\F{

rjci

FI

qr-t

rjci

F{

"it-l

rja

>

7

c\qr-{rjt

F B n R n B B

$ffH'ia

8j$fi

fr'f,i

atffi

gd

.EP.E

.F{

0.

. r-{dB(dh0()0.

J(sdcg13ic13

'"F1 (Ur-, UOctri'i (l)

FsI +-r?) Fl

\,/ri{ .T)

ogos

ffcl5-.$=dmAp€;hQ-

-'R € ,ggt q E 'iiEE E$,g8! ? B.€g

gd

.EaE

ofi

O.

gdg

.FagE.r{tu

l-rC)FF{

. t-{

t-{O.

t{Ot-{HF{.tdk

O"

t<C)€F4F'Ji(q)a

kOEdHJv{

r{O

U)

t{OEE,-(Fa}(a)a

${c.)

Eoil

}{tu

t{(.)

E.F{

k0.

,i:{:a

,###

:'iri

ffi':idji*

&iti,

fr#

fiH

ffiT)#s;#H,fitxllt*,i*

{ffi:,'t,*ffi''',.-iiffi

..ji;;iH.

F F,rEdd-, "O .(

E 8 R

: EUlE H

€$r$ H.EOOP.C*nf; fr

: BHg;sdd9)'-)#) Huo'S IF 'F{ H

$#nl-{ FJd ^E{-J H

g HE

#ErEESH O.-O

trdJ(cd

.O

-v€. r-l $-{A,Jss?1

=d=Y,88".!l9

. F.{F}.1 r-a

,gFEts*'F6.EEgr.,r l-{

E'.8Ctr=dffs+) -tgEtsFaQ U.;

gae

(g(.rH

9og)-{ l-.9dH.qgc{

8EdgfbH-{F4 H11 q)

50"9'6bbqcsq96}J{ t1

Q rr{

S.c$O

;E'F=.EEV?5'?i dFrC-i.r - 'Fl' tv4

g,# €r-1 # 'F{l-{ V r-{st8\l )-< .Fi

t'{VO

rr*{ lA

E 5#€"8$P \JP

.E u€boSP5 $sffii$EE8E HE

EEgH ff,F

E{fiH FE

H$f;EilTF H!

cddgE$ €HO G-=F c a.2 t-t 6 db0c{ d E'98 d +dEEcug=s'F { '6. 8H 9.E r-'|c)

;tsetFlOlll H )-{ l-.

EfiH€ES'a E c E'

FfHE$'nE E,.E €lU .n F{ A

tri ..{ hd trB 6 trE c)

E if!{:mf E $sE g T B.E H

E * x $E El( H. F '6^.- g15 t b0 a.libtrB E E!qd6,?(boqEE"EEF

PuoF, F,q.qad

E?bEPd6hp.HAEHdegOOJ46iEEH9HH +')6d

EflE8>{AF{H

q')

s E,-,^F(Fl Fi ,-\ d,o

EH€

J1.8ad+JCE=.8t-{

CdqEE$EB

g

Ef;l- oi

A. hI

6-gc-1Hd

FIcd

uo{F8hd

l-{d

BHg'665

l-{

6

$n€E

,lrJ

HH

HgH

!qHXHEvFl(-'! F{tr CUCd

.q c't EY

s #$$HEE8S

..,o q E >EIri J J tr.A'i.r-{ tr d E'-l9 u0Xj( cd cd

F.9 Yo.Et EHEflF{$.E6 E.U3 B

F

E*g$€e..EFg -E St

$STFH: E

#firt9*$*Etg fir;s$ il#I $gg

dt1 $<!g(gd.o

I€ef;n$H E-Es bthOE c<t4 t.'t l''!H .;{ fTI

I,s Lf ^s# sfi

A b.,_v g

S- o

E S$fiEci

a$ *5 .E€n€Fq HE Fo H l: IFE:€U*I

FHfi B$iH€!g E

SEHE€ [IH€TSc!

Lrj

qLO

x

I

FI

$t-l

I

Page 142: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

4,[q;4,Hrnl4lrl',piffiHpi(tH''H&,.

