back_up AD_ART
Transcript of back_up AD_ART
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 1/40
Lampiran Ketetapan Mahasabha V KMHDI
Nomor : II/TAP/MAHASABHA V/KMHDI/IV/2006
Tentang : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KMHDI
ANGGARAN DASAR
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
PURWAKA
Atas Asung Kerta Wara Nugraha Hyang Widhi Wasa, kami menyadari tugas
mahasiswa Hindu Indonesia untuk mengabdi bagi agama dan negara. Dengan
mendasarkan diri pada nilai-nilai Veda, mahasiswa Hindu Indonesia berusaha
mewujudkan intelektual Hindu yang Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma.
Sebagai bagian tak terpisahkan dari bangsa Indonesia, mahasiswa Hindu Indonesia
berusaha mencapai tujuan Indonesia Merdeka yang berlandaskan Pancasila.
Mahasiswa Hindu Indonesia berkeyakinan bahwa hukum dan demokrasi harus
menjadi dasar praktek kenegaraan sehingga nilai-nilai kebebasan, keadilan dan
solidaritas yang dianut oleh rakyat Indonesia dapat dipertahankan dan dikembangkan.
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, kami,
mahasiswa Hindu Indonesia membentuk organisasi KESATUAN MAHASISWA
HINDU DHARMA INDONESIA sebagai wadah pemersatu dan alat pendidikan kader
yang bertujuan untuk memperbesar jumlah kader mahasiswa Hindu yang berkualitas.KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA meletakkan tanggung
jawab di pundaknya untuk membentuk kader mahasiswa Hindu Indonesia yang
religius, humanis, nasionalis serta berpikiran progresif.
Untuk itu disusunlah ANGGARAN DASAR KESATUAN MAHASISWA HINDU
DHARMA INDONESIA, sebagai berikut :
BAB I
KETENTUAN UMUM
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Organisasi ini bernama Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia yang
disingkat dengan KMHDI.
(2) KMHDI dibentuk di Denpasar pada Hari Jumat, tanggal 3 September 1993 sampai
batas waktu yang tidak ditentukan.
(3) KMHDI berkedudukan di ibu kota negara.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 2/40
BAB II
AZAS, SIFAT DAN TUJUAN
Pasal 2
KMHDI berazaskan Pancasila.
Pasal 3
1. KMHDI bersifat nasionalistik dan independen.
2. KMHDI bernafaskan Hindu.
Pasal 4
(1) KMHDI bertujuan menumbuhkembangkan semangat religiusitas, humanisme,
nasionalisme dan progresifitas mahasiswa Hindu Indonesia dalam rangka turut serta
berperan aktif dalam pembangunan umat dan masyarakat nasional.
(2) KMHDI bertujuan untuk memelihara dan mengembangkan semangat persatuan
dan kesatuan bangsa yang berkeadilan sosial.
(3) KMHDI bertujuan menggali dan mengembangkan potensi mahasiswa Hindu
Indonesia.
BAB III
KEGIATAN ORGANISASI
Pasal 5
1. Kegiatan KMHDI bercirikan intelektualitas dan profesionalisme.
2. Segala kegiatan organisasi harus sesuai dengan azas, sifat dan tujuan yang
diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
3. Kegiatan KMHDI baik pusat maupun daerah dilaksanakan sesuai dengan
program yang tercantum dalam Garis-Garis Besar Haluan Organisasi yang
menjadi ketetapan dalam Mahasabha.
4. Dalam melaksanakan programnya, KMHDI dapat mengadakan kerjasamadengan organisasi atau dengan lembaga lainnya.
5. Hubungan kerja sama antara KMHDI dengan lembaga lain diatur dengan
ketentuan tersendiri di dalam Anggaran Rumah Tangga.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 3/40
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 6
(1) Anggota KMHDI adalah Mahasiswa Hindu Indonesia yang sedang atau telah
menyelesaikan studinya, dan memenuhi persyaratan keanggotan sebagaimana
dimaksud dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan peraturan organisasi.
(2) Keanggotaan KMHDI bersifat aktif.
Pasal 7
Anggota KMHDI seperti yang dimaksud dalam Pasal 6, harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
1. Mahasiswa Indonesia.
2. Beragama Hindu.
3. Mendaftarkan diri sebagai anggota, mentaati, melaksanakan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Garis-garis Besar Haluan Organisasi, dan peraturan
KMHDI lainnya yang telah ditetapkan.
