BADAN PUSAT STATISTIKi Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017...

184
BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404039

Transcript of BADAN PUSAT STATISTIKi Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017...

BADAN PUSAT STATISTIK

KATALOG BPS: 1404039

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|i

Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun

2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Usaha Tanaman Pangan dan Survei Struktur Ongkos Usaha Peternakan.

Pelaksanaan Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan ini

direncanakan setiap 3 tahun sekali.

Tujuan utama dari kegiatan SOUT2017 ini adalah mendapatkan data

statistik yang akurat tentang subsektor tanaman pangan dan peternakan berupa

struktur ongkos usaha tanaman pangan dan peternakan, profil pengusahaan

tanaman pangan dan peternakan, dan keadaan sosial ekonomi rumah tangga

usaha tanaman pangan dan peternakan.

Buku pedoman pencacah tanaman pangan SOUT2017 (SOUT2017-

SPD/SPW.PCS) ini memuat hal-hal yang perlu diketahui oleh PCS dalam

melakukan palaksanaan SOUT2017, khususnya usaha tanaman pangan, yang

meliputi latar belakang kegiatan, tujuan, cakupan, jadwal pelaksanaan,

organisasi lapangan, tata cara pelaksanaan lapangan, konsep definisi, dan tata

cara pengisian kuesioner yang digunakan dalam kegiatan survei.

Keberhasilan pelaksanaan pencacahan SOUT2017 ini ditentukan oleh niat,

tekad, dan kesungguhan kita semua. Oleh karena itu, diharapkan agar para

petugas harus melaksanakan tugasnya sebaik-baiknya dan penuh tanggung

jawab dan berpegang teguh pada buku pedoman.

Akhirnya, atas kontribusi semua pihak di pusat dan daerah dalam

pelaksanaan pencacahan SOUT2017 ini diucapkan terima kasih.

Selamat bekerja.

Jakarta, Januari 2017

Deputi Bidang Statistik Produksi

Badan Pusat Statistik,

Dr. Adi Lumaksono, MA

KATA PENGANTAR

ii|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang............................................................................................... 1

1.2. Tujuan............................................................................................................... 1

1.3. Landasan Hukum.......................................................................................... 2

1.4. Cakupan........................................................................................................... 2

1.5. Instrumen yang Digunakan....................................................................... 2

1.6. Jadwal Kegiatan............................................................................................ 4

BAB 2 ORGANISASI LAPANGAN

2.1. Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah........... 5

2.2. Petugas Pencacah SOUT2017................................................................ 5

BAB 3 TATA CARA PELAKSANAAN PENCACAHAN

3.1. Tahapan Pendaftaran Rumah Tangga................................................... 10

3.2. Tahapan Pencacahan Rumah Tangga Sampel.................................... 16

3.3. Tata Cara Wawancara.................................................................................. 19

3.4. Tata Tertib Pengisian Daftar...................................................................... 20

BAB 4 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR SOUT2017-L............................... 23

BAB 5 TATA CARA PENGISIAN DSRT........................................................... 35

BAB 6 PENJELASAN KOMODITAS

6.1. Cakupan Komoditas.................................................................................... 41

6.2. Penjelasan Komoditas................................................................................ 42

6.3. Produksi dalam Kualitas Standar............................................................ 45

BAB 7 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR SOUT2017-SPD/SPW.S

7.1. Keterangan yang Dikumpulkan.............................................................. 51

7.2. Cara Pengisian Daftar ST2013-SPD.S/ST2013-SPW.S..................... 53

BAB 8 PENUTUP.............................................................................................. 127

LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Blok Sensus Sebelum Pendaftaran................................................... 129

Lampiran 2. Peta Blok Sensus Setelah Pendaftaran..................................................... 130

iv|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Lampiran 3. Rekap Sampel Blok Sensus........................................................................... 131

Lampiran 4. Daftar Sampel Blok Sensus........................................................................... 132

Lampiran 5. Daftar SOUT2017-L.......................................................................................... 133

Lampiran 6. Daftar SOUT2017-DSRT................................................................................. 137

Lampiran 7. Peta Blok Sensus dengan Posisi Rumah Tangga Sampel.................. 139

Lampiran 8. Contoh Pengisian Daftar SOUT2017-SPD.S............................................ 140

Lampiran 9. Contoh Pengisian Daftar SOUT2017-SPW.S............................................ 156

Lampiran 10. Perbedaan Padi Hibrida dan Padi Inbrida, Perbedaan Jagung

Hibrida dan Jagung Komposit, serta Daftar Varietas Tanaman

Padi dan Jagung.............................................................................................. 171

Lampiran 11. Perbedaan SRI, PTT, dan Konvensional Dilihat dari Pengelolaan

Hara..................................................................................................................... 174

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|1

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang cukup berarti pada

perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari struktur PDB Indonesia pada

triwulan III tahun 2016 yang masih didominasi oleh 3 (tiga) lapangan usaha

utama, yaitu: Industri Pengolahan (19,90 persen); Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan (14,42 persen); dan Perdagangan Besar-Eceran Reparasi Mobil-

Sepeda Motor (12,98 persen). Dari sisi penyerapan tenaga kerja, menurut hasil

Sakernas (Februari 2016), lapangan pekerjaan Pertanian, Perkebunan,

Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak

38,29 juta orang atau sekitar sekitar 31,74% dari total penduduk berusia 15

tahun ke atas yang bekerja.

Pembangunan di sektor pertanian selain bertujuan meningkatkan

produksi juga untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga pertanian.

Subsektor pada sektor pertanian yang memegang peranan penting dalam

pemenuhan kebutuhan pangan dan protein masyarakat adalah subsektor

tanaman pangan dan peternakan. Untuk itu diperlukan data yang dapat

menggambarkan struktur ongkos usaha, profil rumah tangga, dan kondisi sosial

ekonomi rumah tangga usaha tanaman pangan dan peternakan. Dalam rangka

memenuhi kebutuhan data tersebut dilakukan Survei Struktur Ongkos Usaha

Tanaman Pangan dan Peternakan tahun 2017 (SOUT2017).

1.2. Tujuan

a. Mendapatkan data statistik yang akurat tentang subsektor tanaman pangan

dan peternakan berupa gambaran yang jelas tentang struktur ongkos usaha

rumah tangga tanaman pangan dan peternakan di Indonesia.

b. Mendapatkan data mengenai profil pengusahaan tanaman pangan dan

peternakan.

c. Mendapatkan data mengenai keadaan sosial ekonomi rumah tangga usaha

tanaman pangan dan peternakan.

PENDAHULUAN 1

2|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

1.3. Landasan Hukum

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683);

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854);

c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan

Pusat Statistik;

d. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah; dan

e. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.

1.4. Cakupan

SOUT2017 dilakukan di 34 provinsi wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Cakupan komoditas tanaman pangan meliputi 8 (delapan)

komoditas, yaitu: padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai, kacang tanah,

kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Sementara itu, cakupan komoditas

peternakan meliputi 12 (dua belas) komoditas, yaitu: kerbau, sapi perah, sapi

potong, babi, domba, kambing, ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam ras

petelur, itik, itik manila, dan kelinci potong.

1.5. Instrumen yang Digunakan

1) Sketsa Peta Blok Sensus SE2016-WB atau ST2013-WB atau SP2010-WB

Peta SE2016-WB adalah peta blok sensus hasil updating pemetaan tahun

2015. Peta ST2013-WB adalah peta blok sensus hasil updating pemetaan

tahun 2012-2013. Peta SP2010-WB adalah peta blok sensus hasil pemetaan

tahun 2008 dan 2009. Peta digunakan sebagai dasar untuk mengenali

wilayah kerja, panduan cakupan area pada saat pendaftaran rumah tangga,

dan petunjuk lokasi rumah tangga terpilih sampel pada saat pencacahan

sampel. Peta dasar yang digunakan harus sesuai dengan kondisi di

lapangan. Oleh karena itu, peta yang digunakan adalah peta blok sensus

kondisi terbaru yang belum ada gambar bangunan fisik maupun lokasi

rumah tangga.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|3

2) Daftar Sampel Blok Sensus

Daftar ini berisi sampel blok sensus terpilih yang akan menjadi wilayah

kerja petugas pencacah dan petugas pengawas.

3) Daftar SOUT2017-L

Daftar SOUT2017-L adalah daftar yang memuat nama-nama kepala rumah

tangga beserta alamat (SLS, nama jalan, dsb) hasil ST2013 atau SP2010

atau survei terakhir yang dilakukan BPS dalam suatu blok sensus. Daftar ini

digunakan untuk melakukan pendaftaran rumah tangga pada blok sensus

serta identifikasi rumah tangga yang mengusahakan tanaman pangan dan

peternakan dalam satu blok sensus. Satu Daftar SOUT2017-L digunakan

untuk satu blok sensus.

4) Daftar SOUT2017-DSRT

Daftar ini berisi sampel rumah tangga usaha tanaman pangan dan/atau

peternakan terpilih dan keterangan hasil pencacahan.

5) Daftar SOUT2017-SPD.S

Daftar ini digunakan untuk melakukan pencacahan satu rumah tangga

usaha tanaman pangan padi terpilih yang tercantum dalam Daftar

SOUT2017-DSRT. Data yang dicatat dalam daftar SOUT2017-SPD.S adalah

keterangan dari usaha tanaman padi oleh rumah tangga.

6) Daftar SOUT2017-SPW.S

Daftar ini digunakan untuk melakukan pencacahan satu rumah tangga

usaha tanaman pangan palawija terpilih yang tercantum dalam Daftar

SOUT2017-DSRT. Data yang dicatat dalam daftar SOUT2017-SPW.S adalah

keterangan dari usaha tanaman palawija oleh rumah tangga.

7) Daftar SOUT2017-STU.S

Daftar ini digunakan untuk melakukan pencacahan satu rumah tangga

usaha ternak terpilih yang tercantum dalam Daftar SOUT2017-DSRT. Data

yang dicatat dalam daftar SOUT2017-STU.S adalah keterangan dari ternak

terpilih yang dipelihara oleh rumah tangga, bukan dari satu orang peternak

saja.

8) Buku Pedoman Pencacah Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman

Pangan (SOUT2017-SPD/SPW.PCS)

Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pencacah dalam melakukan

pencacahan rumah tangga usaha tanaman pangan.

9) Buku Pedoman Pencacah Survei Struktur Ongkos Usaha Peternakan

(SOUT2017-STU.PCS)

Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pencacah dalam melakukan

4|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

pencacahan rumah tangga usaha peternakan.

10) Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Struktur Ongkos Usaha

Tanaman Pangan (SOUT2017-SPD/SPW.PMS)

Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pengawas/pemeriksa dalam

melakukan pengawasan lapangan dan pemeriksaan dokumen SOUT2017-

SPD.S dan dokumen SOUT2017-SPW.S

11) Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Struktur Ongkos Usaha

Peternakan (SOUT2017-STU.PMS)

Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pengawas/pemeriksa dalam

melakukan pengawasan lapangan dan pemeriksaan dokumen SOUT2017-

STU.S.

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan SOUT 2017

No. Kegiatan Jadwal

(1) (2) (3)

1. Persiapan November 2015 – Maret 2017

2. Workshop Intama 13 – 14 Februari 2017

3. Pelatihan Innas 20 – 23 Februari 2017

4. Pelatihan Inda 6 – 9 Maret 2017

5. Pelatihan Petugas 13 – 24 Maret 2017

6. Pelaksanaan Pendaftaran Rumah

Tangga

1 – 14 April 2017

7. Pengolahan Hasil Pendaftaran 8 – 21 April 2017

8. Pengambilan Sampel Rumah Tangga 21 – 25 April 2017

9. Pelaksanaan Pencacahan Rumah

Tangga

1 Mei – 30 Juni 2017

10. Pengolahan Hasil pencacahan Juni – Agustus 2017

11. ARC 17 November 2017

1.6. Jadwal Kegiatan

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|5

2.1. Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah

Pengarah pelaksanaan SOUT2017 secara keseluruhan adalah Kepala BPS.

Ketua merangkap Penanggung jawab bidang teknis untuk kegiatan pelaksanaan

adalah Deputi Bidang Statistik Produksi, sedangkan Pejabat Eselon I terkait

sebagai penanggung jawab bidang lainnya. Koordinator bidang teknis

SOUT2017 adalah Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan

Perkebunan (STPHP) dan Direktur Statistik Peternakan, Perikanan, dan

Kehutanan (SP2K), sedangkan Pejabat Eselon II terkait lainnya sebagai

koordinator sesuai bidangnya.

Penanggung jawab secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS

Provinsi. Penanggung jawab bidang teknis adalah Kepala Bidang Statistik

Produksi, sedangkan Pejabat Eselon III lainnya sebagai penanggung jawab

sesuai tugas dan fungsinya. Koordinator bidang teknis SOUT2017 adalah Kepala

Seksi Statistik Pertanian, sedangkan Pejabat Eselon IV terkait lainnya sebagai

koordinator sesuai tugas dan fungsinya.

Penanggung Jawab secara keseluruhan di tingkat kabupaten/kota adalah

Kepala BPS Kabupaten/Kota. Koordinator bidang teknis adalah Kepala Seksi

Statistik Produksi. Pejabat Eselon IV lainnya sebagai koordinator sesuai tugas

dan fungsinya.

2.2. Petugas Pencacah SOUT2017

Beban petugas pencacah (PCS) sekitar 4 (empat) blok sensus untuk

pelaksanaan pendaftaran (listing), dan sekitar 60 s.d. 80 rumah tangga untuk

pelaksanaan pencacahan rumah tangga. Petugas pencacah bisa lintas

kecamatan. Sekitar 3 (tiga) orang PCS diawasi oleh 1 (satu) orang

Pengawas/pemeriksa (PMS).

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Lapangan

ORGANISASI LAPANGAN 2

PCS PCS PCS

PMS

6|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

2.2.1. Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Pencacah (PCS)

PCS mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang sebagai berikut:

1) Mengikuti pelatihan SOUT2017 selama 4 (empat) hari efektif.

2) Menerima instrumen pelatihan dari Panitia Pelatihan, berupa Peta

SE2016-WB atau ST2013-WB atau SP2010-WB, Daftar Sampel Blok Sensus,

Daftar SOUT2017-L, Daftar SOUT2017-DSRT, Daftar SOUT2017-SPD.S,

Daftar SOUT2017-SPW.S, Daftar SOUT2017-STU.S, Buku Pedoman

Pencacahan Tanaman Pangan (SOUT2017-SPD/SPW.PCS), dan Buku

Pedoman Pencacahan Peternakan (SOUT2017-STU.PCS).

3) Menerima instrumen pelaksanaan pendaftaran dari PMS, berupa Peta

SE2016-WB atau ST2013-WB atau SP2010-WB dan Daftar SOUT2017-L.

4) Bersama dengan PMS, mengenali batas-batas blok sensus yang akan

dilakukan kegiatan pendaftaran rumah tangga yang menjadi tanggung

jawabnya.

5) Bersama dengan PMS, melakukan koordinasi dengan penguasa wilayah dan

Ketua SLS setempat untuk menginformasikan kegiatan lapangan SOUT2017.

6) Melakukan pendaftaran seluruh rumah tangga dalam suatu BS dengan

Daftar SOUT2017-L.

7) Menggambarkan simbol bangunan fisik dan menuliskan nomor urut

bangunan fisik pada peta blok sensus.

8) Menyerahkan dokumen hasil pendaftaran rumah tangga kepada PMS,

berupa Peta SE2016-WB atau ST2013-WB atau SP2010-WB yang telah diberi

simbol dan Daftar SOUT2017-L yang telah diisi.

9) Menerima, memperbaiki, dan menyerahkan kembali Peta SE2016-WB atau

ST2013-WB atau SP2010-WB dan Daftar SOUT2017-L yang dinyatakan salah

oleh PMS.

10) Butir 9) terus dilakukan sampai Peta SE2016-WB atau ST2013-WB atau

SP2010-WB dan isian Daftar SOUT2017-L dinyatakan tidak ada yang salah

oleh PMS

11) Menerima instrumen pelaksanaan pencacahan dari PMS, berupa Peta

SE2016-WB atau ST2013-WB atau SP2010-WB yang telah diberi simbol,

Dalam melaksanakan tugas, seluruh Petugas Lapangan SOUT2017

harus membawa Surat Tugas

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|7

Daftar SOUT2017-DSRT, Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar

SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S.

12) Jika diperlukan, bersama dengan PMS, mengenali batas-batas blok sensus

yang akan dilakukan kegiatan pencacahan rumah tangga yang menjadi

tanggung jawabnya.

13) Melakukan pencacahan rumah tangga usaha tanaman pangan dengan

Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017-SPW.S dan/atau

pencacahan rumah tangga usaha peternakan dengan Daftar SOUT2017-

STU.S.

14) Memeriksa kelengkapan isian Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar

SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S.

15) Mengisi rekapitulasi hasil pencacahan pada Daftar SOUT2017-DSRT.

16) Memeriksa kesesuaian isian antara Daftar SOUT2017-DSRT dengan Daftar

SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar

SOUT2017-STU.S.

17) Menyerahkan dokumen hasil pencacahan kepada PMS, berupa Peta

SE2016-WB atau ST2013-WB atau SP2010-WB yang telah diberi simbol,

Daftar SOUT2017-DSRT, Daftar SOUT2017-SPD.S yang telah diisi, dan/atau

Daftar SOUT2017-SPW.S yang telah diisi, dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S

yang telah diisi.

18) Menerima, memperbaiki, dan menyerahkan kembali Daftar SOUT2017-

SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S

yang dinyatakan salah oleh PMS.

19) Butir 18) terus dilakukan sampai isian Daftar SOUT2017-SPD.S, Daftar

SOUT2017-SPW.S, dan Daftar SOUT2017-STU.S dinyatakan tidak ada yang

salah oleh PMS.

20) Mematuhi mekanisme, tahapan, dan jadwal waktu yang ditentukan.

21) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh PMS atau perintah langsung

maupun tidak langsung dari Pimpinan BPS Kabupaten/Kota, serta petunjuk

dalam buku pedoman.

8|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|9

Dalam kegiatan Survei Struktur Ongkos Usaha Pertanian Tanaman

Pangan dan Peternakan (SOUT2017), pelaksanaan lapangan dilakukan dengan 2

(dua) kali kunjungan. Pertama, melakukan pendaftaran seluruh rumah tangga

dalam blok sensus terpilih. Kedua, melakukan pencacahan sampel rumah

tangga terpilih.

Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan Lapangan SOUT2017

3 TATA CARA PELAKSANAAN LAPANGAN

10|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

3.1. Tahapan Pendaftaran Rumah Tangga

Kunjungan pertama dilakukan PCS untuk melakukan pendaftaran rumah

tangga. Pendaftaran rumah tangga Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman

Pangan dan Peternakan (SOUT) Tahun 2017 bertujuan untuk memperoleh daftar

nama dan alamat rumah tangga yang lengkap dan mutakhir sekaligus

mendapatkan informasi pengusahaan tanaman pangan dan peternakan yang

akan digunakan sebagai kerangka sampel rumah tangga. Pendaftaran rumah

tangga ini dilakukan dengan berpanduan pada data awal nama dan alamat

rumah tangga yang tercetak (pre-printed) hasil Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

atau Sensus Penduduk 2010 (SP2010) atau hasil survei terakhir yang dilakukan

BPS. Penggunaan daftar rumah tangga hasil sensus dimaksudkan agar cakupan

(coverage) rumah tangga dalam blok sensus dapat dioptimalkan. Instrumen

yang digunakan dalam pendaftaran rumah tangga adalah Peta SE2016-WB atau

ST2013-WB atau SP2010-WB dan Daftar SOUT2017-L.

3.1.1 Metode Pendaftaran Rumah Tangga

Pendaftaran rumah tangga dilakukan secara “door to door” dengan beban

tugas sekitar 4 (empat) blok sensus untuk setiap petugas. Metode “door to door”

adalah melakukan kunjungan ke setiap bangunan tempat tinggal rumah tangga

dalam blok sensus secara berurutan. Cakupan rumah tangga yang dikunjungi

adalah seluruh rumah tangga dalam blok sensus baik yang tercantum maupun

yang belum tercantum pada Daftar SOUT2017-L. Pengumpulan data dilakukan

dengan wawancara langsung kepada kepala rumah tangga atau anggota rumah

tangga yang benar-benar mengetahui tentang karakteristik kegiatan pertanian

yang ada di rumah tangganya sesuai Daftar SOUT2017-L.

3.1.2 Prosedur Pengenalan Wilayah Kerja

Penelusuran wilayah kerja dilakukan oleh PCS sebelum melakukan

pendaftaran rumah tangga,dengan tahapan sebagai berikut:

1) Tuliskan nama kegiatan “SOUT2017” pada judul peta sehingga menjadi

“SKETSA PETA BLOK SENSUS SOUT2017”.

2) Mengunjungi ketua/pengurus SLS untuk mendapatkan izin bertugas di

wilayah tersebut dengan membawa surat tugas dari BPS Kabupaten/Kota.

Tanyakan posisi rumah tangga pertama yang tercantum pada Daftar

SOUT2017, kemudian PCS memberi simbol kotak () pada posisi

bangunan fisik rumah tangga pertama tersebut di peta blok sensus;

3) Menelusuri wilayah kerja dengan membawa peta blok sensus;

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|11

4) Mengenali arah utara, batas luar blok sensus, jalan, dan landmark

(bangunan yang mudah dikenali sebagai batas seperti rumah ibadah,

sekolah, kantor, dsb.). Periksa ketepatan posisi landmark dan tambahkan

landmark pada batas luar SLS dan batas luar blok sensus bila belum ada.

Perhatikan dengan seksama batas terluar blok sensus, karena hal ini

berkaitan dengan cakupan rumah tangga dalam blok sensus tersebut.

Apabila terdapat ketidaksesuaian antara batas terluar peta blok sensus

dengan rumah tangga yang tercakup dalam Daftar SOUT2017-L, PCS harus

memastikan batas terluar blok sensus tersebut;

5) Jika ditemui ketidaksesuaian arah utara, batas luar blok sensus, jalan, dan

landmark penting lainnya (rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb.), PCS

memperbaiki dan/atau melengkapi arah utara, batas luar blok sensus, jalan,

dan landmark penting lainnya (rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb.) dengan

menggunakan simbol yang tercantum pada legenda sesuai keadaan di

lapangan;

6) PCS merencanakan kegiatan pendaftaran rumah tangga dengan cermat

agar seluruh rumah tangga dalam blok sensus tersebut tidak terlewat

cacah atau tercacah lebih dari satu kali;

7) Melakukan identifikasi karakter masyarakat dan menyusun rencana untuk

menyesuaikan diri (waktu berkunjung, dan lain-lain).

3.1.3 Prosedur Pendaftaran Rumah Tangga

Pendaftaran rumah tangga usaha tanaman pangan dan peternakan di

setiap blok sensus dilakukan oleh seorang PCS di bawah pengawasan seorang

PMS. Pendaftaran seluruh rumah tangga pada blok sensus dilakukan dengan

menggunakan Daftar SOUT2017-L. Informasi yang dikumpulkan adalah

keberadaan rumah tangga dengan berbagai kondisi saat ini dibandingkan

kondisi awal yang tercatat pada Daftar SOUT2017-L (ditemukan, ganti kepala

rumah tangga, pindah dalam blok sensus, baru, bergabung dengan rumah

tangga lain, pindah ke luar blok sensus, dan tidak ditemukan) dan informasi

pengusahaan tanaman pangan dan peternakan. Prosedur yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1) Kunjungi rumah tangga yang tercantum pada Daftar SOUT2017-L dimulai

dari rumah tangga pertama yang tercantum pada daftar tersebut;

2) Pada bangunan tempat tinggal yang dikunjungi, lakukan pendaftaran

keberadaan rumah tangga berdasarkan informasi yang sudah tercetak

pada Daftar SOUT2017-L. Jika rumah tangga tersebut ditemukan, ganti

12|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

kepala rumah tangga, pindah dalam blok sensus, baru (Daftar SOUT2017-L

Kolom (6) berkode 1 atau 2 atau 3 atau 4), selesaikan wawancara hingga

seluruh pertanyaan pada Daftar SOUT2017-L Blok V selesai, lalu dilanjutkan

ke rumah tangga berikutnya;

3) Jika urutan lokasi rumah tangga pada Daftar SOUT2017-L tidak sesuai

dengan kondisi di lapangan, maka PCS dapat mengunjungi rumah tangga

sesuai dengan lokasi rumah tangga yang berdekatan terlebih dahulu secara

berurutan. Pemberian nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran (Daftar

SOUT2017-L Blok V Kolom (7)) sesuai urutan kunjungan ke setiap rumah

tangga;

4) Apabila rumah tangga yang dikunjungi belum dapat diwawancarai,

lanjutkan ke rumah tangga berikutnya. Sebelum periode pencacahan

berakhir, pencacah harus kembali ke rumah tangga tersebut.

5) Apabila pada saat pendaftaran ditemukan rumah tangga yang tidak

tercantum pada Daftar SOUT2017-L (rumah tangga baru), maka rumah

tangga baru tersebut dituliskan pada baris kosong setelah baris terakhir

yang terisi dengan cara:

a. Jika rumah tangga baru tersebut menempati bangunan fisik baru maka

pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensus mengikuti

bangunan fisik dan sensus terdekat sebelumnya dengan pemberian

akhiran berupa abjad A, B, C, dst.

b. Jika rumah tangga baru yang menempati bangunan fisik lama maka

pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensusnya mengikuti

nomor bangunan fisik dan sensus yang lama.

6) Jika nama kepala rumah tangga yang tercetak pada Daftar SOUT2017-L

Blok V Kolom (4) sudah pindah atau ganti penghuni, maka isian nama

kepala rumah tangga pada Kolom (4) tidak perlu diubah. Rumah tangga

pengganti (rumah tangga baru) dicatat dengan mekanisme seperti pada

butir 5).

7) Setelah selesai pendaftaran untuk satu rumah tangga, gambarkan simbol

bangunan fisik rumah tangga tersebut pada peta blok sensus berupa kotak

kosong (). Kemudian beri nomor urut bangunan fisik hasil pendaftaran

rumah tangga sesuai yang dicatat pada Blok V Kolom (1).

8) Lakukan pendaftaran rumah tangga dalam satu segmen terlebih dahulu

lalu lanjutkan ke rumah tangga yang terdekat pada segmen berikutnya

dalam blok sensus yang sama. Pendaftaran dalam satu blok sensus harus

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|13

diselesaikan secara lengkap baik cakupan maupun isian Daftar SOUT2017-L

dan peta blok sensus.

9) Periksa kelengkapan isian, konsistensi antar rincian dan konsistensi antara

Daftar SOUT2017-L dengan peta blok sensusnya sebelum PCS

menyerahkan dokumen tersebut kepada PMS.

Tata cara pengisian Daftar SOUT2017-L disampaikan pada Bab IV

(Pengisian Daftar SOUT2017-L). Selanjutnya, PCS menunggu Daftar SOUT2017-

DSRT untuk melakukan kunjungan ke-2 yaitu pencacahan rumah tangga sampel

terpilih.

14|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Gambar 3.2 Peta Blok Sensus Sebelum Pendaftaran

Gambar 3.3 Peta Blok Sensus Setelah Pendaftaran

SOUT2017

SOUT2017

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|15

Gambar 3.4 Diagram Alir Tahapan Pendaftaran Rumah Tangga

Selesai

Apakah seluruh rumah tangga

pada blok sensus sudah

dikunjungi?

Tidak

Ya

Ya

Mengunjungi bangunan

tempat tinggal rumah tangga

Pengenalan wilayah kerja

petugas (PCS dan PMS)

Catat kondisi keberadaan rumah tangga

tersebut pada Blok V Kolom (6)

Tidak Catat nama, alamat kepala

rumah tangga, dan kondisi

keberadaan rumah tangga

tersebut pada Blok V Kolom (6)

Kumpulkan informasi kegiatan usaha

tanaman pangan dan peternakan

rumah tangga tsb pada Blok V

Gambarkan posisi lokasi BF rumah

tangga tsb pada peta blok sensus dan

lengkapi dengan nomor urut sesuai

Kolom (1)

Memutakhirkan peta blok

sensus sesuai kondisi

lapangan Mulai

Apakah rumah tangga pada

bangunan tsb tercatat pada

Daftar SOUT2017-L?

16|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

3.2 Tahapan Pencacahan Rumah Tangga Sampel

Kunjungan ke-2 (pencacahan rumah tangga sampel) dilakukan setelah

PCS menerima Daftar SOUT2017-DSRT dari PMS. Pencacahan sampel rumah

tangga Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan (SOUT)

Tahun 2017 bertujuan untuk memperoleh data profil pengusahaan,

biaya/ongkos produksi, nilai produksi, kelembagaan, dan sosial ekonomi rumah

tangga usaha tanaman pangan dan peternakan. Pencacahan sampel rumah

tangga ini dilakukan dengan berpanduan pada Daftar SOUT2017-DSRT dan

Peta SE2016-WB atau Peta ST2013-WB atau Peta SP2010-WB Hasil Pendaftaran

(Sketsa Peta Blok Sensus SOUT2017).

3.2.1 Identifikasi posisi bangunan fisik rumah tangga sampel pada peta

blok sensus

Sebelum pelaksanaan pencacahan, PCS harus memberi tanda panah ()

yang mengarah pada simbol posisi bangunan fisik rumah tangga sampel

SOUT2017 pada peta blok sensus hasil pendaftaran rumah tangga pada blok

sensus terpilih. Pemberian tanda tersebut dimaksudkan agar peta blok sensus

ini dapat digunakan sebagai acuan dalam mencari lokasi rumah tangga sampel

SOUT2017. Prosedur pemberian tanda panah () pada peta sebagai berikut:

1. Siapkan peta blok sensus hasil pendaftaran blok sensus terpilih.

2. Cari simbol posisi bangunan fisik rumah tangga sampel sesuai dengan

nomor urut bangunan fisik yang tercantum pada Daftar SOUT2017-DSRT

Blok III Kolom (1).

3. Beri tanda panah () yang mengarah pada simbol posisi bangunan fisik

rumah tangga sampel.

3.2.2 Identifikasi Batas Wilayah Kerja

Identifikasi batas wilayah kerja yang kedua ini dilakukan jika diperlukan,

dengan tahapan sebagai berikut:

1) Mengunjungi ketua/pengurus SLS untuk mendapatkan izin bertugas di

wilayah tersebut dengan membawa surat tugas dari BPS Kabupaten/Kota.

2) Memberikan penjelasan ringkas kepada ketua/pengurus SLS tentang

maksud, tujuan, dan pelaksanaan survei, serta menanyakan informasi

mengenai karakter masyarakat dan menyusun rencana untuk menyesuaikan

diri (waktu berkunjung, dll).

