BACKUP-RESTORE SYSTEM
Transcript of BACKUP-RESTORE SYSTEM
LAPORAN TAHAP II HIBAH INOVASI TENAGA KEPENDIDIKAN
UNTUK MENDUKUNG PENINGKATAN KUALITAS
PELAYANAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DI UGM
HALAMAN JUDUL
BACKUP-RESTORE SYSTEM PADA LABORATORIUM KOMPUTER
DASAR BESERTA MANUAL PENGGUNAANNYA
Oleh:
Muchjindar Rudhi Wijanarko
Sutriyadi
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN 2020
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
RINGKASAN KEGIATAN ..................................................................................... 1
LATAR BELAKANG ............................................................................................. 1
RUANG LINGKUP ............................................................................................... 3
BATASAN KEGIATAN ......................................................................................... 3
TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN ................................................................. 3
TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................................. 4
Persiapan ......................................................................................................... 4
Proses System Preparation Tool ...................................................................... 5
Proses Backup ............................................................................................... 12
LUARAN/OUTPUT KEGIATAN ............................. Error! Bookmark not defined.
PERSONIL KEGIATAN ......................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BACKUP-RESTORE SYSTEM PADA LABORATORIUM KOMPUTER DASAR BESERTA MANUAL PENGGUNAANNYA
RINGKASAN KEGIATAN Setiap lima bulan sekali sebelum awal semester dimulai, staf teknisi komputer laboratorium komputer dasar Program Studi Ilmu Komputer menyiapkan image untuk kebutuhan semua software terinstalasi sesuai dengan semester yang akan berlangsung. Rencana kegiatan ini adalah membuat backup-restore system dual OS Ubuntu dan Windows termasuk aplikasi yang terpasang pada keduanya menggunakan software Clonezilla versi 2.5.2-31 dan DRBL versi 2.5.1-16 beserta pembuatan manual penggunaannya. Dalam kegiatan ini pembuatan backup untuk master proses clone dibutuhkan sebanyak tujuh komputer dengan spesifikasi hardware yang berbeda. Selanjutnya menjalankan System Preparation Tool (Sysprep) pada setiap master harddisk yang berguna untuk mengatur Security Identifier (SID) dan License key pada setiap komputer agar berbeda atau unik. Adapun SID dan License Key diperoleh dari akun Dreamspark UGM (saat ini berubah namanya menjadi Microsoft Azure). Jika tidak dilakukan System Preparation pada harddisk master, maka semua hasil clone pada harddisk target akan bermasalah pada lisensi Windows Operating System (OS) yang digunakan dan pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap keoriginalan Windows OS itu sendiri yang didapatkan dari akun Dreamspark UGM. Singkatnya, System Preparation Tool ini dijalankan pada harddisk master Labkomdas. Kemudian setelah master clone selesai dibuat proses selanjutnya adalah me-restore sistem tersebut ke 96 personal komputer dan 21 i-Mac baik menggunakan jaringan komputer via LAN maupun secara local harddisk. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meng-efisiensikan waktu penanganan sumber daya hardware yang banyak dan dibutuhkan proses maintenance perangkat lunak menjadi lebih cepat.
LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini materi praktikum yang berjalan
di laboratorium komputer dasar secara lambat laun mengalami perubahan. Setiap
semester sekali biasanya terdapat beberapa penyesuaian pengaturan komputer
maupun pengaturan tambahan pada aplikasi yang terpasang di dalamnya. Hal
tersebut menjadi latar belakang pembuatan master komputer yang dilakukan secara
rutin sebelum awal semester yang akan berlangsung.
Dalam melakukan hal tersebut, staf teknisi laboratorium komputer dasar Program
Studi Ilmu Komputer mendapat tugas untuk membuat master clone berdasarkan
spesifikasi komputer yang ada di ruang laboratorium komputer. Langkah pertama yang
dilakukan adalah dengan mengambil salah satu komputer di ruangan yang akan
dijadikan sampel pembuatan master. Setelah pembuatan master selesai kemudian
perlu dilakukan System Preparation Tool. Setelah proses System Preparation Tool
selesai, kemudian harddisk master tersebut dijadikan image yang nantinya akan di-
restore ke semua komputer di ruangan tersebut menggunakan software DRBL.
