BAHAN BERBAHAYA DALAM KOSMETIKA Oleh : Drs.Husin Rayesh Mallaleng,Apt.M.Kes
Bahan Medikamen Oleh Asril Waisakka
-
Upload
asril-waisakka -
Category
Documents
-
view
333 -
download
11
Transcript of Bahan Medikamen Oleh Asril Waisakka
MAKALAH
BAHAN MEDIKAMEN INTRAKANAL
O
L
E
H
ASRIL WAISAKKA HIDAYAT
1010343013
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013
PENDAHULUAN
Obat sterilisasi saluran akar merupakan medikasi intrasaluran akar sebagai tindakan
disinfeksi saluran akar (proses pembinasaan mikrorganisme patogenik pada perawatan
endodonsi). Sterilisasi itu sendiri merupakan suatu proses membuat steril suatu benda agar
terbebas dari kuman. (Walton dan Torabinejad, 1998).
Disinfeksi saluran akar adalah Pembinasaan mikroganisme patogenik yang
mensyaratkan pembersihan terlebih dahulu pada jaringan pulpa dan debris yang memadai,
pembersihan dan pelebaran saluran dengan cara biokimiawi, dan pembersihan isinya dengan
irigasi. Disinfeksi saluran akar adalah tahap penting dalam perawatan endodontik. (Walton dan
Torabinejad, 1998).
Medikamen intrakanal bertujuan untuk ;
sebagai agen antimikroba pada pulpa dan periapikal,
penetralan sisa-sisa debris pada saluran akar,
kontrol dan pencegahan nyeri pasca perawatan,
kontrol eksudat
kontrol inflamasi pada resorpsi akar.
2.3 Syarat Obat Sterilisasi Saluran Akar
Menurut Walton dan Torabinejad (1998) syarat dari obat sterilisasi saluran akar adalah
harus efektif dalam membunuh mikroorganisme dalam saluran akar, tidak mengiritasi saluran
akar, tidak toksik, anodyne (obat pereda sakit), tidak menodai struktur gigi, tidak mengganggu
jaringan perapikal, stabil dalam larutan, harus mempunyai tegangan permukaan yang rendah,
efek microbialnya lama dan dapat menyerang microorganisme dengan baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Obat-obat sterilisasi saluran akar dapat dibagi dalam 2 golongan :
1. Obat-obat nonspesifik
2. Preparat poliantibiotik
1. Obat-obat nonspesifik
menghancurkan bakteri dan jamuan mudah menguap dan tegangan permukaannya
rendah. Harus hati-hati dalam pemakaian, karena sifat iritasi terhadap jaringan periapikal
dapat menimbulkan inflamasi dan rasa sakit pada pemakaian yang terlulu banyak.
Macam-macam obat nonspesifik :
1. Golongan fenol
Fenol merupakan Bahan kristalin putih yang mempunyai bau khas bau bara. Fenol
yang di cairkan (asam karbolik) terdiri dari 9 bagian fenol dan 1 bagian air.Fenol
dapat menyebabkan nekrose pada jaringan lunak.
1. Eugenol
Sering dipakai dalam endodontik dan pemakaiannya lebih bersifat sedatif,
sehingga sering di pakai setelah pulpektomi. Di samping itu eugenol dipakai juga
sebagai bagian dari sealer saluran akar dan sebagai campuran dari tambalan
sementara. Eugenol memiliki sifat sebagai penghalang impuls saraf interdental.
Eugenol merupakan golongan minyak esensial. Masa aktif selama 3 hari.
2. Para-Klorofenol ( PCP)
Para-Klorofenol masuk lebih ke dalam tubuli dentin sehingga memusnahkan
mikroorganisme di saluran akar. Berfungsi untuk presipitasi atau koagulasi
bakteri.
3. Para-klorofenol berkamfer
Bahan ini terdiri dari dua bagian para-klorofenol dan tiga bagian
berkamfer. Bahan ini memperoleh popularitas tingkat tinggi sebagai medikamen
saluran akar selam satu abad. Kamfer berguna sebagai suatu sarana dan suatu
pengencer serta mengurangi efek mengiritasi yang dimiliki para-klorofenol murni
selain itu juga memperpanjang efek antimicrobial. (Walton dan Torabinejad,
1998).Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat mengiritasinya kecil
dan mempunyai spektrum anti bakteri yang luas dan semua perawatan saluran
akar gigi dan gigi yang mempunyai kelainan apikal.
