Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Laporan … · Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c)...
Transcript of Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Laporan … · Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c)...
Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
Laporan Keuangan Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016
Audited
Jl. Ragunan No. 29 Pasar Minggu
Tlp. (021) 7806202, Fax. (021)
7800644
Jakarta 12540
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang
dipimpinnya.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian adalah salah satu
entitas akuntansi di bawah Kementerian Pertanian yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu
pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasi, Laporan Perubahan
Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan
keuangan yang sehat dalam pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang lebih transparan, akurat, dan
akuntabel.
Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk
meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk
memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Jakarta, 26 April 2017
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Dr. Muhammad Syakir NIP 195811171984031001
DAFTAR ISI
TAR ISI
Kata Pengantar x
Daftar Isi x
Pernyataan Tanggung Jawab x
Ringkasan x
I. Laporan Realisasi Anggaran x
II. Neraca x
III. Laporan Operasional x
IV. Laporan Perubahan Ekuitas x
V. Catatan atas Laporan Keuangan x
A. Penjelasan Umum x
B. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran x
C. Penjelasan atas Pos-Pos Neraca x
D. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Operasional x
E. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Perubahan Ekuitas x
F. Pengungkapan Penting Lainnya x
VI. Lampiran dan Daftar x
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Penggabungan Laporan Keuangan Badan Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan tingkat Eselon I selaku UAPPA-E1 yang terdiri dari: (a) Laporan
Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan
Perubahan Ekuitas, dan (e) Catatan atas Laporan Keuangan Tahun
Anggaran 2016 sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab
kami, sedangkan substansi Laporan Keuangan dari masing-masing Satuan
Kerja merupakan tanggungjawab UAKPA.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem
pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi
pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan.
Jakarta, 26 April 2017
Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
Dr. Muhammad Syakir NIP 195811171984031001
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun
2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di
lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara
anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-
LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember
2016.
Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2016 adalah berupa Pendapatan
Negara Bukan Pajak sebesar Rp42,327,973,014.00 atau mencapai 161%
dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp26,273,365,000.00
Realisasi Belanja Negara gpada TA 2016 adalah sebesar
Rp1,785,377,747,594.00 atau mencapai 93% dari alokasi anggaran
sebesar Rp1,925,538,138,000.00
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2016. Nilai Aset per 31
Desember 2016 dicatat dan disajikan sebesar Rp8,215,821,291,452.00
yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp122,193,894,525.00; Aset Tetap
sebesar Rp8,063,941,867,992.00; Piutang Jangka Panjang sebesar
Rp793,843,869.00; dan Aset Lainnya sebesar Rp28,891,685,066.00.
Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp1,656,039,388.00
dan Rp8,214,165,252,064.00.
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,
surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional,
surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan
surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar.
Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2016 adalah
sebesar Rp36,787,631,036.00, sedangkan jumlah beban adalah sebesar
Rp1,794,804,105,010.00 sehingga terdapat Defisit Kegiatan Operasional
senilai (Rp1,758,016,473,974.00) Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos
Luar Biasa masing-masing sebesar Surplus Rp198,779,357,926.00 dan
Defisit Rp0.00 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar
(Rp1,569,934,974,895.00).
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2016 adalah sebesar
Rp7,997,208,104,049.00 ditambah Defisit-LO sebesar
(Rp1,559,237,116,048.00) kemudian ditambah dengan Penyesuaian Nilai
Aset senilai Rp0,00; Koreksi Nilai Persediaan sebesar Rp195,636,000.00;
Selisih Revaluasi Aset senilai Rp216,006,003.00 lalu ditambah dengan
koreksi-koreksi senilai Rp11,768,556,554.00 dan ditambah Transaksi
Antar Entitas sebesar Rp1,763,802,180,626.00 sehingga Ekuitas entitas
pada tanggal 31Desember 2016 adalah senilai Rp8,214,165,252,064.00.
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang
penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang
disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan
Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK
adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar
Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya
yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir
sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 disusun dan disajikan
berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan
Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2016 disusun dan disajikan
dengan menggunakan basis akrual.
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UANGAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
AUDITED
(Dalam Rupiah)
Uraian Catatan 31 Desember 2015
Anggaran Realisasi % Realisasi
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan
PajakB.1 26.273.365.000,00 42.327.973.014,00 161,11 31.182.068.831,00
Jumlah Pendapatan 26.273.365.000,00 42.327.973.014,00 161,11 31.182.068.831,00
BELANJA B.2
Belanja Operasi
Belanja Pegaw ai B.2.1 550.251.230.000,00 534.930.605.344,00 97,22 520.493.064.361,00
Belanja Barang B.2.2 1.017.364.087.000,00 915.132.118.509,00 89,95 951.743.850.879,00
Jumlah Belanja Operasi 1.567.615.317.000,00 1.450.062.723.853,00 92,50 1.472.236.915.240,00
Belanja Modal
Belanja Modal Tanah B.2.3 650.200.000,00 649.700.000,00 99,92 1.143.818.000,00
Belanja Modal Peralatan dan
MesinB.2.4 175.922.595.000,00 168.066.409.187,00 95,53 156.132.608.027,00
Belanja Modal Gedung dan
Bangunan
B.2.5 161.969.834.000,00 149.443.976.833,00 92,27 151.531.801.807,00
Belanja Modal Jalan,
Jembatan dan IrigasiB.2.6 17.025.711.000,00 14.847.187.125,00 87,20 21.499.785.114,00
Belanja Modal Lainnya B.2.7 2.354.481.000,00 2.307.750.596,00 98,02 4.131.488.090,00
Jumlah Belanja Modal 357.922.821.000,00 335.315.023.741,00 93,68 334.439.501.038,00
Jumlah Belanja 1.925.538.138.000,00 1.785.377.747.594,00 92,72 1.806.676.416.278,00
31 Desember 2016
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Laporan Keuangan
II. NERACA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
NERACA
PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
AUDITED
(Dalam Rupiah)
Uraian Catatan 31 Desember 2016 31 Desember 2015
ASET
Kas di Bendahara Pengeluaran C.1.1 29.007.389,00 54.350.000,00
Kas di Bendahara Penerimaan C.1.2 215.045.000,00 21.708.002,00
Kas Lainnya dan Setara Kas C.1.3 1.011.794.684,00 9.890.171.376,00
Pendapatan yang Masih Harus Diterima 825.175.000,00 985.852.000,00
Piutang Bukan Pajak C.1.4 160.446.866,00 26.584.000,00
Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak C.1.5 (802.234,00) (132.920,00)
Bagian Lancar Tagihan TP / TGR C.1.6 1.334.678.051,00 639.372.636,00
Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Bagian Lacar TP/TGR C.1.7 (268.458.646,00) (522.490.420,00)
Persediaan C.1.8 118.887.008.415,00 108.982.978.995,00
Jumlah Aset Lancar 122.193.894.525,00 120.078.393.669,00
Tanah C.2.1 6.416.726.407.738,00 6.401.052.742.360,00
Peralatan dan Mesin C.2.2 1.234.762.105.985,00 1.065.326.067.118,00
Gedung dan Bangunan C.2.3 1.373.605.987.354,00 1.188.311.031.602,00
Jalan, Irigasi dan Jaringan C.2.4 193.371.077.869,00 172.281.884.647,00
Aset Tetap Lainnya C.2.5 38.043.926.430,00 36.526.763.070,00
Konstruksi Dalam Pengerjaan C.2.6 15.545.322.779,00 61.432.895.574,00
Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin C.2.7 (780.368.711.724,00) (650.835.067.761,00)
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan C.2.7 (332.994.403.252,00) (312.424.774.830,00)
Akumulasi Penyusutan Jalan, Irigasi dan Jaringan C.2.7 (94.542.799.437,00) (85.968.138.164,00)
Akumulasi Aset Tetap Lainnya (207.045.750,00) (286.045.750,00)
Jumlah Aset Tetap 8.063.941.867.992,00 7.875.417.357.866,00
Piutang Tagihan TP/TGR C.2.8 863.382.665,00 203.600.000,00
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – TP / TGR C.2.9 (69.538.796,00) (1.018.000,00)
Jumlah Piutang Jangka Panjang 793.843.869,00 202.582.000,00
Aset Tak Berw ujud C.3.1 30.475.212.741,00 8.386.125.879,00
Aset Lain-lain C.3.2 22.125.783.252,00 17.152.765.275,00
Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya C.3.3 (23.709.310.927,00) (12.755.612.380,00)
Jumlah Aset Lainnya 28.891.685.066,00 12.783.278.774,00
Jumlah Aset 8.215.821.291.452,00 8.008.481.612.309,00
Aset Lancar
Aset Tetap
Piutang Jangka Panjang
Aset Lainnya
Uraian Catatan 31 Desember 2016 31 Desember 2015
Utang kepada Pihak Ketiga C.4.1 866.495.760,00 11.041.534.677,00
Hibah belum disahkan - -
Utang Kelebihan pembayaran Pendapatan 1.000.000,00 -
Pendapatan Diterima Dimuka C.4.2 759.536.239,00 140.381.383,00
Uang Muka dari KPPN C.4.3 29.007.389,00 54.350.000,00
Utang Jangka Pendek Lainnya C.4.4 - 37.242.200,00
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 1.656.039.388,00 11.273.508.260,00
Jumlah Kewajiban 1.656.039.388,00 11.273.508.260,00
Ekuitas C.5.1 8.214.165.252.064,00 7.997.208.104.049,00
Jumlah Ekuitas 8.214.165.252.064,00 7.997.208.104.049,00
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 8.215.821.291.452,00 8.008.481.612.309,00
Kewajiban Jangka Pendek
Ekuitas
KEWAJIBAN
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Laporan Keuangan
III. LAPORAN OPERASIONAL
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
AUDITED
(Dalam Rupiah)
Uraian Catatan 31 Desember 2016 31 Desember 2015
KEGIATAN OPERASIONAL
Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya D.1 36.787.631.036,00 28.727.653.327,00
JUMLAH PENDAPATAN 36.787.631.036,00 28.727.653.327,00
Beban Pegaw ai D.2 534.903.801.049,00 520.309.175.484,00
Beban Persediaan D.3 315.310.848.349,00 239.603.336.848,00
Beban Barang dan Jasa D.4 379.486.381.225,00 386.598.808.913,00
Beban Pemeliharaan D.5 69.209.171.244,00 67.043.737.322,00
Beban Perjalanan Dinas D.6 263.602.078.652,00 224.773.115.510,00
Beban Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat D.7 45.079.652.428,00 4.805.650.546,00
Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 187.174.189.573,00 158.822.840.476,00
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.9 37.982.490,00 211.299.851,00
JUMLAH BEBAN 1.794.804.105.010,00 1.602.167.964.950,00
SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN OPERASIONAL (1.758.016.473.974,00) (1.573.440.311.623,00)
KEGIATAN NON OPERASIONAL
Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar D.9 339.356.400,00 200.710.600,00
Beban Pelepasan Aset Non Lancar D.9 1.511.703.851,00 1.457.875.552,00
Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.9 239.729.820.779,00 16.821.365.537,00
Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.9 39.778.115.402,00 604.078.900,00
SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL 198.779.357.926,00 14.960.121.685,00
SURPLUS/DEFISIT - LO (1.559.237.116.048,00) (1.558.480.189.938,00)
PENDAPATAN
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Laporan Keuangan
I. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
AUDITED
(Dalam Rupiah)
Uraian Catatan 31 Desember 2016 31 Desember 2015
EKUITAS AWAL E.1 7,997,208,104,049.00 7,615,716,657,414.00
SURPLUS/DEFISIT-LO E.2 (1,559,237,116,048.00) (1,558,480,189,938.00)
PENYESUAIAN NILAI ASET E.3 - 65,452,887,963.00
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN
AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR
Koreksi Nilai Persediaan E.4 195,636,000.00 (1,259,455,605.00)
Selisih Revaluasi Aset Tetap 216,006,003.00 71,806,819,542.00
Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi 11,768,556,554.00 14,519,463,680.00
Lain –lain 211,884,880.00 (657,372,147.00)
Transaksi Antar Entitas E.5 1,763,802,180,626.00 1,790,109,293,140.00
KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS 216,957,184,015.00 381,491,446,635.00
EKUITAS AKHIR 8,214,165,288,064.00 7,997,208,104,049.00
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Laporan Keuangan
A. PENJELASAN UMUM
A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
Dasar Hukum
Entitas dan
Rencana
Strategis
Posisi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
(Balitbangtan) saat ini adalah sebagai leading institution dalam
pembangunan pertanian di Indonesia menuju Modern
Agriculture, yang ditandai dengan pengembangan inovasi
pertanian yang responsif terhadap dinamika iklim berbasis
biosains, bioenjinering dan aplikasi IT dengan memanfaatkan
advance techonology (teknologi nano, bioteknologi, iradiasi,
bioinformatika dan bioprosesing). Posisi ini akan semakin
strategis dalam mendukung pembangunan pertanian nasional
dengan adanya koordinasi dan dukungan intensif lintas
sektoral. Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian
menyatakan “Kementerian Pertanian tidak akan mampu
mengatasi masalah pembangunan pertanian sendirian. Ini
karena rentang kendali dan kontribusi Kementerian Pertanian
dalam pembangunan pertanian hanya sekitar 20 persen,
sisanya tergantung pada sektor lain”.
Berbagai peluang dan tantangan dalam dinamisasi lingkungan
strategis pembangunan pertanian nasional harus disikapi oleh
Balitbangtan dengan mengoptimalkan kekuatan internal dan
peluang yang ada serta mengubah tantangan yang dihadapi
menjadi peluang. Dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dalam berbagai bidang, yang didukung oleh sistem dan
teknologi informasi yang juga berkembang sangat pesat
memberikan peluang bagi pengembanganinovasi pertanian di
masa yang akan datang. Mengacu pada batasan yang dibuat
Okyere et al (2008) pengertian inovasi pertanian meliputi
teknologi, organisasi atau kelembagaan, serta kebijakan.
Tantangan degradasi sumberdaya alam akibat sistem ekonomi
moderen, mendorong masyarakat global mengembangkan
konsep Ekonomi Biru (blue economy) sebagai jawaban
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
pembangunan ekonomi masa depan. Ekonomi Biru,
merupakan koreksi dan pengayaan terhadap Ekonomi Hijau
(green economy) dengan semboyan “Blue Sky – Blue Ocean” di
mana beberapa kondisi dapat dioptimumkan, yaitu ekonomi
tumbuh, rakyat sejahtera, namun langit dan laut tetap biru.
Prinsip utama Ekonomi Biru adalah proses produksi dari
semua bahan baku yang berasal dari alam semesta dan
mengikuti dinamika dan cara alam bekerja. Salah satu
implementasi dari konsep Ekonomi Biru tersebut pada sektor
pertanian, adalah pengembangan sisten pertanian bioindustri.
Fakta mengenai perbaikan kualitas kehidupan masyarakat
Indonesia, yang ditandai dengan peningkatan Human
Development Index (HDI) dari peringkat 124 menjadi 121
selama tahun 2012-2013, serta penambahan jumlah kelas
menengah yang diperkirakan akanmencapai 85 juta jiwa pada
tahun 2020, merupakan tantangan dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat, terutama pangan. Kebutuhan pangan
tersebut diperkirakan akan terus meningkat, tidak saja dari
sisi jumlah, tetapi juga dari sisi kualitas yang semakin tinggi
dan beragam. Sementara itu, tuntutan masyarakat terhadap
produk pertanian yang sehat dan ramah lingkungan serta
berkembangnya energi berbasis biomassa, akan makin
memperketat persaingan dalam pemanfaatan produk-produk
pertanian.
Dari sisi pasokan pangan beberapa indikator yang merupakan
tantangan bagi Indonesia adalah adanya fragmentasi lahan
yang menyebabkan rata-rata kepemilikan lahan usahatani
petani semakin sempit, yaitu kurang dari 0,25 ha per rumah
tangga petani atau kurang 360 m2/kapita. Sementara itu,
secara nasional luas total lahan pertanian 10 tahun terakhir
relatif tetap, bahkan cenderung semakin berkurang, terutama
lahan untuk pangan. Hal tersebut terkait dengan alih fungsi
lahan semakin tidak terkendali akibat persaingan
pemanfaatan lahan untuk berbagai penggunaan.
Berdasarkan pelaku utama kegiatan pertanian, terutama
jumlah petani yang bekerja dan menggantungkan hidupnya
dari kegiatan pertanian, terjadi penurunan yang cukup tajam
dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Berdasarkan data
Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga pertanian
menurun sebesar 5,10 juta, yaitu dari 31,24 juta rumah
tangga tahun 2003 menjadi 26,14 juta rumah tangga pada
tahun 2013. Penurunan ini umumnya terjadi pada petani
gurem atau petani yang mengusahakan lahan kurang dari 0,5
hektar, yang berkurang 4,77 rumah tangga.
Dari sisi kebijakan yang saat ini sangat ditentukan oleh
dinamika lembaga legislatif, baik di pusat maupun daerah,
keterwakilan atau posisi rebut tawar petani untuk
menentukan politik pertanian dalam penyediaan dan
aksesibilitas sumberdaya dan dana masih lemah. Ketiadaan
organisasi petani yang kuat dan semakin sulitnya menemukan
petani yang militan dalam memperjuangkan haknya, kurang
mendukung perjuangan petani untuk mendapat dukungan
dalam kebijakan di tingkat pusat dan daerah.
Saat ini dari total Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara
(APBN), hanya sekitar 9% yang masih dapat digunakan
pemerintah untuk berbagai penggunaan termasuk untuk dana
riset, sementara 91% telah dialokasikan sebagai pengeluaran
tetap yang antara lain terdiri dari pendidikan, kesehatan dan
lainnya. Upaya penetapan besaran dana riset sebesar 1% dari
APBN belum sepenuhnya mendapat dukungan. Kerjasama
dengan berbagai pihak utamanya swasta, sudah harus
mendapat perhatian serius, sehingga porsi anggaran riset dari
pemerintah akan semakin mengecil sementara peran swasta
akan semakin dominan.
Pendekatan
Penyusunan
Laporan
Keuangan
A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Tahun 2016 ini merupakan laporan yang
mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Laporan Keuangan
ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu
serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi
mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran
sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi
keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
Laporan Keuangan Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Tahun 2016 ini merupakan laporan konsolidasi dari
seluruh jenjang struktural di bawah Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian yang meliputi wilayah serta satuan
kerja yang bertanggung jawab atas anggaran yang diberikan.
Jumlah entitas akuntansi di lingkup Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian adalah 66 satuan kerja. Rincian
entitas tersebut tersaji sebagai berikut:
Rekapitulasi Jumlah Entitas UAPPA-E1
No Kode
Es I Uraian Satker
Jumlah Jenis Kewenangan
Jumlah
Satker KP KD DK TP
M TM M TM M TM M TM
1 01809 Sekr. Badan Litbang
kantor Pusat
1
- - - - - - - 1
2 01809 Puslitbanghorti 1 1
3 01809 BPTP Jakarta 1 1
4 01809 Balitsa 1 1
5 01809 Biogen 1 1
6 01809 Balitpa 1 1
7 01809 BBSDL 1 1
8 01809 Veteriner 1 1
9 01809 Balitnak 1 1
10 01809 Puslitbangbun 1 1
11 01809 Balitro 1 1
12 01809 Pustaka 1 1
13 01809 Balithi 1 1
14 01809 Puslitbangtan 1 1
15 01809 Puslitbangnak 1 1
16 01809 Balitri 1 1
17 01809 PSEKP 1 1
18 01809 BPATP 1 1
19 01809 BPTP Jawa Barat 1 1
20 01809 Pascapanen 1 1
21 01809 BBP2TP 1 1
22 01809 Balittanah 1 1
23 01809 Balitklimat 1 1
24 01809 Balingtan 1 1
25 01809 BPTP Jateng 1 1
26 01809 BPTP Yogyakarta 1 1
27 01809 Balittas 1 1
28 01809 Balitkabi 1 1
29 01809 BPTP Jawa Timur 1 1
30 01809 Balitjestro 1 1
31 01809 Sapi Potong 1 1
32 01809 BPTP NAD 1 1
33 01809 BPTP Sumut 1 1
34 01809 Kambing Potong 1 1
35 01809 Balitbu 1 1
36 01809 BPTP Sumbar 1 1
37 01809 BPTP Riau 1 1
38 01809 BPTP Jambi 1 1
39 01809 BPTP Sumsel 1 1
40 01809 BPTP Lampung 1 1
41 01809 BPTP Kalbar 1 1
42 01809 BPTP Kalteng 1 1
43 01809 Balitra 1 1
44 01809 BPTP Kalsel 1 1
45 01809 BPTP Kaltim 1 1
46 01809 Balit Palma 1 1
47 01809 BPTP Sulut 1 1
48 01809 BPTP Sulteng 1 1
49 01809 Balitsereal 1 1
50 01809 BPTP Sulsel 1 1
51 01809 Loka Tungro 1 1
52 01809 BPTP Sultra 1 1
53 01809 BPTP Maluku 1 1
54 01809 BPTP Bali 1 1
55 01809 BPTP NTB 1 1
56 01809 BPTP NTT 1 1
57 01809 BPTP Papua 1 1
58 01809 BPTP Bengkulu 1 1
59 01809 BPTP Malut 1 1
60 01809 BPTP Banten 1 1
61 01809 Mektan 1 1
62 01809 BPTP Babel 1 1
63 01809 BPTP Gorontalo 1 1
64 01809 LPTP Kepri 1 1
65 01809 BPTP Papua Barat 1 1
66 01809 LPTP Sulbar 1 1
Jumlah 1 - 65 - - - - - 66
Basis
Akuntansi
A.3. Basis Akuntansi
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian menerapkan
basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca,
Laporan Operasi dan Laporan Perubahan Ekuitas. Basis
akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan
peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau
setara kas diterima atau dibayarkan.
