bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI - Direktori File...
Transcript of bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI - Direktori File...
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
BAHAN AJAR MANDIRIGAMELAN BALI
A. PENDAHULUAN
Perlu kita ketahui bahwa jenis-jenis gamelan Bali yang hidup dan berkembang
sampai saat ini sangat banyak sekali. Akan tetapi dalam konteks mata kuliah ini, para
mahasiswa lebih diarahkan pada pendekatan analisis yang paling mendasar tentang
konsep permainan gamelan bali yang kemudian diaplikasikan dalam kegiatan praktek
melalui beberapa waditra.
Seorang awam pernah mengatakan, bahwa untuk memproduksi bunyi
gamelan itu sangat mudah karena tinggal pukul saja, waditra itu akan berbunyi
dengan baik. Tidak sesulit seperti bermain alat gesek, alat tiup atau yang lainnya,
seseorang harus memiliki jari-jari yang lentur sekalis dapat memproduksi pitch nada
yang jelas dan masih banyak lagi pendapat-pendapat yang setidaknya meremehkan
cara memproduksi bunyi waditra gamelan.
Berdasarkan pengamatan kami, pendapat seorang awam itu ternyata benar
adanya jika kita lihat bagaimana cara sebagian besar mahasiswa musik yang baru
belajar bermain gamelan. Tentunya ini bukan cara yang benar, jika seseorang yang
bermain gamelan tidak mempedulikan persoalan tentang intensis bunyi,
artikulasi, dinamika dan lain-lain yang ke-semuanya menyangkut pada persoalan
interpretasi atau kualitas bermain musik. Perlu kami tekankan bahwa ini adalah
persoalan yang paling mendasar yang sering kita jumpai tentang bagaimana
seseorang belajar bermain gamelan. Untuk itu mudah-mudahan anda bukan orang
yang berpendapat seperti di atas, oleh karena dalam perkuliahan ini kita akan banyak
membahas tentang bagaimana cara memproduksi bunyi waditra gamelan dengan
baik.
Pada pelaksanaan mata kuliah gamelan Bali, kegiatan pembelajaran praktek
sangat menonjol . Namun berdasarkan pengalaman, ada beberapa kelemahan jika
1
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
mata kuliah praktek ini tidak disertai dengan pendekatan secara kognitif. Jika kita
lihat secara sekilas dari keterampilan bagaimana mereka secara berkelompok
memainkan waditra gamelan Bali tersebut, para mahasiswa sepertinya mampu serta
memenuhi target perkuliahan, Akan tetapi, sebenarnya mereka belum betul-betul
memahami konsep bermain gamelan Bali secara mendasar, oleh karena apa yang
mereka mainkan berdasar pada apa yang didengar, kemudian ditirukan atau apa yang
mereka baca melalui partitur lalu kemudian memainkannya. Persoalannya ketika
mereka harus bermain pada repertoar lain akan mengalami kesulitan lagi karena
secara gramatik, permainan gamelan Bali tersebut kurang dipahami.
Berdasar pada pernyataan di atas, modul ini kiranya dapat membantu serta
“memprovokasi” agar para mahasiswa dapat mempelajari mata kuliah ini secara
mandiri dan memiliki motivasi untuk mengembangkannya, hingga pada akhirnya
para mahasiswa diharapkan mendapat pemahaman yang lebih mendalam tentang
gamelan Bali. Berbagai materi yang dibahas pada modul ini akan diuraikan melalui
pendekatan analisis yang selalu dikaitkan dengan contoh notasi dan contoh audio.
Notasi yang digunakan adalah notasi balok sedangkan untuk berbagai contoh audio
berisi tentang penjelasan auditif tentang semua materi musik yang dibahas termasuk
contoh-contoh untuk latihan.
Tujuan yang diharapkan pada modul ini adalah para mahasiswa mampu:
1. Mengidentifikasi berbagai waditra yang termasuk dalam unit gamelan Bali
berdasarkan nama waditra, bentuk waditra, wilayah nada dan penotasian.
2. Menjelaskan peran dan kedudukan beberapa waditra dalam siklus gending
yang paling dasar
3. Menabuh waditra gangsa pada gamelan Bali dengan menggunakan teknik
yang benar.
4. Memproduksi nada-nada sesuai dengan estetika permainan gamelan Bali
5. Mengetahui tabuhan kotekan dasar serta mampu memainkannya
6. Memahami konsep figurasi dalam gamelan Bali
2
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Untuk memudahkan anda mencapai tujuan tersebut di atas, modul ini
diorganisasikan menjadi dua Kegiatan Belajar (KB), yaitu sebagai berikut:
1. KB 1 : Nama, Bentuk serta Wilayah Nada Pada Waditra Gamelan Bali
2. KB 2 : Peran dan Kedudukan Beberapa Waditra Gamelan Bali
3. KB 3 : Teknik menabuh dasar
4. KB 4 : Teknik menabuh lanjutan atau pengembangan
5. KB 5 : Mengenal tabuhan Kotekan
6. KB 6 : Tabuhan kotekan dalam figurasi gending “Liyar Samas”
7. KB 7 : Tabuhan Non Kotekan pada gending “Liyar Samas”
Untuk memperoleh keberhasilan di dalam mempelajari modul ini, kami
sarankan agar Anda memperhatikan petunjuk berikut ini.
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul hingga Anda benar-benar
memahami dari pembelajaran modul ini.
2. Bacalah uraian modul ini, kemudian temukan kata-kata kuncinya atau
diskusikan dengan teman Anda.
3. Perluaslah wawasan Anda dengan cara mencari berbagai sumber lain baik
dalam bentuk buku bacaan maupun audio, video, internet tentang gamelan
Bali.
4. Setelah Anda benar-benar memahami isi yang dibahas di dalam modul ini,
selanjutnya kerjakanlah latihan yang terdapat pada modul ini sesuai dengan
petunjuknya.
5. Setiap akhir kegiatan, jangan lupa menjawab setiap soal yang sudah
disediakan. Jika telah selesai mengerjakan, Anda boleh mencocokan dengan
kunci jawabannya.
3
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
B. KEGIATAN BELAJAR 1: Nama, Bentuk Serta Wilayah Nada Pada Waditra
Gamelan Bali
1. Pengantar
Dalam perkuliahan satu semester, tampaknya kita tidak mungkin untuk
mempelajari secara mendalam tentang gamelan Bali. Oleh karena itu bahasan pada
modul ini adalah mempelajari konsep permainan gamelan Bali dilihat dari beberapa
aspek yang paling mendasar. Kemudian pemahaman tentang konsep tersebut akan
diaplikasikan pada kegiatan praktek bermain gamelan.
Jenis gamelan yang akan kita pelajari adalah gamelan Gong Kebyar. Gong
kebyar adalah jenis musik yang berkembang di daerah Bali yang memiliki bentuk
serta cara permainan yang baru dibanding dengan seni tabuh sebelumnya. Kebyar,
memiliki makna cepat, tiba-tiba, dan keras, sehingga secara umum karakteristik
gamelan ini terdengar keras dan dinamis.
2. Uraian Materi
Sekedar gambaran umum, berbagai waditra yang dipakai pada gamelan Gong
kebyar dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1.1 Gamelan Gong Kebyar
4
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Sebelum kita akan mempelajari tentang sistem atau gramatik musiknya,
sebaiknya kita mengenal nama serta bentuk waditra yang akan kita pelajari. Beberapa
waditra yang akan kita pelajari antara lain:
1. Ugal/Giying
2. Pemade
3. Kantil
4. Calung
5. Jegog
6. Gong
7. Kempur
8. Kemong
9. Cengceng
10. Kajar/Kempli
Agar lebih jelas, mari kita lihat bentuk serta informasi wilayah nada pada
waditra di atas sebagai berikut.
a. Ugal/Giying
Gambar 1.2 Ugal/Giying
5
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Waditra Ugal/Giying memiliki jumlah wilah sebanyak 10 wilah. Wilayah
nada yang terdapat pada waditra ini dapat digambarkan pada notasi balok seperti
berikut ini.
