BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI...

112
BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI VIHARA AVALOKITESVARA PONDOK CABE TERHADAP BERITA BOHONG (HOAX) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Afrida Purwanti NIM: 11140321000003 PROGRAM STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Transcript of BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI...

Page 1: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

BAHAYA BERITA BOHONG:

PANDANGAN UMAT BUDDHA DI VIHARA AVALOKITESVARA

PONDOK CABE TERHADAP BERITA BOHONG (HOAX)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Sebagai Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Afrida Purwanti

NIM: 11140321000003

PROGRAM STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)
Page 3: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)
Page 4: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)
Page 5: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

iv

ABSTRAK

Afrida Purwanti

Judul Skripsi: "Bahaya berita bohong: Pandangan umat Buddha di Vihara

Avalokitesvara Pondok Cabe terhadap berita bohong (hoax)"

Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax) menurut

umat Buddha di Vihara Avalokitesvara Pondok Cabe. Maraknya penyebaran hoax

akhir-akhir ini sangat berdampak terhadap keharmonisan hubungan antar sesama

masyarakat dan sesama umat beragama. Dampak dari penyebaran hoax tersebut

menyebabkan banyaknya perpecahan dan rusaknya hubungan antar sesama umat

beragama. Selain itu maraknya penyebaran hoax saat ini sangat dikecam oleh

berbagai lapisan masyarakat dan juga pemerintah.

Konsentrasi penelitian ini adalah mengenai bagaimana pandangan umat

Buddha terhadap maraknya berita hoax, dan bagaimana peran serta harapan umat

Buddha sendiri kedepannya dalam menyikapi maraknya penyebaran hoax saat ini.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskripsi kualitatif dengan

menggunakan pendekatan sosiologis dan teologis.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa umat Buddha tidak

mentolerir terhadap para pelaku penyebar hoax atas berita-berita bohong yang

mereka sebar luaskan. Sebagian jemaat menganggap suatu informasi harus diteliti

terlebih dahulu kebenarannya sesuai dengan ajaran Buddha yaitu ehipassiko

dengan datang dan melihat langsung suatu berita dengan mata kepala sendiri agar

jelas bahwa informasi tersebut benar atau palsu, dan sebagian yang lain langsung

menghapus dan mengabaikan berita tersebut. Mereka berharap semua umat

beragama terutama umat Buddha untuk menerapkan semua ajaran yang diajarkan

oleh Sang Buddha terutama bagaimana berkata dengan benar (samavaca),

bagaimana menjauhi perkataan-perkataan bohong (mussavada) dan yang paling

penting bagaimana merespon suatu berita yang diterima dengan menerapkan

ajaran ehipassiko. Serta, mereka berharap agar para pelaku penyebar hoax dapat

dihukum sesuai aturan yang berlaku di Indonesia dan pemerintah dapat

meminimalisir ruang gerak bagi para pelaku penyebar hoax.

Kata Kunci: Bahaya, Hoax, Pandangan

Page 6: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Ahamdulilah segala puji dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT, Dia lah yang telah melimpahkan nikmat iman, nikmat Islam dan nikmat

sehat. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag). Dalam bidang Studi Agama-agama

Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Rangkaian shalawat dan salam terhatur kepada Rasullah SAW putra

padang pasir, reformis Islam sedunia, insan pilihan Allah SWT, pembebas umat

manusia dan alam semesta dari segala bentuk penindasan dan kezaliman. Beliau

juga insan teladan sejati bagi umatnya.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini, banyak

pihak yang senantiasa membimbing dan membantu serta tulus dengan sepenuh

hati meluangkan waktunya dalam memberikan kritik, saran dan inspirasi hingga

selesai dalam menulis skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan

terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak tersebut khususnya kepada:

1. Terkhusus untuk kedua orang tuaku di Surga, semoga kalian berbahagia atas

sedikit pencapaianku ini, terimakasih telah melahirkanku, merawatku dan

menyayangiku di waktu kecilku. Aku sangat merindukan kalian.

Terimakasih kepada orang tuaku ibu Ermawati tercinta yang tiada henti

memberikan motivasi yang begitu kuat serta doa yang tidak pernah putus

sepanjang masa untuk keberhasilan penulis, semoga Allah selalu

menyayangimu di dunia maupun akhirat. Terimakasih untuk kakakku

tersayang Yunita Sastra dan Emi Kurnia serta adikku tercinta Muhammad

Page 7: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

vi

Qadri. Skripsi ini aku persembahkan untuk kalian, untuk kalian yang selalu

memberikan support yang tiada henti untuk perjuanganku ini. I love you☺

2. Syaiful Azmi, S.Ag, MA selaku pembimbing skripsi dan selaku Ketua Jurusan

Studi Agama-Agama yang memberikan arahan dengan sabar dalam

membimbing penulis. Beliau yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga,

fikiran dan memberikan motivasi serta bimbingan kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Lisfa Sentosa Aisyah, MA, selaku sekretaris Jurusan Studi Agama-Agama

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan kepada seluruh dosen Fakultas

Ushuluddin, para Staf Akademik Fakultas Ushuluddin khusus dengan kak

Jamil, dan para Staf Perpustakaan Fakultas Ushuluddin.

4. Terimakasih kepada bapak Drs. Mukhlis Syu'ib yang selalu memberikan

support kepada saya, serta kepada bibi ku Nando dan bapak Zamris Syamsu.

5. Teruntuk Bhiksu Silagutto, Biksuni Santi, kak Maya dan seluruh teman-teman

di Vihara Avalokitesvara Pondok Cabe yang telah banyak memberikan

sumber utama dalam penulisan skripsi ini.

6. Sahabat dan rekan seperjuangan tercinta yang tiada henti memberi motivasi

kepada penulis Siti Syifa Fauziah, Refi Yuliawati, Sri Hartini, Faizah Eferdy,

Rahayu Devani, Putri Nurhayati, Yulia Anjani, Fatimah Ratnasari, and finally

thank you very much for all your support and motivation. Especially thank

you very much for you, Alfito Rahman.☺

7. Terimakasih untuk keluargaku di Padang khususnya teman-teman di Putra

Bangsa Yayasan Budi Mulia.

Page 8: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

vii

8. Teman-teman seperjuangan Studi Agama-Agama angkatan 2014 yang semoga

diberikan kemudahan dalam menyelesaikan tugas akhir.

9. Teman-teman KKN 124 BERDIKARI atas kerja samanya menyelesaikan

tugas-tugas KKN dengan baik.

10. Terimakasih banyak untuk seluruh pegawai Perpustakaan Utama yang telah

memberikan banyak bantuan, khususnya ruangan multimedia yang sangat

membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini, dari awal saya mengerjakan

proposal sampai akhirnya saya bisa menyelesaikan skripsi saya ini.

Terimakasih banyak☺

11. Dan kepada semua orang yang saya kenal maupun yang mengenal saya,

terimakasih atas ilmu dan pengalaman yang diberikan. Menyadari atas

banyaknya kekurangan dalam skripsi ini, oleh sebab itu penulis berharap

kiranya skripsi ini dapat dikembangkan di kemudian hari dengan lebih baik.

Serta, Seluruh pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam proses penulisan skripsi ini hingga selesai, saya sayang kalian semua.

Akhirnya penulis hanya bisa berdoa semoga skripsi ini dapat bermanfaat

khususnya bagi penulis dan pada umumnya untuk perkembangan ilmu

pengetahuan di tanah air. Atas semua sumbangsih dan informasi yang telah

diberikan, semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda.

Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, 24 September 2019

Afrida Purwanti

Page 9: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………...… i

LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………. ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH…..……... iii

ABSTRAK…………………………………………………………………… iv

KATA PENGANTAR………………………………………………………. v

DAFTAR ISI………………………………………………………………… viii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 5

D. Tinjauan Pustaka ................................................................... 6

E. Metodologi Penelitian ............................................................ 7

F. Sistematika Penulisan ............................................................ 11

BAB II HOAX

A. Apa Itu Hoax .......................................................................... 13

B. Tinjauan Umum Tentang Hoax ............................................ 16

1. Jenis-jenis Hoax ................................................................ 18

2. Mengenali dan Menanggulangi Hoax ............................ 19

BAB III ETIKA DALAM AJARAN AGAMA BUDDHA

A. Sejarah Singkat Vihara Avalokitesvara di Pondok Cabe .. 22

B. Etika dalam Ajaran Agama Buddha ................................... 25

Page 10: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

ix

1. Anjuran Berkata Benar (sammavaca) ............................ 30

2. Larangan Berkata Bohong (musavada) .......................... 34

C. Ajaran Buddha Tentang Ehipassiko .................................... 39

BAB IV RESPON DAN HARAPAN SERTA PERAN UMAT BUDDHA

DALAM MENYIKAPI HOAX

A. Respon Umat Buddha dalam Menyikapi Hoax ................... 43

B. Peran dan Harapan Jemaat Menghindari Penyebaran

Hoax………………………………………………………….. 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 54

B. Saran ....................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 57

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 60

Page 11: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : SURAT KETERANGAN UJIAN PROPOSAL

SKRIPSI

Lampiran II : NILAI UJIAN PROPOSAL SKRIPSI

Lampiran III : NILAI KOMPRE

Lampiran IV : SURAT PENELITIAN SKRIPSI

Lampiran V : SURAT KETERANGAN WAWANCARA

Lampiran VI : PERTANYAAN WAWANCARA

Lampiran VII : HASIL WAWANCARA

Lampiran VIII : FOTO KEGIATAN LAPANGAN

Page 12: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan pesat tegnologi dan komunikasi global berdampak pada

kebebasan di media sosial secara online. Kebebasan tersebut seringkali digunakan

untuk menebar fitnah, baik untuk kepentingan pribadi maupun kelompok. Hal ini

tentu sangat memprihatinkan, karena tak sedikit berita-berita bohong (hoax)1

digunakan untuk membentuk opini publik yang mengarah pada terjadinya

ketidakpastian informasi, yang banyak tersebar melalui dukungan media massa

baik cetak maupun elektronik, seperti surat kabar, radio, televisi dan internet.

Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Masyarakat Telematika

Indonesia (Mastel) pada 7 februari 2017 lalu, dari hasil survei tersebut diketahui

media sosial menjadi sumber utama peredaran hoax. Berita hoax telah tersebar

disitus-situs internet sebanyak 34,9 persen, televisi 8,7 persen dan radio 1,2

persen. Penyebaran hoax dilakukan dengan berbagai alasan, seperti humor,

pemasaran, hiburan dan aktivitas pendidikan.2

Kasus penyebaran hoax, dimasyarakat akhir-akhir ini menjadi perhatian

kita bersama. Di era internet ini, masyarakat secara bebas bisa menyampaikan

pendapat atau opininya, baik melalui lisan, media cetak, maupun elektronik/

online. Namun, hal yang perlu diingat bahwa kebebasan berpendapat kalau tidak

berbudaya dan beretika akan membawa konsekuensi hukum bagi pelakunya,

1Selanjutnya penulis akan menggunakan istilah hoax

2Andina Librayanti, “Survei: Media Sosial Jadi Sumber Utama Penyebaran Hoax,”

http://tekno.liputan6.com/read/2854713/survei-mediasosial-jadi-sumber-utama-penyebaran-hoax.

Diakses pada September 2018

Page 13: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

2

untuk itu masyarakat harus berhati-hati. Sama sepertibeberapa kasus hoax

dibawah ini. Akibat kesimpang-siuran berita ditengan masyarakat, menyebabkan

terjadinya perpecahan dan kesalahpahaman antar pihak tertentu.

Adapun contoh kasus hoax tersebut ialah beredar luasnya video berisikan

pengusiran biksu pada tanggal 10 Februari 2018, di Desa Babat, Kecamatan

Legok, Kabupaten Tangerang, Banten. Masyarakat sekitar menduga adanya

penyebaran agama dilingkungan desa mereka yang dilakukan oleh Bhiksu

Mulyanto. Cerita bermula tanggal 4 Februari 2018, rencananya umat Buddha akan

melaksanakan kebaktian dengan melakukan tebar ikan di Desa Babat, yang

disambut penolakan oleh warga. Tidak hanya itu, Biksu Mulyanto sendiri tidak

diterima warga karena dianggap akan mengajak para warga untuk memeluk

agama Buddha. Maka, ia pun sempat diminta angkat kaki.

Perlu diketahui, Mulyanto Nurhalim adalah warga asli Desa Babat yang

telah memiliki KTP resmi dan sesungguhnya berhak tinggal di Desa Babat.

Berangkat dari penolakan-penolakan tadi, keresahan warga semakin berkembang.

Puncaknya, tanggal 7 Februari 2018 sebuah pertemuan antartokoh agama pun

dilakukan, bersama dengan Kapolsek Legok, Camat Legok, dan Kepala Desa

Babat.Dalam pertemuan tersebut, warga menyebutkan bahwa mereka mencurigai

penggunaan rumah Biksu Mulyanto sebagai tempat ibadah, bukan rumah tinggal,

karena adanya umat Buddha yang datang ke rumah Biksu Mulyanto. Namun

ternyata, kedatangan mereka hanya bertujuan memberi makan biksu, bukan

Page 14: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

3

beribadah. Dengan demikian, kasus ini kabarnya telah diselesaikan secara

kekeluargaan karena merupakan sebuah kesalahpahaman.3

Pemberitan hoax lainnya terjadi di Tanjung Balai. Pemberitaan tersebut

berujung pada pembakaran tempat ibadah dua vihara dan lima kelenteng yang

terjadi di Tanjung Balai, Medan, Sumatera Utara. Menurut Kepala Kepolisian

Resor Tanjung Balai Ajun Komisaris Besar Ayep Wahyu Gunawan, permasalahan

itu bermula pada Juli 2016.

Meiliana, seorang ibu di Tanjungbalai, Sumatera Utara divonis 1 tahun 6

bulan penjara atas kasus penistaan agama. Semua berawal dari kata-kata yang ia

sampaikan kepada salah seorang tetangganya "Kak, tolong bilang sama uwak itu,

kecilkan suara masjid, sakit kupingku, ribut." Kalimat itu diucapkan Meiliana

pada Jumat 22 Juli 2016. Ia menilai, volume suara yang keluar dari speaker

Masjid Al Makhsum terlalu keras.

Permintaan itu langsung disampaikan oleh tetanganya kepada pihak

masjid. Entah bagaimana jalan ceritanya, malam itu juga, kediaman Meiliana

didatangi para pengurus masjid. Adu argumen pun tak terelakkan.Setelah

pengurus masjid kembali untuk melaksanakan salat Isya, suami Meiliana, Lian

Tui, datang ke rumah ibadah tersebut untuk meminta maaf. Namun kejadian itu

terlanjur menjadi perbincangan warga.

Sekitar pukul 21.00 WIB, kepala lingkungan membawa Meiliana ke

kantor kelurahan setempat. Namun, sekitar pukul 23.00 WIB, warga semakin

ramai dan berteriak-teriak.Tidak hanya itu, warga mulai melempari rumah

3Fabian Januarius"Penolakan Biksu di Legok Dinilai karena Warga Salah Paham soal

Simbol Agama"https://nasional.kompas.com/read/2018/02/13/13384531/penolakan-biksu-di-

legok-dinilai-karena-warga-salah-paham-soal-simbol-agama?page=all. Di akses September 2018.

Page 15: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

4

Meiliana. Kemarahan meluas. Massa mengamuk dengan membakar serta merusak

satu vihara, lima klenteng, tiga mobil, dan tiga motor.

Insiden tersebut akhirnya masuk ke ranah hukum. Meiliana dilaporkan ke

pihak kepolisian. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara kemudian

mengeluarkan pernyataan yang menegaskan, perempuan itu telah melakukan

penistaan agama.Meiliana kemudian ditetapkan sebagai tersangka pada 30 Mei

2018 dan jaksa mendakwanya dengan Pasal 156 dan 156a KUHP tentang

penodaan agama.

Pengadilan Negeri Medan memvonis Meiliana 18 bulan penjara karena

terbukti menodai agama setelah meminta pengurus masjid mengecilkan volume

pengeras suara azan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyesalkan reaksi pihak

atas vonis Meiliana yang justru menimbulkan kegaduhan di masyarakat.MUI

meminta pihak yang mempersoalkan vonis diberikan kepada Meiliana melihat

kasus tersebut secara luas. Sebab, MUI berpandangan kasus menjerat Meiliana tak

hanya sebatas volume suara azan melainkan keluhan disampaikan terdakwa

mengandung unsur penodaan agama.

"Jika masalahnya hanya sebatas keluhan volume suara azan terlalu keras,

saya yakin tidak sampai masuk wilayah penodaan agama, tetapi sangat berbeda

jika keluhannya itu dengan menggunakan kalimat dan kata-kata yang sarkastik

dan bernada ejekan, maka keluhannya itu bisa dijerat pasal tindak pidana

penodaan agama," kata Zainut.

"Hendaknya masyarakat lebih arif dan bijak dalam menyikapi masalah ini,

karena hal ini menyangkut masalah yang sangat sensitif yaitu masalah isu agama.

Jangan membuat pernyataan yang justru dapat memanaskan suasana dengan cara

Page 16: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

5

menghasut dan memprovokasi masyarakat untuk melawan putusan pengadilan.

Apalagi jika pernyataannya itu tidak didasarkan pada bukti dan fakta persidangan

yang ada," kata Zainut.

MUI berharap agar masyarakat mengambil hikmah dan pelajaran berharga

dari berbagai kasus yang terjadi. Yakni dalam sebuah masyarakat yang majemuk

dibutuhkan kesadaran hidup bersama untuk saling menghomati, toleransi dan

sikap empati satu lainnya.4

Di Indonesia sendiri Penyebaran hoax diatur dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 11/ 2008 tentang ITE, terdapat dalam pasal 28 ayat 1

dan 2 yang berbunyi:

1. Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan

menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi

elektronik

2. Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang

ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/

atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan

antargolongan (SARA).

Hoax sesuai yang terkandung di dalam pasal 28 UU ITE adalah berita

bohong yang menyesatkan dan informasi yang ditujukan untuk menyebarkan

kebencian atau permusuhan berdasarkan suku, agama, dan ras. Menurut pasal 45

ayat (1) dan (2), setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan

dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi

4Muhammad Agil Aliansyah. https://www.liputan6.com/news/read/3627761/mui-kasus-

meiliana-tak-sebatas-keluhan-volume-suara-azan. Diakses, 10 Oktober 2019.

Page 17: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

6

elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar

kesusilaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dan (2) dipidana

dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak

Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Penjelasan dan contoh yang penulis jelaskan di atas merupakan salah satu

bentuk fitnah yang menyudutkan salah satu agama, sebut saja umat Buddha. Dari

penjelasan singkat di atas, menarik untuk dikaji bagaimana pandangan umat

Buddha menanggapi fenomena hoax yang beberapa tahun belakangan sangat

marak terjadi. Apakah mereka menerima langsung berita tersebut atau diteliti

terlebih dulu, apakah mereka juga terbakar emosi sehingga terjadi sedikit

bentrokan, atau apakah mereka membiarkannya begitu saja dan bagaimana peran

umat Buddha dalam menyikapi hoax tersebut.

Penulis fokus meneliti dan membahas seputar hoax menurut pandangan

jemaat Buddha dan menurut ajaran Buddha. Didalam ajaran Sang Buddha, beliau

menjadikan musavada atau berkata bohong menjadi salah satu dari lima sila yang

wajib dijalani oleh penganut ajaran Buddha. Dalam sila keempat yang berbunyi

“Aku bertekad untuk melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar

/berbohong, berdusta, fitnah, omong kosong”, segala bentuk ucapan yang

mengarah kepada kebohongan dan menebar fitnah termasuk kedalam pengertian

musavada, dan diwajibkan untuk menjauhinya. Namun, Sang Buddha juga

mengajarkan tentang ehipassiko yaitu untuk datang dan melihat langsung serta

mencari kebenaran suatu perkataan atau informasi yang diterima.

Maka dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas penelitian ini akan

dilakukan di Vihara Avalokitesvara, Pondok Cabe. Untuk menggali lebih lanjut

Page 18: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

7

mengenai masalah tersebut penulis mengangkat judul untuk dijadikan skripsi yang

berjudul "Bahaya Berita Bohong: Pandangan Umat Buddha di Vihara

Avalokitesvara Pondok Cabe Terhadap Berita Bohong (Hoax)".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah di paparkan,

permasalahan yang dikaji dalam studi ini adalah:

1. Apakah yang disebut ucapan benar dan hoax dalam ajaran etika agama

Buddha?

2. Bagaimana pandangan, harapan dan peran umat Buddha dalam menyikapi

hoax?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sejalan dengan latar belakang masalah dan perumusan masalah, maka

penulisan skripsi ini bertujuan untuk menggali lebih jauh apakah yang dimaksud

dengan ucapan benar dan hoax dalam ajaran etika agama Buddha dan bagaimana

pandangan serta peran jemaat dalam menyikapi berita hoax.Selain itu, penulisan

skripsi ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas akhir proses pembelajaran di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Jurusan Studi

Agama-Agama Fakultas Ushuludin.

Penulisan karya ilmiah atau skripsi ini yang nantinya dapat dimanfaatkan

sebagai dokumentasi almamater dan bahan referensi kepada semua pihak,

khususnya para peneliti dan pemerhati yang sesuai dengan topik penelitian ini

serta untuk memperoleh kepuasan intelektual.

Page 19: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

8

D. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan pengamatan penyusun, sampai saat ini terdapat beberapa

karya buku ataupun riset yang berkaitan dengan tema penulis.

Karya bentuk skripsi ditulis oleh Ilham Syaifullah yang berjudul

"Fenomena Hoax di Media Sosial dalam Pandangan Hermeneutika". Dalam

skripsi ini penulisnya menjelaskan mengenai fenomena hoax dalam pandangan

hermeneutika, terutama dalam pandangan tokoh hermeneutika dan dalam skripsi

ini juga dijelaskan dengan menggunakan teori hermeneutika dengan teori fiksasi

dan distansiasi untuk mengidentifikasi dan menghindari pengguna media sosial

dari berita-berita yang tidak benar.

