Bahan Berbahaya Dan Beracun

13
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun, dan jenis macam B3. Dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak, kita sering bersinggungan dengan berbagai bahan berbahaya dan beracun. Tanpa kita mengenal pengertian, jenis dan cara pengelolaannya dengan benar, akan memberikan dampak yang berkepanjangan dan beruntun terhadap manusia dan lingkungan. Pengertian B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA (Occupational Safety and Health of the United State Government) adalah bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan. Salah satu peraturan yang mengatur pengelolaan B3 adalah Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam PP ini, B3 diklasifikasikan menjadi : Salah satu peraturan yang mengatur pengelolaan B3 adalah Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam PP ini, B3 diklasifikasikan menjadi : 1. Mudah meledak (explosive), yaitu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 0 C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya. 2. Pengoksidasi (oxidizing), yaitu bahan yang memiliki waktu pembakaran sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran senyawa standar. 3. Mangat mudah sekali menyala (extremely flammable), yaitu B3 padatan dan cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 derajat C dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35 0 C. 4. Sangat mudah menyala (highly flammable), yaitu bahan yang memiliki titik nyala 0-21 0 C.

description

asa

Transcript of Bahan Berbahaya Dan Beracun

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun, dan jenis macam B3. Dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak, kita sering bersinggungan dengan berbagai bahan berbahaya dan beracun. Tanpa kita mengenal pengertian, jenis dan cara pengelolaannya dengan benar, akan memberikan dampak yang berkepanjangan dan beruntun terhadap manusia dan lingkungan.

Pengertian B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA (Occupational Safety and Health of the United State Government) adalah bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan.Salah satu peraturan yang mengatur pengelolaan B3 adalah Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam PP ini, B3 diklasifikasikan menjadi :

Salah satu peraturan yang mengatur pengelolaan B3 adalah Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam PP ini, B3 diklasifikasikan menjadi :1. Mudah meledak (explosive), yaitu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (250C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.2. Pengoksidasi (oxidizing), yaitu bahan yang memiliki waktu pembakaran sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran senyawa standar.3. Mangat mudah sekali menyala (extremely flammable), yaitu B3 padatan dan cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 derajat C dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35 0C.4. Sangat mudah menyala (highly flammable), yaitu bahan yang memiliki titik nyala 0-210C.5. Mudah menyala (flammable).6. Amat sangat beracun (extremely toxic);7. Sangat beracun (highly toxic);8. Beracun (moderately toxic), yaitu bahan yang bersifat racun bagi manusia dan akan menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.9. Berbahaya (harmful), yaitu bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.10. Korosif (corrosive), yaitu bahan yang menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun, atau mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.11. Bersifat iritasi (irritant), yaitu bahan padat atau cair yang jika terjadi kontak secara langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan peradangan.12. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment), yaitu bahaya yang ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC), persisten di lingkungan (misalnya PCBs), atau bahan tersebut dapat merusak lingkungan.13. Karsinogenik (carcinogenic), yaitu bahan yang dapat menyebabkan sel kanker.14. Teratogenik (teratogenic), yaitu bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio.15. Mutagenik (mutagenic), yaitu bahan yang menyebabkan perubahan kromosom (merubah genetika).

PENANGANAN LIMBAH B3 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) tidak dapat begitu saja ditimbun, dibakar atau dibuang ke lingkungan , karena mengandung bahan yang dapat membahayakan manusia dan makhluk hidup lain. Limbah ini memerlukan cara penanganan yang lebih khusus dibanding limbah yang bukan B3. Limbah B3 perlu diolah, baik secara fisik, biologi, maupun kimia sehingga menjadi tidak berbahaya atau berkurang daya racunnya. Setelah diolah limbah B3 masih memerlukan metode pembuangan yang khusus untuk mencegah resiko terjadi pencemaran. Beberapa metode penanganan limbah B3 yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut.

