bahan jambujambu
-
Upload
amalia-kautsaria -
Category
Documents
-
view
28 -
download
4
description
Transcript of bahan jambujambu
1. Jambu biji
Tanaman jambu biji tumbuh alami di daerah tropis Amerika, dan
saat ini dijumpai diseluruh daerah tropis dan sub tropis. Seringkali
ditanam di pekarangan rumah. Tanaman ini sangat adaptif dan dapat
tumbuh tanpa pemeliharaan. Terlalu banyak hujan selama musim
pembuahan dapat menyebabkan buah pecah dan busuk, sering ditanam
sebagai tanaman buah, sangat sering hidup alamiah ditepi hutan dan
padang rumput (Sudarsono dkk, 2002).
Kandungan kimia yang terdapat dalam daun jambu biji antara lain :
asam psidiloat, asam ursolat, asam krategolat, asam oleanolat, asam
guaiavolat, quercetin dan minyak atsiri (Sudarsono dkk., 2002).Flavonoid
adalah salah satu kelompok senyawa fenol terbesar yang ditemukan di
alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, dan biru,
dan sebagian zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-
tumbuhan.Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari
15 atom karbon, dimana dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu
rantai propane (C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6.
Susunan inid apat menghasilkan tiga jenis struktur, yakni 1,3-
diarilpropan atau flavonoid, 1,2-diarilpropan atau isoflavonoid, dan 1,1-
diarilpropan atau neoflavonoid. Ketiga struktur tersebut dapat dilihat di
bawah ini.
Gambar 1. Struktur (a) flavonoid (b) isoflavonoid (c) neoflavonoid.
Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat
pada tanaman hijau, kecuali alga. Flavonoid yang lazim ditemukan pada
tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae) adalah flavon dan flavonol
dengan C- dan O-glikosida, isoflavon C- dan O-glikosida, flavanon C- dan
O-glikosida, khalkon dengan C- dan O-glikosida dan dihidrokhalkon,
proantosianidin dan antosianin, auron O-glikosida dan dihidroflavonol O-
glikosida. Golongan flavon, flavonol, flavanon, isoflavon, dan khalkon juga
sering ditemukan dalam bentuk aglikonnya.Senyawa-senyawa flavonoid
terdapat dalam semua bagian tumbuhan tinggi, seperti bunga, daun,
ranting, buah, kayu, kulit kayu dan akar. Akan tetapi, senyawa flavonoid
tertentu seringkali terkonsentrasi dalam suatu jaringan tertentu,
misalnya antosianidin adalah zat warna dari bunga, buah, dan daun.
Quercetin adalah senyawa kelompok flavonol terbesar, quercetin
dan glikosidanya berada dalam jumlah sekitas 60-75% dari flavonoid.
Quercetin adalah salah satu zat aktif kelas flavonoid yang secaara
biologis amat kuat. Bila vitamin C mempunyai aktifitas antioksidan 1,
maka quercetin memiliki aktivitas antioksidan 4,7. Flavonoid merupakan
sekelompok besar antioksidan bernama polifenol yang terdiri atas
antosianididn, boflavon, katekin, flavanon, flavon, dan flavonol. Kersetin
termasuk ke dalam kelompok flavonol.
Quercetin dipercaya dapat melindungi tubuh dari beberapa jenis
penyakit degenerative dengan cara mencegah terjadinya proses
peroksidasi lemak. Quercetin memperlihatkan kemampuan mencegah
proses oksidasi dariQuercetin dipercaya dapat melindungi tubuh dari
beberapa jenis penyakit degenerative dengan cara mencegah terjadinya
proses peroksidasi lemak. Quercetin memperlihatkan kemampuan
mencegah proses oksidasi dari Low Density Lipoproteins (LDL) dengan
cara menangkap radikal bebas dan mengkhelat ion logam transisi.Ketika
flavonol quercetin beraksi dengan radikal bebas, quercetin mendonorkan
protonnya dan menjadi senyawa radikal, tapi electron tidak berpasangan
yang dihasilkan didelokalisasi oleh resonansi, hal ini membuat senyawa
quercetin radikal memiliki energi yang sangat rendah untuk menjadi
radikal yang reaktif.
Gambar 2. Struktur Quercetin.
Flavonoid ini dapat diekstraksi dengan etanol 70% (Harborne,
1987; Anonim, 1979). Pelarut etanol dapat digunakan untuk menyari zat
yang kepolaran relatif tinggi sampai relatif rendah, karena etanol
merupakan pelarut universal, etanol tidak menyebabkan pembengkakan
membran sel, dapat memperbaiki stabilitas bahan obat yang terlarut dan
juga efektif dalam menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal (Voigt,
1994).
Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid I. Jakrta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim. 1986. Handbook of Pharmaceutical Excipients. USA: the American
Pharmaceutical Assoociation.
Anonim. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Jakarta; Depkes RI Direktorat Jendaral Pengawasan Obat dan Makanan
dan Direktorat Jendaral Pengawasan Obat Tradisional.
Harborne, J.B, dkk. 1994. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern
Menganalisis Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB.
Rohman, Abdul. 2009. Kromatografi untuk Analisis Obat. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM
Press.
Jambu biji sering disebut dengan nama jambu klutuk, tanaman jambu klutuk ini adalah tanaman tropis yang berasal dari brazil dan disebarkan di Indonesia melalui Negara Thailand. Di Indonesia untuk menemukan tanaman yang satu ini tidaklah susah, hampir disetiap daerah pasti ada tanaman jambu biji. Biasanya tanaman ini terdapat diladang rumah-rumah warga, di pedesaan maupun di perkotaan juga kita masih dapat menjumpai tanaman ini.
