Bahan Mihi

18
ARTI, SIFAT DAN RUANG LINGKUP HUBUNGAN INTERNASIONAL Pendapat para sarjana Hubungan Internasional tentang pengertian ilmu Hubungan Internasional sangat beragam. Pada mulanya, ada diantara mereka yang berpendapat bahwa ilmu Hubungan Internasional mencakup semua hubungan antar negara. Misalnya saja seperti yang di utarakan oleh Schwarzenberger yang menyatakan bahwa ilmu Hubungan Internasional adalah bagian dari sosiologi yang khusus mempelajari masyarakat internasional. Artinya, ilmu Hubungan Internasional dalam secara umum tidak hanya mencakup unsur-unsur ekonomi, social, budaya, hankam, dan sebagainya, seperti misalnya, perpindahan penduduk (imigrisasi dan emigrasi), pariwisata, olimpiade (olah raga), atau pertukaran budaya (cultural exchange). Selain pendapat yang cenderung bersifat lebih luas, ada para sarjana hubungan Internasional yang lebih memperkecil ruang lingkup ilmu hubungan Internasional yaitu dengan lebih menitik beratkan pada aspek politik dari hubungan antar negara. Salah satu pemikirnya adalah Hoffman yang menyatakan bahwa ilmu Hubungan Internasional sebagai subjek akademis terutama memperhatikan hubungan politik antar negara. Adanya penekanan terhadap kata terutama dalam arti sempit menunjukan bahwa disamping negara ada juga pelaku internasional, transnasional,atau supranasional yang lain contohnya seperti PBB (perserikatan bangsa-bangsa) UE (Uni Eropa), MNC (Multi National Corporation) dll. Saat ini, Hubungan Internasional telah menjadi satu disiplin ilmu pengetahuan yang sedang tumbuh sangat pesat, hal ini tidak lepas dari munculnya fenomena-fenomena yang saling berkaitan didalam satu isu Globalisasi yang dirasakan baik sadar ataupun tidak dampaknya sampai kepada unit-unit terkecil disetiap pelosok dunia (lokal).

description

ugiuvgiygv

Transcript of Bahan Mihi

Page 1: Bahan Mihi

ARTI, SIFAT DAN RUANG LINGKUP HUBUNGAN INTERNASIONAL

Pendapat para sarjana Hubungan Internasional tentang pengertian ilmu Hubungan Internasional

sangat beragam. Pada mulanya, ada diantara mereka yang berpendapat bahwa ilmu Hubungan

Internasional mencakup semua hubungan antar negara. Misalnya saja seperti yang di utarakan oleh

Schwarzenberger yang menyatakan bahwa ilmu Hubungan Internasional adalah bagian dari sosiologi

yang khusus mempelajari masyarakat internasional. Artinya, ilmu Hubungan Internasional dalam

secara umum tidak hanya mencakup unsur-unsur ekonomi, social, budaya, hankam, dan sebagainya,

seperti misalnya, perpindahan penduduk (imigrisasi dan emigrasi), pariwisata, olimpiade (olah raga),

atau pertukaran budaya (cultural exchange).

Selain pendapat yang cenderung bersifat lebih luas, ada para sarjana hubungan Internasional

yang lebih memperkecil ruang lingkup ilmu hubungan Internasional yaitu dengan lebih menitik

beratkan pada aspek politik dari hubungan antar negara. Salah satu pemikirnya adalah Hoffman yang

menyatakan bahwa ilmu Hubungan Internasional sebagai subjek akademis terutama memperhatikan

hubungan politik antar negara. Adanya penekanan terhadap kata terutama dalam arti sempit

menunjukan bahwa disamping negara ada juga pelaku internasional, transnasional,atau supranasional

yang lain contohnya seperti PBB (perserikatan bangsa-bangsa) UE (Uni Eropa), MNC (Multi National

Corporation) dll.

Saat ini, Hubungan Internasional telah menjadi satu disiplin ilmu pengetahuan yang sedang

tumbuh sangat pesat, hal ini tidak lepas dari munculnya fenomena-fenomena yang saling berkaitan

didalam satu isu Globalisasi yang dirasakan baik sadar ataupun tidak dampaknya sampai kepada unit-

unit terkecil disetiap pelosok dunia (lokal).