4. Umur anggota maksimal 30 tahun bila masih berstatus mahasiswa, atau tiga
tahun setelah menyelesaikan masa studi.
5. Aktif mengikuti kegiatan organisasi KMHDI.
Pasal 8
Anggota KMHDI yang telah mencapai umur lebih dari 30 tahun atau telah melebihi
tiga tahun purna studinya sebagai Mahasiswa, namun yang bersangkutan masih
sedang menjabat dalam kepengurusan KMHDI maka keanggotaannya dapat
diperpanjang sampai habis masa jabatannya dan tidak dapat dipilih lagi sebagai
pengurus KMHDI.
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 9
Anggota mempunyai hak :
1. Hak Bicara adalah hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan
usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tulisan.
2. Hak Suara adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan sesuai
dengan susunan organisasi.
3. Hak Memilih adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 4/40
4. Hak Dipilih adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.
5. Hak Membela Diri adalah hak untuk memberikan penjelasan atas pernyataan, sikap
dan tindakan yang langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap KMHDI.
6. Hak memperoleh perlindungan dan perlakuan yang adil dari organisasi .
7. Hak memperoleh pembinaan, pendidikan, dan latihan dari organisasi.
8. Hak meminta dan menilai pertanggungjawaban pimpinan.
Pasal 10
Setiap anggota berkewajiban :
1. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik organisasi.
2. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, peraturan organisasi
dan disiplin organisasi.
3. Aktif melaksanakan program-program KMHDI.
4. Membayar iuran anggota berupa iuran pokok dan iuran wajib.
5. Memberi dukungan secara materiial dan spiritual bagi kegiatan KMHDI.
BAB VI
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
Pasal 11
Status keanggotaan KMHDI berakhir karena :
1. Meninggal dunia.
2. Mengundurkan diri secara tertulis.
3. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik maupun underbouwnya.
4. Tidak memenuhi ketentuan administrasi yang diatur lebih lanjut dalam
peraturan organisasi.
5. Melanggar ketentuan Disiplin Organisasi yang selanjutnya diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
BAB VII
PERPINDAHAN ANGGOTA
Pasal 12
Anggota KMHDI dapat melaksanakan perpindahan administrasi keanggotaan antar
struktur pimpinan KMHDI.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 5/40
Pasal 13
Perpindahan administrasi anggota KMHDI dilaksanakan atas persetujuan kedua belah
pihak yaitu pihak pemohon dan pihak penerima.
BAB VIII
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 14
(1) KMHDI di tingkat nasional disebut Pimpinan Pusat KMHDI yang selanjutnya
disingkat PP KMHDI.
(2) KMHDI di tingkat propinsi atau wilayah disebut Pimpinan Daerah KMHDI yang
selanjutnya disingkat PD KMHDI.
(3) KMHDI di tingkat kabupaten atau kota disebut Pimpinan Cabang KMHDI yang
selanjutnya disingkat PC KMHDI.
(4) KMHDI ditingkat basis disebut Komisariat KMHDI.
PIMPINAN PUSAT
Pasal 15
1. PP KMHDI adalah badan pelaksana tertinggi KMHDI di tingkat nasional yangdiatur dengan syarat-syarat tersendiri dalam Anggaran Rumah Tangga.
2. Mekanisme pemilihan, penetapan dan pengangkatan Pengurus PP KMHDI
selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 16
Tugas dan tanggung jawab PP KMHDI meliputi:
1. Memimpin kegiatan organisasi di tingkat nasional baik ke luar maupun ke
dalam oraganisasi.
2. Mengkoordinasikan seluruh PD KMHDI dan badan-badan penunjang guna pelaksanaan ketetapan Mahasabha.
3. Pengurus PP KMHDI wajib mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan
kegiatan organisasi kepada Mahasabha.
PIMPINAN DAERAH
Pasal 17
1. PD KMHDI adalah badan pelaksana tertinggi KMHDI di tingkat propinsi atau
wilayah yang diatur dengan syarat-syarat tersendiri dalam Anggaran Rumah
Tangga.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 6/40
2. Mekanisme pemilihan, penetapan dan pengangkatan Pengurus PD KMHDI
selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 18
Tugas dan tanggung jawab PD KMHDI meliputi:
1. Memimpin seluruh kegiatan organisasi ke luar dan ke dalam sesuai dengan
wilayah kerja masing-masing.
2. Mengkoordinasikan seluruh PC KMHDI dan badan-badan penunjang guna
pelaksanaan ketetapan Mahasabha dan Lokasabha.
