BAHAN AJAR Manajemen Dan Teknik Perawatan 2013 (1)

67
BA 10 KBRA2102 008 BUKU 1 BAHAN AJAR MANAJEMEN DAN TEKNIK PERAWATAN Penyusunan Bahan Ajar Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2007) ini dibiayai dari DIPA Politeknik Negeri Bandung Departemen Pendidikan Nasional Tahun Anggaran 2010 Disusun Oleh : Ade Suryatman Margana, ST., M.Eng NIP : 19600711 198403 1 003 PROGRAM STUDI TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA JURUSAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2010

description

BAHAN AJAR MANAJEMEN PERAWATAN

Transcript of BAHAN AJAR Manajemen Dan Teknik Perawatan 2013 (1)

  • BA 10 KBRA2102 008

    BUKU 1 BAHAN AJAR

    MANAJEMEN DAN TEKNIK PERAWATAN

    Penyusunan Bahan Ajar Dalam Kurikulum Berbasis

    Kompetensi (Kurikulum 2007) ini dibiayai dari DIPA

    Politeknik Negeri Bandung

    Departemen Pendidikan Nasional

    Tahun Anggaran 2010

    Disusun Oleh :

    Ade Suryatman Margana, ST., M.Eng

    NIP : 19600711 198403 1 003

    PROGRAM STUDI TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA

    JURUSAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

    2010

  • 1. Identitas Bahan Ajar

    a. Judul Bahan Ajar : Manajemen dan Teknik Perawatan (T) b. Mata Kuliah/Semester : Manajemen dan Teknik Perawatan(T)/IV c. SKS (T-P)/Jam (T-P) : 1 (1-0)/3 (3-0) d. Jurusan : Teknik Refrigerasi dan Tata Udara e. Program Studi : Teknik Pendingin dan Tata Udara f. Nomor Kode Mata kuliah : KBRA 2102

    2. Penulis

    a. Nama : Ade Suryatman Margana, ST b. NIP : 19600711 198403 1 003 c. Pangkat/Golongan : Penata/ IIId d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala e. Program Studi : Teknik Pendingin dan Tata Udara f. Jurusan : Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

    Bandung, 28 Juni 2010

    Mengetahui, Penulis, Ketua KBK

    Ir. Andrianto Setyawan, MT . Ade Suryatman Margana, ST NIP 19670206 199512 1 001 NIP 19600711 198403 1 003

    Menyetujui, Ketua Jurusan

    Markus, ST.,MT.. NIP 19580426 198903 1 001

    LEMBAR PENGESAHAN

    LEMBAR PENGESAHAN

  • Ada beberapa faktor dalam penyelenggaran pendidikan agar didapat lulusan yang menguasai

    ilmu atau keterampilan yang diajarkan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Pertama

    adalah kurikulum yang baik, kemudian fasilitas penunjang yang baik, penyelenggaraan

    Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang baik, serta lingkungan akademik yang menunjang.

    Salah satu fasilitas penunjang KBM yang dapat disiapkan adalah adanya Bahan Ajar, yang

    mana akan sangat membantu dalam proses penyampaian ilmu pengetahuan atau

    keterampilan. Untuk itu, kami perlu bersyukur, karena Politeknik Negeri Bandung, dapat

    memberikan bantuan dari sumber dana DIPA, untuk kegiatan pembuatan Bahan Ajar ini.

    Pada tahun 2009, program studi Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, mendapat kuota penulisan

    bahan ajar sebanya 4 judul dengan jumlah dana sepuluh juta rupiah. Alhamdulillah untuk

    tahun anggaran 2010, Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara mendapat kuota sebanyak

    lebih banyak lagi yaitu 19 Judul Bahan Ajar pada termen pertama ini. Kesempatan ini telah

    dimanfaatkan oleh hampir seluruh pengajar. Dengan ini, kami mengucapkan terimakasih

    kepada pengajar yang telah memanfaatkan kesempatan ini.

    Satu harapan dengan kegiatan penulisan Bahan ajar ini adalah khazanah pustaka / referensi

    yang ada di Jurusan Teknik Refigerasi semakin bertambah. Mudah-mudahan dapat

    dimanfaatkan oleh mahasiswa dan juga siapa saja yang ingin mempelajarinya.

    Semoga dengan kegiatan ini, akan mendorong bagi staf pengajar lainnya untuk juga menulis

    dan menyiapkan Bahan Ajar bagi mata kuliah-mata kuliah yang lain.

    Semoga kegiatan ini menjadi bermanfaat bagi kita semua.

    Bandung, Juni 2010

    Ketua Jurusan

    Markus, ST., MT. NIP 19580426 198903 1 001

    KATA PENGANTAR JURUSAN

  • KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, akhirnya bahan ajar untuk mata kuliah Manajemen dan Teknik Perawatan (T) dapat diselesaikan. Tujuan dari pembuatan bahan ajar ini sebagai bahan acuan baik untuk mahasiswa maupun dosen pengampu mata kuliah Manajemen dan Teknik Perawatan (T). Isi dari bahan ajar ini disesuaikan dengan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) mata kuliah Manajemen dan Teknik Perawatan (T) yang ada di Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara Politeknik Negeri Bandung. Untuk memperluas wawasan mahasiswa tentang Manajemen dan Teknik Perawatan,

    disarankan untuk membaca buku-buku teks lainnya yang banyak tersedia di perpustakaan dan

    dari sumber-sumber lainnya.

    Akhir kata, semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat. Amin.

    Bandung, 28 Juni 2010

    Penulis

  • Halaman

    LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... i

    KATA PENGANTAR JURUSAN ........................................................... ii

    KATA PENGANTAR ....................................................................... iii

    DAFTAR ISI ....................................................................... iv

    DAFTAR TABEL ....................................................................... vi

    DAFTAR GAMBAR vii

    DESKRIPSI MATA KULIAH ix

    PETUNJUK PENGGUNAAN x

    BAB I: PENGANTAR MANAJEMEN

    1.1 Pengantar manajemen ............................................... 1

    1.2 Batasan dan konsep dasar manajeman ................................ 2

    1,2.1 Pengertian manajemen........ 2

    1.2.2 Pengertian manajer.... 4

    1.3 Tingkatan manajemen (Management level)..... 6

    1.4 Jenis keterampilan ... 7

    1.5 Prinsip manajemen ... 9

    1.6 Unsur-unsur manajemen ..... 13

    1.7 Latihan soal ..... 15

    BAB II: KONSEP DASAR PERAWATAN

    2.1 Konsep dasar perawatan ... 16

    DAFTAR ISI

  • 2.2 Kebijakan perawatan ... 18 2.3 Istilah umum dalam perawatan 23 2.4 Preventive maintenance (PM) .. 24 2.5 Corrective maintenance (CM) . 26 2.6 Improvement maintenance . 27 2.7 Maintenance cost . 33 2.8 Prosedur pemeliharaan terencana 35 2.9 Kegiatan perawatan 42 2.10Latihan soal 50

    BAB III: KONTROL SUKU CADANG PERAWATAN

    3.1 Pengelolaan dan pengontrolan suku cadang 51 3.2 Kontrol suku cadang 52

    3.3 Fungsi control suku cadang 53 3.4 Dasar-dasar kontrol suku cadang. 53 3.5 Jumlah pesanan ekonomis (Eqonomic order quantity) 55 3.6 Latihan soal . 62

    BAB IV: RELIABILITY, AVAILABILITY AND FAILUREABILITY

    4.1 Ukuran efektivitas system ... 63 4.2 Keandalan ... 64 4.3 Probalitas 66 4.4 Fungsi laju kegagalan . 66 4.5 Distribusi yang sering digunakan .. 67

    4.5.1 Distribusi eksponensial . 68 4.5.2 Distribusi normal .. 73 4.5.3 Distribusi weibull .. 73 4.5.4 Distribusi hiper eksponensial 74 4.5.5 Laju kegagalan dan siklus hidup komponen . 75

    4.6 Analisa kerusakan 76 4.7 Model perawatan . 76 4.7.1 Model pemeriksaan . 77 4.8 Availability . 77 4.9 Penaksiran parameter distribusi Weibull . 78 4.10Uji keswesuain distribusi Weibull . 80 4.11Penentuan ongkos-ongkos perawatan . 81 4.12Latihan soal 83

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 84

    LAMPIRAN

    GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

    SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

  • Halaman

    Tabel 3.1 : Suku cadang berdasarkan prosentase modal......................... 59

    Tabel 3.2 : Suku cadang berdasarkan prosentase jumlah terpasang ...... 59

    Tabel 3.3 : Index kerumitan .................................................................. 60

    Tabel 3.4 : Jam orang per tingkat unit kerumitan ................................. 61

    Tabel 3.5 : Jumlah hari yang diperlukan per tingkat unit kerumitan .... 61

    Tabel 3.6 : Harga k ............................................................................ 61

    DAFTAR TABEL

  • Halaman

    Gambar 1.1 : 5 fase proses pencapaian tujuan ........................ 5

    Gambar 1.2 : Tingkatan manajeman ................................... 7

    Gambar 1.3 : Prosentase masing-masing jenis keterampilan .................. 9

    Gambar 2.1 : Modern maintenance ......................................................... 17

    Gambar 2.2: Monitoring minyak pelumas .. 21

    Gambar 2.3: Hubungan antara jenis-jenis maintenance .......................... 22

    Gambar 2.4: Klasifikasi preventive maintenance .................................. 25

    Gambar 2.5: Klasifikasi corrective maintenance...................................... 26

    Gambar 2.6: Hubungan antara preventive maintenance dan corrective

    maintenance .. 26

    Gambar 2.7: Flow diagram conditioning monitoring... 30

    Gambar 2.8: Maintenance problema iceberg .. 32

    Gambar 2.9: Perencanaan biaya terencana, biaya pemeliharaan vs

    tingkat perencanaan 34

    Gambar 2.10: Penanganan perawatan ........................................................ 35

    Gambar 2.11: Perawatan terencana ............................................................ 36

    Gambar 2.12: Langkah pembuatan spesifikasi kerja ............................... 39

    Gambar 2.13: Jenis kegiatan maintenance ................................................. 43

