BAHAN TIMTENG

download BAHAN TIMTENG

of 14

Transcript of BAHAN TIMTENG

  • 8/8/2019 BAHAN TIMTENG

    1/14

    Dari Oslo ke Annapolis

    Trias Kuncahyono

    Di hadapan para diplomat dari 40 lebih negara dan sejumlah perwakilan lembaga

    internasional, Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dan Presiden Palestina Mahmoud Abbasberjabatan tangan disaksikan Presiden AS George W Bush yang berdiri di antara keduanya.Inilah jabatan perdamaian di ruang perundingan.

    Peristiwa seperti yang terjadi di Annapolis, Maryland, AS, kemarin itu pernah terjadi 29 tahunsilam di Camp David, AS. Di hadapan Presiden AS Jimmy Carter, Perdana Menteri IsraelMenachem Begin dan Presiden Mesir Anwar Sadat berdamai, 17 September 1978. Perjanjianperdamaian antara Israel dan Mesir yang isinya, antara lain, pengembalian Gurun Sinai dariIsrael kepada Mesir ditandatangani pada tahun 1979.

    Empat belas tahun silam, di Oslo, Norwegia, peristiwa itu berulang. Saat itu, 13 September1993, Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin berjabatan tangan dengan Pemimpin Palestina

    Yasser Arafat di hadapan Presiden AS Bill Clinton. Hasil dari jabatan tangan itu adalahdisepakatinya Deklarasi Prinsip-prinsip.

    Dua tahun kemudian, Wye River, Maryland, AS, Presiden AS Bill Clinton kembali menjadipemrakarsa pertemuan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan PemimpinPLO Yasser Arafat. Keduanya bersepakat untuk melaksanakan kesepakatan politikmenyangkut masa depan Tepi Barat dan Jalur Gaza seperti yang sudah mereka sepakatipada tanggal 28 September 1995.

    Saat itu, 1995, kedua pemimpin, PM Israel Yitzhak Rabin dan Pemimpin PLO Yasser Arafat,disaksikan Presiden AS Bill Clinton dan para wakil dari Rusia, Mesir, Yordania, Norwegia, danUni Eropa, menandatangani kesepakatan mengenai masa depan Tepi Barat dan Jalur Gaza.Kesepakatan itu dicapai dalam perundingan yang dikenal sebagai Perundingan Oslo II(karena sebagai kelanjutan Perundingan Oslo) atau Taba (karena dilaksanakan di Taba,Semenanjung Sinai, Mesir).

    Lima tahun kemudian di Camp David, kembali dua pemimpin negara bermusuhan itudipertemukan. Presiden AS Bill Clinton yang memprakarsai pertemuan itu, yaitu antaraPerdana Menteri Israel Ehud Barak dan Ketua Otoritas Palestina Yasser Arafat. Inilahperundingan terakhir antara Israel-Palestina dalam usaha mencari perdamaian di TimurTengah.

    Perundingan yang dimulai 11 Juli dan berakhir 25 Juli 2000 itu berakhir tanpa adakesepakatan antara kedua belah pihak. Ada tiga persoalan penting yang tidak dapatdisepakati oleh keduanya. Pertama, menyangkut status Jerusalem. Kedua, berkaitan dengan

    masalah perbatasan. Dan, ketiga masalah pengungsi. Masalah Jerusalem menjadi masalahyang paling rumit untuk dipecahkan.

    Kegagalan Perundingan Camp David 2000 masih berusaha dikejar dengan menggelarperundingan di Taba, Semenanjung Sinai, Mesir, mulai 21 Januari hingga 27 Januari 2001.Israel diwakili Menteri Luar Negeri Shlomo Ben-Ami dan Palestina diwakili Pemimpin PLOYasser Arafat. Perdana Menteri Israel saat itu, Ariel Sharon, tidak bersedia bertemu denganArafat.

    Upaya untuk menghidupkan proses perdamaian Timur Tengah terus dilakukan. Di Aqaba,

  • 8/8/2019 BAHAN TIMTENG

    2/14

    Yordania. Presiden AS George W Bush mempertemukan Perdana Menteri PalestinaMahmoud Abbas dengan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon. Di tempat itu, merekaberusaha mengakhiri konflik yang telah berkali-kali mereka usahakan, tetapi gagal.Kesepakatan dicapai kedua belah pihak untuk merundingkan "status final" persoalan yangada di antara mereka.

    Rangkaian perundingan proses perdamaian Timur Tengah terakhir kali dilaksanakan

    sebelum Annapolislewat konsep "peta jalan damai" 2002. Rencana perdamaian lewat "peta jalan damai" untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina itu kini disodorkan oleh empatpihak, tidak lagi didominasi oleh AS. Mereka adalah AS, Uni Eropa, Rusia, dan PBB.

    Prinsip-prinsip rencana perdamaian lewat "peta jalan damai" itu pertama kali digagas olehPresiden AS George W Bush dalam pidatonya tanggal 24 Juni 2004. Pada saat itu, iamenyerukan adanya negara Palestina yang independen, yang hidup berdampingan denganIsrael dalam damai. Sebenarnya ini menegaskan gagasan yang sebelumnya pernah muncul,yakni berdirinya dua negaraIsrael dan Palestinayang saling mengakui dan menghormati.

    Rencana perdamaian ini belum bisa dilaksanakan secara penuh hingga saat ini, sampaikemudian digelar pertemuan Annapolis.

    Terus berulang

    Perundingan perdamaian untuk mencari penyelesaian konflik Israel-Palestina seakan menjadisebuah ritual; sebuah ritual yang diulang-ulang oleh setiap presiden AS. Setiap kali usaha itudilakukan, setiap kali gagal pula. Kedua belah pihak yang berseteru memberikan andilterhadap kegagalan pelaksanaan setiap kesepakatan atau bahkan kegagalan perundingandamai.