Pada hakikatnya ilmu Hubungan Internasional bisa dianalisa dari dua hal, yaitu sebagai suatu

disiplin keilmuan dan fenomena/peristiwa sosial. Hubungan Internasional yang dipelajari di kelas-

kelas merupakan suatu campuran dari berbagai disiplin ilmu. Sehingga banyak yang mengatakan

bahwa ilmu Hubungan Internasional adalah kajian yang multidisipliner atau interdisipliner, meskipun

ada juga yang berpendapat bahwa HI adalah disiplin ilmu yang tunggal. Berbagai ilmu yang diramu

ke dalam HI antara lain Matematika misalnya statistik perlombaan senjata, Psikologi misalnya

mempelajari peran persepsi dalam pengambilan keputusan internasional, Ilmu Ekonomi misalnya

mempelajari sistem moneter dan perdagangan internasional, Hukum, Sejarah Kawasan, Politik,

Sosiologi misalnya mempelajari perilaku kelompok antarnegara, Antropologi misalnya mempelajari

dan membandingkan interaksi antarbudaya, dan Ilmu Komunikasi. Hubungan Internasional sebagai

suatu disiplin ilmu meliputi teori-teori, konsep-konsep, serta metode-metode penelitian. Adapun

subjek inti dari Hubungan Internasional itu sendiri adalah Sejarah Diplomasi, Politik Internasional,

Politik Luar Negeri, Organisasi Internasional, Hukum Internasional, dan Ekonomi Politik

Page 2: Bahan Mihi

Internasional. Sedangkan sebagai fenomena sosial, hubungan internasional tidak hanya dipelajari di

dalam kelas, melainkan juga dalam kehidupan nyata.

Pengertian Hubungan Internasional Sebagai Suatu Disiplin Ilmu

Gabungan kata dari Hubungan dan Internasional yang sekarang digunakan dan menjadi satu

istilah tertentu di Indonesia merupakan terjemahan langsung dari bahasa inggris yaitu dari kata

‘International dan Relations’. Chris Brown Dalam bukunya, Understanding International

Relations ,membagi terminologi International Relations menjadi dua definisi, meskipun pemisahan ini

tidak terlalu efektif, yaitu:

Sampai saat ini masih terdapat subjektivitas dalam pendefinisian HI yang berarti belum adanya

kesepakatan maupun konsensus keilmuan mengenai definisi hubungan internasional yang dapat

diterima oleh seluruh pihak. Hal itu disebabkan oleh banyaknya perspektif atau sudut pandang yang

digunakan dalam upaya mendefinisikan hubungan internasional.

Trygve Mathisen dalam bukunya ‘Methodology in The Study of International Relation’

mengemukakan bahwa istilah international relations memiliki beberapa arti, yaitu:

a. Spesialisasi yang meliputi aspek-aspek internasional dari beberapa cabang ilmu politik.

b. Sejarah baru dari politik internasional.

c. Semua aspek internasional dari kehidupan sosial dalam arti semua tingkah manusia yang terjadi

atau berasal dari satu negara dan dapat mempengaruhi tingkah laku manusia di negara lain.

d. Suatu cabang ilmu politik yang berdiri sendiri.

Pengertian Hubungan Internasional dilihat dari berbagai perspektif

Yang pertama yaitu mengenai hubungan internasional sebagai transaksi-transaksi yang

dilakukan melewati batas negara (cross-border transactions). Definisi ini lebih luas karena turut

mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh aktor nonnegara, termasuk individu dan organisasi-

organisasi nonpemerintah. Contohnya antara lain perdagangan internasional, transnational crime, dan

pertukaran pelajar. Meskipun lebih luas daripada definisike dua, definisi ini pun masih menggunakan

konsep negara dan kedaulatannya (dengan batas-batas wilayah yang jelas).

Gagasan kaum Realis, hubungan internasional hanya terbatas pada tataran“High Politics” atau

permasalahan diplomatik, militer, dan strategis dengan negara sebagai satu-satunya aktor yang

penting dalam tatanan hubungan internasional atau dalam interaksi politik secara internasional, dan

menekankan pada konsep-konsep atau permasalahan perang dan damai, konflik, dan kerja sama.

Memang, negara, secara historis merupakan aktor sentral dari pembelajaran Hubungan Internasional.

Namun, pendapat kaum Realis tentang negara yang menjadi satu-satunya aktor penting dalam

hubungan internasional mendapat rintangan ketika peran pelaku nonnegara mempunyai peran yang

signifikan. Peran nongovernmental actors, seperti PBB, individu, dan teroris, terlihat secara nyata dan

Page 3: Bahan Mihi

mempunyai peranan yang tidak kalah penting dengan negara. Pengertian ini juga sangat sempit dan

eksklusif karena tidak mengindahkan fenomena globalisasi.

Definisi terluas mengenai hubungan internasional adalah ketika konsep globalisasi muncul.

Definisi ini tidak lagi menggunakan konsep negara yang memiliki batas dan kedaulatan yang jelas dan

kaku. Dengan adanya globalisasi, maka kedaulatan menjadi kabur dan border of state atau batas-batas

negara mulai tidak jelas. Batas-batas negara yang memudar terjadi karena arus globalisasi saat ini

yang dipercepat oleh perkembangan teknologi. Globalisasi antara lain mempelajari komunikasi dunia,

sistem transportasi dan finansial, bisnis internasional, dan terbentuknya masyarakat global (global

society).