    Gambar 2.14: Pekerjaan mekanik .............................................................. 43

    DAFTAR GAMBAR

  • Gambar 2.15: Pekerjaan listrik .................................................................. 44

    Gambar 2.16: Pekerjaan sipil ..................................................................... 44

    Gambar 2.17: Pekerjaan umum .................................................................. 45

    Gambar 2.18: Prosedur maintenance ......................................................... 45

    Gambar 2.19: Organisasi maintenance ...................................................... 46

    Gambar 2.20: Organisasi maintenance and repair tinjauan pelaksanaan .. 46

    Gambar 2.21: Organisasi maintenance and repair tinjauan perencanaan 47

    Gambar 2.22: Proses pelaksanaan berdasarkan perencanaan maintenance. 47

    Gambar 2.23: down time vs maintenance system ................. 48

    Gambar 2.24: Bagan aktivitas perawatan ................. 49

    Gambar 3.1 : Kontrol suku cadang ......................................................... 54

    Gambar 4.1 : Down time ......................................................................... 64

    Gambar 4.2 : Hubungan waktu dengan fungsi distribusi kerusakan .. 69

    Gambar 4.3 : Distribusi hiper eksponensial ......................... 70

    Gambar 4.4 : Distribusi eksponensial .......................... 71

    Gambar 4.5 : Distribusi normal .................................................. 72

    Gambar 4.6 Kurva bath tube ................................................................ 76

  • 1.1. Identifikasi Mata Kuliah

    Judul Mata Kuliah : Manajemen dan Teknik Perawatan

    Nomor Kode/SKS : KBRA 2102/ 1 SKS

    Semester/Tingkat : IV/II

    Prasyarat : -

    Jumlah Jam/Minggu : 3 jam

    1.2. Ringkasan Topik/Silabus

    Mata Kuliah ini membahas mengenai Pengantar manajemen, Konsep dasar

    perawatan, Kontrol suku cadang perawatan dan Reliability, Availability dan

    failureability

    1.3. Kompetensi yang Ditunjang

    Melakukan pengawasan dan manajemen pada instalasi dan perawatan peralatan

    refrigerasi dan tata udara (4.1).

    1.4. Tujuan Pembelajaran Umum

    Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa mampu melakukan pengelolaan

    organisasi bidang perawatan, merencanakan perawatan terencana dan tidak

    terencana, penghitungan suku cadang perawatan dan penghitungan probabilitas

    realability, availabillity dan failureability suatu mesin

    1.5. Tujuan Pembelajaran Khusus

    1. Mahasiswa mampu menjelaskan, membuat dan menganalisa organisasi kerja bidang perawatan

    2. Mahasiswa mampu menjelaskan, membuat klasifikasi perawatan, prosedur preventive maintenance dan corrective maintenance

    3. Mahasiswa mampu menjelaskan, merencanakan suku cadang, biaya dan man-hour bidang perawatan

    4. Mahasiswa mampu menjelaskan, mengetahui probabilitas reliability, availability dan failureability.

    DESKRIPSI MATA KULIAH

  • Pedoman Mahasiswa

    Bahan ajar ini bukan sumber belajar satu-satunya, mahasiswa diwajibkan untuk membaca

    buku-buku Managemen dan Teknik Perawatan yang lainnya untuk memperkaya pengetahuan

    tentang ini.

    Pedoman Pengajar

    Mata kuliah ini diajarkan dengan menggunakan pendekatan kompetensi sehingga pada akhir

    perkuliahan diharapkan mahasiswa mempunyai kompetensi untuk membuat benda kerja

    dengan teknik kerja bangku, kerja pelat dan pemipaan.

    Pertama, pengajar menjelaskan teori dari setiap topik yang ada dalam GBPP, kemudian

    memberikan contoh atau demonstrasi. Setelah itu meminta mahasiswa untuk menjelaskan

    tentang mengenai manageman dan teknik perawatan.

    Mahasiswa diberikan tugas yang menunjang seperti mengevaluasi struktur organisasi yang

    sudah ada dan membuat sendiri organisasi yang berhubungan tentang kegiatan

    kemahasiswaan. Untuk tugas topik yang lainnya seperti reliability, availabilty dan

    failureability, mahasiswa diberikan contoh yang ada hubungannya dengan teknik refrigerasi

    dan tata udara, seperti umur pakai kompresor dan lainnya.

    Penggunaan Ilustrasi dalam Bahan Ajar

    Pada saat mahasiswa mempelajari materi perkuliahan ini, setiap mahasiswa akan menerima

    atau menggunakan tabel-tabel dan rumus yang sesuai dengan materi ilustrasi tentang materi

    yang terkini . Dosen diharapkan dapat memperlihatkan gambar-gambar, kasus-kasus yang

    berhubungan dengan managemen dan teknik perawatan yang diterapkan oleh industri,

    terutama industri teknik refrigerasi dan tata udara, sehingga mahasiswa mempunyai

    gambaran yang jelas tentang materi yang dipelajarinya.

    PETUNJUK PENGGUNAAN

  • LAMPIRAN

  • BAB I PENGANTAR MANAJEMEN

    Tujuan Pembelajaran Umum

    Mampu membuat dan menganalisa organisasi kerja bidang perawatan

    Tujuan Pembelajaran Khusus

    Dapat menjelaskan dan menyebutkan :

    - pengertian Manajemen

    - Unsur-unsur Manajemen

    - Tingkatan Manajemen

    - Tugas Manajer

    - Ketrampilan Manajer

    - Proses Manajemen (Planning, Organizing, Directing, Actuating, Controlling)

    Dapat mengilustrasikan berbagai macam organisasi kerja

    1.1 Pengantar Manajemen

    Dalam banyak hal, organisasi-organisasi yang ada dan berkembang pada saat ini

    mempunyai banyak perbedaan. Akan tetapi lepas dari perbedaan-perbedaan yang ada,

    semua organisasi memiliki beberapa kesamaan yang pokok.

    Unsur kesamaan yang paling tampak dimiliki oleh organisasi-organisasi adalah unsur

    tujuan atau maksud. Tujuan tersebut dapat berbeda-beda, tetapi tanpa suatu tujuan maka

    tidak ada harapan bagi suatu organisasi untuk tumbuh dan berkembang, ataupun tetap

    bertahan hidup.

    Organisasi-organisasi itupun harus memiliki suatu program atau metode tertentu untuk

    mencapai tujuan tadi. Tanpa adanya rencana untuk apa rencana itu dibuat, tidak ada sebuah

    organisasipun yang dapat bekerja efektif. Organisasi-organisasi harus memperoleh dan

    mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan (Stonner, 1988:3).

  • Untuk memudahkan dalam penelitian kebijaksanaan, sasaran dan tujuan organisasi,

    langkah-langkah yang perlu ditempuh dapat dinyatakan dalam bentuk serangkaian pertanyaan

    dan pernyataan dasar sebagai berikut:

    Langkah 1: Apa yang diinginkan?

    Langkah 2: Apa yang sekarang dilakukan untuk memperoleh apa yang diinginkan?

    Langkah 3: Apa yang ada di lingkungan sekitarnya yang perlu diperhitungkan?

    Langkah 4: Apa yang mampu dikerjakan?

    Langkah 5: Apa yang dapat dilakukan yang seharusnya dikerjakan?

    Langkah 6: Jika terus melakukan apa yang sekarang sedang dikerjakan apakah akan

    menuju ke arah tujuan?

    Langkah 7: Inilah yang akan dilakukan untuk memperoleh apa yang diinginkan.

    Langkah 8: Lakukan itu.

    Langkah 9: Periksalah sesering mungkin untuk memastikan bahwa melakukannya

    dengan benar.

    1.2 Batasan dan Konsep Dasar Manajemen

    The verb Manage comes from the Italian maneggiare (to handle especially a horse),

    which in turn derives from the Latin manus (hand). The French word mesnagement (later

    mnagement) influenced the development in meaning of the English word management in the

    17th and 18th centuries.

    1.2.1 Pengertian manajemen

    Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement, yang memiliki arti seni

    melaksanakan dan mengatur. Dalam bahasa Inggis Manajemen berasal dari kata

    management dengan asal kata to manage yang artinya secara umum adalah mengelola,

  • sehingga kata manajemen dapat diartikan sebagai pengelolaan. Sedangkan pengertian

    menurut ahli-ahli yang lain adalah sebagai berikut :

    1. Menurut Horold Koontz dan Cyril O'donnel :

    Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan

    orang lain.

    2. Menurut R. Terry :

    Manajemen merupakan proses tertentu yang terdiri atas kegiatan merencanakan

    (planning), mengorganisasikan (Organizing), menggerakkan sumber daya

    manusia dan sumber daya lainnya (Actuating and controlling) untuk mencapai

    tujuan yang telah ditetapkan.

    3. Menurut James A.F. Stoner :

    Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumber

    daya Organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah ditetapkan.

    4. Menurut Lawrence A. Appley :

    Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.

    5. Menurut Drs. Oey Liang Lee :

    Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan,

    Pengarahan dan pengawasan daripada sumber daya manusia untuk

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    6. Menurut Follet :

    Manajemen adalah seni untuk melakukan sesuatu dengan mengerahkan orang lain.

    (The art of getting things done throught the people).

  • Manajemen adalah suatu kegiatan, dan pelaksanaannya disebut managing, orang yang

    meleksanakan kegiatan tersebut disebut manajer. Seseorang yang mendapat predikat sebagai

    manajer harus mampu untuk menengani tugas-tugas yang bersifat manajerial. Yang penting

    diantaranya adalh menghentinkan kecenderungan untuk melaksanakan kegiatan oleh dirinya

    sendiri.

    Masih banyak pengertian-pengertian yang lainnya yang diberikan untuk masalah manajemen.

    Secara garis besar pengertian manajemen, dapat dilihat dalam 2 (dua) aspek yaitu aspek seni

    dan aspek ilmu.

    Rumusan dari aspek seni, manajemen adalah seni untuk mencapai sesuatu dengan

    mengerahkan oranglain.

    Seni manajemen adalah keterampilan dalam memecahkan masalah, pengambilan keputusan

    dan kegiatan manajerial lainnya berdasarkan kepada naluri, ilham, perasaan, firasat, bisikan

    kalbu dan pertimbangan-pertimbangan lainnya yang bersifat subjektif.

