BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN...

33
BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL 1

Transcript of BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN...

Page 1: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

1

Page 2: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

2

BAHAN AJAR

PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

Pengarah:

Kepala PP PAUD Dan DIKMAS Jawa Barat

Dr. Muhammad Hasbi, S.Sos.,M.Pd

Penanggungjawab

Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya

Dr. Hj. Uum Suminar, M.Pd

Penyusun

Euis Laelasari, M.Pd

Ami Rahmawati, SS

Kontributor

Babinsa Kecamatan Lembang, Babinsa Kecamatan Kadanghaur, Babinsa Kecamatan

Losarang, Banbinsa Kecamatan Pangandaran, Banbinsa Kecamatan Sidamulih, Babinsa

Kecamatan Cijulang, Babinsa Kecamatan Cimerak

Bhabinkamtibmas Kecamatan Lembang, Bhabinkamtibmas Kecamatan Kadanghaur,

Bhabinkamtibmas Kecamatan Losarang, Bhabinkamtibmas Kecamatan Pangandaran,

Bhabinkamtibmas Kecamatan Sidamulih, Bhabinkamtibmas Kecamatan Cijulang,

Bhabinkamtibmas Kecamatan Cimerak

Tata Letak dan Desain Sampul

Kamilludin Mustofa

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

(PP-PAUD dan DIKMAS) Jawa Barat

2017

Page 3: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

i

KATA PENGANTAR

Pentaloka Penguatan Sistem Pendataan Sasaran PNFI melalui Peran Tripides bertujuan

untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam melaksanakan

pendataan PNFI. Pengembangan tahun pertama, Pendataan diarahkan pada pendataan

ATS, sehingga perangkat pendataan yang dikembangkan khusus untuk pendataan ATS.

Hasil pendataan ATS ini digunakan untuk pemetaaan sasaran Pendidikan Kesetaraan

dan Pendidikan Kursus dan Pelatihan.

Pentaloka Penguatan Sistem Pendataan Sasaran PNFI melalui Peran Tripides, diharapkan

mampu mensinergikan unsur tiga pimpinan desa, yaitu Babinsa, Bhabinkamtibmas dan

Kepala Desa. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dikembangkan bahan ajar yang

meliputi: 1) Kebijakan Daerah Tentang Pembangunan Pendidikan Nonformal dan

Informal serta Peran Babinsa dan Bhabinkamtibmas, 2) Pengenalan Pendidikan

Nonformal dan Informal, 3) Peran Tripides dalam Pendataan PNFI dan 4) Pendataan

Potensi Penyelenggaraan PNFI.

Keempat materi ini diharapkan dapat membantu memberikan pemahaman terhadap

Pendidikan Nonformal dan Informal sehingga masing-masing unsur mampu berperan

aktif dan memahami data yang harus diperoleh dalam pendataan sasaran PNFI. Dan

data yang diperoleh mampu memberikan alternatif pengembangan sumber daya

manusia sesuai kebutuhan. Semoga bermanfaat.

Lembang, November 2017

Dr. Muhammad Hasbi, S.Sos. M.Pd

NIP. 197306231993031001

Page 4: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Tujuan ........................................................................................................ 2

C. Manfaat ...................................................................................................... 2

BAB II KONSEP PENDIDIKAN NON FORMAL .............................................................. 3

A. Pengertian Pendidikan Nonformal ............................................................... 3

B. Tujuan Pendidikan Nonformal .................................................................... 3

C. Fungsi Pendidikan Nonformal ...................................................................... 3

D. Jenis-jenis Pendidikan Nonformal ................................................................ 4

E. Satuan Pendidikan Penyelenggara Pendidikan Nonformal .......................... 4

BAB III JENIS-JENIS PENDIDIKAN NON FORMAL ........................................................ 5

A. Pendidikan Anak Usia Dini .......................................................................... 5

B. Pendidikan Keaksaraan ............................................................................... 7

C. Pendidikan Kesetaraan ............................................................................... 11

D. Pendidikan Kursus ....................................................................................... 15

E. Pendidikan Keluarga .................................................................................... 18

F. Taman Baca Masyarakat .............................................................................. 24

BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 26 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 27

Page 5: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan

satu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

selanjutnya disingkat sebagai UU Sisdiknas 20/2003.

Pendidikan nasional harus menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan

mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Peningkatan relevansi

pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan

kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia indonesia.

Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melelui penerapan manajemen

berbasis masyarakat dan otonomi dan otonomi perguruan tinggi serta pembaharuan

pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, transparan, demokratis, dan

berkesinambungan.

Menurut UU Sisdiknas 2003, pendidikan dilakukan melalui 3 (tiga) jalur, yaitu jalur

pendidikan formal, nonformal, dan informal. Jalur pendidikan formal terdiri dari PAUD

(TK/ RA) pendidikan dasar (SD/MI), pendidikan menengah (SMP/ MTs dan SMA/ MA)),

dan pendidikan tinggi. Kemudian jalur pendidikan nonformal (PNF) meliputi pendidikan

kecakapan hidup, PAUD, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan

perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keluarga, pendidikan keterampilan dan

pelatihan kerja/ kursus, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan

untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Dan pendidikan informal, yaitu

semua pendidikan yang diselenggarakan di keluarga dan lingkungan.

Pendidikan nonformal sebagai salah satu bentuk layanan pendidikan memiliki peranan

penting dalam mendukung pendidikan sepanjang hayat sehingga keberadaannya sangat

dibutuhkan oleh masyarakat. Apalagi dengan masih tingginya angka buta huruf, angka

putus sekolah/ putus lanjut, angka pengangguran, angka anak usia dini yang tidak

mengikuti pendidikan di lembaga PAUD, serta kurangnya minat baca warga masyarakat

karena berbagai alasan, maka keberadaan pendidikan nonformal dirasakan dapat

Page 6: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

2

menjadi pendidikan alternatif yang cukup krusial untuk mengatasi permasalahan ini.

Namun yang menjadi persoalan saat ini, pemahaman masyarakat terhadap pendidikan

nonformal, baik dari segi fungsi, manfaat, maupun cara penyelenggaraannya, masih

sangat kurang. Untuk itu diperlukan sosialisasi yang menyeluruh dan

berkesinambungan kepada seluruh komponen masyarakat sehingga semuanya dapat

terlibat dalam memfungsikan pendidikan nonformal ini. Dengan demikian keberadaan

pendidikan nonformal dapat memberikan dampak positif bagi pemenuhan kebutuhan

pendidikan masyarakat. Hal ini sejalan dengan kebijakan pembangunan pendidikan

Nasional diarahkan untuk mewujudkan pendidikan yg berkeadilan,bermutu dan relevan

dgn kebutuhan masyarakat.