Ruang lingkup hubungan internasional pun masih dapat diperdebatkan. Menurut Michael

Nicholson, Hubungan Internasional sangat arogan karena mempelajari berbagai hal yang keluar dari

perbatasan suatu negara. Menurut perspektif global, seorang individu yang melakukan interaksi

dengan pihak yang berada di luar perbatasan telah menjadi domain HI. Menurut Chris Brown, pada

dasarnya hubungan internasional adalah transaksi-transaksi sosial politik, ekonomi, yang tidak pernah

mengakui sistem anarki. Menurutnya, ada norma-norma yang berjalan di antara negara-negara yang

secara langsung maupun tidak memerintah negara-negara tersebut. Hal ini bertentangan dengan

pendapat Nicholson yang menyatakan bahwa tidak ada kewenangan mutlak yang terpusat yang dapat

memerintah negara-negara di dunia.

Charles McClelland mendefinisikan hubungan internasional sebagai berikut: “Batasan paling

luar dari hubungan internasional adalah jika kita membayangkan seluruh pertukaran, transaksi,

kontak, aliran informasi, dan tindakan-tindakan dari hal apapun yang terjadi pada saat ini di antara

masyarakat yang terkonstitusi secara terpisah di dunia.”1

Menurut McClelland, peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di antara dan di dalam negara-

negara mempengaruhi hubungan internasional.

Terminologi Hubungan Internasional

Penggunaan istilah ‘Hubungan Internasional’ pun masih dapat diperdebatkan. Berbagai istilah

alternatif yang sempat mengemuka antara lain International Politics, Interstate Relations,

Transnational Relations, International Affairs, International Studies, World Politics, dan Global

Politics.

Istilah Hubungan Internasional menuai beberapa kritik, antara lain mengenai kata

‘internasional’nya yang berarti ‘hubungan antarbangsa’. Jadi, konsep yang mengemuka di sini adalah

konsep bangsa (nation), padahal Hubungan Internasional adalah studi mengenai hubungan

antarnegara (state). Namun, meskipun dalam pengertian nation yang luas (yang kemudian juga

mencakup pengertian negara/negara bangsa), istilah tersebut masih mengeksklusikan (tidak

mencakup) peran nonstate actors. Jika merujuk pada definisi bahwa hubungan internasional adalah

hubungan atau relasi di antara negara-negara di dunia, maka sebenarnya istilah yang lebih memenuhi

Page 4: Bahan Mihi

adalah Interstate Relations, akan tetapi istilah ‘state’ telah digunakan oleh Amerika Serikat untuk

menyebut negara bagiannya. Konsep yang sentral dalam peristilahan ini adalah konsep ‘negara’ atau

‘state’. Yang menjadi pelaku dalam hubungan internasional (setidaknya yang diakui) adalah negara

dan bukan bangsa (nation). Yang dimaksud dengan negara di sini adalah komunitas politik yang

memiliki kedaulatan (sovereignty), yang merupakan konsep lain yang tidak kalah sulit dan tidak kalah

penting. Yang dimaksud dengan kedaulatan adalah otoritas legal, dalam arti tidak ada kekuasaan lain

yang memiliki hak untuk mengatur atau memberi perintah, atau yang berada di atas negara.

Kedaulatan negara juga dapat diartikan sebagai karakteristik suatu negara yang merdeka atau

independen secara politik dari negara-negara lainnya.

Istilah Interstate Relations dikaitkan dengan kaum Realis dan lebih tidak mendapat dukungan

karena pengertiannya bahkan lebih sempit lagi (hanya hubungan-hubungan yang dilakukan oleh

negara). Sebutan yang sering digunakan untuk menggambarkan Interstate Relations adalah model

‘billiard ball’. Interstate Relations seringkali dilawankan secara langsung dengan Transnational

Relations . Model ‘Billiard Ball’ dalam istilah Interstate Relations:

Ket: S = state

Istilah yang lebih luas adalah Transnational Relations, yang selain membicarakan interaksi di

antara negara dan negara, juga antara negara dan unsur-unsur lain di dalam negara lain (organisasi

nonpemerintah, perusahaan swasta, individu), bahkan antara unsur-unsur nonnegara dalam satu

negara dengan unsur-unsur nonnegara negara lain. Model Transnational Relations sering disebut juga

model ‘CobWeb’ (jaring laba-laba).

