Bahan Mihi
-
Upload
ade-rilnanda -
Category
Documents
-
view
7 -
download
3
description
Transcript of Bahan Mihi
ARTI, SIFAT DAN RUANG LINGKUP HUBUNGAN INTERNASIONAL
Pendapat para sarjana Hubungan Internasional tentang pengertian ilmu Hubungan Internasional
sangat beragam. Pada mulanya, ada diantara mereka yang berpendapat bahwa ilmu Hubungan
Internasional mencakup semua hubungan antar negara. Misalnya saja seperti yang di utarakan oleh
Schwarzenberger yang menyatakan bahwa ilmu Hubungan Internasional adalah bagian dari sosiologi
yang khusus mempelajari masyarakat internasional. Artinya, ilmu Hubungan Internasional dalam
secara umum tidak hanya mencakup unsur-unsur ekonomi, social, budaya, hankam, dan sebagainya,
seperti misalnya, perpindahan penduduk (imigrisasi dan emigrasi), pariwisata, olimpiade (olah raga),
atau pertukaran budaya (cultural exchange).
Selain pendapat yang cenderung bersifat lebih luas, ada para sarjana hubungan Internasional
yang lebih memperkecil ruang lingkup ilmu hubungan Internasional yaitu dengan lebih menitik
beratkan pada aspek politik dari hubungan antar negara. Salah satu pemikirnya adalah Hoffman yang
menyatakan bahwa ilmu Hubungan Internasional sebagai subjek akademis terutama memperhatikan
hubungan politik antar negara. Adanya penekanan terhadap kata terutama dalam arti sempit
menunjukan bahwa disamping negara ada juga pelaku internasional, transnasional,atau supranasional
yang lain contohnya seperti PBB (perserikatan bangsa-bangsa) UE (Uni Eropa), MNC (Multi National
Corporation) dll.
Saat ini, Hubungan Internasional telah menjadi satu disiplin ilmu pengetahuan yang sedang
tumbuh sangat pesat, hal ini tidak lepas dari munculnya fenomena-fenomena yang saling berkaitan
didalam satu isu Globalisasi yang dirasakan baik sadar ataupun tidak dampaknya sampai kepada unit-
unit terkecil disetiap pelosok dunia (lokal).
Pada hakikatnya ilmu Hubungan Internasional bisa dianalisa dari dua hal, yaitu sebagai suatu
disiplin keilmuan dan fenomena/peristiwa sosial. Hubungan Internasional yang dipelajari di kelas-
kelas merupakan suatu campuran dari berbagai disiplin ilmu. Sehingga banyak yang mengatakan
bahwa ilmu Hubungan Internasional adalah kajian yang multidisipliner atau interdisipliner, meskipun
ada juga yang berpendapat bahwa HI adalah disiplin ilmu yang tunggal. Berbagai ilmu yang diramu
ke dalam HI antara lain Matematika misalnya statistik perlombaan senjata, Psikologi misalnya
mempelajari peran persepsi dalam pengambilan keputusan internasional, Ilmu Ekonomi misalnya
mempelajari sistem moneter dan perdagangan internasional, Hukum, Sejarah Kawasan, Politik,
Sosiologi misalnya mempelajari perilaku kelompok antarnegara, Antropologi misalnya mempelajari
dan membandingkan interaksi antarbudaya, dan Ilmu Komunikasi. Hubungan Internasional sebagai
suatu disiplin ilmu meliputi teori-teori, konsep-konsep, serta metode-metode penelitian. Adapun
subjek inti dari Hubungan Internasional itu sendiri adalah Sejarah Diplomasi, Politik Internasional,
Politik Luar Negeri, Organisasi Internasional, Hukum Internasional, dan Ekonomi Politik
Internasional. Sedangkan sebagai fenomena sosial, hubungan internasional tidak hanya dipelajari di
dalam kelas, melainkan juga dalam kehidupan nyata.
Pengertian Hubungan Internasional Sebagai Suatu Disiplin Ilmu
Gabungan kata dari Hubungan dan Internasional yang sekarang digunakan dan menjadi satu
istilah tertentu di Indonesia merupakan terjemahan langsung dari bahasa inggris yaitu dari kata
‘International dan Relations’. Chris Brown Dalam bukunya, Understanding International
Relations ,membagi terminologi International Relations menjadi dua definisi, meskipun pemisahan ini
tidak terlalu efektif, yaitu:
Sampai saat ini masih terdapat subjektivitas dalam pendefinisian HI yang berarti belum adanya
kesepakatan maupun konsensus keilmuan mengenai definisi hubungan internasional yang dapat
diterima oleh seluruh pihak. Hal itu disebabkan oleh banyaknya perspektif atau sudut pandang yang
digunakan dalam upaya mendefinisikan hubungan internasional.