Karya bentuk skripsi juga ditulis oleh Marissa Elvia yang berjudul "Peran

Kepolisian dalam Penanggulangan Tindak Pidana Penyebar Berita Bohong

(Hoax)". Dalam skripsi ini penulis menjelaskan peran kepolisian dalam

penanggulangan tindak pidana pelaku penyebar hoaxdan faktor yang menghambat

dalam penanggulangan berita bohong hoax.

Karya buku yang berjudul Melawan Hoax di Media Sosial dan Media

Massa yang di tulis oleh salah satunya adalah Dr. Mukti Ali, M. Hum dan sekapur

sirih oleh Lukman Hakim Syaifuddin Menteri Agama Republik Indonesia. Dalam

paparannya yang berjudul Antara Komunikasi, Budaya dan Hoax, Mukti Ali

menjelaskan bahwa fenomena berita hoax tidak bisa dianggap sepele. Banyak

peristiwa-peristiwa tragis dan dahsyat terjadi di dalam sejarah manusia dipicu atau

diperparah oleh produksi dan penyebaran berita hoax. Lukman Hakim Syaifuddin

sendiri menjelaskan tulisan yang berjudul Melawan Hoax, Menjaga Hati,

menurutnya dunia maya sejatinya adalah cermin hati. Aktivitas yang terekam di

Page 20: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

9

data digital adalah gambaran dari isi pikiran yang biasanya tak nampak di dunia

nyata.

Dari beberapa karya yang penulis sebutkan di atas, terdapat beberapa

kesamaan dalam penulisan. Tetapi pada penelitian ini lebih memfokuskan pada

Bahaya Berita Bohong: Pandangan Umat Buddha di Vihara Avalokitesvara

Pondok Cabe Terhadap Berita Bohong (Hoax). Meskipun demikian, berbagai

penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti di atasakan dijadikan pijakan

acuan dalam penelitian ini.

E. Metodelogi Penelitian

Agar memperoleh hasil yang maksimal, sistematis dan terarah dalam

penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis menggunakan metode sebagai

berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah

penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan

menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar yang

berkonteks khusus.5 Menurut Denzin dan Lincoln dalam buku Lexy J.Moleong

mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan

lataralamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan

dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.6

Adapun menurut Saryono, penelitian kualitatif adalah penelitian yang

digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan

5Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2014) h.5. 6Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. h.5.

Page 21: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

10

kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan,

diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.7 Pada penelitian ini juga

bersifat deskriptif analitis yakni sebuah penelitian yang bertujuan menggambarkan

gejala sosial, politik, ekonomi, dan budaya.Dalam konteks penelitian agama,

penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu paham, pandangan,

keyakinan dan fenomena keagamaan.8Dalam penelitian ini, penulis akan

mengadakan penelitian terkait respons dan pandangan umat Buddha terhadap

bahaya hoax, penelitian ini akan dilakukan atau dilaksanakan di Vihara

Avalokitesvara, Pondok Cabe.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

sosiologis dan pendekatan teologis. Pendekatan sosiologis merupakan cara atau

metode yang dilakukan dengan mengaitkan sosiologi guna menganalisa dan

mengungkap data-data terhadap sesuatu yang diteliti. Jadi bila yang diteliti itu

adalah kegiatan keberagamaan seseorang, maka data-data sosial yang ditimbulkan

akibat keberagamaan itulah yang menjadi obyek penelitian. Pendekatan sosiologi

dalam memahami agama sangat penting, karena banyaknya keterkaitan agama

dengan berbagai masalah sosial. Perhatian agama terhadap masalah-masalah

sosial mendorong orang-orang yang beragama untuk memahami ilmu-ilmu sosial

sebagai alat untuk memamahami agamanya.

Dalam sosiologi terdapat berbagai logika teori(pendekatan) yang

dikembangkan untuk memahami berbagai fenomena sosial keagamaan. Di antara

7Afrizal, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015)

h.12. 8Media Zainul Bahri, Wajah Studi Agama-Agama Dari Era Teosofi Indonesia (1901-

1940) Hingga Masa Reformasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015) h.9.

Page 22: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

11

pendekatan itu yang sering dipergunakan adalah fungsionalisme, pertukaran,

interaksionalisme simbolik, konflik, teori penyadaran, dan ketergantungan,

interpretatif. Dalam skirpsi ini hanya akan mengemukakan tiga di antaranya

yakni: fungsionalisme, konflik, dan interpretatif. Teori fungsional dalam

pendekatan sosial dimaksudkan adalah sejauh mana fungsi masing-masing

anggota suatu kelompok memberikan pengaruh dalam membentuk integrasi atau

disintegrasi kelompok itu. Apabila setiap anggota kelompok menjalankan

fungsinya masing-masing dengan baik maka akan membentuk integrasi kelompok

dengan baik pula. Tapi bila ada anggota kelompok tidak menjalankan fungsinya

dengan baik, akan menimbulkan disintegrasi dalam kelompok tersebut.

Sedangkan Teori Konflik dimaksudkan bahwa dengan adanya konflik

akan memungkinkan terjadinya integrasi suatu komunitas kelompok, dan juga

memungkinkan terjadinya disintegrasi dalam suatu komunitas, tergantung dari sisi

mananya konflik itu mau diambil, jika dari sisi positifnya, maka akan membentuk

integrasi dan sebaliknya jika dari sisi negatifnya akan membentuk disintegrasi.

Adapun Teori Interpretatif dimaksudkan bahwa perlu adanya interpretasi

dalam setiap melihat fakta-fakta sosial, dari interpretasi itulah memungkinkan

adanya pemahaman terhadap suatu komunitas atau suatu bentuk kehidupan

sosial.9

Pendekatan teologis adalah pembahasan eksistensi Tuhan dan Tuhan-tuhan

dalam konsep nilai-nilai keTuhanan yang terkonstruksi dengan baik, sehingga

pada akhirnya menjadi sebuah agama atau aliran kepercayaan.Pendekatan teologi

dalam penelitian agama yang dimaksud disini adalah pembahasan materi tentang

9Maman, dkk, Metodologi Penelitian Agama (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006) h.

127.

Page 23: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

12

ekisistensi Tuhan. Pendekatan teologi merupakan pendekatan yang cenderung

normatif dan subjektif terhadap agama. Pendekatan ini umumnya dilakukan dari

dan oleh suatu penganut agama dalam upaya menyelidiki agama lain.

Pendekatan teologi sering disebut juga sebagai perspektif timur,

pendekatan teologi berarti pendekatan kewahyuan atau pendekatan keyakinan

peneliti itu sendiri. Dimana agama tidak lain merupakan hak prerogatif Tuhan.

Realitas sejati dari agama adalah sebagaimana yang dikatakan oleh masing-

masing agama. Pendekatan seperti ini biasanya dilakukan dalam penelitian suatu

agama untuk kepentingan agama yang diyakini peneliti tersebut untuk menambah

pembenaran keyakinan terhadap agama yang dipeluknya itu.

Pendekatan teologis memahami agama secara harfiah atau pemahaman

yang menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan

bahwa wujud empirik dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar

dibandingkan dengan yang lainnya. Ada tiga macam pendekatan theologis yaitu

pendekatan theologis normatif, pendekatan theologis-dialogis dan pendekatan

theologis konvergensi.10

Pendekatan teologis normatif dalam agama adalah melihat agama sebagai

suatu kebenaran yang mutlak dari Tuhan, tidak ada kekurangan sedikit pun dan

nampak bersifat ideal. Dalam kaitan ini, agama tampil sangat prima dengan

seperangkat cirinya yang khas.Untuk agama Islam misalnya, secara normatif pasti

benar, menjunjung nilai-nilai luhur. Untuk bidang sosial, agama tampil

menawarkan nilai-nilai kemanusiaan, kebersamaan, kesetiakawanan, tolong-

menolong, tenggang rasa, persamaan derajat dan sebagainya. Untuk bidang

10Peter Connolly, Aneka Pendekatan Studi Agama (Yogyakarta: Lkis, 2012) h. 333.

Page 24: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

13

ekonomi, agama tampil menawarkan keadilan, kebersamaan, kejujuran dan saling

menguntungkan. Demikianlah agama tampil sangat ideal dan ada yang dibangun

berdasarkan dalil-dalil yang terdapat dalam ajaran agama yang bersangkutan.11

Pendekatan teologis dialogis ialah mengkaji agama tertentu dengan

mempergunakan perspektif agama lain. Model pendekatan ini, banyak digunakan

oleh orientalis dalam mengkaji Islam. Seorang Islamolog Barat, Hans Kung, yakni

bertolak dari perspektif teologi Kristen. Kung menyajikan pandangan-pandangan

teologi Kristen dalam melihat eksistensi Islam, mulai dari pandangan teologis

yang intern sampai pandangan yang toleran, yang saling mengakui eksistensi

agama masing-masing agama.

Pendekatan teologis konvergensi adalah merupakan metode pendekatan

terhadap agama dengan melihat unsur-unsur persamaan dari masing-masing

agama atau aliran. Maksudnya dari pendekatan ini ialah ingin mempersatukan

unsur-unsur esensial dalam agama-agama, sehingga tidak nampak perbedaan yang

esensial. Dalam kondisi demikian, agama dan penganutnya dapat disatukan dalam

satu konsep teologi universal dan umatnya disatukan sebagai satu umat beragama.

Beberapa pendekatan teologis diatas menjelaskan bagaimana agama

memandang nilai-nilai sosial dan nilai-nilai keagamaan dengan menggunakan

eksistensi Tuhan sebagai pemegang hak progretif tertinggi di alam semesta ini.

3.Teknik pengumpulan data

a.Study kepustakaan (library research)

Sumber literatur atau studi kepustakaan (Library Research), yaitu suatu

penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data dari kepustakaan buku,jurnal,

11 Taufik Abdullah (Ed), Sejarah dan Masyarakat (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987) h. 105.

Page 25: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

14

ebook, dan sebagainya yang diolah untuk kemudian disimpulkan.Artinya mencari

dan mempelajari bahan-bahan tulisan yang berkenaan dengan objek penelitian.

Penelaahan kepustakaan dilakukan untuk menemukan topik serta pembuatan

kerangka konsep dan kerangka teoridengan menggali data yang relevan.

b.Penelitian lapangan (Field research)

Observasi ialah melakukan pengamatan suatu keadaan, suasana, peristiwa,

menghimpun, memeriksa, dan mencatat dokumen-dokumen yang menjadi sumber

data penelitian. Dalam hal ini, peneliti mengamati secara langsung kegiatan

keagamaan Buddha di Vihara Avalokitesvara Pondok Cabe yang dilaksanakan

setiap hari Minggu.

Wawancara mendalam (Indepth interview), ialah pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan responden atau orang yang di wawancarai dengan

atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. Dalam penelitian kali ini peneliti

menggunakan wawancara studi kasus bertipe openended (wawancara terbuka atau

wawancara tak terstruktur), dimana peneliti mencari informasi kepada responden

tentang respon dan tanggapan mereka terhadap bahaya hoax. Dalam penelitian ini,

peneliti juga akan mewawancarai beberapa orang jemaat vihara, dan para biksu

dan biksunidi Vihara Avalokitesvara Pondok Cabe.

Dokumentasi ialah suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun

dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun

elektronik. Metode ini dimaksudkan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih

luas serta wawasan yang obyektif dan ilmiah tentang penelitian. Selain itu,

dokumen juga dapat digunakan sebagai pendukung hasil penelitian yang

Page 26: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

15

didapatkan melalui observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini, teknik

dokumentasi digunakan untuk menggali data tentang gambaran umum Vihara

Avalokitesvara Pondok Cabe, selain itu mengenai respon jemaat terhadap bahaya

hoax.

4.Teknik penulisan

Teknik penulisan skripsi ini, penulis merujuk pada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Desertasi) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang diterbitkan oleh Biro Akademik dan Kemahasiswaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2013/2014.

F. Sistematika Penulisan

Agar skripsi ini dapat terarah pada tujuan yang telah ditetapkan, maka

disusun sistematika sedemikian rupa secara sistematis yang terdiri dari lima bab

yang masing-masing menampakkan karakteristik yang berbeda namun dalam satu

kesatuan yang saling melengkapi dan berhubungan. Adapun sistematika

penulisannya sebagai berikut:

Bab pertama: Pendahuluan.Bab ini membahas tentang alasan

pemilihanjudul, dengan menunjukkan faktor yang mendorong pemilihan judul

skripsi. Kemudian diikuti dengan menuliskan rumusan masalah, tujuan penelitian

danmanfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika

penulisan. Secara garis besar bagian ini bertujuan sebagai landasan teoritis

metodologi dalam penelitian.

Bab kedua: Bab ini menjelaskan apa itu hoax dan serta menjelaskan apa

ciri-cirinya dan jenis-jenis berita hoax tersebut.

Page 27: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

16

Bab ketiga: Bab ini membahas sejarah Vihara Avalokitesvara di Pondok

Cabe, menjelaskan tentang etika dan sila dalam Agama Buddha, menjelaskan

tentang ajaran dalam Agama Buddha mengenai ucapan benar (samma vaca) dan

larangan berkata bohong (mussavada), dan terakhir membahas mengenai ajaran

Ehipassiko.

Bab keempat: Bab ini menjelaskan pandangan, peran dan harapan umat

Buddha dalam menyikapi penyebaran bahaya hoax.

Bab kelima: Bab ini merupakan bab terakhir dan penutup yang berisikan

kesimpulan dari pokok permasalahan dalam kajian skripsi ini.

Page 28: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

17

BAB II

HOAX

Apa yang muncul di kepala kita begitu mendengar kata hoax? Mungkin

muncul gambaran tentang sebuah berita yang diviralkan pada sosial media, sudah

di-share oleh ribuan orang, lalu ternyata berita tersebut tidak terbukti

kebenarannya alias palsu.

A. Apa Itu Hoax

Mulai maraknya berita-berita bohong yang bermunculan sekitar abad 20-

an. Kata “hoax” baru digunakan sekitar tahun 1808,katahoax di lansir dari kata

hocus yang berarti mengelabuhi.12Istilah hoax sendiri menurut filosofis Inggris

Robert Nares (1753-1829) mulai banyak digunakan semenjak film TheHoax

muncul, film ini dianggap sebagai film yang penuh dengan kebohongan.Maka

semenjak itu pengguna internet di Amerika marak menggunakan kalimat ini untuk

merujuk kepada kata-kata atau pemberitaan yang mengandung kebohongan.13

Kata hoax berasal dari bahasa inggris artinya tipuan, menipu, berita

bohong, berita palsu atau kabar burung. Hoax bukansingkatan tetapi satu kata

dalam bahasa inggris yang mempunyai arti sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) berita bohong berasal dari dua kata. Beritaadalah kabar, warta,

memberitahu, sedangkan bohong adalah tidak cocok dengan keadaan yang

sebenarnya, dusta, palsu.Menurut wikipedia hoax adalah sebuah pemberitahuan

12Ilham Syaifullah, Fenomena Hoax di Media Sosial dalam Pandangan Hermeneutika

(Surabaya: Skripsi UIN Surabaya, 2018), h.23.

13Ilham Panunggal Jati Darwin, Peran Kepolisian Dalam Penyidikan Tindak Pidana

Penyebaran Berita Bohong (Hoax) (Lampung: Skripsi Universitas Lampung, 2018), h. 20.

Page 29: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

18

palsu yang berusaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengar untuk

mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa

berita tersebut palsu.14

Menurut ahli komunikasi dari Universitas Indonesia (UI), Muhammad

Alwi Dahlan menjelaskan hoax merupakan kabar yang sudah direncanakan oleh

penyebarnya tersebut. Hoax merupakan manipulasi berita yang sengaja dilakukan

dan bertujuan untuk memberikan pengakuan atau pemahaman yang salah. Hoax

sengaja disebarkan untuk mengarahkan orang ke arah yang tidak benar. Semakin

canggihnya teknologi, juga mempengaruhi penyebaran dari hoax tersebut.

"Semakin canggih teknologi, juga memberikan kemungkinan terjadi penyesatan

informasi yang serius menjadi semakin banyak". Untuk mengatasi semakin

berkembangnya hoax, Alwi meminta masyarakat untuk tidak reaktif dalam

merespon kabar tersebut. "Karena dengan menyebarkan kabar tidak benar

tersebut, merupakan prestasi tersendiri bagi pembuat kabar tersebut," kata dia.15

Penyebaran hoax, menurut Koordinator Mayarakat Anti Fitnah Indonesia

(Mafindo) Surabaya, Adven Sarbani, menjadi isu yang berbahaya dalam hidup

berbangsa dan bermasyarakat. Isu Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan

(SARA) hingga ujaran kebencian menjadi materi berbahaya dalam penyebaran

berita hoax. Adven menegaskan pentingnya peran serta pemerintah maupun

masyarakat untuk mengatasi dan mengantisipasi bahaya hoax, dengan melakukan

klarifikasi berita yang benar kepada masyarakat. “Pemerintah harus pro aktif,

14Alief Sutantohadi, Rokhimatul Wakhidah, “Bahaya Berita Hoax dan Ujaran Kebencian

Pada Media Sosial Terhadap Toleransi Bermasyarakat”, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,

Vol. 1 No. 1 (2017), hal. 1. 15https://www.voaindonesia.com/a/berita-hoaks-ancaman-serius-persatuan-bangsa-

memasuki-tahun-politik/4553726.html. Diakses 9 juli 2019.

Page 30: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

19

semua pemangku kepentingan, media, semuanya harus merasa bertanggung jawab

untuk mengendalikan, untuk mengantisipasi, untuk juga mengklarifikasi.

Sedangkan menurut Presidium Mafindo, Rovien Aryunia menambahkan,

peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk membantu melawan dan

meredam penyebaran hoax yang masif. Gerakan melawan penyebaran hoax telah

dilakukan oleh Mafindo, antara lain lewat edukasi dan penyampaian berita yang

benar kepada masyarakat, baik melalui sosialisasi langsung kepada maupun

melalui media sosial. “Kita selalu menggunakan media sosial dengan sebaik-

baiknya, terutama dalam hal ini supaya kita berhati-hati dalam memposting suatu

informasi, selalu mencek-ricek sebelum kita berbagi informasi, termasuk juga

mengedukasi WA-WA grup yang kita ikuti.

Jadi dapat dikatakan bahwa hoax adalah ketidakbenaran suatu

informasiyang berusaha menipu atau mengakali agar pembaca/pendengarnya

mempercayai suatu berita, padahal sang pencipta berita palsu tersebut mengetahui

bahwa berita yang ia sebarkan adalah berita palsu. Namun, ini menyebabkan

banyak penerima hoax terpancing untuk segera menyebarkan kepada rekan

sejawatnya sehingga akhirnya hoax ini dengan cepat tersebar luas16di karenakan

hoax tersebut tidak bisa ditujukanpada satu atau seseorang tertentu, melainkan

harus pada banyak orang (umum), sesuai dengan frasa "menyesatkan”.17

Menurut penjelasan dari pengertian hoax di atas, peredaran berita hoax

mudah terjadi, khususnya di jejaring media sosial18 terutama di masyarakat yang

16Dedi Rianto Rahadi, “Perilaku Pengguna dan Informasi Hoax di Media Sosial”, Jurnal

Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 5 No. 1 (2017), h. 62.

17Adami Chazami, Ardi Ferdian, Tindak Pidana Informasi dan Transaksi Elektronik

(Malang: Media Nusa Creatif, 2015), h.131.

18 Media-media sosial tersebut antara lain adalah Friendster, Facebook, Youtube, Twitter,

WhatsApp, Instagram, SnapChat, Pheed, dan banyak lagi media sosial lainnya.

Page 31: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

20

tingkat literasinya masih sangat rendah. Biasanya, mereka mudah menerima suatu

informasi begitu saja bahkan menyebarkannya tanpa mempertimbangkan tingkat

ketepatan informasi yang diterimanya. Masyarakat akhirnya terjerumus dalam

kesimpang-siuran berita, provokasi dan rasa saling curiga.19 Namun, tindakan

tersebut juga dipakai oleh pihak-pihak tertentu untuk mengahasut dan memecah

belah masyarakat yang berakibat membahayakan sendi-sendi persatuan bangsa.20

Maraknya peredaran hoax di media sosial telah memberikan dampak

negatif yang sangat signifikan. Dampak tersebuttidak hanya di rasakan oleh

perorangan saja tetapi berakibat pada semua masyarakat yang terkena negatif dan

positifnya. Menurut Luthfi Maulana, ada beberapa dampak yang ditimbulkan

akibat adanya peredaran hoax tersebut, diantaranya ialah merugikan masyarakat,

memecah belah publik, memengaruhi opini publik, mengadu domba, dan sengaja

ditujukan untuk menghebohkan masyarakat, sehingga menciptakan ketakutan

terhadap masyarakat.21Dengan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan akibat

adanya peredaran hoax tersebut, maka masyarakat awam yang akan sangat

dirugikan. Upaya untuk meminimalkan tentu sangat diharapkan agar masyarakat

kembali sadar dan berhati-hati.

B. Tinjauan Umum Tentang Hoax

Media massa menjadi sarana untuk menyebarkan pesan/informasi kepada

masyarakat. Materi berita yang disajikan dalam media massa merupakan daya

tarik yang mampu mengundang keingintahuan pembaca atau masyarakat. Berita

19Maulana, “Kitab Suci dan Hoax”, h. 210.

20Kurniawan Hari Siswako, “Kebijakan Pemerintah Menangkal Penyebaran Berita Palsu

atau Hoax”, Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni, Vol. 1 No. 1 (April 2017), h. 13.

21Maulana, “Kitab Suci dan Hoax”, h. 213.

