Bahan ajar plh 9

29
Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd BAHAN AJAR Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH ) Kelas / Semester : IX/ Ganjil Alokasi Waktu : 1 x 35 menit Standar Kompetensi : 1. Memahami pengaruh globalisasi terhadap lingkungan sosial. Kompetensi Dasar : 1.1 Mengidentifikasi pengaruh gobalisasi terhadap perubahan prilaku 1.2 Mengidentifikasi peran pencegahan pengaruh negatif globalisasi 1.3 Melakukan upaya peningkatan potensi melalui aktivitas social berwahana lingkungan. 1.4 Menjelaskan dampak negatif perubahan lingkungan fisik dalam bidang produksi pangan 1.5 Menjelaskan dampak negatif perubahan lingkungan fisik terhadap kesehatan. Indikator : Siswa dapat Memaparkan kembali pengaruh globalisasi terhadap perubahan prilaku Menentukan peran pencegahan pengaruh negatif globalisasi Melakukan upaya peningkatan potensi melalui aktivitas social berwahana lingkungan Memaparkan kembali dampak negatif perubahan lingkungan fisik dalam bidang produksi pangan Memaparkan kembali dampak negatif perubahan lingkungan fisik terhadap kesehatan. BAB I MANUSIA DAN LINGKUNGAN A. Pengertian Globalisasi Globalisasi dapat diartikan suatu proses mendunia atau menuju satu dunia. Peristiwa yang terjadi di bagian belahan dunia dapat disaksikan, didengarkan dan terkabarkan secara langsung tanpa harus mendatanginya. Barang yang diproduksi dari negara lain dapat di peroleh di toko terdekat. B. Pengaruh Globalisasi terhadap Perubahan Perilaku Arus globalisasi membawa pengaruh signifikan terhadap perubahan global kehidupan sosial dan budaya kemasyarakatan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang mampu menggabungkan unsur informasi dan komunikasi sehingga menjadi bentuk interaksi sosial masyarakat modern. Media adalah “alat penyampai” masyarakat modern dalam mengubah tatatan struktur sosial budaya, politik, ekonomi dan aspek kehidupan lainnya. Media merupakan alat yang digunakan masyarakat dalam memasarkan produk budaya dan menciptakan gaya hidup materialistik dan konsumtif. Adapun dampak negatif adanya globalisasi dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Orang menjadi sangat individualis, artinya seseorang cenderung berperilaku untuk kepentingan diri sendiri. 2. Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa, misalnya dalam pola berpakaian dan pergaulan. 3. Budaya konsumtif, kebiasaan orang senang menghamburkan uangnya untuk kepentingan yang kurang bermanfaat. Jika barang-barang tersebut sudah rusak dan tidak terpakai lagi maka banyak barang bekas akan menjadi timbunan limbah. 4. Sarana hiburan yang bersifat melalaikan, cenderung menimbulkan kecanduan dan membuat malas, misalnya playstation. 5. Budaya permisif, artinya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan dengan sarana canggih. Contoh: Penipuan dengan alat komunikasi di masyarakat marak terjadi, misalnya menipu dengan `informasi lewat HP. 6. Menurunnya ikatan rohani, contoh: pada era globalisasi orang banyak yang meninggalkan ibadah dengan alasan sibuk. Orang juga banyak meninggalkan ajaran agama.

Transcript of Bahan ajar plh 9

Page 1: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

BAHAN AJAR Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH ) Kelas / Semester : IX/ Ganjil Alokasi Waktu : 1 x 35 menit Standar Kompetensi : 1. Memahami pengaruh globalisasi terhadap lingkungan sosial. Kompetensi Dasar : 1.1 Mengidentifikasi pengaruh gobalisasi terhadap perubahan prilaku

1.2 Mengidentifikasi peran pencegahan pengaruh negatif globalisasi 1.3 Melakukan upaya peningkatan potensi melalui aktivitas social

berwahana lingkungan. 1.4 Menjelaskan dampak negatif perubahan lingkungan fisik dalam

bidang produksi pangan 1.5 Menjelaskan dampak negatif perubahan lingkungan fisik terhadap

kesehatan. Indikator : Siswa dapat

Memaparkan kembali pengaruh globalisasi terhadap perubahan prilaku

Menentukan peran pencegahan pengaruh negatif globalisasi Melakukan upaya peningkatan potensi melalui aktivitas social

berwahana lingkungan Memaparkan kembali dampak negatif perubahan lingkungan

fisik dalam bidang produksi pangan Memaparkan kembali dampak negatif perubahan lingkungan

fisik terhadap kesehatan.

BAB I MANUSIA DAN LINGKUNGAN

A. Pengertian Globalisasi

Globalisasi dapat diartikan suatu proses mendunia atau menuju satu dunia. Peristiwa yang terjadi di bagian belahan dunia dapat disaksikan, didengarkan dan terkabarkan secara langsung tanpa harus mendatanginya. Barang yang diproduksi dari negara lain dapat di peroleh di toko terdekat. B. Pengaruh Globalisasi terhadap Perubahan Perilaku

Arus globalisasi membawa pengaruh signifikan terhadap perubahan global kehidupan sosial dan budaya kemasyarakatan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang mampu menggabungkan unsur informasi dan komunikasi sehingga menjadi bentuk interaksi sosial masyarakat modern. Media adalah “alat penyampai” masyarakat modern dalam mengubah tatatan struktur sosial budaya, politik, ekonomi dan aspek kehidupan lainnya. Media merupakan alat yang digunakan masyarakat dalam memasarkan produk budaya dan menciptakan gaya hidup materialistik dan konsumtif.

Adapun dampak negatif adanya globalisasi dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Orang menjadi sangat individualis, artinya seseorang cenderung berperilaku untuk kepentingan diri

sendiri. 2. Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa, misalnya dalam pola berpakaian

dan pergaulan. 3. Budaya konsumtif, kebiasaan orang senang menghamburkan uangnya untuk kepentingan yang

kurang bermanfaat. Jika barang-barang tersebut sudah rusak dan tidak terpakai lagi maka banyak barang bekas akan menjadi timbunan limbah.

4. Sarana hiburan yang bersifat melalaikan, cenderung menimbulkan kecanduan dan membuat malas, misalnya playstation.

5. Budaya permisif, artinya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan dengan sarana canggih. Contoh: Penipuan dengan alat komunikasi di masyarakat marak terjadi, misalnya menipu dengan `informasi lewat HP.

6. Menurunnya ikatan rohani, contoh: pada era globalisasi orang banyak yang meninggalkan ibadah dengan alasan sibuk. Orang juga banyak meninggalkan ajaran agama.

