bahan (1)

4
119 Seminar Nasional Serealia 2011 AKSELERASI PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS JAGUNG MELALUI SL-PTT JAGUNG HIBRIDA DI JAMBI Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi ABSTRAK Indonesia mencanangkan swasembada beras dan jagung berkelanjutan serta menuju swasembada kedelai tahun 2014. Beragamnya penggunaan jagung menyebabkan tingginya permintaan akan komoditas ini. Guna mempercepat pencapaian peningkatan produksi dan produktivitas dalam rangka melestarikan swasembada jagung diperlukan inovasi teknologi. Salah satu cara untuk menyebarkan inovasi teknologi adalah melalui SL-PTT. Hasil kajian di Provinsi Jambi adalah pada lokasi laboratorium lapang (LL) terjadi peningkatan 18,42-53,28% dibanding sekolah lapang (SL-PTT) dan 17,59-51,7% dibanding non SL-PTT. Hasil display varietas Bima-2, Bima-3, dan Bima-4, mempunyai produktivitas 6,3-96 t/ha lebih tinggi dibanding rata- rata LL 5,5-7,5 t/ha. Kata kunci: Akselerasi, produksi, produktivitas, jagung PENDAHULUAN Strategi peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan meliputi: 1) peningkatan produktivitas, 2) perluasan areal tanam, 3) pengamanan produksi, dan 4) pemberdayaan kelembagaan pertanian dan dukungan pembiayaan usahatani (Suyamto et al 2010) Komoditi tanaman pangan, termasuk jagung memiliki peranan pokok sebagai pemenuhan kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan. Sehingga dari sisi ketahanan pangan nasional fungsinya menjadi amat penting dan strategis (Dirjentan 2010). Kebutuhan jagung terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan bahan baku pakan. Produksi jagung tahun 2009 sebesar 17,63 juta ton pipilan kering, meningkat sebanyak 1,31 juta ton (8,04%) dibandingkan tahun 2008. Produksi jagung tahun 2010 (ARAM II) diperkirakan sebesar 18,02 juta ton pipilan kering, meningkat sebanyak 386,79 ribu ton (2,19%) dibandingkan tahun 2009. Kenaikan produksi diperkirakan terjadi karena peningkatan produktivitas sebesar 0,69 kuintal/hektar (1,63%) dan luas panen seluas 23,43 ribu hektar (0,56%). (BPS 2010). Walaupun terjadi kenaikan produksi jagung, namun karena tingginya permintaan maka produksi dalam negeri belum mencukupi kebutuhan. Pada tahun ini diperkirakan impor komoditas jagung melonjak menjadi 1,2 juta ton atau jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya sebesar 300.000 ton. Impor komoditas jagung banyak diakibatkan oleh kebutuhan jagung perusahaan pakan mencapai 4,5 juta per tahun. Data BPS (2009) menunjukan bahwa luas lahan di Provinsi Jambi pada tahun 2008 seluas 5.356.279 hektar, terdiri dari laha sawah 179.828 hektar (3,36%), luas pertanian bukan sawah 3.151.868 hektar (58,84%) dan lahan bukan pertanian 2.024.583 hektar (37,80%). Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Jambi merupakan wilayah potensi untuk tanaman pangan, termasuk jagung. Data BPS (2009) menunjukan bahwa luas lahan di Provinsi Jambi pada tahun 2008 seluas 5.356.279 hektar, terdiri dari lahan sawah 179.828 hektar (3,36%), luas pertanian bukan sawah

Transcript of bahan (1)

Page 1: bahan  (1)