Pengertian atas Istilah –istilah yang digunakan dalam penamaan dari substansi yang hampir

sama dengan Hubungan Internasional yaitu

Pendapat para sarjana Hubungan Internasional tentang hal ini sangat beragam. Pada awal peroses

perkembangannya , ada diantara mereka yang berpendapat bahwa ilmu Hubungan Internasional

mencakup semua hubungan antar negara. Misalkan saja dapat kita kutip pendapat dari

Schwarzenberger yang menyatakan bahwa ilmu Hubungan Internasional adalah bagian dari sosiologi

yang khusus mempelajari masyarakat internasional (sociology of international relations). Jadi, ilmu

Hubungan Internasional dalam arti umum tidak hanya mencakup unsur politik saja, tetapi juga

mencakup unsur-unsur ekonomi, sosial, budaya ,hankam, dan sebagainya, seperti misalnya ,

perpindahan penduduk (imigrasi dan emigrasi), pariwisata, olimpiade (olah raga), atau pertukaran

budaya (cultural exchange).

Seluruh tipe hubungan atau interaksi antar negara, termasuk asosiasi dan perdagangan, dan

sebagainya. Hubungan internasional di jalankan oleh aktor-aktor negara dan bukan negara.

Page 5: Bahan Mihi

Menurut Holsti adalah studi mengenai pola tindakan negara terhadap lingkungan eksternal sebagai

reaksi atas respon negara lain.Selain mencakup unsur power, kepentingan, dan tindakan, politik

internasional juga mencakup perhatian terhadap system putusan dalam situasi konflik. Jadi politik

Internasional menggambarkan hubungan dua arah, menggambarkan reaksi dan respon bukan aksi.

Menurut kami politik internasional lebih tepat dikatakan sebagai salah satu cabang dari disiplin ilmu

Hubungan Interasional

Merupakan salah satu wujud dari interaksi dalam hubungan internasional. Politik Internasional

membahas keadaan atau soal-soal politik di masyarakat internasional dalam arti lebih sempit, yaitu

dengan berfokus pada diplomasi dan hubungan antar negara dan kesatuan-kesatuan politik lainnya.

Seperti halnya politik domestik, politik internasional terdiri dari elemen-elemen kerjasama dan

konflik, permintaan dan dukungan , gangguan dan pengaturan.

Pengertian dasarnya hampir sama dengan yang lainnya yaitu interaksi aktor-aktor internasional, tetapi

titik beratnya adalah terhadap konsep geografi bumi sebagai planet yang global sehingga semua

interaksi internasional lebih terkesan didasarkan kepada faktor-faktor geografi bumi.

Istilah politik dunia dapat di katagorikan sebagai pola-pola hubungan politik yang didefinisikan

secara longgar yang melibatkan baik itu aktor negara maupun non negara dan interaksi berbagai

elemen seperti ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup dan militer dari berbagai aktor negara dan

non negara yang memiliki dampak politik terhadap dunia.

Secara garis besar diartikan sebagai sebuah proses interaksi aktor-aktor internasional yang dititik

beratkan kepada aktifitas perpindahan aktor-aktor internasional yang melewati batas-batas negara.

Segala aktifitas aktor-aktor internasional dalam rangka mencapai tujuan nasionalnya dengan melintasi

batas antar negara

Dinamika hubungan Internasional pada satu dasawarsa terakhir menunjukan berbagai kecenderungan

baru yang secara substansial sangat berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Ada banyak contoh yang

dapat kita sebut untuk memperkuat pernyataan di atas, seperti berakhirnya Perang Dingin,

mengemukanya isu-isu baru yang secara signifikan telah mengubah wajah dunia seperti konflik etnis,

munculnya terorisme internasional, mengemukanya globalisasi dengan segala aspeknya , regionalisme

di berbgai penjuru dunia dan kecenderungan internasionalisasi isu-isu lokal.

Dari pemikiran tentang permasalah di muka bumi yang semakin komplek tersebut maka kami

rasa dibutuhkan satu defininisi yang akan menerangkan fenomena-fenomena lintas batas negara

dimana batas-batas negara semakin semu.dan hampir tidak ada.

