bahan 2

11
Source : http://faizinaiz.blogspot.co.id/2015/09/nefrotomy- dan-nefrektomi-ginjal.html Nefrotomy dan nefrektomi Ginjal merupakan salah satu organ vital tubuh yang termasuk kedalam sistem urogenital. Ginjal memiliki berbagai macam fungsi. Fungsi utamanya adalah filtrasi plasma dan eksresi produk sisa, mempertahankan homestasis air, osmolalitas, elektrolit dan asam basa. Ginjal mensekresi renin yang berperan pada pengaturan tekanan darah dan keseimbangan cairan, dan juga mensekresi eritropoietin. Ginjal berperan besar dalam eksresi berbagai macam obat-obatan. Terdapat berbagai macam kelainan yang mungkin terjadi pada ginjal. contohnya yaitu : · Batu ginjal · Gagal ginjal · Nefritis · Glukosuria · Hematuria · Albuminuria · Sistisis Bedah adalah spesialisasi dalam kedokteran yang mengobati penyakit atau luka dengan operasi manual dan

description

jjj

Transcript of bahan 2

Page 1: bahan 2

Source : http://faizinaiz.blogspot.co.id/2015/09/nefrotomy-dan-nefrektomi-ginjal.html

Nefrotomy dan nefrektomi

Ginjal merupakan salah satu organ vital tubuh yang termasuk kedalam sistem urogenital.

Ginjal memiliki berbagai macam fungsi. Fungsi utamanya adalah filtrasi plasma dan eksresi

produk sisa, mempertahankan homestasis air, osmolalitas, elektrolit dan asam basa. Ginjal

mensekresi renin yang berperan pada pengaturan tekanan darah dan keseimbangan cairan,

dan juga mensekresi eritropoietin. Ginjal berperan besar dalam eksresi berbagai macam obat-

obatan.

Terdapat berbagai macam kelainan yang mungkin terjadi pada ginjal. contohnya yaitu :

·         Batu ginjal

·         Gagal ginjal

·         Nefritis

·         Glukosuria

·         Hematuria

·         Albuminuria

·         Sistisis

Bedah adalah spesialisasi dalam kedokteran yang mengobati penyakit atau luka dengan

operasi manual dan instrumen. Pembedahan biasanya adalah langkah terakhir yang di

gunakan apabila pengobatan non invasive seperti pemberian obat dan lainya tidak

berhasil. Pembedahan pada system urinaria (perkencingan) yang biasa dilakukan

adalah nephrotomy, nephrectomy, cystotomy, urethrotomy dan urethrostomy.Sebelum

dilakukannya pembedahan pada system perkencingan perlu dilakukan evaluasi status pasien

seperti keadaan cairan tubuh pasien, evaluasi fungsi ginjal, dan hemogram (gambaran darah).

Page 2: bahan 2

1.        Nephrotomy          

Nephrotomy atau Nephrolitotomy adalah tindakan pembedahan membuka/insisi ginjal untuk

mengeluarkan kalkuli (batu) ginja dan masih banyak contoh lainya, dimana belum terjadi

kelemahan fungsi ginjal yang lanjut.

Sebelum dilakukan nephrotomy perlu dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal. Apabila telah

terjadi kelemahan fungsi ginjal atau uremia perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan

produksi urin serta keseimbangan cairan elektrolit. Bila ditemukan adanya infeksi pada ginjal

perlu dilakukan pengobatan dengan antibiotika sebelum dilakukannya pembedahan.

A.    Indikasi

         Gangguan ginjal yang masih bisa diperbaiki tanpa harus membuang ginjal itu sendiri.

Seperti :

·         Batu ginjal

·         Tumor jinak

B.     Anesthesia

Anesthesia yang digunakan dalam operasi ini adalah anesthesia umum (anesthesia inhalasi)

Page 3: bahan 2

C.    Teknik operasi

Hewan disiapkan secara aseptic untuk pembedahan dengan pendekatan insisi paracostal

Setelah hewan teranasthesi, hewan dibaringkan dengan posisi rebah lateral dan kemudian

dipasangi kain penutup operasi (drap).  Incise dibuat sejajar dengan costae terakhir kira-kira 2

cm dibelakangnya dengan panjang incise secukupnya tergantung besar kecilnya hewan. 

Incise dimulai dari kulit, jaringan subkutan, dan tiga lapis muskulus berturut-turut dari luar

yaitu muskulus obliqus abdominis eksternus, obliqus abdominis internus dan muskulus

transverses abdominis.

 Hati-hati dengan perdarahan karena adanya pembuluh darah atau kapiler yang terincisi dan

ini dapat dihentikan dengan ligasi atau penjepitan. Kedua tepi incise ditarik dengan penarik

jaringan atau menggunakan allis forcep ke depan dank e belakang untuk memudahkan dalam

mengengkat ginjal kepermukaan. Ginjal ditentukan lokasinya dan diangkat ke permukaan

secara hati-hati dengan menggunakan tangan. Lemak yang ada diluar ginjal dipisahkan secara

hati-hati, arteri dan vena renalis ditentukan lokasinya.

