bahan MP LBM 2.docx

16
LBM 2 STEP 1 1. tinjauan pustaka Suatu bab yang terdiri dari tinjauan teori dan tinjauan hasil-hasil penelitian. tinjauan komprehensif terhadap penelitian yang diteliti dengan penekanan utama pada hub antar variable yang dipermasalahkannnya dan variable yang mungkin berperan.(direview dr teori dan hasil penelitian2) sumber primer(oleh individu sendiri : dr laporan penelitian,tesis,jurnal,buletin) dan sekunder(kutipan/tinjauan dr orang lain: buku teks,kamus,ensiklopedi,abstrak,indeks) review of related literature(uraian diskusi) 2. kerangka teori Rancangan dasar dari suatu teori. bagan hubungan antar variabel2 dalam penelitian uraian dr tinjauan pustaka skema sederhana yng menggambarkan secara singkat proses pemecahan masalah yang dikemukakan dlm penelitian,kemudian dijelaskan secukupnya mengenai mekanisme kerja 3. kerangka konsep Upaya merangkaikan variabel-variabel kedalam suatu bagan sehingga jelas hubungan masing- masing variabel. skema hubungan antar variabel2 yang diamati /diteliti 4. Daftar pustaka Kumpulan dari sumber-sumber kepustakaan atau keilmuan yang disusun menurut aturan tertentu. 5. Variabel Karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek lain. Ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota- anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari suatu konsep. 6. Konsep Abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus. Suatu kerangka berpikir yang utuh yang ingin dibuktikan atau dicari jawabannya. 7. Teori Sebuah argumen, diskusi, untuk menjelaskan suatu fenomena yang terjadi di dunia. 8. Definisi operasional Rumusan pengertian variabel yang akan dipakai sebagai pegangan dalam pengumpulan data. 9. Pengukuran Observasi fenomena agar dapat dilakukan analisis menurut aturan tertentu. 10. definisi operasional variabel definisi mengenai variable yang dirumuskan berdasarkan karakteristik variabel2 yng dapat diamati untuk membatasi ruang lingkup variabelnya definisi yang diberikan oleh peneliti 11. skala pengukuran data suatu alat ukur /metode untuk menganalisa data /variable yang bersangkutan 12. Hipotesis

description

bhhj

Transcript of bahan MP LBM 2.docx

Page 1: bahan MP LBM 2.docx

LBM 2STEP 1

1. tinjauan pustaka Suatu bab yang terdiri dari tinjauan teori dan tinjauan hasil-hasil

penelitian. tinjauan komprehensif terhadap penelitian yang diteliti dengan

penekanan utama pada hub antar variable yang dipermasalahkannnya dan variable yang mungkin berperan.(direview dr teori dan hasil penelitian2)

sumber primer(oleh individu sendiri : dr laporan penelitian,tesis,jurnal,buletin) dan sekunder(kutipan/tinjauan dr orang lain: buku teks,kamus,ensiklopedi,abstrak,indeks)

review of related literature(uraian diskusi)2. kerangka teori

Rancangan dasar dari suatu teori. bagan hubungan antar variabel2 dalam penelitian uraian dr tinjauan pustaka skema sederhana yng menggambarkan secara singkat proses

pemecahan masalah yang dikemukakan dlm penelitian,kemudian dijelaskan secukupnya mengenai mekanisme kerja

3. kerangka konsep Upaya merangkaikan variabel-variabel kedalam suatu bagan sehingga

jelas hubungan masing-masing variabel. skema hubungan antar variabel2 yang diamati /diteliti

4. Daftar pustaka Kumpulan dari sumber-sumber kepustakaan atau keilmuan yang

disusun menurut aturan tertentu.5. Variabel

Karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek lain.

Ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain.

Simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari suatu konsep.

6. Konsep Abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus.

Suatu kerangka berpikir yang utuh yang ingin dibuktikan atau dicari jawabannya.

7. Teori Sebuah argumen, diskusi, untuk menjelaskan suatu fenomena yang

terjadi di dunia.8. Definisi operasional

Rumusan pengertian variabel yang akan dipakai sebagai pegangan dalam pengumpulan data.

9. Pengukuran Observasi fenomena agar dapat dilakukan analisis menurut aturan

tertentu.10. definisi operasional variabel

definisi mengenai variable yang dirumuskan berdasarkan karakteristik variabel2 yng dapat diamati untuk membatasi ruang lingkup variabelnya

definisi yang diberikan oleh peneliti11. skala pengukuran data

suatu alat ukur /metode untuk menganalisa data /variable yang bersangkutan

12. Hipotesis Pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan penelitian,

yang harus diuji validitasnya secara empiris.

LEARNING ISSUETINJAUAN PUSTAKA1. Apa saja isi tinjauan pustaka

Tinjauan Kepustakaan ini mencakup 2 hal, yaitu : Tinjauan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan di teliti. Hal ini

dimaksudkan agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau mngidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti (diamati). Lebih dari itu dengan tinjauan teori ini dimaksudkan agar peneliti dapat meletakkan atau mengidentifikasi masalah yang ingin diteliti tersebut dalam konteks ilmu pengetahuan yang sedang digelutinya. Oleh sebab itu sering dalam tinjauan kepustakaan ini diuraikan “Kerangka Teori” sebagai dasar untuk mengembangkan “Kerangka Konsep Penelitian”.