    Tentang status Jerusalem, misalnya, yang merupakan isu paling sensitif dan pelik,serangkaian perundingan telah dilakukan kedua belah pihak, tetapi belum memberikan hasil.Bahkan, sudah begitu banyak resolusi yang diterbitkan oleh Majelis Umum PBB dan DewanKeamanan PBB untuk menyelesaikan masalah ini.

    Antara tahun 1967-1989, misalnya, Dewan Keamanan PBB sudah menerbitkan 131 resolusitentang Jerusalem. Sementara itu, Majelis Umum PBB dalam kurun waktu yang sama telahmenerbitkan 429 resolusi. Hal ini memberikan gambaran betapa sulitnya menyelesaikanmasalah Jerusalem.

    Kegagalan Perundingan Camp David II (2000), yang dilaksanakan tujuh tahun silam,misalnya, ditimpakan kepada pihak Palestina. Dore Gold dalam bukunya The Fight forJerusalem menulis, Arafat menolak gagasan pembagian Jerusalem sebagai jalan pemecahankonflik. "Saya tidak akan menyetujui kedaulatan Israel atas Jerusalem, baik di wilayahArmenia maupun di Masjid Al Aqsha, baik atas Via Dolorosa maupun atas Gereja MakamKristus. Mereka dapat menduduki kami dengan menggunakan kekuatan militer karena kami

    sekarang lemah, tetapi dalam dua tahun, sepuluh tahun, atau seratus tahun, akan adaseseorang yang akan membebaskan Jerusalem."

    Perundingan Camp David 2000 gagal dan meninggalkan tiga persoalan pelik, yaituJerusalem, masalah perbatasan, dan masalah pengungsi. Persoalan-persoalan itu akan terus"menghantui" setiap kali perundingan perdamaian dilakukan antara Israel dan Palestina. Dan,persoalan-persoalan itu akan terus menuntut penyelesaikan. Kiranya, masalah tersebut jugamuncul di Annapolis ketika begitu banyak negara makin peduli, realistis, dan mendorongterciptanya perdamaian di Timur Tengah.

  • 8/8/2019 BAHAN TIMTENG

    3/14

    Perundingan perdamaian terus dilakukan. Setiap kali perundingan berakhir dengankegagalan, setiap kali pula rasa frustrasi makin menjadi dan melahirkan radikalisasi. Sebab,

    jabat tangan saja tidak mewakili perdamaian. Dari Oslo ke Annapolis, mereka mencariperdamaian....

    http://klikinter.blogspot.com/2007/11/timur-tengah.html

    UE Desakkan Jerusalem untuk Ibukota Israel-Palestina

    Dunia

    Rabu, 09 Desember 2009 11:22

    Brussels - Uni Eropa (UE) Selasa (8/12) mendesak Israel

    untuk membagi Jerusalem dengan Palestina sebagaibagian dari perjanjian damai Timur Tengah dan membuat

    kota suci itu sebagai ibukota kedua negara.

    Menegaskan kembali sikap yang pemerintah Israelsekarang ini tolak, para menteri luar negeri UE itu

    menyatakan perdamaian sejati membutuhkan pemecahan

    status Jerusalem melalui perundingan.

    Menolak pencaplokan bagian timur dari kota itu,

    pernyataan mereka menegaskan UE "tidak akanmengakui perubahan apapun pada perbatasan sebelum-

    1967 termasuk mengenai Jerusalem, kecuali perubahan itu disetujui oleh pihak-pihak tersebut".

    Israel merebut Tepi Barat dan Jerusalem Timur dari Jordania dalam Perang Enam Hari 1967 dan

    kemudian mencaplok Jerusalem Timur dan daerah-daeah pinggiran yang berdekatan, dalam tindakanyang tidak pernah diakui secara internasional.

    PM Israel Benjamin Netanyahu yang berkuasa Maret menyatakan bahwa Jerusalem akan tetap

    "ibukota yang tak dapat dibagi" dari negara Yahudi itu dan acapkali mengesampingkan termasuk masa

    depan kota tersebut dalam pembicaraan damai.

    Pendahulunya, Ehud Olmert, telah mengatakan Israel akan melepaskan sejumlah bagian dari kota itu

    berdasar berjanjian damai yang komprehensif.

    AS, UE, Rusia dan PBB semuanya menganggap status Jerusalem sebagai salah satu masalah pokok

    yang akan diselesaikan ketika dan jika pembicaraan damai dimulai lagi antara Israel dan Palestina

    berdasarkan apa yang disebut sebagai "penyelesaian dua negara".

    Status Jerusalem --kota suci bagi tiga agama-- selalu menjadi isu yang sangat sensitif dalam proses

    damai Timur Tengah. Palestina menginginkan separuh bagian timur kota itu sebagai ibukota negaraPalestina pada masa depan di Tepi Barat dan Gaza.

    Para menteri itu mengingatkan bahwa UE tidak pernah mengakui pencaplokan Jerusalem Timur.Mereka kembali mendesak Israel untuk menghentikan pembangunan permukiman dan mengakhiri

    Uni Eropa (ilustrasi)

    http://klikinter.blogspot.com/2007/11/timur-tengah.htmlhttp://klikinter.blogspot.com/2007/11/timur-tengah.html
  • 8/8/2019 BAHAN TIMTENG

    4/14

    perlakuaan "diskriminatif" atas warga Palestina di Jerusalem Timur.

    Pernyataan UE itu menyambut baik sebagian tindakan Israel, pembekuan sementara dalam

    pembangunan permukiman sebagai langkah pertama di arah yang benar dan mengharapkan hal itu

    akan membantu memulai lagi pembicaraan yang terhenti sejak 2008.

