Bagaimana Vaksin Bekerja

download Bagaimana Vaksin Bekerja

of 8

description

vaksin adalah tatalaksana yang harus dilakukan untuk pencegahan penyakit pada ternak

Transcript of Bagaimana Vaksin Bekerja

BAGAIMANA VAKSIN BEKERJAVaksin bekerja menstimulasi kekebalan dengan mulai memproduksi antibody untuk melawan bibit penyakit yang ada dalam vaksin. Antibody ini selanjutnya akan terus diproduksi sampai antigen yang berasal dari vaksin hilang dari dalam tubuh. Secara alami antibody akan turun seiring dengan waktu , dan karena itulah diperlukan adanya booster/pengulangan dalam vaksinasi.Vaksinasi untuk pertama kalinya menginduksi sel memory, sehingga respon kekebalan akan bergerak naik dengan cepat jika suatu saat terjadi kontak dengan agen infeksius, seperti yang ada dalam vaksin yang pernah diberikan sebelumnya.Pemberian vaksin untuk kedua kalinya adalah supaya konsentrasi antibody dapat meningkat dengan segera, sehingga didapatkan high level antibody pada waktu yang cukup lama.Penyakit Newcastle Disease (ND). merupakan penyakit pada unggas yang disebabkan olehParamyxovirus unggas 1 dari famili Paramyxoviridae. Sejak dikenal pertama kali di Indonesia sampaisaat ini, ND belum dapat dihilangkan. Penyakit Newcastle Desease merupakan penyakit menular yangbersifat akut, menyerang hampir semua jenis unggas terutama ayam dan menimbulkan gangguanpernafasan, pencernaan dan syaraf (Fenner et al., 1993).Newcastle Disease dapat menyebabkan mortalitas sampai 100 % pada ayam-ayam yang pekadan mempunyai titer antibodi ND yang rendah (Darminto dan Ronohardjo, 1996). Virus ND dapatdinetralkan oleh serum kebal anti ND, namun penggunaan serum kebal dalam terapi ND sangat tidakpraktis, mahal, dan belum tentu efektif. Salah satu pencegahan dan pengendalian yang cukup efisisenadalah melalui vaksinasi, disamping juga perlu sanitasi dan kebersihan kandang yang cukup baik(Akoso, 1993).Beberapa hasil penelitian ini usaha penanggulangan ND yang sudah cukup berhasil di Indonesiaadalah dengan melakukan program vaksinasi secara ketat lalu didukung oleh praktek manajemen yangoptimal. Vaksinasi ND dilakukan dengan cara pemberian vaksin aktif atau pun gabungan antara vaksinaktif dan inaktif.Vaksin Newcastle Desease (ND) inaktif dibuat dari virus hidup yang masih utuh (virion) yangkemudian diinaktifkan dengan cara fisis (panas dan penyinaran ultraviolet) dan chemis (penambahanbahan kimia fenol, chloroform, betapropiolakton, asetilenamin, merthiolate) (Ernawati dkk, 1989).Virus yang sudah di inaktifkan ini tidak mempunyai kemampuan untuk mengadakan replikasi di dalamtubuh ayam yang divaksinasi, tetapi masih mampu merangsang pembentukan kekebalan. Jikaditambahkan adjuvant pada vaksin inaktif maka akan dapat merangsang pembentukan antibodi yanglebih tinggi dan tidak menimbulkan stres pada ayam yang divaksin.Cara PenularanPenularan virus ND dari satu tempat ke tempat lain terjadi melalui alat transportasi, pekerja kandang, litter dan peralatan kandang, burung dan hewan lain. Debu kandang, angin, serangga, makanan dan karung makanan yang tercemar, dapat pula melalui telur terinfeksi yang pecah dalam inkubator dan mengkontaminasi kerabang telur lain. Penyebaran virus ND oleh angin bisa mencapai radius 5 km. Burung-burung pengganggu, ayam kampung dan burung peliharaan lain merupakan reservoir ND. Penularan ND terutama melaui udara. Melalui batuk, virus mudah terlepas dari saluran pernapasan penderita ke udara dan mencemari pakan, air minum, sepatu, pakaian dan alat-alat sekitarnya. Virus dengan capat menyebar dari ayam ke ayam lain, dari satu kandang ke kandang lain. Sekresi, ekskresi dan bangkai penderita merupakan sumber penularan penting bagi ND. Virus yang tercampur lendir atau dalam feses dan urine mampu bertahan dua bulan, bahkan dalam keadaan kering tahan labih lama lagi.PencegahanTindakan vaksinasi merupakan langkah yang tepat sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit ND. Program vaksinasi yang secara umum diterapkan, yaitu (1) pada infeksi lentogenik ayam pedaging, dicegah dengan pemberian vaksin aerosol atau tetes mata pada anak ayam umur sehari dengan menggunakan vaksin Hitchner B1 dan dilanjutkan dengan booster melalui air minum atau secara aerosol (2) pada infeksi lentogenik ayam pembibit dapat dicegah