Page 2: bahan MP LBM 2.docx

Tinjauan dari hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Hal ini penting, disamping akan memperluas pandangan pengetahuan peneliti, juga peneliti dapat menghindari “Pengulangan” dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain (Menjaga orisinalitas penelitian)

Dalam tinjauan kepustakaan ini, peneliti (calon peneliti) hanya mencoba meninjau atau “review“ terhadap teori-teori dan hasil-hasil penelitian orang lain, apa adanya saja. Hal ini berarti bahwa pemikiran dan pendapat-pendapat pembuat proposal penelitian seyogyanya dimasukkan ke dalam “Tinjauan Kepustakaan” tersebut.( Metodologi Penelitan Kesehatan, 2002, Dr. Seokidjo Notoatmodjo, Jakarta : Rikena Cipta )

2. fungsi tinjauan pustaka a. memperdalam pengetahuan , khususnya tentang hubungan antar variable

penelitian b. mengkaji teori dasar yg berkaitan dengan masalah yg ditelitic. mengkaji temuan penelitian sejenis atau yg pernah dilakukan sebelumnyad. menemukan metode atau cara pendekatan pemecahan masalahe. mendapatkan cara mengevaluasi ataupun analisa dataf. mencari informasi aspek penelitian yg belum tergarapg. memperkaya ide-ide baru(Panduan Penelitian, Dr.B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto, M.Hum)fungsi tinjauan pustaka1. memperdalam pengetahuan , khususnya tentang hubungan antar variable

penelitian 2. mengkaji teori dasar yg berkaitan dengan masalah yg diteliti3. mengkaji temuan penelitian sejenis atau yg pernah dilakukan sebelumnya4. menemukan metode atau cara pendekatan pemecahan masalah5. mendapatkan cara mengevaluasi ataupun analisa data6. mencari informasi aspek penelitian yg belum tergarap7. memperkaya ide-ide baru(Panduan Penelitian, Dr.B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto, M.Hum)

3. Tujuan Agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau mengidentifikasikan variable yang akan diteliti..

Agar peneliti dapat meletakkan masalah yang ingin diteliti itu dalam konteks ilmu pengetahuan yang sedang digeluti.

Dr. Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi

4. Manfaat Tinjauan kepustakaan dapat digunakan untuk: Memperdalam pengetahuan, khususnya tentang hubungan antar variable

penelitian Mengkaji teori dasar yang berkaitan dengan masalah yang diteliti Mengkaji temuan penelitian yang sejenis atau yang pernah dilakukan sebelumnya Menemukan metode atau cara pendekatan pemecahan masalah Mendapatkan cara mengevaluasi ataupun menganalisa data Mencari informasi aspek penelitian yang belum tergarap Memperkaya ide-ide baru(Panduan penelitian,Dr.B.Sandjaja,MSPH dan Albertus Heriyanto,M.Hum)

5. Cara menyusun - Teknik penulisan harus diperhatikan benar.Dimana kalimat yang terlalu panjang,

tanpa subyek, atau ejaan yang tidak taat-asas harus dihindarkan- Alur pikiran yang logis harus tetap dijaga- Penulisan paragraph yang tidak tepat dapat mengurangi kejelasan informasi yang

disampaikan(Sumber: dasar-dasar metodologi penelitian klinis Soedigdo)

KERANGKA TEORI1. Apa saja isi kerangka teori

Membuat skema sederhana yang menggambarkan secara singkat proses pemecahan masalah yang dikemukakan dalam penelitianSkema sederhana yang dibuat kemudian dijelaskan secukupnya mengenai mekanisme kerja faktor-faktor yang timbulNarbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Pernyataan pembuka, pengkajian teori ilmiah yang digunakan dalam penelitian.

Inventarisasi teori – teori yang relevan. Pemilihan teori yang akan menjadi dasar disusunnya kerangka konsep

pilihan.

Page 3: bahan MP LBM 2.docx

(Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis ed 2, Prof. DR. Dr.sudigdo sastroasmoro, Sp.A(K))

2. Bagaimana cara menyusun kerangka teori 1) Menetapkan variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah berapa jumlah variabel

yang diteliti, dan apa nama setiap variabel.2) Membaca buku-buku dan hasil penelitian.3) Deskripsi teori dan hasil penelitian, dalam hal ini berisikan definisi terhadap

masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu.

4) Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian, dalam hal ini mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu, betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak.

5) Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian, dalam hal ini melakukan perbandingan antara teori satu dengan teori lainnya, dan hasil penelitian yang satu dengan penelitian yang lain.

6) Sintesis/kesimpulan yang sifatnya sementara. Dari hasil sintesis atau kesimpulan dari tiap variabel, selanjutnya dipadukan hasil sintesis/kesimpulan tersebut dan kemudian membentuk kerangka berpikir.

(Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ir. M. Iqbal Hasan, M.M., 2002)

3. Manfaat Memperjelas arah penelitian Membantu dalam membuat suatu hipotesis yang baik(Sumber: dasar-dasar metodologi penelitian klinis Soedigdo)

KERANGKA KONSEP1. Apa saja isi kerangka konsep

Kerangka konsep Adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang akan ditelitiKonsep adalah suatu abstraksi yang di bentuk dengan menggeneralisasikan suatu pengertian, konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan dapat diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan ke dalam variabel2. dari variabel itulah konsep dapat diamati dan diukur.

Contoh:Ekonomi keluarga adalah suatu konsep,untuk mengukur konsep ekonomi,dapat melalui variebel pendapatan atau pengeluaran keluarga.Tingkat sosial adalah merupakan konsep ,maka untuk mengukur tingkat sosial seseorang dapat melalui variebel-variebel,dan pekerjaan misalnya.