    Pernyataan itu juga menyambut baik langkah Israel untuk menghentikan pembatasan gerakan wargaPalestina di Tepi Barat yang diduduki dengan memindahkan rintangan jalan dan pos pemeriksaanmiliter di beberapa jalan raya.

    (tim bangadang.com/antara)

    http://bangadang.com/berita/berita-dunia/2056-ue-desakkan-jerusalem-untuk-ibukota-israel-palestina

    Politik dan Ekonomi | 26.03.2009

    30 Tahun Perjanjian Perdamaian 'Camp David'

    Groansicht des Bildes mit der Bildunterschrift: Presiden Mesir Anwar Sadat, Presiden AS JimmyCarter dan PM Israel Menachem Begin (dari kiri ke kanan) 26.03.1979 saat menandatangani

    perjanjian perdamaian di Washington

    Perjanjian Camp David ditandatangani 30 tahun yang silam. Proses perdamaian Timur Tengah

    ini adalah tonggak terpenting yang merupakan dasar bagi kemajuan-kemajuan dalam upaya

    perdamaian selanjutnya.

    Pada 26 Maret 1979 Presiden Amerika Serikat saat itu Jimmy Carter, Presiden Mesir Anwar Sadat dan

    Perdana Menteri Israel Menachem Begin menandatangani perjanjian perdamaian 'Camp David'. Iniadalah kesepakatan perdamain pertama antara Israel dan sebuah negara Arab terbesar dan terpenting,

    yaitu Mesir. Jimmy Carter:

    "Dua pemimpin besar - dan ini sangat berarti bagi sejarah di negaranya - Presiden Anwar el-Sadat dan

    PM Menachem Begin telah bertarung dengan menunjukkan keberanian yang lebih tinggi, keuletan daninspirasi, bagaikan seorang jenderal saat memimpin pasukan dan persenjataan di medan perang."

    http://bangadang.com/berita/berita-dunia/2056-ue-desakkan-jerusalem-untuk-ibukota-israel-palestinahttp://www.dw3d.de/popups/popup_lupe/0,,4128457,00.htmlhttp://www.dw3d.de/popups/popup_lupe/0,,4128457,00.htmlhttp://www.dw3d.de/popups/popup_lupe/0,,4128457,00.htmlhttp://bangadang.com/berita/berita-dunia/2056-ue-desakkan-jerusalem-untuk-ibukota-israel-palestinahttp://www.dw3d.de/popups/popup_lupe/0,,4128457,00.htmlhttp://www.dw3d.de/popups/popup_lupe/0,,4128457,00.htmlhttp://www.dw3d.de/popups/popup_lupe/0,,4128457,00.html
  • 8/8/2019 BAHAN TIMTENG

    5/14

    Bildunterschrift:Groansicht des Bildes mit der Bildunterschrift:Sadat berbicara di parlemen Israel, Knesset 18.11.1977

    Sadat: demi perdamaian bersedia pergi ke Knesset

    Dua tahun sebelumnya, Presiden Sadat tanpa diduga menyatakan, dia bersedia untuk "pergi ke ujung

    dunia, bahkan ke parlemen Israel Knesset" demi mencapai perdamain di wilayah itu. Padahal saat itu

    di Israel dan di negara lain, harapan perdamaian lenyap setelah kubu nasional sosialis pimpinan

    Menachim Begin meraih kemenangan. Tapi, Begin mengundang Sadat yang kemudian datang keYerusalem. Setahun setelah sejumlah perundingan perdamaian yang intensif, "Perjanjian Camp David"

    akhirnya dicetuskan.

    Berbagai politisi dunia mengikuti penandatanganan perdamaian yang dilaksanakan di depan GedungPutih. Tapi, wakil dunia Arab tidak menghadirinya. Bahkan Palestina juga tidak. Mereka menentangperjanjian yang mereka sebut sebagai kesepakatan separatis. Mereka memboikot Presiden Mesir,

    Anwar Sadat yang meskipun demikian tak gentar menghadapi tantangan tersebut:

    "Rakyat Mesir dengan warisan budaya yang besar dan kesadaran atas nilai sejarahnya yang unik, sejak

    awal mengerti arti dan pentingnya upaya ini."

    Bukan perjanjian perdamaian separatis

    Bagi Sadat ini bukan perjanjian perdamaian separatis. Kesepakatan ini juga diharapkan dapat

    menyelesaikan masalah Palestina. Dalam perjanjian Camp David disebutkan tentang otonomi Palestina

    dengan jangka waktu terbatas sebagai transisi menuju negara yang berdaulat. Upaya ini gagal karena

    secara umum ditolak. 14 tahun kemudian di Oslo, Palestina baru bersedia mencapai kesepakatan miripdengan Israel. Dari pihak Israel, Menachem Begin, pemimpin partai nasionalis Herut yang

    menandatangani kesepakatan itu:

    "Saya datang dari tanah Israel, tanah zionis dan dari Yerusalem. Di sini saya berdiri dengan rendah hatidan bangga, sebagai seorang putra bangsa Yahudi, sebagai salah seorang dari generasi Holocaust."