World Relations menurut kami merupakan istilah yang paling tepat menggambarkan interaksi-

interaksi diantara aktor-aktor internasional saat ini, dengan alasan-alasan sebagai berikut :

Cakupan Isu Pola dominan Struktur dominant

Ekonomi Kerjasama kompetisi Multipolaritas, didominasi

hegemoni AS-UE dan

Page 6: Bahan Mihi

munculnya regionalisme

Militer Kerjasama keamanan,

aliansi militer

Unipolaritas yang

didominasi AS

Politik Kerjasama Multipolaritas yang

didominasi oleh kekuatan

global

Sosial budaya Kerjasama antar

kebudayaan

Dominasi kebudayaan

Barat terhadap dunia

Lingkungan Kerjasama Dominasi negara-negara

Barat dan munculnya

kesadaran lingkungan di

negra –negara Dunia

Ketiga

Pembelajaran Hubungan Internasional

Dewasa ini populasi yang tersebar di seluruh pelosok dunia sudah dan harus sadar untuk mulai

memperhatikan masalah-masalah Hubungan Internasional sebagai sesuatu yang sangat penting karena

lwalaupun peran negara masih tetap kuat, tetapi pada umumnya fenomena-fenomena hubungan

Internasional yang terjadi selalu membawa dampak baik langsung ataupun tidak langsung kepada

setiap komunitas atau bahkan sampai level individu. Dapat dikatakan bahwa fakta ini mempengaruhi

seluruh aspek kehidupan kita, meskipun terkadang hal itu tidak kita rasakan. Setiap manusia, laki-laki

dan perempuan, anak kecil maupun orang dewasa, terhubung dengan negara tertentu dan melalui

negara tersebut terhubung dengan sistem negara secara global (the state system).

Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong munculnya media dan alat

transportasi yang bisa menjadi katalisator hubungan-hubungan yang melintasi batas-batas negara

sehingga satu negara bisa merespon kejadian yang terjadi di negara lain dengan cepat. Di bidang

lingkungan hidup aktifitas-aktifitas pengrusakan alam di suatu negara bisa berpengaruh kepada

lingkungan negara lain karena pada hakikatnya seluruh negara di dunia adalah saling menyatu pada

permukaan bumi yang satu. Misalnya kerusakan hutan Amazon di Brazil akan berdampak buruk tidak

hanya kepada negara tersebut tetapi terhadap seluruh dunia karena akan muncul efek rumah kaca yang

bisa mencairkan gunning-gunung es di kutub utara yang pada akhirnya akan menimbulkan bencana

alam dan efek-efek lainnya.

Kesimpulannya bahwa ketergantungan diantara negara-negara di dunia semakin hari semakin

kuat dan intensitas hubungan-hubungan yang melintasi batas negara semakin tinggi dan tentunya

permasalahan-permasalah baru akan bermunculan dan semakin komplek.

Page 7: Bahan Mihi

Perspektif-perspektif di dalam ilmu Hubungan Internasional

Hubungan Internasional dipelajari melalui kacamata-kacamata analisa yang biasa disebut

perspektif. Beberapa perspektif besar di dalam Hubungan Internasional antara lain Realisme,

Idealisme, Liberalisme-Pluralisme, Strukturalisme, Globalisme-Marxisme, Postmodernisme, Critical

Theory, dan Feminisme. Selain itu juga terdapat pembagian pendekatan di dalam Hubungan

Internasional menjadi pendekatan kaum Realis, Liberalis, Masyarakat Internasionalis, dan Ekonomi

Politik Internasionalis. Pembedaan ini terutama menyangkut pendekatannya, ontologis dan

epistomologis tentang negara dan nilai-nilai yang ingin di penuhinya. Kaum realis memandang

negara sebagai actor tunggal yang bisa mensejahterakan bagi penduduknya, pendekatan Liberalisme

memandang negara sebagai penyedia kebebasan (freedom), sedangkan pendekatan Masyarakat

Internasional (International Society) dan Ekonomi Politik Internasional (International Political

Economy) memandang negara sebagai penyedia (berturut-turut) tata tertib dan keadilan (order and

justice) serta kesejahteraan (welfare).

Sampai saat ini tidak ada tidak kesepakatan bersama dalam disiplin Hubungan Internasional

mengenai cara mengamati, mendefinisikan, mengukur, membandingkan, dan mengklasifikasikan

fenomena-fenomenanya. Oleh karena itu, dalam sebagian besar contoh kasus, yang terjadi adalah

pengambilan pilihan individu (individual choice) atas perspektif atau pendekatan apa yang digunakan.

Akan tetapi, hal ini tidak disebabkan oleh ketiadaan struktur, fokus, atau tekanan dalam studi

Hubungan Internasional itu sendiri. Maka, yang perlu dilakukan dalam mempelajari studi ini bukanlah

memilih atau membenarkan suatu perspektif atau school of thought tertentu dan menyalahkan yang

lain, melainkan mengidentifikasi masing-masing perspektif tersebut dalam konteks yang tepat dan

membandingkannya dari waktu ke waktu dengan satu pertanyaan yang harus terus menerus diajukan:

Apa yang baru dalam Hubungan Internasional?