2. Cara menyusun Dibuat dalam bentuk bagan Menjelaskan hubungan antar variabel yang akan diteliti.(Sumber: dasar-dasar metodologi penelitian klinis Soedigdo)

3. Manfaat Untuk memeberikan informasi yang lebih jelas Mempermudah pemilihan desain penelitian(Sumber: dasar-dasar metodologi penelitian klinis Soedigdo)

Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud ”kerangka konsep”penelitian adalah suatuhubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variebel-variebel yang akan diamati (dukur)melalui penelitian yang dimaksud .Contoh :kerangka konsep penelitian pada bagan 4.1.Konsep-konsep (variebel-variebel) yang akan diamati berdasarkan contoh tersebut adalah :pendidikan,perilau,status sosial,ekonomi konsumen,dan kualitas air bersih sebagai indipenden t variabels(variebel bebas) dan kejadian diare sebagai depent variebles (variebel terikat).sekaligus penelit ian ini akan membuktikan pengaruh dari tiap –tiap variebel tingkat kejadian (kejadian diare ).namun demikian kualitas air bersih sebagai variebel dependen untuk variebel-variebel bebas :pendidikan,kualitas sarana air bersih ,status ekonomi ,dan sebagainya.(Metodologi Penelitan Kesehatan, 2002, Dr. Seokidjo Notoatmodjo, Jakarta : Rikena Cipta)

HIPOTESIS1. Jenis-jenis hipotesis A. Berdasarkan bentuk rumusannya

1) Hipotesis kerja/alternatif/riset/H1

Yaitu hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya dengan penelitian yg akan dilakukan.Hipotesis ini mengekspresikan macam hubungan antar variabel, yg secara klasik biasanya dirumuskan sbg :“Apabila.....,maka.....”, atau

Page 4: bahan MP LBM 2.docx

“Ada hubungan antara.....dengan...”, atau“Ada perbedaan antara...dengan...”,Tidak disarankan untuk terlalu mengikuti formulasi hipotesis yg klasik tsb, karena rumusan hipotesis amat tergantung pada 2 hal yaitu rumusan permasalahan yg dihadapi dan model kerangka teoritik yg dikembangkan untuk menyusun hipotesis tsb.Dikenal 2 macam hipotesis kerja, yaitu hipotesis satu ekor dan hipotesis dua ekor. Istilah ekor disini menggambarkan macam hubungan antar variabel yg dimaksud, satu ekor berarti hubungan sudah jelas arahnya, sedang dua ekor hubungan belum jelas arahnya.Contoh :“Jumlah uban di kepala orang kota lebih banyak daripada uban orang desa” (satu ekor)“Ada perbedaan jumlah uban di kepala orang kota dibanding uban orang desa” (dua ekor)“Makin banyak pabrik didirikan di suatu daerah makin tinggi angka diarenya” (satu ekor)“Ada hubungan antara tinggi angka diare dengan laju industrialisasi” (dua ekor)

Jenis hipotesis kerja ini ditentukan oleh seberapa jauh kekuatan landasan teoritik yg digunakan untuk menyusun hipotesis tsb. Apabila dasar teori cukup kuat untuk menduga adanya arah perbedaan atau hubungan tsb, maka disusunlah hipotesis satu ekor, tapi bila landasan teorinya kurang kuat mendukung kejelasan arah tsb, maka rumuskanlah hipotesis dua ekor. Jenis hipotesis kerja ini akan mempengaruhi cara pengambilan keputusan statistik pada analisis hasil.

2) Hipotesis nihil/nol/H0

Adalah kebalikan dari hipotesis kerja, sehingga rumusannya secara klasik ialah :“Tidak ada korelasi (atau perbedaan) antara...dengan....”Hipotesis ini sebenarnya hanya ada dalam alam pikiran peneliti, yg berguna untuk pembuktian dengan analisis statistik. Oleh karena diketahui, bahwa semua analisis statistik inferensial dikembangkan berdasarkan pada karakteristik hipotesis nihil, dan dengan demikian analisis ini hanya dapat membuktikan benar atau tidaknya hipotesis nihil tsb.

Bagan berikut akan lebih menjelaskan lagi hubungan (perbedaan antara hipotesis nihil dengan hipotesis kerja).

Pernyataan statistika H.K: ada hub antara kecerdasan (X) H1 : rxy # 0Dengan kemampuan meneliti (Y)H.N : tidak ada hub antara kecerdasan (X) H0:rxy#0 dengan kemampuan meneliti (Y)

3) Hipotesis tandinganAdalah hipotesis dari variabel2 “luar” yaitu variabel tandingan bagi variabel pengaruh yg ada dalam hipotesisi kerja. Katakanlah misalnya, kita mempunyai hipotesis kerja “Faktor kelelahan akan mempengaruhi suseptibilitas individu terhadap penyakit infeksi”, maka hipotesis tandingannya adalah “Faktor2 XYZ (dst) akan mempengaruhi suseptibilitas individu terhadap penyakit infeksi”.

Peneliti dapat mengontrol atau membuktikan ketidakbenaran hipotesis tandingan, dengan jalan membuat desain atau rancangan penelitian yg adekuat. Sebagaimana halnya hipotesis nihil, hipotesis tandingan hanya ada dalam alam pikiran peneliti, atas dasar mana rancangan penelitian disusun

(DASAR2 METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN. AHMAD WATIK.P)

B. Berdasarkan ruang lingkupnya1. Hipotesis mayor

Adalah hipotesis mengenai kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian.

