Bahasa Indonesia Macam-macam Kata

13
Kata Benda atau Nomina Kata benda adalah nama dari semua benda dan segala yang dibendakan. Selanjutnya kata- kata benda, menurut wujudnya, dibagi atas: 1. Kata benda konkrit, dan 2. Kata benda abstrak. Kata-kata benda konkrit adalah nama dari benda-benda yang dapat ditangkap dengan pancaindera, sedangkan kata benda abstrak adalah nama-nama benda yang tidak dapat ditangkap dengan pancaindera. Kata benda konkrit selanjutnya dibagi lagi atas: 1. Nama diri 2. Nama zat dan lain sebagainya. Dalam persoalan kata benda, bahasa-bahasa Barat, khususnya bahasa Yunani-Latin, mempunyai ciri-ciri yang khusus untuk menunjukkan bahwa kata tersebut adalah kata benda. Ciri-ciri itu meliputi: 1. Perubahan bentuk berdasarkan fungsi kata itu dalam sebuah kalimat ( Casus ). 2. Perubahan bentuk berdasarkan jumlah dari kata benda itu ( Numerus ). Bahasa Latin mengenal dua numeri: Singularis dan Pluralis atau Tunggal dan Jamak, sedangkan bahasa-bahasa Yunani dan Sansekerta mengenal tiga numeri: Singularis, Dualis dan Pluralis. 3. Jenis kata dari kata benda itu (genus atau gender). Semua ciri itu tidak bisa diterapkan dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tidak menganal akan adanya casus, tidak mengenal akan adanya numerus juga tidak mengenal genus . Kita tidak perlu merasa bahwa bahasa Indonesia kekurangan sesuatu atau miskin akan sesuatu bentuk atau konsep. Tiap bahasa memiliki sifat-sifat yang khas. Sistem bahasa Indonesia dalam dirinya sendiri cukup sempurna untuk mengungkapkan segala sesuatunya sebagai pendukung kebudayaan bangsa Indonesia . Untuk itu perlu kita menggali (bukan meniru-niru) ciri-ciri yang masih tersembunyi dalam struktur bahasa ini, untuk dijadikan ciri kata bendanya. (Lihat Kata Benda pada Pembagian Jenis Kata Baru) Kata Kerja atau Verba Kata kerja adalah semua kata yang menyatakan perbuatan atau laku. Bila suatu kata kerja menghendaki adanya suatu pelengkap maka disebut kata kerja transitif , seperti memukul, menangkap, melihat, mendapat, dan sebagainya. Sebaliknya, bila kata kerja tersebut

Transcript of Bahasa Indonesia Macam-macam Kata

Page 1: Bahasa Indonesia Macam-macam Kata

Kata Benda atau Nomina

Kata benda adalah nama dari semua benda dan segala yang dibendakan. Selanjutnya kata-kata benda, menurut wujudnya, dibagi atas:

1. Kata benda konkrit, dan2. Kata benda abstrak.

Kata-kata benda konkrit adalah nama dari benda-benda yang dapat ditangkap dengan pancaindera, sedangkan kata benda abstrak adalah nama-nama benda yang tidak dapat ditangkap dengan pancaindera. Kata benda konkrit selanjutnya dibagi lagi atas:

1. Nama diri2. Nama zat dan lain sebagainya.

Dalam persoalan kata benda, bahasa-bahasa Barat, khususnya bahasa Yunani-Latin, mempunyai ciri-ciri yang khusus untuk menunjukkan bahwa kata tersebut adalah kata benda. Ciri-ciri itu meliputi:

1. Perubahan bentuk berdasarkan fungsi kata itu dalam sebuah kalimat ( Casus ).2. Perubahan bentuk berdasarkan jumlah dari kata benda itu ( Numerus ). Bahasa Latin mengenal dua numeri: Singularis

dan Pluralis atau Tunggal dan Jamak, sedangkan bahasa-bahasa Yunani dan Sansekerta mengenal tiga numeri: Singularis, Dualis dan Pluralis.