Dinamika politik global menciptakan permasalahan-permasalahan baru yang harus dianalisis

dan kemudian disintesis ke dalam studi HI sebagai pengetahuan baru. Yang dapat dilakukan terhadap

permasalahan-permasalahan tersebut adalah menerapkan teori-teori yang telah ada, yang relevan

untuk memahami berbagai isu baru tersebut. Yang harus ditekankan bukan hanya pembelajaran

mengenai berbagai pendekatan yang berbeda, di mana berbagai fenomena hubungan internasional

dapat dijelaskan, melainkan juga faktor-faktor yang menghasilkan perubahan dan mempengaruhi

aktor-aktor politik dalam panggung politik global. Sesuatu yang baru di dalam Hubungan

Internasional itu bukanlah merupakan hasil eksperimen di laboratorium, melainkan merupakan

penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi dalam politik global.

Dalam perkembangannya, Amerika Serikat dan Inggris menggunakan istilah yang berbeda

untuk studi Hubungan Internasional. Inggris menggunakan istilah International Politics, sedangkan

Amerika Serikat menggunakan istilah International Relations. Istilah International Politics yang

digunakan di Inggris mendapat kritik karena pada kenyataannya peristiwa-peristiwa yang dipelajari

Page 8: Bahan Mihi

dan dianalisis tidak melulu soal politik, melainkan mencakup hal-hal yang lebih luas, seperti ekonomi,

militer, sosial, dan budaya.

Sejarah dan Perkembangan Ilmu Hubungan Internasional

Gagasan tentang negara yang menjadi subjek pusat didalam interaksi-interaksi antar negara di

dunia telah ada sejak zaman Yunani Kuno yang mana pada saat itu terdapat negara-negara kota

(Athena, Sparta, Corinth, dan sebagainya) yang sering disebut Hellas. Tapi, secara ilmiah sejarah

Hubungan Internasional baru bisa diungkapkan pada masa modern awal, yaitu pada sekitar abad ke-

16 dan abad ke-17 dimana negara-negara berdaulat yang berdasarkan teritori atau wilayah yang pasti

mulai terbentuk. Dan selepas Perang Dunia I perkembangan Hubungan Internasional sebagai suatu

studi dimulai berkembang.

Sejak pertama di kaji, studi-studi Hubungan Internasional dikembangkan untuk mencegah

perang yang cenderung terjadi setelah Perjanjian Westphalia (1648) dimana telah mendorong lahirnya

negara-negara modern (modern states) yang berdaulat (sovereign), yang selanjutnya memunculkan

konflik dan perang di antara negara-negara tersebut, salah satunya disebabkan oleh perebutan

hegemoni atas wilayah, ekonomi, dan politik. Pada tahun 1919, istilah International Relations muncul

pertama kalinya di Amerika Serikat, sedangkan di Inggris disebut International Politics. Adalah

Woodrow Wilson (saat itu menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat) dalam pidatonya ‘fourteen

speeches’ pada masa akhir Perang Dunia I yang mengemukakan gagasan tentang perlunya sebuah

studi mengenai hubungan internasional. Pernyataan dari Woodrow Wilson ini menginspirasi seorang

industriwan yang berasal dari Welsh, bernama David Davies, untuk mendanai pembentukan jurusan

Hubungan Internasional yang pertama di University of Wales di Aberystwyth. David Davies

meminta seorang Profesor dalam bidang Sejarah, Alfred Zimmern, untuk menjadi ketua jurusan

pertama dari universitas ini.

Di Carnegie Melon sekitar tahun 1919-1920 lembaga riset pertama Di Amerika Serikat, istilah

‘International Relations’ digunakan untuk pertama kalinya, dan sejak itu muncul perdebatan diantara

pihak yang mengunakan istilah ‘International Relations’ yang digunakan di Amerika Serikat dan

Istilah ‘International Politics’ yang digunakan di Inggris. Selain itu, sempat muncul istilah lainnya

seperti International Affairs. Istilah Transnational Relations juga sempat muncul pada tahun 1970.

Perkembangan Hubungan Internasional di Eropa Kontinental, Inggris, dan Amerika Serikat

Di Benua Eropa pada awal perkembangan Begitu pula dalam perkembangan studi Hubungan

Internasional, yang menjadi perhatian hanyalah studi yang berada dan berasal dari negara-negara

tertentu, yaitu Inggris, Eropa Kontinental, dan Amerika Serikat, sedangkan studi HI di luar itu

tersingkirkan (gejala Europe Centrism dan Etnosentrisme kawasan). Terbentuknya negara-negara

modern (modern states) yang memiliki kedaulatan penuh, yang termasuk ke dalam sistem

Page 9: Bahan Mihi

internasional atau the state system hanyalah negara-negara yang berada di Benua Eropa saja, dimana

merupakan negara-negara kuat dan maju, sedangkan daerah-daerah di luar benua Eropa merupakan

daerah-daerah marjinal atau merupakan daerah koloni sehingga disebut sebagai berada di luar sistem