119 Seminar Nasional Serealia 2011

AKSELERASI PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS JAGUNG MELALUI SL-PTT JAGUNG HIBRIDA DI JAMBI

Adri dan Endrizal

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

ABSTRAK

Indonesia mencanangkan swasembada beras dan jagung berkelanjutan serta menuju swasembada kedelai tahun 2014. Beragamnya penggunaan jagung menyebabkan tingginya permintaan akan komoditas ini. Guna mempercepat pencapaian peningkatan produksi dan produktivitas dalam rangka melestarikan swasembada jagung diperlukan inovasi teknologi. Salah satu cara untuk menyebarkan inovasi teknologi adalah melalui SL-PTT. Hasil kajian di Provinsi Jambi adalah pada lokasi laboratorium lapang (LL) terjadi peningkatan 18,42-53,28% dibanding sekolah lapang (SL-PTT) dan 17,59-51,7% dibanding non SL-PTT. Hasil display varietas Bima-2, Bima-3, dan Bima-4, mempunyai produktivitas 6,3-96 t/ha lebih tinggi dibanding rata-rata LL 5,5-7,5 t/ha. Kata kunci: Akselerasi, produksi, produktivitas, jagung

PENDAHULUAN

Strategi peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan meliputi: 1) peningkatan produktivitas, 2) perluasan areal tanam, 3) pengamanan produksi, dan 4) pemberdayaan kelembagaan pertanian dan dukungan pembiayaan usahatani (Suyamto et al 2010)

Komoditi tanaman pangan, termasuk jagung memiliki peranan pokok sebagai pemenuhan kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan. Sehingga dari sisi ketahanan pangan nasional fungsinya menjadi amat penting dan strategis (Dirjentan 2010).

Kebutuhan jagung terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan bahan baku pakan. Produksi jagung tahun 2009 sebesar 17,63 juta ton pipilan kering, meningkat sebanyak 1,31 juta ton (8,04%) dibandingkan tahun 2008. Produksi jagung tahun 2010 (ARAM II) diperkirakan sebesar 18,02 juta ton pipilan kering, meningkat sebanyak 386,79 ribu ton (2,19%) dibandingkan tahun 2009. Kenaikan produksi diperkirakan terjadi karena

peningkatan produktivitas sebesar 0,69 kuintal/hektar (1,63%) dan luas panen seluas 23,43 ribu hektar (0,56%). (BPS 2010).

Walaupun terjadi kenaikan produksi jagung, namun karena tingginya permintaan maka produksi dalam negeri belum mencukupi kebutuhan. Pada tahun ini diperkirakan impor komoditas jagung melonjak menjadi 1,2 juta ton atau jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya sebesar 300.000 ton. Impor komoditas jagung banyak diakibatkan oleh kebutuhan jagung perusahaan pakan mencapai 4,5 juta per tahun.

Data BPS (2009) menunjukan bahwa luas lahan di Provinsi Jambi pada tahun 2008 seluas 5.356.279 hektar, terdiri dari laha sawah 179.828 hektar (3,36%), luas pertanian bukan sawah 3.151.868 hektar (58,84%) dan lahan bukan pertanian 2.024.583 hektar (37,80%). Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Jambi merupakan wilayah potensi untuk tanaman pangan, termasuk jagung.

Data BPS (2009) menunjukan bahwa luas lahan di Provinsi Jambi pada tahun 2008 seluas 5.356.279 hektar, terdiri dari lahan sawah 179.828 hektar (3,36%), luas pertanian bukan sawah

Page 2: bahan  (1)

120 Adri dan Endrizal : Akselerasi Peningkatan Produksi dan Produktivitas Jagung melalui SL-PTT Jagung Hibrida di Jambi

3.151.868 hektar (58,84%) dan lahan bukan pertanian 2.024.583 hektar (37,80%). Hal ini menunjukan bahwa Provinsi Jambi merupakan wilayah potensi untuk tanaman pangan, termasuk jagung.

Luas panen jagung berfluktuasi dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004 luas panen jagung 8.724 ha dan pada tahun 2009 naik menjadi 10.112 ha. Rata-rata produktivitas dari tahun 2004-2009 berkisar 3,1 – 3,7 ton/ha (Tabel 1).

LANGKAH AKSELERASI PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS : 1. Dukungan Program

Salah satu program Kementerian Pertanian yang mendukung percepatan peningkatan produksi dan produktivitas adalah Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT), Bantuan Langsung Benih Unggul non SL-PTT dan Cadangan Benih Nasional (CBN).