4. Melakukan identifikasi batas wilayah kerja dengan membawa peta blok

sensus yang menjadi tanggung jawabnya.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|17

Gambar 3.5 Peta Blok Sensus Hasil Pendaftaran SOUT2017

Setelah Diberi Tanda Posisi Bangunan Fisik Rumah Tangga Sampel

3.2.3 Pencacahan Rumah Tangga Sampel

Pencacahan rumah tangga sampel dilakukan dengan mengunjungi

seluruh rumah tangga sampel yang tercetak pada Daftar SOUT2017-DSRT.

Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Kunjungi rumah tangga yang tercantum pada Daftar SOUT2017-DSRT

dimulai dari nomor urut sampel rumah tangga sampel pertama yang

menjadi beban tugasnya.

2) Jika rumah tangga sampel terpilih sebagai sampel beberapa komoditas

jelaskan kepada responden bahwa waktu pencacahan membutuhkan waktu

yang agak lama.

3) Pada setiap rumah tangga yang dikunjungi, lakukan wawancara langsung

kepada pengelola usaha sampel terpilih SOUT2017 dengan menggunakan

Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar

SOUT2017-STU.S.

4) Sebelum meninggalkan tempat tinggal responden, pastikan seluruh

pertanyaan sudah ditanyakan dan terisi dengan benar.

SOUT2017

18|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

5) Apabila rumah tangga yang dikunjungi belum dapat diwawancarai,

lanjutkan pencacahan ke rumah tangga berikutnya. Sebelum periode

pencacahan berakhir, pencacah harus mengunjungi kembali rumah tangga

tersebut untuk melakukan wawancara.

6) Lakukan pencacahan seluruh rumah tangga sampel terpilih dalam 1 blok

sensus hingga selesai terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pencacahan

untuk rumah tangga sampel terpilih pada blok sensus berikutnya yang

menjadi tugas PCS. Tata cara pengisian Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau

Daftar SOUT2017-SPW.S disampaikan pada Bab VII (Pengisian Daftar

SOUT2017-SPD/SPW.S).

7) Daftar SOUT2017-DSRT dan peta blok sensus harus diserahkan kembali

kepada PMS bersama-sama dengan hasil pencacahan Daftar SOUT2017-

SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S.

3.2.4 Rumah Tangga Sampel Terpilih

Pemilihan sampel rumah tangga berdasarkan informasi rumah tangga

usaha hasil pendaftaran usaha komoditas tanaman pangan dan peternakan

yang dilaksanakan 1 bulan sebelum pencacahan sampel terpilih. Karena adanya

jarak waktu tersebut, ada kemungkinan terjadi beberapa perubahan baik dari

sisi keberadaan rumah tangga maupun keberadaan usaha tanaman pangan

dan/atau peternakan pada rumah tangga terpilih. Solusi terkait kondisi tersebut

sebagai berikut:

1) Apabila rumah tangga terpilih terpecah menjadi beberapa rumah tangga

usaha tanaman pangan dan/atau peternakan masih berada dalam blok

sensus yang sama, cukup dipilih satu rumah tangga, yaitu rumah tangga di

mana kepala rumah tangga yang lama menjadi anggotanya. Apabila rumah

tangga tersebut (kepala rumah tangga lama) bukan lagi rumah tangga

usaha tanaman pangan atau peternakan terpilih, maka dipilih rumah

tangga usaha tanaman pangan atau peternakan terpilih pecahannya yang

lokasinya terdekat.

2) Apabila rumah tangga terpilih ternyata bukan rumah tangga usaha

tanaman pangan atau peternakan terpilih, maka rumah tangga tersebut

tidak perlu dicacah dan beri kode “4” (bukan rumah tangga usaha terpilih),

dan tuliskan keterangan tersebut pada Daftar SOUT2017-DSRT Blok III dan

Daftar SOUT2017-SPD.S Blok Catatan atau pada Daftar SOUT2017-SPW.S

Blok Catatan atau Daftar SOUT2017-STU.S Blok Catatan. Dalam hal ini

harus dilaporkan pada Pengawas (PMS).

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|19

3.3. Tata Cara Wawancara

Dalam melakukan kunjungan/wawancara dengan rumah tangga

perhatikan tata cara berikut:

1) Usahakan agar kunjungan dapat diatur sedemikian rupa sehingga

responden ada di rumah pada saat petugas datang untuk melakukan

wawancara.

2) Dalam melaksanakan pencacahan, akan dijumpai berbagai sikap

responden, sebagian diantaranya terus terang (jujur) dan senang

membantu, beberapa orang ragu-ragu dan tidak tegas, serta sebagian lagi

curiga dan dengan sikap menentang. Gunakan kecakapan, kesabaran, dan

sikap bijaksana agar wawancara berhasil.

3) Tidak seorangpun diperkenankan untuk menemani pencacah kecuali

pemeriksa dan atau atasannya.

4) Sebelum memasuki rumah untuk mengadakan wawancara, harap minta izin

dengan mengucapkan salam, mengetuk pintu atau dengan cara lain yang

biasa berlaku di daerah setempat.

5) Tunjukkan selalu sikap ramah dan sopan.

6) Mulailah setiap wawancara dengan memperkenalkan diri dengan

menjelaskan maksud kedatangan. Bila perlu tunjukkan surat tugas/ tanda

pengenal.

7) Sebelum melakukan wawancara beri penjelasan tentang pentingnya

memberikan keterangan yang benar dan yakinkan kepada responden

mengenai kerahasiaan keterangan yang dikumpulkan.

8) Tegaskan bahwa keterangan yang dikumpulkan hanya akan digunakan

untuk keperluan perencanaan pembangunan dan tidak ada sangkut paut

dengan penyidikan dan pajak.

9) Kerjasama dengan responden perlu diperhatikan, sehingga mereka tidak

segan-segan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan tepat.

10) Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu responden, dan jawablah pertanyaan

responden dengan tepat dan jelas.

11) Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang

diberikan responden atau kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang dalam

menghadapi suasana yang tidak diinginkan.

12) Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang

menyimpang dari pelaksanaan survei, kembalikan secara bijaksana

20|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

pembicaraan ke arah daftar isian dan usahakan mendapatkan keterangan

yang diperlukan.

13) Setelah selesai melakukan wawancara, jangan lupa mengucapkan terima

kasih atas bantuan responden. Katakan kepada responden, kemungkinan

ada petugas yang akan datang kembali untuk mendapatkan keterangan

tambahan. Kemudian lanjutkan pada rumah tangga usaha peternakan

terpilih berikutnya.

14) Lakukan kunjungan ulang jika memang diperlukan. Hal ini mungkin terjadi

karena pada kunjungan pertama tidak berhasil mendapatkan semua

keterangan yang diperlukan.

3.4. Tata Tertib Pengisian Daftar

Tata tertib pengisian daftar adalah sebagai berikut:

1) Semua pengisian daftar harus dengan pensil hitam.

2) Kata-kata harus dituliskan dalam huruf balok (huruf cetak) dengan jelas

dan tidak boleh disingkat agar mudah dibaca, kecuali singkatan yang

sudah baku dan nama yang terlalu panjang. Angka harus ditulis dengan

angka biasa (bukan angka romawi).

3) Telitilah setiap daftar yang telah diisi dan perbaiki bila terdapat kesalahan

pengisian, sebelum diserahkan kepada pemeriksa.

4) Definisi dan cara pengisian daftar yang telah ditentukan harus dipedomani

dalam melakukan pencacahan dan tidak boleh diubah.

5) Rahasiakan keterangan yang diperoleh dari responden terhadap orang lain

yang tidak berkepentingan.

Sebelum memulai pengisian Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar

SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S perlu diketahui tata cara

pengisian yang harus dilakukan, yaitu:

a. Menuliskan kata-kata pada tempat yang disediakan. Dalam menuliskan

kata-kata, gunakan huruf balok dengan jelas agar mudah dibaca.

Contoh : Daftar SOUT2017-SPD.S Blok I Rinc. 101

Salah Benar

Provinsi : Provinsi :

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|21

b. Melingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban, kemudian

menuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Lingkari kode

yang sesuai dengan jawaban responden secara benar. Jangan memberikan

lingkaran yang meragukan, jika salah harus dibetulkan dengan cara

menghapus lingkaran.

Contoh : Daftar SOUT2017-SPD.S Blok VB Rinc. 514, varietas benih

utama yang digunakan:

Salah Benar

110. IR-64 110. IR-64

111. Ciherang 111. Ciherang

112. Ciliwung 112. Ciliwung

c. Menuliskan angka-angka pada kotak yang tersedia.

Penulisan angka harus dilakukan dengan angka standar, jelas dan mudah

dibaca. Pengisian angka ke dalam kotak harus rata kanan, seperti dalam

contoh di bawah ini.

Contoh : Daftar SOUT2017-SPD.S Blok VA Rinc. 508:

Salah Benar

d. Berilah angka nol (0) untuk rincian yang telah ditanyakan tetapi tidak ada

isian.

Contoh : Daftar SOUT2017-SPD.S Blok VI Rinc. 614:

Salah Benar

e. Penulisan satuan adalah sebagai berikut :

Penulisan angka harus disesuaikan dengan satuan pada masing-masing

blok dan rincian. Oleh karena itu sebelum menuliskan kedalam kuesioner

harus diperhatikan dengan teliti satuan yang digunakan.

f. Semua isian dalam Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017-

SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S adalah dalam bilangan bulat

0 0 0

0 0 0 4

0 -

0 0 5

0 0 9 - -

0 0 0 4

- 0 0 5 0 0 0 5

0 0 9

1 1 1 1 1 1

22|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

(dibulatkan), untuk memudahkan pengisian daftar diberikan beberapa

contoh cara pembulatan sebagai berikut:

1) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya kurang dari setengah

dibulatkan ke bawah.

Contoh : 14,400 dibulatkan 14

13,495 dibulatkan 13

17,450 dibulatkan 17

2) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya lebih dari setengah

dibulatkan ke atas.

Contoh : 12,51 dibulatkan 13

17,515 dibulatkan 18

8,534 dibulatkan 9

3) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya sama dengan setengah

dan didepannya bilangan genap, maka pembulatannya ke bawah.

Contoh : 12,50 dibulatkan 12

74,500 dibulatkan 74

18,5 dibulatkan 18

4) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya sama dengan setengah

dan didepannya bilangan ganjil, maka pembulatannya ke atas.

Contoh : 13,5 dibulatkan 14

15,50 dibulatkan 16

59,500 dibulatkan 60

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|23

Daftar SOUT2017-L digunakan oleh PCS untuk melakukan pendaftaran

seluruh rumah tangga dalam satu blok sensus. Tujuan dari pendaftaran ini untuk

mendapatkan rumah tangga usaha pertanian yang kemudian menjadi dasar

pengambilan sampel untuk mendapatkan rumah tangga komoditas terpilih.

Satu Daftar SOUT2017-L digunakan untuk mendaftar seluruh rumah tangga

dalam satu blok sensus sampel terpilih. Tata cara pengisian Daftar SOUT2017-L

adalah sebagai berikut:

BLOK I. PENGENALAN TEMPAT

Blok ini berisi keterangan tempat yang isiannya telah tercetak (preprinted) mulai

dari nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi

desa/kelurahan, nomor blok sensus, nomor kode sampel, dan nama satuan

lingkungan setempat (SLS).

BLOK II. KETERANGAN PETUGAS

Blok ini berisi keterangan siapa yang bertanggung jawab melakukan

pendaftaran dan pemeriksaan Daftar SOUT2017-L, keterangan waktu

pelaksanaan pendaftaran dan pemeriksaan, serta tanda tangan pencacah dan

pemeriksa.

Rincian 201: Kode Petugas

Tuliskan kode Pencacah dan Pemeriksa pada kolom yang tersedia.

Rincian 202: Nama Petugas

Tuliskan nama lengkap Pencacah dan Pemeriksa pada kolom yang tersedia.

Rincian 203: Tanggal Pendaftaran/Pemeriksaan

Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pendaftaran/pemeriksaan sampai dengan

selesai pendaftaran dalam satu blok sensus pada kolom yang tersedia.

Rincian 204: Tanda Tangan

Sebelum membubuhkan tanda tangan, Pencacah dan Pemeriksa harus

memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar SOUT2017-L. Bubuhkan

tanda tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab

pencacah dan pengawas/pemeriksa. Penanda tangan adalah orang yang benar-

benar telah melakukan tugasnya.

TATA CARA PENGISIAN

DAFTAR SOUT2017-L 4

24|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

BLOK III. REKAPITULASI

Tujuan pengisian Blok III adalah untuk mengetahui rekapitulasi hasil

pendaftaran rumah tangga pada suatu blok sensus. Blok ini diisi setelah

kegiatan pendaftaran dalam satu blok sensus selesai dilakukan. Isian Blok III

disalin dari halaman terakhir Blok V yang terisi atau nomor urut terbesar.

Sebelum mengisi Blok III, petugas pendaftaran harus yakin bahwa isian Blok V

telah diperiksa dengan cermat kebenaran isiannya.

Rincian 301: Jumlah Rumah Tangga Usaha Padi Hibrida

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (9) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 302: Jumlah Rumah Tangga Usaha Padi Inbrida

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (10) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 303: Jumlah Rumah Tangga Usaha Padi Ladang

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (11) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 304: Jumlah Rumah Tangga Usaha Jagung Hibrida

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (12) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 305: Jumlah Rumah Tangga Usaha Jagung Komposit

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (13) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 306: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kedelai

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (14) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 307: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kacang Tanah

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (15) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 308: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kacang Hijau

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (16) terisi pada halaman

terakhir.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|25

Rincian 309: Jumlah Rumah Tangga Usaha Ubi Kayu

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (17) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 310: Jumlah Rumah Tangga Usaha Ubi Jalar

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (18) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 311: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kerbau

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (20) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 312: Jumlah Rumah Tangga Usaha Sapi Perah

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (21) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 313: Jumlah Rumah Tangga Usaha Sapi Potong

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (22) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 314: Jumlah Rumah Tangga Usaha Babi

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (23) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 315: Jumlah Rumah Tangga Usaha Domba

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (24) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 316: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kambing

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (25) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 317: Jumlah Rumah Tangga Usaha Ayam Kampung

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (26) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 318: Jumlah Rumah Tangga Usaha Ayam Ras Pedaging

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (27) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 319: Jumlah Rumah Tangga Usaha Ayam Ras Petelur

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (28) terisi pada halaman

terakhir.

26|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Rincian 320: Jumlah Rumah Tangga Usaha Itik

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (29) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 321: Jumlah Rumah Tangga Usaha Itik Manila

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (30) terisi pada halaman

terakhir.

Rincian 322: Jumlah Rumah Tangga Usaha Kelinci Potong

Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincian C Kolom (31) terisi pada halaman

terakhir.

BLOK IV. CATATAN

Blok ini digunakan untuk mencatat hal-hal yang diperlukan berkaitan dengan

pelaksanaan lapangan.

BLOK V. LUAS TANAM TANAMAN PANGAN DAN JUMLAH TERNAK YANG

DIUSAHAKAN

Blok ini digunakan untuk melakukan pendaftaran seluruh rumah tangga pada

suatu blok sensus. Pada sudut kanan atas setiap lembar Blok V tertera

“Halaman ….dari …..halaman” yang sudah tercetak, dan pada sudut kiri atas

setiap lembar Blok V tertera Kode Identitas Wilayah yang sudah tercetak. Periksa

terlebih dahulu urutan nomor halaman dan kesesuaian identitas wilayah dengan

isian Blok I untuk setiap set Daftar SOUT2017-L sebelum melakukan

pendaftaran.

Kolom (1) s.d. (5): Nomor urut bangunan fisik, nomor urut bangunan

sensus, nomor urut rumah tangga, nama kepala

rumah tangga, dan alamat rumah tangga

Isian kolom ini telah tercetak (preprinted), diperoleh dari hasil pencacahan

ST2013 atau survei terakhir yang dilakukan oleh BPS. Isian Kolom (1), (2), dan (3)

tidak perlu diperbaiki.

Kolom (4) dan/atau Kolom (5) dapat diperbaiki jika nama kepala rumah tangga

dan/atau alamat tidak sesuai dengan kondisi lapangan yang sebenarnya karena

ada kesalahan dalam penulisan nama dan/atau alamat rumah tangga tersebut.

Cara memperbaiki nama dan/atau alamat pada Kolom (4) dan/atau Kolom (5)

yaitu dengan mencoret nama dan/atau alamat yang tercetak kemudian ganti

dengan kondisi saat pencacahan.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|27

Kolom (6): Keberadaan rumah tangga (lihat kode) jika berkode “5”, “6”,

atau “7” STOP

Kolom ini merupakan hasil pendaftaran yang dilakukan oleh pencacah. Kolom

ini diisi dengan kode yang sesuai dengan kondisi keberadaan rumah tangga

yang dikunjungi.

a. Kode1. Ditemukan, adalah kondisi nama kepala rumah tangga dan alamat

pada saat pendaftaran sama dengan nama kepala rumah tangga dan alamat

yang tercetak (preprinted). Termasuk dalam kondisi ini adalah bila nama

kepala rumah tangga berbeda yang diakibatkan karena nama yang tercetak

adalah nama panggilan atau alias dan kesalahan dalam penulisan dalam

pencacahan SP2010/ST2013, dan perbedaan alamat akibat kesalahan

penulisan pada saat pencacahan SP2010/ST2013, sehingga mengakibatkan

kesalahan pada Daftar SOUT2017-L.

b. Kode 2. Ganti Kepala Rumah Tangga, adalah kondisi alamat pada saat

pendaftaran rumah tangga sama dengan alamat yang tercetak tetapi terjadi

pergantian kepala rumah tangga yang diakibatkan nama kepala rumah

tangga yang tercantum pada daftar ini telah pindah, meninggal, atau sebab

lain misalnya bercerai. Termasuk dalam kondisi ini adalah terjadinya

kesalahan pengklasifikasian yang dilakukan oleh petugas SP2010/ST2013.

c. Kode 3. Pindah dalam Blok Sensus, adalah kondisi alamat pada saat

pendaftaran rumah tangga berbeda dengan alamat rumah tangga yang

tercetak (tetapi masih dalam satu blok sensus) sedangkan nama kepala

rumah tangga tetap sama. Tidak termasuk perbedaan alamat rumah tangga

karena terjadi kesalahan penulisan alamat pada saat pencacahan

SP2010/ST2013.

d. Kode 4. Baru, adalah kondisi rumah tangga ditemukan pada saat

pendaftaran tetapi tidak tercetak dalam Daftar SOUT2017-L.

Hal ini bisa diakibatkan karena:

terlewat cacah pada saat pencacahan SP2010/ST2013,

anggota rumah tangga SP2010/ST2013 yang membentuk rumah tangga

baru,

pindahan dari blok sensus lain.

e. Kode 5. Bergabung dengan rumah tangga lain, adalah kondisi nama

kepala rumah tangga yang tercetak beserta anggota rumah tangganya,

ditemukan sebagai anggota rumah tangga pada rumah tangga lain.

f. Kode 6. Pindah Ke Luar Blok Sensus, adalah kondisi rumah tangga yang

nama kepala rumah tangganya tercetak, pada saat pendaftaran tidak

28|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

ditemukan, dan setelah dikonfirmasikan dengan tetangga disekitarnya

diperoleh informasi bahwa rumah tangga tersebut telah pindah tempat

tinggal diluar blok sensus yang sedang dilakukan pendaftaran. Termasuk

pula rumah tangga tunggal yang telah meninggal dunia pada saat

pendaftaran.

g. Kode 7. Tidak Ditemukan, adalah apabila pada saat pendaftaran nama

kepala rumah tangga yang tercetak, rumah tangganya tidak ditemukan di

dalam blok sensus tersebut.

Agar lebih mudah memahami kondisi-kondisi pendaftaran di atas,

perhatikan ilustrasi gambar berikut ini.

Keterangan Gambar 4.1:

Nomor 1. Rumah tangga ditemukan

Nomor 2. Rumah tangga ganti kepala rumah tangga

Nomor 3. Rumah tangga pindah dalam blok sensus

Nomor 4. Rumah tangga baru

Nomor 5. Bergabung dengan rumah tangga lain

Nomor 6. Rumah tangga pindah ke luar blok sensus

Nomor 7. Rumah tangga tidak ditemukan

Kolom (7): Nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran

Jika Kolom (6) berkode 1, 2, 3, atau 4, isikan nomor urut rumah tangga hasil

pendaftaran. Jika Kolom (6) berkode 5, 6, atau 7 maka Kolom (7) dikosongkan.

Isian kolom ini boleh tidak berurut, tergantung pada pelaksanaan lapangannya,

tetapi nomor urut yang dicantumkan pada kolom ini tidak boleh ada yang

Gambar 4.1 Pendaftaran Rumah Tangga Kondisi ST2013 dan Kondisi SOUT2017

Kondisi ST2013 Kondisi SOUT2017

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|29

terlewat atau tercatat lebih dari satu kali. Nomor urut terbesar mencerminkan

banyaknya rumah tangga hasil pendaftaran.

Berikut ini penjelasan pengisian Blok V untuk setiap kondisi pendaftaran:

Apabila rumah tangga ditemukan dan nama kepala rumah tangga yang

tercetak sesuai dengan kondisi saat pendaftaran (meskipun nama panggilan)

maka isikan kode “1” pada Kolom (6), kemudian tuliskan nomor urut rumah

tangga hasil pendaftaran di Kolom (7).

Apabila rumah tangga ditemukan tetapi ganti kepala rumah tangga, coret

isian Kolom (4) yaitu nama kepala rumah tangga, kemudian tuliskan nama

kepala rumah tangga yang baru. Selanjutnya isikan kode “2” pada Kolom (6)

dan tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran di Kolom (7).

Apabila rumah tangga pindah dalam blok sensus, isikan kode “3” pada

Kolom (6) dan tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran di Kolom

(7) pada saat rumah tangga tersebut dikunjungi pada alamat baru.

Apabila yang dikunjungi Pencacah adalah rumah tangga baru maka rumah

tangga baru tersebut dituliskan pada baris kosong setelah baris terakhir yang

terisi dengan cara:

- Jika rumah tangga baru tersebut menempati bangunan fisik baru maka

pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensus mengikuti

bangunan fisik dan sensus terdekat sebelumnya dengan pemberian

akhiran berupa abjad A, B, C, dst.

- Jika rumah tangga baru yang menempati bangunan fisik lama maka

pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensusnya mengikuti

nomor bangunan fisik dan sensus yang lama.

Selanjutnya isikan kode “4” pada Kolom (6) dan tuliskan nomor urut rumah

tangga hasil pendaftaran di Kolom (7).

Apabila rumah tangga ditemukan, tetapi ternyata rumah tangga tersebut

bagian dari anggota rumah tangga lain, maka isikan kode “5” pada Kolom

(6), dan tidak perlu menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran

di Kolom (7)

Apabila rumah tangga pindah ke luar blok sensus, isikan kode “6” pada

Kolom (6) dan tidak perlu menuliskan nomor urut rumah tangga hasil

pendaftaran di Kolom (7).

Apabila rumah tangga tidak ditemukan, isikan kode “7” pada Kolom (6) dan

tidak perlu menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pendaftaran di

Kolom (7).

30|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Rumah tangga adalah sekelompok orang yang biasanya tinggal bersama

dalam suatu bangunan serta pengelolaan, makannya dari satu dapur. Satu

rumah tangga dapat terdiri dari hanya satu anggota rumah tangga.

Anggota rumah tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat

tinggal di suatu rumah tangga (KRT, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang

tua/mertua, famili lain, pembantu rumah tangga yang menginap atau ART

lainnya), baik yang sedang berada di rumah maupun yang sementara tidak

berada di rumah.

Termasuk ART:

1. Bayi yang baru lahir.

2. Tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, meskipun belum berniat

untuk menetap (pindah datang). Termasuk tamu menginap yang belum

tinggal 6 bulan tetapi sudah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih.

3. Orang yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk menetap

(pindah datang).

4. Pembantu rumah tangga, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan

makannya bergabung dengan rumah tangga majikan.

5. Orang yang mondok dengan makan (indekos) jumlahnya kurang dari 10

orang.

6. KRT yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak pulang setiap hari tapi

pulang secara periodik (kurang dari 6 bulan) seperti pelaut, pilot, pedagang

antar pulau, atau pekerja tambang.

Tidak termasuk ART:

1. Anak yang tinggal di tempat lain (luar BS) misalnya untuk sekolah atau

bekerja, meskipun kembali ke orang tuanya seminggu sekali atau ketika

libur, dianggap telah membentuk rumah tangga sendiri atau bergabung

dengan rumah tangga lain di tempat tinggalnya sehari-hari.

2. Seseorang yang sudah bepergian 6 bulan atau lebih, meskipun belum jelas

akan pindah.

3. Orang yang sudah pergi kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk pindah.

4. Pembantu rumah tangga yang tidak tinggal di rumah tangga majikan.

5. Orang yang mondok tidak dengan makan.

6. Orang yang mondok dengan makan (indekos) lebih dari 10 orang.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|31

Contoh Kasus:

Windi Maulina tinggal di Pisangan Baru, Jakarta Timur. Dia bekerja di BPS Pusat.

Setiap hari Sabtu dan Minggu, Windi Maulina "pulang" ke rumah orang tuanya

di Depok. Dalam kasus ini, Windi Maulina dicatat sebagai ART Pisangan

Baru, Jakarta Timur.

Kepala rumah tangga (KRT) adalah salah seorang dari ART yang bertanggung

jawab atas pemenuhan kebutuhan sehari-hari di rumah tangga atau orang yang

dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT.

Penjelasan:

1) KRT yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu, hanya dicatat di salah

satu tempat tinggalnya dimana ia berada paling lama.

2) KRT yang mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah

istri dan anak-anaknya secara berkala (setiap minggu, setiap bulan, setiap 3

bulan, asalkan masih kurang dari 6 bulan), tetap dicatat sebagai KRT di

rumah istri dan anak-anaknya.

3) KRT yang berprofesi sebagai pelaut yang bekerja di kapal berbendera asing

dan lamanya melaut lebih dari 6 bulan, tidak dicatat sebagai KRT di rumah

istri dan anak-anaknya.

Contoh Kasus:

Febrim Sipayung adalah KRT yang bekerja dan tinggal di Jakarta selama hari

kerja. Istri dan anak-anaknya tinggal di Cirebon. Setiap hari Jumat sore ia pulang

ke Cirebon dan kembali ke Jakarta pada Senin pagi. Maka Febrim Sipayung

tetap dicatat sebagai KRT di Cirebon.

Seseorang yang tinggal kurang dari 6 bulan dan tidak berniat

menetap, tetapi telah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau

lebih, maka orang tersebut dicatat di mana dia tinggal pada saat

pencacahan, bukan di rumah asalnya.

Untuk menghindari adanya lewat cacah atau cacah ganda dalam

pencatatan ART, maka kepada setiap rumah tangga perlu ditanyakan,

apakah ART mempunyai tempat tinggal lain selain disini.

32|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Catatan:

Jika diketahui seorang suami mempunyai istri lebih dari satu, maka ia harus

dicatat di salah satu rumah tangga istri dimana dia lebih lama tinggal. Bila

diketahui lamanya tinggal bersama istri-istrinya sama, maka ia dicatat di rumah

istri yang paling lama dinikahi.

Kolom (8) s.d Kolom (18): Pengusahaan Tanaman Padi/Palawija selama

Periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017

Kolom (8): Apakah mengusahakan tanaman padi/palawija: Ya, panen

sendiri atau ditebaskan = ’1’; Ya, diijonkan = ‘2’; Ya, belum

pernah panen = ‘3’; Tidak= ‘-’

Usaha tanaman padi/palawija adalah kegiatan pertanian yang menghasilkan

produk tanaman padi dan palawija dan bukan sebagai buruh tani atau pekerja

keluarga selama setahun yang lalu. Usaha pembibitan tanaman pangan tidak

dicakup dalam kegiatan ini. Komoditas yang dicakup adalah padi sawah, padi

ladang, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar.

Dipanen sendiri adalah pemanenan dilakukan sendiri oleh rumah tangga

petani termasuk menggunakan tenaga kerja dibayar, menggunakan tenaga

kerja tidak dibayar, maupun secara borongan/bawon.

Ditebaskan adalah apabila tanaman dijual dilokasi kepada penebas pada saat

tanaman sudah siap untuk dipanen. Petani akan menerima harga yang sudah

setujui oleh kedua belah pihak dan pelaksanaan panen menjadi tanggung jawab

penebas.

Diijonkan adalah tanaman dijual sebelum masa panen dan pemeliharaannya

dengan pemanenan menjadi tanggung jawab pengijon. Sistem ijon biasanya

dilakukan karena petani membutuhkan uang dengan segera.

Belum pernah panen adalah apabila selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret

2017 petani tidak melakukan panen karena puso atau belum panen karena baru

tanam.

Tidak adalah apabila selama periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017 petani

tidak mengusahakan tanaman padi atau palawija.

Jika Kolom (8) berkode 1 maka lanjut ke Kolom (9) dan

seterusnya, jika Kolom (8) berkode selain 1 maka langsung ke

Kolom (19).

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|33

Kolom (9) s.d (18): Luas tanam dari tanaman yang dipanen sendiri

dan/atau ditebaskan (m2)

Isikan luas tanam dari tanaman yang dipanen sendiri dan/atau ditebaskan dari

panen terakhir pada kolom yang sesuai dengan komoditasnya dalam satuan m2.

Kolom (19) s.d Kolom (31): Pengusahaan Ternak pada 1 April 2017 (Khusus

Ayam Ras Pedaging selama periode 1 April 2016

s.d 31 Maret 2017)

Kolom (19): Apakah mengusahakan ternak: Ya=”1” Tidak=”-”

Isikan kode “1”, jika rumah tangga tersebut mengusahakan ternak. Isikan kode

“-“, jika rumah tangga tersebut tidak mengusahakan ternak.

Usaha peternakan adalah kegiatan pengusahaan ternak (meliputi

pengembangbiakan /penggemukan/pembibitan/pembesaran ternak betina

(rearing)/pemacekan) yang menghasilkan produk peternakan dengan tujuan

sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atas risiko usaha.

Ternak yang dicakup meliputi:

- ternak besar (kerbau, sapi perah, dan sapi potong),

- ternak kecil (babi, domba, dan kambing),

- unggas (ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik, dan itik

manila), dan

- ternak/unggas lainnya (kelinci potong)

Pedagang ternak yang melakukan kegiatan memperjualbelikan ternak yang

bukan hasil pemeliharaan sendiri dengan tujuan memperoleh keuntungan

dengan jangka waktu pemeliharaan kurang dari 2 (dua) bulan tidak dianggap

mengusahakan ternak. Jika ternak yang diperdagangkan belum terjual selama 2

(dua) bulan atau lebih, maka ternak tersebut dicatat sebagai ternak yang

diusahakan dan kegiatannya dianggap sebagai pengusahaan ternak.

Rumah tangga peternakan yang dicakup adalah:

Rumah tangga yang mengusahakan ternak pada tanggal 1 April

2017.

Rumah tangga yang memelihara ayam ras pedaging selama

periode 1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017, meskipun pada tanggal 1

April 2017 sedang pengosongan kandang.