'iii:.tjiri:S{i:;::i:l:l:rli#

ii,,ii#Xi,..{lifi

i, +;lfii

'ilit:.{tr'r,li#i$

*ffi;''''ll',i,f

ffit;,+ii.t&,

ffii1.,i''#

ii:l:i litf

:,i:ti:'1ri,

iifr,.fiii

tE{

qF{

'rjo

olq

rjd

cr)

{F{

rjci

r-tqr-{

rjci

qq

aci

FI

qr-{

rjt

oltF{

rtci

co

qF-.1

rjci

o O o O o F o R

IIl

HH

H

U q!3i* F [ -S Ff,E gES r 3E H E6.9 I U 6 Fo--o H 5 5 ji

H

F,ot:dcii Bd.= CU

l[E H

f ry[ *vri3 hodasEg

. t-{0t<d-ai .r{r;c?cdrp0

!) llno

gFddOA<J4sb.t-1 t4htrfi8"

gHcddOA

s'E

Ef,

'6Fdh0q.)

0"

'6Ftd).{ 'F1O:=Ho=tr).ortAX

t-l.r{adA*{t1Hd$-{ogs

ttq)

EHa

J4O(n

l-{C)

EEr-(

lvar+C)a

kc.)!Fa5c)n

L,{q)

EgF{

}((.)

n

l{olJEr-{J

"|(C)a

t-'ta.)

Eor{L0.

l.{(l,)

rcgt

J1q)

a

t{(.)!FHt

J4(.)n

. r]!:i:

,t.,ii;;l:

li:i

t{lt

b0gt5,{

15dF{(.)P.

HF{q){-)aop{

a

?1F{d

'(J

b01-rH+Jt''F{(.)g

A, .-1!sat-{ 'FlOtrp" )-t

oEd

or{gdda:d.:! qh0tr(,) (.)

'l(a

Etrcdd

$E frh0i-EE E

S-E E.

HEFt1 F{

1oHd'ij4gi tr€ E3F1 d

HsEJ4 SqEOJ4

$gEI Ssp.E a5Ccg'g HE

f,EgtUU9SqF.9"Hjf

V

H

agd5dtrr-

.sro9A

EsCU t-'l';g=c)t'^66rh(-'! )-{FC)ij P.E.qdd€b0aBCg c{

SUiEEJ(s +-Jrq$s-1 H

U90.H

r{(U€-v YgIPHg€ e{,!EH*Fad*C=

F 9'HbL{HFi9O\,.tr:?34EE; HC tr r-1 h0

u*€EE.E ! $t-| )-{ VH bo'E :gFHP.F g 6-Og Eo.. g

rT{ ,- . F{ F{)xo /jxg:EH$,# 3iil=,5 ?€g"F F EgFEEfrEs F f [F

$'fiE g

F{! hF R G.dl.t; FY ?1tE t\

al ?tRl \V t-{\VF{J

E H iEE."Hg?.q bo A8€ 8fir-r Fl E-( . F{

\., r-a

c.( a H A

S Eil .oTEgE$! *B

t1 F{O.r-) H C)p"aEa.o-, ds E- cdGAHErC

.+-t 17{ Hg r',, ='6cg ^'-)jdi(cdo

H &E H

;$FH!?5 f s&E E.H T#

6aEdCU+JHdd+J ?1

f,EiFolsabd5t< +ldoEfi(uC

$EEqH$-8{g(gu8t4'dg€.Ec'Fo Us?

5E,Ef< \Ftt{dErod<€

r1H(gdr*{r-(F)

{-J(dA.c.)5Hd't(d+)dela.)

Erc' r-a

-t *)jlO

NO#€b9p*g

dd

BE8E

.-PddFItrpnH

b0E. r-{+Jc(.)9.

gE-U .9

i.EJd€EE?EE*80PA+, F4

FEt1 or{

88,{ E.';)-aE€dO:=

3$Hfl!rEHX€_9fitrcUaFt r-{ . F{\U rs{ AF€H

'6d

J1rE.t{+Jc(.)E.tdP.5

J4dOHoFF{

b0gdhgdJd+,gdEq)P.

r-{dFEd

I F-)

dg(d!