Trygve Mathisen dalam bukunya ‘Methodology in The Study of International Relation’
mengemukakan bahwa istilah international relations memiliki beberapa arti, yaitu:
a. Spesialisasi yang meliputi aspek-aspek internasional dari beberapa cabang ilmu politik.
b. Sejarah baru dari politik internasional.
c. Semua aspek internasional dari kehidupan sosial dalam arti semua tingkah manusia yang terjadi
atau berasal dari satu negara dan dapat mempengaruhi tingkah laku manusia di negara lain.
d. Suatu cabang ilmu politik yang berdiri sendiri.
Pengertian Hubungan Internasional dilihat dari berbagai perspektif
Yang pertama yaitu mengenai hubungan internasional sebagai transaksi-transaksi yang
dilakukan melewati batas negara (cross-border transactions). Definisi ini lebih luas karena turut
mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh aktor nonnegara, termasuk individu dan organisasi-
organisasi nonpemerintah. Contohnya antara lain perdagangan internasional, transnational crime, dan
pertukaran pelajar. Meskipun lebih luas daripada definisike dua, definisi ini pun masih menggunakan
konsep negara dan kedaulatannya (dengan batas-batas wilayah yang jelas).
Gagasan kaum Realis, hubungan internasional hanya terbatas pada tataran“High Politics” atau
permasalahan diplomatik, militer, dan strategis dengan negara sebagai satu-satunya aktor yang
penting dalam tatanan hubungan internasional atau dalam interaksi politik secara internasional, dan
menekankan pada konsep-konsep atau permasalahan perang dan damai, konflik, dan kerja sama.
Memang, negara, secara historis merupakan aktor sentral dari pembelajaran Hubungan Internasional.
Namun, pendapat kaum Realis tentang negara yang menjadi satu-satunya aktor penting dalam
hubungan internasional mendapat rintangan ketika peran pelaku nonnegara mempunyai peran yang
signifikan. Peran nongovernmental actors, seperti PBB, individu, dan teroris, terlihat secara nyata dan
mempunyai peranan yang tidak kalah penting dengan negara. Pengertian ini juga sangat sempit dan
eksklusif karena tidak mengindahkan fenomena globalisasi.
Definisi terluas mengenai hubungan internasional adalah ketika konsep globalisasi muncul.
Definisi ini tidak lagi menggunakan konsep negara yang memiliki batas dan kedaulatan yang jelas dan
kaku. Dengan adanya globalisasi, maka kedaulatan menjadi kabur dan border of state atau batas-batas
negara mulai tidak jelas. Batas-batas negara yang memudar terjadi karena arus globalisasi saat ini
yang dipercepat oleh perkembangan teknologi. Globalisasi antara lain mempelajari komunikasi dunia,
sistem transportasi dan finansial, bisnis internasional, dan terbentuknya masyarakat global (global
society).
Ruang lingkup hubungan internasional pun masih dapat diperdebatkan. Menurut Michael
Nicholson, Hubungan Internasional sangat arogan karena mempelajari berbagai hal yang keluar dari
perbatasan suatu negara. Menurut perspektif global, seorang individu yang melakukan interaksi
dengan pihak yang berada di luar perbatasan telah menjadi domain HI. Menurut Chris Brown, pada
dasarnya hubungan internasional adalah transaksi-transaksi sosial politik, ekonomi, yang tidak pernah
mengakui sistem anarki. Menurutnya, ada norma-norma yang berjalan di antara negara-negara yang
secara langsung maupun tidak memerintah negara-negara tersebut. Hal ini bertentangan dengan
pendapat Nicholson yang menyatakan bahwa tidak ada kewenangan mutlak yang terpusat yang dapat
memerintah negara-negara di dunia.
Charles McClelland mendefinisikan hubungan internasional sebagai berikut: “Batasan paling
luar dari hubungan internasional adalah jika kita membayangkan seluruh pertukaran, transaksi,
kontak, aliran informasi, dan tindakan-tindakan dari hal apapun yang terjadi pada saat ini di antara
masyarakat yang terkonstitusi secara terpisah di dunia.”1
Menurut McClelland, peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di antara dan di dalam negara-
negara mempengaruhi hubungan internasional.
