Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan:...

33
1 Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: LOKAKARYA NASIONAL KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN NASIONAL (KSPPN) Jakarta, 18 Desember 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN – KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Transcript of Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan:...

Page 1: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

1

Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan:

LOKAKARYA NASIONALKEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN NASIONAL

(KSPPN)

Jakarta, 18 Desember 2013

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN – KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Page 2: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

OUTLINEI. LATAR BELAKANG (KONDISI PERKOTAAN)

KONDISI APBD SECARA NASIONAL

II. MEKANISME PEMBIAYAAN PERKOTAAN (APBN KE APBD) DANA TRANSFER KE DAERAH

HIBAH DAERAH

PINJAMAN DAERAH

OBLIGASI DAERAH

III. MEKANISME PEMBIAYAAN LAINNYA PUBLIC-PRIVATE PARTNERSHIP (PPP)

INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT FUND (IDF)

Page 3: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

KONDISI APBD NASIONAL

Page 4: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

450.000

2009 2010 2011 2012 2013

PAD 62.751 71.852 90.393 112.720 140.302

Dana Perimbangan 284.979 292.281 327.368 380.601 432.697

Lain-Lain Pend. Daerah yg Sah 19.538 22.205 42.132 58.262 79.866

Mili

ar R

up

iah

TREN PENDAPATAN DAERAH 2009 - 2013

Sumber pendapatan daerah terdiri dari tiga jenis, yaitu: PAD yang berasal dari potensi daerah, Dana Perimbangan yang berasal dari pusat dan pendapatan lainnya.

Dalam kurun waktu 5 tahun (2009-2013) total pendapatan daerah hampir mencapai dua kali lipat, dimana hal tersebut menunjukkan semakin besarnya dana yang dikelola oleh pemda.

4

Page 5: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

Data berdasarkan Perda APBD* Data Konsolidasi non reciprocal account

Proporsi terbesar belanja

daerah adalah belanja

pegawai, dengan proporsi

diatas 40% (untuk provinsi di

kisaran 20% dan untuk

Kab/Kota di kisaran 50%)

namun kecenderungannya

menurun.

Proporsi belanja modal relatif

kecil, meskipun mengalami

peningkatan di tahun 2012 dan

2013.

5

STRUKTUR BELANJA APBD

Jenis Belanja Daerah (dalam miliar rupiah)

2009 2010 2011 2012 2013

Belanja Pegawai 180,439 198,562 229,081 261,153 296,540Belanja Barang dan Jasa 79,600 82,007 104,221 122,225 148,012

Belanja Modal 114,598 96,179 113,523 137,438 175,578Belanja Lain-Lain 40,594 50,110 48,449 71,071 86,953

Total 415,232 426,857 495,274 591,887 707,083

Page 6: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

TREND SILPA TAHUN BERKENAAN

71.602

59.81462.088

80.446

99.240

68.883

52.19956.574

78.312

96.990

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000

100.000

110.000

2008 2009 2010 2011 2012

Mili

ar R

up

iah

Dana Pemda di perbankan SiLPA tahun Berkenaan

6

SiLPA merupakan dana yang belum tergunakan di tahun sebelumnya, dimana penggunaannyadianggarkan pada tahun berikutnya dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan daerah.

SiLPA yang semakin meningkat mengindikasikan semakin besarnya dana pemda yang tidak terserapdalam belanja daerah.

* 2012 merupakan data perkiraan

Page 7: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

•Tren dana pemda di perbankan per bulannyamengalami fluktuasi dan mempunyai trenyang hampir sama pada setiap tahunnya.•Terjadi pola peningkatan sampai denganbulan juni lalu mulai menurun sampaidengan bulan agustus disebabkan mulaidilakukannya proses pembayaran olehpemda•Posisi pada akhir Desember 2012menunjukkan jumlah dana pemda yang idledi bank umum mencapai Rp99,2 triliundengan peningkatan di tahun 2013

• Bentuk dana pemda di Perbankan terdiri dari Simpanan Berjangka, Giro dan Tabungan.