    Bildunterschrift:Groansicht des Bildes mit der Bildunterschrift: PM

    Israel Menachem Begin (kanan) dan Presiden Mesir Anwar El Sadat, di Yerusalem, 20.11.1977

    Begin janji kembalikan seluruh Semenanjung Sinai

    Begin menyetujui kewajiban mengembalikan keseluruhan Semenanjung Sinai dan mengakui prinsip

    "negeri bagi perdamaian". Namun setelah itu, ia dan pengganti-penggantinya menggunakan segala

    sarana justru untuk menyabot prinsip perdamaian Israel-Mesir tersebut. Presiden Mesir Anwar Sadat

    http://www.dw3d.de/popups/popup_lupe/0,,4128457_ind_1,00.htmlhttp://www.dw3d.de/popups/popup_lupe/0,,4128457_ind_1,00.htmlhttp://www.dw3d.de/popups/popup_lupe/0,,4128457_ind_1,00.htmlhttp://www.dw3d.de/popups/popup_lupe/0,,4128457_ind_2,00.htmlhttp://www.dw3d.de/popups/popup_lupe/0,,4128457_ind_2,00.htmlhttp://www.dw3d.de/popups/popup_lupe/0,,4128457_ind_2,00.htmlhttp://www.dw3d.de/popups/popup_lupe/0,,4128457_ind_1,00.htmlhttp://www.dw3d.de/popups/popup_lupe/0,,4128457_ind_1,00.htmlhttp://www.dw3d.de/popups/popup_lupe/0,,4128457_ind_2,00.htmlhttp://www.dw3d.de/popups/popup_lupe/0,,4128457_ind_2,00.html
  • 8/8/2019 BAHAN TIMTENG

    6/14

    dua tahun kemudian dibunuh pengikut islam radikal yang menentang perdamaian Cam David.

    Meski banyak penentangnya, perjanjian Camp David tetap merupakan peristiwa bersejarah, danperdamaian antara Mesir dan Israel masih tetap berlangsung hingga kini. Namun pada kedua pihak

    masih ada kelompok radikal yang berpendapat, kekuasaan, kekuatan atau fanatisme ideologis lebih

    baik ketimbang perdamaian dan konsensi. Bagi mereka, perjanjian Camp David masih merupakankesalahan. Namun bagi banyak pihak di Israel dan Mesir, perjanjian itu selama 30 tahun ini setidaknya

    membawa ketenangan dan keamanan meski terbatas. (cs)

    http://www.dw3d.de/dw/article/0,,4128457,00.html

    Oslo, Annapolis, Jakarta

    Jumat, 11 Juli 2008 | 02:04 WIB

    Trias Kuncahyono

    Saat pekan depan diselenggarakan International Ministerial Conference Capacity Building forPalestine di Jakarta, ketika itu pula muncul pertanyaan: Akankah ada perdamaian di Timur Tengah?

    Pertanyaan itu tidak mengada-ada. Pertanyaan itu juga bukan merupakan cerminan dari sikap

    pesimistis terhadap masa depan Timur Tengah. Akan tetapi, pertanyaan tersebut lebih merefleksikan

    fakta di lapangan, yang membuat ciut hati semua pihak.

    Sejak diterbitkan Resolusi 181 mengenai Partition Plan oleh Majelis Umum (MU) PBB tahun 1947membagi wilayah Palestina menjadi dua, yakni wilayah Arab dan Yahudihingga kini belum

    terlihat ada titik terang bagi penyelesaian masalah Palestina. Sudah begitu banyak resolusi diterbitkan,

    baik oleh MU PBB maupun Dewan Keamanan (DK) PBB, tetapi tanda-tanda perdamaian belum jugamuncul.

    Pada tahun 1967-1989, DK PBB telah menerbitkan 131 resolusi mengenai konflik Palestina. Dalam

    kurun waktu yang sama, MU PBB telah menerbitkan 429 resolusi, dengan 321 resolusi di antaranya

    mengecam tindakan Israel. Akan tetapi, kecaman itu tidak mengikat sehingga tidak dipedulikan Israel(Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir: 2008).

    Begitu banyak perundingan internasional diselenggarakan dan banyak naskah perjanjian damai

    ditandatangani, tetapi konflik belum berakhir. Sebut saja perundingan dan perjanjian, antara lain

    Perjanjian Camp David, Konferensi Madrid, Perjanjian Oslo I dan II, Kesepakatan Hebron, Wye River,Memorandum Sharm el-Sheikh, KTT Camp David II, KTT Taba, Peta Jalan Damai, dan terakhir

    Konferensi Annapolis.

    Semua itu seakan sebuah ritual; sebuah ritual yang diulang-ulang. Setiap kali usaha itu dilakukan,

    setiap kali gagal pula. Kedua belah pihak yang berseteru memberikan andil terhadap kegagalanpelaksanaan setiap kesepakatan atau bahkan kegagalan perundingan damai.

    Dari sekian banyak perjanjian perdamaian, baru Perjanjian Camp David (1978) yang dapat dikatakan

    memberikan hasil. Perjanjian itu mengakhiri permusuhan antara Israel dan Mesir. Israel

    mengembalikan Gurun Sinai yang direbutnya pada tahun 1967 kepada Mesir.

    Perdamaian tidak akan pernah terwujud apabila Israel tidak bersedia melaksanakan amanat ResolusiDK PBB Nomor 242 (22 November 1967). Resolusi itu, antara lain, mengamanatkan diakhirinya

    pendudukan wilayah Palestina oleh Israel, pembongkaran dan penyingkiran permukiman-permukiman

    http://www.dw3d.de/dw/article/0,,4128457,00.htmlhttp://www.dw3d.de/dw/article/0,,4128457,00.html
  • 8/8/2019 BAHAN TIMTENG

    7/14

    Yahudi, dan pengembalian Jerusalem Timur yang direbut Israel dalam perang 1967.

    Ambil contoh Jerusalem, harus dibagi bila perdamaian ingin dicapai. Secara politik, Jerusalem harusdibagi sebab secara geografis dan demografis sudah terbagi. Setiap orang yang mengunjungi Jerusalem

    akan menyaksikan di sana ada Jerusalem Yahudi yang dihuni oleh orang-orang Yahudi dan ada

    Jerusalem Palestina yang dihuni oleh orang-orang Palestina. Sangat mudah dalam teori, tetapi sangatsulit dalam praktiknya.