Terminologi Hubungan Internasional
Penggunaan istilah ‘Hubungan Internasional’ pun masih dapat diperdebatkan. Berbagai istilah
alternatif yang sempat mengemuka antara lain International Politics, Interstate Relations,
Transnational Relations, International Affairs, International Studies, World Politics, dan Global
Politics.
Istilah Hubungan Internasional menuai beberapa kritik, antara lain mengenai kata
‘internasional’nya yang berarti ‘hubungan antarbangsa’. Jadi, konsep yang mengemuka di sini adalah
konsep bangsa (nation), padahal Hubungan Internasional adalah studi mengenai hubungan
antarnegara (state). Namun, meskipun dalam pengertian nation yang luas (yang kemudian juga
mencakup pengertian negara/negara bangsa), istilah tersebut masih mengeksklusikan (tidak
mencakup) peran nonstate actors. Jika merujuk pada definisi bahwa hubungan internasional adalah
hubungan atau relasi di antara negara-negara di dunia, maka sebenarnya istilah yang lebih memenuhi
adalah Interstate Relations, akan tetapi istilah ‘state’ telah digunakan oleh Amerika Serikat untuk
menyebut negara bagiannya. Konsep yang sentral dalam peristilahan ini adalah konsep ‘negara’ atau
‘state’. Yang menjadi pelaku dalam hubungan internasional (setidaknya yang diakui) adalah negara
dan bukan bangsa (nation). Yang dimaksud dengan negara di sini adalah komunitas politik yang
memiliki kedaulatan (sovereignty), yang merupakan konsep lain yang tidak kalah sulit dan tidak kalah
penting. Yang dimaksud dengan kedaulatan adalah otoritas legal, dalam arti tidak ada kekuasaan lain
yang memiliki hak untuk mengatur atau memberi perintah, atau yang berada di atas negara.
Kedaulatan negara juga dapat diartikan sebagai karakteristik suatu negara yang merdeka atau
independen secara politik dari negara-negara lainnya.
Istilah Interstate Relations dikaitkan dengan kaum Realis dan lebih tidak mendapat dukungan
karena pengertiannya bahkan lebih sempit lagi (hanya hubungan-hubungan yang dilakukan oleh
negara). Sebutan yang sering digunakan untuk menggambarkan Interstate Relations adalah model
‘billiard ball’. Interstate Relations seringkali dilawankan secara langsung dengan Transnational
Relations . Model ‘Billiard Ball’ dalam istilah Interstate Relations:
Ket: S = state
Istilah yang lebih luas adalah Transnational Relations, yang selain membicarakan interaksi di
antara negara dan negara, juga antara negara dan unsur-unsur lain di dalam negara lain (organisasi
nonpemerintah, perusahaan swasta, individu), bahkan antara unsur-unsur nonnegara dalam satu
negara dengan unsur-unsur nonnegara negara lain. Model Transnational Relations sering disebut juga
model ‘CobWeb’ (jaring laba-laba).
Pengertian atas Istilah –istilah yang digunakan dalam penamaan dari substansi yang hampir
sama dengan Hubungan Internasional yaitu
Pendapat para sarjana Hubungan Internasional tentang hal ini sangat beragam. Pada awal peroses
perkembangannya , ada diantara mereka yang berpendapat bahwa ilmu Hubungan Internasional
mencakup semua hubungan antar negara. Misalkan saja dapat kita kutip pendapat dari
Schwarzenberger yang menyatakan bahwa ilmu Hubungan Internasional adalah bagian dari sosiologi
yang khusus mempelajari masyarakat internasional (sociology of international relations). Jadi, ilmu
Hubungan Internasional dalam arti umum tidak hanya mencakup unsur politik saja, tetapi juga
mencakup unsur-unsur ekonomi, sosial, budaya ,hankam, dan sebagainya, seperti misalnya ,
perpindahan penduduk (imigrasi dan emigrasi), pariwisata, olimpiade (olah raga), atau pertukaran
budaya (cultural exchange).
Seluruh tipe hubungan atau interaksi antar negara, termasuk asosiasi dan perdagangan, dan
sebagainya. Hubungan internasional di jalankan oleh aktor-aktor negara dan bukan negara.
