back_up AD_ART

40
Lampiran Ketetapan Mahasabha V KMHDI  Nomor : II/TAP/MAHASABHA V/KMHDI/IV/20 06 Tentang : Anggara n Dasar dan Anggara n Rumah Tangga KMHDI ANGGARAN DASAR KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA PURWAKA Atas Asung Kerta Wara Nugraha Hyang Widhi Wasa, kami menyadari tugas mahasiswa Hindu Indonesia untuk mengabdi bagi agama dan negara. Dengan mendasarkan diri pada nilai-nilai Veda, mahasiswa Hindu Indonesia berusaha mewujudkan intelektual Hindu yang Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma. Sebagai bagian tak terpisahkan dari bangsa Indonesia, mahasiswa Hindu Indonesia  berusaha mencapai tujuan Indonesia Merdeka yang berlandaskan Pancasila. Mahasiswa Hindu Indonesia berkeyakinan bahwa hukum dan demokrasi harus menjadi dasar praktek kenegaraan sehingga nilai-nilai kebebasan, keadilan dan solidaritas yang dianut oleh rakyat Indonesia dapat dipertahankan dan dikembangkan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, kami, mahasiswa Hindu Indonesia membentuk organisasi KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA sebagai wadah pemersatu dan alat pendidikan kader yang bertujuan untuk memperbesar jumlah kader mahasiswa Hindu yang berkualitas. KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA meletakkan tanggung  jawab di pundaknya untu k membentuk kader mahasiswa Hindu Indon esia yang religius, humanis, nasionalis serta berpikiran progresif. Untuk itu disusunlah ANGGARAN DASAR KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA, sebagai berikut : BAB I KETENTUAN UMUM  NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 (1) Organisasi ini bernama Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia yang disingkat dengan KMHDI. (2) KMHDI dibentuk di Denpasar pada Hari Jumat, tanggal 3 September 1993 sampai  batas waktu yang tidak ditentukan. (3) KMHDI berkedudu kan di ibu kota negara.

Transcript of back_up AD_ART

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 1/40

Lampiran Ketetapan Mahasabha V KMHDI

 Nomor : II/TAP/MAHASABHA V/KMHDI/IV/2006

Tentang : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KMHDI

ANGGARAN DASAR 

KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA

PURWAKA

Atas Asung Kerta Wara Nugraha Hyang Widhi Wasa, kami menyadari tugas

mahasiswa Hindu Indonesia untuk mengabdi bagi agama dan negara. Dengan

mendasarkan diri pada nilai-nilai Veda, mahasiswa Hindu Indonesia berusaha

mewujudkan intelektual Hindu yang Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma.

Sebagai bagian tak terpisahkan dari bangsa Indonesia, mahasiswa Hindu Indonesia

 berusaha mencapai tujuan Indonesia Merdeka yang berlandaskan Pancasila.

Mahasiswa Hindu Indonesia berkeyakinan bahwa hukum dan demokrasi harus

menjadi dasar praktek kenegaraan sehingga nilai-nilai kebebasan, keadilan dan

solidaritas yang dianut oleh rakyat Indonesia dapat dipertahankan dan dikembangkan.

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, kami,

mahasiswa Hindu Indonesia membentuk organisasi KESATUAN MAHASISWA

HINDU DHARMA INDONESIA sebagai wadah pemersatu dan alat pendidikan kader 

yang bertujuan untuk memperbesar jumlah kader mahasiswa Hindu yang berkualitas.KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA meletakkan tanggung

 jawab di pundaknya untuk membentuk kader mahasiswa Hindu Indonesia yang

religius, humanis, nasionalis serta berpikiran progresif.

Untuk itu disusunlah ANGGARAN DASAR KESATUAN MAHASISWA HINDU

DHARMA INDONESIA, sebagai berikut :

BAB I

KETENTUAN UMUM

 NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

(1) Organisasi ini bernama Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia yang

disingkat dengan KMHDI.

(2) KMHDI dibentuk di Denpasar pada Hari Jumat, tanggal 3 September 1993 sampai

 batas waktu yang tidak ditentukan.

(3) KMHDI berkedudukan di ibu kota negara.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 2/40

BAB II

AZAS, SIFAT DAN TUJUAN

Pasal 2

KMHDI berazaskan Pancasila.

Pasal 3

1. KMHDI bersifat nasionalistik dan independen.

2. KMHDI bernafaskan Hindu.

Pasal 4

(1) KMHDI bertujuan menumbuhkembangkan semangat religiusitas, humanisme,

nasionalisme dan progresifitas mahasiswa Hindu Indonesia dalam rangka turut serta

 berperan aktif dalam pembangunan umat dan masyarakat nasional.

(2) KMHDI bertujuan untuk memelihara dan mengembangkan semangat persatuan

dan kesatuan bangsa yang berkeadilan sosial.

(3) KMHDI bertujuan menggali dan mengembangkan potensi mahasiswa Hindu

Indonesia.

BAB III

KEGIATAN ORGANISASI

Pasal 5

1. Kegiatan KMHDI bercirikan intelektualitas dan profesionalisme.

2. Segala kegiatan organisasi harus sesuai dengan azas, sifat dan tujuan yang

diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

3. Kegiatan KMHDI baik pusat maupun daerah dilaksanakan sesuai dengan

 program yang tercantum dalam Garis-Garis Besar Haluan Organisasi yang

menjadi ketetapan dalam Mahasabha.

4. Dalam melaksanakan programnya, KMHDI dapat mengadakan kerjasamadengan organisasi atau dengan lembaga lainnya.

5. Hubungan kerja sama antara KMHDI dengan lembaga lain diatur dengan

ketentuan tersendiri di dalam Anggaran Rumah Tangga.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 3/40

BAB IV

KEANGGOTAAN

Pasal 6

(1) Anggota KMHDI adalah Mahasiswa Hindu Indonesia yang sedang atau telah

menyelesaikan studinya, dan memenuhi persyaratan keanggotan sebagaimana

dimaksud dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan peraturan organisasi.

(2) Keanggotaan KMHDI bersifat aktif.

Pasal 7

Anggota KMHDI seperti yang dimaksud dalam Pasal 6, harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut :

1. Mahasiswa Indonesia.

2. Beragama Hindu.

3. Mendaftarkan diri sebagai anggota, mentaati, melaksanakan Anggaran Dasar,

Anggaran Rumah Tangga, Garis-garis Besar Haluan Organisasi, dan peraturan

KMHDI lainnya yang telah ditetapkan.

4. Umur anggota maksimal 30 tahun bila masih berstatus mahasiswa, atau tiga

tahun setelah menyelesaikan masa studi.

5. Aktif mengikuti kegiatan organisasi KMHDI.

Pasal 8

Anggota KMHDI yang telah mencapai umur lebih dari 30 tahun atau telah melebihi

tiga tahun purna studinya sebagai Mahasiswa, namun yang bersangkutan masih

sedang menjabat dalam kepengurusan KMHDI maka keanggotaannya dapat

diperpanjang sampai habis masa jabatannya dan tidak dapat dipilih lagi sebagai

 pengurus KMHDI.

BAB V

HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 9

Anggota mempunyai hak :

1. Hak Bicara adalah hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan

usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tulisan.

2. Hak Suara adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan sesuai

dengan susunan organisasi.

3. Hak Memilih adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 4/40

4. Hak Dipilih adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.

5. Hak Membela Diri adalah hak untuk memberikan penjelasan atas pernyataan, sikap

dan tindakan yang langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap KMHDI.

6. Hak memperoleh perlindungan dan perlakuan yang adil dari organisasi .

7. Hak memperoleh pembinaan, pendidikan, dan latihan dari organisasi.

8. Hak meminta dan menilai pertanggungjawaban pimpinan.

Pasal 10

Setiap anggota berkewajiban :

1. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik organisasi.

2. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, peraturan organisasi

dan disiplin organisasi.

3. Aktif melaksanakan program-program KMHDI.

4. Membayar iuran anggota berupa iuran pokok dan iuran wajib.

5. Memberi dukungan secara materiial dan spiritual bagi kegiatan KMHDI.

BAB VI

BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN

Pasal 11

Status keanggotaan KMHDI berakhir karena :

1. Meninggal dunia.

2. Mengundurkan diri secara tertulis.

3. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik maupun underbouwnya.

4. Tidak memenuhi ketentuan administrasi yang diatur lebih lanjut dalam

 peraturan organisasi.

5. Melanggar ketentuan Disiplin Organisasi yang selanjutnya diatur dalam

Anggaran Rumah Tangga.

BAB VII

PERPINDAHAN ANGGOTA

Pasal 12

Anggota KMHDI dapat melaksanakan perpindahan administrasi keanggotaan antar 

struktur pimpinan KMHDI.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 5/40

Pasal 13

Perpindahan administrasi anggota KMHDI dilaksanakan atas persetujuan kedua belah

 pihak yaitu pihak pemohon dan pihak penerima.

BAB VIII

STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 14

(1) KMHDI di tingkat nasional disebut Pimpinan Pusat KMHDI yang selanjutnya

disingkat PP KMHDI.

(2) KMHDI di tingkat propinsi atau wilayah disebut Pimpinan Daerah KMHDI yang

selanjutnya disingkat PD KMHDI.

(3) KMHDI di tingkat kabupaten atau kota disebut Pimpinan Cabang KMHDI yang

selanjutnya disingkat PC KMHDI.

(4) KMHDI ditingkat basis disebut Komisariat KMHDI.

PIMPINAN PUSAT

Pasal 15

1. PP KMHDI adalah badan pelaksana tertinggi KMHDI di tingkat nasional yangdiatur dengan syarat-syarat tersendiri dalam Anggaran Rumah Tangga.

2. Mekanisme pemilihan, penetapan dan pengangkatan Pengurus PP KMHDI

selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 16

Tugas dan tanggung jawab PP KMHDI meliputi:

1. Memimpin kegiatan organisasi di tingkat nasional baik ke luar maupun ke

dalam oraganisasi.

2. Mengkoordinasikan seluruh PD KMHDI dan badan-badan penunjang guna pelaksanaan ketetapan Mahasabha.

3. Pengurus PP KMHDI wajib mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan

kegiatan organisasi kepada Mahasabha.

PIMPINAN DAERAH

Pasal 17

1. PD KMHDI adalah badan pelaksana tertinggi KMHDI di tingkat propinsi atau

wilayah yang diatur dengan syarat-syarat tersendiri dalam Anggaran Rumah

Tangga.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 6/40

2. Mekanisme pemilihan, penetapan dan pengangkatan Pengurus PD KMHDI

selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 18

Tugas dan tanggung jawab PD KMHDI meliputi:

1. Memimpin seluruh kegiatan organisasi ke luar dan ke dalam sesuai dengan

wilayah kerja masing-masing.

2. Mengkoordinasikan seluruh PC KMHDI dan badan-badan penunjang guna

 pelaksanaan ketetapan Mahasabha dan Lokasabha.

3. Pengurus PD KMHDI wajib mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan

kegiatan organisasi kepada Lokasabha.

PIMPINAN CABANG

Pasal 19

1. PC KMHDI adalah badan pelaksana tertinggi KMHDI di tingkat kabupaten

atau kota yang diatur dengan syarat-syarat tersendiri dalam Anggaran Rumah

Tangga.