3. Pengurus PD KMHDI wajib mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan
kegiatan organisasi kepada Lokasabha.
PIMPINAN CABANG
Pasal 19
1. PC KMHDI adalah badan pelaksana tertinggi KMHDI di tingkat kabupaten
atau kota yang diatur dengan syarat-syarat tersendiri dalam Anggaran Rumah
Tangga.
2. Mekanisme pemilihan, penetapan dan pengangkatan Pengurus PC KMHDI
selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 20
Tugas dan tanggung jawab PC KMHDI meliputi:
1. Memimpin seluruh kegiatan organisasi ke luar dan ke dalam sesuai dengan
wilayah kerja masing-masing.
2. Mengkoordinasikan seluruh Komisariat KMHDI dan badan-badan penunjang
guna pelaksanaan ketetapan Mahasabha, Lokasabha dan Sabha.
3. Pengurus PC KMHDI wajib mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan
kegiatan organisasi kepada Sabha.
KOMISARIAT
Pasal 21
1. Komisariat KMHDI adalah badan koordinasi KMHDI di tingkat basis yang
diatur dengan syarat-syarat tersendiri dalam Anggaran Rumah Tangga.
2. Mekanisme pemilihan, penetapan dan pengangkatan Pengurus Komisariat
KMHDI selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 22
Tugas dan tanggung jawab Komisariat KMHDI meliputi:
1. Mengkoordinasikan anggota KMHDI guna pelaksanaan ketetapan Mahasabha,Lokasabha, dan Sabha.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 7/40
2. Pengurus Komisariat KMHDI wajib mempertanggungjawabkan seluruh
tugasnya kepada Rapat Pimpinan organisasi KMHDI yang secara hirarki
bertanggung jawab dalam wilayah kerjanya.
BAB IX
PERMUSYAWARATAN
Pasal 23
Permusyawaratan KMHDI terdiri dari :
1. Mahasabha.
2. Loka Sabha.
3. Sabha.
4. Sabha Khusus.
5. Rapat Kerja (Raker)6. Rapat Koordinasi (Rakor)
7. Rapat Pimpinan (Rapim)
Pasal 24
Mahasabha adalah forum tertinggi dari KMHDI yang berwenang:
1. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang merupakan
aturan tertinggi organisasi KMHDI.
2. Memilih, menetapkan, meminta dan menilai pertanggungjawaban pengurusPimpinan Pusat KMHDI.
3. Merumuskan dan menetapkan Garis Garis Besar Haluan Organisasi KMHDI.
4. Merumuskan dan menetapkan Struktur Organisasi dan Sistem Kerja
Organisasi di tingkat Nasional
5. Menetapkan keputusan dan ketetapan lainnya.
Pasal 25
Lokasabha adalah forum tertinggi dari KMHDI di tingkat propinsi atau wilayah
yang berrwenang:
1. Memilih, menetapkan, meminta dan menilai pertanggungjawaban pengurus
Pimpinan Daerah.
2. Merumuskan dan menetapkan keputusan tentang Garis Garis Besar Program
Kerja Daerah (GBPK).
3. Merumuskan dan menetapkan Struktur Organisasi dan Sistem Kerja
Organisasi di tingkat daerah/ wilayah.
4. Menetapkan keputusan dan ketetapan lainnya.
Pasal 26
Sabha adalah forum tertinggi dari KMHDI di tingkat kabupaten atau kota yang berwenang:
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 8/40
1. Memilih, menetapkan, meminta dan menilai pertanggungjawaban pengurus
Pimpinan Cabang
2. Merumuskan dan menetapkan keputusan tentang Garis Garis Besar Program
Kerja Cabang (GBPK).
3. Merumuskan dan menetapkan Struktur Organisasi dan Sistem Kerja
Organisasi di tingkat cabang.4. Menetapkan keputusan dan ketetapan lainnya.
Pasal 27
Sabha Khusus adalah permusyawaratan yang sifatnya khusus yang meliputi :
1. Mahasabha Luar Biasa adalah Forum kekuasaan tertinggi organisasi yang
bersifat khusus dan memiliki kekuasaan yang sama dengan Mahasabha dan
dapat diadakan setiap saat apabila dikehendaki oleh minimal 2/3 (dua pertiga)
dari jumlah PD KMHDI dan PC KMHDI.