Page 2: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

C. Pencegahan Pengaruh Negatif Globalisasi

1. Lingkungan sekolah Di sekolah perlu ditekankan pelajaran PAI, PKN dan PLH serta pengetahuan tentang globalisasi. Dengan demikian siswa tidak terjerumus dalam perilaku negatif akibat globalisasi seperti kenakalan remaja atau tawuran antarpelajar. Caranya : guru melakukan pengawasan, bimbingan dan penegakan tata tertib di sekolah. 2. Lingkungan keluarga Cara yang baik mencegah masuknya pengaruh negatif globalisasi melalui keluarga adalah meningkatkan peran orang tua yaitu memberi keteladanan, menciptakan komunikasi yang baik antar anggota keluarga, menekankan rasa tanggung jawab pada anak., mengembangkan potensi anak ke arah yang positif, menggiatkan aktifitas seperti membaca, olah raga, kursus keterampilan dan bakat, menerapkan aturan yang tegas yang harus ditaati setiap anggota keluarga, namun tanpa mengurangi kasih sayang dan perhatian pada anak. keluarga. 3. Lingkungan masyarakat dan lingkungan keagamaan Peran tokoh masyarakat dan agama sangat diperlukan. Contoh: memberi keteladanan, nasihat, saran bagi umat atau anggota masyarakatnya, menggiatkan kegiatan kerja bhakti, musyawarah desa, pengajian dan kegiatan ibadah lainnya. 4. Lingkungan pemerintah dan negara Pemerintah merupakan salah satu lembaga yang berwenang mengeluarkan peraturan atau hukum, salah satu di antaranya berusaha mencegah masuknya pengaruh negatif globalisasi. Misalnya memberlakukan undang-undang tentang penyiaran dan sistem informasi dan komunikasi, peraturan yang melarang merokok di tempat umum, larangan minum-minuman keras, larangan mengkonsumsi narkoba, dan lain-lain. Untuk mewujudkannya, pemerintah dapat melakukannya melalui lembaga peradilan, kepolisian, dan lain-lain. D. Upaya Peningkatan Potensi Melalui Aktivitas Sosial Berwahana Lingkungan

1. Mengikuti organisasi pecinta lingkungan hidup. 2. Mengikuti kegiatan bhakti sosial seperti membersihkan jalan, tempat ibadah, saluran air dan

fasilitas umum lainnya. 3. Mengikuti kegiatan menanam sejuta pohon. 4. Mengelola sampah secara baik dan benar.

E. Dampak Negatif Perubahan Lingkungan Fisik terhadap Pangan

Perubahan lingkungan fisik ke arah yang buruk seperti lahan kritis menyebabkan lahan menjadi

tidak produktif artinya tidak dapat dijadikan media tanam berbagai jenis tanaman produksi termasuk tanaman pangan. Semakin meluasnya lahan kritis menyebabkan kelangkaan hasil produksi pertanian dan minimnya stok pangan. Akibatnya harga bahan pangan tinggi dan tingkat kesejahteraan manusia menurun karena kebutuhan pangan tidak dapat tergantikan oleh apapun.

F. Dampak Negatif Perubahan Lingkungan Fisik terhadap Kesehatan

Hal-hal yang dapat memicu terjadi perubahan lingkungan antara lain peledakan penduduk, pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran air, abrasi pantai dan kerusakan hutan akhirnya juga berdampak pada kesehatan terutama pada masalah gizi, munculnya penyakit-penyakit baru, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, ketersediaan udara bersih, ketersediaan air bersih. WHO (World Health Organization) menyatakan “Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit”.

Daftar Pustaka:

Buku Paket PLH Jilid 3 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.

Page 3: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

BAHAN AJAR Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH ) Kelas / Semester : IX/ Ganjil Alokasi Waktu : 1 x 35 menit Standar Kompetensi : 2. Memahami sampah, jenis dan sumber sampah, serta dampak

sampah terhadap kesehatan manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : 2.1 Menjelaskan pemanfaatan sampah melalui prinsip 3R (Reuse, Reduce &

Recycle) 2.2 Mempraktikkan salah satu pemanfaatan sampah (barang bekas). 2.3 Mengidentifikasi sumber air limbah rumah tangga. 2.4 Menjelaskan cara mengelola air limbah rumah tangga. 2.5 Mendeskripsikan cara-cara memelihara kelancaran saluran air. 2.6 Menjelaskan dampak genangan air limbah.

Indikator : Siswa dapat Menjelaskan kembali pemanfaatan sampah melalui prinsip 3R (Reuse,

Reduce & Recycle) Mempraktikkan salah satu pemanfaatan sampah (barang bekas). Mengidentifikasi sumber air limbah rumah tangga. Menjelaskan kembali cara mengelola air limbah rumah tangga. Mendeskripsikan kembali cara-cara memelihara kelancaran saluran air. Menjelaskan kembali dampak genangan air limbah

Tujuan : Siswa dapat menggali informasi tentang sampah dan kebersihan lingkungan

BAB II MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN

A. Pemanfaatan Sampah Melalui Prinsip 3R Dalam rangka menangani permasalahan sampah maka upaya yang dapat dilakukan adalah mengurangi (reduce), menggunakan ulang (reuse), dan mendaur ulang (recycle). Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai. Reduce (Mengurangi Sampah) caranya :

Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik Membeli kemasan isi ulang daripada membeli botol baru setiap kali habis Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalam paket yang besar daripada

membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama Reuse (Menggunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai) caranya :

Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah Memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap),

maupun berbagai keperluan lainnya Recycle (Daur Ulang Sampah)

Daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus. Adapun cara-caranya seperti berikut ini :

Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk di daur ulang Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur ulang Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang

Gambar 2.1 Pemanfaatan Sampah Sebagai Tas

Page 4: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

(Sumber: http://matoa.org/wp-content/uploads/2008/11/tas-dari-sampah-plastik1.jpg) B. Praktik Pemanfaatan Sampah (Barang Bekas)

Membuat vas bunga dari botol pastik

Botol plastik sering kali hanya menempati tong sampah tatkala kita telah menghabiskan isinya. Namun ternyata botol bekas tersebut masih dapat di daur ulang menjadi vas bunga yang sangat menarik dengan penampilan mirip vas bunga dari kaca kristal halus. Berikut cara pembuatannya : 1. Tandai dan Potong botol hingga tinggi sekitar 7 - 8 cm

1. 2. Setelah terpotong rata, iris botol seperti gambar berikut

3. Tekan dengan hati-hati dan lipat keluar irisan sebagaimana gambar berikut

Page 5: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

4. Tekan botol dalam keadaan terbalik pada bidang datar untuk memastikan bahwa lipatan kita menjadi rata

5. Lipat ke dalam salah satu strip ke bagian dalam dari dua strip berselang

6. Lipat lagi satu di sampingnya dengan cara yang sama

7. Lipat lagi yang lainya

Page 6: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

8. Lipat semua sampai habis sehingga tampak hasilnya seperti gambar berikut

C. Sumber Air Limbah Rumah Tangga dan Pengelolaannya

Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera, dsb. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan.

Gambar 2.2 Air Limbah Rumah Tangga yang Dibuang di Sungai

Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

a. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.

b. Tidak mengotori permukaan tanah. c. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah. d. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain. e. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu. f. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah. g. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.

Pengelolaan air limbah rumah tangga dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: a. Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda-

benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang.

b. Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan saringan khusus.

c. Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah tropis yang dapat dimanfaatkan.

D. Pemeliharaan Saluran Air dan Dampak Genangan Air Limbah Saluran pembuangan air atau drainase merupakan tempat pembuangan air limbah dari rumah

tangga, industri, pertanian. Saluran air ini memerlukan pemeliharaan sehingga dapat berfungsi dengan

Page 7: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

baik. Segala limbah padat yang menyebabkan pembusukan dan penyumbatan saluran harus selalu dibersihkan.

Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah air bersih, persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air bersih, pengelolaan sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah yang langsung dialirkan pada saluran/ sungai.

Gambar 2.3 Saluran Air yang Baik Aliran air yang tidak lancar dapat menyebabkan banjir dan menimbulkan penyakit. Beberapa

penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air limbah yang tergenang diantaranya adalah: diare, demam berdarah, disentri, hepatitis A, kolera, tiphus, cacingan, dan malaria.

Daftar Pustaka:

Buku Paket PLH Jilid 3 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.