4.ChKM (chlorphenol kamfer menthol)
Daya desinfektan dan sifat mengiritasi lebih kecil daripada formocresol.
Memiliki spektrum antibakteri yang luas dan juga efektif terhadap jamur.ChKM
dapat dipakai pada semua macam perawatan endodontik, terutama pada gigi yang
apexnya masih terbuka, Bahan utamanya Para-klorofenol. Mampu memusnahkan
berbagai mikroorganisme dalam saluran akar. Kamfer sebagai sarana pengencer
serta mengurangi efek mengiritasi dari para-klorofenol murni. Selain itu
memperpanjang efek antimicrobial. Menthol mengurangi sifat iritasi clorophenol
dan mengurangi rasa sakit.
5. Cresatin (metacresylacetate)
Sifatnya mengiritasi jaringan periapikal lebih kecil daripada ChKM. Sifat
anodyne/ pereda nyeri pada cresatin terhadap jaringan vital sangat baik, sehingga sering
dipakai pada perawatan pulpektomi
6.Chresophen
Chresophen merupakan antiphlogisticum, sangat baik untuk kasus dengan permulaan
periodontitis apikalis akut yang dapat terjadi pada peristiwa overinstrumentasi. Masa
aktifnya antara 3-5 hari.
2.Golongan Aldehid
1. Formocresol
Suatu kombinasi formalin dan cresol yang bersifat desinfeksi dan fixasi.di pakai
sebagai dressing pada perawatan pulpotomi untuk memfixir jaringan pulpa yang
ditinggalkan. Formocresol dipakai juga pada perawatan pulpotomi daripada perawatan
darurat untuk menghilangkan sakit dimana peradangan pulpa masih terbatas di dalam
kamar pulpa.
Lele et al mengatakan formokresol secara signifikan dapat mengurangi jumlah
bakteri pada saluran akar baik aerob maupun anaeorob.Walaupun demikian formokresol
mengandung formaldehida yang bersifat toksik. Sehingga penggunaannya dalam
kedokteran gigi masih diragukan.
3.KalsiumHidroksida
Pengaruh antiseptiknya berkaitan dengan pH-nya yang tinggi dan pengaruh melumerkan
jaringan pulpa yang nekrotik. Ca(OH)2 merupakan desinfektan intra pulpa yang sangat
efektif. Masa aktifnya 7-14 hari.
Kalsium hidroksida selain mempunyai efek antibakteri, kalsium hidrokasida juga
bersifat anti-inflamasi dan kemampuan osteogenic karena kadar alkali yang tinggi
sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang ditemukan pada infeksi
endodontik.
Ketika digunakan sebagai medikamen intrakanal pada perawatan endodontik, uap
yang terdapat pada saluran akar mengaktivasi kalsium hidroksida kemudian pH pada
saluran akar meningkat hingga 12+ dalam beberapa menit.
Keuntungan dan kerugian kalsium hidroksida
Efek antibakteri pada kalsium hidroksida dihubungkan dengan :
pH yang tinggi (11-12.5)
Interaksi penguraian ion hidroksil yang sangat tinggi yang membunuh sel bakteri
dengan merusak membran sitoplasma, denaturasi protein dan merusak DNA
Kemampuannya dalam mengabsorpsi karbon dioksida dengan menghancurkan
bakteri capnophillic, yang diandalkan bakteri untuk asupan nutrisinya dari
thriving
Sifat fisisnya yang mencegah pertumbuhan bakteri baik pada mahkota maupun
akar.
Walaupun demikian, kalsium hidroksida menunjukkan tidak dapat mengeliminasi E.
faecalis dan tentunya beberapa mikroorganisme yang terdapat dalam tubulus dentinalis
oleh karena :
1) Membutuhkan kontak langsung dengan bakteri dalam sifat antibakterinya.
2) Cenderung menetralkan sistem buffer dentin.
3) Kemampuannya (pH yang tinggi) telah resisten terhdap beberapa bakteri tertentu.
