BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN...
Transcript of BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN...
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA
STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG Jl. Raya Kodam Bintaro No. 82 Tangerang Selatan
Telp : (021) 7353018 Fax : (021) 7355262 Kode Pos 12070
Email : [email protected]
TANGERANG, 10 PEBRUARI 2015
1
ANALISIS KEJADIAN BANJIR PROPINSI DKI JAKARTA
TANGGAL 09 PEBRUARI 2015
Oleh :
Stasiun Klimatologi Pondok Betung – Tangerang
1 PENDAHULUAN
Memasuki puncak musim hujan pada awal bulan Pebruari 2015, telah terjadi banjir
di wilayah Propinsi DKI Jakarta yaitu pada tanggal 09 Pebruari 2015. Berdasarkan data
sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 16.00 WIB,
ada 93 titik genangan di Jakarta. "Banjir tersebar di 35 titik di Jakarta Pusat, 28 titik di
Jakarta Barat, 17 titik di Jakarta Utara, 8 titik di Jakarta Timur, dan 5 titik di Jakarta Selatan.
Tinggi banjir bervariasi antara 10-80 centimeter. Dampaknya kemacetan parah terjadi di
banyak tempat. Beberapa lokasi sudah berangsur surut," ujar Kepala Pusat Data Informasi
dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Senin (9/2/2015).
Dalam kutipan yang didapat dari sumber news.liputan6.com (10/2/2015) bahwa
sementara tinggi muka air sebagian besar sistem sungai di Jakarta, lanjut Sutopo, telah
naik menjadi Siaga III pada pukul 14.00 WIB, yaitu Bendungan Katulampa 80 centimeter
(Siaga III), pintu air Depok 210 centimeter (Siaga III), Manggarai 820 centimeter (Siaga III),
Krukut Hulu 165 centimeter (Siaga III), Pesanggarahan 190 centimeter (Siaga III), Angke
Hulu 190 centimeter (Siaga III), Pulo Gadung 675 centimeter (Siaga III). "Sedangkan pintu
air Karet 650 centimeter (Siaga I).
Kondisi ini menyebabkan daerah-daeah bantaran sungai akan terendam banjir,"
imbuh dia. Sutopo mengimbau agar masyarakat di sekitar bantaran Sungai Ciliwung yang
akan terkena banjir lebih waspada. Di antaranya adalah Kampung Pulo, Gang Arus, dan
Pengadegan. "Di Kali Krukut wilayah yang terkena banjir adalah Pondok Raya, Pasar
Mampang, Pulau Raya, Jati Padang, Cipete Selatan, Pondok Labu, Benhil, dan RS
Mintoharjo. Di bantaran Kali Pesanggarahan adalah Cirendeu Indah, Sepolwan, Deplu,
IKPN, Ulujami, Perdatam, Tanah Kusir, Cipulir, Cidodol, Kedoya, Perum Kelapa Dua, Pos
Pengumben," pungkas Sutopo. (Rmn/Yus)
2
Gambar 1. Peta Sebaran Laporan Banjir dari Masyarakat Sumber : http://petajakarta.org/banjir/in/map/
Pada gambar diatas terlihat laporan dari masyarakat mengenai banjir Jakarta,
dimana laporan terbanyak yaitu > 30 laporan tersebar diwilayah Jakarta Utara, Jakarta
Barat dan Jakarta Timur. Untuk laporan sebanyak 20-25 laporan tersebar di wilayah Jakarta
bagian selatan.
Pada laporan ini kami coba untuk menganalisis terjadinya banjir di wilayah DKI
Jakarta pada tanggal 09 Pebruari 2015 berdasarkan gambaran kondisi dinamika atmosfer
dan Laut serta distribusi data curah hujan.
2 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Satelit Cuaca dan Dinamika Atmosfer
Berdasarkan gambar satelit cuaca yang diolah menggunakan Software Sataid
menggunakan Kanal IR2 pada tanggal 09 Pebruari 2015 yang diambil mulai jam 02.00
sampai 10.00 WIB memperlihatkan kejadian banyaknya awan-awan hujan disekitar wilayah
utara Jakarta menuju wilayah Banten mulai masuk menuju wilayah DKI Jakarta. Awan-awan
hujan tersebut tersebar diwilayah Jakarta mulai pukul 05.00 WIB, kemudian merata pada
pukul 08.00 WIB. Dari gradasi warna yang memperlihatkan pertumbuhan awan-awan hujan
seperti Alto Stratus (AS) tebal di wilayah tersebut.
