bahan jambujambu

5
1. Jambu biji Tanaman jambu biji tumbuh alami di daerah tropis Amerika, dan saat ini dijumpai diseluruh daerah tropis dan sub tropis. Seringkali ditanam di pekarangan rumah. Tanaman ini sangat adaptif dan dapat tumbuh tanpa pemeliharaan. Terlalu banyak hujan selama musim pembuahan dapat menyebabkan buah pecah dan busuk, sering ditanam sebagai tanaman buah, sangat sering hidup alamiah ditepi hutan dan padang rumput (Sudarsono dkk, 2002). Kandungan kimia yang terdapat dalam daun jambu biji antara lain : asam psidiloat, asam ursolat, asam krategolat, asam oleanolat, asam guaiavolat, quercetin dan minyak atsiri (Sudarsono dkk., 2002).Flavonoid adalah salah satu kelompok senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, dan biru, dan sebagian zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh- tumbuhan.Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propane (C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6. Susunan inid apat menghasilkan tiga jenis struktur, yakni 1,3-diarilpropan atau flavonoid, 1,2- diarilpropan atau isoflavonoid, dan 1,1-diarilpropan atau neoflavonoid. Ketiga struktur tersebut dapat dilihat di bawah ini. Gambar 1. Struktur (a) flavonoid (b) isoflavonoid (c) neoflavonoid. Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman hijau, kecuali alga. Flavonoid yang lazim ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae) adalah flavon dan flavonol dengan C- dan O-glikosida, isoflavon C- dan O-glikosida, flavanon C- dan O-glikosida, khalkon dengan C- dan O-glikosida dan dihidrokhalkon, proantosianidin dan antosianin, auron O-glikosida dan dihidroflavonol O-glikosida. Golongan flavon, flavonol, flavanon, isoflavon, dan khalkon juga sering ditemukan dalam bentuk aglikonnya.Senyawa-senyawa flavonoid terdapat dalam semua bagian tumbuhan tinggi, seperti bunga, daun, ranting, buah, kayu, kulit kayu dan akar. Akan tetapi, senyawa

description

script

Transcript of bahan jambujambu

Page 1: bahan jambujambu

1.    Jambu biji

Tanaman jambu biji tumbuh alami di daerah tropis Amerika, dan

saat ini dijumpai diseluruh daerah tropis dan sub tropis. Seringkali

ditanam di pekarangan rumah. Tanaman ini sangat adaptif dan dapat

tumbuh tanpa pemeliharaan. Terlalu banyak hujan selama musim

pembuahan dapat menyebabkan buah pecah dan busuk, sering ditanam

sebagai tanaman buah, sangat sering hidup alamiah ditepi hutan dan

padang rumput (Sudarsono dkk, 2002).

Kandungan kimia yang terdapat dalam daun jambu biji antara lain :

asam psidiloat, asam ursolat, asam krategolat, asam oleanolat, asam

guaiavolat, quercetin dan minyak atsiri (Sudarsono dkk., 2002).Flavonoid

adalah salah satu kelompok senyawa fenol terbesar yang ditemukan di

alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, dan biru,

dan sebagian zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-

tumbuhan.Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari

15 atom karbon, dimana dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu

rantai propane (C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6.

Susunan inid apat menghasilkan tiga jenis struktur, yakni 1,3-

diarilpropan atau flavonoid, 1,2-diarilpropan atau isoflavonoid, dan 1,1-

diarilpropan atau neoflavonoid. Ketiga struktur tersebut dapat dilihat di

bawah ini.

Gambar 1. Struktur (a) flavonoid (b) isoflavonoid (c) neoflavonoid.

Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat

pada tanaman hijau, kecuali alga. Flavonoid yang lazim ditemukan pada

tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae) adalah flavon dan flavonol

dengan C- dan O-glikosida, isoflavon C- dan O-glikosida, flavanon C- dan

O-glikosida, khalkon dengan C- dan O-glikosida dan dihidrokhalkon,

proantosianidin dan antosianin, auron O-glikosida dan dihidroflavonol O-

glikosida. Golongan flavon, flavonol, flavanon, isoflavon, dan khalkon juga

sering ditemukan dalam bentuk aglikonnya.Senyawa-senyawa flavonoid

terdapat dalam semua bagian tumbuhan tinggi, seperti bunga, daun,

ranting, buah, kayu, kulit kayu dan akar. Akan tetapi, senyawa flavonoid

tertentu seringkali terkonsentrasi dalam suatu jaringan tertentu,

misalnya antosianidin adalah zat warna dari bunga, buah, dan daun.