4) Difusi dan daya larut yang rendah
4.T.K.F. (Trikresol formalin)
Bersifat merangsang jaringan periapikal dan menyebabkan jaringan menjadi nekrosis.
2.Preparat Poliantibiotik
Terdiri dari campuran beberapa antibiotik, biasanya berupa pasta, contohnya :
P.B.S.C. yang di ajukan oleh GROSSMAN, terdiri dari :
Penicilin – efektif terhadap bakteri gram positif
Bacitracin – efektif terhadap bakteri yang resisten terhadap penicilin.
Streptomycin – efektif terhadap bakteri gram negatif
Caprylate sodium – efektif terhadap jamur.
Pasta P.B.S.C. harus dimasukkan kedalam saluran akar bersama-sama dengan
paper point. Karena pasta tersebut tidak bersifat menguap, maka obat tersebut
harus masuk dan berkontak dengan dinding saluran akar.
Frekuensi Medikasi
Obat-obat yang nonspesifik sebaiknya diganti seminggu sekali dan tidak boleh lebih dari
dua minggu karena dressing menjadi cair oleh eksudat periapikal dan membusuk karena interaksi
dengan mikroorganisme.Dressing saluran akar sebaiknya dilakukan dengan cara memasukkan
butiran kapas yang telah dibasahi medikamen dan diperas kelebihan medikamennya. Uap yang
keluar dari medikamen sudah cukup efektif untuk mendisinfeksi kavitas pulpa. Saluran akar
ditutup denganmeletakkan butiran kapas steril yang kedua diatas butiran kapas yang telah diberi
obat dan ditutup dengan tumpatan sementara Cavit, Seng Oksid eugenol atau IRM
Sedangkan obat-obat pliantibiotik boleh lebih lama di tinggal di dalam saluran akar. Obat
golongan pliantibiotik harus berkontak langsuung dengan dinding saluran akar. Jadi cara
meletakkan pasta pliantibiotik adalah dengan cara menginjeksikannya kedalam saluran akar atau
dapat juga bersama-sama dengan paperpoint.
Penutupan obat-obat saluran akar
Karena pengobatan endodontik memerlukan kunjungan berkali-kali, maka obat diruang
pulpa tersebut harus ditutup dengan tambalan sementara. Untuk mendapatkan suatu penutupan
yang hermetis terhadap mikroorganisme dan kontaminasi saliva, di pakai suatu “double-seal”.
Pada double seal dipakai gutta percha dan diatasnya pasta zinc oxide eugenol (ZOE) yang dapat
ditambahkan 0,5 – 1 % kristal zinc acetate untuk mempercepat pengerasan.
Dalam hal ini gutta percha bukan berfungsi sebagai “sealing agent”, tapi untuk mencegah
masuknya partikel ZOE waktu membuka tambalan sementara yang jatuh kekamar pulpa dan
didorong kedalam saluran akar oleh explorer atau alat-alat saluran akar. Gutta percha disini tidak
mempengaruhi efek obat saluran akar karena gutta percha bersifat tidak mudah larut dan
nonreaktif. Mula-mula dikamar pulpa diletakkan cotton pellet, lalu diatasnya ditutup gutta percha
yang telah dipanaskan dan cukup lunak. Baru diatasnya di letakkan pasta ZOE. Bahan lain yang
juga baik sebagai tambalan sementara adalah civit, kemasannya berupa tube yang siap dipakai.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Rasinta, drg. 1994. Perawatan Pulpa Gigi. Jakarta: Widya Medika.
Torabinejad, Walton. 1998. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi, Alih Bahasa: Narlan
Sumawinata. Jakarta : Hipokkrates
Atmadja, Gunawan. 1980.”Sterilisasi Saluran Akar” dalam (Perawatan Saluran Akar)
(Drg. Ny. S.M. Soerono Akbar dkk). Jakarta : P.T. Pradnya Paramita
Bakar,drg.Abu.”Buku Kedokteran Gigi Klinis”. Yogyakarta : Quantum Sinergis Media
Yogyakarta
www.repository.unhas.ac.id. “Medikamen Intrakanal”. Diakses pada tanggal 5 Februari
2013. 10:20:11