'6Ss

F€ n,fi€ d F{.F{

F{\/Fl

frE E'$C bocrQ

$si $

E3Hit [HE,0 aE.E

(1 -#H H.9J ( 0?6(g ?da.J c# c d!q6F"!gEn Hrcd

gFfr€$6 tr :\ -'*'iiti\r').{

:5 8I ieS= e 6o'H =g,: $ofi sg-F tr: ?A

f,.9 g E-u FE Edfr? ha a'5, ! i..= -q

g-q vd OH

** s; * HE Afi; h;

gigl sHr

g€ H;fi E€

.r{j4

.t{r-{.r{

Ec.)

Esd+)g

.Ht{(,)FItsF{

OO*.FlQt-ll-{d+JU)t1h'l

H

x qrj

I

Nst-l

I

Page 143: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

I

ca$F{

I

Page 144: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

ffifffi

r-{.je\irjci

F{

t-ti

otrjci

F{

..ie\ao

c\c\olrO

ci

o a o o

ilffi

-E5 $EFtqi,!vN<l-{ l{ r-!6fi'd,qJ F

EEAE*SxgH$sE

'6AdH.9bEtuadoJCD

.F{

ada

.F{F{

d.F{

aoad

,d€(l.)

.FlodF(t-

t-{

dc)t-tl{q)AHF'F(aJJ(') \:' F{AF.

il'# fi

f-tC)

TJg5

J4O0

t{C)€g=J1(.)0

trc)rJg1

J4c)a

l-{OEg,

Jd(l.)

a

trd5gd

dEE$b0 j(OdV r-{

'q C)

EES...J=v+,

f-{

ft{ t-{ivd

Ee.|4Ht-( . F{/F4+JHcgjtr.EO. EE)t tr d

dg- *''o d

*EE:Ft Q r-,-O li -l

-VgT'F{ d

EH:<CFCUal F-{ tFli:dxt b.F

AE#6

F1t-r (4

EEotri4uJ4*,F(9JF(

+J ,r

d'F5Es!ESEEF{ +'Jt<dc€d.r-r '(J

3s|r')cg

EEHE

Eg$,E9o

t-l d

EEEA€'P<5

.H

J4. t-{

dc€€H

H.FH

E*.o=EEjdt-gr(

Cd

EEd '-{'d hrgEddj

E5CU

'6Ed'5aEFoJ4a

F{

dEh55F

ffi

ffi

E'65cd

E"g H e$) F{ 1qt'a q,f (1

EES E E d'6E =

cdt U b:

lgffxaEI

!sHEd€;s

3jd

*B:q5Sn. .E6Sa'l(\ctrdd5tva r..{

r+ F)CUJ4

'F'SgH

J4d

H. f;*qd{JO.

HS€-gj4q!JC

E E i#HE! 5$br; E E l:ii i EgEg5-E€8

ao,< CdabItrhrdg-gsHF1

lr{ *{F.dl-{ +Jdctq 'd.= l-{ogEEgO.ffi !-t

sirj

c!ofrj

I

\f,\f,!-(

I

Page 145: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

ffi

t-{

..ic\IrjB

o!qe\rjB

qc!clrjF

F{

eri

c!LO

ci

o!qotrjci

qco

oirjci

qqol4o

tO

"iolrjci

qqC-{

rjci

F{

{qLD

B

F F F o n n o R o F

trdE

. t-lA.E

o;rl

tu

.F{

dFdh0q)

0*

trdg

or{g,.

E.d

0.,

E-gE E:gC( ?1g,g tH (1 .F{i Es* E'Ed &H

E68Et-i rJL{ F1(.) (0

M,tF lI.I

U H.qH6dt-{ +J th

= d.x

E$.q

Ft-{d+,d

. t-{b0O

Td

EOEJ

J4on

(-1r-lda

. t-{P.${(.)

F.Fl

ad

=r-{dF]

Ed.q:d'Fp'g

Eb,-FFI

HF

€iRrd

gd.q

$$,.Ftsl

HH€Eord

6Edogq)

HgoFIT{h{

aJ{oo

tHH

HilH

HHrt

F.,l :.,r:rlis.9. , .r:t;

:nil . : :;iilr'l .' '11l " :,rLi u)l:J 1r1

il Eii rrtiJblt'I r

l1 l'ff'il i],

[.r

]'"iffi,.,..$.#

, l.,,ii::t{

iiii-,..+I:il::i$ii)i

lffit;fi.:r.'id

itlit',j;iii:.:iYd

ffiti!,ilrir.!?!llJtt

l-tq)

Er rr{

L0.