Page 32: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

21

yang ditampilkan dapat berupa peristiwa, kejadian, opini, ide, dan sebagainya.

Media massa merupakan gudang informasi tentang kejadian atau peristiwa yang

dialami oleh masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, berita yang

disajikan dalam media massa sudah tidak mencerminkan lagi kebenaran peristiwa

yang ada, bahkan berita yang disajikan tidak sesuai fakta maka hal tersebut

dikatakan menyebarkan berita yang mengandung kebohongan kepada publik.

Fenomena yang berkembang di masyarakat saat ini adalah penyebaran

berita hoax dan masyarakat menganggap apa yang tersaji adalah benar-benar

suatu realitas. Pada akhirnya, realitas sosial tersebut dianggap sebagai fakta,

karena individu diyakini sangat mudah terpengaruh oleh pesan-pesan media

karena media dianggap sangat kuat dalam membentuk opini

masyarakat.Pemanfaatan media sosial dan juga media massa menjadi tempat

masyarakat menyampaikan opini publik. Dengan adanya internet masyarakat bisa

beropini lewat media sosial baik Twitter, Facebook, Line, dan E-mail.22

Hoax adalah salah satu bentuk cyber crime yang kelihatannya sederhana,

mudah dilakukan namun berdampak sangat besar bagi kehidupan sosial

masyarakat.23 Berita tersebut dengan mudah tersebar ke masyarakat luas dengan

bantuan tegnologi media massa dan media sosial.Dampak yang sering terjadi

adalah seringnya terjadi perpecahan antar masyarakat.

Beberapa alasanmengapa konten hoaxmudah tersebar di berbagai media

sosial diantaranya ialah. Pertama, sebagai bahan bercandaan dan untuk mencari

22Dendy Suseno Adhiarso, Prahastiwi Utari dan Yulius, “Pemberitaan Hoax di Media

Online Ditinjau dari Konstruksi Berita dan Respon Netizen”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 15 No.

3, (September - Desember 2017), h. 216.

23Henri Septanto, “Pengaruh Hoax dan Ujaran Kebencian Sebuah Cyber Crime Dengan

Teknologi Sederhana di Kehidupan Sosial Masyarakat”, Jurnal Informatika, Institut Teknologi dan

Bisnis Kalbis,Vol. 5 No. 2 (Agustus 2018), h. 157.

Page 33: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

22

sensasi media sosial dengan sengaja memberikan konten yang sedikit berlebihan.

Kedua,untuk menyudutkan pihak tertentudengan segala macam cara hanya untuk

kepentingan politik. Ketiga, sengaja menimbulkan keresahan dilingkungan

masyarakat. Keempat, melakukan penyebaran hoax hanya untuk mengadu domba

demi kepentingan tertentu ataupun menjatuhkan kedua lawan.

Beberapa alasan konten hoax tersebut mudah tersebar dengan cepat ialah

karena para pengguna media sosial kurang bijak dalam menerima dan menyaring

suatu berita, para pengguna modia sosial tersebut kurang bijak dalam merespon

suatu berita sehingga suatu berita tersebut dengan mudahnya tersebar dan

mempengaruhi banyak orang. Berita yang sudah di bumbui dengan segala macam

fitnah dan kebohongan tersebut merupakan ladang empuk para penyebar hoax

yang bertujuan untuk memperkeruh keadaan dan untuk membuat resah

masyarakat.

Selain hoax yang meresahkan masyarakat, masyarakat juga dituntut untuk

lebih selektif dalam menyebarkan suatu berita, karena terdapat banyaknya tipuan-

tipuan berita dalam media massa. Begitupan juga masyarakat dapat mengenali

jenis dan ciri-ciri berita hoax yang terdapat dalam suatu berita dan media sosial.

1. Jenis-Jenis Hoax

Menurut Dedi Rianto terdapat setidaknya tujuh jenis informasi hoax yang

beredar luas dimasyarakat, diantaranya ialah :

a. Pertama, fake news (berita bohong). Fake news adalah berita bohong dimana

berita yang asli diganti dan diubah serta ditambahkan hal-hal yang tidak benar.

Page 34: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

23

b. Kedua, clickbait (tautan jebakan). Clickbait adalah tautan jebakan yang

diletakkan secara strategis di dalam suatu situs dengan tujuan untuk menarik

orang masuk kesitus lainnya.

c. Ketiga, comfimation bias (bias komfirmasi). Comfirmation bias adalah adalah

kecenderungan bagi orang-orang untuk mencari bukti-bukti yang mendukung

pendapat atau kepercayaannya serta mengabaikan bukti-bukti yang menyatakan

sebaliknya. Kesalahan pemikiran ini menyebabkan penarikan kesimpulan yang

salah dan merintangi pembelajaran yang efektif.

d. Keempat, misinformation. Misinformation adalah informasi yang salah atau

tidak akurat.

e. Kelima, satire. Satire adalah sebuah gaya bahasa yang menggunakan sindiran

terhadap sesuatu keadaan atau seseorang, biasanya disampaikan dalam bentuk

ironi, humor dan hal yang dibesar-besarkan untuk mengomentari kejadian yang

sedang hangat.

f. Keenam, post-truth (pasca kebenaran). Post-truth adalah kejadian dimana emosi

lebih berperan daripada fakta untuk membentuk opini publik.

g. Ketujuh, propaganda. Propaganda adalah aktifitas menyebar luaskan

informasi, fakta, argumen atau bahkan kebohongan untuk mempengaruhi opini

publik.24

2. Mengenali dan Menanggulangi Hoax

Untuk mengenali hoax, masyarakat perlu terus diedukasi untuk bisa

mengidentifikasi perihal berita sesat yang kini masih tersebar luas di dunia maya,

terdapat beberapa ciri-ciri berita bohong diantaranya ialah:

24Rahadi, “Perilaku Pengguna dan Informasi Hoax di Media Sosial”, h. 62.

Page 35: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

24

a. Pertama, berasal dari situs yang tidak dapat dipercayai yang belum memiliki

tim redaksi dan tidak terdapat keterangan tentang siapa penulisnya.

b. Kedua, tidak terdapat waktu kejadian.

c. Ketiga, menekankan pada isu SARA dan ujaran kebencian.

d. Keempat, kebanyakan kontennya aneh dan dengan lugas juga tegas

menyudutkan pihak tertentu.

e. Kelima, bahasa dan tata kalimat yang digunakan agak rancu dan tidak

berhubungan satu sama lain dan menggunakan bahasa yang sangat emosional dan

provokatif.

f. Keenam, menyarankan anda untuk mengklik, mengshare dan menyukai

tulisannya dengannada yang berlebihan, seperti: “Jika anda seorang muslim

klik..”, “Share tulisan ini agar keluarga anda tidak menjadi korbannya", “like dan

share sebelum terlambat....”

Mengenali dan menanggulangi hoax adalah kewajiban pribadi kita

masing-masing, agar tidak adalagi kerusuhan dan perpecahan akibat hoax

tersebut. Beberapa cara diatas mungkin bisa membantu kita semua untuk lebih

mudah mengenali suatu berita yang kita peroleh. Selanjutnya ialah bagaimana

cara kita menanggulangi hoax yang tersebar di masyarakat.

Menanggulangi ialah cara mengatasi atau cara menyelesaikan suatu

permasalahan. Ada beberapa cara untuk menanggulangi hoax diantaranya dengan

meningkatkan literasi media dan literasi media sosial, sangat pentingnya literasi

dalam membentuk pemahaman masyarakat ketika menerima hoax, bagaimana

cara mereka menghadapi berita palsu yang diterima. Selanjutnya hoax bisa

ditanggulangi dengan istilah swasensor.

Page 36: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

25

Swasensor adalah bagian dari literasi media di mana pengguna media

sosial atau netizen harus selektif memilah mana informasi yang bohong dan yang

benar. Swasensor diharapkan menjadi salah satu solusi untuk menangkal

fenomena hoax di media sosial. Para pengguna media sosial seharusnya memiliki

filter untuk tidak langsung percaya terhadap informasi yang beredar di media

sosial, hal ini juga diperkuatbahwa para produsen hoax menjadi bukti nyata

tersingkirnya nurani dan akal sehat karena dikalahkan oleh motif menjadi kaya

dengan cepat dan mudah meskipun harus menghalalkan segala cara.

Disisi lain untuk memanggulangi fenomena hoax yang sedang terjadi

pemerintah telah membentuk Badan Siber Nasional. Lembaga baru itu bertugas

melacak sumber kabar hoax dan melindungi situs pemerintah dari serangan

peretas. Langkah ini diperlukan untuk memerangi banjirnya berita palsu di intenet

yang ikut mengkampanyekan kebencian disamping itu pemerintah juga sedang

mengupayakan percepatan penangan hoax.

Kemenkominfo juga berkoordinasi dengan komunitas masyarakat dan

lembaga keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI).Kedepannya kita

berharap komunitas dan lembaga keagamaan bisa berperan mengedukasi

masyarakat agar lebih cermat dalam memilah berita-berita yang beredar di media

sosial.Cara mencegah tersebarnya hoaxbisa dengan melaporkan hoax tersebut

melalui sarana yang tersedia di masing-masing media. Pengguna internet juga

dapat mengadukan konten negatif ke Kementrian Komunikasi dan Informatika

dengan mengirimkan email ke alamat [email protected].

Page 37: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

26

BAB III

ETIKA DALAM AJARAN AGAMA BUDDHA

Pada bab ini menjelaskan tentang sejarah Vihara Avalokitesvara di Pondok

Cabe, sejarah singkat berdirinya dan pendirinya. Serta membahas tentang salah

satu ajaran Buddha mengenai Etika, Sila, Sammavaca, Musavada dan Ehipassiko.

A. Sejarah Singkat Vihara Avalokitesvara di Pondok Cabe

Vihara merupakan tempat umum bagi umat Buddha untuk melaksanakan

segala macam bentuk upacara atau kebaktian. Vihara merupakan sebuah kata yang

berasal dari bahasa Pali, artinya tempat tinggal dan tempat untuk mengadakan

puja bakti. Vihara adalah tempat beribadah untuk umat Buddha yang pada

awalnya Vihara digunakan untuk tempat tinggal atau penginapan para bhiksu dan

bhiksuni. Akan tetapi, Vihara saat ini diartikan sebagai tempat melakukan segala

macam bentuk upacara keagaman menurut keyakinan, kepercayaan, dan tradisi

Agama Buddha, serta tempat umat awam melakukan ibadah atau sembahyang

menurut keyakinan, kepercayaan, dan tradisi masing-masing baik secara

perorangan maupun berkelompok dan juga didalam Vihara terdapat satu atau

lebih ruangan untuk penempatan altar.

Para pemeluk agama Buddha terdiri dari dua golongan, golongan

agamawan dan golongan awam. Golongan agamawan adalah para bhiksu dan

bhiksuni mereka ialah orang-orang yang meninggalkan masyarakat ramai dan

Page 38: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

27

keduniawian hidup bersama dalam biara. Golongan awam adalah para upasaka

yaitu orang-orang yang hidup sebagai anggota masyarakat biasa.25

Pendiri dari Vihara Avalokitesvara adalah bhiksuni Y.A Mahateri

Jinakumari yang lahir di Jambi pada tahun 1912 dan keturunan Tiongkok. Ketika

umur 43 tahun, ia menjadi samaneri26di Vihara Nagasena Pacet Puncak. Belum

sampai satu tahun ia menjadi samenari kemudian ia dibaptis menjadi bhiksuni.

Upacara pembaptisannya dilaksanakan di Vihara Nagasena. Semenjak menjadi

bhiksuni ia tidak boleh menemui suami dan anaknya, sejak itu pula ia sudah

berpisah dengan suaminya walaupun tidak secara resmi, karena dalam ajaran

Buddha seorang bhiksu atau bhiksuni tidak boleh menikah. Ia harus mengabdi

sepenuhnya untuk agama dan meninggalkan hal-hal yang bersifat keduniawian.

Ia meninggal pada tahun 1995, tepatnya ketika ia berumur 83 tahun di

Vihara Avalikitesvara Pondok Cabe karena menderita sakit jantung. Sekarang

tulang dan abunya berada di Vihara Nagasena dan Vihara Avalokitesvara.

Sebelum ia meninggal ia bermimpi disemayamkan oleh orang yang memakai

jubah hitam. Setelah itu ketika bangun ia sembahyang dan pada kondisi

sembahyang itulah ia menghembuskan nafas terakhirnya.

Ia diberi tanah seluas 1000 m2 oleh bibinya di Pondok Labu untuk

dibangun Vihara, tetapi karena letaknya kurang strategis kemudiaan ia pindah dan

membeli tanah di Pondok Cabe yang sekarang ini diberi nama Vihara

Avalokitesvara. Pembangunan Vihara ini 60% dari biaya pribadi dan 40% dari

umat Buddha lainnya. Sekarang luas Vihara Avalokitesvara bertambah menjadi

25Agni Sesari Mochtar, “Vihara dan Pluralisme Pada Masa Jawa Kuna Abad VIII-XI

Masehi”, Jurnal Berkala Arkeologi, Vol. 35 No. 2 (November 2015) hal. 120.

26Petapa kecil. Seseorang yang dibawah umur 20 tahun tidak dapat di tahbiskan sebagai

bhikkhu, tetapi dapat di tahbiskan sebagai seorang samanera, untuk wanita, disebut Samaneri.

Page 39: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

28

3000 m2. Vihara ini diresmikan pada tanggal 6 Januari 1985. Terlaksananya

peresmian ini selain berkat bhiksuni Jinakumari yang mempunyai cita-cita yang

tulus juga di bantu oleh para umat Buddha yang lainnya memberikan dorongan

baik berupa materi maupun immateri.

Sebelum dibangun Vihara, tempat ini merupakan tanah lapang yang

ditumbuhi oleh ilalang. Karena letaknya yang cukup strategis, maka kemudian

didirikanlah Vihara dengan tujuan agar umat Buddha khususnya yang tinggal di

wilayah Pondok Cabe dan sekitarnya dapat beribadah secara berjamaah.

Vihara Avalokitesvara sekarang ini sudah lebih berkembang, terbukti

dengan didirikannya Vihara Dewi Kwam In di sebelah kanan Vihara

Avalokitesvara. Proses pembangunan Vihara Dewi Kwam In ini memakan waktu

sekitar satu tahun dan diresmikan pada tanggal 17 Januari 2003. Vihara

Avalokitesvara terletak di Jl. Cabe Raya Rt. 002/ Rw. 09 Desa Pondok Cabe

Udik, Jakarta Selatan, lokasinya terketak di depan Universitas Terbuka (UT).

Vihara Avalokitesvara luasnya 1500 m2 yang terdiri dari dua lantai. Lantai

satu terdapat ruang utama, garasi, perpustakaan, kantor danbagian kanan terdapat

kamar-kamar. Sedangkan dilantai atas terdapat ruang belajar untuk anak-anak,

kamar untuk anak, dan dibagian belakang terdapat dapur.27

Vihara Dewi Kwam Im, vihara ini merupakan bagian dari Vihara

Avalokitesvara dengan luas 1320 m2 yang terdiri dari ruang inti yang didalamnya

terdapat patung-patung dewa yaitu: Dewa Pelindung Dharma, Dewa Buddha

Amitabha, dan Dewa Cinta Kasih. Bagian belakang terdapat beberapa patung

Dewa lainnya, Dewa Rezeki, Dewa Tanah, Dewa Langit, Dewa Bumi, dan Dewa

27Wawancara pribadi dengan Bhiksuni Santi, Agustus 2018

Page 40: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

29

Kwan Kong. Semua patung dewa-dewa tersebut di tempatkan dalam ruang kotak

yang berukuran 3x3 m2. Bagian luar Vihara terdapat patung Dewa Empat Muka

yang berasal dari Thailand, yang dimaksud dengan Dewa Empat Muka adalah

Dewa Rezeki, Jodoh, dan Dewa Keberuntungan.

B. Etika dalam Ajaran Agama Buddha

Agama Budha mandeskripsikan ajaran etikanya secara mendalam yang

lebih dikenal dengan istilah Sila. Sila merupakan ajaran utama yang harus

diaktualisasikan terlebih dahulu dari ajaran lain hingga tercapai tujuan

kesempurnaan manusia atau untuk mengelakkan dari berinkarnasi.28

Etika berasal dari bahasa Yunani ethos (kata tunggal) yang berarti tempat

tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, sikap, cara berpikir.

Bentuk jamaknya adalah ta, etha, yang berarti adat istiadat.29Kata ethos dan

ethikoslebih berartikesusilaan, perasaan batinatau kecenderungan hati dengan

mana seseorangmelakukan suatu perbuatan. Dalam bahasa latin, istilah-istilah

ethos juga disebut dengan kata mos dan moralitas.30 Moral berasal dari kata latin

mos , atau mores (bentuk jamak) yang berarti adat istiadat, kebiasaan, kelakuan,

watak, tabiat, akhlak, cara hidup.

Menurut Bertens31 ada dua pengertian etika: sebagai praktis dan sebagai

refleksi. Sebagai praktis, etika berarti nilai- nilai dan norma-norma moral yang

baik yang dipraktikkan atau justru tidak dipraktikkan, walaupun seharusnya

28Mohd Abdulhalim, Etika Dalam Konghucu dan Budha (Riau: Skripsi UIN Riau, 2011),

h. 1. 29Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), h.

75. 30Teja S.M. Rashid, Sila dan Vinaya (Jakarta: Buddhis Bodhi, 1997), h. 2. 31Prof. Dr. Kees Bertens adalah seorang rohaniwan dan tokoh etika Indonesia

Page 41: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

30

dipraktikkan. Etika sebagai praktis sama artinya dengan moral atau moralitas yaitu

apa yang harus dilakukan, tidak boleh dilakukan, pantas dilakukan, dan

sebagainya.32

Adapun menurut Burhanuddin Salam, istilah etika berasal dari kata latin,

yakni “ethic, sedangkan dalam bahasa Greek, ethikos yaitu a body of moral

principle or value Ethic, arti sebenarnya ialah kebiasaan, habit. Jadi dalam

pengertian aslinya, apa yang disebutkan baik itu adalah yang sesuai dengan

kebiasaan masyarakat (pada saat itu).Istilah lain dari etika, yaitu moral, susila,

budi pekerti, akhlak.33

Menurut Webster Dictionary, secara etimologis, etika adalah suatu disiplin

ilmu yang menjelaskan sesuatu yang baik dan yang buruk, mana tugas atau

kewajiban moral, atau bisa juga mengenai kumpulan prinsip atau nilai moral.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa etika diartikansebagai

ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban

moral (akhlak).34

Jadi dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan, bahwa etika

merupakan nilai, mengenai nilai-nilai dannorma-normamoral yang menjadi

pegangan bagi suatu kelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya.35

Menurut Verkyul, etika dalam bahasa Indonesia adalah kesusilaan. Kata

kesusilaan berasal dari kata su dan sila. Su berarti bagus baik. Sedangkan kata sila

yang berasal dari bahasa Sansekerta dan Pali yang digunakan dalam kebudayaan

32K. Bertenz, Etika (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 22. 33 Muhammad Alfan, Filsafat Etika Islam (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h. 17. 34Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 309.

35Wijayamukti, Wacana Buddha Dharma, H. 176.

Page 42: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

31

Buddhis mempunyai arti norma, kaidah, peraturan hidup, perintah, sikap

keadaban, perilaku, sopan santun.36

Sila dalam buku-buku agama Buddha sering diterjemahkan sebagai moral

kebaikan atau perbuatan baik. Dalam agama Buddha, sila merupakan dasar utama

dalam pelaksanaan ajaran agama, mencakup semua perilaku dan sifat-sifat baik

yang termasuk dalam ajaran moral dan etika agama Buddha. Prilaku-prilaku

dalam ajaran Buddha merupakan pantulan dari norma-norma yang harus ditaati.

Prilaku itu memperlihatkan dirinya melalui tiga pintu (kammaduarani), yaitu

jasmani, ucapan dan pikiran. Etika dalam ajaran Buddha merupakan peraturan

hidup umat Buddhis.37

Sila merupakan dasar atau fondasi yang utama dalam pengalaman ajaran

suatu agama, sehingga merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk

mencapai peningkatan batin yang luhur. Hal ini juga jelas tersirat dari syair sang

Buddha yang tercatat di berbagai sutta dalam kitab suci Tripitaka. Banyak

dijumpai sutta-sutta yang mengandung penjabaran tentang aturan moralitas,

meditasi dan kebijaksanaan, dalam bentuk tiga rangkaian latihan pada kitab suci

Tripitaka. Ketiga belas urutan pertama dari sutta-sutta di dalam kitab dighanikaya

adalah sutta yang membahas tentang aturan moralitas, meditasi dan kebijaksaaan.

Dari sutta-sutta tersebut terlihat bahwa aturan moralitas merupakan salah satu

bagian dasar dari ajaran agama Buddha yang sangat penting.

Budaya bangsa Indonesia mengenal istilah yang disebut etika yang

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai tata susila. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia, tata menunjukkan kaidah aturan dan susuan atau sistem. Su

36Rashid, Sila dan Vinaya ,h. 3.

37Mohd Abdulhalim, Etika dalam Konghucu dan Buddha (Pekanbaru: Skripsi Uin Riau,

2011), h. 33.

Page 43: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

32

diartikan bagus baik dan sila adalah adab akhlak, moral. Sehingga susila berarti

budi bahasa yang baik dan adat istiadat. Sila secara luas dapat diartikam sebagai

aturan, etika moralitas yang telah disepakati dalam agama Buddha, sila

merupakan dasar utama dalam pelaksanaan ajaran agama, mencakup semua

perilaku dan sifat-sifat baik.

Buddhaghosa dalam kitab Visuddhimagga menafsirkan sila sebagai

berikut: pertama, sila menunjukkan sikap batin atau kehendak (cetana). Kedua,

menunjukkan penghindaran (virati) yang merupakan unsur batin (cetasika).