Page 8: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

BAHAN AJAR Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH ) Kelas / Semester : IX/ Ganjil Alokasi Waktu : 1 x 35 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami pengertian, jenis dan pemanfaatan, serta kerusakan

sumber daya alam Kompetensi Dasar : 3.1 Menjelaskan kebijakan pemerintah dalam pengendalian sumber

daya alam. 3.2 Menyimpulkan usaha-usaha pencegahan kerusakan sumber daya

alam melalui pengamatan. Indikator : Siswa dapat

- Menjelaskan kebijakan pemerintah dalam pengendalian sumber daya alam.

- Menyimpulkan usaha-usaha pencegahan kerusakan sumber daya alam melalui pengamatan

Tujuan : Siswa dapat menggali informasi tentang sumber daya alam

BAB III

SUMBER DAYA ALAM

A. Kebijakan Pemerintah dalam Pengendalian Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah semua benda di bumi, baik benda hidup maupun benda mati yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia. Pemanfaatan sumber daya alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian karena sumber daya alam bersifat terbatas. Kebijakan Pemerintah dalam pengendaian SDA antara lain:

1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain menggariskan agar Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum...

2. Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945 menggariskan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia No. II/MPR/1993 tentang GBHN khususnya tentang lingkungan hidup umumnya dan keanekaragaman hayati pada khususnya.

4. Undang-Undang No 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kehutanan 5. Undang-Undang No 9 Tahun 1985 tentang Perikanan 6. Undang-Undang No 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup

B. Usaha-usaha Pencegahan Kerusakan SDA

Krisis-krisis lingkungan, sebagai akibat tidak seimbangnya pemanfaatan sumberdaya alam dengan pembangunan atau rehabilitasi pada akhirnya melahirkan pemikiran untuk mengkonservasi sumberdaya alam. Banyak upaya dilakukan antara lain dengan prinsip-prinsip mengurangi eksplorasi (reduce), menggunakan kembali (reuse), mendaur ulang (recycle) memulihkan kembali (recovery), serta memperbaiki kembali (reserve).

Daftar Pustaka: Buku Paket PLH Jilid 3 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian

Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.

Page 9: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

BAHAN AJAR Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH ) Kelas / Semester : IX/ Ganjil Alokasi Waktu : 1 x 35 menit Standar Kompetensi : 4. Mengenal jenis-jenis air, siklus hidrologi dan pencemaran air. Kompetensi Dasar : 4.1 Mengidentifikasi berbagai dampak perubahan siklus hidrologi

terhadap kehidupan. 4.2 Menyebutkan jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan air. 4.3 Menjelaskan dampak kekurangan air terhadap timbulnya

berbagai macam penyakit. 4.4 Menyimpulkan hasil pengamatan tentang kualitas air sungai/

danau/ sumber lainnya dengan metode sederhana (minima secara fisik).

4.5 Menyimpulkan hasil pengamatan tentang kualitas air melalui bioindikator.

Indikator : Siswa dapat: Mengidentifikasi berbagai dampak perubahan siklus hidrologi

terhadap kehidupan. Menyebutkan jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan air. Menjelaskan dampak kekurangan air terhadap timbulnya berbagai

macam penyakit. Menyimpulkan hasil pengamatan tentang kualitas air sungai/

danau/ sumber lainnya dengan metode sederhana (minima secara fisik).

Menyimpulkan hasil pengamatan tentang kualitas air melalui bioindikator.

Tujuan : Siswa dapat menggali informasi tentang air

BAB IV A I R

A. Dampak Perubahan Siklus Hidrologi Terhadap Kehidupan

Pemerhati sekaligus pakar lingkungan dari Universitas Riau, Tengku Ariful Amri, mengatakan

bahwa cuaca ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah Tanah Air adalah dampak dari terhambatnya siklus hidrologi. Sirkulasi air yang seharusnya tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi kini terasa kian tersendat sehingga terjadi penumpukan penguapan yang akhirnya menyebabkan kondisi ekstrem di berbagai wilayah Tanah Air.

Saat ini berbagai bentuk hidrologi di muka bumi sudah tidak memiliki pola yang beraturan atau tidak terwujud seperti layaknya. Iklim mikro tersebut, kemudian menyebar di berbagai kawasan, bahkan sudah membentuk suatu tatanan lingkungan yang serba tidak menentu. Hal ini juga diakibatkan ekosistem yang ada diberbagai wilayah Tanah Air tidak bisa memberi jaminan tatanan hidrologi yang kondusif atau tidak reguler lagi. Bisa jadi pula, kondisi ini disebabkan berbagai hal, yang pertama hutan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) sudah tidak memadai lagi, ditambah dengan kondisi lingkungan yang kian kritis. Kemudian, kondisi iklim yang terjadi saat ini mengalami kecenderungan monokultur atau tidak lagi bersahabat dengan lingkungan dan penghuninya. Sebagai akibatnya, tatanan terhadap hidrologi itu sudah tidak lagi memiliki sistem pusaran yang baik. Hutan Tanam Insdustri (HTI), misalnya perluasan kebun sawit yang 'membabi buta', mengurangi daerah tangkapan air seperti aliran sungai dan anak sungai yang pada akhirnya menyebabkan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

Konsekuensi logisnya, perubahan iklim mendera lingkungan, seharusnya pemerintah melakukan antisipasi jangka panjang, yakni dengan penghijauan kembali, atau menghidupkan lagi hutan-hutan yang telah dirusak atau beralih fungsi menjadi lahan perkebunan. Namun upaya tersebut harus diawali dengan pemetaan daerah resapan air, baik itu skala kecil maupun skala besar. Kalau itu tidak dilakukan secepatnya, atau tidak dimulai dengan pembibitan, penanaman dan penataan, maka akan semakin sulit mengatasi perubahan iklim yang sangat drastis.

Page 10: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

B. Air dan Kesehatan

Penyakit atau gangguan kesehatan yang dapat timbul karena air yang tercemar atau karena kekurangan air bersih dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu 1. penyakit menular

contoh: kolera, tipus, disentri basiler, diare, hepatitis, infeksi kulit dan mata, schistosomiasis (demam keoang), dll

2. Penyakit tidak menular Contoh: keracunan akut karena minum air yang mengandung racun, gangguan saraf kerusakan ginjal, otak dan hati karena akumulasi logam berat melalui makanan dan minuman, Kanker karena secara terus menerus meminum air yang mengandung zat bersifat karsinogenik, Tekanan darah tinggi bila dalam air minum terkandung banyak garam (NaCl), Batu ginjal bila air minum terkandung banyak kapur, atau mineral lain dengan kadar yang melampaui batas.

C. Pemeriksaan Kualitas Air

Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal 22 ayat 23 mengatakan bahwa Penyehatan Air meliputi pengamanan dan penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan hidup manusia. Upaya penyehatan air bertujuan untuk menjamin tersedianya air minum ataupun air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Berdasarkan Pedoman Teknis tentang Pengawasan Kualitas Air yang dikeluarkan Direktorat Jenderal PPM & PLP Departemen kesehatan 1977 bahwa parameter kualitas air minum/air bersih yang minimal diharapkan diperiksa di laboratorium adalah pengujian dan pemeriksaan Kimia, Fisika dan Biologi (Bakteriologi). Jenis pemeriksaan kualitas air adalah: 1. Pemerikasaan Kimia meliputi pemeriksaan kimia anorganik: Arsen, Flourida, Kadmium, Nitrat,

Nitrit, Sianida, Selenium, Alumunium, Besi, Amonia, Zeng, Tembaga, Sulfat, Mangan, pH dan Kesadahan. Kimia organik, kandungan senyawa organik yang pengukurannya secara tidak langsung yaitu dengan memeriksa BOD (Biological Oxigens Demand) yang menggambarkan kebutuhan oksigen oleh organisme untuk menguraikan senyawa organik dan oksigen terlarut/ DO (Disolved Oxigens).