dengan pemberian vaksin Hitchner B1 secara aerosol atau tetes mata pada hari ke-10. Vaksinasi berikutnya dilakukan pada umur 24 hari dan 8 minggu dengan vaksin Hitchner B1 atau vaksin LaSota dalam air, diikuti dengan pemberian vaksin emulsi multivalen yang diinaktivasi dengan minyak pada umur 18 20 minggu. Vaksin multivalen ini dapat diberikan lagi pada umur 45 minggu, tergantung kepada titer antibodi kawanan ayam, resiko terjangkitnya penyakit dan faktorfaktor lain yang berhubungan dengan pemeliharaan.Tindakan pencegahan selain vaksinasi adalah sanitasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain (1) sebelum kandang dipakai, kandang dibersihkan kemudian dilabur dengan kapur yang dibubuhi NaOH 2%. Desinfeksi kandang dilakukan secara fumigasi dengan menggunakan fumigant berupa formalin 1 2% dan KMnO4, dengan perbandingan 1 : 5000 (2) liter diupayakan tetap kering, bersih dengan ventilasi yang baik. Bebaskan kandang dari hewan-hewan vektor yang bisa memindahkan virus ND. Kandang diusahakan mendapat cukup sinar matahari (3) hindari penggunaan karung bekas (4) DOC harus berasal dari perusahaan pembibit yang bebas dari ND (5) di pintupintu masuk disediakan tempat penghapus hamaan, baik untuk alat transportasi maupun orang. (6) memberikan pakan yang cukup kuantitas maupun kualitas.PengendalianTindakan pengendalian untuk menekan penularan penyakit ND sangat diperlukan. Tindakan-tindakan tersebut, antara lain meliputi (1) ayam yang mati karena ND harus dibakar atau dikubur (2) ayam penderita yang masih hidup harus disingkirkan, disembelih dan daging bisa diperjualbelikan dengan syarat harus dimasak terlebih dahulu dan sisa pemotongan harus dibakar atau dikubur (3) larangan mengeluarkan ayam, baik dalam keadaan mati atau hidup bagi peternakan yang terkena wabah ND, kecuali untuk kepentingan diagnosis(4) larangan menetaskan telur dari ayam penderita ND dan izin menetaskan telur harus dicabut selama masih ada wabah ND pada perusahaan pembibit (5) penyakit ND dianggap lenyap dari peternakan setelah 2 bulan dari kasus terahir atau 1 bulan dari kasus terakhir yang disertai tindakan penghapus hamaanGelombang Serangan Newcastle DiseasePenyakit Newcastle Disease atau dikenal dengan penyakit tetelo bukan merupakan penyakit yang asing di industri peternakan Indonesia dimana yang notabene Indonesia merupakan daerah endemis dan mempunyai sejarah yang sangat dekat dengan penyakit ini. Pada tulisan ini, penulis mencoba membahas tentang kemunculan kasus ND terutama di broiler komersial. Berdasarkan pengamatan penulis, munculnya gelombang serangan penyakit ini pada broiler komersial dimulai pada periode akhir tahun 2010 dimana merupakan mulainya musim penghujan dan ternyata kasus ini berlanjut terus-menerus sampai bulan ini di tahun 2011. Serangan ND ini berbeda dengan kejadian di akhir tahun 2009 dimana kasusnya kebanyakan muncul di akhir tahun 2009 saja. Gelombang serangan ND ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tercatat bahwa beberapa negara tetangga di Asia mempunyai kasus yang sama seperti Malaysia, Thailand, Filipina dan Jepang yang terjadi pada kurun waktu yang hampir bersamaan. Peningkatan serangan penyakit ini yang tidak diiimbangi dengan pola program yang lebih ketat terhadap kontrol ND terutama di broiler komersial mengakibatkan penyakit ini masih menjadi ancaman yang serius.Rentetan kejadian kasus ini mengakibatkan kekhawatiran dan kebingungan peternak broiler, ada beberapa hal penting yang selalu menjadi pertanyaan peternak dalam menyingkapi kasus ND yang merebak sekarang; apakah program vaksinasi sudah benar? dari jenis vaksin, aplikasinya, dan jadwal vaksinasi atau apakah biosecurity masih perlu ditingkatkan atau apakah ada jenis ND generasi baru?. Dari pengamatan dilapangan, ada beberapa fakta dari kasus ND di broiler komersial:1. Mayoritas kemunculan kasusnya di sekitar minggu ke-3 atau sekitar umur 20-25 hari dan ada beberapa yang kemunculan kasusnya lebih dini2. Dari persentase kematian, gejala klinis dan bedah bangkai yang ditemukan masih bervariasi dan untuk beberapa kasus, keganasan ND terlihat dapat mengakibatkan kerusakan beberapa organ pertahanan tubuh yaitu bursa dan limpa.3. Munculnya kasus ND kebanyakan pada ayam broiler yang tidak diberikan booster ND live