2. Mekanisme pemilihan, penetapan dan pengangkatan Pengurus PC KMHDI

selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 20

Tugas dan tanggung jawab PC KMHDI meliputi:

1. Memimpin seluruh kegiatan organisasi ke luar dan ke dalam sesuai dengan

wilayah kerja masing-masing.

2. Mengkoordinasikan seluruh Komisariat KMHDI dan badan-badan penunjang

guna pelaksanaan ketetapan Mahasabha, Lokasabha dan Sabha.

3. Pengurus PC KMHDI wajib mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan

kegiatan organisasi kepada Sabha.

KOMISARIAT

Pasal 21

1. Komisariat KMHDI adalah badan koordinasi KMHDI di tingkat basis yang

diatur dengan syarat-syarat tersendiri dalam Anggaran Rumah Tangga.

2. Mekanisme pemilihan, penetapan dan pengangkatan Pengurus Komisariat

KMHDI selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 22

Tugas dan tanggung jawab Komisariat KMHDI meliputi:

1. Mengkoordinasikan anggota KMHDI guna pelaksanaan ketetapan Mahasabha,Lokasabha, dan Sabha.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 7/40

2. Pengurus Komisariat KMHDI wajib mempertanggungjawabkan seluruh

tugasnya kepada Rapat Pimpinan organisasi KMHDI yang secara hirarki

 bertanggung jawab dalam wilayah kerjanya.

BAB IX

PERMUSYAWARATAN

Pasal 23

Permusyawaratan KMHDI terdiri dari :

1. Mahasabha.

2. Loka Sabha.

3. Sabha.

4. Sabha Khusus.

5. Rapat Kerja (Raker)6. Rapat Koordinasi (Rakor)

7. Rapat Pimpinan (Rapim)

Pasal 24

Mahasabha adalah forum tertinggi dari KMHDI yang berwenang:

1. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang merupakan

aturan tertinggi organisasi KMHDI.

2. Memilih, menetapkan, meminta dan menilai pertanggungjawaban pengurusPimpinan Pusat KMHDI.

3. Merumuskan dan menetapkan Garis Garis Besar Haluan Organisasi KMHDI.

4. Merumuskan dan menetapkan Struktur Organisasi dan Sistem Kerja

Organisasi di tingkat Nasional

5. Menetapkan keputusan dan ketetapan lainnya.

Pasal 25

Lokasabha adalah forum tertinggi dari KMHDI di tingkat propinsi atau wilayah

yang berrwenang:

1. Memilih, menetapkan, meminta dan menilai pertanggungjawaban pengurus

Pimpinan Daerah.

2. Merumuskan dan menetapkan keputusan tentang Garis Garis Besar Program

Kerja Daerah (GBPK).

3. Merumuskan dan menetapkan Struktur Organisasi dan Sistem Kerja

Organisasi di tingkat daerah/ wilayah.

4. Menetapkan keputusan dan ketetapan lainnya.

Pasal 26

Sabha adalah forum tertinggi dari KMHDI di tingkat kabupaten atau kota yang berwenang:

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 8/40

1. Memilih, menetapkan, meminta dan menilai pertanggungjawaban pengurus

Pimpinan Cabang

2. Merumuskan dan menetapkan keputusan tentang Garis Garis Besar Program

Kerja Cabang (GBPK).

3. Merumuskan dan menetapkan Struktur Organisasi dan Sistem Kerja

Organisasi di tingkat cabang.4. Menetapkan keputusan dan ketetapan lainnya.

Pasal 27

Sabha Khusus adalah permusyawaratan yang sifatnya khusus yang meliputi :

1. Mahasabha Luar Biasa adalah Forum kekuasaan tertinggi organisasi yang

 bersifat khusus dan memiliki kekuasaan yang sama dengan Mahasabha dan

dapat diadakan setiap saat apabila dikehendaki oleh minimal 2/3 (dua pertiga)

dari jumlah PD KMHDI dan PC KMHDI.

2. Lokasabha Luar Biasa adalah Forum kekuasaan tertinggi organisasi ditingkatdaerah yang bersifat khusus dan memiliki kekuasaan yang sama dengan

Lokasabha dan dapat diadakan setiap saat apabila dikehendaki oleh minimal

2/3 (dua pertiga) jumlah PC KMHDI setempat atau dikehendaki oleh minimal

dua pertiga jumlah anggota.

3. Sabha Luar Biasa adalah Forum kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat

cabang yang bersifat khusus dan memiliki kekuasaan yang sama dengan Sabha

dan dapat diadakan setiap saat apabila dikehendaki oleh minimal 2/3 (dua

 pertiga) jumlah anggota.

Pasal 28

Hal-hal yang bersifat khusus yang dimaksud dalam pasal 27 akan diatur lebih

lanjut dalam ART KMHDI

Pasal 28

1. Raker adalah rapat kerja pengurus yang dilaksanakan segera setelah

Mahasabha atau Lokasabha atau Sabha.

2. Raker di tingkat PP KMHDI disebut Rapat Kerja Nasional disingkat Rakernas.3. Raker di tingkat PD KMHDI disebut Rapat Kerja Daerah disingkat Rakerda.

4. Raker di tingkat PC KMHDI disebut Rapat Kerja Cabang disingkat Rakercab.

5. Raker bertujuan untuk merumuskan program kerja pengurus selama 1 (satu)

 periode kepengurusan sesuai dengan ruang lingkup tugas masing-masing.

Pasal 29

1. Rakor adalah rapat koordinasi antar pimpinan organisasi yang diadakan sesuai

dengan susunan organisasi dan dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali

diantara 2 permusyawaratan tertinggi dari masing-masing struktur pimpinan

KMHDI.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 9/40

2. Rakor di tingkat PP KMHDI disebut Rapat Koordinasi Nasional disingkat

Rakornas.

3. Rakor di tingkat PD KMHDI disebut Rapat Koordinasi Daerah disingkat

Rakorda.

4. Rakor di tingkat PC KMHDI disebut Rapat Koordinasi Cabang disingkat

Rakorcab.5. Rakor bertujuan untuk mengevaluasi dan koordinasi program kerja sesuai

dengan ruang lingkup tugas masing-masing.

Pasal 30

1. Rapim adalah rapat koordinasi internal pengurus KMHDI yang dilaksanakan

 berdasarkan kebutuhan organisasi.2. Rapim di tingkat PP KMHDI disebut Rapat Pimpinan Nasional disingkat

Rapimnas.

3. Rapim di tingkat PD KMHDI disebut Rapat Pimpinan Daerah disingkat

Rapimda.

4. Rapim di tingkat PC KMHDI disebut Rapat Pimpinan Cabang disingkat

Rapimcab.

5. Rapim berwenang untuk mengambil kebijakan taktis dan strategis organisasi

sesuai dengan ruang lingkup tugas masing-masing.

BAB X

DANA ORGANISASI

Pasal 31

1. Dana KMHDI bersumber dari iuran anggota, donatur dan sumber lain yang

sah dan tidak mengikat.

2. Hal-hal lain mengenai iuran anggota dan pendanaan organisasi KMHDI

ditentukan lebih lanjut dalam peraturan organisasi.

BAB XI

LAMBANG, BENDERA DAN LAGU

Pasal 32

Lambang KMHDI adalah ASTA BRAHMACARYA MARGA NUSANTARA

sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 33

Bendera KMHDI adalah TRI DATU sebagaimana ditentukan dalam PeraturanOrganisasi.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 10/40

Pasal 34

Lagu KMHDI adalah Mars KMHDI sebagaimana ditentukan dalam Peraturan

Organisasi.

BAB XII

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR 

Pasal 35

Perubahan Anggaran Dasar KMHDI dapat dilaksanakan dalam Mahasabha yang

dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½+1 (setengah plus 1) dari jumlah peserta yang

 berhak hadir dan disetujui oleh sekurang-kurangnya ½ + 1 (setengah plus satu) dari

 jumlah peserta yang hadir .

BAB XIII

ATURAN PERALIHAN

Pasal 36

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar KMHDI akan diatur dalam

Anggaran Rumah Tangga atau ketentuan-ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan

dengan Anggaran Dasar.

BAB XIV

PENUTUP

Pasal 37

Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 11/40

ANGGARAN RUMAH TANGGA

KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA

BAB I

KEANGGOTAAN

Pasal 1

1. KMHDI menerapkan Sistem Kaderisasi dalam melakukan pemberdayaan

anggota, yang teknis pelaksanaannya diatur dalam peraturan organisasi.

2. Anggota KMHDI yang ingin mengundurkan diri sebagai anggota, wajib

melakukannya dengan bertanggung jawab dan membuat pernyataan

 pengunduran diri secara tertulis yang ditujukan kepada PC KMHDI dan/atau

PD KMHDI ditempat yang bersangkutan terdaftar sebagai anggota KMHDI

dengan tembusan kepada PP KMHDI.

3. Anggota KMHDI yang mengundurkan diri atau diberhentikan keanggotaannyasebagai anggota KMHDI, tidak diperbolehkan kembali menjadi anggota

KMHDI.

4. Anggota KMHDI akan mendapatkan status sebagai Alumni KMHDI dengan

ketentuan :

a. Secara otomatis, jika yang bersangkutan telah habis masa keanggotaannya

sesuai ketentuan dalam pasal 7 dan 8 Anggaran Dasar KMHDI atau;

 b. Mengundurkan diri sesuai ketentuan ayat 2 dalam pasal ini, dan diakui

oleh KMHDI sebagai Alumni KMHDI melalui Surat Keputusan (SK) dari

PP KMHDI.

BAB II

SUSUNAN DAN WEWENANG PENGURUS

PIMPINAN PUSAT

Pasal 2

1. Susunan pengurus Pimpinan Pusat terdiri dari :

1. Pengurus Inti, yaitu:

a. Presidium PP KMHDI berjumlah 5 (lima) orang.

 b. Sekretaris Umum PP KMHDI berjumlah satu orang.

c. Bendahara Umum PP KMHDI berjumlah satu orang.

2. Pengurus non inti, yaitu:

a. Wakil Sekretaris Umum PP KMHDI.

 b. Wakil Bendahara Umum PP KMHDI.

c. Ketua Departemen dan Anggota Departemen PP KMHDI.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 12/40

1. Penentuan jumlah Pengurus non Inti dapat disesuaikan dengan kebutuhan

organisasi.

1. Pembentukan jumlah Departemen dapat disesuaikan dengan kebutuhan

organisasi.

Pasal 3

1. Pimpinan Pusat KMHDI merupakan badan pelaksana tertinggi organisasi

yang berwenang menentukan kebijakan organisasi dan melaksanakannya

sesuai dengan AD/ART, keputusan-keputusan dan ketetapan-ketetapan

Mahasabha.

2. Presidium PP KMHDI merupakan badan pelaksana tertinggi organisasi

ditingkatan PP KMHDI yang bersifat kolektif yang berwenang penuh

mengambil kebijakan taktis dan strategis untuk urusan organisasi sesuai

dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, ketetapan Mahasabha

dan Keputusan Organisasi KMHDI lainnya.3. Sekretaris Umum PP KMHDI berwenang atas urusan administrasi

organisasi PP KMHDI dan untuk pertama kalinya menggantikan

Presidium PP KMHDI, jika Presidium PP KMHDI berhalangan tidak 

tetap.