Upaya mewujudkan tujuan tersebut maka dlm menyelenggarakan pendidikan nasional

bertumpu pada 5 misi pendidikan :

1. Ketersedian berbagai program layanan pendidikan

2. Biaya pendidikan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat

3. Semakin berkualitasnya setiap jenis dan jenjang pendidikan

4. Tanpa adanya perbedaan layanan pendidikan dtinjau dari berbagai segi

5. Jaminan lulusan untuk melanjutkan dan keselarasan dengan dunia kerja

B. TUJUAN

Tujuan dari bahan ajar ini yaitu untuk mengenalkan pendidikan nonformal kepada

peserta pentaloka sehingga memiliki pemahaman dan kepedulian akan pentingnya

pendidikan nonformal dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia.

C. MANFAAT

1. Peserta pentaloka memiliki pemahaman tentang konsep pendidikan nonformal

2. Peserta pentaloka memiliki pemahaman tentang lembaga pendidikan nonformal,

yang meliputi: Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Kesetaraan,

Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan Keluarga, dan Taman Bacaan Masyarakat

(TBM)

3. Peserta pentaloka dapat berpartisipasi dan berkontribusi dalam penyelenggaraan

pendidikan nonformal

Page 7: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

3

BAB II

KONSEP PENDIDIKAN NONFORMAL

A. Pengertian Pendidikan Nonformal

Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang diperkuat dengan terbitnya

peraturan pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan, khususnya Pasal 1 ayat 31 menyebutkan bahwa Pendidikan Nonformal

adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara

terstruktur dan berjenjang.

B. Tujuan Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal sebagai subsistem dari sistem pendidikan nasional,

diselenggarakan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat, bertujuan untuk:

1. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan

3. Mempertinggi budi pekerti

4. Memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta

tanah air

5. Menumbuhkan manusia - manusia pembangunan yang dapat membangun

dirinya sendiri, serta bersama - sama bertanggung jawab atas pembangunan

bangsa.

C. Fungsi Pendidikan Nonformal

1) Pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengganti, artinya apabila warga

masyarakat tidak memiliki akses terhadap satuan pendidikan formal atau putus

sekolah (DO) dari pendidikan formal, maka ia dapat mengikuti pendidikan melalui

jalur nonformal

2) Pendidikan nonformal berfungsi sebagai penambah pada pendidikan formal,

artinya apabila pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh peserta

didik pada satuan pendidikan formal dirasa belum memadai maka ia dapat

menambahnya melalui pendidikan nonformal

Misalnya: bimbingan belajar, les privat

3) Pendidikan nonformal berfungsi sebagai pelengkap, apabila peserta didik pada

satuan pendidikan formal merasa perlu untuk menambah pengetahuan,

keterampilan, dan sikap melalui jalur pendidikan nonformal.

Misalnya: kursus komputer, bahasa asing, kursus kepribadian

Page 8: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

4

D. Jenis-Jenis Pendidikan Nonformal

Jenis pendidikan nonformal meliputi:

1. Pendidikan kecakapan hidup (PKH)

2. Pendidikan Anak Usia Dini (Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, SPS)

3. Pendidikan kepemudaan

4. Pendidikan pemberdayaan perempuan

5. Pendidikan keaksaraan

6. Pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja/ kursus

7. Pendidikan kesetaraan meliputi Paket A setara SD/ MI, Paket B setara SMP/ MTs,

Paket C setara SMA/ MA, dan Paket C Kejuruan setara SMK/ MAK,

8. Serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan

peserta didik.

E. Satuan Pendidikan Penyelenggara Pendidikan Nonformal

Satuan pendidikan yang menjadi tempat penyelenggaraan pendidikan nonformal

terdiri dari:

1. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

2. Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP)

3. Kelompok Belajar

4. Majelis Taklim

5. Lembaga PAUD Nonformal.

Page 9: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

5

BAB III

JENIS-JENIS PENDIDIKAN NONFORMAL

A. PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Secara umum pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan kepada anak sejak lahir sampai

berusia enam tahun. Pendapat lain menyatakan pendidikan anak usia dini

merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan anak

usia dini yang pada hakekatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan

tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara

menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian

anak.

Jadi, PAUD adalah upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan

memberikan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan

keterampilan pada anak (kompetensi).

2. Tujuan dan Ruang Lingkup PAUD

a. Tujuan PAUD, pada umumnya adalah mengembangkan berbagai potensi anak

sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Tujuan PAUD antara lain adalah: 1) Kesiapan anak memasuki

pendidikan lebih lanjut; 2) Mengurangi angka mengulang kelas; 3)

Mengurangi angka putus sekolah (DO); 4) Mempercepat pencapaian wajib

belajar Pendidikan Dasar 9 tahun; 5) Meningkatkan Mutu Pendidikan; 6)

Mengurangi angka buta huruf muda, 7) Memperbaiki derajat kesehatan & gizi

anak usia dini; dan 8) Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Selain tujuan tersebut, menurut UNESCO (2005) tujuan PAUD antara lain

didasarkan pada beberapa alasan:

1) Alasan Pendidikan: PAUD merupakan pondasi awal dalam meningkatkan

kemampuan anak untuk menyelesaikan pendidikan lebih tinggi,

menurunkan angka mengulang kelas dan angka putus sekolah.

2) Alasan Ekonomi: PAUD merupakan investasi yang menguntungkan baik

bagi keluarga maupun pemerintah

3) Alasan sosial: PAUD merupakan salah satu upaya untuk menghentikan

roda kemiskinan

4) Alasan Hak/Hukum: PAUD merupakan hak setiap anak untuk memperoleh

pendidikan yang dijamin oleh undang-undang.

Page 10: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

6

Layanan PAUD juga bertujuan untuk membangun landasan bagi

berkembangnya potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis,

kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab.

Melalui layanan PAUD, anak diharapkan dapat mengembangkan segenap

potensi yang dimilikinya antara lain: moral agama, kognitif, sosial-emosional

dan kemandirian, bahasa, motorik kasar dan motorik halus, seni kreativitas;

serta memiliki motivasi dan sikap belajar yang positif sesuai dengan

kebutuhan dan tingkat perkembangannya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan PAUD adalah untuk

mengembangkan seluruh potensi anak (the whole child) agar kelak dapat

berfungsi sebagai manusia yang utuh sesuai dengan falsafah suatu bangsa.

b. Ruang Lingkup PAUD

Satuan Layanan PAUD, Pendidikan Anak usia dini diselenggarakan sebelum

jenjang pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan

melalui jalur pendidkan formal, nonformal, dan/atau informal.

Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal diselenggarakan pada

Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang

sederajat, rentang usia anak 4 – 6 tahun.

Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal diselenggarakan pada

Kelompok Bermain (KB) rentang usia anak 2 – 4 tahun, Taman Penitipan Anak

(TPA) rentang usia anak 3 bulan – 2 tahun, atau bentuk lain yang sederajat

(Satuan PAUD Sejenis/SPS) rentang usia anak 4 – 6 tahun. Pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan informal diselenggarakan pad pendidikan keluarga

atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, bagi orangtua yang

mempunyai anak usia 0 – 6 tahun.