34|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Kolom (20) s.d (31): Jumlah ternak yang diusahakan (ekor)

Isikan jumlah ternak yang diusahakan pada 1 April 2017 sesuai dengan kolom

yang tersedia. Untuk ayam ras pedaging isiannya adalah total jumlah ayam ras

pedaging yang diusahakan selama periode 1 April 2016 s.d 31 Maret 2017

dalam satuan ekor.

Rincian a: Jumlah BARIS TERISI halaman ini.

Isikan jumlah baris terisi pada halaman yang bersangkutan untuk Kolom (8) s.d.

(31). Baris dianggap ada isian, jika berisi kode selain strip (“-“) atau blank (“ “).

Rincian b: Jumlah BARIS TERISI sampai dengan sebelum halaman ini

Isian rincian ini disalin dari Rincian c halaman sebelumnya. Untuk halaman 1,

rincian ini terisi tanda “–“ (strip).

Rincian c: Jumlah BARIS TERISI sampai dengan halaman ini (a + b)

Isian rincian ini merupakan penjumlahan dari Rincian a ditambah dengan

Rincian b pada halaman yang bersangkutan.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|35

Daftar SOUT2017-DSRT digunakan petugas (PCS) sebagai petunjuk untuk

melakukan pencacahan rumah tangga usaha tanaman pangan dan/atau

peternakan terpilih. Tata cara pengisian Daftar SOUT2017-DSRT adalah sebagai

berikut:

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Rincian 101 s.d. 108 sudah tercetak.

BLOK II. REKAPITULASI

Blok ini digunakan untuk rekapitulasi jumlah rumah tangga usaha

tanaman pangan dan peternakan terpilih setiap jenis komoditas dan rekapitulasi

hasil pencacahan.

Rincian 201: Jumlah sampel rumah tangga usaha padi hibrida

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (7). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 202: Jumlah sampel rumah tangga usaha padi inbrida

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (8). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 203: Jumlah sampel rumah tangga usaha padi ladang

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (9). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 204: Jumlah sampel rumah tangga usaha jagung hibrida

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (10). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 205: Jumlah sampel rumah tangga usaha jagung komposit

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (11). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 206: Jumlah sampel rumah tangga usaha kedelai

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (12). Isian

rincian ini sudah tercetak.

TATA CARA PENGISIAN DSRT 5

36|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Rincian 207: Jumlah sampel rumah tangga usaha kacang tanah

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (13). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 208: Jumlah sampel rumah tangga usaha kacang hijau

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (14). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 209: Jumlah sampel rumah tangga usaha ubi kayu

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (15). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 210: Jumlah sampel rumah tangga usaha ubi jalar

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (16). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 211: Jumlah sampel rumah tangga usaha tanaman pangan

Rincian ini merupakan penjumlahan dari Rincian 201 s.d. Rincian 210.

Rincian 212: Jumlah sampel rumah tangga usaha kerbau

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (17). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 213: Jumlah sampel rumah tangga usaha sapi perah

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (18). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 214: Jumlah sampel rumah tangga usaha sapi potong

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (19). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 215: Jumlah sampel rumah tangga usaha babi

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (20). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 216: Jumlah sampel rumah tangga usaha domba

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (21). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 217: Jumlah sampel rumah tangga usaha kambing

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (22). Isian

rincian ini sudah tercetak.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|37

Rincian 218: Jumlah sampel rumah tangga usaha ayam kampung

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (23). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 219: Jumlah sampel rumah tangga usaha ras pedaging

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (24). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 220: Jumlah sampel rumah tangga usaha ayam ras petelur

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (25). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 221: Jumlah sampel rumah tangga usaha itik

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (26). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 222: Jumlah sampel rumah tangga usaha itik manila

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (27). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 223: Jumlah sampel rumah tangga usaha kelinci potong

Rincian ini merupakan jumlah tanda cek () pada Blok III Kolom (28). Isian

rincian ini sudah tercetak.

Rincian 224: Jumlah sampel rumah tangga usaha peternakan

Rincian ini merupakan penjumlahan dari Rincian 212 s.d. Rincian 223.

Rincian 225: Jumlah sampel rumah tangga yang berhasil diwawancarai

Rincian ini diisi dari jumlah rumah tangga yang berkode “1” di samping

tanda tanda cek () pada Blok III Kolom (7) s.d Kolom (28).

Rincian 226: Jumlah sampel rumah tangga yang pindah ke luar blok

sensus

Rincian ini diisi dari jumlah rumah tangga yang berkode “2” di samping

tanda tanda cek () pada Blok III Kolom (7) s.d Kolom (28).

Rincian 227: Jumlah sampel rumah tangga yang tidak dapat

diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan

Rincian ini diisi dari jumlah rumah tangga yang berkode “3” di samping

tanda tanda cek () pada Blok III Kolom (7) s.d Kolom (28).

38|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Rincian 228: Jumlah sampel rumah tangga yang bukan rumah tangga

usaha tanaman/ternak terpilih

Rincian ini diisi dari jumlah rumah tangga yang berkode “4” di samping

tanda tanda cek () pada Blok III Kolom (7) s.d Kolom (28).

Rincian 229: Jumlah sampel rumah tangga yang menolak diwawancarai

Rincian ini diisi dari jumlah rumah tangga yang berkode “5” di samping

tanda tanda cek () pada Blok III Kolom (7) s.d Kolom (28).

BLOK III. KETERANGAN RUMAH TANGGA TERPILIH

Kolom (1) s.d. Kolom (6): Nomor Bangunan Fisik, Nomor Bangunan Sensus,

Nomor Urut Rumah Tangga Hasil Pendaftaran, Nomor Urut

Sampel, Nama Kepala Rumah Tangga, dan Alamat

Isian kolom-kolom ini sudah tercetak. Nama kepala rumah tangga antara

yang tercetak pada Daftar SOUT2017-DSRT Kolom (5) tidak dapat diubah,

meskipun ada perbedaan dengan hasil pencacahan Daftar SOUT2017-SPD.S

dan/atau Daftar SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar SOUT2017-STU.S.

Kolom (7) s.d Kolom (28): Komoditas Terpilih (Bertanda Cek()) dan Kode

Hasil Pencacahan

Pada kolom-kolom ini sudah tercetak tanda cek () yang berarti bahwa

rumah tangga tersebut terpilih sebagai sampel untuk komoditas pada kolom

yang berisi tanda cek (). PCS harus menuliskan kode hasil pencacahan sesuai

Daftar SOUT2017-SPD.S dan/atau Daftar SOUT2017-SPW.S dan/atau Daftar

SOUT2017-STU.S Blok III Rincian 301 di samping kanan tanda cek ().

Kode hasil pencacahan sebagai berikut:

a. Kode 1. Berhasil diwawancarai, apabila rumah tangga berhasil ditemui dan

diwawancarai di lapangan.

b. Kode 2. Pindah ke luar blok sensus, apabila rumah tangga telah pindah

alamat keluar blok sensus.

c. Kode 3. Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu

pencacahan, apabila diperoleh informasi dari sekitarnya bahwa rumah

tangga tidak dapat diwawancarai sampai dengan periode pencacahan

berakhir (rumah tangga sedang bepergian, dinas luar, dalam perawatan di

rumah sakit, dan lain-lain).

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|39

d. Kode 4. Bukan rumah tangga usaha tanaman padi palawija/ternak

terpilih, apabila rumah tangga terpilih bukan rumah tangga yang

mengusahakan tanaman padi palawija atau peternakan.

e. Kode 5. Menolak diwawancarai, apabila rumah tangga sampai dengan

batas waktu pencacahan tidak bersedia memberikan informasi.

Kode komoditas tanaman pangan sebagai berikut:

1103 = Padi Hibrida 1213 = Jagung Hibrida 1203 = Kacang Tanah

1104 = Padi inbrida 1214 = Jagung Komposit 1204 = Kacang Hijau

1102 = Padi Ladang 1202 = Kedelai 1205 = Ubi Kayu

1206 = Ubi Jalar

Kode komoditas peternakan sebagai berikut:

4101 = Kerbau 4202 = Domba 4303 = Ayam Ras Petelur

4103 = Sapi Perah 4203 = Kambing 4304 = Itik

4104 = Sapi Potong 4301 = Ayam Kampung 4305 = Itik Manila

4201 = Babi 4302 = Ayam Ras Pedaging 4406 = Kelinci Potong

BLOK IV. KETERANGAN PETUGAS

Blok ini berisi keterangan identitas pencacah (PCS) dan

pengawas/pemeriksa (PMS). Isikan kode dan nama petugas, tanggal

pencacahan/pemeriksaan, dan tanda tangani sebagai bukti

pertanggungjawaban atas kebenaran isian pada Daftar SOUT2017-DSRT.

Rincian 1: Kode Petugas

Tuliskan kode petugas pada kotak yang tersedia. Kode petugas dibuat

unique dalam satu kabupaten. Kode petugas diinformasikan pada saat pelatihan

petugas.

Rincian 2: Nama Petugas

Tuliskan nama lengkap PCS dan PMS pada kolom yang tersedia.

Rincian 3: Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan

Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pencacahan sampai dengan selesai

dan tanggal mulai pengawasan/pemeriksaan sampai dengan selesai dalam satu

blok sensus pada kolom yang tersedia.

40|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Rincian 4: Tanda Tangan

Sebelum menandatangani Daftar SOUT2017-DSRT, PCS dan PMS harus

memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian. Tanda tangan pada tempat yang

disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacahan dan

pengawasan/pemeriksaan. Penanda tangan adalah orang yang benar-benar

telah melakukan tugasnya.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|41

6.1. Cakupan Komoditas

Komoditas yang dicakup dalam SOUT Tanaman Pangan 2017 adalah padi

hibrida, padi inbrida, padi ladang, jagung hibrida, jagung komposit, kedelai,

kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar.

Pada pencacahan SOUT Tanaman Pangan 2017, padi dan jagung

dibedakan menurut varietas hibrida dan inbrida/komposit karena karakteristik

kegiatan budidayanya berbeda. Secara umum, proses budidaya varietas hibrida

lebih rumit dibanding varietas inbrida/komposit. Proses budidaya yang lebih

Gambar 5.1. Cakupan Komoditas SOUT Tanaman Pangan 2017

Cakupan Komoditas

SOUT Tanaman

Pangan 2017

Padi

Padi Sawah

(1) Hibrida

(2) Inbrida

Padi Ladang

Palawija

Jagung

(1) Hibrida

(2) Komposit

Kedelai

Kacang Tanah

Kacang Hijau

Ubi Kayu

Ubi Jalar

PENJELASAN KOMODITAS 6

42|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

rumit mengakibatkan struktur ongkos budidaya varietas hibrida berbeda secara

signifikan dengan varietas inbrida/komposit.

6.2. Penjelasan Komoditas

Deskripsi komoditas yang dicakup dalam SOUT Tanaman Pangan 2017

disajikan pada tabel berikut:

Komoditas Gambar Deskripsi

Padi

Tanaman padi terdiri dari padi

sawah yang ditanam di sawah

dan padi ladang yang ditanam

di ladang. Seiring dengan

semakin berkembangnya teknik

budidaya, khususnya

perbenihan, kini banyak

varietas padi dengan sifat-sifat

unggul, baik jenis hibrida

maupun inbrida, yang

dibudidayakan petani.

Padi hibrida: varietas padi

yang merupakan produk

persilangan antara dua tetua

padi yang berbeda secara

genetik. Apabila tetua-tetua

diseleksi secara tepat, maka

hibrida turunannya akan

memiliki vigor dan daya hasil

yang lebih tinggi daripada

kedua tetua tersebut. Padi

inbrida: varietas padi selain

padi hibrida disebut padi

inbrida. Benih padi yang

diproduksi dari budidaya padi

hibrida (turunan hibrida)

termasuk padi inbrida.

Perbedaan padi hibrida dan

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|43

padi inbrida serta contoh

masing-masing varietas yang

sudah dilepas (dibudidayakan

oleh petani) bisa dilihat pada

Lampiran 10.

Jagung Secara umum, varietas jagung

yang dibudidayakan di

Indonesia terdiri dari jagung

hibrida dan jagung komposit.

Jagung Hibrida: varietas

jagung yang merupakan

keturunan pertama dari

persilangan yang dihasilkan

dengan mengatur penyerbukan

dan kombinasinya. Varietas

jagung hibrida yang sudah

dilepas antara lain BISI-2, P-21,

BISI-16, BISI-816, dan BIMA.

Jagung Komposit: varietas

jagung selain varietas hibrida

disebut jagung komposit

(termasuk varietas

lokal).Perbedaan jagung hibrida

dan jagung komposit serta

contoh masing-masing varietas

yang sudah dilepas

(dibudidayakan oleh petani)

bisa dilihat pada Lampiran 10.

44|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Kedelai

Tanaman polong-polongan

yang menjadi bahan dasar

banyak makanan dari Asia

Timur seperti kecap, tahu, dan

tempe.

Kacang

Tanah Tanaman polong-polongan

atau legum anggota suku

Fabaceae yang dibudidayakan,

serta menjadi kacang-kacangan

kedua terpenting setelah

kedelai di Indonesia.Tanaman

yang berasal dari benua

Amerika ini tumbuh secara

perdu setinggi 30 hingga 50 cm

(1 hingga 1½ kaki) dengan

daun-daun kecil tersusun

majemuk.

Kacang

hijau

Tanaman budidaya dan

palawija yang dikenal luas di

daerah tropika. Tumbuhan

yang termasuk suku polong-

polongan (Fabaceae) ini

memiliki banyak manfaat dalam

kehidupan sehari-hari sebagai

sumber bahan pangan

berprotein nabati tinggi.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|45

Ubi Kayu

Tanaman perdu tahunan

tropika dan subtropika dari

suku Euphorbiaceae. Umbinya

dikenal luas sebagai makanan

pokok penghasil karbohidrat

dan daunnya sebagai sayuran.

Nama lain dari tanaman ini

adalah singkong dan ketela

pohon.

Ubi Jalar

Sejenis tanaman budidaya.

Bagian yang dimanfaatkan

adalah akarnya yang

membentuk umbi dengan

kadar gizi (karbohidrat) yang

tinggi. Nama lain tanaman ini

adalah ketela rambat.

5.3. Produksi dalam Kualitas Standar

Produksi setiap komoditas yang dicakup dalam SOUT Tanaman Pangan

2017 harus dicatat dalam bentuk kualitas standar. Penjelasan mengenai

produksi dalam kualitas standar untuk setiap komoditas yang dicakup disajikan

pada tebel berikut:

46|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Komoditas Kualitas Produksi Kualitas

Standar Gambar Deskripsi

Padi

Gabah kering panen

(GKP): hasil tanaman padi

yang telah dilepas dari

tangkainya dengan cara

perontokkan, dikeringkan,

dan dibersihkan yang

memiliki kadar air

maksimum 25 %, butir

hampa/kotoran maksimum

10 %, butir kuning/rusak

maksimum 3 %, butir

hijau/mengapur

maksimum 10 % dan butir

merah maksimum 3 %. GKP

Gabah kering giling

(GKG): hasil tanaman padi

yang telah dilepas dari

tangkainya dengan cara

perontokkan, dikeringkan,

dan dibersihkan yang

memiliki kadar air

maksimum 14 %, butir

hampa/kotoran maksimum

3 %, butir kuning/rusak

maksimum 3 %, butir

hijau/mengapur

maksimum 5 % dan butir

merah maksimum 3 %.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|47

Jagung

Ontongan basah: jagung

yang sudah dipanen dan

dipisahkan dari kulitnya.

Jagung dalam bentuk

ontongan masih memiliki

bonggol dan harus

dikeringkan dulu sebelum

dipipil.

Pipilan

kering

Pipilan kering: jagung

yang sudah dipipil.

Produknya dalam bentuk

biji jagung.

Kedelai

Polong kering panen:

kedelai yang siap dikupas

untuk mendapatkan biji

kering. Kedelai dalam

bentuk polong kering

panen masih dalam bentuk

polongan.

Biji

kering

Biji kering: biji kedelai

kering yang sudah

dilepaskan dari polongnya.

48|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Kacang

Tanah

Gelondongan basah:

kacang tanah yang telah

dipanen (dicabut) dan

dipisahkan dari pohonnya,

tapi belum dikeringkan

(masih basah). Kacang

tanah dalam bentuk

gelondongan basah masih

memiliki kulit. Biji

kering

Biji kering: kacang tanah

dalam bentuk biji yang

sudah dilepaskan dari

kulitnya dan dikeringkan.

Kacang

Hijau

Polong basah: kacang

hijau yang telah dipanen

dalam bentuk polong.

Biji

kering

Biji kering: kacang hijau

yang sudah dalam bentuk

biji yang telah dikeringkan.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|49

Ubi Kayu

Umbi basah: ubi kayu

yang telah dipanen,

dibersihkan, dan telah

dilepaskan dari

tanamannya.

Umbi

basah

Ubi jalar

Umbi basah: ubi jalar

yang telah dipanen,

dibersihkan, dan telah

dilepaskan dari

tanamannya.

Umbi

basah

50|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|51

Daftar SOUT2017-SPD.S digunakan untuk mendapatkan informasi

mengenai karakteristik rumah tangga usaha tanaman padi yang meliputi:

pengenalan tempat, keterangan petugas, keterangan pencacahan, keterangan

demografi rumah tangga usaha tanaman padi, keterangan panen dan produksi

usaha tanaman padi terpilih, keterangan karakteristik usaha tanaman padi

terpilih, keterangan ongkos/biaya usaha tanaman padi terpilih, keterangan

umum usaha tanaman padi, keterangan bangunan dan fasilitas tempat tinggal

rumah tangga, keterangan akses makanan rumah tangga, keterangan

penggunaan dan penguasaan lahan, serta keterangan luas panen tanaman padi

pada 2016. Seperti halnya Daftar SOUT2017-SPD.S, Daftar SOUT2017-SPW.S

digunakan untuk mendapatkan informasi yang sama untuk tanaman palawija.

Daftar SOUT2017-SPD.S dan SOUT2017-SPW.S diisi oleh pencacah dan

sebagian oleh pemeriksa. Satu Daftar SOUT2017-SPD.S/SOUT2017-SPW.S

digunakan untuk mencacah 1 (satu) rumah tangga usaha tanaman padi/palawija

(satu jenis tanaman). Jika dalam 1 (satu) rumah tangga terpilih sampel untuk

jenis tanaman padi dan juga untuk jenis palawija maka digunakan masing-

masing 1 (satu) daftar, yakni SOUT2017-SPD.S dan SOUT2017-SPW.S.

7.2. Keterangan yang Dikumpulkan

Keterangan yang dikumpulkan dalam SOUT2017-SPD.S terdiri dari 16

blok yaitu:

Blok I : Pengenalan Tempat

Blok II : Keterangan Petugas Pencacah (PCS)

Blok III : Keterangan Pencacahan

Blok IV : Keterangan Demografi Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi

Terpilih

Blok VA : Keterangan Panen dan Produksi Usaha Tanaman Padi Terpilih

Blok VB : Keterangan Karakteristik Usaha Tanaman Padi Terpilih

Blok VI : Keterangan Ongkos/Biaya Usaha Tanaman Padi Terpilih

Blok VII : Keterangan Umum Usaha Tanaman Padi

TATA CARA PENGISIAN DAFTAR 7 SOUT2017-SPD.S/SPW.S

52|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Blok VIII : Keterangan Bangunan dan Fasilitas Tempat Tinggal Rumah

Tangga

Blok IX : Keterangan Akses Makanan Rumah Tangga

Blok X : Keterangan Penguasaan dan Penggunaan Lahan pada Saat

Pencacahan

Blok XI : Keterangan Luas Panen Tanaman Padi pada 2016

Blok XII : Catatan

Blok XIII : Daftar Kode dan Angka Konversi Kualitas Standar

Blok XIV : Rekapitulasi

Blok XV : Pemeriksaan Kuesioner

Blok XVI : Keterangan Pengawas/Pemeriksa (PMS)

Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar SOUT2017-SPW.S terdiri dari

16 blok yaitu:

Blok I : Pengenalan Tempat

Blok II : Keterangan Petugas Pencacah (PCS)

Blok III : Keterangan Pencacahan

Blok IV : Keterangan Demografi Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija

Terpilih

Blok VA : Keterangan Panen dan Produksi Usaha Tanaman Palawija

Terpilih

Blok VB : Keterangan Karakteristik Usaha Tanaman Palawija Terpilih

Blok VI : Keterangan Ongkos/Biaya Usaha Tanaman Palawija Terpilih

Blok VII : Keterangan Umum Usaha Tanaman Palawija

Blok VIII : Keterangan Bangunan dan Fasilitas Tempat Tinggal Rumah

Tangga

Blok IX : Keterangan Akses Makanan Rumah Tangga

Blok X : Keterangan Penguasaan dan Penggunaan Lahan pada Saat

Pencacahan

Blok XI : Keterangan Luas Panen Tanaman Palawija Terpilih pada 2016

Blok XII : Catatan

Blok XIII : Daftar Kode dan Angka Konversi Kualitas Standar

Blok XIV : Rekapitulasi

Blok XV : Pemeriksaan Kuesioner

Blok XVI : Keterangan Pengawas/Pemeriksa (PMS)

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|53

7.2. Cara Pengisian Daftar SOUT2017-SPD.S/SOUT2017-SPW.S

Pencacahan dimulai jam: ____:____

Isikan waktu dimulainya pencacahan dengan format jam:menit.

Jenis tanaman padi/palawija terpilih:

Isi kode jenis tanaman padi/palawija terpilih pada kotak yang tersedia

dengan mengacu pada Daftar SOUT2017-DSRT Blok III yang bertanda check (v)

dan tuliskan jenis tanaman.

Blok I. Pengenalan Tempat

Blok I merupakan keterangan identitas rumah tangga usaha tanaman

padi/palawija yang terpilih. Bok ini harus terisi untuk rumah tangga usaha

tanaman padi/palawija terpilih yang dicacah.

Rincian 101–107: Disalin dari Daftar SOUT2017-DSRT

Isian Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi

Desa/Kelurahan, Nomor blok sensus, dan Nomor Kode Sampel (NKS) disalin dari

daftar SOUT2017-DSRT Blok I rincian 1-7.

Rincian 108: Nama Satuan Lingkungan Setempat (SLS)

Isian nama disalin dari Daftar SOUT2017-DSRT Blok I rincian 108.

Rincian 109: Nomor Urut Bangunan Fisik

Isian nomor urut bangunan fisik disalin dari Daftar SOUT2017-DSRT Blok

III kolom (1).

Rincian 110: Nomor Urut Bangunan Sensus

Isian nomor urut bangunan sensus disalin dari Daftar SOUT2017-DSRT

Blok III kolom (2).

Rincian 111: Nomor Urut Rumah Tangga

Isian nomor urut rumah tangga disalin dari Daftar SOUT2017-DSRT Blok

III kolom (3).

Rincian 112: Nomor Urut Sampel

Isian nomor urut sampel disalin dari Daftar SOUT2017-DSRT Blok III

kolom (4).

54|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Rincian 113: Nama Kepala Rumah Tangga

Isian nama kepala rumah tangga disalin dari daftar SOUT2017-DSRT Blok

III kolom (5).

Rincian 114: Nama pemberi informasi

Isikan nama responden yang diwawancarai.

Rincian 115: Nomor telp/HP pemberi informasi

Isikan nomor telepon responden atau pemberi informasi.

Rincian 116: Jumlah anggota rumah tangga

Isikan jumlah anggota rumah tangga yang diwawancarai.

Blok II. Keterangan Petugas Pencacah (PCS)

Blok ini terdiri dari 4 rincian, yaitu kode petugas, nama petugas, tanggal

pencacahan, dan tanda tangan petugas.

Rincian 201 s.d 204: Tuliskan kode petugas, nama petugas pencacah, tanggal

pencacahan, dan tanda tangan petugas pencacah.

Blok III. Keterangan Pencacahan

Rincian 301: Hasil Pencacahan

Lingkari kode hasil pencacahan dan tuliskan pada kotak yang tersedia.

Isiannya salah satu kode 1 s.d 5. Jika kode 2, 3, 4, atau 5 yang dilingkari maka

pencacahan selesai.

Kode isian rincian 301:

1. Berhasil diwawancarai

2. Pindah ke luar blok sensus

3. Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan

4. Untuk padi (SOUT2017-SPD.S) : Bukan rumah tangga usaha padi/tidak

panen

Untuk palawija (SOUT2017-SPW.S) : Bukan rumah tangga usaha

palawija/tidak panen

5. Menolak diwawancarai

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|55

Contoh penentuan kode hasil pencacahan:

a. Rumah tangga Pak Naja terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan

2017 komoditas palawija. Pada Daftar SOUT2017-DSRT Blok III, komoditas

terpilih untuk rumah tangga Pak Naja adalah jagung hibrida dengan kode

1213. Pada saat wawancara dengan menggunakan Daftar SOUT2017-SPW.S,

petugas memperoleh informasi bahwa selama setahun yang lalu rumah

Rumah tangga yang dicakup dalam SOUT Tanaman Pangan 2017

adalah yang melakukan panen sendiri/menebaskan tanaman

padi/palawija terpilih. Jika rumah tangga terpilih ternyata tidak

melakukan panen sendiri/tidak menebaskan, tetapi misalnya

mengijonkan, maka hentikan pencacahan di rumah tangga

tersebut dan lingkari kode 4 pada rincian 301.

Jika rumah tangga terpilih ternyata bukan rumah tangga usaha

padi terpilih, maka rumah tangga tersebut tetap dicacah apabila

mengusahakan salah satu komoditas padi yang dicakup dalam

SOUT Tanaman Pangan 2017 dan pada Daftar SOUT2017-SPD.S

rincian 301 lingkari kode 1.

Jika rumah tangga terpilih ternyata bukan rumah tangga usaha

padi dari salah satu komoditas padi yang dicakup dalam SOUT

Tanaman Pangan 2017, maka rumah tangga tersebut tidak perlu

dicacah dan pada Daftar SOUT2017-SPD.S rincian 301 lingkari

kode 4.

Jika rumah tangga terpilih ternyata bukan rumah tangga usaha

palawija terpilih, maka rumah tangga tersebut tetap dicacah

apabila mengusahakan salah satu komoditas palawija yang

dicakup dalam SOUT Tanaman Pangan 2017 dan pada Daftar

SOUT2017-SPW.S rincian 301 lingkari kode 1.

Jika rumah tangga terpilih ternyata bukan rumah tangga yang

mengusahakan komoditas palawija yang dicakup dalam SOUT

Tanaman Pangan 2017, maka rumah tangga tersebut tidak perlu

dicacah dan pada Daftar SOUT2017-SPW.S rincian 301 lingkari

kode 4.

56|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

tangga Pak Naja ternyata tidak pernah membudidayakan tanaman jagung

hibrida. Tanaman yang dibudidayakan rumah tangga Pak Naja adalah padi

inbrida. Karena komoditas yang diusahakan rumah tangga Pak Naja

selama setahun yang lalu tidak sesuai dengan komoditas yang terpilih

pada Daftar SOUT2017-DSRT, dan tidak termasuk komoditas palawija

yang dicakup dalam SOUT Tanaman Pangan 2017, tetapi termasuk

dalam komoditas padi yang dicakup dalam SOUT Tanaman Pangan

2017, maka rumah tangga Pak Naja tidak perlu dicacah. Pada rincian

301, isian untuk rumah tangga Pak Naja adalah kode 4 (bukan rumah

tangga usaha tanaman palawija/tidak panen).

b. Rumah tangga Pak Iskandar terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan

2017 untuk tanaman padi. Pada Daftar SOUT2017-DSRT Blok III, komoditas

terpilih untuk rumah tangga Pak Iskandar adalah padi sawah hibrida dengan

kode 1103. Saat wawancara dengan daftar SOUT2017-SPD.S, Pak Iskandar

memberi informasi kepada petugas bahwa ia tidak pernah

membudidayakan padi hibrida. Tanaman padi yang dibudidayakan oleh

rumah tangga Pak Iskandar adalah varietas Ciherang (padi sawah inbrida),

dan terakhir dipanen pada bulan April 2017. Meski komoditas padi yang

diusahakan rumah tangga Pak Iskandar berbeda dengan yang tercetak

pada Daftar SOUT2017-DSRT, rumah tangga Pak Iskandar tetap

dicacah karena komoditas yang diusahakan masih tercakup dalam

komoditas padi yang dicakup dalam SOUT Tanaman Pangan 2017.

Pada rincian 301, isian untuk rumah tangga Pak Naja adalah kode 1

(berhasil diwawancarai) dan ganti jenis tanaman terpilih pada hal.1

menjadi padi sawah inbrida (kode 1104).

Blok IV. Keterangan Demografi Rumah Tangga Usaha Tanaman

Padi/Palawija Terpilih

Tujuan blok ini adalah untuk mencatat keterangan demografi rumah

tangga usaha tanaman padi/palawija terpilih pada saat pencacahan.

Kepala rumah tangga adalah anggota rumah tangga yang dianggap

bertanggung jawab di rumah tangga tersebut.

Anggota rumah tangga adalah orang yang biasanya sehari-hari bertempat

tinggal dalam suatu rumah tangga, baik yang ada pada waktu pencacahan

maupun sementara tidak ada atau sedang bepergian kurang dari 6 bulan. Tamu

yang tinggal di suatu rumah tangga selama 6 bulan atau lebih secara terus

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|57

menerus dan tamu yang telah tinggal kurang dari 6 bulan tetapi akan tinggal 6

bulan atau lebih dianggap sebagai anggota rumah tangga.

Rincian 401: Sekarang saya akan bertanya mengenai anggota rumah

tangga BAPAK/IBU.

kolom (2): Nama anggota rumah tangga (ART)

Isikan nama seluruh anggota rumah tangga pada saat pencacahan.

Nama anggota rumah tangga ditulis dengan urutan mulai dari kepala rumah

tangga (KRT), pasangan KRT, anak yang belum menikah, anak yang sudah

menikah, menantu, cucu, orang tua/mertua, pembantu, famili lain, dan lainnya.

kolom (3): Hubungan dengan kepala rumah tangga (KRT)

Isikan kode hubungan anggota rumah tangga yang namanya tercantum

pada rincian 401 kolom (2) dengan kepala rumah tangga.

Kode hubungan dengan kepala rumah tangga yaitu:

1. Kepala rumah tangga.

2. Isteri/suami dari kepala rumah tangga.

3. Anak adalah anak kandung, anak tiri, dan/atau anak angkat yang diangkat

oleh kepala rumah tangga.

4. Menantu adalah suami/isteri dari anak kandung, anak tiri, dan/atau anak

angkat.

5. Cucu adalah anak dari anak kandung, anak tiri, dan/atau anak angkat.

6. Orang tua/mertua adalah bapak/ibu dari kepala rumah tangga atau

bapak/ibu dari isteri/suami kepala rumah tangga.