4. Bendahara Umum PP KMHDI berwenang untuk melakukan pengelolaan

keuangan dan administrasi keuangan PP KMHDI.

5. Presidium PP KMHDI bersama Sekretaris Umum PP KMHDI berwenang

mengesahkan susunan dan personalia PD KMHDI yang terpilih dalam

Lokasabha.

6. Jika dalam wilayah atau daerah kerja KMHDI belum terbentuk PD

KMHDI, maka PP KMHDI berwenang mengesahkan komposisi dan

 personalia PC KMHDI yang terpilih dalam sabha.

7. Sekretaris Umum dan Bendahara Umum PP KMHDI bertanggung jawab

kepada Presidium PP KMHDI dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

8. Wakil Sekretaris Umum PP KMHDI berwenang menggantikan tugas

Sekretaris Umum PP KMHDI bila Sekretaris Umum PP KMHDI

 berhalangan tidak tetap.

9. Wakil Sekretaris Umum PP KMHDI bertanggung jawab kepada Sekretaris

Umum PP KMHDI dalam pelaksanaan fungsi administrasi dan

 bertanggungjawab secara langsung kepada Presidium PP KMHDI untuk 

urusan organisasi secara umum.10. Wakil Bendahara Umum PP KMHDI berwenang menggantikan tugas

Bendahara Umum PP KMHDI bila Bendahara Umum PP KMHDI

 berhalangan tidak tetap.

11. Wakil Bendahara Umum PP KMHDI bertanggungjawab kepada

Bendahara Umum PP KMHDI dalam menjalankan fungsi administrasi

keuangan dan bertanggungjawab secara langsung kepada Presidium PP

KMHDI untuk urusan organisasi secara umum .

12. Ketua Departemen PP KMHDI bertanggung jawab kepada Presidium PP

KMHDI dalam menjalankan fungsinya masing-masing.

13. Anggota Departemen PP KMHDI bertanggung jawab kepada Ketua

Departemen PP KMHDI dalam menjalankan tugas sesuai dengankewenangan Departemen.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 13/40

14. Kedudukan Sekretaris Umum, Bendahara Umum dan Ketua Departemen

PP KMHDI adalah sejajar.

15. Kedudukan Wakil Sekretaris Umum, Wakil Bendahara Umum dan

Anggota Departemen PP KMHDI adalah sejajar.

PIMPINAN DAERAH

Pasal 4

1. Susunan pengurus PD KMHDI terdiri dari:

1. Pengurus Inti

a. Satu orang Ketua

b. Satu atau dua orang Sekretaris

c. Satu orang Bendahara

1. Pengurus Non Inti

a. Wakil – Wakil Ketua

 b. Wakil Sekretaris

c. Wakil Bendahara

d. Ketua Biro dan Anggota Biro.

2. Penentuan jumlah pengurus non inti dapat disesuaikan dengan kebutuhanorganisasi.

3. Pembentukan jumlah Biro dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.

Pasal 5

1. Pimpinan Daerah KMHDI merupakan badan pelaksanan organisasi tertinggi di

tingkat provinsi atau wilayah.

2. Ketua PD KMHDI berwenang menentukan kebijaksanaan taktis dan strategis

organisasi dan melaksanakan di daerahnya sesuai dengan Anggaran Dasar,

Anggaran Rumah Tangga, ketetapan Mahasabha, Ketetapan Lokasabha dan

Keputusan Organisasi KMHDI lainnya.3. Sekretaris PD KMHDI berwenang atas urusan administrasi organisasi PD

KMHDI.

4. Sekretaris PD KMHDI bertanggungjawab langsung kepada Ketua PD

KMHDI.

5. Ketua PD KMHDI bersama Sekretaris PD KMHDI berwenang

mengesahkan komposisi dan personalia PC KMHDI yang terpilih dalam

Sabha sesuai dengan wilayah kerjanya.

6. Jika dalam wilayah atau daerah kerja KMHDI belum terbentuk PC KMHDI,

maka Ketua PD KMHDI bersama Sekretaris PD KMHDI berwenang

mengesahkan komposisi dan personalia Komisariat KMHDI sesuai dengan

wilayah kerjanya.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 14/40

7. Bendahara PD KMHDI merupakan pengelola administrasi keuangan PD

KMHDI.

8. Bendahara PD KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Ketua PD

KMHDI.

9. Wakil Ketua PD KMHDI betugas membantu tugas ketua dalam urusan

organisasi baik ke dalam maupun ke luar.10. Wakil Ketua PD KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Ketua PD

KMHDI.

11. Wakil Sekretaris PD KMHDI berwenang menggantikan tugas Sekretaris PD

KMHDI bila Sekretaris PD KMHDI berhalangan tetap dan tidak tetap.

12. Wakil Sekretaris PD KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Sekretaris

dalam pelaksanaan fungsi administrasi dan bertanggungjawab secara langsung

kepada Ketua PD KMHDI untuk urusan organisasi secara umum.

13. Wakil Bendahara PD KMHDI berwenang menggantikan tugas Bendahara PD

KMHDI bila Bendahara PD KMHDI berhalangan tetap dan tidak tetap.

14. Wakil Bendahara PD KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Bendahara

PD KMHDI dalam pelaksanaan fungsi administrasi keuangan dan bertanggung jawab langsung kepada Ketua PD KMHDI untuk urusan

organisasi secara umum.

15. Ketua Biro dan Non Biro PD KMHDI bertanggung jawab langsung kepada

Ketua PD KMHDI dalam menjalankan fungsinya masing-masing yang dalam

 pelaksanaaannya dapat dikoordinasikan oleh Wakil-Wakil Ketua PD KMHDI.

16. Kedudukan Sekretaris, Bendahara, Wakil – Wakil Ketua dan Ketua-Ketua

Biro PD KMHDI adalah sejajar.

17. Kedudukan Wakil Sekretaris Wakil Bendahara dan Anggota Biro PD KMHDI

adalah sejajar.

18. Jika Ketua PD KMHDI berhalangan tidak tetap maka untuk pertama kalinya

sekretaris atau wakil ketua akan menggantikannya.

PIMPINAN CABANG

Pasal 6

1. Susunan Pengurus PC KMHDI terdiri dari :

1. Pengurus Inti, yaitu:

a.Satu orang Ketua b. Satu atau dua orang Sekretaris

c.Satu orang Bendahara

2. Pengurus Non Inti, yaitu:

a.Wakil – Wakil Ketua

 b. Wakil Sekretaris

c.Wakil Bendahara

d. Ketua Bidang dan Anggota Bidang

1. Penentuan jumlah Pengurus Non Inti dapat disesuaikan dengan kebutuhanorganisasi.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 15/40

1. Pembentukan jumlah Bidang dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.

Pasal 7

1. Pimpinan Cabang KMHDI merupakan badan pelaksanan organisasi tertinggi

di tingkat kota atau kabupaten.2. Ketua PC KMHDI berwenang menentukan kebijaksanaan taktis dan strategis

organisasi dan melaksanakan di Cabangnya sesuai dengan Anggaran Dasar,

Anggaran Rumah Tangga, ketetapan Mahasabha, Ketetapan Lokasabha dan

Keputusan Organisasi KMHDI lainnya.

3. Sekretaris PC KMHDI berwenang atas urusan administrasi organisasi PC

KMHDI dan untuk pertama kalinya menggantikan Ketua PC KMHDI, jika

Ketua PC KMHDI berhalangan tidak tetap.

4. Sekretaris PC KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Ketua PC

KMHDI.

5. Ketua PC KMHDI bersama Sekretaris PC KMHDI berwenang

mengesahkan komposisi dan personalia Komisariat KMHDI dalam wilayahkerjanya.

6. Bendahara PC KMHDI merupakan pengelola administrasi keuangan PC

KMHDI.

7. Bendahara PC KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Ketua PC

KMHDI.

8. Wakil - Wakil Ketua PC KMHDI bertugas membantu tugas Ketua PC

KMHDI dalam urusan organisasi baik ke dalam maupun ke luar.

9. Wakil – Wakil Ketua PC KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Ketua

PC KMHDI.

10. Wakil Sekretaris PC KMHDI berwenang menggantikan tugas Sekretaris PC

KMHDI bila Sekretaris PC KMHDI berhalangan tetap dan tidak tetap.

11. Wakil Sekretaris PC KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Sekretaris

dalam pelaksanaan fungsi administrasi dan bertanggungjawab secara langsung

kepada Ketua PC KMHDI untuk urusan organisasi secara umum.

12. Wakil Bendahara PC KMHDI berwenang menggantikan tugas Bendahara PC

KMHDI bila Bendahara PC KMHDI berhalangan tetap dan tidak tetap.

13. Wakil Bendahara PC KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Bendahara

dalam pelaksanaan fungsi administrasi keuangan dan bertanggungjawab secara

langsung kepada Ketua PC KMHDI untuk urusan organisasi secara umum.

14. Ketua Bidang dan Non Bidang PC KMHDI bertanggung jawab langsung

kepada Ketua PC KMHDI dalam menjalankan fungsinya masing-masing yangdalam pelaksanaaannya dapat dikoordinasikan oleh Wakil – Wakil Ketua PC

KMHDI.

15. Kedudukan Sekretaris, Bendahara, Wakil – Wakil Ketua dan Ketua-Ketua

Bidang PC KMHDI adalah sejajar.

16. Kedudukan Wakil Sekretaris, Wakil Bendahara dan Anggota Bidang adalah

sejajar.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 16/40

KOMISARIAT

Pasal 8

Susunan pengurus Komisariat terdiri dari :

1. Seorang Koordinator 

2. Seorang Wakil Koordinator 

Pasal 9

Komisariat ditetapkan dan bertanggungj jawab melalui Rapim PD KMHDI atau

Rapim PC KMHDI disesuiakan dengan wilayah kerja komisariat tersebut.

DEPARTEMEN, BIRO DAN BIDANG

Pasal 10

1. Pada tingkat pusat dibentuk Departemen, pada tingkat daerah dibentuk Biro,

dan pada tingkat Cabang dibentuk Bidang.

2. Departemen, Biro dan Bidang adalah badan penunjang organisasi yang

merupakan sarana pelaksana kegiatan dan wajib berkoordinasi satu sama

lainnya.

3. Restrukturisasi jumlah Departemen, Biro atau Bidang di masing-masingtingkatan organisasi dapat dilakukan dalam Rapim yang telah memenuhi

 persyaratan quorum.

LEMBAGA-LEMBAGA

Pasal 11

1. Lembaga adalah sarana penunjang untuk menjalankan kegiatan organisasi dan

kegiatan dalam bidang tertentu, sesuai dengan kebijaksanaan dasar yang

ditetapkan oleh pengurus organisasi pada masing-masing tingkatan.

2. Pada setiap tingkatan organisasi dapat dibentuk Lembaga Non Departemen,Lembaga Non Biro, Lembaga Non Bidang yang sesuai dengan kebutuhan.

3. Lembaga tersebut pada pasal 11 ayat 2 ini dapat dibentuk oleh Presidium PP

KMHDI atau Ketua PD KMHDI atau Ketua PC KMHDI disesuaikan dengan

kebutuhan dan tingkatan organisasi.