Quercetin adalah senyawa kelompok flavonol terbesar, quercetin

dan glikosidanya berada dalam jumlah sekitas 60-75% dari flavonoid.

Quercetin adalah salah satu zat aktif kelas flavonoid yang secaara

Page 2: bahan jambujambu

biologis amat kuat. Bila vitamin C mempunyai aktifitas antioksidan 1,

maka quercetin memiliki aktivitas antioksidan 4,7. Flavonoid merupakan

sekelompok besar antioksidan bernama polifenol yang terdiri atas

antosianididn, boflavon, katekin, flavanon, flavon, dan flavonol. Kersetin

termasuk ke dalam kelompok flavonol.

Quercetin dipercaya dapat melindungi tubuh dari beberapa jenis

penyakit degenerative dengan cara mencegah terjadinya proses

peroksidasi lemak. Quercetin memperlihatkan kemampuan mencegah

proses oksidasi dariQuercetin dipercaya dapat melindungi tubuh dari

beberapa jenis penyakit degenerative dengan cara mencegah terjadinya

proses peroksidasi lemak. Quercetin memperlihatkan kemampuan

mencegah proses oksidasi dari Low Density Lipoproteins (LDL) dengan

cara menangkap radikal bebas dan mengkhelat ion logam transisi.Ketika

flavonol quercetin beraksi dengan radikal bebas, quercetin mendonorkan

protonnya dan menjadi senyawa radikal, tapi electron tidak berpasangan

yang dihasilkan didelokalisasi oleh resonansi, hal ini membuat senyawa

quercetin radikal memiliki energi yang sangat rendah untuk menjadi

radikal yang reaktif.

Gambar 2. Struktur Quercetin.

Flavonoid ini dapat diekstraksi dengan etanol 70% (Harborne,

1987; Anonim, 1979). Pelarut etanol dapat digunakan untuk menyari zat

yang kepolaran relatif tinggi sampai relatif rendah, karena etanol

merupakan pelarut universal, etanol tidak menyebabkan pembengkakan

membran sel, dapat memperbaiki stabilitas bahan obat yang terlarut dan

juga efektif dalam menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal (Voigt,

1994).

Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid I. Jakrta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Anonim. 1986. Handbook of Pharmaceutical Excipients. USA: the American

Pharmaceutical Assoociation.

Anonim. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.

Jakarta; Depkes RI Direktorat Jendaral Pengawasan Obat dan Makanan

dan Direktorat Jendaral Pengawasan Obat Tradisional.

Page 3: bahan jambujambu

Harborne, J.B, dkk. 1994. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern

Menganalisis Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB.

Rohman, Abdul. 2009. Kromatografi untuk Analisis Obat. Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM

Press.

Jambu biji sering disebut dengan nama jambu klutuk, tanaman jambu klutuk ini adalah tanaman tropis yang berasal dari brazil dan disebarkan di Indonesia melalui Negara Thailand. Di Indonesia untuk menemukan tanaman yang satu ini tidaklah susah, hampir disetiap daerah pasti ada tanaman jambu biji. Biasanya tanaman ini terdapat diladang rumah-rumah warga, di pedesaan maupun di perkotaan juga kita masih dapat menjumpai tanaman ini.

Jambu biji adalah salah satu tumbuhan yang sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat, namun pemanfaatannya hanya sebatas pada buahnya untuk keperluan konsumsi karena mengandung vitamin C yang sangat tinggi, tetapi pemanfaatan daunnya hanya sebagian kecil saja yaitu sebagai obat anti diare, disentri, radang usus dan gangguan pencernaan karena mempunyai kandungan zat tanin sebagai astringent dan anti mikroba.

Selain berbagai kegunaan di atas daun jambu biji diduga memiliki zat aktif golongan steroid yang mempunyai daya spermicide. Bahan kimia yang terkandung dalam daun jambu biji diantaranya adalah Beta-sitosterol, alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, eugenol, minyak atsiri dan berbagai senyawa lainya (Albana dkk, 1999).