3
Gambar 2. Gambar sebaran Awan dari Satelit Cuaca Tanggal 09 Pebruari 2015 Mulai pukul 02.00-10.00 WIB
Sumber : BMKG Jakarta
B. Seruakan Dingin (Cold Surge)
Cold surge merupakan massa udara dingin yang terbawa oleh sirkulasi angin
utara-selatan (meredional) akibat gangguan tekanan tinggi di kawasan Siberia mengalir ke
kawasan ekuator dan ke selatan melalui pesisir utara Jawa. DKI Jakarta merupakan area
yang dipengaruhi oleh cold surge tersebut, apabila memiliki indek > +10 maka dapat
meningkatkan potensi hujan di wilayah DKI Jakarta dalam 1-2 hari kedepan (memiliki time-
lag 1-2 hari). Indek surge tersebut dihitung berdasarkan lataan (penjalaran) tekanan udara
berdasarkan lintang di wilayah area sekitar ekuator hingga 10 Lintang.
Berdasarkan perhitungan indeks surge mulai tanggal 01-08 Pebruari 2015 berikut
terlihat dalam gambar grafik berikut :
4
Gambar 3. Grafik Surge Indeks berdasarkan lataan tekanan udara Gushi dan Hongkong
Sumber : BMKG Jakarta
Dari gambar grafik surge indeks diatas terlihat nilai indek surge yang terjadi mulai
tanggal 07 Pebruari 2015 12.00 UTC bernilai +7.3, meningkat terus sampai bernilai +12,5
pada tanggal 8 Pebruari Jam 00.00 UTC dan puncaknya pada tanggal 8 Pebruari 2015
pukul 06.00 UTC bernilai +12.8, kemudian pada pukul 12.00 UTC mulai menurun +10.7
C. Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Nilai anomaly OLR di sekitar wilayah Utara Jakarta bernilai antara -10 s.d -20
W/m2. Nilai ini menunjukkan tebal dan tutupan awan di wilayah tersebut lebih besar dari
pada rata-rata klimatologisnya.
Gambar 4. Anomali Outgoing Longwave Radiation tanggal 1-6 Pebruari 2015
Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
5
D. Suhu Muka Laut (SST)
Nilai anomaly SST di sekitar wilayah sekitar Jawa dan Samudera Hindia yang
berdekatan dengan wilayah DKI Jakarta +0.2 s.d +0.6 oC. Nilai positif ini menunjukkan
kondisi Laut lebih hangat dibandingkan nilai klimatologisnya dan menambah peluang
terbentuknya awan di sekitar DKI Jakarta.
Gambar 5. Anomali Suhu Muka Laut tanggal 1-6 Pebruari 2015
Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
E. Komponen Angin Zonal (Timur-Barat)
Nilai anomali Komponen Angin Zonal di sekitar wilayah Samudera Hindia sebelah
selatan Jawa bagian barat -3 s.d -5, sedangkan wilayah Samudera Hindia sebelah barat
Sumatera bernilai 1 s.d 2. Nilai yang berlainan arah ini menunjukkan diwilayah Jawa bagian
barat ini menunjukkan ada pertemuan angin baratan dan timuran diwilayah tersebut dan
menambah peluang terbentuknya awan di sekitar DKI Jakarta.
Gambar 6. Anomali Komponen Angin Zonal tanggal 1-6 Pebruari 2015
Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
6
F. Kelembaban Relatif (%)
Nilai rata-rata Kelembaban Relatif di sekitar wilayah Jawa bagian barat 85 s.d 90 %,
menunjukkan peluang terjadinya hujan di sekitar DKI Jakarta.