2. Pemeriksaan Fisika meliputi pemeriksaan: zat padat terlarut, salinitas, kekeruhan, bau, rasa, suhu dan warna.

3. Pemerikasaan Biologi meliputi pemeriksaan: keberadaan Escherichia coli (Coli tinja) dengan indeks MPN (Most Probable Number) atau jumlah erkiraan terdekat yang disesuaikan Tabel JPT (Jumlah Perkiraan Terdekat)

Daftar Pustaka: Buku Paket PLH Jilid 3 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian

Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009. http://id.berita.yahoo.com/ini-dia-faktor-penyebab-cuaca-ekstrem-di-indonesia-021815629.html

Page 11: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

BAHAN AJAR Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH ) Kelas / Semester : IX/ Genap Alokasi Waktu : 1 x 35 menit Standar Kompetensi : 6. Memahami fungsi udara, pencemaran, dan dampak yang ditimbulkan, serta cara pengendaliannya Kompetensi Dasar : 6.1 Menjelaskan dampak pencemaran udara terhadap kesehatan

manusia dan lingkungan global. 6.2 Menjelaskan cara pengendalian pencemaran udara.

Indikator : Siswa dapat: Menjelaskan dampak pencemaran udara terhadap kesehatan

manusia dan lingkungan global Menjelaskan cara pengendalian pencemaran udara.

Tujuan : Siswa dapat menggali informasi tentang udara

BAB VI UDARA

A. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan dan Lingkungan Global

Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan Alam

1. Hujan Asam

Istilah hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi industri di Inggris. Hujan asam adalah hujan yang memiliki kandungan pH (derajat keasaman) kurang dari 5,6.

SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil (kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan pembangkit energi listrik) akan menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang dihirup oleh makhluk hidup dan sisanya akan langsung mengendap di tanah sehingga mencemari air dan mineral tanah. SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke udara akan bercampur dengan embun. Dengan bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan diubah menjadi tetesan-tetesan asam yang kemudian turun ke bumi sebagai hujan asam. Namun, bila H2SO2 dan HNO2 dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun ke permukaan bumi akibat adanya gaya gravitasi bumi, maka peristiwa ini disebut dengan deposisi asam.

2. Penipisan Lapisan Ozon

Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil. Di atmosfer, ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada ketinggian 15-60 km di atas permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi kehidupan.

Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone Depleting Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak lapisan ozon sehingga akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatan tersebut dapat membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat lepasnya ikatan O3 menjadi O2 dan O Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai lubang ozon (ozone hole).

Gambar : Lubang Ozon

Page 12: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

Diperkirakan telah timbul adanya lubang ozon di Benua Artik dan Antartika. Oleh karena itulah, PBB menetapkan tanggal 16 September sebagai hari ozon dunia dengan tujuan agar lapisan ozon terjaga dan tidak mengalami kerusakan yang parah.

3. Pemanasan Global

Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi pantulan panas dari bumi ke atmosfer sehingga permukaan bumi menjadi lebih panas. Peristiwa ini disebut dengan efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca ini mempengaruhi terjadinya kenaikan suhu udara di bumi (pemanasan global). Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan menimbulkan dampak berupa berubahnya pola iklim.

Permukaan bumi akan menyerap sebagian radiasi matahari yang masuk ke bumi dan memantulkan sisanya. Namun, karena meningkatnya CO2 di lapisan atmosfer maka pantulan radiasi matahari dari bumi ke atmosfer tersebut terhalang dan akan kembali dipantulkan ke bumi. Akibatnya, suhu di seluruh permukaan bumi menjadi semakin panas (pemanasan global). Peristiwa ini sama dengan yang terjadi di rumah kaca. Rumah kaca membuat suhu di dalam ruangan rumah kaca menjadi lebih panas bila dibandingkan di luar ruangan. Hal ini dapat terjadi karena radiasi matahari yang masuk ke dalam rumah kaca tidak dapat keluar.

Dampak Pencemaran Udara Bagi Manusia

1. Karbon monoksida (CO) Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal

tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam darah telah mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.

2. Nitrogen dioksida (SO2) Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma. 3. Hidrokarbon (HC) Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung. 4. Chlorofluorocarbon (CFC) Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang berkulit terang, katarak dan

melemahnya sistem daya tahan tubuh 5. Timbal (Pb) Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental serta mempengaruhi

kecerdasan otak. 6. Ozon (O3) Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan memperkecil paru-paru. 7. NOx Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung. B. Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara

Usaha Preventif (sebelum pencemaran) 1. mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan. 2. mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.

3. mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi industri atau usaha yang menghasilkan limbah.

4. tidak membakar sampah di pekarangan rumah.

5. tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi penggunaan AC dalam kehidupan sehari-hari.

6. tidak merokok di dalam ruangan. 7. menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot. 8. ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan. 9. ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung. 10. tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara sembarangan. 11. mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan ruang. 12. menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC. 13. mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC. 14. mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4.

Page 13: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara Usaha kuratif (sesudah pencemaran) Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapa usaha untuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara: 1. menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan. 2. kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansi-instansi untuk membersihkan lingkungan dari

polutan. 3. melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur ulang. 4. menggunakan penyaring pada cerobong-cerobong di kilang minyak atau pabrik yang menghasilkan

asap atau jelaga penyebab pencemaran udara. 5. mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi tepat guna yang berwawasan

lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat pencemaran udara, misalnya menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah (BBG).

Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan program-program yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya pencemaran udara, yaitu; 1. PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996. Bertujuan untuk meningkatkan

kembali kualitas udara yang telah tercemar, misalnya dengan melakukan uji emisi kendaraan bermotor.

2. Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/ pabrik. 3. Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan menggantinya dengan energi

alternatif lainnya. 4. Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang sudah tua dan tidak layak pakai. 5. Larangan menggunakan gas CFC. 6. Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti DDT (dikhloro difenil trikhloro etana). 7. Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika. 5. Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan perlindungan lapisan ozon (secara

nasional dan internasional).

Daftar Pustaka:

Buku Paket PLH Jilid 3 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.

http://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=A0S0uPB9jjlPPmEAVX7NQwx.?p=pencemaran+udara&fr=chr-greentree_gc&ei=utf-8&n=30&x=wrt&y=Cari

Page 14: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

BAHAN AJAR Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH ) Kelas / Semester : IX/ Genap Alokasi Waktu : 1 x 35 menit Standar Kompetensi : 7. Memahami terjadinya degradasi lahan dan cara mengatasinya. Kompetensi Dasar : 7.1 Mengidentifikasi penyebab dan cara mengatasi degradasi lahan. Indikator : Siswa dapat mengidentifikasi penyebab dan cara mengatasi degradasi

lahan. Tujuan : Siswa dapat menggali informasi tentang tanah dan lahan

BAB VII TANAH DAN LAHAN

A. Penyebab Degradasi Lahan

Degradasi lahan berarti hilangnya fungsi lahan atau berubahnya kualitas dan manfaat dari suatu

lahan. Faktor penyebab degradasi lahan oleh manusia antara lain: 1. Penggundulan hutan 2. Pembukaan hutan untuk lahan pertanian, pemukiman dan sarana umum. 3. Lereng curam yang dijadikan lahan pertanian. Lahan yang curam rawan terhadap erosi dan longsor,

terlebih lagi jika turun hujan 4. Lahan – lahan bekas penambangan . 5. Reboisasi dan reklamasi yang gagal karena dananya dikorupsi. 6. Lemahnya penegakan hukum.. 7. Kesadaran masyarakat yang rendah terhadap pentingnya pelestarian lingkungan/hutan.

