Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat...

36

Transcript of Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat...

Page 1: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)
Page 2: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)
Page 3: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

Bagian IINEGARA WAJIB PULIHKAN

HAK KORBAN “In honouring the victims right to benefit from remedies and reparation, theinternational community keeps faith and human solidarity with victims, survivorsand future human generations, and reaffirms the international legal principlesof accountabillity, justice and the rule of law”.7

A. Pengantar

Uraian bab terdahulu merefleksikan betapa lemahnya situasisosial ekonomi para korban dan saksi. Jika keadaannya lain, apa yangmereka butuhkan sebenarnya dapat terpenuhi. Sayangnya, alasankepentingan jangka pendek ditambah dengan perhatian yang lemahdari pemerintah, membuat mereka menyerahkan kejujurannya hanyauntuk jumlah uang yang tak sebanding dengan pengorban mereka dimasa lalu, dan dengan kebutuhan mereka di masa depan. Mengapakeadaan sosial ekonomi itu dimungkinkan dapat berubah? Berikutini adalah uraian serta landasan hukum diikuti sebuah putusan majelishakim, serta perkiraan realistis dalam memenuhi kewajiban negarayang satu ini, reparasi!

Dalam putusannya, Majelis Hakim Pengadilan HAM Ad HocKasus Tanjungpriok memutus, memberikan kompensasi bagi parakorban8. Putusan ini diberikan pada saat majelis hakim membacakanvonisnya untuk terdakwa R.A. Butar Butar dan Sutrisno Mascung

7 Mukadimah/Preamble E/CN.4/2000/62, Commission on uman Rights, fifty-sixth session,“The Right to Restitution, Compensation and Rehabilitation for Victims of Gross Violationsof Human Rights and Fundamental Freedoms “, laporan akhir dari pelapor khusus (SpecialRapporteur) M. Cherif Bassiouni yang dibuat berdasarkan resolusi Komisi HAM PBB1999/33.8 Dengan berbagai alasan, seperti metode penghitungannya yang tidak jelas dan adakorban yang tidak mendapatkannya.

35

Page 4: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

dkk. Putusan pemberian kompensasi ini merupakan terobosan hukumpada tingkat pengadilan pertama, meskipun kompensasi tidak serta-merta bisa diterima oleh para korban. Bebasnya terdakwa pada tingkatbanding maupun kasasi berdampak pada ketidakjelasan pemberianreparasi. Dalam putusan bebasnya, majelis hakim tidak menegaskanbahwa reparasi adalah sebuah hak yang melekat pada korban danharus disediakan tanpa syarat digantungkan pada aspek kesalahanatau vonis terdakwa. Lebih daripada itu, korban pelanggaran HAMseharusnya mendapatkan restitusi, kompensasi, rehabilitasi, pemuasan danjaminan atas ketidakberulangan dan non-repetisi.

Pada berkas perkara R.A. Butar Butar, Majelis Hakim tidakmenyebutkan jumlah kompensasi secara rinci dan mendasarkan padausaha untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat sementara korbanjuga sudah cukup lama menderita dengan kompensasi yang prosesserta jumlahnya ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku. Dalamberkas terdakwa Sutrisno Mascung dkk., putusan menyebutkan bahwa13 korban mendapatkan kompensasi sejumlah Rp. 1.015.500.000,00(satu milyar lima belas juta limaratus ribu rupiah) sebagai bentuk gantirugi yang harus diberikan oleh negara sesuai dengan mekanisme dantata cara pelaksanaan yang telah diatur oleh PP No. 3 Tahun 2002.

Restitusi juga menjadi pertimbangan majelis hakim kasus ini.Sekalipun pada saat itu belum berlaku aturan tentang pemberiankompensasi dan rehabilitasi terhadap para korban pelanggaran HAMberat, pemberian dari pihak kedua (islah dengan Try Sutrisno) maupunpemberian uang yang disebut berasal dari Tommy Soeharto dapatdikategorikan sebagai restitusi dari pihak terdakwa. Walaupun salahsatu pertimbangan menarik yang dikemukakan hakim adalahpemberian kompensasi kepada para korban yang dianggap tidak islah,sehingga tidak mendapatkan restitusi dari pelaku. Secara tidaklangsung hakim mengakui bahwa ada keterlibatan antara pelaku –termasuk yang tidak dibawa ke pengadilan— dan terjadinya peristiwa

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

36

Page 5: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

pelanggaran HAM yang melahirkan ganti kerugian dari pelaku(restitusi) kepada korban.

Namun sejak awal memang tidak ada perhatian negara dalamhal pemenuhan kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi, apalagi denganketiadaan tekanan yang kuat dari korban. Untuk kasus Priok, inisiatifdari negara, khususnya Kejaksaan Agung juga tidak muncul. Awalnyakorban mendorong Kejaksaan Agung untuk memasukkankompensasi, restitusi dan rehabilitasi dalam surat dakwaan, namunKejaksaan Agung menolaknya. Menjelang tuntutan, korban akhirnyaberinisiatif menghitung kerugian yang diterimanya dan mengirimkansurat penghitungan kerugian ke Jaksa Agung.9

Putusan kompensasi dalam Pengadilan HAM Ad HocTanjung Priok merupakan perkembangan baru di tengah-tengahrumitnya pengungkapan kejahatan masa lalu. Sebab hal seperti initidak terjadi pada pengadilan HAM ad hoc yang pertama, yaitu untukkasus Timor Timur yang telah mencapai proses hukum final hinggatingkat kasasi di Mahkamah Agung. Ini juga tidak terjadi pada

9 No. 250/SK-Kontras/VI/2004. Penghitungan didasarkan pada karateristik korban, tipologikerugian yang dialami korban (secara materil dan imateril), dengan jumlah Rp.33.358.997.395,00 kepada 15 orang korban.

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

37

Audiensi Kejaksaan AgungKorban Priok dan Kontras melakukan audiensi dengankejaksaan (Dok. Kontras)

Page 6: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

pengadilan HAM atas kasus Abepura yang membebaskan duaterdakwanya.

Perkembangan baru ini kemudian menaikkan isu reparasi(pemulihan hak) –yang selama ini terlupakan— dalam wacana danpraktik penegakan HAM di Indonesia. Namun kemajuan judisial yangditandai oleh keputusan pemberian kompensasi bagi korban kasusPriok bukan berarti bahwa persoalan reparasi di Indonesia sudahselesai. Sebab pada tingkat pengadilan yang lebih tinggi (banding)maupun kasasi di Mahkamah Agung, majelis hakim tinggi dan majelishakim agung justru membebaskan para terdakwa. Akibatnyakompensasi tidak bisa dipenuhi. Putusan itu sendiri memicukekecewaan pada para korban sebagai pihak yang palingberkepentingan.

B. Reparasi Korban Tanjung Priok

Sejak awal Pemerintah Indonesia kurang serius mengupayakanpemenuhan hak-hak korban atas reparasi. Dalam tataran normatif,yakni pembuatan dasar hukum, Pemerintah hanya menyediakansebuah produk regulasi setingkat PP, yaitu PP No. 3 tahun 2002,bukan UU yang lebih memiliki kekuatan hukum. Isi PP itu pun masihsangat umum sehingga menimbulkan kekaburan dalampelaksanaannya, mulai dari dasar kalkulasi reparasi bagi korban hinggainstansi yang harus bertanggungjawab.

Dalam praktiknya, tidak ada pemeriksaan atas kerugian yangdialami korban, baik selama proses penyelidikan di Komnas HAMmaupun penyidikan oleh Jaksa Agung. Perkembangan positif munculsetelah korban bersama Kontras secara intensif mempertanyakansekaligus mendesak pembuatan reparasi dalam dakwaan. Kontrasmencatat adanya 12 kali pertemuan antara korban dengan pihakKejaksaan Agung berkenaan dengan hal ini, sepanjang 21 bulan masapersidangan pengadilan HAM ad hoc di kantor Pengadilan NegeriJakarta Pusat. Namun Kejaksaan Agung beralasan tidak dapat

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

38

Page 7: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

melakukan tindakan konkret karena kelemahan aturan PP No. 3 Tahun2002. Kejaksaan Agung justru meminta korban memberikan datakerugian korban, di luar proses persidangan. Kontras sendirimenyampaikan usulan konkret berupa rumusan reparasi kepada pihakpenuntut umum, yang akhirnya, dimasukkan ke dalam dakwaan olehpenuntut umum.