    Landasan tersebut diperoleh dari pengalaman, budaya, penghayatan atas kejadian-kejadian

    atau tingkah laku yang pola pengerjaanya hanya dipahami oleh perseorangan.

    Kelemahan yang prinsip dari manajemen aspek seni adalah bahwa seni manajemen tidak

    dapat dilimpahkan kepada orang lain, sehingga kalau seseorang manajer penganut aspek seni,

    maka kegiatan usahanya akan terancam kelangsungannya manakala manager tersebut sudah

    tiada.

    Rumusan dari aspek ilmu, manajemen adalah serangkaian proses untuk menyediakan sarana

    dan atau sumber daya, serta mempergunakannya sedemikian rupa sehingga berhasil

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan cara yang efektif dan efisien.

    Ilmu manajemen adalah keterampilan dalam kegiatan manajerial dengan menggunakan

    teknik-teknik manajemen yang berdasarkan pada data statistic, kuantitatif, akunting dan

    sistematik yang dikatagorikan sebagai manajemen ilmiah. Dengan kata lain ilmu manajemen

    dapat dipelajari oleh siapapun dan ilmu manajemen akan terus berkembang.

    Dengan berbekal kedua jenis rumusan manajemen, seorang manajer harus dapat

    melaksanakan kegiatan-kegiatan manajerial dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang

    dipimpinnya. Seorang manajer juga akan terlibat dengan keterkaitan kegiatan yang lainnya,

  • dapat dikatakan bahwa seorang manajer menjalankan tugas manajerial adalah merupakan

    suatu proses.

    1.2.2 Pengertian Manajer

    Manajer adalah seorang yang karena pengalaman, pengetahuan, dan

    keterampilannya diakui oleh organisasi untuk memimpin, mengatur, mengelola,

    mengendalikan dan mengembangkan kegiatan organisasi dalam rangka mencapai

    tujuan, tugas-tugas spesifik dari manajer adalah :

    Manager bekerja dengan dan melalui orang lain

    Manajer bertindak sebagai saluran komunikasi dalam organisasi

    Manajer harus sepenuhnya atas segala tugas-tugasnya

    Manajer harus dapat menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan

    menentukan prioritas

    Manajer harus dapat berfikir secara sistematis dan konseptual.

    Manajer bertindak sebagai mediator (penengah)

    Manajer bertindak sebagai politisi, diplomat, dan juga symbol bagi organisasinya.

    Manager harus dapat mengambil keputusan-keputusan yang sulit dengan segera.

    Sedangkan proses itu sendiri berarti suatu cara yang sistematis untuk menjalankan

    suatu pekerjaan pada aspek-aspek kegiatan yang penting dan saling berkaitan. Kegiatan-

    kegiatan itu merupakan konsep dasar dari manajemen yang meliputi antara lain:

    Manajer --------> Mengelola fungsi-fungsi --------> Tujuan

    |

    |

    |

    Perencanaan (Planning).

    Organisasi (Organizing).

    Pengarahan (Directing).

    Koordinasi (Coordinating).

    Pengendalian (Controlling).

  • Gambar 1.1 5 fase proses pencapaian tujuan

    a. Perencanaan

    Manajer terlebih dahulu harus memikirkan dengan matang tujuan dan

    tindakannya. Tindakan manajer biasanya didasarkan atas suatu metode, rencana, atau logika

    tertentu.

    1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?

    2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?

    3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?

    4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?

    5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?

    6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindak

    b. Pengorganisasian

    Manajer mengkoordinasikan sumber daya manusia serta sumber daya bahan

  • dan alat yang dimiliki organisasi bersangkutan dengan kemampuan tertentu untuk

    mengerahkan sumber daya dalam mencapai tujuannya. Jelas kiranya semakin terpadu,

    terkoordinasi tugas-tugas sebuah organisasi, akan semakin efektiflah organisasi itu.

    c. Pemimpinan

    Bagaimana manajer mengarahkan dan mempengaruhi para bawahan,

    bagaimana agar orang-orang lain melaksanakan tugas-tugas yang esensial. Dengan

    menciptakan suasana yang tepat, manajer membantu para bawahannya untuk bekerja sebaik-

    baiknya.

    d. Pengendalian

    Manajer berusaha untuk menjamin organisasi bergerak ke arah tujuannya

    dengan benar. Apabila ada bagian tertentu dari organisasi itu pada jalan yang salah, manajer

    berusaha untuk menemukan penyebabnya kemudian mengarahkan kembali ke jalan yang

    benar.

    1.3 Tingkatan Manajemen (Manajemen Level).

    Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi tingkatan manajer menjadi 3

    tingkatan :

    1. Manajer lini garis-pertama (first line) adalah tingkatan manajemen paling rendah

    dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional.

    Dan mereka tidak membawahi manajer yang lain.

    2. Manajer menengah (Middle Manager) adalah manajemen menengah dapat meliputi

    beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan

    mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya kadang-kadang juga karyawan

    operasional

    3. Manajer Puncak (Top Manager) terdiri dari kelompok yang relative kecil, manager

    puncak bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi.

  • TOP

    MANAGEMENT

    MIDDLE MANAGEMENT

    FIRST LINE MANAGEMENT

    KARYAWAN

    Gambar 1.2 Tingkatan manajemen

    1.4 Jenis keterampilan

    Masing-masing tingkat manajemen memiliki keterampilan yang berbeda-beda., manajer

    harus memiliki tiga macam keterampilan, yaitu keterampilan konsepsional,

    keterampilan kemanusiaan, dan keterampilan teknis.

    Keterampilan konseptual

    Keterampilan ini sering disebut sebagai keterampilan kosepsional (conceptional

    skill). Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi

    suatu rencana kegiatan untuk menciptakan gagasan atau konsepnya itu. Proses

    penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut

    sebagai proses perencanaan. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga

    meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.

    Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat

    konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi.

  • Keterampilan komunikasi atau kemanusiaan

    Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan

    keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang laion

    yang disebut juga keterampilan kemanusiaan (human skill).

    Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan

    yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang [persuasif, bersahabat, dan kebapakan

    akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap

    terbutka kepada atasan. Keterampilan kberkomunikasi diperlukan, baik pada

    tingkatan manajemen atas, mengengah maupun bawah.

    Keterampilan teknis

    Keterampilan terakhir yang merupakan bekal bagi seorang manajer adalah

    keterampilan teknis (technical skill). Keterampilan ini apda umumnya merupakan

    bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini

    merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya

    memperbaiki mesin, membuat kursi, merangkai bbunga dan keterampilan teknis

    yang lain.

    CONSEPTUAL / HUMAN/ TECHNICAL

    18 / 35 / 47

    31 / 42 / 27

    47 / 35 / 18

  • Gambar 1.3 Prosentasi masing-masing jenis keterampilan

    1.5 Prinsip manajemen

    Prinsip dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan fundamental atau

    kebenaran umum yang merupakan sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak.

    Prinsip merupakan dasar, namun tidak bersifat mutlak karena prinsip bukanlah umum.

    Dalam hubungannya dengan manajemen prinsip-prinsip bersifat fleksibel dalam arti

    bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-

    sitauasi yang berubah.

    Prinsip-prinsip umum manajemen (general principle of management) teridi dari:

    Pembagian kerja (Division of work)

    Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga

    pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan

    harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus

    rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and

    dislike. Dengan adanya prinsip the right man in the right place akan memberikan

    jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian kerja yang

    baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian

    kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam

    penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang berpengalaman

    akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik

    tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.

    Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)

    Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan

    setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan

    tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan

    pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil

    wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.

    Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha

    bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena

    yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu,

  • apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka

    wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.

    Disiplin (Discipline)

    Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi

    tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila

    wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh

    karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap

    disrinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai

    dengan weweanng yang ada padanya.

    Kesatuan perintah (Unity of command)

    Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan

    perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik. Karyawan harus

    tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesui dengan wewenang yang

    diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada serorang karyawan

    akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja.

    Kesatuan pengarahan (Unity of direction)

    Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu

    diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan

    pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan perintah.

    Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah sehingga

    menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari

    mana karyawan mendapat wewenang untuk pmelaksanakan pekerjaan dan kepada

    siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak

    terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat

    terlepas dari pembaguan kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta

    kesatuan perintah.

    Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri

    Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan

    organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting agar setiap

    kegiatan berjalan dengan loancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik Setian

    karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi

    apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung

  • kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip pengabdian kepentingan

    pribadi kepada kepentingan orgabisasi dapat terwujud, apanila setiap karyawan

    merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi.

    Penggajian pegawai

    Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan

    terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Karyawan yang diliputi perasaan cemas dan

    kekurangan akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas dan kewajibannya sehingga

    dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja. Oleh karena itu, dalam

    prinsip penggajian haris dipikirkan bagaimana agar karyawan dapat bekerja dengan

    tenang. Sistem penggajian harus diperhitungkan agar menimbuulkan kedisiplinan

    dan kegairahan kerja sehingga karyawan berkompetisi untuk membuat prestasi yang

    lebih besar. Prinsip more pay for more prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih),

    dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada

    perbedaan akan menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan mungkin akan

    menimbulkan tindakan tidak disiplin.

    Pemusatan (Centralization)

    Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu

    kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang

    tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk

    menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiurang

    wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga tidak

    menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority)

    Hirarki (tingkatan)

    Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja

    ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari

    wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke

    bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada

    siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.

    Ketertiban (Order)

    Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada

    dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang.

    Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik

  • atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu,

    ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.

    Keadilan dan kejujuran

    Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang

    telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak

    dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena

    atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur akan

    menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan dan

    kejujuran pada bawahannya.

    Stabilitas kondisi karyawan

    Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala

    pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya

    disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan. Manusia sebagai

    makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila

    keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan

    menimbulkan goncangan dalam bekerja.

    Prakarsa (Inisiative)

    Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa

    menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian

    pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak,

    perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, setiap

    prakarsa yang datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung

    arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan.

    Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk

    menolak gairah kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima

    dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.

    Semangat kesatuan, semangat korp

    Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggyungan

    sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik. semangat kesatuan akan

    lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan berarti

    bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang

    memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de

  • corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan

    melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana.

  • 1.6 Unsur-unsur manajemen

    Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-

    alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk

    mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M,

    yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.

    Man (SDM)

    Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.

    Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan

    proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses

    kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh

    karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang

    berkerja sama untuk mencapai tujuan.

    Money (uang)

    Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang

    merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil

    kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam

    perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang

    penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus

    diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan

    berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga

    kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil

    yang akan dicapai dari suatu organisasi.

    Materials (bahan)

  • Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan

    jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik,

    selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat

    menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana.

    Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi

    tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.

    Machines (mesin)

    Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan

    mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan

    yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.

    Methods (metode)

    Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu

    tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan.

    Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara

    pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai

    pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas

    yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan

    usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang

    melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai

    pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan

    demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya

    sendiri.

    Market (pasar)

  • Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila

    barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang

    akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh

    sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil

    produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar

    pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai

    dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.

    1.7 Latihan soal :

    1. Jelaskan perbedaan yang mendasar dari pengertian manajemen klasik dengan manajemen

    modern.

    2. Gambarkan dan jelaskan tentang tingkatan manajemen dan ketrampilan

    dasar yang harus dimilki oleh seorang manajer.

    3. Coordinating, jelaskan tentang :

    a. Definisi

    b. Jenis ketergantungan dalam organisasi.

    c. Jenis koordinasi dalam organisasi.

    4. Controlling, Jelaskan tentang :

    a. Definisi

    b. Proses Controlling (lengkapi dengan flowchart)

    BAB II KONSEP DASAR PERAWATAN

    Tujuan Pembelajaran Umum

  • Mampu membuat klasifikasi perawatan dan Prosedur Preventive Maintenance dan Corrective

    Maintenance

    Tujuan Pembelajaran Khusus

    Dapat menjelaskan dan menyebutkan :

    - Pengertian Manajemen Perawatan (Teroteknologi)

    - Sejarah Perawatan

    - Tujuan Perawatan

    - Klasifikasi Perawatan

    - Siklus investasi dan pengembaliannya

    - Prosedur Preventive Maintenance dan Corrective Maintenance

    2.1 Konsep Dasar Perawatan

    Perawatan adalah suatu konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk

    menjaga atau mempertahankan kualitas peralatan agar tetap dapat berfungsi dengan

    baik seperti dalam kondisi sebelumnya.

    Dari pengertian tersebut di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan, bahwa:

    Fungsi perawatan sangat berhubungan erat dengan proses produksi.

    Peralatan yang dapat digunakan terus untuk berproduksi adalah hasil adanya

    perawatan.

    Aktivitas perawatan banyak berhubungan erat dengan pemakaian peralatan, bahan,

    pekerjaan, cara penanganan dan lain-lain.

    Aktivitas perawatan harus dikontrol berdasarkan kepada kondisi yang terjaga.

    Dengan semakin kompleksnya disain asset dan standard performance-nya, maka

    diperlukan teknik dan manajemen maintenance yang lebih baik, serta cara pandang yang lebih

    proposional tentang peranan dan tanggung jawab fungsi maintenance, dan memberikan

    paradigma baru bahwa :

  • Tumbuhnya kesadaran bahwa kerusakan peralatan akan mempengaruhi keselamatan

    dan kerusakan lingkungan.

    Tumbuhnya kesadaran bahwa prestasi maintenance akan sangat berpengaruh

    terhadap kualitas produk.

    Semakin tingginya tuntutan untuk meningkatkan availability serta menekan biaya

    maintenance.

    Gambar 2.1 Modern maintenance

    Pekerjaan perawatan adalah untuk melakukan perbaikan yang bersifat

    kualitas, meningkatkan suatu kondisi ke arah yang lebih baik. Banyaknya atau seringnya

    pekerjaan perawatan yang dilakukan tergantung pada:

    Batas kualitas terendah yang diijinkan dari suatu komponen. Sedangkan batas

    kualitas yang lebih tinggi dapat dicapai oleh pekerjaan perawatan.

    Waktu pemakaian atau lamanya operasi yang menyebabkan berkurangnya kualitas

    peralatan. Dalam hal ini komponen (peralatan) dapat menjadi sasaran untuk

    terkena tekanan-tekanan, beban pakai, kondisi dan pengaruh-pengaruh lain yang

    dapat mengakibatkan menurunnya atau kehilangan kualitas, sehingga kemampuan

    komponen berkurang ketahanannya.

  • 2.2 Kebijakan perawatan

    Dalam penerapannya, perawatan diperlukan teknik yang merupakan

    penerapan dari ilmu pengetahuan dan prinsip-prinsip dasar perawatan yang bertujuan

    untuk menjaga kondisi suatu mesin dari peralatan dalam kondisi sempurna.

    Ada dua kebijakan perawatan yang umum dikenal di dunia industri, yaitu perawatan

    kerusakan (break down maintenance) dan perawatan pencegahan (preventive

    maintenance).

    Perawatan Kerusakan

    Perawatan kerusakan dapat diartikan sebagai kebijakan perawatan dengan cara

    mesin atau peralatan dioperasikan hingga rusak, kemudian baru diperbaiki.

    Kebijakan ini merupakan strategi perawatan yang sangat kasar dan kurang baik

    karena dapat menimbulkan biaya perawatan tinggi, kehilangan kesempatan

    keuntungan karena terhentinya mesin, keselamatan kerja tidak terjamin, kondisi

    mesin tidak diketahui dan tidak dapat merencanakan waktu, tenaga kerja serta

    biaya. Metode ini disebut juga sebagai perawatan berdasarkan kerusakan (failure

    based maintenance). Strategi perawatan ini kurang sesuai untuk mesin-mesin

    tingkat kritis yang tinggi dan hanya sesuai untuk mesin-mesin yang sederhana

    dimana tidak memerlukan perawatan secara intensif.

    Perawatan kerusakan disebut juga emergency maintenance, / break down maintenance.

    Emergency maintenance dilakukan pada saat ada tanda kerusakan. Break down

    maintenance dilakukan pada saat peralatan sudah berhenti. Biesanya pekerjaan darurat

    sudah dilaksanakan sebelum mesin benar-benar berhenti.

    Perawatan darurat dibagi atas 2 kelompok yaitu :

    a) Perawatan kerusakan terencanaPlanned CM yang dilakukan apabila telah

    diketahui sejak dini kapan peralatan harus diperbaiki, sehingga dapat dilakukan

    persiapan sejak awal dan mampu untuk dikontrol.

    b) Unplanned CM dilakukan apabila mesin benar-benar telah berhenti ( tidak dapat

    digunakan ), atau dalam keaadaan derurat, sehingga sifat aktifitas ini selalu

    segera ( urgent ) dan sulit untuk dikendalikan yang mengakibatkan ongkos

    pemeliharaan menjadi tinggi. Do we operate the plant or does the plant operate

    us ?

  • Perawatan Pencegahan

    Perawatan pencegahan terdiri atas:

    a. Perawatan Terjadwal (schedule maintenance)

    Perawatan terjadwal merupakan bagian dari perawatan pencegahan, perawatan ini

    bertujuan mencegah terjadinya kerusakan dan perawatannya dilakukan secara

    periodik dalam rentang waktu tertentu, strategi perawatan ini disebut juga sebagai

    perawatan berdasarkan waktu (time based mintenance).

    Strategi perawatan ini cukup baik dalam mencegah terhentinya mesin yang tidak

    direncanakan. Rentang waktu perawatan ditentukan berdasarkan pengalaman, data

    masa lalu atau rekomendasi dari pabrik pembuat mesin yang bersangkutan.

    Kekurangannya, juka rentang waktu perawatan terlalu pendek akan mengganggu

    aktivitas praktikum dan dapat meningkatkan kesalahan yang timbul karena

    kekurangan cermatan teknisi dalam memasang kembali komponen yang diperbaiki

    serta kemungkinan adanya kontaminasi yang masuk ke dalam sistem.

    Jika rentang waktu perawatan terlalu panjang kemungkinan mesin akan mengalami

    kerusakan sebelum tiba waktu perawatan, selain itu jika kondisi mesin atau

    komponen mesin/peralatan masih baik dan menurut jadwal harus sudah diganti atau

    diperbaiki akan menimbulkan kerugian.

    b. Perawatan Prediktif (Predictive Maintanence)

    Perawatan prediktif inipun merupakan bagian perawatan pencegahan. perawatan

    prediktif ini dapat diartikan sebagai strategi perawatan dimana pelaksanaannya

    didasarkan kondisi mesin itu sendiri.

    Untuk menentukan kondisi mesin dilakukan tindakan pemeriksaan atau monitoring

    secara rutin, jika terdapat tanda atau gejala kerusakan segera diambil tindakan

    perbaikan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, jika tidak terdapat gejala

    kerusakan segera pula diketahui.

    Perawatan prediktif disebut juga perawatan berdasarkan kondisi (condition based

    maintenance) atau juga disebut monitoring kondisi mesin (machinery condition

    monitoring), yang artinya sebagai penentuan kondisi mesin dengan cara memeriksa

  • mesin secara rutin sehingga dapat diketahui keandalan mesin serta keselamatan kerja

    terjamin.

    Secara garis besar ada beberapa metode dalam memantau atau memonitoring

    kondisi dari suatu mesin, antara lain:

    1. Monitoring minyak pelumas

    Minyak pelumas sebagai darahnya mesin disamping berfungsi sebagai pendingin,

    pencegah korosi dan mengurangi getaran, juga sebagai pembawa kontaminan

    atau kotoran yang terjadi dalam mesin yang diakibatkan dari dalam atau luar

    mesin. Kontaminan atau kotoran dapat dideteksi dengan cara melakukan:

    - tes kekentalan (viscosity test)

    - tes perhitungan partikel (particle counting test)

    - tes kuantifair parikel (particle quantifier test)

    - tes geram keausan (wear debris test)

    - tes bilangan keasaman

    - tes ferografi (ferography test)

    - tes gelembung (bubble test)

    2. Monitoring visual

    Metode ini menggunakan panca indera yang meliputi rasa, bau, lihat, dengar dan

    sentuh guna mengetahui kondisi mesin. Agar lebih akurat lagi gunakan berbagai

    alat bantu.