}{c)a-{l-{lr{

.F{

t-{tu

l-{C)

Er 7rlt-{tu

t<O1,-1i-{

JJ4Oa

l-{q)

}.'lF{

J4(.)

n

kC)lf,Ft-aF{

J4Oa

l-{Orc

t-lF{

aVr-'l(.)a

$-rO€tr5J(C)a

t-,tOEAl.{a

Jcq)0

trOE

. l-{t{0.

ir:!iil:!ii:l

ffi'':ri:Tir

iiif;ft]

jijxfi

i,.:li:i:ii

iil*.1liti.li.,iJ;i

ii*,ffi

ffi

ffi

ffi

ffi

ffiilffi.ir:iaj

ffiW}

if{iiFA

ffi

Ed

.F{

d!FQ)b0trq)A.Ed}(+)(gJ(u0qF{O

Epd+Jd

Esg&.=d

$<lti Ol

.E 8lEqlJ FIs dlsilt-{ Al&gl- olit Ald Ht*.r4 1

!El.= glF5I

't-Jr<

J('lJ

-{Hd

J4It{q)P"

. tr'l

lJb0c1H

Cd:h(U

>)

I f-{IHldl#'aIa. bo

-qEo11 2l-a{ Y-{

io=dH+J5d5-o€gfr [ertreHMErF$E bs*9P,r€sBbodd

r $:rF fl€I.q - +rlddplFEpl-q gfrlE.g EI

l0l5l. F{I l-tIOlalu0tglo '6lh ElF sts3Itr rr{l.r{ rr:,{l- h0

tH pl.r{ t-'!

.F{

cd 1iE6tr+JOdSEH t-lo.=P. A.(1 Ht-l l-{(d'x

r-{ }J{gq)dJ4Eqq-q$ l-rr50

4.'. jESEi E.EEgb$ilE

A11

SH. r-'l \l

'n)- +.Jj(c1.-3H

HHrdj4o Eslld$:r^i

= a.3 '-','d

FldL{

c fi.gE 8.6d 'Fi? d

F< H'F dtH.E fl

f;3gE uog

t sglE qcrO CU

=]f1 -( \vl}-q FJ r7l I

cdg"]F E!I€EH

Itrld| "

'Fp.* #,

lcg i5 a o15dtrL{tH -b g El'da9Rlr( t,! ;l$ r H f;I* E E ?

YtV.F{A$OOX?-4 F{ L,H H.F{.COJO V)

d t< oF;

Ffi E *ttsEcdtrho.'-{ r-- (s tr

$mFEXl'\ r-{ d

fr Et i;cE F ,-rbbg{E"gSN

= G Frr'Foh i "6idi x c 5 !i*. ;H s:al

$FbEHI€ 3 E E€l

STuq)v) .q

+:tatq \.rl .dH d

HH.FE h!fEs.YcSd-q FsEgE fr55b0abo c ''i

$H b'!trtrdo

tHs^v}4

!'F $t€ n€iau ^l

s sq

lS stE=lF dlEs:l{-, d tr

dk

E,gi

fit€EE ilA. \'/ tr6H&.:iElEEilE g;l-c b sld b0 dla.c-J.FOUOr p. clO -'El;$,sld C *., 1J cd cll

E H.HIr5 5s El

l.E gaE

ln # ! €t€ H g"

t F.E /Hg g.uH Hgfho!.E.Etr drO LEB^H€-{ S{ i4 ldEg.EEE P J1 d'= P.. o 'i'ib E z'6 .