Faktor alam yang dapat menyebabkan terjadinya degradasi lahan antara sebagai berikut: 1. Bencana alam seperti banjir, longsor, badai, gempa atau letusan gunung merapi. 2. Iklim, jenis tanah dan kemiringan lereng sangat memengaruhi laju kerusakan lahan. B. Cara Mengatasi Degradasi Lahan

Untuk mencegah degradasi lahan, diperlukan upaya sebagai berikut:

1. Lahan–lahan yang tidak cocok untuk pertanian sebaiknya dijadikan sebagai hutan, seperti lereng gunung yang curam atau daerah tanah berkapur yang mudah longsor.

2. Lahan–lahan yang kering sebaiknya dibuat teras agar dapat mengurangi aliran di permukaan. 3. Daerah yang memiliki curah hujan tinggi, lahan yang miring tidak hanya dibuat sangkedan, saluran

pelepas air perlu dibuat memanjang lereng. Terjunan air perlu diperkuat bambu, batu dan rumput yang akarnya kuat.

4. Hindari penyiangan yang bersih di antara tanaman keras (overgrassing. Keberadaan tanaman penutup tanah juga menentukan tingkat erosi.

5. Melakukan reboisasi terhadap lahan yang sudah kritis 6. Tidak membakar hutan pada musim kemarau. 7. Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah. Sebelum dilakukan remediasi hal yang perlu diketahui adalah: 1. Jenis perusak atau pencemar (organik/anorganik), terdegredasi/ tidak, berbahaya atau tidak. 2. Berapa banyak zat perusak/pencemar yang telah merusak/ mencemari tanah tersebut. 3. Perbandingan Karbon (C), Nitrogen (N), dan Fosfat (P) 4. Jenis tanah 5. Kondisi tanah (basa, kering) 6. Telah berapa lama zat perusak terendapkan di lokasi tersebut. Ada dua jenis remediasi tanah: a) In situ (on-site) In situ adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. b) Ex situ (off site) Ex situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Dari daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar, caranya:

Page 15: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

Tanah tersebut disimpan di bak/tangki yang kedap Kemudian pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut Selanjutnya zat perusak/pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan

instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit. 8. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan perusakan atau pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbondioksida dan air). Empat teknik dasar yang biasanya digunakan dalam bioremediasi: 1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrient,

pengaturan kondisi redoks, optimasi PH, dan sebagainya. 2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang

memiliki kemampuan biotransformasi khusus. 3. Penerapan immobilized enzymes. 4. Penggunaan tanaman (phyroremediation) Proses bioremediasi harus memperhatikan: temperatur tanah, ketersediaan air, nutrient (N, P, K), perbandingan C:N kurang dari 30:1 dan ketersediaan oksigen.

Daftar Pustaka:

Buku Paket PLH Jilid 3 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.

http://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=A0S0uPDMjDlPvQ0AmDvNQwx.?p=tanah+longsor&fr=chr-greentree_gc&ei=utf-8&n=30&x=wrt&y=Cari

Page 16: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

BAHAN AJAR Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH ) Kelas / Semester : IX/ Genap Alokasi Waktu : 1 x 35 menit Standar Kompetensi : 8. Mengenal dan menerapkan prillaku hemat energi. Kompetensi Dasar : 8.1 Memberikan contoh prilaku yang hemat energi. Indikator : Siswa dapat

Menentukan macam-macam bentuk sumberdaya energi. Menentukan tindakan tindakan yang dapat menghemat energi.

Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menggali informasi tentang energi

BAB VIII E N E R G I

(Sumber: http://geothermal.marin.org/GEOpresentation/images/img121.jpg)

A. Pendahuluan Energi secara umum diartikan sebagai tenaga, kekuatan, atau daya yang dapat menggerakkan atau menggiatkan sesuatu. Energi juga dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja yang menyebabkan suatu peubahan. Energi di alam terdapat dalam berbagai bentuk, seperti Energi cahaya/ energi radiasi, energi potensial, Energi kinetik/ energi gerak, Enegi kimia, energi bunyi, energi listrik. B. Macam-macam Sumber Energi

Berdasarkan keragaman sumberdaya energi, secara garis besar dapat dibedakan menjadi: 1. Sumber energi hayati, merupakan hasil proses fotosintesis yang mengubah energi matahari dan

energi kimia anorganik menjadi energi kimia organik yang tersimpan dalam makhluk hidup. Energi hayati ini mengalir dan mengalami perubahan dari satu organisme ke organisme lain. Energi hayati dapat dibedakan menjadi: a) energi manusia, dalam diri manusia energi tersebut dapat disimpan pada otot atau bagian tubuh

lainnya. Penggunaan energi oto: untuk olah raga, berjalan, menulis, menggambar, berpikir dan lain-lain

b) energi hewan, penggunaan utamanya adalah untuk alat transportasi dan di pertanian. Bentuk energi hewan lain adalah kotoran hewan ternak. Contoh: kompos sebagai pupuk dan biogas sebagai bahan bakar.

c) Energi tumbuhan/ biomasa yaitu energi kimia bahan organik yang terkandung dalam tumbuhan, misalnya kayu, ranting, daun, pati, gula dan bagian tubuh tumbuhan lainnya. Gambut merupakan biomasa yang digunakan untuk bahan bakar.

2. Sumber energi surya, secara tradisional telah banyak dimanfaatkan manusia untuk penerangan, menjemur pakaian, dan bahan makanan. Secara modern digunakan untuk pembangkit listrik.

Page 17: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

3. Sumber energi air, dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik/ PLTA. 4. Sumber energi gelombang laut, dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. 5. Sumber energi angin, dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik dan energi penggerak perahu

layar. 6. Energi panas bumi, berasal dari aktivitas vulkanisme, dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.

Contoh: Pertamina Geothermal Energy di Semendo. 7. Energi nuklir, diperoleh dari reaksi kimiawi penguraian atau penggabungan inti atom yang

menghasilkan energi, dimanfaatkan untuk sumber pembangkit listrik, perunut kebocoran dam/ bendungan, alat-alat kedokteran. contoh sumber energi nuklir: penguraian Uranium di BATAN Kartini Yogyakarta.

8. Energi bahan fosil, yaitu minyak bumi, batubara dan gas alam, dimanfaatkan untuk energi pembangkit listrik, bahan bakar baik pada kendaraan bermotor, mesin industri dan keperluan rumah tangga.

Gambar 8.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air

(Sumber: http://iselantang.files.wordpress.com/2007/10/potensi41.jpg)

Gambar 8.2 Perahu Layar yang Digerakkan oleh Energi Angin

(sumber: http://i97.photobucket.com/albums/l212/munawir/pinisi2.jpg)

Gambar 8.3 Salah Satu Kincir Angin yang Dapat Digunakan untuk Menghasilkan Energi Listrik

(Sumber: http://thebibliothek.files.wordpress.com/2009/10/pitstone-windmill-600px1.jpg) C. Penghematan Energi

Upaya untuk dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan energi adalah:

Page 18: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

1. Penggunaan alat angkutan umum bila bepergian dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. 2. Pengembangan sistem transportasi umum yang makin baik, contoh penggantian kendaraan tua yang

boros energi, bermuatan sedikit banyak emisi polutan dengan kendaraan baru yang hemat energi, bermuatan banyak dan minim emisi polutan seperti monorail, busway dan transmusi.

3. Penggunaan kendaraan yang efisien bahan bakar. 4. Penggunaan lampu dan peralatan listrik yang efisien energi. 5. Pengembangan dan memanfaatkan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan (energi surya

dan lain lain).

