Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran

17
BAHASAN 4 : MEDIA PENDIDIKAN DAN PROSES KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN 1. Proses Belajar Mengajar sebagai Proses Komunikasi. Proses belajar mengajar dapat dikatakan proses komunikasi dimana terjadi proses penyampaian pesan tertentu dari sumber belajar (guru, instruktur, media pembelajaran dll) kepada penerima (peserta didik, murid) dengan tujuan agar pesan (berupa topik-topik pelajaran tertentu) dapat diterima (menjadi milik) oelh peserta didik/murid. Guru hendaknya menyadari bahwa didalam kegiatan belajar dan pembelajaran, seungguhnya ia sedang melaksanakan kegiatan komunikasi. Untuk itu guru harus memilih dan menggunakan kata- kata yang berada dalam jangkauan/medan pengalaman murid- muridnya, agar dapat dimengerti dengan baik oleh mereka sehingga pesan pembelajaran yang disampaikan dapat diterima oelh murid dengan baik. Kegiatan encoding dan decoding dalam proses pembelajaran: Encoding merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan lambang-lambang yang akan digunakan dalam kegiataqn komunikasi oleh komunikator (oleh guru dalam kegiatan pembelajaran). Decoding adalah kegiatan dalam komunikasi yang dilaksanakan oleh penerima pesan (audience, murid) dimana penerima berusaha

description

materi dari ibu EKA PANDU CYNTHIA, S.T., M.Kom.

Transcript of Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran

Page 1: Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran

BAHASAN 4 :

MEDIA PENDIDIKAN DAN PROSES KOMUNIKASI

DALAM PEMBELAJARAN

1.      Proses Belajar Mengajar sebagai Proses Komunikasi.

Proses belajar mengajar dapat dikatakan proses komunikasi dimana terjadi proses

penyampaian pesan tertentu dari sumber belajar (guru, instruktur, media pembelajaran dll)

kepada penerima (peserta didik, murid) dengan tujuan agar pesan (berupa topik-topik

pelajaran tertentu) dapat diterima (menjadi milik) oelh peserta didik/murid.

Guru hendaknya menyadari bahwa didalam kegiatan belajar dan pembelajaran, seungguhnya

ia sedang melaksanakan kegiatan komunikasi. Untuk itu guru harus memilih dan

menggunakan kata-kata yang berada dalam jangkauan/medan pengalaman murid-muridnya,

agar dapat dimengerti dengan baik oleh mereka sehingga pesan pembelajaran yang

disampaikan dapat diterima oelh murid dengan baik.

Kegiatan encoding dan decoding dalam proses pembelajaran:

        Encoding merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan  lambang-lambang yang

akan digunakan dalam kegiataqn komunikasi oleh komunikator (oleh guru dalam kegiatan

pembelajaran).

        Decoding adalah kegiatan dalam komunikasi yang dilaksanakan oleh penerima pesan

(audience, murid) dimana penerima berusaha menangkap makna pesan yang disampaikan

melalui lambang-lambang oleh komunikator.

Agar penyampaian pesan pembelajaran mencapai “sharing” yang diinginkan maka dilakukan

penyampaian dengan lebih konkret dan jelas, selain dengan memilih lambang verbal yang

berada dalam medan pengalaman murid. Misalnya menggunkaan alat peraga dan media

pembelajaran seperti chart, diagram, grafik, gambar diam dll.

Media pembelajaran dapat digunakan dalam 2 macam cara dalam proses belajar mengajar:

        Sebagai alat peraga untuk menjelaskan materi pelajaran yang disampaikan keapda murid-

murid.

Page 2: Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran

        Pemanfaatan media pembelajaran sebagai saluran komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk

menyampaikan pesan pembelajaran terutama oleh media belajar mandiri seperti modul,

Computer Based Instruction (CAI).

2.      Bentuk-bentuk komunikasi

a)      Komunikasi verbal

Yaitu salah satu bentuk komunikasi yanglazim digunakan untuk menyampaikan pesan kepada

pihak lain baik secara tertulis maupun pesan.

b)      Komunikasi noon verbal

Komunikasi yang menggunakan bahasa tubuh seperti menggunkan gerakan tangan/tubuh

sebagai isyarat suatu perbuatan yang mempunyai arti pesan dalam konteks komnikasi.

Mengekspresikan pesan dalam komunikasi dalam bentuk gambar, menggunakan bahasa sikap

yaitu bahasa yang digunakan untukmenyampaikan pesan/ mengekspresikan pikiran, perasaan

seperti bungkam, tak acuh.