• Giro lebih banyak digunakan untuk transaksi sehari-hari Pemda (bagian terbesar dana Pemda di Bank)

• Dari Grafik disamping terlihat bahwabesaran dana dalam bentuk Simpanan Berjangka mengalami tren yg meningkatsecara signifikan

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Mili

ar R

up

iah

Simpanan Berjangka Giro Tabungan

4.000

54.000

104.000

154.000

204.000

254.000

Jan feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Mili

ar R

up

iah

2009 2010 2011 2012 2013

PERGERAKAN DANA IDLE PEMDA SECARA BULANAN

Page 8: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

MEKANISME PEMBIAYAAN PERKOTAAN (APBN KE APBD)

Page 9: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

Melalui BA K/L

BELANJAPUSAT

TRANSFERDAERAH

Mendanaikewenangan

di luar 6 Urusan

Mendanaikewenangan 6

Urusan

PENDAPATAN

BELANJA

PEMBIAYAAN

APBN

Dana Vertikaldi Daerah

Hibah dan Dana Darurat

Pinjaman

Dana Perimbangan Dana Otsus Pendanaan Lainnya

Dana DekonsentrasiDana Tgs Pembantuan

PNPM dan Jamkesmas

Subsidi dan Bantuan

MASUK APBD

Mendanaikewenangan

Daerah(Desentralisasi)

MelaluiBA BUN

PEMERINTAH PUSAT DAERAH

ALUR PENDANAAN MENURUT PRINSIP ‘MONEY FOLLOWS FUNCTION’

Page 10: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

DANA PERIMBANGAN

Dana Bagi Hasil (DBH)

Dana Alokasi Umum (DAU)

Dana Alokasi Khusus (DAK)

Dana Otsus PAPUA

Dana Otsus ACEH

Dana Infras Otsus Papua

Tamb Penghasilan Guru

DANA OTSUS

DANA PENYESUAIAN

DBH PBB

DBH PPh

Kehutanan

Pertamb um

Perikanan

Migas

DBH Cukai HT

DBH Pajak

DBH SDADana Otsus PAPUA BRT

Panas Bumi

Dana Insentif Daerah (DID)

TRANSFER KE DAERAH

Tunjangan Profesi Guru

Bantuan Op Sek (BOS)

Dana Infras Otsus PaBarat

JENIS DANA DARI APBN KE APBD

HIBAH DAERAH

PINJAMAN DAERAH

Above the Line: Belanja Transfer dan Hibah pada APBN dan Pendapatan pada APBD

Below the Line: Pembiayaan pada APBN dan APBD

Page 11: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)

Page 12: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) Dana Yang Bersumber Dari Pendapatan APBN Dialokasikan Kepada Daerah Tertentu Untuk Membantu Mendanai Kegiatan Khusus Yang Merupakan Urusan Daerah Sesuai Prioritas Nasional

Tujuan DAK:

membantu daerah tertentu untuk mendanai kebutuhan sarana dan prasaranapelayanan dasar masyarakat, dan untuk mendorong percepatan pembangunandaerah dan pencapaian sasaran prioritas nasional.

Page 13: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

DISTRIBUSI DAK TA. 2013 – 2014

6%

84%

10%

DISTRIBUSI ALOKASI DAK TA 2013 dan 2014

Provinsi

Kabupaten

Kota

DAERAH 2013 2014

PROVINSI 1,833.38 1,897.68

KOTA 3,287.16 3,466.60

KABUPATEN 26,576.60 27,635.72

TOTAL 31,697.14 33,000.00

(Dalam Miliar Rupiah)

Page 14: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

DISTRIBUSI DAK PER SEKTOR

NO BIDANG DAK 2013 2014

ALOKASI (Miliar Rupiah)

(%) ALOKASI (Miliar Rupiah)

(%)