    Alan Dershowitz dalam bukunya, The Case for Peace, How the Arab-Israeli Conflict Can Be

    Resolved, berpendapat, pembagian Jerusalem sulit untuk dilaksanakan karena peta demografis tidak

    mudah diubah menjadi peta politik. Selain itu, teori tersebut juga sulit dilaksanakan karena terdapatbeberapa simbol agama yang sangat penting di wilayah yang sama. Misalnya, Masjid Al Aqsha berdiri

    di puncak lokasi yang secara tradisional oleh orang Yahudi disebut Kuil Salomon.

    Dua negara

    Apakah itu berarti bahwa perdamaian tidak dapat dicapai?

    Sebenarnya Konferensi Annapolis, 27 November 2007 (Indonesia hadir), memberikan harapan. Dalam

    konferensi inilah untuk pertama kalisetelah dinyatakan pada tahun 1947disebut two-state solution,

    pembentukan dua negara, Israel dan Palestina, sebagai jalan pengakhiran konflik. Kesepakatan itulahyang perlu terus dilanjutkan untuk direalisasikan.

    Mungkinkah gagasan itu diwujudkan? Bersediakah negara-negara yang berkonflik dan negara-negara

    yang selama ini saling bermusuhan menerima solusi itu. Sebab, bila solusi dua negara yang diambil,berarti semua negara Arab dan negara Muslim mengakui hak Israel untuk terus eksis sebagai negara

    Yahudi yang independen, demokratis, dengan perbatasan yang jelas dan aman.

    Sebaliknya, Israel harus mengakui hak rakyat Palestina untuk mendirikan Negara Palestina Merdeka

    yang independen, demokratis, dengan perbatasan yang secara politik dan ekonomi jelas. Hal itu jugaberarti, kaum garis keras Israel harus bersedia untuk melepaskan klaim mereka atas seluruh Eretz

    Yisrael (Tanah Israel) seperti yang dinyatakan dalam kitab suci mereka.

    Selain itu, Israel juga harus melepaskan dan mengakhiri pembangunan permukiman Yahudi di tanah-tanah yang mereka klaim diberikan oleh Tuhan kepada mereka. Israel juga harus menghentikanpendudukan militer atas wilayah Tepi Barat dan Jerusalem Timur. Di pihak lain, kelompok garis keras

    Palestina juga harus rela untuk melepaskan klaim mereka atas seluruh Palestina sebagai milik mereka,

    termasuk wilayah yang sekarang bernama Israel.

    Mungkinkah hal itu terwujud? Meminjam istilah yang digunakan Willy Brandt (1971) yang pernahmenjadi Kanselir Jerman Barat, perdamaian seperti kebebasan, tidak muncul begitu saja.

    Akan tetapi, yang terjadi selama ini tidaklah demikian. Karena itu, Edward W Said dalam The End of

    The Peace Process menyatakan, proses perdamaian telah berakhir, tetapi perang belum juga usai. Hal

    itu terjadi lantaran berbagai perdamaian yang dilakukan selama ini hanyalah kepura-puraan. Selain itu,

    ada perlakuan yang tidak adil antara Israel dan Palestina. Israel boleh memiliki kedaulatan, integritaswilayah, dan menentukan nasib sendiri. Hal yang sama tidak diberlakukan kepada orang-orang

    Palestina.

    Semua itu terjadi lantaran tiadanya kepercayaan (trust) di antara mereka. Saling percaya hilang karenamemang di antara mereka saling mengingkari setiap kali tercapai kesepakatan. Akibatnya, muncul

    lingkaran ayam dan telur. Tiap-tiap pihak ingin bahwa pihak lain menunjukkan niat baik sebelum

    menuju ke meja perundingan.

    Akhirnya, memang, perang dan damai sangat ditentukan oleh mereka sendiri. Sementara negara lain,

  • 8/8/2019 BAHAN TIMTENG

    8/14

  • 8/8/2019 BAHAN TIMTENG

    9/14

    dengan AS dan negara Barat.

    http://international.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/06/10/18/228030/palestina-belum-akan-menjadi-

    negara-dalam-5-tahun

    Yaloon menandaskan bahwa pendudukan Israel serta ekspansi pembangunan permukiman Yahudi bukan

    penghalang proses perdamaian. Dia juga menentang pihak Palestina (Hamas) yang menuntut pencabutan kontrolIsrael atas terhadap tanah Palestina yang sudah berlangsung selama 60 tahun terakhir.

    "Dalam pandangan mereka (Hamas), satu negara haruslah negara Palestina dan identitas negara lain tidak diakui.

    Sehingga di masa akan datang hanya akan ada negara Palestina," tuturnya.

    Dia juga mengusulkan kesepakatan "Peta Jalan Damai" baru yang menggantikan kesepakatan sebelumnya yang

    dianggap tidak cocok lagi.

    "Kami yakin bahwa hampir seluruh isi kesepakatan damai eksklusif yang dibuat di Oslo dan Annapolis harus

    diganti karena sudah tidak sesuai," paparnya.

    http://international.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/06/10/18/228030/palestina-belum-akan-menjadi-negara-dalam-5-tahun

    http://international.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/06/10/18/228030/palestina-belum-akan-

    menjadi-negara-dalam-5-tahun

    Ehud Olmert Akui Tak Ada Upaya Tingkatkan Perdamaian

    Monday, 31 December 2007

    Perdana Menteri Rezim Zionis Israel, Ehud Olmert, mengakui bahwa pihaknya tidak berupayameningkatkan proses perdamaian di kawasan. Menurut Kantor Berita Xinhua, sumber-sumber

    pemberitaan Palestina kemarin menyebutkan, "Dengan alasan serangan rudal ke kawasan permukimanZionis oleh para pejuang Palestina, Olmert di sidang kabinet mingguan menuntut konsistensi Otorita

    Palestina untuk menindak serangan tersebut." Olmert mengklaim, "Selama bangsa Palestina tidakkonsisten, ia tak akan meningkatkan proses perdamaian."