    3. Monitoring kinerja

    Merupakan teknik monitoring kondisi mesin ditentukan dengan cara memeriksa

    dan mengukur parameter kinerja, dan kemudian bandingkan dengan standar.

    4. Monitoring geometris

    Tujuannya adalah untuk mengetahui penyimpanan geometris yang

    terjadi pada mesin. Secara operasional meliputi pengukuran levelling dan

    pengukuran posisi (alignment).

    5. Monitoring getaran (Vibration)

  • Monitoring ini memeriksa dan mengukur parameter getaran secara rutin dan

    terus menerus. Dengan monitoring getaran yang terjadi diharapkan kerusakan

    mesin dapat dideteksi secara dini dan kerusakan lebih jauh dapat dicegah.

    Gambar 2.2 Monitoring minyal pelumas

    Perawatan pencegahan ini secara umum perlu dilakukan melalui tiga dasar kegiatan yang

    biasanya harus dipenuhi yaitu:

    1. Inspeksi atau langkah pemeriksaan, prosedur inspeksi sebaiknya direncanakan, sehingga

    dapat menghemat waktu, definisinya adalah pemeriksaan secara rutin terhadap

    kelengkapan mesin dan peralatan guan:

    - memastikan fasilitas dapat beroperasi sesuai rencana,

    - melakukan pemeriksaan terhadap kondisi fasilitas,

    - melakukan evaluasi potensi yang akan menimbulkan gangguan dan kerusakan

    - melakukan penafsiran terjadinya kerusakan,

    - melakukan identifikasi komponen-komponen pengganti,

    - membuat jadwal perbaikan berdasarkan kebutuhan, dan lain-lain.

    Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan frekuensi untuk melakukan

    inspeksi, yaitu beban kerja, umur, pengalaman dan kritisnya fasilitas.

  • 2. Perawatan, yang merupakan langkah pemeliharaan secara rutin yang didasarkan pada

    cara perawatan harian, mingguan, bulanan dan seterusnya. Atau dapat juga didasarkan

    pada jumlah jam pemakaian tertentu atau satuan output/produksi.

    3. Perbaikan, yang dimaksud dengan perbaikan disini adalah perbaikan kecil yang mungkin

    timbul dari hasil pemeriksaan.

    Gambar 2.3. : Hubungan antara jenis-jenis maintenance.

  • 2.3 Istilah Umum Dalam Perawatan

    Istilah perawatan pada kenyataan mengacu kepada fungsi pemeliharaan secara

    keseluruhan, yaitu:

    a. Perawatan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari tindakan yang dilakukan untuk

    menjaga suatu barang atau unruk memperbaikinya sampai kondisi yang diterima.

    b. Perawatan darurat (emergency maintenance) adalah perawatan yang perlu segera

    dilakukan untuk mencegah akibat yang serius.

    c. Perawatan terencana (planned maintenance) adalah perawatan yang diorganisasi dan

    dilakukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan

    rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

    d. Rusak (break down) adalah kegagalan yang menghasilkan ketidak tersediaan suatu alat.

    e. Perawatan korektif (corrective maintenance) adalah perawatan yang dilakukan untuk

    memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk

    memenuhi suatu kondisi yang dapat diterima.

    f. Perawatan pencegahan (preventive maintenance) adalah perawatan yang dilakukan pada

    selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap kriteria lain yang diuraikan, dan

    dimaksudkan untuk mngurangi kemungkinan bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi

    yang dapat diterima.

    g. Perawatan jalan (running maintenance) adalah perawatan yang dapat dilakukan selama

    mesin dipakai.

    h. Perawatan berhenti (shut down maintenance) adalah perawatan yang hanya dapat

    dilakukan selama mesin berhenti.

    i. Daftar inventaris pabrik (plant inventory) adalah daftar seluruh barang, tempat kerja,

    bangunan dan isinya, untuk tujuan identifikasi, beserta informasi mengenai konstruksi dan

    rincian teknis masing-masing.

    j. Program perawatan (maintenance program) adalah daftar alokasi suatu jenis perawatan

    untuk suatu periode.

    k. Jadwal perawatan (maintenance schedule) adalah daftar komprehensif mengenai

    perawatan dan saatnya.

    l. Kartu riwayat (history card) adalah catatan penggunaan, kejadian dan tindakan yang

    bersangkut paut dengan suatu alat tertentu.

  • m. Laporan kerja (job report) adalah pernyataan tertulis tentang kerja yang dilakukan dan

    kondisi suatu alat.

    n. Spesifikasi kerja (job specification) adalah dokumen yang menguraikan pekerjaan yang

    dilakukan.

    o. Perbaikan menyeluruh (overhaul) adalah pengujian dan perbaikan menyeluruh dari suatu

    alat, atau sebagian besar bagiannya sampai suatu kondisi yang dapat diterima.

    p. Waktu nganggur (down time) adalah periode waktu dimana suatu alat tidak berada dalam

    kondisi mampu memberikan unjuk kerja yang diharapkan.

    q. Perencanaan perawatan (maintenance planing) adalah penentuan sebelumnya pekerjaan,

    metode, bahan, alat, mesin, pekerja, dan waktu yang diperlukan.

    2.4 Preventive maintenance (PM)

    Mencegah terjadinya kerusakan mesin selama pemakaian untuk berproduksi, di

    mana kerusakan ini biasanya terjadi tanpa memberikan tanda-tanda sebelumnya

    sehingga mesin terpaksa berhenti secara tiba-tiba. (Preventative maintenance covers all

    programmed maintenance which is carried out in order to prevent the occurrence of

    failures or to detect failures before they develop to a breakdown or interruptions in

    production.)

    Sasaran PM :

    MENCEGAH terjadinya kerusakan

    MENDETEKSI kerusakan yang terjadi

    MENEMUKAN kerusakanyang tersembunyi.

    Program PM harus dimulai dari tahap perancangan (design) hingga tahap penyediaan spare

    parts, diantaranya adalah :

    a) Design dari alat / mesin yang digunakan harus memperhatikan beban, kondisi

    lingkungan kerja pemakaian alat/masin dan sebagainya.

    b) Dibentuknya repair team.

    c) Pengadaan perlengkapan, perencanaan dan penjadwalan perbaikan fasilitas.

    d) Inspeksi / pemeriksaan secara periodic.

    e) Arsipkan data-data tentang pemeliharaan sebagai riwayat hidup.

    f) Pengadaan suku cadang.

  • Dalam pelaksanaannya ada 4 tindakan yang dapat dilakukan :

    a) Time directed yang bertujuan pencegahan langsung pada sumber kerusakan. Seperti

    tindakan over haul dfan pemggantian suku cadang.

    b) Condition directed yang brtujuan untuk mendeteksian kerusakan atau gejala-gejala

    kerusakan.

    c) Failure finding yaitu menemukan kerusakan tersembunyi dengan pemeriksaan

    berkala.

    d) Run to failure yaitu peralatan / fasilitas dipakai sampai rusak karena tidak ada

    tindakan ekonomis dapat dilakukan untuk pencegahan kerusakan.

    Gambar 2.4 Klasifikasi preventive maintenance

    Definisi PM dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

    a) Direct PM adalah pekerjaan preventive maintenance yang memberikan efek pada

    kondisi peralatan secara langsung seperti pembersihan, lubrikasi, penggantian suku

    cadang secara rutin. Aktifitas ini diukur dengan satuan waktu yang diperlukan untuk

    melakukan perbaikan. Produser ini sering disebut Fixed Time Maintenance (FTM)

    karena semua kegiatan ini dikontrol dengan satuan waktu.

    b) Indirect Pm merupakan aktivitas yang tidak mengakibatkan efek secara langsung

    dari komdisi peralatan. Contoh kegiatan ini adalah mendeteksi dan memantau

    (monitoring) kerusakan pada fasilitas dan sering dissebut dengan Condition Based

    Maintenance.

    Subjektif monitoring

    Done by the sense such as listen, look, touch, taste and smell and form that

    estimate the condition.

    Tergantung dari siapa yang melakukan moniotoring serta meliputi skill dan

    pengetahuan sendiri.

  • Objektive Condition Monitoring

    Menggunakan alat selain sense. Misalnya alat-alat ukur dan dengan cara off-line

    condition monitoring yaitu mematikan peralatan dan menggunakan alat

    kemudian menginterpretasikan kondisi mesin. Continous monitoring yaitu

    menggunakan suatu alat dengan sensor sehingga apabila terdapat kesalahan

    maka akan memberikan informasi.

    2.5 Corrective maintenance (CM)

    Perawatan korektif adalah melingkupi perawatan yang tujuannya adalah memperbaiki

    kerusakan pada peralatan (Corrective Maintenance covers all maintenance which is carrisd out

    in order to correct (repair) a fault in equipment).

    Gambar 2.5 Klasifikasi corrective maintenaqnce

    Disebut juga emergency maintenance / break down maintenance. Emergency

    maintenance dilakukan pada saat ada tanda kerusakan. Break down maintenance dilakukan

    pada saat peralatan sudah berhenti. Biasanya pekerjaan darurat sudah dilaksanakan sebelum

    mesin benar-benar berhenti.

    CM dibagi atas 2 kelompok yaitu

    Planned CM yang dilakukan apabila telah diketahui sejak dini kapan peralatan harus

    diperbaiki, sehingga dapat dilakukan persiapan sejak awal dan mampu untuk

    dikontrol.

  • Unplanned CM dilakukan apabila mesin benar-benar telah berhenti ( tidak dapat

    digunakan ), atau dalam keaadaan derurat, sehingga sifat aktifitas ini selalu segera

    dan sulit untuk dikendalikan yang mengakibatkan ongkos pemeliharaan menjadi

    tinggi. Do we operate the plant or does the plant operate us ?