1 Pendidikan 11,090.77 34.99 10,041.30 30.43

2 Kesehatan 3,101.55 9.78 3,129.90 9.48

3 Infrastruktur Jalan 5,373.52 16.95 6,105.76 18.50

4 Infrastruktur Irigasi 1,614.06 5.09 2,288.96 6.94

5 Infrastruktur Air Minum 609.91 1.92 885.32 2.68

6 Infrastruktur Sanitasi 569.46 1.80 829.26 2.51

7 Prasarana Pemerintahan Daerah 481.28 1.52 499.74 1.51

8 Kelautan dan Perikanan 1,812.30 5.72 1,851.91 5.61

9 Pertanian 2,542.31 8.02 2,579.56 7.82

10 Lingkungan Hidup 530.55 1.67 548.1 1.66

11 Keluarga Berencana 442.87 1.70 462.91 1.40

12 Kehutanan 539.42 1.70 558.46 1.69

13 Sarana Perdagangan 694.7 2.19 730.99 2.22

14 Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal 717 2.26 754.74 2.29

15 Energi Perdesaan 432.49 1.36 467.94 1.42

16 Perumahan dan Permukiman 205.04 0.65 234.8 0.71

17 Keselamatan Transportasi Darat 221.01 0.70 235.94 0.71

18 Transportasi Perdesaan 260.77 0.82 301.34 0.91

19 Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan 458.14 1.45 493.07 1.49

Total 31,697.14 33,000.00

Page 15: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

HIBAH DAERAH

Page 16: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

16

DASAR HUKUM PP 2/2012 tentang Hibah Daerah; PMK 188/2012 tentang Hibah dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah

Daerah

PRINSIP HIBAH DAERAH Hibah diberikan untuk mendanai penyelenggaraan urusan yang menjadi

kewenangan Pemerintah Daerah dalam kerangka hubungan keuanganantara Pemerintah dan Pemerintah Daerah

Diprioritaskan untuk penyelenggaraan Pelayanan Publik Mekanisme APBN dan APBD Mempertimbangkan Kapasitas Fiskal Daerah Melalui penandatanganan Perjanjian Hibah antara Menteri Keuangan cq.

Dirjen Perimbangan Keuangan dengan Kepala Daerah Hibah kepada Pemerintah Daerah yang bersumber dari luar negeri

dilakukan melalui Pemerintah

HIBAH DAERAH [PP 2/2012]

Page 17: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

MEKANISME HIBAH DAERAH (OUTPUT-BASED)

K/L TEKNIS[Executing

Agency]

KEMENKEU[KPA-HPD]

PEMDA[Implementing

Agency]

Pelaksanaan kegiatan

Pengusulan kegiatan dan rincian daerah penerima hibahRekomendasi penyaluran hibah

Monev & Verifikasi Teknis

Perjanjian HibahPenyaluran Dana Hibah dari

RKUN ke RKUD

Page 18: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

NO

KEGIATAN SUMBERWAKTU

PELAKSANAANNILAI HIBAH

DAERAH PENERIMA

TARGET OUTPUT

1 MASS RAPID TRANSIT (MRT)

Pinjaman JICA 2009 - 2014 Rp 5,6 T 1 Pemprov Terbangunnya prasaranaMRT untuk koridor lebakbulus-dukuh atas

2 HIBAH AIR MINUM Hibah AusAID 2012 – 2015 Rp 569,85 M(proses)

100 Pemda Terpasangnya 300.000 Sambungan Rumah (SR) Air Minum bagi MBR

3 HIBAH SEKTOR IRIGASI PinjamanWorld Bank

2012 – 2016 Rp 575 M 101 Kab/Kota

14 Provinsi

Desain Irigasi, fisik irigasi dan pelatihan kelompok petani

4 Development of Seulawah Agam Geothermal in NAD Province

Hibah dariPemerintahJerman (KfW)

2012 – 2014 Rp 61,2 M 1 Pemda Terlaksananya pengeboranwilayah kerja panas bumi

5 HIBAH AIR LIMBAH Hibah AusAID 2012 – 2015 Rp 45 M 4 Pemda Terpasangnya 9000 Sambungan Rumah (SR) Pengelolaan Air Limbah bagiMBR