Sedangkan Laporan Realisasi Anggaran basis kas untuk
disusun dan disajikan dengan basis kas. Basis kas adalah
basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi
atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima
atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Dasar
Pengukuran
A.4. Dasar Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk
mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan
keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam penyusunan
dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan
menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya
ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan
untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar
nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah
untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata
uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing
ditranslasi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang
rupiah.
Kebijakan
Akuntansi
A.5. Kebijakan Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2016
telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar,
konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik
spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan
akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini
adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang merupakan
entitas pelaporan dari Kementerian Pertanian. Di samping itu,
dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah
pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan
pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan
dalam penyusunan Laporan Keuangan Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian adalah sebagai berikut:
Pendapatan-
LRA
(1) Pendapatan-LRA
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada
Kas Umum Negara (KUN).
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan
azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan
bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber
pendapatan.
Pendapatan-LO
(2) Pendapatan-LO
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas
pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu
adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara
khusus pengakuan pendapatan-LO pada Badan
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai
berikut:
o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah
pelatihan selesai dilaksanakan
o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara
proporsional antara nilai dan periode waktu
sewa.
o Pendapatan Denda diakui pada saat
dikeluarkannya surat keputusan denda atau
dokumen lain yang dipersamakan
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan
azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan
bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber
pendapatan.
Belanja (3) Belanja
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari
KUN.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran,
pengakuan belanja terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis
belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan
organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
Beban
(4) Beban
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban;
terjadinya konsumsi aset; dan terjadinya penurunan
manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis
belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan
organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
Aset (5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, dan
Aset Lainnya.
Aset Lancar
(6) Aset Lancar
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai
nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di
neraca dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia pada tanggal neraca.
Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai
berikut:
o Piutang yang timbul dari Tuntutan
Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah
timbul hak yang didukung dengan Surat
Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau
telah dikeluarkannya surat keputusan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap.
o Piutang yang timbul dari perikatan diakui
apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan
hak tagih dan didukung dengan naskah
perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban
secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan
andal.
Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat
direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan
dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih.
Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang
yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya
penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan
penyisihannya adalah sebagai berikut:
Kualitas
Piutang
Uraian
Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan
s.d. tanggal jatuh tempo 0.5%
Kurang
Lancar
Satu bulan terhitung sejak
tanggal Surat Tagihan
Pertama tidak dilakukan
pelunasan
10%
Diragukan
Satu bulan terhitung sejak
tanggal Surat Tagihan
Kedua tidak dilakukan
pelunasan
50%
Macet
1. Satu bulan terhitung
sejak tanggal Surat
Tagihan Ketiga tidak
dilakukan pelunasan
100%
2. Piutang telah diserahkan
kepada Panitia Urusan
Piutang Negara/DJKN
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti
Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan
setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar
TPA/TGR.
Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi
fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:
harga pembelian terakhir, apabila diperoleh
dengan pembelian;
harga standar apabila diperoleh dengan
memproduksi sendiri;
harga wajar atau estimasi nilai penjualannya
apabila diperoleh dengan cara lainnya.
Aset Tetap
(7) Aset Tetap
Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan
atau harga wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan
minimum kapitalisasi sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin
dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan
atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang
nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000
(sepuluh juta rupiah);
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan
nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas,
diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran
untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap
lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang
bercorak kesenian.
Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan
operasional pemerintah yang disebabkan antara lain
karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan
kebutuhan organisasi yang makin berkembang,
rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata
ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah
berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos
Aset Lainnya.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan
penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat
ada usulan penghapusan dari entitas sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan di bidang
pengelolaan BMN/BMD
Penyusutan
Aset Tetap
(8) Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai
sehubungan dengan penurunan kapasitas dan
manfaat dari suatu aset tetap.
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah;
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan
dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak
berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada
Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.
Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset
Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa
memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan
menggunakan metode garis lurus yaitu dengan
mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset
Tetap secara merata setiap semester selama Masa
Manfaat.
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan
berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor:
59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam
Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset
Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum
tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun
Aset Tetap Lainnya (Alat Musik
Modern) 4 tahun
Piutang Jangka
Panjang
(9) Piutang Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang
diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka
waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal
pelaporan.
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan
Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
(TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan
disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan
Aset Lainnya
(10) Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset
lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang.
Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak
berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh
tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama
dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang
dibatasi penggunaannya.
Aset Tak Berwujud (ATB) merupakan aset yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta
dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan
barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan
lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.
Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai
tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah
dikurangi akumulasi amortisasi.
Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas
dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa
nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat
tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan
dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan
Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat
Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara
berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah
Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah
sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud
Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat
(tahun)
Software Komputer 4
Franchise 5
Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk,
Desain Industri, Rahasia Dagang,
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
10
Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran,
Paten Biasa, Perlindungan Varietas
Tanaman Semusim.
20
Hak Cipta Karya Seni Terapan,
Perlindungan Varietas Tanaman
Tahunan
25
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak
Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak
Ekonomi Produser Fonogram.
50
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang
dihentikan dari penggunaan operasional entitas,
disajikan sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan.
Kewajiban (11) Kewajiban
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban
jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo
dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga,
Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di
Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang
Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang
jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu
lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai
kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi
berlangsung.
Ekuitas (12) Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan
kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari
ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI
ANGGARAN
Selama periode berjalan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh
adanya program penghematan belanja pemerintah dan
adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan
situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan
tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja
adalah sebagai berikut:
ANGGARAN ANGGARAN
AWAL SETELAH REVISI
Pendapatan
Pendapatan dari Pengelolaan BMN 8,375,537,000 13,357,726,000
Pendapatan Jasa 8,167,869,000 12,913,139,000
Pendapatan Lain-lain 2,500,000 2,500,000
Jumlah Pendapatan 16,545,906,000 26,273,365,000
Belanja
Belanja Pegawai 547,390,329,000 550,251,230,000
Belanja Barang 1,138,787,193,000 1,017,364,087,000
Belanja Modal 367,427,991,000 357,922,821,000
Jumlah Belanja 2,053,605,513,000 1,925,538,138,000
2016
Uraian
Sedangkan apabila dilihat dari Kegiatan Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian maka perubahannya adalah sebagai
berikut:
ANGGARAN ANGGARAN
AWAL SETELAH REVISIDukungan Manajemen, Fasiltasi dan
Instrumen Teknis Dalam Pelaksanaan
Kegiatan Litbang Pertanian298.774.492.000 247.332.866.000
Pengembangan Perpustakaan dan
Penyebaran Teknologi Pertanian 30.884.016.000 29.721.016.000
Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan 195.269.053.000 163.825.271.000
Penelitian dan Pengembangan
Peternakan 121.220.519.000 120.535.245.000
Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Perkebunan 141.687.350.000 144.126.346.000
Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Hortikultura 107.566.958.000 118.632.221.000
Penelitian/Analisis Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian 40.258.836.000 38.839.352.000
Penelitian dan Perekayasaan dan
Pengembangan Mekanisasi Pertanian 44.651.579.000 40.690.156.000
Pengkajian dan Percepatan Diseminasi
Inovasi Teknologi Pertanian 838.890.083.000 755.780.865.000
Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Lahan Pertanian 127.372.452.000 164.252.168.000
Penelitian dan Pengembangan Pasca
Panen Pertanian 52.672.234.000 38.491.979.000
Penelitian dan Pengembangan
Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik
Pertanian54.357.941.000 63.310.653.000
Total Belanja 2.053.605.513.000 1.925.538.138.000
KEGIATAN
2016
Realisasi
Pendapatan
Rp42.327.973.01
4,00
B.1 PENDAPATAN
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2016 adalah sebesar Rp42.327.840.250,00 atau
mencapai 161,11 persen dari estimasi pendapatan yang
ditetapkan sebesar Rp26.273.365.000,00. Pendapatan
lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian terdiri
dari Pendapatan Jasa dan Pendapatan Lain-lain. Rincian
estimasi pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut:
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
Pendapatan dari Pengelolaan
BMN 13.357.726.000 19.792.244.339 148,17
Pendapatan Jasa 12.913.139.000 16.969.492.271 131,41
Pendapatan Hasil
Pengembalian Uang Negara - 3.000.000 #DIV/0!
Pendapatan Iuran dan Denda - 925.814.944 #DIV/0!
Pendapatan Lain-lain 2.500.000 4.637.288.696 185.491,55
Jumlah 26.273.365.000 42.327.840.250 161,11
Uraian
2016
Anggaran Realisasi % Real
Angg.
Setelah dilakukan koreksi internal terhadap realisasi
Pendapatan Negara Bukan Pajak terdapat koreksi senilai
Rp132,674.00 akibat kurang catat terhadap Pendapatan jasa
giro yang sebelumnya dicatat pada satker Pusat Penelitian
Biologi LIPI Bogor seharusnya tercatat pada satker Balai Besar
Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian sesuai surat
KPPN Bogor Nomor S-1214/WPB.13/KP.023/2017 tanggal 29
Maret 2017 (Terlampir)
Sehingga Realisasi Pendapatan Badan Litbang Pertanian per
31 Desember 2016 Audited menjadi sebesar
Rp42,327,973,014.00
Pendapatan dari Pengelolaan
BMN 13.357.726.000 19.792.244.339 148,17
Pendapatan Jasa 12.913.139.000 16.969.625.035 131,41
Pendapatan Hasil Pengembalian
Uang Negara - 3.000.000 #DIV/0!
Pendapatan Iuran dan Denda - 925.814.944 #DIV/0!
Pendapatan Lain-lain 2.500.000 4.637.288.696 185.491,55
Jumlah 26.273.365.000 42.327.973.014 161,11
Uraian
Audited 2016
Anggaran Realisasi % Real
Angg.
Realisasi Pendapatan Jasa TA 2016 mengalami kenaikan
sebesar 35,74% persen dibandingkan TA 2015. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya pelayanan jasa yang
berhubungan dengan tugas dan fungsi Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Selain itu, Pendapatan Lain-lain
mengalami kenaikan sebesar 81,06% yang berasal antara lain
dari pendapatan pengembalian belanja pegawai dan belanja
lainnya yang berasal dari tahun anggaran yang lalu.
Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2016 dan 2015
URAIAN REALISASI T.A. 2016 REALISASI T.A. 2015NAIK
(TURUN) %
Pendapatan dari Pengelolaan
BMN 19.792.244.339 16.650.834.247 18,87
Pendapatan Jasa 16.969.625.035 11.534.954.559 47,11
Pendapatan Bunga - 575.321 (100,00)
Pendapatan Hasil Pengembalian
Uang Negara 3.000.000 - #DIV/0!
Pendapatan Iuran dan Denda 925.814.944 434.545.185 113,05
Pendapatan Lain-lain 4.637.288.696 2.561.159.519 81,06
Jumlah 42.327.973.014 31.182.068.831 35,74
Realisasi
Belanja
Rp1.785.377.747.5
94,00
B.2. BELANJA
Realisasi Belanja pada TA 2016 adalah sebesar
Rp1.785.281.223.047,00 atau 92,72% dari anggaran belanja
sebesar Rp1.925.472.723.000,00.1925 Rincian anggaran dan
realisasi belanja TA 2016 adalah sebagai berikut:
Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2016
ANGGARAN REALISASI
Belanja Pegawai 550.251.230.000 535.527.324.814 97,32
Belanja Barang 1.017.298.672.000 915.579.966.310 90,00
Belanja Modal 357.922.821.000 335.320.722.741 93,69
Total Belanja Kotor 1.925.472.723.000 1.786.428.013.865 92,78
Pengembalian Belanja (1.146.790.818) 0,00
Total Belanja 1.925.472.723.000 1.785.281.223.047 92,72
URAIAN 2016
%
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam
grafik berikut ini:
0
200.000.000.000
400.000.000.000
600.000.000.000
800.000.000.000
1.000.000.000.000
1.200.000.000.000
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Anggaran Belanja
Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program untuk
Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut:
Rincian Belanja Berdasarkan Program TA 2016
ANGGARAN REALISASI
Dukungan Manajemen, Fasiltasi dan
Instrumen Teknis Dalam
Pelaksanaan Kegiatan Litbang
Pertanian
247,332,866,000
207,909,738,758 Pengembangan Perpustakaan dan
Penyebaran Teknologi Pertanian29,721,016,000
28,430,138,704 Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan163,825,271,000
158,441,701,335 Penelitian dan Pengembangan
Peternakan120,535,245,000
114,025,983,345 Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Perkebunan144,126,346,000
138,196,797,575 Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Hortikultura118,566,806,000
112,930,543,478 Penelitian/Analisis Sosial Ekonomi
dan Kebijakan Pertanian38,839,352,000
37,075,959,038 Penelitian dan Perekayasaan dan
Pengembangan Mekanisasi
Pertanian
40,690,156,000
37,653,940,690 Pengkajian dan Percepatan
Diseminasi Inovasi Teknologi
Pertanian
755,780,865,000
699,536,072,255 Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya Lahan Pertanian164,252,168,000
152,873,780,629 Penelitian dan Pengembangan
Pasca Panen Pertanian38,491,979,000
37,744,145,422 Penelitian dan Pengembangan
Bioteknologi dan Sumber Daya
Genetik Pertanian
63,310,653,000
61,609,212,636
Total Belanja Bruto 1,925,472,723,000 1,786,428,013,865
Pengembalian Belanja 1,146,790,818
Total Belanja Netto 1,925,472,723,000 1,785,281,223,047
2016
KEGIATAN
Setelah dilakukan koreksi internal terhadap Pagu Belanja
Barang terdapat koreksi sebesar Rp65,415,000 akibat
penambahan PAGU Hibah dan koreksi belanja Debet senilai
Rp96,524,547.00 pada satker Puslitbanghorti
Sehingga Pagu Anggaran dan Realisasi Belanja Badan Litbang
Pertanian per 31 Desember 2016 Audited sebesar
Rp1,925,538,138.00 dan Rp1,785,377,747,594.00
Rincian anggaran dan realisasi belanja Audited TA 2016
adalah sebagai berikut:
Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2016 Audited
ANGGARAN REALISASI
Belanja Pegawai 550.251.230.000 535.527.324.814 97,32
Belanja Barang 1.017.364.087.000 915.676.490.857 90,00
Belanja Modal 357.922.821.000 335.320.722.741 93,69
Total Belanja Kotor 1.925.538.138.000 1.786.524.538.412 92,78
Pengembalian Belanja (1.146.790.818) 0,00
Total Belanja 1.925.538.138.000 1.785.377.747.594 92,72
URAIAN Audited 2016
%
Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program untuk
Tahun Anggaran 2016 Audited adalah sebagai berikut:
Rincian Belanja Berdasarkan Program TA 2016 Audited
ANGGARAN REALISASI
Dukungan Manajemen, Fasiltasi dan
Instrumen Teknis Dalam Pelaksanaan
Kegiatan Litbang Pertanian247.332.866.000
207.909.738.758 Pengembangan Perpustakaan dan
Penyebaran Teknologi Pertanian 29.721.016.000 28.430.138.704 Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan 163.825.271.000 158.441.701.335 Penelitian dan Pengembangan
Peternakan 120.535.245.000114.025.983.345
Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Perkebunan 144.126.346.000 138.196.797.575 Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Hortikultura 118.632.221.000113.027.068.025
Penelitian/Analisis Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian 38.839.352.000 37.075.959.038 Penelitian dan Perekayasaan dan
Pengembangan Mekanisasi Pertanian 40.690.156.000 37.653.940.690 Pengkajian dan Percepatan Diseminasi
Inovasi Teknologi Pertanian 755.780.865.000 699.536.072.255 Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Lahan Pertanian 164.252.168.000 152.873.780.629 Penelitian dan Pengembangan Pasca
Panen Pertanian 38.491.979.00037.744.145.422
Penelitian dan Pengembangan
Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik
Pertanian63.310.653.000
61.609.212.636
Total Belanja Bruto 1.925.538.138.000 1.786.524.538.412
Pengembalian Belanja 1.146.790.818 Total Belanja Netto 1.925.538.138.000 1.785.377.747.594
2016
KEGIATAN
Dibandingkan dengan Tahun 2015, Realisasi Belanja TA 2016
mengalami penurunan sebesar 1,18% dibandingkan realisasi
belanja pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan antara
lain:
1. Adanya Pagu Anggaran Belanja Barang yang di Blokir
2. Anggaran yang tersedia pada Tahun 2016 berkurang
dari tahun 2015 disertai dengan jumlah kegiatan yang
berkurang
3. Pada tahun 2015 adalah awal dimulainya kegiatan
pembangunan Taman Teknologi Pertanian (TTP)
sehinmgga diperlukan dana pembangunan dan fasilitas
penunjang kegiatan TTP yang lebih besar sedangkan
pada Tahun 2016 kegiatan pembangunan gedung dan
pendukungnya telah terealisasi sehingga hanya
diperlukan pembangunan penunjang yang terdiri dari
kandang ternak ayam maupun kambing.
Perbandingan Realisasi Belanja TA 2016 dan 2015
UraianRealisasi 31 Desember
2016
Realisasi 31
Desember 2015%
Belanja Pegawai 535.527.324.814 521.147.894.147 2,76
Belanja Barang 915.579.966.310 952.434.441.149 (3,87)
Belanja Modal 335.320.722.741 334.522.490.038 0,24
Total Belanja Kotor 1.786.428.013.865 1.808.104.825.334 (1,20)
Pengembalian Belanja 1.146.790.818 1.428.409.056
Total Belanja Netto 1.785.281.223.047 1.806.676.416.278 (1,18)
Setelah dilakukan koreksi internal terhadap Realisasi Belanja
Barang terdapat koreksi belanja Debet senilai
Rp96,524,547.00 pada satker Puslitbanghorti
Sehingga Realisasi Belanja Badan Litbang Pertanian per 31
Desember 2016 Audited sebesar Rp1,785,377,747,594.00
Perbandingan Realisasi Belanja TA 2016 Audited dan 2015
UraianRealisasi 31 Desember
2016
Realisasi 31
Desember 2015%
Belanja Pegawai 535.527.324.814 521.147.894.147 2,76
Belanja Barang 915.676.490.857 952.434.441.149 (3,86)
Belanja Modal 335.320.722.741 334.522.490.038 0,24
Total Belanja Kotor 1.786.524.538.412 1.808.104.825.334 (1,19)
Pengembalian Belanja 1.146.790.818 1.428.409.056
Total Belanja Netto 1.785.377.747.594 1.806.676.416.278 (1,18)
Belanja
Pegawai
Rp534.930.605.34
4,00
B.3 Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai TA 2016 dan 2015 adalah masing-
masing sebesar Rp534.930.605.344,00 dan
Rp520,493,064,361.00. Belanja Pegawai adalah belanja atas
kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS),
dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum
berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan
pembentukan modal.
Realisasi belanja TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 2,77%
dari TA 2015. Hal ini disebabkan antara lain oleh:
1. Kenaikan belanja pegawai pada tahun anggaran 2015
dikarenakan adanya kenaikan gaji dan tunjangan-
tunjangan, penambahan PNS yang Baru serta kenaikan
uang makan PNS.
2. Mutasi pegawai dari eselon 1 lain.
Perbandingan Belanja Pegawai TA 2016 dan 2015
UraianRealisasi 31
Desember 2016
Realisasi 31
Desember 2015
Naik
(Turun) %
Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 530.439.887.414 513.999.954.097 3,20
Belanja Lembur 5.087.437.400 7.136.660.050 (28,71)
Belanja Tun. Khusus Transito - 11.280.000 100,00
Jumlah Belanja Kotor 535.527.324.814 521.147.894.147 2,76
Pengembalian Belanja Pegawai 596.719.470 654.829.786
Jumlah Belanja 534.930.605.344 520.493.064.361 2,77
Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi,
sehingga realisasi belanja pegawai Badan Litbang Pertanian
Unaudited dan Audited per tanggal 31 Desember 2016 adalah
sama
Belanja Barang
Rp915.132.118.50
9,00
B.4 Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang TA 2016 dan 2015 adalah masing-
masing sebesar Rp915.035.593.962,00 dan
Rp950,311,952,565.00.
Realisasi Belanja Barang TA. 2016 mengalami penurunan
3,86% dari TA 2015. Hal ini antara lain disebabkan oleh
1. Adanya penurunan pagu anggaran karena pelaksanaan
penghematan dan pemotongan anggaran belanja
Kementan pada 2016 sesuai instruksi Presiden Nomor 4
Tahun 2016 mengenai penghematan anggaran belanja
Kementan.
2. Ada beberapa kegiatan di tahun anggaran 2016 yang
pelaksanaannya mundur ke akhir tahun sehingga
menyebabkan realisasi rendah.
3. Adanya revisi penghematan belanja barang kegiatan
Penelitian dan Pengkajian untuk mendukung
Swasembada Pangan melalui program Upsus Padi,
Jagung dan Kedelai.
