bahan dkp1

4
Seorang bayi laki-laki usia 7 hari dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan terdapat benjolan di daerah tulang belakang. Benjolan ada sejak bayi lahir, bila di tekan akan mengempis dan bila dilepas akan menonjol lagi. Dokter menduga bayi tersebut menderita spina bifida.. Kelainan tersebut terjadi karena tidak sempurnanya penutupan tabung saraf saat perkembangan janin. Ibu pasien khawatir penyebab benjolan pada anaknya tersebut dikarenakan jumlah asupan makanan saat hamil kurang? Spina bifida : anomali perkembangan yang ditandai dengan penutupan tidak sempurna arcus vertebrae; meninges bisa menonjol keluar melalu defek ini (s. Bifisa cystica), bisa juga tidak (s. Bifida occulta) Defek Embriogenesis Matefistasi klinik, faktor resiko 1. Embriogenesis a. Definisi Embriogene sis Defin Pros Epidemiol Period Spina bidifa Defin Perkembang an Patogene Etiol Diagno Tatalak

description

bahan dk1p1 neuro

Transcript of bahan dkp1

Seorang bayi laki-laki usia 7 hari dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan terdapat benjolan di daerah tulang belakang. Benjolan ada sejak bayi lahir, bila di tekan akan mengempis dan bila dilepas akan menonjol lagi. Dokter menduga bayi tersebut menderita spina bifida.. Kelainan tersebut terjadi karena tidak sempurnanya penutupan tabung saraf saat perkembangan janin. Ibu pasien khawatir penyebab benjolan pada anaknya tersebut dikarenakan jumlah asupan makanan saat hamil kurang?

Spina bifida : anomali perkembangan yang ditandai dengan penutupan tidak sempurna arcus vertebrae; meninges bisa menonjol keluar melalu defek ini (s. Bifisa cystica), bisa juga tidak (s. Bifida occulta)

EmbriogenesisDefek Embriogenesis

PerkembanganSistem SarafDefinisiProsesPeriode

Spina bidifa

TatalaksanaDiagnosisPatogenesisDefinisiEpidemiologiEtiologi

Matefistasi klinik, faktor resiko1. Embriogenesisa. Definisib. Prosesc. Perioded. Perkembangan sarafe. Diferensiasi sel indukf. Diferensiasi dan maturitas sel komponen sistem saraf

2. Spina Bifidaa. Definisie. Diagnosisi.Tatalaksanab. Etiologif. Prognosisc. Epidemiologig. Pemeriksaan Penunjangd. Faktor Resikoh. Manifestasi Klinik3. Defek yang terjadi saat embriogenesis4. Perkembangan sistem saraf pasca kelahiran5. Hubungan antara mutasi gen RET dengan gangguan sel krista neuralis6. Saraf Otonom (Parasimpatis, Simpatis)7. Sel penyokong saraf8. Jenis-jenis sel saraf9. Deferensiasi krista neuralis10. Aspek genetik yang mempengaruhi gangguan embryogenesis11. Gambaran mikroskopik sel saraf, ganglion, dan megakolonAnatomi sistem sarafSistem saraf pusat

Anatomi susunan saraf pusat: serebrum, serebelum, batang otak dan medulla spinalisJaras-jaras sarafSawar darah otak

Sistem saraf periferAnatomi susunan saraf perifer: saraf kranial dan saraf perifer (somatik, otonom, sistem kromafin)

Pencitraan pada sistem sarafPrinsip dasar pencitraan yang meliputi aborsi, refleksi, difraksi, interferensi, resonansi gelombang elektromagnetik dan gelombang mekanik

Analisis hasil pencitraan

Histologi sistem sarafStruktur sel sarafStruktur membran sel Protein membran sel Komponen intrasel lainnya

Struktur sel glia

Jenis dan komponen sel glia

Struktur sinapsJenis sinapsPra dan pascasinapsKomunikasi antar sinaps

Faktor kimiawi sistem saraf

Mikro dan makro nutrienMikro dan makronutrien yang berperan pada susunan saraf

Transmisi impuls saraf Komunikasi antar selTransduksi sinyal1st massenger dan 2nd massengerPeran ion kalsiumPompa ATPaseNeurotransmiterNeuromodulator dan neuropeptida