4. Mekanisme pembentukan dan jenis Lembaga akan diatur lebih lanjut dalam

 peraturan organisasi.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 17/40

BAB III

PERMUSYAWARATAN

Pasal 12

1. Mahasabha dihadiri oleh :

1. Peserta yang terdiri dari :

a. Pengurus PP KMHDI

 b. Utusan PD KMHDI

c. Utusan PC KMHDI

1. Peninjau yang ditentukan oleh PP KMHDI.

1. Mahasabha dilaksanakan 2 (dua) tahun sekali.

2. Pelaksana dan penanggung jawab Mahasabha adalah PP KMHDI.

Pasal 13

1. Lokasabha dihadiri oleh :

1. Peserta yang terdiri dari:

a. Pengurus PD KMHDI.

 b. Utusan PC KMHDI dan/atau anggota PD KMHDI.

1. Peninjau yang terdiri dari :

a. Utusan PP KMHDI.

 b. Peninjau yang telah ditentukan oleh PD KMHDI.

1. Lokasabha dilaksanakan 2 (dua) tahun sekali.

1. Pelaksana dan penanggung jawab Lokasabha adalah PD KMHDI.

2. Untuk pertama kalinya, maka yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan

Lokasabha adalah PP KMHDI.

Pasal 14

1. Sabha dihadiri oleh :

1. Peserta yang terdiri dari:

a. Pengurus PC KMHDI.

a. Utusan Komisariat KMHDI dan/atau anggota PC KMHDI.

1. Peninjau yang terdiri dari :

a. Utusan PD KMHDI. b. Peninjau yang telah ditentukan oleh PC KMHDI.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 18/40

1. Sabha dilaksanakan 2 (dua) tahun sekali.

1. Pelaksana dan penanggungjawab Sabha adalah PC KMHDI.

2. Untuk pertama kalinya, maka yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan

Sabha adalah PP KMHDI atau PD KMHDI.

Pasal 15

Rakernas dihadiri oleh :

a. Peserta yaitu pengurus PP KMHDI.

 b. Peninjau yaitu utusan PD KMHDI dan/atau peninjau yang ditentukan oleh

PP KMHDI.

c. Rakernas dilaksanakan 1 (satu) kali setelah Mahasabha.

d. Pelaksana dan penanggungjawab Rakernas adalah PP KMHDI.

Pasal 16

Rakerda dihadiri oleh :

a. Peserta yaitu pengurus PD KMHDI.

 b. Peninjau yaitu utusan PP KMHDI, PC KMHDI dan/atau peninjau yang

ditentukan oleh PD KMHDI.

c. Rakerda dilaksanakan 1 (satu) kali setelah Lokasabha.

d. Pelaksana dan penanggungjawab Rakerda adalah PD KMHDI.

Pasal 17

Rakercab dihadiri oleh :

a. Peserta yaitu pengurus PC KMHDI.

 b. Peninjau yaitu utusan PD KMHDI dan/atau peninjau yang ditentukan oleh

PC KMHDI.

c. Rakercab dilaksanakan 1 (satu) kali setelah Sabha.

d. Pelaksana dan penanggungjawab Rakercab adalah PC KMHDI.

Pasal 18

Rakornas dihadiri oleh :

1. Peserta yaitu pengurus PP KMHDI, utusan PD KMHDI dan utusan PC

KMHDI.

2. Peninjau yaitu peninjau yang ditentukan oleh PP KMHDI.

1. Pelaksana dan penanggungjawab Rakornas adalah PP KMHDI.

Pasal 19

Rakorda dihadiri oleh :

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 19/40

1. Peserta yaitu pengurus PD KMHDI, utusan PC KMHDI dan utusan

Komisariat.

2. Peninjau yaitu peninjau yang ditentukan oleh PD KMHDI.

1. Pelaksana dan penanggungjawab Rakorda adalah PD KMHDI.

Pasal 20

Rakorcab dihadiri oleh :

1. Peserta yaitu pengurus PC KMHDI, utusan Komisariat dan atau anggota.

2. Peninjau yaitu peninjau yang ditentukan oleh PC KMHDI.

1. Pelaksana dan penanggungjawab Rakorcab adalah PC KMHDI.

Pasal 21

Rapimnas dihadiri oleh :

1. Peserta yaitu Pengurus Inti dan Pengurus Non Inti PP KMHDI.

2. Peninjau yaitu peninjau yang ditentukan oleh PP KMHDI.

3. Rapimnas dapat dilaksanakan dan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.

4. Pelaksana dan penanggungjawab Rapimnas adalah PP KMHDI.

Pasal 22

Rapimda dihadiri oleh :

1. Peserta yaitu Pengurus Inti dan Pengurus Non Inti PD KMHDI.2. Peninjau yaitu peninjau yang ditentukan oleh PD KMHDI.

3. Rapimda dapat dilaksanakan dan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.

4. Pelaksana dan penanggungjawab Rapimda adalah PD KMHDI.

Pasal 23

1. Rapimcab dihadiri oleh :

1. Peserta yaitu Pengurus Inti dan Pengurus Non Inti PC KMHDI.

2. Peninjau yaitu peninjau yang ditentukan oleh PC KMHDI.

1. Rapimda dapat dilaksanakan dan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.

2. Pelaksana dan penanggungjawab Rapimcab adalah PC KMHDI.

BAB IV

PEMBENTUKAN PIMPINAN CABANG DAN PIMPINAN DAERAH

Pasal 24

1. Dalam memperluas dan mempererat jaringan Mahasiswa Hindu Indonesia,

KMHDI dapat melakukan pembentukan PC KMHDI atau PD KMHDI yang

 baru.

2. Persetujuan untuk melakukan pembentukan PC KMHDI atau PD KMHDIyang baru ditentukan oleh PP KMHDI.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 20/40

3. Dalam teknis pelaksanaannya, PP KMHDI dapat memberikan penugasan

kepada PC KMHDI atau PD KMHDI untuk melakukan pembentukan PC

KMHDI atau PD KMHDI yang baru.

4. PP KMHDI dapat melakukan pembentukan PD KMHDI yang baru, apabila

dalam suatu wilayah atau provinsi telah terdapat sedikitnya dua PC KMHDI.

5. Aturan lebih lanjut mengenai mekanisme pembentukan PC KMHDI dan PDKMHDI yang baru akan diatur dalam peraturan organisasi.

BAB V

PEMILIHAN, PENETAPAN DAN PENGANGKATAN PENGURUS

Pasal 25

1. Presidium PP KMHDI dipilih secara langsung oleh peserta Mahasabha untuk selanjutnya ditetapkan dan diangkat dalam Mahasabha.

2. Pengurus PP KMHDI selain Presidium PP KMHDI, ditentukan oleh Presidium

PP KMHDI sebagai hak prerogratif untuk selanjutnya ditetapkan dan diangkat

dalam Mahasabha.

3. Pemilihan, penetapan dan pengangkatan Pengurus Lembaga Non Departemen

PP KMHDI dapat dilakukan oleh Presidium PP KMHDI dengan menerbitkan

Surat Keputusan (SK) dari PP KMHDI.

4. Ketua PD KMHDI atau Ketua PC KMHDI dipilih secara langsung oleh

 peserta Lokasabha atau Sabha untuk selanjutnya ditetapkan dan diangkat

dalam Lokasabha atau Sabha.

5. Pengurus PD KMHDI atau PC KMHDI selain Ketua PD KMHDI atau Ketua

PC KMHDI, ditentukan oleh Ketua PD KMHDI atau Ketua PC KMHDI

sebagai hak prerogratif untuk selanjutnya ditetapkan dan diangkat dalam

Lokasabha atau Sabha.

6. Lokasabha atau Sabha menetapkan dan mengangkat seluruh personalia

kepengurusan atau dapat saja hanya menetapkan dan mengangkat personalia

kepengurusan inti dari PD KMHDI atau PC KMHDI.

7. Apabila Lokasabha atau Sabha hanya menetapkan dan mengangkat

kepengurusan inti saja, maka pemilihan pengurus non inti menjadi hak 

 prerogratif dari Ketua PD KMHDI atau Ketua PC KMHDI terpilih dan seluruh

 pengurus non inti wajib telah terbentuk selambat-lambatnya 14 hari pascaLokasabha atau Sabha.

8. Pemilihan, penetapan dan pengangkatan Pengurus Non Biro PD KMHDI atau

 Non Bidang PC KMHDI dapat dilakukan oleh Ketua PD KMHDI atau Ketua

PC KMHDI dengan menerbitkan Surat Keputusan (SK) dari PD KMHDI atau

PC KMHDI.

9. Pengurus Komisariat KMHDI dipilih, ditetapkan dan diangkat oleh Rapat

Pimpinan organisasi KMHDI yang secara hirarki bertanggung jawab dalam

wilayah kerjanya.

BAB VI

PERGANTIAN PENGURUS ANTAR WAKTU

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 21/40

Pasal 26

1. Pergantian antar waktu bagi pengurus organisasi yang tidak menjabat sebagai

Presidium PP KMHDI, Ketua PD KMHDI atau Ketua PC KMHDI dapat

dilakukan oleh masing – masing tingkatan organisasi melalui mekanisme

Rapat Pimpinan (Rapim) dengan mempertimbangkan berbagai situasi, kondisi,aspirasi dan keselamatan organisasi.

2. Bila ditengah masa jabatannya, salah satu personalia Presidium PP KMHDI

 berhalangan tetap yang tidak dikarenakan oleh pelanggaran disiplin organisasi,

maka berlaku ketentuan sebagai berikut :

1. Diangkat penggantinya dengan menunjuk Sekretaris Umum PP KMHDI

sebagai pelaksana tugas (Plt) Presidium PP KMHDI.

2. Jumlah maksimal Plt Presidium PP KMHDI adalah 2 (dua) orang.

3. Jika Sekretaris Umum PP KMHDI telah diangkat menjadi Plt Presidium PP

KMHDI, namun ada lagi Presidium PP KMHDI berhalangan tetap, maka

Bendahara PP KMHDI diangkat menjadi Plt Presidium PP KMHDI.

4. Jika ketentuan ayat 2 point 2 dalam pasal ini telah terjadi, namun ada lagi personalia Presidium PP KMHDI yang terpilih pada saat Mahasabha

 berhalangan tetap, maka Presidium dan Plt Presidium PP KMHDI wajib

 berkoordinasi untuk menyelenggarakan Mahasabha Luar Biasa selambat-

lambatnya enam bulan sejak terjadinya kondisi ini.

1. Bila ditengah masa jabatannya, Ketua PC KMHDI atau Ketua PD KMHDI

 berhalangan tetap yang tidak dikarenakan oleh pelanggaran disiplin organisasi,

maka berlaku ketentuan sebagai berikut :

1. Diangkat penggantinya dengan menunjuk Sekretaris atau wakil ketua PC

KMHDI atau PD KMHDI sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua PC atau PD

KMHDI.

2. Jika Sekretaris PC atau PD KMHDI berjumlah lebih dari satu orang, maka

 prioritas penunjukkan Plt didasarkan pada nomor urut pengangkatan Sekretaris

PC atau PD KMHDI saat Sabha atau Lokasabha.

1. Plt Ketua PC atau PD KMHDI wajib berkoordinasi untuk 

menyelenggarakan Sabha Luar Biasa atau Lokasabha Luar Biasa

selambat-lambatnya enam bulan setelah ditunjuk.

2. Plt Ketua PC atau Plt Ketua PD KMHDI diangkat melalui Surat

Keputusan (SK) dari pimpinan struktural organisasi yang berada satu

tingkat diatasnya.