3. Jenis kata dari kata benda itu (genus atau gender).

Semua ciri itu tidak bisa diterapkan dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tidak menganal akan adanya casus, tidak mengenal akan adanya numerus juga tidak mengenal genus . Kita tidak perlu merasa bahwa bahasa Indonesia kekurangan sesuatu atau miskin akan sesuatu bentuk atau konsep. Tiap bahasa memiliki sifat-sifat yang khas. Sistem bahasa Indonesia dalam dirinya sendiri cukup sempurna untuk mengungkapkan segala sesuatunya sebagai pendukung kebudayaan bangsa Indonesia . Untuk itu perlu kita menggali (bukan meniru-niru) ciri-ciri yang masih tersembunyi dalam struktur bahasa ini, untuk dijadikan ciri kata bendanya. (Lihat Kata Benda pada Pembagian Jenis Kata Baru)

Kata Kerja atau Verba

Kata kerja adalah semua kata yang menyatakan perbuatan atau laku. Bila suatu kata kerja menghendaki adanya suatu pelengkap maka disebut kata kerja transitif , seperti memukul, menangkap, melihat, mendapat, dan sebagainya. Sebaliknya, bila kata kerja tersebut tidak memerlukan suatu objek maka disebut kata kerja intransitif , seperti menangis, meninggal, berjalan, berdiri dan sebagainya.

Kata-kata dalam bahasa Yunani, Latin, Sansekerta jelas bias ditentukan sebagai kata kerja karena mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu bentuk verbal-finit . Bentuk verbal-finit adalah bentuk yang khusus yang hanya bias diambil oleh sebuah kata kerja. Bentuk finit (yang sudah dibatasi) dari suatu kata kerja tergantung dari beberapa hal berikut, yang sekaligus mengharuskan kita memakai bentuk-bentuk yang sesuai dengan itu, yaitu:

1. Berdasarkan persona (orang: I, II, III/tunggal dan jamak)2. Berdasarkan ragamnya (pasif-aktif).3. Berdasarkan kalanya ( tempus, tense ).4. Berdasarkan cara ( modus : indikatif, impertaif, desideratif dan sebagainya).

Page 2: Bahasa Indonesia Macam-macam Kata

Perubahan bentuk kata kerja berdasarkan keempat hal di atas disebut konjugasi . Sedangkan perubahan, baik pada kata-kata benda (deklinasi) maupun pada kata-kata kerja (konjugasi) bersama-sama disebut fleksi . Itulah sebabnya bahasa-bahasa Barat disebut juga bahasa-bahasa Fleksi.

Di samping perubahan bentuk-bentuk tersebut, bentuk-bentuk in-finitnya menunjukkan cirri-ciri khusus, yang sekaligus menjadi tanda pengenal bahwa kata tersebut adalah kata kerja. Misalnya semua kata yang berakhiran –are, -ere, -ere, dan ire- adalah kata kerja. Jadi jika kita menemukan kata seperti amare, cantare, delere, regere, dormire, dan lain-lain kita akan dapat memastikan bahwa kata-kata itu adalah kata kerja, walaupun kita tidak mengetahui artinya. Dengan demikian kata aegrotare yang berarti sakit dalam bahasa Latin akan langsung kita golongkan dalam kata kerja, tanpa melihat artinya. Tetapi bagaimana dengan kata sakit dalam bahasa Indonesia ?

Oleh karena itu, kita harus mencari ciri-ciri untuk mejadi pegangan kata kerja dalam bahasa Indonesia. (Lihat Kata Kerja pada Pembagian Jenis Kata Baru)

Kata Sifat atau Adjektif

Menurut Aristoteles, kata sifat adalah kata yang menyatakan sifat atau hal keadaan dari suatu benda: tinggi, rendah, lama, baru, dan sebagainya.

Adjektif dalam bahasa-bahasa Barat selalu harus selaras dengan kata benda yang diikuti dalam tiga hal, yaitu:

1. dalam casus nya;2. dalam jumlahnya (numerus);3. dan dalam jenis kata (genus).