4. Terdapat pengurangan jumlah kegiatan pengkajian
diseminasi di tahun 2016.
Perbandingan Belanja Barang TA 2016 dan 2015
UraianRealisasi 31
Desember 2016
Realisasi 31
Desember 2015
Naik
(Turun) %
Belanja Barang Operasional 62.264.274.134 52.834.776.007 17,85
Belanja Barang Non Operasional 181.126.996.888 187.025.389.360 (3,15)
Belanja Barang Persediaan 157.180.979.906 193.584.319.666 (18,80)
Belanja Jasa 136.573.667.756 140.861.086.441 (3,04)
Belanja Pemeliharaan 59.495.052.568 57.071.642.076 4,25
Belanja Perjalanan Dalam Negeri 258.184.476.602 217.224.406.605 18,86
Belanja Perjalanan Luar Negeri 5.479.831.177 7.620.654.004 (28,09)
Belanja Barang untuk diserahkan kepda Masy 55.274.687.279 95.256.207.990 (41,97)
Belanja Barang Lainnya u/ diserahkan kpd Masy - 955.959.000 (100,00)
Jumlah Belanja Kotor 915.579.966.310 952.434.441.149 (3,87)
Pengembalian Belanja 544.372.348 690.590.270
Jumlah Belanja 915.035.593.962 951.743.850.879 (3,86)
Setelah dilakukan koreksi internal terhadap Realisasi Belanja
Barang terdapat koreksi belanja Debet senilai
Rp96,524,547.00 pada satker Puslitbanghorti karena adanya
realisasi dari dana hibah yang pada saat Unaudited dana
Hibah tersebut belum disahkan.
Sehingga Realisasi Belanja Barang Badan Litbang Pertanian
per 31 Desember 2016 Audited sebesar
Rp915,035,593,962.00
Perbandingan Belanja Barang TA 2016 dan 2015 Audited
UraianRealisasi 31
Desember 2016
Realisasi 31
Desember 2015
Naik
(Turun) %
Belanja Barang Operasional 62.264.274.134 52.834.776.007 17,85
Belanja Barang Non Operasional 181.179.096.888 187.025.389.360 (3,13)
Belanja Barang Persediaan 157.180.979.906 193.584.319.666 (18,80)
Belanja Jasa 136.575.767.756 140.861.086.441 (3,04)
Belanja Pemeliharaan 59.496.652.568 57.071.642.076 4,25
Belanja Perjalanan Dalam Negeri 258.225.200.339 217.224.406.605 18,87
Belanja Perjalanan Luar Negeri 5.479.831.987 7.620.654.004 (28,09)
Belanja Barang untuk diserahkan kepda Masy 55.274.687.279 95.256.207.990 (41,97)
Belanja Barang Lainnya u/ diserahkan kpd Masy - 955.959.000 (100,00)
Jumlah Belanja Kotor 915.676.490.857 952.434.441.149 (3,86)
Pengembalian Belanja 544.372.348 690.590.270
Jumlah Belanja 915.132.118.509 951.743.850.879 (3,85)
Belanja Modal
Rp335.315.023.74
1,00
B.5 Belanja Modal
Realisasi Belanja Modal TA 2016 dan 2015 adalah masing-
masing sebesar Rp335.315.023.741,00 dan
Rp334,439,501,038.00. Belanja modal merupakan
pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset
lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode
akuntansi.
Realisasi Belanja Modal pada TA 2016 mengalami kenaikan
sebesar 0,26% dibandingkan TA 2015 disebabkan oleh
peningkatan fasilitas berupa tanah, gedung dan bangunan,
peralatan dan mesin, jalan, jaringan, irigasi serta belanja
modal lainnya.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2016 dan 2015
URAIAN REALISASI T.A.
2016
REALISASI T.A
2015
NAIK
(TURUN)
%
Belanja Modal Tanah 649,700,000 1,143,818,000 (43.20)
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 168,070,189,187 156,215,038,027 7.59
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 149,445,895,833 151,532,360,807 (1.38)
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 14,847,187,125 21,499,785,114 (30.94)
Belanja Modal Lainnya 2,307,750,596 4,131,488,090 (44.14)
Jumlah Belanja Kotor 335,320,722,741 334,522,490,038 0.24
Pengembalian 5,699,000 82,989,000 -
Jumlah Belanja 335,315,023,741 334,439,501,038 0.26
Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi,
sehingga realisasi belanja Modal Badan Litbang Pertanian
Unaudited dan Audited per tanggal 31 Desember 2016 adalah
sama
B.5.1 Belanja Modal Tanah
Realisasi Belanja Modal Tanah TA 2016 dan TA 2015 adalah
masing-masing sebesar Rp649.700.000,00 dan
Rp1,143,818,000.00. Realisasi TA 2016 mengalami
penurunan sebesar 43,20 persen dibandingkan TA 2015. Hal
ini disebabkan antara lain oleh adanya sisa pekerjaan
pengurukan tanah yang belum selesai di tahun 2015 yang
dicatat pada transaksi pengembangan nilai asset yang
diperuntukkan sebagai lantai jemur pada satker Balai
Penelitian Lahan Rawa
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Tanah
TA. 2016 dan 2015
UraianRealisasi 31
Desember 2016
Realisasi 31
Desember 2015
Naik
(Turun)
%
Belanja Modal Pengurukan dan
Pematangan Tanah 649.700.000 1.143.818.000 (43,20)
Jumlah Belanja Kotor 649.700.000 1.143.818.000 (43,20)
Pengembalian Belanja Modal - -
Jumlah Belanja 649.700.000 1.143.818.000 (43,20)
Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi,
sehingga realisasi Belanja Modal Tanah Badan Litbang
Pertanian Unaudited dan Audited per tanggal 31 Desember
2016 adalah sama
B.5.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Realisasi Belanja Peralatan dan Mesin TA. 2016 adalah
sebesar Rp168.066.409.187,00 mengalami kenaikan sebesar
7,64 persen bila dibandingkan dengan TA 2015 sebesar
Rp156,132,608,027.00. Hal ini disebabkan oleh :
1. Penambahan gedung baru dan renovasi gedung yang
diikuti dengan penambahan peralatan dan mesin
sebagai fasilitas gedung dan pendukung kegiatan
UPBS
2. Penambahan dan pengadaan peralatan dan mesin
sebagai fasilitas pendukung pegawai dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya
3. Transfer masuk dari Biro Keuangan dan Perlengkapan
Kementerian Pertanian berupa fasilitas pendukung
pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
4. Pengadaan Peralatan dan mesin untuk Kendaraan
5. Pembelian alat dan mesin pertanian guna mendukung
suksesnya program pemerintah untuk para petani agar
dapat membantu petani berswasembada pangan
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin
TA 2016 dan 2015
UraianRealisasi 31
Desember 2016
Realisasi 31
Desember 2015
Naik
(Turun) %
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 167.004.101.194 154.330.265.412 8,21
Belanja Modal Upah Tenaga Kerja
dan Honor Pengelola Teknis
Peralatan dan Mesin 136.410.000 77.470.000 76,08
Belanja Modal Perencanaan dan
Pengawasan Peralatan dan Mesin 95.002.000 32.499.950 100,00
Belanja Modal Pemasangan
Peralatan dan Mesin - 172.697.000 (100,00)
Belanja Modal Perjalanan
Peralatan dan Mesin 350.351.493 103.352.292 238,99
Belanja Modal Penambahan Nilai
Peralatan dan Mesin 484.324.500 1.498.753.373 (67,68)
Jumlah Belanja Kotor 168.070.189.187 156.215.038.027 7,59
Pengembalian 3.780.000 82.430.000
Jumlah Belanja 168.066.409.187 156.132.608.027 7,64
Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi,
sehingga realisasi belanja Modal Peralatan dan Mesin Badan
Litbang Pertanian Unaudited dan Audited per tanggal 31
Desember 2016 adalah sama
B.5.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Realisasi Belanja Modal TA. 2016 dan TA. 2015 adalah
masing-masing sebesar Rp149.443.976.833,00 dan
Rp151,531,801,807.00. Realisasi Belanja Modal Gedung dan
Bangunan TA. 2015 mengalami penurunan sebesar 1,38 %
dibandingkan TA 2015. Hal ini disebabkan antara lain :
1. Terselesaikannya beberapa pengadaan renovasi gedung
dan bangunan yang telah dianggarkan.
2. Penyelesaian pembangunan dengan KDP.
3. Revisi DIPA diawal tahun 2016 dimana semua rencana
Belanja Modal Gedung dan Bangunan yang mengalami
pemotongan.
Perbandingan Realisasi Belanja Gedung dan Bangunan
TA. 2016 dan 2015
UraianRealisasi 31
Desember 2016
Realisasi 31
Desember 2015Naik
(Turun) %
Belanja Modal Gedung dan
Bangunan 94.708.969.546 84.534.148.032 12,04
Belanja Modal Bahan Baku Geedung 437.094.000
Belanja Modal Upah Tenaga Kerja
dan Honor Pengelola Teknis Gedung
dan Bangunan 164.385.000 186.600.000 (11,91)
Belanja Modal Perencanaan dan
Pengawasan Gedung dan Bangunan 5.120.954.649 2.749.825.427 86,23
Belanja Modal Pengosongan dan
Pembongkaran 198.114.000
Belanja Modal Perjalanan Gedung
dan Bangunan 631.789.220 408.960.903 54,49
Belanja Modal Penambahan Nilai
Gedung dan Bangunan 48.182.670.418 63.652.826.445 (24,30)
Jumlah Belanja Kotor 149.443.976.833 151.532.360.807 (1,38)
Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi,
sehingga realisasi belanja Modal Gedung dan Bangunan Badan
Litbang Pertanian Unaudited dan Audited per tanggal 31
Desember 2016 adalah sama
B.5.4 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan TA 2016
dan TA 2015 adalah masing-masing sebesar
Rp14,847,187,125.00 dan Rp21,499,785,114.00 Realisasi TA
2016 mengalami penurunan sebesar 0,31 persen
dibandingkan TA 2015. Hal ini disebabkan antara lain :
1. Tidak terdapat Pagu Anggaran belanja modal jalan irigasi
jaringan pada beberapa satker di Badan Litbang Pertanian
2. Realisasi belanja modal jalan irigasi jaringan pada
beberapa satuan kerja lingkup Badan Litbang Pertanian
tidak mencapai target.
Perbandingan Realisasi Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan TA
2016 dan 2015
UraianRealisasi 31
Desember 2016
Realisasi 31
Desember 2015
Naik
(Turun) %
Belanja Modal Jalan dan Jembatan 10.558.660.700 3.819.980.741 176,41
Belanja Modal Upah Tenaga Kerja
dan Honor Pengelola Teknis Jalan
dan Jembatan
14.950.000 - #DIV/0!
Belanja Modal Perencanaan dan
Pengawasan Jalan dan Jembatan115.067.600 12.182.073 844,57
Belanja Modal Perjalanan Jalan
dan Jembatan42.393.100 - #DIV/0!
Belanja Modal Irigasi 872.497.000 4.596.661.000 (81,02)
Belanja Modal Perencanaan dan
Pengawasan Irigasi19.205.000 - #DIV/0!
Belanja Modal Jaringan 1.498.772.325 5.458.180.100 (72,54)
Belanja Modal Perencanaan dan
Pengawasan Jaringan31.850.400 - #DIV/0!
Belanja Modal Perjalanan Jaringan - 50.000.000 100,00
Belanja Penambahan Nilai Jalan
dan Jembatan973.951.000 1.353.310.000 (28,03)
Belanja Modal Penambahan Nilai
Irigasi368.029.000 4.540.474.000 (92)
Belanja Modal Nilai Jaringan 351.811.000 1.668.997.200 (78,92)
Jumlah Belanja Kotor 14.847.187.125 21.499.785.114 (0,31)
Pengembalian Belanja Modal - -
Jumlah Belanja 14.847.187.125 21.499.785.114 (0,31)
Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi,
sehingga realisasi belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Badan Litbang Pertanian Unaudited dan Audited per tanggal
31 Desember 2016 adalah sama
B.5.5 Belanja Modal Lainnya
Realisasi Belanja Modal Lainnya TA 2016 dan TA 2015 adalah
masing-masing sebesar Rp2,307,750,596,00 dan
Rp4,131,488,090.00. Realisasi TA. 2016 mengalami
penurunan sebesar 44,14 persen dibandingkan TA 2015. Hal
ini disebabkan karena :
1. Tidak dianggarkannya kembali belanja modal lainnya
pada beberapa satuan kerja lingkup Badan Litbang
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya
TA 2016 dan 2015
UraianRealisasi 31
Desember 2016
Realisasi 31
Desember 2015
Naik
(Turun)
%
Belanja Modal Lainnya 2.307.750.596 4.004.088.090 (42,37)
Belanja Penambahan Nilai
Aset Tetap Lainnya dan atau
aset lainnya
- 127.400.000 (100,00)
Jumlah Belanja Kotor 2.307.750.596 4.131.488.090 (44,14)
Pengembalian Belanja Modal - -
Jumlah Belanja 2.307.750.596 4.131.488.090 (44,14)
Setelah Audit BPK dan koreksi internal tidak terdapat koreksi,
sehingga realisasi belanja Modal Lainnya Badan Litbang
Pertanian Unaudited dan Audited per tanggal 31 Desember
2016 adalah sama
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA
Kas di
Bendahara
Pengeluaran
Rp29,007,389.
00
C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2016
dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp29,007,389.00 dan
Rp54,350,000.00 yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola
dan di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang
berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan
atau belum disetorkan ke Kas Negara per tanggal neraca.
Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran adalah sebagai berikut:
Perbandingan Kas di Bendahara Pengeluaran
TA. 2016 dan 2015
Keterangan 31 Des 2016 31 Des 2015
Rekening Bank 13,489,389 -
Uang Tunai 15,518,000 54,350,000
Jumlah 29,007,389 54,350,000
Rincian saldo Kas di Bendahara Pengeluaran pada masing-
masing satuan kerja disajikan pada lampiran.
Setelah audit BPK RI tidak terdapat koreksi pencatatan
terhadap saldo akun Kas di Bendahara Pengeluaran, sehingga
nilai audited sama dengan nilai unaudited
Kas di
Bendahara
Penerimaan
Rp215,045,000
.00
C.2 Kas di Bendahara Penerimaan
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal 31 Desember
2016 dan 2015 adalah sebesar masing-masing
Rp215,045,000.00 dan Rp21,708,002,00. Kas di Bendahara
Penerimaan meliputi saldo uang tunai dan saldo rekening di
bank yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara
Penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas
pemerintahan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Perbandingan Rincian Kas di Bendahara Penerimaan
TA. 2016 dan 2015
Keterangan Tahun 2016 Tahun 2015
Uang Tunai 4.800.000 21.708.002
Rekening Bank 210.245.000
Jumlah 215.045.000 21.708.002
Rincian Kas di Bendahara Penerimaan TA 2016 pada tabel
diatas merupakan saldo Penerimaan Negara Bukan Pajak
sampai dengan periode 31 Desember 2016 belum disetorkan ke
Kas Negara yang terdiri dari:
1. Pendapatan jasa sampel diagnostik senilai Rp4.800.000,00
(Akun Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi,
Pelatihan dan Teknologi sesuai dengan Tugas dan fungsi)
pada Satuan Kerja Balai Besar Penelitian Veteriner.
2. Pendapatan hasil jasa analisa laboratorium penelitian dan
pengembanga Senilai Rp210.245.000,00 (Akun
Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan
dan Teknologi sesuai dengan Tugas dan fungsi) pada
satuan Kerja Balai Besar Litbang Pascapanen.
Sedangkan rincian saldo Kas di Bendahara Pengeluaran pada
masing-masing satuan kerja disajikan pada lampiran.
Setelah audit BPK tidak terdapat koreksi pencatatan terhadap
saldo akun Kas di Bendahara Penerimaan, sehingga nilai
audited sama dengan nilai unaudited.
Kas Lainnya
dan Setara Kas
Rp1.011.794.6
84.00
C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas
Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember
2016 dan 2015 masing-masing sebesar Rp1,009,248,800.00
dan Rp9.890.171.376,00. Kas Lainnya dan Setara Kas
merupakan kas pada bendahara pengeluaran yang bukan
berasal dari UP/TUP, kas lainnya dan setara kas. Setara kas
yaitu investasi jangka pendek yang siap dicairkan menjadi kas
dalam jangka waktu 3 bulan atau kurang sejak tanggal
pelaporan. Rincian Sumber Kas Lainnya dan Setara Kasa dalah
sebagai berikut:
Perbandingan Kas Lainnya dan Setara Kas
TA. 2016 dan 2015
Jenis 31-Dec-16 31-Dec-15
Dana Hibah Langsung 665,288,414 186,223,383
Dana Hibah yang Belum Disahkan 294,446,435 -
Tunjangan Kinerja yang Belum dibayarkan 39,357,781 8,170,103,053
Kelebihan Tukin 826,277 -
Kelebihan Uang Makan 2016 9,146,000 -
Dana Kerjasama - 1,513,157,968
Jasa Giro yang belum disetor ke kas negara 183,893 296,972
Belanja Barang Yang Masih Harus dibayar - 20,390,000
Jumlah 1,009,248,800 9,890,171,376
Setelah audit BPK RI terdapat koreksi internal pencatatan
terhadap saldo akun Kas Lainnya dan Setara Kas Debet senilai
Rp296.992.319,00 dan Kredit senilai senilai Rp294.446.435,00,
sehingga nilai Akun Kas Lainnya dan Setara Kas Audited Badan
Litbang Pertanian senilai Rp1.011.794.684,00. Selanjutnya
dapat dijelaskan Rincian Sumber Kas Lainnya dan Setara Kas
Audited adalah sebagai berikut:
Perbandingan Kas Lainnya dan Setara Kas Audited
TA. 2016 dan 2015
Jenis 31-Des-16 31-Des-15
Dana Hibah Langsung 962.280.733 186.223.383
Tunjangan Kinerja yang Belum dibayarkan 39.357.781 8.170.103.053
Sisa Dana Tukin 826.277 -
Kelebihan Uang Makan 2016 3.146.000 -
Pengembalian Uang Honor 6.000.000
Dana Kerjasama - 1.513.157.968
Jasa Giro yang belum disetor ke kas negara 183.893 296.972
Belanja Barang Yang Masih Harus dibayar - 20.390.000
Jumlah 1.011.794.684 9.890.171.376 .
Perubahan saldo diatas merupakan usulan jurnal koreksi
internal (UJK) Eselon I pada akun Kas Lainnya di
Kementerian/Lembaga dari Hibah (Rp296.992.319) dan Kas
Lainnya di Kementerian/Lembaga dari Hibah yang Belum
Disahkan (Rp294.446.435,00).
Rincian atas Kas Lainnya dan Setara Kas Audited pada Satuan
Kerja disajikan dalam lampiran.
Piutang Bukan
Pajak
Rp160.446.866
,00
C.4 Piutang PNBP
Saldo Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2016 dan
2015 masing-masing adalah sebesar Rp734.032.141,00 dan
Rp26.584.000,00. Piutang bukan pajak merupakan hak atau
pengakuan pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan
yang telah diberikan namun belum diselesaikan
pembayarannya. Rincian Piutang Bukan Pajak disajikan
sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Piutang PNBP
TA. 2016 dan 2015
Uraian 31 Des 2016 31 Des 2015
Piutang PNBP - 26,584,000
Piutang Lainnya 734,032,141 -
Jumlah 734,032,141 26,584,000
Setelah audit BPK RI terdapat koreksi pencatatan terhadap
saldo akun Piutang PNBP Debet senilai Rp160.446.866,00 dan
Kredit senilai senilai Rp734.032.141,00, sehingga nilai Akun
Piutang PNBP Audited Badan Litbang Pertanian senilai
Rp160.446.866,00. Perubahan ini terjadi akibat koreksi
internal Badan Litbang Pertanian yang terjadi pada satuan
kerja:
1. Badan Litbang Pertanian Kantor Pusat Jakarta, merupakan
koreksi akun Piutang Lainnya senilai Rp660.336.436,00
yang direklas ke akun Piutang Tagihan TP/TGR.
2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura,
merupakan koreksi akun Piutang Lainnya senilai
Rp63.425.705 yang direklas ke akun Piutang Tagihan
TP/TGR.
3. BPTP Sumatera Barat, merupakan penambahan pencatatan
nilai Piutang Lainnya sebesar Rp35.866.189,00. Nilai ini
adalah penerimaan dan pengembalian belanja pegawai yang
belum disetorkan ke kas Negara pada periode pelaporan
4. BPTP Jawa Tengah, merupakan penambahan pencatatan
akun Piutang Lainnya senilai Rp114.310.677,00. Nilai ini
berasal dari temuan Laporan Hasil Audit Itjen Nomor:
R.255/PW.130/G.4/11/2016 yang merupakan kelebihan
pembayaran pembangunan sarana TTP di Tegal Jawa
Tengah
Adapun Rincian Piutang Bukan Pajak Audited disajikan sebagai
berikut:
Perbandingan Rincian Piutang PNBP Audited
TA. 2016 dan 2015
Uraian 31 Des 2016 31 Des 2015
Piutang PNBP - 26.584.000
Piutang Lainnya 160.446.866 -
Jumlah 160.446.866 26.584.000
Bagian Lancar
Tagihan
TP/TGR
Rp1.334.678.0
51,00
C.5 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/
Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per tanggal 31
Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar
Rp1.334.678.051,00 dan Rp639.372.636,00.