Page 11: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

7

B. PENDIDIKAN KEAKSARAAN

Pendidikan Keaksaraan terdiri dari Pendidikan Keaksaraan Dasar (KF) dan Keaksaraan

Lanjutan (KUM dan Multikeaskaraan)

1) Pendidikan Keaksaraan Dasar

a. Pengertian Pendidikan Keaksaraan Dasar

Pendidikan keaksaraan dasar adalah layanan pendidikan pada warga

masyarakat buta aksara latin agar memiliki kemampuan membaca, menulis,

dan berhitung, Berbahasa Indonesia, dan menganalisa sehingga memberikan

peluang untuk aktualisasi potensi diri.

b. Tujuan Pendidikan Keaksaraan Dasar

1) Memberikan layanan kepada penduduk buta aksara usia 15-59 tahun,

prioritas usia 45 tahun ke atas untuk memperoleh pendidikan keaksaraan

dasar agar memiliki kemampuan membaca, menulis, dan berhitung,

Berbahasa Indonesia, dan menganalisa sehingga memberikan peluang

untuk aktualisasi potensi diri sesuai dengan standar kompetensi lulusan

pendidikan keaksaraan dasar.

2) Memperluas akses penyelenggaraan pendidikan keaksaraan dasar bagi

orang dewasa.

3) Memberikan peluang kepada satuan pendidikan nonformal, formal,

yayasan, dan organisasi lainnya untuk menyelenggarakan program

pendidikan keaksaraan dasar.

c. Penyelenggara Pendidikan Keaksaraan Dasar

Adapun lembaga yang dapat menyelenggarakan bantuan operasional

penyelenggaraan pendidikan keaksaraan dasar antara lain:

1. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) diutamakan yang memiliki

Nomor Induk Lembaga (NILEM).

2. Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Satuan Pendidikan

3. Kelompok Belajar (Kejar)

4. Yayasan atau organisasi lain yang bergerak di bidang pendidikan.

d. Peserta Didik Pendidikan Keaksaraan Dasar

Peserta didik program pendidikan keaksaraan dasar adalah penduduk buta

aksara, usia 15-59 tahun, prioritas 45 tahun ke atas.

e. Pendidik Pendidikan Keaksaraan Dasar

Pendidik/tutor pendidikan keaksaraan dasar adalah setiap orang yang

bersedia dan berkomitmen membantu membelajarkan peserta didik. tutor

pendidikan keaksaraan dipersyaratkan:

Page 12: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

8

1) Memiliki kompetensi keberaksaraan dan pengetahuan dasar tentang

substansi materi yang akan dibelajarkan.

2) Mampu mengelola pembelajaran dengan kaidah-kaidah pembelajaran

orang dewasa.

3) Pendidikan minimal SMA/sederajat (khusus tutor sebaya cukup memiliki

kemampuan baca tulis hitung dan bahasa Indonesia serta memiliki akses

ke lingkungan komunitas sasaran) 4. Bertempat tinggal di atau dekat

dengan lokasi pembelajaran.

4) Bertempat tinggal di atau dekat dengan lokasi pembelajaran.

f. Sarana dan prasarana

Sarana prasarana yang harus/wajib dimiliki sekurang-kurangnya memenuhi

persyaratan teknis baik dari segi jumlah maupun kualitasnya, diantaranya:

1) Sarana dan prasarana pembelajaran:

a) Tempat pembelajaran

b) Alat tulis

c) Modul atau bahan ajar lain

2) Sarana administrasi pembelajaran:

a) Buku induk peserta didik

b) Buku laporan perkembangan kemajuan dan hasil belajar peserta didik

3) Sarana administrasi keuangan:

Buku kas umum

4) Sarana administrasi umum:

Buku tamu

2. Keaksaraan Lanjutan

a. Pengertian Pendidikan Keaksaraan Lanjutan

Pendidikan Keaksaraan Lanjutan adalah layanan Pendidikan keaksaraan

yang menyelenggarakan pembelajaran bagi peserta didik yang telah

selesai melaksanakan pendidikan keaksaraan dasar dalam rangka

mengembangkan kompetensi bagi warga masyarakat pasca pendidikan

keaksaraan dasar.

b. Jenis-Jenis Pendidikan Keaksaraan Lanjutan

Pendidikan Keaksaraan Lanjutan terdiri atas:

a. Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM)

Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) adalah layanan

pendidikan keaksaraan yang menyelenggarakan pembelajaran bagi

peserta didik yang telah selesai melaksanakan pendidikan

keaksaraan usaha dasar dalam rangka mengembangkan kompetensi

Page 13: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

9

bagi warga masyarakat pasca keaksaraan dasar, yang menekankan

peningkatan keberaksaraan dan pengenalan kemampuan berusaha.

b. Pendidikan Multikeaksaraan

Pendidikan Multikeaksaraan merupakan pendidikan keaksaraan

yang menekankan peningkatan keberagaman keberaksaraan dalam

segala aspek kehidupan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat

untuk meningkatkan keterampilan profesi, pekerjaan atau

kemahiran yang dimiliki dan diminati peserta didik. Pendidikan

multikeaksaraan diarahkan sesuai dengan minat peserta didik

tentang wawasan keilmuan dan teknologi, kesehatan dan olahraga,

seni, budaya, atau politik dan kebangsaan, serta pekerjaan atau

profesi.

c. Tujuan Pendidikan Keaksaraan Lanjutan

1) Pendidikan keaksaraan usaha mandiri bertujuan untuk:

a) Memelihara dan mengembangkan keberaksaraan peserta didik

yang telah mengikuti dan/atau mencapai kompetensi keaksaraan

dasar.

b) Mengenalkan peserta didik pada kemampuan berusaha mandiri

c) Meningkatkan keberdayaan peserta didik melalui peningkatan

sikap, pengetahuan, dan keterampilan berusaha secara mandiri.

2) Pendidikan Multikeaksaraan bertujuan untuk:

a) Memelihara dan mengembangkan keberaksaraan peserta didik

yang telah mengikuti dan/atau mencapai kompetensi keaksaraan

dasar.

b) Meningkatkan keterampilan profesi, pekerjaan atau kemahiran

yang dimiliki dan diminati peserta didik

c) Meningkatkan keberdayaan peserta didik melalui peningkatan

sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diarahkan sesuai

dengan minat peserta didik tentang wawasan keilmuan dan

teknologi, kesehatan dan olahraga, seni, budaya, atau politik dan

kebangsaan, serta pekerjaan atau profesi.

d. Penyelenggara Pendidikan Keaksaraan Lanjutan

Lembaga yang menyelenggarakan pendidikan keaksaraan lanjutan adalah

lembaga yang telah menyelenggarakan pendidikan keaksaraan dasar.