Ketiga. Menunjukkan pengendalian diri (samvara) dan keempat menunjukkan

tiada pelanggaran peraturan yang ditetapkan (avitikhama).

Ciri dari sila adalah ketertiban dan ketenangan. Fungsi dari sila adalah

mengahancurkan kelakuan yang salah dan menjaga seseorang agar tetap tidak

bersalah. Manifestasi (paccupatthana) dari sila adalah kesucian, baik dalam

perbuatan, ucapan atau pikiran. Sebab terdekat yang menimbulkan sila adalah

adanya tahu malu dan takut akan akibat perbuatan yang salah.38

Dalam ajaran agama Buddha dikenal empat kesunyataan/ kebenaran mulia

yang artinya ialah kebenaran mutlak yang berlaku bagi siapapun tanpa membeda-

bedakan suku, ras, budaya maupun agama. Empat kebenaran tersebut yaitu,

kebenaran tentang adanya dukkha, kebenaran tentang sebab dukkha, kebenaran

tentang lenyapnya dukkha dan kebenaran tentang jalan berakhirnya dukkha.

Dukkha merupakan istilah dalam bahasa Pali yang diartikan sebagai penderitaan,

ketidakpuasan, kesedihan, kemalangan dan keputusasaan. Menghentikan dukkha

38Wijayamukti, Wacana Buddha Dharma, h. 179-180.

Page 44: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

33

dan terbebas dari penderitaan merupakan tujuan utama dalam ajaran agama

Buddha.

Jalan ini terdiri dari tiga bagian, yaitu sila, semadi dan kebijaksanaan.

Ketiganya merupakan kelompok unsur-unsur dari jalan yang satu dan tidak

terpisahkan. Kedelapan faktor jalan tersebut dibagi menjadi tiga kelompok.

Pertama, kelompok disiplin moral (silakkhandha) yang terdiri dari perkataan

benar, perbuatan benar dan pencaharian benar. Kedua, kelompok semadi

(samadhikkhandha) yang terdiri dari upaya benar, perhatian benar dan semadi

benar. Ketiga, kelompok kebijaksanaan (pannakkhandha) yang terdiri atas

pandangan benar dan kehendak benar.

Jalan berunsur delapan ini merupakan kendaraan yang menuntun kita

menuju pembebasan, melenyapkan penderitaan dan dukha. Kata dukha berasal

dari bahasa Pali yang diterjemahkan sebagai penderitaan. Dukkha juga disebut

suatu penyakit yang dalam bahasa pali dikenal "kilesa" yang artinya adalah

kotoran batin. Dalam agama Buddha melenyapkan dukkha bertujuan untuk

mencapai nirwana. Nirwana adalah surga yang dapat dicapai pada masa hidup dan

setelah kematian. Apabila pada masa hidup seseorang dapat menghilangkan maka

dia akan merasakan kenikmatan nirwana di dunia. Pedoman dasar untuk mencapai

nirwana adalah melaksanakan delapan jalan kemuliaan.

Sebagaimana dijelaskan diatas, bahwa sila merupakan dasar utama dalam

pengamalan ajaran agama Buddha dan pelaksanaan sila dalam bentuk peraturan-

pelatihan berbeda-beda sesuai dengan cara latihannya masing-masing. Oleh

karena itu, sudah selayaknya sila dipelajari agara dapat dihayati dan diamalkan

untuk dapat meraih kesejahteraan batiniah dan lahiriah dalam kehidupan sekarang

Page 45: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

34

dan yang akan datang. Dalam pembahasan ini yang akan dibahas hanya dua dari

delapan jalan kesunyataan, yaitu berkata benar (samma vaca) dan larangan berkata

bohong (musavada).39

1. Anjuran Berkata Benar (Samma Vaca)

Ucapan adalah wujud dari pikiran atau pemikiran-pemikiran kita, sehingga

batas antara ucapan dan pikiran itu sangat kecil dan halus.Sang Buddha menyadari

hal tersebut, sehingga mengkhususkan ucapan sebagai sebuah poin

penting.40Bahkan dalam sutta-sutta, kata ucapan biasanya muncul sejajar dan

bersamaan dengan kata pikiran atau perbuatan.

Ucapan benar (samma vaca) terdiri dari dua kata, yaitu ucapan (vaca) dan

benar atau sejati (samma). Ucapan (vaca) yaitu ujaran atau kata yang

dilisankan/disebutkan. Benar/sejati (samma) memiliki arti yang lebih dalam

daripada sekedar benar, tapi juga mencakup keseluruhan, lengkap atau integral.

Suatu ucapan dikatakan benar apabila memenuhi kriteria berikut: Ucapan yang

menjauhi kebohongan, menghindari fitnah atau kata-kata untuk memecah belah

yang didasari kebencian, tidak mengandung kata-kata kasar, tidak melakukan

obrolan kosong yang tidak bermanfaat.

Dalam kitab umat Buddha, Sang Buddha banyak menjelaskan tentang

aturan-aturan moralitas kehidupan terutama di dalam kotbah-kotbah dan syair-

syairnya. Syair dalam Buddha lebih dikenal dengan dhammapada. Dhammapada

merupakan salah satu kitab suci Agama Buddha dari bagian Khuddaka Nikaya,

yang merupakan salah satu bagian dari Sutta Pitaka. Dhammapada terdiri dari 26

39 Bhikkhu Bodhi, Jalan Kebahagiaan Sejati, (Bandung: Karaniya, 2006), h. 19.

40Willy Yandi Wijaya, Ucapan Benar (Yogyakarta: Vidyāsenā Production, 2010), h. 4.

Page 46: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

35

vagga (bab) atau 423 bait. Terdapat banyak syair yang disampaikan oleh Buddha

mengenai larangan untuk menjauhi dari sifat-sifat musavada, diantaranya:

“Orang yang melanggar salah satu Dhamma (Aturan Moralitas

Buddhis/Panca-sila keempat, yakni selalu berkata bohong), yang tidak

mempedulikan dunia mendatang, maka tak ada kejahatan yang tidak

dilakukannya.”(Dhp 176)

“Orang yang selalu berbicara tidak benar, dan juga orang yang setelah

berbuat kemudian berkata: “Aku tidak melakukannya,” akan masuk ke neraka.

Dua macam orang yang mempunyai kelakuan rendah ini,mempunyai nasib yang

sama dalam dunia selanjutnya.”(Dhp 306).

Dalam konteks modern ucapan tidak sekedar berucap, namun dapat

diperluas ke komunikasi yang benar misalkan melalui tulisan.Seseorang yang

menulisartikel ataupun buku yang berisi hal-hal yang memecahbelah, penuh

ketidakbenaran, dan menghasut termasukmelakukan ucapan salah yang bertolak

belakang dengan ucapan benar.Suatu ucapan yang merusak atau mengadu

dombadapat berkembang biak melalui saluran global, begitupula sebaliknya

ucapan-ucapan yang menyenangkandan bermanfaat dapat menyebar dengan cepat

melaluisitus-situs jejaring sosial (social network).41

“Para bijaksana terkendali perbuatan, ucapan, dan pikiran.

Sesungguhnya, mereka itu benar-benar telah dapat menguasai diri”. ( Dhp 234).

“Hendaklah ia menjaga ucapan dan mengendalikan pikiran dengan baik

serta tidak melakukan perbuatan jahat melalui jasmani. Hendaklah ia

41Willy Yandi Wijaya, Ucapan Benar, h. 5-7.

Page 47: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

36

memurnikan tiga saluran perbuatan ini, memenangkan jalan yang telah

dikabarkan oleh Para Suci”. (Dhp 281).

Ucapan benar adalah, seseorang dikatakan berkata atau berucap dengan

benar jika ia tidak berbohong, tidak menipu, tidak memfitnah, tidak omong

kosong, tidak membicarakan kejelekan orang lain dan tidak bicara yang dapat

menyakitkan hati orang dan juga jika ia memiliki fikiran yang bersih dari

kebencian, keserakahan dan irihati. Karena itu dalam ajaran Buddha dijelaskan

bagaimana cara agar selalu berucap dengan benardengan cara

membersihkanfikiran dari sifat lobha, dosa, issa dan moha.42

Di dalam Buddha ada empat kebijakan yang luhur yang disebut Catur

Paramita yang terdiri dari kata “Catur” yang berarti empat dan “Paramita” yang

berarti perbuata luhur.Catur Paramita dengan demikian berarti empat perbuatan

luhur, yang harus dilaksanakan oleh umat Buddha.Keempat perbuatan luhur itu

adalah Metta, Karuna, Mudita dan Upekkha. Di dalam diri manusia terdapat sifat-

sifat Ketuhanan yang biasa disebut (Paramita) yaitu di dalam bathinnya

merupakan sumber dari segala perbuatan baik (kusalakamma) yang tercetus pada

pikiran, ucapan dan perbuatan. Oleh karena itu, kita harus dapat mengembangkan

Paramita tersebut untuk mencapai kebahagiaan, ketenangan dan kegembiraan

dalam kehidupan. Di dalam diri manusia selalu terjadi pertentangan antara

kekuatan Paramita dengan kekuatan Mara. Kekuatan Paramita adalah kekuatan

sifat Ketuhanan yang selalu menuntun ummatnya ke dalam kehidupan yang penuh

dengan kebahagiaan.

42Majelis Buddhayana Indonesia, Kebahagiaan dalam Dhamma (Jakarta, 1980) h. 129.

Page 48: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

37

Metta, metta adalah cinta kasih universal yang menjadi akar dari perbuatan

baik.Metta berasal dari kata Maitri yang berarti teman atau sahabat.Metta adalah

cinta kasih, sifat yang dapat menghaluskan hati seseorang, atau rasa persahabatan

sejati. Orang yang selalu melatih metta pada dirinya akan memperoleh manfaat

dan pahala seperti tidur dengan tenang, ia akan disegani oleh orang lain, para

dewa akan melindungi karena kekuatan mettanya, orang yang batinya penuh metta

matinya akan tenang.

Dengan dimulai dari diri sendiri kita harus mengembangkan cinta kasih

sedikit demi sedikit kepada semua makhluk, tanpa memandang kepercayaan,

bangsa, ras, jenis kelamin, termasuk juga binatang sehingga kita bisa

menyesuaikan diri terhadap segala sesuatu tanpa membeda-bedakan dalam

mengembangkan cinta kasih kita.43

Karuna, karuna adalah perbuatan luhur atau cinta kasih atau belas kasihan

terhadap orang yang menderita. Hidup di dunia ini penuh penderitaan, baik yang

bersumber dari dalam diri sendiri maupun dari orang lain. Perhatian atau

menolong seseorang yang sedang menderita merupakan bentuk sikap kesadaran

dan kepedulian terhadap nilai kemanusiaan yang berada di jalan Tuhan. Hal ini

terungkap dalam Veda, yakni: “Bukan seorang sahabat sejati bila ia tidak

menolong temannya pada saat memerlukan bantuan”. Artinya, memberi perhatian

dan pertolongan lebih dahulu kepada orang lain, maka bukan hanya mereka akan

memberi perhatian dan pertolongan kepada kita melainkan Tuhan-pun akan

memberikan pertolongan kepada kita.

43Majelis Buddhayana Indonesia, Kebahagiaan dalam Dhamma. h. 20

Page 49: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

38

Mudhita, mudhita artinya simpati atau turut merasakan baik kesusahan

maupun kebahagiaan orang lain. Dengan sifat luhur seperti ini, manusia akan

terhindar dari rasa iri hati, rasa dengki dan rasa kebencian. Kesusahan seseorang

akan dirasakan sebagai kesusahannya sendiri, keberhasilan seseorang juga akan

dirasakan sebagai keberhasilannya sendiri. Mudhita adalah sikap simpati terhadap

sesama. Untuk mendapatkan simpati orang lain, maka seseorang haruslah

menanamkan rasa simpati pula terhadap orang lain. Jadi sikap bersimpatik

terhadap prestasi orang lain merupakan kekuatan moral yang akan membentuk

sikap kesetiaan antar sesama.

Upekkha, upekkha berarti toleran dan senantiasa memperhatikan keadaan

orang lain. Sedangkan jiwanya dipenuhi oleh rasa setia kawan dan simpati

terhadap sesamanya, bahkan tidak menaruh rasa dendam terhadap orang yang

bermaksud jahat terhadapnya. Manusia yang bersikap upekkha juga selalu

waspada terhadap situasi yang dihadapi, manusia bijaksana dan selalu menjaga

keseimbangan lahir batin serta tidak mau mencampuri urusan orang lain. Orang

bijaksana mengatakan tidak ada manusia yang sempurna.Ketidaksempurnaan

seseorang di dalam menyikapi lingkungan sosial dan alam dalam hidupnya seperti

tersebut di atas adalah manusiawi sifatnya. Karena itu memaafkan atau

mengampuni atas kekurangan atau kekeliruan orang lain adalah karakter manusia

luhur yang sangat dianjurkan dalam Veda.44

Seseorang yang berkata dengan benar sejatinya ia ingin semua orang

menerima informasi yang benar dari apa yang ia ucapkan dan yang ia sampaikan.

Dan ia sedang mengedukasi diri serta orang lain untuk selalu berkata dengan jujur

44Majelis Buddhayana Indonesia, Kebahagiaan dalam Dhamma. h. 21

Page 50: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

39

dan apa adanya. Karena yang demikian itu, akan berdampak baik terhadap banyak

orang saat menerima suatu informasi yang baru. Setiap ucapan akan

dipertanggung jawabkan kebenarannya suatu saat di hadapan Sang Pencipta,

apakah ia berbohong ataupun jujur.

Sammavaca yang merupakan salah satu cara untuk melenyapkan dukkha,

sebenarnya bisa diaplikasikan saat ini dengan baik. Misalkan bagaimana

seseorang berusaha berkata dengan benar dan menyampaikan segala sesuatu

sesuai dengan kebenarannya. Sang Buddha dalam kutbahnya pernah

menyampaikan untuk selalu berkata dengan benar meskipun itu hanya sebuah

lelucon. Kebenaran yang disampaikan akan berdampak baik terhadap semua

orang, terutama informasi-informasi yang tersebar luas di media massa maupun

media sosial.

Era digital saat ini, berkata dengan benar tidak hanya dilakukan antara

mulut dengan mulut. Tetapi, saat ini media massa dan media sosial pun bisa ikut

andil dalam setiap perkataan manusia. Media cetak misalnya, semakin banyak

media yang menyampaikan berita-berita yang tidak mengandung kebohongan,

semakin tipislah permasalahan yang akan ditimbulkan. Untuk itu kutbah-kutbah

yang disampaikan oleh Sang Buddha beberapa abad yang lalu sangat tepat dan

sangat relevan untuk diaplikasikan pada zaman digital sekarang.

2. Larangan Berkata Bohong (Musavada)

Musavada terdiri dari kata musa dan vada. Kata musa berarti sesuatu yang

tidak benar dan vada berarti ucapan. Jadi secara harfiah kata musavada berarti

mengucapkan sesuatu yang merupakan suatu kebohongan. Ucapan dikatakan

Page 51: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

40

dusta dan bohong apabila mengatakan sesuatu hal yang tidak benar, mempunyai

kehendak pikiran untuk berdusta (visamvadanacittam), berusaha berdusta, orang

lain mempercayai kata-katanya, ucapan yang dapat menimbulkan pertikaian,

pertengkaran, perpecahan diantara pihak-pihak yang dahulunya terjalin dalam

kerukunan, kesatuan.45

Jadi musavada adalah mengucapkan sesuatu yang tidak benar yang sama

artinya dengan berbohong atau berdusta. Tujuan dari adanya aturan moralitas

Buddhis ini adalah selain untuk menghindari orang lain menjadi tertipu, juga

untuk menghindari kata-kata yang merusak nama atau reputasi orang lain. Setiap

orang seharusnya menyampaikan sesuatu hal yang merupakan kebenaran,

memakai kata-kata yang manis dan bersahabat, enak didengar dan lemah lembut,

dan mempunyai arti serta berguna bagi orang lain. Jadi, bila tidak dapat

mengutarakan sesuatu yang benar dan berguna, maka lebih baik diam.

Secara umum musavada dapat direfleksikan dengan berbohong. Pantulan

yang dihasilkan berupa menghindarkan diri dari kebohongan, sekaligus juga

berusaha untuk mengatakan kebenaran. Berbohong dapat dilakukan melalui

ucapan maupun secara fisik, karena dapat dilakukan melalui tulisan atau dengan

membuat gerakan isyarat dengan tujuan untuk menipu. Jadi, bila seseorang

membuat pernyataan tertulis yang salah atau membenarkan sesuatu yang padahal

ia tahu sebetulnya salah, terlepas dari orang lain percaya atau tidak, maka orang

tersebut dapat dikatakan telah melakukan pelanggaran aturan moralitas Buddhis.

Perkataan bohong mempunyai makna yang jelas. Segala ucapan yang tidak

benar, tidak sesuai dengan kenyataan, dikategorikan sebagai ucapan bohong.

45Ronald Satya Surya, 5 Aturan Moralitas Buddhis (Yogjakarta: Vidyasena Production,

2009) h. 55.

Page 52: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

41

Faktor yang menentukan suatu perkataan dapat dianggap bohong adalah kehendak

untuk berbohong. Jika kita renungkan sejenak, perkataan tidak benar atau bohong

yang kita lakukan biasanya akan ditutupi lagi dengan kebohongan lainnya. Untuk

menyembunyikan kebohongan yang telah dibuat. Inilah yang disadari oleh Sang

Buddha, sehingga Beliau menyatakan tidak seharusnya seseorang melakukan

kebohongan sekalipun demi sebuah lelucon.46

“Aku akan meninggalkan dan menjauhkan diri dari ucapan bohong,

mengucapkan yang benar, ucapan sesuai kenyataan, ucapan yang dapat

dipercaya, ucapan yang dapat diandalkan, tidak berdusta kepada siapa pun.”

(Uposathasutta, AN VIII, 41).47

Musavada dalam pengertian yang lebih luas mencakup pisunavaca

(memfitnah), pharusavaca (berkata kasar), dan samphappalapa (bergunjing atau

membicarakan yang tidak berguna).48

Pinusavaca suatu istilah Pali yang terdiri dari dua kosakata, yaitu pisuna

dan vacca. Kata pisuna secara harfiah berarti menimbulkan perpecahan, pertikaian

dan pertengkaran, sedangkan kata vaca berarti ucapan atau perkataan. Jadi,

gabungan kedua kata tersebut berarti mengucapkan perkataan yang dapat

menimbulkan perpecahan, pertikaian, pertengkaran pada kedua belah pihak atau

orang yang sebelumnya hidup dalam kerukunan. Pisunavaca dapat juga diartikan

mengahasut atau memfitnah.

Ada ungkapan yang menyatakan, fitnah lebih kejam dari pada

pembunuhan. Fitnah dapat diartikan sebagai adu domba yang bertujuan untuk

menimbulkan perpecahan atau perselisihan. Fitnah sendiri merupakan tindakan

46Willy Yandi Wijaya, Ucapan Benar, h. 16. 47AN (dibaca) Anggutara Nikaya merupakan kutbah Sang Buddha 48Ronald Satya Surya, 5 Aturan Moralitas Buddhis, h. 60.

Page 53: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

42

yang sangat kejam tanpa ada rasa belas kasihan. Pada umumnya motif dari fitnah

adalah kebencian, iri hati terhadap keberhasilan orang lain, dan niat untuk

mengahancurkan orang lain.

Dalam kitab-kitab Buddhis tercatat beberapa kasus fitnah terhadap pihak

yang tidak bersalah yang akhirnya menyebabkan kelahiran kembali di alam

sengsara. Sang Buddha pernah menyebutkan, kebalikan dari fitnah adalah

perkataan yang berasal dari fikiran penuh cinta kasih serta empati kepada sesama

sehingga memungkinkan timbulnya persahabatan dan keharmonisan. Kepercayaan

yang muncul merupakan tonggak penting untuk mengahapus rasa tidak percaya

dan khawatir terhadap orang lain. fitnah dapat terjadi apabila ada orang yang akan

difitnah, ada niat untuk memfitnah,ada usaha yang dilakukan untuk memfitnah,

dan ada orang yang percaya atau terpengaruh oleh fitnah tersebut.

Pharusavaca terdiri dari dua kata pharusa dan vaca. Secara harfiah

pharusa adalah kasar dan vaca berarti ucapan. Pharusavaca adalah ucapan yang

kasar yang membuat orang lain menjadi sakit hati, kesal atau marah. Kata-kata

kasar biasanya diucapkan ketika sedang marah, yang bertujuan untuk menyakiti

pendengarnya yang membuat orang sakit hati, kesal dan tersinggung. Tetapi hal

ini lah yang dapat menimbulkan kondisi-kondisi negatif yang dapat merugikan

kedua belah pihak. Kunci utama untuk mengurangi perkataan kasar adalah dengan

kesabaran. Bila kita bisa menghargai setiap perbedaan pendapat, bertahan

terhadap tudingan dan kecaman dari pihak lain, serta menyikapi perlakuan kasar

dari orang lain tanpa harus membalas, kita akan semakin dekat dengan

pencerahan.

Page 54: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

43

Samphapalapa terdiri dari dua kata shampa dan palapa. Secara harfiah

sampha berarti melenyapkan manfaat dan kebahagiaan, sedangkan palapa berarti

ucapan atau perkataan. Samphapalapa adalah suatu pembicaraan yang tidak

berguna atau tidak bermanfaat atau juga bisa disebut dengan istilah omong

kosong. Omong kosong adalah pembicaraan yang tak bermakna, yaitu perkataan

yang tidak memilki tujuan atau bobot. Obrolan seperti ini tidak menyampaikan

apa pun yang bernilai, namun hanya membangkitkan kotoran batin dari dalam diri

sendiri dan dalam pikiran orang lain.49

Di dalam Buddha ada empat sifat kejahatan yang disebut catur mara.