Menurut Holsti adalah studi mengenai pola tindakan negara terhadap lingkungan eksternal sebagai
reaksi atas respon negara lain.Selain mencakup unsur power, kepentingan, dan tindakan, politik
internasional juga mencakup perhatian terhadap system putusan dalam situasi konflik. Jadi politik
Internasional menggambarkan hubungan dua arah, menggambarkan reaksi dan respon bukan aksi.
Menurut kami politik internasional lebih tepat dikatakan sebagai salah satu cabang dari disiplin ilmu
Hubungan Interasional
Merupakan salah satu wujud dari interaksi dalam hubungan internasional. Politik Internasional
membahas keadaan atau soal-soal politik di masyarakat internasional dalam arti lebih sempit, yaitu
dengan berfokus pada diplomasi dan hubungan antar negara dan kesatuan-kesatuan politik lainnya.
Seperti halnya politik domestik, politik internasional terdiri dari elemen-elemen kerjasama dan
konflik, permintaan dan dukungan , gangguan dan pengaturan.
Pengertian dasarnya hampir sama dengan yang lainnya yaitu interaksi aktor-aktor internasional, tetapi
titik beratnya adalah terhadap konsep geografi bumi sebagai planet yang global sehingga semua
interaksi internasional lebih terkesan didasarkan kepada faktor-faktor geografi bumi.
Istilah politik dunia dapat di katagorikan sebagai pola-pola hubungan politik yang didefinisikan
secara longgar yang melibatkan baik itu aktor negara maupun non negara dan interaksi berbagai
elemen seperti ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup dan militer dari berbagai aktor negara dan
non negara yang memiliki dampak politik terhadap dunia.
Secara garis besar diartikan sebagai sebuah proses interaksi aktor-aktor internasional yang dititik
beratkan kepada aktifitas perpindahan aktor-aktor internasional yang melewati batas-batas negara.
Segala aktifitas aktor-aktor internasional dalam rangka mencapai tujuan nasionalnya dengan melintasi
batas antar negara
Dinamika hubungan Internasional pada satu dasawarsa terakhir menunjukan berbagai kecenderungan
baru yang secara substansial sangat berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Ada banyak contoh yang
dapat kita sebut untuk memperkuat pernyataan di atas, seperti berakhirnya Perang Dingin,
mengemukanya isu-isu baru yang secara signifikan telah mengubah wajah dunia seperti konflik etnis,
munculnya terorisme internasional, mengemukanya globalisasi dengan segala aspeknya , regionalisme
di berbgai penjuru dunia dan kecenderungan internasionalisasi isu-isu lokal.
Dari pemikiran tentang permasalah di muka bumi yang semakin komplek tersebut maka kami
rasa dibutuhkan satu defininisi yang akan menerangkan fenomena-fenomena lintas batas negara
dimana batas-batas negara semakin semu.dan hampir tidak ada.
World Relations menurut kami merupakan istilah yang paling tepat menggambarkan interaksi-
interaksi diantara aktor-aktor internasional saat ini, dengan alasan-alasan sebagai berikut :
Cakupan Isu Pola dominan Struktur dominant
Ekonomi Kerjasama kompetisi Multipolaritas, didominasi
hegemoni AS-UE dan
munculnya regionalisme
Militer Kerjasama keamanan,
aliansi militer
Unipolaritas yang
didominasi AS
Politik Kerjasama Multipolaritas yang
didominasi oleh kekuatan
global
Sosial budaya Kerjasama antar
kebudayaan
Dominasi kebudayaan
Barat terhadap dunia
Lingkungan Kerjasama Dominasi negara-negara
Barat dan munculnya
kesadaran lingkungan di
negra –negara Dunia
Ketiga
Pembelajaran Hubungan Internasional
Dewasa ini populasi yang tersebar di seluruh pelosok dunia sudah dan harus sadar untuk mulai
memperhatikan masalah-masalah Hubungan Internasional sebagai sesuatu yang sangat penting karena
lwalaupun peran negara masih tetap kuat, tetapi pada umumnya fenomena-fenomena hubungan
Internasional yang terjadi selalu membawa dampak baik langsung ataupun tidak langsung kepada
setiap komunitas atau bahkan sampai level individu. Dapat dikatakan bahwa fakta ini mempengaruhi
seluruh aspek kehidupan kita, meskipun terkadang hal itu tidak kita rasakan. Setiap manusia, laki-laki
dan perempuan, anak kecil maupun orang dewasa, terhubung dengan negara tertentu dan melalui
negara tersebut terhubung dengan sistem negara secara global (the state system).
Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong munculnya media dan alat
transportasi yang bisa menjadi katalisator hubungan-hubungan yang melintasi batas-batas negara
sehingga satu negara bisa merespon kejadian yang terjadi di negara lain dengan cepat. Di bidang
lingkungan hidup aktifitas-aktifitas pengrusakan alam di suatu negara bisa berpengaruh kepada
lingkungan negara lain karena pada hakikatnya seluruh negara di dunia adalah saling menyatu pada
permukaan bumi yang satu. Misalnya kerusakan hutan Amazon di Brazil akan berdampak buruk tidak
hanya kepada negara tersebut tetapi terhadap seluruh dunia karena akan muncul efek rumah kaca yang
bisa mencairkan gunning-gunung es di kutub utara yang pada akhirnya akan menimbulkan bencana
alam dan efek-efek lainnya.
Kesimpulannya bahwa ketergantungan diantara negara-negara di dunia semakin hari semakin
kuat dan intensitas hubungan-hubungan yang melintasi batas negara semakin tinggi dan tentunya
permasalahan-permasalah baru akan bermunculan dan semakin komplek.
Perspektif-perspektif di dalam ilmu Hubungan Internasional
Hubungan Internasional dipelajari melalui kacamata-kacamata analisa yang biasa disebut
perspektif. Beberapa perspektif besar di dalam Hubungan Internasional antara lain Realisme,
Idealisme, Liberalisme-Pluralisme, Strukturalisme, Globalisme-Marxisme, Postmodernisme, Critical
Theory, dan Feminisme. Selain itu juga terdapat pembagian pendekatan di dalam Hubungan
Internasional menjadi pendekatan kaum Realis, Liberalis, Masyarakat Internasionalis, dan Ekonomi
Politik Internasionalis. Pembedaan ini terutama menyangkut pendekatannya, ontologis dan
epistomologis tentang negara dan nilai-nilai yang ingin di penuhinya. Kaum realis memandang
negara sebagai actor tunggal yang bisa mensejahterakan bagi penduduknya, pendekatan Liberalisme
memandang negara sebagai penyedia kebebasan (freedom), sedangkan pendekatan Masyarakat
Internasional (International Society) dan Ekonomi Politik Internasional (International Political
Economy) memandang negara sebagai penyedia (berturut-turut) tata tertib dan keadilan (order and
justice) serta kesejahteraan (welfare).
Sampai saat ini tidak ada tidak kesepakatan bersama dalam disiplin Hubungan Internasional
mengenai cara mengamati, mendefinisikan, mengukur, membandingkan, dan mengklasifikasikan
fenomena-fenomenanya. Oleh karena itu, dalam sebagian besar contoh kasus, yang terjadi adalah
pengambilan pilihan individu (individual choice) atas perspektif atau pendekatan apa yang digunakan.
Akan tetapi, hal ini tidak disebabkan oleh ketiadaan struktur, fokus, atau tekanan dalam studi
Hubungan Internasional itu sendiri. Maka, yang perlu dilakukan dalam mempelajari studi ini bukanlah
memilih atau membenarkan suatu perspektif atau school of thought tertentu dan menyalahkan yang
lain, melainkan mengidentifikasi masing-masing perspektif tersebut dalam konteks yang tepat dan
membandingkannya dari waktu ke waktu dengan satu pertanyaan yang harus terus menerus diajukan:
Apa yang baru dalam Hubungan Internasional?
Dinamika politik global menciptakan permasalahan-permasalahan baru yang harus dianalisis
dan kemudian disintesis ke dalam studi HI sebagai pengetahuan baru. Yang dapat dilakukan terhadap
permasalahan-permasalahan tersebut adalah menerapkan teori-teori yang telah ada, yang relevan
untuk memahami berbagai isu baru tersebut. Yang harus ditekankan bukan hanya pembelajaran
mengenai berbagai pendekatan yang berbeda, di mana berbagai fenomena hubungan internasional
dapat dijelaskan, melainkan juga faktor-faktor yang menghasilkan perubahan dan mempengaruhi
aktor-aktor politik dalam panggung politik global. Sesuatu yang baru di dalam Hubungan
Internasional itu bukanlah merupakan hasil eksperimen di laboratorium, melainkan merupakan
penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi dalam politik global.
