Bahan Globalisasi Lingkungan Hidup

22
http://www.walhi.or.id/kampanye/psda/050912_globalisasilh_cu/ (19/11/2008 pkl 15.30) Sistematika Globalisasi dalam Penghancuran Lingkungan Hidup Chalid: WALHI Harus Menjadi Palang Pintu Gerakan SDA Makassar - Globalisasi secara sistemik telah menghancurkan sumber daya alam akibat eksploitasi yang dilakukan secara besar-besaran oleh pemodal asing dan telah berdampak pada kehancuran ekologis dan juga mematikan sumber-sumber kehidupan rakyat. Demikian hal yang mengemuka dalam Diskusi Lingkungan Hidup Konsultasi Daerah Lingkungan Hidup (KDLH) Sulawesi Selatan yang menghadirkan Prof Dr Dadang Ahmad (Pusat Studi Lingkungan Universitas Hasanuddin), Reinhard Naiggolan (Kompas), dan Chalid Muhammad (Direktur Eksekutif Nasional WALHI), Senin (12/9) di Makassar. Dadang mengatakan, periode pertama globalisasi adalah penguasaan Iptek dan penguasaan usaha monokulutur. IPTEK dikembangkan di universitas-universitas dan digerakkan oleh modal. Karena terkait dengan modal, maka hasil pengembangan IPTEK tersebut untuk pemodal. Perubahan dari keanekaragaman tinggi ke monokultur selain perubahan budaya juga perubahan kepemilikan lahan. Pada periode berikutnya, menurut Dadang, penguasaan pembangunan. Pembangunan yang didanai oleh utang luar negeri. Selanjutnya adalah periode pasar bebas, hal ini terkait dengan hak kepemilikan intelektual (intelectual property right). “Untuk menahan globalisasi yang digerakkan oleh pemodal dari luar diperlukan gerakan yang tumbuh dari dalam, yakni globalisme dilawan dengan lokalisme,” katanya. Menurut Dadang, ada tiga hal penghancuran: energi universal, teknologi yang tidak ramah lingkungan, perubahan lingkungan alami ke lingkungan buatan, perubahan daerah yang biodiversity tinggi ke monokultur (kiamat-kiamat lokal). “Maskulinitas cenderung 1

Transcript of Bahan Globalisasi Lingkungan Hidup

Page 1: Bahan Globalisasi Lingkungan Hidup

http://www.walhi.or.id/kampanye/psda/050912_globalisasilh_cu/ (19/11/2008 pkl 15.30)

Sistematika Globalisasi dalam Penghancuran Lingkungan Hidup

Chalid: WALHI Harus Menjadi Palang Pintu Gerakan SDA Makassar - Globalisasi secara sistemik telah menghancurkan sumber daya alam akibat eksploitasi yang dilakukan secara besar-besaran oleh pemodal asing dan telah berdampak pada kehancuran ekologis dan juga mematikan sumber-sumber kehidupan rakyat.

Demikian hal yang mengemuka dalam Diskusi Lingkungan Hidup Konsultasi Daerah Lingkungan Hidup (KDLH) Sulawesi Selatan yang menghadirkan Prof Dr Dadang Ahmad (Pusat Studi Lingkungan Universitas Hasanuddin), Reinhard Naiggolan (Kompas), dan Chalid Muhammad (Direktur Eksekutif Nasional WALHI), Senin (12/9) di Makassar.

Dadang mengatakan, periode pertama globalisasi adalah penguasaan Iptek dan penguasaan usaha monokulutur. IPTEK dikembangkan di universitas-universitas dan digerakkan oleh modal. Karena terkait dengan modal, maka hasil pengembangan IPTEK tersebut untuk pemodal. Perubahan dari keanekaragaman tinggi ke monokultur selain perubahan budaya juga perubahan kepemilikan lahan.

Pada periode berikutnya, menurut Dadang, penguasaan pembangunan. Pembangunan yang didanai oleh utang luar negeri. Selanjutnya adalah periode pasar bebas, hal ini terkait dengan hak kepemilikan intelektual (intelectual property right). “Untuk menahan globalisasi yang digerakkan oleh pemodal dari luar diperlukan gerakan yang tumbuh dari dalam, yakni globalisme dilawan dengan lokalisme,” katanya.

Menurut Dadang, ada tiga hal penghancuran: energi universal, teknologi yang tidak ramah lingkungan, perubahan lingkungan alami ke lingkungan buatan, perubahan daerah yang biodiversity tinggi ke monokultur (kiamat-kiamat lokal). “Maskulinitas cenderung eksploitatif dan feminim cenderung konservasi. Globalisasi tidak menyingkirkan lokalitas tapi memberi warna baru yang ujung-ujungnya adalah akumulasi kapital. Dan globalisasi masuk melalui kebijakan semua sisi, baik ekonomi, sosial, politik, maupun budaya.”

