bahan baru

25
Asal Mula Jadi Kuarsit termasuk jenis batuan metamorfosa yang kaya akan mineral-mineral kuarsa. Dapat terbentuk dari urat-urat kuarsa, batu pasir kuarsa atau batu pasir yang tersemen oleh silika dan kemudian mengalami proses metamorfosa akibat tekanan dan temperatur yang tinggi selama jangka waktu tertentu. Kuarsit bersifat sangat keras, kompak, masif dan kristalin. Dapat juga mempunyai laminasi yang sangat halus sampai kasar dan bahkan dapat berukuran kerikil. Warnanya bervariasi dari putih, kelabu, hijau, kemerahan sampai kecoklatan atau campuran dari warna terang. Sifatnya transparan sampai opak. Pecahnya tidak rata, konkoidal atau menyuban (splintery). Kuarsit adalah batuan metamorf yang terbentuk nonfoliated oleh metamorfosis dari batu pasir kuarsa murni. Panas intens dan tekanan dari metamorfosis menyebabkan butir kuarsa untuk kompak dan menjadi erat intergrown satu sama lain, sehingga kuarsit sangat keras dan padat. Kuarsit biasanya putih atau abu-abu, tetapi dapat warna cahaya lain tergantung pada kotoran di batu pasir tua. Ia memiliki kilau kaca, seperti yang diharapkan mempertimbangkan dalam batu pasir kuarsa memiliki kilau vitreous atau kaca. Ketika cuaca kuarsit dapat memiliki penampilan granular, tetapi permukaan yang baru patah bahkan istirahat di permukaan karena melanggar melewati butir kuarsa intergrown, menunjukkan penampilan granular pada permukaan yang baru saja patah. Terbentuk oleh proses panas dan tekanan tinggi pada metamorfosis regional dan metamorfosis kontak di endapan batu pasir, sehingga menjadi kuarsit. Kuarsit sangat tahan terhadap pelapukan dan erosi. 2. Kegunaan Kuarsit secara geologis terjadi di daerah daerah metamorfosis, tekanan tinggi. Kuarsit di tambang karena begitu padat dan tahan terhadap pelapukan fisik dan kimiawi. Tanah lapukan dari kuarsit biasanya sangat tipis akibatnya, kuarsit digali sangat dekat permukaan. Karena begitu keras dan padat, kuarsit belum digali sebagai blok batuan sebelum diolah menjadi batu dimensi Industri konstruksi memperkirakan permintaan kuarsit melebihi produksi tahunan. Kuarsit menjadi lebih populer sebagai batu dimensi dalam industri konstruksi. Penggunaan kuarsit sebagai batu hias di konstruksi bangunan tumbuh setiap tahunnya. kuarsit di poles salah satu permukaan datarnya digunakan untuk menutupi dinding, sebagai alas lantai dan anak tangga. Kuarsit juga digunakan, untuk tingkat kecil, seperti batu hancur digunakan dalam konstruksi jalan dan perbaikan.

description

contoh batuan metamorf kuarsit

Transcript of bahan baru

Asal Mula JadiKuarsittermasuk jenis batuan metamorfosa yang kaya akan mineral-mineral kuarsa. Dapat terbentuk dari urat-urat kuarsa, batu pasir kuarsa atau batu pasir yang tersemen oleh silika dan kemudian mengalami proses metamorfosa akibat tekanan dan temperatur yang tinggi selama jangka waktu tertentu. Kuarsit bersifat sangat keras, kompak, masif dan kristalin. Dapat juga mempunyai laminasi yang sangat halus sampai kasar dan bahkan dapat berukuran kerikil. Warnanya bervariasi dari putih, kelabu, hijau, kemerahan sampai kecoklatan atau campuran dari warna terang. Sifatnya transparan sampai opak. Pecahnya tidak rata, konkoidal atau menyuban (splintery).Kuarsit adalah batuan metamorf yang terbentuk nonfoliated oleh metamorfosis dari batu pasir kuarsa murni. Panas intens dan tekanan dari metamorfosis menyebabkan butir kuarsa untuk kompak dan menjadi erat intergrown satu sama lain, sehingga kuarsit sangat keras dan padat. Kuarsit biasanya putih atau abu-abu, tetapi dapat warna cahaya lain tergantung pada kotoran di batu pasir tua. Ia memiliki kilau kaca, seperti yang diharapkan mempertimbangkan dalam batu pasir kuarsa memiliki kilau vitreous atau kaca. Ketika cuaca kuarsit dapat memiliki penampilan granular, tetapi permukaan yang baru patah bahkan istirahat di permukaan karena melanggar melewati butir kuarsa intergrown, menunjukkan penampilan granular pada permukaan yang baru saja patah. Terbentuk oleh proses panas dan tekanan tinggi pada metamorfosis regional dan metamorfosis kontak di endapan batu pasir, sehingga menjadi kuarsit. Kuarsit sangat tahan terhadap pelapukan dan erosi.