6 HIBAH SANITASI Hibah AusAID 2012 - 2015 Rp 209 M(proses)

39 Pemda Pembangunan sarana persampahan dan air limbah

7 HIBAH SEKTOR JALAN Hibah AusAID 2012 - 2015 Rp 122 M(proses)

1 Pemda Pemiliharaan Rutin, Pemeliharaan Berkala, Rehabilitasi dan PeningkatanJalan, Rekonstruksi

PROGRAM DAN OUTPUT: HIBAH TA 2012 - 2014

Page 19: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

PINJAMAN & OBLIGASI DAERAH

DASAR HUKUM

1. UNDANG-UNDANG NO. 17 TAHUN 2003 TENTANG KEUANGAN NEGARA

2. UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

3. UNDANG-UNDANG NO. 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

4. PERATURAN PEMERINTAH NO. 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH

5. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 111/PMK.07/2012 TENTANG TATACARA PENERBITAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN OBLIGASI DAERAH

6. PERATURAN PASAR MODAL

Page 20: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

SUMBER PINJAMAN PEMERINTAH DAERAH

PEMERINTAHDAERAH

PEMERINTAH PUSAT

MASYARAKAT –DALAM BENTUK

OBLIGASI DAERAH

PEMERINTAH DAERAH LAIN

LEMBAGA KEUANGAN

BANK

LEMBAGA KEUANGAN

BUKAN BANK

- Penerusan Pinjaman Luar Negeri- Penerusan Pinjaman Dalam Negeri- Pusat Investasi Pemerintah

Berbadan hukumIndonesia danberkedudukan diwilayah NKRI

Lembaga Pembiayaanberbadan hukumIndonesia & berkedudukan diwilayah NKRI

• Berbentuk Obligasi Daerah• Orang pribadi atau badan yang melakukan

Investasi di Pasar Modal

Page 21: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

JENIS DAN PENGGUNAAN PINJAMAN DAERAH

21

•Jangka waktu paling lama satu tahun

•Kewajiban pembayaran kembali harus dilunasi dalam tahun anggaran berkenaan

•Hanya dipergunakan untuk menutup kekurangan arus kasJANGKA PENDEK

• Jangka waktu lebih dari satu tahun

•Kewajiban pembayaran kembali harus dilunasi dalam kurun waktu tidak melebihisisa masa jabatan kepala daerah

•Untuk membiayai pelayanan publik yang tidak menghasilkan penerimaan

JANGKA MENENGAH

• Jangka waktu lebih dari satu tahun

•Kewajiban pembayaran kembali harus dilunasi pada tahun anggaran berikutnyasesuai persyaratan perjanjian pinjaman

•Digunakan untuk membiayai kegiatan investasi prasarana dan/atau sarana dalamrangka penyediaan pelayanan publik yang:

Menghasilkan penerimaan langsung berupa pendapatan bagi APBD yang berkaitan dengan pembangunan prasarana dan sarana tersebut;

Menghasilkan penerimaan tidak langsung berupa penghematan terhadapbelanja APBD yang seharusnya dikeluarkan apabila Kegiatan tersebut tidakdilaksanakan; dan/atau

Memberikan manfaat ekonomi dan sosial

JANGKA PANJANG

Page 22: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

PENGENDALIAN DEFISIT APBD

Jumlah Kumulatif Defisit Max 3% PDB

Peraturan perundanganUU 17/2003, UU 33/2004, UU 32/2004,PP 23/2003, PP 58/2005

Pendapatan

Belanja

Defisit

APBD

=

Pendapatan

Belanja

Defisit

APBN

=

Prinsip Dasar• APBD disusun sesuai kebutuhan

penyelenggaran pemerintahan dankemampuan pendapatan daerah

• APBD suatu daerah dapat defisit dalam rangkameningkatkan kualitas pelayanan dankesejahteraan masyarakat

• Prinsip pengelolaan fiskal yang hati-hati danberkesinambungan menghendaki adanyakeseimbangan fiskal

Menteri Keuangan

Batas Maksimal Defisit APBD & Batas Maksimal KumulatifPinjaman Daerah

PMK 125/2013

22

Page 23: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

KETENTUAN UMUM

Pemerintah daerah dapat menerbitkan Obligasi Daerah sepanjang memenuhi persyaratanpinjaman.