Resi lokalitas yang hampir hilang seharusnya digantikan oleh perguruan tinggi. Tapi, banyak “penjahat-penjahat kebudayaan” yang lahir dari perguruan tinggi, nah bagaimana melawan itu? Untuk mendapatkan wawasan yang utuh harus merubah frame reduksionisme ke holisme kemudian diikuti dengan kebermanfaatan. Apa manfaat perguruan tinggi dengan Sulawesi Selatan?,  terakhir adalah kebersamaan. “Kita sudah memiliki banyak kearifan lokal tinggal bagaimana caranya memakainya untuk melawan globalisasi. Ketertiban dipelihara dengan menciptakan ketidaktertiban itulah globalisasi,” tambah Dadang.

“Yang dibutuhkan adalah penafsir sosial untuk menahan rezim saintis yang kerjanya hanya menjadi agen asing.”

1

Page 2: Bahan Globalisasi Lingkungan Hidup

Dalam Analisisnya, Dadang menyebut bahwa kasus yang banyak menimbulkan kerusakan pada tingkat lokal, khususnya lingkungan hidup kaitannya dengan industri, di Makassar adalah tidak pernah melaksanakan RKL dan RPL. “Sampai sekarang ini, akademisi tidak punya alat kontrol bagi pengusaha yang tidak melaksanakan RKL dan RPL.”

Tantangan WALHI ke Depan

Spirit WALHI yang selalu korupsi terhadap makna agenda. Proses edukasi yang dilakukan WALHI hanya pada siklus yang sama. WALHI harus meneguhkan dirinya sebagai palang pintu untuk menghadang perampasan sumber daya alam. Dalam hal ini, sebagai lembaga advokasi lingkungan hidup.

WALHI memiliki 436 anggota di 26 provinsi, tetapi belum mampu bergerak efisien. Sementara kondisi eksternal terjadi perampasan atas kedaulatan rakyat terhadap energi, kedaulatan rakyat terhadap air, kedaulatan rakyat terhadap tanah, pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan, dan lain-lain).Menurut Chalid, Direktur Eksekutif Nasional WALHI, desain penghancuran SDA Indonesia dimulai saat Soekarno mau jatuh dan dilakukan di Jerman oleh G8. Hasil desain adalah munculnya penanganan sektoral (pertambangan, kehutanan, pertanian, dan lain-lain). Begitu pula saat Soeharto mau jatuh, IMF–Indonesia menandatangani LoI IMF. Maka muncullah UU SDA, dan lain-lain. “Dampaknya sekarang adalah rakyat menderita, Indonesia berada di ambang krisis energi yang sebenarnya,” ungkapnya.

Hal ini semakin menarik kalau dikaitkan dengan Infrastruktur Summit yang sebenarnya agenda Aburizal Bakri sebelum menjadi menteri dan dijadikan agenda negara. Situasi ini bagi WALHI adalah situasi yang sangat genting dan akan diapresiasikan melalui 60 thn kemerdekaan Indonesia, ”Merdeka tanpa kedaulatan.”

Tantangan Eksekutif Daerah, kata Chalid, perlu membaca geopolitik wilayah dengan pembacaan yang sangat dalam dan perlu mencetuskan cita-cita kolektif WALHI sesuai dengan statuta dan diturunkan dalam bentuk peta kewilayahan.

Pertanyaan mendasar apa yang sebenarnya yang diperjuangkan WALHI Sulawesi Selatan? Perubahan image (vokal, profesional, dan mendapatkan dukungan publik), knowledge management (penguatan database, sebaran aktivisnya, dan lain-lain), WALHI Institut (wadah bagi aktivis WALHI), dan perluasan front perlawanan rakyat. ”Inilah yang menjadi perhatian kita,” ungkap Chalid.

Dan yang harus diingat adalah masih jarang orang WALHI yang bisa mengkalkulasi nilai ekonomi vs nilai ekologi . “Dan yang harus ditegaskan adalah WALHI menolak donor haram, seperti Work Bank, IDB, Usaid, Ausaid, Dfid, dan lain-lain,” tutup Chalid.

Media dan Isu Lingkungan Hidup

2

Page 3: Bahan Globalisasi Lingkungan Hidup

Isu lingkungan menarik bagi publik dan media karena dekat dengan kehidupan. Tetapi, isu lingkungan dikalahkan dengan isu lain, seperti militer, politik, sosial. dan ekonomi. Sebagian media masih menaruh perhatian dengan mengangkat isu lingkungan. Selama ini, media dipandang menganak-tirikan isu lingkungan dan hanya mengangkat permukaan dari banyaknya masalah. Urutan isu masih didominasi oleh politik, ekonomi, sosial, konflik, dan bencana.