2.KegunaanKuarsit secara geologis terjadi di daerah daerah metamorfosis, tekanan tinggi. Kuarsit di tambang karena begitu padat dan tahan terhadap pelapukan fisik dan kimiawi. Tanah lapukan dari kuarsit biasanya sangat tipis akibatnya, kuarsit digali sangat dekat permukaan. Karena begitu keras dan padat, kuarsit belum digali sebagai blok batuan sebelum diolah menjadi batu dimensi Industri konstruksi memperkirakan permintaan kuarsit melebihi produksi tahunan.Kuarsit menjadi lebih populer sebagai batu dimensi dalam industri konstruksi. Penggunaan kuarsit sebagai batu hias di konstruksi bangunan tumbuh setiap tahunnya. kuarsit di poles salah satu permukaan datarnya digunakan untuk menutupi dinding, sebagai alas lantai dan anak tangga. Kuarsit juga digunakan, untuk tingkat kecil, seperti batu hancur digunakan dalam konstruksi jalan dan perbaikan.Popularitas kuarsit seperti batu dimensi dalam konstruksi tumbuh secara dramatis setiap tahun. Ini adalah batu yang menarik dengan daya tahan yang besar dan tekstur yang unik semakin banyak kontraktor dan pemilik rumah menggunakan kuarsit untuk menyelesaikan dan menghias bangunan mereka. Bahan alternatif alam termasuk batu pasir, granit dan marmer. Dibuat bahan termasuk batu bata, ubin keramik dan betonBatu hias dapat berasal dari batuan beku seperti granit yang karena sifat-sifat fisiknya dapat dipotong dan dipoles maupun diukir. Jenis batuan tersebut digunakan pada konstruksi bangunan sebagai bahan ekslusif sebagai pelapis dinding, lantai suatu gedung, monumen, dan keperluan lainnya. Konsumen batuan tersebut dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu pihak pemerintah, swasta dan perseorangan.

Genesa :Batupasir adalah suatu batuan sedimen clastic yang dimana partikel penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh bergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batu batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju arus.Kegunaan :Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai suatu kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca.

Batu PasirBatu pasir adalah pada batuan sediment dengan ukuran butir antara 1/16 milimeter dan 2 mm. ( untuk siltstone terbentuk dari butiran yang lebih halus). Walaupun batupasir tidak menandakan adanya mineral istimewa, tetapi pada kenyataannya batu pasir biasanya banyak mengandung mineral kuarsa. Kebanyakan batu pasir tetap mengandung sejumlah kecil dari mineral mineral clays, hematite,ilmenite,feldspar dan mica, yang menambah warna dan karakter dari matrix kuarsa. Batupasir yang mempunyai kandungan mineral pengotor dalam jumlah besar digolongkan sebagai wacke atau graywacke.

Batu pasir terbentuk ketika pasir jatuh dan terendapkan pada bagian offshore dari delta delta sungai, tetapi gurun pasir dan pantai dapat membentuk perlapisan batu pasir apabila dikaji pada rekaman geologi. Batu pasir biasanya tidak mengandung fosil-fosil, sebab energi yang terdapat pada lingkungan ketika lapisan lapisan pasir terbentuk tidak mendukung untuk terpeliharanya fosil-fosil tersebut. Sebagai pemandangan dan pembentuk batuan, batupasir penuh dengan karakter, warna yang khas dan cepat terawetkan.Butiran dari kuarsa di dalam batu pasir tersement bersama dengan silika ( yang secara kimiawi sama dengan kuarsa), atau kalsium karbonate atau oksida besi. Warna coklat dan belang pada batu pasir yang kasar disebabkan sejumlah kecil dari mineral mineral besi. Gambar batu pasir di bawah adalah batu pasir yang berumur pleistocene yang terendapkan di Central California, yang menunjukkan cement berwarna gelap. Butirannya berupa fragment fragment yang tajam dari kuarsa batu granite bahari di Sierra Nevada, tetapi sementnya berasal dari abu vulkanik dari batuan yang berumur lebih muda.Pada saat batupasir terendapkan pada kedalaman yang dalam, tekanan dan temperatur menjadi tinggi dan membuat mineral-mineral batuan menjadi terlarutkan atau berubah menjadi lebih mobile. Butiran-butiran batuan menjadi sedikit lebih kompak. Akibat dari panas dan temperature tersebut batupasir berubah menjadi batuan metamorf kuarsit atau gneiss, yaitu berupa batuan yang keras dengan butiran butiran mineral yang sangat kompak.

Batu pasir(Bahasa Inggris:sandstone) adalahbatuan endapanyang terutama terdiri darimineralberukuranpasiratau butiran batuan. Sebagian besar batu pasir terbentuk olehkuarsaataufeldsparkarena mineral-mineral tersebut paling banyak terdapat dikulit bumi. Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu. Sebagai contoh, sebagian besar wilayah di bagian baratAmerika Serikatdikenal dengan batu pasir warna merahnya.Batu pasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk. Hal ini membuat jenis batuan ini merupakan bahan umum untukbangunandanjalan. Karena kekerasan dan kesamaan ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat baik untuk dibuat menjadibatu asah(grindstone) yang digunakan untuk menajamkan pisau dan berbagai kegunaan lainnya. Bentukan batuan yang terutama tersusun dari batu pasir biasanya mengizinkanperkolasiair dan memiliki pori untuk menyimpan air dalam jumlah besar sehingga menjadikannya sebagaiakuiferyang baik.

Jenis Batuan : Batuan MetamorfDeskripsi BatuanWarna : PutihTekstur : GranoblastikStruktur : Non FoliasiKomposisi Mineral : Kuasa 40%Deskripsi Komposisi : Batu metamorf ini terdiri dari mineral mineral kuasa

Nama Batuan : KuarsitPetrogenesa : Batuan metamorf ini terdiri dari kuarsa yang terbentuk dari batuan asal batu pasir kuarsa umumnya terjadi pada metamorfisme regional.

