Bahan Sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah...
-
Upload
pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp -
Category
Documents
-
view
294 -
download
25
description
Transcript of Bahan Sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah...
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
I. PendahuluanII. Issue Spasial Strategis III. Muatan PP RTRWNIV. Operasionalisasi PP RTRWNV. Penutup
2
Amanat UU No.26/2007 tentang Penataan Ruang
3
1. UU No.26/2007 tentang Penataan Ruang berlaku efektif sejak diundangkan tanggal 26 April 2007, sebagai pengganti UU No.24/1992
2. RTRW Nasional perlu diatur dengan PP [Pasal 20(6)] untuk menggantikan PP No.47/1997 tentang RTRWN
3. PP RTRWN disesuaikan paling lambat 1.5 tahun sejak UU diberlakukan (≤ Okt 2008) Pasal 78 ayat 4
Namun saat ini sudah mendesak diperlukan
A
4
RTRW merupakan arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara dalam jangka waktu 20 tahun (2008-2028) sekaligus sebagai matra spasial dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan pedoman penyiapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014.
(Penjelasan Pasal 20 ayat 3 UU No 26 Tahun 2007)
5
A. Keterpaduan Pembangunan Sektoral dan WilayahB. Kerentanan Wilayah NKRI
C. Kesenjangan Antar WilayahD. Kawasan Perbatasan
E. Kawasan Perkotaan
F. Pembangunan dan Otonomi Daerah
G. Implikasi Globalisasi6
A. Keterpaduan Pembangunan Sektoral dan Wilayah
Reorientasi pembangunan dari yang sifatnya sektoral menjadi wilayah (spasial) UU No. 26 Tahun 2007 menegaskan RTRWN sebagai matra spasial dari rencana pembangunan
jangka panjang (RPJP)
UU No.17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025 sebagai arah pembangunan Indonesia hingga 20 tahun ke depan menegaskan dalam pembangunan nasional perlunya 6 aspek keterpaduan, yaitu: keterpaduan antar sektor, antara aspek pertahanan, keamanan dan sosial ekonomi, antar pelaku pembangunan pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat, antar pelayanan, aktar kebijakan dan perencanaan, dan antara matra laut,daratan, dan udara.
Untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor dan antar wilayah, diperlukan “tools” yang dapat mensinergiskan kepentingan lintas sektor dan lintas wilayah, pusat daerah dalam membentuk struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah , dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan
“Tools” tersebut adalah :
1. RTRW Nasional yang telah mengatur kebijakan perwujudan struktur dan pola pemanfaatan ruang Nasional
2. RTRW Pulau yang berupa strategi jangka menengah penjabaran kebijakan nasional
7
Letak Geografis Indonesia
• Indonesiaterletakpada6o 08I Lintang Utara dan 11o 15I Lintang Selatan, serta 94o 45I sampai 141o
05I Bujur Timur• Nusantara merupakan konsep kewilayahan Nasional dengan pendekatan bahwa wilayah negara
Indonesiaterdiridaripulau-pulauyangdihubungkanolehlaut.• Nusantaraditunjukkanolehpulau-pulauyangberjejerbagai untaian2jamruddi khatulistiwayangberada
padaposisi silang2samudera,yaituSamudera HindiadanSamuderaPasifik,dan2benuayaituAsiadanAustralia.
• 2/3wilayahIndonesiayangseluas200jutahaadalahlautandengan17.504pulaubesardankecil. 12
B. Kerentanan Wilayah NKRI : Rawan Bencana
“Pembangunan Indonesia harus dilakukan berdasarkan
penataan ruang yang berbasis mitigasi dan adaptif terhadap
bencana “
Ring Of Fire Sebaran Gunung Api
SebaranEpisentrumgempabumitahun1900-2000• Sangataktif;rata-rata450kaligempaMMI≥4.0 per-tahun 13
B. Kerentanan Wilayah NKRI : Perubahan Iklim
Tahun 2030, Indonesia diprediksi akan terjadi kenaikanpermukaan air laut sebesar 8-29 cm (InterGovernmentalPanel Climate Change-IPCC,2007):
Terancam hilangnya sekitar 2000 pulau-pulau kecil, termasuk 92 pulau kecil terluar. Banjir pasang laut melanda wilayah pesisir (termasukkota, wilayah permukiman, dan infrastruktur kota
dan jalan). Intensitas terjadinya banjir dan kekeringan, akan mengganggu ketahananpangan nasional Laju kerusakanhutan mencapai 2,8 juta ha per tahun periode 1997-2000 (Dep Kehutanan, 2007) 14
C. Kesenjangan Antar Wilayah
Sekitar 70-90 % infrastruktur berada di Pulau Sumatera, Jawa dan Bali. Sisanya sekitar 10-30 % infrastrukturtersebar di pulau lainnya yang luasnya 70 persen dari keseluruhan wilayah Indonesia.