3. Plt Presidium PP KMHDI diangkat melalui Surat Keputusan (SK) dari

PP KMHDI.4. Selain melaksanakan tugas dan kewajiban barunya sebagai Plt,

 personalia yang ditunjuk sebagai Plt, tetap harus menjalankan tugas

dan kewajibannya yang lama sesuai posisi jabatan saat

 pengangkatannya dalam Sabha, Lokasabha atau Mahasabha.

BAB VII

QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 27

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 22/40

1. Maha Sabha, Loka Sabha, Sabha, Sabha khusus, Raker, Rakor dan

Rapim dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ +1

(setengah plus 1) dari jumlah peserta yang berhak hadir.

2. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai

mufakat, dan apabila tidak tercapai mufakat maka keputusan diambil

dengan suara terbanyak.

BAB VIII

HUBUNGAN KELEMBAGAAN

Pasal 28

1. KMHDI dapat menjalin hubungan dengan lembaga pemerintah dan non

 pemerintah baik dalam negeri maupun luar negeri.

2. Hubungan kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam ayat satu pasal ini

dapat dilakukan oleh setiap tingkatan organisasi KMHDI baik secara individumaupun secara lembaga.

Pasal 29

Hubungan dengan lembaga/organisasi kemasyarakatan dilakukan dengan

memperhatikan:

1. Lembaga/organisasi bersangkutan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar,

Anggaran Rumah Tangga, GBHO, ketetapan-ketetapan dan peraturan-

 peraturan organisasi KMHDI.2. Kesetaraan derajat, kebersamaan dan saling menghargai.

BAB IX

DISIPLIN ORGANISASI

Pasal 30

1. Anggota dan pengurus organisasi KMHDI dilarang melakukan tindakan-

tindakan yang dapat mencemarkan nama baik dan kehormatan organisasi

KMHDI.2. Setiap anggota dan Pengurus organisasi KMHDI wajib menghindari

 perpecahan dalam organisasi KMHDI.

DISIPLIN KEANGGOTAAN

Pasal 31

1. Anggota KMHDI yang melakukan pelanggaran disiplin organisasi baik yang

sedang menjabat sebagai pengurus maupun tidak, dapat dikenakan sanksi oleh

organisasi.

2. Pelanggaran disiplin organisasi yang dilakukan oleh anggota ditangani oleh pimpinan di masing-masing tingkatan organisasi dan selanjutnya dilakukan

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 23/40

secara berjenjang oleh pimpinan setingkat diatasnya sebelum ditangani oleh

PP KMHDI sebagai pimpinan tertinggi.

3. Sanksi organisasi pada anggota yang melakukan pelanggaran disiplin

organisasi, dilakukan secara bertahap berupa tiga kali teguran lisan, tiga kali

 peringatan tertulis dan pemberhentian sementara oleh pimpinan tertinggi pada

masing-masing tingkatan organisasi.4. Terhadap anggota yang dikenakan sanksi harus diberikan hak membela diri

dalam permusyawaratan yang diadakan organisasi KMHDI.

5. Khusus mengenai sanksi berupa pemberhentian anggota yang bersifat

 permanen haruslah berupa keputusan Mahasabha, setelah pihak terkena sanksi

diberikan kesempatan untuk membela diri seluas-luasnya dalam forum

Mahasabha.

6. Teknis pengenaan disiplin organisasi kepada anggota, diatur lebih lanjut dalam

 peraturan organisasi.

DISIPLIN PENGURUS

Pasal 32

1. Anggota KMHDI yang karena fungsionalitasnya sebagai pengurus KMHDI

melakukan pelanggaran disiplin organisasi dapat dikenakan sanksi oleh

organisasi.

2. Pelanggaran disiplin organisasi yang dilakukan oleh pengurus ditangani oleh

 pimpinan di masing-masing tingkatan organisasi.

3. Sanksi organisasi pada pengurus yang melakukan pelanggaran disiplin

organisasi, dilakukan secara bertahap berupa dua kali teguran lisan, satu kali

 peringatan tertulis dan dapat dilanjutkan dengan penonaktifan atau

 pemberhentian dari jabatannya.

4. Pengurus organisasi yang terbukti melakukan pelanggaran disiplin organisasi

dapat diberhentikan sebagai pengurus oleh pimpinan organisasi di masing

masing tingkatan dalam forum Rapim setelah yang bersangkutan diberikan

kesempatan untuk membela diri seluas-luasnya.

5. Khusus mengenai penanganan masalah disiplin organisasi dari Ketua PC

KMHDI atau Ketua PD KMHDI dilakukan oleh PP KMHDI.

6. Ketua PC KMHDI atau Ketua PD KMHDI yang terbukti melakukan

 pelanggaran disiplin organisasi dapat dinonaktifkan atau diberhentikan oleh

PP KMHDI, dan selanjutnya PP KMHDI menunjuk seorang Plt Ketua PC

KMHDI atau Plt Ketua PD KMHDI yang berasal dari anggota atau pengurusPC KMHDI atau PD KMHDI bersangkutan.

7. Plt Ketua PC atau Plt Ketua PD KMHDI yang ditunjuk oleh PP KMHDI wajib

menyelenggarakan sabha atau lokasabha luar biasa selambat-lambatnya enam

 bulan sejak yang bersangkutan ditunjuk sebagai Plt.

8. Terhadap Ketua PC atau PD KMHDI yang dikenakan sanksi penonaktifan

atau pemberhentian harus diberikan hak membela diri dalam sabha atau

lokasabha luar biasa yang diadakan organisasi.

9. Personalia Presidium PP KMHDI yang melakukan pelanggaran disiplin

organisasi dapat dikenakan sanksi.

10. Sanksi dapat diberikan kepada personali Presidium PP KMHDI apabila ada

 bukti pelanggaran disiplin organisasi dan disertai dengan bukti pernyataanmosi tidak percaya dari minimal 2/3 jumlah PC dan PD KMHDI.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 24/40

11. Sanksi penonaktifan atau pemberhentian kepada personalia Presidium PP

KMHDI dapat dilakukan dalam forum Rakornas yang telah memenuhi

 persyaratan quorum setelah yang bersangkutan diberikan hak membela diri.

12. Forum Rakornas yang dimaksud dalam ayat 11 pasal ini, dapat menunjuk 

salah satu personalia pengurus PP KMHDI sebagai pelaksana tugas(Plt)

Presidium PP KMHDI yang telah dinonaktifkan atau diberhentikan karena pelanggaran disiplin organisasi.

13. Apabila jumlah personalia Presidium PP KMHDI yang dinonaktifkan dan/atau

diberhentikan berjumlah lebih dari 2(dua) orang, maka personalia Presidium

PP KMHDI yang masih ada wajib melaksanakan Mahasabha Luar Biasa

selambat lambatnya enam bulan sejak diputuskannya penonaktifan atau

 pemberhentian.

14. Teknis pengenaan disiplin organisasi kepada pengurus KMHDI, diatur lebih

lanjut dalam peraturan organisasi.

Pasal 33

Pemulihan nama baik atau rehabilitasi dapat diberikan dan dipertanggungjawabkan

kepada anggota melalui permusyawaratan anggota, yaitu Sabha atau Lokasabha atau

Mahasabha atau Sabha Khusus.

BAB X

LAMBANG

Pasal 34

Lambang KMHDI adalah Asta Brahmacarya Marga Nusantara dengan penjelasan

sebagaiiberikut:

1. Gambar:

2. Pengertian:

a. Lingkaran

Makna : satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan.

 b. Asta Dala

Makna : delapan kemahakuasaan Tuhan (Asta Isawarya), menggambarkan delapan

 penjuru mata angin; mempunyai pola berfikir multidimensional dan proporsional

sehingga senantiasa mempertimbangkan berbagai aspek.

c. Tri Datu (Tiga Warna Suci)

Makna : merah, putih, hitam. Tiga warna ini menggambarkan Tri Murti, yaitu tiga

manifestasi Tuhan sebagai pencipta, pemelihara, dan pelebur (Brahma,Wisnu,Siwa).

Dengan kata lain, kader KMHDI harus memiliki daya pikir yang inovatif,siapmenjaga dan melestarikan potensi Hindu dengan nilai-nilai Dharma yang dimiliki,

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 25/40

serta berani tampil di depan untuk mengembalikan serta menegakkan nilai-nilai ajaran

Dharma dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.

d. Segi Lima

Makna : philosofi Agama. Merupakan konsep Panca Srada, yaitu lima dasar kepercayaan dalam Agama Hindu.

e. Buku terbuka dan kosong

Buku terbuka bermakna : bahwa ilmu pengetahuan bersifat universal.

Kosong bermakna : suatu kemurnian pengabdian KMHDI.

f. Nyala obor 

Makna : semangat perjuangan untuk mewujudkan tujuan KMHDI.

g. Kepulauan Indonesia

Makna : KMHDI di dalam perjuangannya selalu berwawasan Nasional dan

menghargai semboyan Bhineka Tunggal Ika

h. Swastika

Makna : lambang Agama Hindu dan dipercaya sebagai sumber keselamatan dunia.

Hal ini juga menegaskan bahwa KMHDI adalah organisasi yang berdasarkan Hindu.

Pasal 35

Mengenai penggunaan lambang dan atribut organisasi lainnya diatur lebih lanjut

dalam peraturan organisasi.

BAB XI

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 36

Perubahan Anggaran Rumah Tangga KMHDI dapat dilaksanakan dalam Mahasabha

yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½+1 (setengah plus 1) dari jumlah peserta

yang berhak hadir dan disetujui oleh sekurang-kurangnya ½ + 1 (setengah plus satu)

dari jumlah peserta yang hadir.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 26/40

BAB XII

ATURAN PERALIHAN

Pasal 37

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur dalam

Peraturan Organisasi dan ketentuan-ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan

dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

BAB XIII

PENUTUP

Pasal 38

Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Lampiran Ketetapan Mahasabha V KMHDI

 Nomor : VI/TAP/MAHASABHA V/KMHDI/IV/2006

Tentang : Garis-Garis Besar Haluan Organisasi

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI

I. PENDAHULUAN

Pembinaan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

diarahkan pada peningkatan kesradaan dan bakti terhadap Tuhan Yang Maha Esa

karena itu dituntut kesadaran dan peran serta umat beragama dan penganut

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa akan tanggung jawabnya untuk 

 bersama-sama memperkukuh landasan spiritual moral dan etika bagi pembangunan

nasional sebagai pengamalan Pancasila.

Pembangunan nasional bertujuan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur 

sesuai Pancasila dan cita-cita kemerdekaan yang tercantum dalam Pembukaan

Undang-undang Dasar 1945, dan dijabarkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara.Untuk mencapai cita-cita tersebut maka upaya-upaya pemberdayaan masyarakat sipil

dalam berbagai bidang kehidupan harus mendapatkan prioritas pelaksanaan. Berkaitan

dengan itu, Mahasiswa Hindu sebagai bagian integral bangsa Indonesia, bertekad

turut aktif berperan dan mendukungnya secara kritis.