    2.6 Improvement maintenance

    Modifikasi beberapa komponen dari suatu peralatan dengan tujuan (The term

    improvement maintenance is used when to modify the equipment so the condition improves)

    a) Memperpanjang umur komponen

    b) Meningkatkan nilai tekhnologi

    c) Komponen sudah obsolete

    Ada beberapa perlakuan perawatan yang berhubungan antara preventive maintenance dan

    corrective maintenance, yaitu :

    Operate To Break Down (OTBD)

    Fixed Time Maintenance (FTM)

    Condition Out Maintenance (CBM)

    Design Out Maintenance (DOM)

    Life Time Extension (LTE)

    Redundancy (RED)

  • MAINTENANCE

    Corrective

    Maintenance

    Unplaned

    CM

    Planned

    CM

    Preventive

    Maintenance

    Indirect

    PM

    Direct

    PM

    Subjectice Objective

    Gambar 2.6 Hubungan antara preventive maintenance dan corrective maintenance

    Operate To Break Down (OTBD)

    Peralatan dioperasikan hingga berhenti karena rusak (breakdown).

    Pemeliharaan dilakukan dengan Unplanned Corrective Maintenance.

    Cost of Down Time sangat tinggi.

    Kadang kala prosedur maintenance ini terpaksa dilakukan karena alasan teknis

    atau ekonomis pada peralatan tertentu saja.

    Fixed Time Maintenance (FTM)

    Mesin atau alat harus dihentikan sesuai jadwal untuk kegiatan maintenance,

    tanpa memperdulikan jadwal produksi.

    Jadwal perbaikan ini ditentukan berdasarkan Life Time dari peralatan. Life Time

    ini dapat diperkirakan dan diramalkan sebelumnya.

    FTM merupakan dasar dari kegiatan Preventive Maintenance.

  • Hasil dari FTM ini masih belum memuaskan karena :

    a) Ada kemungkinan part diganti terlalu dini sehingga memerlukan biaya

    yang sebenarnya masih belum perlu.

    b) Ada kemungkinan part sudah terlebih dahulu rusak (break down)

    sehingga menimbulkan down time cost yang tinggi.

    Condition Base Maintenance (CBM)

    Prosedur ini dapat dianggap sebagai just in time maintenance

    Langkah yang dilakukan adalah menemukan kerusakan secara dini sebelum

    kerusakannya menjadi lebih parah yang mengakibatkan mesin berhenti.

    Merencanakan jadwal perbaikan sehingga dapat dikompromikan dengan jadwal

    peoduksi.

    Melakukan perbaikan yaitu Planned Corrective Maintenance.

    Condition monitoring dapat dilakukan dengan 3 cara :

    - Simple inspection : pengecekan kualitatif dengan melihat, mendengarkan,

    atau merasakan

    - Condition checking : dilakukan secara rutin dan diukur beberapa parameter

    yang tidak dicatat, tetapi hanya digunakan untuk membandingkan dengan

    batas control. Metoda ini memerlukan pengalaman cukup pada system yang

    sama.

    - Trend monitoring : pengukuran dilakukan dan di plot untuk mendeteksi

    adanya kelainan dari trend yang normal.

    -

  • Monitoring

    rutin

    Tingkat

    Atau

    Trend analisis

    Diagnosis

    Perencanaan &

    Pelaksanaan

    Perawatan

    Parameter

    Petunjuk

    Kondisi normal

    Data Abnormal

    Gambar 2.7, Flow diagram condition monitoring

    Design Out Maintenance (DOM)

    Prosedur ini diambil dengan tujuan menghilangkan kejadian kerusakan yang

    berulang-ulang (repetitive failure).

    Kerusakan seharusnya tidak terjadi lagi.

    Kegiatan ini seharusnya sudah diantisipasi sejak awal pada tahap ide, tahap

    spesifikasi dan tahap perencanan alat (lihat tahap perjalanan dari suatu alat).

    Life Time Extension (LTE)

    Bertujuan untuk memperpanjang umur dari suatu alat.

    Dengan cara memodifikasi alat atau komponen. Kegiatan ini disebut dengan

    Improvement Maintenance.

    Redundancy (RED)

    Menyediakan mesin atau komponen yang diinstalasi secara parallel dengan

    mesin atau komponen sejenis.

    Mesin cadangan ini beroperasi apabila mesin utamanya mati.

    Prosedur ini sangat mahal karena harus menyediakan investasi ganda (double).

    Tetapi apabila mesin berhenti secara tiba-tiba dan menyediakan down time cost

    yang sangat mahal, maka prosedur ini seharusnya masih ekonomis.

  • Untuk menentukan jenis perlakuan perawatan diatas perlu dipertimbangkan hal-hal berikut :

    Strategi maintenance harus berdasarkan suatu tujuan yaitu :

    Kerusakan yang tidak terencana (unplanned break down) harus dihindari.

    Berikut ini ada beberapa pola berfikir apabila terjadi kerusakan :

    Dapatkah kerusakan ini dihilangkan ? bila tidak dapat dihilangkan, langkah

    selanjutnya adalah memperpanjang umur komponen.

    Apakah umur komponen dapat diperpanjang ?

    Bila umur komponen tidak dapat diperpanjang, maka coba untuk

    mengaplikasikan Condition Monitoring Base selama mesin beroperasi dan

    temukan tanda-tanda kerusakan pada awal pertumbuhan kerusakan.

    Dapatkah CBM digunakan selama mesin beroperasi ?

    Apebila tidak dapat dilakukan, maka lakukan CBM pada saat mesin tidak

    beroperasi.

    Dapatkah CBM digunakan selama mesin tidak beroperasi ?

    Apabila tidak dapat dilakukan, maka kerjakan FTM.

    Dapatkah FTM dilaksanakan ?

    Bila interval diantara kerusakan sulit untuk ditemui polanya, maka lakukan

    OTBD dan apabila secara ekonomis masih menguntungkan coba lakukan RED.

    Apabila prosedur maintenance lainnya tidak dapat dilakukan, maka tindakan

    yang dapat dilakukan adalah RED selama secara ekonomis masih

    menguntungkan.

    Apabila secara ekonomis RED tidak menguntungkan, maka satu-satunya

    prosedur yang dapat dilakukan untuk menjalankan maintenance adalah OTBD.

    Kadangkala OTBD dilakukan karena harga alat atau komponen sangat murah

    dan tidak menyebabkan production loss.

    Permasalahan yang ditimbulkan oleh kurang baiknya perawatan diibaratkan seperti gunung es

    (Maintenance problem iceberg)

  • Gambar 2.8 Maintenance problem iceberg

    Quality losses

    Kerugian akibat menurunnya kualitas produksi yang disebabkan oleh tidak

    terjaminnya performansi peralatan. Perusahaan harus mengganti kerugian berupa

    menurunnya kualitas produk seperti konsekwensi dengan harga yang murah atau

    ongkos perbaikan barang.

    Energy losses

    Konsumsi tenaga yang lebih besar bila peralatan tidak terpelihara dengan baik.

    Contoh mobil yang tidak pernah di tune up akan mempunyai gejala boros. Hal ini

    dikarenakan adanya beberapa katup pada karburator dan mesin yang harus disetel.

    Capital cost

    Apabila pemeliharaan sangat sedikit dilaksanakan maka kemungkinan akan

    terjadinya kerusakan. Kerusakan seringkali berhubungan dengan penggantian suku

  • cadang dan berhubungan dengan inventory atau stok dari suku cadang. Untuk

    mengadakan suku cadang akan dibutuhkan capital cost yang cukup tinggi.

    Production losses

    Adalah kerugian-kerugian yang terjadi pada permasalahan produksi akibat

    pelaksanaan legiatan maintenance yang tidak baik.

    Capacity losses

    Akibat pemeliharaan yang tidak baik, peralatan sering kali rusak dan dalam hal ini

    kapasitas produksi menjadi berkurang akibat waktu yang hilang untuk menunggu

    perbaikkan dan waktu perbaikan itu sendiri.

    Work environment

    Keamanan dan kenyamanan bekerja menjadi rendah, sehingga mempengaruhi

    motivasi kerja operator (menjadi malas), atau sering sakit yang akhirnya

    mempengaruhi kecepatan dan bahkan kualitas produksi.

    Lost market

    Dengan hilangnya waktu akibat kerusakan yang tidak terduga dan bahkan perbaikan

    pada produk untuk mencapai kualitas yang di inginkan, akan menyebabkan

    terlambatnya produk masuk kedalam pasar penjualan.

    Increased investement (decrease of equipment life)

    Pada sisi peralatan, maintenance yang kurang baik akan menyebabkan umur

    peralatan menjadi rendah dan bahkan menuntut penggantian seluruh peralatan yang

    baru dan membutuhkan biaya yang lebih besar dari pada biaya pemeliharaan.

    2.7 Maintenance costs

    Direct maintenance cost lebih mengarah pada performansi pekerjaan peralatan.

    1. Wages and salaries

    a) Laborocost for Corective maintenance

    b) Laborocost for Preventive maintenance

    c) Laborocost for Reconditioning

    2. Materiall spare parts cost

    a) Material/spare parts cost for Corective maintenance

    b) Material/spare parts cost for Preventive maintenance

    c) Material/spare parts cost for Reconditioning

  • 3. Administration cost

    a) Cost for training of maintenance personnel

    b) Contracted work forces

    c) Maintenance Equipment cost

    4. Cost for training

    5. Spare part cost

    6. Contracted work forces

    7. Modification cost

    Indirect maintenance cost lebih mengarah kepada kerugian-kerugian yang

    disebabkan karena interupsi pada pekerjaan maintenance.

    Kecenderungan lamanya waktu nganggur

    Biaya pemeliharaan total

    Biaya pemeliharaan

    darurat

    Biaya pemeliharaan terencana

    Pemeliharaan berlebihan

    tak ekonomis

    Tingkat ekonomis optimum

    Biaya pemeliharaan

    lain-lain

    Tingkat perencanaan

    Rancangan sebelum

    pemeliharaan terencana

    85 % Darurat

    5 % Terencana

    10 % Lain-lain

    Pemeliharaan ekonomis

    20 % Pengurangan biaya total

    10 % Darurat

    60 % terencana

    10 % Lain-lain

    Pemeliharaan berlebihan

    tak ekonomis

    5 % Darurat

    85 % Terencana

    10 % Lain-lain

    % B

    iay

    a p

    em

    elih

    ara

    an

  • Gambar 2.9 Perencaan biaya terencana, biaya pemeliharaan vs tingkat Perencanaan.