Menurut Reinhard, pemerhati lingkungan harus memahami karakter/kebijakan media yang akan dituju, melihat falsafah media tersebut (memiliki keberpihakan terhadap lingkungan – rakyat), ukuran kelayakan berita (nilai sebuah berita di mata media) – yang memiliki nilai berita: mengandung konflik, bencana dan kemajuan, dampak, kemasyuran, segar dan kedekatan, keganjilan dan human interest, seks, dan aneka nilai lainnya.

“WALHI belum bisa menunjukkan sisi unik dan sejauh mana dampak yang sebenarnya –berdasarkan fakta dan logis serta validitas data - dari isu lingkungan yang bisa menjadi perhatian media,” katanya.

Sisi lain adalah media/wartawan kurang bekal dalam memahami seluk-beluk isu lingkungan. “WALHI semestinya memberikan dukungan pengetahuan/pelatihan masalah lingkungan hidup.”

Rei menilai Media merupakan alat paling efektif untuk kampanye. Tapi, perlu juga mencari alat alternatif  untuk kampanye lingkungan hidup. Seperti isu Kajang yang sudah diangkat “Tanah adalah Ibu” di Kompas. Perlu investigasi mendalam dan pengumpulan data.

Perspektif sebagian media terhadap LSM adalah melihat LSM sebagai organisasi yang anti pembangunan.

”Media elektronik lebih mengutamakan visual (agak anarkis) sedangkan media cetak lebih mengutamakan data. Ruang bermain media adalah berita apa yang paling dibutuhkan publik. Yang diutamakan dalam menjalin hubungan pers secara khusus dan publik secara umum adalah hubungan emosional,” tutupnya.  [nurdin amir]

3

Page 4: Bahan Globalisasi Lingkungan Hidup

http://forumteologi.com/blog/2008/10/11/globalisasi-kapitalisme-dan-krisis-ekologi/

19/11/2008 pkl.15.50

Kritik Terhadap Globalisasi dan Panggilan Kembali Merawat Bumi sebagai Misi Merawat KehidupanI K. Eddy Cahyana

Alam Protes?Ketika musim penghujan tiba, masyarakat Jakarta menjadi was-was dan kuatir. Mereka selalu berjaga-jaga - siaga satu. Kenapa? Oleh karena sewaktu-waktu banjir dapat datang tiba-tiba tanpa permisi, menghantam, mengenangi lingkungan dan rumah mereka.

Keadaan itu sangat menyusahkan sebab harta benda mereka tergerus banjir dan menyisakan sampah yang busuk yang memicu penyakit fisik maupun psikis. Hal ini tidak terjadi sekali atau dua kali saja melainkan sudah menjadi langganan setiap tahunnya. Istana dan Bandara juga tak luput dari incaran banjir tersebut. Ibukota negeri tergenang air berhari-hari membuat akslerasi kehidupan menjadi terganggu. Seakan sulit untuk dielakan lagi. Bagaimana tidak, kota Jakarta kini telah menjadi hutan beton pencakar langit yang telah menyingkirkan tumbuhan-tumbuhan penghijau dan lingkungan yang sebelumnya berfungsi sebagai penyeimbang siklus iklim dan environment. Di bagian lain, kehidupan di kantung-kantung kumuh merupakan cerita kehidupan tersendiri namun tak dapat dilepaskan dari kehidupan Ibukota secara keseluruhan. Mereka hidup dipinggir-pinggir kali dan disekitar lokasi yang mengitari kemegahan pencakar langit tadi, dan bila banjir datang menerjang, bukan hanya harta yang hanyut tetapi nyawapun tidak jarang terengut oleh derasnya arus air.