7. Famili lain adalah orang-orang yang ada hubungan famili dengan kepala

rumah tangga atau ada hubungan famili dengan isteri/suami kepala rumah

tangga misalnya adik, kakak, keponakan, bibi, paman, ipar, kakek, nenek

dan sebagainya.

8. Lainnya adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan kepala rumah

tangga atau isteri/suami kepala rumah tangga, seperti pembantu rumah

tangga, tamu, orang yang mondok dengan makan (indekos) dan

sebagainya.

kolom (4): Jenis kelamin

Isikan kode jenis kelamin anggota rumah tangga yang namanya

tercantum pada rincian 401 kolom (2). Isiannya salah satu kode 1 (laki-laki) atau

kode 2 (perempuan).

58|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

kolom (5): Umur (Tahun)

Isikan umur anggota rumah tangga yang namanya tercantum pada

rincian 401 kolom (2). Umur dihitung sampai bulan dan tahun terakhir dengan

pembulatan ke bawah atau umur menurut ulang tahun yang terakhir.

Penghitungan umur berdasarkan pada kalender masehi.

Penjelasan: Jika umurnya 17 tahun 10 bulan, umurnya dicatat 17 tahun.

Apabila responden tidak mengetahui umurnya dengan pasti, usahakanlah

mendapatkan keterangan mengenai umur dengan jalan menghubungkan

kejadian-kejadian penting baik bersifat nasional maupun lokal/daerah setempat,

sehingga paling tidak umurnya dapat diperkirakan lebih tepat.

Peristiwa-peristiwa penting antara lain:

Pendaratan Jepang (1942)

Proklamasi Kemerdekaan RI (1945)

Pemilu I (1955)

Pemberontakan G.30.S/PKI (1965)

Karena untuk umur disediakan 2 kotak, maka untuk yang umurnya kurang dari

10 tahun agar ditambahkan 0 didepannya dan yang umurnya 98 tahun atau

lebih diisikan 98.

Contoh:

Umur 9 tahun 0 9

Umur 99 tahun 9 8

Umur 101 tahun 9 8

kolom (6): Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki

Isikan kode ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki anggota rumah tangga

yang namanya tercantum pada rincian 401 kolom (2). Kode 1 untuk tidak/belum

tamat SD, 2 untuk tamat SD/sederajat, 3 untuk tamat SLTP/sederajat, 4 untuk

tamat SLTA/sederajat, 5 untuk tamat D1/D2, 6 untuk tamat akademi/D3, 7 untuk

tamat D4/S1, dan 8 untuk tamat S2/S3.

Sekolah adalah pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar, menengah, dan

tinggi.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|59

Ijazah/STTB adalah surat keterangan yang diberikan kepada seseorang yang

telah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang

sekolah di sekolah negeri maupun swasta.

Tidak/belum tamat SD adalah kategori bagi mereka yang pernah bersekolah

tetapi tidak/belum tamat Sekolah Dasar, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar,

Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Rakyat, Sekolah Dasar Kecil, Sekolah Dasar

Pamong, atau Paket A1 s.d A100. Mereka yang tamat SD 3 tahun atau sederajat

dianggap tidak tamat SD.

Sekolah Dasar(SD)/Setara adalah tamat dan mempunyai ijazah Sekolah Dasar,

Sekolah Rakyat, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Sekolah Dasar Kecil, Sekolah

Dasar Pamong, Paket A1 s.d A100 atau Madrasah Ibtidaiyah.

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/Setara adalah tamat dan

mempunyai ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama/Setara misalnya SLTP,

SMP, MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Pertama, Madrasah

Tsanawiyah atau tamat dan mempunyai ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama Kejuruan misalnya SKKP, SMEP, SPMP, ST, PGA 4 tahun, SGB, Kursus

Karyawan Perusahaan, Pendidikan Pegawai Urusan Peradilan Agama.

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)/Setara adalah tamat dan mempunyai

ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/Setara misalnya SMU, SLTA, SMA, HBS 5

tahun, AMS, Madrasah Aliyah atau tamat dan mempunyai ijasah Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas Kejuruan misalnya SPMA, SMKK, SMEA, STM, SPG, KPG,

SGO/SMOA, PGA 6 tahun, SAKMA, SAA/SMF, KPAA.

D1/D2 adalah tamat dan mempunyai ijazah program D1/D2 seperti Program

Diploma I dan II, PGSLP, D1 Sekretaris, D1 Komputer.

Akademi/D3 adalah tamat dan mempunyai ijazah akademi atau yang telah

mendapatkan gelar sarjana muda pada suatu fakultas. Bagi fakultas yang tidak

mengeluarkan gelar Sarjana Muda maka mahasiswa yang duduk di tingkat 4

atau 5 tetap dimasukkan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

D4/S1 adalah tamat dan mempunyai ijazah program pendidikan diploma IV,

akta IV atau V, dan sarjana pada suatu Universitas/ Institut/Sekolah Tinggi.

S2/S3 adalah tamat dan mempunyai ijazah program pendidikan pasca sarjana,

doktor, atau spesialis I/II pada suatu universitas/institut/sekolah tinggi.

Penjelasan:

Bila seseorang telah memiliki Ijazah/STTB pada jenjang sekolah tertentu tetapi

hilang, maka tetap dianggap memiliki ijazah/STTB.

60|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

kolom (7): Apakah [NAMA pada Kol.(2)] terlibat dalam usaha [tanaman

padi/palawija terpilih] yang dikelola rumah tangga selama

setahun yang lalu?

Isikan kode keterlibatan anggota rumah tangga yang namanya tercantum

pada rincian 401 kolom (2) dalam usaha tanaman padi/palawija terpilih yang

dikelola rumah tangga bersangkutan selama setahun yang lalu. Jika anggota

rumah tangga tidak terlibat dalam usaha tanaman padi/palawija terpilih maka

langsung melanjutkan pertanyaan untuk anggota rumah tangga berikutnya.

Kode keterlibatan dalam usaha tanaman padi/palawija terpilih yaitu:

1. Ya, petani/pengelola, yaitu jika anggota rumah tangga tersebut

mengusahakan/membudidayakan tanaman padi/palawija terpilih di lahan

yang dikuasai rumah tangga dan menanggung resiko usaha (bukan buruh

tani atau pekerja keluarga) selama setahun yang lalu.

2. Ya, pekerja keluarga tidak dibayar, yaitu jika anggota rumah tangga tersebut

ikut mengerjakan/terlibat dalam mengelola kegiatan usaha tanaman

padi/palawija terpilih di lahan yang dikuasai rumah tangga, tetapi tidak

menanggung risiko usaha selama setahun yang lalu.

3. Tidak terlibat.

kolom (8): Jika [NAMA pada Kol. (2)] adalah petani/pengelola [tanaman

padi/palawija terpilih], apakah menguasai/mengelola bidang

lahan yang dipanen sendiri (dengan atau tanpa

buruh/borongan)/ditebaskan terakhir selama setahun yang

lalu?

Isikan kode 1 jika anggota rumah tangga yang namanya tercantum pada

rincian 401 kolom (2) adalah petani/pengelola tanaman padi/palawija terpilih

(kolom (7) berkode 1) dan menguasai/mengelola bidang lahan yang dipanen

sendiri (dengan atau tanpa buruh/borongan) atau ditebaskan terakhir selama

setahun yang lalu dan kode 2 jika tidak pada kotak yang tersedia.

Dipanen sendiri adalah pemanenan dilakukan sendiri oleh petani, baik

menggunakan tenaga kerja dibayar, menggunakan tenaga kerja tidak dibayar,

maupun secara borongan/bawon. Untuk komoditas padi, rumah tangga

dianggap panen sendiri (dengan atau tanpa buruh/borongan) jika menghasilkan

gabah dalam kualitas standar, yakni berupa gabah kering panen (GKP) atau

gabah kering giling (GKG), sedangkan untuk komoditas palawija dianggap

panen sendiri jika menghasilkan hasil panen dalam kualitas standar (bukan

panen muda/panen dalam bentuk lain) masing-masing sebagai berikut:

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|61

1. Jagung dalam ontongan basah/pipilan kering

2. Kedelai dalam biji kering/polong kering panen

3. Kacang tanah dalam biji kering/gelondongan basah

4. Kedelai dalam biji kering/polong kering panen

5. Kacang hijau dalam biji kering/polong basah

Ditebaskan adalah apabila tanaman dijual kepada penebas/pembeli pada saat

tanaman sudah siap untuk dipanen. Petani akan menerima harga yang sudah

disetujui oleh kedua belah pihak dan pelaksanaan panen menjadi tanggung

jawab penebas/pembeli.

Diijonkan adalah tanaman dijual sebelum masa panen. Selanjutnya,

pemeliharaan dan pemanenan tanaman tersebut menjadi tanggung jawab

pengijon/pembeli. Jika petani mengijonkan tanaman padi/palawija maka kode

yang dipilih pada kolom (8) adalah kode 2.

Rincian 402: Dari anggota rumah tangga yang berkode “1” pada Kolom

(8), yang menjadi petani utama (nilai produksi paling besar)

adalah nomor urut berapa? ..............

Jika petani/pengelola tanaman padi/palawija terpilih yang

menguasai/mengelola bidang lahan yang dipanen sendiri/ditebaskan terakhir

selama setahun yang lalu di rumah tangga terpilih lebih dari satu orang (rincian

401 kolom (8) > 1), tuliskan nomor urut anggota ruta yang menjadi

petani/pengelola dengan nilai produksi terbesar.

Contoh:

Rumah tangga Pak Nian terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan 2017

untuk komoditas padi sawah hibrida. Anggota rumah tangga Pak Nian terdiri

dari empat orang yaitu:

1. Nian, sebagai kepala rumah tangga

2. Yanti, sebagai istri kepala rumah tangga

3. Romi, sebagai anak kepala rumah tangga

4. Jaja, sebagai orang tua kepala rumah tangga

Apabila jumlah ART lebih dari 10 orang, maka petugas pencacah harus

memperbanyak (fotocopy) lembar keterangan demografi rumah tangga

agar dapat mencatat informasi seluruh ART.

62|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Pak Nian dan Pak Jaja sama-sama terlibat dalam usaha tanaman padi hibrida

yang dikelola masing-masing selama setahun yang lalu maka isian pada Daftar

SOUT2017-SPD.S rincian 401 kolom (7) masing-masing adalah “1”. Ternyata

mereka juga melakukan panen pada bulan yang sama yaitu bulan Maret 2017

sehingga kode yang harus diisi petugas pada kolom (8) adalah “1” untuk

keduanya.

Karena terdapat dua orang yang memiliki kode 1 pada rincian 401 kol. (8),

petugas harus menanyakan nilai produksi tanaman padi sawah hibrida yang

dipanen terakhir masing-masing oleh Pak Nian dan Pak Jaja. Total nilai produksi

hasil panen Pak Nian untuk komoditas padi sawah hibrida pada bulan Maret

2017 sebesar Rp4.000.000,- sedangkan Pak Jaja sebesar Rp2.000.000,- maka

yang dianggap sebagai petani utama adalah Pak Nian karena memiliki nilai

produksi yang paling besar dan petugas harus menuliskan nomor urut Pak Nian

pada rincian 402 yang dilihat dari rincian 401 kol. (1) yaitu “1”.

Prioritas pemilihan responden jika kode “1” pada rincian 401 kolom (8)

lebih dari 1:

1. Anggota rumah tangga dengan nilai produksi paling besar.

2. Anggota rumah tangga dengan luas bidang panen terakhir terluas.

3. Anggota rumah tangga yang dapat diwawancarai.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|63

Blok VA. Keterangan Panen dan Produksi Usaha Tanaman

Padi/Palawija Terpilih

Blok ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai panen dan

hasil panen/produksi dari tanaman padi/palawija terpilih pada bidang lahan

yang dipanen sendiri/ditebaskan terakhir selama setahun yang lalu.

Rincian 501: Apa satuan luas yang sering digunakan di wilayah ini

(contoh: hektar, m2, bata, bahu, rante, are)?

Isikan satuan luas bidang lahan tanaman padi/palawija terpilih yang biasa

digunakan di wilayah setempat sesuai dengan jawaban responden.

Rincian 502: Berapa luas bidang (luas baku) yang dikuasai rumah tangga

untuk usaha [tanaman padi/palawija terpilih] dalam satuan

luas [jawaban rincian 501]? ................

Isikan luas bidang yang dikuasai rumah tangga untuk bidang yang

ditanami usaha tanaman padi/palawija terpilih yang dipanen sendiri/ditebaskan

terakhir.

Bidang lahan adalah sehamparan tanah yang dikuasai oleh suatu

rumahtangga/badan yang dibatasi oleh sungai, jalan umum, hutan, selokan

umum dan semacamnya atau dibatasi oleh lahan yang dikuasai pihak lain atau

jenis lain. Yang dimaksud badan di sini seperti lembaga berbadan hukum, desa

dan adat.

Petak lahan adalah bagian dari bidang lahan yang dibatasi oleh saluran dan

atau galengan, jenis tanaman maupun batas-batas lainnya.

Rincian 503: Apa sistem pemanenan yang dilakukan?

Lingkari kode sistem pemanenan yang dilakukan untuk tanaman

padi/palawija terpilih, kode 1 jika panen sendiri dan kode 2 jika ditebaskan

kemudian isikan kode sistem pemanenan pada kotak yang tersedia. Untuk

konsep panen sendiri dan ditebaskan dapat dilihat kembali pada penjelasan

rincian 401 kol. (8).

Jika responden melakukan pemanenan lebih dari satu bidang secara

bersamaan maka yang dipilih adalah bidang yang terluas.

64|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Rincian 504: Berapa luas [tanaman padi/palawija terpilih] yang dipanen

dalam satuan luas [jawaban rincian 501]? ...............

Isikan luas panen yang dipanen sendiri/ditebaskan terakhir (baik

menggunakan buruh atau tidak, maupun secara borongan) oleh rumah tangga

selama setahun yang lalu dalam satuan yang tertera pada rincian 501.

Luas panen adalah luas tanaman padi/palawija terpilih yang dipungut hasilnya

setelah tanaman tersebut cukup umur.

Penjelasan:

Jika satu bidang tanaman padi terpilih terdiri dari 6 petak, 1 petak puso

terserang OPT pada saat tanaman sudah siap dipanen, maka luas panen yang

diisikan pada rincian 504 adalah luas dari 6 petak yang dipanen tersebut dan

ongkos/biaya yang dicatat di blok VI adalah biaya untuk 6 petak. Hal ini juga

berlaku untuk tanaman palawija terpilih.

Konsep puso adalah hasil panen tanaman padi/palawija terpilih kurang dari 11

persen produksi normal pada seluruh petak yang ditanami dalam satu bidang.

Perlu diperhatikan, ada beberapa kondisi yang dapat terjadi untuk isian

rincian 502 dan 504. Kedua rincian ini dapat memiliki nilai yang berbeda (luas

bidang yang dikuasai dan luas panen tidak sama), agar lebih jelas berikut

diberikan contoh kasus:

Rumah tangga Pak Kadir terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan 2017

untuk komoditas padi sawah hibrida. Kepada petugas pencacah, Pak Kadir

mengaku menguasai bidang yang terdiri dari 6 petak seluas 3000 m2. Namun,

dari 6 petak tersebut hanya 4 petak (2000 m2) yang ia tanami padi hibrida dan

dipanen pada bulan Februari 2017. Berdasarkan kasus ini maka petugas

pencacah mengisikan “3000” untuk rincian 502 dan “2000” untuk rincian 504

pada daftar SOUT2017-SPD.S.

Rincian 505: Berapa kilogram produksi [tanaman padi/palawija terpilih]

yang dipanen dalam kualitas standar GKP? ............... (kg)

Isikan nilai produksi tanaman padi/palawija terpilih dalam satuan

kilogram. Produksi yang diisikan adalah produksi dalam kualitas standar sesuai

dengan jenis tanaman padi/palawija terpilih.

Untuk tanaman padi produksi dalam kualitas standar GKP (GKP=1,1625 x GKG).

Sementara itu untuk tanaman palawija produksi dalam kualitas standar:

Jagung dalam pipilan kering (pipilan kering=0,5673 x ontongan basah)

Kedelai dalam biji kering (biji kering=0,3690 x polong kering panen)

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|65

Kacang tanah dalam biji kering (biji kering=0,3200 x gelondongan basah)

Kacang hijau dalam biji kering (biji kering=0,5380 x polong basah)

Ubi kayu/Ubi jalar dalam umbi basah ---

Contoh:

Rumah tangga Pak Sabri terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan 2017

untuk komoditas padi sawah inbrida. Dari hasil wawancara diperoleh informasi

bahwa hasil panen padi sawah inbrida yang diusahakan Pak Sabri pada

sebidang lahan yang dipanen sendiri pada bulan Maret 2017 sebesar 2,5 ton

gabah kering giling (GKG). Maka, hasil produksi dalam kualitas standar yang

diisikan pada rincian 506 Daftar SOUT2017-SPD.S adalah:

Produksi dalam kualitas standar (GKP) = 1,1625 x 2.500 kg = 2.906 kg

Rincian 506: Berapa nilai produksi [tanaman padi/palawija terpilih]?

............... (ribu rupiah)

Isikan nilai produksi utama yang diperoleh dari usaha tanaman

padi/palawija terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama setahun yang

lalu dalam ribuan rupiah.

Rincian 507 untuk Daftar SOUT2017-SPD.S (padi):

Rincian 507: Selain produksi utama berupa gabah pada [Rinc. 505], berapa

nilai produksi ikutan (contohnya jerami) yang juga dihasilkan?

............... (ribu rupiah)

Isikan nilai produksi ikutan yang diperoleh dari usaha tanaman padi

terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama setahun yang lalu dalam

ribuan rupiah.

Rincian 507 untuk Daftar SOUT2017-SPW.S (palawija):

Rincian 507: Selain produksi utama pada [Rinc. 505], berapa nilai produksi

ikutan (contohnya daun untuk tanaman ubi kayu) yang juga

dihasilkan? ............... (ribu rupiah)

Isikan nilai produksi ikutan yang diperoleh dari usaha tanaman palawija

terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama setahun yang lalu dalam

ribuan rupiah.

Nilai produksi ikutan adalah hasil ikutan dari tanaman padi/palawija yang

terpilih yang mempunyai nilai ekonomis.

66|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Rincian 508: Jumlah total nilai produksi (Rinc. 506+Rinc. 507) sebesar?

............... (ribu rupiah)

Rincian ini langsung diisikan oleh petugas pencacah. Jumlahkan nilai

produksi utama dan produksi ikutan kemudian isikan ke dalam kotak yang telah

disediakan.

Petugas harus memastikan kewajaran jawaban responden pada rincian

505 dan 506 dengan cara memeriksa harga produksi per kilogram berdasarkan

kondisi setempat. Hitung harga produksi tanaman padi/palawija terpilih dalam

rupiah per kilogram (rincian 506 x 1.000/rincian 505) lebih dulu. Kemudian,

periksa apakah harga sudah wajar dibandingkan dengan kondisi setempat. Jika

sudah wajar, pencacahan dapat dilanjutkan. Jika tidak wajar, tanyakan kembali

kepada responden untuk verifikasi.

Contoh:

Rumah tangga Pak Iqbal terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan 2017

untuk komoditas jagung hibrida. Kepada petugas pencacah, Pak Iqbal memberi

informasi bahwa dari tanaman jagung hibrida yang dipanennya pada sebidang

lahan seluas setengah hektar pada bulan Maret 2017 ia memperoleh hasil

panen sebanyak 3 ton pipilan kering (Rinc.505 = 3.000). Menurut Pak Iqbal, bila

jagung sebanyak ini dijual ke pedagang pengumpul, ia bakal mendapatkan

uang sebanyak Rp30.000.000,- (Rinc.506 = 30.000).

Berdasarkan informasi ini, harga produksi per kg jagung yang dipanen Pak

Iqbal = (Rinc.506 x 1000)/Rinc.505 = (30000 x 1000)/3000 = Rp10.000,-.

Karena harga jagung hibrida dalam kualitas standar sekitar Rp3.000,- per kg,

informasi yang diberikan Pak Iqbal kepada petugas pencacah tidak wajar

sehingga harus diverifikasi lebih dulu sebelum petugas beranjak pada

pertanyaan selanjutnya.

Rincian 509: Jika satuan luas [jawaban Rinc. 501] diperkirakan dalam

meter persegi, berapakah luas satu [satuan luas pada Rinc.

501]? ............... (m2)

Isikan besarnya satuan luas yang digunakan pada rincian 501 jika

diperkirakan dalam satuan meter persegi (m2) dalam kotak yang tersedia.

Apabila satuan luas pada rincian 501 sudah dalam meter persegi maka isikan

angka 1,00.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|67

Blok VB. Keterangan Karakteristik Usaha Tanaman Padi/Palawija Terpilih

Blok ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai usaha

tanaman padi/palawija terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama

setahun yang lalu. Informasi yang dikumpulkan mencakup jenis lahan, status

lahan, sistem penanaman, kuantitas penanaman, varietas benih yang utama

digunakan, bulan tanam, musim tanam, sumber benih yang digunakan,

penggunaan pupuk, serangan hama/OPT dan pengendaliannya, dampak

bencana alam, serta penjualan dan penyimpanan hasil produksi.

Rincian 510: Apa jenis lahannya?

Lingkari kode 1 jika padi ditanam pada lahan sawah irigasi, kode 2 jika

pada lahan sawah non Irigasi, dan kode 3 jika pada lahan bukan sawah.

Rincian 511: Apa status penguasaan lahannya?

Lingkari kode status lahan yang ditanami tanaman padi/palawija terpilih

dan isikan kode tersebut pada kotak yang tersedia. Kode 1 untuk milik sendiri,

kode 2 sewa, dan kode 3 bebas sewa/lainnya.

Rincian 512 untuk Daftar SOUT2017-SPD.S (padi):

Rincian 512.a: Apa sistem penanaman yang diterapkan?

Lingkari kode 1 jika penanaman dilakukan secara tunggal, kode 2 jika

penanaman dilakukan secara tumpang sari/tanaman sela/campuran, kode 3 jika

penanaman dilakukan secara surjan, dan kode 4 jika dilakukan secara mina padi.

Isikan kode yang telah dilingkari pada kotak yang disediakan.

Sistem penanaman tunggal adalah suatu pola tanam satu jenis tanaman yang

ditanam dalam satu bidang lahan pada periode/musim tanam.

Gambar 6.1 Sistem penanaman tunggal

68|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Sistem penanaman tumpang sari/sela adalah suatu penanaman pada

sebidang lahan, dimana lebih dari satu jenis tanaman ditanam dan tumbuh

bersama dengan jarak tanam dan larikan yang teratur.

Tumpang sari ada dua macam yaitu :

- Tumpang sari yang umurnya sama adalah menanam dan memanen bisa

dilakukan bersamaan, seperti: tanaman padi gogo yang ditanam bersamaan

dengan jagung.

- Tumpang sari yang umurnya berbeda disebut sistem penanaman sela yaitu

tanaman semusim yang ditanam diantara tanaman tahunan, seperti padi

gogo dengan karet.

Sistem penanaman campuran adalah suatu penanaman pada sebidang lahan,

dimana terdapat lebih dari satu tanaman dan tumbuh bersama tanpa jarak

tanam dan larikan yang teratur tetapi tercampur secara acak.

Sistem penanaman surjan adalah sistem penanaman yang dicirikan dengan

perbedaan tinggi permukaan bidang tanam pada suatu luasan lahan.

Sistem penanaman mina padi adalah salah satu cara bercocok tanam yang

memperpadukan sistem pertanian dan perikanan pada tanaman padi.

Gambar 6.2 Sistem penanaman tumpang sari (jagung dan kacang tanah)

Gambar 6.3 Sistem penanaman surjan

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|69

Rincian 512.b: Apa program peningkatan produksi yang diikuti?

Lingkari kode teknik budidaya yang digunakan untuk tanaman padi

terpilih, kode 1 jika SRI, kode 2 jika PTT, dan kode 3 konvensional/non-program.

System of Rice Intensification (SRI) merupakan salah satu pendekatan dalam

praktek budidaya padi yang menekankan pada manajemen pengelolaan tanah,

tanaman dan air melalui pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal yang

berbasis pada kegiatan ramah lingkungan. Komponen utama SRI meliputi

penggunaan bibit muda, jarak tanam lebar, pengendalian gulma secara

mekanis, pengairan berselang, dan memaksimalkan penggunaan bahan organik.

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah upaya untuk mempertahankan

atau bahkan meningkatkan produksi padi secara berkelanjutan dengan

memperhatikan sumber daya yang tersedia serta kemauan dan kemampuan

petani.

Pada dasarnya teknologi yang diterapkan oleh model PTT dan SRI sama, hanya

strateginya berbeda. Strategi SRI lebih dipusatkan pada bahan organik. Dalam

kaitannya dengan pengelolaan hara, terdapat perbedaan yang mendasar dari

metode PTT, SRI, dan konvensional. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada

Lampiran 11.

Rincian 512.c: Apa teknik penanaman yang diterapkan?

Lingkari kode teknik penanaman yang digunakan untuk tanaman padi

terpilih, kode 1 jika jajar legowo, 2 jika salibu, kode 3 jika tegel, kode 4 jika

hazton, kode 5 jika tabela dan kode 6 jika sebar.

Jajar legowo adalah pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau

lebih (biasanya dua atau empat) baris tanaman padi dan satu baris kosong. Baris

tanaman (dua atau lebih) dan baris kosongnya (setengah lebar di kanan dan di

Gambar 6.4 Sistem penanaman mina padi

70|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

kirinya) disebut satu unit legowo. Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo

maka disebut legowo 2:1, sementara jika empat baris tanam per unit legowo

disebut legowo 4:1, dan seterusnya.

Budidaya salibu merupakan varian teknologi budidaya ratun, yaitu tunggul

setelah panen tanaman utama yang tingginya sekitar 25 cm, dipelihara selama

7-10 hari atau dibiarkan hingga keluar tunas baru. Apabila tunas yang keluar

kurang dari 70% maka tidak disarankan untuk dilakukan budidaya salibu. Jika

tunas yang tumbuh lebih dari 70% maka potong kembali secara seragam

hingga ketinggian 3-5 cm, kemudian dipelihara dengan baik hingga panen.

Tegel pada tanaman padi dicirikan dengan penempatan tanaman padi yang

terlihat seperti susun tegel rumah dimana jarak sisinya sama misalnya 20 x 20

cm atau 25 x 25 cm.

Teknologi budidaya Hazton pada tanaman padi dicirikan dengan penggunaan

bibit tua berumur 25-30 hari setelah semai dan jumlah bibit per lubang tanam

20-30 batang. Komponen teknologi lainnya menggunakan pendekatan

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi yang direkomendasikan oleh Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Penerapan teknologi

budidaya Hazton pada tanaman padi bersifat spesifik lokasi.

Budidaya padi tabela (tanam benih langsung) dapat diterapkan pada

beragam agroekosistem, meliputi sawah irigasi, sawah tadah hujan, lahan

pasang surut, serta lahan kering yang relatif datar. Kekhususan tabela adalah

tidak melakukan tanam pindah tetapi benih ditabur secara langsung. Pada

tabela tidak ada pembuatan persemaian dan pindah tanam sehingga

memerlukan tenaga kerja lebih sedikit.

Sebar adalah sama dengan tabela (tanam benih langsung), perbedaannya yaitu

pada tabela benih ditanam secara teratur sedangkan sebar tidak teratur.

Rincian 512.d: Jika menerapkan jajar legowo, apa pola tanam yang

diaplikasikan?

Rincian ini ditanyakan jika responden menerapkan jajar legowo (jarwo)

untuk usaha tanaman padi terpilih pada bidang lahan yang dipanen terakhir

(rincian 512.c berkode 1). Lingkari kode 1 jika pola tanam jajar legowo yang

diaplikasikan adalah jarwo 2:1, kode 2 jika jarwo 4:1, kode 3 jarwo 6:1, dan kode

4 jarwo lainnya.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|71

Rincian 512 untuk Daftar SOUT2017-SPW.S (palawija):

Rincian 512: Apa sistem penanaman yang diterapkan?

Lingkari kode 1 jika penanaman dilakukan secara tunggal, kode 2 jika

penanaman dilakukan secara tumpang sari/tanaman sela/campuran, dan kode 3

jika penanaman dilakukan secara surjan. Isikan kode yang telah dilingkari pada

kotak yang disediakan.

Rincian 513.a: Berapa kali dilakukan penanaman [tanaman palawija

terpilih]/padi selama setahun yang lalu?

Lingkari kode jumlah penanaman palawija terpilih/padi selama setahun

yang lalu dan isikan kode tersebut pada kotak yang tersedia.

Gambar 6.5 Jajar Legowo 2:1 50 cm

Sis

ipan

Sis

ipan

12,5 cm

Khusus untuk tanaman padi frekuensi penanaman yang termasuk dalam

rincian 513.a tidak dibedakan menurut varietas hibrida dan inbrida,

begitu pula untuk jagung tidak dibedakan menurut hibrida dan komposit.

sisipan si

sip

an

12,5 cm

25 cm

50 cm 25 cm

Gambar 6.6 Jajar Legowo 4:1

72|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Rincian 513.b: Berapa kali dilakukan penanaman (padi dan bukan padi)/

[palawija dan bukan palawija] selama setahun yang lalu?

Lingkari kode jumlah penanaman padi dan bukan padi/palawija dan

bukan palawija selama setahun yang lalu dan isikan kode tersebut pada kotak

yang tersedia.

Contoh:

1. Rumah tangga Pak Simon terpilih menjadi sampel SOUT Tanaman Pangan

2017 untuk komoditas padi sawah inbrida. Pak Simon mengaku selama

setahun yang lalu melakukan penanaman padi sebanyak 2 kali pada bidang

lahan yang sama, yaitu padi sawah hibrida dan padi sawah inbrida. Di sela-

sela waktu penanaman padi sawah hibrida dan padi sawah inbrida, Pak

Simon juga melakukan penanaman jagung di bidang lahan tersebut

sehingga total penanaman yang dilakukan adalah tiga kali. Berdasarkan

kasus tersebut, maka isian Daftar SOUT2017-SPD.S untuk rincian 513.a

adalah kode 2 dan 513.b adalah kode 3.

2. Rumah tangga Bu Siti terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan 2017

untuk komoditas kacang tanah. Pada bidang lahan yang ditanami kacang

tanah tersebut, Bu Siti melakukan penanaman sebanyak tiga kali selama

setahun yang lalu dengan urutan penanaman padi, jagung, dan kacang

tanah. Karena pada Daftar SOUT2017-SPW.S untuk rincian 513.a hanya

diisikan untuk tanaman palawija terpilih maka isian pada rincian 513.a

untuk kasus ini adalah kode 1 sedangkan 513.b adalah kode 3.

Rincian 514: Apa varietas benih utama yang digunakan?