           

 Jenis komunikasi :

a)      Komunikasi interpersonal

Komunikasi yang terjadi dalam diri individu uang berfungsi untuk mengembangkan

kreativitas imajinasi, memahmai dan mengendalikan diri serta meningkatkan kematangan

berpikir sebelum mengambil keputusan.

b)      Komunikasi interpersonal

Komunikasi antara dua orang dan terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan.

c)      Komunikasi kelompok

Interaksi tatap muka antara tiga orang atau lebih dengan tujuan yang telah diketahui seperti

berbagai informasi, pemecahan masalah mana yang mana anggota-anggotanya dapat

mengingat karakteristik pribadi anggota lain secara tepat.

d)      Komunikasi massa

Merupakan tipe komunikasi manusia (human communication) adalah komunikasi umum,

pesan yang disampaikan tidak ditujukan pada satu orang saja tapi juga bagi semua orang/

khalayak.

Bentuk komunikasi berdasarkan :

a)      Komunikasi langsung

Komunikasi langsung tanpa alat berbentuk kata, isyarat

Page 3: Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran

b)      Komunikasi tidak langsung

Biasanya menggunakan alat atau mekanisme untuk melipatgandakan jumlah penerima pesan

ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu,menggunakan radio, buku.

Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan:

a.      Komunikasi satu arah

Pesan yang disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat memberikan

umpan balik

b.      Komunikasi timbal balik

Pesan disampaikan pada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik.

3.      Tujuan dan Prinsip Komunikasi

Tujuan komunikasi:

a.      Menemukan

Salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penenmuan diri  (personal discovery).

Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara lebih baik diri kita sendiri dan diri orang

lain yang kita ajak bicara. Tetapi komunikasi juga memungkinkan kita untuk menemukan

dunia luar yang dipenuhi objek, peristiwa dan manusia lain.

b.      Untuk berhubungan

Kita menghabiskan banyak waktu dan energi komunikasi untuk membina dan memelihara

hubungan sosial dengan orang lain.

c.       Untuk meyakinkan

Media massa ada sebaigan besar untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku

kita. Sedikit saja dari komunikasi pribadi kita yang tidak berupa untuk mengubah sikap atau

perilaku.

d.      Untuk bermain

Kita menggunkan banyak perilaku komunikasi kota untuk bermain dan menghibur diri. Kita

mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik, film sebagian besar untuk hiburan. Demikian

pula banyak dari perilaku yang dirancang untuk menghibur orang lain.

Prinsip komunikasi:

1)      Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik

Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik,

tetapi terus berkelanjutan.

Page 4: Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran

2)      Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi

Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan

sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses

berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat

dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.

3)      Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan

Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa

memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses

komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat  dan antara dosen dan mahasiswa di kelas

berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.

4)      Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan

Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat

kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja

yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada

tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan

berharap tujuannya tercapai)

5)      Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu

Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-

verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa

pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.

6)      Prinsip 6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi

Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang

berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak

penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang

tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi

tenang dalam melakukan proses komunikasi.

7)      Prinsip 7 : Komunikasi itu bersifat sistemik

Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang

budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi

dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan

lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan

komunikasi.

8)      Prinsip 8 : Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi

Page 5: Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran

Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama,

maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling

dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang

saling dipertukarkan.

9)      Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonsekuensial

Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon

atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.

10)  Prinsip 10 : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional

Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu

dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara

pihak-pihak yang melakukan komunikasi.

11)  Prinsip 11 : komunikasi bersifat irreversible

Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa

terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik

kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan

hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.

12)  Prinsip 12 : Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah

Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk

menyelesaikan masalah.

4.      Faktor pendukung dan penghambat komunikasi.

Faktor penghambat komunikasi:

1)      Hambatan dari proses komunikasi:

         Hambatan dalam pengiriman pesan

         Hambatan dalam penyandian pesan/simbol

         Hambatan media

         Hambatan dalam bahasa sandi

         Hambatan dari penerima pesan

         Hambatan dalam memberikan balikan

2)      Hambatan fisik: cuaca, gangguan alat komunikasi

3)     Hambatan semantik: kata-kata yang digunakan dalam benruk komunikasi kadang-kadang

mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan

dan penerima.

Page 6: Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran

4)     Hambatan psikologis: perbedaan nilai-nilai serta harapan antara pengirim dan penerima

pesan.