Terakhir ancaman banjir tidak hanya menghantui masyarakat Jakarta tetapi juga daerah-daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi. Cerita lain, di musim kemarau ternyata juga membuat masyarakat resah. Resah oleh karena di berbagai tempat di Indonesia ini merasa semakin sulit ditemukannya air untuk mengairi sawah, untuk konsumsi rumah tangga dan kebutuhan lainnya. Di Bali misalnya, sekitar 20-30 tahun kebelakang air masih sangat berlimpah untuk mengairi sawah, namun kini untuk musim penghujan saja para petani sudah merasa susah untuk mengairi sawah secara cukup. Air kini sudah semakin mahal. Sungai-sungai yang dulu berlimpah dengan air kini menjadi kering di musim kemarau sebaliknya mudah terjadi banjir ketika musim penghujan. Di Indonesia perubahan iklim terbukti membuat hilangnya persediaan air akibat curah hujan yang semakin berkurang hingga mencapai puluhan ribu meter kubik per tahun. Artinya kehidupan di atas Bumi kini sudah semakin terancam oleh kondisi alam yang telah dieksploitasi dengan kejam oleh manusia.Alam kini sudah semakin menunjukkan ketidak-bersahabatannya dengan kehidupan manusia dan binatang oleh karena manusia telah berpolah tidak ramah atasnya. Bahkan tahun-tahun belakangan ini sangat terasa sekali Bumi ini semakin gerah. Gerah karena temperaturnya semakin meningkat. Para ilmuan menyebut fenomena ini dengan istilah Pemanasan Global (Global Warming). Akhir-akhir ini orang begitu ramai berbicara mengenai fenomena ini sebab telah menimbulkan dampak yang secara langsung atas kehidupan seperti contoh yang sudah disebutkan di atas. Hutan sebagai paru-paru bumi yang diandalkan untuk dapat menetralisir

4

Page 5: Bahan Globalisasi Lingkungan Hidup

komposisi CO2 di udara, kini keberadaanya juga semakin memprihatinkan. Salah satu persoalan besar terkait dengan masalah kehutanan adalah pembalakan atau penebangan liar (illegal logging) yang sampai hari ini terus berlanjut. Bahkan Departemen Kehutanan memperkirakan jumlah lahan hutan di seluruh Indonesia yang rusak akibat penebangan liar mencapai 2,8 juta hektare per tahun. Hingga kini, penebangan sudah mencapai 60 juta hektare. Menurut sebuah sumber lain, dari 1.200,35 juta hektare hutan Indonesia pada 1999, kerusakannya mencapai sekitar 101,73 juta hectare .Beberapa contoh di atas merupakan gejala yang sedang terjadi dalam realitas kehidupan di atas bumi ini khususnya di Indonesia. Suatu realitas kehidupan yang secara langsung berkaitan dengan alam dan lingkungan dimana mahkluk hidup itu hidup. Bahwa alam kini seakan menyerang balik manusia akibat perlakuan yang kurang bertanggung jawab atasnya. Sistem keseimbangan alam terganggu. Alam seakan protes kepada penghuninya lewat mudahnya timbul berbagai macam bencana yang menghantam manusia. Banyak para ahli kemudian melihat bahwa pemicu itu semua adalah karena korban dari kapitalisme globalisasi.Berikut akan dilihat mengenai globalisasi secara sekilas dan penilaian pakar tentang hal itu terutama difokuskan pada kaitannya dengan krisis ekologi.

2. Globalisasi – Kekuasaan dan Krisis Ekologi

2.1 Apakah itu globalisasi?Globalisasi berawal dari kisah kapitalime yang berkembang abad 17 mulai mengarah kepada perekonomian global dimana negara-negara Eropa Barat melaksanakan perdagangan internasional yang terkenal dengan doktrin Merchantilisme. Mereka berusaha merajai perdagangan internasional untuk mengejar kemakmuran dan kejayaan negaranya sehingga timbul istilah “The Flag follows The Trade” yang berarti mereka berdagang dengan dukungan negara dan kekuatan persenjataannya. Maka masa penjajahan melanda seluruh dunia. Globalisasi kontemporer yang dimediasi oleh perkembangan ilmu dan teknologi informatika dan transportasi memudahkan orang untuk berkomunikasi dan mengadakan perjalanan antar negara dan antar benoa dalam hitungan jam. Teknologi informasi dan tranportasi telah mengintegrasikan manusia dalam jejaring tunggal.

Globalisasi merupakan suatu proses dengan mana perekonomian di berbagai negara diintegrasikan ke dalam ekonomi kapital dunia. Dan aspek yang paling dominan di dalamnya adalah peningkatan sentralisasi produksi dunia dan perdagangan di tangan beberapa ratus perusahan multinasional seperti International Monetary Funds (IMF) dan the World Bank. Hal ini sebenarnya berakar pada budaya kapitalisme yang menganut prinsip bahwa logika perkembangan adalah profit making . Persis seperti yang dikatakan Max Weber mengenai hakikat kapitalisme modern yang ditandai oleh perhitungan rasional atas kapital. Perhitungan seperti itu meliputi salah satunya adalah pemilikan semua sarana fisik untuk produksi – tanah, bahan-bahan mentah, mesin peralatan dan seterusnya – sebagai milik usaha-usaha industrial swasta otonom yang bisa dijual .Pilar utama dari globalisasi adalah paham neoliberal yang mendudukan mekanisme pasar dan kompetisi untuk menentukan masa depan nasib manusia. Paham neoliberal bertumpu pada tiga hal fundamental, yakni perdagangan bebas barang dan jasa; perputaran modal yang bebas; dan kebebasan berinvestasi. Paradigma kapitalis ini menjadi spirit kaum kapitalis dalam melihat