A.PENGERTIAN BATUAN METAMORFBatuan asal atau batuan induk baik berupa batuan beku, batuan sedimen maupun batuan metamorf dan telah mengalami perubahan mineralogi, tekstur serta struktur sebagai akibat adanya perubahan temperatur (di atas proses diagenesa dan di bawah titik lebur; 200o-350oC < T < 650o-800oC) dan tekanan yang tinggi (1 atm < P < 10.000 atm) disebut batuan metamorf. Proses metamorfisme tersebut terjadi di dalam bumi pada kedalaman lebih kurang 3 km 20 km. Winkler (1989) menyatakan bahwasannya proses-proses metamorfisme itu mengubah mineral-mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh atau respons terhadap kondisi fisika dan kimia di dalam kerak bumi yang berbeda dengan kondisi sebelumnya. Proses-proses tersebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesa.Batuan beku dan sedimen dibentuk akibat interaksi dari proses kimia, fisika, biologi dan kondisi-kondisinya di dalam bumi serta di permukaannya. Bumi merupakan sistim yang dinamis, sehingga pada saat pembentukannya, batuan-batuan mungkin mengalami keadaan yang baru dari kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan perubahan yang luas di dalam tekstur dan mineraloginya. Perubahan-perubahan tersebut terjadi pada tekanan dan temperatur di atas diagenesa dan di bawah pelelehan, maka akan menunjukkan sebagai proses metamorfisme.Suatu batuan mungkin mengalami beberapa perubahan lingkungan sesuai dengan waktu, yang dapat menghasilkan batuan polimetamorfik. Sifat-sifat yang mendasar dari perubahan metamorfik adalah batuan tersebut terjadi selama batuan berada dalam kondisi padat. Perubahan komposisi di dalam batuan kurang berarti pada tahap ini, perubahan tersebut adalah isokimia yang terdiri dari distribusi ulang elemen-elemen lokal dan volatil diantara mineral-mineral yang sangat reaktif. Pendekatan umum untuk mengambarkan batas antara diagenesa dan metamorfisme adalah menentukan batas terbawah dari metamorfisme sebagai kenampakan pertama dari mineral yang tidak terbentuk secara normal di dalam sedimen-sedimen permukaan, seperti epidot dan muskovit. Walaupun hal ini dapat dihasilkan dalam batas yang lebih basah. Sebagai contoh, metamorfisme shale yang menyebabkan reaksi kaolinit dengan konstituen lain untuk menghasilkan muskovit. Bagaimanapun juga, eksperimen-eksperimen telah menunjukkan bahwa reaksi ini tidak menempati pada temperatur tertentu tetapi terjadi antara 200C 350C yang tergantung pada pH dan kandungan potasium dari material-material disekitarnya. Mineral-mineral lain yang dipertimbangkan terbentuk pada awal metamorfisme adalah laumonit, lawsonit, albit, paragonit atau piropilit. Masing-masing terbentuk pada temperatur yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda, tetapi secara umum terjadi kira-kira pada 150C atau dikehendaki lebih tinggi. Di bawah permukaan, temperatur di sekitarnya 150C disertai oleh tekanan lithostatik kira-kira 500 bar.Batas atas metamorfisme diambil sebagai titik dimana kelihatan terjadi pelelehan batuan. Di sini kita mempunyai satu variabel, sebagai variasi temperatur pelelehan sebagai fungsi dari tipe batuan, tekanan lithostatik dan tekanan uap. Satu kisaran dari 650C 800C menutup sebagian besar kondisi tersebut. Batas atas dari metamorfisme dapat ditentukan oleh kejadian dari batuan yang disebut migmatit. Batuan ini menunjukkan kombinasi dari kenampakan tekstur, beberapa darinya muncul menjadi batuan beku dan batuan metamorf yang lain.B.PEMBENTUKAN BATUAN METAMORFBatuan beku dan sedimen dibentuk akibat interaksi dari proses kimia, fisika, biologi dan kondisi-kondisinya di dalam bumi serta di permukaannya. Bumi merupakan sistim yang dinamis, sehingga pada saat pembentukannya, batuan-batuan mungkin mengalami keadaan yang baru dari kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan perubahan yang luas di dalam tekstur dan mineraloginya. Perubahan-perubahan tersebut terjadi pada tekanan dan temperatur di atas diagenesa dan di bawah pelelehan, maka akan menunjukkan sebagai proses metamorfisme.Suatu batuan mungkin mengalami beberapa perubahan lingkungan sesuai dengan waktu, yang dapat menghasilkan batuan polimetamorfik. Sifat-sifat yang mendasar dari perubahan metamorfik adalah batuan tersebut terjadi selama batuan berada dalam kondisi padat. Perubahan komposisi di dalam batuan kurang berarti pada tahap ini, perubahan tersebut adalah isokimia yang terdiri dari distribusi ulang elemen-elemen lokal dan volatil diantara mineral-mineral yang sangat reaktif. Pendekatan umum untuk mengambarkan batas antara diagenesa dan metamorfisme adalah menentukan batas terbawah dari metamorfisme sebagai kenampakan pertama dari mineral yang tidak terbentuk secara normal di dalam sedimen-sedimen permukaan, seperti epidot dan muskovit. Walaupun hal ini dapat dihasilkan dalam batas yang lebih basah. Sebagai contoh, metamorfisme shale yang menyebabkan reaksi kaolinit dengan konstituen lain untuk menghasilkan muskovit. Bagaimanapun juga, eksperimen-eksperimen telah menunjukkan bahwa reaksi ini tidak menempati pada temperatur tertentu tetapi terjadi antara 200C 350C yang tergantung pada pH dan kandungan potasium dari material-material disekitarnya. Mineral-mineral lain yang dipertimbangkan terbentuk pada awal metamorfisme adalah laumonit, lawsonit, albit, paragonit atau piropilit. Masing-masing terbentuk pada temperatur yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda, tetapi secara umum terjadi kira-kira pada 150C atau dikehendaki lebih tinggi. Di bawah permukaan, temperatur di sekitarnya 150C disertai oleh tekanan lithostatik kira-kira 500 bar.Batas atas metamorfisme diambil sebagai titik dimana kelihatan terjadi pelelehan batuan. Di sini kita mempunyai satu variabel, sebagai variasi temperatur pelelehan sebagai fungsi dari tipe batuan, tekanan lithostatik dan tekanan uap. Satu kisaran dari 650C 800C menutup sebagian besar kondisi tersebut. Batas atas dari metamorfisme dapat ditentukan oleh kejadian dari batuan yang disebut migmatit. Batuan ini menunjukkan kombinasi dari kenampakan tekstur, beberapa darinya muncul menjadi batuan beku dan batuan metamorf yang lain.