Gambar 1& 2: Perubahan patologis bursa dan limpa yang murni karena kasus ND pada ayam yang tidak di booster ND live berdasarkan hasil isolasi dan sequensing di organ tersebutMENGAPA KASUS ND INI MASIH MUNCUL?Ada beberapa fakta yang ditemukan di lapangan yang menjadi pemicu munculnya kasus ND di broiler komersial, antara lain:1. Perubahan genetik ayam broileryang terlihat dari pertumbuhan berat badan cepat dan tingkat efisiensi pakan yang meningkat serta salah satu dari akibat perubahan genetik tersebut mengakibatkan ayam broiler sekarang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Perubahan kondisi lingkungan akan memicu stress eksternal yang pada akhirnya ayam broiler sangat rentan terhadap penyakit salah satunya penyakit ND. Dari pengamatan dilapangan, kemunculan kasus ND di umur 20-25 hari salah satunya disebabkan oleh stress di sekitar 14-21 hari dimana di periode tersebut itu banyak hal yang berubah dari sisi pemeliharaan antara lain: mulai lepas brooding, kondisi kualitas sekam sudah mulai menurun dan diikuti perlakuan sekam

Gambar 3& 4:Gejala awal ayam kena serangan ND pada umur 21 hari dimana ayam mengumpul dan terlihat kualitas litter dan ventilasi yang tidak masksimal2. Perubahan keganasan virus NDkemungkinan menjadi salah satu faktor dan apakah memang ada yang berbeda dari virus ND yang ditemukan?Dari jenis virus ND yang ditemukan dilapangan pada kasus-kasus ND di broiler akhir-akhir ini ternyata virus ND yang ditemukan sama dengan virus ND yang ditemukan di Indonesia 20 tahun yang lalu yaitu genotipe VII yang merupakan kelompok velogenik viscerotropic newcastle disease (vvND). Pertanyaannya, kenapa kasus ND sekarang terlihat lebih ganas padahal genotipe virusnya sama? Dari hasil investigasi lebih lanjut, ternyata keganasan virus ND genotipe VII yang ditemukan di Asia akhir-akhir ini berbeda dari segi ICPI (Intra cerebral pathogenicity index) dimana ICPI dari virus yang bersirkulasi di ASIA sudah 1,98 atau mendekati 2 (batas maksimal) dan diduga ICPI dari virus ND sekarang terjadi peningkatan dari periode sebelumnya yang artinya memang ND sekarang lebih ganas. Salah satu pengaruh perbedaan keganasan ini dapat terlihat dari persentase proteksi yang menurun walaupun menggunakan program vaksin yang sama.1. Pola sanitasi dan biosecurity baik dari segi konseptual dan struktural yang kurang maksimal terutama di peternakan ayam broiler yang mayoritas masih sangat terbuka juga memberikan konstribusi banyak munculnya kasus ND di peternakan broiler komersial. Kasus ND di ayam kampung juga masih sering ditemukan akibatnya terlalu dekatnya lokasi peternakan dengan lingkungan penduduk juga menjadi faktor kunci. Sistem sanitasi pada saat kosong kandang yang kurang maksimal juga merupakan salah satu penyebab keganasan virus ND meningkat diikuti kontribusi lingkungan akibat kondisi ekstrim dari suhu dan kelembaban juga mendukung virus ND untuk berkembang .2. Faktor immunesuppresive juga menjadi pemicu utama kasus ini. Dari segi penyakit infeksius virus meliputi,Chicken Anemia Virus(CAV),Adenovirusdan penyakit non infeksius seperti Mycotoxin.BAGAIMANA PROGRAM PENCEGAHAN YANG EFEKTIF?Melihat dari fakta-fakta diatas, pola perilaku peternak kombinasi dengan program vaksinasi yang ketat di broiler komersial menjadi salah-satu peran krusial untuk meminimalkan munculnya kasus ND di broiler. Ada beberapa hal penting yang harus dilakukan, antara lain:1. Mempertahankan kenyamanan ayam di umur2-3 mingguMemaksimalkan pencapaian performa di 2 minggu pertama menjadi faktor penting untuk mendapatkan sistem immunitas yang optimal. Selain periode itu, pada ayam broiler umur 2-3 minggu merupakan titik kritis karena merupakan masa peralihan dari periode brooding ke masa dimana sistem pengaturan suhu ayam