5

Page 6: Bahan Globalisasi Lingkungan Hidup

lingkungan alam, Bumi sebagai sumberdaya yang mesti dikuasai, dieksploitasi demi profit making. Globalisasi dengan demikian adalah biang kerusakan sumber-sumber kehidupan. Karena, suatu produk industri mau tidak mau pasti diproduksi dengan cara-cara mengeksploitasi lingkungan hidup, mencemari air dan udara, berkontribusi pada pemanasan global, meningkatkan penggunaan energi, dan untuk distribusinya membutuhkan infrastruktur berupa jalan raya, pelabuhan, bandara, pembangkit listrik dan banyak lagi.Salah satu contoh nyata kerusakan lingkungan yang parah diakibatkan oleh karena ulah para kapitalis adalah semburan “Lumpur Lapindo” di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur yang telah menyebabkan penderitaan dan sengsara serta mengusur penduduk sekitar dan juga tenggelamnya persawahan milik warga yang menjadi andalan perekonomian mereka.Volume lumpur diperkirakan sekitar 5.000 hingga 50 ribu meter kubik perhari (setara dengan muatan penuh 690 truk peti kemas berukuran besar). Genangan hingga setinggi 6 meter pada pemukiman. Selain perusakan lingkungan dan gangguan kesehatan, dampak sosial banjir lumpur tidak bisa dipandang remeh . Dampak material dan psikologis yang dialami warga sekitar sampai saat ini belum pulih benar. Belum terhitung dampak lingkungannya yang tidak tersolusikan sampai hari ini.2.2 Penilaian umum terhadap globalisasiStuckelberger mengatakan bahwa globalisasi telah menjadi kata ajaib pada akhir abad 20. Dimana beberapa orang mengharapkan pertumbuhan, kemakmuran, kedamaian, dan keamanan; (bahkan) mereka sudah hampir-hampir mengharapkan keselamatan dari globalisasi. Kelompok yang lain memandang globalisasi sebagai penyebab timbulnya kesenjangan antara pihak kaya dan miskin, maupun eksploitasi, penghancuran dan ketergantungan lingkungan, sehingga globalisasi hampir dilihat sebagai perwujudan iblis . Hal yang sama juga dikatakan oleh Mee-Yin bahwa terdapat banyak kritik/penilaian terhadap globalisasi secara negatip maupun positip.

Kritik negatip mengatakan bahwa globalisasi telah melanggengkan kemiskinan, memperlebar ketidakmerataan materi, membangkitkan konsumerisme dan kepemilikan yang tidak perlu, memperparah degradasi ekologi, melanggengkan meliterisme, masyarakat menjadi terpecah, memarginalkan kelompok – kelompok subordinate, menciptakan intoleransi dan memperdalam krisis demokrasi. Sedangkan penilaian positip mengatakan bahwa globalisasi meningkatkan income per kapita dunia sejak tahun 1945, menurunkan separuh dari jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan, meningkatkan kesadaran ekologi, memicu perkembangan teknologi, meningkatkan (kemudahan) komunikasi dan kemungkinan pengurangan fasilitas angkatan bersenjata dalam berbagai kelompok yang telah mendapat kesempatan dalam organisasi global .

Dari dampak-dampak globalisasi yang disebutkan di atas, salah satunya yang paling menonjol adalah degradasi ekologi, bahwa karena globalisasi, alam sebagai sumberdaya telah dan sedang mengalami kemerosotan yang luar biasa akibat ulah manusia yang menggaruk maruk alam demi kapitalisme global . Itulah sebabnya masalah yang paling penting yang tengah dihadapi oleh seluruh dunia saat ini adalah masalah krisis alam, bumi tempat dimana kehidupan berlangsung. Dapat dibayangkan jika planet yang menjadi tempat kehidupan satu-satunya ini mengalami kehancuran karena keadaanya mengalami degradasi memprihatinkan yang tak terkendali. Tentu resikonya seluruh kehidupan di dalamnya pun akan lenyap bersama dengan lenyapnya tempat dan sumber kehidupan itu, Bumi. Sekarang ini Bumi sedang mengerang kesakitan membutuhkan pemulihan. Bumi telah dan sedang tiada hentinya dicemari oleh akibat kerakusan manusia,

6

Page 7: Bahan Globalisasi Lingkungan Hidup

kebodohan, over-populasi, dan perang serta akibat konsumerisme yang berdampak fatal dalam bentuk kekeringan, kemusnahan species, kemiskinan dan kelaparan. Pola-pola pengembangan kapital dan gaya hidup konsumerisme telah menjadi bencana bagi lingkungan alam dan keberlanjutan hidup .