Obligasi Daerah merupakan efek berupa surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah daerahdan tidak dijamin oleh pemerintah pusat.

Penerbitan Obligasi Daerah wajib dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam PP 30 Tahun2011 dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Penerbitan Obligasi Daerah hanya dapat dilakukan di pasar modal domestik dan dalam matauang Rupiah.

Kegiatan harus sesuai dengan dokumen perencanaan daerah, dapat berupa kegiatan baruatau pengembangan kegiatan yang sudah ada, dan pembiayaan dapat sebagian atausepenuhnya

Penerbitan Obligasi Daerah hanya dapat digunakan untuk membiayai kegiatan investasiprasarana dan/atau sarana dalam rangka penyediaan pelayanan publik yang menghasilkanpenerimaan bagi APBD yang diperoleh dari pungutan atas penggunaan prasarana dan/atausarana tersebut.

OBLIGASI DAERAH

Page 24: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

Jumlah sisa pinjaman daerah + jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75% darijumlah Penerimaan Umum APBD tahun sebelumnya

Memenuhi rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman (DSCR) yang ditetapkan oleh Pemerintah

Mendapat persetujuan DPRD

Audit terakhir Laporan Keuangan Pemerintah Daerah mendapat opini Wajar DenganPengecualian (WDP) atau Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Kumulatif Pinjaman ≤ 75% PU APBD(t-1)

[PAD + DAU + (DBH – DBH DR)] – BW

Pokok Pinjaman + Bunga + Biaya Lain≥ 2,5DSCR =

OBLIGASI DAERAH: PERSYARATAN UMUM

Page 25: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

Bagi Pemerintah Daerah

• Percepatan pembangunan daerah tanpa tergantung pada dana rutin APBD.

• Alternatif Pembiayaan bagi pembangunan Daerah.

• Mendorong penerapan prinsip-prinsip keterbukaan dan tata kelola yang baik.

• Memperoleh sumber pembiyaan yang lebih murah

Bagi Masyarakat Daerah

• Memperoleh manfaat atas fasilitas yg dibangun dari pembiayaan obligasi daerah.

• Turut serta dalam pembangunan

Bagi Investor

• Alternatif investasi selain SUN dan Obligasi Korporasi.

• Memfasilitasi masyarakat untuk membiayai pembangunan daerah.

Bagi Pasar Modal

• Diversifikasi instrumen yang diperdagangkan di pasar modal.

Bagi Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal

• Peluang memberikan jasa profesi.

MANFAAT PENERBITAN OBLIGASI DAERAH

Page 26: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

KAPASITAS FISKAL DAERAH(HUBUNGAN DENGAN HIBAH DAN PINJAMAN DAERAH)

Page 27: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

DEFINISI:Kapasitas Fiskal adalah gambaran kemampuan keuangan masing-masing daerah yang dicerminkan melalui penerimaan umum APBD (tidak termasuk dana alokasi khusus, dana darurat, dana pinjaman lama, dan penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk membiayai pengeluaran tertentu) untuk membiayai tugas pemerintahan setelah dikurangi belanja pegawai dan dikaitkan dengan jumlah penduduk miskin

PENGGUNAAN: Pemberian /penerusan hibah kepada pemerintah daerah mempertimbangkan kapasitas fiskal daerah

Penilaian atas usulan pinjaman pemerintah daerah oleh Menteri Keuangan

PROVINSI

KATEGORI JUMLAH

SANGAT TINGGI 3

TINGGI 6

SEDANG 6

RENDAH 18

33

KABUPATEN KOTA

KATEGORI JUMLAH

SANGAT TINGGI 52

TINGGI 68

SEDANG 102

RENDAH 266

488

KATEGORI KAFIS TAHUN 2013

Catatan: 3 Kabupaten/Kota yang tidak dikategorikan (Belum Menyampaikan Laporan Realisasi APBD per Akhir November) Kategori Kafis untuk Daerah Otonom Baru (DOB) (yang disahkan di tahun 2012 dan 2013) mengikuti kategori Kafis

daerah induknya.