sudah berfungsi dan terjadi perubahan sistem kekebalan dari kekebalan pasif atau kekebalan dari induk ke kekebalan aktif atau kekebalan dari vaksin baik IBD ataupun ND. Untuk itu meminimalkan stress eksternal pada masa itu, perlakuan-perlakuan berikut sangat membantu: Menjaga kualitas litter untuk meminimalkan konsentrasi amonia dikandang. Kondisi amonia yang tinggi menyebabkan saluran pernafasan yang berfungsi sebagai kekebalan mekanis sangat peka terhadap rangsangan tantangan penyakit. Mempercepat pelebaran kandang untuk meminimalkan stress akibat kepadatan yang sudah mulai meningkat Proses penurunan sekam dengan bertahap dan lebih terkontrol akan sangat membantu penurunan stress eksternal Pemberian bahan supportive lewat air minum seperti sorbitol dapat membantu supplai kebutuhan energi ayam yang meningkat akibat terjadinya peningkatan Basal Metabolisme Ratedan hormon ACTH. Pola pergantian pakan yang optimal dan bertahap di masa ini sangat diperlukan. Selain itu pemilihan pakan yang berkualitas dan dibarengi pola pemberian pakan yang sesuai akan memberikan support terhadap sistem immunitas ayam.2. Program vaksinasi yang ketat dan tepatakan menggertak kekebalan yang optimal dan memberikan proteksi terhadap tantangan ND di dilapangan. Ada yang perlu diperhatikan dalam hal program vaksinasi: Program ND live di awal kehidupan ayam sangat dibutuhkan mengingat Ig A yang bertanggung jawab terhadap immunitas lokal sangat sedikit sekali persentasinya yang diturunkan dari induk ke anak. Sangat disarankan menggunakan ND live diawal denganspraykarena metode ini dapat memberikan gertakan terhadap immunitas lokal lebih baik dan lebih cepat dibandingkan metode yang lain. Penggunaan ND Kill diawal denganfull dosedan yang mempunyaikonsentrasi virus sangat tinggisangat dianjurkan untuk membantu tingkat proteksi mengingat masih adanya kekebalan dari induk yang menyebabkan munculnya interferensi dengan virus vaksin. Kesalahan vaksinasi ND Kill yang paling banyak pada DOC biasanya vaksin kill hanya menggunakan dosis. Mengurangi dosis vaksin ND kill sangat tidak dianjurkan karena virus dari vaksin kill tidak akan bereplikasi di jaringan dan masih adanya pengaruhmaternal antibody. Penggunaan booster ND live dengan strain lasota sangat disarankan lebih maju pada umur 14-16 hari karena tantangan ND sekarang juga lebih awal. Program ini yang jarang digunakan dan salah satu alasan utama peternak tidak menggunakan booster ND dengan strain tersebut karena ketakutan terhadap munculnya postvaksin reaksi. Penggunaan ND lasota untuk booster kedua sangat disarankan karena kemampuanspreadingdan kemampuan menggertak kekebalan strain ini sangat optimal. Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini dan pengalaman lapangan menunjukkan penggunaan NDLive+ NDKilldikombinasikan dengan booster ND Live lasota lebih bagus dibandingkan NDLive+ NDkilldi awal ataupun NDlivediawal + booster NDliveLasota dapat memberikan proteksi terhadap tantangan ND Genotipe VII. Selain itu yang perlu di garis bawahi bahwa virus ND hanyaSATU SEROTIPEsehingga semua jenis vaksin bisa memberikan proteksi sama terhadap tantangan virus ND Genotipe VII.

Persentase data maternal antibodi dari tingkatan log2 yang diambil dari ayam DOC sekitar 400 ekor dan dari 27 farm3. Terakhir yang juga penting adalah pola perilaku sistem sanitasi dan biosecurity pada saat kandang masih ada ayam ataupun pada saat kosong kandang melalui: Penyemprotan dengan desinfektan setiap pagi dan sore pada masa ada ayam produksi akan membantu menurunkan konsentrasi virus ND di sekitar kandang. Meningkatkan pola kebersihan pada peralatan, kotoran dan vektor penyakit terutama kutu dan tikus saat kosong kandang akan sangat membantu menurunkan keganasan virus ND di sekitar kandang.