Rincian ini hanya terisi untuk padi, jagung, dan kedelai. Lingkari kode

varietas benih utama yang digunakan pada tanaman padi/palawija terpilih dan

isikan kode tersebut pada kotak yang tersedia. Khusus SOUT2017-SPW.S, rincian

ini dikosongkan untuk tanaman kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi

jalar.

Varietas benih padi inbrida:

101. Ciherang 105. Cigeulis 109. Inpari

102. Mekongga 106. Ciliwung 110. Inpara

103. IR-64 107. Situbagendit 111. Cibodas

104. Varietas lokal 108. Cisadane 199. Inbrida Lainnya

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|73

Varietas benih padi hibrida:

201. Intani 1 205. Miki 2 209. Hibrindo R-1

202. Intani 2 206. Miki 3 210. Hibrindo R-2

203. Rokan 207. Longping Pusaka 1 299. Hibrida lainnya

204. Miki 1 208. Longping Pusaka 2

Varietas benih jagung komposit:

301. Arjuna 305. Kodok 309. Piet Kuning

302. Lamuru 306. Kretek 310. Srikandi

303. Bisma 307. Manado kuning 311. Lokal

304. Srikandi Putih-1 308. Metro 399. Komposit Lainnya

Varietas benih jagung hibrida:

401. Semar 405. Pertiwi 409. SHS

402. P21 406. Hibrida C1 410. Bisi-2

403. Bima 407. Hibrida C2 411. Bisi-18

404. Pionir 408. IPB 4 499. Hibrida lainnya

Varietas benih kedelai:

501. Wilis 505. Orba 509. Tanggamus

502. Anjasmoro 506. Mahameru 510. Kipas Merah

503. Baluran 507. Ijen 599. Lainnya

504. Grobogan 508. Burangrang

Rincian 515: Dari mana sumber utama benih yang digunakan?

Tanyakan kepada responden, sumber utama benih yang digunakan untuk

tanaman padi/palawija terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama

setahun yang lalu. Lingkari kode 1 jika benih berasal dari pembelian, kode 2 jika

dari hasil penangkaran sendiri, kode 3 jika dari hasil budidaya sendiri, dan kode

Benih yang diperoleh dari hasil produksi sendiri/budidaya varietas

hibrida atau benih turunan hibrida dikategorikan sebagai benih bukan

hibrida. Untuk padi disebut padi inbrida, sedangkan untuk jagung

disebut benih komposit.

74|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

4 jika benih berasal dari sumber lainnya. Isikan kode yang dilingkari ke dalam

kotak yang tersedia.

Penangkaran benih adalah kegiatan melakukan penangkaran atau

perbanyakan benih varietas unggul bersertifikat, sedangkan budidaya benih

adalah kegiatan perbanyakan benih yang tidak bersertifikat.

Rincian 516: Pada bulan apa dilakukan penanaman?

Tanyakan kepada responden, pada bulan apa tanaman padi/palawija

terpilih (yang akan dikumpulkan informasinya) ditanam dan lingkari kode bulan

yang bersangkutan. Kode 01 untuk Januari, kode 02 untuk Februari, kode 03

untuk Maret, kode 04 untuk Mei, kode 06 untuk Juni, kode 07 untuk Juli, kode

08 untuk Agustus, kode 09 untuk September, kode 10 untuk Oktober, kode 11

untuk November, dan kode 12 untuk Desember. Isikan kode yang telah

dilingkari ke dalam kotak yang tersedia.

Rincian 517: Musim apa yang sedang berlangsung di wilayah ini ketika

dilakukan penanaman?

Tanyakan kepada responden, pada musim apa tanaman padi/palawija

terpilih (yang akan dikumpulkan informasinya) ditanam dan lingkari kode

musim yang bersangkutan. Kode 1 untuk musim hujan dan kode 2 untuk musim

kemarau. Isikan kode yang telah dilingkari ke dalam kotak yang tersedia. Musim

hujan umumnya berlangsung sepanjang Oktober sampai dengan Maret,

sementara musim kemarau berlangsung sepanjang April sampai dengan

September.

Rincian 518: Apakah menggunakan pupuk?

Tanyakan kepada responden, apakah menggunakan pupuk untuk

tanaman padi/palawija terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama

setahun yang lalu. Lingkari kode 1 jika menggunakan pupuk. Jika responden

tidak menggunakan pupuk, lingkari kode 2 dan langsung ke rincian 522. Isikan

kode yang telah dilingkari ke kotak yang tersedia.

Rincian 519: Jika menggunakan pupuk, apakah menggunakan pupuk

subsidi?

Tanyakan kepada responden, apakah pupuk yang digunakan untuk

tanaman padi/palawija terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama

setahun yang lalu bersubsidi atau tidak. Lingkari kode 1 jika pupuk yang

digunakan seluruhnya bersubsidi, kode 2 jika hanya sebagian saja yang

bersubsidi, kode 3 jika responden tidak menggunakan pupuk bersubsidi, dan

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|75

kode 4 jika responden tidak mengetahui pupuk yang digunakan bersubsidi atau

tidak. Isikan kode yang telah dilingkari ke kotak yang tersedia. Apabila yang

dilingkari adalah kode 3 atau 4 maka langsung ke pertanyaan rincian 522.

Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang diterima kelompok tani dan/atau petani

di sektor pertanian yang pengadaan dan penyalurannya mendapat subsidi dari

pemerintah serta berada dalam pengawasan. Termasuk dalam pupuk subsidi

adalah yang diterima melalui suatu organisasi seperti kelompok tani (bukan

subsidi harga yang diberikan ke perusahaan pupuk).

Berikut harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi menurut Peraturan

Menteri Pertanian Republik Indonesia tentang Kebutuhan dan Harga Eceran

Tertinggi Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2016

(Nomor: 60/Permentan/SR.310/12/2015):

Pupuk Urea = Rp 1.800; per kg

Pupuk SP-36 = Rp 2.000; per kg

Pupuk ZA = Rp 1.400; per kg

Pupuk NPK = Rp 2.300; per kg

Pupuk Organik = Rp 500; per kg

Rincian 520: Jika menggunakan pupuk subsidi, bagaimana perbandingan

harga pupuk subsidi yang digunakan dengan pupuk non-

subsidi?

Tanyakan kepada responden perbandingan harga pupuk subsidi yang

digunakan untuk tanaman padi/palawija terpilih pada bidang yang dipanen

terakhir selama setahun yang lalu dengan pupuk non-subsidi. Lingkari kode 1

jika pupuk subsidi lebih mahal, kode 2 jika pupuk subsidi lebih murah, kode 3

jika harga pupuk subsidi dan non-subsidi sama saja, dan kode 4 jika responden

tidak mengetahui perbandingan harga pupuk subsidi dengan non-subsidi.

Isikan kode yang telah dilingkari ke kotak yang tersedia. Apabila kode 2, 3, atau

kode 4 yang terpilih, langsung ke pertanyaan rincian 522.

Rincian 521: Jika pupuk subsidi yang digunakan dirasakan lebih mahal

dari pupuk non-subsidi, berapa besar perbedaannya?

Jika jawaban responden untuk rincian 520 adalah pupuk subsidi lebih

mahal dibandingkan pupuk non-subsidi, tanyakan kepada responden berapa

persen besarnya perbedaan harga pupuk subsidi. Lingkari kode 1 jika

perbedaan yang dirasa kurang dari 50 persen, kode 2 jika perbedaan sebesar 50

76|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

persen, dan kode 3 jika perbedaan yang dirasa lebih dari 50 persen. Isikan kode

yang telah dilingkari ke kotak yang tersedia.

Rincian 522: Apakah melakukan upaya pengendalian hama/OPT?

Lingkari kode 1 bila dilakukan upaya pengendalian hama/OPT dan kode 2

bila tidak. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.

Bila kode 2 dilingkari, pertanyaan langsung ke rincian 524.

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang

mempunyai potensi menimbulkan kerusakan ekonomis atau gangguan pada

tanaman padi/palawija terpilih, termasuk didalamnya adalah hama, penyakit,

dan gulma.

Rincian 523: Jika melakukan upaya pengendalian hama/OPT, dengan cara

apa pengendalian hama/OPT yang utama dilakukan?

Pertanyaan ini ditanyakan jika rincian 522 berkode 1 atau petani

melakukan upaya pengendalian hama/OPT. Lingkari kode yang sesuai dengan

pengendalian hama/OPT yang utama dilakukan, bila pengendalian hama/OPT

dengan cara agronomis lingkari kode 1, mekanis kode 2, hayati kode 3, dan

kimiawi kode 4, kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang

disediakan dan langsung ke pertanyaan rincian 525.

Pengendalian Agronomis adalah berbagai tindakan budidaya yang dapat

mengatasi perkembangan populasi/serangan OPT. Tindakan tersebut antara

lain; pemupukan, pengolahan tanah, pengaturan irigasi, dan lain-lain. Termasuk

pengaturan pola tanam dan penanaman varietas tahan OPT.

Pengendalian Mekanis adalah pengendalian dengan memanfaatkan berbagai

sarana dan peralatan yang ada antara lain; pemagaran/penghalang (seperti

plastik), pengendalian tikus dengan cara gropyokan, pemakaian perangkap, dan

lain-lain.

Pengendalian Hayati adalah pengendalian dengan memanfaatkan agen hayati

(pemangsa alami/predator) yang sesuai dan telah terbukti efektif

mengendalikan populasi OPT, misalnya pengendalian tikus dengan melepas

burung pemangsa tikus, menjaga keseimbangan ekosistem.

Pengendalian Kimiawi adalah pengendalian dengan menggunakan bahan-

bahan kimia, misalnya pengendalian hama/OPT dengan menggunakan pestisida,

rodentisida dan lain-lain.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|77

Rincian 524: Jika tidak melakukan pengendalian hama/OPT, apa alasan

utama tidak melakukan upaya pengendalian hama/OPT?

Rincian ini terisi bila rincian 522 berkode 2. Jika alasan utama tidak

dilakukan upaya pengendalian hama/OPT karena biaya penanggulangan mahal

lingkari kode 1, sulit mendapatkan sarana penanggulangan kode 2, tidak ada

biaya kode 3 dan lainnya kode 4. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada

kotak yang disediakan.

Biaya penanggulangan mahal, petani tidak mampu membeli sarana

penanggulangan seperti obat-obatan untuk menanggulangi serangan OPT

karena harganya terlalu mahal.

Sulit mendapat sarana penanggulangan, di sekitar daerah responden

sulit/tidak ada yang menjual sarana penanggulangan seperti obat-obatan pada

saat dibutuhkan, meskipun ada harus membeli di tempat yang relatif jauh.

Tidak ada biaya, petani tidak memiliki biaya untuk melakukan pengendalian

OPT/membeli sarana penanggulangan.

Lainnya, selain ketiga alasan di atas misalnya tidak menguntungkan secara

ekonomi.

Rincian 525: Apakah terkena serangan hama/OPT?

Lingkari kode 1 bila tanaman padi/palawija terpilih mengalami serangan

hama/OPT dan kode 2 bila tidak (langsung ke rincian 527), kemudian isikan

kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.

Tanaman terserang OPT apabila tanaman tersebut menjadi tempat hidup dan

berkembangbiaknya OPT, atau tanaman mengalami kerusakan karena OPT,

dengan kepadatan populasi OPT atau intensitas kerusakan tanaman tersebut

telah menyamai atau melebihi ambang pengendalian yang telah ditetapkan.

Yang dimaksud dengan ambang pengendalian adalah batas toleransi intensitas

serangan atau kepadatan populasi OPT terendah untuk dilakukan pengendalian.

Intensitas serangan OPT yang sama atau lebih besar dari batas toleransi tersebut

perlu dikendalikan.

Rincian 526: Jika terkena serangan hama/OPT, berapa besar dampak

(dalam persen) terhadap penurunan produktivitas/produksi?

Jika dampak serangan hama/OPT terhadap penurunan produktivitas/

produksi ≤25% lingkari kode 1, 26%-50% lingkari kode 2, 51%-75% lingkari

kode 3, 76%-89% lingkari kode 4, dan 90%-100% lingkari kode 5. Kemudian

isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan

78|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Rincian 527: Apakah pernah terkena dampak bencana alam?

Lingkari kode 1 bila tanaman padi/palawija terpilih terkena dampak

bencana alam dan kode 2 bila tidak (langsung ke rincian 530). Kemudian isikan

kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.

Tanaman terkena bencana alam jika tanaman tersebut mengalami/terkena

debu gunung berapi meletus, lahar, gempa bumi, banjir, dan lain-lain.

Rincian 528: Jika pernah terkena dampak bencana alam, apa jenis

bencana alam utama yang terjadi?

Jika jenis bencana alam yang utama terjadi adalah kekeringan lingkari

kode 1, intensitas curah hujan terlalu tinggi kode 2, kebanjiran kode 3, dan

lainnya (longsor, gempa bumi, dll) kode 4. Kemudian isikan kode yang dilingkari

pada kotak yang disediakan.

Rincian 529: Jika terkena dampak bencana alam, berapa besar dampak

bencana alam terhadap penurunan produktivitas/produksi?

Bila dampak bencana alam tersebut terhadap penurunan

produktivitas/produksi ≤25% lingkari kode 1, 26%-50% kode lingkari 2, 51%-

75% lingkari kode 3, 76%-89% lingkari kode 4, dan 90%-100% lingkari kode 5.

Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.

Rincian 530: Apakah melakukan penjualan hasil produksi [tanaman

padi/palawija terpilih]?

Lingkari kode 1 jika hasil produksi usaha tanaman padi/palawija terpilih

pada bidang lahan yang dipanen/ditebaskan terakhir dijual seluruhnya, kode 2

jika dijual sebagian, dan kode 3 jika hasil produksi tidak dijual sama sekali

kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Bila kode 3

yang dilingkari, pertanyaan langsung ke rincian 532.

Perlu diperhatikan apabila petani/pengelola menebaskan tanaman

padi/palawija terpilih (rincian 503 berkode 2) berarti seluruh hasil panen

dijual ke penebas (kode yang dilingkari adalah kode 1).

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|79

Rincian 531 untuk Daftar SOUT2017-SPD.S (padi):

Rincian 531: Jika melakukan penjualan, hasil produksi dijual kepada

(jawaban boleh lebih dari 1)?

Pertanyaan ini ditanyakan jika kode 3 pada rincian 530 tidak dilingkari.

Lingkari kode 1 jika hasil produksi dijual kepada pedagang pengumpul, kode 2

jika dijual kepada penggilingan padi, kode 4 jika dijual pada koperasi, kode 8

jika dijual kepada BULOG, dan kode 16 untuk lainnya. Jawaban pada rincian ini

boleh lebih dari satu (kode yang dilingkari boleh lebih dari satu). Isikan jumlah

kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.

Contoh:

Rumah tangga Pak Badrur terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan 2017

untuk komoditas padi sawah hibrida. Kepada petugas pencacah, Pak Badrur

memberi informasi bahwa hasil produksi tanaman padi sawah hibrida yang

terakhir dipanen sebagian dijual kepada pedagang pengumpul dan sebagian ke

koperasi, maka isian pada kotak yang disediakan adalah 5 yang merupakan

penjumlahan dari 1 (pedagang pengumpul) dan 4 (koperasi).

Rincian 531 untuk Daftar SOUT2017-SPW.S (palawija):

Rincian 531: Jika melakukan penjualan, hasil produksi dijual kepada

(jawaban boleh lebih dari 1)?

Pertanyaan ini ditanyakan jika kode 3 pada rincian 530 tidak dilingkari.

Lingkari kode 1 jika hasil produksi dijual kepada pedagang pengumpul, kode 2

jika dijual pada koperasi, kode 4 jika dijual kepada BULOG, dan kode 8 untuk

lainnya. Jawaban pada rincian ini boleh lebih dari satu (kode yang dilingkari

boleh lebih dari satu). Isikan jumlah kode yang dilingkari pada kotak yang

disediakan.

Rincian 532: Apakah melakukan penyimpanan hasil produksi [Rinc.505]?

Lingkari kode 1 jika dilakukan penyimpanan hasil produksi usaha

tanaman padi/palawija terpilih pada bidang lahan yang dipanen terakhir, kode 2

jika tidak. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.

Bila kode 2 yang dilingkari, pertanyaan langsung ke Blok VI rincian 601.

80|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Rincian 533: Jika menyimpan hasil produksi, berapa banyaknya hasil

produksi yang disimpan?

Pertanyaan ini ditanyakan jika pada rincian 532 kode yang dilingkari

adalah kode 1. Jika hasil produksi yang disimpan ≤25% lingkari kode 1, 26%-

50% lingkari kode 2, 51%-75% lingkari kode 3, dan 76%-100% lingkari kode 4.

Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.

Rincian 534: Berapa bulan rata-rata lama hasil produksi disimpan?

Isikan rata-rata lama penyimpanan hasil produksi tanaman padi/palawija

pada kotak yang disediakan dalam satuan bulan.

Rincian 535: Hasil produksi yang disimpan sebagian besar digunakan

untuk apa?

Jika hasil produksi yang disimpan sebagian besar digunakan untuk

konsumsi rumah tangga sendiri lingkari kode 1, dijual di kemudian hari lingkari

kode 2, sebagian besar digunakan untuk bibit/benih lingkari kode 3, dan jika

untuk lainnya (pakan ternak, unggas, diberikan kepada pihak lain, dll) lingkari

kode 4.

Blok VI. Keterangan Ongkos/Biaya Usaha Tanaman Padi/Palawija Terpilih

Blok ini bertujuan untuk mencatat seluruh ongkos/biaya produksi, seperti

untuk benih/bibit, pupuk, pestisida, pekerja baik dibayar maupun tidak dibayar,

upah pekerja, dan pengeluaran lainnya untuk usaha tanaman padi/palawija

terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama setahun yang lalu. Isian pada

blok VI adalah bilangan bulat.

Ongkos/biaya yang dicatat adalah biaya yang benar-benar telah

digunakan (bukan jumlah yang dibeli/disimpan) atau yang seharusnya

dikeluarkan untuk tanaman padi/palawija terpilih pada bidang yang

dipanen sendiri/ditebaskan terakhir selama setahun yang lalu.

Jika petani/pengelola menjual seluruh hasil produksi (rincian 530

berkode 1) maka seharusnya petani/pengelola tidak melakukan

penyimpanan (kode yang dilingkari adalah kode 2).

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|81

Rincian 601: Untuk pertanyaan tentang biaya, kira-kira BAPAK/IBU lebih

mudah menjawab pertanyaan dalam luasan berapa [satuan luas

pada Rinc. 501]? ................

Isikan besarnya luasan yang disebutkan responden ke dalam kotak yang

disediakan dengan mengacu pada satuan Rinc.501. Satuan luas pada rincian 601

ini akan digunakan untuk pertanyaan selanjutnya terkait biaya pada blok VI.

Contoh:

1. Rumah tangga Pak Kasino terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan

2017 untuk komoditas padi sawah hibrida. Kepada petugas pencacah, Pak

Kasino mengaku bahwa luas panen terakhir untuk padi sawah hibridanya

seluas 200 bata (isian Rinc.501=bata dan Rinc.504=200), sehingga petugas

harus menanyakan kesanggupan responden terlebih dulu untuk menjawab

pertanyaan terkait biaya/pengeluaran per 200 bata. Berikut contoh

pertanyaan yang dapat diajukan petugas:

“Untuk pertanyaan tentang biaya, kira-kira Bapak bisa menjawabnya per

200 bata tidak? Biaya yang dimaksud disini antara lain termasuk untuk

pengeluaran benih/bibit, pupuk, pestisida, upah pekerja, dan pengeluaran

lainnya.”

Jika Pak Kasino mengerti pengeluarannya per 200 bata maka isian pada

Daftar SOUT2017-SPD.S Rinc.601 adalah “200”. Namun, jika ternyata Pak

Kasino merasa sulit harus menjawab biaya/pengeluaran per 200 bata maka

besarnya luas dibebaskan kepada Pak Kasino asal tetap mengacu pada

satuan luas pada rincian 501 dengan mengajukan pertanyaan sesuai

dengan yang tertera pada Rinc. 601.

“Untuk pertanyaan tentang biaya, kira-kira Bapak lebih mudah menjawab

pertanyaan dalam satuan berapa bata?”

Khusus untuk Rincian 601, petugas perlu menanyakan kesanggupan

responden terlebih dahulu untuk menjawab keterangan biaya sesuai

dengan luas panen yang dijawab responden pada rincian 504. Hal ini

dimaksudkan agar pada lembar rekapitulasi akhir dapat diperoleh nilai

struktur ongkos yang sesungguhnya. Jika responden merasa kesulitan,

maka besarnya luasan diisi sesuai dengan kebiasaan responden.

82|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Apabila Pak Kasino menjawab 100 bata maka isikan “100” pada kotak yang

disediakan.

2. Rumah tangga Pak Darno terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan

2017 untuk komoditas padi hibrida. Kepada petugas pencacah, Pak Darno

memberi informasi bahwa luas panen terakhir untuk padi hibridanya seluas

1 hektar (isian Rinc.501=hektar dan Rinc.504=1), sehingga petugas harus

menanyakan kesanggupan responden terlebih dulu untuk menjawab

pertanyaan terkait biaya/pengeluaran per 1 hektar. Karena Pak Darno

menyanggupi untuk menjelaskan biaya/pengeluaran untuk usaha tanaman

padi hibridanya per 1 hektar maka petugas pencacah mengisikan “1” pada

Daftar SOUT2017-SPD.S Rinc.601.

Rincian 602: Untuk penggunaan benih/bibit [tanaman padi/palawija

terpilih], berapa kilogram benih/bibit yang dibutuhkan per

[satuan luas pada Rinc. 601] luas tanam? ................ (kg)

Isikan banyaknya penggunaan benih/bibit tanaman padi/palawija terpilih

untuk bidang lahan yang dipanen terakhir per luasan pada rincian 601.

Contoh:

Rumah tangga Pak Kasino terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan 2017

untuk komoditas padi sawah hibrida. Pak Kasino sebagai responden menjawab

100 bata pada rincian 601 dan menghabiskan 5 kg benih untuk 100 bata. Maka

pada kotak yang disediakan diisi oleh petugas pencacah sebesar 5.

Penjelasan:

Misalkan tanaman jagung hibrida ditanam pada awal bulan Desember 2016

dengan benih sebanyak 3 kg. Pada pertengahan bulan Desember 2016 tanaman

puso terkena banjir kemudian petani menanam kembali pada akhir bulan

Banyaknya benih yang dicatat harus dalam satuan yang telah ditentukan,

yaitu kilogram (kg). Jika benih dalam bentuk semaian, maka harus

dikonversi dalam kg.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|83

Januari dengan benih sebanyak 3 kg, dan dipanen akhir Maret 2017 maka benih

yang diisikan pada blok VI rincian 602 adalah 6 kg. Benih untuk penyulaman

(mengganti tanaman yang mati) tetap dicatat penggunaannya.

Rincian 603: Seandainya semua benih/bibit yang dibutuhkan harus dibeli,

untuk menyediakan benih sebanyak [jawaban Rinc.602] kg,

berapakah uang yang dibutuhkan? ................ (ribu rupiah)

Isikan nilai bibit/benih tanaman padi/palawija terpilih jika semua

benih/bibit yang digunakan harus dibeli tanpa subsidi dalam satuan ribu rupiah.

Jawaban pada rincian ini harus mengacu pada jumlah benih/bibit yang

disebutkan di rincian 602. Apabila responden kesulitan memperkirakan nilai

benih pada rincian 603 karena benih yang digunakan tidak mempunyai nilai

ekonomis maka isikan “0” pada kotak yang disediakan.

Berikut harga eceran tertinggi benih bersubsidi yang dibeli oleh petani

menurut Permentan RI Nomor 04/Permentan/HK.140/2/2016 tentang Pedoman

Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016:

a. padi inbrida sebesar Rp 2.500,-/kg

b. padi hibrida sebesar Rp 4.100,-/kg

c. kedelai sebesar Rp 3.100,-/kg untuk (kelas Benih Sebar/BR), dan

d. kedelai sebesar Rp 2.500,-/kg untuk (kelas Benih Sebar 1/BR1, kelas Benih

Sebar 2/BR2, kelas Benih Sebar 3/BR3. dan kelas Benih Sebar 4/BR4),

sampai di lokasi kelompok tani.

Rincian 604: Sekarang saya akan bertanya tentang biaya/pengeluaran

pupuk untuk usaha tanaman [tanaman padi/palawija terpilih]

BAPAK/IBU. Mohon dijawab sesuai yang dilakukan oleh

BAPAK/IBU

Banyaknya pupuk yang dicatat harus dalam satuan yang telah

ditentukan, yaitu kilogram (kg).

Untuk Daftar SOUT2017-SPD.S, jika sistem penanaman yang dilakukan

adalah salibu (Rinc.512.c berkode 2), maka Rinc. 602 diisi dengan

jumlah benih/bibit yang digunakan pada penyemaian pertama dan

isian Rinc.603 adalah “0”

84|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

kolom (2) dan kolom (3): Berapa kilogram banyaknya pupuk subsidi/non-

subsidi yang digunakan per [satuan luas pada Rinc.601] luas

tanam?

Isikan banyaknya pupuk subsidi dan non-subsidi yang benar-benar telah

digunakan per satuan luas pada rincian 601 menurut jenis pupuk.

kolom (4): Seandainya seluruh pupuk [pada Kol. (2) dan Kol. (3)] harus

dibeli, berapakah uang yang dibutuhkan untuk biaya pupuk per

[satuan luas pada Rinc.601] luas tanam?

Isikan jumlah uang yang dibutuhkan jika seluruh pupuk harus dibeli

(termasuk yang subsidi) untuk per satuan luas rincian 601 menurut jenis pupuk

pada kolom (4) dalam satuan ribu rupiah. Setelah semua terisi dan sudah

lengkap jumlahkan seluruh biaya pada kolom (4) tersebut dan isikan pada

rincian 604.i kolom (4).

kolom (5): Jika [Kol. (2)] ada isian, dari mana pupuk subsidi pada Kolom

(2) diperoleh?

Ditanyakan dan diisi hanya jika rincian 604 kolom (2) terisi. Isikan kode

asal pupuk subsidi yang diperoleh sesuai dengan kode yang disediakan, kode 1

jika pupuk subsidi diperoleh dari poktan (kelompok tani), kode 2 jika kios, dan

kode 3 jika dari lainnya. Jika asal pupuk subsidi yang diperoleh responden lebih

dari satu, maka pilih sumber utamanya.

Adapun jenis pupuk yang dimaksud yaitu Urea, TSP/SP36, ZA, KCL, NPK,

pupuk organik bersertifikat, pupuk organik tidak bersertifikat dan pupuk lainnya

(seperti zat pengatur tumbuh) pada masing-masing kolom. Khusus untuk pupuk

organik tidak bersertifikat yang perlu diisi hanya kolom (3) dan (4) sedangkan

untuk pupuk lainnya (seperti zat pengatur tumbuh) yang perlu diisi hanya

kolom (4).

Pupuk adalah bahan yang diberikan pada tanah, air, atau daun dengan tujuan

untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman baik secara langsung maupun tidak

langsung, atau menambah unsur hara.

Pupuk majemuk/campuran adalah pupuk yang terdiri dari beberapa jenis

pupuk tunggal yang dicampur secara fisik saja. Jenis pupuk yang dicampur

dapat terdiri dari beberapa pupuk sesuai dengan kebutuhan. Contoh pupuk

campuran adalah pupuk yang mengandung perbandingan 8:8:8 yaitu pupuk ZA

(20,6% N), Urea (46% N), Es (16% P2O5), KCl (60% K2O) dengan jumlah 1 ton.

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) adalah bahan yang digunakan untuk mengatur

atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|85

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan

dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui

proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan

mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan

hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi

tanah.

Pupuk organik bersertifikat adalah pupuk organik yang telah mendapatkan

sertifikasi organik dari lembaga yang berwenang. Lembaga tersebut telah

mendapatkan verifikasi dari Otoritas Kompeten Pangan Organik (OKPO)

Kementerian Pertanian RI dan/atau mengantongi sertifikat akreditasi dari

Komite Akreditasi Nasional (KAN), seperti Lembaga Sertifikasi Pangan Organik

(LSPO) SUCOFINDO, LSPO INOFICE, dan lain-lain.

Pupuk organik tidak bersertifikat adalah pupuk organik yang belum

mendapatkan sertifikasi organik, seperti pupuk kompos yang diolah di rumah

tangga sendiri.

Rincian 605: Sekarang saya akan bertanya tentang pengeluaran pestisida

untuk usaha tanaman [tanaman padi/palawija terpilih]

BAPAK/IBU

kolom (2) dan kolom (3): Apa satuan pestisida yang biasa digunakan?

Isikan satuan pestisida yang biasa digunakan menurut jenis pestisida.

Satuan pada kolom (2) dan kolom (3) tidak harus mengikuti satuan standar dan

diisi sesuai dengan pengakuan petani, satuan untuk pestisida cair seperti ml, cc,

botol, dll, dan untuk pestisida padat seperti kg, kaleng, bungkus, dll.

kolom (4) dan kolom (5): Berapa banyaknya pestisida cair yang digunakan

per [satuan luas pada Rinc.601] luas tanam?

Isikan banyaknya pestisida cair organik pada Kol. (4) maupun pestisida

cair anorganik pada Kol. (5) yang benar-benar telah digunakan per satuan luas

rincian 601 menurut jenis pestisida.

kolom (6): Berapa banyaknya pestisida padat yang digunakan per [satuan

luas pada Rinc.601] luas tanam?

Isikan banyaknya pestisida padat yang benar-benar telah digunakan per

satuan luas rincian 601 menurut jenis pestisida.

86|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

kolom (7): Seandainya seluruh pestisida [isian Kol.(4) s.d Kol.(6)] harus

dibeli, berapakah uang yang dibutuhkan untuk biaya pestisida

per [satuan luas pada Rinc.601] luas tanam? (000 Rp)

Isikan jumlah uang yang dikeluarkan dalam satuan ribu rupiah untuk

biaya pestisida per satuan luas pada rincian 601 luas tanam jika seluruh

pestisida (isian Kol. (4), Kol. (5), dan Kol. (6)) harus dibeli.

Pestisida, adalah suatu zat kimia/bahan lain serta jasad renik dan virus yang

digunakan untuk memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang

merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian.

Pestisida organik adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman

atau tumbuhan, hewan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat

mengendalikan serangan hama pada tanaman. Pestisida organik tidak

meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan serta

dapat dibuat dengan mudah menggunakan bahan yang murah dan peralatan

yang sederhana. Pestisida anorganik adalah pestisida yang bahan aktifnya

lebih banyak berasal dari zat kimia.

Adapun jenis pestisida yang dimaksud terdiri dari: akarisida (pembasmi tungau),

bakterisida (pembasmi bakteri), fungisida (pembasmi jamur), herbisida

(pembasmi gulma), insektisida (pembasmi serangga), molluskisida (pembasmi

siput), nematisida (pembasmi nematoda), rodentisida (pembasmi tikus), dan

termisida (pembasmi rayap).