2. Hipotesis minoradalah hipotesis mengenai kaitan sebagian dari variabel atau dengan kata lain pecahan dari hipotesis mayor.Contoh :Hipotesis mayor:“Banyaknya makan berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan “Hipotesis minor :

1) “Banyaknya makan nasi berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan”.

2) “Banyaknya makan kue berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan”.

3) “Banyaknya makan buah-buahan berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan”.

Page 5: bahan MP LBM 2.docx

Dalam contoh ini dari sebuah hipotesis mayor dapat dijabarkan menjadi tiga buah hipotesis minor, dan tiga buah itupun sebenarnya belum tuntas habis.(MANAJEMEN PENELITIAN, Prof.Dr. Suharsimi Arikunto)

C. Berdasarkan tingkat abstraksi1) Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia

empiris.Banyak diantara pernyataan yang bersifat umum itu telah diketahui dan diakui kebenarannya oleh “orang banyak”. Misalnya “Orang Minangkabau banyak merantau sedangkan orang Jawa sangat terikat kepada kampung halamannya”. Namun, apa yang diketahui oleh orang banyak belum tentu benar. Pada hipotesis ini hanya mengumpulkan fakta2 yang telah ada tanpa mengujinya kembali kebenarannya.

2) Hipotesis yang berkenaan dengan model idealDunia kenyataan ini sangat kompleks dan untuk mempelajarinya metode atau tipe ide2 meupakan alat yang sangat membantu. Misalnya tipe introvert dan ekstrovert sangat membantu dalam memahami manusia dalam hubungannya dengan dunia luar. Sikap otoriter, demokratis, dan laissezfaire sangat berguna untuk menggambarkan misalnya hubungan pendidikan dengan anak.

3) Hipotesis yang mencari hubungan antara sejumlah variabel.Hipotesis ini lebih abstrak daripada kedua jenis hipotesis sebelumnya. Disini harus dianalisis variabel2 yg dianggap mempengaruhi gejala tertentu dan kemudian diselidiki hingga manakah perubahan dalam variabel yg satu membawa perubahan pada variabel yang lain.(METODE RESEARCH PENELITIAN ILMIAH. Prof.Dr. S. Nasution, MA)

2. Syarat-syarat hipotesis yang baik o Hipotesis harus menyatakan hubungan

o Ini berarti, bahwa hipotesis merupakan pertanyaan terkaan tentang hubungan antar variabel. Hipotesis mengandung dua atau lebih variabel yang dapat diukur ataupun secara potensialdapat diukur. Hipotesis menspesifikasikan bagaimana variabel-variabel tersebut berhubungan.

o Hipotesis harus sesuai dengan fakta

o Ini berarti bahwa hipotesis harus terang, konsep dan variabel harus jelas. Hipotesis harus dapat dimengerti dan tidak mengandung hal-hal yang bersifat metafisis.

o Hipotesis harus sesuai dengan ilmu, serta sesuai dan tumbuh dengan ilmu pengetahuan

o Ini berarti, bahwa hipotesis harus tumbuh dan ada hubungan dengan ilmu pengetahuan dan berada dalam bidang penelitian yang sedang dilakukan.

o Hipotesis harus dapat diujio Ini berarti hipotesis, baik nalar dan kekuatan memberi alasan ataupun

dengan menggunakan alat-alat statistik dapat diuji.o Hipotesis harus sederhana

o Ini berarti, hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk spesifik/khas untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman pengertian.

o Hipotesis harus dapat menerangkan faktao Ini berarti, bahwa hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk yang

menerangkan hubungan fakta-fakta yang ada dan dapat dikaitkan dengan teknik pengujian yang dapat dikuasai.

(Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ir. M. Iqbal Hasan, M.M., 2002)o rumusan hipotesa penelitian harus mengandung variable 2 penelitiano jenis hubungan antar variable tadi terungkap dengan jelaso subjek penelitian tercantum dalam rumusan hipotesis penelitiano mencantumkan juga hipotesa alternatif (hipotesa kerja)(Panduan Penelitian, Dr.B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto, M.Hum) Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan sederhana, tidak bermakna

ganda. Mempunyai landasan teori yang kuat. Hipotesis tidak semata-mata datang

dengan sendirinya, namun harus dibangun atas dasar teori, pengalaman, serta sumber ilmiah lain yang sahih.

Menyetakan hubungan antara satu variabel tergantung dengan satu atau lebih variabel bebas; kadang hipotesis menyatakan hubungan antara beberapa variabel bebas dengan satu variabel tergantung, misalnya pada studi faktor-faktor risiko dengan analisis multivariat. Namun dalam satu hipotesis hanya boleh terdapat satu variabel tergantung. Hipotesis yang menyebutkan lebih dari satu variabel tergantung (disebut sebagai hipotesis yang kompleks) harus dipecah menjadi dua atau lebih hipotesis.

Page 6: bahan MP LBM 2.docx

Memungkinkan diuji secara empiris. Hal ini mutlak dalam studi empiris; suatu hipotesis meskipun mempunyai dasar yang kuat, tidak dapat disebut memenuhi syarat bila tidak dapat diuji secara empiris.

Rumusan hipotesis harus bersifat khas dan menggambarkan variabel-variabel yang diukur. Disisi lain rumusannya juga harus longgar, sehingga membuka kemungkinan untuk dilakukan generalisasi. Rumusan yang terlalu umum atau bermakna ganda, harus dihindarkan.