2.1 Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Daun jambu biji (Psidium guajava L.) berbau aromatik dan rasanya sepat. Daunnya merupakan daun tunggal yang berwarna hijau keabuan, helai-helai daun berbentuk jorong sampai bulat memanjang, ujung daunnya meruncing sedangkan pangkal daunnya juga meruncing tetapi ada pula yang membulat, daun berukuran panjang antara 6cm sampai 15cm dan lebar antara 3cm sampai 7,5cm sedangkan tangkainya kurang lebih 1cm. Daun berambut penutup pendek, tampak berbintik-bintik yang sesungguhnya merupakan rongga-rongga lisigen, warnanya gelap namun bila dalam keadaan terendam air menjadi tembus cahaya (Karta Sapoetra,1992).

Menurut pendapat Ris munandar (1989) daun, kulit batang, akar dan buah muda pada daun jambu biji mengandung zat psidi tanin sedangkan khusus daun jambu biji mengandung minyak atsiri, eugenol dan damar disamping zat-zat mineral lain yang banyak terdapat didalam buah.

Daun jambu biji mempunyai zat aktif diantaranya adalah minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, tanin, dan pektin. Selain itu tanin juga dapat menyerap racun dan menggumpalkan protein. Dalam penelitian

Page 4: bahan jambujambu

terhadap daun kering jambu biji yang digiling halus diketahui kandungan taninnya sampai 17,4%. Makin halus serbuk daunnya, makin tinggi kandungan taninnya, senyawa itu bekerja sebagai astrengent yaitu melapisi mukosa usus, khususnya usus besar (Winarno 1997).

Bagian daun (folium) mempunyai sifat khas manis, kelat dan menetralkan juga mempunyai kandungan kimia zat samak, minyak atsiri, tri terpenoid, leuko sianidin, kuersetin, asam arjunolat resin, dan minyak lemak (Anonymous, 2000).

Sedangkan menurut (Duke, 2004) tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) khususnya bagian daun mengandung berbagai zat aktif diantaranya adalah amritoside, aromadendren, avicularin, beta-sitosterol, calcium-oxalat, caryopphyllen-oxide, catechol-tannins, crataegolic acid, EO, guajiverin, guaijaverin, guavin-a,b,c,d, guajivolic-acid, nerolidiol, oleanolic-acid, psidiolic-acid, quercetin, sugar, ursolic-acid, xantophyll, gallo catechin,ellagic-acid, fat, genticid-acid, hyperocid, leucocyanidine, hyperocide, aslinic-acid.

Daun jambu biji (Psidium guajava L.) mengandung berbagai senyawa kimia aktif diantaranya saponin, flavonoid, tri terpenoid, minyak atsiri (Menurut Ma’at & Albana), tanin, beta sitosterol dan senyawa-senyawa lainnya (Duke, 2004).

2.2 Manfaat Daun Jambu Biji untuk Pengobatan

Daun jambu biji ternyata memiliki khasiat tersendiri bagi tubuh kita, baik untuk kesehatan ataupun untuk obat penyakit tertentu. Dalam penelitian yang telah dilakukan ternyata daun jambu biji memiliki kandungan yang banyak bermanfaat bagi tubuh kita. Diantaranya, anti inflamasi, anti mutagenik, anti mikroba dan analgesik. Beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam daun jambu biji seperti, polifenol, karoten, flavonoid dan tannin. Dengan begitu banyaknya kandungan yang terdapat dalam daun jambu biji tersebut, diperkirakan memiliki anti oksidan yang erat khasiatnya dalam mengobati berbagai penyakit.

Daun jambu biji itu dapat bermanfaat ( berkhasiat ) antara lain yaitu : untuk pengobatan Diare, Sariawan, Kencing manis , Ambeien, Kembung pada anak dan masih banyak khasiat yang lainnya. Jadi kita gunakan terlebih dahulu pengobatan herbal karena pengobatan herbal itu tidak begitu beresiko bagi kesehatan manusia dan sebenarnya paling baik itu adalah pengobatan yang alami, yang tidak ada unsur zat-zat kimia.

Rismunandar, 1989. Tanaman Jambu Biji, Penerbit Sinar Baru, Bandung. Salisbury & Ross, 1999.Fisiologi Tumbuhan Jilid 2, Penerbit ITB, Bandung.

http://www.paseban.com/11021991/discussions/4417

http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2011/11/08/khasiat-daun-jambu-biji/

http://m4d13.blogspot.com/2012/01/khasiat-daun-jambu.html