Contoh:

Rumah tangga Pak Slamet terpilih menjadi sampel SOUT Tanaman Pangan 2017

untuk komoditas padi sawah inbrida. Kepada petugas pencacah, Pak Slamet

mengaku menggunakan 2 jenis pestisida cair untuk tanaman padi sawah inbrida

yang dipanen terakhir, yaitu herbisida dan insektisida. Pak Slamet menggunakan

kedua pestisida tersebut masing-masing 1 botol dengan harga untuk herbisida

Rp 65.000 dan insektisida Rp 45.000, ia tidak mengingat berapa ml isi setiap

botolnya. Menurut pengakuan Pak Slamet, kedua pestisida tersebut juga

termasuk dalam pupuk cair anorganik. Oleh karena itu, yang diisikan petugas

pada Daftar SOUT2017-SPD.S Rinc.605.d kolom (2) dan 605.e kolom (2) adalah

”botol” dan pada kolom (5) diisi masing-masing ”1”. Kemudian pada kolom (7)

Rinc.605.d dan 605.e diisi masing-masing “65” dan “45”, petugas juga langsung

menjumlahkan biaya pestisida tersebut dan mengisikan jumlahnya ke kolom (7)

Rinc.605.j yaitu sebesar “110”.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|87

Rincian 606: Sekarang saya akan bertanya tentang biaya/pengeluaran

untuk tenaga kerja pada usaha [tanaman padi/palawija

terpilih] BAPAK/IBU. Mohon dijawab sesuai dengan yang

dilakukan BAPAK/IBU.

Perlu diperhatikan bahwa isian pada rincian 606, informasi mengenai

tenaga kerja dibedakan menurut jenis tenaga kerja dibayar (Rinc. 606.a s.d. Rinc.

606.h) dan tenaga kerja tidak dibayar/pekerja keluarga (termasuk petani) (Rinc

606.i s.d. Rinc. 606.p). Isian juga dibedakan menurut jenis kelamin laki-laki (L)

dan perempuan (P) yang terlibat dalam mengerjakan kegiatan yang tercantum

pada kolom (1), yaitu pengolahan lahan, penanaman dan penyulaman,

pemeliharaan/penyiangan, pemupukan, pengendalian hama/OPT, pemanenan

(sampai dengan produksi kualitas standar), dan pengangkutan hasil. Isian

Rinc.606.a (untuk tenaga kerja dibayar) juga dibedakan untuk tenaga kerja

dibayar dengan buruh (tidak borongan) dan menggunakan jasa pertanian

(borongan).

Cara pengisian daftar:

kolom (2) dan kolom (3): Jika tidak borongan, untuk per [satuan luas pada

Rinc. 601] luas tanam, berapa ORANG tenaga kerja

dibayar/tenaga kerja tidak dibayar yang dibutuhkan untuk

mengerjakan kegiatan [Kol. (1)]?

Isikan banyaknya tenaga kerja dibayar dan tidak dibayar (termasuk petani)

per satuan luas tanam rincian 601 menurut jenis kelamin.

kolom (4) dan kolom (5): Dengan tenaga sebanyak [isian Kol. (2) & (3)],

berapa HARI yang dibutuhkan per [satuan luas Rinc.601]?

Isikan jumlah hari yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masing-masing

kegiatan yang tersedia pada kolom (1) dengan jumlah tenaga kerja sebanyak

isian kolom (2) dan kolom (3) menurut jenis kelamin.

88|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

kolom (6) dan kolom (7): Untuk kegiatan [Kol. (1)] berapa JAM kerja per

hari?

Isikan jumlah jam kerja per hari untuk masing-masing kegiatan menurut

jenis kelamin.

kolom (8) dan kolom (9): Jika Kol. (2) & (3) terisi, berapa biaya yang

dikeluarkan (termasuk makanan dan minuman) untuk kegiatan

[kol. (1)] per [satuan luas Rinc. 601] luas tanam? (000 Rp)

Kolom ini diisi hanya jika kolom (2) dan/atau kolom (3) terisi. Isikan total

biaya yang dikeluarkan/upah maupun perkiraan upah yang harus dibayarkan

dalam bentuk uang maupun barang (termasuk makanan dan minuman)

menurut jenis kegiatan dan jenis kelamin dalam satuan ribu rupiah.

kolom (10): Jika kegiatan [Kol. (1)] diborongkan (menggunakan jasa

pertanian), berapa biaya yang harus dibayarkan pada

pemborong per [satuan luas Rinc. 601] (000 Rp)

Kolom ini hanya dapat terisi pada Rinc.606.a s.d. Rinc 606.h dan hanya jika

pelaksanaan kegiatan pada kolom (1) diborongkan (menggunakan jasa

pertanian). Isikan biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar pemborong

per satuan luas pada Rinc.601. Isikan dalam satuan ribu rupiah.

Penjelasan:

Bila petani mengerjakan sendiri (hanya dibantu anggota rumah tangga yang

bersangkutan) dalam mengelola kegiatan pertaniannya (biasanya petani gurem

yang mempunyai lahan kurang dari 5.000 m2), isian upah tetap diisi pada bagian

tenaga kerja tidak dibayar (rincian 606.b), diperkirakan sesuai dengan upah

setempat.

Untuk petani yang termasuk dalam kelompok tani dan dalam

menyelesaikan kegiatan yang tertera pada Kol. (1) saling membantu

(tanpa dibayar), misal A membantu B dan B membantu A karena

masuk dalam satu kelompok tani, maka rincian upah dimasukkan ke

dalam tenaga kerja dibayar. Upah diperkirakan dengan menanyakan

kebiasaan untuk kegiatan tertentu.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|89

Contoh:

1. Rumah tangga Pak Soleh terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan

2017 untuk komoditas padi sawah inbrida. Kepada petugas pencacah, Pak

Soleh menyatakan bahwa untuk kegiatan pemeliharaan/penyiangan ia

mempekerjakan satu orang laki-laki dengan total hari sebanyak tiga hari

(isian pada Daftar SOUT2017-SPD.S Rinc. 606.c Kol.(2) adalah “1”, Kol.(4)

“3”) dan tidak menggunakan jasa pertanian. Setiap harinya pekerja

menghabiskan waktu selama tiga jam untuk kegiatan tersebut (isian Kol.(6)

“3”). Menurut Pak Soleh, upah tenaga kerja yang ia keluarkan untuk

kegiatan pemeliharaan/penyiangan tersebut sebesar Rp 60.000 per hari.

Selama bekerja setiap harinya ia menyediakan snack, kopi, dan rokok

dengan perkiraan nilai sebesar Rp 20.000. Oleh karena itu, total upah yang

sebenarnya dikeluarkan oleh Pak Soleh adalah Rp 80.000 dan isian pada

kolom (8) perhitungannya adalah sebagai berikut:

𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐛𝐢𝐚𝐲𝐚 = 𝐑𝐩 𝟖𝟎. 𝟎𝟎𝟎 × 𝟏 (𝐩𝐞𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚) × 𝟑 (𝐡𝐚𝐫𝐢) = 𝐑𝐩 𝟐𝟒𝟎. 𝟎𝟎𝟎

Maka isian yang diisikan pada kolom (8) rincian 606.c adalah 240.

Berikut beberapa konsep terkait dengan isian rincian 606:

Upah pekerja atau upah buruh/karyawan adalah semua upah yang

seharusnya dibayarkan baik berupa uang maupun barang/makanan/ minuman

untuk pekerja yang dibayar. Upah berupa barang/makanan/ minuman dinilai

berdasarkan harga pembelian atau harga setempat yang berlaku pada saat

digunakan. Termasuk disini upah/gaji dari anggota rumah tangga yang

bersangkutan bila anggota rumah tangga tersebut dibayar. Bila rumah tangga

tersebut menggunakan pekerja tidak dibayar, maka upah pekerja tidak dibayar

tersebut harus diperkirakan nilainya sesuai upah pekerja dibayar di daerah

tersebut.

90|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Pekerja dibayar adalah mereka yang bekerja pada suatu kegiatan dengan

mendapat upah/gaji baik berupa uang maupun barang/makanan/minuman.

Pekerja tidak dibayar adalah mereka yang bekerja dengan tidak mendapat

upah/gaji baik berupa uang maupun barang.

Termasuk pekerja tidak dibayar adalah:

a) Petani yang ikut mengerjakan/terlibat dalam mengelola kegiatan

pertaniannya.

b) Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, misalnya isteri dan

anak.

c) Bukan sebagai anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang

dibantunya, misalnya keponakan, mertua yang tidak dibayar.

d) Bukan sebagai anggota rumah tangga dan bukan keluarga orang yang

dibantunya, misalnya pembantu RT yang tidak dibayar.

Pekerja menurut jenis kegiatan pengelolaan tanaman padi/palawija:

1. Pekerja pengolahan lahan adalah pekerja yang mengerjakan pengolahan

lahan untuk pertanian dengan mencangkul, membajak atau menggunakan

traktor. Apabila pekerjaan dilakukan secara borongan dimasukkan pada

pengeluaran lainnya (jasa pertanian).

2. Pekerja penyemaian, penanaman, dan penyulaman adalah pekerja yang

mengerjakan penanaman dan penyulaman benih.

3. Pekerja pemeliharaan/penyiangan adalah pekerja yang mengerjakan

pengairan dan penyiangan pada tanaman padi/palawija terpilih.

4. Pekerja pemupukan adalah pekerja yang melakukan pemberian pupuk

pada tanaman padi/palawija terpilih.

5. Pekerja pengendalian hama/OPT adalah pekerja yang melakukan kegiatan

pemberantasan hama/OPT pada tanaman padi/palawija terpilih.

6. Pekerja pemanenan adalah pekerja yang melakukan kegiatan memanen

hasil tanaman padi/palawija terpilih sampai dengan kualitas standar. Jika

tanaman yang terpilih adalah padi maka kegiatan pemanenan sampai

dengan Gabah Kering Panen (GKP) dimana kegiatan tersebut meliputi

pemanenan dan perontokan. Namun apabila tanaman palawija yang

terpilih maka kegiatan pemanenan sampai dengan produk kualitas standar

masing-masing komoditas meliputi semua kegiatan terkait yang dilakukan

(kualitas standar dapat dilihat pada Bab V), misalnya untuk tanaman jagung

maka kegiatan pemanenan sampai dengan pipilan kering dimana kegiatan

tersebut meliputi pemanenan, pengeringan, dan pemipilan/ pengupasan.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|91

Perontokan adalah pekerja yang melakukan kegiatan perontokan hasil

produksi.

Pengeringan adalah pekerja yang melakukan kegiatan pengeringan hasil

produksi tanaman jagung, kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau.

Pemipilan adalah pekerja yang melakukan kegiatan pipilan hasil produksi

tanaman jagung.

Pengupasan adalah pekerja yang melakukan kegiatan pengupasan kedelai,

kacang tanah, dan kacang hijau.

7. Pekerja pengangkutan hasil adalah pekerja yang melakukan kegiatan

pengangkutan hasil produksi sampai dengan tempat penyimpanan

pertama.

Jasa pertanian antara lain jasa pengolahan lahan, jasa pemupukan, jasa

pengendalian OPT, jasa pemanenan dan sebagainya. Jasa pertanian biasanya

diupah secara paket dan ada satu orang yang menjadi koordinator/kepalanya.

Panen yang dilakukan secara borongan atau dengan sistem bawon dianggap

panen dengan menggunakan jasa pemanenan. Biaya jasa adalah sebesar nilai

borongan atau bawon.

Rincian 607: Pengeluaran sewa lahan. Berapakah rata-rata

harga/perkiraan harga sewa lahan per [satuan luas rincian

601] per musim tanam? ................ (ribu rupiah)

Sebelum mengisi rincian 607, lihat kembali jenis lahan pada rincian 510

dan status penguasaan lahan pada rincian 511. Isikan rata-rata harga/perkiraan

harga sewa lahan per satuan luas rincian 601 per musim tanam dalam satuan

ribu rupiah. Jika status penguasaan lahan adalah milik sendiri atau bebas sewa,

tetap tanyakan kepada responden perkiraan sewa lahan. Sewa per musim tanam

dapat didekati dengan sewa per tahun dibagi frekuensi tanam per tahun (rincian

513.b).

Contoh:

Pak Eka terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan 2017 untuk komoditas

padi sawah inbrida. Petugas pencacah mewawancarai Pak Eka menggunakan

Daftar SOUT2017-SPD.S. Menurut pengakuan Pak Eka, luas panen terakhir padi

sawah inbridanya (Rinc.504) adalah 200 bata. Namun, sebelumnya Pak Eka juga

Perlu diingat untuk isian rincian 607 adalah harga sewa lahan per

satuan luas rincian 601 per musim tanam.

92|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

mengaku kesulitan jika harus menghitung biaya/pengeluaran untuk benih/bibit,

pupuk, dan lainnya dalam 200 bata. Ia mengaku dapat menjelaskan dengan

lebih tepat jika menjawab per 100 bata sehingga isian di Rinc.601 adalah “100”.

Pak Eka menyampaikan ia membayar sewa lahan per tahun untuk bidang lahan

padi sawah inbrida yang dipanen terakhir sebesar Rp750.000,-, biaya sewa ini

adalah biaya sewa untuk bidang lahan seluas 200 bata. Pada bidang lahan

tersebut, ia menggunakannya untuk menanam jagung hibrida dua kali dan padi

sawah inbrida satu kali. Oleh karena itu, perhitungan untuk sewa lahan Pak Eka

per 100 bata per musim tanam adalah sebagai berikut:

Sehingga isian pada Rinc.607 adalah “125”. Pada perhitungan perlu dibagi tiga

karena lahan ditanami sebanyak tiga kali selama setahun yang lalu, dan perlu

dibagi dua karena harga sewa yang ingin didapatkan pada kasus tersebut

adalah per 100 bata bukan per 200 bata.

Penjelasan:

Petani menyewa lahan selama 1 (satu) tahun, dan digunakan untuk menanam

jagung hibrida satu kali dan padi sawah hibrida dua kali, apabila tanaman yang

terpilih adalah jagung hibrida, maka biaya sewa lahan untuk jagung hibrida (per

musim tanam) adalah sepertiga biaya sewa lahan per tahun.

Sewa lahan adalah biaya yang dibayarkan untuk penggunaan lahan pertanian

dalam waktu tertentu dari pihak lain, dimana besarnya sewa lahan sudah

ditetapkan terlebih dahulu tanpa melihat besar kecilnya hasil produksi.

Pembayaran sewa dapat berupa uang atau barang.

Perkiraan sewa lahan bebas sewa adalah perkiraan nilai sewa dari lahan milik

orang/pihak lain yang digunakan tanpa membayar biaya sewa.

Perkiraan sewa lahan milik sendiri adalah perkiraan nilai sewa dari lahan milik

sendiri yang digarap oleh petani.

Rincian 608: Pengeluaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) (khusus lahan

milik sendiri). Jika bukan milik sendiri langsung ke Rinc.609

Rincian 608 diisi jika status penguasaan lahan (rincian 511) milik sendiri,

jika bukan milik sendiri langsung ke rincian 609.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|93

Rincian 608.a: Apakah BAPAK/IBU membayar PBB untuk lahan yang

digunakan untuk usaha tanaman [tanaman padi/palawija

terpilih]?

Jika petani membayar PBB untuk lahan yang digunakan untuk usaha

tanaman padi/palawija terpilih maka lingkari kode 1. Jika tidak maka lingkari

kode 2. Isikan kode ke dalam kotak yang tersedia. Apabila kode 2 dilingkari,

langsung ke pertanyaan rincian 608.c.

Rincian 608.b: Berapakah PBB yang harus dibayarkan per [satuan luas

Rinc.601] per musim tanam? ................ (ribu rupiah)

Isikan nilai PBB yang harus dibayarkan per satuan luas rincian 601 per

musim tanam dalam satuan ribu rupiah pada kotak yang disediakan. Setelah

rincian 608.b terisi, langsung ke pertanyaan rincian 609.

Rincian 608.c: Berapakah perkiraan PBB yang harus dibayarkan per

[satuan luas Rinc.601] per musim tanam? ................ (ribu rupiah)

Isikan perkiraan nilai PBB yang harus dibayarkan per satuan luas rincian

601 per musim tanam dalam satuan ribu rupiah pada kotak yang disediakan.

Jika petani tidak dapat memperkirakan PBB yang harus dibayarkan, petugas

wajib mencari informasi terkait perkiraan nilai PBB dari sumber lain seperti

pengawas, aparat desa, dll.

Rincian 609: Pengeluaran Bunga Pinjaman

Bunga pinjaman untuk usaha adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan

yang biasanya dihitung berdasarkan persentase tertentu dari uang yang

dipinjam dari pihak lain, baik perorangan maupun badan (bank, koperasi, dan

lainnya).

Rincian 609.a: Apakah BAPAK/IBU menggunakan modal pinjaman untuk

usaha [tanaman padi/palawija terpilih]

Tanyakan kepada responden apakah menggunakan modal pinjaman

untuk usaha tanaman padi/palawija terpilih. Jika menggunakan modal pinjaman

dengan bunga maka lingkari kode 1, jika menggunakan modal pinjaman tanpa

bunga lingkari kode 2, dan kode 3 jika tidak menggunakan modal pinjaman.

Isikan kode ke dalam kotak yang disediakan. Apabila kode 2 dilingkari, langsung

ke rincian 609.c sedangkan apabila kode 3 dilingkari maka langsung ke rincian

610.

94|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Rincian 609.b: Berapakah pengeluaran bunga pinjaman untuk usaha

tanaman [tanaman padi/palawija terpilih] yang harus

dibayarkan per [satuan luas Rinc.601] per musim tanam?

................ (ribu rupiah)

Isikan nilai bunga pinjaman yang harus dikeluarkan untuk usaha tanaman

padi/palawija terpilih per satuan luas rincian 601 per musim tanam dalam

satuan ribu rupiah pada kotak yang disediakan. Setelah rincian 609.b terisi,

langsung ke pertanyaan rincian 610.

Rincian 609.c: Berapakah perkiraan pengeluaran bunga pinjaman untuk

usaha tanaman [tanaman padi/palawija terpilih] yang harus

dibayarkan per [satuan luas Rinc.601] per musim tanam?

................ (ribu rupiah)

Isikan perkiraan nilai bunga pinjaman yang harus dikeluarkan untuk usaha

tanaman padi/palawija terpilih per satuan luas rincian 601 per musim tanam

dalam satuan ribu rupiah pada kotak yang disediakan.

Rincian 610: Berapakah retribusi/pungutan/iuran (untuk pengairan dll)

yang harus dibayarkan per [satuan luas Rinc.601] per musim

tanam? ................ (ribu rupiah)

Isikan nilai yang dikeluarkan untuk retribusi/pungutan/iuran lain dalam

satuan ribu rupiah untuk usaha tanaman padi/palawija terpilih pada bidang

yang dipanen terakhir selama setahun yang lalu pada rincian 610, misalnya

pungutan/iuran pengairan. Retribusi/pungutan/iuran per musim tanam dapat

didekati dengan retribusi/pungutan/iuran per tahun dibagi frekuensi tanam per

tahun (rincian 513.b).

Rincian 611: Berapakah premi asuransi yang harus dibayarkan per [satuan

luas Rinc.601] per musim tanam? ................ (ribu rupiah)

Isikan nilai premi asuransi yang dibayarkan untuk usaha padi/palawija

terpilih. Nilai premi asuransi yang diisikan pada rincian ini adalah premi yang

dibayarkan untuk tanaman padi/palawija terpilih yang dikumpulkan informasi

struktur ongkosnya. Pengeluaran premi asuransi per musim tanam dapat

didekati dengan premi asuransi per tahun dibagi frekuensi tanam per tahun

(rincian 513.a).

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|95

Rincian 612: Biaya sewa/perkiraan sewa dan penyusutan barang modal

(alat mekanisasi pertanian seperti traktor dan mesin pertanian

lainnya) untuk usaha tanaman padi/palawija terpilih

Barang-barang modal yang termasuk dalam rincian ini adalah barang-

barang modal yang ikut serta dalam proses produksi tanaman padi/palawija

terpilih.

Cara pengisian daftar:

kolom (1): Jenis barang modal

Isikan kode jenis barang modal yang digunakan seperti yang tersedia

pada daftar kode Blok XIII (rincian kode untuk barang modal alat dan mesin

pertanian usaha tanaman pangan ada di bagian penjelasan Blok XIII mengenai

Daftar Kode dan Konversi Kualitas Standar).

kolom (2): Apa status penguasaan barang modal?

Isikan kode status penguasaan barang modal pada kotak yang disediakan.

Kode untuk status penguasaan barang modal sebagai berikut:

1. Milik sendiri (milik rumah tangga responden)

2. Sewa

3. Milik kelompok (beberapa rumah tangga)

4. Bebas sewa

kolom (3): Berapa nilai sewa/perkiraan sewa barang modal?

Isikan nilai sewa/perkiraan sewa barang modal pada kotak yang

disediakan. Jika status penguasaan adalah milik sendiri atau bebas sewa maka

perkiraan sewa alat/sarana yang dihitung hanya yang digunakan dalam usaha

tanaman padi/palawija terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama

setahun yang lalu dalam satuan ribu rupiah. Sewa per musim tanam dapat

didekati dengan sewa per tahun dibagi frekuensi tanam per tahun (Rinc. 513.a

atau Rinc. 513.b). Jika status penguasaan barang modal bukan milik sendiri

(kolom (2) berkode 2, 3, atau 4) maka langsung ke baris berikutnya untuk

menanyakan barang modal selanjutnya.

kolom (4): Kapan tahun pembelian barang modal?

Isikan tahun pembelian barang modal yang digunakan dalam usaha

tanaman padi/palawija terpilih pada bidang yang dipanen terakhir selama

setahun yang lalu. Tuliskan dua digit terakhir dari tahun pembelian pada kotak

yang disediakan.

96|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Karena untuk tahun pembelian barang modal disediakan 2 kotak, maka isikan 2

digit terakhir dari tahun pembelian.

Contoh:

Tahun 1995 9 5

Tahun 2014 1 4

kolom (5): Berapa harga pembelian barang modal pada tahun [Kol.(4)]?

Isikan harga pembelian barang modal yang digunakan dalam satuan ribu

rupiah.

kolom (6): Berapa lama umur pakai barang modal sejak dibeli?

Isikan umur pemakaian barang modal yang digunakan sejak pertama kali

dibeli dalam satuan tahun.

kolom (7): Berapa harga jual barang modal seandainya dijual kembali saat

ini?

Tanyakan kepada responden nilai barang modal yang digunakan jika

dijual kembali pada waktu pencacahan dalam satuan ribu rupiah.

kolom (8): Besarnya penyusutan barang modal per tahun per musim

tanam (000 Rp)

Hitung besarnya penyusutan barang modal per tahun per musim tanam

dalam satuan ribu rupiah dengan rumus sebagai berikut:

untuk barang modal yang digunakan khusus tanaman palawija

terpilih/padi (digit pertama kode pada Rinc. 612 kol. (1) bukan “0”):

Penyusutan =(Rinc. 612 kolom (5) − Rinc. 612 kolom (7))

(Rinc. 612 kolom (6) × Rinc. 513a)

untuk barang modal yang digunakan tanaman padi dan bukan padi/

palawija dan bukan palawija (digit pertama kode pada Rinc. 612 kol. (1)

adalah “0”):

Penyusutan =(Rinc. 612 kolom (5) − Rinc. 612 kolom (7))

(Rinc. 612 kolom (6) × Rinc. 513b)

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|97

Contoh:

Rumah tangga Pak Syaiful terpilih sebagai sampel SOUT Tanaman Pangan untuk

komoditas padi sawah hibrida. Kepada petugas, Pak Syaiful mengaku

menggunakan power thresher untuk tanaman padi sawah hibridanya. Selama

setahun yang lalu Pak Syaiful melakukan penanaman sebanyak tiga kali pada

bidang lahan yang sama, yaitu tanaman kedelai, bawang, dan padi (isian Daftar

SOUT2017-SPD.S rincian 513.a adalah kode 1 dan 513.b adalah kode 3).

Menurut Pak Syaiful, ia menggunakan power thresher untuk tanaman padi

sawah hibrida dan kedelai (dua kali penggunaan). Ia membeli power thresher

tersebut seharga Rp10.000.000,- pada tahun 2015 dan sudah menggunakannya

selama dua tahun. Pak Syaiful memperkirakan harga sewa power thresher

tersebut sebesar Rp500.000,-. Seandainya dijual kembali pada waktu

pencacahan, Pak Syaiful dapat memperoleh Rp8.000.000,-. Berdasarkan kode

yang tertera pada Blok XIII, power thresher memiliki kode 152. Meskipun

digunakan dalam 2 kali masa tanam, formula yang harus diaplikasikan oleh

petugas untuk menghitung penyusutan dari power thresher tersebut adalah

formula barang modal untuk digit pertama kode bukan “0” dengan perhitungan

sebagai berikut:

𝐏𝐞𝐧𝐲𝐮𝐬𝐮𝐭𝐚𝐧 =(𝐑𝐢𝐧𝐜. 𝟔𝟏𝟐 𝐤𝐨𝐥. (𝟓) − 𝐑𝐢𝐧𝐜. 𝟔𝟏𝟐 𝐤𝐨𝐥. (𝟕))

(𝐑𝐢𝐧𝐜. 𝟔𝟏𝟐 𝐤𝐨𝐥. (𝟔) × 𝐑𝐢𝐧𝐜. 𝟓𝟏𝟑𝐚)=

𝟏𝟎. 𝟎𝟎𝟎 − 𝟖. 𝟎𝟎𝟎

𝟐 × 𝟏= 𝟏. 𝟎𝟎𝟎

Rincian 613: Berapakah pengeluaran bahan bakar minyak (BBM) khusus

untuk usaha [tanaman padi/palawija terpilih] per [satuan luas

Rinc.601] per musim tanam? ................ (ribu rupiah)

Isikan nilai pengeluaran BBM untuk usaha padi/palawija terpilih per

satuan luas rincian 601 per musim tanam.

98|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Rincian 614: Berapakah pengeluaran bahan bakar gas (BBG)/elpiji khusus

untuk usaha [tanaman padi/palawija terpilih] per [satuan luas

Rinc.601] per musim tanam? ................ (ribu rupiah)

Isikan nilai pengeluaran BBG/elpiji untuk usaha padi/palawija terpilih per

satuan luas rincian 601 per musim tanam.

Rincian 615: Berapakah pengeluaran lainnya seperti wadah, alat non alat

berat per [satuan luas Rinc.601] per musim tanam? ................

(ribu rupiah)

Isikan nilai pengeluaran lainnya untuk usaha padi/palawija terpilih, seperti

pengeluaran untuk wadah atau yang lainnya, per satuan luas rincian 601 per

musim tanam.

Blok VII. Keterangan Umum Usaha Tanaman Padi/Palawija

Tujuan blok ini adalah mengetahui keterangan umum usaha tanaman

padi atau palawija terpilih untuk semua bidang lahan yang diusahakan rumah

tangga selama setahun yang lalu. Cara pengisian blok ini adalah melingkari

salah satu jawaban yang sesuai, lalu mengisikan kodenya ke kotak yang

disediakan.

Rincian 701: Apa alat/sarana utama yang digunakan untuk pengolahan

lahan?

Lingkari kode alat/sarana utama yang digunakan untuk pengolahan

lahan, apakah traktor roda empat atau lebih, traktor roda dua/hand tractor,

hewan, atau tenaga manusia. Jika pengolahan menggunakan lebih dari satu

jenis, maka lingkari salah satu alat/sarana pengolahan lahan yang utama,

kemudian isikan pada kotak yang disediakan. Jika kode 4 dilingkari, pertanyaan

Untuk Daftar SOUT2017-SPD.S, informasi yang dikumpulkan pada

Blok VII rincian 701 s.d. 706 hanya untuk tanaman pad terpilih,

sedangkan informasi yang dikumpulkan pada rincian 707 s.d. 722

tidak hanya terbatas untuk tanaman padi terpilih jika rumah tangga

mengusahakan lebih dari satu jenis padi.

Untuk Daftar SOUT2017-SPW.S, informasi yang dikumpulkan pada

Blok VII rincian 701 s.d. 722 hanya untuk tanaman palawija terpilih

(khusus untuk jagung, termasuk hibrida dan komposit).

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|99

langsung ke rincian 703. Jika rumah tangga menggunakan lebih dari satu

alat/sarana pengolahan lahan, alat/sarana utama untuk pengolahan

lahan adalah yang digunakan untuk menggarap lahan terluas.

Rincian 702: Apa status penguasaan alat/sarana utama yang digunakan

untuk pengolahan lahan [Rinc.701]?

Lingkari kode status penguasaan alat/sarana utama yang digunakan

untuk pengolahan lahan, apakah milik sendiri (rumah tangga yang

bersangkutan), milik kelompok (beberapa rumah tangga termasuk rumah

tangga yang bersangkutan), sewa, bebas sewa, atau jasa borongan, kemudian

isikan pada kotak yang disediakan.

Penjelasan:

Apabila petani merupakan anggota kelompok yang memiliki alat pengolahan

lahan dan petani memakai alat pengolahan lahan milik kelompok baik menyewa

atau tidak, maka isian pada Blok VII rincian 702 adalah kode 2 (milik kelompok).

Rincian 703: Pembiayaan untuk usaha [tanaman padi/palawija terpilih]

bersumber dari?

Isikan besarnya sumber pembiayaan dalam persentase. Jika sumber

pembiayaan usaha menggunakan biaya sendiri (rumah tangga ybs) maka isikan

pada rincian 703.1), pinjaman dengan bunga pada rincian 703.2) dan pinjaman

tanpa bunga pada rincian 703.3). Isikan persentase masing-masing sumber, jika

tidak menggunakan pada poin yang bersangkutan maka isikan ‘0”. Apabila

sumber pembiayaan tidak ada yang berasal dari pinjaman dengan bunga

(rincian 703.2) berisi “0”), pertanyaan langsung ke rincian 707.

Biaya sendiri, jika sumber pembiayaan adalah milik rumah tangga yang

bersangkutan tanpa pinjaman dari pihak lain.

Pinjaman dengan bunga, jika sumber pembiayaan berasal dari pihak lain

dengan atau tanpa jaminan dan wajib dibayar kembali secara tunai atau

angsuran dalam satu periode tertentu baik dikenai bunga maupun syariah.

Petani yang membeli pupuk, pestisida, atau sarana produksi lainnya dengan

sistem hitung dan membayar setelah panen dengan harga lebih tinggi dari

harga normal dianggap memperoleh sumber pembiayaan pinjaman dengan

bunga. Bunga yang dimaksud adalah selisih harga yang dibayar dengan harga

normal.

100|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Pinjaman tanpa bunga, jika sumber pembiayaan berasal dari pihak lain dengan

atau tanpa jaminan dan wajib dibayar kembali secara tunai atau angsuran dalam

satu periode tertentu tanpa bunga atau mudharabah.