Dikemukakan a-priori. Hipotesis harus dikemukakan sebelum penelitian, sebelum datanya terkumpul. Hipotesis yang dirumuskan setelah peneliti melihat data, yang disebut sebagai Hipotesis a-posteriori atau post-hoc hypothesis, pada dasarnya merupakan hipotesis multipel yang mempunyai konsekuensi di dalam uji hipotesis (kemungkinan bahwa kenamaan yang diperoleh disebabkan semata-mata oleh faktor peluang atau kesalahan tipe I menjadi makin besar dengan makin bertambahnya hipotesis). Sedangkan ahli menyebut prosedur ini sebagai fihsing expedition, atau data dredging, dan bahkan dapat dituduh “curang”, bagai seorang yang menebak lotere setelah nomor loterenya diundi.

(Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi II, 2002, Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp. A(K), Dkk, Jakarta : CV.Sagung Seto)

3. Ciri-ciri o Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement) bukan dalam

bentuk kalimat tanyao Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti.Hal ini berarti bahwa

hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang atau akan diteliti

o Hipotesis harus dapat diuji.Hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus mengandung atau terdiri dari variable-variable yang dapat diukur dan dibandingkan

o Hipotesis harus sederhana dan terbatas.Artinya hipotesis yang tidak menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya

(metodologi penelitian kesehatan, Soekidjo)

4. Bagaimana cara menyusun hipotesis yang baik o Susunlah berbagai masalah penelitian dan kemudian pilihkan beberapa yang

rasanya berhubungan satu sama lain, disinilah hipotesis akan timbul.

o Buatlah daftar tipe-tipe atau kelompok-kelompok keterangan utama untuk menjawab satu masalah tertentu, kemudian coba jawab pertanyaan paling penting mana yang dapat dijawab kelak.

o Susunlah variabel-variabel penting yang dapat dipakai untuk menganalisis satu masalah tertentu dan kemudian coba jawab mana pertanyaan paling penting dapat dijawab, kalau variabel-variabel tersebut telah benar-benar terkumpul.

o Susunlah daftar lembaga-lembaga yang ada dan cobalah jawab mana masalah yang belum juga terpecahkan, walaupun lembaga-lembaga tersebut telah berjalan sebagaimana mestinya.

o Pilihlah daftar-daftar masalah teoritik, mana yang paling relevan untuk dipakai sebagai langkah kerja penelitian. Ini berarti teori digunakan sebagai salah satu bahan penyusunan hipotesis.

(Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ir. M. Iqbal Hasan, M.M., 2002)

5. Kriteria formulasi hipotesis yang baik o Spesifiko Konkreto Observable (dapat diamati / di ukur)o Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement), bukan dalam

bentuk kalimat tanya.o Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti.o Hipotesis harus dapat diujio Hipotesis harus sederhana dan terbatas

(Metodologi Penelitian Kesehatan Dr Soekidjo Notoatmodjo) Rumusan berupa kalimat deklaratif yang menjawab permasalahan pnelitian. Rumusan mengekspresikan macam-macam hubungan antara dua variabel atau

lebih. Mengandung istilah operasional, yaitu yang memungkinkan untuk dilakukan

pembuktian secara empirik. Secara praktis, kelayakan pembuktian empirik ditentukan oleh :a. Keterukuran variabel (Measurable)b. Keterujian korelasi (Provable)

Berkaitan dengan teori yang telah mapan atau hasil penelitian sebelumnya. Mempunyai cakupan yang “cukupan”, tidak terlalu umum atau luas, juga tidak

terlalusempit atau spesifik. Cakupan yang terlalu luas atau umum akan menyulitkan peneliti sendiri dalam upaya pembuktiannya, sebaliknya cakupan

Page 7: bahan MP LBM 2.docx

yang terlalu sempit atau terlalu spesifik akan membatasi peneliti dalam melakukan generalisasi atau implikasi hasil penelitian yang diperoleh

(Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran & Kesehatan, 2003, Dr, Ahmad Watik Pratiknya, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada)

6. Kegunaan hipotesis o Memberikan tuntutan kepada peneliti kearah mana penelitian itu dilakukan o Merupakan alat untuk melokalisasikan fenomena-fenomena dan menuntun cara

identifikasi variable-variabel yang dibutuhkan untuk menjawab masalah penelitian.

o Memberi petunjuk prosedur yang mana atau rancangan pnelitian mana yang akan dipilih.atau lebih merupakan petunjuk bagi penetapan populasi subyek penelitian,bagaimana perancangan sampelnya,alat dan penukur yang mana yang tepat untuk dipilih.

o Memberi ptunjuk bagi cara pengolahan dan cara analisis hasil penelitian.(Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran & Kesehatan, 2003, Dr, Ahmad Watik Pratiknya, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada) memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data membantu mengarahkan dalam mengidentifikasikan variabel2 yang akan diteliti.

(Metodologi Penelitian Kesehatan, Dr. Soekidjo Notoatmodjo)

7. Unsur yang mendasari hipotesis a. Teori yg telah mapan, yg berkaitan dengan permasalahan penelitian yg

dihadapib. Fakta empirik atau informasi yg diketahui dari penelitian terdahuluc. Konsep atau teori “imajinatif” peneliti sendiri (asumsi), yg dimunculkan

dalam rangka melengkapi teori dan fakta empirik di atas agar dapat menjawab permasalahan penelitian yg dihadapi.Ketiga hal diatas dirangkai secara logis dan sistematis oleh peneliti, shg hipotesis yg dihasilkan “masuk akal” dan mempunyai dasar yg kuat. Untuk pengembangan landasan teoritik ini kemampuan analisis peneliti, termasuk didalamnya cara berpikir deduktif, akan amat sistematik, baik yg diwujudkan secara lisan maupun tulisan, merupakan hal yg amat membantu kemampuan metodologik peneliti.(DASAR2 METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN. AHMAD WATIK.P)