Dukungan infrastruktur handal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, antara lain: rencanapembangunan jalan tol 1600 km, pembangkit listrik dan energi, pelabuhan, bandar udara, dan air bersih perkotaan.
K TIK BI
15
D. Kawasan Perbatasan
Pengembangan kawasan perbatasan, untuk keutuhan dan kedaulatan NKRIa. Indonesia memiliki 9 kawasan perbatasan
negara yang terdiri atas:
• 3 kawasan perbatasan darat negara yang berbatasan dengan negara Malaysia di Pulau Kalimantan, Timor Leste di Pulau Timor (NTT), dan Papua New Guinea di Pulau Papua
• 6 kawasan perbatasan laut yang berbatasan dengan negara India, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Timor Leste, dan Australia.
Pulau Nipa yang sudah terabrasi oleh air laut sehingga pada waktu pasang kondisi Pulau Nipah hampir tenggelam
Tugu Selamat Datang di Perbatasan RI-Papua Skouw (RI)-Wutung (Papua)
b. Terdapat 92 pulau kecil terluar yang menjadi lokasi peletakkan Titik Dasar dan Titik Referensi daerah teritorial Indonesia, dimana terdapat 12 pulau kecil terluar yang memerlukan perhatian.
c. Pengembangan kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang internasional dengan harmonisasi prinsip kedaulatan negara, kesejahteraan, dan lingkungan.
12
Kawasan Agropolitan
Keterkaitan yang sinergis antar kota induk dengan kota sekitarnya di kawasan metropolitan, terdapat kecenderungan kota metropolitan bergabung dengan kota di sekitarnya dan menjadi sangat besar.
Keterkaitan antara perkotaan dan perdesaan di kawasan agropolitan. Diperlukan pengendalian pengembangan perkotaan dengan menyebarkan pusat-pusat kegiatan nasional dan
wilayah.
E. Kawasan Perkotaan
13
F. Pembangunan dan Otonomi Daerah
14
050
100150200250300350400
Jum
lah
Kab
upat
en
Tahun
Jumlah Kabupaten per Tahun
Jumlah kabupaten
0102030405060708090
100
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Jum
lah
Kot
aTahun
Jumlah Kota per Tahun
Jumlah Kota
• Otonomi daerah berdampak pada pemekaran wilayah yang ditunjukkan dengan peningkatan jumlah Kabupaten pada tahun 1999 dari 130 menjadi 370 pada tahun 2008. Sedangkan untuk Kota pada tahun 1999 dari 71 kota menjadi 95 kota pada tahun 2008.
• Terdapat kepentingan masing-masing kabupaten/kota untuk pembangunan di daerahnya.• Oleh karena itu diperlukan kebijakan spasial untuk mengintegrasikan dinamika pembangunan daerah.
G. Implikasi Globalisasi : Pembangunan Berkelanjutan
15
Pengertian: “... Sustainable development is one that meets the needs of the present without comprimising the ability of the future generations to their own needs” (Our Common Future, WCED, 2001) atau
Pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi yang akan datang (Komisi Dunia untuk Pembangunan dan Lingkungan atau World Commision on Environment and Development -WCED).
TujuanEkonomi: Pertumbuhan
TujuanEkologis: KelestarianLingkungan
TujuanSosial: Pemerataan
G. Implikasi Globalisasi : Ekonomi Regional
Indonesia terletakdi tengahpasar ASEAN denganjumlahpenduduk lebihdari 500 juta pasar yang menarikbagi Trans National Company (TNC).
Lokasi offshoring dapatdipilihdi tempatyang memiliki keunggulankomparatif, misalnya ketersediaantenagakerja trampil denganupahrelatif murah;
Lokasi outsourcing dapatdipilihdi tempatyang memiliki keunggulankompetitif dalambentukketersediaanindustri penunjang atauketersediaanSDM yang berkualitas.