Rincian 704: Jika pembiayaan usaha [tanaman padi/palawija terpilih]

menggunakan pinjaman dengan bunga, sumber pinjaman

dengan bunga yang utama (terbesar) berasal dari?

Jika sumber pinjaman dengan bunga yang utama berasal dari bank

lingkari kode 1, BPR lingkari kode 2, lembaga keuangan lainnya k lingkari ode 3,

koperasi lingkari kode 4, dan perorangan lingkari kode 5. Kemudian isikan kode

yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Jika rincian 704 berkode 1,

lanjutkan pertanyaan ke rincian 707.

Petani yang mendapat pinjaman dari Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) dikategorikan mendapat sumber pinjaman

dengan bunga dari bank, karena yang memberikan kredit sebenarnya bank

yang ditunjuk oleh pemerintah.

Rincian 705: Jika sumber pinjaman yang utama bukan dari bank, apa

sebab/alasan tidak meminjam dari bank?

Jika alasan tidak meminjam dari bank karena tidak tahu prosedurnya

lingkari kode 1 apabila ya dan kode 2 jika tidak, proses berbelit-belit/lama kode

3 apabila ya dan kode 4 jika tidak, tidak mempunyai agunan kode 5 apabila ya

dan kode 6 jika tidak, suku bunga relatif tinggi kode 7 apabila ya dan kode 8

jika tidak, lokasi bank relatif jauh kode 1 apabila ya dan kode 2 jika tidak dan

lainnya kode 3 apabila ya dan kode 4 jika tidak. Kemudian isikan kode yang

dilingkari pada kotak yang disediakan. Alasan yang disampaikan responden bisa

lebih dari satu. Jika alasan responden tidak termasuk dalam pilihan yang ada,

tuliskan alasan tersebut pada no. 6 dan lingkari kode yang sesuai yaitu kode 3

(“ya”) kemudian isikan kode jawaban pada kotak yang disediakan.

Rincian 706: Dari semua alasan tidak meminjam dari bank, apa yang

menjadi alasan utama (isikan salah satu nomor alasan dari

Rinc.705)? ................

Isikan nomor dari rincian 705 yang menjadi alasan utama responden tidak

meminjam dari bank untuk usaha tanaman padi/palawija terpilih. Alasan utama

pada rincian ini merupakan persepsi responden.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|101

Rincian 707: Apakah BAPAK/IBU menerima bantuan (hibah/gratis atau

subsidi) untuk usaha tanaman palawija terpilih/padi selama

setahun yang lalu?

Lingkari kode 1 jika petani menerima bantuan hibah/gratis atau subsidi

untuk usaha tanaman palawija terpilih/padi selama setahun yang lalu dan kode

2 jika tidak. Isikan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Pada rincian

ini padi dan jagung tidak dibedakan menurut varietas. Apabila kode 2 dilingkari,

langsung ke pertanyaan 710.

Rincian 708: Jika BAPAK/IBU menerima bantuan, bantuan yang diterima

terutama bersumber dari?

Jika sumber bantuan usaha yang diterima untuk usaha tanaman palawija

terpilih/padi dari pemerintah (pusat, provinsi, kab/kota) lingkari kode 1,

lembaga non pemerintah lingkari kode 2, dan perorangan lingkari kode 3,

kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Jika kode 2

atau 3 yang dilingkari maka langsung ke pertanyaan rincian 710.

Rincian 709: Jika BAPAK/IBU menerima bantuan dari pemerintah, apa

jenis bantuan yang diterima?

Bila responden pernah menerima bantuan dari pemerintah (pusat,

provinsi, dan atau kabupaten/kota) selama setahun yang lalu, tanyakan kepada

responden jenis bantuan yang diterima, apakah berupa benih/bibit, pupuk,

pestisida, alat/mesin pertanian untuk rumah tangga yang bersangkutan,

alat/mesin pertanian untuk kelompok, pembiayaan, atau bantuan lainnya (jenis

bantuan dituliskan pada kuesioner). Responden bisa menerima lebih dari satu

jenis bantuan, baik bantuan yang sifatnya cuma-cuma (gratis) atau subsidi

harga. Lingkari kode pada kuesioner sesuai dengan jawaban responden untuk

setiap pertanyaan jenis bantuan. Kemudian, isikan kode yang dilingkari ke

dalam kotak yang tersedia.

Apabila petani membeli pupuk di pabrik/kios seharga pupuk bersubsidi

tetapi yang diberikan subsidi adalah pabrik atau kiosnya (bukan

melalui kelompok tani atau rumah tangga) maka tidak termasuk

dalam menerima bantuan.

102|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Rincian 710: Apa jenis bantuan usaha [tanaman palawija terpilih]/padi

yang paling dibutuhkan dari pemerintah/pemda pada waktu

yang akan datang?

Tanyakan kepada responden jenis bantuan usaha tanaman palawija

terpilih/padi yang paling dibutuhkan dari pemerintah/pemda pada waktu yang

akan datang. Jika jenis bantuan yang paling dibutuhkan pada waktu yang akan

datang adalah benih/bibit lingkari kode 1, pupuk lingkari kode 2, pestisida

lingkari kode 3, pinjaman modal dari bank tanpa agunan lingkari kode 4,

pinjaman modal dari bank dengan subsidi bunga lingkari kode 5, dan jaminan

harga seperti HPP gabah/beras lingkari kode 6, penyuluhan teknik budidaya

lingkari kode 7, lainnya lingkari kode 8, dan tidak membutuhkan bantuan

lingkari kode 9. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang

disediakan. Jika responden menyebutkan lebih dari satu jenis bantuan, kembali

tanyakan kepada responden jenis bantuan apa yang paling utama dibutuhkan.

Pada rincian ini, padi dan jagung tidak dibedakan menurut varietas.

Rincian 711: Apa kendala/hambatan/kesulitan usaha yang dihadapi

selama setahun yang lalu dibanding tahun sebelumnya

(persepsi responden)?

Jika mengalami kendala/hambatan/kesulitan dalam pembiayaan usaha

lingkari kode 1 jika ya dan kode 2 jika tidak, kenaikan ongkos/biaya produksi

relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga produksi kode 3 jika ya

dan kode 4 jika tidak, dampak serangan hama/OPT relatif lebih besar/berat jika

ya kode 5 dan jika tidak kode 6, dampak perubahan iklim

(kekeringan/kebanjiran) dan atau bencana alam relatif lebih besar/berat jika ya

kode 7 dan jika tidak kode 8, mendapatkan pekerja lebih sulit/upah pekerja

lebih mahal kode 1 jika ya dan kode 2 jika tidak, lainnya kode 3 jika ya dan kode

4 jika tidak (tuliskan jenis kendala/hambatan/kesulitan pada kuesioner). Pada

rincian ini, padi dan jagung tidak dibedakan menurut varietas.

Rincian 712: Dari semua jenis kendala/hambatan/kesulitan usaha yang

dialami, apa yang menjadi kendala/hambatan/kesulitan utama

(isikan salah satu nomor alasan dari Rinc.711)?

Isikan kode nomor kendala/hambatan/kesulitan yang dianggap

responden paling utama dalam usaha tanaman palawija terpilih/padi dari

rincian 712 (1 s.d. 6) pada kotak yang disediakan.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|103

Rincian 713: Apakah ada anggota rumah tangga yang memperoleh

penyuluhan/bimbingan mengenai pengelolaan usaha [tanaman

palawija terpilih/padi] selama setahun yang lalu?

Lingkari kode 1 jika ada anggota rumah tangga yang memperoleh

penyuluhan/bimbingan mengenai pengelolaan usaha tanaman palawija

terpilih/padi selama setahun yang lalu dan kode 2 jika tidak ada (langsung ke

rincian 718), kemudian isikan pada kotak yang tersedia. Pada rincian ini, padi

dan jagung tidak dibedakan menurut varietas.

Rincian 714: Jika ada anggota rumah tangga yang memperoleh

penyuluhan/bimbingan, penyuluhan/bimbingan diperoleh dari?

Responden bisa memperoleh penyuluhan/bimbingan dari lebih dari satu

sumber. Cocokkan sumber penyuluhan/bimbingan yang diterima responden

dengan pilihan jawaban yang ada. Jika penyuluhan diperoleh dari PPL (Penyuluh

Pertanian Lapangan) lingkari kode 1 jika tidak kode 2, dari POPT (pengendali

OPT) lingkari kode 3 jika tidak kode 4, dari Dinas Pertanian terkait/pemerintah

lingkari kode 5 jika tidak kode 6, lainnya lingkari kode 7 dan jika tidak kode 8

(tuliskan sumber penyuluhan/bimbingan pada poin nomor 4 jika ada sumber

lainnya).

Rincian 715: Jika ada anggota rumah tangga yang memperoleh

penyuluhan/bimbingan, penyuluhan/bimbingan tersebut

berkaitan dengan apa?

Jika penyuluhan/bimbingan yang diperoleh responden berkaitan dengan

teknik budidaya lingkari kode 1 jika tidak kode 2, jika berkaitan dengan

pengendalian hama/OPT lingkari kode 3 jika tidak kode 4, pemasaran/penjualan

hasil lingkari kode 5 jika tidak kode 6, upaya penurunan kehilangan hasil (susut)

panen/pasca panen lingkari kode 7 dan jika tidak kode 8, teknik

pembiayaan/pengembalian pinjaman lingkari kode 1 dan jika tidak kode 2,

apabila lainnya lingkari kode 3 dan tidak kode 4 (Isikan jenis

penyuluhan/bimbingan yang diterima). Pada rincian ini, padi dan jagung tidak

dibedakan menurut varietas.

104|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Rincian 716: Jika ada anggota rumah tangga yang memperoleh

penyuluhan/bimbingan, apakah penyuluhan/bimbingan

tersebut berdampak signifikan terhadap usaha [tanaman

palawija terpilih]/padi berupa peningkatan

produksi/produktivitas dan/atau peningkatan usaha tani?

Jika ada anggota rumah tangga yang memperoleh

penyuluhan/bimbingan, tanyakan kepada responden apakah

penyuluhan/bimbingan tersebut berdampak signifikan terhadap usaha tanaman

palawija terpilih/padi berupa peningkatan produksi/produktivitas dan/atau

peningkatan keuntungan usaha tani. Jika ya lingkari kode 1, tidak lingkari kode

2. Jika kode 1 dilingkari, langsung ke pertanyaan rincian 718.

Rincian 717: Jika penyuluhan/bimbingan yang diperoleh dirasakan tidak

berdampak signifikan terhadap peningkatan produksi/

produktivitas dan/atau keuntungan usaha tani, hal tersebut

disebabkan karena apa?

Jika responden tidak merasakan dampak yang signifikan dari

penyuluhan/bimbingan terhadap peningkatan produksi/produktivitas dan/atau

keuntungan usaha tani, tanyakan penyebabnya. Lingkari kode 1 jika tidak sesuai

dengan kebutuhan, kode 2 jika sulit/mahal untuk diaplikasikan, kode 3 jika tidak

dipahami dengan baik, dan kode 4 untuk lainnya (tuliskan penyebabnya pada

kuesioner). Isikan kode pada kotak yang disediakan.

Rincian 718: Apakah ada anggota ruma tangga (termasuk kepala rumah

tangga) yang menjadi anggota kelompok tani tanaman pangan

pada saat ini?

Lingkari kode 1 bila ada anggota rumah tangga yang menjadi anggota

kelompok tani dan kode 2 bila tidak ada yang menjadi anggota kelompok tani

pada saat pencacahan. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang

disediakan. Bila kode 1 dilingkari pertanyaan langsung ke rincian 720.

Rincian 719: Jika pada saat ini tidak ada anggota rumah tangga yang

menjadi kelompok tani, apa alasan utamanya?

Rincian ini terisi bila rincian 718 berkode 2. Lingkari kode 1 bila alasan

utama tidak menjadi anggota kelompok tani adalah lokasi jauh/belum ada

kelompok tani, kode 2 bila jenis kegiatannya tidak sesuai kebutuhan, kode 3 bila

pelayanannya tidak memuaskan dan kode 4 bila lainnya. Kemudian isikan kode

yang dilingkari pada kotak yang disediakan.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|105

Rincian 720: Apakah sedang melakukan kemitraan dengan

perusahaan/usaha [tanaman palawija terpilih]/tanaman padi

saat ini?

Lingkari kode 1 bila melakukan kemitraan dengan perusahaan/usaha dan

kode 2 bila tidak. Bila kode 2 dilingkari, pertanyaan langsung ke rincian 722.

Pada rincian ini, padi dan jagung tidak dibedakan menurut varietas.

Rincian 721: Jika saat ini sedang melakukan kemitraan, dengan siapa

kemitraan dilakukan?

Rincian ini terisi bila rincian 720 berkode 1. Lingkari kode 1 bila

melakukan kemitraan dengan BUMN dan kode 2 bila melakukan kemitraan

dengan BUMD dan kode 3 bila melakukan kemitraan dengan perusahaan

swasta dan kode 4 bila melakukan kemitraan dengan koperasi.

Kemitraan adalah pola kerja sama antara perusahaan mitra dengan

petani/kelompok tani.

Perusahaan mitra adalah perusahaan yang melakukan kemitraan dengan

petani/kelompok tani.

BUMN adalah badan usaha yang kepemilikan sahamnya sebagian besar

dikuasai oleh Pemerintah dan ditetapkan sebagai Badan Usaha Milik Negara.

Contoh : PT. Pupuk Sriwijaya, PT. Pertani, PT. Sang Hyang Seri

BUMD adalah badan usaha yang kepemilikan sahamnya sebagian besar

dikuasai oleh Pemerintah Daerah dan ditetapkan sebagai Badan Usaha Milik

Daerah.

Perusahaan swasta adalah perusahaan yang modalnya berasal dari orang-

orang atau badan-badan non pemerintah.

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan

hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Contoh koperasi adalah Koperasi Unit Desa (KUD) dan Koperasi Usaha Tani

(KUT).

Rincian 722.a: Hasil panen [tanaman palawija terpilih]/tanaman padi

selama setahun yang lalu digunakan untuk apa?

Isikan penggunaan hasil panen usaha tanaman palawija terpilih/padi,

untuk dijual/dibarter, konsumsi rumah tangga sendiri, diberikan kepada pihak

lain, atau lainnya (pakan ternak, unggas, dll) dalam persentase. Pada rincian ini,

Padi dan jagung tidak dibedakan menurut varietas.

106|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Rincian 722.b: Jika menjual hasil panen [tanaman palawija terpilih]/padi

selama setahun yang lalu, penjualan hasil panennya paling

banyak dijual kemana?

Rincian ini terisi bila rincian 722.a 1) ada isian. Lingkari kode yang sesuai

dengan penjualan hasil panen yang utama apakah ke KUD/koperasi tani,

koperasi lainnya, pedagang pengumpul, pasar, penggilingan, Bulog, atau

lainnya. Kemudian isikan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.

Blok VIII. Keterangan Bangunan dan Fasilitas Tempat Tinggal Rumah

Tangga

Tujuan blok ini adalah untuk mengetahui keadaan bangunan dan fasilitas

tempat tinggal rumah tangga responden pada saat pencacahan.

Rincian 801: Apa status kepemilikan/penguasaan bangunan tempat

tinggal yang ditempati?

Jika status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati milik

sendiri lingkari kode 1, sewa/kontrak lingkari kode 2, dan bebas sewa/lainnya

lingkari kode 3. Isikan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia.

Milik Sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada saat pencacahan betul-betul

sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga.

Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan

status sewa beli termasuk rumah milik sendiri.

Sewa/kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah

tangga/anggota rumah tangga dalam jangka waktu tertentu berdasarkan

perjanjian sewa/kontrak antara pemilik dan pemakai. Cara pembayaran biasanya

sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak.

Bebas sewa/lainnya, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain

tanpa mengeluarkan suatu pembayaran, misalnya rumah tangga tersebut

menempati rumah orang tua, famili, rumah dinas atau rumah orang lain tanpa

sewa dan lainnya.

Rincian 802: Apa jenis lantai bangunan tempat tinggal yang terluas?

Bila jenis lantai bangunan tempat tinggal yang terluas adalah keramik/

marmer/granit lingkari kode 1, ubin/tegel/teraso kode 2, semen/bata merah

kode 3, kayu/papan kode 4, bambu kode 5 dan tanah/lainnya kode 6.

Rincian 803: Berapa luas lantai bangunan tempat tinggal dalam meter

persegi?

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|107

Isikan luas lantai dari bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah

tangga responden dalam satuan meter persegi.

Luas lantai, adalah jumlah luas lantai dari setiap bagian bangunan (sebatas

atap) yang ditempati (dihuni) dan digunakan untuk keperluan sehari-hari oleh

rumah tangga, termasuk teras, garasi, tempat mencuci, WC, gudang, lantai

setiap tingkat untuk bangunan bertingkat dalam satu bangunan sensus.

Luas lantai tempat tinggal rumah tangga tidak termasuk ruangan khusus untuk

usaha, warung, restoran, toko, salon, kandang ternak, lantai jemur (lamporan

semen), lumbung padi dan lain-lain. Untuk bangunan bertingkat, luas lantai

adalah jumlah luas dari semua tingkat yang ditempati.

Rincian 804: Apa sumber penerangan yang utama?

Bila sumber penerangan utama yang digunakan oleh responden listrik

PLN lingkari kode 1, listrik non PLN kode 2, bukan listrik kode 3. Apabila

responden menggunakan lebih dari satu jenis sumber penerangan yang sama

penggunaannya maka pilih jenis sumber penerangan yang mempunyai nilai

lebih tinggi (kode terkecil). Isikan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia.

Penjelasan:

Listrik non PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh selain

PLN termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki),

generator, pembangkit listrik tenaga surya, tenaga air, dll, masuk kode 2,

sedangkan lampu minyak tanah lainnya (lampu tempel, sentir, pelita dan

sejenisnya), lampu petromak, lampu karbit, lilin, biji jarak, dan kemiri masuk

kode 3.

Rumah tangga dikatakan menggunakan listrik PLN baik menggunakan meteran

(volumetrik) atau tidak.

Rincian 805: Apa jenis bahan bakar untuk memasak yang utama?

Bila jenis bahan bakar untuk memasak yang utama digunakan oleh

responden adalah listrik lingkari kode 1, gas/elpiji kode 2, minyak tanah kode 3,

arang kode 4, kayu kode 5, dan lainnya kode 6 (tuliskan jenis bahan bakar).

Apabila responden menggunakan lebih dari satu jenis bahan bakar yang sama

penggunaannya, maka pilih jenis bahan bakar yang mempunyai nilai lebih tinggi

(kode terkecil). Isikan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia.

Rincian 806: Apa sumber air minum yang utama?

Tanyakan sumber air minum utama yang digunakan oleh rumah tangga

responden. Jika sumber air minum yang utama berasal dari air dalam

108|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

kemasan/isi ulang lingkari kode 1, ledeng (meteran/eceran) kode 2,

pompa/sumur bor kode 3, sumur kode 4, mata air kode 5, air sungai kode 6, air

hujan kode 7 dan lainnya kode 8 (tuliskan sumber air minum). Isikan kode yang

dilingkari pada kotak yang tersedia.

Perlu diingat bahwa yang ditanyakan adalah sumbernya. Jadi kalau rumah

tangga responden mendapatkan air dari mata air yang disalurkan sampai ke

rumah, maka sumber airnya adalah mata air. Bila responden menggunakan air

yang berasal dari beberapa sumber air, maka pilih salah satu sumber air yang

volume airnya paling banyak digunakan oleh rumah tangga tersebut.

Air dalam kemasan/air isi ulang adalah air yang diproduksi dan didistribusikan

oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol (500 ml, 600 ml, 1 liter, 12 liter

atau 19 liter) dan kemasan gelas; seperti antara lain air kemasan merk Aqua, VIT,

Airess, Moya, 2 Tang, MQ, dan termasuk air minum isi ulang.

Ledeng adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan

sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air.

Sumber air ini diusahakan oleh PAM, PDAM, atau BPAM baik dikelola

pemerintah maupun swasta.

Penjelasan:

1. Rumah tangga yang minum dari air ledeng yang diperoleh baik dari

pedagang air keliling maupun dari tetangga dianggap mempunyai sumber

air minum ledeng.

2. Rumah tangga yang minum air yang berasal dari mata air atau air hujan

yang ditampung dan dialirkan ke rumah dengan menggunakan pipa

pralon/pipa leding maka sumber air minumnya tetap mata air atau air

hujan.

3. Rumah tangga yang menggunakan air hujan pada musim penghujan, dan

membeli air pada musim kemarau, maka sumber air minumnya tergantung

pada apa yang banyak dimanfaatkan selama setahun yang lalu.

4. Rumah tangga yang menggunakan air sungai, air danau, air sumur dan air

hujan melalui proses penjernihan dengan menggunakan mesin penjernih

dianggap menggunakan sumber air minum ledeng.

5. Rumah tangga yang menggunakan air minum isi ulang maka sumber air

minumnya adalah air dalam kemasan.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|109

Pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan menggunakan

pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur

pantek).

Sumur adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali. Cara

pengambilannya dengan menggunakan gayung atau ember, baik dengan katrol

maupun tidak. Air sumur dikelompokan menjadi 2 kategori, yaitu air sumur

terlindung dan tidak terlindung.

Penjelasan:

Bila suatu rumah tangga menggunakan sumur terlindung sebagai sumber air

minum, namun dalam mengambil (menaikkan) airnya, rumah tangga itu

menggunakan pompa (pompa tangan atau pompa listrik), maka sumber air

rumah tangga tersebut dikategorikan sumur terlindung jika mulut sumur

terbuka, dikategorikan menggunakan pompa jika mulut sumur tertutup.

Mata air adalah sumber air permukaan tanah dimana air timbul dengan

sendirinya.

Lainnya adalah sumber air selain yang tersebut di atas seperti air waduk/danau.

Rincian 807: Apa fasilitas tempat buang air besar yang utama?

Fasilitas buang air besar adalah ketersediaan jamban/kakus yang dapat

digunakan oleh rumah tangga responden. Bila penggunaan fasilitas buang air

besar yang utama digunakan sendiri (satu rumah tangga) lingkari kode 1,

bersama (beberapa rumah tangga) kode 2, umum kode 3, dan tidak ada kode 4.

Isikan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia.

Sendiri jika fasilitas tempat buang air besar digunakan khusus oleh rumah

tangga responden, walaupun kadang-kadang ada yang menumpang.

Bersama jika fasilitas tempat buang air besar digunakan bersama dengan

rumah tangga yang lain, dan biasanya jumlah rumah tangganya sudah tertentu.

Umum jika fasilitas tempat buang air besar yang penggunaannya tidak terbatas

pada rumah tangga tertentu, tetapi siapapun dapat menggunakannya.

Perlu berhati-hati dalam menentukan sumber air minum rumah tangga,

karena di beberapa daerah ada yang menyalurkan air sungai atau mata

air dari gunung ke rumahnya dengan bambu atau pipa pralon/pastik.

Dalam hal ini sumber air minumnya adalah air sungai atau mata air,

bukan ledeng.

110|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Blok IX. Keterangan Akses Makanan Rumah Tangga

Tujuan pertanyaan pada blok ini adalah untuk memperkirakan prevalensi

food insecurity. Pertanyaan yang ditanyakan pada blok ini diadaptasi dari Food

Insecurity Experience Scale (FIES) yang dikembangkan FAO’s Voices of The

Hungry (VoH).

Food security ada ketika semua orang, setiap saat, memiliki akses fisik, sosial,

dan ekonomi terhadap makanan yang cukup, aman, dan bergizi yang

memenuhi kebutuhan makanan mereka dan preferensi makanan untuk hidup

aktif dan sehat.

Cara mengisi Blok IX adalah dengan melingkari salah satu pilihan jawaban sesuai dengan jawaban responden kemudian isikan pada kotak yang tersedia. Tanyakan kepada responden, dalam setahun terakhir apakah ada saat dimana:

Rincian 901: Selama setahun terakhir, apakah Anda/ART lainnya khawatir

tidak akan memiliki cukup makanan untuk disantap karena

kurangnya uang atau sumber daya lainnya?

Kekhawatiran yang dimaksud adalah kekhawatiran karena keadaan yang

memengaruhi kemampuan ART/ART lainnya untuk memperoleh makanan,

seperti: kehilangan pekerjaan atau sumber pendapatan lainnya atau karena

alasan lain yang menyebabkan tidak memiliki cukup uang; ketidakcukupan

produksi makanan untuk konsumsi rumah tangga; terganggunya hubungan

sosial; terhentinya bantuan makanan atau bantuan lainnya; terjadinya krisis

politik atau krisis lingkungan. Contoh sumber daya lain misalnya: hasil yang

diperoleh dari berdagang di warung.

Lingkari kode 1 jika jawaban ‘ya’, kode 2 ‘tidak’, kode 3 ‘tidak tahu’, dan

kode 4 ‘tidak menjawab’, kemudian isikan kode pada kotak yang tersedia. Untuk

menjawab ‘Ya’ (kode 1), responden/rumah tangga tidak harus sudah pernah

mengalami ketidakcukupan makanan karena adanya kekhawatiran akan

ketidakcukupan makanan merupakan manifestasi dari food insecurity.

Responden untuk Blok IX harus merupakan kepala rumah tangga

berdasarkan informasi pada rincian 401 Blok IV. Jika KRT tidak dapat

ditemui untuk diwawancarai maka responden dapat diganti dengan

pasangan KRT/ART yang umurnya 17 tahun ke atas.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|111

Rincian 902: Selama setahun terakhir, apakah ada saat di mana Anda/ART

lainnya tidak dapat menyantap makanan sehat dan bergizi

karena kurangnya uang atau sumber daya lainnya?

Kriteria makanan dikatakan sehat dan bergizi, bergantung pada opini

responden. Pertanyaan ini berkenaan dengan kualitas dari makanan, dan tidak

bergantung dari kuantitas dari makanan yang dimakan. Lingkari kode 1 jika

jawaban ‘ya’, kode 2 ‘tidak’, kode 3 ‘tidak tahu’, dan kode 4 ‘tidak menjawab’,

kemudian isikan kode pada kotak yang tersedia.

Rincian 903: Selama setahun terakhir, apakah Anda/ART lainnya hanya

menyantap sedikit jenis makanan karena tidak memiliki uang

atau sumber daya lainnya?

Menyantap sedikit jenis makanan yang dimaksud adalah hanya

menyantap makanan dengan janis yang sama atau hanya menyantap makanan

dengan jenis yang sedikit setiap hari. Implikasinya, keanekaragaman makanan

yang dikonsumsi akan meningkat jika rumah tangga memiliki akses yang baik

terhadap makanan. Orang yang memiliki kebiasaan membatasi jenis

makanannya, misalnya karena alasan kesehatan, agama, dsb. tidak termasuk

menyantap sedikit jenis makanan pada pertanyaan ini.

Lingkari kode 1 jika jawaban ‘ya’, kode 2 ‘tidak’, kode 3 ‘tidak tahu’, dan

kode 4 ‘tidak menjawab’, kemudian isikan kode pada kotak yang tersedia.

Rincian 904: Selama setahun terakhir, apakah Anda/ART lainnya pernah

melewatkan makan pada suatu hari tertentu karena tidak

memiliki uang atau sumber daya lain yang cukup untuk

mendapatkan makanan?

Pertanyaan ini bertujuan untuk melihat ketidakcukupan kuantitas

makanan. Melewatkan makan yang dimaksud adalah melewatkan makan berat

seperti sarapan, makan siang, atau makan malam. Batasan jumlah waktu makan

per hari, disesuaikan dengan budaya yang terdapat di daerah setempat.

Lingkari kode 1 jika jawaban ‘ya’, kode 2 ‘tidak’, kode 3 ‘tidak tahu’, dan kode 4

‘tidak menjawab’, kemudian isikan kode pada kotak yang tersedia.

Rincian 905: Selama setahun terakhir, apakah Anda/ART lainnya makan

lebih sedikit daripada seharusnya karena kurangnya uang atau

sumber daya lainnya?

Makan lebih sedikit daripada seharusnya yang dimaksud adalah ketika

responden/ART lain makan lebih sedikit dari porsi yang seharusnya,

112|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

berdasarkan pendapat atau persepi responden. Pertanyaan ini hanya

menanyakan tentang kuantitas makanan yang disantap, tidak bergantung pada

kualitas makanan.

Orang yang memiliki kebiasaan membatasi jenis makanannya, misalnya

karena alasan menurunkan berat badan, kesehatan, agama, dsb. tidak termasuk

makan lebih sedikit daripada seharusnya pada pertanyaan ini.

Lingkari kode 1 jika jawaban ‘ya’, kode 2 ‘tidak’, kode 3 ‘tidak tahu’, dan kode 4

‘tidak menjawab’, kemudian isikan kode pada kotak yang tersedia.

Rincian 906: Selama setahun terakhir, apakah rumah tangga kehabisan

makanan karena kurangnya uang atau sumber daya lainnya?

Rumah tangga dikatakan kehabisan makanan ketika rumah tangga

pernah tidak memiliki makanan sama sekali.

Lingkari kode 1 jika jawaban ‘ya’, kode 2 ‘tidak’, kode 3 ‘tidak tahu’, dan

kode 4 ‘tidak menjawab’, kemudian isikan kode pada kotak yang tersedia.

Rincian 907: Selama setahun terakhir, apakah Anda/ART lainnya merasa

lapar tapi tidak makan karena kurangnya uang atau sumber

daya lainnya untuk mendapatkan makanan?

Pertanyaan ini menanyakan mengenai pengalaman fisik atau perasaan

lapar karena dapat makan secara cukup yang disebabkan karena kurangnya

uang atau sumber daya lainnya untuk mendapatkan makanan. Orang yang

memiliki kebiasaan membatasi jenis makanannya, misalnya karena alasan

menurunkan berat badan, puasa untuk alasan kesehatan atau alasan agama,

dsb. tidak termasuk merasa lapar tetapi tidak makan pada pertanyaan ini.

Lingkari kode 1 jika jawaban ‘ya’, kode 2 ‘tidak’, kode 3 ‘tidak tahu’, dan

kode 4 ‘tidak menjawab’, kemudian isikan kode pada kotak yang tersedia.

Rincian 908: Selama setahun terakhir, apakah Anda/ART lainnya tidak

makan seharian karena kurangnya uang atau sumber daya

lainnya?

Pertanyaan ini menanyakan mengenai kebiasaan khusus yang dilakukan

rumah tangga ketika tidak memiliki makanan. Orang yang memiliki kebiasaan

membatasi jenis makanannya, misalnya karena alasan kesehatan atau alasan

agama, dsb. tidak termasuk tidak makan seharian pada pertanyaan ini.