Gambar: memperlihatkan batuan asal yang mengalami metamorfisme tingkat rendah medium dan tingkat tinggi (ODunn dan Sill, 1986).

Pembentukan batuan metamorf selain didasarkan pada tingkat malihannya juga didasarkan pada penyebabnya. Berdasarkan penyebabnya batuan metamorf dibagi menjadi tiga yaitu (1) Metamorfisme kontak/ termal, pengaruh T dominan; (2) Metamorfisme dinamo/ kataklastik/dislokasi/kinematik, pengaruh P dominan; dan (3) Metamorfisme regional, terpengaruh P & T, serta daerah luas. Metamorfisme kontak terjadi pada zona kontak atau sentuhan langsung dengan tubuh magma (intrusi) dengan lebar antara 2 3 km. Metamorfisme dislokasi terjadi pada daerah sesar besar/ utama yaitu pada lokasi dimana masa batuan tersebut mengalami penggerusan. Sedangkan metamorfisme regional terjadi pada kulit bumi bagian dalam dan lebih intensif bilamana diikuti juga oleh orogenesa. penyebaran tubuh batuan metamorf ini luas sekali mencapai ribuan kilometer.

Gambar memperlihatkan lokasi batuan metamorf (Gillen, 1982).

C.PENGENALAN BATUAN METAMORFPengenalan batuan metamorf dapat dilakukan melalui kenampakan-kenampakan yang jelas pada singkapan dari batuan metamorf yang merupakan akibat dari tekanan-tekanan yang tidak sama. Batuan-batuan tersebut mungkin mengalami aliran plastis, peretakan dan pembutiran atau rekristalisasi. Beberapa tekstur dan struktur di dalam batuan metamorf mungkin diturunkan dari batuan pre-metamorfik (seperti:cross bedding), tetapi kebanyakan hal ini terhapus selama metamorfisme. Penerapan dari tekanan yang tidak sama, khususnya jika disertai oleh pembentukan mineral baru, sering menyebabkan kenampakan penjajaran dari tekstur dan struktur. Jika planar disebutfoliasi. Seandainya struktur planar tersebut disusun oleh lapisan-lapisan yang menyebar atau melensa dari mineral-mineral yang berbeda tekstur, misal: lapisan yang kaya akan mineral granular (seperti: felspar dan kuarsa) berselang-seling dengan lapisan-lapisan kaya mineral-mineral tabular atau prismatik (seperti: feromagnesium), tekstur tersebut menunjukkan sebagaigneis. Seandainya foliasi tersebut disebabkan oleh penyusunan yang sejajar dari mineral-mineral pipih berbutir sedang-kasar (umumnya mika atau klorit) disebutskistosity. Pecahan batuan ini biasanya sejajar dengan skistosity menghasilkan belahan batuan yang berkembang kurang baik.Pengenalan batuan metamorf tidak jauh berbeda dengan jenis batuan lain yaitu didasarkan pada warna, tekstur, struktur dan komposisinya. Namun untuk batuan metamorf ini mempunyai kekhasan dalam penentuannya yaitu pertama-tama dilakukan tinjauan apakah termasuk dalam struktur foliasi (ada penjajaran mineral) atau non foliasi (tanpa penjajaran mineral) (Tabel 3.12). Pada metamorfisme tingkat tinggi akan berkembang struktur migmatit (Gambar 3.12). Setelah penentuan struktur diketahui, maka penamaan batuan metamorf baik yang berstruktur foliasi maupun berstruktur non foliasi dapat dilakukan. Misal: struktur skistose nama batuannya sekis; gneisik untuk genis; slatycleavage untuk slate/ sabak. Sedangkan non foliasi, misal: struktur hornfelsik nama batuannya hornfels; liniasi untuk asbes.

Gambar diagram alir untuk identifikasi batuan metamorf secara umum (Gillen, 1982)

D.STRUKTUR BATUAN METAMORFSecara umum struktur yang dijumpai di dalam batuan metamorf dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu struktur foliasi dan struktur non foliasi. Struktur foliasi ditunjukkan oleh adanya penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf, sedang struktur non foliasi tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf.1.Struktur FoliasiStrukturSkistose: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral pipih (biotit, muskovit, felspar) lebih banyak dibanding mineral butiran.StrukturGneisik: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral granular, jumlah mineral granular relatif lebih banyak dibanding mineral pipih.StrukturSlatycleavage: sama dengan struktur skistose, kesan kesejajaran mineraloginya sangat halus (dalam mineral lempung).StrukturPhylitic: sama dengan struktur slatycleavage, hanya mineral dan kesejajarannya sudah mulai agak kasar.2.Struktur Non FoliasiStrukturHornfelsik: struktur yang memperlihatkan butiran-butiran mineral relatif seragam.Struktur Kataklastik: struktur yang memperlihatkan adanya penghancuran terhadap batuan asal.StrukturMilonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi oleh adanya orientasi mineral yang berbentuk lentikuler dan butiran mineralnya halus.StrukturPilonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi dari belahan permukaan yang berbentuk paralel dan butiran mineralnya lebih kasar dibanding struktur milonitik, malah mendekati tipe struktur filit.StrukturFlaser: sama struktur kataklastik, namun struktur batuan asal berbentuk lensa yang tertanam pada masa dasar milonit.StrukturAugen: sama struktur flaser, hanya lensa-lensanya terdiri dari butir-butir felspar dalam masa dasar yang lebih halus.StrukturGranulose: sama dengan hornfelsik, hanya butirannya mempunyai ukuran beragam.StrukturLiniasi: struktur yang memperlihatkan adanya mineral yang berbentuk jarus ataufibrous.