Page 14: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

10

e. Peserta Didik Pendidikan Keaksaraan Lanjutan

Peserta didik dalam pendidikan keaksaraan lanjutan adalah penduduk

buta aksara usia 15-59 tahun, prioritas 45 tahun ke atas yang telah mencapai

kompetensi keaksaraan dasar serta memiliki Surat Keterangan Melek Aksara

(SUKMA) yang dikelola oleh lembaga satuan pendidikan.

f. Pendidik Pendidikan Keaksaraan Lanjutan

Pendidik/tutor adalah setiap orang yang mampu, bersedia dan

berkomitmen membantu membelajarkan peserta didik sedangkan

narasumber teknis (NST) adalah seseorang yang mempunyai kompetensi

dalam bidang usaha dan/atau keterampilan tertentu dan sanggup

membelajarkan peserta didik.

Persyaratan Tutor/Narasumber Teknis (NST) Keterampilan Pendidikan

Keaksaraan Lanjutan, yaitu:

1) Berpengalaman melaksanakan pembelajaran pendidikan keaksaraan

usaha mandiri;

2) Mampu mengelola pembelajaran dengan kaidah-kaidah pembelajaran

orang dewasa;

3) Berpendidikan minimal SMA/sederajat;

4) Memiliki kompetensi keaksaraan dan pengetahuan dasar tentang

substansi materi yang akan dibelajarkan;

5) Bertempat tinggal dekat dengan lokasi pembelajaran pembelajaran

dan atau menyesuaikan kondisi lapangan;

6) Khusus untuk NST, memiliki keterampilan teknis untuk mengajarkan

keterampilan yang dibutuhkan peserta didik.

g. Sarana Prasarana Pendidikan Keaksaraan Lanjutan

Sarana dan prasarana yang dimiliki sekurang-kurangnya memenuhi

persyaratan teknis baik dari segi jumlah maupun kualitasnya,

diantaranya:

1) Sarana dan prasarana pembelajaran:

a) Tempat pembelajaran;

b) Papan nama penyelenggaraan;

c) Papan tulis;

d) Alat tulis;

e) SKL, silabus, bahan ajar.

Page 15: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

11

2) Sarana administrasi pembelajaran yang perlu disediakan antara lain:

a) Buku induk peserta didik;

b) Daftar hadir peserta didik;

c) Daftar hadir tutor;

d) Buku rencana pembelajaran;

e) Buku laporan perkembangan kemajuan dan hasil belajar peserta

didik

f) Buku lain yang dibutuhkan

3) Sarana administrasi keuangan yang harus disediakan adalah buku kas

umum

4) Sarana administrasi umum:

a) Buku tamu

b) Buku inventaris

C. PENDIDIKAN KESETARAAN

1) Pengertian Pendidikan Kesetaraan

Pendidikan Kesetaraan adalah program pendidikan non formal yang

menyelenggarakan pendidikan yang setara SD/MI,SMP/MTs,SMA/MA serta SMK

yang mencakup program Paket A, Paket B, dan Paket C.

2) Tujuan Pendidikan Kesetaraan

a. Menyediakan layanan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal untuk

menjaring anak-anak yang putus sekolah di tingkat SD/MI, SMP/ MTs, dan SMA/ SMK/

MA untuk mensukseskan rintisan wajib belajar pendidikan dasar;

b. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap warga belajar sehingga

memiliki kemampuan yang setara dengan SD/MI, SMP/ MTs, dan SMA/ SMK/

MA;

c. Membekali dasar-dasar kecakapan hidup yang bermanfaat untuk mencari

nafkah atau berusaha mandiri (khusus Paket C)

d. Membekali pengetahuan, keterampilan, dan sikap warga belajar yang

memungkinkan lulusan program dapat meningkatkan pendidikannya ke jenjang

yang lebih tinggi, atau meningkatkan kariernya dalam pekerjaannya (khusus

Paket C).

3) Jenis-Jenis Pendidikan Kesetaraan

Berdasarkan penjelasanan pasal 17 dan pasal 18 Undang- undang Nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan

yang sederajat dengan SD/MI adalah Program seperti Paket A. Sederajat dengan

SMP/MTs adalah program seperti Paket B, sedangkan pendidikan yang sederajat

SMA/MA adalah Paket C.

Page 16: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

12

a. Program Paket A

Tingkatan 1 dengan derajat kompetensi awal setara dengan kelas III SD/MI.

Menekankan pada kemampuan literasi dan numerasi ( kemahirwacanaan

bahasa dan angka),sehingga peserta didik mampu berkomunikasi melalui teks

secara tertulis dan lisan, baik dalam bentuk huruf maupun angka.

Tingkatan 2 dengan derajat kompetensi dasar setara dengan kelas VI SD/MI,

menekan kan penguasaan fakta,konsep, dan data secara bertahap, sehingga

peserta didik mampu berkomunikasi melalui teks secara tertulis dan lisan

dengan menggunakan fenomena alam dan atau sosial sedrhana secara etis,

untuk memiliki keterampilan dasar dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-

hari dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

b. Program Paket B

Tingkatan 3 dengan derajat kompetensi Terampil 1 setara dengan kelas VIII

SMP/MTs, menekankan pada penguasaan dan penerapan konsep- konsep

abstrak secara lebih meluas dan berlatih meningkatkan keterampilan berpikir

dan bertindak logis dan etis, sehingga peserta didik mampu berkomunikasi

melalui teks secara tertulis dan lisan, serta memecahkan masalah dengan

menggunakan fenomena alam dan atau sosial yang lebih luas.

Tingkatan 4 dengan derajat kompetensi Terampil 2 setara dengan kelas IX

SMP/MTs, menekankan peningkatan ketarmpilan berpikir dan mengolah

informasi serta menrapkannya untuk menghasilkan karya sederhana yang

bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat sehingga peserta didik mampu

secara aktif mengekspresikan dan mengkomunikasikan karyanya melalui teks

lisan dan tertulis berdasrkan data informasi yang akurat secara etis, untuk

memenuhi tuntutan keterampilan dunia kerja sederhana dan dapat

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

c. Program Paket C

Tingkatan 5 dengan derajat komptensi Mahir 1 setara dengan kelas X

SMA/MA, diarahkan pada pencapaian dasar- dasar kompetensi akademik dan

menerapkannya untuk menghasilkan karya sehingga peserta didik mampu

mengkomunikasikan konsep- konsep secara lebih ilmiah dan etis serta

mempersiapkan diri untuk meampu bekerja mandiri dengan mengembangkan

kepribadian profesional.

