Bahan MateZXrii.doc

10
Definisi Gagal Ginjal Kronik Gagal ginjal kronik adalah penyimpangan progresif, fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimana kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan metabolik, dan cairan dan elektrolit mengalami kegagalan, yang mengakibatkan uremia. Penyebab gagal ginjal kronik Kondisi ini mungkin disebabkan oleh glomerulonefritis kronis; pielonefritis; hipertensi tak terkontrol; lesi herediter seperti pada penyakit polikistik; kelainan vaskular; obstruksi saluran perkemihan; penyakit ginja sekunder akibat penyakit sistemik (Diabetes); infeksi; obat-obatan; atau preparat toksik. Preparat lingkungan dan okupasi yang telah menunjukkan mempunyai dampak dalam gagal ginjal kronik termasuk timah, kadmium, merkuri dan kromium. Pada akhirnya dialisis atau transplantasi ginjal diperlukan untuk menyelamatkan pasien. Penyebab gagal ginjal kronik adalah glomerulonefritis (25%), diabetes melitus (23%), hipertensi (20%) dan ginjal polikistik (10%). Manifestasi klinis atau Tanda dan gejala gagal ginjal kronik Pasien akan menunjukkan beberapa tanda dan gejala; keparahan kondisi tergantung pada tingkat kerusakan ginjal, kondisi lain yang mendasari dan usia pasien. 1. Manifestasi kardivaskular : hipertensi gagal ginjal kongestif, edeme pulmonal, perikarditis 2. Gejala-gejala dermatologis : gatal-gatal hebat(pruritus), serangan uremik tidak umum karena pengobatan dini dan agresif

description

xazZcsz

Transcript of Bahan MateZXrii.doc

Definisi Gagal Ginjal KronikGagal ginjal kronik adalah penyimpangan progresif, fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimana kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan metabolik, dan cairan dan elektrolit mengalami kegagalan, yang mengakibatkan uremia. Penyebab gagal ginjal kronikKondisi ini mungkin disebabkan oleh glomerulonefritis kronis; pielonefritis; hipertensi tak terkontrol; lesi herediter seperti pada penyakit polikistik; kelainan vaskular; obstruksi saluran perkemihan; penyakit ginja sekunder akibat penyakit sistemik (Diabetes); infeksi; obat-obatan; atau preparat toksik. Preparat lingkungan dan okupasi yang telah menunjukkan mempunyai dampak dalam gagal ginjal kronik termasuk timah, kadmium, merkuri dan kromium. Pada akhirnya dialisis atau transplantasi ginjal diperlukan untuk menyelamatkan pasien. Penyebab gagal ginjal kronik adalah glomerulonefritis (25%), diabetes melitus (23%), hipertensi (20%) dan ginjal polikistik (10%). Manifestasi klinis atau Tanda dan gejala gagal ginjal kronikPasien akan menunjukkan beberapa tanda dan gejala; keparahan kondisi tergantung pada tingkat kerusakan ginjal, kondisi lain yang mendasari dan usia pasien.

1. Manifestasi kardivaskular : hipertensi gagal ginjal kongestif, edeme pulmonal, perikarditis2. Gejala-gejala dermatologis : gatal-gatal hebat(pruritus), serangan uremik tidak umum karena pengobatan dini dan agresif3. Gejala-gejala gastrointestinalal : anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, penurunan aliran saliva, haus, rasa kecap logam dalam mulut, kehilangan kemampuan penghidu dan pengecap dan parotitis atau stomatitis.

4. Perubahan neuromuskular : perubahan tingkat kesadaran, kacau mental, ketidakmampuan berkonsentrasi, kedutan otot dan kejang5. Perubahan hematologis : kecenderungan perdarahan

6. Keletihan dan letargik, sakit kepala dan kelemahan umum

7. Pasien secara bertahap akan lebih mengantuk; karakter pernafasan menjadi Kussmaul; dan terjadi koma dalam, sering dengan konvulsi (kedutan mioklonik) atau kedutan otot.