2. Lokasabha Luar Biasa adalah Forum kekuasaan tertinggi organisasi ditingkatdaerah yang bersifat khusus dan memiliki kekuasaan yang sama dengan
Lokasabha dan dapat diadakan setiap saat apabila dikehendaki oleh minimal
2/3 (dua pertiga) jumlah PC KMHDI setempat atau dikehendaki oleh minimal
dua pertiga jumlah anggota.
3. Sabha Luar Biasa adalah Forum kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat
cabang yang bersifat khusus dan memiliki kekuasaan yang sama dengan Sabha
dan dapat diadakan setiap saat apabila dikehendaki oleh minimal 2/3 (dua
pertiga) jumlah anggota.
Pasal 28
Hal-hal yang bersifat khusus yang dimaksud dalam pasal 27 akan diatur lebih
lanjut dalam ART KMHDI
Pasal 28
1. Raker adalah rapat kerja pengurus yang dilaksanakan segera setelah
Mahasabha atau Lokasabha atau Sabha.
2. Raker di tingkat PP KMHDI disebut Rapat Kerja Nasional disingkat Rakernas.3. Raker di tingkat PD KMHDI disebut Rapat Kerja Daerah disingkat Rakerda.
4. Raker di tingkat PC KMHDI disebut Rapat Kerja Cabang disingkat Rakercab.
5. Raker bertujuan untuk merumuskan program kerja pengurus selama 1 (satu)
periode kepengurusan sesuai dengan ruang lingkup tugas masing-masing.
Pasal 29
1. Rakor adalah rapat koordinasi antar pimpinan organisasi yang diadakan sesuai
dengan susunan organisasi dan dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
diantara 2 permusyawaratan tertinggi dari masing-masing struktur pimpinan
KMHDI.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 9/40
2. Rakor di tingkat PP KMHDI disebut Rapat Koordinasi Nasional disingkat
Rakornas.
3. Rakor di tingkat PD KMHDI disebut Rapat Koordinasi Daerah disingkat
Rakorda.
4. Rakor di tingkat PC KMHDI disebut Rapat Koordinasi Cabang disingkat
Rakorcab.5. Rakor bertujuan untuk mengevaluasi dan koordinasi program kerja sesuai
dengan ruang lingkup tugas masing-masing.
Pasal 30
1. Rapim adalah rapat koordinasi internal pengurus KMHDI yang dilaksanakan
berdasarkan kebutuhan organisasi.2. Rapim di tingkat PP KMHDI disebut Rapat Pimpinan Nasional disingkat
Rapimnas.
3. Rapim di tingkat PD KMHDI disebut Rapat Pimpinan Daerah disingkat
Rapimda.
4. Rapim di tingkat PC KMHDI disebut Rapat Pimpinan Cabang disingkat
Rapimcab.
5. Rapim berwenang untuk mengambil kebijakan taktis dan strategis organisasi
sesuai dengan ruang lingkup tugas masing-masing.
BAB X
DANA ORGANISASI
Pasal 31
1. Dana KMHDI bersumber dari iuran anggota, donatur dan sumber lain yang
sah dan tidak mengikat.
2. Hal-hal lain mengenai iuran anggota dan pendanaan organisasi KMHDI
ditentukan lebih lanjut dalam peraturan organisasi.
BAB XI
LAMBANG, BENDERA DAN LAGU
Pasal 32
Lambang KMHDI adalah ASTA BRAHMACARYA MARGA NUSANTARA
sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 33
Bendera KMHDI adalah TRI DATU sebagaimana ditentukan dalam PeraturanOrganisasi.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 10/40
Pasal 34
Lagu KMHDI adalah Mars KMHDI sebagaimana ditentukan dalam Peraturan
Organisasi.
BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 35
Perubahan Anggaran Dasar KMHDI dapat dilaksanakan dalam Mahasabha yang
dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½+1 (setengah plus 1) dari jumlah peserta yang
berhak hadir dan disetujui oleh sekurang-kurangnya ½ + 1 (setengah plus satu) dari
jumlah peserta yang hadir .
BAB XIII
ATURAN PERALIHAN
Pasal 36
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar KMHDI akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga atau ketentuan-ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar.
BAB XIV
PENUTUP
Pasal 37
Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 11/40
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
1. KMHDI menerapkan Sistem Kaderisasi dalam melakukan pemberdayaan
anggota, yang teknis pelaksanaannya diatur dalam peraturan organisasi.
2. Anggota KMHDI yang ingin mengundurkan diri sebagai anggota, wajib
melakukannya dengan bertanggung jawab dan membuat pernyataan
pengunduran diri secara tertulis yang ditujukan kepada PC KMHDI dan/atau
PD KMHDI ditempat yang bersangkutan terdaftar sebagai anggota KMHDI
dengan tembusan kepada PP KMHDI.