Untuk memberikan dukungan dan peran sertanya, Mahasiswa Hindu menghimpun diri

dalam satu wadah organisasi yaitu Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma

Indonesia (KMHDI). Agar tujuan KMHDI sebagaimana tertuang dalam Anggaran

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KMHDI dapat terlaksana, maka disusunlah

haluan organisasi dalam garis besar sebagai acuan pelaksanaan seluruh program kerja

KMHDI.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 27/40

1. Pengertian Umum

Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) adalah haluan tentang pengembangan

organisasi dalam garis-garis besarnya. Penetapan GBHO bertujuan memberikan arah

 bagi pelaksanaan program organisasi yang dilaksanakan secara bertahap. Dengan

demikian pelaksanaan program-program organisasi dalam satu periode kepengurusanselalu memiliki acuan dan terarah menuju target sasaran yang telah ditetapkan. Maka

kinerja kepengurusan KMHDI dapat dengan jelas dan tegas dievaluasi secara

kuantitatif dan kualitatif.

1. Landasan Idiil

Dengan pengertian tersebut maka GBHO harus memiliki titik pijak agar 

 pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan secara legal formal maupun secara

moral. Titik pijak GBHO KMHDI yang dimaksudkan terdiri dari : Landasan idiil

yaitu Pancasila, landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945 dan Landasan

Organisasi berupa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KMHDI sertaketetapan-ketetapan maupun keputusankeputusan Mahasabha KMHDI.

Secara keseluruhan, berbagai landasan tersebut merupakan koridor sekaligus rambu-

rambu bagi setiap aktifitas segenap pengurus KMHDI dalam merealisasikan program

kerjanya. Titik pijak yang ditetapkan di atas secara umum juga mencerminkan

kehendak setiap kader KMHDI mengenai wujud masa depan organisasi beserta

seluruh outputnya. Untuk memberi gambaran mengenai wujud masa depan yang

diinginkan dan diupayakan pencapaiannya, serta bagaimana mencapainya, baik dalam

 jangka panjang atau jangka pendek, maka materi GBHO meliputi pola dasar 

 pengembangan organisasi, tujuan pengembangan jangka panjang, tujuan

 pengmbangan jangka pendek, dan pelaksanaannya.

I. POLA DASAR PENGEMBANGAN ORGANISASI

Pengembangan organisasi merupakan rangkaian kebijakan dan kegiatan yang saling

 berkesinambungan dan meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat. Persoalan

rendahnya tingkat kualitas hidup serta SDM umat Hindu merupakan satu bagian kecil

dari kepedulian KMHDI untuk turut serta mengatasinya. Kepedulian sosial tersebut

merupakan konsekuensi Dharma Agama dan Dharma Negara yang diemban setiap

umat Hindu. Hal ini tidak dapat di hindarkan oleh segenap kader KMHDI maupun

KMHDI sebagai organisasi independent yang turut menghendaki terwujudnya Negarakebangsaan yang demokratis dengan supremasi hukum, keadilan, perdamaian, serta

 pemberdayaan kedaulatan rakyat dalam koridor kehidupan berbangsa dan bernegara.

Untuk meraih tujuan-tujuan tersebut, maka asas organisasi KMHDI didasarkan pada

:

a. Azas Kesradaan. Segala usaha dan pengembangan organisasi,

digerakkan dan dikendalikan oleh kesradaan dan bakti yang tulus

terhadap Hyang Widi sebagai nilai-nilai luhur yang menjadi landasan

spiritual, moral, dan etika dalam pengembangan organisasi.

 b. Azas Manfaat. Segala usaha dan kegiatan organisasi harus memberikanmanfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, peningkatan

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 28/40

kesejahteraan dan pengembangan pribadi umat Hindu serta

mengutamakan kelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa dan

kelestarian lingkungan hidupdalam rangka pembangunan yang

 berkesinambungan dan berkelanjutan.

c. Azas Keseimbangan, keserasian, dan keharmonisan dalam

 perikehidupan. Pengembangan organisasi harus memperhatikankeseimbangan berbagai kepentingan, agar keserasian dan

keharmonisan antara berbagai kepentingan material dan spiritual serta

individu dan masyarakat selalu terjaga.

d. Azas demokrasi. Pengembangan organisasi yang meliputi seluruh

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan semangat

kekeluargaan yang bercirikan kebersamaan, gotong royong, persatuan

dan kesatuan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.

e. Azas Hukum. Penyelenggaraan pengembangan organisasi harus taat

 pada hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran untuk 

menegakkan dan menjamin kepastian hukum.

f. Azas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Agar pengembanganorganisasi dapat memberikan kesejahteraan yang setinggi-tingginya,

 pelaksanaannya harus menerapkan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan

teknologi secara seksama dan bertanggungjawab.

g. Azas Kemandirian. Pengembangan organisasi harus berlandaskan pada

kepercayaan dan kemampuan sendiri serta bersendikan pada tatanan

kerangka dasar agama Hindu sebagai konsekuensi sikap dan posisi

yang independen.

Mengenai modal dasar dan faktor dominan dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Modal Dasar Pengembangan Organisasi

Modal dasar pengembangan organisasi merupakan seluruh sumber kekuatan

organisasi yang efektif dan potensial yang dimiliki dan didayagunakan dalam

 pengembangan organisasi yaitu :

1. UUD 1945 pasal 28 dan 29.

2. Jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan Mahasiswa Hindu

Indonesia.

3. Seluruh mahasiswa Hindu dengan tekadnya yang menjunjung

tinggi nilai-nilai Weda untuk kemudian diketahui, dimengerti,dipahami, dan dilaksanakan dalam kehidupan keseharian.

1. Faktor-faktor Berpengaruh Dalam Pengembangan Organisasi

Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi proses pengembangan organisasi ini

harus diperhatikan sebagai suatu kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan

organisasi kedepan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan program kerja organisasi.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 29/40

Adapun faktor-faktor yang menjadi kekuatan pengembangan organisasi adalah

sebagai berikut :

1. KMHDI memiliki akses, jaringan dan posisi tawar terhadap

 pihak di luar KMHDI.

2. KMHDI memiliki sistem managerial yang terstandarisasi dantelah diimplementasikan.

3. KMHDI memiliki sistem komunikasi yang dapat menjangkau

seluruh tingkatan organisasi dan cukup mampu menjembatani

masalah informasi dan kendala geografis sehingga KMHDI

mampu mengadakan konsolidasi yang efektif.

4. KMHDI memiliki sistem pengelolaan keuangan dengan basis

iuran anggota yang telah dilaksanakan di beberapa daerah.

5. KMHDI memiliki konsep kaderisasi yang telah

diimplementasikan di berbagai daerah.

6. KMHDI memiliki konsep tentang infrastruktur dan supra

struktur yang jelas.

Kelemahan KMHDI yang dapat mengganggu pengembangan organisasi umumnya

datang dari dalam diri KMHDI sendiri. Kelemahan tersebut sebagai berikut :

1. Rendahnya rasa turut memiliki dan kepedulian kader KMHDI terhadap

keberadaan organisasinya.

2. Kesenjangan intelektual yang cukup lebar antar kader KMHDI.

3. Kader-kader KMHDI secara umum masih miskin pengalaman organisasi.

4. Langkanya kader-kader andal yang dimiliki KMHDI.

5. Sistem dan mekanisme kerja organisasi yang belum mapan.

6. Terbatasnya sumber dan akses pendanaan.

7. Masih kuatnya semangat primodialisme kedaerahan di dalam benak 

mahasiswa Hindu Indonesia.

Selanjutnya peluang pengembangan organisasi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Potensi mahasiswa Hindu yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

2. Iklim keterbukaan dan kebebasan demokrasi sejalan dengan arus reformasi.

3. Semangat solidaritas antar mahasiswa Hindu.

4. Berkembangnya kesadaran mahasiswa Hindu terhadap pentingnya peranan

organisasi dalam kehidupan sosial mereka.

Sedangakan tantangan yang dihadapi oleh KMHDI beserta segenap kader-kadernya

adalah sebagai berikut :

1. Iklim persaingan global yang mengharuskan setiap orang dan organisasi

mampu bergerak dan mengembangkan dirinya dengan cepat dan tepat.

2. Perkembangan teknologi informasi menuntut KMHDI selalu mampu

menyesuaikan diri dengan setiap perkembangan baru dan menyerap informasi

terbaru.

3. Kondisi stabilitas politik dalam negeri yang labil menuntut kemampuan

KMHDI memposisikan diri dalam pergaulan berbangsa dan bernegara.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 30/40

4. Terdapatnya sebagian mahasiswa Hindu yang mengalami keterbelakangan

social dan ekonomi.

5. Kondisi riil KMHDI yang masih mengalami ketergantungan materi pada

 pihak-pihak lain.

Dengan menyadari segala keunggulan dan kelemahan, maka kader KMHDI dituntutmemiliki wawasan yang luas, semangat yang solid, konsistensi sikap, serta

kemandirian yang teguh dalam bidang spiritual, intelektualitas, progresifitas, loyalitas,

dan nasionalisme kebangsaan.

I. PENGEMBANGAN ORGANISASI JANGKA PANJANG

1. Tujuan

Tujuan pengembangan organisasi jangka panjang adalah meningkatkan sumber daya

manusia Mahasiswa Hindu Indonesia yang mandiri dan memiliki nilai-nilai dasar 

yaitu : religius, humanis, nasionalis dan selalu berpikir progresif. Adapun penjabaranmengenai tujuan pengembangan organisasi jangka panjang adalah :

a. Terbentuknya komunitas kritis dalam aktivitas organisasi

kemahasiswaan yang pofesional dan berkarakter progresif.

 b. Memperkokoh persatuan dan kesatuan Mahasiswa Hindhu sebagai

 bagian dari komponen bangsa.

c. Terwujudnya kader organisasi yang mandiri dan memiliki jati diri

sehingga mampu berperan aktif di segala bidang kehidupan.

1. Sasaran

Pengembangan organisasi harus mampu menyentuh target group atau kelompok 

sasaran yang meliputi mahasiswa Hindu Indonesia pada umumnya, anggota KMHDI

 pada khususnya, serta para alumni KMHDI. Kelompok sasaran yang tersentuh

 program-program pengembangan organisasi itu diharapkan mampu berkembang

sebagai kader-kader professional, berdedikasi tinggi, dan unggul dalam persaingan

SDM. Secara organisatoris kelompok sasaran pengembangan organisasi meliputi pula

 pemberdayaan organisasi KMHDI di tingkat daerah, cabang, dan komisariat.

Agar pengembangan organisasi dapat berjalan secara terarah, maka pengembangan

organisasi dalam jangka panjang dijabarkan sebagai berikut :

a. Meningkatkan aktifitas dan kreatifitas KMHDI dalam upayanya

memberdayakan berbagai potensi keumatan dan mahasiswa Hindu pada

khususnya.

 b. Tercapainya konsolidasi seluruh Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia dalam

Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia.

c. Mendirikan lembaga penunjang organisasi yang diperlukan.

d. Terlaksananya musyawarah organisasi sesuai dengan jadwal yang telah

direncanakan dan ditetapkan.

e. Terbentuknya kader Mahasiswa Hindu yang mandiri dan mampu berpikir 

 progresif.f. Terwujudnya organisasi yang mandiri dan independent.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 31/40

g. Terjalinnya hubungan yang baik antara KMHDI dengan masyarakat dalam

kehidupan sosial keagamaan dan sosial kemasyarakatan.

h. Menilai secara kritis dan bernalar tinggi serta, mengambil langkah nyata

terhadap setiap kebijakan penyelenggara kehidupan bernegara.