(the outer system/outsiders). Studi Hubungan Internasional di daerah Eropa Kontinental dan Inggris

dikembangkan secara normatif. Aspek normatif ini mencakup Filsafat yang membicarakan tentang

bagaimana cara menciptakan masyarakat dunia yang baik, Sejarah yang mengemukakan fakta penting

yang bisa dipelajari, apa yang terjadi, dan mengapa terjadi, serta Hukum yang berbicara tentang

aturan-aturan untuk menciptakan ketertiban dalam masyarakat. Adapun corak pendekatan

pengembangan HI di Eropa Kontinental dan Inggris adalah sebagai berikut:

• Menggunakan historical approach (pendekatan historis)

• Menggunakan pendekatan legal-formal

• Menggunakan pendekatan filosofis

Hubungan Internasional di Inggris/Anglo-Saxon dan di Eropa Kontinental berbeda dalam segi

struktur. Di Inggris/Anglo Saxon, studi mengenai hubungan internasional merupakan subilmu politik

(berada di bawah ilmu politik), sedangkan di Eropa Kontinental (Jerman, Prancis), Hubungan

Internasional berdiri sendiri dan tidak dibawahi oleh apapun. Hubungan Internasional di negara

Prancis memiliki ciri khusus, yakni dikembangkan dari Sosiologi (berakar dari Sosiologi). Tokohnya

antara lain Raymond A. dan Marcell M. Yang dipelajari oleh Hubungan Internasional di Prancis

adalah keadaan masyarakat yang sifatnya normatif. Di Jerman, sebagaimana di Inggris, akar dari studi

hubungan internasionalnya adalah Ilmu Politik.

Di Amerika Serikat, fokus dari pengembangan studi Hubungan Internasional adalah tentang

bagaimana memperluas power. Yang ditekankan bukanlah ‘apa yang seharusnya’ (normatif/dassolen),

melainkan ‘apa yang sebenarnya’ (empiris/dassein). Ciri lain yang menandai studi Hubungan

Internasional di Amerika Serikat adalah sifatnya yang lebih kuantitatif berdasarkan ilmu-ilmu pasti.

Di negara ini pun berkembang perspektif-perspektif baru, di antaranya adalah postmodernisme.

Di Inggris, pada awal kelahiran dan perkembangannya, Hubungan Internasional didominasi

oleh perspektif idealisme; Hubungan Internasional dikembangkan dengan tujuan untuk mencegah

terjadinya perang. Hal itu merupakan salah satu alasan mengapa studi ini dinamakan International

Politics. Yang menjadi pokok pembicaraan di dalam studi International Politics ini adalah negara dan

pemerintah (state and government) dengan spesifikasi isu mengenai keamanan (security), strategi,

serta diplomasi sehingga permasalahan nonnegara dan aspek-aspek lainnya cenderung

dikesampingkan. Sifat dari pendekatannya lebih kualitatif; perspektif-perspektif lain yang

berkembang antara lain postmodernisme dan feminisme

Pada zaman kontemporer, mulai terjadi perubahan-perubahan dalam perkembangan Hubungan

Internasional di Inggris dan Amerika Serikat di mana terjadi saling mempengaruhi antara nilai-nilai di

antara kedua negara tersebut.

Page 10: Bahan Mihi

Fenomena Hubungan Internasional Dalam Kehidupan Sehari-hari

fenomena Hubungan Internasional belum jelas sehingga pendefinisiannya pun masih

controversial itu menurut Chris Brown, Hubungan Internasional (HI) merupakan objek yang

intangible (tidak berwujud). Fenomena HI dalam kehidupan (the real world of International Relations)

tidak jelas, bahkan ada yang berpendapat bahwa Hubungan Internasional tidak memiliki eksistensi

esensial dalam dunia nyata yang dapat mendefinisikan sebuah disiplin akademik (world of

knowledge). Permasalahan lain adalah hubungan internasional sebagai fenomena tidak serta merta

merefleksikan Hubungan Internasional sebagai disiplin akademik. Selain itu, objek kaji/ontologinya

pun sangat kompleks dan tidak ajeg. Oleh karena objek kajiannya tidak jelas itulah, masih dapat

diperdebatkan apakah Hubungan Internasional dapat dikategorikan sebagai ilmu atau bukan.

Menurut Miriam Budiardjo, ” Manusia adalah makhluk yang kreatif, yang selalu menemukan

akal baru yang belum pernah diramalkan dan malahan tidak dapat diramalkan.”Menurut para ahli,

kriteria ilmu adalah dapat hal yang dapat dibuktikan dengan keadaan yang sama, dan akan terus

berulang, tetapi salah satu objek studi HI adalah manusia.