Catur mara terdiri dari dua kata, catur yang berarti empat dan mara yang berarti

perbuatan jahat. Mara merupakan sifat setan yang selalu bertolak belakang dengan

sifat paramita. Sifat ini dimiliki oleh manusia yang keduanya sangat bertentangan

yang apabila mara menguasai hidup kita akan penuh dengan derita (dukha).

Keempat perbuatan jahat atau setan itu adalah dosa, lobha, issa dan moha.

Dosa ialah kebencian yang menjadi akar dari perbuatan jahat

(akusalakamma) dan akan lenyap bila dikembangkannya metta. Dosa ini secara

etika berarti kebenciandan secara psikologis (kejiwaan) berarti pukulan yang berat

dari pikiran terhadap objek yang bertentangan.

Lobha ialah serakah yang menjadi akar dari perbuatan jahat

(akusalakamma) dan akan lenyap bila dikembangkannya karuna. Lobha ini secara

etika berarti keserakaan atau ketamakan. Tetapi secara psikologis berarti terikat

pikiran pada objek-objek.

49Ronald Satya Surya, 5 Aturan Moralitas Buddhis, h. 61-64.

Page 55: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

44

Issa ialah iri hati yaitu perasaan tidak senang melihat makhluk lain

berbahagia yang menjadi akar dari perbuatan jahat (akusalakamma) dan akan

lenyap bila dikembangkannya mudita.

Moha ialah kegelisahaan batin sebagai akibat dari perbuatan dosa, lobha

dan issa, akan lenyap bila dikembangkannya upekha. Moha berarti kebodohan

dan kurangnya pengertian.50

Saat ini fitnah dan infomasi hoax merajalela dimana-mana diakibatkan

oleh cepatnya penyebaran suatu informasi baru. Di era digital semua bisa diakses

dengan cepat dan dimana saja. Untuk itu diperlukan kontrol terhadap diri sendiri

bagaimana seharusnya menyampakain pesan maupu informasi kepada orang lain.

Sang Buddha menyampaikan dalam beberapa khutbahnya untuk selalu berusaha

menjauhi dari sifat-sifat musavada.

Musavada dalam pengertian luas mencakup berkata dengan kasar, omong

kosong dan menebar fitnah. Sama halnya dengan penyebaran hoax saat ini,

semakin banyaknya berita hoax yang disebarluaskan oleh oknum-oknum yang

tidak bertanggungjawab maka semakin banyak perpecahan yang akan

ditimbulkan. Perpecahan yang serin terjadi antar satu kelompok dengan kelompok

lain disebabkan oleh para pelaku yang tidak pernah jera. Padahal sudah banyak

pelaku penyebar hoax yang dibawa keranah hukum.

C. Ajaran Buddha Tentang Ehipassiko

Dalam agama Buddha ada istilah kata Ehipassiko. Ehipassiko adalah ciri

khas ajaran Buddha yang membedakan dengan agama lain adalah kalimat seorang

50Majelis Buddhayana Indonesia, Kebahagiaandalam Dhamma. h. 22

Page 56: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

45

manusia besar yang sempurna dan itu harus diakui oleh siapapun bahwa setiap

orang bisa membuktikan sendiri tanpa paksaan untuk ditakut-takuti atau dipaksa

percaya begitu saja. Hal ini menunjukkan apa yang telah dicapainya pasti bisa

dibuktikan dengan jelas dan detail tanpa disembunyikan agar setiap mahluk bisa

membuktikannya.

Buddha telah mengajarkan kepada kita agar jangan percaya begitu saja

dengan apa yang didengar dari seorang guru, dari apa yang tertera dalam kitab,

omongan orang, tradisi, kepercayaan, takhayul dan peramal sekalipun, sebelum

kita benar benar menguji dan membuktikannya sendiri (ehipassiko).Semangat

Ehipassiko seperti yang tercermin dalam Kalama-sutta menyebabkan Buddhis

lebih terbuka terhadap perkembangan baru di dunia sains, ini tercermin dari

perjalanan sejarah agama Buddha yang tidak pernah mengalami konflik dengan

dunia sains.

Kata Ehipassiko berasal dari kata Ehipassiko yang terdiri dari tiga suku

kata yaitu ehi, passa dan iko. Secara harfiah ehipassiko berarti datang dan lihat.

Ehipassiko dhamma merupakan sebuah undangan kepada siapa saja untuk datang,

melihat serta membuktikan sendiri kebenaran yang ada dalam Dhamma. Istilah

ehipassiko ini tercantum dalam Dhammanussati (Perenungan Terhadap Dhamma)

yang berisi tentang sifat-sifat Dhamma.

Sang Buddha mengajarkan untuk menerapkan sikap ehipassiko di dalam

menerima ajaranNya. Beliau mengajarkan untuk datang dan buktikan ajaranNya,

bukan datang dan percaya. Ajaran mengenai ehipassiko ini adalah salah satu

ajaran yang penting dan yang membedakan ajaran Buddha dengan ajaran lainnya.

Page 57: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

46

Maya ketua muda-mudi Vihara Avalokitesvara menjelaskan bahwa

ehipassiko ialah ajakan atau undangan kepada semua orang untuk datang dan

melihat langsung dan melakukan verifikasi terhadap suatu hal untuk mendapatkan

bukti secara langsung, itulah yang di ajarkan oleh Sri Buddha. Jadi, pada

hakekatnya Ehipassiko diajarkan memang bertujuan untuk menguji kebenaran

suatu ajaran dengan cara mendengarkan, merenungkan, memahami dan

membuktikan sendiri kebenarannya, sehingga dengan cara yang demikian dapat

menimbulkan kebijaksanaan dan keyakinan yang terbebas dari cengkeraman rasa

takut, terbebas dari keragu-raguan, terbebas dari kekotoran dan kebodohan batin

serta terbebas dari berpandangan keliru terhadap suatu ajaran kebenaran

sebagaimana adanya.51

Berbeda dengan Maya, menurut Shella Ehipassiko adalah salah satu ajaran

yang sangat penting dalam ajaran Agama Buddha tentang datang dan lihat

langsung kejadian tersebut. Maksudnya adalah apapun suatu keadaan atau suatu

informasi harus di teliti langsung oleh kita sendiri, sehingga tidak menimbulkan

keragu-raguan di waktu kedepannya.

Salah satu sikap dari Sang Buddha yang mengajarkan ehipassiko dan

memberikan kebebasan berpikir dalam menerima suatu ajaran terdapat dalam

perbincangan antara Sang Buddha dengan suku Kalama berikut ini:

"Wahai, suku Kalama.Janganlah percaya begitu saja berita yang

disampaikan kepadamu,atau oleh karena sesuatu yang sudah merupakan

tradisiatau sesuatu yang didesas-desuskan.Janganlah percaya begitu saja apa

yang tertulis dalam kitab-kitab suci,juga apa yang dikatakan sesuai logika dan

51Wawancara dengan Maya, ketua Muda-mudi vihara, Januari 2019

Page 58: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

47

kesimpulan belaka,juga apa yang kelihatannya cocok dengan pandanganmu,atau

karena ingin menghormati seorang pertapa yang menjadi gurumu.Tetapi, setelah

diselidiki sendiri, kamu mengetahui.

Hal ini berguna, hal ini tidak tercela, hal ini dibenarkan oleh para

bijaksana, hal ini kalau terus dilakukan akan membawa keberuntungan dan

kebahagiaan, maka sudah selayaknya kamu menerima dan hidup sesuai dengan

hal-hal tersebut. (Kalama Sutta, Anguttara Nikaya III. 65).

Sikap awal untuk tidak percaya begitu saja dengan mempertanyakan

apakah suatu ajaran itu adalah bermanfaat atau tidak, tercela atau tidak

tecela,dipuji oleh para bijaksana atau tidak, jika dilaksanakan dan dipraktekkan,

menuju kesejahteraan dan kebahagiaan atau tidak, adalah suatu sikap yang akan

menepis kepercayaan yang membuta terhadap suatu ajaran. Dengan memiliki

sikap ini maka nantinya seseorang diharapkan dapat memiliki keyakinan yang

berdasarkan pada kebenaran.

Ajaran Ehipassiko yang diajarkan oleh Sang Buddha juga harus diterapkan

secara bijaksana. Meskipun ehipassiko berarti datang dan buktikan bukanlah

berarti selamanya seseorang menjadikan dirinya objek percobaan.

Jadi, pada hakekatnya Ehipassiko diajarkan memang bertujuan untuk

menguji kebenaran suatu ajaran atau berita dengan cara mendengarkan,

merenungkan, memahami dan membuktikan sendiri kebenarannya, sehingga

dengan cara yang demikian dapat menimbulkan kebijaksanaan dan keyakinan

yang terbebas dari cengkeraman rasa takut, terbebas dari keragu-raguan, terbebas

dari kekotoran dan kebodohan batin serta terbebas dari berpandangan keliru

terhadap suatu ajaran kebenaran.

Page 59: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

48

Dalam era globalisasi yang ditandai dengan semakin maraknya arus

informasi dan perkembangan ilmu pengetahuan yang berdampak pada kehidupan

masyarakat, baik berdampak positif maupun dampak negatif seperti penyebaran

hoax dan ujaran kebencian. Maka sangat penting dalam kehidupan ini untuk dapat

mengendalikan diri, sehingga luput dari keinginan, nafsu dan godaan-godaan

tersebut.

Begitu dahsyatnya efek yang ditimbulkan hoax, jauh sebelumnya Sang

Buddha memberikan pelajaran pada umatnya pentingnya mengecek kebenaran

informasi yang kita terima secara individu atau yang sudah beredar di masyarakat.

Sang Buddha prihatin dengan kabar bohong karena hal ini akan membawa

kehancuran umatnya.

Mengendalikan diri untuk tidak terlibat dalam kasus-kasus penyebaran

hoax tidak hanya diatur dalam peraturan undang-undang di Indonesia. Dalam

agama Buddha sendiri terdapat ajaran untuk meneliti suatu infomasi yang

diperoleh terlebih dahulu. Ajaran tersebut sudah lama di sampaikan oleh Sang

Buddha, bagaimana seharusnya kita bersikap dalam menerima suatu informasi

baru. Ajaran Ehipassiko mengajarkan untuk meneliti keadaan suatu berita baru

dengan mata kepala sendiri agar jelas kebenaran yang diperoleh. Sama halnya

didalam ajaran Islam diperintahkan untuk menyaring suatu berita atau informasi

yang didapat terlebih dahulu dengan cara tabayyun.

Tabayyun secara bahasa memiliki arti mencari kejelasan tentang sesuatu

hingga jelas benar keadaannya. Sedangkan secara istilah adalah meneliti dan

Page 60: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

49

menyeleksi berita, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan masalah baik dalam hal

hukum, kebijakan dan sebagainya hingga jelas benar permasalahannya.52

Setiap agama tentu memiliki ajaran untuk selalu menjaga lisan serta

perkataan agar terhindar dari yang namanya perilaku omong kosong dan suka

menyebar fitnah. Untuk itu agar berita hoax tidak menyebar kemana-mana

diharapkan kepada semua orang khususnya para pengguna media sosial untuk

lebih bijak menggunakannya dan selalu mengamalkan serta mengikuti ajaran-

ajaran yang telah diajarakan oleh para pembawa risalah kebenaran.

52 Dina Nasicha, Makna Tabayun dalam Al-Quran (Semarang: Skripsi UIN Semarang,

2016) h. 20.

Page 61: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

50

BAB IV

RESPON DAN HARAPAN SERTA PERAN UMAT BUDDHA

DALAM MENYIKAPI HOAX

A. Respon Umat Buddha dalam Menyikapi Hoax

Maraknya hoax yang beredar dimasyarakat membuat kegelisahan

tersendiri dikalangan umat Buddha Vihara Avalokitesvara di Pondok Cabe.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan beberapa jemaat di vihara yang

pada umumnya adalah pelaku aktif dalam komunikasi virtual melalui internet.

Sebagai pelaku aktif maka perlu diketahui apakah secara umum mereka mampu

mengenali sebuah berita itu merupakan berita palsu atau tidak. Dengan

kemampuan mengenali suatu berita adalah hoax atau bukan maka tentunya

mereka memiliki keterampilan untuk menangkalnya.

Saat ini, meskipun sudah ada peraturan pemerintah yang mengatur

hukuman bagi para pelaku penyebar hoax yang diatur dalam undang-undang

republik indonesia nomor 11/2008 tentang ITE, yang terdapat dalam pasal 28 ayat

1 dan 2. Namun, tetap saja masih banyak pelaku penyebar hoax menyebarluaskan

berita fitnah dimana-mana. Seringkali berita bohong yang tersebar berujung pada

perpecahan dan perselisihan antar dua kelompok, yang salah satunya disebabkan

oleh berita yang berbau SARA dan ujaran kebencian.

Konflik berbau SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) di Indonesia

seakaan tidak pernah ada habisnya, seperti contoh yang penulis jelaskan pada bab

sebelumnya. SARA adalah berbagai pandangan dantindakan yang didasarkan

pada sentimen identitas yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan atau

Page 62: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

51

kesukuan dan golongan. Setiap tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi

dan pelecehan yang didasarkan pada identitas diri dan golongan dapat dikatakan

sebagai tindakan SARA, tindakan ini mengebiri dan melecehkan kemerdekaan

dan segala hak-hak dasar yang melekat pada manusia.53

Hoax adalah segala sesuatu baik itu perkataan atau informasi yang tidak

sesuai dengan kebenarannya. Informasi yang salah yang disampaikan oleh

seseorang dan disebarluaskan yang bertujuan untuk memperkeruh keadaan dan

membuat perpecahan di tengah masyarakat. Sang Buddha dalam khotbah nya

pernah menyampaikan, untuk meneliti terlebih dahulu suatu infomasi yang

diterima, atau mendiamkan saja jika ragu atas kebenaran informasi tersebut.

Hoax bermula dari seseorang yang mempunyai dan memiliki sifat

musavada. Musavada ialah salah satu dari pancasila Buddis yang mewajibkan

semua umatNya untuk menjauhi segala sesuatu bentuk perkataan yang berbau

dusta dan penuh dengan kebohongan. Dalam agama Buddha musavada termasuk

ajaran yang paling penting, bagaimana seharusnya umat Buddha mengamalkan

kelima pancasila tersebut dengan benar agar mencapai puncak kebahagiaan sejati

yaitu nirwana.

Untuk mencapai kebahagiaan sejati yaitu nirwana semua umat Buddha

diharuskan menjauhi sifat musavada dan tentunya mengamalkan ajaran

ehipassiko. Ajaran ehipassiko adalah ajaran yang disampaikan oleh Buddha

bagaimana merespon dan menyikapi suatu perkataan dan informasi yang diterima.

Buddha menjelaskan untuk melihat dan meneliti sendiri informasi yang diterima

53Christine Purnamasari Andu, "Efek Postingan Sara di Media Sosial Terhadap

Pertemanan", Jurnal KRITIS: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Vol. 4 No.1

(Juni 2018), hal. 2.

Page 63: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

52

agar jelas kebenarannya dan menjauhi dari membaca dan menerima informasi-

informasi yang salah.54

Hoax berbau SARA sangat banyak tersebar atau disebarkan ke media

sosial online pada masa pilkada di setiap tahunnya. Banyak orang yang

terpengaruh oleh berita hoax tersebut, sehingga muncul rasa curiga, benci,

sentimen terhadap orang yang berbeda agama, bahkan pengaruhnya terus terbawa

hingga saat ini.55Pemerintah sudah mengupayakan agar tidak terjadi lagi

perpecahan yang disebabkan oleh berbagai macam berita hoax ditengah

masyarakat. Dalam bab ini penulis akan membahas bagaimana respon jemaat

Buddha terhadap maraknya penyebaran hoax.

Maya sebagai ketua muda-mudi Vihara Avalokitesvara di Pondok Cabe

mengatakan bahwa, hoax merupakan sebagian rangkaian informasi yang memang

sengaja disesatkan dan dijual sebagai suatu kebenaran. Berita-berita hoax tersebut

dengan sengaja disebarluaskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab

yang bertujuan untuk memecah belah satu kelompok dengan kelompok lainnya.

Perpecahan tersebut bisa diatasi jikasaat menerima dan membaca suatu infromasi

terbaru agar terlebih dahulu membiasakan melakukan cross check terhadap

kebenaran informasi yang diterima.Dengan demikian tindakan tersebut bisa

mempersempit gerak pelaku para penyebara hoax.56

Seringkali informasi hoax yang tersebar, berbentuk tulisan maupun

gambar yang dikirim ke media chating seseorang. Informasi tersebut bisa berupa

konten sosial pilitik dan ataupun mengenai bencana dan berita duka, sehingga

54 Wawancara pribadi dengan Bhiksu Silaguto, 6 Oktober 2019 55Henri Septanto, "Pengaruh Hoax dan Ujaran Kebencian Sebuah Cyber Crime dengan

Teknologi Sederhana di Kehidupan Sosial Masyarakat", JurnalKalbiscentia, Vol. 5 No. 2

(Agustus 2018), hal. 158 56Wawancara pribadi dengan Maya jemaat Buddha, Januari 2019

Page 64: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

53

sangat disayangkan kenapa berita bencana bisa dijadikan bahan propaganda.

Adapun dampak dari maraknya penyebaran hoax ini ialah menimbulkan rasa

saling curiga antar elemen bangsa terutama dalam kehidupan beragama karena

dapat merusak hubungan antar umat beragama.

Juni Wati sebagai jemaat Vihara dan anggota muda-mudi mengemukakan

pendapat yang sama, menurutnya hoax ialah informasi yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Menurut Juni Wati, berita hoax yang

marak saat ini bisa dicegah dengan sikap kehati-hatian saat menerima suatu

informasi, ataupun saat menerima suatu berita terbaru hendaknya melakukan

cross check terlebih dahulu, baik itu melalui media massa atau melalui google,

dan bisa juga menanyakan langsung kepada orang yang lebih paham mengenai

informasi berita tersebut.57

Menurut Juni, suatu informasi hoax akan banyak menimbulkan dampak

negatif yang dirasakan oleh masyarakat diantaranya ialah timbulnya kecurigaan

antar elemen bangsa, perpecahan antar umat beragama serta dapat menghambat

suatu pembangunan oleh pemerintah. Hoax tersebut bisa dipersempit

penyebarannya dengan cara yang paling efektif misalnya perlu adanya kontrol

pengawasan dari pihak keluarga dan memberikan edukasi kepada masyarakat

setempat agar terhindar dari perilaku yang suka menyebar-nyebarkan hoax, dan

yangpaling penting setiap masing-masing individu bertanggungjawab

menghambat penyebaran hoax tersebut.58

Responden berikutnya ialah Nana, menurutnyahoax adalah informasi yang

tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Informasi hoax yang sering ia

57Wawancara pribadi dengan Juni Wati jemaat Buddha, Januari 2019 58Wawancara pribadi dengan Juni Wati jemaat Buddha, Januari 2019

Page 65: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

54

peroleh dan yang sering ia baca baik itu di media massa atau media sosial adalah

mengenai etnis dan kesukuanyang sering menjelaskan dan menyudutkan salah

satu pihak.

Sejauh ini sebagai salah satu pengguna media sosial ia seringkali

menerima hoax-hoax yang beredar, namun dengan demikian tidak lantas

membuatnya langsung mempercayai begitu saja berita tersebut. Di zaman yang

serba canggih ini kita dituntut untuk tidak langsung mempercayai berita yang kita

terima, diharuskan sebagai pengguna aktif untuk mencari kebenaran berita

tersebut sampai jelas itu berita fakta atau hoax.59 Dengan caratidak mudah

terprovokasi terhadap suatu berita baru, dengan begitulah otomatis kita dapat

mempersempit tersebarnya berita bohong tersebut.

Sejauh ini pemerintah selalu memberikan peringatan kepada masyarakat

tentang bahaya penyebaranhoax, dengan diterbitkannya peraturan dalam undang-

undang ITE setidaknya bagi para pelaku yang masih suka menyebar hoax akan

timbul efek jera terhadap dirinya. Banyak masyarakat yang menanggapi positif

terhadap kebijakan pemerintah tersebut, namun ada juga yang tidak terlalu peduli

dengan kebijakan tersebut buktinya sampai saat ini penyebaran hoax kian

meningkat sebanyak 771 hoax telah diidentifikasi Kementerian Komunikasi dan

Informatika (Kominfo) sepanjang Agustus 2018 hingga Februari 2019. Dari 771

total konten hoax yang telah diverifikasi dan divalidasi oleh Tim AIS Kominfo,

sebanyak 181 konten hoax terkait isu politik, berturut-turut menyusul isu

kesehatan sebanyak 126 dan isu pemerintahan sebanyak 119, lalu hoax berisikan

fitnah terhadap individu tertentu sebanyak 110, terkait kejahatan 59, isu agama 50,

59Wawancara pribadi dengan Nana jemaat Buddha, Januari 2019

Page 66: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

55

isu internasional 21, penipuan dan perdagangan masing-masing 19 konten, dan

terakhir isu pendidikan sebanyak 3 konten.60

Saat membaca atau menerima berita hoax, yang disasar itu ialah emosi.

Hoax menciptakan kondisi dimana kebenaran itu dibentuk berdasarkan emosi

seseorang. Akhirnya, banyak berita yang di-share karena judulnya sangat

provokatif, sampai bisa membuat pembacanya emosi, marah, hingga berujung

perpecahan, seperti yang terjadi di Tanjung Balai.61 Namun dengan adanya

sosialisasi yang sering ditekankan kepada jemaat Buddha khususnya teman-teman

muda-mudi vihara membuat para generasi mudamengetahui akan bahaya hoax

dan bahaya penyebarnnya.

Sama dengan Dessy Mentari, salah satu jemaat aktif di muda-mudi Vihara.

