BAGIAN C & D PKN

8
BAGIAN C & D REMEDIAL UHB SEMESTER 2 PKN

description

hill

Transcript of BAGIAN C & D PKN

Page 1: BAGIAN C & D PKN

BAGIAN C & DREMEDIAL UHB SEMESTER 2 PKN

Page 2: BAGIAN C & D PKN

• Margareth Angelina (22) – x mia 1

• Velina Frisca (36) – x mia 6

X MIA 7

Page 3: BAGIAN C & D PKN

C. PERKEMBANGAN HOKUM KEWARGANEGARAN DI INDONESIA

Setelah kemerdekaan, UU kewarganegaraan Indonesia mengalami tiga kali pergantian, yaitu UU No. 3/1946, UU No. 62/1958 dan yang terbaru UU No. 12/2006.

Perbaikan tersebut dilakukan sebagai upaya penyesuaian dan antisipasi dalam menangani persoalan kewarganegaraan di Indonesia.

Page 4: BAGIAN C & D PKN

WNI menurut UU No. 3 Tahun 1946 diantaranya:a. Penduduk asli dalam wilayah RI termasuk anak-anak dari penduduk asli.b. Istri dari seorang warga negara Indonesiac. Keturunan dari seorang WNI yang kawin dengan WNAd. Anak-anak yang dilahirkan di wilayah RI dan tidak diketahui siapa orang tuanyae. Anak-anak yang lahir di wilayah RI yang oleh orang tuanya tak diakui secara sahf. Anak-anak yang lahir dalam waktu 300 hari setelah ayahnya yang mempunyai kewarganegaraam Indonesia meninggal duniag. Orang yang bukan penduduk asli Indonesia terakhir telah berdomisili di Indonesia selama 5 tahun berturut-turut dan telah berusia 21 tahun atau telah kawin. Jika keberatan menjadi WNI, ia boleh menolak dengan keterangan, bahwa ia adalah warga negara orang lain.h. Masih menjadi warga negara Indonesia dengan jalan pewarganegaraan / naturalisasi.

Page 5: BAGIAN C & D PKN

Syarat untuk menjadi WNI menurut UU No. 62 Tahun 1958 antara lain :1. Pada waktu lahirnya mempunyai hubungan kekeluargaan dengan seseorang WNI (misalnya ayahnya WNI)2. Lahir dalam waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia adalah WNI3. Lahir di wilayah RI selama orang tuanya tidak diketahui4. Memperoleh kewarganegaraan Indonesia menurut UU No.62 Tahun 1958, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Anak orang asing yang berumur 5 tahun yang diambil oleh seorang WNI, jika pengangkatan tersebut disahkan oleh Pengadilan Negeri

b. Anak di luar perkawinan dengan seorang ibu WNIc. Menjadi warga negara karena naturalisasi dan sebagainya.

Page 6: BAGIAN C & D PKN

Yang dimaksud dengan WNI menurut UU No. 12 Tahun 2006 (UU Kewarganegaraan) adalah :

1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan perjanjian pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU ini berlaku sudah menjadi WNI

2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI

3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu WNA

4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI

5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan kepada anak tersebut.

6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia , dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI

7. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI

8. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA yang diakui oleh seorang ayahnya WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin

9. Anak yang lahir diwilayah negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.

10. Anak yang baru lahir yang ditemukan diwilayah negara RI selama ayah dan ibunya tidak diketahui

11. Anak yang lahir diwilayah negara RI apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.

12. Anak yang dilahirkan diluar wilayah negara RI dari seorang ayah dan ibu WNI yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.

13. Anak dari seorang ayah dan ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah dan ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau mengatakan janji setia.

Page 7: BAGIAN C & D PKN

D. ASAS-ASAS DALAM HUKUM KEWARGANEGARAAN

Asas kewarganegaraan adalah pedoman dasar bagi suatu negara umtuk menentukan siapakah yang menjadi warga negaranya.

Ada 2 pedoman ; asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan dan asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran (ius soli & ius sanguinis)

1. Asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran

a. Ius Sanguinis

Kewarganegaraan dari orang tua yang menurunkannya menentukan kewarganegaraan seseorang, artinya kalau orang dilahirkan dari orang tua yang berwarganegara Indonesia, ia dengan sendirinya juga warga negara Indonesia. Asas Ius sanguinis atau Hukum Darah (law of the blood) atau asas genealogis (keturunan) atau asas keibubapakan, adalah asas yang menetapkan seseorang mempunyai kewarganegaraan menurut kewarganegaraan orang tuanya, tanpa melihat di mana ia dilahirkan.

b. Asas Ius Soli

Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa karena seseorang lahir di suatu wilayah negara, maka otomatis dan logis ia menjadi warga negara tersebut.

Asas ius soli atau asas tempat kelahiran atau hukum tempat kelahiran atau asas teritorial adalah asas yang menetapkan seseorang mempunyai kewarganegaraan menurut tempat di mana ia dilahirkan.

Page 8: BAGIAN C & D PKN

2. Asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan

Penentuan kewarganegaraan dalam sistem perkawinan, dikenal dengan dua asas, yaitu asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.

a. Asas Kesatuan Hukum

Asas kesatuan hukum berdasarkan pada paradigma bahwa suami-istri ataupun ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang meniscayakan suasana sejahtera, sehat dan tidak berpecah. Dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, suami-istri ataupun ikatan keluarga yang baik perlu mencerminkan adanya suatu kesatuan yang bulat. Untuk merealisasikan terciptanya kesatuan dalam keluarga atau suamiistri, maka semuanya harus tunduk pada hukum yang sama

b. Asas Persamaan Derajat

Dalam asas persamaan derajat, suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan status kewarganegaraan masing-masing pihak (suami atau istri). Baik suami ataupun istri tetap berkewarganegaraan asal, atau dengan kata lain sekalipun sudah menjadi suami-istri, mereka tetap memiliki status kewarganegaraan sendiri, sama halnya ketika mereka belum diikatkan menjadi suami istri.