Arteri renalis diklem sementara denga bulldog klem atau tekan dengan dua jari tangan untuk

menghindari terjadinya perdarahan pada waktu dilakukan incise pada ginjal. Incise dilakukan

pada bagian tepi lateral (curvature major) diteruskan menuju kortek dan medulla ginjal

sampai mencapai pelvis ginjal. Setelah ginjal terbelah dilakukan pengeluaran batu atau cacing

ginjal kemudian dilakukan pebilasan sampai bersih pada pelvis ginjal dengan NaCl fisiologis.

Ginjal ditutup kembali dengan mempertautkan bagian ginjal yang di incise dengan

menggunakan catgut chromic 3/0 dan dilanjutkan dengan menjahit pada bagian kapsula

dengan pola menerus menggunakan benang plain catgut 3/0.

   

Penelitian juga menunjukkan bahwa untuk mempertautkan bagian ginjal dapat dilakukan

dengan menggunakan tekanan dua tangan bagian ginjal yag terinsisi selama 5 – 7 menit.

Page 4: bahan 2

Sebelum dikembalikan ke tempat semula ginjal terlebih dahulu dibersihkan dari bekuan darah

dengan membilas menggunakan NaCl fisiologis. Insisi pada muskulus yang teriris dijahit

menggunakan pola sederhana meneerus menggunakancatgut chromic 3/0 berturut-turut dari

muskulus transverses abdominis, muskulus obliqus abdominis internus dan eksternus.

Jaringan subkutan dijahit dengan pola sederhana menerus menggunakan benang plain catgut

3/0, sedangkan kulit dijahit dengan pola sederhana terputus menggunakan benang non

absorbable.

D.    Pasca Operasi

Beberapa hari setelah operasi produksi urin terus dimonitor dengan disertai pemberian cairan

infuse Ringer Laktat. Antibiotika diberikan selam 5 hari atau lebih. Bila perlu dapat diberikan

terapi penunjang untuk mempercepat proses kesembuhan. Bila produksi urin tidak lancer

dapat diberikan diuretika disertai dengan infuse. Luka tempat jahitan harus dijaga

kebersihannya dengan memberikan antiseptika setiap hari sampai luka sembuh dengan

sempurna. Jahitan kulit biasanya dibuka pada hari ke-5 sampai 7 setelah operasi.

2.      Nephrectomy

Nephrectomy unilateral adalah operasi pengangkatan satu ginjal yang sudah tidak

berfungsi.Nephrectomy dapat dilakukan bila ginjal yang satu lagi masih berfungsi dengan

baik. Bila kedua ginjal tidak berfungsi (sudah terjadi gagal ginjal) maka perlu dilakukan

transplantasi ginjal.

Nefrektomi sendiri dapat di bagi ke dalam 4, yaitu :

a.       Nefrektomi Sederhana

Nefrektomi sederhana adalah prosedur pembedahan yang mengangkat sebuah ginjal bersama

dengan bagian kecil darisaluran yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih (ureter).

Nefrektomi sederhana dilakukan untuk kelainan ginjal bawaan atau dapatan parah yang

merusak ginjal dan mengganggu fungsinya.

Page 5: bahan 2

b.      Nefrektomi Radikal

Nefrektomi radikal adalah prosedur pembedahan yang menghapus seluruh bagian dari

satu ginjal bersama dengan lemak sekitar, fasia, dua pertiga ureter, kelenjar adrenal dan

kelenjar getah bening di sisi yang sama.

Indikasi medis dilakukannya nefrektomi radikal biasanya adalah karsinoma sel ginjal

(hipernefroma) atau penyakit ginjal polikistik yang telah benar-benar merusak jaringan ginjal.

c.       Nefrektomi Parsial

Nefrektomi parsial, atau hemi-nefrektomi, adalah operasi untuk mengangkat hanya sebagian

dari ginjal yang rusak atau mengandung tumor.

d.      Nefrektomi Bilateral

Nefrektomi bilateral adalah prosedur pembedahan yang menghapus kedua

ginjal.Nephrotomy dapat dilakukan dengan beberapa teknik irisan, yaitu melalui tepi lateral

(curvature major), tepi ventral atau dorsal ginjal, namun insisi melalui curvature major lebih

sering dilakukan terutama untuk mengeluarkan batu yang relative besar.

A.    Indikasi

·         Karsinoma ginjal

·         Ruptur ginjal dimana didapatkan fragmentasi ginjal atau ruptur pedikel dengan

hemodinamik yang tidak stabil.

B.     Anesthesia

Page 6: bahan 2

Anesthesia yang digunakan pada operasi ini adalah anesthesia umum (anesthesia inhalasi).

C.    Teknik operasi

Pada prinsipnya hamper sama dengan Nephrotomydengan pendekatan operasi melalui insisi

paracostae. Setelah ginjal terangkat kepermukaan lakukan identifikasi arteri, vena dan ureter.

Arteri, vena renalis dan ureter diligasi terlebih dahulu dengan menggunakan catgut chromic

2/0 pada dua tempat. Setelah dilakukan ligasi baru ginjal diangkat dengan melakukan incise

diantara dua ligasi tadi. Lemak perineal yang berlebihan dapat dipisahkkan untuk

memudahkan dalam mengangkat ginjal. Lakukan control perdarahan.  Apabila tidak ada

perdarahan maka lemak perineal yang tersisa dimasukkan ke dalam ruang retroperineal.