Bagian Lancar Tagihan TP/TGR merupakan Tagihan TP/TGR
yang belum diselesaikan pada tanggal neraca yang akan jatuh
tempo dalam 12 bulan atau kurang.Rincian Bagian Lancar
Tagihan TP/TGR adalah sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Bagian Lancar TP/TGR
TA. 2016 dan 2015
No Nama Tahun 2016 Tahun 2015
1 Bagian Lancar TP 355,873,641 613,977,636
2 Bagian Lancar TGR 978,804,410 25,395,000
1,334,678,051 639,372,636 Jumlah
Rincian TP/TGR untuk masing-masing kanwil disajikan pada
lampiran.
Perbandingan Rincian Bagian Lancar TP/TGR per Wilayah
TA. 2016 dan 2015
No Nama 31 Des 2016 31 Des 2015
1 DKI Jakarta 92.772.880 107.241.880
2 Jawa Barat 491.324.326 417.057.011
3 Jawa Timur 445.102.020 -
4 Gorontalo 2.663.825 -
5 Riau 302.815.000
6 Sulawesi Utara - 89.678.745
7 Sumatera Utara - 2.210.000
8 Bangka Belitung - 23.185.000
1.334.678.051 639.372.636 Jumlah
Setelah audit BPK RI tidak terdapat koreksi pencatatan
terhadap saldo akun Bagian Lancar Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi, sehingga nilai audited
sama dengan nilai Unaudited.
Penyisihan
Piutang Tak
Tertagih –
Piutang Lancar
(Rp269.260.88
0,00)
C.6 Penyisihan Piutang Tak Tertagih–Piutang Lancar
Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar per 31
Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar
(Rp598.995.343,00) dan (Rp522.623.340,00).
Penyisihan piutang tak tertagih – piutang lancar adalah
merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang lancar
yang ditentukan oleh kualitas piutang masing-masing debitur.
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang lancar pada
tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Rincian Penyisihan Piutang Tak tertagih – Piutang Lancar
TA. 2016
Kualitas Piutang Nilai Piutang Jk
Pendek
%
Penyisihan Nilai Penyisihan
Piutang Bukan Pajak
Lancar 73.695.705 0,005 368.479
Kurang Lancar 0,10 -
Diragukan 660.336.436 0,50 330.168.218
Macet 1,00 -
Jumlah 734.032.141 330.536.697
Bagian Lancar TP/TGR
Lancar 1.071.577.290 0,005 5.357.885
Kurang Lancar - 0,10 -
Diragukan - 0,50 -
Macet 263.100.761 1,00 263.100.761
Jumlah 1.334.678.051 268.458.646
Jumlah Penyisihan
Piutang Tak Tertagih2.068.710.192 598.995.343
Berdasarkan tabel diatas Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih
– Piutang Lancar terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Penyisihan
Piutang Tidak Tertagih – Piutang Bukan Pajak dengan nilai
sebesar (Rp330.536.697,00) dan Penyisihan Piutang Tidak
Tertagih – Bagian Lancar Tagihan TP/TGR dengan nilai
(Rp268.458.646,00).
Setelah audit BPK terdapat koreksi pencatatan terhadap saldo
akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Bukan Pajak
Debet senilai Rp330.485.347,00 dan kredit senilai
Rp750.884,00, sehingga nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih
– Piutang Bukan Pajak Audited senilai (Rp802.234,00).
Sedangkan untuk akun Penyisihan Piutang Tidak Tertagih –
Bagian Lancar Tagihan TP/TGR tidak ada koreksi atau
perubahan, sehingga nilai audited sama dengan nilai
Unaudited.
Adapun Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang
lancar Audited pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Rincian Penyisihan Piutang Tak tertagih – Piutang Lancar
Audited TA. 2016
Kualitas Piutang Nilai Piutang Jk
Pendek
%
Penyisihan Nilai Penyisihan
Piutang Bukan Pajak
Lancar 160.446.866 0,005 802.234
Kurang Lancar 0,10 -
Diragukan 0,50 -
Macet 1,00 -
Jumlah 160.446.866 802.234
Bagian Lancar TP/TGR
Lancar 1.071.577.290 0,005 5.357.885,00
Kurang Lancar - 0,10 -
Diragukan - 0,50 -
Macet 263.100.761 1,00 263.100.761
Jumlah 1.334.678.051 268.458.646
Jumlah Penyisihan
Piutang Tak Tertagih1.495.124.917 269.260.880
Pendapatan
yang Masih
Harus Diterima
C.7 Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Pendapatan yang Masih Harus Diterima per tanggal 31
Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar
Rp825.175.000
,00
Rp828.475.000,00 dan Rp985.852.000,00, merupakan hak
pemerintah atas pelayanan yang telah diberikan namun belum
diterima tagihannya. Rincian Pendapatan yang Masih Harus
Diterima berdasarkan jenis pendapatan sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima
TA. 2016 dan 2015
Jenis Tahun 2016 Tahun 2015
Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian 3.000.000 328.802.000
Pendapatan Sewa 9.675.000 -
Pendapatan Jasa 812.500.000 657.050.000
Pengembalian Belanja Pegawai TAYL 3.300.000 -
Jumlah 828.475.000 985.852.000
Setelah audit BPK RI terdapat koreksi internal Badan Litbang
Pertanian pencatatan terhadap saldo Pendapatan Yang Masih
Harus Diterima Debet senilai Rp0,00 dan Kredit senilai
Rp3.300.000,00, sehingga nilai akun Pendapatan Yang Masih
Harus Diterima Audited Badan Litbang Pertanian menjadi
senilai Rp825.175.000,00. Koreksi tersebut terjadi pada satker
BPTP Sumatera Barat, dimana nilai Rp3.300.000 merupakan
dana kelebihan pembayaran tunjangan jabatan fungsional
peneliti yang belum disetor ke Kas Negara pada periode
pelaporan, sehingga bukan merupakan Pendapatan yang Masih
Harus Diterima melainkan sebagai Piutang pada suatu entitas.
Adapun rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Audited berdasarkan jenis pendapatan sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Audited TA. 2016 dan 2015
Jenis Tahun 2016 Tahun 2015
Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian 3.000.000 328.802.000
Pendapatan Sewa 9.675.000 -
Pendapatan Jasa 812.500.000 657.050.000
Pengembalian Belanja Pegawai - -
Jumlah 825.175.000 985.852.000
Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima pada masing-
masing Satuan Kerja disajikan dalam lampiran.
Persediaan
Rp118.887.008
.415,00
C.10 Persediaan
Nilai Persediaan per 31 Desember 2016 dan 2015 masing-
masing adalah sebesar Rp132.254.358.100,00 dan
Rp108.982.978.995,00. Persediaan adalah aset lancar dalam
bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk
mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan/atau untuk
dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
Setelah audit BPK terdapat koreksi pada :
- BPTP Sulut akun 117199 persediaan lainnya koreksi
kurang catat senilai Rp40.126.000,00
- BPTP Jabar akun 117131 bahan baku koreksi lebih catat
senilai Rp225.863.000,00
- BPTP Jawa Barat akun 117123 hewan dan tanaman untuk
dijual atau diserahkan kepada masyarakat koreksi lebih
catat senilai Rp184.006.000,00
- BPTP Jawa Timur akun 117122 tanah bangunan untuk
diserahkan ke masyarakat senilai Rp3.253.173.000,00.
Hal ini dikarenakan Badan Litbang Pertanian terlambat
menyerahkan BAST kepada BPTP Jawa Timur.
- BPTP Jawa Timur akun 117123 hewan tanaman untuk
masyarakat senilai Rp778.000.000,00. Hal ini
dikarenakan Badan Litbang Pertanian terlambat
menyerahkan BAST kepada BPTP Jawa Timur.
- BPTP Jawa Timur akun 117124 peralatan mesin untuk
masyarakat senilai Rp1.086.609.085,00. Hal ini
dikarenakan Badan Litbang Pertanian terlambat
menyerahkan BAST kepada BPTP Jawa Timur.
- BPTP Jawa Timur akun 117125 jalan irigasi jaringan
untuk masyarakat senilai Rp842.300.000,00. Hal ini
dikarenakan Badan Litbang Pertanian terlambat
menyerahkan BAST kepada BPTP Jawa Timur.
Terdapat koreksi internal pada :
- BPTP Kalimantan Timur akun 117122 tanah bangunan
untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat koreksi
kurang catat senilai Rp1.839.718.000,00
- BPTP Kalimantan Timur akun 117125 jalan irigasi
jaringan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
koreksi kurang catat senilai Rp121.500.000,00
- BPTP Kalimantan Timur akun 117128 barang persediaan
lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat koreksi
lebih catat senilai Rp327.054.500,00
- BPTP Kalimantan Timur akun 117129 persediaan untuk
dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam proses
koreksi lebih catat senilai Rp1.542.163.500,00
- BPTP Kalimantan Timur akun 117131 bahan baku koreksi
lebih catat senilai Rp92.000.000,00
- BPTP Jawa Tengah akun 117111 barang konsumsi lebih
catat senilai Rp18.380.500,00
- BPTP Jawa tengah akun 117122 tanah bangunan untuk
masyarakat lebih catat senilai Rp5.033.456.000,00. Hal
ini karena Badan Litbang Pertanian terlambat
menyerahkan BAST kepada BPTP Jawa Tengah.
- BPTP Jawa Tengah akun 117123 hewan tanaman untuk
masyarakat lebih catat senilai Rp232.900.000,00. Hal ini
karena Badan Litbang Pertanian terlambat menyerahkan
BAST kepada BPTP Jawa Tengah.
- BPTP Jawa Tengah akun 117124 peralatan dan mesin
untuk masyarakat lebih catat senilai Rp1.030.237.100,00.
Hal ini karena Badan Litbang Pertanian terlambat
menyerahkan BAST kepada BPTP Jawa Tengah.
- BPTP Jawa Tengah akun 117131 bahan baku lebih catat
senilai Rp722.551.000,00.
Sehingga nilai persediaan audited Badan Litbang Pertanian
menjadi senilai Rp118.887.008.415,00. Rincian Persediaan per
31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Persediaan
TA. 2016 dan 2015
Persediaan 31 Des 2016 Audited Koreksi31 Des 2016
Unaudited31 Des 2015
Barang Konsumsi 1,735,700,662 18,380,500 1,754,081,162 2,169,665,355
Barang untuk Pemeliharaan 299,604,175 - 299,604,175 173,662,550
Suku Cadang 324,077,096 - 324,077,096 460,885,810
Tanah bangunan untuk masyarakat 62,552,974,514 6,446,911,000 68,999,885,514 46,674,907,383
Hewan dan tanaman untuk diserahkan
kepada masyarakat 5,893,917,100 1,194,906,000 7,088,823,100 7,459,951,000
Alsin untuk diserahkan kepada masyarakat 21,337,491,254 2,116,846,185 23,454,337,439 24,013,374,117
JIJ untuk diserahkan kepada masyarakat 13,945,184,850 720,800,000 14,665,984,850 13,495,157,190
Aset lain untuk diserahkan ke masyarakat 282,734,000 - 282,734,000 296,856,750
Barang persediaan lain untuk diserahkan
kepada masyarakat 563,220,000 327,054,500 890,274,500 1,226,033,000
Persedian Lainnya untuk diserahkan kepada
Masyarakat dalam proses 2,219,736,000 1,542,163,500 3,761,899,500 -
Bahan baku 8,610,974,378 1,040,414,000 9,651,388,378 6,992,676,764
Persediaan untuk tujuan strategis 7,098,000 - 7,098,000 15,822,000
Persediaan lainnya 1,114,296,386 (40,126,000) 1,074,170,386 6,003,987,076
Jumlah 118,887,008,415 13,367,349,685 132,254,358,100 108,982,978,995
Nilai persediaan di SAIBA Rp118.887.008.415,00 sementara di
SIMAK BMN senilai Rp118.887.008.415,00 sehingga tidak
terdapat selisih pencatatan persediaan di SAIBA dengan di
SIMAK BMN. Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan
berada dalam kondisi baik. Rincian Persediaan berdasarkan
satker disajikan pada lampiran.
Tagihan
TP/TGR
Rp863.382.665
,00
C.11 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rugi (TP/TGR)
Nilai Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan GantiRugi
(TP/TGR) per 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing
sebesar Rp139.620.524,00 dan Rp203.600.000,00.
Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan kepada bendahara
akibat kelalaiannya atau tindakannya yang melanggar hukum
yang mengakibatkan kerugian negara. Sedangkan Tuntutan
Ganti Rugi adalah tagihan kepada pegawai bukan bendahara
untuk penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh
negara karena kelalaiannya. Rincian per wilayah disajikan
dalam lampiran. Rincian Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per provinsi
dan satuan kerja disajikan dalam lampiran
Setelah audit BPK RI terdapat koreksi internal Eselon I
pencatatan terhadap saldo Piutang Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi Debet senilai
Rp723.762.141,00 dan Kredit senilai Rp,00, sehingga nilai
akun Piutang Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan
Ganti Rugi Audited Badan Litbang Pertanian menjadi senilai
Rp863.382.665,00.
Rincian Piutang Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan
Ganti Rugi (TP/TGR) Audited per provinsi dan satuan kerja
disajikan dalam lampiran
Penyisihan
Piutang Tak
Tertagih –
Piutang Non
Lancar
(Rp69.221.667,
00)
C.12 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Non Lancar
Saldo Penyisihan Piutang tak Tertagih- Piutang Non Lancar per
31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar
(Rp69.221.667,00) dan (Rp1.018.000). Penyisihan Piutang tak
Tertagih–Piutang Non Lancar merupakan estimasi atas
ketidaktertagihan Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/
Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dan Tagihan Penjualan
Angsuran (TPA) yang ditentukan oleh kualitas masing-masing
piutang.
Perhitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih Tagihan
Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
adalah sebagai berikut:
Rincian Penyisihan Piutang Tak tertagih – Piutang Non Lancar
TA 2016
Kualitas Piutang Nilai Piutang Jk
Panjang
%
Penyisihan
Nilai
Penyisihan Keterangan
Tagihan TP/TGR
660.336.436 Belum dilakukan penyisihan
oleh kode satker 411971
Lancar 134.178.325 0,005 670.892
Kurang Lancar 0,10 -
Diragukan 0,50 -
Macet 68.867.904 1,00 68.867.904
Jumlah 863.382.665 69.538.796
Jumlah Penyisihan
Piutang Tak Tertagih 863.382.665 69.538.796
Tanah
Rp6.416.726.407.7
38,00
C.13 Tanah
Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Badan Litbang
Pertanian per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-
masing sebesar Rp6.416.726.407.738,00 dan
Rp6.401.052.742.360,00. Mutasi Aset Tetap Tanah adalah
sebagai berikut:
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 6,401,052,742,360Rp
Mutasi tambah:
Penambahan Saldo Awal 369,444,000Rp
Transfer Masuk 19,061,996,330Rp
Reklasifikasi Masuk 122,542,300,000Rp
Pengembangan Nilai Aset 649,700,000Rp
Mutasi kurang: -Rp
Koreksi Pencatatan Nilai (2,317,293,952)Rp
Reklasifikasi Keluar (122,542,300,000)Rp
Koreksi Pencatatan (2,090,181,000)Rp
Saldo per 31 Desember 2016 6,416,726,407,738Rp
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 -Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2016 6,416,726,407,738Rp
Mutasi tambah:
Penambahan saldo awal senilai Rp369.444.000,00 di
satker BPTP Sumatera Utara berupa tanah kebun
percobaan
Transfer masuk tanah senilai Rp19.061.996.330 di
satker BPTP Riau yang berasal dari satker Disbun Riau
dan di satker BPTP Papua Barat yang berasal dari satker
STPP Manokwari.
Reklasifikasi masuk tanah senilai
Rp122.542.300.000,00 pada satker Balitro, Balitjestro
dan Balitbu.
Pengembangan nilai asset senilai Rp649.700.000,00
pada satker Balitra.
Mutasi kurang:
Koreksi pencatatan nilai/kuantitas senilai
Rp2.317.293.952,00 pada satker Balitro dan Balit
Palma.
Reklasifikasi keluar senilai Rp122.542.300.000,00 pada
satker Balitro, Balitjestro dan Balitbu.
Koreksi pencatatan senilai Rp2.090.181.000,00 pada
satker Balitnak dan BPTP Maluku.
Setelah audit BPK tidak ada koreksi atas nilai tanah, sehingga
nilai tanah audited tetap. Pencatatan Aset Tanah di Saiba
senilai Rp6.416.726.407.738,00 sementara di SIMAK BMN
senilai Rp6.416.726.407.738,00 sehingga tidak ada selisih
pencatatan.
Peralatan dan
Mesin
Rp1.234.762.105
.985,00
C.14 Peralatan dan Mesin
Nilai perolehan aset tetap berupa peralatan dan mesin per 31
Desember 2016 unaudited dan 2015 adalah masing-masing
sebesar Rp1.235.014.664.912,00 dan
Rp1.065.326.067.118,00. Terdapat koreksi BPK pada peralatan
dan mesin pada satker :
- BPTP Gorontalo yang belum melakukan transfer keluar
peralatan dan mesin senilai Rp24.000.000,00 sementara
BAST antara BPTP Gorontalo dan BPTP Sulawesi Tengah
selaku penerima sesuai BAST nomor
62/PL.41/I.10.29/2/2012 Tanggal 2 Februari 2012.
- BPTP Sulawesi Tengah yang belum mencatat transfer masuk
dari BPTP Gorontalo peralatan dan mesin senilai
Rp24.000.000,00.
- BPTP Jambi yang masih mencatat peralatan dan mesin
senilai Rp150.509.000,00 sementara peralatan dan mesin
tersebut dalam kondisi rusak berat. Untuk itu peralatan dan
mesin tersebut direklas menjadi aset lain-lain.
- BPTP Sumatera Selatan yang masih mencatat peralatan dan
mesin senilai Rp208.509.760,00 sementara peralatan dan
mesin tersebut dalam kondisi rusak berat, adanya
kesalahan pencatatan dan adanya barang yang hilang.
- Badan Litbang Pertanian Kantor Pusat yang belum mencatat
pembelian asset peralatan dan mesin menggunakan mata
anggaran belanja barang senilai Rp76.250.625,00.
Terdapat koreksi internal pada satker :
- BPTP Papua yang belum mencatat transfer masuk dari Biro
Umum peralatan dan mesin senilai Rp2.850.000,00.
- BB Mektan yang belum mencatat transfer masuk peralatan
dan mesin dari Kantor Pusat Badan Litbang Pertanian
senilai Rp12.213.000,00.
- BPTP Kalimantan Selatan yang belum mencatat transfer
masuk peralatan dan mesin dari Biro Umum Sekretariat
Jenderal Kementan senilai Rp15.146.208,00 sesuai dengan
BAST nomor 169/PL.130/A.8/10/2016 tanggal 20 Oktober
2016.
Sehingga nilai Peralatan dan Mesin audited Badan Litbang
Pertanian menjadi Rp1.234.762.105.985,00. Berikut tabel
Mutasi tambah/kurang nilai peralatan dan mesin sebagai
berikut:
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 1,065,326,067,118Rp
Mutasi tambah:
Penambahan saldo awal 1,380,699,000Rp
Pembelian 137,322,325,558Rp
Transfer masuk 40,977,136,169Rp
Penyelesaian pembangunan dengan KDP 20,508,132,799Rp
Reklasifikasi Masuk 18,407,010,500Rp
Perolehan Lainnya 53,075,000Rp
Penyelesaian pembangunan dengan langsung 68,560,000Rp
Reklasifikasi dari aset lainnya ke aset tetap 256,034,000Rp
Pengembangan nilai aset 8,716,914,330Rp
Koreksi pencatatan nilai/kualitas 2,157,995,191Rp
Pengembangan melalui KDP 66,608,000Rp
Transaksi normalisasi bmn aset tetap 22,676,420Rp
Mutasi kurang:
Penghapusan (286,345,066)Rp
Transfer Keluar (35,171,885,313)Rp
Reklasifikasi keluar (16,267,656,714)Rp
Koreksi pencatatan (788,023,720)Rp
Penghentian aset dari penggunaan (7,987,217,287)Rp
Saldo per 31 Desember 2016 1,234,762,105,985Rp
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 (780,368,711,724)Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2016 454,393,394,261Rp
Pencatatan Peralatan dan Mesin di Saiba senilai
Rp1.234.762.105.985,00 sementara di SIMAK BMN senilai
Rp1.234.762.105.985,00 sehingga tidak terdapat selisih
pencatatan antara SAIBA dengan BMN. Rincian aset tetap
Peralatan dan Mesin serta mutasi tambah kurang disajikan
pada Lampiran Laporan Keuangan ini.
Gedung dan
Bangunan
Rp1.373.605.987.3
54,00
C.15 Gedung dan Bangunan
Saldo gedung dan bangunan per 31 Desember 2016 dan 2015
adalah Rp1.372.699.003.435,00 dan Rp1.188.311.031.602,00.
Terdapat koreksi BPK pada akun Gedung dan bangunan pada
satker :
- Kantor Pusat Badan Litbang Pertanian yang melakukan
pembangunan gedung dan bangunan dengan menggunakan
akun belanja barang senilai Rp758.014.919,00. Untuk asset
tersebut kemudian dicatat sebagai asset gedung dan
bangunan
Terdapat koreksi internal pada satker :
- BB Mektan yang belum melakukan pencatatan gedung dan
bangunan kantor ex-P2HP senilai Rp148.969.000,00.