Gambar Sturuktur batuan metamorf (Comton; 1985)

E.TEKSTUR BATUAN METAMORFTekstur yang berkembang selama proses metamorfisme secara tipikal penamaanya mengikuti kata-kata yang mempunyai akhiran-blastik. Contohnya, batuan metamorf yang berkomposisi kristal-kristal berukuran seragam disebut dengangranoblastik. Secara umum satu atau lebih mineral yang hadir berbeda lebih besar dari rata-rata; kristal yang lebih besar tersebut dinamakanporphiroblast. Porphiroblast, dalam pemeriksaan sekilas, mungkin membingungkan dengan fenokris (pada batuan beku), tetapi biasanya mereka dapat dibedakan dari sifat mineraloginya dan foliasi alami yang umum dari matrik. Pengujian mikroskopik porphiroblast sering menampakkan butiran-butiran dari material matrik, dalam hal ini disebutpoikiloblast. Poikiloblast biasanya dianggap terbentuk oleh pertumbuhan kristal yang lebih besar disekeliling sisa-sisa mineral terdahulu, tetapi kemungkinan poikiloblast dapat diakibatkan dengan cara pertumbuhan sederhana pada laju yang lebih cepat daripada mineral-mineral matriknya, dan yang melingkupinya. Termasuk material yang menunjukkan (karena bentuknya, orientasi atau penyebarannya) arah kenampakkan mula-mula dalam batuan (seperti skistosity atau perlapisan asal); dalam hal ini porphiroblast atau poikiloblast dikatakan mempunyaitekstur helicitik. Kadangkala batuan metamorf terdiri dari kumpulan butiran-butiran yang berbentuk melensa atau elipsoida; bentuk dari kumpulan-kumpulan ini disebutaugen(German untuk mata), dan umumnya hasil dari kataklastik (penghancuran, pembutiran, dan rotasi). Sisa kumpulan ini dihasilkan dalam butiran matrik. Istilah umum untuk agregat adalahporphyroklast.1.Tekstur KristaloblastikTekstur batuan metamorf yang dicirikan dengan tekstur batuan asal sudah tidak kelihatan lagi atau memperlihatkan kenampakan yang sama sekali baru. Dalam penamaannya menggunakan akhiran katablastik.TeksturPorfiroblastik: sama dengan tekstur porfiritik (batuan beku), hanya kristal besarnya disebutporfiroblast.TeksturGranoblastik: tekstur yang memperlihatkan butir-butir mineral seragam.TeksturLepidoblastik: tekstur yang memperlihatkan susunan mineral saling sejajar dan berarah dengan bentuk mineral pipih.TeksturNematoblastik: tekstur yang memperlihatkan adanya mineral-mineral prismatik yang sejajar dan terarah.TeksturIdioblastik: tekstur yang memperlihatkan mineral-mineral berbentuk euhedral.TeksturXenoblastik: sama dengan tekstur idoblastik, namun mineralnya berbentuk anhedral.2.Tekstur PalimpsetTekstur batuan metamorf yang dicirikan dengan tekstur sisa dari batuan asal masih bisa diamati. Dalam penamaannya menggunakan awalan katablasto.TeksturBlastoporfiritik: tekstur yang memperlihatkan batuan asal yang porfiritik.TeksturBlastopsefit: tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya lebih besar dari pasir. TeksturBlastopsamit: sama dengan tekstur blastopsefit, hanya ukuran butirnya sama dengan pasir.TeksturBlastopellit: tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya lempung.

Gambar 3.13 Tekstur batuan metamorf (Compton, 1985).A. Tekstur Granoblastik, sebagian menunjukkan tekstur mosaik; B. Tekstur Granoblatik berbutir iregular, dengan poikiloblast di kiri atas; C. Tekstur Skistose dengan porpiroblast euhedral; D. Skistosity dengan domain granoblastik lentikuler; E. Tekstur Semiskistose dengan meta batupasir di dalam matrik mika halus; F. Tekstur Semiskistose dengan klorit dan aktinolit di dalam masa dasar blastoporfiritik metabasal; G. Granit milonit di dalam proto milonit; H. Ortomilonit di dalam ultramilonit; I. Tekstur Granoblastik di dalam blastomilonit.