    2.8 Prosedur pemeliharaan terencana

    Kebanyakan manajer pada industry sekarang ini telah mendengar mengenai

    pemeliharaan terencana dan mengetahui serba sedikit keuntungan yang didapat dari

    penyusunan dan pelaksanaan suatu rancangan pemeliharaan perawatan.

    Tujuan utama suatu jadwal pemeliharaan, catatan riwayat mesin, dan prinsip program

    pemeriksaan pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) pada umumnya diketahui

    dan dimengerti oleh kebanyakan manajer yang berpandangan luas, dan tak diragukan lagi

    dipraktekan dalam cara yang sederhana seperti mengirimkan kendaraan ke bengkel untuk di

    service pada selang waktu tertentu.

    Gagasan yang timbul mengenai pokok-pokok pikiran dalam perencanaan program

    perawatan ditunjukan oleh tiga buah pertanyaan sebagai berikut.

    1. Apa yang harus dirawat?

    2. Bagaimana cara merawatnya?

    3. Kapan melakukan perawatannya?

  • Gambar 2.10 Penanganan perawatan

    Apa yang tidak begitu jelas adalah bagaimana cararnya menangani perencanaan dan

    pelaksanaan system tersebut di pabrik mereka . Pada gambar 2.11 menggambarkan

    bagaimana bekerjanya system pengendalian pemeliharaan tersebut, dan berikut uraian

    singkat dari masing-masing blok bagan.

  • Gambar 2.11 Perawatan terencana

    Langkah-langkah pemeliharaan terencana

    Menentukan terlebih dahulu apa yang akan dipelihara (tergantung dari persiapan

    segala fasilitas). Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan mengenai

    bahan-bahan pembiayaan, karena ini merupakan asset fisik yang ada yang

    memerlukan pemeliharaan dan merupakan satu-satunya alas an yang bisa

    dipertanggung jawabkan dalam meminta pengluaran biaya.

  • Selanjutnya pembuatan jadwal pemeliharaan harus disiapkan untuk setiap mesin

    atau peralatan yang akan mendapat pemeliharaan pencegahan terencana. System ini

    dapat dmulai dengan menggunakan pemeliharaan pencegahan terencana bagi

    beberapa mesin utama dan sesudah didapatkan pengalaman dalam penggunaan

    jadwal, lebih banyak lagi mesin yang dimasukkan dalam perencanaan sampai

    tercapai tingkat pemeliharaan ekonomis yang optimum. Karena tidak mungkin

    mengubah tipe pemeliharaan tidak terencana menjadi pemeliharaan terencana

    dalam waktu singkat.

    Sesudah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya kita harus menyusun

    spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan. Spesifikasi

    pekerjaan disusun dari jadwal pekerjaan sebagai suatu alat komunikasi antara

    permintaan kepala/penyelia pemeliharaan dalam pelaksana/ teknisinya. Spesifikasi

    ini dipersiapkan secara terpisah untuk masing-masing pekerjaan dan frekuensi

    sebagai suatu pengarahan bagi pekerja.

    Beberapa aspek manfaat dan spesifikasi kerja antara lain :

    1. Pada dasarnya ini merupakan suatu instruksi ke pelaksana dan harus

    menentukan bagian tertentu dari mesin yang memerlukan perhatian dan dengan

    jelas menunjukan tindakan yang harus dilakukan, misalnya periksa, bersihkan.

    Lumasi, teliti, ukur, ganti.

    2. Spesifikasi ini harus memberikan petunjuk mengenai cara, jika hal ini tidak

    jelas, perlu disebutkan urutan operasi demikian juga jika diperlukan suatu

    perkakas atau alat ukur yang khusus.

    3. Tujuannya adalah menjaga pada suatu standar, dengan demikian perlu

    disebutkan standar ini dengan melampirkan derajat keausan, kesejajaran,

    toleransi, kapasitas beban lebih dan sekering , tekanan, suhu dan sebagainya

    yang sesuai.

    4. Sebagaimana dalam seluruh pabrik , aspek keselamatan terhadap pelaksana dan

    operator harus diberi perhatian tinggi,

    Spesifikasi pekerjaan ini harus disalin, dan salinannya harus disimpan di bagian

    perencanaan pemeliharaan dalam bundle arsip untuk mencegah hilangnya dokumentasi

    kerja di bengkel.

  • Untuk menerapkan spesifikasi pekerjaan dan mengendalikan pengeluaran, bagian

    pemeliharaan sebaiknya merencanakan program pemeliharaan berkala untuk selama

    jangka waktu tertentu. Secara ideal memang dijabarkan dalam jangka waktu 1

    tahun, tapi biasanya perusahaan-perusahaan sulit melakukannya karena banyak

    factor yang akan mempengaruhi produksi dan kebutuhan pabrik-perusahaan secara

    keseluruhan. Oleh karenanya perencanaan pemeliharaan pencegahan perlu disusun

    secara bulanan- mingguan, sehingga perlu dibuat program perencanaan

    bulanan/mingguan. Rencana ini dibuat bersama-sama dengan bagian produksi,

    biasanya dengan bagian perencanaan dan bagian produksi. Pengaturan

    pemberhentian mesin/peralatan untuk pemeriksaan pemeliharaan pencegahan

    terencana dan reparasi adalah persyaratan dasar yang mutlak. Perusahaan yang tidak

    dipersiapkan unuk membehjentikan mesin dan peralatan dalam kondisi apapun

    untuk pemeliharaan akan tetap beroperasi dan metode pemeliharaan darurat yang

    mengganggu dan mahal.

    Preventive

    Maintenance Normal

    Maintenance

    Emergency

    Maintenance

    Does

    Standard

    Exist

    Write

    Standard

    ?

    N

    N

    Y

    Y

    Create

    Standard

    Computer

    Scheduling

    Routine

    Schedule

    Perform

    Work

  • Gambar 2.12 Langkah pembuatan spesifikasi kerja

    Setiap bulan salinan program perencanaan bulanan/mingguan yang disetujui

    didistribusikan oleh bagian prencanaan pemeliharaan ke staf produksi dan staf

    pemeliharaan , bersama-sama dengan spesifikasi pekerjaan yang terdaftar dalam

    perencanaan ini untuk disebarkan ke pelaksana yang ditunjukuntuk melaksanakan

    pemeriksaan pencegahan tersabut. Tanggung jawab untuk memilih pelaksana ini

    harus masih ditangani penyelia pemeliharaan , yang mengetahui dengan tepat siapa

    yang sesuai untuk mengerjakan pekerjaan tertentu.

    Permintaan pemeliharaan dari penyelia pemeliharaan (bag. produksi) untuk

    mendapatkan jasa dari bagian pemeliharaan harus mendapatkan perhatian dengan

    prioritas tinggi, walaupun dari pengalaman yang menunjukan bahwa kebanyakan

    pekerjaan pemeliharaan dapat dirancang , jangka pendek sekalipun, dan pada

    kenyataannya prioritas yang paling atas ini jauh lebih sedikit dari yang biasa diduga

    . Untuk mengatasi masalah ini dan untuk menentukan efektifitas tenaga kerja yang

    sebenarnya seteliti mungkin dan biaya pemeliharaan pabrik yang efektif , dirancang

    suatu pemeliharaan - pemeliharaan .

    Laporan hasil pemeliharaan dan permintaan pemeliharaan yang telah diisi lengkap

    oleh pelaksana pemeliharaan yang melakukan pekerjaan ini sesuai dengan

    spesifikasi pekerjaan , dikembalikan ke penyelia untuk diperiksa kembali dan

  • menandatangani laporan tersebut sebelum diserahkan kembali ke kantor

    perencanaan pemeliharaan.ini merupakan kesempatan bagi penyelia dan pelaksana

    untuk membahas laporan ini jika dianggap perlu, dan juga untuk menambah

    informasi lain yang mungkin diperlukan bagi kartu riwayat mesin. Kartu riwayat

    mesin, merupakan catatan semua tindakan yang menyangkut untuk

    mempertahankan kondisi mesin dan mengembalikan pada kondisi yang dapat

    diterima , disusun berupa laporan-laporan kerja pemeliharaan. Laporan dari

    pemeliharaan mesin menurut jadwal pemeliharaan tahunan dan laporan dari

    permintaan pemeliharaan/ perbaikan, disusun dan ditulis ulang didalam

    Jika, pada waktu melaksanakan pemeliharaan pencegahan terencana ditemukan

    kerusakan dan tidak dapat diselesaikan selama waktu yang ditentukan sesuai

    program, maka perlu dilakukan tindakan sebagai berikut :

    1. Jika digunakannya mesin tersebut bisa menyebabkan kerusakan terhadap mesin

    atau produk, atau membahayakan keselamatan, maka mesin tersebut harus

    segera diperbaiki dan pekerjaan ini dilakukan dengan prioritas seperti pekerjaan

    untuk kerusakan darurat.

    2. Jika mesin tersebut dapat dioperasikan dengan aman tanpa menyebabkan

    kerusakan atau kerugian, maka mandor pemeliharaan melaporkannya dan

    menulis permintaan pemeliharaan untuk memperbaiki mesin tersebut lebih

    lanjut di waktu yang tidak mengganggu produksi. Pekerjaan ini bisa

    memerlukan atau tidak memerlukan program tergantung dari keadaan dan

    besarnya reparasi. Jenis pekerjaan ini disebut pekajaan yang timbul dari

    pemeriksaan. Karena ditemukan pada waktu pemeriksaan, pekerjaan ini

    dianggap sebagai bagian dari pemeriksaan terncana, dan secara teoritis

    dikerjakan selama pemeriksaan jika tidak ada batasan waktu yang tersedia.

    Tujuan utama pemeliharaan terencana iakah untuk meningkatkan standar

    pemeliharaan dan keefektifan pembiayaan. Hal ini bisa dilakukan dengan analisis kritis hasil-

    hasil pemeliharaan, dan perancangan pengurangan pemeliharaan sebagai hasil dari analisis

    tersebut.