Dinding abdomen ditutup sebagaimana dilakukan pada nephrotomy.

D.    Pasca operasi

Pemberian antibiotika untuk mencegah terjadinya infeksi dapat diberikan selama 5 hari. Luka

operasi diberikan antiseptika setiap hari selama proses kesembuhan. Untuk menunjang

kondisi pasien dapat diberikan terapi suportif.

3.      Monitoring

Monitoring adalah tindakan memantau kondisi dan status pasien ketika operasi dilakukan.

Monitor sistem kardiovaskular dan respirasi penting karena resiko tertentu dapat terjadi

akibat posisi pasien. Monitoring invasif tekanan darah dan tekanan vena sentral juga harus

dilakukan.

Posisi pasien untuk prosedur pembedahan sering merupakan kompromi antara posisi yang

dapat ditoleransi pasien, struktural serta phisiologi dan apa yang diperlukan tim pembedahan

untuk dapat mengakses target anatomi pembedahan.

Tubuh memberi respon terhadap perubahan posisi adalah berdasarkan respon terhadap

gravitasi. Sebagian besar perubahan yang berhubungan dengan gravitasi adalah pada darah

Page 7: bahan 2

dan distribusinya didalam sistem vena, paru dan arteri. Terdapat efek penting pada mekanik

dan perfusi paru yang berhubungan dengan gravitasi.

Beberapa kondisi khusus selama operasi salah satunya adalah posisi pembedahan dapat

menyebabkan kegagalan pertukaran gas karena menurunkan Cardiac output sehingga

menyebabkan hipoventilasi pada pasien yang bernafas spontan dan juga dapat mengurangi

kapasitas residual fungsional.

Pada pasien nepherektomi posisi pasiennya adalah posisi Flank. Posisi flank adalah posisi

berbaring lateral dimana tungkai yang terletak dibawah di fleksikan dan tungkai yang letak

diatas flekstensikan. Pada pasien dengan nephrektomi kiri, posisi pasien adalah dengan

miring ke kanan dengan ekstremitas yang di fleksi lateral pada pinggul sebelah kanan.

Jika ekstremitas bawah difleksikan lateral pada pinggul dan membiarkan posisinya dibawah

jantung, darah akan terkumpul pada pembuluh darah yang distensi dari tungkai teruntai

disebabkan gravitasi menginduksi peningkatan tekanan vena dan akhirnya terjadi stasis vena.

Membalut tungkai dan paha dengan pembalut adalah metode yang umum untuk mengatasi

penumpukan pada vena. Posisi fleksi pada ekstremitas bawah di lutut dan pinggul dapat

secara parsial atau seluruhnya menyumbat aliran darah vena ke vena cava inferior yang

disebabkan oleh angulasi pembuluh darah pada ruang poplitea dan ligamentum inguinale atau

oleh kompresi paha pada perut yang gemuk.

4.      Perubahan yang terjadi setelah operasi

Perubahan tertentu dapat terjadi pada ginjal setelah operasi. Secara mikrokopis terlihat

adanya pembesaran sel baik sel yang membentuk tubui maupun pada glomerulus serta

perluasan tubuli.

Pada nefrektomi perubahan ginjal secara mikroskopis ini merupakan suatu reaksi

penyesuaian terhadap hilangnya ginjal pasanganya. Sisa metabolism yang beredar di dalam

tubuh bersma aliran darah akan disekresikan melalui satu pasang ginjal. Hal ini akan

Page 8: bahan 2

mengakibatkan kemampuan glomerulus untuk menfiltrasi sisa metabolism tersebut akan

meningkat dengan cara memperbesar ukuran nephron.

Akibat yang difiltrasi oleh glomerulus makin banyak maka tubulus akan meluas untuk

menanpng filtrate yang makin banyak tersebut. Hasil filtrasi glomerulus yang berupa

ultrafultrat ini tidak seluruhnya dikeluarkan keluar tubuh tetapi ada sebagian yang diserap

kembali di tubulus. Mekanisme penyerapan kembali ini akan diikuti dengan pembesaran sel

epitel yang menyelimuti tubuli sehingga keseimbangan hemopoetik tubuhpun tetap dalam

keadaan seimmbang

5.      Komplikasi

Ginjal merupakan organ yang sangat vaskular dan perdarahan merupakan resiko yang nyata

dari kondisi ini. Perdarahan dapat terjadi dari arteri renalis, ataupun vena kava inferior.

Resiko lebih tinggi pada terdapatnya proses keganasan atau infeksi dimana ginjal dapat

melekat pada struktur lain. Cara untuk mengurangi kebutuhan transfusi darah seperti cell

salvage, hemodilusi normovolemik akut dan obat anti fibronolitik dapat dipakai jika

dibutuhkan. Perdarahan sekunder yang terjadi post operasi jarang terjadi, tapi mungkin

mengharuskan re-laparatomi untuk mengidentikasi penyebabnya.