8. penelitian kedokteran yang tidak memerlukan hipotesis

1. Penelitian yang eksploratif murni, termasuk di dalamnya suatu survei deskriptif, reviu program, dsb

2. Penelitian manuskrip sejarah kedokteran3. Penelitian Grounded di bidang kedokteran sosialdasar –dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan, Dr. Ahmad Watik

Praktiknya

VARIABEL1. Definisi

Karakteristik yang diukur, baik yang diukur secara numerik (misalnya usia atau tinggi badan) atau dalam kategori (misalnya jenis kelamin atau ada/tidaknya suatu penyakit). (Abramson, J. H. 1997. Metode Survei Dalam Kedokteran Komunitas Pengantar Studi Epidemiologi dan Evaluatif edisi ketiga. Yogyakarta : UGM Press.)

2. Manfaat Fungsi : untuk memberikan persepsi yang sama pada semua orang mengenai apa yang

dimaksud dengan variable-variable yang telah ditentukan. Untuk menentukan instrumen alat2 ukur apa yang digunakan dalam penelitian(Panduan Penelitian, Dr.B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto, M.Hum)

3. Jenis-jenis variabel a. Variabel Bebas :Variabel yang bila ia berubah akan mengakibatkan perubahan

variabel lainb. Variabel tergantung :Variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebasc. Variabel perancu : Jenis variabel yang berhubungan dengan variabel bebas dan

berhubungan dengan variabel perancu,tetapi bukan merupakan variabel antara. Sangat perlu diidentifikasi karena akan dapat membuat kesalahan dalam pembuatan kesimpulan.

(Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi II, 2002, Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp. A(K), Dkk, Jakarta : CV.Sagung Seto) Variable bebas (independent variable)

Adalah variable yang diduga sebagai penyebab timbulnya variable lain.

Page 8: bahan MP LBM 2.docx

Variable tergantung (dependent variable)Variable yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variable bebas, dalam penelitian variable tergantung diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruh dari variable bebas.

Variable moderator (variable bebas kedua)Variable yang dipilih , diukur , diamati dan dimanipulasi oleh peneliti karena diduga ikut mempengaruhi hubungan antara variable bebas dan variable tergantung.

Variable controlVariable yang dikontrol peneliti untuk menetralkan pengaruhnya terhadap variable tergantung

Variable antara (intervening variable )Factor yang secara teoritik mempengaruhi hubungan variable bebas dan variable tergantung, variable ini tida dapat diamati, dan diukur , namun pengaruhnya dapat disimpulkan dari hubungan yang ada antara variable bebas dan variable tergantung.

(Panduan Penelitian, Dr.B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto, M.Hum)Cara menyingkirkan variable pengganggua. Menyingkirkan counfounding dalam desain

RestriksiMenyingkirkan variable perancu dari setipa subyek penelitian.Kelemahan sulit memperoleh subyek penelitian

generalisasi penelitian menjadi terbatas

Matching proses menyamakan variable perancu/counfounding diantara dua kelompok

dikenali dua jenis matching yaitu : 1. frequency matching2. individual matching

randomisasicara yang efektif untuk menyingkirkan pengaruh variable perancu, karena variable terbagi dalam dua kelompok.

b. Menyingkirkan factor perancu dengan analisis1. stratifikasi2. analisis multivariate

(metodologi penelitian, seri catatan kuliah FK UNDIP)

4. Karakteristik skala variabel Skala Variabel Sifat Contoh Statistik Yang

LazimKategoriala. Nominal

b. Ordinal

Bukan peringkat

Peringkat dengan interval yang tidak dapat diukur.

Golongan darah, jenis kelamin, agama, suku.Derajat penyakit, status sosial.

Jumlah, rate, risiko relatif, uji FisherSama dengan nominal, median, uji non-parametrik

Numerika.Interval

b.Rasio

Peringkat dengan interval yang dapat diukur, namun tidak mempunyai titik 0 alamiah.Sama dengan interval, mempunyai titik 0 alamiah.

Suhu tubuh, koefisien intelegensi.

Penghasilan, berat badan, kadar ureum.

Sama dengan ordinal ditambah mean, simpang baku, uji t, anova regresi-korelasi.Sama dengan skala interval

(Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi II, 2002, Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp. A(K), Dkk, Jakarta : CV.Sagung Seto) Skala nominal adalah suatu himpunan yang terdiri dari anggota yang

mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki perbedaan dari anggota himpunan yang lain,

Skala ordinal adalah himpunan yang beranggotakan menurut ranking, urutan, pangkat atau jabatan. Dalam skala ordinal tiap himpunan tidak hanya dikategorikan kepada persamaan atau perbedaan dengan himpunan yang lain, tetapi juga berangkat dari pernyataan lebih besar atau lebih kecil,

Skala interval seperti pada skala ordinal, tetapi himpunan tersebut dapat memberikan nilai interval atau jarak antar urutan kelas yang bersangkutan. Kelebihan dari skala ini adalah bahwa jarak nomor yang sama menunjukkan juga jarak yang sama dari sifat yang diukur,

Skala ratio, adalah variable yang mempunyai perbadingan yang sama, lebih besar atau lebih kecil. Variable seperti panjang, berat, dan angka agregasi adalah variable rasio.

Page 9: bahan MP LBM 2.docx

(Metodologi Penelitian Kesehatan, Dr. Soekidjo Notoatmodjo)Berdasarkan penggunaannya : Skala Likert

Merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian (fenomena sosial spesifik), seperti sikap, pendapat, dan persepsi sosial seseorang atau sekelompok orang.