Di tengah proses tersebut, Majelis Hakim Pengadilan HAMAd Hoc untuk perkara R.A. Butar Butar melakukan terobosan hukumbaru, dengan memutuskan pemberian kompensasi kepada korbandan ahli warisnya pada 30 April 2004. Sayangnya, putusan ini hanyamenyangkut kompensasi saja, dan tidak melihat kebutuhan reparasisebagai hak korban. Majelis memutuskan proses serta pelaksanaanpemberian kompensasi tersebut disesuaikan dengan ketentuan yangberlaku. Dalam pelaksanaannya, putusan ini sulit dijalankan karenatidak menjelaskan kerugian yang diterima korban. Bahkan, beberapahakim ad hoc maupun JPU ad hoc memandang putusan ini mandulkarena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasidan jumlah korbannya.10

10 Dalam wawancara Kontras dengan beberapa hakim dan JPU ad hoc, Mei 2004.

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

39

Perjuangan KorbanAksi korban Priok bersama solidaritas korban planggaran danmahasiswa di Kejaksaaan Agung (Th. 2004, Dok. Kontras)

Page 8: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

B. 1. Metode Penghitungan Reparasi 11

Sebagaiamana telah dijelaskan sebelumnya, Kontrasmerumuskan sebuah format penghitungan kompensasi yangkemudian digunakan sebagai lampiran dalam dakwaan JPU. Rumusanawal disusun berdasarkan identifikasi kerugian yang dialami parakorban perkara Tanjungpriok. Hasilnya dijadikan materi pemeriksaankerugian yang diterima korban. Dalam menyusun format reparasiini, Kontras telah melakukan serangkaian diskusi dan pertemuankonsultatif dengan para praktisi hukum.

Dalam suratnya tertanggal 30 Juni 2004, Kontrasmengusulkan kepada Jaksa Agung tentang cara atau metodepenghitungan terhadap besaran reparasi bagi korban. Usulan inidisampaikan untuk mencegah terulangnya kembali pengalamanpengadilan HAM ad hoc atas peristiwa Timor Timur tahun 1999,yang ketika itu tak satupun putusannya menyinggung reparasi. Dalamusulannya, Kontras mengajukan penggunaan metode penghitunganyang bersifat gabungan antara pemulihan hak secara materil yangbersifat individual maupun yang bersifat kolektif. Metode inimencakup penghitungan yang didasarkan atas kerugian konkrit yangdiderita orang perorang, dan yang didasarkan pada pertimbangankepentingan seluruh korban.

Berikut ini merupakan hasil penghitungan reparasi yangdilakukan KontraS dengan para korban kasus Tanjungpriok yangberjumlah 15 orang.

a. Karakteristik Korban

Dari 15 orang yang terlibat dalam proses penghitungan danupaya memperoleh ganti rugi ternyata terdapat beberapa perbedaan.Dari 15 orang tersebut terdapat dua orang yang sudah meninggaldan satu orang yang hilang pada saat peristiwa terjadi. Latar belakang

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

40

11 Surat No. 250/SK-Kontras/VI/2006.

Page 9: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

korban juga berbeda. Ada tiga orang yang pada saat kejadian masihberstatus pelajar, sementara yang lainnya telah memiliki pekerjaantetap. Dari 15 orang (termasuk ahli waris) di atas saat ini tidak tinggaldalam komunitas yang sama. Sebagian masih tinggal di Tanjungprioknamun sebagian besar saat ini tinggal di tempat lain.

b. Tipologi Kerugian yang Dialami Korban

Dari 15 orang di atas, bentuk kerugian yang dialami akibatterjadinya pelanggaran HAM berat di Tanjungpriok pada 1984berbeda-beda. Ada yang meninggal dan ada yang masih hidup; adayang mengalami penembakan dan ada yang tidak mengalamipenembakan; ada yang dipenjara —dengan lama hukuman yangberbeda-beda— dan ada yang tidak dihukum penjara; ada yang hartabendanya hilang selama kejadian dan ada yang tidak, serta hampirsemua mengalami penyiksaan selama ditahan dan ditangkap.

Namun di luar perbedaan perlakuan fisik yang dialami parakorban pada saat peristiwa pelanggaran HAM Priok terjadi, parakorban mengalami kerugian yang sama. Hampir semua keluargakorban juga ikut mengalami kerugian. Bagi para kepala keluarga ataupencari nafkah keluarga yang dipenjara, para anggota keluarga lainnyajuga ikut merasakan. Hampir semua keluarga korban juga ikutmengalami kerugian berupa bangkrutnya ekonomi keluarga, anak-anaknya tidak bisa meneruskan sekolah, dan para istri harus bekerjamenggantikan suaminya.

Kerugian yang juga sama-sama dialami setiap korban ialahkerugian yang menyangkut gangguan trauma psikologis akibat prosesrepresi yang dialami, mulai dari penembakan, penahanan, hinggasiksaan yang diterima mereka sebagai korban pelanggaran HAM.

Kerugian kolektif lainnya terkait status sosial mereka dimasyarakat yang mencap sebagai pembangkang, pemberontak, kaumekstrim kanan, sampah masyarakat, bahkan di antara mereka olehlingkungannya pernah dicap sebagai “orang PKI”. Stigmastisasi ini

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

41

Page 10: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

telah berjalan 20 tahun dan selama itu pula cap-cap yang melekatdalam diri mereka selalu menyertai kehidupan sehari-hari. Stigmatisasitersebut kemudian tidak hanya sekadar sebagai identitas pribadimelainkan berubah menjadi sanksi sosial.

Semua korban kemudian mengalami masalah yang sama, yaknitidak bisa mengembalikan hidup mereka yang normal. Semuamengalami kesulitan dalam memperoleh pekerjaan, sementara yangsudah memiliki pekerjaan dipecat, dan yang memiliki usaha sendirimengalami kebangkrutan. Kemalangan tidak berhenti di situ. “Dosa”mereka kemudian diwariskan ke anggota keluarga lainnya. Anak-anak mereka juga mengalami perlakuan yang sama, misalnya,mendapatkan hambatan ketika ingin bersekolah, dipersulit ketikamencari kerja, dan tidak dapat berkarir di bidang politik.

Rumusan itu didasarkan pada model penghitungan yangbersifat gabungan antara yang individual dan kolektif, serta didasaripada kerugian material dan imaterial. Kerugian material meliputikerugian harta benda, kerugian akibat kehilangan pekerjaan, kerugianatas biaya pengobatan akibat luka atau penyakit yang dialami setelahperistiwa, biaya transportasi dalam upaya mencari keluarga yang hilangserta biaya yang ditanggung korban selama proses hukum peradilanHAM berjalan. Kerugian imaterial meliputi kerugian akibat prosespembunuhan, penangkapan dan penahanan sewenang-wenang,penyiksaan, penghilangan paksa, stigmatisasi serta trauma psikologis.

Permohonan ganti rugi yang bersifat kolektif adalah adanyapermintaan maaf terbuka dan rehabilitasi dari negara lewat penetapanlegal formal dan pembangunan fasilitas sosial di Tanjungpriok.Namun ada empat korban yang meminta ganti rugi immaterial dalambentuk uang yang menyangkut hilangnya kesempatan meneruskansekolah.

Dalam melakukan penghitungan kerugian materil yang telahterjadi selama 20 tahun lamanya digunakan dua panduan. Yang

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

42

Page 11: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

pertama adalah Keputusan Mahkamah Agung 14 Juni 1969 No. 74K/FIP/1969 mengenai Penilaian Uang Dilakukan Dengan HargaEmas dan Keputusan Mahkamah Agung 15 Agustus 1988 No. 63K/PDT/1987 mengenai Pembayaran Ganti Kerugian yangdidasarkan pada 6 persen per tahun.

Berdasarkan acuan di atas maka formulasi penghitungankerugian materilnya adalah:

NK = Harga Emas tahun 2004 x 0,5

Harga emas tahun n

Keterangan : NK = Nilai Kerugian.

