Bahan Bacaan Dan Contoh Kasus
description
Transcript of Bahan Bacaan Dan Contoh Kasus
BAHAN BACAAN DAN CONTOH KASUS
Tentiran tanggal 4 Februari 2012, Yovan_Prakosa
A. STROKE
Definisi
Sindroma klinis dengan gejala berupa defisit neurologis fokal maupun global yang timbul
secara tiba-tiba (akut) dan menetap (>24 jam) akibat gangguan pembuluh darah otak (baik
perdarahan atau iskemi)
Point penting: defisit neurologis, tiba-tiba (akut) dan menetap (>24 jam), vaskuler
Klasifikasi Stroke:
a. Stroke Iskemik : trombotik, embolik
b. Stroke Hemoragik : intracerebral, subarachnoid
Beda CVA Non Hemoragik dan Hemoragik
No. Gejala Non Hemoragik Hemoragik
1. Onset Sub akut Sangat akut
2. Waktu kejadian Bangun pagi Waktu aktif
3. Nyeri kepala - +++
4. Kejang + ++
5. Penurunan kesadaran + +++
Scoring Stroke
a. Skor Siriraj
(2,5xkesadaran) + (2xmuntah) + (2xnyeri kepala) + (0,1xdiastole) – (3ateroma) – 12 = …
Kesadaran: CM=0, somnolen=1, koma=2
Muntah: (+)=1, (-)=0
Nyeri kepala: (+)=1, (-)=0
Ateroma: DM, sakit jantung = 1, (-)=0
Interpretasi: >0,5 = SH, <-1 = SNH
b. Algoritma Gadjah Mada
Apabila ada minimal 2 dari 3 tanda ini, maka Stroke Hemoragik / Intracranial Hemoragik
(ICH)
1. Penurunan kesadaran
2. Nyeri kepala (cekot-cekot)
3. Refleks Babinsky (+)
Klasifikasi Stroke Iskemik (menurut perjalanannya)”
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
b. Reversible Ischemic Neurologik Deficit (RIND)
c. Progressing stroke (stroke in evolution)
d. Completed stroke
e. Silent stroke
1. STROKE INFARK
Contoh Kasus:
“Pasien tiba-tiba lumpuh separuh saat bangun tidur, untuk berbicara pelo, lumpuh sebelah
kanan, lidah mencong sebelah kanan, mual (-), muntah (-). TD saat ini: 200/150, GDS : 250”
1. Bagaimana diagnosis pasien ini (KTE/Klinis Topis dan Etiologi)?
2. Bagaimana terapinya?
3. Apa yang menyebabkan peningkatan tensi pada pasien di atas?
4. Jika dalam 5 hari pasien tidak mengalami perbaikan setelah terapi, apa yang terjadi?
1. Diagnosis KTE
K : hemiparese dan hemihipestesi dextra, parese N VII dan XII UMN dextra
NB: Jika alternans: hemiparese dextra UMN, parese N VII dan XII LMN sinistra,
karena topis di Pons
T : cortex (kelumpuhan tidak sama, afasia)
Subcortex (kelumpuhan sama)
Beda Lesi Subcortical dan Cortical pada CVA
No. Kriteria Subcortical Cortical
1. Aphasia - ++
2. Gejala Lobus Parietal
(astereognosis,
graphestesia)
- ++
3. Kelumpuhan Derajat kekuatan sama
antara lengan dan kaki
Perbedaan derajat
kelumpuhan. apabila
lengan >> tungkai (a.
cerebri media), tungkai
>> lengan (a. cerebri ant)
4. Sensibilitas Menurun -
5. Rasa nyeri daerah
lumpuh
++ -
6. Bola mata Kedua bola mata melihat
ke hidung
-
7. Kejang - +/-
E : suspek stroke infark
- Trombotik : parese terlebih dahulu, kejang (-), pasien tua
- Embolik : plegi tiba-tiba, kejang, usia muda
Beda Stroke Trombosis dan Emboli
No. Gejala Trombosis Emboli
1. Umur >50 atau 60 tahun Segala umur (esp. muda)
2. Onset Lebih bertahap(menit-jam) Cepat (detik-menit)
3. Kejadian Saat istirahat Saat aktivitas
4. Kejang Jarang Lebih sering
5. Riwayat sakit jantung (-) (+)
6. Predisposisi Aterosclerosis, DM, HT Kelainan extracranial
(penyakit jantung, dll)
2. Terapi Stroke Non Hemoragik
a. Non Medikamentosa
- ABC
- Tirah baring
- Head up 30o
- O2 3 lpm
b. Medikamentosa
- Inf. RL atau NaCl 20 tpm
(HARAM memakai glucose kaena dapat memperparah oedem cerebri)
- Stroke Trombotik
o Anti agregasi platelet: CD CAT (clopidogrel, dipiridamol, cilostazol,
aspirin, aspilet, thienopyridine)
o Trombolitik: rt-PA, streptokinase (gold periode sebelum 3 jam.