Gambar 7. Rata-Rata Kelembaban Relatif (%) tanggal 1-6 Pebruari 2015
Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
G. Data Curah Hujan
G.1 Intensitas Curah Hujan
Berdasarkan pengukuran curah hujan menggunakan penakar hujan obs yang
tersebar di wilayah Jakarta berupa stasiun BMKG dan pos hujan kerjasama dapat terlihat
dalam Tabel 1, sebagai berikut :
Tabel 1. Data Curah Hujan Jabodetabek Tanggal 08 s.d 10 Pebruari 2015 yang diukur pada pukul 07.00 WIB (dalam mm)
No Pos Hujan Tanggal 08 Tanggal 09 Tanggal 10
1 Angke Hulu 0 12 63
2 Kemayoran 12 177 198
3 Cengkareng 7 73 9
4 Depok 0 12 104
5 Istana 6 137 97
6 Karet 8 83 178
7 Kedoya 3.6 99 213
8 Krukut Hulu 0 72 90
9 Lebak Bulus 8.2 23 102
10 Manggarai 5 85 214
11 Pasar Minggu 4.5 62 110
7
12 Pesanggrahan 0 15 210
13 Pompa Cideng 4 113 120
14 Pulo Gadung 0 132 272
15 Ragunan 20 31 79
16 Rorotan 21 50 261
17 Setiabudi Timur 4 97 220
18 Sunter Hulu 16 28 116
19 Sunter Kodamar 19 79 367
20 Tanjung Priok 32 38 361
21 Tanjungan 0 86 140
22 Teluk Gong 11 110 202
23 Tomang Barat 8 120 195
24 Waduk Melati 4 112 181
25 Ciganjur 0 79 88
26 Serang 24 26 31
27 Stageof Tangerang 1 78 24
28 Katulampa 0 10 77
29 Citeko 8.2 37 38.6
30 Darmaga Bogor 1.7 16.9 88.8 Sumber : Stasiun Klimatologi Pondok Betung dan Darmaga Bogor
Berdasarkan data diatas maka curah hujan yang terukur mulai tanggal 08 Pebruari
2015 pada pukul 07.00 Waktu Setempat (WS) curah hujan masih berada < 40 mm/hari.
Pada tanggal 09 Pebruari pada pukul 07.00 Waktu Setempat (WS) curah hujan mulai
meningkat signifikan, dengan ditandai banyak pos yang memiliki hujan antara 50-100
mm/hari yaitu Cengkareng, Karet, Kedoya, Krukut Hulu, Manggarai, Pasar Minggu, Rorotan,
Setiabudi, Kodamar, Tanjungan, Ciganjur dan Stasiun Geofisika Tangerang dan yang
memiliki nilai >100 mm/hari Kemayoran (177 mm), Istana (137 mm), Cideng (113 mm), Pulo
Gadung (132 mm), Teluk Gong (110 mm), Tomang (120 mm) dan Waduk Melati (112 mm).
Kemudian pada tanggal 10 Pebruari 2015, curah hujan tercatat > 100 mm/hari mulai
mendominasi, bahkan ada beberapa titik yang memiliki nilai > 200 mm/hari yaitu Kedoya
(213 mm), Manggarai (214 mm), Pesanggrahan (210 mm), Pulo Gadung (272 mm), Rorotan
(261 mm), Setiabudi (220 mm), Sunter Kodamar (367 mm), Tanjung Priok (361 mm), Teluk
Gong (202 mm), Tomang Barat (195 mm), dan Waduk Melati (181 mm).
8
Gambar 8. Grafik Curah Hujan Dasarian I Pebruari dibandingkan dengan rata-ratanya.
Pada gambar diatas terlihat gambar perbandingan curah hujan pda dasarian 1
Pebruari rata-ratanya terhadap dasarian 1 Pebruari tahun 2015. Terlihat wilayah Jakarta
Utara memiliki nilai hujan yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-ratanya dengan nilai
anomaly tertinggi di Rorotan (+448 mm) dan Tanjung Priok (+448 mm). Diwilayah Jakarta
Pusat juga masih terlihta tinggi curah hujan dasarian 1 Pebruari tahun 2015 ini dengan
anomaly tertinggi tercatat di Kodamar (+415 mm). Wilayah Jakarta Barat juga masih
memiliki anomali yang positif mencapai antara +166 mm s.d +288 mm. Kemudian
mengarah ke selatan yaitu Jakarta Selatan mulai menurun antara +7 mm s.d 197 mm,
kemudian wilayah Depok juga masih bernilai anomali positif sebesar +29 mm.
9
G.2 Sebaran Distribusi Curah Hujan
Berikut distribusi curah hujan mulai tanggal 09 dan 10 Pebruari 2015 yang tersebar di
wilayah Jabodetabek sebagai berikut :
Gambar 9. Peta Distribusi Curah Hujan Wilayah Jabodetabek 9 dan 10 Pebruari 2015
Berdasarkan gambar distribusi curah hujan tanggal 9 Pebruari 2015 diwilayah
Jabodetabek diatas dapat terlihat pada tanggal umumnya curah hujan kategori Lebat dan
Sangat Lebat (>100 mm/hari) mendominasi diwilayah Tangerang bagian utara hingga
10
Jakarta bagian utara. Kemudian Untuk tanggal 10 Pebruari 2015 curah hujan Lebat dan
Sangat Lebat (> 100 mm/hari) mulai mendominasi hingga wilayah Jakarta Pusat, Jakarta
Timur, Jakarta Selatan, Depok hingga Bogor.