1. Metode pengolahan secara kimia, fisik dan biologi Proses pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara kimia, fisik, atau biologi. Proses pengolahan limbah B3 secara kimia atau fisik yang umumnya dilakukan adalah stabilisasi/ solidifikasi . stabilisasi/solidifikasi adalah proses pengubahan bentuk fisik dan sifat kimia dengan menambahkan bahan peningkat atau senyawa pereaksi tertentu untuk memperkecil atau membatasi pelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang. Contoh bahan yang dapat digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur (CaOH2), dan bahan termoplastik. Metode insinerasi (pembakaran) dapat diterapkan untuk memperkecil volume B3 namun saat melakukan pembakaran perlu dilakukan pengontrolan ketat agar gas beracun hasil pembakaran tidak mencemari udara.Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang telah cukup berkembang saat ini dikenal dengan istilah bioremediasi dan viktoremediasi. Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi/ mengurai limbah B3, sedangkan Vitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Kedua proses ini sangat bermanfaat dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya yang diperlukan lebih muran dibandingkan dengan metode Kimia atau Fisik. Namun, proses ini juga masih memiliki kelemahan. Proses Bioremediasi dan Vitoremediasi merupakan proses alami sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membersihkan limbah B3, terutama dalam skala besar. Selain itu, karena menggunakan makhluk hidup, proses ini dikhawatirkan dapat membawa senyawa-senyawa beracun ke dalam rantai makanan di ekosistem. 2. Metode Pembuangan Limbah B3 a. Sumur dalam/ Sumur Injeksi (deep well injection) Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah dengan cara memompakan limbah tersebut melalui pipa kelapisan batuan yang dalam, di bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah B3 ini akan terperangkap dilapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun air. Namun, sebenarnya tetap ada kemungkinan terjadinya kebocoran atau korosi pipa atau pecahnya lapisan batuan akibat gempa sehingga limbah merembes kelapisan tanah.b. Kolam penyimpanan (surface impoundments) limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang memang dibuat untuk limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah perembesan limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan terkosentrasi dan mengendap di dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan lahan karena limbah akan semakin tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan ikut menguapnya senyawa B3 bersama air limbah sehingga mencemari udara. c. Landfill untuk limbah B3 (secure landfils) limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus pengamanan tinggi. Pada metode pembuangan secure landfills, limbah B3 ditempatkan dalam drum atau tong-tong, kemudian dikubur dalam landfill yang didesain khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landffill ini harus dilengkapi peralatan moditoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar dapat menjadi cara penanganan limbah B3 yang efektif. Namun, metode secure landfill merupakan metode yang memliki biaya operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan tidak memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan semakin menumpuk.

1. Metode InsenerasiYaitu : metode pengolahan limbah padat melalui proses pembakaran secara tertutup di dalam insenerator yang terbuat dari plat baja di lapisi batu api dengan suhu pembakaran antara 800 - 1000 ( 0 celcius)

2. Metode Open Dumping

Yaitu: metode pengolahan limbah padat tanpa dikontrol melalui proses penumpukan sampah di tempat terbuka. Biasanya di laksanakan di tempat pembuangan sementara ( TPS ). Selama proses ini terjadi penguraian oleh mikroorganisme secara aerob sehingga menghasilkan bau.

3. Metode Sanitary LandfillYaitu : metode pengolahan limbah padat yang dikontrol melalui proses penumpukan sampah yang di padatkan didalam galian tanah dan permukaannya di tutup / di timbun tanah.

4. Metode RecycleYaitu: Metode pengolahan limbah melalui proses daur ulang menjadi produk lain yang punya nilai ekonomis. Contoh : memanfaatkan sampah plastik menjadi produk yang bernilai ekonomis.

5. Metode PengomposanYaitu : Pengolahan sampah organik dalam suatu wadah terutup melalui proses penguraian senyawa organik oleh populasi mikroorganisme dalam kondisi hangat, lembab dengan bantuan aktifator untuk membantu mempercepat aktifitas penguraian mikroorganisme.