2.2 Bagaimana kaitan globalisasi dengan krisis alam?Sonny Keraf mencatat tiga aspek ekonomi global yang perlu dicermati dalam kaitannya dengan krisis ekologi. Pertama persoalan hutang luar negeri dalam arus utama globalisasi keuangan dewasa ini mempunyai dampak negatip yang serius bagi kondisi lingkungan hidup di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Fenomena hutang luar negeri memperlihatkan bahwa semakin besar utang luar negeri sebuah negara, semakin negara tersebut dilanda krisis ekonomi. Logikanya adalah negara miskin yang meminjam kepada negara maju yang kaya sebenarnya negara berkembang sedang memberi makan kepada negara maju plus membayar bunganya. Bukankah ini sebuah pemerasan yang terselubung? Jadi alih-alih hutang luar negeri menolong negara dari krisis malah sebaliknya utang menjadi alat imperialisme dan kolonialisme ekonomi. Hutang justru membuat perekonomian menjadi hancur. Alih-alih negara kaya membantu negara miskin, malah sebaliknya negara miskin menghidupi negara kaya.

Terkait krisis lingkungan, bahwa semakin besar hutang dengan bunga pinjaman yang mencekik, semakin sumber daya alam kita dieksploitasi untuk membayar utang itu. Untuk membayar hutang (dalam bentuk dollar Amerika) maka tidak ada jalan lain selain menguras sumber daya alam. Masalah ini dipahami betul oleh pihak kreditor seperti IMF dan World Bank. Pada satu pihak mereka menekan negara berkembang untuk mempunyai cadangan sumber daya alam yang besar untuk melestarikan sumber daya alamnya dan menjaga keseimbangan/keutuhan lingkungan hidup. Namun dipihak yang lain hutang yang telah melilit negara-negara itu, dan mereka malah membantu negara-negara debitor untuk menguras sumber daya alamnya. Jadi ada kontradiksi yang menarik. Lembaga kreditor berlagak membela lingkungan hidup, tetapi hal itu hanya alat untuk menekan negara-negara berkembang dalam memberi pinjaman. Sementara itu, pinjaman tetap dikucurkan karena mereka tahu bahwa mereka membutuhkan sumber daya alam negara-negara berkembang yang harus dieksploitasi untuk membayar hutang tadi.

Kedua, kecenderungan belakangan ini malah semakin kuat mengarah pada digunakannya isu lingkungan hidup sebagai salah satu alat politik dalam interaksi ekonomi dan bisnis global. Oleh karena itu, fenomena WTO (World Trade Organization) dengan seluruh kekuasaannya yang demikian absolute melindungi kepentingan negara-negara maju di Utara telah dan akan membawa dampak yang mengerikan bagi lingkungan hidup. Kecenderungan negara-negara maju di Utara untuk menunggangi sistem ekonomi pasar global (globalisasi) itu dengan berbagai manuver untuk mengeruk keuntungan dan mengamankan kepentingannya dengan cara yang tidak fair merugikan kepentingan negara-negara sedang berkembang.

Ketiga, sepak terjang perusahan multinational yang banyak kali menerapkan standar ganda sekaligus menggunakan superioritas ekonomi dan politik untuk melindungi kepentingan ekonomi dan bisnisnya di negara-negara sedang berkembang menjadi salah satu penyebab utama krisis lingkungan hidup di negara-negara sedang berkembang. Di negara sendiri mereka sangat serius dalam menerapkan standar-standar pengelolaan lingkungan yang ketat. Akan tetapi bila

7

Page 8: Bahan Globalisasi Lingkungan Hidup

beroperasi di negara-negara sedang berkembang, mereka dengan mudah mengabaikan semua standar pengelolaan lingkungan hidup. Dengan berbagai cara termasuk tekanan politik terhadap pemerintah negara tuan rumah, mereka berusaha untuk menghindar dari desakan untuk meningkatkan dan memperbaiki standar dan kinerja lingkungan hidupnya. Jadi demikian struktur kerja kapitalis dalam menguasai sumberdaya alam dan tanah/lokasi yang memilki nilai asset tinggi.