Variabel penelitian yang diukur dengan skala likert ini, dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan sebagai titik tolakpenyusunan item-item instrumen, bisa berbentuk pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen ini, memiliki gradasi dari tertinggi (sangat positif) sampai pada terendah (sangat negatif), yang jika dinyatakan dalam bentuk kata-kata dapat berupa, antara lain sebagai berikut :

a. Sangat baikb. Cukup baikc. Sedangd. Kurang baike. Sangat tidak baikAtaua. Senang sekalib. Senangc. Cukup senangd. Kurang senange. Tidak senang

Untuk keperluan analisa secara kuantitatif, maka jawaban-jawaban tersebut diberi skor, misalnya :

a. Sangat baik/senang sekali skor : 5b. Cukup baik/senang skor : 4c. Sedang/cukup senang skor : 3d. Kurang baik/kurang senang skor : 2e. Sangat tidak baik/tidak senang skor : 1

Skala GuttmanSkala Guttman dikembangkan oleh Louis Guttman. Disebut juga metode skalogram atau analisis skala. Skala guttman memiliki beberapa ciri penting, yaitu sebagai berikut : Memiliki sifat uni dimensional

Artinya hanya ingin mengukur satu dimensi dari suatu variabel penelitian yang memiliki beberapa dimensi (multi dimensi).

Merupakan skala kumulatifArtinya pernyataan-pernyataan atau pertanyaan-pertanyaannya hanya memiliki bobot yang berbeda apabila seseorang menyetujui pernyataan yang berbobot lebih berat, maka dia juga akan menyetujui pernyataan-pernyataan yang bobotnya lebih rendah atau kurang berbobotVariabel penelitian yang diukur dengan skala likert ini dijabarkan menjadi indikator varabel, yang kemudian dijadikan sebagai titik tolak penyusunan item-iteminstrumen, bisa berbentuk pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap instrumen ini, berbentuk pernyataan komplementer, sepert “ya-tidak”, “benar-salah”, “setuju-tidak setuju”. Jadi jawaban yang diperoleh hanya ada dua.

Skala ThurstoneSkala thurstone dikembangkan oleh L.L. Thurstone yang bertujuan untuk mengurutkan responden berdasarkan kriteria tertentu. Dengan metode ini skala disusun sedemikian rupa, sehingga interval antarurutan dalam skala mendekati interval yang sama besarnya. Karena itu skala ini sering disebut skala interval sama.

(Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ir. M. Iqbal Hasan, M.M., 2002)

5. Macam-macam definisi variabel (konsepsional & operasional) a. definisi konsepsional, yakni rumusan pengertian variabel sebagaimana

dimengerti oleh khalayak umumb. definisi operasional, yakni rumusan pengertian variabel yang akan dipakai

sebagai pegangan dalam pengumpulan data.(Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Azrul Azwar, 2003)Definisi OperasionalAdalah menjelaskan karakteristik yang diamatinya termasuk juga cara mengamati

dan cara mengukurnya. Fungsi : untuk memberikan persepsi yang sama pada semua orang mengenai apa yang

dimaksud dengan variable-variable yang telah ditentukan. Untuk menentukan instrumen alat2 ukur apa yang digunakan dalam penelitian(Panduan Penelitian, Dr.B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto, M.Hum)cara memberikan definisi operasional variable:

Page 10: bahan MP LBM 2.docx

Definisi operasional yang menjelaskan cara perlakuan untuk menimbulkan suatu gejala, pada definisi ini dijelaskan bagaimana cara memanipulasi variable , sering digunakan pada penelitian eksperimen.Ex : bagaimana cara mempergunakan pupuk X pada tanaman kacang, berapa banyak pupuk X yang dipergunakan, kapan mempergunakannya.

Definisi operasional yang mendeskripsikan suatu variable baik mengenai ciri-cirinya maupun cara beroperasinya, sering dipergunakan dalam penelitian-penelitian pada umumnyaEx: tanaman kacang yang dipergunakan dalam penelitian pupuk X didefinisikan sebagai tanaman kacang dari spesies Arachis hypogaea yang ditanam langsung dari biji kacang dan telah berumur satu tahun.

Definisi operasional yang mendeskripsikan ciri-ciri statis suatu objek , sering dipergunakan pada penelitian pendidikan.Ex : definisi anak cerdas adalah anak yang memiliki perbendaharaan kata-kata yang banyak, memiliki daya ingat yang kuat dan mampu bernalar dengan baikserta memiliki ketrampilan berhitung yang baik.

(Panduan Penelitian, Dr.B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto, M.Hum)

6. Hubungan antar variabel o Korelasi simetris terjadi apabila antar dua variable ada hubungan, tetapi tidak

ada mekanisme pengaruh mempengaruhi, masing-masing bersifat mandiri. Korelasi simetris terjadi karena: kebetulan, sama-sama merupakan akibat dari factor (variable bebas) yang sama, indicator dari konsep yang sama.

o Korelasi asimetris ialah korelasi antara dua variable, dengan satu variable (variable bebas) bersifat mempengaruhi variable yang lain (variable tergantung).

o Korelasi timbal balik ialah korelasi antara dua variable, yang antara keduanya saling pengaruh mempengaruhi,contoh : malnutrisi dan malabsorbsi.

(Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Dr. Ahmad Watik Pratiknya)

Hal-hal yg harus diperhatikan dalam hubungan antar variable1. peluang

bila sampel representative terhadap populasinya, besar peluang dapat dihitung dengan berbagai teknik statistika yakni dengan cara menghitung nilai p(batas kemaknaan uji hipotesis) dimana memperoleh hasil kedua kelompok tidak berbeda< 5% (p<0,05) dianggap diterima

2. bias

bias pengukuran berkaitan dengan kesahihan dimana peneliti harus berusaha menghindarkan 3 sumber bias pengukuran, yakni bias pemeriksa, bias subjek, dan bias alat ukur serta cara pengukuran.

3. perancu4. hubungan kausal atau sebab-akibat

beberapa hal yang harus diperhatikan dalam diagnosis hubungan kausal: hubungan waktu (temporal relationship) benar, kuatnya asosiasi, hubungan yang bergantung dosis (dose dependent), konsistensi, koherensi, biological plausibility, kesamaan dengan hasil penelitian yang lain(dasar-dasar metodologi penelitian klinis,Sudigdo)

DAFTAR PUSTAKA1. Definisi

Semua literatur atau bacaan yang digunakan untuk mendukung dalam menyusun proposal tersebut. (Soekidjo Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.)

2. Aturan baku penulisan daftar pustaka 1. Pencatatan keterangan tentang sumber

Dalam mencatat sumber kepustakaan biasanya mengikuti urutan-urutan sebagai berikut :a. Nama pengarang,. Apabila tidak ada nama pengarang, dicantumkan nama

badan atau instansi yang menerbitkan atau editornya.b. Judul sumber (nama buku, artikel, atau manuskrip yang lain).c. Bila artikel atau judul tersebut diambil dari koran atau majalah berkala,

tuliskan udul, kemudian nama koran atau majalah yang memuatnya, erta volume atau edisi atau nomor penerbitan, tanggal, bulan, dan tahunnya.

d. Nama penerbit (untuk buku atau karangan lain yang diterbitkan)e. Tempat penerbitan.f. Tahun terbitan.g. Apabila suatu buku terdiri dari beberapa jilid atau merupakan suatu seri,

dicantumkan setelah nama buku itu nomor jilid atau serinya.h. Bila perlu dicantumkan nomor halaman yang dipelajari atau dikutip.

2 Menuliskan sesuai dengan aslinya (mengutip) atau meringkas informasi yang dianggap penting, yang akan dijadikan bahan penunjang teoritis, serta nomor halaman dimana informasi itu diperoleh.

Page 11: bahan MP LBM 2.docx

2. Menyusun informasi yang diperoleh dari suatu buku sesuai dengan urutan halaman dengan urutan nomor kecil ke nomor besar.

3. Bila berbagai informasi atau keterangan yang diperoleh dari berbagai sumber sudah dicatat, maka segala informasi yang dicatat tersebut disusun menurut urutan alfabetis nama pengarang.

4. Segala macam catatan tersebut sebaiknya dibuat dalam kertas lepas dan dimasukkan ke dalam snelhecter map atau map folio, sehingga memudahkan untuk menyusun atau mencari kemali informasi tersebut sewaktu diperlukan.

(Metodologi Penelitan Kesehatan, 2002, Dr. Seokidjo Notoatmodjo, Jakarta : Rikena Cipta)Penyusunan daftar pustaka diatur sebagai berikut:a. Urutan ke bawah. Penyusunan daftar pustaka ke bawah disesuaikan dengan

urutan abjad nama terakhir penulis pertama,b. Urutan Ke kanan.

1. Untuk majalah : nama penulis, tahun terbit, judul tulisan, nama majalah (ditulis dengan singkatan resminya), jilid (dan nomor jika perlu), dan nomor halaman yang diacu,

2. Untuk buku : nama penulis, tahun terbit, judul buku, jilid (bila ada), edisi ke, nama penerbit, dan kota (utama), penerbit,

3. Untuk sumber yang lain digunakan cara yang lazim.Catatan :Dalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan, termasuk huruf (initial) nama depan, nama tengah clan seterusnya, dan tidak diperkenankan menampilkan dkk. Atau et.al.www.s3fk.ugm.ac.id

3. cara penulisan a. Sistem nomor (Vancouver)b. Sistem nama dan tahun (Harvard)

Pada sistem ini daftar rujukan disusun secara alfabetik berdasar nama penulis,dengan meletakkan nama keluarga didepan.Contoh : Abnormalitas of te male tract have only recently been defined in autopsy material (Kaplan et al,.1968;Oppenheimer and Estrely.,1969).

c. Sistem kombinasi alfabet dan nomord. Sistem vancouver

Majalah

untuk makalah dengan jumlah pengarang kurang atau sama dengan 6 orang,nama pengarang ditulis smua

bila jumlah pengarang lebih dari 6 orang,nama-nama pengarang hanya ditulis 6 orang sedang sisanya ditulis dkk. Atau et al

buku atau monograf bab pada buku yang ada penyuntingnya Tanpa pengarangAnonymous.Coffe drinking and cancer of the pancreas (Editorial).BrMedJ

1981;283:628Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-2,Dr.Asril Aminullah,Sp.A(K)

4. Macam-macam sumber pustaka o Buku yang diterbitkano Barbagai jenis penerbitan berkala, seperti majalah, jurnal, buletin, brosur, dsb.o Berbagai harian atau surat kabaro Karangan atau makalah ilmiah yang tidak diterbitkan, seperti makalah, skripsi,

thesis, dan disertasi.o Laporan – laporan penelitiano Laporan – laporan dari instansi resmi(Metodologi Penelitian Kesehatan Dr Soekidjo Notoatmodjo)