System Preparation Tool (sysprep) adalah sebuah tool yang didesain untuk
sistem administrator corporate, OEMs dan bagi yang ingin menginstall Windows OS di
beberapa PC. Sysprep ini berguna untuk memodifikasi sistem yang ada, yang telah
tertanam pada PC tersebut, seperti mengkofigurasi ulang License Key (CD Key),
Security Identifier, Owner, IP Address, dan Computer Name.
Proses cloning dapat diartikan sebagai penyalinan suatu isi harddisk yang satu
ke dalam harddisk yang lain, sehingga isi kedua harddisk tersebut sama persis dalam
satu komputer ataupun antar komputer. Cloning harddisk dilakukan untuk
mempercepat proses penginstalan software yang memiliki spesifikasi hardware yang
sama ataupun hampir sama, agar nantinya tidak banyak terjadi pendeteksian ulang
perangkat keras sehingga sangat kecil sekali kemungkinan terjadinya konflik antar
hardware.
Pada kegiatan clone ini, penulis menggunakan software Clonezilla versi 2.5.2-31
yang dapat melakukan penyalinan harddisk secara local, dan DRBL versi 2.5.1-16
yang dapat melakukan penyalinan harddisk melalui jaringan komputer (network)
dengan media kabel UTP dan disamping itu software ini telah menyertakan driver
network card yang support dengan built-in mainboard produksi tahun 2017 akhir.
Clone via network ini dilakukan dengan alasan lebih cepat prosesnya karena tanpa
membongkar isi dalam komputer kemudian mengambil harddisk dan menyalinnya
dengan cara konvensional.
RUANG LINGKUP
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka ruang
lingkup permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut:
1. Prosedur apa saja yang dipersiapkan sebelum menjalankan proses System
Preparation Tool pada harddisk master?
2. Setelah proses System Preparation Tool selesai, bagaimanakah cara membuat
image master clone kemudian disimpan pada media lain agar dapat menghemat
penggunaan jumlah harddisk?
BATASAN KEGIATAN
Batasan kegiatan dalam backup-restore system beserta pembuatan manual
penggunaannya ini adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan bootable Software Clonezilla Server dan Clonezilla Live ke media flash
disk yang saat ini media tersebut nyaman digunakan karena murah dan mudah
dibawa.
2. Proses backup-restore system disimpan dalam bentuk image agar dapat diakses
melalui network.
3. Pembuatan manual penggunaan atau tutorial agar proses clone harddisk mudah
dipelajari.
TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN
Tujuan dari kegiatan backup-restore system beserta pembuatan manual
penggunaannya ini adalah sebagai berikut:
1. Efisiensi dalam penggunaan waktu pada instalasi Operating System beserta
Software Application di bawahnya.
2. Kemudahan dalam pekerjaan maintenance jika terjadi kerusakan software atau
perubahan konfigurasi sistem akibat human error pada suatu praktikum yang telah
berlangsung.
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah memberikan kemudahan dan
efisiensi bagi staf teknisi komputer atau laboran dalam menangani troubleshooting
software, serta memperlancar kegiatan belajar mengajar praktikum bagi
intruktur/dosen kepada praktikan (peserta praktikum).
TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN
Di dalam pekerjaan ini terdapat beberapa tahapan kegiatan, diantaranya adalah:
Persiapan
Beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum dimulai proses backup sebuah harddisk
adalah:
- Software Clonezilla
Software Clonezilla digunakan untuk penyalinan yang bersifat local harddisk.
Download software didapat dari website resminya di http://clonezilla.org. Ada dua
pilihan media yang tersedia, yakni berkas ISO yang bisa dijadikan bootable CD atau
berkas zip yang bisa dipasang pada USB flash disk. Adapun detail berkas ISO
ataupun ZIP yang akan diunduh juga terdapat spesifikasi arsitektur CPU yang
dibutuhkan dalam komputer target yang akan diinstall.