Lingkari kode 1 jika jawaban ‘ya’, kode 2 ‘tidak’, kode 3 ‘tidak tahu’, dan

kode 4 ‘tidak menjawab’, kemudian isikan kode pada kotak yang tersedia.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|113

Blok X. Keterangan Penguasaan dan Penggunaan Lahan pada Saat

Pencacahan

Blok ini berisi tentang keterangan penguasaan dan penggunaan lahan

yang dikuasai rumah tangga terpilih, baik lahan pertanian maupun bukan

pertanian, pada saat pencacahan. Satuan luas yang digunakan dalam Blok X

adalah meter persegi.

Rincian 1001: Penguasaan dan penggunaan lahan pada saat pencacahan

(m2)

Pada rincian ini petugas pencacah menanyakan kepada responden

keterangan mengenai luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga terpilih pada

saat pencacahan. Keterangan tersebut dirinci menurut status penguasaan

(dimiliki, berasal dari pihak lain, dan berada di pihak lain) dan jenis lahan

(pertanian dan bukan pertanian). Jenis lahan pertanian dirinci kembali menjadi

sawah dan bukan sawah. Isikan jawaban responden pada kotak yang tersedia.

Cara pengisian daftar:

Rincian 1001.a: Lahan yang dimiliki

Isikan luas lahan pertanian sawah, lahan pertanian bukan sawah, dan

lahan bukan pertanian milik rumah tangga terpilih pada Kol. (2), Kol. (3), dan

Kol. (4), kemudian isikan jumlahnya pada Kol. (5).

Rincian 1001.b: Lahan yang berasal dari pihak lain

Isikan luas lahan pertanian sawah, lahan pertanian bukan sawah, dan

lahan bukan pertanian yang diperoleh rumah tangga terpilih yang berasal dari

pihak lain pada Kol. (2), Kol. (3), dan Kol. (4), kemudian isikan jumlahnya pada

Kol. (5).

Rincian 1001.c: Lahan yang berada di pihak lain

Isikan luas lahan pertanian sawah, lahan pertanian bukan sawah, dan

lahan bukan pertanian milik rumah tangga terpilih yang berada di pihak lain

pada Kol. (2), Kol. (3), dan Kol. (4), kemudian isikan jumlahnya pada Kol. (5).

Rincian 1001.d: Lahan yang dikuasai (a+b-c)

Hitung jumlah masing-masing luas lahan pertanian sawah, lahan

pertanian bukan sawah, dan lahan bukan pertanian yang dimiliki rumah tangga

terpilih ditambah dengan yang berasal dari pihak lain, dikurangi dengan lahan

yang berada di pihak lain, kemudian isikan jumlahnya pada kolom (5).

114|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Rincian 1001.e: Jumlah bidang yang sedang diusahakan tanaman palawija

terpilih /padi

Isikan jumlah bidang yang sedang diusahakan oleh rumah tangga terpilih

untuk tanaman palawija terpilih/padi di lahan pertanian sawah dan lahan

pertanian bukan sawah pada kondisi saat pencacahan, kemudian isikan

jumlahnya pada kolom (5). Pada rincian ini, yang dimaksud dengan sedang

diusahakan adalah jika sudah masuk dalam tahap pengolahan lahan, apabila

sedang didiamkan (hanya hamparan) maka tidak termasuk dalam bidang yang

sedang diusahakan. Khusus untuk tanaman padi dan jagung tidak dibedakan

menurut varietas.

Rincian 1001.f: Lahan yang sedang diusahakan tanaman palawija terpilih/

padi

Isikan luas lahan pertanian sawah dan lahan pertanian bukan sawah yang

sedang diusahakan rumah tangga terpilih untuk tanaman palawija terpilih/padi,

kemudian isikan jumlahnya di Kol. (5). Khusus untuk tanaman padi dan jagung

tidak dibedakan menurut varietas.

Rincian 1002: Apakah bidang yang dipanen sendiri/ditebaskan terakhir

selama setahun yang lalu masih dikuasai [Rinc. 503]?

Tanyakan responden apakah bidang lahan yang dipanen

sendiri/ditebaskan terakhir untuk tanaman padi/palawija terpilih (yang telah

ditanyakan sebelumnya pada rincian 503) masih dikuasai pada saat pencacahan.

Jika Ya lingkari kode 1, tidak lingkari kode 2, kemudian isikan kode pada kotak

yang tersedia.

Berikut adalah sejumlah konsep dan definisi yang harus dipahami oleh petugas

terkait pengisian Blok X:

Lahan yang dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal

dari pihak lain, dan dikurangi lahan yang berada pada pihak lain.

Lahan milik sendiri meliputi:

i. Lahan pembelian adalah lahan yang didapat secara pembelian, baik secara

tunai maupun angsuran.

ii. Lahan warisan adalah lahan yang diterima oleh ahli waris berdasarkan

pembagian dari harta orang yang telah meninggal dunia.

iii. Lahan hibah adalah lahan yang diterima/didapat secara cuma-cuma dari

orang yang masih hidup.

iv. Lahan yang dimiliki berdasarkan:

e. Land Reform

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|115

f. Permohonan biasa

g. Pembagian lahan transmigrasi

h. Pembagian lahan dari pembukaan hutan

i. Hukum adat

j. Penyerahan dari program perkebunan inti rakyat (PIR)

Lahan yang berasal dari pihak lain adalah lahan yang diperoleh secara bagi

hasil, sewa, gadai, bengkok, maupun lainnya.

a. Lahan bagi hasil (sekap) adalah lahan sewa yang dibayar dengan hasil

panen. besarnya bagian panen yang akan diserahkan kepada pemilik lahan

sudah ditentukan lebih dulu, misalnya, setengah atau sepertiga dari hasil

panen. Istilah-istilah yang dipakai di beberapa daerah antara lain maro,

meniga, martilu, toyo, nengah, jejuran, kujang, dan mampatigoi.

b. Lahan sewa adalah lahan yang berasal dari pihak lain dengan membayar

sewa yang besarnya sudah ditetapkan terlebih dulu tanpa melihat besar

kecilnya hasil produksi. Pembayaran sewa dapat berupa uang atau barang.

Dalam sewa menyewa, pemilik lahan tidak ikut menanggung ongkos-

ongkos produksi maupun risiko dari penggarapan lahannya.

c. Lahan gadai adalah lahan yang berasal dari pihak lain sebagai jaminan

pinjaman uang pihak yang menggadaikan lahannya. Lahan tersebut

dikuasai oleh orang yang memberi pinjaman uang sampai pemilik lahan

membayar kembali utangnya.

d. Lahan bengkok/pelungguh adalah lahan milik desa/kelurahan yang

dikuasakan kepada pamong desa atau bekas pamong desa sebagai gaji

atau pensiun.

e. Lainnya yaitu lahan bebas sewa, serobotan, dan lahan garapan lainnya.

Lahan yang berada di pihak lain meliputi:

1. Lahan yang disewakan

2. Lahan yang dibagihasilkan

3. Lahan yang digadaikan

4. Lahan yang diserahkan kepada pihak lain dengan bebas sewa

5. Lahan yang dikuasai pihak lain secara tidak sah

Lahan yang berada di pihak lain meliputi:

1. Lahan yang disewakan

2. Lahan yang dibagihasilkan

3. Lahan yang digadaikan

116|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

4. Lahan yang diserahkan kepada pihak lain dengan bebas sewa

5. Lahan yang dikuasai pihak lain secara tidak sah

Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh

pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya

ditanami padi tanpa memandang dari mana diperoleh atau status lahan

tersebut. Lahan yang dimaksud termasuk lahan yang terdaftar di Pajak Bumi

Bangunan (PBB), Iuran Pembangunan Daerah, lahan bengkok, lahan serobotan,

lahan rawa yang ditanami padi dan lahan bekas tanaman tahunan yang telah

dijadikan sawah, baik yang ditanami padi, palawija atau tanaman semusim

lainnya.

Lahan pertanian bukan sawah adalah semua lahan pertanian selain lahan

sawah, yang mencakup:

a. Tegal/kebun adalah lahan pertanian bukan sawah (lahan kering) yang

ditanami tanaman semusim atau tahunan dan terpisah dengan halaman

sekitar rumah serta penggunaannya tidak berpindah-pindah.

b. Ladang/huma adalah lahan pertanian bukan sawah (lahan kering) yang

biasanya ditanami tanaman semusim dan penggunaannya hanya semusim

atau dua musim, kemudian akan ditinggalkan bila sudah tidak subur lagi

(berpindah-pindah). Kemungkinan lahan ini beberapa tahun kemudian

akan dikerjakan kembali jika sudah subur.

c. Perkebunan rakyat adalah lahan yang dikuasai oleh rumah tangga dan

ditanami tanaman perkebunan/industri, seperti karet, kelapa, kopi, teh, dan

sebagainya.

d. Kehutanan rakyat meliputi lahan yang dikuasai oleh rumah tangga dan

ditumbuhi kayu-kayuan/hutan rakyat termasuk bambu, sengon dan

angsana, baik yang tumbuh sendiri maupun yang sengaja ditanami,

misalnya, semak-semak dan pohon-pohon yang hasil utamanya kayu.

Kemungkinan lahan ini juga ditanami tanaman bahan makanan, seperti

padi dan palawija, tetapi tanaman utamanya adalah bambu/kayu-kayuan.

e. Kolam/tebat/empang/tambak adalah lahan yang biasanya digunakan

untuk pemeliharaan/pembenihan ikan dan biota lainnya, baik yang terletak

di lahan sawah maupun lahan kering.

f. Padang penggembalaan adalah lahan yang khusus digunakan untuk

pengembalaan ternak. Lahan yang sementara tidak diusahakan (dibiarkan

kosong lebih dari satu tahun dan kurang dari dua tahun) tidak dianggap

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|117

sebagai lahan penggembalaan/padang rumput meskipun ada hewan yang

digembalakan di sana.

g. Lahan pertanian bukan sawah yang sementara tidak diusahakan adalah

lahan pertanian bukan sawah yang tidak ditanami apapun lebih dari 1

tahun tetapi ≤ 2 tahun. Lahan sawah yang tidak ditanami apapun selama

lebih dari 2 tahun tetapi ≤ 4 tahun digolongkan menjadi lahan pertanian

bukan sawah yang sementara tidak diusahakan.

h. Lahan bukan sawah lainnya adalah lahan pertanian bukan sawah selain

yang disebutkan sebelumnya, misalnya, lahan sekitar rumah (pekarangan)

yang diusahakan untuk pertanian.

Lahan bukan pertanian adalah semua lahan selain lahan pertanian, misalnya

pemukiman, jalan, badan air (sungai, danau, kolam), dan lainnya.

Blok XI. Keterangan Luas Panen Tanaman Padi pada 2016

Rincian 1101: Luas panen [tanaman palawija terpilih]/tanaman padi pada

lahan yang dikuasai selama tahun 2016 (m2)

Pada Rincian 1101 petugas pencacah mencatat informasi mengenai usaha

tanaman palawija terpilih/padi yang dipanen oleh rumah tangga di setiap

bidang yang dikuasai. Informasi tersebut mencakup luas panen pada tahun

2016 dan dirinci menurut subround. Satuan luas panen dicatat dalam satuan

meter persegi (m2). Khusus untuk tanaman padi dan jagung tidak dibedakan

menurut varietas.

Blok XII. Catatan

Blok ini digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap perlu, misalnya

nama kepala rumah tangga pada Daftar SOUT2017-DSRT berbeda dengan

nama kepala rumah tangga pada Daftar SOUT2017-SPW.S Blok I rincian 113.

Pencacahan selesai jam: ___:___

Isikan waktu berakhirnya pencacahan dengan format jam:menit.

Tanda tangan responden:

Diisi dengan tanda tangan responden.

Blok XIII. Daftar Kode dan Angka Konversi Kualitas Standar

Kode barang modal untuk alat dan mesin pertanian usaha tanaman

pangan terdiri dari tiga digit, dengan penjelasan sebagai berikut:

118|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

1) Digit pertama menunjukkan barang modal dapat digunakan secara

multifungsi (untuk padi maupun palawija) atau tidak, jika digit pertama “0”

maka barang modal tersebut dapat digunakan untuk padi maupun

palawija, sedangkan jika digit pertama kode bukan “0” maka barang

modal tersebut hanya dapat digunakan khusus untuk padi/palawija.

2) Digit kedua menunjukkan manfaat barang modal untuk kegiatan

penanaman, pengendalian hama/OPT, pengairan dan pemupukan,

pemanenan, atau perontokan/pemipilan.

3) Digit ketiga menunjukkan nomor urut setiap barang modal.

1. Penanaman

011. Traktor roda 4 012. Traktor roda 2 (hand tractor)

Gambar 6.7 Traktor roda 4 Gambar 6.8 Traktor roda 2

111. Alat tanam padi (rice transplanter) 311. Alat tanam biji-bijian (seeder)

Gambar 6.9 Rice transplanter Gambar 6.10 Seeder

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|119

2. Pengendalian hama/OPT

021. Alat semprot manual (hand sprayer) 022. Mesin penyemprot (power sprayer)

Gambar 6.11 Hand sprayer Gambar 6.12 Power sprayer

023. Pengabut pestisida (swing fog) 024. Bahan asap (emposan tikus)

Gambar 6.13 Swing fog Gambar 6.14 Emposan tikus

025. Pembasmi gulma (power weeder)

Gambar 6.15 Power weeder

120|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

3. Pengairan dan pemupukan

031. Pompa air 032. Alat penebar pupuk

Gambar 6.16 Pompa air Gambar 6.17 Alat penebar pupuk

4. Pemanenan

141. Sabit bergerigi/sabit 142. Pemotong padi tipe gunting (reaper)

Gambar 6.18 Sabit Gambar 6.19 Pemotong padi tipe gunting

143. Pemotong padi tipe gendong 144. Pemanen padi tipe sisir (stripper)

Gambar 6.20 Pemotong padi tipe

gendong

Gambar 6.21 Pemanen padi tipe sisir

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|121

145. Rice combine harvester 241. Corn combine harvester

Gambar 6.22 Rice combine harvester Gambar 6.23 Corn combine harvester

441. Pengungkit ubi kayu/ubi jalar

Gambar 6.24 Pengungkit ubi kayu

5. Perontokan/pemipilan

151. Perontok padi manual (pedal thresher) 152. Mesin perontok padi (power thresher)

Gambar 6.25 Pedal thresher Gambar 6.26 Contoh power thresher

122|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

251. Pemipil jagung (cornsheller) 999. Lainnya

Contohnya seperti wadah, alas

pemanen, dll.

Gambar 6.24 Contoh cornsheller

Konversi kualitas standar padi

Gabah Kering Panen (GKP) = 1,1625 Gabah Kering Giling (GKG)

= (1,1625 x 1,5939) beras

Konversi kualitas standar palawija

Jagung dalam pipilan kering (pipilan kering = 0,5673 x ontongan basah)

Kedelai dalam biji kering (biji kering = 0,3690 x polong kering panen)

Kacang tanah dalam biji kering (biji kering = 0,3200 x gelondongan basah)

Kacang hijau dalam biji kering (biji kering = 0,5380 x polong basah)

Ubi kayu/ubi jalar dalam umbi basah -----

Blok XIV. Rekapitulasi

Blok ini digunakan untuk merekap isian rincian pada Blok V dan Blok VI.

Petugas pencacah (PCS) hanya perlu mengisi rincian 1401, 1402, 1403, 1404,

dan 1405 kolom (2). Rincian 1405 kolom (3) akan diisi oleh

pengawas/pemeriksa. Rumus yang tertera pada Rinc. 1405 Kol. (1) digunakan

hanya untuk pengisian Kol. (2).

Rincian 1401: Satuan luas [salin dari Rinc. 501]

Salin satuan luas dari rincian 501 Blok VA ke kotak yang tersedia.

Rincian 1402: Luas panen bidang dipanen terakhir [salin dari Rinc. 504]

Salin luas panen bidang yang dipanen terakhir dari rincian 504 Blok VA ke

kotak yang tersedia diikuti dengan satuan luas rincian 1401.

Rincian 1403: Konversi luas ke dalam m2[salin dari Rinc. 509]

Salin konversi satuan luas ke dalam meter persedi dari rincian 509 Blok

VA ke kotak yang tersedia.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|123

Rincian 1404: Satuan luas untuk biaya/pengeluaran [salin dari Rinc.601]

Salin luas biaya/pengeluaran dari rincian 601 Blok VI ke kotak yang

tersedia.

Rincian 1405: Rekapitulasi nilai produksi dan pengeluaran usaha tanaman

padi/palawija terpilih

Rincian 1405 kolom (2) merupakan rekapitulasi dari nilai produksi dan

pengeluaran usaha tanaman padi/palawija terpilih per satuan luas tanam (sesuai

dengan rincian 601). Isikan semua nilai pada rincian 1405 kolom (2) dalam

satuan ribu rupiah.

Rincian 1405.A: Nilai produksi

Isikan jumlah nilai produksi padi/palawija terpilih per satuan luas rincian 601 ke

dalam kotak yang tersedia dengan menjumlahkan rincian 1405.A.1 dengan

rincian 1405.A.2 atau hitung dengan rumus:

Rincian 508 ×Rincian 1404

Rincian 1402

Rincian 1405.A.1: Nilai produksi utama

Isikan nilai produksi utama per satuan luas rincian 601 dengan cara

menghitungnya menggunakan formula sebagai berikut:

Rincian 506 ×Rincian 1404

Rincian 1402

Rincian 1405.A.2: Nilai produksi ikutan

Isikan nilai produksi ikutan per satuan luas rincian 601 dengan cara

menghitungnya menggunakan formula sebagai berikut:

Rincian 507 ×Rincian 1404

Rincian 1402

Rincian 1405.B: Ongkos/biaya produksi

Rincian 1405.B diisi setelah rincian 1405.B.1 sampai dengan rincian

1405.B.13 lengkap terisi. Isikan jumlah isian pada rincian 1405.B.1 sampai

dengan rincian 1405.B.13 ke kotak yang tersedia.

Rincian 1405.B.1: Benih/bibit

Salin biaya benih/bibit dari rincian 603 Blok VI ke kotak yang tersedia.

Rincian 1405.B.2: Pupuk

Salin biaya pupuk dari rincian 604.i kolom (4) Blok VI ke kotak yang

tersedia.

124|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Rincian 1405.B.3: Pestisida

Salin biaya pestisida dari rincian 605.j kolom (7) Blok VI ke kotak yang

tersedia.

Rincian 1405.B.4: Tenaga kerja

Rincian 1405.B.4 diisi setelah rincian 1405.B.4.i dan 1405.B.4.ii lengkap

terisi. Isikan jumlah isian rincian 1405.B.4.i dan 1405.B.4.ii ke kotak yang tersedia.

Rincian 1405.B.4.i: Tenaga kerja dibayar

Isikan jumlah rincian 606.h kolom (8), rincian 606.h kolom (9), dan rincian

606.h kolom (10) Blok VI ke dalam kotak yang tersedia.

Rincian 1405.B.4.ii: Tenaga kerja tidak dibayar

Isikan jumlah rincian 606.p kolom (8) dan rincian 606.p kolom (9) Blok VI

ke dalam kotak yang tersedia.

Rincian 1405.B.5: Sewa lahan/perkiraan sewa lahan

Salin biaya sewa lahan/perkiraan sewa lahan dari rincian 607 Blok VI ke

kotak yang tersedia.

Rincian 1405.B.6: PBB/Perkiraan PBB

Salin biaya PBB/perkriaan PBB dari rincian 608.b atau 608.c Blok VI yang

terisi ke kotak yang tersedia.

Rincian 1405.B.7: Bunga pinjaman/perkiraan bunga pinjaman

Salin bunga pinjaman/perkiraan bunga pinjaman dari rincian 609.b atau

rincian 609.c Blok VI yang terisi ke kotak yang tersedia.

Rincian 1405.B.8: Retribusi/pungutan/iuran

Salin biaya retribusi/pungutan/iuran dari rincain 610 Blok VI ke kotak

yang tersedia.

Rincian 1405.B.9: Premi asuransi

Salin biaya premi asuransi dari rincian 611 Blok VI ke kotak yang tersedia.

Rincian 1405.B.10: Sewa/perkiraan sewa alat

Salin biaya sewa/perkiraan sewa alat dari Blok VI rincian 612.jumlah

kolom (3) ke kotak yang tersedia.

Rincian 1405.B.11: Penyusutan barang modal

Salin nilai penyusutan barang modal dari Blok VI rincian 612.jumlah

kolom (8) ke kotak yang tersedia.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|125

Rincian 1405.B.12: Bahan bakar

Rincian 1405.B.12 diisi setelah rincian 1405.B.12.i dan 1405.B.12.ii lengkap

terisi. Isikan jumlah isian rincian 1405.B.12.i dan 1405.B.12.ii ke kotak yang

tersedia.

Rincian 1405.B.12.i: Bahan bakar minyak (BBM)

Salin biaya BBM dari rincian 613 Blok VI ke kotak yang tersedia.

Rincian 1405.B.12.ii: Bahan bakar gas (BBG)/elpiji

Salin biaya BBG/elpiji dari rincian 614 Blok VI ke kotak yang tersedia.

Rincian 1405.B.13: Lainnya

Salin pengeluaran lainnya dari rincian 615 Blok VI ke kotak yang tersedia.

Rincian 1405.C: Pendapatan (A-B)

Isikan rincian 1405.A dikurangi rincian 1405.B ke dalam kotak yang

tersedia.

Rincian 1405.D: Rasio pendapatan terhadap biaya (C/B)

Isikan rasio/hasil bagi antara pendapatan (rincian 1405.C) terhadap

ongkos/biaya produksi (rincian 1405.B) ke dalam kotak yang tersedia.

126|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|127

Berhasilnya suatu pencacahan sangat tergantung pada kemauan,

kemampuan dan ketelitian para petugas lapang terutama pencacah. Oleh

karena itu sebelum daftar-daftar yang telah diisi diserahkan kepada pemeriksa,

pencacah harus meneliti lebih dahulu apakah isian-isiannya telah benar dan

tepat diisikan pada kolom-kolom, rincian-rincian yang sesuai.

Setelah pencacahan selesai dan pencacah yakin bahwa semua isian telah

diperiksa dengan baik, serahkan semua daftar yang telah diisi kepada

pemeriksa, tetapi bukan berarti bahwa pencacahan telah selesai, karena

mungkin pencacah akan diminta pemeriksa untuk melakukan pencacahan ulang

apabila diperlukan.

Pemeriksaan tersebut di atas dimaksudkan agar bila ternyata pencacah

masih menemui kesalahan-kesalahan secepatnya diperbaiki, dan jika ditemui

suatu kesalahan yang mengharuskan pencacah mengadakan kunjungan ulang,

lakukan kunjungan ulang tersebut tanpa menunggu instruksi pemeriksa.

Jika dijumpai hal-hal yang meragukan jangan mengambil keputusan

sendiri, diskusikan dengan teman-teman sesama pencacah, dan bila masih

ragu-ragu juga usahakanlah menemui pemeriksa dan diskusikan dengannya

agar diperoleh penjelasan yang dapat menghilangkan keragu-raguan tersebut.

Dengan berakhirnya tugas Saudara sebagai pencacah, Saudara telah

menyumbangkan dharma bhakti kepada Negara/Pemerintah Republik

Indonesia, karena data yang Saudara kumpulkan akan sangat bermanfaat bagi

pemerintah untuk perencanaan pembangunan terutama dalam upaya

pemerintah untuk memeratakan pembangunan dan hasil-hasilnya.

Tanpa data yang saudara kumpulkan, pemerintah tidak mungkin dapat

menyusun rencana pembangunan yang sempurna.

PENUTUP 8

8

128|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|129

Lampiran 1

Lampiran 1

130|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Lampiran 2

Lampiran 1

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|131

Lampiran 3

Lampiran 1

132|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Lampiran 4

Lampiran 1

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|133

Lampiran 5

Lampiran 1

134|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|135

136|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|137

SOUT2017-DSRT

Lampiran 6

Lampiran 1

138|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|139

Lampiran 7

Lampiran 1

140|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Daftar SOUT2017-SPD.S

Lampiran 8

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|141

142|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|143

144|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|145

146|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|147

148|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|149

150|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|151

152|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|153

154|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|155

156|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Daftar SOUT2017-SPW.S

Lampiran 9

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|157

158|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|159

160|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|161

162|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|163

164|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|165

166|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|167

168|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|169

170|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|171

Perbedaan Padi Hibrida dan Padi Inbrida

Padi Hibrida Padi Inbrida

1. Merupakan produk persilangan antara

dua tetua padi yang berbeda secara

genetik.

2. Turunan keduanya tidak bisa

dibenihkan kembali sehingga harus

terus membeli yang baru.

3. Tanaman padi lebih tegak, kompak,

dan seragam.

4. Hasilnya lebih tingggi 20-30 % dari

padi inbrida.

5. Harga benih lebih mahal karena proses

produksinya lebih rumit.

6. Ongkos budidaya lebih mahal

dibanding padi inbrida.

1. Padi inbrida berasal dari galur

murni yang melakukan

penyerbukan sendiri.

2. Turunan benih dapat ditanam

kembali.

3. Tanaman padi kurang seragam.

4. Produksinya rata-rata (4-5 ton

gabah per hektar).

5. Harga benih lebih murah.

Sumber: IRRI Rice Knowledge Bank dan Santoso, 2006

Lampiran 10

172|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Perbedaan Jagung Hibrida dan Jagung Komposit

Jagung Hibrida Jagung Komposit

1. Merupakan produk persilangan

antara dua tetua jagung yang

berbeda secara genetik.

2. Turunan keduanya tidak bisa

dibenihkan kembali sehingga harus

terus membeli yang baru.

3. Tanaman jagung lebih tegak,

kompak, dan seragam.

4. Produktivitas lebih tinggi bila

dibandingkan dengan jagung

komposit. Bila dibudidayakan secara

benar, produktivitas di atas 5

ton/hektar (pipilan kering)bahkan

bisa mencapai 12 ton per hektar.

5. Harga benih lebih mahal karena

proses produksinya lebih sulit.

6. Ongkos budidaya lebih mahal

dibanding jagung komposit.

1. Turunan benih dapat ditanam kembali.

2. Tanaman tidak seragam.

3. Produktivitas umumnya kurang dari 5

ton pipilan kering per hektar.

4. Ongkos budidaya dan harga benih

lebih murah.

Sumber: Andi Takdir dkk. “Pembentukan Varietas Jagung Hibrida”. Balai Penelitian

Tanaman Serealia, Maros.

SOUT2017-SPD/SPW.PCS|173

Daftar Varietas Tanaman Padi dan Jagung

Varietas Padi Variates Jagung

Hibrida Inbrida Hibrida Komposit

Intani 1 Ciherang Semar Arjuna

Intani 2 Mekongga P21 Lamuru

Rokan IR-64 Bima Bisma

Maro Varietas lokal Pionir Srikandi Putih-1

Miki 1 Cigeulis Pertiwi Kodok

Miki 2 Ciliwung Hibrida C1 Kretek

Miki 3 Situbagendit Hibrida C2 Manado kuning

Long ping Pusaka 1 Cisadane IPB 4 Metro

Long ping Pusaka 2 Inpari SHS Piet Kuning

Hibrindo R-1 inpara Bisi-2 Srikandi

Hibrindo R-2 Cibodas Bisi-18 Jatim kuning

Batang Samo Mas CPI-1 Maya

HIPA-3 Cahaya P-2 Genjah Warangan

HIPA-4 Fajar C-2 Malin

PP-1 Pelopor P-3 Bastar kuning

Adirasa-1 Peta C-3 Kania putih

Manis-4 Salak Semar-1 DMR

Manis-5 Bengawan Semar-2 Perta

Bernas Super Sigadis CPI-2 Bogor DMR-4

Bernas Prima Remaja P-4 Genjah Kertas

Batang Kampar Jelita P-5 Penduduk Ngale

Segara Anak Dara BISI-1 Harapan

Adirasa-1 Gnjh lampung BISI-2 Permadi

MAPAN-P.02 Seratus Mlm P-6 Pandu

MAPAN-P.05 Sintha P-7 Bgr Comp- 2

SL 8 SHS Kartuna P-8 Bromo

SL 11 SHS Dewi Tara P-9 Harapan Baru

Brang Biji Arimbi BISI-3 Parikesit

Adirasa-64 Bathara BISI-4 Abimanyu

PP-2 (Hibrid) PB-5 Semar-3 Nakula

HIPA 5 Ceva Hibrida PB-8 C-4 Sadewa

HIPA 6 Jete Hibrida Siampat C-5 Kalingga

SEMBADA B3 C4-63 C-6 Wiyasa

SEMBADA B5 Dewi Ratih C-7 Rama

SEMBADA B8 Pelita l-1 BISI-5 Bayu

SEMBADA B9 Pelita l-2 BISI-8 Antasena

INTANI 602 PB-20 BISI-7 Wisanggeni

INTANI 301 PB-26 BISI-6 Surya

HIPA 7 PB-28 Semar-4 Lagaligo

dan lain-lain dan lain-lain dan lain-lain dan lain-lain

174|SOUT2017-SPD/SPW.PCS

Perbedaan SRI, PTT, dan Konvensional Dilihat dari Pengelolaan Hara

No Parameter Konvensional PTT SRI

1. Pupuk

anorganik

Pemupukan

berdasarkan

rekomendasi umum

atau setempat atau

berdasarkan

kemampuanpetani

Pemupukan N

berpedoman pada

BWD, pemupukan P

dan K berdasarkan

tanah dan kebutuhan

tanaman (uji tanah)

hasil pengukuran

dengan PUTS

Tanpa

2. Pupuk

organik

Tanpa 2 ton/ha kompos

bahan organic atau 5

ton/ha jerami sisa

panen yang

dikembalikan ke

lahan sawah atau

dikomposkan

Penggunaan kompos bias

mencapai 15 ton/ha (bisa

berupa kotoran hewan

atau pakan/pupuk

kandang dengan

tambahan jerami padi sisa

panen)

3. Air irigasi Tergenang terus

menerus

Pengaturan

pengairan (pengairan

berselang) secara

benar sesuai dengan

kondisi setempat

Pengairan berselang:

kondisi tanah tidak

digenangi tapi tetap

lembab yang

dipertahankan selama

pertumbuhan vegetatif;

setelah pembungaan

sawah digenangi air 1-3

cm

4. Jarak tanam Sistem tegel 20 cm x

20 cm

Sistem tegel (25 cm x

25) atau sistem

legowo

Sistem tegel dengan jarak

tanam lebar ≥ 30 cm x 30

cm atau sistem legowo

Sumber: Rochavati, Sri. 2011. “Analisis Komparatif Sistem Pertanian Konvensional, PTT, SRI di Lahan

Sawah Irigasi Jawa Barat terhadap Keseimbangan Hara, Dinamika Biologi, Efisiensi Pupuk (>30%)

dan Nilai Ekonomi Usahatani”. Balai Penelitian Tanah Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan

Pertanian, Bogor.

Lampiran 11

M E N C E R D A S K A N B A N G S AD A T A

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Indonesia

Telp.: 021 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax: 021 3857046

Homepage: http://www.bps.go.id E-mail: [email protected]