5.      Teori Komunikasi

1)      Teori Model Lasswell

Salah satu teoritikus komunikasi massa yang pertama dan paling terkenal adalah Harold

Lasswell, dalam artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model komunikasi yang

sederhana dan sering dikutif banyak orang yakni: Siapa (Who), berbicara apa (Says what),

dalam saluran yang mana (in which channel), kepada siapa (to whom) dan pengaruh seperti

apa (what that effect) (Littlejhon, 1996).

2)      Teori Komunikasi dua tahap dan pengaruh antar pribadi

Teori ini berawal dari hasil penelitian Paul Lazarsfeld dkk mengenai efek media massa dalam

kampanye pemilihan umum tahun 1940. Studi ini dilakukan dengan asumsi bahwa proses

stimulus bekerja dalam menghasilkan efek media massa. Namun hasil penelitian menunjukan

sebaliknya. Efek media massa ternyata rendah dan asumsi stimulus respon tidak cukup

menggambarkan realitas audience media massa dalam penyebaran arus informasi dan

menentukan pendapat umum.

3)      Teori Informasi atau Matematis

Salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi

selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk

penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver. 1949 b),

Mathematical Theory of Communication.

Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif:

komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan

media komunikasi.

4)      Teori Pengharapan Nilai (The Expectacy-Value Theory)

Phillip Palmgreen berusaha mengatasi kurangnya unsur kelekatan yang ada di dalam teori

uses and gratification dengan menciptakan suatu teori yang disebutnya sebagai expectance-

value theory (teori pengharapan nilai). Dalam kerangka pemikiran teori ini, kepuasan yang

Anda cari dari media ditentukan oleh sikap Anda terhadap media --kepercayaan Anda tentang

apa yang suatu medium dapat berikan kepada Anda dan evaluasi Anda tentang bahan

tersebut. Sebagai contoh, jika Anda percaya bahwa situated comedy (sitcoms), seperti Bajaj

Bajuri menyediakan hiburan dan Anda senang dihibur, Anda akan mencari kepuasan terhadap

kebutuhan hiburan Anda dengan menyaksikan sitcoms. Jika, pada sisi lain, Anda percaya

Page 7: Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran

bahwa sitcoms menyediakan suatu pandangan hidup yang tak realistis dan Anda tidak

menyukai hal seperti ini Anda akan menghindari untuk melihatnya.

5)      Teori Ketergantungan (Dependency Theory)

Teori ketergantungan terhadap media mula-mula diutarakan oleh Sandra Ball-Rokeach dan

Melvin Defleur. Seperti teori uses and gratifications, pendekatan ini juga menolak asumsi

kausal dari awal hipotesis penguatan. Untuk mengatasi kelemahan ini, pengarang ini

mengambil suatu pendekatan sistem yang lebih jauh. Di dalam model mereka mereka

mengusulkan suatu relasi yang bersifat integral antara pendengar, media. dan sistem sosial

yang lebih besar.

Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh teori uses and gratifications, teori ini

memprediksikan bahwa khalayak tergantung kepada informasi yang berasal dari media massa

dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta mencapai tujuan tertentu

dari proses konsumsi media massa. Namun perlu digarisbawahi bahwa khalayak tidak

memiliki ketergantungan yang sama terhadap semua media.

6)      Teori Agenda Setting

Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini adalah

bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan

mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting

media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek

yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan

perubahan sikap dan pendapat.

7)      Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa

Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer (1976), yang

memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan

terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat masyarakat modern,

diamana media massa diangap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam

proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat,kelompok, dan individu

dalam aktivitas sosial. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

         Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting,

perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai.

        Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau menurunkan

dukungan moral.

Page 8: Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran

        Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu tertentu atau

penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta

menyebabkan perilaku dermawan.

8)      Teori Uses and Gratifications (Kegunaan dan Kepuasan)

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974). Teori ini

mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan

menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif

dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber media yang paling baik

di dalam usaha memenhi kebutuhannya. Artinya pengguna media mempunyai pilihan

alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.

Elemen dasar yang mendasari pendekatan teori ini (Karl dalam Bungin, 2007): (1) Kebutuhan

dasar tertentu, dalam interaksinya dengan (2) berbagai kombinasi antara intra dan ekstra

individu, dan juga dengan (3) struktur masyarakat, termasuk struktur media, menghasilkan

(4) berbagai percampuran personal individu, dan (5) persepsi mengenai solusi bagi persoalan

tersebut, yang menghasilkan (6) berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian

persoalan, yang menghasikan (7) perbedaan pola konsumsi media dan ( perbedaan pola

perilaku lainnya, yang menyebabkan (9) perbedaan pola konsumsi, yang dapat memengaruhi

(10) kombinasi karakteristik intra dan ekstra individu, sekaligus akan memengaruhi pula (11)

struktur media dan berbagai struktur politik, kultural, dan ekonomi dalam masyarakat.