    Tanpa menyinggung intensitas kekerasan serdadu Zionis Israel terhadap bangsa Palestina dan

    berlanjutnya pembangunan permukiman Zionis di Tepi Barat Sungai Jordan, Olmert mengatakan, "TelAviv tidak dapat mengubah sikapnya soal bangsa Palestina."

    http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&task=view&id=158&Itemid=47

    EU Desak Pembagian Dua YerussalemWednesday, 09 December 2009 15:07

    Para menteri luar negeri Uni Eropa berharap agar

    Yerussalem dibagi dua menjadi ibukota, baik dari negaraPalestina maupun Israel. Apakah itu adil?

    Hidayatullah.com--Para menteri, termasuk MenluBelannda Maxime Verhagen, berkumpul di Brussel

    http://international.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/06/10/18/228030/palestina-belum-akan-menjadi-negara-dalam-5-tahunhttp://international.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/06/10/18/228030/palestina-belum-akan-menjadi-negara-dalam-5-tahunhttp://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&task=view&id=158&Itemid=47http://international.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/06/10/18/228030/palestina-belum-akan-menjadi-negara-dalam-5-tahunhttp://international.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/06/10/18/228030/palestina-belum-akan-menjadi-negara-dalam-5-tahunhttp://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&task=view&id=158&Itemid=47
  • 8/8/2019 BAHAN TIMTENG

    10/14

    untuk membicarakan hal tersebut. Dalam rangka proses perdamaian Israel-Palestina, para petinggi

    negara ini menyarankan untuk secepatnya mengganti status Yerussalem.

    Bagi Uni Eropa, usulan pembagian Yerusalem menjadi ibukota bersama Palestina dan Israel adalahjalan keluar konflik berkepanjangan di Timur Tengah.

    Usulan ini pertama kali dilontarkan delegasi Swedia yang mengajukan Yerusalem Timur sebagaiibukota Palestina di masa depan. Sebagian besar anggota pertemuan menyetujui usul ini. "Yerusalem

    Timur bukan bagian dari Israel," kata Menteri Luar Negeri Luksemburg, Jean Asselborn, salah satu

    promotor utama gagasan ini.

    Sebagian negara Uni Eropa lainnya, terutama Jerman, Italia dan Republik Ceko berada di kubu

    berbeda. Mereka terkesan enggan mendorong diputuskannya bentuk perdamaian antara Israel dan

    Palestina. "Untuk memutuskan status masa depan Yerusalem di Brussel sekarang, membuat paranegosiator sangat frustrasi," kata Menteri Luar Negeri Italia, Franco Frattini.

    Yerusalem Timur dicaplok Israel pada 1967 dalam Perang Enam Hari dan mengklaim keseluruhan kotaitu sebagai ibukota negaranya yang sah.

    Uni Eropa sendiri telah menegaskan, hanya akan mengacu kepada peta wilayah sebelum 1967. Banyakpengamat menaruh harapan pada peran Uni Eropa, agar mampu berbuat banyak dalam perdamaian

    Timur Tengah dan mengisi kekosongan yang ditinggalkan Amerika Serikat yang tengah sibuk

    mengurusi isu lain.

    Namun Israel mencibir usulan Swedia dan menyebutnya sebagai ancaman berbahaya bagi upaya

    perdamaian. Israel juga menyebut usulan ini akan melemahkan posisi Uni Eropa sebagai mediator

    perdamaian di kawasan tersebut.

    Walikota Yerusalem, Nir Barkat menyurati Catherine Ashton, Kepala Bagian Kebijakan Luar Negeri

    Uni Eropa, memperingatkan konsekuensi membagi dua kota itu. "Tak ada kota di dunia yang terbagilantas mampu berfungsi dengan baik," tulisnya.

    Usulan Uni Eropa disambut baik Perdana Menteri Otoritas Palestina, Salam Fayed. Dia mengatakanhal ini menjadi langkah bagi dunia internasional mengenali tanggung jawab mereka dalam mengakhiri

    pendudukan Israel yang terjadi sejak 1967.

    "Apapun keputusan politiknya, warga Palestina harus tetap dapat menentukan nasibnya sendiri dalampembentukan negara yang merdeka dan berdaulat, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya,"

    paparnya.

    Sementara itu, di tengah usulan pembagian wilayah, Ketua Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam

    Palestina (Hamas), Khalid Misy'al menegaskan urgensi mewujudkan rekonsiliasi nasional Palestina.

    "Hamas senantiasa menghendaki terwujudnya rekonsiliasi nasional demi memperkokohkan barisan

    bangsa Palestina. Sebab, hanya persatuan Palestina yang bisa menghadapi serangan Zionis Israel,"

    ujarnya Khalid Misy'al dilansir kantor berita Fars.

    Dijadwalkan, Khalid Misy'al dan rombongannya dalam lawatan ke Yaman akan bertemu dengan

    Presiden Ali Abdullah Saleh guna membahas transformasi terbaru Palestina dan upaya mewujudkan

  • 8/8/2019 BAHAN TIMTENG

    11/14

    rekonsiliasi nasional. [ant/rtr/rnw/irb/www.hidayatullah.com]

    http://www.hidayatullah.com/berita/save-palestine/10069-2009-12-09-19-46-03.html

    Yordania Desak Uni Eropa Akhiri Kisah Israel PalestinaSenin, 07 Desember 2009 17:03

    Previous

    Left arrow keyNext

    Right arrow key Close

    Presiden Yordania, Raja Abdullah (ka) menyambut tamunya, PresidenTurki, Abdullah Gul di Ankara 1 Desember 2009. (SuaraMedia News)

    Sebelumnya

    1 of 3 Berikutnya

    AMMAN (SuaraMedia News) - Yang Mulia Raja Abdullah pada hari Minggu mendesak Eropa yang

    lebih aktif berperan dalam menghilangkan hambatan-hambatan yang menghalangi upaya untuk

    mengakhiri konflik Palestina-Israel, menurut sebuah pernyataan dari Royal Court.