Sehingga nilai gedung dan bangunan audited Badan Litbang
Pertanian menjadi Rp1.373.605.987.354,00. Berikut tabel
Mutasi tambah/kurang nilai gedung dan bangunan sebagai
berikut:
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 1,188,311,031,602Rp
Mutasi tambah:
Penambahan saldo awal 379,513,750Rp
Pembelian 1,609,823,125Rp
Transfer masuk 14,589,582,252Rp
Penyelesaian pembangunan dengan KDP 79,261,346,150Rp
Reklasifikasi Masuk 57,925,003,436Rp
Perolehan lainnya 114,000,000Rp
Penyelesaian pembangunan dengan langsung 2,782,169,380Rp
Reklasifikasi dari aset lainnya ke aset tetap 67,872,000Rp
Perolehan reklasifikasi dari Intra ke Ekstra 51,204,020Rp
Pengembangan nilai aset 17,783,208,116Rp
Koreksi pencatatan nilai/kualitas 3,891,331,118Rp
Koreksi nilai tim penertiban aset (70,992,000)Rp
Penerimaan aset tetap renovasi 4,801,744,598Rp
Pengembangan melalui KDP 54,633,076,192Rp
Transaksi normalisasi bmn aset tetap (5,757,653,645)Rp
Mutasi kurang:
Aset tetap yang tidak digunakan dalam ops
Transaksi normalisasi bmn aset tetap
Transfer keluar (11,702,830,202)Rp
Reklasifikasi keluar (33,599,222,238)Rp
Koreksi pencatatan (233,800,000)Rp
Penghentian aset dari penggunaan (1,230,420,300)Rp
Saldo per 31 Desember 2016 1,373,605,987,354Rp
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 (332,994,403,252)Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2016 1,040,611,584,102Rp
Pencatatan Gedung dan bangunan di Saiba senilai
Rp1.373.605.987.354,00 sementara di SIMAK BMN senilai
Rp1.373.605.987.354,00 sehingga tidak terdapat selisih
pencatatan antara SAIBA dengan BMN. Rincian aset tetap
gedung dan bangunan serta mutasi tambah kurang disajikan
pada Lampiran Laporan Keuangan ini.
Jalan, Irigasi
dan Jaringan
Rp193.371.077.8
69,00
C.16 Jalan, Irigasi dan Jaringan
Saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2016 dan
2015 adalah masing-masing sebesar Rp193.287.319.869,00
dan Rp172.281.884.647,00. Terdapat koreksi BPK pada akun
jalan irigasi dan jaringan pada satker Kantor Pusat Badan
Litbang Pertanian yang melakukan pembangunan embung air
menggunakan belanja barang dan belum dicatat di BMN senilai
Rp83.758.000,00. Hal ini menyebabkan nilai jalan irigasi dan
jaringan audited Badan Litbang Pertanian menjadi
Rp193.371.077.869,00. Berikut tabel Mutasi tambah/kurang
nilai jalan irigasi dan jaringan sebagai berikut:
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 172,281,884,647Rp
Mutasi tambah:
Penambahan saldo awal
Pembelian 1,571,492,600Rp
Transfer masuk 742,126,000Rp
Penyelesaian pembangunan dengan KDP 8,281,635,110Rp
Reklasifikasi Masuk 5,122,290,606Rp
Perolehan lainnya 83,758,000Rp
Penyelesaian pembangunan langsung 1,409,712,500Rp
Pengembangan nilai aset 2,380,640,725Rp
Penerimaan aset tetap renovasi 189,062,881Rp
Pengembangan melalui KDP 4,193,285,800Rp
Mutasi kurang:
Transaksi normalisasi bmn aset tetap (151,602,000)Rp
Transfer keluar (742,126,000)Rp
Reklasifikasi keluar (1,728,746,000)Rp
Penghentian aset dari penggunaan (262,337,000)Rp
Saldo per 31 Desember 2016 193,371,077,869Rp
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 (94,542,799,437)Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2016 98,828,278,432Rp
Pencatatan Jalan Irigasi Jaringan di Saiba senilai
Rp193.371.077.869,00 sementara di SIMAK BMN senilai
Rp193.371.077.869,00 sehingga tidak terdapat selisih
pencatatan antara SAIBA dengan BMN.
Rincian aset tetap Jalan Irigasi Jaringan serta mutasi tambah
kurang disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.
Aset Tetap
Lainnya
Rp38.043.926.
430,00
C.17 Aset Tetap Lainnya
Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat
dikelompokkan dalam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Saldo Aset Tetap Lainnya
per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah Rp38.043.926.430,00
dan Rp36.526.763.070,00. Tidak ada koreksi BPK dan koreksi
internal untuk asset tetap lainnya.
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 36,526,763,070Rp
Mutasi tambah:
Penambahan saldo awal 2,500,000Rp
Pembelian 1,487,065,524Rp
Transfer masuk 33,738,565,819Rp
Penyelesaian pembangunan dengan KDP 35,533,347,855Rp
Penyelesaian pembangunan dengan langsung 3,335,933,600Rp
Transaksi normalisasi bmn aset tetap 4,738,188,200Rp
Mutasi kurang:
Koreksi pencatatan (6,558,295,000)Rp
Penghapusan (550,000)Rp
Transfer keluar (33,738,565,819)Rp
Reklasifikasi keluar (37,021,026,819)Rp
Saldo per 31 Desember 2016 38,043,926,430Rp
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 207,045,750Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2016 38,250,972,180Rp
Pencatatan Aset Tetap Lainnya di Saiba senilai
Rp38.043.926.430,00 sementara di SIMAK BMN senilai
Rp193.287.319.869,00 sehingga tidak terdapat selisih
pencatatan antara SAIBA dengan BMN.
Rincian aset Tetap Lainnya serta mutasi tambah kurang
disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.
Konstruksi
Dalam
Pengerjaan
Rp15.545.322.77
9,00
C.18 Konstruksi Dalam Pengerjaan
Saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) per 31 Desember
2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar
Rp15.653.402.779,00 dan Rp61.432.895.574,00 yang
merupakan pembangunan gedung dan bangunan yang proses
pengerjaannya belum selesai sampai dengan tanggal neraca.
Terdapat koreksi internal pada satker Kantor Pusat Badan
Litbang Pertanian senilai Rp108.080.000,00 disebabkan
transfer keluar pekerjaan jasa konsultasi perencanaan
pembangunan gedung Bank Gen Pertanian ke BB Litbang
Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian sesuai BAST
nomor B.1228.1/PL.310/I.1/05/2016 tanggal 16 Mei 2016. Hal
ini menyebabkan nilai audited KDP Badan Litbang Pertanian
menjadi Rp15.545.322.779,00.
Pencatatan Konstruksi dalam pengerjaan di Saiba senilai
Rp15.545.322.779,00 sementara di SIMAK BMN senilai
Rp15.545.322.779,00 sehingga tidak terdapat selisih
pencatatan antara SAIBA dengan BMN. Rincian lebih lanjut dari
Konstruksi Dalam Pengerjaan disajikan dalam lampiran.
Akumulasi
Penyusutan
Aset Tetap
(Rp1.208.322.008.
601,00)
C.19 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2016
dan 2015 adalah masing-masing (Rp1.208.322.008.601,00)
dan (Rp1.049.514.026.505,00). Akumulasi Penyusutan Aset
Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang disajikan
berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai
sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset
Tetap selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan
(KDP). Terdapat koreksi BPK untuk penyusutan asset tetap
pada satker :
- BPTP Gorontalo pada penyusutan peralatan dan mesin
senilai (Rp24.000.000,00). Penyusutan berkurang akibat
adanya transfer keluar alsin ke BPTP Sulawesi Tengah.
- BPTP Sulawesi Tengah pada penyusutan peralatan dan
mesin senilai Rp24.000.000,00. Penyusutan bertambah
akibat adanya transfer masuk dari BPTP Gorontalo.
- BPTP Jambi pada penyusutan peralatan dan mesin senilai
(Rp150.509.000,00). Penyusutan berkurang akibat
dikeluarkannya peralatan dan mesin yang telah rusak berat
dari asset tetap.
- BPTP Sumatera Selatan pada penyusutan peralatan dan
mesin senilai (Rp208.509.760,00). Penyusutan berkurang
akibat dikeluarkannya peralatan dan mesin yang telah
rusak berat dari asset tetap.
- Kantor Pusat Badan Litbang Pertanian pada penyusutan
peralatan dan mesin senilai Rp22.788.563,00. Penyusutan
bertambah akibat penambahan peralatan dan mesin.
- BPTP Papua pada penyusutan peralatan dan mesin senilai
Rp712.500,00. Penyusutan bertambah akibat adanya
transfer masuk peralatan mesin.
- BB Mektan pada penyusutan peralatan dan mesin senilai
Rp4.141.425,00. Penyusutan bertambah akibat adanya
transfer masuk peralatan mesin.
- BPTP Kalimantan Selatan pada penyusutan peralatan dan
mesin senilai Rp15.146.208,00. Penyusutan bertambah
akibat adanya transfer masuk peralatan dan mesin.
- Kantor Pusat Badan Litbang Pertanian penyusutan gedung
dan bangunan senilai Rp104.535.619,00. Penyusutan
bertambah akibat adanya penambahan gedung dan
bangunan dari belanja bahan setelah dicatat di BMN.
- BB Mektan penyusutan gedung dan bangunan senilai
Rp1.551.761,00. Penyusutan bertambah akibat adanya
transfer gedung ex P2HP.
- Kantor Pusat Badan Litbang Pertanian penyusutan irigasi
senilai Rp1.094.247,00. Penyusutan bertambah karena
adanya penambahan asset irigasi.
Hal ini menyebabkan nilai penyusutan asset tetap audited
Badan Litbang Pertanian menjadi Rp1.208.112.960.163,00.
Berikut disajikan rangkuman Akumulasi Penyusutan Aset
Tetap per 31 Desember 2016 audited.
Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
No Aset Tetap Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku
1 Peralatan dan Mesin 1,234,762,105,985 780,368,711,724 454,393,394,261
2 Gedung dan Bangunan 1,373,605,987,354 332,994,403,252 1,040,611,584,102
3 Jalan dan Jembatan 107,459,072,107 74,454,457,636 33,004,614,471
4 Irigasi 54,572,623,992 13,775,372,894 40,797,251,098
5 Jaringan 31,339,381,770 6,312,968,907 25,026,412,863
7 Aset Tetap Lainnya 38,043,926,430 207,045,750 37,836,880,680
2,839,783,097,638 1,208,112,960,163 1,631,670,137,475 Akumulasi Penyusutan
Pencatatan akumulasi penyusutan aset tetap di SAIBA senilai
Rp1.208.112.960.163,00 sementara di BMN senilai Rp
Rp1.208.112.960.163,00. Tidak terdapat selisih pencatatan
akumulasi penyusutan asset tetap di SAIBA dengan BMN.
Rincian akumulasi penyusutan aset tetap disajikan pada
lampiran.
Aset Tak
Berwujud
Rp30.475.212.
741,00
C.20 Aset Tak Berwujud
Nilai perolehan Aset Tak Berwujud (ATB) per 31 Desember 2016
dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp5.758.320.877,00
dan Rp8.386.125.879,00. Aset Tak Berwujud merupakan aset
yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi secara umum tidak
mempunyai wujud fisik. Terdapat koreksi BPK untuk asset tak
berwujud pada satker :
- BBSDLP yang belum memasukkan hasil kajian kedalam
neraca sebagai ATB senilai Rp24.710.591.864,00.
- Balitkabi yang belum memasukkan transfer paten senilai
Rp6.300.000,00 dari BPATP.
Hal ini menyebabkan nilai asset tak berwujud audited Badan
Litbang Pertanian menjadi Rp30.475.212.741,00. Rincian Aset
Tak Berwujud per 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Rincian Aset Tak Berwujud TA 2016
No. Uraian Nilai
1 Hak Cipta 15,025,000
2 Paten 382,681,000
3 Sofware 5,077,455,849
4 Hasil Kajian/Penelitian 24,710,591,864
4 Aset Tak Berwujud Lainnya 289,459,028
30,475,212,741 Jumlah Nilai Perolehan per 31 Des 2016
Mutasi Aset Tak Berwujud adalah sebagai berikut:
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 8,386,125,879Rp
Mutasi tambah:
Penambahan saldo awal 1,720,224Rp
Pembelian 77,247,572Rp
Transfer masuk 249,445,000Rp
Perolehan lainnya 24,761,891,864Rp
Reklasifikasi dari aset tetap ke aset lainnya 343,404,972Rp
Koreksi pencatatan nilai 1,328,349Rp
Mutasi kurang:
Transfer keluar (527,965,609)Rp
Koreksi pencatatan (2,131,175,566)Rp
Penghapusan bmn (272,173,108)Rp
Penghentian aset dari penggunaan (343,404,972)Rp
Saldo per 31 Desember 2016 30,546,444,605Rp
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 4,721,263,629Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2016 25,825,180,976Rp
Pencatatan aset tak berwujud di Saiba senilai
Rp30.475.212.741,00 sementara di SIMAK BMN senilai
Rp30.475.212.741,00 sehingga tidak terdapat selisih
pencatatan antara SAIBA dengan BMN. Rincian Aset Tak
Berwujud serta mutasi tambah kurang disajikan pada
Lampiran Laporan Keuangan ini.
Aset Lain-Lain
Rp22.125.783.
252,00
C.21 Aset Lain-Lain
Saldo Aset Lain-lain per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah
Rp21.800.299.492,00 dan Rp17.152.765.275,00. Aset Lain-lain
merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam
kondisi rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam operasional
serta dalam proses penghapusan dari BMN. Terdapat koreksi
BPK untuk asset lain-lain pada satker :
- BPTP Jambi yang masih mencatat peralatan dan mesin
senilai Rp150.509.000,00 sementara peralatan dan mesin
tersebut dalam kondisi rusak berat. Untuk itu peralatan dan
mesin tersebut direklas menjadi aset lain-lain.
- BPTP Sumatera Selatan yang masih mencatat peralatan dan
mesin senilai Rp174.974.760,00 sebagai asset, sementara
asset tersebut telah rusak berat.
Hal ini menyebabkan nilai asset lain-lain audited Badan Litbang
Pertanian menjadi Rp22.125.783.252,00. Adapun mutasi aset
lain-lain adalah sebagai berikut:
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 17,152,765,275Rp
Mutasi tambah:
Penggunaan kembali BMN yang sudah dihentikan (323,906,000)Rp
Reklasifikasi dari aset tetap ke aset lain 9,479,974,587Rp
Mutasi kurang:
Penghapusan BMN yang sudah dihentikan (3,225,303,499)Rp
Transaksi normalisasi bmn (1,006,754,725)Rp
Usulan barang rusak ke pengguna (22,224,250)Rp
Saldo per 31 Desember 2016 22,054,551,388Rp
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 (18,807,591,664)Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2016 3,246,959,724Rp
Pencatatan aset lain-lain di Saiba senilai Rp22.125.783.252,00
sementara di SIMAK BMN senilai Rp22.125.783.252,00
sehingga tidak terdapat selisih pencatatan antara SAIBA
dengan BMN. Rincian Aset Lain-lain berdasarkan nilai
perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku tersaji pada
lampiran.
Akumulasi
Penyusutan
dan Amortisasi
Aset Lainnya
(Rp23.709310.
927,00)
C.22 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya
Saldo Akumulasi Penyusutandan Amortisasi Aset Lainnya per
31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar
(Rp23.396.704.965,00) dan (Rp12.755.612.380,00). Terdapat
koreksi BPK pada satker :
- BPTP Jambi senilai Rp150.509.000,00 akibat peralatan dan
mesin yang direklas dari asset tetap ke asset lainnya dan
dilakukan penyusutan.
- BPTP Sumatera Selatan senilai Rp174.974.760,00 akibat
peralatan dan mesin yang direklas dari asset tetap ke asset
lainnya dan dilakukan penyusutan.
Terdapat koreksi internal pada satker :
- BPTP Maluku senilai Rp764.375,00 akibat adanya
penambahan amortisasi software
- BPTP Kalimantan Barat senilai Rp764.375,00 akibat adanya
penambahan amortisasi software.
- BPTP Papua senilai (Rp14.406.548,00) akibat adanya
pengurangan nilai amortisasi software.
Hal ini menyebabkan nilai amortisasi asset lainnya audited
Badan Litbang Pertanian menjadi Rp23.709.310.927,00.
Rincian akumulasi penyusutan dan amortisasi aset lainnya
adalah sebagai berikut:
Rincian Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya
No Aset Lainnya Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku
1 Hak Cipta 15,025,000 1,046,505 13,978,495
2 Paten 382,681,000 123,885,552 258,795,448
3 Software 5,077,455,849 4,451,303,446 626,152,403
4 Hasil Kajian 24,710,591,864 - 24,710,591,864
4 ATB Lainnya 289,459,028 - 289,459,028
5Aset Tetap yang Tidak
Digunakan21,759,779,640 18,988,047,298 2,771,732,342
5ATB yang Tidak
Digunakan366,003,612 145,028,126 220,975,486
52,600,995,993 23,709,310,927 28,891,685,066 Jumlah
Pencatatan akumulasi penyusutan aset lainnya di Saiba senilai
(Rp23.709.310.927,00) sementara di SIMAK BMN senilai
(Rp23.709.310.927,00) sehingga tidak terdapat selisih
pencatatan antara SAIBA dengan BMN. Rincian Aset Lain-lain
berdasarkan nilai perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai
buku tersaji pada lampiran.
Uang Muka
KPPN
Rp29.007.389,
00
C.23 Uang Muka KPPN
Saldo Uang Muka KPPN per 31 Desember 2016 dan 2015
masing-masing sebesar Rp29.007.389,00 dan
Rp54.350.000,00. Uang Muka KPPN merupakan Uang
Persediaan (UP) atau Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang
diberikan KPPN sebagai uang muka kerja dan masih berada
pada atau dikuasai oleh Bendahara Pengeluaran pada tanggal
pelaporan. Saldo Uang Muka KPPN ini terdapat di satker BPTP
NTT dan BB Litbang Pasca Panen masing-masing senilai
Rp13.489.000,00 dan Rp15.518.000,00
Setelah audit BPK RI tidak terdapat koreksi pencatatan
terhadap saldo akun Uang Muka KPPN, sehingga nilai audited
sama dengan nilai unaudited.
Utang kepada
Pihak Ketiga
Rp861.496.465
,00
C.24 Utang kepada Pihak Ketiga
Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2016 dan
2015 masing-masing sebesar Rp861.496.465,00 dan
Rp11.041.534.677,00. Utang kepada Pihak Ketiga merupakan
kewajiban yang masih harus dibayar danakan segera
diselesaikan kepada pihak ketiga lainnya dalam waktu kurang
dari 12 (dua belas bulan). Pada Badan Litbang Pertanian, Utang
kepada Pihak Ketiga terdiri dari honor kegiatan yang belum
dibagikan kepada pegawai, dan kekurangan gaji pegawai yang
belum dibayar, belanja barang yang tagihannya belum dilunasi
seperti tagihan rekening listrik, air, dan telepon.
Adapun rincian Utang Pihak Ketiga pada lingkup per tanggal
pelaporan adalah sebagai berikut:
Rincian Saldo Utang kepada Pihak Ketiga
No Uraian Jumlah
1 Belanja Pegawai yang Masih Harus Dibayar 98.746.783
2 Belanja Barang yang Masih Harus Dibayar 683.891.901
3 Utang kepada Pihak Ketiga Lainnya 78.857.781
861.496.465 Total
Setelah audit BPK RI terdapat koreksi internal pencatatan
terhadap saldo akun Utang Kepada Pihak Ketiga Debet senilai
Rp0,00 dan Kredit senilai senilai Rp4.999.295,00, sehingga
nilai Akun Utang Kepada Pihak Ketiga Audited Badan Litbang
Pertanian menjadi senilai Rp866.495.760,00. Adapun rincian
Utang Kepada Pihak Ketiga audited per tanggal pelaporan
adalah sebagai berikut:
Rincian Saldo Utang kepada Pihak Ketiga Audited
No Uraian Jumlah
1 Belanja Pegawai yang Masih Harus Dibayar 56.868.411
2 Belanja Barang yang Masih Harus Dibayar 730.769.568
3 Utang kepada Pihak Ketiga Lainnya 78.857.781
866.495.760 Total
Rincian Utang kepada Pihak Ketiga di masing-masing Satuan
Kerja disajikan pada lampiran.
Hibah Yang
Belum di
Sahkan Rp0,00
C.25 Hibah Yang Belum Disahkan
Saldo Hibah yang belum disahkan per 31 Desember 2016 dan
31 Desember 2015 adalah masing-masing senilai
Rp294.446.435,00 dan Rp0,00. Hibah yang belum disahkan
adalah sisa dana hibah yang belum melalui mekanisme Revisi
DIPA serta belum dilakukan pengesagan di KPPN VI khusus
Jakarta.
Rincian wilayah dan satker yang mempunyai saldo hibah yang
belum disahkan per 31 Desember 2016
No Wil Kode Satker Nama Satker Jumlah
1 200 412038 Puslitbanghorti 294.446.435
294.446.435 Total
Setelah Audit BPK RI terdapat koreksi internal pencatatan
terhadap saldo Hibah Yang Belum Disahkan Debet senilai
Rp294.446.435,00 dan Kredit senilai senilai Rp0,00, sehingga
nilai saldo Hibah yang Audited Badan Litbang Pertanian
menjadi senilai R0,00.