HT bE Ed a t E E'a.trtrisS fr€gshHfrEo '-o o C d5H:HfE E E:c a.

fi:E eE fii

laEf d -olEal(U l-{

lB ..s

lH Ftg Hlb'Foth ol- J4lFl+r

lH $ls ElzElFrHEAiJ A.'i

3.Tf;E!E.-.dOag Hfd {-r

ts* E

dtrdEF{

dbId

'O.Fl

Ed.q(d

Eq)

Ea4

dr{cdldjad

r-lda.ilaL(.)+J

.Fl

adl5t

F{ldl>tol

I

EIofll

FI

ffi

5. r-{

$) cdHF{

dJ4

€f gg

E; E fi

*f tfiE F Es,

Et € [

HJ4AFl .Lr

=dHaO.N-t-) t4

€bH

il!t, r-t r-ltr dc)

d€ OEEgdEHbxir b0

E ts8

'AHr{L6g-? .EPc '6€ d-q Fr{5 d dts ,T( r_a {_)(sJ O O?rt l, {.) e4\,' ?1 H

l-a

g $E'sp & tii€fi'a.eEEbo 6 d H'EgA!HQ

JT H EE

'6

FgBAOdJi

d'683dorl,-t # FlPclf'r-t H )-{cd'F{ d .

ts F:EgHH

Hv wA,,

+J ?1 )-( d,!\ H Fi r-{XOOda P"O-..15

qc'J

LO

I

\n{'t-{

I

Page 146: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

c!qc!LO

F

r-{

qoi4o

SI+e.irji

co

qc\qn

qqol

"io

t-{

qc\LOt

l{

4OIrjB

c\qolrjt

F{

rjoirjci

F o n n o B B B n

,6d/EfrlH-qddH.9'fo BE8

(d

F(Uh0C)

R..

'6t-{c)+JC)P.EoYAHB;5d-'j b0

d&

r-. H7,2vcEf{F&) Fl l*lU)o<

s'6(gS'rJaeg$r$o

E5F{ . r-{HA

tHnDrr<

. t-'lod,dblgdl-,toA.dJ

er{

dFdh0O0.

cdH

.F{

A.E.|{0"

cdE

. t-{

P.E

. rr{n

. l-{'aa8E

-€ =bFd

!rE6-g€

ilffi

$<OtrH.iL0.

l-iOdt-{

5V(.)

a

$-ra)EFFtJ5(.)

U)

t{O1]gr-l

\lt-lO

U)

$<O

15)-{r-(

j4Oa

l<O

Eo g-{

t-rtu

l-{C)

E. t-{k0.

l-{c,)t-lH

.F{k0.

kc)rctra

J1(l,)a

dga7l-{dt-l

t-{(.)a

*Gj.i5cs$-{ AOdc'! +)Fdf/or+,. tr

l-a'gtFE6'F{Eg

Cd

EEf;s.=d

.oHA

EHGEEdt1 .FH tr'g)^ oqrJvt-{' l-'tOOA..O

g'Ft (U

frrcJ r''!

t-{ fT(Srr d6gFEgEd"o tr'q€;.2E H.968E bo'6trgb{dddh0 >.o8E8Ebq

!cg

*r#$ $f;-9Ug

rHdtr., J'68*g-qgFS:6 E 3

l-{ FI

AdJi.H,o sgi:E b

FdFddb0EOP.gd€acq)

{J

CJ

9"trFaO.l({-,,d5h0g

+J

gdb0

O15(r.t -rcd50Jdcd=hoquoN cl!a

OJd

u0tr

=a;sits+J(Uc{--J

t-(t{ (.)f.)A5H6-

^q)E;fr{ dF{

Adl-t .FJ(garctr0"H

l-r0*d

. r-{ \J0 .'-(g 'lcO .r-lTt b{e0{ocl.-{ at-JO t-rT, 0)

H

CUFh.=tracdtr'(J .=

l-.dNEx1nas88"2,n{ g b0\\,|RlAA\VLI

H.q E

EEEg.F.E'ggE$rE-gF'63E F

S'E -g

rl A f-lH)<.Fl

r-a tU H

,o 3S

a$EEp g-v

-3E A h[

ffiE $ fiF 8.8 bF cd€.o

$-r

dE(.4Hd

. r-th0d,oO.d!ddr-{tt..g'6,-, !HEJ4H.!Of' F1\.! HF{

*sdEtsg$aVTEd) t-{

.ogdg| .Fl

f,FU.EoEavdg-O5bIft{ ?l..v t .{PC)Ela

dP.diroSgcdd(1Et

tr5€}EHddq)h.a 3HEE-qt.H-9:E $

SE E

!E SScqHdH{v .r-{ +)

EE HEP": b"g

# $!#5IEEE EcE

.Fa AAHE g,S

.E F-8E€Ed e. F

HRI

Egi'tr 54H 'r-) l-{(.)tro{-' J p.

