Bahaya Free Sex

4
Remaja adalah generasi penerus bangsa, dimana baik buruknya suatu bangsa ke depan tergantung bagaimana kondisi remaja sebagai generasi muda saat ini. Secara kuantitatif yang dikatakan remaja adalah mereka yang usianya antara 12-21 tahun. Jika kita lihat pada rentang usia itu, maka nampaklah bahwa dalam kaidah pendidikan formal mereka sedang menikmati bangku SMP, SMA dan kuliah di perguruan tinggi. Predikat siswa/siswi disandang bagi yang masih SMP dan SMA, sedang predikat mahasiswa/mahasiswi disandang bagi yang kuliah di perguruan tinggi. Artinya di pundak siswa SMP, SMA dan Mahasiswa lah Indonesia 10-20 tahun ke depan nasib positif dan negatifnya. Jika keseluruhan sikap dan prilaku mereka positif, maka harapan bangsa ini begitu cerah. Tapi jika sikap dan prilaku mereka hari ini negatif, sungguh suram masa depan bangsa ini di masa mendatang. Sering idealita bertolak belakang dengan realita. Era globalisasi cukup mewarnai kehidupan remaja kita terutama mereka yang masih di bangku SMP dan SMA. Tentu kita tidak menafikan prestasi siswa-siswa yang gemilang, tapi berbagai kenakalan remaja juga sering menghiasi media bangsa ini, baik cetak maupun elektronika. Mulai dari tawuran antar siswa, terjerat narkoba sampai terjerumus dalam pergaulan bebas / free sex. Data yang diungkap badan narkotika nasional, hampir 3 juta remaja di Indonesia terjerat narkoba. Sementara itu, kenakalan remaja dalam bentuk pergaulan bebas hingga ke seks bebas lebih memprihatinkan lagi. Jika melihat rentang usia itu berarti mereka masih di bangku SMP dan SMA. Jika kita merenung sejenak, itu adalah angka yang

Transcript of Bahaya Free Sex

Remaja adalah generasi penerus bangsa, dimana baik buruknya suatu bangsa ke depan tergantung bagaimana kondisi remaja sebagai generasi muda saat ini. Secara kuantitatif yang dikatakan remaja adalah mereka yang usianya antara 12-21 tahun. Jika kita lihat pada rentang usia itu, maka nampaklah bahwa dalam kaidah pendidikan formal mereka sedang menikmati bangku SMP, SMA dan kuliah di perguruan tinggi. Predikat siswa/siswi disandang bagi yang masih SMP dan SMA, sedang predikat mahasiswa/mahasiswi disandang bagi yang kuliah di perguruan tinggi. Artinya di pundak siswa SMP, SMA dan Mahasiswa lah Indonesia 10-20 tahun ke depan nasib positif dan negatifnya. Jika keseluruhan sikap dan prilaku mereka positif, maka harapan bangsa ini begitu cerah. Tapi jika sikap dan prilaku mereka hari ini negatif, sungguh suram masa depan bangsa ini di masa mendatang.Sering idealita bertolak belakang dengan realita. Era globalisasi cukup mewarnai kehidupan remaja kita terutama mereka yang masih di bangku SMP dan SMA. Tentu kita tidak menafikan prestasi siswa-siswa yang gemilang, tapi berbagai kenakalan remaja juga sering menghiasi media bangsa ini, baik cetak maupun elektronika. Mulai dari tawuran antar siswa, terjerat narkoba sampai terjerumus dalam pergaulan bebas / free sex. Data yang diungkap badan narkotika nasional, hampir 3 juta remaja di Indonesia terjerat narkoba. Sementara itu, kenakalan remaja dalam bentuk pergaulan bebas hingga ke seks bebas lebih memprihatinkan lagi.Jika melihat rentang usia itu berarti mereka masih di bangku SMP dan SMA. Jika kita merenung sejenak, itu adalah angka yang didapatkan saat tahun 1988, bagaiman kondisi saat ini ? Sekali lagi ditegaskan bahwa nasib bangsa ada di tangan mereka, remaja khususnya siswa-siswi SMP dan SMA saat ini. Jika mereka tidak dibentengi oleh serangan seks bebas dan obat-obat terlarang / narkoba, maka hancurlah masa depan negeri ini. Oleh karena itu kami atas nama tim 3 klinik keperawatan akupuntur jember dengan penuh rasa peduli menawarkan solusi ke bapak / ibu pimpinan institusi sekolah baik SMP maupun SMA beserta dewan guru lainnya berupa pembinaan siswa dalam bentuk penyuluhan bahayanya narkoba dan seks bebas. Semua usaha ini semata-mata dilakukan demi menyelamatkan aset bangsa yang sangat berharga ini.