6
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 1.1 Wilayah nada Ugal/Giying
b. Pemade
Gambar 1.3 Pemade
Waditra Pemade memiliki jumlah yang sama dengan Ugal akan tetapi wilayah
nada lebih tinggi satu oktaf. Wilayah nada yang terdapat pada waditra ini dapat
digambarkan pada notasi balok seperti berikut ini.
Notasi 1.2 Wilayah nada Pemade
c. Kantil
7
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Gambar 1.4 Kantil
Waditra Kantil memiliki jumlah 9 atau 10 wilah dan memiliki wilayah nada
lebih tinggi satu oktaf dari Pemade. Wilayah nada yang terdapat pada waditra ini
dapat digambarkan pada notasi balok seperti berikut ini.
Notasi 1.3 Wilayah nada Kantil
d. Calung/Jublag
Gambar 1.5 Calung/Jublag
Waditra Calung/Jublag memiliki jumlah 5 atau 7 wilah dan memiliki wilayah
pada nada-nada lebih rendah. Wilayah nada yang terdapat pada waditra ini dapat
digambarkan pada notasi balok seperti berikut ini.
Notasi 1.4 Wilayah nada Calung/Jublag
8
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
e. Jegog
Gambar 1.6 Jegog
Waditra Jegog memiliki jumlah 5 wilah dan memiliki wilayah nada lebih
rendah dari Calung/Jublag. Wilayah nada yang terdapat pada waditra ini dapat
digambarkan pada notasi balok seperti berikut ini.
Notasi 1.5 Wilayah nada Jegog
f. Gong , Kempur dan Kemong
9
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Gambar 1.6 Gong, Kempur dan Kemong
Waditra Gong, kempur dan kemong dimainkan oleh satu orang. Waditra ini
dimainkan bersifat “pooling” artinya dibunyikan pada tempat-tempat tertentu. Jelas
sekali waditra ini tidak memainkan tangga nada tertentu sehingga tak penting untuk
membahas wilayah nadanya. Namun demikian, sekedar memberi gambaran tinggi
rendah nadanya dapat dilihat pada sistem penuliasan notasi berikut ini.
Notasi 1.6 Penotasian untuk Gong, Kempur dan Kemong
g. Kajar dan Cengceng
10
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Gambar 1.7 Kajar dan Kempli
Waditra Kajar dan Ceng-ceng dimainkan masing-masing oleh satu orang.
Seperti halnya waditra Gong, pada waditra ini tidak penting berbicara wilayah nada.
Namun demikian, sistem penotasian mesti anda ketahui agar proses pembelajaran
dapat dipahami dengan baik. Penotasian untuk cengceng dan Kajar dapat ditulis
sebagai berikut.
Notasi 1.6 Penotasian untuk Kajar dan Cengceng
Hampir semua waditra-waditra di atas memiliki pasangan-pasangan tertentu
baik dilihat dari aspek konsep bunyinya yang kemudian disebut “pangumbang-
pangisep” maupun dilihat dari pola permainannya yang disebut “tabuhan polos-
tabuhan sangsih”. Agar lebih jelas, sebaiknya anda mendengar contoh audio pada
track 1. Pada contoh audio tersebut anda akan mendengar bunyi secara berurutan,
sebagai berikut.
Pangumbang Pangisep Bersamaan
11
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Selanjutnya, untuk mengenal tentang tabuhan polos dan tabuhan sangsih,
sebaiknya anda dengarkan contoh audio pada track 2. Pada contoh audio tersebut,
anda akan mendengarkan tabuhan secara berurutan seperti berikut ini.
Tabuhan polos Tabuhan sangsih Bersamaan
Pada saat bermain bersama, dapat dilhat pada notasi di bawah ini. Gangsa I
untuk tabuhan polos dan gangsa II untuk tabuhan sangsih.
Notasi 1.7 Tabuhan polos dan sangsih
Untuk lebih memahami tentang hal di atas akan kita bahas secara aplikatif
melalui praktek bermain gamelan pada modul selanjutnya.
3. Latihan
a. Buatlah kelompok yang beranggotakan 4 orang / kelompok
b. Diskusikan dalam kelompok kalian masing-masing tentang:
a) Persamaan dan perbedaan, dilihat dari bentuk dan bahan setiap waditra
b) Amatilah wilayah nada serta penotasian setiap waditra
c) Fenomena bunyi pangumbang-pangisep yang berdasar dari contoh audio
c. Buatlah laporan secara tertulis hasil diskusi tersebut.
4. Rangkuman
12
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Hampir setiap waditra dalam unit gamelan bali, terutama yang termasuk
dalam kelompok gangsa selalu memiliki pasangan baik dilihat dari konsep bunyi
maupun konsep tabuhan. Selain itu gamelan Bali memiliki wilayah nada serta warna
suara yang cukup luas dari mulai nada tinggi seperti kantil-ceng-ceng, nada tengah
seperti pemade-Giying, nada rendah seperti calung-jegog dan nada sangat rendah
seperti gong.
5. Tes Formatif
1. Sebutkan beberapa nama-nama waditra gamelan Bali yang anda ketahui?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah pangumbang-pangisep dan
tabuhan polos-sangsih
6. Balikan dan Tindak Lanjut
Pengetahuan tentang waditra gamelan Bali terutama mengenal tentang nama,
bentuk, wilayah nada serta penotasian pada setiap waditra merupakan hal yang sangat
penting untuk diketahui sebelum seseorang belajar menabuh waditra tersebut. Dengan
demikian proses belajar praktik menabuh pada tahap selanjutnya akan lebih mudah
dan mandiri.
C. KEGIATAN BELAJAR 2 :Peran dan Kedudukan Beberapa Waditra
Gamelan Bali
1. Pengantar
Pembahasan tentang peran dan fungsi beberapa waditra gamelan Bali, lebih
fokus pada persoalan hubungan antara waditra satu dengan waditra lainnya. Dalam
estetika gamelan Bali terdapat semacam hirarki atau kedudukan tertentu dan peran-
peran waditra yang berhubungan dengan makna secara kontekstual. Dengan demikian
13
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
semua aspek gramatika musik Bali sangat erat kaitannya dengan filosopi kehidupan
masyarakat Bali.
2. Uraian Materi
Untuk mengenal fungsi setiap waditra pada permainan gamelan Bali,
pertama-tama kita akan membahas peran waditra Ugal/Giying. Mengapa waditra ini
paling dahulu harus dijelaskan?, karena melalui waditra ini kita akan dapat
memahami hal-hal mendasar tentang pola permainan gamelan Bali.
Dalam sebuah figurasi tertentu, waditra Ugal/Giying memiliki fungsi memainkan
melodi pokok yang dijadikan sebagai acuan untuk waditra lainnya. Dengan demikian
nada-nada yang digunakan pada melodi pokok tersebut, menjadi landasan utama
untuk penggunaan nada-nada pada waditra lainnya. Misalnya, di bawah ini terdapat
notasi melodi pokok yang dimainkan waditra Ugal/Giying. Coba anda perhatikan
notasi tersebut dan sambil mendengarkan contoh audio pada track 3.
Notasi 2.1 Melodi pokok pada Ugal/Giying
Melodi ini dimainkan secara berulang-ulang. Kemudian, bagaimana pola
permainan waditra lainnya yang berdasar pada melodi pokok di atas?. Secara
sekaligus pertanyaan ini akan menjawab tentang fungsi setiap waditra lainnya.
Misalnya, pada melodi di atas terdapat perasaan tesis dan semi-tesis. Setiap bunyi
pada nada-nada yang jatuh pada tesis dan semi-tesis, diperkuat oleh waditra Calung.
Lihat notasi di bawah ini dan dengarkan contoh audio pada track 4.