Daftar Pustaka: Buku Paket PLH Jilid 3 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian

Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009. http://geothermal.marin.org/GEOpresentation/images/img121.jpg http://iselantang.files.wordpress.com/2007/10/potensi41.jpg http://i97.photobucket.com/albums/l212/munawir/pinisi2.jpg http://thebibliothek.files.wordpress.com/2009/10/pitstone-windmill-600px1.jpg

Page 19: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

BAHAN AJAR Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH ) Kelas / Semester : IX/ Genap Alokasi Waktu : 1 x 35 menit Standar Kompetensi : 9. Mengenal kerusakan hutan, penyebab terjadinya kerusakan hutan dan

upaya mengatasinya Kompetensi Dasar : 9.1 Mengidentifikasi upaya-upaya untuk mencegah/ membatasi

kerusakan hutan melalui kearifan lokal. Indikator : Siswa dapat

Mengidentifikasi upaya-upaya untuk mencegah/ membatasi kerusakan hutan melalui kearifan lokal

Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menggali informasi tentang hutan

BAB IX H U T A N

A. Pendahuluan

Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh tumbuhan, berbagai jenis hewan, jasad renik dan SDA lainnya seperti sungai, air terjun, danau, rawa. Hutan merupakan sistem penggunaan lahan yang tertutup dan tidak ada campur tangan manusia.

Model pengelolaan hutan jangka menengah dan jangka panjang dilakukan dengan membuat Master Plan Pengelolaan Hutan. Proses penyusunannya melibatkan semua unsur Pemerintah daerah, masyarakat dan perhutani. Master plan pengelolaan hutan penyusunannya didasarkan pada sistem Social Forestry, dengan harapan dapat mewujudkan: pengamanan hutan secara berkesinambungan, menjaga pelestarian hutan dan peran hutan sebagai penyeimbang lingkungan.

B. Pengelolaan Hutan

Pengelolaan hutan sangat penting demi pelestariannya karena banyaknya fungsi hutan seperti berikut ini: 1. Mencegah erosi; dengan adanya hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan tanah, dan

dapat diserap oleh akar tanaman. 2. Sumber ekonomi; melalui penyediaan kayu, getah, bunga, hewan, dan sebagainya. 3. Sumber plasma nutfah; keanekaragaman hewan dan tumbuhan di hutan memungkinkan

diperolehnya keanekaragaman gen. 4. Menjaga keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau. Dengan terbentuknya humus di

hutan, tanah menjadi gembur. Tanah yang gembur mampu menahan air hujan sehingga meresap ke dalam tanah, resapan air akan ditahan oleh akar-akar pohon. Dengan demikian, di musim hujan air tidak berlebihan, sedangkan di musim kemarau, danau, sungai, sumur dan sebagainya tidak kekurangan air.

Dalam mengeksploitasi sumber daya hutan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan semena-mena (tebang habis). 2. Penebangan kayu di hutan dilaksanakan dengan terencana dengan sistem tebang pilih (penebangan

selektif). Artinya, pohon yang ditebang adalah pohon yang sudah tua dengan ukuran tertentu yang telah ditentukan.

3. Cara penebangannya pun harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak pohon-pohon muda di sekitarnya.

4. Melakukan reboisasi (reforestasi), yaitu menghutankan kembali hutan yang sudah terlanjur rusak. 5. Melaksanakan aforestasi, yaitu menghutankan daerah yang bukan hutan untuk mengganti daerah

hutan yang digunakan untuk keperluan lain. 6. Mencegah kebakaran hutan.

Gambar 9.1 Kerusakan Hutan: a. Penggundulan Hutan; b. Penebangan Liar (Sumber: racheedus.files.wordpress.com/2009/03/hutan)

Page 20: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

Di bawah ini adalah teknik dan cara yang dapat digunakan untuk menjaga hutan kita tetap terjaga dari tangan-tangan perusak jahat. 1) Mencegah cara ladang berpindah/perladangan berpindah-pindah 2) Waspadalah & hati-hati terhadap api

Hindari membakar sampah, membuang puntung rokok, membuat api unggun, membakar semak, membuang obor, dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan kebakaran hutan.

3) Reboisasi lahan gundul dan metode tebang pilih Kombinasi kedua teknik adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh perusahaan atau para pemilik sertifikat HPH atau Hak Pengelolaan Hutan.

4) Jeda penebangan hutan atau Moratorium Logging Moratorium Logging adalah suatu metode pembekuan atau penghentian sementara seluruh aktifitas penebangan kayu skala besar (skala industri) untuk sementara waktu tertentu sampai sebuah kondisi yang diinginkan tercapai. Lama atau masa diberlakukannya moratorium biasanya ditentukan oleh berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi tersebut.

5) Menempatkan penjaga hutan/polisi kehutanan/ jagawana Bagi para pelaku kejahatan hutan diberikan sangsi yang tegas dan dihukum seberat-beratnya.

Gambar 9.2 Masyarakat yang Mempunyai Kepedulian terhadap Kelestarian Hutan Mangrove, Bergotong Royong

Melakukan Reboisasi agar Terhindar dari Aabrasi dan Polusi yang Semakin Meningkat. Pemerintah Indonesia melalui keputusan bersama Departemen Kehutanan dan Departemen Perindustrian dan Perdagangan sejak tahun 2001 telah mengeluarkan larangan ekspor kayu bulat (log) dan bahan baku serpih. Selain itu, Pemerintah juga telah berkomitmen untuk melakukan pemberantasan illegal logging dan juga melakukan rehabilitasi hutan melalui Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) yang diharapkan di tahun 2008 akan dihutankan kembali areal seluas tiga juta hektar. C. Upaya yang Dilakukan Pemerintah Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain: 1. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah. 2. Menerbitkan UU No. 23 Tahun 1997, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan

Hidup. 3. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai

Dampak Lingkungan). 4. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan

pokoknya: a) Menanggulangi kasus pencemaran. b) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3). c) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

5. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.

Daftar Pustaka:

Buku Paket PLH Jilid 3 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.

http://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=Axt7wm1mkjlP9XEAsIjLQwx.?p=hutan&fr=chr-greentree_gc&fr2=piv-web

Page 21: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

BAHAN AJAR Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH ) Kelas / Semester : IX/ Genap Alokasi Waktu : 1 x 35 menit Standar Kompetensi : 10. Memahami bencana alam dan penyebab terjadinya bencana alam Kompetensi Dasar : 10.1 Mengidentifikasi kegiatan manusia/ masyarakat di daerahnya

masing-masing yang dapat menimbulkan bencana alam. Indikator : Siswa dapat mengidentifikasi kegiatan manusia/ masyarakat di

daerahnya masing-masing yang dapat menimbulkan bencana alam. Tujuan : Siswa dapat menggali informasi tentang bencana alam

BAB X

BENCANA ALAM A. Pengantar

Bencana alam adalah salah satu bagian peristiwa alam yang mengakibatkan kerugian besar pada kehidupan manusia. Bencana alam pada dasarnya disebabkan oleh peristiwa fisik misalnya letusan gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor, badai dan aktivitas manusia. Beberapa contoh peristiwa bencana alam yang disebabkan manusia adalah banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, penggundulan hutan, dan lain sebagainya.

B. Kejadian Bencana Lokal

Fenomena Lumpur lapindo yang terjadi di Sidoarjo Jawa Timur juga terjadi di Talang Jimar , kecamatan Gelumbang, kab. Muara Enim pada tahun 2010 yang merupakan salah satu bencana alam yang disebabkan manusia. Kejadian bencana Lumpur panas itu disebabkan oleh kelebihan muatan pada sumur injeksi dari perusahaan pertambangan minyak. Kecerobohan pihak pengusaha tertentu dalam memanfaatkan sumberdaya alam rupanya menjadi pemicu terjadinya bencana tersebut.