Jambu biji adalah salah satu tumbuhan yang sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat, namun pemanfaatannya hanya sebatas pada buahnya untuk keperluan konsumsi karena mengandung vitamin C yang sangat tinggi, tetapi pemanfaatan daunnya hanya sebagian kecil saja yaitu sebagai obat anti diare, disentri, radang usus dan gangguan pencernaan karena mempunyai kandungan zat tanin sebagai astringent dan anti mikroba.
Selain berbagai kegunaan di atas daun jambu biji diduga memiliki zat aktif golongan steroid yang mempunyai daya spermicide. Bahan kimia yang terkandung dalam daun jambu biji diantaranya adalah Beta-sitosterol, alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, eugenol, minyak atsiri dan berbagai senyawa lainya (Albana dkk, 1999).
2.1 Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Daun jambu biji (Psidium guajava L.) berbau aromatik dan rasanya sepat. Daunnya merupakan daun tunggal yang berwarna hijau keabuan, helai-helai daun berbentuk jorong sampai bulat memanjang, ujung daunnya meruncing sedangkan pangkal daunnya juga meruncing tetapi ada pula yang membulat, daun berukuran panjang antara 6cm sampai 15cm dan lebar antara 3cm sampai 7,5cm sedangkan tangkainya kurang lebih 1cm. Daun berambut penutup pendek, tampak berbintik-bintik yang sesungguhnya merupakan rongga-rongga lisigen, warnanya gelap namun bila dalam keadaan terendam air menjadi tembus cahaya (Karta Sapoetra,1992).
Menurut pendapat Ris munandar (1989) daun, kulit batang, akar dan buah muda pada daun jambu biji mengandung zat psidi tanin sedangkan khusus daun jambu biji mengandung minyak atsiri, eugenol dan damar disamping zat-zat mineral lain yang banyak terdapat didalam buah.
Daun jambu biji mempunyai zat aktif diantaranya adalah minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, tanin, dan pektin. Selain itu tanin juga dapat menyerap racun dan menggumpalkan protein. Dalam penelitian
terhadap daun kering jambu biji yang digiling halus diketahui kandungan taninnya sampai 17,4%. Makin halus serbuk daunnya, makin tinggi kandungan taninnya, senyawa itu bekerja sebagai astrengent yaitu melapisi mukosa usus, khususnya usus besar (Winarno 1997).
Bagian daun (folium) mempunyai sifat khas manis, kelat dan menetralkan juga mempunyai kandungan kimia zat samak, minyak atsiri, tri terpenoid, leuko sianidin, kuersetin, asam arjunolat resin, dan minyak lemak (Anonymous, 2000).
Sedangkan menurut (Duke, 2004) tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) khususnya bagian daun mengandung berbagai zat aktif diantaranya adalah amritoside, aromadendren, avicularin, beta-sitosterol, calcium-oxalat, caryopphyllen-oxide, catechol-tannins, crataegolic acid, EO, guajiverin, guaijaverin, guavin-a,b,c,d, guajivolic-acid, nerolidiol, oleanolic-acid, psidiolic-acid, quercetin, sugar, ursolic-acid, xantophyll, gallo catechin,ellagic-acid, fat, genticid-acid, hyperocid, leucocyanidine, hyperocide, aslinic-acid.
Daun jambu biji (Psidium guajava L.) mengandung berbagai senyawa kimia aktif diantaranya saponin, flavonoid, tri terpenoid, minyak atsiri (Menurut Ma’at & Albana), tanin, beta sitosterol dan senyawa-senyawa lainnya (Duke, 2004).
2.2 Manfaat Daun Jambu Biji untuk Pengobatan
Daun jambu biji ternyata memiliki khasiat tersendiri bagi tubuh kita, baik untuk kesehatan ataupun untuk obat penyakit tertentu. Dalam penelitian yang telah dilakukan ternyata daun jambu biji memiliki kandungan yang banyak bermanfaat bagi tubuh kita. Diantaranya, anti inflamasi, anti mutagenik, anti mikroba dan analgesik. Beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam daun jambu biji seperti, polifenol, karoten, flavonoid dan tannin. Dengan begitu banyaknya kandungan yang terdapat dalam daun jambu biji tersebut, diperkirakan memiliki anti oksidan yang erat khasiatnya dalam mengobati berbagai penyakit.
Daun jambu biji itu dapat bermanfaat ( berkhasiat ) antara lain yaitu : untuk pengobatan Diare, Sariawan, Kencing manis , Ambeien, Kembung pada anak dan masih banyak khasiat yang lainnya. Jadi kita gunakan terlebih dahulu pengobatan herbal karena pengobatan herbal itu tidak begitu beresiko bagi kesehatan manusia dan sebenarnya paling baik itu adalah pengobatan yang alami, yang tidak ada unsur zat-zat kimia.
Rismunandar, 1989. Tanaman Jambu Biji, Penerbit Sinar Baru, Bandung. Salisbury & Ross, 1999.Fisiologi Tumbuhan Jilid 2, Penerbit ITB, Bandung.
http://www.paseban.com/11021991/discussions/4417
http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2011/11/08/khasiat-daun-jambu-biji/
http://m4d13.blogspot.com/2012/01/khasiat-daun-jambu.html