Bahasa Indonesia Resensi (Midah, Simanis Bergigi Emas)

6
Tugas Bahasa Indonesia Resensi “Midah, Simanis Bergigi Emas” Disusun oleh : Michael Stefanus/23 Lalita Asan Jessica Jeremy Daniel

Transcript of Bahasa Indonesia Resensi (Midah, Simanis Bergigi Emas)

Page 1: Bahasa Indonesia Resensi (Midah, Simanis Bergigi Emas)

Tugas Bahasa Indonesia

Resensi

“Midah, Simanis Bergigi Emas”

Disusun oleh :

Michael Stefanus/23

Lalita

Asan

Jessica

Jeremy

Daniel

Page 2: Bahasa Indonesia Resensi (Midah, Simanis Bergigi Emas)

SinopsisSeperti biasa, novel

ringan karya Pramoedya Ananta Toer menceritakan tentang kekuatan seorang perempuan dalam melawan ganasnya kehidupan. Seorang perempuan yang sangat kuat, yang tidak mudah ditaklukan oleh apa pun. Di sisi lain, novel ini juga menceritakan kejinya perilaku para lelaki – lewat tokoh Haji Terbus, Haji Abdul, Ahmad, Min, dan Rois.

Adapun perempuan itu bernama Midah, seorang anak Haji Abdul yang to’at beragama. Sedari kecil kehidupan Midah sangat enak. Ia terus dimanja dan dipangku-pangku. Namun situasi berubah adik-adiknya telah lahir. Perhatian emak dan bapaknya pun beralih ke adik-adiknya. Segala tindak badungnya tak pernah dihiraukan lagi. Ia pun mulai sering keluar rumah, mulai mengenal dan menyukai grup penyanyi keroncong yang dianggap ayahnya sebagai musik yang haram.

Sampai dia tumbuh dewasa, Midah dijodohkan dengan seorang yang berasal dari Cibatok, desa ayahnya, berharta, dan to’at beragama yang bernama Haji Terbus. Namun setelah tiga bulan kawin dengan Haji Terbus, Midah mulai mengetahui bahwa suaminya memiliki banyak istri. Karena kekecewaannya, Midah pergi dari rumah suaminya dengan membawa buah hatinya yang masih dalam kandungan.

Setelah pergi dari rumah suaminya, Midah yang tidak berani

pulang ke rumah orang tuanya pergi ke rumah Riah, pembantunya dulu. Sampai suatu hari ia bertemu dan bergabung dengan sebuah grup pengamen keroncong. Ia pun dijuluki si manis oleh kepala rombongan itu. Dalam keadaan hamil, Midah ikut berkeliling untuk menyanyi, agar bisa mengumpulkan uang untuk persalinannya nanti. Setelah beberapa lama bergabung dengan grup pengamen itu, Midah memasang gigi emas di taringnya, yang dilakukannya demi memenangkan persaingan dengan Nini. Adapun setelah itu ia dijuluki “simanis bergigi emas”. Di tengah kesulitan – tidak punya uang dan suami, Midah melahirkan. Setelah melahirkan, perlakuan buruk grup penyanyi keroncong itu pun semakin menjadi-jadi. Lamaran kepala rombongan yang ditolak Midah membuatnya dibenci. Ditambah lagi, anggota pengamen keroncong itu menganggap anak Midah sebagai beban. Karena perlakuan buruk, Midah akhirnya meninggalkan grup penyanyi itu.

Sampai suatu hari Midah bertemu kembali dengan seorang polisi bernama Ahmad yang pernah ditemuinya dulu saat masih bersama grup pengamen keroncong itu. Ahmad melatihnya bernyanyi, sampai Midah bisa bernyanyi di radio. Awal pertemuannya dengan Ahmad yang sederhana telah berkembang menjadi sebuah cinta. Sampai akhirnya mereka melakukan hubungan terlarang, dan Midah menjadi bunting.

Berita tentang Midah sampai ke Haji Abdul. Dia terguncang. Dengan segala usaha Haji Abdul mencari anaknya sampai dia jatuh sakit. Titik terang mulai muncul saat Ibunya mendengar bahwa Midah menyanyi di sebuah radio. Akhirnya, Ibunya menemukan rumah tempat Midah berada. Saat Ibunya menghampiri rumah tempat Midah berada, dia hanya bertemu Rodjali, anak Midah. Ibunya lantas membawa anak itu pulang.