Adjektif selanjutnya dapat mengambil bentuk-bentuk yang istimewa bila ditempatkan dalam tingkat-tingkat perbandingan (gradus comparationis), untuk membandingkan suatu keadaan dengan keadaan yang lain. Taraf-taraf perbandingan itu adalah:

1. Tingkat biasa atau gradus positivus.2. Tingkat lebih atau gradus comparativus.3. Tingkat paling atau gradus superlativus.

Selain dari ketiga tingkat perbandingan ini masih ada satu hal yang lain yaitu: keadaan yang sangat tinggi derajatnya, tetapi dengan tidak mengadakan perbandingan dengan urutan-urutan keadaan yang lain. Derajat semacam ini disebut elatif, misalnya:

- Yang terpenting, ialah memilih kawan-kawan yang dapat dipercaya. - Gunung itu terlalu tinggi.

Kedudukan jenis kata ini jelas dalam bahasa-bahasa Barat. Kata-kata ini bias dikenal segera karena bentuknya yang khusus yang diambil berdasarkan kata benda yang diikutinya (dalam hal genus, numerus, dan casus) maupun berdasarkan tingkat-tingkat perbandingannya.

Apakah bahasa Indonesia juga memiliki ciri-ciri khusus untuk menentukan bahwa suatu kata adalah kata sifat? (Lihat Kata Sifat pada Pembagian Jenis Kata Baru)

Page 3: Bahasa Indonesia Macam-macam Kata

Kata Keterangan atau Adverbia

Kata-kata Keterangan atau adverbia adalah kata –kata yang memberi keterangan tentang:

1. Kata Kerja2. Kata Sifat3. Kata Keterangan4. Kata Bilangan5. Seluruh Kalimat

Kata keterangan secara tradisional dapat dibagi-bagi lagi atas beberapa macam berdasarkan artinya atau lebih baik berdasarkan fungsinya dalam kalimat, yaitu:

A. Kata Keterangan Kualitatif (Adverbium Kualitatif)

Adalah Kata Keterangan yang menerangkan atau menjelaskan suasana atau situasi dari suatu perbuatan.

Contoh: Ia berjalan perlahan-perlahan Ia menyanyi dengan nyaring

Biasanya Kata Keterangan ini dinyatakan dengan mempergunakan kata depan dengan + Kata Sifat. Jadi sudah tampak di sini bahwa Kata Keterangan itu bukan merupakan suatu jenis kata tetapi adalah suatu fungsi atau jabatan dari suatu kata atau kelompok kata dalam sebuah kalimat.

B. Kata Keterangan Waktu (Adverbium Temporal)

Adalah keterangan yang menunjukkan atau menjelaskan berlangsungnya suatu peristiwa dalam suatu bidang waktu: sekarang, nanti, kemarin, kemudian, sesudah itu, lusa, sebelum, minggu depan, bulan depan, dan lain-lain.

Kata-kata seperti: sudah, telah, akan, sedang, tidak termasuk dalam keterangan waktu, sebab kata-kata tersebut tidak menunjukkan suatu bidang waktu berlangsungnya suatu tindakan, tetapi menunjukkan berlangsungnya suatu peristiwa secara obyektif.

C. Kata Keterangan Tempat (Adverbium Lokatif)

Segala macam kata ini memberi penjelasan atas berlangsungnya suatu peristiwa atau perbuatan dalam suatu ruang, seperti: di sini, di situ, di sana, ke mari, ke sana, di rumah, di Bandung, dari Jakarta dan sebagainya.

Dari contoh-contoh di atas tyang secara konvensional dianggap Kata Keterangan Tempat, jelas tampak bahwa golongan kata ini pun bukan suatu jenis kata, tetapi merupakan suatu kelompok kata yang menduduki suatu fungsi tertentu dalam kalimat. Keterangan Tempat yang dimaksudkan dalam Tatabahasa-tatabahasa lama terdiri dari dua bagian yaitu kata depan (di, ke, dari) dan kata benda atau kata ganti penunjuk.