14
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 2.2 Hubungan Tabuhan Ugal dan Calung
Melalui contoh notasi di atas dapat kami jelaskan lagi bahwa tabuhan Calung
berfungsi memperkuat perasaan tesis dan semi-tesis pada melodi pokok yang
dimainkan Ugal/Giying.
Selanjutnya kami akan bahas tentang bagaimana peran waditra Jegog, Gong
dan Kajar. Mengapa waditra ini yang harus selanjutnya dibahas?, kami akan
kemukakan alasannya kemudian. Sekarang, anda lihat notasi di bawah ini dan
dengarkan contoh audio pada track 5.
Notasi 2.3 Tabuhan pokok gending
Jika kita lihat notasi di atas, peran Jegog dan Gong adalah memperkuat melodi
pokok yang jatuh pada ketukan tesis. Walaupun sebenarnya, jika kita rasakan bahwa
perasaan tesis secara umum berada pada bar 1 dan bar 3 sedangkan tesis pada bar 2
15
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
menjadi semi-tesis oleh karena ada perbedaan pola dalam waditra Gong seperti pola
pada bar 1 dan 2. Pada bar 2 terdapat bunyi kempur, dengan demikian sebenarnya
melodi pokok Ugal/Giying sebanyak dua bar, walaupun melodi pokok tersebut
tampak sekali diulang. Akan tetapi oleh karena pada bar 2 muncul bunyi kempur,
menyebabkan frase motif Gong dapat dikatakan menjadi dua bar, dan tentunya hal ini
sangat berpengaruh pada perasaan frase melodi pokok yang dimainkan pada Ugal.
Hal itulah yang menjadi dasar mengapa peran atau fungsi setiap waditra di atas perlu
dijelaskan secara bersamaan.
Sementara itu, peran waditra Kajar sampai di sini sepertinya belum begitu
fungsional selain hanya mempertegas ketukan dasar. Namun waditra ini menjadi
sangat penting keberadaanya jika kita kaitkan dengan isian figurasi/kotekan yang
dimainkan waditra Pemade dan Kantil.
Waditra Pemade dan Kantil memainkan melodi dengan tekstur ritme yang
kompleks dan cepat. Oleh karena itu diperlukan ketukan dasar agar keseimbangan
tempo dalam memainkan kotekan tetap terjaga. Coba lihat notasi di bawah ini dan
dengarkan contoh audio pada track 6.
16
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 2.4 Isian Figurasi/kotekan
Isian figurasi yang dimainkan Pemade dan Kantil sebenarnya membentuk
melodi tertentu. Hanya saja melodi tersebut memiliki tekstur yang cepat sehingga
tidak mungkin semua melodi itu dimainkan oleh satu orang. Oleh karena itu, mesti
dimainkan oleh dua orang atau secara berpasangan. Konsep itulah yang dapat kita
sebut sebagai tabuhan polos dan tabuhan sangsih. Namun yang paling penting, bagi
kedua pihak baik yang memainkan tabuhan polos maupun sangsih, memiliki spirit
yang sama untuk membangun atau membentuk keseluruhan melodi tersebut. Jika kita
satukan tabuhan polos dan tabuhan sangsih dalam satu jalur akan terbentuk melodi
seperti notasi di bawah ini.
17
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 2.5 Melodi Kotekan
Selain tentang waditra yang dibahas di atas, masih ada waditra yang mesti
anda ketahui yaitu Kendang dan Suling. Namun demikian, untuk sementara kita
tidak mungkin mempelajarinya dalam kurun waktu satu semester oleh karena untuk
kedua waditra ini diperlukan keterampilan khusus, dan juga untuk mempelajarinya
diperlukan pendekatan secara individual.
3. Latihan
a. Buatlah kelompok yang beranggotakan 4 orang / kelompok
b. Diskusikan dalam kelompok kalian masing-masing tentang:
a) Hubungan tabuhan waditra Giying dan jegog dalam memainkan pokok
gending!
b) Mainkanlah ritme tabuhan kotekan baik sangsih maupun polos dengan
tepuk tangan!
4. Rangkuman
Beberapa tabuhan yang paling mendasar dalam permainan gamelan Bali
mencerminkan tentang peran serta kedudukan setiap waditra. Secara musikal tekstur
gending dapat dapat dibagi menjadi tiga jalur. Pertama adalah pokok gending yang
dimainkan oleh Giying kemudian dipertegas oleh calung dan jegog, kedua adalah
figurasi kotekan yang dimainkan oleh pemade dan kantil yang masing-masing dengan
tabuhan yang saling mengisi, dan ketiga adalah ketuk dan gong sebagai landasan
tempo dan yang memberi ciri tentang batasan siklus gending.
5. Tes Formatif
a. Jelaskan peran serta kedudukan beberapa waditra dalam siklus gending paling
dasar dalam pola permainan gamelan bali!
18
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
b. Tulislah sebuah notasi yang dapat mempresentasikan tentang figurasi kotekan!
6. Balikan dan Tindak Lanjut
Pengetahuan tentang pola permainan gamelan Bali secara mendasar, dilihat
dari aspek peran serta kedudukan suatu waditra sangat membantu dalam proses
pemahaman, serta aplikasi secara praktik dalam menabuh gamelan. Setelah anda
memahami pola permainan gending gamelan Bali secara konseptual tersebut,
selanjutnya mohon materi tersebut dilatih aspek ritmiknya saja dengan tepuk tangan
atau vokal, agar pada saat mempelajarinya dengan waditra akan lebih mudah
menguasainya.
D. KEGIATAN BELAJAR 3: Teknik Menabuh Dasar
1. Pengantar
19
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Uraian dalam bahasan ini sebenarnya merupakan petunjuk-petunjuk atau
arahan dalam melakukan kegiatan praktik. Oleh karena itu setelah anda mencermati
semua arahan tersebut, hendaknya anda harus melakukan atau mencobanya. Dengan
demikian untuk mempelajari tentang teknik menabuh anda harus menggunakan
waditra sebenarnya, atau waditra yang dapat mewakili waditra sebenarnya. Jika anda
tidak mempunyai gamelan Bali, anda dapat menggunakan gamelan Degung atau
gamelan jawa, karena secara teknis, cara menabuh memiliki teknik yang sama.
2. Uraian Materi
Sebelum kita akan belajar tentang memproduksi bunyi, sebaiknya kita mesti
tahu tentang teknik atau cara memegang panggul (alat pemukul gamelan). Seringkali
hal ini kurang diperhatikan, padahal bila anda menggunakan cara yang salah akan
mengalami kesulitan dalam memproduksi bunyi yang baik. Cara memegang panggul
pada gamelan Bali, baik untuk waditra gangsa (wilah) atau waditra yang berbentuk
penclon (Gong, ketuk, riyong dll), seperti kita memegang raket pada bulu tangkis.
Dengan demikian diperlukan kelenturan pada pergelangan tangan. Melalui
tenaga pada pergelangan tangan, kita dapat mengatur seberapa keras atau seberapa
lembut waditra itu akan dibunyikan. Janganlah anda menggunakan tenaga bahu atau
tangan secara keseluruhan dalam membunyikan gamelan, seperti ketika anda
menancapkan paku dengan mengunakan palu. Jika anda menggunakan cara seperti itu
ada dua resiko yang akan terjadi. Pertama, waditra akan cepat rusak, kedua anda tidak
mungkin mampu bermain cepat dan yang paling merugikan adalah intensitas tabuhan
kurang terkontrol.
Setelah anda menguasai teknik di atas barulah kemudian kita akan melangkah
pada teknik memproduksi bunyi. Yang dimaksud dengan teknik memproduksi bunyi
adalah adanya kesadaran dalam membedakan bunyi yang panjang, pendek,
menyambung, teutus-putus, yang pada intinya setiap nada yang dibunyikan memiliki
artikulasi yang jelas. Misalnya dalam memainkan waditra kelompok gangsa,
diperlukan koordinasi antara tangan kanan yang bertugas membunyikan nada dan
20
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
tangan kiri yang bertugas menutup atau membuka agar dapat mengatur panjang
pendeknya bunyi.