Koreksi ini terjadi pada satker Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura karena mendapatkan arahan dari
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Kementerian Keuangan
untuk menghilangkan nilai Hibah Langsung yang Belum
Disahkan tersebut, sehingga satker memperbaiki dengan
melakukan revisi DIPA (revisi ke 08) dan Pengesagan Hibah
Langsung ke KPPN khusus Jakarta (SPHL Nomor:
161400000000098 tanggal 31 Desember 2016).
Pendapatan
Diterima di
Muka
Rp759.536.239
,00
C.26 Pendapatan Diterima di Muka
Nilai Pendapatan Diterima di Muka per 31 Desember 2016 dan
2015 sebesar Rp109.833.739,00 dan Rp140.381.383,00.
Pendapatan Diterima di Muka merupakan pendapatan yang
sudah disetor ke kas Negara, namun barang/jasa belum
diserahkan kepada pihak ketiga dalam rangka PNBP.
Pendapatan Diterima di Muka pada Badan Litbang Pertanian
merupakan pendapatan sewa gedung dan bangunan pada
beberapa instansi. Rincian Pendapatan Diterima di Muka dari
pihak ketiga disajikan sebagai berikut:
Rincian Pendapatan Diterima di Muka TA 2016
No Uraian Jumlah
1 Pendapatan Sewa Diterima Dimuka 108,518,539
2Pendapatan Bukan Pajak Lainnya Diterima
Dimuka1,315,200
109,833,739 Total
Setelah Audit BPK RI terdapat koreksi BPK dan internal
pencatatan terhadap saldo Pendapatan Diterima Dimuka Debet
senilai Rp13.029.750,00 dan Kredit senilai senilai
Rp662.732.250,00, sehingga nilai saldo Pendapatan Diterima
Dimuka Badan Litbang Pertanian menjadi senilai
Rp759.536.239,00. Koreksi BPK terdapat pada satker Balitnak
yang belum mengakui saldo Pendapatan Sewa Diterima
Dimuka saat Laporan Keuangan Unaudited senilai
Rp662.732.250,00.
Sedangkan Koreksi Internal terdapat pada satker BPTP Jawa
Tengah yang disebabkan lebih pencatatan senilai
Rp13.029.750,00 (Saldo Unaudited Rp78.178.500,00). Hal
tersebut dikarenakan adanya salah perhitungan jangka waktu
sewa lahan, dimana awal perhitungan 36 bulan dikurangi 9
bulan dikalikan senilai Rp2.895.500,00, namun seharusnya
dihitung hanya 24 bulan dikurangi dengan jangka waktu 9
bulan dengan dikalikan nilai perbulannya sebesar
Rp4.343.250,00, sehingga saldo nilai Pendapatan Diterima
Dimuka BPTP Jawa Tengah pada akhir 2016 Audited senilai
Rp65.148.750,00. Adapun rincian Pendapatan Diterima di
Muka Audited dari pihak ketiga disajikan tabel sebagai berikut:
Rincian Pendapatan Diterima di Muka Audited TA 2016
No Uraian Jumlah
1 Pendapatan Sewa Diterima Dimuka 758.221.039
2 Pendapatan Bukan Pajak Lainnya Diterima Dimuka 1.315.200
759.536.239 Total
Rincian Pendapatan Diterima di Muka per wilayah dan satker
disajikan pada lampiran.
Beban yang
Masih harus
Dibayar
Rp1.000.000,0
0
C.27 Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan
Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan per 31 Desember
2016 dan 2015 sebesar Rp1.000.000,00 dan Rp,00, merupakan
kewajiban pemerintah kepada pihak ketiga yang pada tanggal
pelaporan kelebihan pembayaran pendapatan Penerimaan
Negara Bukan Pajak, dengan rincian sebagai berikut.
Perbandingan Rincian Beban yang Masih Harus Dibayar
TA 2016 dan TA 2015
Keterangan TH 2016 TH 2015
Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan 1.000.000 -
Jumlah 1.000.000 -
Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan pada tabel diatas
muncul di neraca eselon I Badan Litbang Pertanian berasal dari
wilayah Sulawesi Utara pada satker Balai Penelitian Tanaman
Palma Manado. Saldo tersebut merupakan kelebihan setor
PNBP berupa hasil samping (kelapa konsumsi) yang
seharusnya disetor sebesar Rp29,232,000.00 tetapi disetor
senilai Rp30,232,000.00 sehingga terdapat kelebihan setor
senilai Rp1,000,000.00
Setelah audit BPK RI tidak terdapat koreksi pencatatan
terhadap saldo Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan,
sehingga nilai audited sama dengan nilai unaudited.
Ekuitas
Rp8.214.165.2
52.064,00
C.28 Ekuitas
Ekuitas per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-
masing sebesar Rp8.201.845.095.933,00 dan
Rp7.997.208.104.049,00. Ekuitas adalah merupakan kekayaan
bersih entitas yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban. Rincian lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam
Laporan Perubahan Ekuitas.
Setelah audit BPK RI terdapat koreksi pencatatan terhadap
saldo Ekuitas Kredit senilai Rp12.320.156.131,00, sehingga
nilai saldo Ekuitas Badan Litbang Pertanian menjadi senilai
Rp8.214.165.252.064,00
D.PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL
Pendapatan
PNBP
Rp36,787,631,0
36.00
D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak
Jumlah Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk
periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 Unaudited dan
2015 adalah sebesar Rp38,097,537,208.00 dan
Rp28,727,653,327.00.
Setelah audit BPK dan koreksi internal, Pendapatan LO pada
31 Desember 2016 terkoreksi menjadi Rp36,787,631,036.00.
Koreksi terdiri dari :
1. Satker Balitnak lebih catat sebesar Rp662.732.250,00
akun 423141, merupakan sewa lahan diterima dimuka
yang semula diakui sebagai pendapatan tahun 2016.
2. Satker BPTP Jawa Tengah kurang catat sebesar
Rp13.029.750,00 akun 423141, merupakan sewa lahan
yang diakui sebanyak 9 bulan pada tahun 2016 karena
kesalahan hitung jumlah bulan semula 36 bulan
(Rp2.895.500,00 per bulan) seharusnya 24 bulan
(Rp4.343.250,00 per bulan).
3. Satker BB Biogen kurang catat sebesar Rp132.764,00
akun 423221, merupakan pendapatan jasa giro yang
belum disetor ke Kas Negara.
4. Satker Balitbangtan Kantor Pusat sebesar
Rp118.335.800,00 akun 423752, merupakan salah akun
yang seharusnya akun Pendapatan Penyelesaian TGR Non
Bendahara (423921).
5. Satker Balitbangtan Kantor Pusat sebesar
Rp542.000.636,00 akun 423999, merupakan salah akun
yang seharusnya akun Pendapatan Penyelesaian TGR Non
Bendahara (423921).
Rincian Pendapatan terdiri dari:
Perbandingan Rincian Pendapatan
TA. 2016 dan TA. 2015
31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015Naik
(Turun)
Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %
Pendapatan PNBP Lainnya
Pendapatan dari Pengelolaan BMN
Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian 15.483.373.654 - - 15.483.373.654 13.258.148.308 16,78
Pendapatan Penjualan Hasil Peternakan 1.455.064.523 - - 1.455.064.523 1.944.011.920 (25,15)
Pendapatan Penjualan Informasi, Pemetaan dan Hasil
Cetakan Lainnya 50.327.250 - - 50.327.250 294.109.250 (82,89)
Pendapatan Penjualan Lainnya 2.714.500 - - 2.714.500 7.708.837 (64,79)
Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan 2.134.682.006 662.732.250 13.029.750 1.484.979.506 1.236.556.712 20,09
Pendapatan Sewa Peralatan dan Mesin 33.792.750 - - 33.792.750 2.350.000 1.337,99
Pendapatan dari Pemanfaatan BMN Lainnya - - - - 16.988.000 (100,00)
Jumlah Pendapatan dari Pengelolaan BMN 19.159.954.683 662.732.250 13.029.750 18.510.252.183 16.759.873.027 10,44
Pendapatan Jasa
Pendapatan Hak dan Perijinan 3.146.034.391 - - 3.146.034.391 785.029.074 300,75
Pendapatan Sensor, Pengawasan/Pemeriksaan 36.600.000 - - 36.600.000 1.000.000 3.560,00
Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi,
Pelatihan dan Teknologi Sesuai Tusi 12.113.489.661 - - 12.113.489.661 8.440.553.327 43,52
Pendapatan Jasa Giro 2.037.602 - 132.764 2.170.366 30.579.832 (92,90)
Pendapatan Jasa Lainnya 1.991.246.535 - 1.991.246.535 2.215.313.763 (10,11)
Pendapatan Bunga Lainnya - - - - 575.321 (100,00)
Jumlah Pendapatan Jasa 17.289.408.189 - 132.764 17.289.540.953 11.473.051.317 50,70
Pendapatan Iuran dan Denda
Pendapatan Hasil Pengembalian Uang Negara 3.000.000 - - 3.000.000 - 0
Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian
Pekerjaan Pemerintah 1.044.150.744 118.335.800 - 925.814.944 434.545.185 113,05
Jumlah Pendapatan Iuran dan Denda 1.047.150.744 118.335.800 - 928.814.944 434.545.185 113,74
Pendapatan Lain-Lain
Pendapatan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji 6.297.000 - - 6.297.000 4.629.996 36,00
Pendapatan Anggaran Lain-lain 594.726.592 542.000.636 - 52.725.956 55.553.802 (5,09)
Jumlah Pendapatan Lain-Lain 601.023.592 542.000.636 - 59.022.956 60.183.798 (1,93)
38.097.537.208 1.323.068.686 13.162.514 36.787.631.036 28.727.653.327 28,06 Jumlah
URAIANKOREKSI
Beban
Pegawai
Rp534,903,801,
049.00
D.2 Beban Pegawai
Jumlah Beban Pegawai pada Tahun 2016 Unaudited dan
Tahun 2015 adalah masing-masing sebesar
Rp534,892,540,649.00 dan Rp520,309,175,484.00. Beban
Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam bentuk
uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara,
Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan
oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan
atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan
yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Setelah audit BPK dan koreksi internal, Beban Pegawai LO
pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi
Rp534,903,801,049.00.
Perbandingan Rincian Beban Pegawai
TA. 2016 dan TA 2015
31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015NAIK
(TURUN)
Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %
Beban Gaji Pokok PNS 354.901.693.624 776.700 - 354.902.470.324 330.983.042.889 7,23
Beban Pembulatan Gaji PNS 4.668.759 - - 4.668.759 4.871.112 (4,15)
Beban Tunj. Suami/Isteri PNS 24.736.159.703 - - 24.736.159.703 24.861.204.745 (0,50)
Beban Tunj. Anak PNS 7.019.184.471 - - 7.019.184.471 7.164.493.537 (2,03)
Beban Tunj. Struktural PNS 1.757.515.000 - - 1.757.515.000 1.878.275.000 (6,43)
Beban Tunj. Fungsional PNS 60.835.137.301 10.455.000 - 60.845.592.301 59.782.561.003 1,78
Beban Tunj. PPh PNS 8.451.695.293 28.700 - 8.451.723.993 12.153.848.772 (30,46)
Beban Tunj. Beras PNS 18.293.587.397 - - 18.293.587.397 19.161.562.400 (4,53)
Beban Uang Makan PNS 43.400.069.008 - - 43.400.069.008 46.113.713.850 (5,88)
Beban Tunj. Daerah Terpencil PNS 2.700.000 - - 2.700.000 2.700.000 -
Beban Tunj. Khusus Papua PNS 483.615.000 - - 483.615.000 515.850.000 (6,25)
Beban Tunj. Lain-lain Termasuk Uang
Duka PNS - - - - 231.281.700 (100,00)
Beban Tunj. Umum PNS 9.919.077.693 - - 9.919.077.693 10.381.682.420 (4,46)
Beban Tunj. Fungsional PNS - - - - 2.042.606 (100,00)
Beban Uang Lembur 5.087.437.400 - - 5.087.437.400 7.060.765.450 (27,95)
Beban Pegawai Transito - - - - 11.280.000 (100,00)
Jumlah 534.892.540.649 11.260.400 - 534.903.801.049 520.309.175.484 2,80
URAIAN JENIS BEBANKOREKSI
Beban
Persediaan
Rp315,310,848,
349.00
D.3 Beban Persediaan
Jumlah Beban Persediaan pada Tahun 2016 Unaudited dan
Tahun 2015 adalah masing-masing sebesar
Rp315,832,775,399.00 dan Rp239,603,336,848.00.
Beban Persediaan merupakan beban untuk mencatat
konsumsi atas barang-barang yang habis pakai, termasuk
barang-barang hasil produksi baik yang dipasarkan maupun
tidak dipasarkan.
Setelah audit BPK dan koreksi internal, Beban Persediaan LO
pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi
Rp315,310,848,349.00.
Rincian Beban Persediaan untuk Tahun 2016 dan 2015
adalah sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Beban Persediaan
TA. 2016 dan TA 2015
31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015NAIK
(TURUN)
Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %
Beban Persediaan Konsumsi 106.673.951.288 8.759.000 - 106.682.710.288 106.152.918.057 0,50 Beban Persediaan Pita Cukai,
Materai dan Leges6.023.000 - - 6.023.000 7.125.000 (15,47)
Beban Persediaan Bahan Baku 196.901.581.514 207.125.000 729.118.550 196.379.587.964 114.630.334.606 71,32 Beban Persediaan untuk Tujuan
Strategis/ Berjaga-jaga- - - - 2.011.938.374 (100,00)
Beban Persediaan Lainnya 12.251.219.597 - 8.692.500 12.242.527.097 16.801.020.811 (27,13)
Jumlah Beban Persediaan 315.832.775.399 215.884.000 737.811.050 315.310.848.349 239.603.336.848 31,60
URAIAN JENIS BEBAN KOREKSI
Beban Barang
dan Jasa
Rp379,486,381,
225.00
D.4 Beban Barang dan Jasa
Beban Barang dan Jasa Tahun 2016 Unaudited dan Tahun
2015 adalah masing-masing sebesar Rp379,427,922,330.00
dan Rp386,598,808,913.00.
Beban Barang dan Jasa terdiri dari beban barang dan jasa
berupa konsumsi atas barang dan/atau jasa dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan entitas, serta beban lain-lain
berupa beban yang timbul karena penggunaan alokasi belanja
modal yang tidak menghasilkan aset tetap.
Setelah audit BPK dan koreksi internal, Beban Barang dan
Jasa LO pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi
Rp379,486,381,225.00
Rincian Beban Barang dan Jasa untuk Tahun 2016 dan
2015 adalah sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Beban Barang dan Jasa
TA. 2016 dan TA 2015
31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015Naik
(TURUN)
Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %
Beban Keperluan Perkantoran 46.828.200.609 105.000 - 46.828.305.609 41.734.004.855 12,21
Beban Penambah Daya Tahan Tubuh 2.434.755.650 - - 2.434.755.650 2.078.971.853 17,11
Beban Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat 411.146.950 - - 411.146.950 413.715.127 (0,62)
Beban Honor Operasional Satuan Kerja 9.133.101.000 - - 9.133.101.000 8.368.720.000 9,13
Beban Barang Operasional Lainnya 3.439.082.972 - - 3.439.082.972 3.192.569.971 7,72
Beban Bahan 38.886.306.367 - - 38.886.306.367 47.501.167.814 (18,14)
Beban Honor Output Kegiatan 39.687.372.870 53.700.000 - 39.741.072.870 67.081.336.525 (40,76)
Beban Barang Non Operasional Lainnya 102.452.841.251 - - 102.452.841.251 73.427.966.636 39,53
Beban Langganan Listrik 25.009.883.064 1.340.495 - 25.011.223.559 24.884.480.226 0,51
Beban Langganan Telepon 1.603.245.872 - - 1.603.245.872 1.660.725.772 (3,46)
Beban Langganan Air 1.577.258.458 1.213.400 - 1.578.471.858 1.669.364.112 (5,44)
Beban Langganan Daya dan Jasa Lainnya 7.781.790.060 - - 7.781.790.060 7.257.222.448 7,23
Beban Jasa Pos dan Giro 12.998.936 - - 12.998.936 15.443.900 (15,83)
Beban Jasa Konsultan 2.127.794.000 - - 2.127.794.000 1.772.512.000 20,04
Beban Sewa 9.582.564.700 - - 9.582.564.700 10.378.027.100 (7,66)
Beban Jasa Profesi 11.198.639.100 2.100.000 - 11.200.739.100 11.081.171.750 1,08
Beban Jasa Lainnya 77.099.525.471 - - 77.099.525.471 81.890.037.250 (5,85)
Beban Barang - - - - - -
Beban Aset Ekstrakomtabel Peralatan dan Mesin 5.430.000 - - 5.430.000 64.783.574 (91,62)
Beban Aset Ekstrakomtabel Gedung dan Bangunan 4.485.000 - - 4.485.000 28.687.000 (84,37)
Beban Aset Ekstrakomtabel Aset Tetap Lainnya 151.500.000 - - 151.500.000 1.442.901.000 (89,50)
Beban Aset Ekstrakomtabel Konstruksi Dalam Pengerjaan - - - - 655.000.000 (100,00)
Jumlah 379.427.922.330 58.458.895 - 379.486.381.225 386.598.808.913 (1,84)
URAIANKOREKSI
Beban
Pemeliharaan
Rp69,209,171,2
44.00
D.5 Beban Pemeliharaan
Beban pemeliharaan Tahun 2016 Unaudited dan 2015 adalah
masing-masing sebesar Rp69,265,080,512.00 dan
Rp67,043,737,322.00. Beban pemeliharaan merupakan
beban yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap
atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi normal.
Setelah audit BPK dan koreksi internal, Beban Pemeliharaan
LO pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi
Rp69,209,171,244.00
Rincian beban pemeliharan untuk Tahun 2016 dan 2015
adalah sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Beban Pemeliharaan
TA. 2016 dan TA 2015
31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015Naik
(TURUN)
Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %
23.243.650.755 - - 23.243.650.755 21.704.941.574 7,09
1.249.193.800 - - 1.249.193.800 1.210.794.728 3,17
31.905.797.749 1.350.000 - 31.907.147.749 30.362.964.230 5,09
Beban Bahan Bakar Minyak dan Pelumas 195.804.000 195.804.000 151.706.250 29,07
530.628.911 530.628.911 501.492.000 5,81
424.694.339 424.694.339 300.420.473 41,37
928.332.547 928.332.547 960.569.861 (3,36)
3.996.832.711 15.000 46.116.900 3.950.730.811 5.352.160.170 (26,18)
6.790.145.700 - 11.157.368 6.778.988.332 6.498.688.036 4,31
69.265.080.512 1.365.000 57.274.268 69.209.171.244 67.043.737.322 3,23
KOREKSI
Jumlah
Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Lainnya
Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
Beban Persediaan Suku Cadang
Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya
Beban Pemeliharaan Jaringan
Beban Pemeliharaan Lainnya
Beban Persediaan Bahan untuk Pemeliharaan
URAIAN
Beban
Perjalanan
Dinas
Rp263,602,078,
652.00
D.6 Beban Perjalanan Dinas
Beban Perjalanan Dinas Tahun 2016 Unaudited dan 2015
adalah masing-masing sebesar Rp263,561,354,105.00 dan
Rp224,773,115,510.00. Beban tersebut adalah merupakan
beban yang terjadi untuk perjalanan dinas dalam rangka
pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan.
Setelah audit BPK dan koreksi internal, Beban Perjalanan
Dinas LO pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi
Rp263,602,078,652.00
Rincian Beban perjalanan Dinas untuk Tahun 2016 dan
2015 adalah sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Beban Perjalanan Dinas
TA. 2016 dan 2015
31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015NAIK
(TURUN)
Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %
Beban Perjalanan Biasa 217.487.104.949 40.223.737 - 217.527.328.686 183.394.120.355 18,61
Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 3.645.551.620 - - 3.645.551.620 2.783.109.014 30,99
Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 6.831.478.431 - - 6.831.478.431 4.452.394.269 53,43
Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 30.117.387.928 500.000 - 30.117.887.928 26.522.837.868 13,55
Beban Perjalanan Biasa - Luar Negeri 31.913.190 810 - 31.914.000 240.402.718 (86,72)
Beban Perjalanan Lainnya - Luar Negeri 5.447.917.987 - - 5.447.917.987 7.380.251.286 (26,18)
Jumlah 263.561.354.105 40.724.547 - 263.602.078.652 224.773.115.510 17,27
URAIAN JENIS BEBAN KOREKSI
Beban Barang
untuk
Diserahkan
kepada
Masyarakat
Rp45,079,652,4
28.00
D.7 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat
Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat Tahun
2016 Unaudited dan 2015 adalah masing-masing sebesar
Rp32,294,880,343.00 dan Rp4,805,650,546.00.
Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat
merupakan beban pemerintah dalam bentuk barang atau jasa
kepada masyarakat yang bertujuan untuk mencapai tujuan
entitas. Dalam hal ini, Badan Litbang Pertanian bertujuan
untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai
akuntansi berbasis akrual yang sudah mulai diterapkan pada
tahun 2015.