o Neuroprotektan: citicolin
- Stroke Emboli
o Antikoagulan : heparin (parenteral), warfarin (oral)
o Neuroprotektan : citicolin
- Atasi keadaan yang menyertai (HT, hiperglikemi)
o Batas penurunan tensi max 20-25% dari MAP (1/3 x
(1sistole+2diastole)) pada 1 jam awal
o Stroke non hemoragik, turunkan tensi! Bila TD > 220/120, apabila
TD <220/120 tunda sampai dengan fase akut (7-10 hari) karena
penurunan TD yang besar dan mendadak (penurunan cerebral blood
flow) justru akan memperberat infark cerebri.
o Stroke hemoragik, turunkan tensi! Bila TD > 180/105.
o Hiperglikemi pertahankan <140 mg/dl. Apabila >140 mg/dl insulin
subkutan, >200 mg/dl insulin drip…. Penggunaan infus D5% atau
dextrose yg lain tidak diperkenankan.
3. Peningkatan tensi pada pasien di atas, bisa berupa:
- Reaktif stroke yang bisa meningkatkan tensi
- Peningkatan TIK (gawat darurat) tanda-tanda peningkatan TIK ada cushing
response berupa trias peningkatan tensi, bradikardi, bradipneu/takipneu.
- Kondisi pasien yang nyeri, panas, gelisah, kejang, takut, cemas.
4. Komplikasi
- Oedem cerebri meluas
- Transformasi dari stroke iskemik menjadi stroke hemoragik
- Stroke recurrent
- Hal ini bisa disebabkan karena keadaan non neurologis berupa dehidrasi,
malnutrisi, infeksi, gangguan elektrolit, gangguan metabolik.
2. STROKE HEMORAGIK
- Intracerebral
- Subarachnoid
- Intracerebellum
- Brainstem
Contoh kasus: “Saat sedang menyapu lantai, pasien tiba-tiba pusing, jalan
sempoyongan. Dari pemeriksaan fisik ditemukan disdiadokinesia dan dismetri.”
1. Apa diagnosis KTE pada pasien ini?
2. Mengapa tidak terjadi kelemahan anggota gerak?
3. Bagaimana penatalaksanaan pasien ini?
1. Diagnosis KTE
K : cephalgia akut, gangguan keseimbangan, disdiadokinesia, dismetri
T : cerebellum
E : suspek stroke hemoragik cerebellum
2. Tidak terjadi kelemahan karena tractus kortikospinalis tidak melalui cerebellum.
3. Penatalaksanaan :
a. Penegakan diagnosis CT scan kepala polos
b. Laboratorium darah: darah rutin, Ur, Cr, PT APTT,
c. Terapi
i. Non medikamentosa: ABC, head up 30o, tirah baring, O2 3 lpm
ii. Medikamentosa: asam tranexamat, antivasospasme (nimodipin),
neuroprotektan (piracetam), awasi tanda2 peningkatan TIK (cushing
response, nyeri kepala, muntah proyektil) jika ada tanda2
peningkatan TIK maka beri manitol, kortikosteroid (inj dexa 1amp/8 jam
selama 3 hari, tappering off s/d hari ke-5), head up 30o, hiperventilasi.
Gangguan Klinis Kelumpuhan Nn. Facialis
No. Jenis Pemeriksaan Kelumpuhan
Central (UMN) Perifer (LMN)
1. Mengangkat alis + -
2. Memperlihatkan gigi Moncong ke arah sehat Moncong ke arah sehat
3. Menutup mata sekuatnya + -
4. Mengerutkan dahi + -
5. Bersiul/mecucu Moncong arah lumpuh Moncong arah lumpuh
6. Meniup sekuatnya - -
7. Menarik sudut mulut - -
8. Tanda Bell - +
9. Nrocos (+) di sisi lumpuh (+) di sisi lumpuh
Contoh Kasus
“Pasien tiba-tiba ketika bangun tidur wajahnya mencong, lipatan dahi kanan turun, mulut
mencong ke kanan, lipatan nasolabial kanan menghilang”
1. Bagaimana diagnosis pasien ini (KTE)
2. Bagaimana penatalaksanaanya?
3. Apa saja komplikasi yang bisa terjadi?
4. Sebutkan otot-otot pada wajah yang dipersarafi oleh n facialis!
1. Diagnosis KTE
K : parese N VII LMN dextra
T : N VII LMN dextra
E : idiopatik
2. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
- Mecobalamin 3 x 500 mg
- Prednison 1 mg/kgBB/hr
- Tetes mata utk komplikasi keratitis konjungtivitis krn lagoftalmus
3. Komplikasi
Keratitis, konjungtivitis, tics facialis, sinkinesia, crocodile tears phenomenon.
4. Otot-otot wajah yang dipersarafi n facialis
- M. frontalis : mengernyitkan dahi
- M. risorius : menyeringai
- M. orbicularis oculi : menutup mata
- M. bucinatum : mengembangkan pipi
- M. zygomaticus mayor: tertawa
- M. mentalis : mengangkat dahu
- M. plastimamioides : menurunkan dahu