Latar BelakangMelihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda zaman sekarang yang terjerumus ke dalam lembah perzinahan (Free sex). Hal ini disebabkan terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita yang mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat. Kita telah mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat adalah bangsa sekuler, seluruh kebudayaan yang mereka hasilkan jauh dari norma-norma agama. Hal ini tentunya bertentangan dengan budaya Indonesia yang menjujung tinggi nilai agama dan pancasila. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran adalah sebagian dari pergaulan bebas. Saat ini pacaran sudah menjadi hal yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam memilih calon pendamping. Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh pacaran. Latar belakang kami membuat laporan ini adalah ingin mengetahui bahayanya pergaulan bebas di kalangan remaja pada zaman yang modern ini. Dan kenapa para remaja dapat melakukan hal tersebut. Dan uraian diatas ini membuktikan betapa hancurnya moralitas dikalangan remaja. Dengan pertanyaan-pertanyan yang begitu banyaknya tentang pergaulan bebas, maka kami memutuskan untuk membuat laporan dan menganbil tema ini. kami mengambil tema ini atas usulan bersama yang mengomentari tentang masalah pergaulan bebas di kalangan remaja pada saat ini. Menurut kami tema ini cocok dengan kehidupan remaja pada saat ini yang lebih mengutamakan kepentingan pribadinya. Dan tema yang penulis pakai yaitu

Kos-kosan salah satu tempat tinggal alternatif bagi mahasiswa yang tidak memiliki kerabat di kota lain. Bukan berarti kos-kosan tempat yang bebas untuk melakukan sesuatu hal yang negatif. Tapi realitanya saat ini ditemui kos-kosan yang dipakai justru bukan hanya sebagai tempat tinggal saja melainkan digunakan sebagai ajang Free Sex. Semakin banyaknya mahasiswa yang berdatangan di kota besar ini membuat bisnis kos-kosan meningkat, hal ini karena kota besar merupakan kota Pelajar yang memiliki perguruan tinggi negeri yang baik maupun perguruan tinggi swasta yang ternama. Tak heran bila banyak mahasiswa yang berasal dari luar kota rela datang jauh-jauh untuk ke kota besar untuk menimba ilmu. Saat itu yang terlintas dalam benak mereka adalah bagaimana mencari tempat tinggal sementara. Banyaknya pilihan tempat tinggal di kota tersebut membuat mahasiswa bingung untuk memilih. Kebanyakan tempat tinggal sementara itu berupa kontrakan, asrama, kost-kostan, mess dan wisma mewah yang seharusnya untuk para pekerja. Dari banyaknya pilihan sebagian besar mahasiswa memilih kost sebagai tempat tinggal sementara mereka. Ada hal yang menarik yang bisa ditangkap dari fenomena kost-kostan, yaitu semakin bebasnya peratutan kost-kostan semakin dicari-cari mahasiswa saat ini. Tidak dipungkiri lagi pasti alasannya ingin melakukan sesuatu yang leluasa tanpa harus mematuhi tata tertib yang terlalu mengekang. Menurut pendapat Ibu Endang selaku Ibu kos putra di daerah X mengatakan cenderung mahasiswa yang ingin mencari kos lebih mengutamakan kata kebebasan dibandingkan dengan kata kenyamanan. Ya, mereka itu rata-rata menanyakan kost-kostannya bebas gak buk?? Terang saja saya menjawab tidak ujar wanita 45 tahun ini . Terbukti saat ini kost-kostan yang bebas justru lebih diminati mahasiswa dari pada kost-kostan yang peraturannya ketat. Menurut ferdi salah satu penghuni kost yang bebas mengatakan kost yang bebas lebih menguntungkan ketimbang ada peraturan. Berbeda lagi dengan perspektif Pak Budi selaku pemilik kos putra di Jalan Seturan menurutnya kos-kosan yang bebas justru menguntungkan. Saya sengaja tidak memberikan peraturan yang ketat, namanya juga kost-kostan cowok masak mau di kekang ya asal bayarannya tidak telat aja saya gak marah tuturnya. Dari perbedaan perspektif sudah terlihat adanya perbedaan antara Pak N dengan Ibu S. Tetapi intinya saat ini kost yang bebas tetap menjadi sasaran utama dalam pencarian tempat tinggal sementara. Semakin bebasnya kost-kostan di kota besar semakin pula banyak diminati mahasiswa. Ini di karenakan anak kos lebih suka tidak terikat dengan peraturan. Dengan bebasnya kost-kostan ini memungkinkan juga para penghuninya untuk melakukan sex bebas.