    Untuk melaksanakan hal ini kita harus menyimpan catatan riwayat mesin. Catatan ini

    disusun dari laporan pemeriksaan dan permintaan pemeliharaan yang dikembalikan sesudah

  • pekerjaan tersebut selesai dikerjakan oleh para pelaksana, dan informasi tersebut sesuai

    nomor mesin.

    Catatan nomor mesin mempunyai satu fungsi yang lain. Mula-mula jadwal

    pemeliharaan mungkin merupakan kombinasi dari buku petunjuk pabrik pembuatnya.

    Pengetahuan teknis dari insinyur pemeliharaan dan pengalaman praktis yang dimiliki mandor

    pemeliharaan beserta bawahannya selama memelihara pabrik, dan mungkin juga berdasar

    kira-kira saja.

    Ketika suatu jadwal pemeliharaan diterapkan, hanya dengan mempelajari catatan

    riwayat mesin kita dapat meyakini apakah system pemeliharaan yang dipakai cukup efektif

    atau tidak. Jika terjadi kerusakan darurat, ini biasanya menunjukkan satu atau lebih hal berikut

    :

    1. Pemeliharaan tidak cukup

    2. Pemeliharaan tidak benar

    3. Standar pekerjaan pemeliharaan yang tidak memadai

    Hal ini berarti perlu menaikkan frekuensi pemeriksaan, mengubah jadwal untuk

    meyakinkan bahwa telah dilakukan pemeriksaan yang memadai terhadap bagian-bagian

    mesin yang menyebabkan kerusakan darurat dan pengawasan yang lebih ketat terhadap

    karyawan pemeliharaan.

    Di lain pihak, jika hanya sedikit atau ada kerusakn yang dilaporkan pada waktu

    pemeriksaan, mungkin terjadi pemeliharaan lebih (over maintenance) yang tidak ekonomis

    sebagaimana telah kita bahas dalam bab yang lalu, dan dianjurkan untuk mengurangi jumlah

    atau jenis pemeriksaan yang dilakukan.

    2.9 Kegiatan perawatan

    Kegiatan perawatan pada umumnya terbagi dalam masing-masing bidang keteknikan. Tetapi

    pada saat ini kegiatan mencakup segala prasarana dan penunjang prasarana yang ada.

  • Berikut adalah kegiatan-kegiatan perawatan yang dilakukan saat ini.

  • Gambar 2.13 Jenis kegiatan maintenance

    Gambar 2.14 Pekerjaan mekanik

    PEKERJAAN

    MEKANIK

    BENGKEL

    MEKANIK

    BENGKEL

    KECIL

    PEKERJAAN

    TANGAN

    PROCESSING

    &

    MANUFACTURE

    PEMELIHARAAN

    RUTIN

    REPAIR

    1.Inspection, Test, Check Up

    2. Pelumasan

    3. Pembersihan

    1.Replacement

    2.Overhaul

    3.Corrective

    4.Pengembangan

    1. Memotong

    2. Membentuk

    3. Membuat

    4. Treatment

    PERKAKAS TANGAN

    MESIN-MESIN

    PERLENGKAPAN LAIN

    ALAT POTONG TANGAN

    ALAT PENGGERAK

    MESIN PORTABLE

    ALAT ANGKUT

    ALAT PELUMAS

    ALAT PENGUKUR

  • Gambar 2.15 Pekerjaan listrik

    PEKERJAAN

    LISTRIK

    BENGKEL

    ELEKTRONIK

    PEMELIHARAAN

    RUTIN

    BENGKEL

    INSTRUMENT

    BENGKEL

    LISTRIK

    (2)

    PERALATAN LISTRIK

    PERALATAN ELEKTRONIK

    PERALATAN INSTRUMENT

    MESIN-MESIN KECIL

    PEKERJAAN

    SIPIL

    BENGKEL

    SIPIL

    LAIN-LAIN

    GEDUNG

    AREA

    1. HALAMAN

    2. TAMAN

    3. SELOKAN/PIPA

    LEDENG

    1. JALAN

    2. JEMBATAN

    1.GEDUNG PABRIK

    2. KANTOR

    3. GUDANG

    4. BENGKEL

    1. PEKERJAAN BATU

    2. PEKERJAAN KAYU

    3. PEKERJAAN PIPA

    4. PEKERJAAN PEMBERSIHAN

    5. PEKERJAAN PENGECATAN

    6. PEKERJAAN KACA

    7. PEKERJAAN LISTRIK (?)

    MESIN-MESIN

    PERALATAN SIPIL

    (3)

  • Gambar 2.16 Pekerjaan sipil

    Gambar 2.17 Pekerjaan umum

    UMUM

    LAIN-LAIN

    MAINTENANCE

    AID

    FIRE

    PROTECTION

    SAFETY

    (4)

    ALAT BANTU

    MAINTENANCE

    ALAT KHUSUS

    ALAT PEMADAM KEBAKARAN

    ALAT SAFETY

  • Gambar 2.18 Prosedur maintenance

    PROCEDURE

    MAINTENANCE

    CORRECTIVE

    MAINTENANCE

    PREVENTIVE

    MAINTENANCE

    REPAIR-REPAIR

    PREDICTIVE

    MAINTENANCE

    INSPEKSI PERIODIK

    TUGAS ULANGAN

    EVALUASI BAHAN-BAHAN DAN PENGERJAAN

    PENGUKURAN KONDISI PERALATAN

    (PERIODIK)

    PERLAKUAN

    AKIBAT AVAILABILITY

    BREAK DOWN

    IMPROVEMENT MENGHILANGKAN

    PROBLEM YANG TIDAK

    EKONOMIS

    BENTUK LAIN

    MAINTENANCE

    REPLACEMENT PENGGANTI MAINTENANCE

    REPALCEMENT YANG DIRENCANAKAN

    MAINTENANCE MENUNGGU BREAKDOWN

    ORGANISASI

    BENTUK

    ORGANISASI

    PERAWATAN

    DASAR

    PEMBAGIAN

    AKTIFITAS

    PRINSIP

    ORGANISASI

    FUNGSI

    PRODUK

    LOKASI

    PROCESS

    PERALATAN

    WAKTU

    GARIS

    GARIS DAN STAF

    FUNGSIONIL

    MATRIK

  • Gambar 2.19 Organisasi maintenance

    ORGANISASI

    MAINTENANCE

    &

    REPAIR

    SENTRALISASI

    &

    DESENTRALISAS

    KEBUTUHAN

    ENGINEERING

    SUPPORT

    PERTIMBANGAN

    PERMULAAN

    RENCANA ORG.

    LOGIS

    FASILITAS YG.

    MEMADAI

    PENGAWASAN YANG

    EFEKTIF

    SYSTEM & CONTROL

    YG EFEKTIF

    GARIS

    GARIS DAN STAF

    FUNGSIONIL

    MATRIK

    FAKTOR

    ORGANISASI

    ORGANISASI + SITUASI + PERSONIL

    DASAR LOKAL

    BIAYA PER PRODUK

    RENDAH

    OFF GRADE KECIL

    DOWN TIME KECIL

    PEMISAHAN FUNGSI

    ADM. & ENG.

  • Gambar 2.20 Organisasi maintenance dan repair ditinjau dari perencanaan

    Gambar 2.21 Organisasi maintenance dan repair ditinjau dari pelaksanaan

    ORGANISASI

    MAINTENANCE

    &

    REPAIR

    SOFT WARE

    (KERJA MEJA)

    PELAKSANA

    CONTROL

    SUPERVISI

    TRAINING

    RECORD

    ANALISA DATA

    IMPROVEMENT

    DEVELOPMENT

    ETC.

    HARD WARE

    (KERJA

    LAPANGAN)

    PLANNING &

    SCHEDULING

    METHOD

    MAN POWER

    COST

    SPARE PART

    ETC.

    NON TEKNIS

    (PLANNING

    MAINTENANCE)

    TEKNIS

    (ENGINEERING)

    I. UTAMA

    MAINT. EXISTING

    PLANT(GED. MES.)

    INSP.,CHECK UP,

    PELUM, CLEAN)

    GENERASI &

    DISTRIBUSI UTILITY

    II. TAMBAHAN

    1. STORE KEEPING

    2. WASTE DISPOSAL

    3. INSURANCE

    4. SALVAGE

    5. SAFETY & FIRE

    PROTECTION

    PERFORMANCE

    FOREMAN

    PRODUKSI

    FOREMAN

    ENGINEERING

    IDEE IMPROV. & DEV.

    DESIGN & GAMBAR

    ANALISA TEKNIS &

    EKONOMIS

    SYSTEM &

    PROCEDURE

    PLANNING

    MAINTENANCE

    PENGATURAN PELAKSANAAN

    DIMANA & KAPAN

    PERSIAPAN BAHAN

    PERSIAPAN PERALATAN

    PERSIAPAN PERSONIL

    (TRAINING)

    PELAKSANA

    MAINTENANCE

    FOREMAN

    MAINTENANCE

    DA

    TA

    DA

    TA

    DATA INSTRUKSI RECORD

    INFORM.

    KONSULT.

  • Gambar 2.22 Proses pelaksanaan berdasarkan perencanaan maintenance

    DOWN

    TIME

    PENGARUH

    TERHADAP

    PRODUKSI ATAU

    SYSTEM

    PRODUKSI

    TINGGI

    AVAILABILITY

    TINGGI

    METODA

    MAINTENANCE

    KHUSUS

    AVAILABILITY

    RENDAH

    MAINTENANCE

    SYSTEM

    PRODUKSI

    RENDAH

    METODA

    MAINTENANCE

    BIASA

    PERALATAN

    TIDAK

    KRITIS

    PERALATAN

    KRITIS

    VS

  • Gambar 2.23 Down time vs maintenance system

  • Gambar 2.24 Bagan aktivitas perawatan

  • 2.10 Latihan soal

    5. Jelaskan tentang definisi menajemen perawatan dan tujuannya.

    2. Gambarkan, tentang :

    a. Klasifikasi perawatan

    b. Klasifikasi Preventive Maintenance

    c. Bagan perawatan terencana

    3. Sebutkan beberapa aspek manfaat dari spesifikasi kerja.