D. Kata Keterangan Cara (Keterangan Modalitas)

Adalah kata-kata yang menjelaskan suatu peristiwa karena tanggapan si pembicara atas berlangsungnya peristiwa tersebut. Dalam hal ini subyektivitas lebih ditonjolkan. Keterangan ini menunjukkan sikap pembicara, bagaimana cara ia melihat persoalan tersebut. Pernyataan sikap pembicara atau tanggapan pembicara atas berlangsungnya peristiwa tersebut dapat berupa:

1. Kepastian : memang, niscaya, pasti, sungguh, tentu, tidak, bukannya, bukan.2. Pengakuan : ya, benar, betul, malahan, sebenarnya.

Page 4: Bahasa Indonesia Macam-macam Kata

3. Kesangsian : agaknya, barangkali, entah, mungkin, rasanya, rupanya, dan lain-lain.4. Keinginan : moga-moga, mudah-mudahan.5. Ajakan : baik, mari, hendaknya, kiranya.6. Larangan : jangan.7. Keheranan : masakan, mustahil, mana boleh.

Catatan: Kata tidak menyatakan kepastian dengan mengingkarkan sesuatu, begitu juga kata bukan. kata tidak dipakai untuk menyatakan ingkaran biasa, ingkaran pada perbuatan, keadaan, hal atau segenap kalimat, sedangkan bukan menyatakan suatu pertentangan dan menyangkal bagian dari suatu kalimat.

Kata Depan atau Preposisi

Kata Depan menurut definisi tradisional adalah kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian-bagian kalimat.

Kata-kata Depan yang terpenting dalam bahasa Indonesia ialah:

1. Di, Ke, Dari: ketiga macam kata depan ini dipergunakan untuk merangkaikan kata-kata yang menyatakan tempat atau sesuatu yang dianggap tempat.

2. Pada: bagi kata-kata yang menyatakan orang, nama orang atau nama binatang, nama waktu atau kiasan dipergunakan kata pada untuk menggantikan di, atau kata-kata depan lain yang digabungkan dengan pada seperti daripada, kepada.

3. Selain daripada itu terdapat Kata Depan yang lain, seperti: di mana, di sini, di situ, akan, oleh, dalam, atas, demi, guna, untuk, buat, berkat, terhadap, antara, tentang, hingga, dan lain-lain. Di samping itu ada beberapa Kata Kerja yang dipakai pula sebagai kata depan, yaitu: menurut, menghadap, mendapatkan, melalui, menuju, menjelang, sampai.

Ada beberapa Kata Depan yang menduduki bermacam-macam fungsi yang istimewa, yang perlu kita beri perhatian, antara lain:

1. Akan

Kata Depan akan dapat menduduki beberapa macam fungsi:

a. Pengantar obyek Contoh: Ia tidak tahu akan hal itu. Aku lupa akan semua kejadian itu.

b. Untuk menyatakan kejadian di masa yang akan datingContoh: Saya akan pergi ke Surabaya . 

c. Sebagai penguat atau penekan; dalam hal ini dapat berfungsi sebagai penentu Contoh: Akan hal itu kita perundingkan kelak.

2. Dengan

Kata Depan dengan dapat menduduki beberapa macam fungsi, antara lain:

a. Untuk menyatakan alat (instrumental)Contoh: Ia memukul anjing itu dengan tongkat.

b. Menyatakan hubungan kesertaan (komitatif)Contoh: Ia berangkat ke sekolah dengan teman-temannya.

c. Membentuk adverbial kualitatifContoh: Perkara itu diselidiki dengan cermat.

Page 5: Bahasa Indonesia Macam-macam Kata

d. Dipakai untuk menyatakan keterangan komparatif. Contoh: Adik sama tinggi dengan Ali.

3. Atas

Arti dan fungsi:

a. Membentuk keterangan tempat, dalam hal ini sama artinya dengan di atas  Contoh: Kami menerima tanggung jawab itu di atas pundak kami.

b. Menghubungkan Kata Benda atau Kata Kerja dengan keteranganContoh: Kami mengucapkan terimakasih atas kerja samanya.

c. Dipakai di depan beberapa kata dengan arti dengan atau demi  Contoh: atas nama atas kehendak

atas desakan atas kemauan

4. Antara

Arti dan fungsi:

a. Sebagai penunjuk jarak.

Contoh: Jarak antara Surabaya dan Jakarta .

b. Sebagai penunjuk tempat, dalam hal ini sama artinya dengan di antara .