F.KOMPOSISI BATUAN METAMORFPertumbuhan dari mineral-mineral baru atau rekristalisasi dari mineral yang ada sebelumnya sebagai akibat perubahan tekanan dan atau temperatur menghasilkan pembentukan kristal lain yang baik, sedang atau perkembangan sisi muka yang jelek; kristal ini dinamakanidioblastik, hypidioblastik, atauxenoblastik. Secara umum batuan metamorf disusun oleh mineral-mineral tertentu, namun secara khusus mineral penyusun batuan metamorf dikelompokkan menjadi dua yaitu (1) mineral stress dan (2) mineral anti stress. Mineral stress adalah mineral yang stabil dalam kondisi tekanan, dapat berbentuk pipih/tabular, prismatik dan tumbuh tegak lurus terhadap arah gaya/stress meliputi: mika, tremolit-aktinolit, hornblende, serpentin, silimanit, kianit, seolit, glaukopan, klorit, epidot, staurolit dan antolit. Sedang mineral anti stress adalah mineral yang terbentuk dalam kondisi tekanan, biasanya berbentuk equidimensional, meliputi: kuarsa, felspar, garnet, kalsit dan kordierit.Setelah kita menentukan batuan asal mula metamorf, kita harus menamakan batuan tersebut. Sayangnya prosedur penamaan batuan metamorf tidak sistematik seperti pada batuan beku dan sedimen. Nama-nama batuan metamorf terutama didasarkan pada kenampakan tekstur dan struktur. Nama yang umum sering dimodifikasi oleh awalan yang menunjukkan kenampakan nyata atau aspek penting dari tekstur (contoh gneis augen), satu atau lebih mineral yang ada (contoh skis klorit), atau nama dari batuan beku yang mempunyai komposisi sama (contoh gneis granit). Beberapa nama batuan yang didasarkan pada dominasi mineral (contoh metakuarsit) atau berhubungan dengan facies metamorfik yang dipunyai batuan (contoh granulit).Metamorfisme regional dari batulumpur melibatkan perubahan keduanya baik tekanan dan temperatur secara awal menghasilkan rekristalisasi dan modifikasi dari mineral lempung yang ada. Ukuran butiran secara mikroskopik tetap, tetapi arah yang baru dari orientasi mungkin dapat berkembang sebagai hasil dari gaya stres. Resultan batuan berbutir halus yang mempunyai belahan batuan yang baik sekali dinamakanslate. Bilamana metamorfisme berlanjut sering menghasilkan orientasi dari mineral-mineral pipih pada batuan dan penambahan ukuran butir dari klorit dan mika. Hasil dari batuan yang berbutir halus ini dinamakanphylit, sama seperti slate tetapi mempunyai kilap sutera pada belahan permukaannya. Pengujian dengan menggunakan lensa tangan secara teliti kadangkala memperlihatkan pecahan porpiroblast yang kecil licin mencerminkan permukaan belahannya. Pada tingkat metamorfisme yang lebih tinggi, kristal tampak tanpa lensa. Disini biasanya kita menjumpai mineral-mineral yang pipih dan memanjang yang terorientasi kuat membentuk skistosity yang menyolok. Batuan ini dinamakanskis, masih bisa dibelah menjadi lembaran-lembaran. Umumnya berkembang porpiroblast; hal ini sering dapat diidentikkan dengan sifat khas mineral metamorfik seperti garnet, staurolit, atau kordierit. Masih pada metamorfisme tingkat tinggi disini skistosity menjadi kurang jelas; batuan terdiri dari kumpulan butiran sedang sampai kasar dari tekstur dan mineralogi yang berbeda menunjukkan tekstur gnessik dan batuannya dinamakangneis. Kumpulan yang terdiri dari lapisan yang relatif kaya kuarsa dan feldspar, kemungkinan kumpulan tersebut terdiri dari mineral yang mengandung feromagnesium (mika, piroksin, dan ampibol). Komposisi mineralogi sering sama dengan batuan beku, tetapi tekstur gnessik biasanya menunjukkan asal metamorfisme; dalam kumpulan yang cukup orientasi sering ada. Penambahan metamorfisme dapat mengubah gneis menjadi migmatit. Dalam kasus ini, kumpulan berwarna terang menyerupai batuan beku tertentu, dan perlapisan kaya feromagnesium mempunyai aspek metamorfik tertentu.Jenis batuan metamorf lain penamaannya hanya berdasarkan pada komposisi mineral, seperti:Marmerdisusun hampir semuanya dari kalsit atau dolomit; secara tipikal bertekstur granoblastik.Kuarsitadalah batuan metamorfik bertekstur granobastik dengan komposisi utama adalah kuarsa, dibentuk oleh rekristalisasi dari batupasir atau chert/rijang. Secara umum jenis batuan metamorfik yang lain adalah sebagai berikut:1.Amphibolit: Batuan yang berbutir sedang sampai kasar komposisi utamanya adalah ampibol (biasanya hornblende) dan plagioklas.2. Eclogit: Batuan yang berbutir sedang komposisi utama adalah piroksin klino ompasit tanpa plagioklas felspar (sodium dan diopsit kaya alumina) dan garnet kaya pyrop. Eclogit mempunyai komposisi kimia seperti basal, tetapi mengandung fase yang lebih berat. Beberapa eclogit berasal dari batuan beku.3. Granulit: Batuan yang berbutir merata terdiri dari mineral (terutama kuarsa, felspar, sedikit garnet dan piroksin) mempunyai tekstur granoblastik. Perkembangan struktur gnessiknya lemah mungkin terdiri dari lensa-lensa datar kuarsa dan/atau felspar.4.Hornfels: Berbutir halus, batuan metamorfisme thermal terdiri dari butiran-butiran yang equidimensional dalam orientasi acak. Beberapa porphiroblast atau sisa fenokris mungkin ada. Butiran-butiran kasar yang sama disebutgranofels.5.Milonit: Cerat berbutir halus atau kumpulan batuan yang dihasilkan oleh pembutiran atau aliran dari batuan yang lebih kasar. Batuan mungkin menjadi protomilonit, milonit, atau ultramilomit, tergantung atas jumlah dari fragmen yang tersisa. Bilamana batuan mempunyai skistosity dengan kilap permukaan sutera, rekristralisasi mika, batuannya disebutphilonit.6. Serpentinit: Batuan yang hampir seluruhnya terdiri dari mineral-mineral dari kelompok serpentin. Mineral asesori meliputi klorit, talk, dan karbonat.Serpentinitdihasilkan dari alterasi mineral silikat feromagnesium yang terlebih dahulu ada, seperti olivin dan piroksen.7. Skarn: Marmer yang tidak bersih/kotor yang mengandung kristal dari mineral kapur-silikat seperti garnet, epidot, dan sebagainya. Skarn terjadi karena perubahan komposisi batuan penutup (country rock) pada kontak batuan beku.