Sedangkan titik berat pengembangan organisasi jangka panjang pada pembentukankader muda Hindu yang mandiri dan mampu berpikir progresif serta memiliki nilai-

nilai religiusitas, humanis, nasionalis.

Arah pengembangan jangka panjang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia

adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kader dan mengupayakan visi

KMHDI sebagai wadah pemersatu Mahasiswa Hindu di seluruh Indonesia serta

KMHDI akan mampu menjadi wadah pengembangan dan pengkajian social

keagamaan, sebagaimana tertuang dalam pokok-pokok pikiran dalam Anggaran Dasar 

dan Anggaran Rumah Tangga. KMHDI.

I. PENGEMBANGAN ORGANISASI JANGKA PENDEK 

Tujuan dan sasaran pengembangan organisasi jangka pendek adalah untuk 

mewujudkan anggota KMHDI mampu berpikir kritis dankonstruktif 

terhadaplingkungan sosialnya. Adapun penjabaran mengenai fokus pengembangan

organisasi dalam jangka pendek akan dikelompokkan dalam bidang-bidang sebagai

 berikut :

A. Bidang Organisasi

1. Memantapkan manajerial organisasi di tataran PD KMHDI dan PC KMHDImaupun komisariat yang telah ada.

2. Merumuskan peraturan peraturan organisasi dan Menegakkan pelaksanaan

disiplin organisasi di masing masing tingkatan organisasi KMHDI

3. Terciptanya kelengkapan kepengurusan organisasi di setiap tingkat organisasi

KMHDI.

4. Terpenuhinya sarana dan prasarana minimal yang menunjang kelancaran roda

organisasi.

5. Mengupayakan pembentukan PD KMHDI dan atau PC KMHDI serta

Komisariat KMHDI sesuai dengan situasi dan kondisi obyektif setempat,

sebagai upaya untuk terus menerus meningkatkan kualitas dan kuantitas kader 

di kalangan mahasiswa Hindu dan masyarakat pada umumnya.6. Mengadakan konsolidasi secara berkesinambungan untuk terus meningkatkan

komunikasi yang konstruktif dan kondusif.

7. Terlaksananya program organisasi di setiap tingkat organisasi sesuai dengan

situasi dan kondisi obyektif organisasi masing-masing.

8. Menyelenggarakan Mahasabha VI tahun 2008.

9. Meletakkan landasan pengembangan organisasi yang mantap untuk tahap

 pengembangan berikutnya.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 32/40

A. Bidang Pengembangan dan Kaderisasi

1. Melaksanakan sistem kaderisasi KMHDI secara

mandiri dan berkesinambungan sesuai dengan

yang diatur dalam sistem kaderisasi KMHDI.

2. Menyempurnakan seri buku infrastruktur KMHDI, dalam menindaklanjuti program

 pengembangan organisasi.

A. Bidang Sosial Kemasyarakatan

1. Turut serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan penuh

kemandirian, kedewasaan dan konsistensi dalam menghadapi realitas objektif.

2. Meningkatkan komunikasi interaktif dan konstruktif dengan seluruh

komponen Mahasiswa Hindu, komponen umat atau masyarakat untuk dapat

 bersama-sama memberdayakan potensi secara optimal dalam usaha

 pencapaian program.3. Ikut proaktif dalam bidang social kemasyarakatan di masing-masing wilayah

kerja KMHDI sesuai dengan kondisi setempat dengan tetap berdasarkan pada

landasan perjuangan KMHDI.

4. Memantapkan eksistensi organisasi di tingkat nasional dengan berperan aktif 

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

A. Bidang Keuangan

1. Mengoptimalkan penggalian dana yang berasal dari dana internal organisasi

 berupa iuran wajib.

2. Melakukan kegiatan yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap

sumber pendanaan organisasi.

3. Penggalian dana dari sumber eksternal yang sifatnya tidak mengikat yang

sejalan dengan visi dan misi organisasi.

4. Pembentukan sebuah badan usaha untuk menghasilkan dana yang

 berkesinambungan bagi KMHDI .

I. PELAKSANAAN

Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) akan ditindak lanjuti oleh semua jajaran

 pengurus KMHDI. Garis-garis Besar Haluan Organisasi pada dasarnya merupakanhaluan pengembangan organisasi yang pelaksanaannya dituangkan dalam Garis-garis

Besar Program Kerja (GBPK) organisasi. Adapun mekanisme teknis implementasi

GBHO adalah sebagai berikut :

1. Untuk PP KMHDI, maka GBHO akan menjadi

landasan utama dalam penyusunan program

kerja pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas).

2. Untuk PD KMHDI dan PC KMHDI, maka

GBHO akan menjadi landasan utama dalam

 pembuatan Garis-garis Besar Program Kerja

(GBPK).

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 33/40

Pengurus PP KMHDI sebagai pelaksana organisasi tertinggi memberikan

 pertanggungjawabannya kepada Mahasabha berikutnya atas tugas dan

tanggungjawabnya menjalankan Garis-garis Besar Haluan Organisasi pada akhir 

 periode jabatan kepengurusan.

I. PENUTUP

Pengembangan organisasi jangka pendek tersebut merupakan tindak lanjut dari

 pengembangan organisasi periode sebelumnya. Namun, untuk periode kepengurusan

2006-2008 merupakan periode awal dari tujuan pengembangan jangka panjang seperti

yang dimaksud dalam GBHO ini. Sehingga, dalam memasuki masa akhir 

kepengurusan PP KMHDI periode 2006-2008 merupakan kesempatan mencapai

tujuan pengembangan jangka panjang yang tetap terarah.

Keberhasilan dari setiap tahapan pengembangan organisasi ini berawal dari modal

dasar organisasi yang dalam pelaksanaannya akan dipengaruhi oleh berbagai factor 

internal maupun eksternal. Karenanya, keterlibatan semua komponen di dalamorganisasi sangat dibutuhkan dalam satu kesatuan semangat, komunikasi, dan

intelektual yang berlandaskan pada nilai spiritual;. Dalam pelaksanaannya,

dibutuhkan kemampuan untuk memanajemen potensi tersebut kedalam program kerja

tahunan masing-masing pengurus dengan acuan GBHO.

Hasil pengembangan organisasi ini harus dapat dinikmati oleh semua anggota

masyarakat. Sehingga keberadaan KMHDI akan benar-benar dirasakan manfaatnya

oleh masyarakat. Pada akhirnya, pengembangan organisasi seperti yang dimaksud

dalam GBHO ini akan dapat memberikan arahan untuk pencapaian jati diri kader 

sebagai SDM yang berkualitas tinggi. Dengan demikian eksistensi dan kejayaan

organisasi dapat terbina dengan baik.

Lampiran Ketetapan Mahasabha V KMHDI

 Nomor : VII/TAP/MAHASABHA V/KMHDI/IV/2006

Tentang : Struktur Organisasi dan Sistem Kerja KMHDI

STRUKTUR ORGANISASI DAN SISTEM KERJA KMHDI

1. PENGERTIAN

Pimpinan Pusat KMHDI, Pimpinan Daerah KMHDI ataupun Pimpinan Cabang

KMHDI adalah sebuah struktur kelembagaan organisasi yang berperan pada fungsi

koordinasi, konseptual, dan operasional. Fungsi tersebut dirumuskan berdasarkan atas

situasi dan kondisi riil umat, masyarakat, kampus di tingkat pusat, daerah atau cabang.

Sebagai organisasi yang memiliki hirarki kepengurusan, maka dalam menjalankan

fungsi-fungsi yang ada, dituntun oleh dengan rambu-rambu komunikasi, yaitu: garis

instruksi dan garis koordinasi.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 34/40

1. Garis Instruksi

Adalah menunjukkan hubungan kerja dengan pola perintah atau instruksi yang

disampaikan dari pimpinan kepada bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas dan

wewenang sesuai mekanisme yang berlaku. Adapun penggunaan garis instruksi

adalah sebagai berikut :

1. Garis Instruksi terdapat pada struktur organisasi dimana terdapat tingkatan

atau susunan yang didalamnya terdapat hubungan pimpinan dengan bawahan.

2. Garis Instruksi juga menunjukkan mekanisme pertanggungjawaban dari

 bawahan kepada pimpinan.

3. Garis Instruksi ditandai dengan suatu garis lurus yang utuh dengan pimpinan

dan bawahan sebagai titik pangkal.

1. Garis Koordinasi

Adalah garis kerja yang diterjemahkan sebagai hubungan kerjasama atau koordinasiantar beberapa badan yang posisinya sama atau sejajar. Hubungan koordinasi dapat

dilakukan antar lembaga atau badan atau pengurus dalam suatu struktur maupun antar 

struktur organisasi pada semua tingkatan yang sifatnya otonom. Adapun penggunaan

garis koordinasi adalah :

1. Garis Koordinasi terdapat pada semua tingkatan organisasi yang didalamnya

terdapat hubungan antar fungsionaris yang kedudukannya sejajar atau antar 

tingkatan organisasi yang bersifat otonom, dimana hubungan antara atasan dan

 bawahan yang bersifat instruksi hanya berkaitan dengan program kerja.

2. Dalam Garis Koordinasi tidak terdapat mekanisme atau hubungan

 pertanggungjawaban. Yang ada hanyalah mekanisme komunikasi dua arah.

3. Garis Koordinasi ditandai dengan garis putus-putus yang dapat

menghubungkan antara fungsionaris dalam satu tingkatan atau antar tingkatan

organisasi.

1. HIRARKI ORGANISASI KMHDI

Hirarki Organisasi KMHDI adalah susunan tingkatan kelembagaan KMHDI dari

tingkat teratas sampai dengan tingkat terbawah. Didalamnya juga dijelaskan

gambaran-gambaran umum berdasarkan bagan yang terbentuk. Dalam Organisasi

KMHDI terdapat struktur organisasi sebagaimana yang tergambarkan dalam BaganOrganisasi, serta alur instruksi dan koordinasi sebagaimana yang tergambarkan dalam

Garis Instruksi dan Garis Koordinasi. Hal ini diperlukan dengan maksud agar 

mekanisme kerja dan alur pertanggungjawaban organisasi dapat berjalan dengan

lancar. Bagan struktur, alur instruksi dan koordinasi digambarkan melalui gambar 

Bagan Organisasi.

1.  Bagan Hirarki Organisasi 

WAKIL KETUA

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 35/40

1.  Diskripsi Bagan Hirarki Organisasi 

Berdasarkan gambaran Bagan Hirarki diatas, dapat dilihat hubungan antara

 pimpinan /tingkatan organisasi KMHDI. Secara garis besar, bagan Hirarki KMHDI

 juga menggambakan hubungan-hubungan yang terjadi dalam 1 (satu) tingkatan

organisasi. Adapun diskripsi dari bagan hirarki organisasi KMHDI tersebut adalah:

1. Antara Pimpinan Pusat dengan Pimpinan Daerah

a. Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga

hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bersifat instruktif dari

Pimpinan Pusat kepada Pimpinan Daerah.

 b. Hubungan dalam hal Garis Intruksi adalah khusus untuk kebijakan

kebijakan Organisasi yang bersifat Internal Keorganisasian

c. Hubungan koordinasi secara formal keorganisasian antara Pengurus

Pimpinan Pusat dengan Pimpinan Daerah dapat terlaksana apabila

diwakili atau diketahui oleh Presidium Pimpinan Pusat dan KetuaPimpinan Daerah.