(Buku Keperawatan Medikal Bedah, Diane C Baughman, JoAnn C Hackley 2000 Jakarta : EGC ) Faktor risiko

Faktor risiko gagal ginjal kronik, yaitu pada pasien dengan diabetes melitus atau hipertensi, obesitas atau perokok, berumur lebih dari 50 tahun, dan individu dengan riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal dalam keluarga (National Kidney Foundation, 2009).( http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16742/4/Chapter%20II.pdf)PENATALAKSANAAN Tujuan dari penatalaksanaan adalah untuk mengembalikan fungsiginjal dan memmpertahankan homeostasis slama mungkin. Semua faktor yang menunjang PGTA dan yang faktor penunjang yang dapat pulih (mis, obtruksi) diidentifikasi dan diatasi.

1. Intervensi diet diperlukan dengan pengaturan yang cermat terhadap masukan protein, masukan cairan untuk menyeimbangkan kehilangan cairan, masukan natrium dan pembatasan kalium.

2. Pastikan masukan kalori dan suplemen yang adekuat

3. Batasi protein karena kerusakan klirens ginjal terhadap urea, kreatinin, sam urta dan asam organik. Masukan protein yang diperbolehkan harus tinggi kandungan biologisnya : produk yang berasal dari susu, telur dan daging.

4. Cairan yang diperbolehkan adalah 500-600ml atau lebih dari haluaran urine 24 jam5. Atasi hiperfosfatemia dan hipokalsemia dengan antasid mengandung aluminum dan kalsium karbonat; keduanya harus diberika dengan makanan

6. Suplai kalori dan karbohidrat dan lemak untuk mencegah pelisutan otot

7. Berikan suplemen vitamin

8. Tangani hipertensi dengan kontrol volume intravaskular dan obat antihipertensif

9. Atasi gagal jantung kongestif dan edema pulmonal dengan pembatasan cairan, diet rendah natrium, diuretik, preparat inotropik (mis, digitalis atau dobutamin) dan dialisis

10. Atasi asidosis metabolik jika perlu dengan suplemen natrium bikarbonat atau dialisis

11. Atasi hiperkalemia dengan dialisis; pantau pengobatan dengan kandungan kalium; beriakan diet pembatasan kalium; berikan kayexelate sesuai kebutuhan12. Amati terhadap tanda dini abnormalitas neurologis (mis, berkedut, sakit kepala, delirium, atau aktifitas kejang)

13. Lindungi terhadap cidera dengan memberikan bantalan pada pagar tempat tidur

14. Catat awitan, tipe, durasi, dan efek umum kejang pada pasien; segera beritahu dokter

15. Berikan diazepam intravena(Valium) atau fenitoin (dilantin) untuk mengontrol kejang

16. Atasi anemia dengan rekombinan eritroprotein manusia(Epogen) : Pantau hematokrit pasien dengan sering. Sesuaikan pemberian heparin sesuai keperluan untuk mencegah pembekuan aliran dialisis selama tindakan

17. Pantau kadar besi serum dan transferin untuk mengkaji status keadaan besi (besi untuk memberikan respons yang adekuat terhadap eritopoetin)18. Pantau tekanan darah dan kadar kalium serum

19. Rujuk pasien pada pusat dialisis dan transplantasi diawal perjalanan penyakit ginjal progresif

20. Lakukan dialisis saat Pasien tidak dapat mempertahankan gaya hidup yang diperlukan dengan pengobatan konservatif

Kalo menurut kmu penatalaksanaan yg medis ato perwat ...??Klo ini masih nemu yang keperwtan yng yang penatalaksanaan medis belum PENYULUHAN PASIEN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN : PERAWATAN DI RUMAH DAN KOMUNITAS

1. Berikan penyuluhan yang berkelanjutan dan penekanan pada penyuluhan sebelumnya

2. Pantau kemajuan pasien dan kepatuhan pada regimen pengobatan

3. Berikan konsul nutrisional

4. Ajarkan pasien dan keluarga masalah apa yang harus dilaporkan: tanda-tanda memburuknya gagal ginjal , tanda hiperkalemia

5. Berikan penyuluhan tentang medikasi

6. Ajarkan pasien untuk mengkaji akses vaskular terhadap patensi tindak kewaspadaan, tidak dilakukan pungsi vena dan pengukuran tekanan darah pada lengan yang menjadi akses7. Berikan bantuan dan dukungan pada pasien dan keluarga dalam menghadapi dialisis dan implikasi jangka panjangnya.