Page 28: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

MEKANISME PEMBIAYAAN LAINNYA

Page 29: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

PEMERINTAH PUSAT

A P B N

Hibah

Pinjaman

Penyertaan Modal

Subsidi

PELANGGAN:• Rumah Tangga (MBR, Non MBR)• Industri

PEMDA (PJPK)

B U M D

A P B D

Hibah

Pinjaman

Penyertaan Modal

Subsidi

SEKTOR SWASTA

PERJANJIAN HIBAH / PINJAMANPERJANJIAN KERJASAMA (BOO/BOT/BOOT)

Public-Private Partnership

Konstruksi

Operasional/pelayanan

PERBANKANPinjaman

SKEMA KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA

Subsidi bunga

Subsidi bunga

Subsidi

tarif

Public-Private Partnership: Joint Venture

Page 30: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT FUND (IDF )UNTUK MEMPERKUAT DESENTRALISASI FISKAL

Kurangnya penyediaaninfrastuktur mengakibatkanrendahnya pertumbuhanekonomi.

Infrastuktur merupakan prioritasnasional (RPJPN 2005 – 2025)

Pendanaan menjadi salah satukendala penyediaaninfrastruktur.

Terdapat gap antara kebutuhandan realisasi pembangunaninfrastuktur yang cukup besar

Diperlukan

ALTERNATIF PENDANAAN untuk percepatan

pembangunan infrastukturdaerah

InfrastructureDevelopment Fund (IDF)

Pontensi untuk MemperkuatKebijakan Desentralisasi Fiskal

di Indonesia

Mendorong PercepatanPembangunan Infrastrukturdi Daerah

Adanya Kendali PemerintahTerhadap Pola expenditure diPemda melalui PerjanjianPinjaman

Tidak Membebani APBN karena berupa Pinjamanbukan Belanja Transfer keDaerah

Page 31: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

Mendorong PercepatanPembangunan Infrastruktur Daerah dengan pinjamanberfasilitas(InfrastrukturDevelopment Fund)

• Menyiapkan pinjaman dengan Tingkat Bunga yang rendah

• Menyiapkan pinjaman dengan Tenor lebih fleksibel dan relatif panjang

• Menyiapkan Prosedur pinjaman yang lebih sederhana dan jelas

• Menyiapkan tambahan fasilitas guna mendorong kerja sama antar daerah dalam peyediaan infrastruktur

• Menyiapkan fasilitas tambahan berupa pemberian Grace Period

Pemberian Fasilitas Pinjaman melalui :

INFRASTRUKTUR DEVELOPMENT FUND

Page 32: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

KARAKTERISTIK :• Bertujuan mendorong pembangunan

infrastruktur Daerah dengan pinjaman

yang mudah, cepat, dan bunga

kompetitif.

• Struktur Permodalan lebih kuat dengan

share dari APBN, APBD dan Bank

BUMD/BPD.

• Sebagai pemegang saham, maka

ownership Pemda lebih kuat.

• Adanya share risiko pemberian pinjaman

antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah.

• Sebagai lembaga mandiri, operasional

selanjutnya tidak membebani APBN dan

APBD.

• Mempunyai akses pendanaan yang

lebih mudah ke pasar modal karena IDF

diperlakukan sebagai corporate, tidak

terikat birokrasi Pemerintah.

• Risiko default pinjaman minimize

dengan mekanisme jaminan riil cash

flow pemerintah daerah.

IDF(SOE)

SHARE APBN

SHARE APBD

SHARE BANK BUMN

SHARE BPD

INFRASTRUKTUR DAERAH

INFRASTRUKTUR DEVELOPMENT FUND(LONG TERM)

OBLIGASI IDFDANA PIHAK LAIN

Page 33: Bahan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan: …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/63.pdf · outline i. latar belakang (kondisi perkotaan) kondisi apbd secara nasional

33

TERIMA KASIH