Perkembangan Hubungan Internasional di Indonesia

Di Indonesia, pada awalnya, Hubungan Internasional diperkenalkan oleh Akademi Dinas Luar

Negeri (ADLN), yaitu pada sekitar tahun 1950. Pada tahun 1970, Universitas Gajah Mada bekerja

sama dengan Departemen Luar Negeri yang lalu membentuk jurusan Hubungan Internasional pertama

di Indonesia, sejak saat itu, bermunculanlah jurusan-jurusan Hubungan Internasional di berbagai

universitas di Indonesia.

Level Analisis Sistem

Untuk melakukan pendekatan terhadap studi politik dunia maka setiap peneliti Hubungan

Internasional memerlukan Level analisis sistem yang menyatakan bahwa kombinasi faktor-faktor

eksternal suatu negara dan lingkungan politik dunia menentukan pola-pola interaksi di antara negara-

negara serta aktor-aktor transnasional lainnya.

Terdapat beberapa karakteristik khusus dalam sistem internasional yang mempengaruhi

tindakan suatu negara di dalamnya, yaitu:

(1) karakteristik struktural,

(2) hubungan kekuasaan,

(3) pola-pola ekonomi, dan

(4) norma-norma perilaku.

Karakteristik struktural

Karakteristik struktural mencakup:

Page 11: Bahan Mihi

(a) aktor-aktor dalam sistem, dan

(b) ruang lingkup serta tingkat interaksi.

(c) organisasi kewenangan,

Organisasi kewenangan dalam sistem internasional pada saat ini bersifat anarkis karena

didasarkan pada kedaulatan negara. Anarkis di sini berarti tidak ada kewenangan supranasional untuk

membuat hukum, menyelesaikan perselisihan-perselisihan, atau memberikan perlindungan kepada

suatu negara tertentu. Negara-negara di dalam sistem harus mampu melindungi diri mereka sendiri

terhadap serangan-serangan dari luar dengan cara membangun kekuatan militer atau angkatan

bersenjata. Meskipun demikian, perkembangan terakhir memperlihatkan semakin berkembangnya

kewenangan Intergovernmental Organizations (IGOs) di dalam sistem internasional kita.

Aktor-aktor dalam sistem Internasional yang sekarang banyak diyakini oleh para pemikir

Hubungan Internasional adalah : (a) aktor nasional, (b) aktor internasional, dan (c) aktor

transnasional. Yang menjadi aktor nasional adalah negara. Konfigurasi panggung dunia dengan

negara-negara sebagai aktor utama disebut sistem state-centric. State yang dimaksud di sini adalah

organisasi politik berbasis wilayah yang memiliki kedaulatan, dan bukan dalam pengertian nation

(sekelompok manusia yang secara politis mengidentifikasikan diri satu sama lain berdasarkan

karakteristik yang sama, seperti sejarah, bahasa, kebudayaan, agama, dan ras). Selain negara, terdapat

aktor internasional yang sering disebut Intergovernmental Organization (IGO), yaitu organisasi

internasional yang keanggotaannya adalah negara-negara sebagai individu. Beberapa contoh IGO

antara lain United Nations (UN), International Monetary Fund (IMF), World Bank, Association of

South East Asian Nations (ASEAN), Organization Petroleum Exporting Countries (OPEC), dan North

Atlantic Treaty Organization (NATO) sebagai bentuk khusus dari IGO, yaitu aliansi. IGOs memiliki

ruang lingkup aktivitas yang sangat luas dengan kewenangan yang masih dapat diperdebatkan;

terdapat pendapat yang menyatakan bahwa IGOs mewakili kepentingan nasional masing-masing

negara anggota, meskipun ada juga yang berpendapat bahwa IGOs membuat kebijakan-kebijakan

yang independen.

Yang termasuk ke dalam aktor transnasional adalah Non-Governmental Organizations (NGOs)

dan Multinational Corporations (MNCs), yaitu organisasi-organisasi yang beroperasi di tingkat

internasional dengan keanggotaan yang bersifat perseorangan. Contoh NGOs antara lain Amnesty

International dan Greenpeace, sedangkan MNC antara lain General Motors.

Ruang lingkup dan tingkat interaksi di dalam sistem internasional saat ini jauh lebih luas dan

lebih intensif daripada pada zaman dahulu. Hal ini membawa beberapa dampak, antara lain terhadap

kemungkinan terjadinya perang. Beberapa teoris menyimpulkan bahwa perang lebih sulit terjadi di

dalam sebuah sistem di mana tingkat interdependensi ekonominya tinggi. Namun, apabila perang

sampai terjadi, pihak-pihak yang terlibat akan lebih banyak.