PengembanganKEK merupakanAntisipasi fenomena ekonomi global Lahirnya kawasanperdaganganbebasdanpelabuhanbebasseperti kawasanBatam, Bintan, danKarimun
20
A. Struktur Muatan PP 26 / 2008 B. Ringkasan Muatan
1. Tujuan RTRWN2. Jakstra Penataan Ruang Wilayah Nasional 3. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional4. Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional5. Arahan Pemanfaatan Ruang wilayah Nasional6. Arahan Pengendalian Ruang wilayah Nasional 17
4.1 Tujuan RTRWN 4.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional
A. Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang Wilayah Nasional
B. Kebijakan Pengembangan Kawasan Lindung Nasional
C. Kebijakan Pengembangan Kawasan Budi daya
D. Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis Nasional
4.3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional Sistem Perkotaan Nasional Sistem Jaringan Transportasi nasional Sistem Jaringan Energi Nasional Sistem Jaringan Telekomunikasi Nasional Sistem Jaringan Sumber daya Air
4.4 Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional, meliputi: Rencana Kawasan Lindung Nasional: Kawasan Suaka Alam (Suaka Alam, Suaka Margasatwa), Kawasan
Pelestarian alam (Cagar Alam, Taman Nasional, Taman Wisata Alam,Taman Hutan Raya), dan Kawasan Rawan Bencana Alam (rawan tanah longsor, rawan gelombang pasang, dan rawan banjir), Kawasan lindung geologi (Cagar Alam Geologi, dan Rawan Bencana Geologi) baik di daratan maupun di laut.
Rencana Pengembangan Kawasan Budi Daya Penetapan Kawasan Strategis Nasional
4.5 Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional4.6 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Nasional
18
A. Struktur Muatan PP 26/2008 (RTRWN)
RTRWN bertujuan untuk mewujudkan:a. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;b. Keterpaduan
1)RTRWN, RTRW Provinsi, dan RTRW Kabupaten/Kota;
2)Pemanfaatan ruang darat, laut, dan udara termasuk ruang di dalam bumi;
3)Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;
c. Pemanfaatan sumber daya alam bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat;
d. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah dan antarsektor; dan
e. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional.
1. TUJUAN RTRWN
19
B. Ringkasan Muatan RTRWN
20
B. Ringkasan Muatan RTRWN
KEBIJAKAN STRATEGI
21
KEBIJAKAN STRATEGI
Pengembangan Kawasan Lindung
Nasional
22
KEBIJAKAN STRATEGI
Pengembangan Kawasan Budi Daya
23
Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis Nasional
KEBIJAKAN STRATEGI
24
KEBIJAKAN STRATEGI
25
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional.
Rencana struktur ruang wilayah nasional meliputi:1. Sistem Perkotaan Nasional 2. Sistem Jaringan Transportasi Nasional3. Sistem Jaringan Energi Nasional4. Sistem Jaringan Telekomunikasi Nasional5. Sistem Jaringan Sumberdaya Air
3. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional
26
PKN
PKWPKSN/KOTA PERBATASAN
Keterangan :
(Catatan: PKL ditetapkan dalam RTRWP)
Pulau PKN PKW PKSN Sumatera 9 56 4 Jawa-Bali 11 38 0 Nusa Tenggara 2 10 3 Kalimantan 5 28 10 Sulawesi 5 24 2 Maluku 2 11 4 Papua 3 11 3 Total 37 178 26
RENCANA SISTEM PERKOTAAN NASIONAL
“ Strategi pemerataan pengembangan kawasan P.Sumatera-Jawa-Bali dan Kalimantan-Sulawesi-Nusa Tenggara-Maluku-Papua melalui penyebaran pusat-pusat kegiatan nasional (20:17) dan wilayah (94:84) serta pengembangan kawasan perbatasan (4:22)”
27
Jaringan Jalan Arteri Primer
Jaringan Jalan Kolektor Primer
Rencana Sistem Jaringan Jalan
“ Pengembangan jaringan jalan nasional diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas antar kawasan dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan menjaga keutuhan NKRI ”
28
Rencana Jaringan Bebas Hambatan
PKN
Pulau ProvinsiSumatera Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Sumatera Selatan ,Lampung