Pada kegiatan ini berkas yang diunduh adalah ZIP yang akan dipasang pada dua
buah USB flash disk. Adapun ZIP yang diunduh untuk spesifikasi arsitektur AMD64
untuk bootable i-Mac, dan i686-PAE untuk bootable personal komputer berbasis
intel.
- Software DRBL
Software DRBL digunakan untuk penyalinan harddisk secara network. Download
software didapat dari website resminya di https://DRBL.org/download. Seperti halnya
pada Clonezilla, berkas yang tersedia ada ISO dan ZIP disamping itu juga terdapat
spesifikasi arsitektur CPU yang dibutuhkan dalam komputer target yang akan
diinstall.
Pada kegiatan ini berkas yang diunduh adalah ZIP yang akan dipasang pada satu
buah USB flash disk. Adapun ZIP yang diunduh untuk spesifikasi arsitektur i686-PAE
untuk bootable personal komputer berbasis Intel.
- Harddisk Master dan Target
Perlu diperhatikan bahwa harddisk backup atau bisa disebut dengan harddisk target
yang akan digunakan sebagai media penyimpanan minimal ukuran kapasitas
Megabyte-nya sama dengan ukuran harddisk master, semisal kapasitas harddisk
master 500GB maka minimal yang dibutuhkan kapasitas untuk harddisk target
adalah 500GB.
Pada kegiatan ini, harddisk yang digunakan sebagai backup hasil clone untuk unit
i-Mac menggunakan satu buah harddisk Portable kapasitas 1,5 TB dan satu buah
harddisk Portable kapasitas 1,5 TB untuk menyimpan file imagenya. Sedangkan
untuk personal komputer berbasis Intel membutuhkan satu buah harddisk internal
kapasitas 2 TB untuk menyimpan file image clone yang terdiri dari tujuh spesifikasi
mainboard yang berbeda jenis.
Proses System Preparation Tool
Setelah proses pembuatan harddisk master selesai, maka selanjutnya menjalankan
proses System Preparation Tool (sysprep). Di dalam ini sysprep ini terdapat pilihan
Generalisasi, fitur ini memungkinkan adanya pengaturan hardware yang tak sama.
Selain itu sysprep memberikan beberapa manfaat yang diantaranya:
1. Menghapus sistem data dari Windows
Sysprep mampu menghapus semua informasi khusus pada sistem Windows yang di
install, termasuk juga tanda pengenal keamanan komputer yang dikenal dengan
istilah SID.
2. Mengkonfigurasi Windows ke modus Audit
Modus Audit memungkinkan untuk menginstall aplikasi pihak ketiga atau perangkat
driver, serta menguji fungsionalitas dari sebuah komputer.
3. Mengkonfigurasi ke Windows Welcome
Secara umum, sysprep dapat mengkonfigurasi sistem boot ke Windows Welcome
sebelum memberikan informasi owner. Selain itu, sysprep dapat mengatur ulang
Windows Product Activation hingga tiga kali.
Berikut adalah langkah-langkah melakukan proses System Preparation Tool:
Setelah komputer shutdown, maka tahap selanjutnya adalah melakukan image
master menggunakan software clonezilla dan kemudian image master tersebut di-
clone via jaringan LAN ke sejumlah PC target menggunakan software DRBL.
Mengenai langkah-langkah image master menggunakan software clonezilla dan
clone via jaringan LAN ke sejumlah PC target menggunakan software DRBL dibahas
pada subbab Proses Backup di bawah.
Jika image master berhasil melakukan restore ke beberapa PC target
menggunakan jaringan LAN, maka berikut ini adalah tampilan PC target yang
dinyalakan:
Proses Backup
- Software Clonezilla
Setelah pembuatan tujuh buah master harddisk dengan spesifikasi mainboard
berbasis intel yang berbeda jenis dan satu buah master unit i-Mac selesai yang
masing-masing di dalamnya telah terinstalasi Operating System beserta Software
Application yang dibutuhkan, maka tahap selanjutnya adalah membuat harddisk
backup dengan menggunakan software Clonezilla Live yang sudah terpasang pada
USB flash disk. Proses backup harddisk master pada langkah ini akan menghasilkan
tujuh buah harddisk internal kapasitas 500 GB untuk spesifikasi mainboard berbasis
Intel dan satu buah harddisk portable kapasitas 2 TB untuk unit i-Mac.