Contoh: Antara murid-murid itu, mana yang terpandai?

c. Dapat pula berarti kira-kira.

Contoh: Antara lima enam pekan ia meninggalkan pelajarannya.

Kata Sambung atau Konjuksi

Kata Sambung adalah kata yang menghubungkan kata-kata, bagian-bagian kalimat, atau menghubungkan kalimat-kalimat. Cara atau sifat menghubungkan kata-kata atau kalimat-kalimat itu dapat berlangsung dengan berbagai cara:

1. Menyatakan gabungan: dan, lagi pula, serta.2. Menyatakan pertentangan: tetapi, akan tetapi, melainkan.3. Menyatakan waktu: apabila, ketika, bila, bilamana, demi, sambil, sebelum, sedang, sejak, selama, semenjak, sementara,

seraya, setelah, tatkala, waktu.4. Menyatakan tujuan: supaya, agar.5. Menyatakan sebab: sebab, karena, karena itu, sebab itu.6. Menyatakan akibat: sehingga, sampai.7. Menyatakan syarat: jika, andaikata, asal, asalkan, jikalau, sekiranya, seandainya.8. Menyatakan pilihan: atau… atau…, …maupun, baik… baik…, entah… entah….

Page 6: Bahasa Indonesia Macam-macam Kata

9. Menyatakan bandingan: seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan.10. Menyatakan tingkat: semakin… semakin…, kian… kian….11. Menyatakan perlawanan: meskipun, biarpun.12. Pengantar kalimat: maka, adapun, akan.13. Menyatakan penjelas: yakni, umpama, yaitu.14. Sebagai penetap sesuatu: bahwa.

Kata Ganti atau Pronomina

Yang termasuk dalam jenis kata ini adalah segala kata yang dipakai untuk menggantikan kata benda atau yang dibendakan. Pembagian Tradisional menggolongkan kata-kata ini ke dalam suatu jenis kata tersendiri. Ketentuan ini tidak dapat dipertahankan dari segi structural, karena kata-kata ini sama strukturnya dengan kata-kata benda lainnya. Oleh karena itu dalam usaha mengadakan pembagian jenis kata yang baru kita akan menempatkannya dalam suatu posisi yang lain dari biasa.

Kata-kata ganti menurut sifat dan fungsinya dapat dibedakan atas:

1. Kata Ganti Orang atau Pronomina Personalia

Kata Ganti Orang dalam bahasa Indonesia adalah:

Tunggal Jamak Orang I : aku kami, kita Orang II : engkau kamu Orang III : dia mereka

a. Untuk orang I

Page 7: Bahasa Indonesia Macam-macam Kata

Untuk orang pertama tunggal, guna menyatakan kerendahan diri dipakai kata-kata hamba, sahaya(Sansekerta: pengiring, pengikut), patik, abdi. Sebaliknya intuk mengungkapkan suasana yang agung atau mulia maka kata kami yag sebenarnya digunakan untuk orang pertama jamak dapat dipakai pula untuk menggantikan orang pertama tunggal. Ini disebut pluralis majestatis.

b. Untuk orang II

Untuk orang kedua tunggal dipakai paduka (Sansekerta: sepatu), tuan, Yang Mulia, saudara, ibu, bapak, dan lain-lain. Semuanya itu dipakai untuk menyatakan bahwa orang yang kita hadapi jauh lebih tinggi kedudukannya daripada kita. Kata kamu yang sebenarnya merupakan kata ganti orang kedua jamak dipakai pula sebagai pluralis majestatis untuk menggantikan orang kedua tunggal. Tetapi pada masa sekarang ini nilai keagungan itu sudah tidak terasa lagi, karena terlalu sering dipakai.

c. Untuk orang III

Untuk orang ketiga dipergunakan juga kaata-kata beliau, sedang bagi yang telah meninggal dipakai kata mendiang, almarhum atau almarhumah.