Setelah diketahui hasilnya kemudian ditambah dengan 6persen dari hasil tersebut, sehingga setelah penjumlahan akandiketahui nilai kerugian secara total. Hasil total kompensasi yangditerima oleh korban adalah Total Keseluruhan Nilai Kerugian TiapTahun.

c. Ringkasan Penghitungan Korban

Dari formulasi penghitungan di atas maka dari 15 orang yangmengajukan kompensasi didapat hasil sebagai berikut

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

43

Page 12: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

Kerugian imateril kolektif dalam usulan di atas ialahpermohonan maaf dari dan rehabilitasi nama baik dari pemerintahmelalui penetapan legal formal dan pembangunan fasilitas fisik.Dengan kata lain pemerintah juga dituntut agar memberikankompensasi moral dan material. Usulan Kontras akhirnya diajukanJPU Ad Hoc kepada Majelis Hakim di persidangan, khususnya dalamhal pertimbangan putusan perkara untuk pemberian kompensasi,restitusi dan rehabilitasi pada berkas tuntutan ketiga terdakwa lainnya.12

B.2 Putusan Kompensasi

Dalam putusannya, Majelis Hakim Ad Hoc juga memutuskanpemberian kompensasi dan rehabilitasi terhadap para korban TanjungPriok. Dalam berkas perkara R.A. Butar-Butar, majelis hakim tidakmenyebutkan secara rinci jumlahnya. Majelis mendasarkan pada usaha

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

44

Nama Materiil ImateriilBachtiar Johan 600,091,239.00 500,000,000.00

Aminatun 630,327,612.00 1,500,000,000.00

Husain Safe 10,091,613,679.00 100.00

Ratono 174,283,013.00 2,000,000,000.00

Abdul Bashir 1,418,836,509.00 1,000,000,000.00

Marullah 149,517,689.00 500,000,000.00

Syaiful Hadi 1,972,270,419.00

Syarif 279,786,825.00 1,000,000,000.00

Ishaka Bola 147,636,957.00 1,000,000,000.00

Makmur Anshari 366,574,514.00 500,000,000.00

Raharja 250,945,660.00 500,000,000.00

Irta Sumirta 124,117,421.00 1,000,000,000.00

Ahmad Yaini 952,176,055.00 1,500,000,000.00

Yudhi Wahyudi 55,088,366.00 2,000,000,000.00

Amir Biki 2,145,731,337.00 1,000,000,000.00

Jumlah 19,358,997,295.00 14,000,000,100.00

Tabel VIKompensasi Korban Tanjung Priok yang diajukan

ke Jaksa Agung

12 Tuntutan tentang Kompensasi, Restitusi, dan Rehabilitasi dimuat dalam perkaraPranowo, Sutrisno Mascung dkk, serta Sriyanto.

Page 13: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat dan korban yang sudahcukup lama menderita. Yakni, dengan kompensasi yang proses sertajumlahnya ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku. Sementara dalamberkas terdakwa Sutrisno Mascung dkk, disebutkan bahwa korbanmendapatkan kompensasi sejumlah Rp. 1.015.500.000.00,- (satu miliarlima belas juta lima ratus ribu rupiah) yang diberikan kepada 13korban. Ini diberikan sebagai bentuk ganti rugi yang harus dibayarkanoleh negara sesuai mekanisme dan tata cara yang diatur oleh PP No.3 Tahun 2002. Namun demikian, majelis hakim tidak merinci dasarpenghitungan pemberian reparasi ini.

Dua orang hakim yaitu Amirudin Aburaera dan Heru Susantoyang mengajukan dissenting opinion berpendapat, “bahwa telah terjadikerugian materil bagi para korban, tetapi karena tidak ada penggabunganperkara gugatan yaitu kerugian seperti diatur dalam Pasal 98 sampai dengan101 KUHAP maka permintaan ganti rugi yang ada harus dikesampingkan”13.

Bebasnya terdakwa di tingkat banding Pengadilan TinggiHAM Ad Hoc maupun kasasi di Mahkamah Agung telah berdampakpada ketidakjelasan pemberian reparasi. Dalam putusan akhirnya,Majelis Hakim juga tidak menyinggung cara pemulihan hak korbanitu direalisasikan. Akibatnya pemberian kompensasi “seolah-olah”digantungkan kepada aspek kesalahan terdakwa dan bukan bagiandari hak yang melekat dalam diri korban.

Tidak dipertimbangkannya kompensasi dalam putusan ditingkat banding dan kasasi menujukkan tidak adanya perhatian seriusterhadap korban yang sudah puluhan tahun menderita.14 Hal yanglebih ironis ialah ketika hakim di tingkat banding justru melihatkompensasi sama dengan uang islah dari pelaku. Berikut ini petikanpendapatnya:

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

45

13 Dissenting opinion Heru Susanto dan Amirudin Aburaera dalam putusan No 01/Pid.HAM/Ad Hoc/2003/PN. Jkt.Pst atas nama terdakwa Sutrisno Mascung dkk., hal 1214 Dalam putusan No 02/Pid.HAM/Ad.Hoc/2005/PT.DKI atas nama terdakwa Rudolf AdolfButar Butar tidak mempertimbangakan pemberian kompensasi sama sekali padahaldalam putusan tingkat pertama diputuskan pemberiannya.

Page 14: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

“Pemberian kompensasi tersebut apabila dibandingkan dengan restitusihasil islah korban lainnya mencolok perbedaan jumlahhnya sehingga hal tersebutdapat menimbulkan kecemburuan, karenanya perlu ditinjau kembali mengenaipemberian kompensasi tersebut disebandingkan dengan pemberian restitusi dalamislah.15

Meskipun mengecewakan, ada hal yang menarik darirangkaian pendapat tersebut, yakni, pemberian uang kepada parakorban dalam proses perdamaian (islah) dipandang sebagai sebuahrestitusi seperti dalam pengertian hukum. Dengan kata lain, pemberianoleh pihak kedua melalui islah dengan mantan Pangdam Jaya TrySutrisno dkk., maupun pemberian uang yang disebut-sebut dalampersidangan berasal dari Tommy Soeharto dikategorikan sebagairestitusi dari pihak terdakwa.

Sementara pemberian kompensasi kepada korban-korbanyang dianggap tidak menyepakati islah, dinilai tidak mendapatkanrestitusi dari pelaku. Secara tidak langsung hakim mengakui bahwaorang-orang yang memberikan uang dalam proses islah adalah orang-orang yang bertanggungjawab atas hilangnya hak-hak saksi korbandalam peristiwa Priok. Dengan kata lain, ada keterlibatan pelaku,termasuk yang tidak dibawa ke pengadilan. Dengan kata lain puladiakui, telah terjadi peristiwa pelanggaran HAM yang melahirkankeharusan untuk memberikan ganti rugi (restitusi) kepada korbandari pelaku.

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

46

15 Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta terhadap berkas perkara Sutrisno mascungCS No: 01/PID.HAM/AD.HOC/2005/PT.DKI, hal 59-60

Page 15: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

Terhadap putusan ini, Wanmayeti menyatakan :

“Saya sangat kecewa atas putusan hakim tentang kompensasiniloai nominal atas ganti rugi untuk korban yang tidak tepatdan tak layak. Yang mana hakim tidak punya rumus dan dasarapa dalam hitungan standar status korban”.16

Bagaimanapun putusan kompensasi dalam pengadilan perkarapelanggaran HAM Tanjungpriok 1984 merupakan sebuah presedenpositif bagi pemajuan dan perlindungan HAM, khususnya pemajuandan perlindungan hak-hak korban. Sayangnya, Mahkamah Agungmenjatuhkan putusan perkara ini tanpa memberikan kejelasan nasibhak korban atas kompensasi, apalagi reparasi. Mahkamah Agung

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

47

Nama Materil Imateril Materil Imateril

Bachtiar Johan 600,091,239.00 500,000,000.00 35.000.000 12.500.000

Aminatun 630,327,612.00 1,500,000,00 0.00 35.000.000 12.500.000

Husain Safe 10,091,613,679.00 100.00 250.000.000 -

Ratono 174,283,013.00 2,000,000,000.00 17.500.000 67.500.000

Abdul Bashir 1,418,836,509.00 1,000,000,000.00 - -

Marullah 149,517,689.00 500,000,000.00 8.500.000 12.500.000

S yaiful Hadi 1,972,270,419.00 112.500.000 -

Syarif 279,786,825.00 1,000,000,000.00 22.500.000 35.000.000

Ishaka Bola 147,636,957.00 1,000,000,000.00 8.500.000 35.000.000

Makmur Anshari 366,574,514.00 500,000,000.00 17.500.000 12.500.000

Raharja 250,94 5,660.00 500,000,000.00 15.000.000 12.500.000

Irta Sumirta 124,117,421.00 1,000,000,000.00 8.500.000 67.500.000

Ahmad Yaini 952,176,055.00 1,500,000,000.00 - -

Yudhi Wahyudi 55,088,366.00 2,000,000,000.00 3.500.000 67.000.000

Amir Biki 2,145,731,337.00 1,000,000,000.00 125.000.000 35.000.000

Jumlah 19,358,997,295.00 14,000,000,100.00 658.000.000 357.500.000

Tabel VIIPutusan Pengadilan HAM untuk Kompensasi Korban Priok

16 Dalam siaran pers bersama di kantor KontraS, 25 Agustus 2004

Page 16: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

mengabaikan keputusan pengadilan tingkat pertama menyangutperlunya korban diberi kompensasi. Tak ada penjelasan sama sekalidari mahkamah ini. Mungkin, bukan karena perlunya kejelasan akanaturan secara normatif agar korban mendapat keadilan ekonomi,melainkan putusan Mahkamah Agung yang membebaskan paraterdakwa militer memang menggambarkan perspektif hukum yangkonservatif. Kenyataan ini kian membenarkan sorotan keprihatinandari kalangan pemerhati hukum dan masyarakat luas tentang kegagalanperadilan Indonesia dalam menghadirkan keadilan.