Kedua teknik tersebut, kita aplikasikan dengan memainkan nada secara berurutan,
ikutilah petunjuk di bawah ini.
a. TeknikDasar
Mainkan nada-nada pada notasi di bawah ini pada waditra Giying tanpa harus di
tutup!
Notasi 3.1 Latihan menabuh tanpa ditutup
Teknik ini merupakan teknik yang paling dasar dan akan kita gunakan bila mana
nada-nada yang akan dimainkan semuanya sama, tanpa tanda artikulasi yang lain.
Teknik ini akan kita temukan pada aplikasi frase melodi yang akan kita bahas pada
bagian selanjutnya.
Mainkan nada-nada pada notasi di bawah ini secara menyambung (Iegato)
melalui waditra UgaI/Giying!
Notasi 3.2 Latihan menabuh nada-nada menyambung
Pada saat anda membunyikan nada pertama, jari tangan kiri dalam posisi
terbuka. Kemudian pada saat anda membunyikan nada ke dua, secara bersamaan jari
tangan kiri menutup nada yang sebelumnya dibunyikan dan seterusnya. Pada intinya
21
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
bunyi setiap nada yang terdengar dari nada satu ke nada lainnya harus terkesan
bersambung, tidak terputus.
Lakukan teknik ini secara berulang-ulang dari tempo yang sangat lambat
sampai secepat mungkin hingga anda tidak merasa kaku lagi memainkan teknik
tersebut.
Mainkan nada-nada pada notasi di bawah ini secara terputus (marcato) melalui
waditra UgaI/Giying!
Notasi 3.3 Latihan menabuh nada-nada yang terputus
Pada saat anda membunyikan nada, jari tangan kiri dalam keadaan terbuka, kemudian
setiap tanda istirahat l/8 anda harus menutup nada yang dibunyikan tadi oleh jari
tangan kiri, hingga nada-nada yang anda bunyikan terkesan terputus-putus. Lakukan
teknik ini secara berulang-ulang dari tempo yang sangat lambat sampai secepat
mungkin hingga anda tidak merasa kaku lagi meinkan teknik tersebut.
Mainkan nada-nada pada notasi di bawah ini secara ''pendek dan tajam'' (Staccato)
melalui waditra UgaI/Giying.
Notasi 3.4 Latihan menabuh nada-nada yang pendek dan tajam
22
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Untuk memainkan teknik ini, nada yang akan anda bunyikan harus dalam
keadaan ditutup oleh jari tangan kiri. Sehingga setiap nada yang anda bunyikan
terdengar pendek dan tajam. Lakukan teknik ini secara berulang-ulang dari tempo
yang sangat lambat sampai secepat mungkin hingga anda tidak merasa kaku lagi
memainkan teknik tersebut.
3. Latihan
a. Buatlah kelompok yang beranggotakan 4 orang / kelompok
b. Latih dan diskusikan dalam kelompok kalian masing-masing tentang teknik
memegang panggul dan memproduksi bunyi dalam waditra ugal/Giying.
4. Rangkuman
Terdapat empat artikulasi bunyi yang menjadi hal yang mendasar dalam
memproduksi bunyi waditra gamelan Bali, yaitu menabuh nada dengan tanpa ditutup,
menabuh nada yang menyambung, terputus-putus, dan menabuh nada-nada yang
pendek serta tajam. Untuk memproduksi nada-nada tersebut diperlukan suatu teknik
tertentu agar bunyi yang kita produksi sesuai harapan.
5. Tes formatif
a. Jelaskan tentang berbagai macam artikulasi bunyi yang paling dasar dalam
menabuh waditra gamelan Bali!
b. Mainkan, empat jenis artikulasi bunyi yang anda pelajari dengan teknik yang
benar!
6. Balikan Dan Tindak Lanjut
Dari beberapa teknik menabuh yang anda pelajari, seyogyanya hal ini perlu
dipahami tidak sekedar dalam tatanan kognitif saja. Akan tetapi perlu latihan dan
disiplin agar kemampuan menabuh yang paling mendasar ini dapat dicapai
sebagaimana yang diharapkan.
23
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
E. KEGIATAN BELAJAR 4: Teknik Menabuh Lanjutan
1. Pengantar
Uraian pada bahasan ini merupakan lanjutan dari bahasan selanjutnya. Pada
bahasan sebelumnya kita mempelajari mulai dari teknik memegang panggul sampai
pada teknik menabuh dasar yang meliputi dari empat macam teknik dalam
memproduksi artikulasi bunyi. Akan tetapi nada-nada yang dimainkan pada empat
macam artikulasi tadi belum mengarah pada aspek-aspek yang lebih musikal. Pada
bahasan kali ini, teknik menabuh diarahkan pada frase-frase melodi dari suatu
gending tertentu, dengan pendekatan analisis tentang teknik apa yang mesti
digunakan.
2. Uraian Materi
Yang dimaksud dengan teknik menabuh lanjutan/pengembangan adalah
kombinasi antara berbagai artikulasi yang telah dibahas di atas dan teknik bermain
melodi yang cepat dengan pengolahan tempo serta dinamikanya. Semua itu akan kita
aplikasikan melalui contoh-contoh frase melodi dari suatu karya.
Mainkan frase meIodi pada contoh notasi di bawah ini!
Notasi 4.1 Latihan Frase Melodi a
Ada tiga hal yang mesti anda perhatikan pada notasi di atas. Pertama adalah
not-not acciacatura. Not-not yang berukuran kecil tersebut mesti dimainkan
secepatnya, dengan demikian saat menutup pun harus cepat tapi tetap harus terkesan
nyambung. Kedua pada bar 3 dan 4, pada bagian itu melodi dimainkan legato akan
tetapi terdapat accelerando, artinya tempo berangsur cepat. Ketiga, pada saat istirahat
not l/8 pada bar ke 4 anda harus menutup dengan segera dan kemudian memainkan
not acciacatura lagi. Untuk lebih jelas, dengarkan contoh audio pada track 7.
24
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Mainkan frase meIodi pada contoh notasi di bawah ini!
Notasi 4.2 Latihan Frase Melodi b
Pada frase melodi di atas pun memiliki tiga teknik yang harus kita perhatikan.
Pertama adalah nada dengan bunyi pendek (staccato), kedua adalah nada dengan
acciacatura yang nyambung (legato) dan terakhir adalah nada yang tanpa ditutup.
Kemudian coba anda mainkan dengan mengaplisikan dinamikanya. Mulai dari
lembut hingga kuat.
Beberapa contoh latihan di atas merupakan pengenalan frase melodi yang
nanti akan kita kembangkan dengan bermain bersama melalui sebuah repertoar karya.
Karya yang akan dijadikan model perkuliahan ini adalah karya yang berjudul ''Liyar
Samas''. Agar lebih jelas silahkan ikuti pembahasan selanjutnya.
3. Latihan
a. Buatlah kelompok yang beranggotakan 4 orang / kelompok
b. Latih dan diskusikan dalam kelompok kalian masing-masing tentang teknik
menabuh lanjutan dalam memainkan berbagai frase melodi
4. Rangkuman
Dalam sebuah frase melodi pendek, ternyata secara teknis memiliki
kompleksitas yang tinggi terutama tentang bagaimana memproduksi bunyinya. Hal
tersebut dapat dilihat dari keragaman teknik yang digunakan serta perhitungan
”ketepatan saat” dalam menabuh demi mencapai artikulasi bunyi yang jelas dan
indah.
25
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
5. Tes Formatif
Mainkan frase melodi a dan frase melodi b yang telah anda pelajari secara individual!
6. Balikan dan Tindak Lanjut
Untuk memainkan berbagai frase melodi dalam waditra gamelan Bali,
dibutuhkan sebuah tafsiran tertentu yang didukung oleh penguasaan teknik menabuh.