Membuat USB Bootable CloneZilla dengan Rufus
Saat ini media instalasi Sistem Operasi atau menjalankan live cd tidak lagi harus
menggunakan DVD Drive lagi, tapi bisa menggunakan flashdisk. Bila menggunakan
DVD Drive harus melakukkan Burn DVD blank. Pada flashdisk bisa menggunakan
software untuk menjadikan flashdisk sebagai media boot Sistem Operasi. Pada
tutorial ini akan digunakan software rufus untuk membuat USB bootable.
1. Persiapan
Ada beberapa yang harus dipersiapkan untuk membuat USB Bootable CloneZilla
dengan flashdisk:
Flashdisk min 1 GB
Software rufus, unduh di https://rufus.ie/
CloneZilla, unduh di https://clonezilla.org/downloads.php
Novicorp Bootable USB Test, unduh di https://www.majorgeeks.com/files/
details/bootable_usb_test.html
2. Langkah–langkah
Masukkan flashdisk pada port komputer atau laptop
Jalankan Software Rufus, Klik Device Pilih flashDisk, Klik Select, Pilih ISO
CloneZilla, kemudian klik Start
Buka Software Novicorp Bootable USB Test, Klik USB or HDD, Pilih Flashdisk,
kemudian klik Start
Bila USB Bootable CloneZilla berfungsi, maka muncul seperti ini
Membuat Image Master
Secara umum Clonezilla tidak memiliki user interface yang menarik, tidak ada GUI
(Graphical User Interface). Tampilan yang muncul semuanya hanya berupa teks saja
Bagi user yang asing dengan Linux, mungkin tampilan seperti ini kurang familiar.
Namun jangan kuatir, Clonezilla cukup mudah digunakan. Asal kita mau membaca
baik-baik setiap informasi tampilan yang muncul. Adapun langkah-langkah yang
kami ulas di sini dapat diikuti dengan jelas. Karena tampilan menu yang digunakan
semuanya berbasis teks, maka kita perlu menggunakan tombol panah atas/bawah
untuk mengarahkan kursor (menu yang terpilih di-highlight merah), tombol Tab, dan
Enter untuk memilih/mengaktifkan menu tertentu.
Kita akan diminta memilih bahasa yang akan digunakan untuk menu-menu
selanjutnya. Cukup tekan Enter untuk memilih default bahasa Inggris.
Tampilan berikutnya adalah pilihan untuk mengganti keymap. Ini berhubungan
dengan pengaturan keyboard (misalnya piliah layout QWERTY atau DVORAK, dan
sebagainya). Penulis sendiri tidak menggunakan pilihan ini & memilih “Don’t touch
keymap”
Sampailah pada menu utama Clonezilla seperti tampilan berikut ini. Untuk memulai
masuk ke menu utama Clonezilla, tekan Enter pada pilihan “Start Clonezilla”.
Kita akan disodori 2 pilihan seperti tampilan berikut ini :
Dua pilihan tersebut adalah :
o device-image : pilihan ini digunakan bila kita ingin membuat backup dari
harddisk ke image & sebaliknya bila kita ingin melakukan
restore dari image.
o device-device : pilihan ini digunakan bila kita ingin melakukan “cloning” dari
sebuah harddisk ke harddisk yang lain.
Pada contoh ini penulis ingin membuat backup harddisk menjadi sebuah backup
image. Tekan Enter untuk melanjutkan ke langkah berikutnya. Karena penulis
memilih untuk bekerja dengan “device-image”, Clonezilla akan meminta untuk
menentukan di mana lokasi tempat menyimpan “image” hasil backup.