B.3 Permohonan Penetapan Eksekusi Kompensasi

Meski demikian, korban dan keluarga korban Tanjung Prioktak kenal putus asa. Didampingi dengan Kontras dan LBH Jakarta,korban mengajukan Permohonan Penetapan Eksekusi Kompensasiberdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal20 Agustus 2004 dalam pekara Nomor : 01/Pid.HAM/Ad Hoc/2003/PN.Jkt.Pst. jo. Putusan Banding Pengadilan Tinggi DKI Jakarta31 Mei 2005 dengan nomor : 01/pid/ham/ad.hoc/2005/pt.dki jo.Putusan Kasasi Mahkamah Agung tanggal 28 Februari 2006 Nomor:09 k/pid.ham.ad.hoc/2005.

Permohonan ini diajukan dengan berdasar pada : 1).Kompensasi diakui dalam Konvensi dan prinsip-prinsip HukumInternasional tentang Hak Asasi Manusia yang menjadi kewajibanNegara untuk memenuhinya. 2). III. Putusan dalam Perkara No. 01/PID.HAM/ADHOC/2003/PN.JKT.PST jo. No. 01/PID/HAM/AD.HOC/2005/PT.DKI jo. No. 09 K/PID.HAM. AD.HOC/2005wajib dilaksanakan tanpa harus menunggu pelaku pelanggaranditangkap, dituntut atau divonis.

Meski demikian, pada 28 Februari 2007, Majelis Hakim yangdiketuai oleh Martini Marja, SH. MH menolak penetapan pemohon.

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

48

Page 17: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

Hal ini disebabkan karena seluruh proses hukum telah memilikikekuatan hukum yang tetap, yaitu membebaskan para pelaku.17

Terhadap putusan tersebut, Korban mengajukan MemoriKasasi Atas Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 18/Pdt.P/2007/PN.JKT.PST ke Mahkamah Agung, pada 27 Maret 2007.Keberatan atas penetapan PN Pusat ini didasarkan pada : 1). Judexfactie mengabaikan fakta peristiwa yang menjadi penyebab munculnyakerugian dan penderitaan hingga harus siberikan kompensasi, 2).Judex factie tidak mempertimbangkan alat-alat bukti yang diajukanpara pemohon secara jelas, 3). Judex factie tidak memperhatikanprinsip-prinsip Hak Asasi Manusia nasional.

Jelas bahwa karena hak pemulihan adalah kewajiban negara,maka pemenuhan hak atas pemulihan ini dilakukan oleh negara danpemenuhan hak ini tidak terikat pada kondisi lain dimana hak ataskompensasi merupakan hak yang melekat pada korban yang tidaktergantung pada dihukum atau tidaknya pelaku dan Negaraberkewajiban untuk memenuhi hak korban tersebut. Hal tersebutdidasarkan pada usaha untuk mengembalikan keadaan korban padakondisi layaknya warganegara serta jaminan atas hak-haknya yangsudah dilanggar.

Namun hingga saat ini Mahkamah Agung belum jugamemutuskan memori kasasi yang diajukan oleh Korban.

C. Reparasi dalam Hukum Nasional

Dalam hukum nasional, Pasal 35 UU 26 tahun 2000 tentangPengadilan HAM, menyatakan, “Setiap korban pelanggaran Hak AsasiManusia (HAM) yang berat dan atau ahli warisnya dapat memperolehkompensasi, restitusi dan rehabilitasi. Ayat selanjutnya menyebutkan bahwakompensasi, restitusi dan rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

49

17 Putusan perkara No. 18/Pdt.P/2007/PN.JKT.PST

Page 18: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

dicantumkan dalam amar putusan Pengadilan HAM”. Pada akhir pasal,yakni ayat 3 ketentuan ini disebutkan bahwa ketentuan mengenaikompensasi, restitusi dan rehabilitasi di atur lebih lanjut dalam peraturanpemerintah.

Definisi mengenai kompensasi, rehabilitasi dan restitusidituangkan dalam penjelasan Pasal 35 UU No. 26 Tahun 2000 tentangPengadilan HAM dan PP N0. 3 Tahun 2002 tentang Kompensasi,Rehabilitasi dan Restitusi bagi Korban Pelanggaran HAM yang berat.

Dalam dua ketentuan hukum nasional tersebut disebutkanbahwa kompensasi adalah ganti kerugian yang diberikan oleh negara,karena pelaku tidak mampu memberikan ganti kerugian sepenuhnyayang menjadi tanggungjawabnya. Restitusi adalah ganti kerugian yangdiberikan kepada korban atau keluarganya oleh pelaku atau pihakketiga. Restitusi dapat berupa pertama, pengembalian harta milik; kedua,pembayaran ganti kerugian untuk kehilangan atau penderitaan; danketiga, penggantian biaya untuk tindakan tertentu. Rehabilitasi adalahpemulihan pada kedudukan semula, misalnya kehormatan, nama baik,jabatan atau hak-hak lain.

Meskipun demikian instrumen hukum di atas masih perludipertanyakan efektivitasnya, mengingat institusionalisasi nilai dannorma HAM masih sangat lemah dan relatif merupakan hal baru diIndonesia. Perangkat institusional yang mengatur hak atas reparasiseperti lembaga-lembaga negara –eksekutif (Departemen Keuangandan Departemen Kehakiman dan HAM), sistem perundang-undangan dan kebijakan domestik (mulai dari konstitusi hinggaperaturan pemerintah), hingga sumber daya dan kapasitas aparaturnegaranya –mulai dari polisi, Komnas HAM, Kejaksaan, danMahkamah Agung— juga masih dalam tahap pembelajaran dalammasalah ini.

Di sisi lain, pelaksanaan reparasi di lapangan memunculkanberbagai persoalan, antara lain menyangkut hal-hal berikut.

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

50

Page 19: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

(1) Ketidakjelasan definisi, jenis serta proses penghitungankerugian

(2) Ketidakjelasan mekanisme pengajuan kompensasi, restitusidan rehabilitasi

(3) Interpretasi hukum yang merugikan korban. Di sini,pemberian kompensasi, restitusi dan rehabilitasi digantungkankepada putusan bersalah atau tidaknya pelaku. Ini dinyatakandalam ketentuan Pasal 3 Ayat 1 yang menyebutkan bahwainstansi pemerintah tertentu melaksanakan pemberiankompensasi dan rehabilitasi berdasarkan putusan PengadilanHAM yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap;

(4) Ketidakjelasan pihak yang memiliki kewenangan dalam tatapelaksanaan penghitungan kerugian. Dalam PP No.3 Tahun2002, lembaga negara yang terkait dengan proses reparasiadalah Jaksa Agung selaku pelaksana putusan reparasi sebagaihasil putusan pengadilan HAM, serta Departemen Keuanganberkaitan dengan pelaksanaan pembiayaannya dalamkerangka perhitungan keuangan negara. Dalam kenyataannya,tidak terlihat inisiatif ataupun koordinasi antar lembagamenyangkut realisasi dari reparasi;

(5) Ketidakjelasan waktu pemberian kompensasi, restitusi danrehabilitasi.

Rujukan lainnya adalah dengan mendasarkan pada aturanlama yang berlaku, yaitu ketentuan KUHAP. Dalam KUHAP terdapatmekanisme tentang ganti kerugian dan rehabilitasi. Ganti kerugianbisa dimintakan oleh tersangka atau terdakwa dalam kaitannya denganproses pemeriksaan dan pengadilan yang tidak sah kepada aparatpenegak hukum dan juga oleh korban atas kerugian yang dideritanyakepada pelaku. Sedangkan ketentuan mengenai rehabilitasi adalahberkenaan dengan hak-hak terdakwa. Dalam konteks ini mekanisme

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

51

Page 20: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

yang ditawarkan oleh KUHAP untuk hak-hak korban adalahmekanisme untuk ganti rugi kepada korban oleh pelaku.

Mekanisme pengajuan ganti kerugian dalam KUHAP inidapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

(1) mengajukan gugatan perdata setelah perkara pidananya diputus;atau

(2) menggabungkan antara pengajuan ganti kerugian dengan pokokperkaranya.

Mekanisme pertama tidak dapat dilakukan dalam kontekskompensasi, restitusii dan rehabilitasi dalam pelanggaran HAM berat.Mengapa? Karena harus ada putusan dari pengadilan HAM terlebihdahulu, padahal penderitaan korban telah berlangsung sejakpelanggaran HAM terjadi dan eksistensi mereka sebagai korban secarahukum telah diakui sejak kasusnya dinyatakan sebagai pelanggaranHAM berat—yang masuk dalam yurisdiksi Pengadilan HAM.