Tanpa memiliki kemampuan itu, melodi-melodi tersebut tidak akan terdengar baik
sesuai harapan. Tentu saja untuk menguasai semua itu perlu mengadakan latihan
sesering mungkin.
26
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
F. KEGIATAN BELAJAR 5: Mengenal Kotekan
1. Pengantar
Salah satu ciri khas yang paling mendasar dalam permainan gamelan Bali
adalah pola tabuhan yang disebut tabuhan kotekan. Tabuhan ini biasanya dimainkan
oleh waditra pemade dan kantil yang mengisi figurasi dari sebuah melodi pokok yang
dimainkan oleh ugal/Giying. Oleh karena itu nada-nada yang dimainkan dalam suatu
kotekan selalu berdasar dari melodi pokok yang dimainkan. Keseluruhan antara
tabuhan kotekan, melodi pokok dan yang lainnya akan membentuk figurasi tertentu.
Ada beberapa figurasi yang akan kita pelajari berdasar dari model yang akan
kita pelajari yaitu karya “Liyar Samas”. Dalam setiap figurasi tersebut terdapat
tabuhan kotekan yang bermacam-macam, baik dari pola ritmenya maupun konsep
siklusnya. Untuk menguasai semua tabuhan, tidak cukup hanya mendengar contoh
audio atau hanya membaca notasi, akan tetapi mesti dipelajari dan dilatih secara
praktik agar dalam pemahamannya didasari dari pengalaman secara empiris.
2. Uraian Materi
Sebelum anda memainkan repertoar gamelan Bali, alangkah lebih baik jika
anda mengenal dulu berbagai jenis kotekan. Penjelasan tentang pengertian kotekan
telah dibahas pada bagian sebelumnya. Sekarang kita akan pelajari dua macam jenis
kotekan yang paling dasar.
a. Kotekan Telu
Kotekan telu memliki arti bahwa nada-nada yang digunakan pada figurasi
kotekan itu berjumlah tiga nada (telu atau dalam bahasa sunda tilu artinya tiga). Lihat
contoh notasi di bawah ini, dengarkan contoh audio pada track 8 dan coba mainkan
secara berulang-ulang.
27
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 5.1 Tabuhan Polos dan Sangsih
Pada contoh audio track 9, anda akan mendengarkan tabuhan secara berurutan seperti
berikut ini.
Mainkan dua tabuhan di atas bersama teman anda secara berulang-ulang, hingga
secara kesatuan dapat digambarkan seperti terlihat pada contoh notasi di bawah ini.
Notasi 5.2 Tabuhan Kotekan Telu 1
Tabuhan sangsih pada kotekan telu memiliki dua alternatif. Alternatif pertama
adalah tabuhan sangsih seperti contoh di atas. Pada tabuhan tersebut nada-nada isian
mengambil nada yang lebih tinggi dari tabuhan polos (lihat nada- nada yang
28
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
digunakan pada tabuhan sangsih). Sedangkan alternatif kedua adalah nada-nada isian
menggunakan nada-nada lebih rendah dari tabuhan polos. Untuk lebih jelas lihat
contoh notasi di bawah ini dan dengarkan contoh audio pada track 1O.
Notasi 5.3 Tabuhan Kotekan Telu 2
Pada contoh audio tersebut, anda akan mendengarkan tabuhan secara berurutan
seperti berikut ini.
Sekarang tampaknya cukup jelas, anda dapat memahami kotekan telu ini. Jika belum
memahaminya coba anda cermati lagi penjelasan di atas dan latih kembali.
b. Kotekan Papat
Seperti penjelasan pada kotekan telu, kotekan papat pun berarti nada-nada
yang digunakan pada figurasi kotekan berjumlah empat nada. Kotekan ini sebenarnya
sudah anda kenal. Karena pada bagian sebelumnya kita telah membahasnya walaupun
masih bersifat wacana. Sekarang kita akan pelajari kotekan papat lebih spesifik serta
mencoba untuk mengaplikasinnya. Perbedaan antara kotekan telu dengan kotekan
papat terletak pada tabuhan sangsih, sementara tabuhan polos sebagai tabuhan dasar
tidak berubah. Coba lihat contoh notasi di bawah ini.
29
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 5.4 Tabuhan Kotekan Papat 1
Coba dengarkan contoh audio pada track ll. Pada contoh audio tersebut, anda akan
mendengarkan tabuhan kotekan papat yang akan diuraikan secara berurutan seperti
berikut ini.
Jika kita perhatikan motif kedua kotekan di atas, bahwa baik tabuhan sangsih maupun
polos merupakan tabuhan yang memliki motif pendek yang diulang-ulang. Walaupun
pada dasarnya tabuhan kotekan itu secara keseluruhan merupakan tabuhan yang
diulang-ulang akan tetapi ada jenis kotekan yang motif tabuhan yang diulang-ulang
memliki motif yang panjang, sehingga tabuhan kotekan tersebut lebih bervariasi.
Sebagai contoh, kita lihat contoh notasi di bawah ini.
Notasi 5.5 Tabuhan Kotekan Papat 2
30
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Coba anda pelajari kotekan di atas, dengarkan contoh audio pada track 12. Pada
contoh audio tersebut, anda akan mendengarkan tabuhan kotekan papat yang akan
diuraikan secara berurutan seperti berikut ini.
3. Latihan
a. Buatlah kelompok yang beranggotakan 4 orang / kelompok
b. Latih dan diskusikan dalam kelompok kalian masing-masing tentang tabuhan
kotekan telu dan kotekan papat
4. Rangkuman
Sebuah ciri yang membedakan tabuhan kotekan telu dan kotekan papat adalah
pada jumlah nada yang digunakan. Sedangkan yang membuat identitas bahwa sebuah
kotekan itu (baik kotekan telu maupun kotekan papat) adalah tabuhan sangsih.
Sedangkan tabuhan polos merupakan tabuhan yang paling dasar.
5. Tes formatif
Mainkan tabuhan polos dan sangsih dalam kotekan telu dan papat secara
berpasangan!
6. Balikan dan Tindak Lanjut
Untuk memahami tentang tabuhan kotekan, tidak cukup hanya dengan
mengimitasi apa yang didengar atau apa yang dilihat, akan tetapi konsep secara teori
mesti dipahami juga. Setelah anda memahami kedua hal itu, anda akan lebih mudah
memainkan kotekan dalam figurasi tertentu. Apa yang anda pelajari tentang tabuhan
kotekan sebelumnya, merupakan bentuk-bentuk kotekan yang berdasar dari pokok
gending yang berpusat pada satu nada. Pada bahasan selanjutnya anda akan
dihadapkan pada tabuhan kotekan dengan pokok gending yang lebih kompleks yang
berdasar pada sebuah model gending tertentu yaitu gending ”Liyar Samas”.
31
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
G. KEGIATAN BELAJAR 6 : Tabuhan kotekan dalam figurasi gending “Liyar
Samas”
1. Pengantar
Pada pembahasan sebelumnya, kita telah mempelajari hal-hal mendasar
tentang konsep bermain gamelan dan semua materi yang dibahas tersebut dapat
diperdalam secara individual maupun kelompok kecil. Namun untuk bahasan kali ini,
kita akan coba melakukan praktek bermain gamelan Bali secara bersama-sama
(ensemble). Oleh karena itu, setiap kegiatan belajar baik di kelas atau kegiatan latihan
di luar kelas, diupayakan selalu bersa-sama agar pemahaman tentang perkuliahan ini
dapat tercapai.
Untuk dapat bermain bersama-sama dibutuhkan pemain minimal 7 orang.