Saat ditanya responnya terhadap maraknya penyebaran hoax saat ini, ia

menuturkan jika hoax sebenarnya ialah suatu informasi yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya, meskipun demikian ia selalu berusaha

menegecek suatu informasi baru yang ia peroleh melalui media sosial dengan

mencari kebenarannya melalui internet (google).62

Veni mengatakan bahwasanya masih banyak sekali masyarakat yang tidak

mengerti atau tidak mengetahui dampak yang ditimbulkan dari maraknya

penyebaran hoax di masyarakat. Selain merusak hubungan antar sesama penganut

agama hoax juga seringkali menimbulkan permusuhan antar umat agama. Selain

60https://www.kominfo.go.id/content/detail/16922/771-hoax-berhasil-diidentifikasi-

kominfo/0/sorotan_media. Diakses 17 juli 2019. 61Wawancara pribadi dengan Nana jemaat Buddha, Januari 2019 62Wawancara pribadi dengan Dessy Mentari jemaat Buddha, Januari 2019

Page 67: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

56

itu dalam kehidupan bernegara penyebaran hoax dengan sendirinya akan merusak

elemen bangsa dan menghambat jalan nya pemerintahan yang sedang berjalan.63

Hoax yang merupakan pembodohan kepada masyarakat akan senantiasa

menyebar kemana-kemana jika kita tidak saling mengingatkan kepada orang lain

tantang bagaimana bahayanya berita hoax tersebut, begitupun sebaliknya

seharusnya saling mengingatkan akan bahaya maraknya hoax akan mempersempit

tersebatnya berita tersebut. Khususnya dalam lingkungan keluarga, seharusnya

untuk tetap saling mengingatkan agar jangan sampai ikut serta dalam penyebaran

hoax-hoax yang meresahkan masyarakat.

Masyarakat menyambut positif upaya pemerintah dalam menangani kasus

hoax, pemerintah dianggap bekerja cepat dengan langsung menindak lanjuti para

pelaku yang sengaja menyebar hoax ditengah masyarakat. Para pelaku yang tidak

jera dalam membuat akun serta menyebarkan berita bohong dimana-mana akan

segera berurusan dengan pihak berwajib, karena berita-berita tersebut sudah

sangatmengganggu ketentraman semua pihak.

B. Peran dan Harapan Jemaat Agar Tidak Maraknya Penyebaran Hoax

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan,

berartimanusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun

mempunyaiharapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan

tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan

kemampuanmasing-masing. Harapan berasal dari kata “harap” yang berarti

63 Wawancara pribadi dengan Veni jemaat Buddha, Januari 2019

Page 68: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

57

keinginan supayasesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan

dapat terjadi.64

Harapan agar tidak ada lagi parapelaku penyebar hoax yang berada di

Indonesia, menjadi dambaan serta keinginan semua masyarakat khususnya jemaat

Buddha Vihara Avalokitervara di Pondok Cabe. Dengan demikian, akan

terwujudnya Indonesia yang damai dan makmur meskipun hal tersebut sangat

membutuhkan kerja sama antara masyarakat dan pemerintah dalam memberantas

berita-berita bohong tersebut.

Beberapa responden penulis temukan menuai beberapa harapanyang

mereka harapkan untuk selanjutnya yang mengenai kehidupan yang aman di

Indonesia.Harapan salah satu dari umat BuddhayaituAdhelia, harapan kedepannya

agar ia pribadi dan juga pihak lain lebih bijak dalam menggunakan media sosial

dan lebih bijak dalam mengomentari sesuatu informasi yang belum jelas

kebenarannya, diharapkan semua pihak bekerja sama dalam memberantas

penyebaran hoax dan mempersempit gerak para pelaku penyebar hoax. Selain

harapan tentunya kita dituntut berperan aktif dalam memberantas penyebaran

hoax, kedepannya diharuskan lebih hati-hati dalam menggunakan media sosial

terutama dalam mengomentari atau membagikan sesuatu hal informasi yang

belum tentu kebenarannya.

Harapan pertama disampaikan langsung oleh Bhiksu Silagutto, sebagai

seorang Bhiksu dan seorang pemimpin dalam vihara, untuk itu ia selalu

menghimbau kepada para jemaat khususnya yang berada dilingkungan vihara

untuk tidak mudah terprovokasi terhadap suatu berita yang salah dan yang akan

64 KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Page 69: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

58

berdampak buruk dikemudiaan hari, dan untuk itu juga berharap apa yang

diajarkan oleh Sang Buddha untuk diamalkan dan jangan mudah terpancing

terhadap isu-isu yang belum tentu kebenarannya.apa yang telah diajararkan oleh

Sang Buddha wajib untuk ditaati seperti menjauhi sifat-sifat musavada dan selalu

berusaha mengamalkan sifat samavaca dan mengamalkan ajaran ehipassiko saat

menerima suatu informasi dari seseorang yang dikenal maupun yang tidak

dikenal, baik didunia nyata maupun dunia maya.

Harapan pun muncul dari Veren Putri sebagai anggota aktif muda-mudi

vihara, ia berharap kepada semua orang untuk lebih mawas diri dan berhati-hati

dalam menerima suatu informasi baik yang telah terbukti kebenarannya maupun

yang belum terbukti. Karena para pelau penyebar hoax memiliki berbagai macam

cara bagaimana agar berita yang ia sebarkan menjangkau luas para pengguna

media sosialdan agar kedepannya kita sebagai umat beragama dan warga negara

lebih berhati-hati terhadap maraknya berita palsu karena hanya akan membawa

perpecahan antar umat beragama.Kita dituntut untuk sama-sama berperan aktif

dalam memberantas penyebaran hoax ini, misalkan mengedukasi diri sendiri dan

teman-teman serta keluarga terdekat untuk tidak terlalu cepat menerima kebenaran

suatu informasi.

Salah satu jemaat Buddha vihara Avalokitesvara, Shella,menurutnya

beberapa tahun belakangan memang sangat maraknya penyebaran hoax di

Indonesia terutama mengenai isu agama dan politik, namun sebagai umat

beragama ia menyikapinya tentu dengan sikap yang penuh dengan kewaspadaan

dan kehati-hatian, tentunya sesuai dengan ajaran Buddha ia berusaha meneliti

suatu kebenaran informasi yang datang dan mengambil sikap dengan sewajarnya.

Page 70: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

59

Dan ia berharap agar tidak terjadi lagi penyebaranhoax-hoax untuk kedepannya,

agar tidak terjadi lagi adanya perpecahan akibat salah informasi dan saling hujat

menghujat antar sesama. Meskipun pemerintah telah menugaskan Kementerian

Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk memblokir sejumlah web

dan situs informasi hoax namun tetap saja itu belum membuat efek jera terhadap

para pelaku penyebarnya.

Maya ketua muda-mudi vihara bersuara, harapan kedepannya pemerintah

harus lebih memperhatikan kemajuan tegnologi saat ini, dan harapannya dapat

membuat dialog bersama dengan antar pemeluk agama lain, jika antar umat

agama saling bertemu dan berdialog bersama menurut beliau kita semua akan

hidup rukun dan aman sejahtera. Karena dengan diadakannya dialog satu di antara

yang lain akan dapat memahami suatu ajarannya masing-masing dan bisa saling

untuk menghargai bukan untuk saling menjatuhkan. Hidup di negara Indonesia ini

beraneka ragam macamnya, salah satunya agama, maka dari itu kita harus saling

menghargai untuk menuju kehidupan yang lebih baik dan tentunya akan hidup

rukun antar sesama warga negara Indonesia.

Sepertinya sangat penting untuk pemerintah dan pemuka agama serta

masyarakat untuk melakukan dialog bersama, serta berkumpul untuk mengadakan

suatu agenda yang akan mensosialisasikan dampak yang akan ditimbulkan dari

maraknya penyebara hoax saat ini.Karena selama ini sebagian besar para warga

Indonesia tidak mengetahui akibat dari maraknya hoax, padahal sudah banyak

perpecahan yang terjadi akibat hoax yang merajalela saat ini. Dengan diadakannya

pertemuan dan dialog antar pemuka agama serta para masyarakat, maka

diharapkan akan menimbulkan rasa persaudaraan dan persatuan sesama Warga

Page 71: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

60

Negara Indonesia.Serta tidak ada lagi berita-berita negatif dari masyarakat untuk

membuat dan menyebarkan hoax, karena masyarakat pun ingin hiduptenang di

mana mereka bertempat tinggal.

Disisi lain ada harapan dari Paula ia menyikapi hal tersebut dengan tenang

dan tidak terbawa emosi, kedepannya ia berharap agar masing-masing orang

untuk tidak mudah terpengaruh saat menerima suatu informasi. Ia mengatakan

pemerintah untuk segera memberi hukuman yang setimpal terhadap para pelaku

penyebar hoax yang sudah seringkali membuat kegaduhan ditengah masyarakat

dan jangan ada lagi hambatan untukmenindaklanjuti masalah tersebut.

Sama dengan Nana saat ditanya harapannya agar tidak maraknya

penyebaran hoax, ia berharap agar pemerintah khususnya pada pemerintahan

Jokowi pada saat ini memberantas oknum-oknum yang terlibat dalam penyebaran

berita hoax yang membuat kegaduhan ditengah masyarakat. Dengan maraknya

penyebaran hoax beberapa tahun belakangan ini terutama di Indonesia sendiri,

kita harus berhati-hati dalam menyebarkan dan mengomentari suatu informasi

terbaru. Selain lebih berhati-hati juga diharuskan mengedukasi diri sendiri dan

orang terdekat agar jangan mudah terprovokasi terhadap suatu informasi. Harapan

kedepannya agar ada efek jera terhadap orang-orang yang telah dan yang akan

menyebarkan hoax karena telah diberlakukannya undang-undang ITE di

Indonesia.

Dessy pun sangat mengharapkan sebuah realisasi yang real dari

pemerintahuntuk segera memberantas situs-situs yang dibuat oleh para pelaku

penyebar hoax, harus ada efek jera untuk mereka yang dengan sengaja berusaha

memecah belah bangsa ini dengan berbagai macam kebohongan yang mereka

Page 72: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

61

perbuat. Saat ini peran yang bisa ia lakukan adalah mengedukasi diri sendiri dan

orang terdekat agar jangan terlalu ikut menyebarkan hoax-hoax dimasyarakat dan

ia berharap agar tidak ada lagi perpecahan, permusuhan serta diskriminasi yang

terjadi akibat hoax-hoax yang beredar selama ini.

Yuri Praja menambahkan,menurutnya menyikapi suatu informasi baru

baik itu telah terbukti salah atau benarnya pribadi kita masing-masing harus tetap

bisa mengontrol emosi jangan sampai membuat kegaduhan dan menimbulkan

penyesalan dikemudian hari. Ia berharap untuk masing-masing pihak

bertanggungjawab dalam menyebar luaskan suatu berita dan bertanggungjawab

terhadap pihak yang dirugikan, serta ikut mengedukasi keluarga dan masyarakat

setempat untuk mau bersama-sama memberantas penyebaran hoax.

Juni Wati mengatakan bahwa sebenarnya ia pribadi geram dengan

berbagai pemberitaan di media massa yang hampir setiap harinya selalu ada berita

hoax dan ujaran kebencian. Harapankedepannya agar masyarakat lebih bisa

mengontrol emosi untuk tidak mudah menyebarkan suatu berita dan bisa memilah

berita yang benar dan yang salah.

Page 73: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sila pertama kali diajarkan oleh Buddha kepada lima orang pertapa di

Taman Rusa Isipatana, dalam khotbahnya Sang Buddha menyampaikan tentang

jalan menuju lenyapnya dukkha yang dinamakan kesunyataan mulia yang terbagi

dalam empat jalan. Empat kebenaran ialah jalan kebenaran mutlak yang berlaku

bagi siapapun. Empat kebenaran tersebut yaitu, kebenaran tentang adanya dukkha,

kebenaran tentang sebab dukkha, kebenaran tentang lenyapnya dukkha, dan

kebenaran tentang jalan berunsur delapan menuju akhir dukkha.

Cara melenyapkan dukkha adalah dengan mempraktikan jalan mulia

berunsur delapan. Delapan faktor jalan tersebut salah satunya ialah kelompok

disiplin moral (silakkhandha) yang terdiri dari ucapan benar, perbuatan benar dan

pencaharian benar.Salah satu jalan melenyapkan dukkha dikenal dengan istilah

sammavaca yaitu ucapan benar, maksudnya ialah selalu berusaha berucap dengan

benar dan menjauhi sifat tercela seperti musavada atau berkata bohong.

Musavada ialah suatu perbuatan yang sama halnya dengan hoaxyang

merupakan istilah lain dalam penyebaran suatu berita palsu.Sang Buddha

mengajarkan kepada semua umatnya untuk selalu menghindari dari perbuatan

yang melanggar sila, misalnya berbohong.

Jemaat Buddha Vihara Avalokitesvara di Pondok Cabe merespon tentang

maraknya berita bohong yang beredar luas saat ini. Menyikapi penyebaran hoax

tersebut para penganut Buddha memilih untuk melakukan cross-checkterhadap

Page 74: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

63

suatu berita terlebih dahulu untuk mengetahui apakah berita tersebut benar atau

tidak. Seringkali masyarakat menyebarkan suatu berita tanpa jelas kebenaran

informasi tersebut dan dapat menimbulkan perpecahan antar sesama masyarakat.

Meskipun demikian, tidak semua masyarakat beranggapan bahwa informasi yang

baru diterima merupakan informasi palsu, ada juga beberapa jemaat Buddha yang

memilih menambah atau mengganti informasi yang diperoleh menjadi informasi

baru, ataupun beberapa ada yang langsung mengahapus berita tersebut tanpa

terlebih dahulu membaca informasi tersebut.

Dengan adanya peraturan pemerintah mengenai hukuman bagi para pelaku

penyebar hoax diharapkan dapat mempersempit gerak bagi para pelaku dan

memberikan efek jera terhadap pelaku yang masih suka menyebarkan informasi

hoax terutama yang berbau isu SARA.

Penuh harapan dari para jemaat kepada pemerintah untuk segara

memberikan efek jera dan hukuman setimpal kepada para pelaku penyebar hoax

dan oknum-oknum yang terlibat dengan sebenar-benarnya. Mengadakan

pertemuan atau dialog bersama untuk pemuka-pemuka agama yang dilakukan

secara rutin, serta tidak ada lagi perbedaan dan diskriminasi terhadap penganut

agama lain dan dilakukannya perlakuan yang setara di antara warga negara

lainnya. Dengan ini akan menimbulkan kehidupan yang sejahtera dan damai bagi

seluruh rakyat Indonesia.

B. Saran

Tidak dapat dihindari bahwa sebuah karya akan luput dri kesalahan dan

kekurangan. Begitu juga dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa

masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan serta kekeliruan, oleh sebab itu

Page 75: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

64

sumbangan saran dan kritik adalah sebuah keniscayaan demi istilah

kesempurnaan. Meskipun demikian, tujuan melengkapi penelitian-penelitian

terdahulu adalah harapan dari penulis ke depan. Harapan itu semoga dapat

ditemukan dalam skripsi ini.

Page 76: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

65

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhalim, Mohd. Skripsi, Etika Dalam Konghucu dan Buddha. Riau: UIN

Riau, 2011.

Abhijato, AcharnSuchart. Kenikmatan Inderawi Adalah Menyakitkan

Abdullah Taufik (Ed), Sejarah dan Masyarakat. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987

Adhiarso, Dendy Suseno, dkk. “Pemberitaan Hoax di Media Online Ditinjau dari

Konstruksi Berita dan Respon Netizen”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 15

No. 3 (September-Desember 2017).

Afrizal. Metodologi Penelitian Kualitatif.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2015.

Alfan, Muhammad. Filsafat Etika Islam. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011

Bahri, Media Zainul. Wajah Studi Agama-Agama Dari Era Teosofi Indonesia

(1901-1940) Hingga Masa Reformasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2015.

Bertenz.Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007.

Bhikkhu Bodhi, Jalan Kebahagiaan Sejati, Bandung: Karaniya, 2006.

Christine Purnamasari Andu. "Efek Postingan Sara di Media Sosial Terhadap

Pertemanan", Jurnal KRITIS:Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Hasanuddin, Vol. 4 No.1 (Juni 2018).

Chazami,Adami Ferdian, Ardi.Tindak Pidana Informasi dan Transaksi

Elektronik.Malang:Media Nusa Creatif, 2015.

Connoly, Peter. Aneka Pendekatan Studi Agama, terj. Imam Khoiri. Yogjakarta:

LkiS Yogjakarta, 2009.

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Heryanto, Gun Gun dkk.Melawan Hoax di Media Sosial dan Media

Massa.Yogjakarta: ASKOPIS PRESS, 2017.

Imrom, Ali. Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia.Yogjakarta: Ircisod,

2015.

Majelis Buddhayana Indonesia, Kebahagiaan dalam Dhamma. Jakarta, 1980.

Maman, dkk, Metodologi Penelitian Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2006

Mochtar Sesari Agni, “Vihara dan Pluralisme Pada Masa Jawa Kuna Abad VIII

XI Masehi”, Jurnal Berkala Arkeologi, Vol. 35 No. 2 (November 2015).

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014.

Maulana, Luthfi. Kitab Suci dan Hoax: Pandangan Alquran Dalam Menyikapi

Berita Bohong.Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya, Vol. 2 No. 2,

2017.

Nasicha, Dina Makna Tabayun dalam Al-Quran (Semarang: Skripsi UIN

Semarang, 2016.

Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: Raja Grafindo,

2012.

Okawa, Ryuho. Hakikat Ajaran Buddha. Yogjakarta: Saujana, 2004.

Panunggal, Ilham, Peran Kepolisian Dalam Penyidikan Tindak Pidana

Penyebaran Berita Bohong (Hoax) Lampung: Skripsi Universitas

Lampung, 2018.

Page 77: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

66

Rahadi, Dedi Rianto. Perilaku Pengguna dan Informasi Hoax di Media Sosial,

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 5 No. 1, 2017.

Rashid, Teja Sila dan Vinaya. Jakarta: Buddhis Bodhi, 1997.

Septanto, Henri. “Pengaruh Hoax dan Ujaran Kebencian Sebuah Cyber Crime

Dengan Teknologi Sederhana di Kehidupan Sosial Masyarakat”, Jurnal

Informatika, Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis,Vol. 5 No. 2 (Agustus

2018).

Siswako, Hari Kurniawan. Kebijakan Pemerintah Menangkal Penyebaran Berita

Palsu atau Hoax, Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni, Vol. 1

No. 1, 2017.

Surya, Ronald 5 Aturan Moralitas Buddhis. Yogjakarta: Vidyasena Production,

2009.

Sutantohadi, Alief, Wakhidah, Rokhimatul. Bahaya Berita Hoax dan Ujaran

Kebencian Pada Media Sosial Terhadap Toleransi Bermasyarakat,

Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 1 No. 1, 2017.

Suyanto, Totok, dkk, “Persepsi mahasiswa terhadap kemunculan berita bohong di

media sosial”, Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, Vol. 15

No. 1. 2018.

Syaifullah, Ilham. Skripsi, Fenomena Hoax di Media Sosial dalam Pandangan

Hermeneutika. Surabaya: UIN Surabaya, 2018.

Wijayamukti, Wacana Buddha Dharma

Yandi Wijaya, Willy. Ucapan Benar, Yogyakarta: Vidyāsenā Production, 2010

Sumber Internet atau berita online

Fabian Januarius KuwadoArtikel "Penolakan Biksu di Legok Dinilai

karenaWargaSalah Paham soal

SimbolAgama"https://nasional.kompas.com/read/2018/02/13/13384531/pe

nolakan-biksu-di-legok-dinilai-karena-warga-salah-paham-soal-simbol-

agama?page=all. Di akses September 2018.

Bhagavant, Cara Mengatasi Hoax Dengan 2 Ajaran Dari Agama Buddha Ini,

(https://berita.bhagavant.com/2017/01/23/cara-mengatasi-hoax-dengan-2-

ajaran-dari-agama-buddha-ini.html, diakses Kamis, 13 September 2018).

Destrianita,salah paham, 7 tempat ibadah terbakar di tanjung balai dua wihara

dan lima kelenteng yang terletak di tanjung balai, medan, sumatera utara,

dibakar massa, (https://nasional.tempo.co/read/791846/salah-paham-7-

tempat-ibadah-terbakar-di-tanjung-balai/full&view=ok, diakses Kamis, 13

september 2018)

Sumantri,"Pengusiran Biksu di Kabupaten Tangerang Hanya Salah Paham"

(http://mediaindonesia.com/read/detail/144804-pengusiran-biksu-di-

kabupaten-tangerang-hanya-salah-paham, diakses Rabu, 15 agustus 2018.

https://www.voaindonesia.com/a/beritahoaksancamanseriuspersatuanbangsamema

sukitahunpolitik/4553726.html.Diakses 9 juli 2019.

https://www.kominfo.go.id/content/detail/16922/771-hoax-berhasil-diidentifikasi-

kominfo/0/sorotan_media. Diakses 17 juli 2019.