9)      Teori The Spiral of Silence

Teori the spiral of silence (spiral keheningan) dikemukakan oleh Elizabeth Noelle-Neuman

(1976), berkaitan dengan pertanyaan bagaimana terbentuknya pendapat umum. Teori ini

menjelaskan bahwa terbentuknya pendapat umum ditentukan oleh suatu proses saling

mempengaruhi antara komunikasi massa, komunikasi antar pribadi, dan persepsi individu

tentang pendapatnya dalam hubungannya dengan pendapat orang-orang lain dalam

masyarakat.

10)  Teori Konstruksi sosial media massa

Gagasan awal dari teori ini adalah untuk mengoreki teori konstruksi sosial atas realitas yang

dibangun oleh Peter L Berrger dan Thomas Luckmann (1966, The social construction of

reality. A Treatise in the sociology of knowledge. Tafsir sosial atas kenyataan: sebuah risalah

tentang sosisologi pengetahuan). Mereka menulis tentang konstruksi sosial atas realitas sosial

dibangun secara simultan melalui tiga proses, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan

internalisasi. Proses simultan ini terjadi antara individu satu dengan lainnya di dalam

Page 9: Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran

masyrakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial tersebut adalah objektif,

subjektif, dan simbolis atau intersubjektif.

11)  Teori Difusi Inovasi

Teori difusi yang paling terkemuka dikemukakan oleh Everett Rogers dan para koleganya.

Rogers menyajikan deksripsi yang menarik mengenai mengenai penyebaran dengan proses

perubahan sosial, di mana terdiri dari penemuan, difusi (atau komunikasi), dan konsekwensi-

konsekwensi. Perubahan seperti di atas dapat terjadi secara internal dari dalam kelompok atau

secara eksternal melalui kontak dengan agen-agen perubahan dari dunia luar. Kontak

mungkin terjadi secara spontan atau dari ketidaksengajaan, atau hasil dari rencana bagian dari

agen-agen luar dalam waktu yang bervariasi, bisa pendek, namun seringkali memakan waktu

lama.

Dalam difusi inovasi ini, satu ide mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat

tersebar. Rogers menyatakan bahwa pada realisasinya, satu tujuan dari penelitian difusi

adalah untuk menemukan sarana guna memperpendek keterlambatan ini. Setelah

terselenggara, suatu inovasi akan mempunyai konsekuensi konsekuensi – mungkin mereka

berfungsi atau tidak, langsung atau tidak langsung, nyata atau laten (Rogers dalam Littlejohn,

1996 : 336).

6.      Menciptakan Komunikasi Pembelajaran Yang Efektif

Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator

dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua

pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam

membangun komunikasi yang efektif, yaitu :

a.      Kejelasan

Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas

informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.

b.      Ketepatan

Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran

informasi yang disampaikan.

c. Konteks

Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi

yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu

terjadi.

Page 10: Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran

d. Alur

Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang

jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap

e. Budaya

Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan

tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang

yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar

tidak menimbulkan kesalahan persepsi. (Endang Lestari G : 2003)

Menurut Santoso Sastropoetro (Riyono Pratikno : 1987) berkomunkasi efektif berarti bahwa

komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan,

atau sering disebut dengan “the communication is in tune”. Agar komunikasi dapat berjalan

secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat :

a. menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan

b. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti

c. pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak komunikan

d. pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan

e. pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.

Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal

ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik

yang positif oleh mahasiswa. Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan

keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang dosen. Komunikasi

antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung secara informal antara dua orang

individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena diantara keduabelah pihak

terdapat hubungan saling mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan berlangsung efektif

apabila pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi.

Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar

terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan

komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak.

Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya

komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan

Page 11: Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran

pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya

dalam melakukan komunikasi ini.

Sumber:

Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo.

Sadiman, S Arief. 1996. Media Pendidikan. Jakarta: Grafindo.

Sutirman. 2009. “komunikasi efektif dalam pembelajaran”.

http//www.sutirman.wordpress.com. diakses tanggal 9 maret 2011.

Wiji Putuati. 2010. “menciptakan komunikasi efektif dalam pembelajaran”.

http//[email protected]. Diakses tanggal 9 maret 2011