Artinya anda harus membuat kelompok belajar yang masing-masing kelompok
beranggotakan 7 sampai 9 orang. Jumlah anggota tersebut berdasar pada kebutuhan
jumlah pemain yang memainkan waditra, sebagai berikut:
l orang pemain Ugal/'Giying
2 orang pemain kotekan (Pemade/Kantil)
l atau 2 orang pemain Jegog
l atau 2 orang pemain Calung
l orang pein Gong dan Kempur
l orang pemain Kajar
2. Uraian Materi
Ada tiga bentuk permainan gamelan Bali yang akan kita pelajari pada karya
''Liyar Samas''. Bentuk-bentuk permainan tersebut yaitu:
a. Bentuk Permainan Figurasi
1) Figurasi I
Pada karya ''Liyar Samas'', kita dapat mengenal tiga bentuk permainan
figurasi. Figurasi pertama bisa kita mulai pelajari dari melodi pokok terlebih dahulu.
32
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Melodi pokok tersebut dimainkan melalui waditra Ugal/'Giying seperti notasi berikut
ini.
Notasi 6.1 Latihan Melodi Pokok
Mainkanlah melodi pokok ini belang-ulang sampai anda hafal !
Selanjutnya, mainkan waditra lainnya seperti Jegog, Calung, Kajar dan Gong.
Dengarkanlah contoh audio pada track 13, pada contoh audio tersebut anda akan
mendengarkan waditra demi waditra dimainkan secara satu persatu untuk
memperjelas hubungannya dengan melodi pokok. Urutan permainan waditra tersebut
sebagai berikut.
Lihat notasi di bawah ini untuk mengetahui bagaimana waditra-waditra
tersebut dimainkan berdasar pada melodi pokok di atas.
33
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 6.2 Pokok Gending Figurasi I
Selanjutnya, mainkanlah waditra Pemade atau Kantil secara berpasangan
karena kita akan coba bermain tabuhan polos dan tabuhan sangsih. Sebelum bermain
bersama-sama dengan pokok gending, mainkanlah tabuhan polos terlebih dahulu
seperti pada contoh notasi di bawah ini.
34
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 6.3 Tabuhan Polos Figurasi I
Setelah anda mampu dan memahami memainkan tabuhan polos tersebut,
mainkan tabuhan sangsih seperti pada contoh notasi di bawah ini.
Notasi 6.4 Tabuhan Sangsih Figurasi I
Kemudian, kita akan mainkan kedua jenis tabuhan ini secara bersamaan. Buat
dua kelompok pada waditra gangsa (Pemade dan Kantil). Kelompok satu memainkan
gangsa l dan kelompok dua memainkan gangsa 2. Untuk memainkan kedua jenis
tabuhan ini, satu orang harus memainkan waditra kajar agar keseimbangan serta
kekompakan temponya dapat terjaga. Gabungan kedua tabuhan ini dapat dilihat pada
contoh notasi di bawah ini.
35
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 6.4 Gabungan Tabuhan Sangsih dan Polos pada Figurasi I
Mainkan notasi di atas secara berulang-ulang sampai anda dapat memahaminya. Jika
belum begitu jelas, dengarkan contoh audio pada track 14.
Berikutnya, semua waditra kita mainkan. Pilihlah waditra yang akan anda
mainkan, yang terpenting semua waditra dapat dimainkan semuanya, berdasar pada
notasi berikut ini.
36
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 6.5 Figurasi I
2) Figurasi II
Pada figurasi kedua, terdapat sebuah transisi pada saat figurasi itu akan diulang.
Transisi tersebut merupakan bentuk tabuhan unisono. Agar lebih jelas, mari kita lihat
dan pelajari melodi pokok pada figurai II pada contoh notasi di bawah ini.
Notasi 6.6 Melodi pokok Figurasi II
Jika kita amati, bahwa bar 38 dan 39 dapat kita kategorikan sebagai melodi
frase l. Sedangkan melodi pada bar 42 dan 43 dikategorikan sebagai melodi frase 2.
37
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Baik melodi frase l maupun 2 ternyata diulang sebanyak satu kali dan setelah ulangan
pada frase 2 dilanjutkan pada bagian unisono. Mainkanlah melodi pokok ini
berulang-ulang sampai anda hafal!
Berikutnya kita langsung saja menuju pada waditra lainnya, yaitu waditra
Jegog, Calung, Kajar dan Gong. Jika anda sudah memahami konsep permainan
gamelan Bali seperti yang telah dibahas sebelumnya, tentu saja anda tahu bagaimana
memainkan waditra-waditra tersebut pada melodi pokok di atas. Coba amati notasi di
bawah ini, gunakan pengalaman sebelumnya sebagai alat untuk memahami
permainan pada figurasi II. Jika masih belum jelas, dengarkan contoh audio pada
track 15. Pada contoh audio tersebut anda akan mendengarkan waditra demi waditra
dimainkan secara satu persatu seperti pada contoh audio sebelumnya.
38
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 6.7 Pokok Gending Figurasi II
Selanjutnya, mainkanlah waditra Pemade atau Kantil secara berpasangan
untuk memainkan tabuhan polos dan tbuhan sangsih pada figurasi II. Sebelum
bermain bersama-sama dengan pokok gending, mainkanlah tabuhan polos terlebih
dahulu bersama waditra kajar seperti pada contoh notasi di bawah ini.
Notasi 6.8 Tabuhan Polos Figurasi II
39
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Setelah anda mampu dan memahami memainkan tabuhan polos tersebut, mainkan
tabuhan sangsih seperti pada contoh notasi di bawah ini.
Notasi 6.9 Tabuhan Sangsih Figurasi II
Mainkan notasi di atas secara berulang-ulang sampai anda dapat memahaminya. Jika
belum begitu jelas, dengarkan contoh audio pada track 16.
Berikutnya, semua waditra kita mainkan. Pilihlah waditra yang akan anda
mainkan, yang terpenting semua waditra dapat dimainkan semuanya, berdasar pada
notasi berikut ini.
40
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
41
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 6.10 Figurasi II
3) Figurasi III
Pada figurasi ketiga, kita akan mempelajari bentuk kotekan yang lebih kompleks dari
jenis kotekan sebelumnya. Hal ini dikarenakan, bentuk melodi pokok yang dimainkan
waditra Ugal/Giying agak panjang bahkan memiliki beberapa frase melodi. Dengan
demikian tabuhan waditra lainnya seperti jegog dan calung menjadi lebih rumit
karena seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa penggunaan nada-nada tabuhan
kedua waditra tersebut mesti mengikuti melodi pokok yang dimainkan Ugal/'Giying.
Di bawah ini kita lihat melodi pokok pada figurasi III yang sekaliguss akan kita
analisis dilihat dari frase melodinya.
42
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 6.11 Melodi Pokok Figurasi III
Analisis frase melodi di atas dapat membantu pemahaman tentang
keseluruhan melodi pokok di atas. Coba anda pelajaj melodi pokok tersebut dan
dengarkan contoh audio pada track 17.
Selanjutnya, kita lihat notasi untuk waditra lainnya. Perhatikan hubungan
waditra jegog, calung dan gong dengan Ugal/Giying yang memainkan melodi
pokok. Sementara waditran kajar masih memliki fungsi yang sama seperti yang telah
dibahas sebelumnya.
43
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
44
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 6.12 Pokok Gending Figurasi III
45
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Dengarkan contoh audio pada track 18 sebagai panduan. Mainkanlah pokok
gending di atas bersama teman-teman anda sampai semua materi yang terdapat pada
pokok gending tersebut anda pahami.
Selanjutnya, mainkanlah waditra Pemade atau Kantil secara berpasangan
untuk memainkan tabuhan polos dan tabuhan sangsih pada figurasi III. Sebelum
bermain bersama-sama dengan pokok gending, mainkanlah tabuhan polos terlebih
dahulu bersama waditra kajar seperti pada contoh notasi di bawah ini.
Notasi 6.13 Tabuhan Polos Pada Figurasi III
Setelah anda mampu dan memahami memainkan tabuhan polos tersebut, mainkan
tabuhan sangsih seperti pada contoh notasi di bawah ini.