Mekanisme panggabungan perkara pidana dengan tuntutanganti rugi diatur dalam Pasal 98 ayat (1) KUHAP yang menyatakan,“jika suatu perbuatan yang menjadi dasar dakwaan di dalam suatu pemeriksaanperkara pidana oleh pengadilan negeri menimbulkan kerugian bagi orang lain,maka hakim ketua sidang atas permintaan orang itu dapat menetapkan untukmenggabungkan perkara ganti kerugaian kepada perkara pidana itu.”Sedangkan cara untuk pemulihan kerugian korban dapat digabungkandalam perkara pidana adalah dengan permintaan perhatian penuntutumum agar hakim dapat mencantumkan dalam diktum putusanpidana.

Reparasi ini menjadi relevan dalam konteks Indonesia setelahmunculnya desakan dari berbagai kelompok masyarakat —termasukdari organisasi HAM dan para korban pelanggaran HAM— agarnegara membuat ketentuan atau hukum yang mengatur mekanismereparasi. Hal ini didasari oleh pandangan bahwa selama ini, sepanjang

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

52

Page 21: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

puluhan tahun rejim militer berkusasa telah terjadi pelanggaran HAMdengan jumlah yang luar biasa, sementara nasib jutaan korban tidakpernah diperhatikan oleh negara.

Rentang waktu yang panjang itu telah melahirkan korban-korban yang bahkan secara statistik sulit diduga angkanya; mulai darikorban akibat peralihan Orde Lama ke Orde Baru (1965-1970), kasusGPK ekstrem kanan, kasus Tanjungpriok, kasus Timor Timur, kasusDOM di Aceh dan Papua, kasus Penembakan Misterius (Petrus),kasus di bidang agraria dan perburuhan, konflik komunal, dansebagainya. Adanya mekanisme reparasi -berdasarkan prinsip-prinsiphukum HAM internasional- dalam kerangka sistem hukum domestikIndonesia diharapkan tidak hanya memperbaiki dan memulihkankondisi korban, melainkan juga dapat menjadi upaya efektifpencegahan pelanggaran HAM- berat pada masa mendatang.

D. Reparasi dalam Hukum Internasional

Di tingkat komunitas internasional –terutama di lembaga-lembaga resmii internasional- tema hak atas reparasi telahmendapatkan tempat seperti dalam berbagai produk instrumenhukum internasional dan regional. Tema reparasi telah berkembangsejak lama bahkan ketika belum dikenal adanya hukum HAMinternasional. Biasanya hak reparasi diterapkan pada kasus perangantarnegara –lazimnya bersifat bilateral- di mana negara pelakudiharuskan membayar kerugian perang bagi negara yang diserang.Contoh kasusnya ialah Traktat Versailles (1919) setelah Perang DuniaI, yang membuat Jerman dan negara porosnya harus membayarkepada negara-negara lawannya18.

Sedemikian pentingnya masalah reparasi ini hingga Sub-Commission on Prevention of Discrimination and Protection ofMinorities, dalam sidangnya ke-41 dan atas dasar resolusinya nomor

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

53

18 Lihat Treaty of Versailles, artikel 231-247 (plus klausul tambahan) tentang Reparasi.

Page 22: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

1989/33, mempercayakan Theo Van Boven untuk bertugasmelakukan studi atau kajian tentang hak-hak korban pelanggaranHAM-berat (gross violation of human rights) menyangkut hak atas restitusi,kompensasi, dan rehabilitasi. Studi Van Boven ini kemudian berujungpada sebuah prinsip dasar hak korban atas reparasi. Basic principles andguidelines on the right to a remedy and reparation for victims of gross violationsof international human rights law and serious violations of internationalhumanitarian law. (Human Rights Resolution 2005/35).

Studi Van Boven bertujuan untuk mengeksplorasikemungkinan mengembangkan beberapa prinsip dan panduan hak-hak tersebut. Studi tersebut kemudian disempurnakan lagi olehpelapor khusus M. Cherif Bassiouni pada tahun 2000. Kedua studiini dilakukan atas pengalaman kasus-kasus di berbagai negara danmendapat masukkan dari berbagai pemerintah dan organisasi non-negara. Hak atas reparasi di beberapa negara juga telah dipraktikkan,baik dalam sistem dan mekanisme judisial maupun non-judisial. Halini bisa terlihat dengan dibentuknya beberapa komisi reparasi diberbagai negara.

D. 1. Etimologi Reparasi

Kata reparasi diserap dari bahasa Inggris reparation, yang telahberkembang sebagai kata yang cukup produktif sejak ratusan tahunyang lalu. Kata reparation (Inggris) berasal dari bahasa Latin reparareyang masuk melalui bahasa Prancis kuno reparer yang memiliki artisuatu tindakan ganti rugi atau kompensasi. Pada khasanah bahasa Inggrismodern kata reparation memiliki padanan kata kerja to repair —yangartinya memperbaiki—dan memiliki etimologi agak berbeda dengankata reparation di atas. Padanan lainnya ialah kata repatriation, yangartinya merupakan suatu tindakan mengembalikan seseorang ke tempatnyasendiri, terlepas tempat tersebut merupakan tanah kelahirannya atau bukan.Pada prinsipnya kata reparation mengacu kepada upaya pemulihan ataupengembalian suatu kondisi atau keadaan semula, sebelum terjadinya suatu

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

54

Page 23: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

kerusakan. Dalam bahasa Indonesia, kata reparation diserap menjadireparasi, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki artipembetulan apa-apa yang rusak; atau perbaikan.

Pada perkembangannya kata atau konsep reparasi digunakanpula di dunia hak asasi manusia dan hukum internasional. Reparasidalam konteks HAM dan hukum internasional diartikan sebagaikewajiban pihak (pelaku) yang melakukan tindakan yang menimbulkankerugian (tindakan tidak sah) untuk memulihkan kondisi atau situasipihak yang dirugikan (korban). Upaya pemulihan ini harus sebisamungkin mengembalikan keadaan korban ke dalam situasi sebelumkejadian (kerugian) tersebut berlangsung atau keadaan bila tindakankerugian tersebut tidak terjadi.19

Dari prinsip sederhana tersebut konsep reparasi kemudianmengalami perkembangan yang lebih rumit seiring dengan upayapendalaman problem korban pelanggaran HAM. Hingga saat inihak atas reparasi merupakan salah satu prinsip mendasar dalam hukuminternasional, sebagaimana dinyatakan pada Pengadilan Internasional Permanen untuk kasus Chorzow Factory (Jerman vs Polandia), 1928:“It is a principle of international law that the breach of an engagement involvesan obligation to make reparation in an adequate form”.20

Kesalahan umum mengenai konsep reparasi biasanyamenyangkut bentuk pemulihannya. Orang awam sering menyamakanatau menyederhanakan reparasi sebagai proses ganti rugi yangberbentuk finansial atau uang. Hal ini wajar karena kebanyakan bentukreparasi korban pelanggaran HAM selalu dikonversi dalam bentukuang atau ganti rugi finansial lainnya, dengan alasan paling sederhana

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

55

19 Lihat hasil keputusan Permanent Court of Arbitration, kasus Chorzow Factory (Jermanvs Polandia), 1928. Konsepsi tentang reparasi (ganti rugi) pada kasus ini dianggapmenjadi landasan bagi praktek hak atas reparasi dalam konteks hukum internasionaldan HAM. Rumusan pastinya adalah “reparation must, as far as possible, wipe out allthe consequences of the illegal act and re-establish the situation which would, in allprobabilllity, have existed if that act had not been committed“.20 Factory at Chorzow, Juridiction, Judgement No. 8, 1927, P.C.I.J.

Page 24: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

dan cepat. Bahkan di banyak negara bentuk ganti rugi finansial diaturmelalui sistem hukum positifnya.

Padahal bentuk reparasi –dalam konteks HAM- tidak hanyaberupa ganti rugi uang atau finansial. Dalam tematik HAM kemudiankonsep reparasi juga diperluas dan dikembangkan hingga muncul kataatau konsep baru lainnya seperti kompensasi, restitusi, rehabilitasi, danpemuasan. Hingga saat ini dalam dunia HAM kata-kata tersebut hadirdan berlaku sebagai istilah-istilah hukum internasional yang mengacupada tema reparasi.

Masing-masing konsep di atas memiliki perbedaan danmenjelaskan kekhususan bentuk-bentuk reparasi. Pertama,kompensasi merupakan bentuk reparasi atas segala kerugianfinansial yang lahir akibat terjadinya tindak pelanggaran HAM. Secarasederhana kompensasi adalah proses ganti rugi yang bisadikonversikan ke dalam bentuk uang atau finasial. Kerugiannya sendirimencakup kerugian finansial yang terjadi akibat korban mengalamipenderitaan fisik, harta milik atau benda, mental, hingga kesempatanyang hilang seperti pendidikan, kesehatan, atau pekerjaan. Kompensasifinansial ini merupakan bentuk reparasi yang paling lazimdipraktekkan di banyak negara.