. r-{ Fl

n b'ai E-qd botiib HEH?gE >hT

AtlF( )-{ t-{

EFH

E F E.F{ F{ F1?1 ti

E F€rqo\.,clE iEF Etfl#FE U6

.F,r1)-'ldEdEtr

. t-{g(.)

E}4j+JE

=.F{

d€dEoEhItrd

trd

J4dEF.FtrJdEdld

o;{

adEgO

Eo

}10)t{qd€gdJHHC)+)

\dfuLrmg.t-{ .F{.ti13ga

fs.F{ a

€.q3dd:hld .r{

FbPE€B'6trgEe.gHs.!EgCUsqB.E$,9pc-v&

$rqdrqa

,u H id tE; d g.EB

5..E.gHSHE"E.Ht.H f;g€ F'd E'= i': -Y E .i'a

iIBEgEg$t:-q $oE $UE T FSE H'E #E F E*:.=E O O O O Y O XTE p.,O..o"o-'.H5.=

-C 5 '-1EE E''ei E?i 9 .,s.E

EE E+

E! €'EdEHTEiil.A!EEt

?1

$r E:r F-E-

tc\LO

qc\Irj

I

\o\f,F{

I

Page 147: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

Fi,!'l

hr :

$l

FSls.

kr..Hr

[l\i

Fu,

Fr,Fi,hii

[}'gliF.,'

lit,.,$i.'

trim,

[,: ,

8,..:,

n;l

F:

n

jr

hdb1$

$ri

i1lr!blt

rdir'.\it;'l

:$

ffiffirffi

ffifri

ffi

c\roc\irji

qqSIrjd

qqOIrji

R n o

'aJ(d'62

.EHghO- F{r-{ .F{ Fttr(/)cg

!tBdiE

J4drc?1

Fl-1

o

E;*'Hds

$59:l€€SE

t-{or5

-1lr{F(

J(C)a

$-{0)

15r-1Fr

=VC)0

${O;rl1-1

J4Oa

gdj1d

g.F{

'.l4d>.-;E€Jd(d

5d.r-{ Fl.F) d.Fl

J8'f{ (.)

(.) (.)t-r

&8c

tras8vot{

G.ebEES3€,-{ Ecgggdb€VEIE

b0gdhi

€EGEa. c.)cg +)

Eqos€E'oHi(${ F(

8E.F.{ (sa ,_1}1 ag)}4EgJ'EOgF +.J

6d'= cd

H$t€

Hf-lH

d.Eh'6€t<,.o

Fl )-{.FdF*-.€

F1f-{ }<H .F{d {-J15d+-) F

EE$

tr

E*EE$

EiHd FJ4E E*E p€

[$*Ft V)P

hSEsE*() trt

\,4 A t-l

:rHX L€qsholTt .H AJT<Ht a E

F<

tsFl-{ rC

c a'6.d d$€ !E.: Eqr5 UHJ Fr od -"J(

F$3't .E.E

frEH$Hno'=,t \vH{s32 6.6EE# HIc.gtcd P"'l;b sEP'E F\v F<

Fr )_f

E*fiH'EA

{fi$)< F,(

d.=rdbCt{de{

=H-c EdHs -sE IFE5:U.3d E

E $$g.t-l d d

tvf

a. ! o dtr gFf;r!Etr FPd

F{

I

F<.t-{

I

Page 148: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

148 -

FORM: PM -4

KUESIONER LANJUTAN MATURITAS SPIP

Isilah dengan Y (Ya) atau T (Tidak) sesuai dengan kondisi yang sebenarnyapada kolom "Y lT'atas pertanyaan berikut.

,..::t,, I ffi1 2 3

K. 1 .r.2.r Sepengetahuan Saud ara, Apakah seluruhpimpinan dan sebagian besar pegawai diunit keda Saudara telah cukupmemahami implementasi atas AturanPerilaku?

K. 1.1.3.1 Sepengetahuan Saud ara, Apakah seluruhpimpinan dan sebagian besar pegawaitelahmengimplementasikan AturanPerilaku dimaksud dalam suasanabekerja sehari-hari?