Gambar 10.1 Sebagian Sudut Tempat Terdampak Lumpur Lapindo Sidoarjo

(Sumber: http://www.flickr.com/photos/jrki/242355444/)

Kejadian bencana alam akibat aktivitas manusia diantaranya banjir. Banjir yang sering melanda kecamatan Gunung Megang, kab. Muara Enim pada saat musim hujan merupakan dampak dari berkurangnya hutan di daerah hulu sungai Enim dan sungai Lematang. Meluasnya daerah pemukiman, perkebunan dan hutan industri di daerah hulu sungai merupakan penyebab terjadinya banjir.

Pada tanggal 26 Februari 2012 terjadi angin puting beliung di desa Kepur kab. Muara Enim. Akibat kejadian tersebut banyak rumah yang mengalami kerusakan terutama di bagian atap. Tidak ada korban jiwa namun warga mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.

Gambar 10.2 Salah Satu Dampak Akibat Bencana Puting Beliung

Page 22: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

Tanah longsor juga merupakan salah satu bentuk bencana alam akibat perilaku manusia. Pada tanggal tahun 2009 telah terjadi tanah longsor di Desa Semendo, Kabupaten Muara Enim. Peristiwa longsor sebenarnya dipicu oleh faktor alam dan faktor manusia. Apabila material yang longsor didominasi oleh tanah maka penggundulan hutan dan pemotongan bukit menjadi faktor pemicunya.

Gambar 10.3 Lokasi yang Menunjukkan Tanah Longsor

C. Kegiatan Manusia Penyebab Terjadinya Bencana Beberapa kegiatan manusia yang dapat menyebabkan terjadinya bencana alam banjir dan tanah longsor teridentifikasi sebagai berikut: 1. Menyalahgunakan peruntukan kawasan. Banyak lahan tangkapan air yang kini mengalami

pembukaan, sehingga banyak perluasan lahan terbuka. 2. Kebiasaan membuang sampah di sungai atau selokan oleh masyarakat. Keberadaan tumpukan

sampah di pinggir dan di badan sungai akan mengambat laju air yang mengalir ke selokan dan sungai.

3. Ketidaksesuaian antara kapasitas tampungan sungai dengan limpasan air yang masuk ke sungai menjadi faktor penyebab banjir.

4. Keleluasaan pemberian ijin bangunan pada kawasan konservatif, daerah sempadan sungai dan menyalahi tata ruang wilayah atau kota.

5. Pembukaan kawasan lereng yang sangat hutan menjadi kawasan pertanian dan hunian. Jika hal ini dibiarkan maka terjadi tanah longsor.

Beberapa pemecahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya

bencana alam banjir dan tanah longsor adalah sebagai berikut: 1. mengurangi dilakukannya eksploitasi hutan, 2. tindakan yang tegas terhadap pembukaan area untuk kegiatan apapun di kawasan konservasi atau

hutan lindung, 3. melakukan penghijauan yang intensif pada kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan yang

teridentifikasi sebagai lahan kritis, 4. mengambil tindakan dan sangsi yang tegas terhadap perusahaan yang mengabaikan reklamasi dan

revegetasi, 5. memperketat pemberian ijin bangunan yang akan didirikan di atas lahan yang tidak sesuai dengan

tata ruang wilayah dan ruang kota, 6. harus ada sanksi tegas bagi masyarakat yang membuang sampah di sungai-sungai, 7. melakukan kampanye besar-besaran pelestarian lingkungan, seperti:

a) Penyebaran leaflet himbauan untuk tidak membakar hutan dan lahan, serta pelestarian hutan tropis,

b) Penyebaran VCD dampak kerusakan lingkungan terhadap manusia dan lingkungannya. Daftar Pustaka:

Buku Paket PLH Jilid 3 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.

http://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=A0S0uPCPkjlPMlkALC7NQwx.?p=bencana+alam&fr=chr-greentree_gc&ei=utf-8&n=30&x=wrt&y=Cari

Page 23: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

BAHAN AJAR Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH ) Kelas / Semester : IX/ Ganjil Alokasi Waktu : 1 x 35 menit Standar Kompetensi : 5.B. Mengenal ekosistem pesisir dan laut, pencemaran dan dampak

yang ditimbulkan, serta cara pemeliharaannya Kompetensi Dasar : 5.B.1 Menjelaskan dampak pencemaran laut bagi biota laut dan

terumbu karang 5.B.2 Mengidentifikasi dampak pencemaran laut dari aspek sosial dan

ekonomi 5.B.3 Menjelaskan peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam

pemeliharaan lingkungan pesisir dan laut 5.B.4 Menjelaskan kebijakan/pengaturan yang terkait dengan

pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran laut 5.B.5 Sebagai individu menyebutkan tindakan-tindakan yang dapat

turut serta memelihara pesisir laut Indikator : Siswa dapat

Menjelaskan dampak pencemaran laut bagi biota laut dan terumbu karang

Mengidentifikasi dampak pencemaran laut dari aspek sosial dan ekonomi

Menjelaskan peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan pesisir dan laut

Menjelaskan kebijakan/pengaturan yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran laut

Sebagai individu menyebutkan tindakan-tindakan yang dapat turut serta memelihara pesisir laut

Tujuan : Siswa dapat menggali informasi tentang pesisir dan laut

BAB V.B PESISIR DAN LAUT

A. Pencemaran Laut

Sumberdaya di pesisir laut yang paling terdegradasi adalah terumbu karang dan hutan mangrove

Menurut Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1999, pengertian pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya.

Pencemaran oleh limbah pabrik-pabrik mengakibatkan kerugian cukup besar bagi nelayan. Laut tak lagi jernih dengan aneka hasilnya yang kian menyusut. Aktivitas di laut yang mengancam terumbu karang antara lain pencemaran dari pelabuhan, tumpahan minyak, pembuangan bangkai kapal, pembuangan sampah dari atas kapal, dan akibat langsung dari pelemparan jangkar kapal.

Salah satu bahan pencemaran laut yang utama adalah kebocoran tanker minyak. Dampak yang ditimbulkan oleh minyak tersebut sangat berbahaya bagi biota laut baik di jangka pendek maupun jangka panjang. Jangka Pendek, masuknya molekul-molekul hidrokarbon minyak ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak. Minyak dapat menyebabkan kematian pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbondioksida dan keracunan bahan berbahaya lainnya. Jangka Panjang, terutama bagi biota laut yang masih muda. Minyak dalam laut dapat termakan oleh biota-biota tersebut. Sebagian senyawa minyak dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein.Pencemaran laut juga berdampak bagi terumbu karang. Indonesia memiliki 10% terumbu karang dunia. Terumbu karang bermanfaat sebagai penyangga daerah pantai. terumbu karang juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pantai. selain itu, terumbu karang juga berfungsi sebagai kawasan wisata, bahan baku kosmetik dan obat-obatan.Terumbu karang atau koral seluas 75 ribu kilometer persegi yang merupakan rumah-rumah ikan di perairan Indonesia kini rusak parah akibat tangan-tangan manusia tak bertanggung jawab. Penyebabnya adalah penangkapan ikan menggunakan bom dan pencabutan terumbu karang untuk

Page 24: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

hiasan aquarium. Padahal, keberadaan terumbu karang dapat mengurangi efek rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global dan meningginya permukaan laut. Semakin menipis koral, semakin panas pula suhu bumi.

Bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat terutama para nelayan, pencemaran laut sangat berdampak negatif. Hal ini dikarenakan hasil laut seperti ikan, udang, kerang hijau,dll semakin menurun. Penurunan hasil laut ini diakibatkan oleh maraknya pembuangan limbah ke laut.