Dalam perkembangannya, Amerika Serikat dan Inggris menggunakan istilah yang berbeda
untuk studi Hubungan Internasional. Inggris menggunakan istilah International Politics, sedangkan
Amerika Serikat menggunakan istilah International Relations. Istilah International Politics yang
digunakan di Inggris mendapat kritik karena pada kenyataannya peristiwa-peristiwa yang dipelajari
dan dianalisis tidak melulu soal politik, melainkan mencakup hal-hal yang lebih luas, seperti ekonomi,
militer, sosial, dan budaya.
Sejarah dan Perkembangan Ilmu Hubungan Internasional
Gagasan tentang negara yang menjadi subjek pusat didalam interaksi-interaksi antar negara di
dunia telah ada sejak zaman Yunani Kuno yang mana pada saat itu terdapat negara-negara kota
(Athena, Sparta, Corinth, dan sebagainya) yang sering disebut Hellas. Tapi, secara ilmiah sejarah
Hubungan Internasional baru bisa diungkapkan pada masa modern awal, yaitu pada sekitar abad ke-
16 dan abad ke-17 dimana negara-negara berdaulat yang berdasarkan teritori atau wilayah yang pasti
mulai terbentuk. Dan selepas Perang Dunia I perkembangan Hubungan Internasional sebagai suatu
studi dimulai berkembang.
Sejak pertama di kaji, studi-studi Hubungan Internasional dikembangkan untuk mencegah
perang yang cenderung terjadi setelah Perjanjian Westphalia (1648) dimana telah mendorong lahirnya
negara-negara modern (modern states) yang berdaulat (sovereign), yang selanjutnya memunculkan
konflik dan perang di antara negara-negara tersebut, salah satunya disebabkan oleh perebutan
hegemoni atas wilayah, ekonomi, dan politik. Pada tahun 1919, istilah International Relations muncul
pertama kalinya di Amerika Serikat, sedangkan di Inggris disebut International Politics. Adalah
Woodrow Wilson (saat itu menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat) dalam pidatonya ‘fourteen
speeches’ pada masa akhir Perang Dunia I yang mengemukakan gagasan tentang perlunya sebuah
studi mengenai hubungan internasional. Pernyataan dari Woodrow Wilson ini menginspirasi seorang
industriwan yang berasal dari Welsh, bernama David Davies, untuk mendanai pembentukan jurusan
Hubungan Internasional yang pertama di University of Wales di Aberystwyth. David Davies
meminta seorang Profesor dalam bidang Sejarah, Alfred Zimmern, untuk menjadi ketua jurusan
pertama dari universitas ini.
Di Carnegie Melon sekitar tahun 1919-1920 lembaga riset pertama Di Amerika Serikat, istilah
‘International Relations’ digunakan untuk pertama kalinya, dan sejak itu muncul perdebatan diantara
pihak yang mengunakan istilah ‘International Relations’ yang digunakan di Amerika Serikat dan
Istilah ‘International Politics’ yang digunakan di Inggris. Selain itu, sempat muncul istilah lainnya
seperti International Affairs. Istilah Transnational Relations juga sempat muncul pada tahun 1970.
Perkembangan Hubungan Internasional di Eropa Kontinental, Inggris, dan Amerika Serikat
Di Benua Eropa pada awal perkembangan Begitu pula dalam perkembangan studi Hubungan
Internasional, yang menjadi perhatian hanyalah studi yang berada dan berasal dari negara-negara
tertentu, yaitu Inggris, Eropa Kontinental, dan Amerika Serikat, sedangkan studi HI di luar itu
tersingkirkan (gejala Europe Centrism dan Etnosentrisme kawasan). Terbentuknya negara-negara
modern (modern states) yang memiliki kedaulatan penuh, yang termasuk ke dalam sistem
internasional atau the state system hanyalah negara-negara yang berada di Benua Eropa saja, dimana
merupakan negara-negara kuat dan maju, sedangkan daerah-daerah di luar benua Eropa merupakan
daerah-daerah marjinal atau merupakan daerah koloni sehingga disebut sebagai berada di luar sistem
(the outer system/outsiders). Studi Hubungan Internasional di daerah Eropa Kontinental dan Inggris
dikembangkan secara normatif. Aspek normatif ini mencakup Filsafat yang membicarakan tentang
bagaimana cara menciptakan masyarakat dunia yang baik, Sejarah yang mengemukakan fakta penting
yang bisa dipelajari, apa yang terjadi, dan mengapa terjadi, serta Hukum yang berbicara tentang
aturan-aturan untuk menciptakan ketertiban dalam masyarakat. Adapun corak pendekatan
pengembangan HI di Eropa Kontinental dan Inggris adalah sebagai berikut:
• Menggunakan historical approach (pendekatan historis)
• Menggunakan pendekatan legal-formal
• Menggunakan pendekatan filosofis
Hubungan Internasional di Inggris/Anglo-Saxon dan di Eropa Kontinental berbeda dalam segi
struktur. Di Inggris/Anglo Saxon, studi mengenai hubungan internasional merupakan subilmu politik
(berada di bawah ilmu politik), sedangkan di Eropa Kontinental (Jerman, Prancis), Hubungan
Internasional berdiri sendiri dan tidak dibawahi oleh apapun. Hubungan Internasional di negara
Prancis memiliki ciri khusus, yakni dikembangkan dari Sosiologi (berakar dari Sosiologi). Tokohnya
antara lain Raymond A. dan Marcell M. Yang dipelajari oleh Hubungan Internasional di Prancis
adalah keadaan masyarakat yang sifatnya normatif. Di Jerman, sebagaimana di Inggris, akar dari studi
hubungan internasionalnya adalah Ilmu Politik.