Page 17: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

13

Tingkatan 6 dengan derajat kompetensi Mahir 2 setara dengan kelas XII

SMA/MA, diarahkan untuk pencapaian kemampuan akademik dan

ketaerampilan fungsional secara etis, sehingga peserta didik dapat bekerja

mandiri atau wirausaha, bersikap profesional, berpartisipasi aktif dan

produktif dalam kehidupan masyarakat,serta dapat melanjutkan pendidikan

ke jenjang yang lebih tinggi.

4) Peserta Didik Pendidikan Kesetaraan

a. Sasaran program Pendidikan Kesetaraan Paket A adalah warga negara Indonesia

yang ingin memperoleh pendidikan setara SD/MI, yaitu:

Putus sekolah di kelas IV, V, dan VI di tingkat SD/MI, dibuktikan dengan raport

terakhir;

Prioritas bagi anak usia sekolah;

Bersedia mengikuti proses pembelajaran dan pelatihan sampai akhir

program.

b. Peserta didik Paket B setara SMP/ MTs adalah warga masyarakat yang:

Lulus paket A/SD/MI (Madrasah Ibtidaiyah)

Belum menempuh pendidikan di SMP dengan prioritas pertama usia

13-15 tahun, prioritas kedua usia 16-18 tahun dan terakhir usia

dewasa.

Putus SMP/MTs (Madrasah Tsanawiyah).

Tidak dapat bersekolah karena tidak ada sekolah atau letak sekolah

tidak terjangkau, karena sudah terjun ke masyarakat, bekerja, atau

karena hal lain.

c. Peserta didik Paket C setara SMA/ SMK/ MA adalah warga masyarakat yang

ingin memperoleh pendidikan setara SMA/ SMK/ MA, yaitu:

Putus sekolah di kelas X, XI, dan XII di tingkat SMA/SMK/MA, dibuktikan

dengan raport terakhir;

Tamatan Paket B/SMP/MTs, prioritas bagi anak usia sekolah (< 21

tahun);

Bersedia mengikuti proses pembelajaran dan pelatihan sampai akhir

program.

5) Pendidik Pendidikan Kesetaraan

a. Kriteria Pendidik Paket A

1) memiliki kualifikasi/kompetensi akademik sesuai bidang studi atau mata

pelajaran yang dibelajarkan;

2) sehat jasmani dan rohani;

3) memiliki pengalaman dan kompetensi pembelajaran orang dewasa;

4) bersedia membelajarkan warga belajar sampai akhir program;

Page 18: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

14

5) diprioritaskan bagi yang telah mengikuti pelatihan tutor pendidikan

kesetaraan.

b. Kriteria Pendidik Paket B

1) memiliki kualifikasi/kompetensi akademik sesuai bidang studi atau mata

pelajaran yang dibelajarkan;

2) sehat jasmani dan rohani;

3) memiliki pengalaman dan kompetensi pembelajaran orang dewasa;

4) bersedia membelajarkan warga belajar sampai akhir program;

5) diprioritaskan bagi yang telah mengikuti pelatihan tutor pendidikan

kesetaraan.

c. Kriteria Pendidik Paket C

1) memiliki kualifikasi/kompetensi akademik sesuai bidang studi atau mata

pelajaran yang dibelajarkan;

2) sehat jasmani dan rohani;

3) memiliki pengalaman dan kompetensi pembelajaran orang dewasa;

4) bersedia membelajarkan warga belajar sampai akhir program;

5) diprioritaskan bagi yang telah mengikuti

6) Penyelenggara Pendidikan Kesetaraan

Lembaga penyelenggara program Pendidikan Kesetaraan adalah lembaga/organisasi

atau satuan pendidikan nonformal yang memiliki kemampuan dalam

menyelenggarakan program Pendidikan Kesetaraan seperti: pusat kegiatan belajar

masyarakat (PKBM), sanggar kegiatan belajar (SKB), lembaga kursus dan pelatihan,

kelompok belajar, rumah pintar, dan satuan pendidikan nonformal sejenis lainnya

yang yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Administratif

1) memiliki legalitas, berupa akte notaris pendirian lembaga, dan/atau ijin

operasional lembaga dari instansi berwenang;

2) memiliki rekening bank atas nama lembaga;

3) memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga;

4) memperoleh rekomendasi dari dinas pendidikan kabupaten/ kota setempat.

b. Substantif

1) memiliki sekretariat lembaga dengan alamat yang jelas;

2) memiliki susunan pengurus yang dilengkapi dengan uraian tugas;

3) mampu menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran/ pelatihan;

4) dapat menyediakan tutor/narasumber yang kompeten sesuai bidang studi

atau mata pelajaran yang dibelajarkan;

5) sanggup melaksanakan proses pembelajaran dan pelatihan bagi warga belajar

sesuai standar kompetensi yang ditentukan sampai dengan akhir program.

Page 19: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

15

7) Sarana dan Prasarana Pendidikan Kesetaraan

Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan program Pendidikan Kesetaraan

dan hasil yang ingin dicapai, lembaga penyelenggara program wajib menyediakan

sarana dan prasarana, yaitu:

a. ruangan untuk proses pembelajaran dan pelatihan beserta kelengkapannya;

b. alat dan bahan pembelajaran seperti: whiteboard/papan tulis, spidol/kapur, meja

dan kursi tutor, meja/kursi warga belajar, lemari buku, buku-buku pelajaran,

dan lain-lain;

c. media pembelajaran dan pendukung lainnya.

D. PENDIDIKAN KURSUS

1) Pengertian Pendidikan Kursus

Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan (2010) mendefinisikan ”kursus

sebagai proses pembelajaran tentang pengetahuan atau keterampilan yang

diselenggarakan dalam waktu singkat oleh suatu lembaga yang berorientasi pada

kebutuhan masyarakat dan dunia usaha/industri”.

Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal

26 ayat (5) menyatakan bahwa, Kursus dan pelatihan adalah satuan pendidikan

yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,

keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan diri,

mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kursus dan pelatihan mengandung dua konsep yang saling terkait. Kursus

mengacu kepada kepentingan individu yang belum bekerja, sehingga dapat

didefinisikan bahwa kursus merupakan kegiatan pengembangan secara

sistematik, sikap, pengetahuan, keterampilan, pola perilaku yang diperlukan oleh

individu untuk mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan dengan lebih baik.

Pelatihan mengacu pada kepentingan organisasi, dan dapat didefinisikan sebagai

prosedur formal yang dipergunakan oleh organisasi untuk memfasilitasi belajar

anggota-anggotanya sehingga hasilnya berupa perilaku mereka yang dapat

berkontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Page 20: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

16

2) Tujuan Pendidikan Kursus

Sejalan dengan Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 ayat 5,

maka kursus dan pelatihan diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan

bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk

mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, kepada masyarakat yang

membutuhkan.