2. Kata Ganti Kepunyaan atau Pronomina Posesif

Kata ganti kepunyaan adalah segala kata yang menggantikan kata ganti orang dalam kedudukan sebagai pemilik: -ku, -mu, -nya, kami, kamu, mereka. Sebenarnya pembagian ini dalam bahasa Indonesia tidak diperlukan sebab yang disebut kata ganti kepunyaan itu sama saja dengan kata ganti orang dalam fungsinya sebagai pemilik. Dalam fungsinya sebagai pemilik ini, kata-kata tersebut mengambil bentuk-bentuk ringkas dan dirangkaikan saja di belakang kata-kata yang diterangkannya.

bajuku = baju aku bajumu = baju engkau bajunya = baju n + ia

Bentuk-bentuk ringkas ini yang diletakkan di belakang sebuah kata disebut enklitis . Bentuk enklitis ini dipakai juga untuk menunjukkan fungsi kata ganti orang, bila kata ganti orang itu menduduki jabatan obyek atau mengikuti suatu kata depan:

padaku, padamu, padanya, bagiku, bagimu, baginya, dan lain-lain.

Apabila bentuk-bentuk ringkas itu dirangkaikan di depan sebuah kata disebut proklitis , misalnyakupukul, kaupukul.

Di atas telah disinggung bahwa apa yang dinamakan kata ganti kepunyaan itu dalam bahasa Indonesia tidak pelu ada. Bahwa dalam bahasa Yunani-Latin terdapat konsepsi ini, hal itu sejalan dengan struktur bahasa-bahasa tersebut. Sebagai contoh, kata saya dalam bahasa Latin adalah egodengan mengambil bermacam-macam bentuk sesuai dengan fungsinya dalam kalimat: ego, mei, mihi, me; tetapi dalam fungsinya sebagai pemilik terdapat bentuk meus, yang akan mengambil semua bentuk sebagai kata-kata sifat sesuai dengan kata benda yang diikutinya: meus, mei, meo,dan lain-lain. Jadi kata meus memiliki deklinasi tersendiri. Bahasa Indonesia tidak demikian. Dalam segala hal kata saya, misalnya, tetapi tidak berubah: saya berjalan, abang memukul saya, ia memberi sebuah buku kepada saya, ia mengambil buku saya, dan sebagainya. Kata saya dalambuku saya tidak mengurangi pengertian kita bahwa kata itu adalah pengganti orang dengan fungsi sebagai pemilik sesuatu.

Page 8: Bahasa Indonesia Macam-macam Kata

Kata Bilangan atau Numeralia

Kata Bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah benda atau jumlah kumpulan atau urutan tempat dari nama-nama benda.

Menurut sifatnya kata bilangan dapat dibagi atas:

1. Kata Bilangan Utama (Numeralia Caedinalia): satu, dua, tiga, empat, seratus, seribu,dan sebagainya.2. Kata Bilangan Tingkat (Numeralia Ordinalis): pertama, kedua, ketiga, kelima, kesepuluh, keseratus, dan sebagainya.3. Kata Bilangan Tak Tentu: beberapa, segala, semua, tiap-tiap dan sebagainya.4. Kata Bilangan Kumpulan: kedua, kesepuluh, dan sebagainya; bertiga, berdua, bersepuluh.

Catatan :

a. Dari segi morfologi tidak ada perbedaan antara kata bilangan tingkat dan kata bilangan kumpulan yang memakai prefiks ke-. Tetapi dalam distribusi kalimat nampaklah perbedaan struktur keduanya, yaitu kata bilangan tingkat tempatnya selalu mengikuti kata benda sedangkan kata bilangan kumpulan selalu mendahului kata benda.

Kata bilangan tingkat Kata bilangan kumpulan bangku yang kedua kedua bangku itu permainan kesepuluh kesepuluh permainan itu soal yang ketiga ketiga soal itu

b. Mengenai kata bilangan utama, perlu diperhatikan beberapa hal berikut:

1. Kata-kata delapan, sembilan, bukanlah kata bilangan utama asli, tetapi merupakan kata jadian yang kini sudah tidak dirasakan lagi.

Kata-kata tersebut berasal dari:

Delapan > dua alapan (= dua ambilan, yaitu dua diambil dari sepuluh).