3. Anggota KMHDI yang mengundurkan diri atau diberhentikan keanggotaannyasebagai anggota KMHDI, tidak diperbolehkan kembali menjadi anggota
KMHDI.
4. Anggota KMHDI akan mendapatkan status sebagai Alumni KMHDI dengan
ketentuan :
a. Secara otomatis, jika yang bersangkutan telah habis masa keanggotaannya
sesuai ketentuan dalam pasal 7 dan 8 Anggaran Dasar KMHDI atau;
b. Mengundurkan diri sesuai ketentuan ayat 2 dalam pasal ini, dan diakui
oleh KMHDI sebagai Alumni KMHDI melalui Surat Keputusan (SK) dari
PP KMHDI.
BAB II
SUSUNAN DAN WEWENANG PENGURUS
PIMPINAN PUSAT
Pasal 2
1. Susunan pengurus Pimpinan Pusat terdiri dari :
1. Pengurus Inti, yaitu:
a. Presidium PP KMHDI berjumlah 5 (lima) orang.
b. Sekretaris Umum PP KMHDI berjumlah satu orang.
c. Bendahara Umum PP KMHDI berjumlah satu orang.
2. Pengurus non inti, yaitu:
a. Wakil Sekretaris Umum PP KMHDI.
b. Wakil Bendahara Umum PP KMHDI.
c. Ketua Departemen dan Anggota Departemen PP KMHDI.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 12/40
1. Penentuan jumlah Pengurus non Inti dapat disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi.
1. Pembentukan jumlah Departemen dapat disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi.
Pasal 3
1. Pimpinan Pusat KMHDI merupakan badan pelaksana tertinggi organisasi
yang berwenang menentukan kebijakan organisasi dan melaksanakannya
sesuai dengan AD/ART, keputusan-keputusan dan ketetapan-ketetapan
Mahasabha.
2. Presidium PP KMHDI merupakan badan pelaksana tertinggi organisasi
ditingkatan PP KMHDI yang bersifat kolektif yang berwenang penuh
mengambil kebijakan taktis dan strategis untuk urusan organisasi sesuai
dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, ketetapan Mahasabha
dan Keputusan Organisasi KMHDI lainnya.3. Sekretaris Umum PP KMHDI berwenang atas urusan administrasi
organisasi PP KMHDI dan untuk pertama kalinya menggantikan
Presidium PP KMHDI, jika Presidium PP KMHDI berhalangan tidak
tetap.
4. Bendahara Umum PP KMHDI berwenang untuk melakukan pengelolaan
keuangan dan administrasi keuangan PP KMHDI.
5. Presidium PP KMHDI bersama Sekretaris Umum PP KMHDI berwenang
mengesahkan susunan dan personalia PD KMHDI yang terpilih dalam
Lokasabha.
6. Jika dalam wilayah atau daerah kerja KMHDI belum terbentuk PD
KMHDI, maka PP KMHDI berwenang mengesahkan komposisi dan
personalia PC KMHDI yang terpilih dalam sabha.
7. Sekretaris Umum dan Bendahara Umum PP KMHDI bertanggung jawab
kepada Presidium PP KMHDI dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
8. Wakil Sekretaris Umum PP KMHDI berwenang menggantikan tugas
Sekretaris Umum PP KMHDI bila Sekretaris Umum PP KMHDI
berhalangan tidak tetap.
9. Wakil Sekretaris Umum PP KMHDI bertanggung jawab kepada Sekretaris
Umum PP KMHDI dalam pelaksanaan fungsi administrasi dan
bertanggungjawab secara langsung kepada Presidium PP KMHDI untuk
urusan organisasi secara umum.10. Wakil Bendahara Umum PP KMHDI berwenang menggantikan tugas
Bendahara Umum PP KMHDI bila Bendahara Umum PP KMHDI
berhalangan tidak tetap.
11. Wakil Bendahara Umum PP KMHDI bertanggungjawab kepada
Bendahara Umum PP KMHDI dalam menjalankan fungsi administrasi
keuangan dan bertanggungjawab secara langsung kepada Presidium PP
KMHDI untuk urusan organisasi secara umum .
12. Ketua Departemen PP KMHDI bertanggung jawab kepada Presidium PP
KMHDI dalam menjalankan fungsinya masing-masing.