Setelah audit BPK dan koreksi internal, Beban Barang untuk
Diserahkan Kepada Masyarakat LO pada 31 Desember 2016
terkoreksi menjadi Rp45,079,652,428.00
Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat
Tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat
TA 2016 dan TA 2015
31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015NAIK
(TURUN)
Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %
Beban Tanah untuk Diserahkan Kepada
Masyarakat/Pemda13.875.381.000 8.286.629.000 - 22.162.010.000 120.000 18.468.241,67
Beban Peralatan dan Mesin untuk Diserahkan
kepada Masyarakat/Pemda9.380.538.253 2.202.679.085 - 11.583.217.338 624.929.159 1.753,52
Beban Jalan, Irigasi dan Jaringan untuk Diserahkan
Kepada Masyarakat/Pemda5.106.190.340 842.300.000 - 5.948.490.340 11.251.000 52.770,77
Beban Barang Fisik Lainnya untuk Diserahkan
Kepada Masyarakat/Pemda2.679.955.000 1.453.164.000 - 4.133.119.000 2.593.205.600 59,38
Beban Barang Lainnya untuk Diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda1.252.815.750 - - 1.252.815.750 1.572.460.887 (20,33)
Beban Persediaan Hewan dan Tanaman untuk
Dijual atau Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda- - - - 3.683.900 (100,00)
Jumlah 32.294.880.343 12.784.772.085 - 45.079.652.428 4.805.650.546 838,06
URAIAN JENIS BEBAN KOREKSI
Beban
Bantuan Sosial
Rp0.00
D.8 Beban Bantuan Sosial
Beban Bantuan Sosial Tahun 2016 dan 2015 adalah masing-
masing sebesar Rp0.00 dan Rp0.00. Beban bantuan sosial
merupakan beban pemerintah dalam bentuk uang/barang
atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang sifatnya tidak
terus-menerus dan selektif. Rincian Beban bantuan sosial
untuk Tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Beban Bantuan Sosial
TA. 2016 dan TA 2015
TH 2016 TH 2015% Naik
(TURUN)#DIV/0!
#DIV/0!
- - #DIV/0!
URAIAN
Jumlah
Beban
Penyusutan dan
Amortisasi
Rp187,174,189,
573.00
D.9 Beban Penyusutan dan Amortisasi
Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk Tahun
2016 Unaudited dan 2015 adalah masing-masing sebesar
Rp187,147,892,241.00 dan Rp158,822,840,476.00. Beban
penyusutan adalah merupakan beban untuk mencatat alokasi
sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan
(depreciable assets) selama masa manfaat aset yang
bersangkutan.
Sedangkan Beban Amortisasi digunakan untuk mencatat
alokasi penurunan manfaat ekonomi untuk Aset Tak
berwujud.
Setelah audit BPK dan koreksi internal, Beban Penyusutan
dan Amortisasi LO pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi
Rp187,174,189,573.00
Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk tahun
2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi
TA. 2016 dan TA 2015
31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015Naik
(TURUN)
Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %
Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 127.989.694.558 8.269.350 - 127.997.963.908 106.696.504.051 19,96
Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 46.601.682.996 16.933.735 - 46.618.616.731 31.306.017.136 48,86
Beban Penyusutan Jalan dan Jembatan 5.803.166.983 - - 5.803.166.983 3.788.568.269 53,18
Beban Penyusutan Irigasi 2.029.807.220 1.094.247 - 2.030.901.467 3.915.854.188 (48,16)
Beban Penyusutan Jaringan 1.126.092.924 - - 1.126.092.924 1.100.694.783 2,31
Beban Penyusutan Aset Tetap Lainnya - - - - 10.134.292.545 (100,00)
2.424.502.434 - - 2.424.502.434 1.880.909.504 28,90
Jumlah Penyusutan 185.974.947.115 26.297.332 - 186.001.244.447 158.822.840.476 17,10
Beban Amortisasi Hak Cipta 204.370 - - 204.370 - -
Beban Amortisasi Paten 32.535.902 - - 32.535.902 - -
Beban Amortisasi Software 1.138.403.604 - - 1.138.403.604 - -
1.801.250 - - 1.801.250 - -
Jumlah Amortisasi 1.172.945.126 - - 1.172.945.126 - -
Beban Penyusutan Aset Lain-lain - - - - - -
187.147.892.241 26.297.332 - 187.174.189.573 158.822.840.476 17,83
KOREKSI
Jumlah
Beban Penyusutan Aset Tetap yang Tidak
Digunakan Dalam Operasional Pemerintah
Beban Amortisasi ATB yang tidak digunakan
dalam Operasional Pemerintahan
URAIAN BEBAN PENYUSUTAN DAN
AMORTISASI
Beban
Penyisihan
Piutang Tak
Tertagih
Rp37,982,490.0
0
D.10 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih merupakan beban
untuk mencatat estimasi ketidaktertagihan piutang dalam
suatu periode. Jumlah Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
untuk Tahun 2016 Unaudited dan 2015 adalah masing-
masing sebesar Rp367,399,824.00 dan Rp211,299,851.00
Setelah audit BPK dan koreksi internal, Beban Penyisihan
Piutang Tak Tertagih LO pada 31 Desember 2016 terkoreksi
menjadi Rp37,982,490.00
Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih untuk Tahun
2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
TA 2016 dan TA 2015
31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015Naik
(TURUN)
Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %
(132.920) - - (132.920) (562.201) (76,36)
330.536.697 750.884 330.168.218 1.119.363 - -
(31.207.620) - - (31.207.620) 210.954.784 (114,79)
68.203.667 - - 68.203.667 907.268 7.417,48
367.399.824 750.884 330.168.218 37.982.490 211.299.851 73,88
KOREKSI
Jumlah
Beban Penyisihan Piutang PNBP
Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Jangka
Penjang - Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan
Ganti Rugi
Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian
Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan
Beban Penyisihan Piutang Lainnya
URAIAN JENIS BEBAN
Surplus dari
Kegiatan Non
Operasional
Rp174,757,33
3,300.00
D.11 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON
OPERASIONAL
Pos Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional terdiri dari
pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin dan bukan
merupakan tugas pokok dan fungsi entitas.
Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional Tahun 2016
dan 2015 adalah masing-masing sebesar
Rp174,757,333,300.00 dan 14,960,121,685.00
Setelah audit BPK dan koreksi internal, Surplus Dari Kegiatan
Non Operasional pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi
Rp198,779,357,926.00
Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional Tahun 2016
dan 2015 adalah sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Surplus/Defisit Kegiatan Non Operasional TA 2016 dan
TA 2015
31 DES 2016 31 DES 2016 31 DES 2015NAIK
(TURUN)
Unaudited DEBIT KREDIT Audited Audited %
Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 339.356.400 - - 339.356.400 200.710.600 69,08
Pendapatan dari Penjualan Tanah, Gedung dan
Bangunan986.400 - - 986.400 6.648.200 (85,16)
Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin - - - - 5.355.000 (100,00)
Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya 338.370.000 - - 338.370.000 188.707.400 79,31
Beban Kerugiaan Pelepasan Aset 769.318.231 742.385.620 - 1.511.703.851 1.457.875.552 (47,23)
Jumlah Surplus/(Defisit) Pelepasan Aset Non Lancar (429.961.831) (742.385.620) - (1.172.347.451) (1.257.164.952) (65,80)
Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 210.679.584.165 787.319.123 29.837.555.737 239.729.820.779 16.821.365.537 1.152,45
Pendapatan Penyelesaian TGR Non Bendahara 1.552.913.875 - 723.762.141 2.276.676.016 110.222.830 1.308,89
Pendapatan Penyelesaian Tuntutan
Perbendaharaan1.800.215.347 63.425.705 9.916.698 1.746.706.340 1.211.285.259 48,62
Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL 534.056.351 - 42.836.189 576.892.540 642.017.682 (16,82)
Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL 1.378.765.463 - - 1.378.765.463 354.285.331 289,17
Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL 254.668.804 114.310.677 368.979.481 231.620.215 9,95
Penerimaan Kembali Belanja Lain-lain TAYL - - - - 758.700 (100,00)
Pendapatan Perolehan Aset Lainnya 8.819.253.101 491.652.000 25.001.550.864 33.329.151.965 14.271.175.520 (38,20)
Pendapatan Penyesuaian Nilai Persediaan *) 196.339.711.224 232.241.418 3.945.179.168 200.052.648.974 - -
Kerugian Persediaan Rusak/Usang 354.740.500 - - 354.740.500 604.078.900 (41,28)
Beban Penyesuaian Nilai Persediaan *) 35.137.548.534 4.285.826.368 - 39.423.374.902 - -
175.187.295.131 (3.498.507.245) 29.837.555.737 199.951.705.377 16.217.286.637 980,25
174.757.333.300 (4.240.892.865) 29.837.555.737 198.779.357.926 14.960.121.685 1.068,15 Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non Operasional
Jumlah Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Non Operasional
Lainnya
URAIANKOREKSI
*) Pendapatan/Beban Penyesuaian Nilai Persediaan timbul karena kebijakan
penilaian persediaan menggunakan metode Harga Perolehan Terakhir. Akun ini
tidak akan muncul ketika penilaian persediaan menggunakan metode First In
First Out (FIFO) mulai tahun 2017
Pos-Pos Luar
Biasa Rp0.00
D.12 POS-POS LUAR BIASA
Pos Defisit dari Pos Luar Biasa terdiri dari pendapatan dan
beban yang sifatnya tidak rutin dan bukan merupakan tugas
pokok dan fungsi serta di luar kendali entitas. Rincian Pos-Pos
Luar Biasa untuk Tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai
berikut:
Perbandingan Rincian Pos-pos Luar Biasa
TA. 2016 dan TA 2015
URAIAN TH 2016 TH 2015
NAIK
(TURUN)
%
#DIV/0!
#DIV/0!
Defisit Pos Luar Biasa 0 0 #DIV/0!
Pendapatan PNBP berasal dari penjualan peralatan dan mesin
yang rusak pasca bencana di Papua dan Sumatera Utara.
Sedangkan Beban Perjalanan Dinas dan Beban Persediaan
adalah merupakan beban-beban yang digunakan secara
langsung dalam masa tanggap darurat bencana.
E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN
EKUITAS
Ekuitas Awal
Rp7,997,208,10
4,049.00
E.1 Ekuitas Awal
Nilai ekuitas pada tanggal 1 Januari 2016 dan 2015 adalah
masing-masing sebesar Rp7,997,208,104,049.00 dan
Rp7,615,716,657,414.00.
Defisit LO
(Rp1,559,237,1
16,048.00)
E.2 Defisit LO
Jumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2016 Unaudited dan 2015 adalah defisit sebesar
(Rp1,569,934,974,895.00) dan (Rp1,558,480,189,938.00).
Surplus (Defisit) LO merupakan penjumlahan selisih antara
surplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non
operasional, dan kejadian luar biasa.
Setelah audit BPK dan koreksi internal, Defisit LO pada 31
Desember 2016 terkoreksi menjadi (Rp1,559,237,116,048.00)
Dampak
Kumulatif
Perubahan
Kebijakan
Akuntansi/Kesa
lahan Mendasar
Rp0,00
E.3.1 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan
Akuntansi/Kesalahan Mendasar
Transaksi Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan
Akuntansi/Kesalahan Mendasar untuk periode yang berakhir
pada 31 Desember 2016 sebesar Rp0,00.
Penyesuaian
Nilai Aset
(Rp0.00)
E.3.2 Penyesuaian Nilai Aset
Nilai Penyesuaian Nilai Aset untuk periode yang berakhir pada
31 Desember 2016 Unaudited dan 2015 adalah sebesar
(Rp605,460,700.00) dan Rp65,452,887,963.00. Penyesuaian
Nilai Aset merupakan hasil penyesuaian nilai persediaan
akibat penerapan kebijakan harga perolehan terakhir.
Setelah audit BPK dan koreksi internal, Penyesuaian Nilai Aset
pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi Rp0.00
Koreksi Nilai
Persediaan
Rp195,636,000.
00
E.3.3 Koreksi Nilai Persediaan
Koreksi Nilai Persediaan mencerminkan koreksi atas nilai
persediaan yang diakibatkan karena kesalahan dalam
penilaian persediaan yang terjadi pada periode sebelumnya.
Koreksi tambah atas nilai persediaan untuk tahun 2016 dan
2015 adalah masing-masing sebesar Rp195,636,000.00 dan
(Rp1,259,455,605.00).
Rincian Koreksi Nilai Persediaan untuk tahun 2016 adalah
sebagai berikut:
Rincian Koreksi Nilai Persediaan
Beban Barang Lainnya untuk
Diserahkan Kepada Masyarakat 195.636.000 BPTP Sumut
Jumlah 195.636.000
KoreksiJenis Persediaan Satker
Setelah audit BPK dan koreksi internal, Koreksi Nilai
Persediaan pada 31 Desember 2016 tidak terkoreksi.
Selisih
Revaluasi Aset
Rp216,006,003.
00
E.3.4 Selisih Revaluasi Aset
Selisih Revaluasi Aset merupakan selisih yang muncul pada
saat dilakukan penilaian ulang aset tetap. Selisih Revaluasi
Aset untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016
Unaudited dan 2015 adalah masing-masing sebesar
Rp216,006,003.00 dan Rp71,806,819,542.00. Selisih
Revaluasi Aset berasal dari Satker BPTP Gorontalo dan Balai
PATP.
Rincian Selisih Revaluasi Aset
BPTP Gorontalo - 8.874.000
BPTP Gorontalo 70.992.000 -
Balai PATP - 278.124.003
Jumlah 70.992.000 286.998.003
Saldo 216.006.003
DebitSatker Kredit
Setelah audit BPK dan koreksi internal, Selisih Revaluasi Aset
pada 31 Desember 2016 tidak terkoreksi.
Koreksi Nilai
Aset Non
Revaluasi
Rp11,768,556,5
54.00
E.3.5 Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi
Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi untuk periode yang berakhir
pada 31 Desember 2016 Unaudited dan 2015 adalah sebesar
Rp11,208,728,722.00 dan Rp14,519,463,680.00. Koreksi ini
berasal dari transaksi koreksi nilai aset tetap dan aset lainnya
yang bukan karena revaluasi nilai.
Setelah audit BPK dan koreksi internal, Koreksi Nilai Aset Non
Revaluasi pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi
Rp11,768,556,554.00
Rincian Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi per Satker Tahun
2016 disajikan pada Lampiran.
Koreksi Lain-
lain
Rp221,801,57
8.00
E.3.6 Koreksi Lain-lain
Koreksi Lain-Lain untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2016 dan 2015 adalah sebesar Rp221,801,578.00
dan (Rp657,372,147.00). Koreksi ini merupakan koreksi
selain yang terkait Barang Milik Negara, antara lain koreksi
atas pendapatan, koreksi atas beban, koreksi atas hibah,
piutang dan utang. Koreksi lain-lain terdiri dari:
Rincian Koreksi Lain-Lain
Debit Kredit
Akumulasi Penyusutan Aset
Tetap yang Tidak Digunakan 1 - BB Veteriner
Koreksi untuk menyesuaikan nilai
akum. Penyusutan/amortisasi aset
lainnya pada SIMAK BMN akibat
update Aplikasi SIMAK BMN
Belanja Barang yang masih harus
dibayar - 91.937.000 Balitnak
Tagihan Listrik dan Telepon 2015
yang dibayarkan 2015
Beban Tunjangan Fungsional
PNS - 2.042.606 Balittra
Koreksi lainnya terhadap salah catat
pada audited 2015 di jurnal akun
511174 yang seharusnya 511124 dan
dibayarkan melalui sP2D 511124
yang mengakibatkan beban 511174
ada di posisi kredit
Beban Langganan Daya dan
Jasa Lainnya - 162.475.532 Balittra
koreksi lainnya terhadap beban
langganan daya jasa di audited yang
seharusnya di jurnal beban listrik, air
dan telepon yang mengakibatkan
pada semester 1 2016 beban ada
diposisi kredit
Utang Kepada Pihak Ketiga
Lainnya - 429.743 BPTP Jabar Koreksi Saldo Awal
Aset Lainnya yang Belum
Diregister 45.000.000 -
BPTP
Lampung
Koreksi pencatatan aset
ekstrakomtable yang tidak hilang
akibat pengiriman dari Simak-BMN
Jumlah 45.000.001 256.884.881
Saldo 211.884.880
Jenis Beban SatkerJumlah Koreksi
Keterangan
Transaksi Antar
Entitas
Rp1,763,802,18
0,626.00
E.4 Transaksi Antar Entitas
Nilai Transaksi Antar Entitas untuk periode yang berakhir 31
Desember 2016 Unaudited dan 2015 adalah masing-masing
sebesar Rp1,763,335,255,176.00 dan
Rp1,790,109,293,140.00. Transaksi antar Entitas adalah
transaksi yang melibatkan dua atau lebih entitas yang
berbeda baik internal KL, antar KL, antar BUN maupun KL
dengan BUN.
Setelah audit BPK dan koreksi internal, Transaksi Antar
Entitas pada 31 Desember 2016 terkoreksi menjadi
Rp1,763,802,180,626.00
Rincian Nilai Transaksi Antar Entitas
Nilai Nilai
Unaudited DEBIT KREDIT Audited
Diterima dari Entitas Lain (42.327.840.250) 132.764 - (42.327.973.014)
Ditagihkan ke Entitas Lain 1.779.160.938.309 - - 1.779.160.938.309
Transfer Masuk 103.568.983.824 356.250 167.571.050 103.736.198.624
Transfer Keluar (83.666.176.476) 108.080.000 14.406.548 (83.759.849.928)
Pengesahan Hibah Langsung 6.599.510.131 - 393.516.866 6.993.026.997
Pengesahan Pengembalian
Hibah Langsung (160.362) - - (160.362)
Jumlah 1.763.335.255.176 108.569.014 575.494.464 1.763.802.180.626
Transaksi Antar EntitasKOREKSI
Rincian Transaksi Antar Entitas terdiri dari:
E.4.1 Diterima dari Entitas Lain (DDEL)/Ditagihkan ke
Entitas Lain (DKEL)
Diterima dari Entitas Lain/Ditagihkan ke Entitas Lain
merupakan transaksi antar entitas atas pendapatan dan
belanja pada KL yang melibatkan kas negara (BUN). Pada
periode hingga 31 Desember 2016, DDEL sebesar
(Rp42,327,840,250.00) sedangkan DKEL sebesar
Rp1,779,160,938,309.00
E.4.2 Transfer Masuk/Transfer Keluar
Transfer Masuk/Transfer Keluar merupakan perpindahan
aset/kewajiban dari satu entitas ke entitas lain pada internal
KL, antar KL dan antara KL dengan BA-BUN.
Transfer Masuk sampai dengan tanggal 31 Desember 2016
sebesar Rp103,736,198,624.00 terdiri dari:
Rincian Transfer Masuk per Satker
NO SATKER DEBIT KREDIT
1 BALITSA - 5.080.345.934
2 BB BIOGEN - 6.086.100.671
3 BB PADI - 419.428.300
4 BBSDLP - 771.062.293
5 BB VETERINER - 98.029.777
6 BALITNAK - 14.500.000
7 PUSLITBANGBUN - 657.217.239
8 BALITTRO - 1.069.923.766
9 PUSTAKA 2.483.103.360 -
10 BALINGTAN - 31.113.250
11 BALITTAS - 81.495.216
12 BALITTRA - 9.193.633.449
13 BALITPALMA - 14.920.758.865
14 BALITSEREAL - 43.915.000
15 LPTP KEPRI - 48.739.000
16 BALITBANG KANTOR PUSAT - 1.312.063.433
17 BALITHI - 81.330.000
18 BALITKABI - 20.800.000
19 PUSLITBANGTAN - 23.952.050
20 PUSLITBANGNAK - 30.511.810
21 BALITTRI - 44.762.500
22 PUSLITBANGHORT - 23.952.050
23 PSEKP - 1.811.596.443
24 BALITBU TROPIKA - 2.793.665.951
25 BPTP BANTEN - 58.191.050
26 BPTP BABEL - 48.739.000
27 BPTP GORONTALO - 48.739.000
28 BPTP MALUKU UTARA - 24.974.000
29 BPTP PAPUA BARAT - 21.117.094.421
30 BALAI PATP - 23.952.050
31 LPTP SULBAR - 4.780.400.912
32 BB MEKTAN - 3.895.420.576
33 BPTP JAWA BARAT - 208.339.000
34 BPTP JAWA TENGAH - 148.489.000
35 BPTP JAWA TIMUR - 248.239.000
36 BPTP ACEH - 160.459.000
37 BPTP SUMATERA UTARA - 48.739.000
38 BPTP SUMATERA BARAT - 3.535.527.360
39 BPTP RIAU - 7.608.739.000
40 BPTP SUMATERA SELATAN - 325.753.062
41 BPTP LAMPUNG - 48.739.000
42 BPTP KALIMANTAN BARAT - 572.398.686
43 BPTP KALIMANTAN TENGAH - 224.979.625
44 BPTP KALIMANTAN TIMUR - 48.739.000
45 BPTP SULAWESI TENGAH - 48.739.000
46 BPTP SULAWESI TENGGARA - 48.739.000
47 BPTP MALUKU - 48.739.000
48 BPTP NTT - 160.459.000
49 BPTP PAPUA - 48.382.750
50 BPTP DKI JAKARTA - 24.974.000
51 BPTP YOGYAKARTA - 148.489.000
52 BPTP BALI - 50.579.000
53 BPTP BENGKULU - 48.739.000
54 BPTP JAMBI - 48.739.000
55 BPTP KALIMANTAN SELATAN - 248.239.000
56 BPTP SULAWESI UTARA - 6.191.051.669
57 BPTP SULAWESI SELATAN - 14.587.785.116
58 BPTP NTB - 48.739.000
59 BB PASCAPANEN 3.507.190.590 -
60 BBP2TP - 23.952.050
61 BALITTANAH - 29.598.250
62 BALITKLIMAT - 14.500.000
63 LOLITTUNGRO - 14.500.000
64 BALITJESTRO - 27.000.000
65 LOLITSAPI - 14.500.000
66 LOLITKAMBING - 14.500.000
JUMLAH 5.990.293.950 109.726.492.574
SALDO 103.736.198.624
Sedangkan Transfer Keluar sampai dengan tanggal 31
Desember 2016 sebesar (Rp83,666,176,476.00)
Rincian Transfer Keluar per Satker
NILAI Nilai
Unaudited DEBIT KREDIT Audited
1 BB Biogen 1.768.556.046 - - 1.768.556.046
2 BBSDLP 922.344.150 - - 922.344.150
3 Puslitbangbun 2.307.940.481 - - 2.307.940.481
4 Balittro 614.065.186 - - 614.065.186
5 Pustaka 2.351.110.243 - - 2.351.110.243
6 Balitbangtan Kantor Pusat 67.654.990.486 108.080.000 - 67.763.070.486
7 Balittri 649.000.184 - - 649.000.184
8 Puslitbanghort 1.191.727.072 - - 1.191.727.072
9 PSEKP 25.758.513 - - 25.758.513
10 Balai PATP 51.300.000 - - 51.300.000
11 BB Mektan 1.280.838.747 - - 1.280.838.747
12 BPTP Jawa Barat 5.558.573 - - 5.558.573
13 BPTP Papua 14.406.548 - 14.406.548 -
14 BPTP Sulsel 4.731.661.910 - - 4.731.661.910
15 BBP2TP 83.742.858 - - 83.742.858
16 Balittanah 13.175.479 - - 13.175.479
83.666.176.476 108.080.000 14.406.548 83.759.849.928
SatkerNo
Jumlah
KOREKSI
E.4.3 Pengesahan Hibah Langsung dan Pengembalian
Pengesahan Hibah Langsung
Pengesahan Hibah Langsung merupakan transaksi atas
pencatatan hibah langsung KL dalam bentuk kas, barang
maupun jasa sedangkan pencatatan pendapatan hibah
dilakukan oleh BA-BUN. Pengesahan Hibah Langsung sampai
dengan tanggal 31 Desember 2016 sebesar
Rp6.993.026.997,00.