Di Amerika Serikat, fokus dari pengembangan studi Hubungan Internasional adalah tentang
bagaimana memperluas power. Yang ditekankan bukanlah ‘apa yang seharusnya’ (normatif/dassolen),
melainkan ‘apa yang sebenarnya’ (empiris/dassein). Ciri lain yang menandai studi Hubungan
Internasional di Amerika Serikat adalah sifatnya yang lebih kuantitatif berdasarkan ilmu-ilmu pasti.
Di negara ini pun berkembang perspektif-perspektif baru, di antaranya adalah postmodernisme.
Di Inggris, pada awal kelahiran dan perkembangannya, Hubungan Internasional didominasi
oleh perspektif idealisme; Hubungan Internasional dikembangkan dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya perang. Hal itu merupakan salah satu alasan mengapa studi ini dinamakan International
Politics. Yang menjadi pokok pembicaraan di dalam studi International Politics ini adalah negara dan
pemerintah (state and government) dengan spesifikasi isu mengenai keamanan (security), strategi,
serta diplomasi sehingga permasalahan nonnegara dan aspek-aspek lainnya cenderung
dikesampingkan. Sifat dari pendekatannya lebih kualitatif; perspektif-perspektif lain yang
berkembang antara lain postmodernisme dan feminisme
Pada zaman kontemporer, mulai terjadi perubahan-perubahan dalam perkembangan Hubungan
Internasional di Inggris dan Amerika Serikat di mana terjadi saling mempengaruhi antara nilai-nilai di
antara kedua negara tersebut.
Fenomena Hubungan Internasional Dalam Kehidupan Sehari-hari
fenomena Hubungan Internasional belum jelas sehingga pendefinisiannya pun masih
controversial itu menurut Chris Brown, Hubungan Internasional (HI) merupakan objek yang
intangible (tidak berwujud). Fenomena HI dalam kehidupan (the real world of International Relations)
tidak jelas, bahkan ada yang berpendapat bahwa Hubungan Internasional tidak memiliki eksistensi
esensial dalam dunia nyata yang dapat mendefinisikan sebuah disiplin akademik (world of
knowledge). Permasalahan lain adalah hubungan internasional sebagai fenomena tidak serta merta
merefleksikan Hubungan Internasional sebagai disiplin akademik. Selain itu, objek kaji/ontologinya
pun sangat kompleks dan tidak ajeg. Oleh karena objek kajiannya tidak jelas itulah, masih dapat
diperdebatkan apakah Hubungan Internasional dapat dikategorikan sebagai ilmu atau bukan.
Menurut Miriam Budiardjo, ” Manusia adalah makhluk yang kreatif, yang selalu menemukan
akal baru yang belum pernah diramalkan dan malahan tidak dapat diramalkan.”Menurut para ahli,
kriteria ilmu adalah dapat hal yang dapat dibuktikan dengan keadaan yang sama, dan akan terus
berulang, tetapi salah satu objek studi HI adalah manusia.
