BADAN SEMI OTONOM MAHASISWA -...
Transcript of BADAN SEMI OTONOM MAHASISWA -...
BADAN SEMI OTONOM MAHASISWA
FORUM BELAJAR IPS (FBI)
PROGRAM JUMAT BERKAH
Program Jumat Berkah dari Prodi S1 P.IPS Unesa merupakan salah satu realisasi Visinya: Kukuh dalam pembelajaran dan keilmuan IPS serta kuat dalam karakter mulia. Program kegiatan Jum'at berkah yang dilaksanakan oleh prodi S1 P.IPS Unesa merupakan wujud implementasi keilmuan pendidikan IPS yang bermuara pada nilai dan karakter mulia (Akhlakul Karimah).
Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan social maka prodi S1 Pendidikan IPS Unesa mengadakan kegiatan “Jum’at Berkah”. Kegaitan Jumat Berkah ini berupa pengumpulan donasi dari Civitas akademika Pendidikan IPS untuk diwujudkan beruapa makanan yang kemudian dibagikan kepada warga Surabaya yang tidak mampu. Hari Jum’at bagi warga tidak mampu di Surabaya. Wilayah yang menjadi sasaran kegiatan Jum’at berkah di kawasan Barata Jaya, Ngagel dan Gunungsari. Sasaran warga yang menjadi priororitas adalah para tukang becak, tukang sampah, gelandangan, manula, dan warga miskin.
Hari di Fakultas Ilmu Sosial dan hokum Unesa tidak ada kegiatan perkuliahan. Kegiatan umumnya digunakan untuk pembimbingan baik berupa pembimbingan tugas akhir/Skripsi, pembimbingan penelitian maupun kegiatan akademik lainnya sperti diskusi mashasiswa. Sebagai wujud kepedulian social maka kegiatan Jum’at tersebut digunakan sebaik-baiknya oleh mahasiswa S1 Pendidikan IPS melalui program Jum’1t berkah yang berupa pembagian makanan kepada warga kurang mampu di Surabaya. Program ini pada bertujuan untuk memenuhi hak dasar, mengurangi beban hidup, serta memperbaiki kualitas hidup masyarakat kurang mampu. Melalui Program ini diharapkan dapat membantu meringankan beban hidup warga yang kurang mampu serta memupuk rasa kepedulian social mahasiswa Prodi S1 Pendidikan IPS.
Perkuliahan tidak selalu berada didalam ruangan (kelas). Dinamika iklim akademi dapat diciptakan dalam berbagai bentuk seperti kegiatan diskusi bersama Forum Belajar IPS (FBI).
Selain diskusi mengkaji berbagai macam tema seperti: kondisi perpolitikan, kondisi sosial-ekonomi dan sebagainya, kegiatan tersebut juga menjadi kegiatan interkatif antara dosen dengan mahasiswa Program studi S1 Pendidikan IPS Unesa. Berbagai keluhan ataupun ide-ide kreatif dapat disampaikan dalam suasana santai dan penuh keakraban.
Iklim akademik di Prodi S1 Pendidikan IPS dapat terus ditingkat melalui forum diskusi, sehingga dapat memupuk kemampuan berfikir kritis mahasiswa. Mahasiswa ideal adalah mahasiswa yang kritis. Melalui diskusi ataupun aksi dapat menjadi salah satu bentuk kontribusi yang bisa diberikan mahasiswa untuk lingkungannya.
Sebagian memandang diskusi hanya dapat dilakukan dalam forum-forum resmi saja, namun hal tersebut merupakan salah satu pandangan yang salah akan makna diskusi yang sebenarnya. Tak harus dalam forum formal, diskusi dapat dilakukan antar teman misalnya dalam hal pembahasan mata kuliah yang dirasa sulit. Diskusi ini dapat dilakukan di manapun, tidak harus dalam ruangan kelas ataupun lingkungan kampus saja.
PERAN SERTA MAHASISWA
PROGRAM STUDI S1
PENDIDIKAN IPS DALAM
ALIANSI MAHASISWA
PENDIDIKAN IPS SE-INDONESIA
(ALMAPIPSI)
Aliansi Mahasiswa Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial se-Indonesia
(ALMAPIPSI) menggelar agenda
Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)
dan Seminar Nasional. Agenda ini
dilaksanakan di Gedung Kuliah
Terpadu IAIN Jember selama tiga
hari sejak tanggal 29-31 Maret 2018.