Ada beberapa pilihan yang tersedia untuk menempatkan image hasil backup:
o local_dev : ini dipakai bila tempat penyimpanan image berada pada
komputer yang sama, misalnya bila kita ingin menggunakan
USB harddisk eksternal untuk menyimpan hasil backup.
o SSH server : bila kita ingin menyimpan image hasil backup ke komputer lain
melalui protokol SSH.
o Samba server : pilihan ini memungkinkan kita untuk menyimpan image hasil
backup ke Windows share folder.
o NFS server : kita juga bisa memilih untuk menyimpan image hasil backup ke
NFS server.
Pada contoh ini penulis ingin menyimpan hasil backup pada sebuah USB flashdisk.
Penulis arahkan pilihan pada local_dev lalu menekan Enter. Clonezilla akan
memberitahu kita untuk memasangkan USB disk dan menunggu sekitar 5 detik
sampai USB disk tersebut dikenali oleh OS. Tampilan yang muncul seperti berikut
ini :
Untuk melanjutkan proses kita tinggal menekan tombol Enter.
Clonezilla akan mencoba mendeteksi semua media harddisk yang terpasang pada
komputer ini, baik harddisk internal maupun harddisk eksternal yang terpasang
pada port USB:
Pada contoh ini USB flashdisk akan dikenali sebagai /dev/sdb1. Penulis tinggal
mengarahkan kursor ke baris kedua tersebut dan menekan Enter untuk
melanjutkan proses backup.
Jika dalam USB tersebut terdapat beberapa folder, kita bisa memilih folder untuk
menyimpan hasil backup. Pada contoh ini USB penulis masih kosong, jadi yang
muncul hanya pilihan “Top_directory_in_the_local_device” seperti tampilan berikut
ini :
Jika ada folder dalam media USB tadi, tampilannya menjadi seperti contoh berikut
ini :
Meskipun demikian hanya folder yang ada pada top directory yang bisa digunakan.
Misalnya kita tidak bisa memilih lagi subfolder “Backup_Laptop” dalam folder
“Backup” tersebut. Setelah memilih folder, kita tinggal menekan tombol Enter untuk
melanjutkan.
Clonezilla akan melakukan mounting USB disk tersebut pada direktori
/home/partimag seperti tampilan berikut ini :
Tekan tombol Enter untuk melanjutkan ke proses berikutnya.
Pada langkah berikutnya kita diberi pilihan untuk menentukan apakah ingin
menggunaan mode yang sederhana (Beginner) atau yang lebih teknis (Expert).
Penulis pilih mode Beginner kemudian menekan Enter untuk melanjutkan proses:
Pada langkah ini kita bisa memilih bagian hardisk mana yang akan di-backup.
Opsi savedisk berguna bila kita ingin membuat full-backup dari sebuah harddisk,
sementara pilihan saveparts bila kita ingin mem-backup partisi tertentu saja. Pada
contoh ini penulis ingin membuat full-backup dari internal harddisk, jadi saya pilih
menu savedisk.
Selanjutnya penulis diminta untuk memasukkan nama image hasil backup:
Tekan tombol Enter untuk melanjutkan ke proses berikutnya.
Langkah selanjutnya kita harus menentukan harddisk mana yang akan di-backup
(dengan kata lain kita memilih mana backup source-nya). Pada contoh ini penulis
ingin mem-backup Operating System Windows 7 Dan Ubuntu 14.04 . Harddisk
internal tersebut dikenali sebagai /dev/sda seperti contoh di bawah ini:
Kita dapat memilih untuk melakukan filesystem check (seperti fsck) terlebih dahulu
pada backup source :
Penulis memilih untuk tidak melakukan filesystem check, membiarkan kursor pada
opsi “Skip checking/repairing source filesystem” & menekan tombol Enter untuk
melanjutkan proses.
Demikian pula pada hasil backup, kita bisa memilih untuk melakukan cek pada
hasil backup-nya seperti pada tampilan menu berikut ini :
Dengan opsi cek ini kita ingin memastikan bahwa hasil backup nantinya bisa
digunakan untuk proses restore. Percuma saja kita membuat backup bila nantinya
hasil backup tersebut tidak bisa dipakai untuk mengembalikan sistem pada kondisi
semula. Dengan kata lain proses cek ini memastikan backup image-nya
“restorable”.