Kedua, restitusi memiliki pengertian pengembalian status sosial,politik, dan kepemilikan harta benda seseorang sebelum terjadinyatindak pelanggaran HAM. Bentuk restitusi itu berupa pemulihan haksipil seseorang, pengembalian barang (-barang) milik yang dirampas,memulangkan seseorang ke tempat asalnya (repatriasi), hinggapengembalian kehidupan keluarganya.

Ketiga, rehabilitasi menyangkut pemulihan kondisi fisik dan mentalseseorang (korban). Contohnya adalah mengobati luka fisik ataupenyembuhan kondisi psikologis korban akibat penderitaan yangdialaminya. Proses reparasi dalam bentuk rehabilitasi umumnyaberupa pelayanan medis, pemulihan psikologis, dan pelayanan sosial.

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

56

Page 25: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

Keempat, konsep pemuasan menyangkut jaminan di mana tindakanpelanggaran HAM tersebut tidak terulang lagi, termasuk pengungkapan kebenaran di muka publik atas kejadian tersebut. Selainitu bentuk umum lainnya adalah dengan mendirikan monumenperingatan atau memasukkan narasi kebenaran dalam kurikulumpendidikan.

D.2. Perkembangan Hak atas Reparasi

Badan PBB, Sub-Komisi Pencegahan Diskriminasi danPerlindungan terhadap Minoritas (The Sub-Commission on Prevention ofDiscrimination and Protection of Minorities) pada sidang ke-41-nyamengeluarkan resolusi 1983/12 dengan memberikan mandat kepadaTheo van Boven (seorang pelapor khusus/special rapporteur) dengantugas melakukan penelitian berkaitan dengan hak atas reparasi(restitusi, kompensasi, rehabilitasi) bagi korban pelanggaran HAMberat dan kebebasan dasar. Penelitian itu bertujuan untuk menelaahnorma-norma instrumen HAM internasional dan pandanganorganisasi HAM internasional mengenai masalah reparasi danmengeksplorasi kemungkinan disusunnya suatu prinsip dasar danpanduan yang mengaturnya.

Pada sidang ke-42 Sub-Komisi tersebut, Theo van Bovenmempresentasikan laporan awalnya dengan kode E/CN.4/Sub.2/1990/10. Setelah itu ia merepresentasikan lagi laporan yang lebihmaju dengan kode E/CN.4/Sub.2/1991/7 pada sidang ke-43 Sub-Komisi dan dilanjutkan lagi pada sidang ke-44 dengan laporanperkembangan kedua, dengan kode E/CN.4/Sub.2/1992/8. Pada sidang ke-44 itu melalui resolusi 1992/32, Sub-Komisi meminta VanBoven melanjutkan kajiannya dan menyerahkan laporan akhir padasidang ke-45, yang isinya mencakup kesimpulan dan rekomendasibagi pengembangan prinsip dasar dan panduan Hak atas Restitusi,Kompensasi, dan Rehabilitasi bagi korban pelanggaran HAM beratdan kebebasan dasar.

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

57

Page 26: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

Laporan final yang berkode E/CN.4/Sub.2/1993/8 itumemiliki susunan sebagai berikut, pertama, berisi tujuan dan lingkupkajian dan masalah khusus yang relevan untuk dibahas. Kedua,membahas norma-norma internasional di bidang HAM, pencegahankejahatan, peradilan pidana, dan hukum humaniter internasional.Ketiga, masalah tanggung jawab negara. Keempat, meninjau berbagaikeputusan dan pandangan organisasi HAM internasional yang bekerjadalam kerangka PBB dan Organisasi Buruh Internasional (ILO) danpada tingkatan sistem perlindungan HAM regional. Kelima, membahasisu kompensasi bagi korban pelanggaran HAM berat dan kebebasandasar yang merupakan hasil invasi dan pendudukan Kuwait oleh Irak.Keenam, menyajikan informasi terbaru dan beberapa analisis darihukum nasional dan prakteknya di beberapa negara. Ketujuh,membahas isu impunitas berkaitan dengan reparasi bagi korbanpelanggaran HAM berat. Kedelapan, berisi kesimpulan final danbeberapa rekomendasi. Kesembilan, mengajukan prinsip-prinsip dasardan panduan.

Hasil studi van Boven bukanlah produk final bagiterbentuknya suatu instrumen hukum internasional berkaitan denganhak atas reparasi. Pada resolusi 1998/43, Komisi HAM PBB (TheCommission on Human Rights) menugaskan ketuanya agar menunjukseorang ahli independen untuk merevisi prinsip-prinsip dasar danpanduan yang telah dielaborasi Theo van Boven dengan mengadopsibeberapa pandangan Majelis Umum PBB (General Assembly).Mengacu pada paragraf ke-2 Resolusi 1998/43, Ketua Komisi HAMmenunjuk M. Cherif Bassiouni (juga seorang pelapor khusus) untukmenjalankan tanggung jawab tersebut.

Segeralah disusun sebuah laporan kepada Komisi HAM dalamResolusi 1999/33 yang di dalamnya tercantum permintaan KomisiHAM kepada ahli tersebut untuk menyelesaikan laporannya padasidang Komisi ke-56, dengan didasari pada versi revisi prinsip-prinsip

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

58

Page 27: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

dasar dan panduan yang dibuat oleh Theo van Boven21. Versi revisiitu mendapat komentar, masukan, dan pandangan dari berbagainegara, organisasi inter-pemerintah, dan organisasi non-pemerintahdan diputuskan untuk melanjutkannya pada sidang ke-56 di bawahagenda yang berjudul “Independensi Pengadilan, Administrasi Keadilan,dan Impunitas”.

Draf versi revisi di atas juga diuji dalam perspektif DeklarasiPrinsip-prinsip Dasar Keadilan untuk Korban Kejahatan danKekuasaan Sewenang-wenang (Declaration of Basic Principles of Justicefor Victims of Crime and Abuse of Power) yang merupakan Resolusi 40/34, annex Majelis Umum PBB, berkaitan juga dengan PengadilanKriminal Internasional dari Statuta Roma (Rome Statue of theInternational Criminal Court), dan norma dan standar PBB lain yangrelevan.

Usaha penilaian ini diajukan kepada Komisi HAM sebagailaporan pertama dari ahli independen dengan kode E/CN.4/1999/65, menurut Resolusi 1998/43. Dalam menyiapkan revisi terhadapprinsip-prinsip dasar dan panduan terdahulu, Bassiouni, sebagai ahliindependen mendapat masukan berharga dari pemerintah Benin,Chili, Kolombia, Kroasia, Jerman, Jepang, Paraguai, Filipina, Swedia,dan Uruguai. Komentar lain juga didapat dari berbagai badan PBB,organisasi inter-pemerintah, Palang Merah Internasional (InternationalCommittee of the Red Cross), dan berbagai organisasi non-pemerintah. Lembaga atau organisasi tersebut antara lain CatholicWomen’s League Australia, Federacion de Mujeres Cubanas, EuropeanCourt of Human Rights, General Arab Women Federation,International Commission of Jurists, International Labour Office,International Police Association, International Rehabilitation Councilfor Torture Victims, Organization for Economic Corporation andDevelopment, Redress Trust, Transnational Radical Party, United

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

59

21 Factory at Chorzow, Juridiction, Judgement No. 8, 1927, P.C.I.J.

Page 28: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

Nations Children’s Fund (Unicef), United Nations EconomicCommission for Latin America and the Caribbean, United NationsOffice for Drug Control and Crime Prevention, dan UnionDominicana de Periodistas Pro la Paz.22

Kemudian Bassiouni menggelar dua pertemuan konsultatifdi Jenewa dengan mengundang negara-negara yang tertarik, organisasiinterpemerintah, dan organisasi non-pemerintah. Pertemuan inidiselenggarakan pada 23 November 1998 dan 27 Mei 1999. Pada 1Juni 1999 draf pertama dibagikan ke lembaga-lembaga atau organisasitersebut untuk mendapatkan respon. Draf revisi kedua kemudiandisiapkan kembali oleh ahli independen dan diedarkan ke lembaga-lembaga atau organisasi tersebut pada 1 November 1999. Pada tarafini beberapa negara memberikan masukan seperti Argentina, BurkinaFaso, Kolombia, Kuba, Prancis, Jerman, Jepang, Belanda, Peru,Singapura, Siria, dan Amerika Serikat. Selain dari negara-negaratersebut, juga masuk komentar dari Palang Merah Internasional,beberapa organisasi non-pemerintah, dan ahli-ahli individual, sepertiAmnesti Internasional, Parliamentarians for Global Action-International Law and Human Rights Programme, InternationalCentre for Criminal War Reform, Redress Trust, Group Project forHolocaust Survivors and their Children, International Commissionof Jurists and Interrights.23

Dalam mempersiapkan prinsip dasar dan panduan hak atasreparasi, ahli independen tetap menjaga kesesuaiannya dengan hukuminternasional yang berlaku dan memperhitungkan norma-normainternasional yang relevan, seperti traktat, hukum kebiasaaninternasional, dan resolusi dari Majelis Umum (General Assembly), Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council), Komisi HAM(Commision on Human Rights), dan Sub-Komisi atas Promosi dan

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

60

22 Lihat The Right to Restitution, Compensation, and Rehabilitation for Victims of GrossViolations of Human Rights and Fundamental Freedom (E/CN.4/2000/62), Economicand Social Council.23 Idem

Page 29: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

Perlindungan HAM (Sub-Commission on the Promotion and Protection ofHuman Rights).