Pengesahan Pengembalian Hibah Langsung merupakan
transaksi atas pencatatan pengembalian hibah langsung
entitas. Pengesahan Pengembalian Hibah Langsung sampai
dengan tanggal 31 Desember 2016 adalah (Rp160.362,00).
Rincian pengesahan Hibah untuk tahun 2016 adalah sebagai
berikut:
Nilai Pengesahan Nilai Pengesahan
Unaudited Debit Kredit Audited
1 Balitsa Uang 1.520.245.831 - - 1.520.245.831
2 BB Biogen Uang 1.453.084.937 - - 1.453.084.937
3 BB Padi Uang 39.112.500 - - 39.112.500
4 BBSDLP Uang 419.816.000 - - 419.816.000
5 Balingtan Uang 140.959.000 - - 140.959.000
6 Balittas Uang 134.498.000 - - 134.498.000
7 Puslitbangnak Uang 321.080.000 - - 321.080.000
8 Puslitbanghort Uang 580.193.670 - 393.516.866 973.710.536
9 BPTP Aceh Uang 1.007.855.801 - - 1.007.855.801
10 BPTP NTT Uang 622.664.392 - - 622.664.392
11 Baliitanah Uang 360.000.000 - - 360.000.000
6.599.510.131 6.993.026.997
160.362 - - 160.362
6.599.349.769 6.992.866.635
KOREKSI
Jumlah
No Penerima
Hibah
Bentuk
Hibah
Total Pengesahan
Pengesahan Pengembalian Hibah
Rincian Penerimaan Hibah Langsung per Satker Tahun 2016
disajikan pada Lampiran.
Ekuitas Akhir
Rp8,214,165,25
2,064.00
E.5 Ekuitas Akhir
Nilai ekuitas pada tanggal 31 Desember 2016 Unaudited dan
2015 adalah masing-masing sebesar Rp8,201,845,095,933.00
dan Rp7,997,208,104,049.00.
Setelah audit BPK dan koreksi internal, Ekuitas Akhir pada 31
Desember 2016 terkoreksi menjadi Rp8,214,165,252,064.00
F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA
F.1 KEJADIAN-KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL
NERACA
Pada Periode 31 Desember 2015 lingkup Badan Litbang
Pertanian terdapat 8 kali perubahan Surat Keputusan Menteri
Pertanian tentang penunjukkan KPA, Bendahara Pengeluaran
dan Bendahara Penerimaan dan sampai dengan 31 Desember
2016 terdapat penambahan 15 kali perubahan, dengan rincian
sebagai berikut:
SK TANGGAL KETERANGAN91/Kpts/KU.010/2/2016 09 Februari 2016 Perubahan Pada KPA BPTP Jambi dan
KPA BPTP Papua
105/Kpts/KU.010/2/2016 11 Februari 2016 Perubahan Bendahara pada satker
Baliitas dan Balitri
106/Kpts/KU.010/2/2016 11 Februari 2016 Perubahan KPA BB Biogen dan BB
Pascapanen
149/Kpts/KU.010/3/2016 02 Maret 2016 Perubahan KPA Balitsa, Balitnak,
Balittas, Balitpalma, Balitri, BPTP Jabar,
BPTP Sumut, BPTP Jambi, BPTP
Kalteng, BPTP Kalsel, BPTP Sulteng,
BPTP Sulsel, LPTP Sulbar, BPTP NTB,
BPTP Papua dan BPTP Malut
277/Kpts/KU.010/4/2016 21 April 2016 Perubahan KPA Puslitbangtan, BB Padi,
Puslitbanghorti, PSEKP dan BBP2TP
449/Kpts/KU.610/7/2016 12 Juli 2016 Perubahan pada Bendahara BPTP NTT
576/Kpts/KU.010/8/2016 19-Agu-16 Perubahan pada KPA BPTP
Yogyakarta dan BPTP Jawa Timur
628/Kpts/KU.010/9/2016 14-Sep-16 Perubahan pada KPA Balai Besar
Pengkajian
642/Kpts/KU.010/9/2016 27-Sep-16 Perubahan pada KPA BPATP, BB
Sukamandi, Puslitbanghortikultura,
Balitklimat, BB Pengkajian, BPTP
Jawa Tengah, BPTP Sumbar serta
bendahara pengeluaran BB Mektan
679/Kpts/KU.010/10/2016 13-Okt-16 Perubahan pada KPA BB Veteriner
705/Kpts/KU.010/10/2016 19-Okt-16 Perubahan pada KPA Balitro dan BB
Mektan
766/Kpts/KU.010/11/2016 11-Nov-16 Perubahan pada KPA BPATP, Balitro,
Balitklimat, Balittanah, Balingtan,
BPTP Jateng, BPTP Sumbar, BPTP
Riau, BPTP Sumsel, BPTP Babel, BPTP
Sulut, BPTP Sulsel, LPTP Sulbar, BPTP
Maluku, BPTP Pabar
801/Kpts/KU.010/11/2016 29-Nov-16 Perubahan pada Bendahara
Penerimaan Loka Penelitian Sapi
Potong Grati
864/Kpts/KU.410/12/2016 28-Des-16 Perubahan pada KPA Puslitbangtan,
Puslitbangnak dan BB Veteriner
Dengan demikian sejak SK Menteri Pertanian Nomor
5118/Kpts/KU.410/12/2013 tentang Penetapan Pejabat
Pengelola Keuangan lingkup Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian yang
ditetapkan tanggal 23 Desember 2013 telah terjadi dua puluh
sembilan kali perubahan
F.2 REKENING PEMERINTAH
Pada Laporan Keuangan Audited 2015 rekening satker lingkup
Badan Litbang Pertanian sebanyak 108 rekening yang terdiri
dari:
- Pengeluaran 66 rekening
- Penerimaan 17 rekening
- Rekening Lainnya 25 rekening
Sedangkan per 31 Desember 2016 rekening Satker lingkup
Badan Litbang sebanyak 105 rekening yang terdiri dari :
- Rekening Pengeluaran 66
- Rekening penerimaan 19
- Rekening Lainnya 26
F.3 HIBAH
Pada periode penyusunan Laporan Keuangan TA 2015 Audited
ada 29 judul proyek hibah pada 17 Satker lingkup Badan
Litbang Pertanian. 21 hibah merupakan lanjutan dari tahun
sebelumnya, sedangkan 8 hibah merupakan hibah baru. Total
pendapatan senilai Rp10.031.896.736,00, belanja senilai
Rp9.191.150.422,00, disetor ke Kas Negara senilai
Rp10.366.181,00 sehingga saldo akhir hibah senilai
Rp830.380.133,00.
Pada periode 31 Desember 2016 terdapat 20 proyek hibah pada
13 satker lingkup Badan Litbang Pertanian dan sampai dengan
akhir periode tersebut terdapat dana hibah yang belum
disyahkan sebesar Rp294,446,435.00 pada satker
Puslitbanghorti dengan judul proyek Improving market
integration for high value fruit and vegetable production systems
in Indonesia dari ACIAR yang merupakan proyek lanjutan dari
tahun sebelumnya. sisa dana hibah dari TA 2015 sebesar
Rp110,831,772.00 (dari kegiatan ACIAR) dana ini dilanjutkan
utk kegiatan TA 2016, selanjutnya masuk ke dalam DIPA TA
2016 kemudian dana hibah yang ditransfer di tahun 2016
sebesar Rp580,193,760.00 (ini juga sudah masuk dalam DIPA
2016) sudah disahkan sebagaimana terdapat pada SP2HL dan
SPHL. Total dana hibah ACIAR TA 2016 yang sudah disahkan
(masuk dalam DIPA TA 2016) sebesar Rp110,831,772.00
ditambah Rp580,193,760.00 total seluruhnya
Rp691,025,442.00. Belanja yg digunakan selama TA 2016 total
Rp659,915,453.00 jadi sisa dana hibah TA 2016 senilai
Rp31,109,989.00. Pada akhir Desember 2016, ACIAR
melakukan transfer dana kembali sebesar Rp294.446.435.00
untuk kegiatan di tahun 2017. Jadi total uang yg ada di
rekening hibah Rp31,109,989.00 (sisa dana yg masuk dalam
DIPA 2016) ditambah Rp294,446,435.00 (belum masuk dalam
DIPA 2016 karena ditransfer pada akhir tahun anggaran
sehingga akan digunakan pada tahun berikutnya dan belum
disahkan karena akan digunakan untuk kegiatan Tahun 2017
dan dimasukkan ke dalam DIPA 2017 dan sampai saat ini
belum ada pengajuan untuk pengesahannya.
Setelah dilakukan Koreksi internal dan arahan dari Direktorat
Akuntansi dan Pelaporan Kementerian Keuangan untuk
menghilangkan nilai Hibah Langsung yang Belum Disahkan
tersebut, Puslitbanghorti telah melakukan revisi DIPA (revisi ke
08) dan Pengesagan Hibah Langsung ke KPPN khusus Jakarta
(SPHL Nomor: 161400000000098 tanggal 31 Desember 2016)
senilai Rp294,446,435.00
Dari 20 proyek hibah tersebut terdapat 2 proyek hibah yang
tidak masuk di DIPA 2016 karena dana baru rencana masuk
pada TA 2017 yaitu :
- Satker BBSDLP dengan judul Proyek Analysis and Mapping
of Impacts under Climate Change for Adaptation and Food
Security through South-South Cooperation (AMICAF-SSC) dari
FAO
- Satker PSEKP dengan judul Proyek Analysis and Mapping
of Impacts under Climate Change for Adaptation and Food
Security through South-South Cooperation (AMICAF-SSC) dari
FAO
dan untuk 1 Proyek Hibah satker BBSDLP dengan judul proyek
Reducing disaster risks caused by changing climate in Nusa
Tenggara Timur (NTT) and Nusa Tenggara Barat (NTB) Provinces
in Indonesia juga tidak masuk DIPA 2016 karena tidak ada dana
masuk dikarenakan BBSDLP hanya sebagai Tim Pengarah atau
monev dan semua dibiayai langsung dari FAO .
Total pendapatan senilai Rp6,599,510,281,00, belanja senilai
Rp6,107,391,457,00, Saldo Bruto senilai Rp1,187,012,874.00
disetor ke Kas Negara senilai Rp880,00 sehingga saldo akhir
hibah senilai Rp1,187,011,994,00.
F.4 PERKEMBANGAN PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA
Pada periode 31 Desember 2016 total piutang pada satker
lingkup Badan Litbang Pertanian senilai Rp2,567,913,168.38,
Temuan BPK-RI ber-SKTM senilai Rp753,109,316,00,
sedangkan Non SKTM senilai Rp130,642,474.51 Temuan Itjen
ber-SKTM senilai Rp1,444,951,400.47, sedangkan Non SKTM
senilai Rp239,209,977.40,00. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa total piutang yang ber-SKTM senilai
Rp2,198,060,716.47 dan Non SKTM senilai Rp369,852,451.91.
Setelah dilakukan koreksi internal terhadap Total Penyelesaian
Piutang Negara Temuan Itjen terdapat koreksi senilai
Rp41,928,731.03 yang belum dicatat pada satker BPTP Jawa
tengah yang merupakan pembayaran Kelebihan pembayaran
sarana TTP (PT intan Pesona) senilai Rp23,678,458.03 dengan
NTPN B12981JBSKDM0AQ1 Tanggal 23 November 2016 dan
kemahalan harga pengadaan pesawat drone (CV. Global Survey
Indonesia) senilai Rp18,250,273.00 dengan NTPN
27F954R7R8VDDONH Tanggal 30 Desember 2016
Sehingga total piutang periode 31 Desember 2016 Audited
senilai Rp2,682,223,845.38, Temuan BPK – RI per- SKTM dan
Non SKTJM adalah sama dengan nilai pada saat Unaudited,
Temuan Itjen ber- SKTJM senilai Rp1,559,262,077.47
sedangkan Non SKTJM adalah sama dengan nilai pada saat
Unaudited. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa total
piutang ber- SKTJM senilai Rp2,312,371,393.47 dan Non SKTM
senilai Rp369,852,451.91.
Rincian Daftar Piutang Negara ber-SKTJM dan Non SKTJM
disajikan pada lampiran Laporan Keuangan ini.
F.5 PENJELASAN PERSEDIAAN 526
Penyelesaian serah terima barang persediaan hasil pengadaan
melalui MAK 526 kepada Pemda sesuai instruksi Kepala Badan
Litbang Pertanian melalui surat nomor 972/PL.230/I/04/2016
tanggal 13 April 2016 (fotokopi surat terlampir) sebagai berikut:
1. Agar segera mengidentifikasi satker yang akan menerima
barang persediaan hasil pengadaan MAK 526
2. Aset tersebut dapat segera diserahkan kepada satker
daerah, namun aset dimaksud masih dalam pengawasan
Badan Litbang Pertanian sampai program TTP selesai yang
diperkirakan selama 3 tahun
Proses serah terima barang kepada Pemerintah Daerah dengan
pola hibah berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan
nomor 96/PMK.06/2007 dan ketentuan lain yang berlaku.
Pada pencatatan di SIMAK BMN, terdapat 25 satker yang
mempunyai belanja 526 sampai dengan 31 Desember 2016,
sebanyak 10 satker sudah terbit BASTnya diantaranya adalah :
No BAST Tanggal BAST
B-944.1/PL.130/H/09/2016 30-Sep-16
B-927.2/PL.130/H.1/09/2016 27-Sep-16
B-926.1/PL.310/H/09/2016 27-Sep-16
315.1/PL.310/I/04/2016 14-Apr-16
2 BPATP B-1146/PL.130/H/11/2016 07-Nov-16
3 BPTP ACEH B-1047/PL.130/H/10/2016 26-Okt-16
4 BPTP Sumsel B-974.1/PL.130/H/10/2016 07-Okt-16
5 BPTP Yogyakarta B-1043/PL.130/H/10/2016 25-Okt-16
6 BPTP Jatim B-1265/PL.130/H/12/2016 05-Des-16
7 BPTP NTT B-1336/PL.130/H/12/2016 29-Des-16
8 BPTP Kalteng B-1289.2/PL.130/H/12/2016 13-Des-16
9 BPTP Kalsel B-1141.1/PL.130/H/10/2016 03-Nov-16
B-1316.1/PL.130/H/12/2016 22-Des-16
B-1316.2/PL.130/H/12/2016 22-Des-16
B-1317.1/PL.130/H/12/2016 22-Des-16
B-1317.2/PL.130/H/12/2016 22-Des-16
B-187/PL.130/H/1/2017 23-Jan-17
B-1133/PL.130/H/11/2016 03-Nov-16
B-1136/PL.130/H/11/2016 03-Nov-16
B-1134/PL.130/H/11/2016 30-Nov-16
B-1135/PL.130/H/11/2016 03-Nov-16
B-1137/PL.130/H/11/2016 03-Nov-16
NO SatkerPermentan No 70 Tahun 2016 (Satker/Poktan/Eselon I)
1 Puslitbanghorti
10 BB Pascapanen
F.6 HAMBATAN DAN KENDALA
Hambatan dan kendala lainnya dalam pelaksanaan SAP dan
penyusunan Laporan Keuangan Semester II TA 2016 sebagai
berikut :
a. Mulai diterapkannya e-rekon untuk aplikasi SAIBA. Hal ini
menyebabkan terjadinya perbedaan angka hasil verifikasi
satker di eselon 1 dengan hasil e-rekon.
b. Terjadinya perbedaan nilai tersebut karena satker tidak
melaporkan kembali perubahan-perubahan yang terjadi
pasca berlangsungnya workshop penyusunan laporan
keuangan semester 1.
c. Selain itu tidak diberlakukannya Aplikasi SAIBA Eselon 1
menyebabkan Eselon 1 tidak memiliki data yang akurat
untuk melakukan verifikasi ditingkat satker.
d. Petugas kurang memahami akuntansi akrual, walaupun
sudah diadakan beberapa kali pelatihan SAIBA.
e. Satker terlambat dalam mengirimkan laporan keuangan tiap
bulan
f. Terdapat beberapa satker yang belum melakukan Jurnal
Penyesuaian terhadap akun – akun neraca di tahun 2016
g. Penggunaan akun yang tidak sesuai dengan tupoksi
h. Terdapat kesalahan dalam klasifikasi belanja atas realisasi
pengeluaran yang dilakukan (perlu koord pelaksana dg
petugas SAIBA/SIMAK BMN)
i. CaLK Satker belum memberikan informasi yang cukup,
sehingga menyulitkan saat digabungkan di Eselon I.
j. Adanya Selisih realisasi belanja modal antara SAIBA dan
SIMAK BMN.
k. Kedisiplinan para petugas/penyelenggara akuntansi tingkat
UAKPA/B tentang kaidah-kaidah akuntansi kurang. Hal ini
terlihat dari saldo awal UAKPA tidak sama dengan saldo awal
UAPPAE-1. Penyebabnya adalah perubahan yang dilakukan
Satker tidak dilaporkan ke Eselon I.
l. Koordinasi antara operator SAIBA dan SIMAK-BMN belum
efektif, sehingga proses kapitalisasi antara aset dengan uang
tidak dapat berjalan dengan baik.
m. Operator SIMAK-BMN agak sulit mendapatkan dokumen
sumber sebagai bahan perekaman data, antara lain dokumen
kontrak, BAST barang, SPM dan SP2D serta dokumen
lainnya yang dapat menggambarkan spesifikasi barang,
sehingga perekaman data SIMAK-BMN tahun berjalan tidak
dapat berjalan dengan sempurna.
n. Pemahaman para penanggung jawab di UAKPA/B terhadap
substansi akuntansi juga masih kurang, sehingga masih
terjadi kesalahan-kesalahan atas laporan yang dicetak.
o. Fungsi Bagan Akun Standar dan Kaidah Akuntansi belum
dipahami betul oleh insan akuntasi, sehingga terjadi
kesalahan pembebanan di DIPA, kesalahan penyetoran
pengembalian belanja, dan temuan aparat pemeriksa.
p. Panjangnya proses birokrasi hibah dari tahapan register,
proses pengurusan rekening lainya (untuk menampung dana
hibah), revisi DIPA dan pertanggungjawaban realisasi
(penerbitan SPHL) ke KPPN VI Jakarta untuk hibah luar
negeri sangat menyulitkan, karena proses tersebut hanya
dilakukan terpusat di Jakarta tidak dapat dilakukan di KPPN
setempat dengan waktu yang terbatas dan minimnya
informasi, sedangkan UK/UPT lingkup Badan Litbang
Pertanian penerima hibah luar negeri tersebar di seluruh
Indonesia dan dana hibah yang diterima juga terbatas untuk
penelitian.
q. Proses revisi DIPA hibah harus menunggu proses revisi DIPA
APBN murni.