    Selama makan siang dengan para duta besar negara-negara anggota Uni Eropa di Amman, Rajamenekankan perlunya meningkatkan upaya untuk menseriusi peluncuran kembali perundingan antara

    Palestina dan Israel dalam kerangka waktu yang jelas bahwa menangani masalah-masalah status akhir

    dan menjamin pembentukan negara Palestina yang independen dan layak yang dapat hidup dalamperdamaian dan keamanan di samping Israel.

    Monarki itu menyerukan negara-negara Eropa untuk menempatkan lebih banyak tekanan pada Israel

    agar menghentikan tindakan unilateral di wilayah pendudukan Yerusalem, mengatakan bahwa tindakan

    tersebut berusaha untuk mengubah identitas kota dengan memaksa Muslim dan Kristen untukmeninggalkan rumah dan tanahmereka dan mengancam tempat suci Islam dan Kristen.

    Dia memuji upaya Swedia, yang saat ini mengepalai Uni Eropa, untuk membentuk sikap Eropa yang

    bersatu yang mengakui Yerusalem Timur sebagai ibukota negara Palestina .

    Sebuah perseteruan telah pecah antara Israel dan Uni Eropa atas usul bahwa blok tersebut meminta

    untuk sebuah "negara Palestina yang independen, demokratis, bersebelahan dan layak meliputi Tepi

    http://www.hidayatullah.com/berita/save-palestine/10069-2009-12-09-19-46-03.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-israel--palestina.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-israel--palestina.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-israel--palestina.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-israel--palestina.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-israel--palestina.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-israel--palestina.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-israel--palestina.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-israel--palestina.htmlhttp://www.suaramedia.com/images/stories/middlest_1_12_09/raja_abdullah.jpghttp://www.suaramedia.com/images/stories/middlest_1_12_09/raja_abdullah.jpghttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/eropa/13292-uni-eropa-menangkan-al-quds-untuk-palestina.htmlhttp://www.hidayatullah.com/berita/save-palestine/10069-2009-12-09-19-46-03.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-israel--palestina.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-israel--palestina.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-israel--palestina.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-israel--palestina.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-israel--palestina.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-israel--palestina.htmlhttp://www.suaramedia.com/images/stories/middlest_1_12_09/raja_abdullah.jpghttp://www.suaramedia.com/images/stories/middlest_1_12_09/raja_abdullah.jpghttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/eropa/13292-uni-eropa-menangkan-al-quds-untuk-palestina.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/eropa/13292-uni-eropa-menangkan-al-quds-untuk-palestina.html
  • 8/8/2019 BAHAN TIMTENG

    12/14

    Barat dan Gaza dan dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya," Agence France-Presse .

    Teks rancangan itu dipersiapkan untuk pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels pada hari

    Rabu, tetapi para diplomat mengatakan itu bisa berubah menjelang pembicaraan karena oposisi dari

    negara-negara anggota, kata AFP.

    Israel menduduki dan mencaplok Yerusalem Timur dalam perang Timur Tengah 1967 dan negaraYahudi itu menganggapnya "Ibukota yang selamanya terbagi", dalam langkah yang tidak pernah diakui

    oleh masyarakat internasional.

    Raja Abdullah mengatakan kepada utusan Uni Eropa yang mengakhiri konflik sesuai dengan solusi dua

    negara adalah satu-satunya cara untuk membawa keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut.

    Yang Mulia meninjau upaya Yordania untuk melaksanakan program-program pembangunan danreformasi untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan di berbagai bidang.

    Dia menekankan keantusiasan Kerajaan untuk meningkatkan kerjasama dengan negara-negara Uni

    Eropa, menyatakan harapan bahwa pengesahanPerjanjian Lisbon bulan ini akan meningkatkan peranan

    Eropa di arena internasional dan memperkuat kemitraan dengan negara-negara di kawasan itu.

    Namun, Deputi Menteri Luar Negeri Israel, Danny Ayalon, mengatakan Inisiatif Uni Eropa untuk

    mendukung pembagian Yerusalem dan status Yerusalem Timur sebagai ibukota negara Palestina dimasa depan "dapat menyakiti upaya untuk kelanjutan perundingan perdamaian,".

    "Orang-orang Eropa tidak boleh mendikte hasil negosiasi sebelum dimulai," kata Ayalon. "Deklarasi ini

    merupakan inisiatif berbahaya yang dapat menyakiti upaya untuk memulai kembali negosiasi antarapihak-pihak yang bersangkutan dan akan memperkeras posisi Palestina," tambahnya.

    Ayalon menegaskan Minggu bahwa "inisiatif ini bertentangan dengan prinsip-prinsip masyarakat

    internasional dan keputusan-keputusan Kwartet mana para pihak mencapai kesepakatan melalui

    pembicaraan langsung." (iw/mf/hz)www.suaramedia.com

    http://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-

    israel--palestina.html

    Uni Eropa: Arafat Penting bagi Perdamaian Timteng

    Tunis, 26 Juni 2003 11:10

    Uni Eropa memandang pemimpin Palestina Yasser Arafat sebagai aktorpenting dalam memajukan proses perdamaian Timur Tengah, kata seorang

    utusan senior Uni Eropa, Rabu.

    "Posisi UE sangat jelas: perkuat dan dukung peran dari perdana menteribaru Abu Mazen, tapi jangan abaikan atau putuskan dialog dengan Presiden

    Arafat," kata Miguel Angel Moratinoa, Duta Besar UE untuk Timteng.