Page 78: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

67

Wawancara

Wawancara pribadi dengan Bhiksuni Santi dan beliau adalah bhiksuni di Vihara

Avalokitesvara Pondok cabe, Agustus 2018

Wawancara pribadi dengan Bhiksu Silagutto

Wawancara dengan Maya, beliau adalah ketua Muda-mudi vihara, Januari 2019

Wawancara pribadi dengan Juni Wati jemaat Buddha, Januari 2019

Wawancara pribadi dengan Nana jemaat Buddha, Januari 2019

Wawancara pribadi dengan Dessy Mentari jemaat Buddha, Januari 2019

Wawancara pribadi dengan Veni jemaat Buddha, Januari 2019

Wawancara dengan Yuri Praja jemaat Buddha, Januari 2019

Wawancara dengan Paula jemaat Buddha, Januari 2019

Page 79: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

68

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 80: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

69

LAMPIRAN I

SURAT KETERANGAN UJIAN PRPOSAL SKRIPSI

Page 81: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

70

LAMPIRAN II

NILAI UJIAN PROPOSAL SKRIPSI

Page 82: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

71

LAMPIRAN III

NILAI KOMPRE

Page 83: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

72

LAMPIRAN IV

SURAT PENELITIAN SKRIPSI

Page 84: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

73

LAMPIRAN V

SURAT KETERANGAN WAWANCARA

Page 85: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

74

Page 86: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

75

Page 87: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

76

Page 88: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

77

Page 89: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

78

Page 90: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

79

Page 91: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

80

Page 92: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

81

Page 93: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

82

LAMPIRAN VI

PERTANYAAN WAWANCARA

1. Apakah anda pengguna media sosial, apa saja?

2. Menurut anda media sosial itu penting atau tidak, serta apa tujuan anda

menggunakan media sosial?

3. Apakah yang anda lakukan pada saat menerima suatu informasi, dan

bagaimana anda mengecek atau mengklarifikasi informasi yang diperoleh

tersebut benar atau salah?

4. Menurut anda apa itu “hoax” dan apa saja informasi hoax yang pernah anda

peroleh dalam bentuk apa dan berupa content apa?

5. Menurut anda sejauh mana dampak informasi hoax terhadap kehidupan

berbangsa, bernegara dan beragama?

6. Menurut anda cara yang paling efektif untuk menghambat penyebaran

informasi hoax, dan siapa yang bertanggung jawab menghambat suatu

penyebaran informasi hoax?

7. Jika berita hoax menerpa anda atau keluarga anda, bagaimana anda

menyikapi berita tersebut?

8. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang ehipassiko?

9. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang sammavaca dan

musavada?

10. Bagaimana peran anda dalam menyikapi hoaxdan harapan apa yang anda

harapkan agar tidak maraknya penyebaran hoax?

Page 94: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

83

LAMPIRAN VII

HASIL WAWANCARA

Wawancara dengan Bhiksu Silagutto

1. Apa pendapat Bhiksu mengenai berita bohong (hoax)?

Hoax adalah segala sesuatu baik itu perkataan atau informasi yang tidak

sesuai dengan kebenarannya. Informasi yang salah yang disampaikan

oleh seseorang dan disebarluaskan yang bertujuan untuk memperkeruh

keadaan dan membuat perpecahan di tengah masyarakat.

2. Apakah Sang Buddha mengajarkan bagaimana cara menghindari hoax?

Sang Buddha dalam khotbah nya pernah menyampaikan, untuk meneliti

terlebih dahulu suatu infomasi yang diterima, atau mendiamkan saja jika ragu

atas kebenaran informasi yang diterima.

3. Menurut Bhiksu musavada adalah? Terdapat didalam kitab apa?

Musavada ialah salah satu dari pancasila Buddis yang mewajibkan semua

umatNya untuk menjauhi segala sesuatu bentuk perkataan yang berbau dusta

dan penuh dengan kebohongan. Dalam agama Buddha musavada termasuk

ajaran yang paling penting, bagaimana seharusnya umat Buddha

mengamalkan kelima pancasila tersebut dengan benar agar mencapai puncak

kebahagiaan sejati yaitu nirwana.

4. Jelaskan pendapat Bhiksu mengenai ajaran Ehipassiko?

Ehipassiko adalah ajaran yang disampaikan oleh Buddha bagaimana

merespon dan menyikapi suatu perkataan dan informasi yang diterima.

Buddha menjelaskan untuk melihat dan meneliti sendiri informasi yang

diterima agar jelas kebenarannya dan menjauhi dari membaca dan menerima

informasi-informasi yang salah.

5. Apakah harapan serta peran yang Bhiksu lakukan dalam memberantas

penyebaran hoax yang berhubungan dengan agama tertentu?

Sebagai Bhiksu dan seorang pemimpin dalam vihara, untuk itu saya selalu

menghimbau kepada para jemaat saya untuk tidak mudah terprovokasi

terhadap suatu berita yang salah dan akan berdampak buruk dikemudiaan

hari, dan untuk itu saya juga berharap apa yang diajarkan oleh Sang Buddha

Page 95: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

84

untuk diamalkan dan jangan mudah terpancing terhadap isu-isu yang belum

tentu kebenarannya.

Wawancara dengan Maya

1. Apakah anda pengguna media sosial, apa saja?

Iya. Hampir semua media sosial favorit.

2. Menurut anda media sosial itu penting atau tidak, serta apa tujuan anda

menggunakan media sosial?

Iya sangat penting. Alasannya karena media sosial membuat kita semakin

mengetahui hal-hal lain. Media sosial juga dapat mempermudah kita

berkomunikasi dengan rekan dan keluarga yang berjauhan. Tujuan saya

menggunakan media sosial adalah untuk mempermudah saya dalam

berkomuniasi, sebagai media hiburan serta mempermudah membangun

komunitas.

3. Apakah yang anda lakukan pada saat menerima suatu informasi, dan

bagaimana anda mengecek atau mengklarifikasi informasi yang diperoleh

tersebut benar atau salah?

Biasanya terlebih dahulu saya melakukan cross check terhadap kebenaran

informasi yang diterima, cara saya mengetahui informasi itu benar atau

salahnya biasanya saya mencari di media massa dan menanyakan kepada

orang yang lebih paham mengenai informasi tersebut.

4. Menurut anda apa itu “hoax” dan informasi hoax yang pernah anda peroleh

dalam bentuk apa dan berupa content apa?

Menurut saya hoax merupakan sebagian rangkaian informasi yang memang

sengaja disesatkan, namun dijual sebagai kebenaran. Saya pernah menerima

informasi hoax dalam bentuk tulisan yang dikirim ke media chating saya

kadang berupa konten sosial politik dan mengenai bencana dan berita duka.

Makanya saya terkadang suka heran kok bisa-bisanya bencana dijadikan

bahan propaganda dan lain-lainnya.

5. Menurut anda sejauh mana dampak informasi hoax terhadap kehidupan

berbangsa, bernegara dan beragama?

Dampak yang paling saya rasakan dari menyebarnya hoax ini adalah

menimbulkan saling kecurigaan antar elemen bangsa terutama dalam

kehidupan beragama karena dapat merusak hubungan antar umat beragama.

6. Menurut anda cara yang paling efektif untuk menghambat penyebaran

informasi hoax, dan siapa yang bertanggung jawab menghambat suatu

penyebaran informasi hoax?

Menurut saya salah satu caranya ialah melakukan klarifikasi terlebih dahulu

dan juga memberikan edukasi kepada masyarakat karena tidak semua

masyarakat memahami apakah suatu berita itu benar atau salah. Diri kita

sendiri, kita lah yang bisa merubah hal kecil menjadi besar, kita lah yang

Page 96: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

85

memegang semua kendali. Menurut saya jika semua orang menyadari dan

menerapkan ke pribadi masing-masing bahwa jika ada suatu berita harus

teliti terlebih dahulu mungkin tidak akan ada lagi perpecahan antar umat

beragama.

7. Jika berita hoax menerpa anda atau keluarga anda, bagaimana anda

menyikapi berita tersebut?

Mungkin saya marah, namanya juga manusia biasa siapa pun kalau di fitnah

mungkin akan bersikap yang sama dengan saya, apalagi itu menyangkut

keluarga saya. Tapi sebagai manusia biasa saya tetap harus meluruskan

informasi tersebut, mungkin caranya dengan mengklarifikasi lewat media

sosial.

8. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang ehipassiko?

Ajakan atau undangan kepada semua orang untuk datang dan melihat

langsung dan melakukan verifikasi terhadap suatu hal untuk mendapatkan

bukti secara langsung, itulah yang di ajarkan oleh Sri Buddha. Jadi, pada

hakekatnya Ehipassiko diajarkan memang bertujuan untuk “Menguji

kebenaran suatu ajaran dengan cara mendengarkan, merenungkan,

memahami dan membuktikan sendiri kebenarannya”, sehingga dengan cara

yang demikian dapat menimbulkan kebijaksanaan dan keyakinan yang

terbebas dari cengkeraman rasa takut, terbebas dari keragu-raguan, terbebas

dari kekotoran dan kebodohan batin serta terbebas dari berpandangan keliru

terhadap suatu ‘Ajaran Kebenaran’ sebagaimana adanya.

9. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang sammavaca dan

musavada?

Sammavaca adalah Ucapan benar. Seseorang dikatakan berkata atau berucap

dengan benar jika ia tidak berbohong, tidak menipu, tidak memfitnah, tidak

omong kosong, tidak membicarakan kejelekan orang lain dan tidak bicara

yang dapat menyakitkan hati orang dan juga jika ia memiliki fikiran yang

bersih dari kebencian, keserakahan dan irihati. Karena itu supaya kita dapat

berkata benar, kita harus membersihkan fikiran dari sifat lobha, dosa, issa

dan moha.

Mussavada adalah Musavada terdiri dari kata musa dan vada. Kata musa

berarti sesuatu yang tidak benar dan vada berarti ucapan. Jadi secara harfiah

kata musavada berarti mengucapkan sesuatu yang merupakan suatu

kebohongan. Ucapan dikatakan dusta dan bohong apabila faktor yang

mendasari terpenuhi, yaitu: sesuatu atau hal yang tidak benar, mempunyai

kehendak pikiran untuk berdusta (visamvadanacittam), berusaha berdusta,

orang lain mempercayai kata-katanya, ucapan yang dapat menimbulkan

pertikaian, pertengkaran, perpecahan diantara pihak-pihak yang dahulunya

terjalin dalam kerukunan, kesatuan.

10. Bagaimana peran anda dalam menyikapi hoaxdan harapan apa yang anda

harapkan agar tidak maraknya penyebaran hoax?

Saya pribadi diajarkan untuk selalu berfikir positif untuk segala hal

Dan terutama dalam ajaran buddha juga dikenal istilah ehipassiko untuk

datang dan membuktikan sendiri kebenaran suatu informasi apakah benar

atau salah. Jika seandainya itu berita benar dan bermanfaat tentu saya akan

membagikannnya keteman-teman dan keluarga saya. Dan jika seandainya itu

Page 97: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

86

berita salah atau bohong saya cukup mengetahui itu bukan berita yang

bermanfaat dan mendiamkannya.

Harapan saya agar di era digital ini masyarakat Indonesia khususnya umat

beragama di negara ini agar lebih bijak dalam bersosial media, dan lebih

bijak dalam menyebar suatu informasi. Dan lebih memikirkan apa dampak

dari informasi bohong yang kita bagikan. Dan tentunya harapan saya agar

tidak ada lagi hoax-hoax yang membuat antar umat beragama saling

membenci dan saling terpecah belah.

Wawancara dengan Shella

1. Apakah anda pengguna media sosial, apa saja?

Iyaa. Aplikasi chating WA dan Line, dan fb ig dan juga twitter

2. Menurut anda media sosial itu penting atau tidak, serta apa tujuan anda

menggunakan media sosial?

Iya sangat penting. Alasannya saya dapat mengetahui berbagai informasi

yang beredar di media sosial, sehingga saya dapat dengan mudah menerima

suatu informasi terbaru. Serta tujuan saya menggunakan media sosial adalah

sebagai alat mempermudah komunikasi dengan semua orang.

3. Apakah yang anda lakukan pada saat menerima suatu informasi, dan

bagaimana anda mengecek atau mengklarifikasi informasi yang diperoleh

tersebut benar atau salah?

Biasanya ketika saya menerima suatu informasi saya selalu menambahkan

atau mengganti informasi tersebut menjadi informasi yang lebih baru,

tentunya itu adalah informasi yang kebenarannya telah saya telusuri terlebih

dahulu melalui media google.

4. Menurut anda apa itu “hoax” dan apa saja informasi hoax yang pernah anda

peroleh dalam bentuk apa dan berupa content apa?

Menurut saya hoax adalah informasi yang tidak dapat dipertanggung-

jawabkan kebenarannya, karena sumber dan informasinya tidak tau bersal

dari mana. Saya pernah menerima hoax melalui pesan group WA seringkali

informasi tersebut menyinggung masalah agama. Bagaimana saya tau itu

hoax atau tidak, tentunya saya teliti terlebih dahulu sumber dan asal-usul

beritanya.

5. Menurut anda sejauh mana dampak informasi hoax terhadap kehidupan

berbangsa, bernegara dan beragama?

Page 98: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

87

Terhadap kehidupan bernegara dampak informasi hoax salah satunya ialah

adanya intimidasi dari pihak tertentu, dan tentunya ini akan merugikan salah

satu pihak dan menguntungkan bagi pihak lainnya. Sedangkan, bagi

kehidupan beragama informasi hoax ini tentunya akan menimbulkan

permusuhan antar umat beragama dan akan mengakibatkan perselisihan yang

panjang antar sesama pemeluk agama.

6. Menurut anda cara yang paling efektif untuk menghambat penyebaran

informasi hoax, dan siapa yang bertanggung jawab menghambat suatu

penyebaran informasi hoax?

Melakukan klarifikasi terlebih dahulu dan yang bertanggung jawab

menghambat penyebaran informasi hoax adalah pribadi kita masing-masing.

7. Jika berita hoax menerpa anda atau keluarga anda, bagaimana anda

menyikapi berita tersebut?

Mencari asal-usul sumber berita dan menyelesaikannya secara musyawarah.

8. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang ehipassiko?

Ehipassiko adalah salah satu ajaran penting dalam ajaran Agama Buddha

tentang datang dan lihat langsung kejadian tersebut. Maksudnya adalah

apapun suatu keadaan atau suatu informasi harus di teliti langsung oleh kita

sendiri, sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan di waktu kedepannya.

9. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang sammavaca dan

musavada?

Samma vaca adalah salah satu unsur dari delapan jalan kebenaran untuk

menghentikan dukkha, yaitu ucapan benar. Ucapan benar yang dimaksud

disini ialah ucapan yang tidak mengandung didalamnya suatu kebohongan

dan kebencian. Ucapan benar adalah mengatakan apa yang sebenarnya

terjadi.

Musavada adalah berkatang bohong. Menurut ajaran Buddha seorang

dilarang berbohong dan harus mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.

10. Bagaimana peran anda dalam menyikapi hoax dan harapan apa yang anda

harapkan agar tidak maraknya penyebaran hoax?

Beberapa tahun belakangan memang sangat maraknya hoax di Indonesia

terutama mengenai isu agama dan politik, namun sebagai umat beragama

Page 99: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

88

saya menyikapinya tentu dengan sikap yang penuh dengan kewaspadaan dan

kehati-hatian, sikap saya tentunya sesuai dengan ajaran Buddha saya

berusaha meneliti suatu kebenaran informasi yang datang dan mengambil

sikap dengan sewajarnya. Dan harapan saya agar tidak terjadi lagi hoax-hoax

untuk kedepannya, agar tidak terjadi lagi adanya perpecahan akibat salah

informasi dan saling hujat menghujat antar sesama.

Wawancara dengan Veren Putri

1. Apakah anda pengguna media sosial, apa saja?

Iyaa. Aplikasi chating WA dan Line, dan fb ig dan juga twitter

2. Menurut anda media sosial itu penting atau tidak, serta apa tujuan anda

menggunakan media sosial?

Iya, sangat penting. Alasannya karena dari media sosial kita dapat menerima

informasi penting dan dapat digunakan sebagai sarana hiburan disela-sela

waktu kosong. Tujuannya sebagai media komunikasi.

3. Apakah yang anda lakukan pada saat menerima suatu informasi, dan

bagaimana cara anda mengecek atau mengklarifikasi informasi yang

diperoleh tersebut benar atau salah?

Pertama tentu saya membacanya sampai selesai, sesudahnya saya akan

melakukan cross check terhadap kebenaran informasi tersebut apakah benar

atau tidak. Cara saya mengetahui informasi itu benar atau salah biasanya

saya mencari tahu lewat google, saya akan mencari kebenaran berita tersebut

terlebih dahulu.

4. Menurut anda apa itu “hoax” dan apa saja informasi hoax yang pernah anda

peroleh dalam bentuk apa dan berupa content apa?

Menurut saya hoax merupakan sebagian rangkaian informasi yang memang

sengaja disesatkan, namun “dijual” sebagai sebuah kebenaran kepada

khalayak ramai. Saya sering mendapatkan suatu informasi hoax dalam

bentuk tulisan berupa narasi mengenai sosial politik. Itu sangat sering saya

jumpai di laman sosial media saya dan sering juga menerimanya dalam akun

pesan WA saya.

5. Menurut anda sejauh mana dampak informasi hoax terhadap kehidupan

berbangsa, bernegara dan beragama?

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hoax dapat memecah belah antar

warga bangsa dan negara, dalam kehidupan beragama hoax dapat dengan

mudah memecah kehidupan rukun antar umat beragama. Mulanya suatu

umat beragama yang damai akan terjadi terpecah belah karena informasi

hoax tersebut.

Page 100: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

89

6. Menurut anda cara yang paling efektif untuk menghambat penyebaran

informasi hoax, dan siapa yang bertanggung jawab menghambat suatu

penyebaran informasi hoax?

Diacuhkan saja. Pribadi masing-masing, karena kita memberantas

penyebaran hoax tersebut dimulai dari kita sendiri.

7. Jika berita hoax menerpa anda atau keluarga anda, bagaimana anda

menyikapi berita tersebut?

Diamkan dan diacuhkan saja

8. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang ehipassiko?

Ajaran ini selalu saya terapkan dalam diri saya. Ehipassiko merupakan ajaran

Buddha tentang bagaimana menyikapi suatu berita. Kita disuruh melihat dan

meneliti dengan mata sendiri. Baik itu mengenai berita salah atau benar kita

tetap harus dianjurkan meneliti sendiri.

9. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang samma vaca

dan musavada?

Sammavaca adalah ucapan benar. Seseorang dikatakan berkata atau berucap

dengan benar jika ia tidak berbohong, tidak menipu, tidak memfitnah, tidak

omong kosong, tidak membicarakan kejelekan orang lain dan tidak bicara

yang dapat menyakitkan hati orang.

Mussavada adalah Musavada terdiri dari kata musa dan vada. Kata musa

berarti sesuatu yang tidak benar dan vada berarti ucapan. Jadi secara harfiah

kata musavada berarti mengucapkan sesuatu yang merupakan suatu

kebohongan.

10. Bagaimana peran anda dalam menyikapi hoax dan harapan apa yang anda

harapkan agar tidak maraknya penyebaran hoax?

Saya pribadi lebih mawas diri dan berhati-hati dalam menerima suatu

informasi, peran saya sendiri lebih mengedukasi diri sendiri dan teman-

teman serta keluarga terdekat saya untuk tidak terlalu cepat menerima

kebenaran suatu informasi. Harapan saya agar kedepannya kita sebagai umat

beragama dan warga negara lebih berhati-hati terhadap maraknya berita

palsu karena hanya akan membawa perpecahan.

Wawancara dengan Adhelia Berlianti

1. Apakah anda pengguna media sosial, apa saja?

Iya. WA/Line, Ig dan Twitter

2. Menurut anda media sosial itu penting atau tidak, serta apa tujuan anda

menggunakan media sosial?

Iya sangat penting. Alasannya hanya untuk memperluas pertemanan,

mempermudah memperoleh suatu informasi serta sebagai media hiburan.

3. Apakah yang anda lakukan pada saat menerima suatu informasi, dan

bagaimana anda mengecek atau mengklarifikasi informasi yang diperoleh

tersebut benar atau salah?

Page 101: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

90

Biasanya selain memeriksa suatu kebenaran informasi yang saya terima,

saya juga pernah langsung menghapus atau mendiamkan informasi tersebut.

Suatu kebenaran atau kesalahan suatu berita bisa diperoleh dengan

melakukan check ricek melalui media sosia yang sama.

4. Menurut anda apa itu “hoax” dan apa saja informasi hoax yang pernah anda

peroleh dalam bentuk apa dan berupa content apa?

Menurut saya hoax merupakan sebagian rangkaian informasi yang memang

sengaja disesatkan dan dibungkus rapi sehingga menjadi sebuah kebenaran.

Seringkali informasi hoax yang saya terima berupa tulisan dan video berupa

konten bencana dan berita duka.

5. Menurut anda sejauh mana dampak informasi hoax terhadap kehidupan

berbangsa, bernegara dan beragama?

Dampak negatif dari tersebarnya informasi hoax terhadap kehidupan

berbangsa dan bernegara serta kehidupan beragama yang sangat saya rasakan

adalah hoax tersebut dapat dengan mudah memecah belah kesatuan antar

bangsa, serta dapat menimbulkan kecurigaan antar elemen bangsa dan

memecah kehidupan rukun antar penganut atau lebih parahnya dapat

menimbulkan permusuhan antar uma beragama.

6. Menurut anda cara yang paling efektif untuk menghambat penyebaran

informasi hoax, dan siapa yang bertanggung jawab menghambat suatu

penyebaran informasi hoax?

Menurut saya suatu informasi hoax harus diklarifikasi terlebih dahulu oleh

yang bersangkutan atau oleh suatu lembaga tertentu serta memberikan

edukasi kepada masyarakat dan yang sangat bertanggung jawab daam

menghambat penyebaran hoax adalah diri kita sendiri.

7. Jika berita hoax menerpa anda atau keluarga anda, bagaimana anda

menyikapi berita tersebut?

Mencari sumber berita dan menyelesaikannya dengan musyawarah. Karena

segala sesuatu harus dibicarakan terlebih dahulu.

8. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang ehipassiko?

Page 102: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

91

Ehipassiko adalah suatu ajaran untuk datang dan meneliti sendiri suatu

permasalah apapun, dengan kita menyaksikannya sendiri kita akan tahu

kebenaran dan kesalahan suatu informasi tersebut.

9. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang sammavaca dan

musavada?