Gambar 10. Peta Distribusi Curah Hujan Wilayah Jabodetabek Dasarian I Pebruari 2015
Distribusi curah hujan Dasarian I Pebruari 2015 terlihat pada gambar 10 curah hujan
kategori Sangat Tinggi (>300 mm) mendominasi wilayah Tangerang bagian Utara, DKI
Jakarta bagian tengah dan utara, Bekasi dan sebelah timur Kabupaten Bogor. Untuk
kategori Tinggi juga pada umumnya mendominasi wilayah Depok, Jakarta bagian selatan,
Kodya Bogor, Kabupaten bogor bagian tengah dan Tangerang bagian selatan. Kemudian
kategori Menengah (76 – 150 mm) terdapat di wilayah Kota Tangerang Selatan, Kota
Tangerang serta sebelah barat Kodya Bogor.
11
Gambar 11. Peta Distribusi Sifat Hujan Wilayah DKI Jakarta Dasarian I Pebruari 2015
Distribusi sifat curah hujan Dasarian I Pebruari 2015 terlihat pada gambar 11
memiliki sifat dominasi Atas Normal (> 200%). Daerah yang memiliki sifat hujan Normal
terdapat di wilayah Jakarta Selatan bagian selatan yaitu Pasar Minggu.
3 POTENSI BANJIR WILAYAH DKI JAKARTA.
BMKG mengeluarkan peta potensi banjir wilayah DKI Jakarta hingga tanggal 12
Pebruari 2015 sebagai berikut:
12
Gambar 12. Potensi banjir wilayah DKI Jakarta Tanggal 12 Pebruari 2015 Sumber : www.bmkg.go.id
- Daerah potensi banjir tinggi : - - Daerah potensi banjir sedang : Sebagian kecil Cilincing, Koja, Tanjung Priok,
Pademangan dan Penjaringan. - Daerah potensi banjir rendah : Sebagian kecil Jakarta Utara
Memasuki akhir Januari 2015 dan memasuki bulan Pebruari 2015 BMKG telah
membuat peta prakiraan potensi banjir wilayah DKI Jakarta untuk bulan Pebruari sebagai
berikut:
Gambar 13. Potensi banjir wilayah DKI Jakarta bulan Pebruari 2015 Sumber : www.bmkg.go.id
13
- Daerah potensi banjir tinggi : - - Daerah potensi banjir menengah : Jakarta Utara bagian timur, Sebagian besar
wilayah Jakarta Barat, Jakarta Timur bagian utara dan tengah, Jakarta Selatan bagian selatan, Jakarta Pusat bagian timur
- Daerah potensi banjir rendah : -
4 KESIMPULAN DAN PENUTUP
Kejadian banjir di wilayah DKI Jakarta tanggal 09 Pebruari 2015 merupakan akibat
adanya peningkatan curah hujan yang terjadi pada tanggal tersebut, Curah Hujan yang
mengalami peningkatan hujan yaitu di wilayah Jakarta Utara dimana memasuki kategori
Sangat Lebat (>100 mm/hari) bahkan tercapat rekor baru tertinggi curah hujan sebesar
367 mm/hari di Sunter Kodamar (Pengamatan sejak tahun 2005) dan Tanjung Priok
sebesar 361 mm/hari (Pengamatan sejak tahun 1975), dimana mengalahkan curah hujan
Pondok Betung di banjir besar DKI Jakarta pada tanggal 2 Pebruari 2007 yang pada saat itu
tercatat sebesar 340 mm/hari. Berdasarkan pantauan citra satelit MTSAT tanggal 9 Pebruari
2015 antara pukul 02.00 WIB s.d 10.00 WIB menunjukkan sebaran jenis awan-awan hujan
mulai terjadi pada dini hari hingga pagi hari yaitu pukul 02.00 WIB dan masih belum berakhir
pada jam 10.00 WIB di pagi hari. Hal tersebut menyebabkan hujan lebat terjadi merata
terjadi di wilayah Tangerang, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan
meluas ke wilayah Jakarta Selatan, Bekasi dan Bogor. Nilai Curah Hujan Anomali positif
>+75 mm pada dasarian I Pebruari 2015 terjadi hamper disemua wilayah DKI Jakarta
dengan tertinggi nilai anomali positifnya di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Pusat melebihi
nilai +400 mm.
Demikianlah laporan analisis kejadian banjir di wilayah Propinsi DKI Jakarta ini kami
buat berdasarkan data sebaran curah hujan dan analisis dinamika atmosfer serta laut yang
terjadi pada tanggal 09 Pebruari 2015.