Sedang mengenai sumber panas bisa bisa muncul dari beberapa sebab antara lain :1. Sumber api terbuka yaitu penggunaan api yang langsung dalam beraktifitas seperti : masak, las, dll.2. Listrik Dinamis yaitu panas yang berlebihan dari sistem peralatan/rangkaian listrik seperti : setrika, atau karena adanya korsleting.3. Listrik Statis yaitu panas yang ditimbulkan akibat loncatan ion negatif dengan ion positif seperti : peti.4. Mekanis yaitu panas yang ditimbulkan akibat gesekan/benturan benda seperti : gerinda, memaku, dll.

Tetrahidral Api

5. Kimia yaitu panas yang timbul akibat reaksi kimia seperti : karbit dengan airBisa terjadi juga kecenderungan terjadi reaksi kimia akibat adanya elemen ke empat. Inilah yang biasa dinamakan tetrahidral api seperti gambar disamping.

Ada beberapa klasifikasi kebakaran berdasarkan jenis bahan yang terbakar antara lain : Kelas A : Benda padat seperti kertas, kayu, plastik, karet, kain, dsb. Kelas B : Benda cair seperti mInyak tanah, bensin, solar, tinner, gas elpiji, dsb. Kelas C : Kebakaran listrik, travo, kabel/konsleting arus listriknya. Kelas D : Kebakaran khusus seperti Besi, aluminium, konstruksi baja. Tipe Kebakaran :

Bagaimana caranya untuk memadamkan api? Agar bisa memadamkan secara cepat, perlu difahami segitiga api seperti yang telah diuraikan diatas yaitu menghilangkan salah satu unsur dari segitiga api.Selain itu harus ada sarana dan prasarana alat pemadam kebakaran. Alat yang sifatnya tradisional masih bisa dipakai seperti karung goni, pasir, termasuk keperluan komunikasi kentongan dll. Sedang untuk alat pemadam kebakaran yang sifatnya umum antara antara lain Hidrant, Mobil pemadam kebakaran, Alat pemadam api ringan (APAR), sprinkler, dll.Disamping itu alat pemadam api lain yang mempunyai sifat sebagai racun api, antara lain karbon dioksida, Bahan Kimia kering multi guna dan bubuk kering. Dari beberapa macam alat pemadam api tersebut masingmasing mempunyai kegunaan dan aturan tersendiri.Inilah contoh gambar Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Media Alat Pemadam, Karakteristik dan Sifat Pemadamannya1. HydrosprayAlat pemadam dengan air ini umumnya digunakan untuk kebakaran kelas A. Alat ini biasanya dilengkapi dengan penera untuk mengetahui tekanan air. Penera berwarna hijau menunjukkan alat aman untuk digunakan, sedangkan warna merah menunjukkan tekanan sudah berkurang.

2. Drychemical PowderJenis bubuk kering digunakan untuk kelas A,B, C dan D, sedang sifat pemadaman jenis bubuk kering antara lain : Menyerap panas dan mendinginkan obyek yang terbakar. Menahan radiasi panas. Bukan penghantar arus listrik. Menutup dengan cara melekat pada obyek yang terbakar karena adanya reaksi kimia bahan tersebut saat terjadi kebakaran (reaksi panas api). Menghambat terjadinya oksidasi pada obyek yang terbakar. Tidak berbahaya. Efek samping yang muncul adalah debu dan kotor. Dapat berakibat korosi dan kerusakan pada mesin ataupun perangkat elektronik. Sekali pakai pada tiap kejadian.3. Gas Cair Hallon Free/AF 11/Halotron 1Alat pemadam gas cair ini bisa digunakan untuk semua jenis klasifikasi kebakaran. Sifat alat pemadam ini antara lain : Bukan penghantar listrik Tidak merusak peralatan Non Toxic (tidak beracun) Bersih tidak meninggalkan bekas. Memadamkan api dengan cara mengikat O2 disekitar area kebakaran Penggunaan yang multi purpose (semua klas kebakaran) Bisa digunakan berulang-ulang Lebih tepat digunakan di dalam ruang4. Carbon dioksidaRacun api CO2 ini cocok dan efektif digunakan untuk pemadaman api kelas B dan C. Sifat-sifatnya antara lain :