Perkembangan Hubungan Internasional di Indonesia
Di Indonesia, pada awalnya, Hubungan Internasional diperkenalkan oleh Akademi Dinas Luar
Negeri (ADLN), yaitu pada sekitar tahun 1950. Pada tahun 1970, Universitas Gajah Mada bekerja
sama dengan Departemen Luar Negeri yang lalu membentuk jurusan Hubungan Internasional pertama
di Indonesia, sejak saat itu, bermunculanlah jurusan-jurusan Hubungan Internasional di berbagai
universitas di Indonesia.
Level Analisis Sistem
Untuk melakukan pendekatan terhadap studi politik dunia maka setiap peneliti Hubungan
Internasional memerlukan Level analisis sistem yang menyatakan bahwa kombinasi faktor-faktor
eksternal suatu negara dan lingkungan politik dunia menentukan pola-pola interaksi di antara negara-
negara serta aktor-aktor transnasional lainnya.
Terdapat beberapa karakteristik khusus dalam sistem internasional yang mempengaruhi
tindakan suatu negara di dalamnya, yaitu:
(1) karakteristik struktural,
(2) hubungan kekuasaan,
(3) pola-pola ekonomi, dan
(4) norma-norma perilaku.
Karakteristik struktural
Karakteristik struktural mencakup:
(a) aktor-aktor dalam sistem, dan
(b) ruang lingkup serta tingkat interaksi.
(c) organisasi kewenangan,
Organisasi kewenangan dalam sistem internasional pada saat ini bersifat anarkis karena
didasarkan pada kedaulatan negara. Anarkis di sini berarti tidak ada kewenangan supranasional untuk
membuat hukum, menyelesaikan perselisihan-perselisihan, atau memberikan perlindungan kepada
suatu negara tertentu. Negara-negara di dalam sistem harus mampu melindungi diri mereka sendiri
terhadap serangan-serangan dari luar dengan cara membangun kekuatan militer atau angkatan
bersenjata. Meskipun demikian, perkembangan terakhir memperlihatkan semakin berkembangnya
kewenangan Intergovernmental Organizations (IGOs) di dalam sistem internasional kita.
Aktor-aktor dalam sistem Internasional yang sekarang banyak diyakini oleh para pemikir
Hubungan Internasional adalah : (a) aktor nasional, (b) aktor internasional, dan (c) aktor
transnasional. Yang menjadi aktor nasional adalah negara. Konfigurasi panggung dunia dengan
negara-negara sebagai aktor utama disebut sistem state-centric. State yang dimaksud di sini adalah
organisasi politik berbasis wilayah yang memiliki kedaulatan, dan bukan dalam pengertian nation
(sekelompok manusia yang secara politis mengidentifikasikan diri satu sama lain berdasarkan
karakteristik yang sama, seperti sejarah, bahasa, kebudayaan, agama, dan ras). Selain negara, terdapat
aktor internasional yang sering disebut Intergovernmental Organization (IGO), yaitu organisasi
internasional yang keanggotaannya adalah negara-negara sebagai individu. Beberapa contoh IGO
antara lain United Nations (UN), International Monetary Fund (IMF), World Bank, Association of
South East Asian Nations (ASEAN), Organization Petroleum Exporting Countries (OPEC), dan North
Atlantic Treaty Organization (NATO) sebagai bentuk khusus dari IGO, yaitu aliansi. IGOs memiliki
ruang lingkup aktivitas yang sangat luas dengan kewenangan yang masih dapat diperdebatkan;
terdapat pendapat yang menyatakan bahwa IGOs mewakili kepentingan nasional masing-masing
negara anggota, meskipun ada juga yang berpendapat bahwa IGOs membuat kebijakan-kebijakan
yang independen.
Yang termasuk ke dalam aktor transnasional adalah Non-Governmental Organizations (NGOs)
dan Multinational Corporations (MNCs), yaitu organisasi-organisasi yang beroperasi di tingkat
internasional dengan keanggotaan yang bersifat perseorangan. Contoh NGOs antara lain Amnesty
International dan Greenpeace, sedangkan MNC antara lain General Motors.
Ruang lingkup dan tingkat interaksi di dalam sistem internasional saat ini jauh lebih luas dan
lebih intensif daripada pada zaman dahulu. Hal ini membawa beberapa dampak, antara lain terhadap
kemungkinan terjadinya perang. Beberapa teoris menyimpulkan bahwa perang lebih sulit terjadi di
dalam sebuah sistem di mana tingkat interdependensi ekonominya tinggi. Namun, apabila perang
sampai terjadi, pihak-pihak yang terlibat akan lebih banyak.