Jawa-Bali Seluruh provinsiKalimantan Kalimantan Timur dan Kalimantan
SelatanSulawesi Sulawesi Utara dan Sulawesi
Selatan
“ Sesuai kerangka kebijakan pembangunan nasional, untuk mengantisipasi kebutuhan aktifitas transportasi jalan bebas hambatan, khususnya di sebagian Lintas Timur Sumatera dan Pantura Jawa” 29
Rencana Jaringan Lintas Penyeberangan
“Jaringan lintas penyebrangan laut diarahkan untuk menghubungkan antar pulau-pulau besar serta membentuk gugus pulau-pulau kecil termasuk pulau-pulau terluar untuk menjaga kedaulatan wilayah NKRI” 30
PKN
Rencana Sistem Jaringan Jalur Kereta Api
“ Pengembangan jaringan jalur kereta api dilakukan pada pulau besar untuk memfasilitasi kebutuhan angkutan orang dan barang secara massal dan jarak jauh yang menghubungkan kota-kota PKN “
31
Keterangan : Pel. Internasional
Pel. Nasional
ALKI I
ALKI II
ALKI III
PKN
PULAUPELABUHAN INTERNASIO
NALPELABUHAN NASIONAL
Sumatera 8 19Jawa-Bali 6 2Kep Nusa Tenggara 1 5
Kalimantan 4 10Sulawesi 3 5Maluku 1 4Papua 2 5Total 25 50
Rencana Pengembangan Pelabuhan Laut
“Sebaran pengembangan pelabuhan laut nasional/internasional diarahkan untuk mendukung aktifitas ekonomi (ekspor-impor) pada kota-kota PKN dan PKW“ 32
Keterangan :
Pusat Penyebaran Skala Pelayanan PrimerPusat Penyebaran Skala Pelayanan Sekunder
Pusat Penyebaran Skala Pelayanan Tersier
PULAU PRIMER SEKUNDER TERSIERSumatera 2 3 9Jawa-Bali 3 3 3Kep Nusa Tenggara
- 2 5
Kalimantan 1 3 11Sulawesi 2 3 3Maluku - - 3Papua - 2 7Total (65) 8 16 41
Rencana Pengembangan Bandar Udara
“Sebaran pengembangan bandara untuk skala pelayanan primer, sekunder dan tersier diarahkan dalam rangka melayani aktifitas ekonomi pada kota-kota PKN dan PKW“ 33
Rencana Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air
“Pengembangan jaringan sumber daya air diarahkan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional serta memenuhi kebutuhan air baku dan bersih pada kawasan perkotaan (PKN dan PKW)“ 34
Rencana Sistem Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
“Sistem Jaringan Tenaga Listrik melayani seluruh Kw.Andalan, PKN dan PKW ”
35
Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi Nasional
36
37
Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional
Kawasan Lindung
Kawasan Suaka Alam & Pelestarian Alam
Keterangan:
PULAU Kaw. Lindung
Sumatera 88
Jawa-Bali 43
Kep. Nusa Tenggara 49
Kalimantan 40
Sulawesi 60
Maluku 28
Papua 43
Total 351
Rencana Kawasan Lindung Nasional
“Sebaran penetapan kawasan lindung nasional diarahkan secara merata di seluruh wilayah dalam rangka menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan“ 38
PULAU Kws. Andalan Darat
Sumatera 31
Jawa-Bali 26
Kep. Nusa Tenggara 8
Kalimantan 16
Sulawesi 16
Maluku 6
Papua 9
Total 112
Rencana Pengembangan Kawasan Andalan Darat
“Kebijakan pengembangan kawasan andalan darat diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya dalam rangka pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat”. 39
Rencana Pengembangan Kawasan Andalan LautPULAU Kws. Andalan Laut
Sumatera 12
Jawa-Bali 6
Kep. Nusa Tenggara 4
Kalimantan 5
Sulawesi 11
Maluku 3
Papua 3
Total 44
“Kebijakan pengembangan kawasan andalan laut diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya dengan pemanfaatan potensi laut Indonesia secara optimal“ 40
INDIKASI PROGRAM UTAMA, sebagai: PETUNJUK yang memuat usulan program utama, perkiraan sumber, instansi pelaksana,
dan waktu pelaksanaan dalam rangka mewujudkan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang;
ACUAN UTAMA dalam penyusunan program pemanfaatan ruang yang merupakan KUNCI dalam pencapaian tujuan penataan ruang, serta ACUAN SEKTOR dalam menyusun rencana strategis beserta besaran investasi; dan
PROGRAM LIMA TAHUNAN disusun untuk jangka waktu rencana 20 (dua puluh) tahun.
