Bahan-bahan Kimia Untuk Sterilisasi
-
Upload
siska-melati-sukma -
Category
Documents
-
view
1.047 -
download
92
description
Transcript of Bahan-bahan Kimia Untuk Sterilisasi
halogen (senyawa klorin, iodium), alkohol,fenol,hidrogen feroksida,zat warna ungu kristal, derivat akridin, rosanalin, detergen, logam berat (hg,Ag,As,Zn), aldehida, dll. alkohol, sublimat, uap formalin,
Metode sterilisasi kimia dapat dilakukan dengan menggunakan gas (dengan cara fumigasi atau pengasapan) atau radiasi. Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi gas adalah etilen oksida, gas formaldehid, asam parasetat, dan glurtaradehid alkalin. Sterilisasi kimia dapat juga dilakukan dengan penggunaan cairan desinfektan berupa senyawa aldehid, hipoklorit, fenolik, alkohol (Sylvia T. Pratiwi, 2008: 142).
Bahan kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi yaitu larutan: CuSO4, AgNO3, Alkohol 50—70%, Formalin 4—20%, larutan garam (NaCl 9%, KCl 10%). Beberapa bahan tertentu seperti Etilen oksida dapat digunakan untuk perangkat plastik dan pipet.
alkohol 96%, aceton, formalin tablet, sulfur dioxida, dan chlorin
2. Sterilisasi Dengan Cara Kimia
Zat kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi dapat berwujud :
a. Gas : Ozon, formaldehyde, ethylene oxide gas
b. Larutan : deterjen, yodium, alcohol, peroksida fenol, formalin, AgNO3 dan
merkuroklorid
Sterilisasi dengan cara kimia antara lain dengan disenfektan. Daya kerja antimikroba
disenfektan ditentukan oleh konsenntrasi, waktu dan suhu. Beberapa contoh desinfektan yang
digunakan antara lain : Desinfektan lingkungan misalnya :
1. Untuk permukaan meja : lisol 5%, formalin 4% dan alcohol.
2. Untuk di udara : natrium hipoklorit 1%, lisol 5% atau senyawa fenol lain
3. Desinfektan kulit atau luka : dicuci denngan air sabun, providon yodium dan etil alkohol
70%.
1) Alkohol
- Daya kerjanya adalah mengkoagulasi protein
- Cairan alkohol yang umum digunakan berkonsentrasi 70-80 % karena konsentrasi yang lebih
tinggi atau lebih rendah kurang efektif.
2) Khlor
Gas khlor dengan air akan menghasilkan ion hipokloride yang akan mengkoagulasikan
protein sehingga membran sel rusak dan terjadi inaktivasi enzim.
3) Yodium
Daya kerjanya adalah bereaksi dengan tyrosin, suatu asam amino dalam emzim atau protein
mikroorganisme.
Antiseptik berbasis iodium tidak tepat bila digunakan pada sterilisasi alat medis atau gigi,
karena dapat meninggalkan noda.
4) Formaldehida 8 %
Merupakan konsentrasi yang cukup ampuh untuk mematikan sebagian besar
mikroorganisme.
Daya kerjanya adalah berkaitan dengan amino dalam protein mikrobia.
Bahan ini bekerja secara lambat dan memerlukan tingkat kelembaban relative sekitar 70%.
Formaldehide biasa dijual dalam bentuk polimer padat paraformaldehide dalam bentuk
flakes atau tablet atau dalam bentuk formalin.
5) Glutaraldehide
Bahan ini bersifat non korosif dan bekerja lebih cepat daripada formaldehid, hanya
diperlukan beberapa jam untuk membunuh bakteri.
Bahan ini aktif melawan bakteri vegetatif, spora, jamur, virus yang mengandung lipid
maupun yang tidak.
6) Gas etilen oksida
Gas ini digunakan terutama untuk mensterilkan bahan yang dibuat dari plastik.
7) Natrium diklorososianurat
Bahan ini berbentuk bubuk, berisi 60% klor.
Diterapkan pada tumpahan darah atau cairan yang bersifat memiliki bahaya biologi lain
selama 10 menit baru kemudian dilanjutkan dengan pembersihan yang lebih lanjut.
8) Kloramina
Bahan ini berbentuk serbuk berisi 25% klor, dan hamper tidak berbau.
Bahan ini dapat digunakan untuk membasmi kuman air pada minuman.
Ketika digunakan pada konsentrasi akhir dengan hanya mengandung 1-2 mg/L klor.
9) Klor dioksida
Bahan ini adalah sebuah germisida kuat dan bekerja secara cepat.
Bahan aktif ini didapat dengan cara mereaksikan asam klorida dengan natrium hipoklorit.
10) Senyawa fenolik
Senyawa ini aktif melawan bakteri vegetatif dan virus lipid, namun tidak aktif dalam
melawan spora.
Senyawa ini biasanya berupa Triklosan dan Klorosilenol yang biasa digunakan sebagai
antiseptik.
11) Senyawa Amonium Kuartener
Banyak digunakan sebagai campuran dan juga dikombinasikan dengan germisida lain,
seperti alkohol.
12) Hidrogen peroksida dan peracis
Merupakan oksidan kuat dan germisida efektif yang berspektrum luas.
Bahan ini dinilai lebih aman bagi manusia dan lingkunagn daripada klor.
Kelompok – kelompok utama bahan antimikrobial kimiawi :
1. Fenol dan persenyawaan fenolat
Fenol (asam karbolat), yang digunakan untuk pertama kalinya oleh Lister sekitar tahun 1860
– an di dalam pekerjaannya untuk mengembangkan teknik – teknik pembedahan aseptik,
telah lama merupakan standar pembanding bagi desinfektan lain untuk mengevaluasi
aktivitas bakterisidanya. Pada masa kini telah tersedia banyak desinfektan lain jauh.
2. Alkohol
Sterilisasi dengan bahan kimia digunakan alkohol 70 %. Menurut Gupte (1990), etil alkohol
sangan efektif pada kadar 70 % daripada 100 % dan ini tidak membunuh spora. Sterilisasi
dengan alkohol dilakukan pada proses pembuatan kultur stok dan teknik isolasi. Alkohol 70
% disemprotkan pada tangan praktikan dan alat-alat seperti makropipet dan mikropipet.
Menurut Volk dan Wheeler (1988), alkohol bila digunakan pada kulit kontaknya terlalu
pendek untuk menimbulkan banyak efek germisida dan alkohol segera menguap karena
sifatnya mudah menguap. Namun alkohol dapat menyingkirkan minyak, partikel debu, dan
bakteri. Menurut Gupte (1990), alkohol 70 % dapat menyebabkan denaturasi protein dan
koagulaasi.
3. Halogen
4. Logam berat dan persenyawaannya
5. Deterjen
6. Aldehide
7. Kemosterilisator gas
glutaraldehide 2% dengan pH; 8
2.1. Hidrogen Peroksida :
2.2. Ethylen Oksida