3) Jenis Pendidikan Kursus

Jenis kursus ada 2 (dua), yaitu:

a. Kursus berbasis Keilmuan (akademik): bahasa asing, komputer, perpajakan,

akuntansi, dll

b. Kursus bersifat teknis praktis: menjahit, Tata Rias Pengantin, Tata Kecantikan

Rambut , Tata Kecantikan Kulit, otomotif, merangkai bunga, tata boga,

mengemudi, perhotelan, dll.

4) Peserta Didik Pendidikan Kursus

a. Menurut Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2013:

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan

jenis pendidikan tertentu.

b. Menurut (UU No. 20/2003 pasal 26 ayat (5): Kursus dan pelatihan

diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,

keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri,

mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

5. Pendidik Pendidikan Kursus

a. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian

kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. (UU

No.20 THN 2003, pasal 39 (2))

b. Pendidik adalah Tenaga Kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,

konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan

sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam

menyelenggarakan pendidikan. (UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 (BAB 1

Ketentuan umum).

Page 21: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

17

Kriteria Pendidik Kursus

Kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pendidik kursus:

a. Pendidik/ Instruktur kursus berbasis keilmuan, pendidikan minimal S1 atau

D4, memiliki sertifikat kompetensi keahlian dalam bidang yang relevan, dan

sertifikat instruktur.

b. Pendidik/ instruktur kursus bersifat teknis praktis, pendidikan minimal lulusan

SMA/ SMK/ MA/ Paket C dengan pengalaman minimal 3 tahun sebagai

pendidik dalam bidangnya.

c. Memiliki kompetensi:

1) Memahami karakter peserta didik

2) Mampu mengelola pembelajaran

3) Menguasai materi, metode, dan media pembelajaran, baik teori maupun

praktek, sesuai dengan jenis kursus yang diselenggarakan

4) Menciptakan situasi pembelajaran aktif, interaktif, komunikatif, efektif,

dan menyenangkan

5) Memiliki kepribadian yang baik

6) Mampu berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan

7) Mampu bekerja sama dengan semua pihak

6. Penyelenggara Pendidikan Kursus

Kursus dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan nonformal, yaitu:

a. Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP)

b. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

c. Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)

d. Penyelenggaraan Lembaga pemerintah desa

e. Lembaga lain yang sejenis.

7. Sarana dan Prasarana Pendidikan Kursus

a. Sarana pembelajaran adalah seluruh perangkat alat, bahan, dan perabot yang

secara langsung digunakan dalam proses pembelajaran. Sarana pembelajaran

yang harus tersedia tergantung dari jenis kursus yang diselenggarakan.

Contoh sarana prasarana untuk kursus Tata Busana (Menjahit):

1) meja dan kursi peserta didik

2) meja dan kursi pendidik dan pengelola

3) meja untuk memotong kain

4) papan tulis

5) lemari/ rak

6) bahan ajar (baik bahan ajar cetak maupun non cetak)

7) media pembelajaran/ alat peraga

8) alat pembelajaran (mesin jahit, mesin obras, gunting, meteran, benang,

jarum, pola, dll)

Page 22: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

18

b. Prasarana adalah semua fasilitas yang secara tidak langsung menunjang

jalannya proses pembelajaran/ kegiatan kursus.

Prasarana yang harus tersedia:

1) tempat parkir

2) ruang belajar teori

3) ruang belajar praktek

4) ruang kantor/tata usaha

5) ruang tamu

6) ruang pertemuan

7) mushola

8) ruang tunggu

9) kamar kecil

10) gudang, dll.

E. PENDIDIKAN KELUARGA

1. Pengertian Pendidikan Keluarga

Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang berlangsung di keluarga yang

dilaksanakan oleh orang tua dan satuan pendidikan sebagai tugas dan tanggung

jawabnya dalam mendidik anak/siswa. Pada pelaksanaannya pendidikan

keluarga diatur oleh Permendikbud nomor 30 tahun 2017 tentang Pelibatan

Keluarga. Pelibatan Keluarga adalah proses dan/atau cara keluarga untuk

berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan guna mencapai tujuan

pendidikan nasional.

2. Tujuan Pendidikan Keluarga

Tujuan Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan di Satuan PAUD

bertujuan untuk:

a. meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab bersama antara satuan

pendidikan, keluarga, dan masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan;

b. mendorong penguatan pendidikan karakter anak;

c. meningkatkan kepedulian keluarga terhadap pendidikan anak;

d. membangun sinergisitas antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat;

dan

e. mewujudkan lingkungan satuan pendidikan yang aman, nyaman, dan

menyenangkan.

Page 23: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

19

Pelibatan Keluarga dilakukan dengan prinsip:

a. persamaan hak;

b. semangat kebersamaan dengan berasaskan gotong-royong;

c. saling asah, asih, dan asuh; dan

d. mempertimbangkan kebutuhan dan aspirasi Anak.

3. Sasaran Pendidikan Keluarga

Sasaran Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan meliputi:

a. Satuan Pendidikan;

b. Komite Sekolah;

c. Keluarga; dan

d. Masyarakat.

4. Bentuk Pelibatan Keluarga pada Satuan Pendidikan

a. menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan;

b. mengikuti kelas Orang Tua/Wali;

c. menjadi narasumber dalam kegiatan di Satuan Pendidikan;

d. berperan aktif dalam kegiatan pentas kelas akhir tahun pembelajaran;

e. berpartisipasi dalam kegiatan kokurikuler, ekstra kurikuler, dan kegiatan lain

untuk pengembangan diri Anak;

f. bersedia menjadi aggota Komite Sekolah;

g. berperan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Komite Sekolah;

h. menjadi anggota tim pencegahan kekerasan di Satuan Pendidikan;

i. berperan aktif dalam kegiatan pencegahan pornografi, pornoaksi, dan

penyalahgunaan narkoba, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA); dan

j. memfasilitasi dan/atau berperan dalam kegiatan Penguatan Pendidikan

Karakter Anak di Satuan Pendidikan.

5. Bentuk Pelibatan Keluarga pada lingkungan Keluarga

a. menumbuhkan nilai-nilai karakter anak di lingkungan Keluarga;

b. memotivasi semangat belajar anak;

c. mendorong budaya literasi; dan

d. memfasilitasi kebutuhan belajar anak.

6. Pelibatan Keluarga dalam Masyarakat

a. mencegah peserta didik dari perbuatan yang melanggar peraturan Satuan

Pendidikan dan/atau yang menganggu ketertiban umum;

b. mencegah terjadinya tindak anarkis dan/atau perkelahian yang melibatkan

pelajar; dan

Page 24: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

20

c. mencegah terjadinya perbuatan pornografi, pornoaksi, dan penyalahgunaan

narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang melibatkan

peserta didik.

7. Peran dan Tanggung Jawab Satuan Pendidikan

a. melaksanakan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh

Kementerian;

b. mendukung program Pelibatan Keluarga di Satuan Pendidikan;

c. memprakarsai pelaksanaan Pelibatan Keluarga di Satuan Pendidikan; dan

d. memfasilitasi pelaksanaan Pelibatan Keluarga di Satuan Pendidikan.