Penyebab kerusakan pantai lebih banyak karena ulah manusia seperti perusakan karang pantai, penebangan bakau, penambangan pasir, serta bangunan yang melewati garis pantai. Selain itu penggalian karang menyebabkan pertambahan kedalaman perairan dangkal yang semula berfungsi meredam energi gelombang, akibatnya gelombang sampai ke pantai dengan energi yang cukup besar.

B. Pemeliharaan Lingkungan Pesisir dan Laut

Pemeliharaan lingkungan pesisir laut sangat diperlukan. Perlindungan mutu laut adalah setiap

upaya atau kegiatan yang dilakukan agar mutu laut tetap baik. Pengendalian pencemaran dan/atau perusakan laut adalah setiap upaya atau kegiatan pencegahan dan/atau penanggulangan dan/atau pemulihan pencemaran dan/atau perusakan laut. Pengaturan yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran laut adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 1999.

Upaya manusia dalam penanggulangan pantai yang rusak ada beberapa metode disesuaikan dengan karakter dan sifat gelombang yang menerjang pantai, metode penanggulangan abrasi pantai seperti pemecah gelombang sejajar garis pantai (detached beakwater), struktur pemotong arus-sejajar-pantai tegak lurus garis pantai (groin), dan pembangunan dinding laut (seawall) telah banyak diaplikasikan dalam berbagai kasus erosi pantai di Indonesia.

Gambar 5.3 Upaya Penanggulangan Pantai yang Rusak (Sumber: www.imred.org/files/penanaman.jpg)

Daftar Pustaka: Buku Paket PLH Jilid 3 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian Lingkungan

Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009. http://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=A0S0uPByjzlPAlYAT7DNQwx.?p=laut+dan+pes

isir,+hutan+bakau&fr=chr-greentree_gc&ei=utf-8&n=30&x=wrt&y=Cari

Page 25: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

BAHAN AJAR Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH ) Kelas / Semester : IX/ Ganjil Alokasi Waktu : 1 x 35 menit Standar Kompetensi : 5.A. Mengenal ekosistem sungai dan danau, pencemaran dan dampak

yang ditimbulkan, serta cara pemeliharaannya Kompetensi Dasar : 5.A.1 Menjelaskan dampak pencemaran sungai dan danau

5.A.2 Mengidentif ikasi dampak pencemaran sungai dan danau 5.A.3 Menjelaskan peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam

pemeliharaan lingkungan sungai dan danau 5.A.4 Menjelaskan peraturan yang terkait dengan pencegahan dan

pengendalian kerusakan dan pencemaran sungai dan danau 5.A.5 Menyebutkan tindakan-tindakan dalam memelihara lingkungan

sungai dan danau. Indikator : Siswa dapat

Menjelaskan dampak pencemaran sungai dan danau Mengidentif ikasi dampak pencemaran sungai dan danau Menjelaskan peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam

pemeliharaan lingkungan sungai dan danau Menjelaskan peraturan yang terkait dengan pencegahan dan

pengendalian kerusakan dan pencemaran sungai dan danau Menyebutkan tindakan-tindakan dalam memelihara lingkungan

sungai dan danau. Tujuan : Siswa dapat menggali informasi tentang sungai dan danau

BAB V.A

SUNGAI DAN DANAU

A. Pencemaran Sungai dan Danau

Pencemaran sungai dapat disebabkan oleh berbagai hal dan dapat memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak terhadap seluruh ekosistem. Limbah industri seperti logam berat, toksik organik, minyak, nutrien dan padatan yang dibuang ke sungai dapat menguramgi oksigen dalam air sehingga menganggu keseimbangan ekosistem. B. Pengelolaan dan Pemeliharaan Sungai dan Danau

Pengelolaan sungai, danau dan waduk adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau

dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air dan pengendalian daya rusak air agar terciptanya konservasi sumber daya air. Konservasi sumberdaya air sendiri adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mahluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.

Tujuan pengelolaan sungai, danau dan waduk untuk konservasi sumber daya air adalah upaya pencegahan banjir dan kekeringan, pencegahan erosi dan sedimentasi, pencegahan kerusakan bantaran sungai, pencegahan tercemarnya sumber air, dan juga untuk menghindari konflik dan degradasi sumber daya alam dan lingkungan.

Pemeliharaan sungai pada dasarnya bertujuan untuk mempertahankan kapasitas alir dan kapasitas tampung dari semua sistem tata air sungai yang berada di daerah pengaliran sungai seperti sungai, situ, waduk, saluran drainase beserta semua bangunan air yang terdapat pada sistem tersebut. Pemeliharaan sungai dibagi dalam dua bagian besar, yang pertama ialah pemeliharaan terhadap bangunan pengendali banjir yaitu bangunan yang berfungsi untuk pengaturan aliran air. Pemeliharaan terhadap bangunan pengatur aliran seperti bendung, pintu air, pengarah arus, dan lain-lain dimaksudkan agar bangunan tersebut dapat berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Sebagai contoh kasus terjadinya banjir akibat kerusakan pintu air dari pemukiman yang telah diproteksi dengan

Page 26: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

tanggul. Semula tanggul dimaksudkan untuk menghindari limpasan air sungai akan tetapi pada saat banjir justru pintu air tersebut menjadi jalan masuknya air dari sungai karena tidak dapat berfungsi dengan baik akibat kurangnya pemeliharaan. Pemeliharaan terhadap bangunan pengaturan air perlu dilaksanakan secara rutin agar dapat siap berfungsi pada saat diperlukan. Pemeliharaan bangunan pengendali banjir dapat dilakukan oleh Dinas yang terkait atau melibatkan partisipasi masyarakat yang berada di daerah permukiman.

(a) (b) (c)

Gambar 5.A.1 (a) Pintu air sebagai pengendali banjir, (b) DAS di tengah pusat kota, (c) membersihkan sungai dari sampah

Kedua, pemeliharaan saluran pengendali banjir atau saluran drainase untuk mempertahankan kapasitas alir dan tampung sungai-sungai dan atau saluran drainase sebagai satu kesatuan sistem dengan bangunan pengendali banjir. Seperti yang diuraikan di atas berkurangnya kapasitas alur dan tampung disebabkan oleh tumbuhnya pemukiman liar di bantaran sungai, pengendapan sampah, dan sedimen hasil erosi di hilir.

Daftar Pustaka:

Buku Paket PLH Jilid 3 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.

http://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=A0S0uD9oTGFPyxkAzKbNQwx.?p=penghijauan+di+tepi+sungai&fr=chr-greentree_gc&ei=utf-8&n=30&x=wrt&y=Cari

http://ts1.mm.bing.net/images/thumbnail.aspx?q=4511429858952748&id=7ad89f8329e1f32ded4348b54829495a&index=newexp

Page 27: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

BAHAN AJAR

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI MUATAN LOKAL

SMPN 5 MUARA ENIM KELAS VII

DISUSUN OLEH JANTI RESPATI EKOYANI, S.Pd

NIP. 19780119 200801 2 003

Page 28: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

BAHAN AJAR

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI MUATAN LOKAL

SMPN 5 MUARA ENIM KELAS VIII

DISUSUN OLEH JANTI RESPATI EKOYANI, S.Pd

NIP. 19780119 200801 2 003

Page 29: Bahan ajar plh 9

Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd

\

BAHAN AJAR

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI MUATAN LOKAL

SMPN 5 MUARA ENIM KELAS IX

DISUSUN OLEH JANTI RESPATI EKOYANI, S.Pd

NIP. 19780119 200801 2 003