K. 1 .r.3.2 Sepengetahuan Saudara, Apakahpimpinan di unit kerja Saudara telahmemberikan keteladanan untukmenjunjung tinggi integritas dan nilaietika dalam bekerja?

K. 1.1.3.3 Sepengetahuan Saudara, Apakahpimpinan telah melakukan penegakandisiplin yang tepat terhadap setiappelanggaran aturan perilaku kepadaseluruh pegawai?

K. 1 .2.2.L Menurut Saudara, Apakah Saudara telahmemahami dengan baik mengenaistandar kompetensi yang diperlukanpada posisi jabatan Saudara dan AtasanLangsung Saudara?

K. 1 .2.2.2 Menurut Saudara, Apakah Saudara telahmemiliki dan memahami dengan baikmengenai uraian tugas jabatan Saudara?

K. 1 .2.3.r Menurut Saud ara, apakah kompetensiSaudara telah sesuai dengan kebutuhankompetensi yang diperlukan pada posisijabatan Saudara?

Page 149: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

149 -

ffi+#+ilififfiffi..' 1 2 $

K. 1 .2.5.I Sepengetahuan Saud ara, apakah unitkerja Saudara telah memilikisistem I database kompetensi seluruhpegawai yang selalu dimutakhirkan?

K. 1 .2.5.2 Sepengetahuan Saudara, apakahsiste m I database dimaksud fi ika ada)telah dimanfaatkan sebagai dasarpengembangan karir pegawai,pengembangan kompetensi pegawaimaupun penetapan formasi jabatan?

K. 1 .3.2.I sepengetahuan saud ara, Apakah seluruhpimpinan dan pegawai di unit kerjaSaudara telah cukup memahamimengenai sistem manajemen kinerja?

K. I .3.3. 1 Sepengetahuan Saud ara, Apakahpenerapan sistem manajemen kinerja diunit kerja saudara, khususnya berkaitandengan pencatatan dan pelaporankeuangan, pengenggaran danpengelolaan kepegawaian telah memadai?

K. 1 .4.2,I sepengetahuan saudara, Apakah seluruhpimpinan dan pegawai di unit kerjaSaudara telah cukup memahamimengenai Struktur organisasi besertatata laksananya?

K. 1.4.3.1 sepengetahuan saud ara, Apakah seluruhpimpinan dam pegawai telahmelaksanakan seluruh tata laksanakerjanya secara seimbang?

K. 1 ,5.2.r sepengetahuan saud ara, apakah setiaplevel pimpinan telah cukup memahamimengenai mekanisme pendelegasianwewenang dan tanggung jawab yangtepat?

K. 1 .5.3. 1 sepengetahuan saudara, &p&kah setiaplevel pimpinan telah dapat melaksanakandan mempertanggungj awabkan denganbaik setiap pekerjaan ltugas yangdidelegasikan?

Page 150: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id

- 150 -

Penjelasan:Kolom 1: Nomor referensi Matriks Operasionalisasi Indikator PenilaianKolom 2: Rincian pertanyaanKolom 3: Simpulan hasil kuesioner, Jika jawaban mendukung pertanyaan secarapositif diisi Y (Ya), jika sebatiknya diisi T (Tidak)

Page 151: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 152: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 153: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 154: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 155: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 156: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 157: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 158: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 159: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 160: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 161: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 162: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 163: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 164: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 165: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 166: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 167: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 168: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 169: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 170: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 171: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 172: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 173: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 174: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 175: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 176: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 177: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 178: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 179: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 180: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 181: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 182: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 183: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 184: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 185: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 186: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 187: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 188: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 189: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 190: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 191: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 192: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 193: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 194: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 195: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 196: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 197: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 198: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 199: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 200: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 201: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 202: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 203: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 204: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 205: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 206: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 207: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 208: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 209: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 210: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 211: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 212: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 213: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 214: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 215: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 216: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 217: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 218: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 219: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 220: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 221: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 222: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 223: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 224: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 225: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 226: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 227: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 228: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 229: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 230: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 231: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 232: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 233: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 234: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 235: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 236: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 237: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 238: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 239: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 240: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 241: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 242: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 243: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id
Page 244: bahwa dalam huruf a, untuk 580 - itjen.kemenag.go.id