Sebagai ahli independen, Bassiouni terikat pada mandat yangdiberikan kepadanya bahwa draf tersebut haruslah menjadi hukumHAM internasional dan hukum humaniter internasional. Drafsebelumnya, yang dirancang oleh Van Boven, menggunakan istilah“pelanggaran HAM-berat” dan “pelanggaran jus cogens”.24 Namun sejumlah pemerintahan dan organisasi menganggap istilah tersebutkurang tepat dan sebagai hasilnya Bassiouni memilih istilah “kejahatandi bawah hukum internasional (crime under international law) yangmencakup norma hukum internasional yang lebih luas. Prinsip-prinsipdan panduan menggunakan kata shall untuk kewajiban internasionalyang sudah ada dan menggunakan kata should untuk standar dan normayang akan muncul.25

Prinsip dan panduan ini juga dirancang untuk mengantisipasiperkembangan hukum internasional di masa depan. Sebagai contohistilah “pelanggaran” (violations), “hukum HAM” (human rights law),dan “hukum humaniter internasional” (international humanitarian law)tidak didefinisikan. Mengesampingkan bahwa istilah-istilah tersebutmerupakan konsep yang sudah sangat dikenal, makna-maknaspesifiknya cenderung mengalami evolusi sepanjang waktu.

Dengan tersusunnya prinsip-prinsip dasar hak atas reparasiberdasarkan studi independen yang mendalam dan didukung olehberbagai ahli independen dan organisasi kemanusiaan internasionalterpandang, bisa dikatakan bahwa hak atas reparasi juga menjadi HAMyang mendasar. Adanya prinsip-prinsip hak atas reparasi kianmenegaskan dan merinci lebih dalam hal yang sudah tercantum dalamberbagai hukum HAM internasional dan dikenal dalam praktik-praktiktribunal HAM internasional. Hal ini digambarkan dengan baik oleh

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

61

24 Idem25 Idem

Page 30: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

pernyataan Van Boven bahwa pemulihan korban tidak hanyamemperbaiki kerusakan yang ada, melainkan juga menjadi upayapreventif bagi pelanggaran HAM di masa depan dan menjadi amunisibagi perang melawan impunitas. “Reparation for human rights violationshas the purpose of relieving the suffering of and affording justice to victims byremoving or redressing to the extent possible the consequences of the wrongful actsand by preventing and deterring violations “26.

Pada pihak lain, sebuah prinsip dasar HAM tentang hakkorban akan suatu effective remedy27 sebagai upaya memerangi impunitasjuga tersusun. Dalam Resolusi 2003/72, Komisi HAM PBB memintaSekretaris Jendral untuk melakukan studi independen guna mencaripraktik-praktik yang efektif —dalam memperkuat kapasitas negara-negara— untuk memerangi segala bentuk impunitas. Studiindependen yang dilakukan oleh Prof. Diane Orentlicher ini nantinyadijadikan rekomendasi bagi negara-negara untuk memerangi praktikimpunitas dalam kerangka upaya legislasi, administrasi, dan judisialdi wilayah teritorinya masing-masing. Studi independen ini jugamencakup hal-hal yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu studimelawan impunitas yang telah dilakukan —sejak 1997— oleh PelaporKhusus Sub-Komisi Pencegahan Diskriminasi dan PerlindunganKelompok Minoritas, Louis Joinet -dengan judul Question of Impunityof Perpetrators of Violations of Human Rights (Civil and Political).

Studi ini juga tidak melampaui apa yang telah dilakukan olehBassiouni dan van Boven yang secara khusus mengembangkanprinsip-prinsip hak atas reparasi, yang juga memperoleh mandat khusus.Prinsip ini dikenal sebagai set of principles for the protection and promotionof human rights through action to combat impunity (Joinet Principles), yang

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

62

26 Lihat Study of The Right to Restitution, Compensation, and Rehabilitation for Victimsof Gross Violations of Human Rights and Fundamental Freedom (E/CN.4/SUB.2/1993),Economic and Social Council, paragraph 137.27 Lihat Promotion and Protection of Human Rights; Impunity, E/CN.4/2004/88,Economic and Social Council.

Page 31: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

menegaskan adanya hak korban atas kebenaran (right to know), keadilan(right to justice), dan hak atas pemulihan (right to reparation).Mengandaikan adanya kewajiban negara untuk menginvestigasi suatupelanggaran HAM, prinsip ini menuntut dan menghukum pelakulewat mekanisme pengadilan, dan memberikan pemulihan efektifkepada para korbannya.

Studi independen ini kemudian dijalankan dengan duametode. Pertama, studi komparatif yang didapat dari berbagai kebijakan–legislasi, administrasi, dan judisial-yang relevan dengan studi tersebutdi berbagai negara, antara lain, Argentina, Bulgaria, Kanada, Cili,Kolombia, Kroasia, Kuba, Ethiopia, Jerman, Italia, Madagaskar,Mauritius, Meksiko, Namibia, Panama, Portugal, Rumania, FederasiRusia, Sierra Leone, dan Switzerland.28

Kedua, studi ini juga mendapat masukan besar dari serangkaianloka karya yang diikuti oleh berbagai ahli –mewakili kawasan Afrika,Asia, Eropa Timur, Amerika Latin dan Karibia, Eropa Barat, danberbagai negara-negara- yang diselenggarakan oleh Office of theUnited Nations High Commissioner for Human Rights (OHCHR)di Jenewa. Kegiatan tersebut juga mengikutsertakan partisipasi dariberbagai organisasi internasional terkemuka, seperti Palang MerahInternasional (International Committee of the Red Cross/ICRC),Amnesty International, the International Center for TransitionalJustice, the International Commission on Jurists, Human RightsWatch, the International Human Rights Academy and the War CrimesResearch Office of the American University Washington College ofLaw, the Open Society Justice Initiative, the World Council ofChurches, dan World Organization against Torture.

Sistematisasi studi tentang hak atas reparasi secara khusus-untuk jenis kejahatan berat terhadap hukum HAM dan humaniter

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

28Lihat Promotion and Protection of Human Rights; Impunity, E/CN.4/2004/88,Economic and Social Council.

63

Page 32: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

64

internasional- berujung pada sebuah prinsip dasar, basic principles andguidelines on the right to a remedy and reparation for victims of gross violationsof international human rights law and serious violations of internationalhumanitarian law (Human Rights Resolution 2005/35).

Tabel VIIIReparasi dalam Tata Hukum Internasional

(Article 8): Setiap orang berhak atas pemulihan yang efektif (effectiveremedy) oleh pengadilan nasional yang kompeten bagi mereka yangmengalami tindakan pelanggaran hak-hak dasar yang diberikan atasdasar konstitusi atau perundang-undangan.Art. 2 (3): Setiap negara yang mengakui kovenan ini harus mengambillangkah-langkah:memastikan orang yang mengalami pelanggaranHAM mendapatkan pemulihan efektif (effective remedy).memastikanmereka yang berhak tersebut haknya ditentukan oleh otoritasperadilan, administratif, atau legislatif, atau instansi negara lain yangberwenang menurut sistem hukum negara bersangkutan.menjamininstansi berwenang itu akan menegakkan upaya hukum tersebut. Art.9 (5): Setiap orang yang telah menjadi korban penahanan ataupenangkapan yang tidak sah mempunyai hak ganti rugi yang bisadipaksakan.Art. 14 (6): Bagi mereka yang telah dihukum untuk suatupelanggaran pidana dan kemudian keputusan tersebut berbalik atauia diberi ampun berdasarkan fakta yang baru, yang menunjukkanadanya kesalahan dalam penerapan hukum, maka orang tersebutberhak mendapat ganti rugi.Art. 6: negara harus menyediakan pemulihan bagi para korban yangmengalami tindakan diskriminasi rasial.