Hasil dari pelaksanaan SL-PTT jagung hibrida tahun 2008 dan 2009 di Provinsi Jambi menunjukan bahwa

terjadi peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas LL 5,5-7,5 t/ha dibandingkan dengan SL 4,5-6,7 t/ha berkisar 18,42 – 53,28% dan peningkatan LL dibandingkan non SL-PTT 4-5 t/ha atau lebih tinggi berkisar 17,93 – 51,71%.

2. Penggunaan Teknologi

Pengelolaan Tanaman dan sumberdaya Terpadu (PTT) adalah pendekatan dalam budi daya yang mengutamakan pengelolaan tanaman, lahan, air, dan organisme pengganggu tanaman (OPT) secara terpadu dan bersifat spesifik lokasi (Zubachtirodin et al 2009). PTT jagung bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan produktivitas jagung secara berkelanjutan dan meningkatkan efisiensi produksi. Pengembangan PTT di suatu lokasi memperhatikan kondisi sumber daya setempat, sehingga teknologi yang diterapkan di suatu lokasi dapat berbeda dengan lokasi lain. Komponen teknologi yang diterapkan dengan pendekatan PTT adalah:

Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung di Provinsi Jambi Tahun

2004-2009 Tahun Luas panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ku/ha) 2004 8.72 27.54 31,57 2005 8.87 29.68 33,44 2006 8.64 29.29 33,91 2007 8.66 30.03 34,69 2008 9.52 34.62 36,36 2009 10.11 38.17 37,75

Sumber BPS Provinsi Jambi Tahun 2009 dan BPS Provinsi Jambi Tahun 2010

Tabel 2. Peningkatan Provitas kegiatan SL-PTT Jagung Hibrida

Kabupaten Provitas (ku/ha) Peningkatan Provitas LL (%) SL LL Non SL-PTT

Tahun 2008 Kerinci 55.00 59.00 43.94 21.33 25.17 Merangin 67,22 68,50 57,00 24,48 17,93 Muaro Jambi 50,00 55,00 40,24 25,00 24,25 Kota Jambi 45,00 57,00 40,00 18,42 12,50 Tahun 2009 Muaro Jambi 62,17 75,00 40,98 53,28 51,71

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jambi (2009)

Page 3: bahan  (1)

121 Seminar Nasional Serealia 2011

Komponen teknologi dasar :

Varietas unggul baru hibrida atau komposit

Varietas Unggul Baru (VUB) yang direkomendasikan adalah varietas yang berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama penyakit dan deraan lingkungan setempat atau memiliki sifat khusus tertentu. VUB hibrida antara lain Bima 2, Bima 3, Bima 4, Bima 5, Bima 6 dan Bima 7 (Balitsereal 2009). VUB komposit antara lain Lamuru, Sukmaraga, Srikandi Kuning, dan Srikandi Putih. Penggunaan varietas unggul akan memberikan produksi dan pendapatan yang lebih tinggi.

Benih bermutu dan berlabel

Benih sering merupakan masalah ditingkat petani, terutama dalam hal ketepatan waktu, jenis, jumlah dan kualitas. Penggunaan benih yang mempunyai tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi (>95%) akan memberikan pertumbuhan vegetatif dan generatif yang baik. Penyakit bulai yang merupakan penyakit utama pada tanaman jagung sudah terbawa mulai dari benih, maka perlu dilakukan perlakuan benih dengan menggunakan bahan kimia anjuran seperti ridhomil/karomil. Populasi 66.000 – 75.000

tanaman / ha

Jumlah tanaman per hektar ditentukan oleh jarak tanam dan mutu benih yang digunakan. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 70-75 cm x 20 cm (1 biji per lubang) atau 70-75 cm x 40 cm (2 biji per lubang). Benih yang mempunyai daya tumbuh >95% dapat memenuhi populasi 66.000-75.000 tanaman/ha. Dalam budidaya jagung tidak dianjurkan menyulam karena pengisian biji dari tanaman sulaman tidak optimal.