Bersih tidak meninggalkan bekas. Non Toxide ( tidak beracun ). Bukan penghantar listrik. Tidak merusak peralatan ( elektronik / mesin ) Cara pemadaman dengan mendinginkan dan menyelimuti obyek yang terbakar. Tepat untuk area generator dan instalasi listrik. Tekanan kerja sangat besar.

5. Racun Api Busa Racun api berupa busa hanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas A dan B. Cara kerjanya menyelimuti dan membasahi obyek yang terbakar. Jika obyek yang terbakar benda cair, racun api busa ini bekerja menutup permukaan zat cair.Sifat lainnya yaitu penghantar arus listrik sehingga tidak dapat digunakan pada ruang yang berisi peralatan komponen listrik.

6. Fire Sprinkler System

Alat ini biasanya terinstal didalam gedung dan bersifat mengandung Hg. Mekanisme kerja sprinkler yaitu secara otomatis akan mengeluarkan air bila kepala sprinkler terkena panas.Prinsip dasar alat ini adalah mampu menyerap kalor yang dihasilkan dari bahan yang terbakar.

8. Hydrant Digunakan untuk jenis api kelas A dan B.

Secara ringkas, penggunaan media racun api berdasarkan klasifikasi bahan terbakar jadi begini :

Agar bisa bekerja cepat dalam keadaan darurat perlu diperhitungkan persyaratan dan cara pemasangan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang antara lain : Tempat mudah dilihat dan dijangkau, tidak boleh digembok atau diikat mati. Jarak jangkauan maksimum 15 m. Tinggi pemasangan maksimum 125 cm. Jenis media dan ukuran sesuai dengan klasifikasi kebakaran dan beban api. Diperiksa secara berkala. Bisa diisi ulang (Refill). Kekuatan konstruksi terstandar.Fasilitas yang harus dipunyai oleh laboratorium : APAR Tangga darurat Ada sistem alarm seperti Heat detector, Smoke detector dan Flame detector (lidah api) Hydrant (Box hydrant) Baju tahan panas pelindung kerja lengkap tahan api Pintu tahan Api Jumping sheet Penangkal petirPerhatikan juga jika masuk ke laboratorium atau gedung manapun, cobalah lihat dan cari tanda arah evakuasi ataupun pintu darurat. Biasanya ditunjukkan dengan papan nama 'pintu darurat' atau "exit" seperi gambar ini :

Usaha Preventif Tanggap Kebakaran Penyuluhan dan pelatihan tentang pemadam kebakaran Adanya SOP cara pengoperasian pada tabung pemadam Pastikan listrik/api telah padam sebelum meniggalkan laboratorium Usahakan bak kamar mandi selalu penuhBagaimana cara pelaksanaan pemadaman? Selalu siap mental dan jangan panik Perhatikan arah angin (dengan melihat lidah api) Membelakangi arah angin menghindar dari sisi lain Semprotkan/arahkan pada sumber api Harus tahu jenis benda yang terbakar Usahakan mengatur dan menahan nafasSedangkan prosedur emergensi evakuasi seperti berikut : Bunyikan / tekan alarm terdekat Keluar lewat pintu terdekat Berkumpul ditempat yang berjarak minimal 30 meter dari sumber kebakaran Beritahu petugas emergensi mengenai orang-orang yang ada didalam Beritahu petugas emergensi mengenai alasan pengosongan ruangan Jangan masuk kedalam gedung lagi sampai dijinkan oleh yang berwenang