8. Peran dan Tanggung Jawab Komite Sekolah

a. mendorong pelaksanaan Pelibatan Keluarga di Satuan Pendidikan;

b. mendukung pelaksanaan Pelibatan Keluarga; dan

c. mengkoordinasikan pelaksanaan Pelibatan Keluarga.

9. Peran dan Tanggung Jawab Pemerintah Daerah

a. menyusun kebijakan Pelibatan Keluarga berdasarkan norma, standar,

prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian;

b. mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan Pelibatan Keluarga di Satuan

Pendidikan dan Masyarakat;

c. memfasilitasi Satuan Pendidikan, Komite Sekolah, dan Masyarakat dalam

pelaksanaan Pelibatan Keluarga;

d. melaksanakan bimbingan teknis untuk mendukung kegiatan Pelibatan

Keluarga di Satuan Pendidikan; dan

e. melaksanakan supervisi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan Pelibatan

Keluarga di Satuan Pendidikan.

10. Peran dan Tanggung Jawab Kementerian

a. menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria;

b. mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan Pelibatan Keluarga;

c. memfasilitasi Pemerintah Daerah, Satuan Pendidikan, Komite Sekolah, dan

Masyarakat dalam pelaksanaan Pelibatan Keluarga;

d. melaksanakan bimbingan teknis untuk mendukung kegiatan Pelibatan

Keluarga di Satuan Pendidikan; dan

e. melakukan supervisi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan

Pelibatan Keluarga.

Page 25: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

21

11. Pembiayaan Kegiatan Pelibatan Keluarga dapat bersumber dari:

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

c. sumbangan;

d. bantuan; dan/atau

e. sumber pembiayaan lain yang sah dan tidak mengikat, sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

12. Model Kemitraan Dalam Pendidikan Keluarga

a. Pengertian Kemitraan

Kemitraan tri sentra pendidikan adalah upaya kerjasama antara keluarga,

satuan pendidikan, dan masyarakat yang berlandaskan pada azas gotong

royong, kesamaan kedudukan, saling percaya, saling menghormati, dan

kesediaan untuk berkorban dalam membangun ekosistem pendidikan yang

menumbuhkan karakter dan budaya prestasi peserta didik.

b. Tujuan Kemitraan

1. Tujuan Umum

Program kemitraan ini bertujuan untuk menjalin kerjasama dan

keselarasan program pendidikan di satuan pendidikan, keluarga, dan

masyarakat sebagai tri sentra pendidikan dalam membangun ekosistem

pendidikan yang kondusif untuk menumbuh kembangkan karakter dan

budaya berprestasi peserta didik.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus, berikut ini tujuan program kemitraan satuan pendidikan

dengan keluarga dan masyarakat untuk:

1) menguatkan jalinan kemitraan antara satuan pendidikan, keluarga,

dan masyarakat dalam mendukung lingkungan belajar yang dapat

mengembangkan potensi anak secara utuh;

2) meningkatkan keterlibatan orang tua/wali dalam mendukung

pendidikan anak di rumah dan di sekolah; dan

3) meningkatkan peran serta masyarakat dalam mendukung program

pendidikan di sekolah dan di masyarakat.

c. Model Kemitraan

Model kemitraan dikembangkan dengan mendayagunakan satuan

pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Secara operasional model ini dapat

dikembangkan atas dasar pendayagunaan potensi dan sumberdaya keluarga

dan masyarakat secara kolaboratif. Kemitraan dibangun atas dasar kebutuhan

anak sehingga orang tua/wali dan masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi

aktif dalam aktivitas yang berkaitan dengan sekolah.

Page 26: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

22

Model kemitraan melibatkan jejaring yang luas yang melibatkan peserta didik,

orang tua, guru, tenaga kependidikan, masyarakat, kalangan pengusaha, dan

organisasi mitra di bidang pendidikan. Model operasional kemitraan ini

dikembangkan dengan mendayagunakan semua potensi sumberdaya yang

dimiliki satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat secara kolaboratif.

d. Peran Pelaku Kemitraan

1) Satuan Pendidikan

Peran Satuan pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan satuan

pendidikan perlu melakukan sejumlah hal berikut:

a) melakukan analisis kebutuhan;

b) menyusun program tahunan pendidikan keluarga;

c) melakukan pertemuan dengan orang tua/wali peserta didik;

d) melaksanakan program pendidikan keluarga; dan

e) melakukan supervisi dan evaluasi.

Unsur-unsur yang memiliki peran utama dalam program pendidikan

keluarga di satuan pendidikan adalah:

a) Kepala Satuan pendidikan

1) Menetapkan kebijakan yang mendukung penyelenggaraan

program pendidikan keluarga;

2) Menyusun rancangan kegiatan program pendidikan keluarga;

3) Mengelola warga satuan pendidikan dan anggaran yang ada di

satuan pendidikan maupun dari pihak mitra untuk mendukung

pencapaian tujuan program;

4) Menjalin hubungan dengan keluarga dan masyarakat untuk

menunjang pelaksanaan program; dan

5) Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program

dengan melibatkan seluruh mitra.

b) Guru kelas

1) Mendukung kebijakan program pendidikan keluarga;

2) Menjadi fasilitator antara pihak sekolah dengan orang tua/ wali

peserta didik dan masyarakat;

3) Menjadi motivator dan inisiator dalam kegiatan pendidikan

karakter dan budaya prestasi bagi peserta didik; dan

4) Mengevaluasi pencapaian hasil program peserta didik yang

mencakup terbentuknya prestasi dan karakter.

Page 27: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

23

c) Komite Satuan pendidikan

1) Mendukung kebijakan program kemitraan yang telah ditetapkan

satuan pendidikan;

2) Memantau pelaksanaan program kemitraan yang telah dittapkan

bersama satuan pendidikan;

3) Memberi saran perbaikan atas pelaksanaan program kemitraan;

dan

4) Melakukan evaluasi program kemitraan yang telah dilaksanakan

di satuan pendidikan

d) Peran Orang Tua/Wali

1) Menciptakan lingkungan belajar di rumah yang menyenangkan

dan mendorong perkembangan budaya prestasi anak;

2) Menjalin interaksi dan komunikasi yang hangat dan penuh kasih

sayang dengan anak;

3) Memberikan motivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada

anak;

4) Menjalin hubungan dan komunikasi yang aktif dengan pihak

satuan pendidikan untuk menciptakan lingkungan belajar yang

kondusif;

5) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan

ekstrakurikuler yang dilakukan anak di satuan pendidikan; dan

6) Memiliki inisiatif untuk menggerakan orang tua/wali lain agar

terlibat dalam pengambilan keputusan di satuan PENDIDIKAN

dan masyarakat.

e) Peran Masyarakat

1) Mengembangkan dan menjaga keberlangsungan

penyelenggaraan proses pendidikan yang menjadi tanggung

jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga; dan

2) Menyelenggarakan dan mengendalikan mutu layanan

pendidikan, baik dilakukan secara perseorangan, kelompok,

keluarga, organisasi profesi, dunia usaha, maupun organisasi

kemasyarakatan.