2.3 Bagaimana peran kekuasaan dalam proses globalisasi dan krisis alam?Dari ketiga aspek ekonomi global terkait krisis ekologi di atas, dapat disimpulkan bahwa peran kekuasaan atau pihak yang memiliki kekuasaan (uang, capital, politik) dapat dengan gampang menentukan kebijakan untuk mengeruk keuntungan meskipun lingkungan menjadi korban kerakusan nafsunya (kapitalis) itu. Bahwa pertama, kekuasaan ekonomi negara-negara maju di Utara yang menjadi kreditor kepada negara-negara sedang berkembang di Selatan berkuasa menentukan dan cenderung menguntungan diri mereka sendiri. Kedua, kekuasaan politik yang berkolaborasi dengan kaum kapitalis yang sarat kepentingan ekonomi telah mengontrol sumberdaya alam di negara-negara miskin Selatan dengan pinjaman yang mencekik. Ketiga, kekuasaan perusahan multinasional telah mengatur dan menguasai kancah perekonomian bukan saja di negara maju Utara melainkan hampir di semua negara-negara berkembang Selatan. Hegemony negara-negara maju dalam globalisasi dengan demikian tidak dapat dibendung. Negara-negara yang terkebelakang (dalam kategori berkembang) menjadi tergagap-gagap menanggap perkembangan itu. Maka ketidakadilan melanda dunia.

Indonesia mau tak mau merupakan negara yang ikut dalam masyarakat dunia terkondisikan dalam sistem dan arus globalisasi. Konsekuensinya Indonesia pun ikun menceburkan diri dalam sistem neo-liberalisme global. Ini kemudian membuat kebijakan pemerintah Indonesia cenderung dan bahkan selalu membela kepentingan para kapitalis sehingga kebijakannya sesungguhnya menjadi bagian integral dari kepentingan kapitalis global yang dipaksakan. Dalam tragedi “Lumpur Lapindo” di atas misalnya nampak bahwa kuasa para pemilik modal (kapitalis) dengan legalitas usaha (eksplorasi atau eksploitasi), dari Pemerintah yakni izin usaha kontrak bagi hasil/production sharing contract (PSC) memperoleh otoritas penguasa dan kedaulatan atas sumberdaya alam. Ini menunjukkan bahwa Pemerintah Indonesia telah lama menganut sistem ekonomi neoliberal dalam berbagai kebijakannya. Orientasi profit an sich yang menjadi paradigma korporasi menjadikan manajemen korporasi buta akan hal-hal lain yang menyangkut kelestarian lingkungan, peningkatan taraf hidup rakyat, bahkan hingga bencana ekosistem .Karena itu dapat dikatakan terdapat hubungan “logis” kausalitas antara kerusakan alam dan globalisasi ekonomi. Sebab seperti telah diungkap, globalisasi ekonomi didasarkan pada pengembangan / peningkatan produksi dan konsumsi untuk memenuhi tuntutan konsumsi yang tak pernah berhenti (insatiable) dari negara-negara industri. Ini yang membawa akibat kerusakan ekologi pada level lokal, regional dan global. Sumber-sumber produksi diambil dari alam sering tak bertanggungjawab, tidak mempertimbangkan akibat dan proses regenerasi atau seberapa cepat pembaruan atas sumber-sumber itu terjadi.

2.4 Global warming dan politik globalisasiDi atas telah sedikit disinggung mengenai Pemanasan Global (Global Warming), pada bagian ini agaknya penting untuk melihat sekilas mengenai globalisasi dan global warming.