Sembilan > sa ambilan (= diambil satu dari sepuluh)

2. Orang-orang Nusantara dahulu mengenal bilangan yang paling tinggi hanya sampai ribuan. Akibat adanya kontak dengan negeri-negeri lain, terutama India, mereka menerima bilangan yang lebih tinggi dari ribuan. Karena perkenalan mereka dengan orang-orang India, mereka memasukkan kata-kata laksa, keti, dan juta. Tetapi pada mulanya dalam bahasa Sansekerta kata-kata itu mempunyai nilai yang jauh lebih tinggi yaitu:

Page 9: Bahasa Indonesia Macam-macam Kata

       Laksa  : Sansekerta : 100.000        Keti : Sansekerta : 10.000.000

Bagi orang-orang Nusantara waktu itu, bilangan itu terlalu samar-samar, sedangkan di pihak lain mereka memerlukan istilah untuk bilangan genap sesudah seribu; karena itu laksa diturunkan nilanya menjadi 10.000, sedangkan keti diturunkan menjadi 100.000.

3. Bilangan yang lebih dari satu juta biasanya dipinjam dari istilah-istilah Barat. Namun ada dua sistem yang biasa digunakan yaitu system Perancis dan Amerika, yang diikuti Indonesia , dan sistim Inggris dan Jerman.

4. Kata bilangan biasanya ditulis dengan angka Arab, dan dalam hal tertentu dipergunakan juga angka Romawi.

Kata Sandang atau Artikel

Page 10: Bahasa Indonesia Macam-macam Kata

Kata Sandang itu tidak mengandung suatu arti, tetapi memiliki fungsi. Dalam bagian mengenai kata ganti penghubung sudah dibicarakan pula tentang yang, yang pada mulanya hanya mengandung fungsi penentu . Itulah fingsi pertama dari Kata-kata Sandang.

Adapun fungsi Kata Sandang seluruhnya dapat disusun sebagai berikut:

1. Menentukan kata benda.2. Menstubstansikan suatu kata: yang besar, yang jangkung, dan sebagainya.

Kata-kata Sandang yang umum dalam bahasa Indonesia adalah yang, itu, nya, si, sang, hang, dang . Kata-kata sang, hang dan dang banyak digunakan dalam kesusastraan lama; sekarang amat jarang digunakan lagi, kecuali sang , yang kadang-kadang digunakan untuk mengagungkan, kadang untuk menyatakan ejekan atau ironi.

Kata Seru atau Interjeksi

Oleh semua ahli tatabahasa, Kata Seru dianggap sebagai kata yang paling tua dalam kehidupan bahasa. Umat manusia tidak sekaligus mengenal sistem bahasa seperti saat ini. Dari awal mula perkembangan umat manusia, sedikit demi sedikit diciptakan sistem-sistem bunyi untuk komunikasi antar anggota masyarakat. Dan bentuk yang paling tua yang diciptakan untuk mengadakan hubungan atau komunikas itu adalah kata seru.

Menurut Tatabahasa Tradisional kata seru diklasifikasikan sebagai suatu jenis kata. Bila melihat wujud dan fungsinya, maka ketetapak tersebut kurang dapat diterima. Interjeksi sekaligus mengungkapkan semua perasaan dan maksud seseorang, berarti

Page 11: Bahasa Indonesia Macam-macam Kata

interjeksi sudah termasuk dalam bidang sintaksis. Atau dengan kata lain apa yang dinamakan kata seru itu bukanlah kata melainkan semacam kalimat.

Bermacam-macam interjeksi yang dikenal hingga sekarang dalam kehidupan masyarakat bahasa Indonesia adalah:

1. Interjeksi asli: yah, wah, ah, hai, o, oh, cih, nah, dan lain-lain.2. Interjeksi yang berasal dari kata-kata biasa. Yang dimaksud dengan interjeksi ini adalah kata-kata benda atau kata-kata

lain yang digunakan atau biasa digunakan sebagai kata seru:celaka, masa, kasihan, dan lain-lain.3. Interjeksi yang berasal dari ungkapan-ungkapan, baik ungkapan Indonesia asli maupun ungkapan asing: ya ampun, Insya 

Allah, Astaghfirullah, dan lain-lain.