(Buku Keperawatan Medikal Bedah, Diane C Baughman, JoAnn C Hackley 2000 Jakarta : EGC )PENCEGAHANUpaya pencegahan terhadap penyakit ginjal kronik sebaiknya sudah mulai dilakukan pada stadium dini penyakit ginjal kronik. Berbagai upaya pencegahan yang telah terbukti bermanfaat dalam mencegah penyakit ginjal dan kardiovaskular, yaitu pengobatan hipertensi (makin rendah tekanan darah makin kecil risiko penurunan fungsi ginjal), pengendalian gula darah, lemak darah, anemia, penghentian merokok, peningkatan aktivitas fisik dan pengendalian berat badan (National Kidney Foundation, 2009) .(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16742/4/Chapter%20II.pdf)Komplikasi gagal ginjal kronik

Bila ginjal tidak berfungsi sebagai salah satu alat pengeluaran (ekskresi), maka sisa metabolisme yang tidak dikeluarkan tubuh akan menjadi racun bagi tubuh sendiri dan mengakibatkan hipertensi, anemia, asidosis, ostedistrofi ginjal, hiperurisemia dan neuropati parifer. Pada sebagian kecil kasus (10%), hipertensi mungkin tergantung renin dan refrakter terhadap kontrol volume natrium ataupun dengan anti hipertensi ringan. Bila K+ serum mencapai kadar sekitar 7 mEq/l, dapat terjadi aritmia yang serius dan juga henti jantung. Hiperkalemia makin diperberat lagi oleh hipokalsemia, hiponatremia, dan asidosis metabolik kronik yang ringan pada penderita uremia biasanya akan menjadi stabil pada kadar Komplikasi gagal ginjal kronik Bila ginjal tidak berfungsi sebagai salah satu alat pengeluaran (ekskresi), maka sisa metabolisme yang tidak dikeluarkan tubuh akan menjadi racun bagi tubuh sendiri dan mengakibatkan hipertensi, anemia, asidosis, ostedistrofi ginjal, hiperurisemia dan neuropati parifer. Pada sebagian kecil kasus (10%), hipertensi mungkin tergantung renin dan refrakter terhadap kontrol volume natrium ataupun dengan anti hipertensi ringan. Bila K+ serum mencapai kadar sekitar 7 mEq/l, dapat terjadi aritmia yang serius dan juga henti jantung. Hiperkalemia makin diperberat lagi oleh hipokalsemia, hiponatremia, dan asidosis metabolik kronik yang ringan pada penderita uremia biasanya akan menjadi stabil pada kadar bikarbonat plasma 16 sampai 20 mEq/l. Anemia berupa penurunan sekresi eritropoeitin oleh ginjal yang sakit maka pengobatan yang ideal adalah penggantian hormon ini. Pada hiperurisemia kadar asam urat yang meninggi maka dihambat biosintesis yang dihasilkan oleh tubuh dan neuropati perifer biasanya simtomatik tidak timbul sampai gagal ginjal mencapai tahap akhir (Behrman, 1987 dikutip dari Noer, 2003). (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17097/4/Chapter%20II.pdf) Komplikasi gagal ginjal kronik disebabkan oleh akumulasi berbagai zat yang normalnya diekskresi oleh ginjal, serta produksi vitamin D dan eritropoietin yang tidak adekuat oleh ginjal. Sindrom uremik mengacu pada komplikasi gagal ginjal kronik seperti anemia, kebingungan (confusion), koma, asteriksis, kejang, efusi perikard, gatal, dan penyakit tulang. Terapi penggantian ginjal memperbaiki masalah - masalah ini, namun pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir memiliki morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi daripada populasi lainya (Ocallaghan, 2007)http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-mreccasept-277-1-p10036-m-o.pdf

Indikasi hemodialisis

Indikasi HD dibedakan menjadi HD emergency atau HD segera dan HD

kronik. Hemodialis segera adalah HD yang harus segera dilakukan.

A. Indikasi hemodialisis segera antara lain (Daurgirdas et al.,2007):

1. Kegawatan ginjal

a. Klinis: keadaan uremik berat, overhidrasi

b. Oligouria (produksi urine