8

Page 9: Bahan Globalisasi Lingkungan Hidup

Global warming merupakan fenomena alam yang memiliki hubungan kausalitas dengan globalisasi. Karena itu jika mempersoalkan global warming sebagai akibat dari globalisasi maka tidak dapat tidak persoalan ini akan berbenturan dengan pertumbuhan dan akslerasi ekonomi dunia khususnya negara-negara Industri di Utara. Globalisasi telah memicu terjadinya pemanasan global lewat peningkatan tanjam Gas Rumah Kaca ke atmosfir yang dimulai semenjak Revolusi Industri, saat itu manusia mulai mengubah iklim dan lingkungan tempatnya hidup melalui tindakan-tindakan agrikultural dan industri. Dari saat itu manusia mulai menggunakan mesin untuk mempermudah hidupnya - yang dimulai sekitar 200 tahun lalu. Berbeda dengan sebelumnya, semenjak revolusi industri manusia melakukan pembakaran bahan bakar fosil (seperti batubara dan minyak bumi) dan penebangan hutan untuk mensupport kemudahan dan hal ini mensuplay banyak Gas Rumah Kaca dan mempengaruhi komposisi gas di atmosfir.Kesadaran akan hal ini memang telah meningkat, namun demikian belum dapat memberi hasil penurunan emisi gas CO2 di atmosfer sebagaimana yang dimandatkan Conference on Parties (COP) 3 on Climate Change di Kyoto, yang dikenal sebagai Protokol Kyoto. Lucunya negara industri seperti Amerika Serikat tidak mau menandatangani peratifikasian Protokol Kyoto sebagai bukti partisipasi yang diwujudkan dalam aksi demi pengurangan gas CO2 yang dimaksud secara konkret. Sikap kekeh AS dapat dipahami jika dilihat dari perspektif pertumbuhan ekonomi negara mereka, dimana angka pengangguran dalam negeri bisa melonjak tinggi kalau mereka mengurangi industri dan itu berarti gejolak politik dalam negeri. Namun, ada yang berpandangan sinis atas sikap ini dengan mengatakan bahwa alasan itu hanyalah alibi untuk membenarkan agenda lebih besar dalam politik pasar global yang dimotori oleh negara Adi kuasa tersebut.Banyak orang paham bahwa Presiden George W. Bush adalah pendukung dan pelaksana utama ideologi pasar global yang menghendaki pasar dibuka bebas dan liar demi memajukan ekonomi dunia. Sebagai negara yang menguasai kapital global, termasuk teknologi, wajar sekali AS lebih suka pasar tidak diatur sehingga memberi keleluasaan bagi mereka menguasai sumber-sumber ekonomi yang selama ini masih dilindungi peraturan nasional suatu bangsa atau oleh berbagai kesepakatan, konvensi, dan hukum internasional. Banyak organisasi internasional dibentuk kemudian diperalat untuk menyukseskan agenda pasar global tersebut .Perilaku-perilaku individu kapitalis tak terkendali tampak sekarang dalam pasar global dan mengandalikan kompetisi, memicu pencemaran dan pengeksploitasian sumber daya alam tanpa kendali, dengan mengatas-namakan otonomi dan kebebasan kehendak sebagai penguasa kekuasan ekonomi. Globalisasi benar-benar disokong penuh kapitalisme. Di mana informasi dan propaganda global pada gilirannya dikendalikan para pemegang modal. Pascakekuatan komunisme runtuh, bangkitnya paham kapitalisme telah menghadirkan dinamisasi global makro. Globalisasi berubah menjadi tarik-ulur kepentingan antara segelintir manusia raksasa (the giant authority) pemegang modal besar dan kuat kuasa dengan mayoritas manusia kecil yang tidak memiliki kapital apa-apa selain kekecewaan, ketidakpuasan, atau bahkan frustasi akibat ketidakadilan pihak lain.Nampak bahwa kekuatan politik dunia sangat menyokong globalisasi sebagai politik ekonomi demi mendongkrak perputaran ekonomi negara namun yang paling diuntungkan adalah para pelaku kapital itu sendiri. Yusuf Burhanudin menyebut globalisasi sebagai logika keuntungan bagi segelintir orang di satu sisi, tapi mesti dibayar pembantaian massal (global holocaust) di lain pihak. Bahwa Kekuatan besar dalam globalisasi telah mengalienasi kekuatan mayoritas rakyat

9

Page 10: Bahan Globalisasi Lingkungan Hidup

kecil. Konfrontasi antara kekuatan besar dalam globalisasi dan kekuatan rakyat kecil yangteralienasi, banyak menistakan prinsip-prinsip kemanusiaan serta prinsip-prinsip sutainibility lingkungan.

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080606061214AAnAsrl

19/11/2008 pkl. 16.00

"Apa sih Globalisasi itu,dan apa aja dampak positif juga negatif dari globalisasi?Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias.

Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.

Ciri globalisasi1. Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan antarmanusia di seluruh duniaPerubahan dalam konsep ruang dan waktu. 2. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda. 3. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO). 4. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.

10

Page 11: Bahan Globalisasi Lingkungan Hidup

5. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.

Dampak positif Globalisme :

1. Produksi global dapat ditingkatkan, Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.2. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara, Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.3. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri. Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik. Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.5. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.

Dampak negatif Globalisasi.1. Menghambat pertumbuhan sektor industri. Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.

2. Memperburuk neraca pembayaran Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.

11

Page 12: Bahan Globalisasi Lingkungan Hidup

3. Sektor keuangan semakin tidak stabil Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

4. memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.

5 bulan lalu

Wikipedia

Kebaikan globalisasi ekonomi Produksi global dapat ditingkatkan

Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.

Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara

Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.

Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri

Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.

12

Page 13: Bahan Globalisasi Lingkungan Hidup

Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik

Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.

Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi

Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.

Keburukan globalisasi ekonomi Menghambat pertumbuhan sektor industri

Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.

Memperburuk neraca pembayaran

Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.

Sektor keuangan semakin tidak stabil

Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor

13

Page 14: Bahan Globalisasi Lingkungan Hidup

keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.

Globalisasi kebudayaan

sub-kebudayaan Punk, adalah contoh sebuah kebudayaan yang berkembang secara global

Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.

Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).

Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.

Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional. Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu

terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.

Berkembangnya turisme dan pariwisata.

Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.14

Page 15: Bahan Globalisasi Lingkungan Hidup

Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.

Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.

15