Sammavaca adalah ajaran tentang berkata benar dan menghindari diri dari

berkata bohong. Sedangkan, musavada adalah berkata bohong dan selalu

menyakiti seseorang dengan setiap ucapannya.

10. Bagaimana peran anda dalam menyikapi hoax dan harapan apa yang anda

harapkan agar tidak maraknya penyebaran hoax?

Peran saya tentunya lebih hati-hati dalam menggunakan media sosial

terutama dalam mengomentari atau membagikan sesuatu hal informasi.

Harapan saya agar saya pribadi dan juga pihak lain agar lebih bijak dalam

menggunakan media sosial dan lebih bijak dalam mengomentari sesuatu

informasi yang belum jelas kebenarannya.

Wawancara dengan Dessy Mentari

1. Apakah anda pengguna media sosial, apa saja?

Iya. Wa, Facebook, Ig dan Twitter

2. Menurut anda media sosial itu penting atau tidak, serta apa tujuan anda

menggunakan media sosial?

Penting. Karena zaman sekarang semua hal-hal atau informasi berbasis

online, dari mulai group kelas saat kuliah, membahas mengenai tugas,

mencari sumber informasi dari media sosial hingga mencari berbagai ragam

lapangan pekerjaan sekarang bisa melalui media sosial.

3. Apakah yang anda lakukan pada saat menerima suatu informasi, dan

bagaimana anda mengecek atau mengklarifikasi informasi yang diperoleh

tersebut benar atau salah?

Tentunya saya melakukan cross check terlebih dahulu, dengan zaman yang

canggih saat ini dengan mudah kita bisa mencari segala sesuatu melalui

google.

Page 103: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

92

4. Menurut anda apa itu “hoax” dan apa saja informasi hoax yang pernah anda

peroleh dalam bentuk apa dan berupa content apa?

Menurut saya hoax adalah informasi yang tidak dapat dipertanggugjawabkan

kebenarannya. Padahal si penyebar berita hoax ini mengetahui bahwa

informasi yang akan di sebarkan ini adalah informasi bohong. Biasanya

pengguna aktif media sosial akan sering menerima hoax di berbagai aplikasi.

Saya pernah menerima suatu berita mengenai bencana dan berita duka dan

setelah saya telusuri ternyata berita tersebut tidaklah benar.

5. Menurut anda sejauh mana dampak informasi hoax terhadap kehidupan

berbangsa, bernegara dan beragama?

Hoax akan sangat mudah memecah belah bangsa dan juga akan mudah

menimbulkan permusuhan antar umat agama.

6. Menurut anda cara yang paling efektif untuk menghambat penyebaran

informasi hoax, dan siapa yang bertanggung jawab menghambat suatu

penyebaran informasi hoax?Cara yang sangat mudah menurut saya ialah

memberi edukasi kepada masyarakat. Memberikan penjelasanmengenai

informasi yang berhubunga dengan hoax dan penyebarannya serta

dampaknya bagi masayarakat luas.

7. Jika berita hoax menerpa anda atau keluarga anda, bagaimana anda

menyikapi berita

tersebut?

Seperti kebanyakan orang saya akan mencari sumber berita tersebut terlebih

dahulu dan akan menyeleaikannya secara musyawarah. Karena saya pribadi

tidak terlalu ambil pusing apa kata orang, tetapi jika sudah menyinggung

keluarga saya akan cepat menyelesaikanya.

8. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang ehipassiko?

Datang dan lihat dengan mata sendiri. Buddha mengajarkan kita agar terlebih

dahulu meneliti suatu informasi apapun, tetapi yang menelitinya harus

dengan mata kepala sendiri.

9. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang sammavaca dan

musavada?

Page 104: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

93

Menurut saya sammavaca adalah ucapan benar apa yang diucapkan harus

sama dengan apa yang terjadi sebenarnya. Sebaliknya musavada adalah

berkata bohong apa yang diucapkan selalu membuat kegaduhan selalu

membuat orang lain merasa dirugikan. Musavada mencakup perkataan kasar

dan omong kosong.

10. Bagaimana peran anda dalam menyikapi hoax dan harapan apa yang anda

harapkan agar tidak maraknya penyebaran hoax?

Peran yang bisa saya lakukan adalah memudukasi diri sendiri dan orang

terdekat agar jangan terlalu ikut menyebarkan hoax-hoax dimasyarakat.

Harapan saya agar tidak ada lagi perpecahan yang terjadi akibat hoax-hoax

yang beredar selama ini.

Wawancara dengan Paula

1. Apakah anda pengguna media sosial, apa saja?

Iya. WA, Facebook, Ig, Twitter

2. Menurut anda media sosial itu penting atau tidak, serta apa tujuan anda

menggunakan media sosial? Iya sangat penting. Alasannya karena menurut

saya menggunakan media sosial penting untuk berbagi informasi, baik itu

informasi berupa cerita lucu atau informasi-informasi penting lainnya.

3. Apakah yang anda lakukan pada saat menerima suatu informasi, dan

bagaimana anda mengecek atau mengklarifikasi informasi yang diperoleh

tersebut benar atau salah?

Biasanya saya pribadi terlebih dahulu melakukan cross check terhadap suatu

kebenaran berita tersebut, baik itu informasi biasa atau informasi penting kita

tetap harus meneliti terlebih dahulu kebenarannya. Di zaman yang sangat

modern ini sangat mudah untuk mengetahui suatu informasi itu benar atau

salah. Biasanya saya mencarinya lewat google atau juga bisa

menanyakannya kepada orang yang lebih paham terhadap suatu informasi

tersebut.

4. Menurut anda apa itu “hoax” dan apa saja informasi hoax yang pernah anda

peroleh dalam bentuk apa dan berupa content apa?

Menurut saya hoax adalah informasi yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya dan hoax juga merupakan sebagian

rangkaian informasi yang memang sengaja disesatkan, namun dijual sebagai

suatu kebenaran. Berita tersebut dianggap seolah-olah adalah berita benar

Page 105: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

94

dan membuat semua orang percaya. Seringkali saya menerima suatu

informasi yang menurut saya itu hoax adalah informasi yang berbentuk

tulisan berupa narasi dan artikel singkat. Untuk saat ini saya sering

menerima hoax berupa konten berita mengenai bencana dan berita duka.

5. Menurut anda sejauh mana dampak informasi hoax terhadap kehidupan

berbangsa, bernegara dan beragama?

Dalam kehidupan bernegara hoax dapat memecah antar warga dan

menimbulkan kecurigaan antar elemen bangsa. Sedangkan dalam kehidupan

beragama hoax dapat menimbulkan permusuhan antar umat beragama.

6. Menurut anda cara yang paling efektif untuk menghambat penyebaran

informasi hoax, dan siapa yang bertanggung jawab menghambat suatu

penyebaran informasi hoax?

Melakukan klarifikasi terlebih dahulu, yang bertanggug jawab hendaknya

ada peran dari komunitas masyarakat,

7. Jika berita hoax menerpa anda atau keluarga anda, bagaimana anda

menyikapi berita tersebut?

Jika itu menerpa saya atau keluarga saya akan mencari sumber berita dan

menyelesaikannya secara musyawarah.

8. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang ehipassiko?

Ehipassiko ialah datang sendiri dan meneliti dengan mata kepala sendiri

9. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang sammavaca dan

musavada? Sammavaca adalah ucapan benar dalam ajaran Buddha.

Sedangkan musavada adalah berkata bohong atau tidak mengatakan

kebenaran yang sebenarnya.

10. Bagaimana peran anda dalam menyikapi hoaxdan harapan apa yang anda

harapkan agar tidak maraknya penyebaran hoax?

Saya pribadi menyikapi hal tersebut dengan tenang dan tidak emosian,

kedepannya saya berharap agar masing-masing orang untuk tidak mudah

terpengaruh saat menerima suatu informasi

Wawancara dengan Yuri Praja Purnama

1. Apakah anda pengguna media sosial, apa saja?

Iya. Hampir semua media social

2. Menurut anda media sosial itu penting atau tidak, serta apa tujuan anda

menggunakan media sosial?

Menurut saya sangat penting. Alasannya di zaman sekarang kita telah sangat

dimanjakan oleh berbagai kemudahan tegnologi dengan berbagai kemudahan

yang disediakannya. Misalnya, alasan saya salah satunya menggunakan

media social adalah dapat menjadi sebuah media informasi. Informasi apa

saja akan sangat mudah kita dapatkan di berbagai media sosial. Tujuannya

Page 106: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

95

tidak lain ya sebagai media komunikasi dengan sahabat maupun keluarga,

sebgai media hiburan berupa permainan dan video-video lucu, sebagai media

promosi pekerjaan atau tempat hiburan atau konten-konten iklan yang sangat

bermanfaat.

3. Apakah yang anda lakukan pada saat menerima suatu informasi, dan

bagaimana anda mengecek atau mengklarifikasi informasi yang diperoleh

tersebut benar atau salah?

Tentunya jika kita telah bisa membedakan suatu berita apakah itu benar atau

salah kita bisa melakukan cross check berita tersebut terlebih dahulu, tetapi

terkadang karena sibuk dalam pekerjaan saya hanya mendiamkan berita

tersebut atau langsung menghapusnya begitu saja.

Kita bisa menumkan berita apa saja melalui google, kita bisa mencari suatu

kebenaran berita melalui google tersebut. Tetapi terkadang karena malas

membaca makanya banyak diantara kita termakan isu-isu hoax. Dan terakhir

kita juga harus hati-hati dengan judul provokatif dalam suatu judul berita.

4. Menurut anda apa itu “hoax” dan apa saja informasi hoax yang pernah anda

peroleh dalam bentuk apa dan berupa content apa?

Yang paling simple menurut saya hoax itu sumbernya tidak jelas, entah siapa

yang membuat entah siapa yang menyebarkan kita tidak tau. Dan tentu saja

suatu berita hoax itu tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, dan

biasanya beritanya hoax tersebut dibungkus rapi seolah-olah berita tersebut

adalah benar padahal orang yang membuat berita tersebut tau bahwa itu

adalah suatu kesalahan. Dalam bentuk tulisan dan berupa video. Berbagai

macam informasi yang sering saya terima, misalkan mengenai sosial politik

apalagi saat ini semakin dekat dengan pemilu jadi berbagai kebohongan

sangat banyak tersebar dimana-mana, fitnah sana-sini dan lain-lain. Konten

berupa masalah agama dan juga etnis/kesukuan juga sering saya terima, yang

hanya menyudutkan salah satu pihak lain atau ras lain sehingga akan

membuat kegaduhan dikemudian hari. Untuk itu saya selalu berusaha untuk

tidak mudah percaya akan suatu informasi baru, saya selalu mencari

kebenarannya terlebih dahulu.

5. Menurut anda sejauh mana dampak informasi hoax terhadap kehidupan

berbangsa, bernegara dan beragama?

Berbangsa dan bernegara, yang sangat dirasakan ialah hoax dengan mudah

memecah antar bangsa dan menghambatnya pembangunan oleh pemerintah.

Karena berita yang simpang siur yang belum jelas kebenarannya dan dengan

sangat mudah banyak masyarakat mempercayainya. Dalam kehidupan

beragama, apalagi di Indonesia sendiri begitu banyak penganut agama yang

beragam, dampak hoax yang sangat dirasakan ialah memecah kehidupan

rukun antar penganut, yang tadinya saling tolong menolong sehingga

menjadi tidak saling kenal akibat hoax yang merajalela. Selain itu dampak

yang paling dirasakan adalah merusaknya hubungan antar sesama penganut.

Page 107: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

96

6. Menurut anda cara yang paling efektif untuk menghambat penyebaran

informasi hoax, dan siapa yang bertanggung jawab menghambat suatu

penyebaran informasi hoax?

Memberikan edukasi kepada masyarakat, dan yang paling bertanggungjawab

dalam menghambat penyebaran hoax adalah diri kita masing-masing.

7. Jika berita hoax menerpa anda atau keluarga anda, bagaimana anda

menyikapi berita tersebut?

Mencari sumber berita dan menyelesaikannya secara musyawarah.

8. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang ehipassiko?

Ehipassiko ialah datang sendiri dan meneliti dengan mata kepala sendiri.

Buddha menyampaikan dalam kutbahnya yang pertama tentang ajaran

ehipassiko, yaitu tentang bagaimana cara merespon suatu berita. Tidak

semua informasi yng tersebar itu adalah kebenaran dan juga tidak semua

informasi tersebut adalah berita bohong. Untuk itu terlebih dahulu kita

mangamalkan ajaran tersebut agar terhindar dari berbagai kesalahpahaman.

9. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang sammavaca dan

musavada.

Sammavaca adalah ucapan benar dalam ajaran Buddha. Sammavaca

termasuk salah satu kedalam delapan jalan kesunyataan. Ajaran ini

mengajaran agar selalu mengatakan suatu hal dengan yang sesuai dengan

kebenarannya. Dalam ajaran ini juga mengajarlan agar selalu jujur dan

terbuka apaadanya dalam mengatakan sesuatu hal. Umat Buddha berusaha

selalu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Sang Buddha.Musavada

adalah berkata bohong atau tidak mengatakan kebenaran yang sebenarnya.

Dalam hal ini, berbohong dalam segala hal yang dapat membuat perpecahan

antar sesama. Berkata bohong dan menyebarkan kebohongan serta selalu

berucap kasar dan suka memfitnah juga termasuk ke dalam bagian

musavada. Orang yang selalu berkata dengan penuh kebohonga serta selalu

memfitnah akan sangat susah untuk di ajak berbuat kebaikan dan

mengamalkan sammavaca atau berucap dengan benar.

10. Bagaimana peran anda dalam menyikapi hoaxdan harapan apa yang anda

harapkan agar tidak maraknya penyebaran hoax?

Menurut saya, menyikapi suatu informasi baru baik itu telah terbukti salah

atau benarnya pribadi kita masing-masing harus tetap bisa mengontrol emosi

jangan sampai membuat kegaduhan dan menimbulkan penyesalan

dikemudian hari. Saya berharap untuk masing-masing pihak

bertanggungjawab dalam menyebar luaskan suatu berita dan

bertanggungjawab terhadap pihak yang dirugikan, serta ikut mengedukasi

keluarga dan masyarakat setempat untuk mau bersama-sama memberantas

penyebaran hoax.

Wawancara dengan Juni Wati

1. Apakah anda pengguna media sosial, apa saja?

Iya. Wa, Ig dan Facebook

Page 108: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

97

2. Menurut anda media sosial itu penting atau tidak, serta apa tujuan anda

menggunakan media sosial?

Penting. Alasannya adalah media sosial merupakan media yang paling cepat

untuk mendapatkan berbagai informasi dan juga untuk menyebarkan suatu

informasi. Tujuannya sebagai media komunikasi, hiburan, promosi serta

membangun sebuah komunitas.

3. Apakah yang anda lakukan pada saat menerima suatu informasi, dan

bagaimana anda mengecek atau mengklarifikasi informasi yang diperoleh

tersebut benar atau salah?

Melakukan cross check terlebih dahulu melalui media massa dan melalui

google. Bisa juga menanyakan langsung kepada orang yang lebih aham

mengenai suatu berita tersebut.

4. Menurut anda apa itu “hoax” dan apa saja informasi hoax yang pernah anda

peroleh dalam bentuk apa dan berupa content apa?

Menurut saya hoax adalah informaasi yang tidak bisa

dipertanggungjawabkan kebenarannya dan membuat banyak pihak merasa

dirugikan. Saya sering menerima informasi hoax berupa gambar dan tulisan

seringkali mengenai masalah sosial politik dan masalah etnis/ kesukuan.

5. Menurut anda sejauh mana dampak informasi hoax terhadap kehidupan

berbangsa, bernegara dan beragama?

Dampak negatif dari maraknya hoax di negara ini yang sangat dirasakan

ialah menimbulkan kecurigaan antar elemen bangsa, hoax itu sendiri jug

dapat memecah bansa serta dapat menghambat suatu pembangunan oleh

pemerintah. Dalam kehidupan beragama hoax juga seringkali merusak

hubungan antar umat beragama.

6. Menurut anda cara yang paling efektif untuk menghambat penyebaran

informasi hoax, dan siapa yang bertanggung jawab menghambat suatu

penyebaran informasi hoax?

Cara yang paling efektif ialah perlunya kontol pengawasan dari pihak

keluarga dan memberikan edukasi kepada masyarakat setempat agar

terhindar dari perilaku yang suka menyebar-nyebarkan hoax. Yang paling

bertanggungjawab menghambat penyebaran hoax tersebut adalah diri

sendiri.

7. Jika berita hoax menerpa anda atau keluarga anda, bagaimana anda

menyikapi berita tersebut?

Mencari sumber berita dan menyelesaikannya secara musyawarah, tentunya

semua masalahakan saya selesaikan dengan musyawarah agar mencapai

suatu titik temu. Tetapi jika masalah tersebut tidak bisa terselesaikan dengan

baik maka saya tidak akan sungkan membawa masalah ini ke ranah hukum.

8. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang ehipassiko?

Ajaran yang mengajarkan tentang datang dan teliti sendiri, begitulah Sang

Buddha mengajarkan kepada kami.

Page 109: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

98

9. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang sammavaca dan

musavada?

Ucapan benar dan berkata bohong. Buddha selalu mengajarkan kepada umat

nya untuk selalu berkata dengan benar, untuk selalu mengatakan apa yang

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Buddha juga melarang umatnya

untuk berkata bohong dan menyebarkan fitnah dimana-mana.

10. Bagaimana andamenyikapi hoaxdan harapan apa yang anda harapkan agar

tidak maraknya penyebaran hoax?

Sebenarnya saya pribadi geram dengan berbagai pemberitaan di media massa

yang hampir setiap harinya selalu ada berita hoax dan ujaran kebencian.

Harapan saya kedepannya agar masyarakat lebih bisa mengontrol emosi

untuk tidak mudah menyebarkan suatu berita dan bisa memilah berita yang

benar dan yang salah.

Wawancara dengan Nana

1. Apakah anda pengguna media sosial, apa saja?

Iya. WhatsApp

2. Menurut anda media sosial itu penting atau tidak, serta apa tujuan anda

menggunakan media sosial? Iya sangat penting. Alasannya, karena dengan

bermedia social saya dapat menjalin persahabatan dengan teman-teman lain

dan bisa mendapatkan informasi lain-lain (berita yang bermanfaat) juga

sebagai media berkomunikasi jarak jauh.

3. Apakah yang anda lakukan pada saat menerima suatu informasi, dan

bagaimana anda mengecek atau mengklarifikasi informasi yang diperoleh

tersebut benar atau salah?

Melakukan cross check terlebih dahulu terhadap kebenaran suatu informasi

yang diterima, cara saya mengecek suatu informasi tersebut dengan mencari

di google dan menelusuri informasi tersebut.

4. Menurut anda apa itu “hoax” dan apa saja informasi hoax yang pernah anda

peroleh dalam bentuk apa dan berupa content apa?

Hoax adalah informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya.informasi hoax yang sering saya peroleh dan yang sering saya

baca baik itu di media massa atau media sosial adalah mengenai etnis dan

kesukuan biasanya berupa narasi tulisan yang sering menjelaskan dan

menyudutkan salah satu pihak.

5. Menurut anda sejauh mana dampak informasi hoax terhadap kehidupan

berbangsa, bernegara dan beragama?

Yang sangat saya rasakan adalah informasi hoax tersebut dapat memecah

antar bangsa dan juga dapat merusak hubungan antar umat beragama.

Page 110: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

99

6. Menurut anda cara yang paling efektif untuk menghambat penyebaran

informasi hoax, dan siapa yang bertanggung jawab menghambat suatu

penyebaran informasi hoax.

Menurut saya ialah dengan cara tidak mudah terprovokasi terhadap suatu

berita baru, dengan cara ini otomatis kita dapat mempersempit tersebarnya

berita bohong tersebut. Yang paling bertanggungjawabdalam menghambat

informasi hoax tersebut adalah diri kita sendiri. Karena sesuatu kebaikan

atau pun kejahatan sejatinya bersumber dari pribadi masing-masing.

7. Jika berita hoax menerpa anda atau keluarga anda, bagaimana anda

menyikapi berita tersebut?

Mencari sumber berita dan menyelesaikannya secara musyawarah dengan

yang bersangkutan.

8. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang ehipassiko?

Ajaran yang mengajarkan umat manusia terutama umat Buddha untuk datang

sendiri dan meneliti dengan mata kepala sendiri terhadap suatu informasi

apapun. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman dikemudian hari.

9. Bagaimana pandangan anda terhadap ajaran Buddha tentang sammavaca dan

musavada?

Sammavaca merupakan ajaran untuk selalu berkata benar, berucap dengan

benar tanpa kebohongan. Sedangkan, musavada ialah berkata bohong dengan

selalu memfitnah atau juga berkata kasar kepada orang lain dan membuat

orang lain tersebut sakit hati.

10. Bagaimana peran anda dalam menyikapi hoaxdan harapan apa yang anda

harapkan agar tidak maraknya penyebaran hoax?

Dengan maraknya penyebaran hoax beberapa tahun belakangan ini terutama

di Indonesia sendiri, membuat saya harus berhati-hati dalam menyebarkan

dan mengomentari suatu informasi terbaru. Selain lebih berhati-hati saya

juga mengedukasi diri sendiri dan orang terdekat agar jangan mudah

terprovokasi terhadap suatu informasi. Harapan saya kedepannya agar ada

efek jera terhadap orang-orang yang telah dan yang akan menyebarkan hoax

karena telah diberlakukannya undang-undang ITE di Indonesia.

Page 111: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

100

LAMPIRAN VIII

FOTO KEGIATAN LAPANGAN

Page 112: BAHAYA BERITA BOHONG: PANDANGAN UMAT BUDDHA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48105/1/SKRIPSI... · Penelitian ini membahas tentang bahaya berita bohong (hoax)

101