Pemupukan berdasarkan

kebutuhan tanaman

Pemberian pupuk berbeda antar lokasi, pola tanam dan jenis jagung yang digunakan. Jagung jenis hibrida respon

terhadap pemupukan dan menghendaki jumlah pupuk yang lebih banyak dibandingkan jagung jenis komposit. Beberapa teknologi sederhana untuk menentukan dosis pupuk telah banyak digunakan antara lain; BWD dan PUTK

Komponen Teknologi pilihan Penyiapan lahan Pembuatan saluran drainase atau

saluran irigasi Pemberian bahan organik Pembumbunan Pengendalian gulma Pengendaliaan hama penyakit Panen tepat waktu dan pengeringan

segera

Pengawalan Teknologi

Pengawalan merupakan hal yang penting dalam kesinambungan produksi. Biasanya petani akan kembali lagi pada berusahatani secara tradisional apabila tidak lagi dilakukan pengawalan. Namun karena keterbatasan sumber daya manusia atau petugas yang akan melakukan pengawalan, maka pengawalan hanya dilakukan pada sebagian petani/kelompok tanai.

Guna mengefektifkan dan mengefisienkan pengawalan, maka strategi Badan Litbang Pertanian dalam melakukan pengawalan SL-PTT dapat dijadikan suatu model. Pengawalan yang dilakukan BPTP mulai dari mensosialisasikan program, melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, melakukan pelatihan untuk petugas dan petani tentang teknologi pertanian, melakukan kegiatan percontohan penerapan teknologi di lapangan berupa demplot dan demfarm, pengujian Varietas Unggul Baru, dan memberikan teknologi praktis melalui media cetak seperti brosur, leaflet, poster maupun media elektronik.

Varietas Unggul Baru (VUB) jagung hibrida

Varietas Unggul Baru (VUB) jagung hibrida yang dilepas oleh Badan Litbang Pertanian. BPTP Jambi telah melakukan display VUB jagung hibrida Bima 2, Bima

Page 4: bahan  (1)

122 Adri dan Endrizal : Akselerasi Peningkatan Produksi dan Produktivitas Jagung melalui SL-PTT Jagung Hibrida di Jambi

3, dan Bima 4. Ditunjang oleh Teknologi Dasar dan Teknologi Pilihan dalam konsep PTT jagung, maka produktivitas bisa memberikan hasil 6,3 – 9,6 t/ha. Provinsi Jambi memiliki potensi lahan bagi pengembangan jagung hibrida, baik pada lahan pasang surut, lahan kering dataran rendah dan lahan kering dataran tinggi. Saat ini daerah sentra produksi jagung adalah Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan Kabupaten Kerinci. Sedangkan daerah potensial bagi pengembangan dimasa mendatang adalah Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Pada Tahun 2011 Provinsi Jambi menetapkan sasaran luas tanam jagung 13.170 ha, luas panen 12.476 ha dengan produktivitas 39,79 kw/ha.

KESIMPULAN

Percepatan peningkatan produksi jagung dapat dilakukan melalui :

Penerapan teknologi, terutama varietas unggul baru produksi tinggi, tahan hama penyakit dan memiliki daya adaptasi luas.

Melakukan pendampingan, pelatihan, Diseminasi melalaui media cetak dan elektronik.

Memperluas dan memperbanyak program pemerintah yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, pengamanan produksi, dan pemberdayaan kelembagaan pertanian dan dukungan pembiayaan usahatani.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2010. Pedoman Pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah Tahun 2010.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. Jambi Dalam Angka Tahun 2009.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. Jambi Dalam Angka Tahun 2010.

Dinas Pertanian Provinsi Jambi. 2009. Bahan Rapat Evluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Pembangunan Tanaman Pangan. Yokyakarta, 7-9 Desember 2009.

Balai Penelitian Tanaman Serealia. 2011. Hightlight Balai Penelitian Tanaman Serealia. 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Suyamto., dan I Nyoman Widiarta. 2010. Kontribusi Inovasi Teknologi dan Arah Litbang Tanaman Pangan ke Depan. Prosiding Seminar Nasional Tanaman Pangan. Inovasi Teknologi Berbasis Ketahanan Pangan Berkelanjutan. Buku I. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Zubachtirodin, Sania Saenong, Mappaganggang S. Pabbage, M.Azrai, Diah Setyorini, Sunendar Kartaatmadja, dan Firdaus Kasim. 2009. Pedoman Umum PTT Jagung. Departemen Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.