Page 28: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

24

F. TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM)

1. Pengertian TBM

TBM adalah sarana atau lembaga pembudayaan kegemaran membaca masyarakat yang

menyediakan dan memberikan layanan di bidang bahan bacaan berupa: buku,

majalah, tabloid, koran, komik, dan bahan multimedia lain yang dilengkapi dengan

ruangan untuk membaca, diskusi, bedah buku, menulis, dan kegiatan literasi lainnya,

dan didukung oleh pengelola yang berperan sebagai motivator.

2. Tujuan TBM

a. Meningkatkan kemampuan keberaksaraan dan keterampilan membaca;

b. menumbuhkembangkan minat dan kegemaran membaca;

c. membangun masyarakat membaca dan belajar;

d. mendorong terwujudkan masyarakat pembelajar sepanjang hayat;

e. mewujudkan kualitas dan kemandirian masyarakat yang berpengetahuan,

berketerampilan, berbudaya maju, dan beradab;

3. Fungsi TBM

TBM memiliki fungsi sebagai tempat belajar dan mencari informasi yang

dibutuhkan masyarakat, baik mengenai masalah yang langsung berhubungan

dengan masalah pendidikan maupun tidak berhubungan dengan pendidikan.

4. Manfaat TBM

a. Menumbuhkan minat, kecintaan dan kegemaran membaca

b. Memperkaya pengalaman belajar bagi warga

c. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri

d. Mempercepat proses penguasaan teknik membaca

e. Membantu pengembangan kecakapan membaca

f. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi

g. Melatih tanggungjawab melalui ketaatan terhadap aturan-aturan yang

ditetapkan

h. Membantu kelancaran penyelesaian tugas.

5. Layanan TBM

Layanan yang dapat diberikan TBM adalah:

a. Membaca di tempat, dengan menyediakan ruangan yang nyaman didukung dengan

variasi bahan bacaan bermutu sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Untuk dapat

menyediakan bahan bacaan sesuai dengan kebutuhan perlu berupaya untuk

menemukenali minat dan karakteristik pengunjung;

Page 29: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

25

b. Meminjamkan buku, artinya buku dapat dibawa pulang untuk dibaca di rumah,

dan dalam waktu tertentu dan peminjam wajib mengembalikan buku;

1) Membimbing teknik membaca cepat (scanning dan skimming);

2) Menemukan kalimat dan kata kunci dari bacaan;

3) Belajar efektif;

6. Penyelenggara TBM

Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat dapat dilakukan oleh pemerintah

maupun oleh warga masyarakat, baik secara perorangan, kelompok, atau

lembaga.

7. Sasaran TBM

Taman Bacaan Masyarakat disediakan bagi seluruh lapisan warga masyarakat,

mulai dari anak usia dini sampai orangtua.

8. Pengelola TBM

Untuk satu lembaga Taman Bacaan Masyarakat dibutuhkan minimal 2 orang

tenaga pengelola yaitu: satu orang sebagai ketua dan lainnya sebagai petugas

administrasi dan teknis.

9. Sarana Prasarana TBM

Sarana prasarana yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan Taman Bacaan

Masyarakat terdiri dari:

a. Sarana utama (ruangan, rak buku dan buku)

b. Sarana administarasi (katalog, kartu anggota, buku induk buku, buku

peminjaman, buku tamu)

c. Sarana pendukung ( sistem suara, komputer, internet, dll)

d. Arena bermain, dan

e. Pondok baca

Page 30: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

26

BAB IV

PENUTUP

Bahan ajar Pengenalan Pendidikan Nonformal ini disusun sebagai materi pembelajaran

pada kegiatan pentaloka “Model Penguatan Sistem Pendataan PNFI Melalui Peran Serta

Tripides” agar peserta dapat memiliki pemahaman tentang pentingnya Pendidikan

Nonformal dalam membantu mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia.

Pada akhirnya, dengan mengenal pendidikan nonformal, peserta diharapkan dapat

memiliki kepedulian dengan cara berpartisipasi dan berkontribusi dalam mengatasi

berbagai permasalahan pendidikan yang ada di lingkungannya. Dengan demikian secara

tidak langsung dapat mendukung upaya mewujudkan manusia Indonesia yang

berkualitas.

Page 31: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

27

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 20013 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

2. Standar Isi untuk program Paket A program Paket B dan Paket C

(Permen Diknas No. 14 Tahun 2007) Direktorat Pendidikan Kesetaraan, Direktorat

Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal, Departemen Pendidikan Nasional

2008

3. Permendikbud No. 90 tahun 2014 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi

Instruktur pada Kursus dan Pelatihan

4. ........... (2011). Standar Kompetensi Lulusan Tata Busana. Kementerian Pendidikan

Nasional.

5. Permendikbud No. 81 tahun 2013 tentang Pendirian Satuan PNF

6. Permendikbud No. 30 Tahun 2017 tentang Pelibatan Keluarga Pada

Penyelenggaraan Pendidikan

7. .......... (2015). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Pendidikan Kesetaraan

Paket A, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

8. .......... (2015). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Pendidikan Kesetaraan

Paket B, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

9. .......... (2015). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Pendidikan Kesetaraan

Paket C, Direktora Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

10. .......... (2017). Petunjuk Teknis BOP Pendidikan Keaksaraan Dasar Tahun 2017,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Jenderal Pendidikan

Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

11. .......... (2015). Petunjuk Teknis Tatacara Memperoleh Dana BOP Kegiatan

Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia

Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 32: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

28

12. .......... (2016). Petunjuk Teknis Kemitraan Sekolah Dasar Dengan Keluarga dan

Masyarakat, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Direktorat Jenderal

Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan.

13. .......... (2013). NSPK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria) Petunjuk Teknis

Pengajuan, Penyaluran, dan Pengelolaan Bantuan Taman Bacaan Masyarakat

Rintisan, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal

Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

14. http://erinnurianti.blogspot.co.id/2011/03/konsep-dasar-kursus.html

https://www.kanalinfo.web.id/2015/07/pengertian-kursus.html

15. http://penilikkorwil3.blogspot.co.id/2011/11/karakteristik-program-pendidikan-

kursus.html

16. http://www.gurupantura.com/2015/05/pendidikan-formal-nonformal-

informal.html

Page 33: BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN …direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL...Pengertian pendidikan nonformal menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAHAN AJAR PENGENALAN PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL

29