Tabel 3.14 Klasifikasi Batuan Metamorf (ODunn dan Sill, 1986).

G.TIPE-TIPE METAMORFOSA Bucher dan Frey (1994) mengemukakan bahwa berdasarkan tatanan geologinya, metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1.Metamorfosa regional / dinamothermalMetamorfosa regional atau dinamothermal merupakan metamorfosa yang terjadi pada daerah yang sangat luas. Metamorfosa ini terjadi pada daerah yang sangat luas. Metamorfosa ini dibedakan menjadi tiga yaitu : metamorfosa orogenik, burial, dan dasar samudera(ocean-floor).Metamorfosa OrogenikMetamorfosa ini terjadi pada daerah sabuk orogenik dimana terjadi proses deformasi yang menyebabkan rekristalisasi. Umumnya batuan metamorf yang dihasilkan mempunyai butiran mineral yang terorientasi dan membentuk sabuk yang melampar dari ratusan sampai ribuan kilometer. Proses metamorfosa ini memerlukan waktu yang sangat lama berkisar antara puluhan juta tahun lalu.Metamorfosa BurialMetamorfosa ini terjadi oleh akibat kenaikan tekanan dan temperatur pada daerah geosinklin yang mengalami sedimentasi intensif, kemudian terlipat. Proses yang terjadi adalah rekristalisai dan reaksi antara mineral dengan fluida.Metamorfosa Dasar dan SamuderaMetamorfosa ini terjadi akibat adanya perubahan pada kerak samudera di sekitar punggungan tengah samudera(mid oceanic ridges).Batuan metamorf yang dihasilkan umumnya berkomposisi basa dan ultrabasa. Adanya pemanasan air laut menyebabkan mudah terjadinya reaksi kimia antara batuan dan air laut tersebut. 2.Metamorfosa LokalMerupakan metamorfosa yang terjadi pada daerah yang sempit berkisar antara beberapa meter sampai kilometer saja. Metamorfosa ini dapat dibedakan menjadiMetamorfosa KontakTerjadi pada batuan yang mengalami pemanasan di sekitar kontak massa batuan beku intrusif maupun ekstrusif. Perubahan terjadi karena pengaruh panas dan material yang dilepaskan oleh magma serta oleh deformasi akibat gerakan massa. Zona metamorfosa kontak disebut contact aureole. Proses yang terjadi umumnya berupa rekristalisasi, reaksi antara mineral, reaksi antara mineral dan fluida serta penggantian dan penambahan material. Batuan yang dihasilkan umumnya berbutir halus.Pirometamorfosa/ Metamorfosa optalic/Kaustik/Thermal.Adalah jenis khusus metamorfosa kontak yang menunjukkan efek hasil temperatur yang tinggi pada kontak batuan dengan magma pada kondisi volkanik atauquasivolkanik. Contoh pada xenolith atau pada zone dike.Metamorfosa Kataklastik/Dislokasi/Kinemati/DinamikTerjadi pada daerah yang mengalami deformasi intensif, seperti pada patahan. Proses yang terjadi murni karena gaya mekanis yang mengakibatkan penggerusan dan sranulasi batuan. Batuan yang dihasilkan bersifat non-foliasi dan dikenal sebagai faultbreccia, fault gauge, ataumilonit.Metamorfosa Hidrotermal/MetasotismeTerjadi akibat adanya perkolasi fluida atau gas yang panas pada jaringan antar butir atau pada retakan-retakan batuan sehingga menyebabkan perubahan komposisi mineral dan kimia. Perubahan juga dipengaruhi oleh adanyaconfining pressure.Metamorfosa ImpactTerjadi akibat adanya tabrakanhypervelocitysebuah meteorit. Kisaran waktunya hanya beberapa mikrodetik dan umumnya ditandai dengan terbentuknya mineralcoesitedanstishovite. Metamorfosa ini erat kaitannya dengan panas bumi (geothermal).Metamorfosa Retrogade/Diaropteris Terjadi akibat adanya penurunan temperature sehingga kumpulan mineral metamorfosa tingkat tinggi berubah menjadi kumpulan mineral stabil pada temperature yang lebih rendah (Combs, 1961).

Gambar Lokasi dan Tipe Metamorfisme

H.MACAM-MACAM BATUAN METAMORF

1.Marmer

Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi. Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 3060 juta tahun atau berumur Kuarter hingga Tersier. Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batugamping. Setiap ada batu marmer akan selalu ada batugamping, walaupun tidak setiap ada batugamping akan ada marmer. Karena keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya endogen yang mempengaruhinya baik berupa tekan maupun perubahan temperatur yang tinggi. Di Indonesia penyebaran marmer tersebut cukup banyak, seperti dapat dilihat pada. Penggunaan marmer atau batu pualam tersebut biasa dikategorikan kepada dua penampilan yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja, dinding dan sebagainya, sedangka tipe staturio sering dipakai untuk seni pahat dan patung. Ditemukan di gunung Jokotuwo, Bayat, Klaten.