46
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 6.14 Tabuhan Sangsih Pada Figurasi III
Mainkan kedua tabuhan seperti contoh notasi di atas secara berulang-ulang
sampai anda dapat memahaminya. Jika belum begitu jelas, dengarkan contoh audio
pada track 19.
Berikutnya, semua waditra kita mainkan. Pilihlah waditra yang akan anda
mainkan, yang terpenting semua waditra dapat dimainkan semuanya, berdasar pada
notasi berikut ini.
47
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
48
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
49
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
3. Latihan
a. Buatlah kelompok yang beranggotakan 7 orang / kelompok
b. Latih dan diskusikan dalam kelompok kalian masing-masing tentang tabuhan
figurasi 1, figurasi II dan figurasi III!
4. Rangkuman
Suatu tahapan dalam upaya memahami arsitektural permainan gamelan Bali,
diawali dari pemahaman melodi pokok, kemudian pokok gending dan terakhir
menguasai tabuhan kotekan. Tiga aspek ini menjadi sangat penting dalam memahami
gramatik gamelan Bali karena satu sama lainnya saling mengikat. Artinya, tabuhan
melodi pokok akan menjadi lebih meyakinkan apa bila setiap ketukan tesis dan semi
tesis diperkuat oleh waditra calung dan jegog dan hal ini memperkuat pondasi dari
tekstur atau anyaman pemade dan kantil yang memainkan kotekan.
5. Tes Formatif
a. Mainkan tabuhan melodi pokok dengan waditra giying pada tabuhan figurasi
I, II dan III!
b. Mainkan tabuhan calung dan jegog berdasar melodi pokok pada tabuhan
figurasi I, II dan III!
c. Mainkan tabuhan kotekan pada waditra pemade atau kantil berdasar melodi
pokok pada tabuhan figurasi I, II dan III!
6. Balikan dan Tindak lanjut
Tiga bentuk figurasi yang dipelajari di atas merupakan bagian inti yang sangat
khas dalam permainan gamelan Bali terutama bagian-bagian tersebut dapat dikatakan
sebagai kotekan utama yang terdapat dalam karya “Liyar Samas”. Namun demikian
selain tabuhan-tabuhan figurasi, terdapat juga bentuk-bentuk tabuhan lain yang tidak
berdasar pada konsep figurasi. Hal ini akan kita pelajari pada bahasan selanjutnya.
50
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
H. KEGIATAN BELAJAR 7 : Tabuhan Non Kotekan pada gending “Liyar
Samas”
1. Pengantar
Secara kompositoris, gending-gending dalam karya gamelan Bali selalu
memiliki keseimbangan bentuk (form). Dengan demikian selalu ada awal, tengah dan
akhir. Selain berbagai figurasi yang kita pelajari pada bahasan sebelumnya, terdapat
berbagai tabuhan yang membentuk kesatuan dari keseluruhan karya.
Bentuk tabuhan-tabuhan itu tidak berdasar pada pokok gending yang bersifat
siklis. Akan tetapi merupakan kalimat-kalimat gending yang memiliki peran
tersendiri, apakah sebagai pembuka, lintasan atau penutup. Dalam bahasan kali ini
kalimat-kalimat atau bentuk gending itu dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu bentuk
gending yang bersifat “Komunikatif” dan bentuk gending yang bersifat “Unisono”.
2. Uraian Materi
a. Bentuk Gending yang bersifat “Komunikatif”
Pada karya ''Liyar Samas'', terdapat bentuk-bentuk permainan yang bersifat
komunikatif atau saling merespon. Biasanya komunikasi ini terjalin antara waditra
Ugal atau kendang dengan waditra lainnya dan tabuhan tersebut dimainkan sebelum
masuk pada bagian permainan figurasi. Kebetulan dalam perkuliahan ini kita tidak
mempelajari tentang waditra kendang, oleh karena itu bahasan kali ini hanya akan
membahas bentuk permainan komunikatif antara Ugal dengan waditra yang lain.
Untuk menjelaskan hal ini, kita akan uraikan bentuk-bentuk permainan ''komunukatif'
melalui beberapa potongan bagian, seperti contoh notasi di bawah ini.
51
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 7.1 Contoh Kalimat Tanya Jawab 1
Dalam permainan gending seperti pada contoh notasi di atas, terjadi proses
tanya jawab antara pemain. Setelah tanda permata, semua pemain harus memainkan
bagian selanjutnya secara serentak, dengan demikian dibutuhkan dirigen. Biasanya
yang menjadi dirigen tersebut adalah pemain Ugal/Giying.
Contoh kedua tentang bentuk permainan seperti di atas, lihat contoh notasi di
bawah ini.
52
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 7.2 Contoh Kalimat Tanya Jawab 2
Untuk lebih memahami tentang bentuk permainan tersebut, cobalah anda
mainkan kedua contoh di atas. Untuk memainkan bagian yang serempak, pemain
Ugal/'giying bertindak sebagai dirigen.
Sementara anda kenali dua contoh dulu, selebihnya anda akan temui dan
pelajari secara mandiri tentang hal ini, berdasar pada partitur secara keseluruhan yang
terdapat pada lampiran modul ini
b. Bentuk gending yang bersifat “Unisono”
Bentuk permainan unisono adalah bentuk-bentuk permainan yang memliki ritme yang
kurang lebih sama terutama bentuk permainan bersama pada waditra Ugal, pemade
dan kantil. Pada karya ''Liyar Samas'' ada sekitar tiga bentuk permainan unisono yang
dapat kita bahas. Pertama adalah bentuk gending unisono dengan melodi pendek.
Lihatlah contoh notasi di bawah ini serta dengarkan contoh audio pada track 2O.
53
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 7.3 Unisono Pendek
Kalau lihat notasi di atas, tabuhan Ugal dan tabuhan gangsa l sama persis
sebagai suara ke-satu, sedangkan tabuhan gangsa 2 mengambil nada ''kempyung''
sebagai suara ke-dua hingga dua kelompok nada ini membentuk ''akor''. Kemudian,
nada-nada pada waditra calung dan jegog mempertebal melodi utama yang dimainkan
Ugal dan gangsa l. Waditra Gong dan kajar memiliki fungsi seperti yang telah
dibahas terdahulu.
Selanjutnya kita akan bahas bentuk permainan unisono dengan melodi yang
panjang. Pada karya ''Liyar Samas'', terdapat dua bagian yang memiliki bentuk
permainan unisono dengan melodi yang panjang. Bagian pertama dapat anda lihat
pada contoh notasi berikut ini serta dengarkan contoh audio pada track 21.
54
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 7.4 Unisono Panjang 1
Tampaknya tidak perlu dijelaskan lagi tentang permainan unisono di atas,
karena pada prinsipnya bentuk permainan unisono tersebut sama seperti pada
penjelasan sebelumnya. Hanya yang berbeda bentuk melodi lebih panjang. Agar lebih
mudah memahami bentuk melodinya, perhatikan analisa frase melodi di atas. Untuk
55
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
menemukan bentuk melodi tiap-tiap frase di tandai dengan blok (Highlight) tetama
pada waditra Ugal/Giying.
Bentuk unisono dengan melodi panjang lainnya, dapat anda lihat pada contoh
notasi di bawah ini serta dengarkan contoh audio pada track 22.
56
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
57
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Notasi 7.5 Unisono Panjang 2
Pada bentuk permainan unisono di atas, jelas sekali bahwa bentuk-bentuk
melodinya lebih kompleks dari unisono sebelumnya. Anda perhatikan
pengelompokan frase melodinya. Beberapa frase melodi terkesan memiliki ritme atau
birama aditif terutama mulai pada frase ke 3. Dengan demikian ritme yang dimainkan
pada waditra calung dan jegog sedikit ''aneh'' atau menyimpang dari biasanya.
Namun, bagaimanapun inilah salah satu fenomena yang menarik dalam gramatik
musik Bali.
3. Latihan
a. Buatlah kelompok yang beranggotakan 7 orang / kelompok
b. Latih dan diskusikan dalam kelompok kalian masing-masing tentang tabuhan
yang bersifat ”komunikatif” dan Unisono!