Suatu hari, Midah menyampaikan Ahmad bahwa dia sudah hamil. Tapi, Ahmad menolak mengakui karena dia yakin Midah punya banyak pacar. Midah terpaksa pulang dan mengakui keadaannya. Beberapa lama di rumah orang tuanya Midah memutuskan pergi lagi.

Rodjali ditinggal dan dengan anak dalam kandungannya dia pergi. Kecantikannya, kepandaiannya menyayi dan kewanitaannya dijadikan sumber rejeki dengan melanggar segala norma ajaran orang tuanya. Dia menjadi penyayi, bintang film dan lebih lagi.

Ini adalah kisah tentang seorang perempuan yang menjadi korban laki laki. Ayahnya memperlakukannya terlalu keras. Suaminya tidak benar benar memperhatikannya. Ahmad hanya ingin kenikmatan dari dia. Orang lain juga hanya menginginkan kecantikannya.

Page 3: Bahasa Indonesia Resensi (Midah, Simanis Bergigi Emas)

Resensikronik

Kisah perjuangan seorang wanita Judul : Midah, Simanis Bergigi Emas Penulis : Pramoedya Ananta Toer Penerbit : Lentera Dipantara, Jakarta 2003 Tebal : 132 halaman

Di saat seorang manusia dihadapkan dengan sebuah cobaan, di saat itu juga dia memberikan 100 % perjuangannya. Novel ini menceritakan tentang kehidupan pada tahun 50-an, yang sarat akan kekeluargaan, cinta, air mata, kekerasan, dan perjuangan.

Adapun tokoh utama dalam novel ini adalah Midah, anak seorang Haji yang to’at beragama. Sedari kecil, Midah memang hidup dengan enak dan serba berkecukupan, bahkan bisa dibilang berlebih. Sampai akhirnya dia kabur dari rumah suaminya, Haji Trebus karena telah mengetahui bahwa suaminya memiliki banyak istri.

Kisah perjuangan Midah dimulai dari kehidupan “jalanan”-nya. DImulai dari pertemuannya dengan sebuah grup keroncong, melahirkan jabang bayinya dengan perlakuan yang tidak pantas, sampai ia melakukan hubungan di luar nikah dengan seorang lelaki bernama Ahmad.

Setiap air mata yang diteteskannya, selalu menandakan kekuatan Midah yang semakin besar untuk

terus berjuang. Entah berjuang untuk dirinya sendiri, ataupun bagi anak yang dikandungnya.

Saat akhirnya ia telah kembali pulang ke rumah orang tuanya, Midah yang tidak ingin menodai keluarganya dengan kehamilan terlarangnya pergi lagi dari rumah orang tuanya. Dengan arah yang tak menentu, hanya

ditemani dengan seorang jabang bayi di perutnya, novel ini pun ditutup dengan sebuah perjuangan baru.

Mungkin sampai sekarangpun masih banyak “Midah-Midah” yang lain. Yang mungkin memang tidak memilih untuk hidup seperti itu. Ketegaran hidupnya, yang berani meninggalkan segala kenikmatan hidup dan lebih memilih jalan hidupnya sendiri yang sekalipun penuh dengan resiko.

Hidup memang keras. Dan bila kita tidak berani menghadapinya, kita tidak akan mendapat apa-apa dari hidup ini. Alangkah baiknya kita selalu mengingat ketegaran hati Midah dan kebaikan hatinya

Identifikasi· Judul : Midah, Simanis Bergigi Emas

· Penulis : Pramoedya Ananta Toer

· Penerbit : Lentera Dipantara, Jakarta 2003

Page 4: Bahasa Indonesia Resensi (Midah, Simanis Bergigi Emas)

· Tebal : 132 halaman

· Gambar :

· Harga : Rp 32.000, 00

Timbangan (baik buruk)1. Baik :

Memiliki pesan moral yang baik dan jelas. Pengulasan emansipasi wanita pada masa itu baik. Perwatakan dan alur cerita jelas. Penggambaran keadaan pada cerita detil.

Page 5: Bahasa Indonesia Resensi (Midah, Simanis Bergigi Emas)

Mengangkat sisi kehidupan wanita yang begitu dekat dengan keseharian kita.

2. Buruk : Percakapan kurang jelas, karena tidak ada tanda kutip.

Simpulan

AjakanHidup memang keras. Dan bila kita tidak berani menghadapinya, kita tidak akan mendapat apa-apa dari

hidup ini. Alangkah baiknya kita selalu mengingat ketegaran hati Midah dan kebaikan hatinya. Dengan membaca buku ini, andapun bisa lebih memahami kehidupan para wanita, kasih sayangnya terhadap anaknya, dan perjuangannya.