2.Marmer merahWarna yang cenderung ngejreng dan terkesan vokal, membuat jeni batu ini menjadi batu marmer favorit masyarakat. Batu ini pun sudah lama dimanfaatkan sebagai bahan untuk mempercantik bangunan. Hingga saat ini jenis batu marmer merah masih digunakan sebagai bahan elemen interior dan eksterior. Ditemukan di karangsambung, Kebumen.

3.SekismikaBatuan sekis mika memiliki warna abu-abu dan mengkilap putih, dengan komponen mineralnya yaitu mika, merupakan metamorf foliasi. Pada deretan batuan sekis mika ini terdapat aliran sungai yang merupakan arah aliran subsekuaen karena sungainya sejajar dengan arah straight. Pada struktunya terdapat rekahan yang telah terisi oleh mineral kuarsa yang masuk ke celah-celah rekahan tersebut. Sekis mika berfoliasi lemah terdapat komponen mika dan kuarsa. Terbentuk karena akibat tektonik yang merupakan fanerik lepidoblastik skistosa. Batuan dengan mineral mika yang berkilauan ketika tertimpa sinar matahari ini adalah batu tertua yang tersingkap di Pulau Jawa. Ditemukan di bayat, Klaten.

4.Sekis hijauBatuan Sekis hijau (metamorf) merupakan satuan batuan tertua sebagai basement yang berumur Trias (TrS) terdapat di bagian timur daerah penyelidikan. Luas penyebarannya cukup luas sekitar 20% menutupi daerah penelitian dengan ketebalan diperkirakan lebih dari 300 meter (?). Batuan Sekis hijau ini tersingkap pada penorehan struktur sesar dijumpai pada bagian tebing sungai Binangga hingga ke bagian selatan didaerah desa Pakuli dan Simoro. Batuan ini tersingkap sebagai Sekis hijau, berwarna hijau tua, berlapis sebagai bidang foliasi, kompak, berbutir halus, lanau sampai lempung dan setempat-setempat rekahan terisi oleh urat-urat kwarsa maupun kalsit. Ditemukan di sadang, Kebumen.

5.Sekis biruFasies blueschist atau sekis biru yang mengandung mineral sodic biru amp hibol, glaukopan bersama dengan mineral lawstonite. Ditemukann di sadang, Kebumen.

6.GneisGneiss adalah typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat batuan sedimen atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi. Hampir dari semua jejak jejak asli batuan ( termasuk kandungan fosil) dan bentuk bentuk struktur lapisan ( seperti layering dan ripple marks) menjadi hilang akibat dari mineral-mineral mengalami proses migrasi dan rekristalisasi. Pada batuan ini terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral mineral seperti hornblende yang tidak terdapat pada batuan batuan sediment. Ditemukan di Pulau bangka, belitung.

7.FilitFilit berwarna hitam terdapat pada dinding sungai yang terjal. Batuan ini terbentuk selama proses penunjaman serta merupakan batuan metamorf berderajat rendah. Proses tektonik dan deformasi lebih lanjut berupa patahan geser searah aliran sungai, membentuk lipatan-lipatan kecil serta struktur gores garis pada batuan filit. Ditemukan di Bayat, klaten.

8.AgateAgate adalah mikrokristalin berbagai kuarsa ( silika ), ditandai oleh kehalusan yang gandum dan kecerahan warna. Meski agates dapat ditemukan di berbagai jenis batu, mereka klasik terkait dengan gunung berapi batu tetapi dapat umum di beberapa batu metamorfik dan lainnya chalcedonies diperoleh lebih dari 3.000 tahun yang lalu dari Sungai Achates, sekarang disebut Dirillo , di Sisilia . Agate adalah salah satu yang paling bahan umum digunakan dalam seni ukir hardstone , dan telah pulih di sejumlah situs kuno, yang menunjukkan penggunaan meluas dalam dunia kuno, misalnya, pemulihan arkeologi di Knossos situs di Kreta menggambarkan perannya dalam Zaman Perunggu Minoan budaya. Ditemukan di karangsambunng, Kebumen.

9.NefritNefrit adalah permata , berbagai amphibole , bersama dengan giok giok dikenal nama. (Jadeit je pyroxen.) warna giok adalah bayam hijau tua, mineral memiliki kekerasan sekitar 7 derajat skala Mohs, seperti kuarsa, tetapi lebih sulit karena struktur mikrokristalin. Setelah polishing sangat estetika, dengan kemilau kaca sempurna. Ditemukan di Karang sambung Kebumen.

10.HorenfelsHornfels ( Jerman , yang berarti "hornstone," setelah sering hubungan dengan glasial "puncak" tanduk di Alps, menjadi batu yang sangat keras dan dengan demikian lebih mungkin untuk menolak tindakan glasial dan tanduk berbentuk seperti bentuk puncak Matterhorn ) adalah kelompok peruntukan untuk serangkaian metamorf kontak batuan yang telah dipanggang dan indurated oleh panas mengganggu massa beku dan telah diberikan besar, keras, splintery, dan dalam beberapa kasus yang sangat tangguh dan tahan lama. Ditemukan di watumpang, Kebumen.

11.Asbes

Asbes merupakan mineral yang berbentuk serat-serat yang mudah terpisah. Ukuran sebuah serat asbes sangat kecil dan halus. Karena itulah mudah beterbangan di udara. Apabila terhirup, asbes akan segera masuk ke dalam rongga pernapasan, kemudian menimbulkan berbagai kerusakan. Ditemukan di karangsambung, Kebumen.