    Berbicara kepada wartawan saat kunjungan singkatnya ke Tunisia,

    Moratinoa mengatakan posisi tersebut belum berubah dan tidak akan

    berubah dalam masa kepemimpinan Italia dalam UE.

    Moratinoa menyinggung penolakan PM Italia Silvio Berlusconi, yang

    http://www.suaramedia.com/berita-dunia/eropa/12786-perjanjian-lisbon-awali-pembentukan-tentara-eropa-baru.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/eropa/12786-perjanjian-lisbon-awali-pembentukan-tentara-eropa-baru.htmlhttp://www.suaramedia.com/http://www.suaramedia.com/http://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-israel--palestina.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-israel--palestina.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/eropa/12786-perjanjian-lisbon-awali-pembentukan-tentara-eropa-baru.htmlhttp://www.suaramedia.com/http://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-israel--palestina.htmlhttp://www.suaramedia.com/berita-dunia/timur-tengah/13478-yordania-desak-uni-eropa-akhiri-kisah-israel--palestina.html
  • 8/8/2019 BAHAN TIMTENG

    13/14

    negaranya akan mengambil giliran mengetuai UE selama enam bulan mulai 1 Juli, untuk bertemu

    Arafat ketika mengunjungi Timur Tengah bulan ini.

    Ia juga menyangkal keras desas-desus yang beredar di pers mengenai pembuangan Arafat ke Tunisiaatas perintah Amerika Serikat. "Pembuangan apa? Saya percaya Arafat pergi dari Tunisia untuk

    mewujudkan sebuah negara Palestina dan negara itu belum lagi tercipta."

    Tunisia menjadi rumah bagi Arafat di masa sulit antara tahun 1982 hingga 1993 setelah pengepungan

    Beirut oleh Israel.

    AS dan Israel memandang Arafat sebagai tokoh yang tidak bisa dijadikan mitra dialog perdamaian

    sehingga mesti disingkirkan, khususnya dalam proses penerapan rencana perdamaian Peta Jalan yang

    disponsori Washington.

    Presiden Rusia, Vladimir Putin, Jumat pekan lalu juga mengatakan AS dan negara-negara lain yang

    akan merundingkan perdamaian di Timteng untuk tidak mengabaikan Arafat.

    Dalam perkambangan lain, pasukan Israel kembali membunuh dua anggota Hamas dalam baku tembak

    di Jalur Gaza utara, Rabu. Aksi kekerasan terbaru itu menyusul penahanan orang-orang yang diduga

    anggota dan simpatisan Hamas di Tepi Barat sehari sebelumnya.

    Tindakan itu akan semakin menjauhkan usaha untuk melaksanakan "peta jalan" damai yang didukung

    AS untuk mengakhiri pertumpahan darah Israel-Palestina selama 33 bulan.

    Sayap militer Hamas dalam sebuah pernyataan mengatakan dua anggotanya tewas dalam serangan

    terhadap satu pos depan militer Israel di kota Beit Hanoun, Gaza.

    Serangan itu adalah untuk membalas pembunuhan oleh tentara Israel terhadap pemimpin Hamas,

    Abdullah Qawasme akhir pekan lalu di kota Al Khalil (Hebron), Tepi Barat.

    Militer Israel mengatakan dua pria bersenjata mengurung diri mereka di dalam sebuah rumah di Beit

    Hanoun dan terlibat baku tembak dengan tentara Israel, tapi tidak mengkonfirmasikan tentang korban

    tewas.

    PM Palestina Mahmud Abbas telah berusaha membujuk Hamas dan kelompok-kelompok garis keras

    lainnya untuk melakukan gencatan senjata sementara dengan Israel. Hamas adalah faksi utama di

    belakang satu aksi serangan bom bunuhdiri terhadap Israel.

    Faksi-faksi Palestina termasuk Hamas dan Jihad Islam, diperkirakan akan mengumumkan gencatan

    senjata di Kairo akhir pekan ini, kata suratkabar Palestina Al Ayyam, Rabu.

    Situasi kini cukup matang untuk menyetujui undangan Mesir guna melakukan perundingan di Kairo

    akhir pekan ini bagi pengumuman gencatan senjata luas, kata suratkabar itu mengutip pernyataansumber-sumber Palestina.

    "Kekuatan-kekuatan nasional dan Islam kini yakin waktunya tepat bagi pengumuman gencatan senjata,sehubungan dengan situasi rejional dan internasional.

    Perundingan-perundingan antara pihak keamanan Israel dan Palestina mengusahakan satu perjanjian

  • 8/8/2019 BAHAN TIMTENG

    14/14

    penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza utara termasuk Beith Hanoun, dan kota Bethlehem, Tepi

    Barat.

    Tentara Israel Rabu pagi membongkar sebuah permukiman ilegal yang terdiri atas beberapa tenda diTepi Barat, kata satu sumber militer. Pos depan itu terletak di bukit Civat Harsina, antara permukiman-

    permukiman Kyriat Arba dan Al Khalil, di Tepi Barat selatan.

    Pada KTT di Aqaba, Jordania, 4 Juni lalu, PM Israel Ariel Sharon berjanji akan membongkar

    permukiman-permukiman "liar" Yahudi sesuai dengan rencana perdamaian Peta Jalan.

    Gerakan anti-permukiman, Peace Now, mengatakan lebih dari 60 permukiman liar Yahudi dibangun

    sejak Sharon berkuasa Maret 2001. Berdasarkan hukum internasional, semua permukiman Yahudi di

    wilayah-wilayah yang diduduki dianggap tidak sah. [Tma, Ant]

    http://www.gatra.com/2003-06-26/artikel.php?id=29612

    http://www.gatra.com/2003-06-26/artikel.php?id=29612http://www.gatra.com/2003-06-26/artikel.php?id=29612