Acara yang mengusung tema
“Pemuda dan Sejarah Indonesia
dalam Perspektif Politik, Pendidikan
dan Sosial Ekonomi” dihadiri oleh 15
perguruan tinggi diantaranya :
Universitas Negeri Semarang
(UNNES), Universitas Negeri
Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, IAIN Metro Lampung, IAIN
Cirebon,Universitas Negeri
Yogyakarta, Universitas Negeri
Surabaya (Unesa), IAIN
Tulungagung, IAIN Ponorogo,
Universitas Negeri Malang, UIN
Maliki Malang, Universitas Raden
Rahmat, STAIN Pamekasan,
Universitas Tanjungpura dan IAIN
Jember.
`
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPS berbasis Geografi
Model pembelajaran terpadu sebenarnya merupakan karakter dari pembelajaran IPS dengan geografi sebagai
platformnya. Namun seringkali dijumpai guru-guru mengalami kesulitan untuk melaksanakan pembelajaran IPS
secara terpadu yang berbasis geografi. Masih banyak guru yang memahami IPS sebagai mata pelajaran yang
terpisah-pisah, yaitu Ekonomi, Geografi, Sosiologi dan Sejarah, yang pembelajarannyapun dilaksanakan secara
terpisah.. Dengan demikian keberadaan pula keberadaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) seringkali dijumpai
secara terpisah dan belum terpadu dengan geografi sebagai pijakan telaahnya
Kajian integratif geografi memberikan
manfaat bagi Ilmu Pengetahuan Sosial
memiliki pengetahuan tentang
hubungan antara unsur – unsur
geografis dalam berbagai
perkembangan di dunia dan peradaban
Indonesia. Kemampuan
mengembangkan dan
mengintegrasikan ilmu- ilmu sosial
dalam pembelajarannya menggunakan
pendekatan pembelajaran terpadu
dimana Geografi sebagai dasar
telaahnya. Pembelajaran IPS secara
ideal dipraktikan secara terpadu
dengan geografi sebagai dasar
telaahnya. Pembelajaran terpadu dalam
IPS dapat dikembangkan dalam
berbagai model keterpaduan salah
satunya interdisilpin dengan model
connected.
LINGKUNGAN GEOGRAFIS
SEBAGAI SUMBER DAN MEDIA
PEMBELAJARAN IPS
Kondisi Geografis merupakan keadaan di suatu wilayah yang meliputi segala aspek baik berupa lingkungan alam
maupun lingkungan sosial. Sumber pembelajaran geografis akan semakin memperkaya sumber pembelajaran
peserta didik sehingga peserta didik belajar tidak tersekat pada ruangan kelas.
Melalui sumber bpembelajaran lingkungan geografis secara langsung dapat menambah tingkat keakuratan
informasi, karena peserta didik dapat merasakan pengalaman langsung dan dapat menggunakan seluruh
kemampuan inderawi (melihat, meraba, mencium, merasa) untuk berinteraksi dengan lingkungan geografis itu.
Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi peserta didik mengingat lingkungan geografis menyajikan aneka sumber belajar variatif. Keragaman sumber pembelajaran dengan memanfaatkan kondisi geografis dapat
dijadikan komponen penting sebagai upaya mempersiapkan masyarakat pembelajar (learning societes) dan SDM
untuk menjawab tantangan global. Banyak sekali pengetahuan dan nilai yang dapat didapatkan pada lingkungan
geografis sebagai sumber pembelajaran. Lebih dari itu semua tema-tema dalam pembelajaran di IPS dapat
mengambil sumber dari lingkungan geografis. Meski begitu diperlukan adanya inovasi dan kemampuan kreatif dari para pendidik agar bisa menggunakan lingkungan geografis menjadi sumber pembelajaran.
Melalui analisis kondisi wilayah geografis mampu ditelaah bagaimana segala bentuk upaya penduduk dari waktu ke
ke waktu sudah menggunakan segala kesempatan yang telah dihadirkan pada lingkungan geografis kepada manusia.