A. PERWUJUDKAN FUNGSI STRUKTUR RUANG WILAYAH NASIONAL:1. Sistem Perkotaan Nasional2. Sistem Jaringan Transportasi Nasional3. Sistem Jaringan Energi Nasional 4. Sistem Jaringan Telekomunikasi Nas.5. Sistem Jaringan Sumber Daya Air
B. PERWUJUDKAN POLA RUANG WILAYAH NASIONAL:1. Kawasan Lindung Nasional2. Kawasan Andalan3. Kawasan Strategis Nasional
Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional
Meliputi:
41
Arahan Pengendalian Pemanfaatan
Ruang Wilayah Nasional
Arahan Peraturan Zonasi Sistem Nasional
Arahan Perizinan
Arahan Sanksi: Sanksi Administratif
Arahan Insentif-Disinsentif
Ketentuan yang Harus, Boleh, Boleh tetapi Terbatas, dan Tidak Boleh/Dilarang, terhadap: perwujudan Struktur Ruang NasionalPerwujudan Pola Ruang Nasional
Ketentuan mengenai prosedur pemberian izin pemanfaatan ruang (sistem nasional), dan kekhususan pada pemanfaatan ruang yang berdampak besar dan penting
Ketentuan Umum mengenai pemberian insentif dan disinsentif (sistem nasional)
Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan indikasi arahan peraturan zonasi
Disinsentif dikenakan terhadap pemanfaatan ruang yang perlu dicegah, dibatasi, atau dikurangi keberadaannya
Ketentuan mengenai insentif dan disinsentif
Ketentuan mengenai bentuk pelanggaran dan bentuk sanksi administrasi (sistem nasional)
42
Peraturan yang Diamanatkan Jangka Waktu PenyelesaianPP 2 tahun (≤ April 2009)
PP RTRWN 1 tahun 6 bulan (≤ Okt 2008)
Peraturan Presiden 5 tahun (≤ April 2012)
Peraturan Menteri 3 tahun (≤ April 2010)
RTRW Provinsi 2 tahun (≤ April 2009)
RTRW Kabupaten/Kota 3 tahun (≤ April 2010)
Catatan : Terhitung sejak 26 April 2007, ketika UU No.26 tahun 2007 mulai berlaku efektif, RTRW Nasional akan menjadi pedoman utama dalam penyusunan Perda RTRW di Provinsi , Kabupaten/Kota yang saat ini mulai dilakukan oleh daerah
Amanat UU No. 26 Tahun 2007 (Pasal 78) untuk Jadwal Penyelesaian Pengaturan Pelaksanaan UU Penataan Ruang:
IV. Operasionalisasi RTRWN
43
IV. Operasionalisasi PP RTRWN
Rtrwn Sebagai Rencana Umum Dijabarkan Lebih Lanjut Dalam Rencana Rinci Tata Ruang :
1. Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan:i. RTR Pulau Sumateraii. RTR Pulau Jawa-Baliiii. RTR Pulau Kalimantaniv. RTR Pulau Sulawesiv. RTR Kepulauan Malukuvi. RTR Kepulauan Nusa Tenggaravii. RTR Pulau Papua
2. Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional
Yang akan diatur dengan Peraturan Presiden
44
V. Penutup
A.PP RTRWN menjadi landasan hukum untuk :1. Perumusan kebijakan pokok pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional;2. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan
perkembangan antarwilayah dan keserasian antarsektor;3. Penyelenggaraan pembangunan di daerah dan landasan untuk
mengakomodasi tingginya dinamika pembangunan;4. Pengembangan wilayah dan pembangunan infrastruktur nasional;5. Arahan lokasi investasi; dan6. Penetapan rencana tata ruang dan Pembangunan Pulau, Provinsi,
Kawasan Perbatasan, Kawasan Perkotaan Metropolitan, dan Perlindungan Kawasan Bencana
B.RTRWN menjadi pedoman RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten/Kota yang sesuai dengan UU No.26/2007 harus diselesaikan pada tahun 2008-2009
C.RTRWN dengan kurun waktu 20 tahun untuk dapat mewujudkan ruang yang lebih aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. 45
46