2. Antara Pimpinan Pusat dengan Pimpinan Cabang

a. Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga

hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bersifat instruktif dari

Pimpinan Pusat kepada Pimpinan Cabang.

 b. Hubungan dalam hal Garis Intruksi adalah khusus untuk kebijakan

kebijakan Organisasi yang bersifat Internal Keorganisasian

c. Hubungan koordinasi secara formal keorganisasian antara Pengurus

Pimpinan Pusat dengan Pimpinan Cabang dapat terlaksana apabila

diwakili atau diketahui oleh Presidium Pimpinan Pusat dan Ketua

Pimpinan Cabang.

3. Antara Pimpinan Pusat dengan Pimpinan Komisariat

Hubungan yang dilaksanakan adalah hubungan koordinasi secara tidak langsung

melalui Pimpinan Cabang.

4. Antara Pimpinan Daerah dengan Pimpinan Cabang

a. Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Koordinasi, sehingga

hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bersifat koordinatif.

 b. Hubungan koordinasi secara formal keorganisasian antara Pengurus

Pimpinan Daerah dengan Pimpinan Cabang dapat terlaksana apabila

diwakili atau diketahui oleh Ketua Pimpinan Daerah dan Ketua

Pimpinan Cabang.

5. Antara Pimpinan Daerah dengan Pimpinan Komisariat

Hubungan yang dilaksanakan adalah hubungan koordinasi secara tidak langsung

melalui Pimpinan Cabang.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 36/40

6. Antara Pimpinan Cabang dengan Komisariat

a. Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga

hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bersifat instrukstif dari

Pimpinan Cabang kepada Komisariat, dimana Komisariat sebagai

 perpanjangan tangan Pimpinan Cabang secara langsung maupun tidak langsung melaksanakan program-program kerja cabang. Garis kerja

yang digunakan adalah garis instruksi.

 b. Hubungan instruksi secara formal keorganisasian antara Pimpinan

Cabang dengan Komisariat dapat terlaksana apabila dilaksanakan atau

diketahui oleh Ketua Pimpinan Cabang dan Koordinator Komisariat.

1. HIRARKI KEPENGURUSAN KMHDI

Hirarki Kepengurusan KMHDI adalah struktur organisasi dalam 1 (satu) tingkatan

organisasi. Seperti halnya Hirarki Organisasi, gambar bagan dan diskripsinya relatif 

sama karena hirarki ini hanya detail yang menjelaskan masing-masing bagian.Adapun bagian-bagian yang dimaksud adalah Pimpinan Pusat, Pimpinan Daerah,

Pimpinan Cabang dan Komisariat.

1. Pada Pimpinan Pusat

1. Bagan Kepengurusan Pimpinan Pusat

Gambar 4.2 – Bagan Kepengurusan Pimpinan Pusat

1. Diskripsi Bagan Kepengurusan Pimpinan Pusat

Adapun diskripsi dari Bagan Kepengurusan pada tingkat Pimpinan Pusat adalah:

1. Antara Presidium dengan Sekretaris Umum

Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang

terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Presidium ke Sekretaris Umum.

Sehingga Sekretaris Umum akan bertanggungjawab langsung kepada Presidium.

2. Antara Presidium dengan Bendahara Umum

Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang

terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Presidium ke Bendahara Umum.

Sehingga Bendahara Umum akan bertanggungjawab langsung kepada Presidium.

3. Antara Sekretaris Umum dengan Bendahara Umum

Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Koordinasi, sehingga hubungan

yang terjadi adalah hubungan yang bersifat Koordinatif antara Sekretaris Umum

dengan Bendahara Umum.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 37/40

4. Antara Presidium dengan Departemen/Non Departemen

Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang

terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Presidium ke Departemen/Non

Departemen. Sehingga Departemen/Non Departemen akan bertanggungjawab

langsung kepada Presidium.

5. Dan seterusnya megikuti Garis Instruksi dan Garis Koordianasi yang ada.

1. Pada Pimpinan Daerah

1. Bagan Kepengurusan Pimpinan Daerah

Gambar 4.3 – Bagan Kepengurusan Pimpinan Daerah

1. Diskripsi Bagan Kepengurusan Pimpinan Daerah

Adapun diskripsi dari Bagan Kepengurusan pada tingkat Pimpinan Daerah adalah:

1. Antara Ketua dengan Sekretaris

Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang

terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Ketua ke Sekretaris. Sehingga

Sekretaris akan bertanggungjawab langsung kepada Ketua.

2. Antara Ketua dengan Bendahara

Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang

terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Ketua ke Bendahara. Sehingga

Bendahara akan bertanggungjawab langsung kepada Ketua.

3. Antara Ketua dan Wakil Ketua

Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang

terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Ketua ke Wakil Ketua. Sehingga

Wakil Ketua akan bertanggungjawab langsung kepada Ketua

4. Antara Sekretaris dengan Bendahara dan Sekretaris

Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Koordinasi, sehingga hubungan

yang terjadi adalah hubungan yang bersifat Koordinatif antara Sekretaris dengan

Bendahara dan Wakil Ketua.

5. Antara Ketua dengan Biro/Non Biro

Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang

terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Ketua ke Biro/Non Biro.

Sehingga Biro/Non Biro akan bertanggungjawab langsung kepada Ketua.

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 38/40

6. Dan seterusnya megikuti Garis Instruksi dan Garis Koordinasi yang ada.

1. Pada Pimpinan Cabang

1. Bagan Kepengurusan Pimpinan Cabang

Gambar 4.4 – Bagan Kepengurusan Pimpinan Cabang

1. Diskripsi Bagan Kepengurusan Pimpinan Cabang

Adapun diskripsi dari Bagan Kepengurusan pada tingkat Pimpinan Cabang adalah:

1. Antara Ketua dengan Sekretaris

Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang

terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Ketua ke Sekretaris. Sehingga

Sekretaris akan bertanggungjawab langsung kepada Ketua.

2. Antara Ketua dengan Bendahara

Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang

terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Ketua ke Bendahara. Sehingga

Bendahara akan bertanggungjawab langsung kepada Ketua.

3. Antara Ketua dan Wakil Ketua

Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yangterjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Ketua ke Wakil Ketua. Sehingga

Wakil Ketua akan bertanggungjawab langsung kepada Ketua

4. Antara Sekretaris dengan Bendahara dan wakil Ketua

Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Koordinasi, sehingga hubungan

yang terjadi adalah hubungan yang bersifat Koordinatif antara Sekretaris dengan

Bendahara dan Wakil Ketua.

5. Antara Ketua dengan Bidang/Non Bidang dan Koordinator Komisariat

Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang

terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Ketua ke Bidang/Non Bidang dan

Koordinator Komisariat. Sehingga Bidang/Non Bidang dan Koordinator Komisariat

akan bertanggungjawab langsung kepada Ketua.

6. Dan seterusnya megikuti Garis Instruksi dan Garis Koordianasi yang ada.

1. Bagan Hirarki Kepengurusan Komisariat

1. Bagan Kepengurusan Komisariat KMHDI

Gambar 4.5 – Bagan Kepengurusan Komisariat

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 39/40

1. Diskripsi Bagan Kepengurusan Komisariat KMHDI

Adapun diskripsi dari Bagan Kepengurusan pada tingkat Komisariat adalah:

1. Antara Koordinator dengan Wakil Koordinator 

Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang

terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Koordinator ke Wakil

Koordinator. Sehingga Wakil Koordinator akan bertanggungjawab langsung kepada

Koordinator.

2. Koordinator Komisariat bertanggungjawab langsung kepada Ketua Cabang

KMHDI dan dapat diwakili oleh Wakil Koordinator jika Koordinator berhalangan

tetap ataupun tidak tetap.

3. Dan seterusnya mengikuti Garis Instruksi dan Garis Koordianasi yang ada.

4. KEPENGURUSAN KMHDI

1. DASAR PEMIKIRAN

Kepengurusan KMHDI dimasing-masing tingkatan Organisasi merupakan sebuah

 perangkat personalia organisasi yang mempunyai tugas untuk menjalankan Program

Kerja yang telah ditetapkan melalui mekanisme organisasi. Didalam menjalankan

aktivitas kepengurusan, pengurus diberikan kewenangan yang sesuai dengan kriteria

dan bidang tugas masing-masing.

1. KEPENGURUSAN PIMPINAN PUSAT

4.2.1 Komposisi dan Personalia

1. Pengurus Pimpinan Pusat KMHDI sekurang-kurangnya terdiri dari Presidium,

Sekretaris Umum, dan Bendahara Umum.

2. Masa jabatan Pengurus Pimpinan Pusat KMHDI adalah 2 (dua) tahun terhitung

sejak pelantikan/serah terima jabatan dari kepengurusan demisioner.

3. Struktur Kepengurusan Inti yang ada pada PP KMHDI mendapatkan komposisiminimal sejumlah 7 (lima) personalia dengan dilakukan pembagian berdasarkan

fungsinya.

Komposisi dan Personalia tersebut adalah :

Presidium : 5 (lima) orang

Sekretaris Umum : 1 (satu) orang

Bendahara Umum : 1 (satu) orang

7/16/2019 back_up AD_ART

http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 40/40

4.2.2 Wewenang dan Tanggung jawab

Pembagian Tugas dan Wewenang masing-masing pengurus dalam struktur 

kepengurusan inti adalah :

1. Presidium: Suatu badan organisasi dengan pimpinan kolektif yang memilikitugas, kewenangan,dan tanggung jawab yang sama untuk urusan internal

organisasi, dan mewakili organisasi dalam berbagai komunikasi/interaksi

ekternal keumatan/non keumatan.

1. Sekretaris Umum: Personalia dari Pimpinan Pusat KMHDI yang memiliki

tugas, kewenangan dan tanggung jawab untuk urusan administrasi

organisasi PP KMHDI dan untuk pertama kalinya menggantikan Presidium PP

KMHDI, jika Presidium berhalangan tidak tetap.

Sekretaris Umum PP KMHDI dibantu oleh 1 (satu)) personalia wakil Sekretaris

Umum PP KMHDI.

3. Bendahara Umum: Personalia dari Pimpinan Pusat KMHDI yang memiliki tugas,

kewenangan dan tanggung jawab untuk mengurus dan mengatur administrasi

keuangan Organisasi.

Bendahara Umum PP KMHDI dibantu oleh 1 (satu) personalia wakil Bendahara

Umum PP KMHDI.

4.2.3 Pembentukan Departemen

Berdasarkan Anggaran Rumah Tangga KMHDI maka dianggap perlu dibentuk 

Departemen yang akan menjalankan GBHO sesuai dengan tujuan dan titik berat dari

 program kerja. Untuk itulah dibentuk Departemen-departemen yang diperlukan

dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1. Departemen Organisasi: Melakukan upaya pemekaran di wilayah yang belum ada

KMHDI dan melakukan pembinaan organisasi.

2. Departemen Kaderisasi: Melakukan upaya menumbuhkembangkan dan pembinaan

kader melalui sistem dan metode kaderisasi di semua jenjang organisasi.

3. Departemen Penelitian dan Pengembangan: Melakukan kajian terhadap berbagai

 permasalahan dan juga terobosan untuk pengembangan eksistensi organisasi.