Variasi jenis lingkungan geografis dapat memicu perbedaan tingkat adaptasi manusia dalam mengelola lingkungan
tersebut. Kondisi geografis di suatu wilayah dapat bersaksi tentang timbul tenggelamnya peradaban suatu masyarakat. Contohnya dampak bencana lingkungan banjir, kekeringan, longsor, tsunami, gempa bumi, erosi,
kebakaran hutan, letusan gunung berapi mampu mengubah karakteristik daerah yang awalnya merupkan sentral
peradaban menjadi wilayah yang terpinggirkan.
Mewujudkan laboratorium
IPS sebagai tempat
pengembangan praktikum dasar IPS serta sebagai
sarana pembelajaran Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Pembelajaran di Laboratorium IPS Mewujudkan sistem pendidikan yang efektif dan partisipatif
PEMBELAJARN IPS BERBASIS LABORATORIUM
Dewa Akbar Pamungkas, Mufatihatus
Suroiya, Firda Nurrahma Silvana
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
hendaknya didukung dengan adanya laboratorium yang
mampu memberikan pengalaman belajar langsung
kepada siswa. Seorang guru IPS harus mampu
memberikan gambaran atau situasi secara nyata,
representatif, dan realistik atas materi IPS yang
diajarkan. Pembelajaran IPS yang menggunakan
laboratorium sebagai sumber belajar maupun alat
bantu dalam proses komunikasi, diharapkan kegiatan
pembelajaran lebih efektif. Penelitian ini bertujuan
untuk 1) mengembangkan produk-produk laboratorium
yang layak digunakan dalam pembelajaran 2) Untuk
mengetahui respon mahasiswa Program Studi S1
Pendidikan IPS Universitas Negeri Surabaya terhadap
penggunaan produk-produk laboratorium IPS.
Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan (R&D) dengan menggunakan model
ADDIE, meliputi tahap analisis (Analysis),
perancangan (Design), pengembangan (Development),
penerapan (Implementation), dan penilaian
(Evaluation). Tingkat kelayakan media didasarkan atas
penilaian dari ahli media pembelajaran dan materi
menggunakan lembar validasi ahli media dan ahli
materi. Pengumpulan data respon mahasiswa
menggunakan lembar angket respon siswa. Teknik
analisis data kelayakan media menggunakan skala
likert 4 kategori diadopsi dari Mardapi. Respon
mahasiswa dianalisis menggunakan skala likert 5
kategori yang diadopsi dari Sugiyono.
Hasil penelitian menyatakan bahwa produk-
produk laboratorium IPS mendapat penilaian
kelayakan oleh ahli media pembelajaran dengan rerata
nilai 3,6 dan dari ahli materi mendapat 3,7.
Berdasarkan skala Likert keduanya termasuk dalam
kategori “sangat layak”. Para mahasiswa memberikan
respon “sangat baik” terhadap produk-produk
laboratorium IPS dengan rerata sebesar 88,1 %.
Julia Kumala Asri, Nurul Komariah, Ahmad Agustian Harja Winata
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang dihasilkan dari
perpaduan beberapa ilmu pengetahuan diantaranya
budaya,ekonomi,politik,sosiologi,sejarah,ekonomi,geografi,dan antropologi budaya.
Integrasi dalam kajian ilmu pengetahuan sosial ini disebabkan ilmu-ilmu tersebut
mempunyai kesamaan bidang kajian berupa kehidupan.manusia yang berada disuatu
daerah wilayah merupakan esensi dasar pada pembahasaan geografi,dengan demikian
geografi dijadikan pijakan (platform) telaah Ilmu Pengetahuan Sosial.Peta sebagai alat
peraga dalam proses belajar mengajarserta sebagai alat bantu dalam pelajaran IPS
terpadu.Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media IPS berbasis peta pada
tema kehidupan.manusia praaksara,kerajaan hindu-budha dan islam. Model penelitian
pengembangan ini menggunakan 4 tahap yaitu tahap pendefinisian,tahap perencanaan
dan tahap pengembangan.Teknik analisi data menggunakan analisis data telaah ahli
materi dan ahli meia, analisis data validasi ahli materi,ahli media,dan guru
geografi,analisis data telaah perangkat pembelajaran,dan analisis data penilaian media
IPS berbasis peta. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peta dapat
dijadikan media pembelajaran serta proses dan pengembangan pembuatan LKPD.
Media Berbasis Peta Pada Pembelajaran IPS Tema Kehidupan Manusia Pra-
Aksara,Masa Kerajaan Hindu Budha,dan Masa Kerajaan Islam