bahan presentasi bab 5-6.docx

2
Mega Tunjung Hapsari 125030107111012 BAB 5 RISIKO SURAT UTANG NEGARA Cahyana (2004) dalam Susilowati (2006) mengatakan bahwa dari sisi pemerintah, penerbitan SUN mengandung beberapa risiko yang perlu diperhatikan. Risiko-risiko tersebut adalah sebagai berikut : a. Risiko Kesinambungan Fiskal b. Risiko Nilai Tukar c. Risiko Perubahan Tingkat Bunga d. Risiko Pembiayaa Kembali e. Risiko Operasional Usaha untuk memperkecil risiko tersebut, maka pemerintah melalui Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) melakukan penataan struktur SUN. Langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Peninjauan terhadap price discovery atau mekanisme dan metode penentuan nilai pasar wajar. b. Perbaikan edukasi calon investor yang dilakukan bersama- sama degan self-regulatory organization (SRO) seperti Bursa Efek Indonesia serta dengan asosiasi-asosiasi terkait lainnya. c. Perbaikan master repo agreement atau aturan baku terhadap transaksi-transaksi yang dilakukan di bursa sehingga mampu menghilangkan perbedaan perlakuan antara bank dan lembaga bukan sekuritas.

description

tugas kuliah

Transcript of bahan presentasi bab 5-6.docx

Page 1: bahan presentasi bab 5-6.docx

Mega Tunjung Hapsari

125030107111012

BAB 5

RISIKO SURAT UTANG NEGARA

Cahyana (2004) dalam Susilowati (2006) mengatakan bahwa dari sisi pemerintah,

penerbitan SUN mengandung beberapa risiko yang perlu diperhatikan. Risiko-risiko tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Risiko Kesinambungan Fiskal

b. Risiko Nilai Tukar

c. Risiko Perubahan Tingkat Bunga

d. Risiko Pembiayaa Kembali

e. Risiko Operasional

Usaha untuk memperkecil risiko tersebut, maka pemerintah melalui Badan Pengawas

Pasar Modal (Bapepam) melakukan penataan struktur SUN. Langkah-langkahnya sebagai

berikut :

a. Peninjauan terhadap price discovery atau mekanisme dan metode penentuan nilai

pasar wajar.

b. Perbaikan edukasi calon investor yang dilakukan bersama-sama degan self-regulatory

organization (SRO) seperti Bursa Efek Indonesia serta dengan asosiasi-asosiasi terkait

lainnya.

c. Perbaikan master repo agreement atau aturan baku terhadap transaksi-transaksi yang

dilakukan di bursa sehingga mampu menghilangkan perbedaan perlakuan antara bank

dan lembaga bukan sekuritas.

BAB 6 : MANAJEMEN PINJAMAN PROYEK

PENDAHULUAN

Sejarah penggunaan pinjaman sebagai bagian dari struktur APBN telah dimulai sejak

Pemerintahan Orde Lama. Pinjaman luar negeri dan hibah diatur dalam SK Bersama antara

Menteri Keuangan dan Ketua BAPPENAS Nomor 185KMK.03/1995 dan Nomor

KEP.031KET/5/1995 tanggal 5 Mei 1995 yang telah diubah dengan SKB 459/KMK.03/1999

dan KEP 264/KET/09/1999 tangga 29 September 1999 tentang Tata Cara Perencanaan,

Pelaksanaan atau Penatausahaan, dan Pemantauan Pinjaman atau Hibah Luar Negeri dalam

Pelaksanaan APBN.

Page 2: bahan presentasi bab 5-6.docx

Menurut aturan tersebut :

Pinjaman Luar Negeri : setiap penerimaan negara dalam bentuk devisa dan/atau devisa

yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa yang diperoleh dari

pemberi pinjaman luar negeri harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu.

Hibah Luar Negeri : setiap penerimaan negara dalam bentuk devisa dan/atau devisa

yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa termasuk tenaga ahli

dan pelatih yang diperole dari pemberi hibah luar negeri yang tidak perlu dibayar

kembali.