Art. 39: negara harus memberikan pemulihan fisik dan psikis bagianak yang menjadi korban eksploitasi, kekerasan, penelantaran,penyiksaan, bentuk perlakuan tidak manusiawi dan kejam, atau korbanperang.Art. 13: Negara harus menjamin setiap individu yang menjadi korbanatau saksi untuk dilindungi dari perlakuan buruk atau intimidasisebagai akibat pengaduannya atau bukti yang diberikannya.Art.14: Negara harus menjamin dalam sistem hukumnya bahwa korbanpenyiksaan memperoleh ganti rugi, kompensasi, dan rehabilitasi yang

Universal Declaration ofHuman Rights

International Covenanton Civil and PoliticalRights

International Conventionon the Elimination of AllForms of RacialDiscriminationConvention of TheRights of the Child

Convention againstTorture and other CruelInhuman and DegradingTreatment

Instrumen Internasional Substansi

Page 33: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

65

memadai dan seadil mungkin. Bila si korban telah meninggal makaorang yang menjadi tanggungannya harus mendapat kompensasi.Art. 75: Pengadilan (ICC) harus membangun prinsip-prinsip berkaitandengan reparasi berkenaan dengan penghormatan atas korban,termasuk restitusi, kompensasi, dan rehabilitasi. Pengadilan juga –atas permintaan pihak lain atau inisiatif sendiri- menentukan lingkupdan jenis kerugian. Pengadilan bisa memerintahkan si tertuduh untukmemberikan reparasi bagi si korban, termasuk restitusi, kompensasi,dan rehabilitasi.Art. 79: Sebuah Badan Dana (Trust Fund) harus didirikan untukmemberikan reparasi bagi korban atau keluarganyaArt 3: Negara yang terlibat perang dan melanggar konvensi ini harusbersedia membayar kompensasi. Pelanggaran bisa terjadi biladilakukan oleh sesorang yang menjadi bagian dari angkatanbersenjatanya. Perang dapat berupa antar-negara atau perang internal.Isinya mengatur perlindungan terhadap korban dalam konteks perang,baik internasional maupun non-internasional.Art. 91: Negara yang terlibat perang dan melanggar konvensi iniharus bersedia membayar kompensasi. Pelanggaran bisa terjadi biladilakukan oleh sesorang yang menjadi bagian dari angkatanbersenjatanya.Art. 106:Art. 106:Keseluruhan isinya menyangkut reparasi; mulai dari bentuknya,definisi korbannya, hingga tanggung jawab dan kewajiban negaradalam pemenuhannya.Art. 19: Korban dan keluarganya berhak mendapat ganti rugi. Bila sikorban telah meninggal maka tanggungannya akan mendapatkompensasi.Art. 4: Negara harus memberikan pemulihan efektif bagi korban

No. 4: Perlindungan efektif oleh hukum atau instrumen lainnya bagiorang atau kelompok yang berada dalam bahaya hukuman mati diluar hukum, sewenang-wenang, dan singkat.No. 16: Keluarga dari korban berhak untuk mendapat segala bentukinformasi berkaitan dengan kasus tersebut.No. 20: Keluarga atau tanggungan si korban berhak mendapatkompensasi yang layak dalam suatu periode waktu tertentu.

The Rome Statue for anInternational CriminalCourt

Hague Convention onLand Warfare

Geneva Convention, 1949

Protocol I, 1977

ICTR Statue

ICTY StatueBasic Principles of Justicefor Victims of Crime andAbuse of PowerDeclaration on EnforcedDissapearance

Declaration on Violanceagainst WomenPrinciples on Extra-legal,Arbitrary and SummaryExecutions

Instrumen Internasional Substansi

Page 34: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

66

Panduan reparasi yang merupakan hasil revisi dari studi yangdikembangkan Mr. Theo Van Boven

Art 31: Negara yang bertanggung jawab dalam melakukan tindakanpelanggaran internasional wajib memberikan reparasi bagi negara yangdirugikan. Kerugian mencakup kerusakan material atau moral.

Berisi hak-hak dasar yang tidak bisa dikurangi dalam kondisi apapun(non-derogable rights).

Berisi rincian bentuk-bentuk metode penyiksaan, baik secara fisikmaupun mental.Kajian mendalam –atas mandat Komisi HAM PBB- tentang reparasiyang dilakukan oleh Mr. Theo Van Boven.

Prinsip umum hak korban atas effective remedy, khususnya untukpelanggaran berat HAM dan hukum humaniter internasional.

Prinsip utama yang khusus mengatur ketentuan hak korban atasreparasi

Draft Basic Prinsciples and Guidelines on theRight to a Remedy andReparationDraft Articles on theResponsibillity of Statesfor InternationallyWrongful ActsGeneral Comment 29 onState of Emergency,Human RightsCommitteeIstanbul Protocol

Study on the Right toR e s t i t u t i o n ,Compensation andRehabilitation

Set of principles for theprotection andpromotion of humanrights through action tocombat impunity (JoinetPrinciples)Basic principles andguidelines on the right toa remedy and reparationfor victims of grossviolations of internationalhuman rights law andserious violations ofi n t e r n a t i o n a lhumanitarian law(Bassiouni Principles)

Instrumen Internasional Substansi

Page 35: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

D.3. Ketentuan Pokok tentang Hak atas Reparasi

Hak atas reparasi sebagaimana yang diatur dalam Basic principlesand guidelines on the right to a remedy and reparation for victims of gross violationsof international human rights law and serious violations of internationalhumanitarian law (Human Rights Resolution 2005/35) memilikibeberapa ketentuan pokok yang penting:

Pertama, korban didefinisikan sebagai orang-orang yang secaraindividual atau kolektif menderita kerugian, termasuk kerugian akibatkekerasan secara fisik dan mental, penderitaan emosional, kerugianekonomi atau gangguan mendasar atas hak-hak dasarnya, melaluitindakan atau pembiaran yang merupakan pelanggaran berat terhadaphukum hak asasi manusia, atau pelanggaran serius hukum humaniterinternasional. Termasuk di dalamnya, ketika cocok dan sesuai denganhukum domestik, istilah korban juga mencakup keluarga atautanggungan dari korban langsung dan orang-orang yang mengalamikerugian dalam melakukan pendampingan atau bantuan kepadakorban dalam keadaan susah atau dalam mencegah tindakanviktimisasi. Seseorang harus dianggap sebagai korban tanpamenghiraukan apakah para pelaku pelanggaran bisa diidentifikasi,ditangkap, dituntut, atau divonis dan tanpa menghiraukan hubungankekeluargaan antara pelaku dan korban. Pemberian hak atas reparasitidak boleh bersifat diskriminatif, entah karena alasan rasial, agama,jenis kelamin, latar belakang sosial atau politik, dan sebagainya.

Kedua, hakekat (nature) korban tidak bergantung pada situasi pelaku,baik itu pelaku lapangan langsung maupun pelaku yang terikat padatanggung jawab komando. Hak korban juga tidak bergantung padanasib pelaku, baik karena tidak bisa diidentifikasi atau gagal diajukanke muka pengadilan. Hak korban semata-mata berhubungan dengankondisi di mana seseorang sudah dirampas haknya pada suatuperistiwa pelanggaran HAM. Hak korban atas reparasi merupakanhak yang tidak bisa dipisahkan (inalieanable right) dari korban itu sendiri.Negara harus menyediakan pemenuhan efektif hak atas reparasi baik

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

67

Page 36: Bagian II - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak ... II priok.pdf · karena tidak memuat jumlah besaran kerugian maupun identifikasi ... (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

lewat upaya yudikatif (pengadilan), legislatif, atau administratif. Untukkategori pelanggaran HAM-berat, hak atas reparasi bersifat non-derogable dan kegagalan pemenuhannya merupakan suatu impunitas.

Ketiga, pemberian reparasi harus proporsional terhadap tingkatberatnya kejahatan dan kerugian yang diderita yang mencakup restitusi,kompensasi, rehabilitasi, kepuasan, dan jaminan non-repetisi. Bentukreparasi ini bisa dalam hal kompensasi material, pemulihan kondisifisik dan psikis/moral, dan rehabilitasi status sosial dan politik. Dalamhal besar dan meluasnya peristiwa pelanggaran HAM-berat yang telahterjadi, negara harus berusaha membentuk program nasional bagireparasi dan bantuan lainnya kepada para korban pada kejadian, dimana pihak yang bertanggung jawab atas kerugian yang dideritakorban tersebut tidak mampu atau tidak mau memenuhi kewajibannya.

BAGIAN II (NEGARA WAJIB PULIHKAN HAK KORBAN)

68