4. Rangkuman
Bentuk-bentuk gending yang tidak berdasar dari konsep figurasi, memiliki
kalimat gending yang patut untuk ditafsirkan lebih jauh. Hal ini karena adanya bentuk
58
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
gending seperti ini memiliki ”keluwesan” tentang tempo yang sangat fleksibel.
Terutama pada gending-gending yang bersifat ”komunikatif”. Sedangkan bentuk-
bentuk gending yang bersifat unisono, seringkali masih menggunakan tempo yang
statis akan tetapi konsep akor yang dibangun dari tabuhan sangsih dan polos mesti
diperhatikan secara seksama karena kadang-kadang suara kedua dari melodi yang
dimainkan bergerak tidak selalu paralel.
5. Tes Formatif
a. Mainkan bentuk gending yang bersifat tanya jawab!
b. Mainkan bentuk gending yang bersifat unisono!
6. Balikan dan tindak lanjut
Setelah anda menguasai serta memahami semua materi yang telah kami bahas
dari mulai awal sampai akhir, mulailah anda mencoba menginteretasi karya ''Liyar
samas'' secara berkelompok berdasar pada notasi penuh (full score) yang terdapat
pada lampiran.
Dalam proses interpretasi musik, seringkali kita mendengar sebuah karya
yang sama akan tetapi setiap pemain dapat mempresentasikan karya tersebut dengan
tafsiran yang berbeda. Dengan demikian, jiwa atau ruh dari karya tersebut dapat kita
rasakan perbedaannya. Jiwa atau ruh dalam karya musik dapat dibangun dari
seberapa dalam seorang pemain dapat mengkreasikan kembali karya musik tersebut.
Proses kreasi musik bagi pemain dapat dilihat dari cara bagaimana Ia mampu
''bermain-main'' tentang berbagai hal yang terkandung di dalam karya musik itu
sendiri. Misalnya, bagaimana cara Ia menafsirkan artikulasi bunyi pada setiap nada-
nada yang dimainkan, seberapa kuat nada itu harus dibunyikan hingga memiliki
intensitas bunyi yang baik, seberapa cepat tempo yang Ia tafsirkan, dan masih banyak
hal lain yang pada intinya dalam bermain musik, tidak cukup kita hanya
''membunyikan'' saja not-not yang tertulis dalam notasi akan tetapi notasi sebagai
sebuah konsep mesti difsirkan dengan kata lain dimainkan.
59
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Untuk itu, materi-materi inti dalam perkuliahan ini sebenarnya telah anda
pelajari. Selanjutnya bagaimana hubungan materi-materi tersebut berjalan hingga
memiliki bentuk atau komposisi musik yang jelas. Tafsirkanlah notasi dalam
lampiran tersebut agar setiap kalimat musik yang tertuang dalam tatanan konsep itu
memiliki nilai estetis.
60
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Glosarium
Waditra : Sebutan instrumen musik pada alat musik karawitan
(gamelan/non gamelan)
Gangsa : Istilah yang mengelompokan waditra yang berbentuk
wilah seperti, giying, pemade, kantil, calung dan
jegog.
Kotekan : konsep tabuhan yang merupakan motifis melodi yang
saling mengisi berdasar pada pokok gending
tertentu. Dalam gamelan Bali tabuhan ini selalu
dimainkan berpasangan.
Pangumbang pangisep : konsep pasangan bunyi pada beberapa waditra
gamelan bali yang berbeda secara mikro intervalis dan
menghasilkan efek bunyi yang bergelombang.
Figurasi : Tekstur keseluruhan gending yang menggunakan
Kotekan
Polos dan Sangsih : Sebutan untuk masing-masing pasangan motif tabuhan
Kotekan
Unisono : Sebuah permainan melodi yang memiliki ritme yang
sama dan dimainkan secara bersama-sama.
Aditif : Pola ritme atau birama yang tidak ajeg/tetap
61
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Kunci Jawaban Tes Formatif
KB 1
1. Ugal/giying, pemade, kantil, calung, jegog, gong, kempur, ketuk, cengceng.
2. Pangumbang pangisep adalah konsep pasangan bunyi pada beberapa waditra
gamelan bali yang berbeda secara mikro intervalis dan menghasilkan efek
bunyi yang bergelombang. Sedangkan polos sangsih adalah istilah untuk
masing-masing pasangan motif tabuhan Kotekan
KB 2
1. Peran serta kedudukan beberapa waditra dalam siklus gending paling dasar
dalam pola permainan gamelan bali, sebagai berikut:
a) Waditra Ugal/Giying memainkan melodi pokok yang dijadikan sebagai acuan untuk waditra lainnya.
b) Peran Jegog, Calung dan Gong adalah memperkuat melodi pokok yang jatuh pada ketukan-ketukan tertentu.
c) Waditra Kajar mempertegas ketukan dasar.d) Kantil dan Pemade memainkan kotekan berdasarkan pada tabuhan polos
dan sangsih.2.
62
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
KB 3
1. Tabuhan tanpa di tutup, tabuhan nada-nada menyambung, tabuhan nada-nada terputus-putus, dan tabuhan nada-nada pendek/tajam.
2. Mainkan ke empat artikulasi tabuhan sebagaimana yang diinstruksikan dalam latihan.
KB 4
1. Mainkan secara individual frase melodi a dan b sebagaimana notasi dan instruksi dalam KB 4.
KB 5
1. Tentukan pasangan untuk bermain kotekan telu dan papat seperti notasi dalam uraian KB 3. Mainkan masing-masing tabuhan polos dan sangsih, secara bergantian dalam tempo minimal 100 bpm.
KB 6
1. Mainkan secara individual tabuhan giying Figurasi I seperti pada contoh notasi 6.5, Figurasi II seperti pada contoh notasi 6.10, dan Figurasi III seperti pada contoh notasi 6.15.
2. Mainkan secara individual tabuhan Calung dan Jegog Figurasi I seperti pada contoh notasi 6.5, Figurasi II seperti pada contoh notasi 6.10, dan Figurasi III seperti pada contoh notasi 6.15.
3. Mainkan secara individual tabuhan Pemade atau Kantil Figurasi I seperti pada contoh notasi 6.5, Figurasi II seperti pada contoh notasi 6.10, dan Figurasi III seperti pada contoh notasi 6.15.
KB 7
1. Mainkan secara bersama-sama bentuk-bentuk melodi tanya jawab seperti pada contoh notasi 7.1 dan 7.2. (pilih waditra berdasarkan kesepakatan kelompok)
2. Mainkan secara bersama-sama bentuk-bentuk melodi Unisono seperti pada contoh notasi 7.3, 7.4 dan 7.5. (pilih waditra berdasarkan kesepakatan kelompok)
63
bAHAN AJAR mandiri GAMELAN BALI 2010-2011
Daftar Pustaka
Dieter Mack. 1992. The Gong Kebyar Style of Pinda, Gianyar, di dalam: Schaareman, Danker (ed): “Balinese Musik in Context”, Forum Ethnomusicologicum 4, Winterthur.
Dieter Mack. 2001. Musik Kontemporer dan Persoalan Interkultular. Bandung: artline
I Nyoman Winyana, S.S.Kar. 2001.Pegangan Praktek Gamelan Bali (Gong Kebyar). Bandung: Departemen Pendidikan Nasional STSI Bandung.
I Wayan Dibia. 2007. “Changes of Gong Kebyar Composition During the Last two Decades”. Makalah. IGFA
I Made Arnawa. 2007. “Pendro – A somewhat Hybrid Gamelan”. Makalah. IGFA
SUMBER DAN DOKUMEN:
a. Partitur karya “Liyar Samas”. b. Audio Cassette/CD audio Karya “Liyar Samas”. AESCc. Dokumen Video. Konser “Space and Shadow” HKW Berlin Jerman.
64