13. Anggota Departemen PP KMHDI bertanggung jawab kepada Ketua
Departemen PP KMHDI dalam menjalankan tugas sesuai dengankewenangan Departemen.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 13/40
14. Kedudukan Sekretaris Umum, Bendahara Umum dan Ketua Departemen
PP KMHDI adalah sejajar.
15. Kedudukan Wakil Sekretaris Umum, Wakil Bendahara Umum dan
Anggota Departemen PP KMHDI adalah sejajar.
PIMPINAN DAERAH
Pasal 4
1. Susunan pengurus PD KMHDI terdiri dari:
1. Pengurus Inti
a. Satu orang Ketua
b. Satu atau dua orang Sekretaris
c. Satu orang Bendahara
1. Pengurus Non Inti
a. Wakil – Wakil Ketua
b. Wakil Sekretaris
c. Wakil Bendahara
d. Ketua Biro dan Anggota Biro.
2. Penentuan jumlah pengurus non inti dapat disesuaikan dengan kebutuhanorganisasi.
3. Pembentukan jumlah Biro dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
Pasal 5
1. Pimpinan Daerah KMHDI merupakan badan pelaksanan organisasi tertinggi di
tingkat provinsi atau wilayah.
2. Ketua PD KMHDI berwenang menentukan kebijaksanaan taktis dan strategis
organisasi dan melaksanakan di daerahnya sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, ketetapan Mahasabha, Ketetapan Lokasabha dan
Keputusan Organisasi KMHDI lainnya.3. Sekretaris PD KMHDI berwenang atas urusan administrasi organisasi PD
KMHDI.
4. Sekretaris PD KMHDI bertanggungjawab langsung kepada Ketua PD
KMHDI.
5. Ketua PD KMHDI bersama Sekretaris PD KMHDI berwenang
mengesahkan komposisi dan personalia PC KMHDI yang terpilih dalam
Sabha sesuai dengan wilayah kerjanya.
6. Jika dalam wilayah atau daerah kerja KMHDI belum terbentuk PC KMHDI,
maka Ketua PD KMHDI bersama Sekretaris PD KMHDI berwenang
mengesahkan komposisi dan personalia Komisariat KMHDI sesuai dengan
wilayah kerjanya.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 14/40
7. Bendahara PD KMHDI merupakan pengelola administrasi keuangan PD
KMHDI.
8. Bendahara PD KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Ketua PD
KMHDI.
9. Wakil Ketua PD KMHDI betugas membantu tugas ketua dalam urusan
organisasi baik ke dalam maupun ke luar.10. Wakil Ketua PD KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Ketua PD
KMHDI.
11. Wakil Sekretaris PD KMHDI berwenang menggantikan tugas Sekretaris PD
KMHDI bila Sekretaris PD KMHDI berhalangan tetap dan tidak tetap.
12. Wakil Sekretaris PD KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Sekretaris
dalam pelaksanaan fungsi administrasi dan bertanggungjawab secara langsung
kepada Ketua PD KMHDI untuk urusan organisasi secara umum.
13. Wakil Bendahara PD KMHDI berwenang menggantikan tugas Bendahara PD
KMHDI bila Bendahara PD KMHDI berhalangan tetap dan tidak tetap.
14. Wakil Bendahara PD KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Bendahara
PD KMHDI dalam pelaksanaan fungsi administrasi keuangan dan bertanggung jawab langsung kepada Ketua PD KMHDI untuk urusan
organisasi secara umum.
15. Ketua Biro dan Non Biro PD KMHDI bertanggung jawab langsung kepada
Ketua PD KMHDI dalam menjalankan fungsinya masing-masing yang dalam
pelaksanaaannya dapat dikoordinasikan oleh Wakil-Wakil Ketua PD KMHDI.
16. Kedudukan Sekretaris, Bendahara, Wakil – Wakil Ketua dan Ketua-Ketua
Biro PD KMHDI adalah sejajar.
17. Kedudukan Wakil Sekretaris Wakil Bendahara dan Anggota Biro PD KMHDI
adalah sejajar.
18. Jika Ketua PD KMHDI berhalangan tidak tetap maka untuk pertama kalinya
sekretaris atau wakil ketua akan menggantikannya.
PIMPINAN CABANG
Pasal 6
1. Susunan Pengurus PC KMHDI terdiri dari :
1. Pengurus Inti, yaitu:
a.Satu orang Ketua b. Satu atau dua orang Sekretaris
c.Satu orang Bendahara
2. Pengurus Non Inti, yaitu:
a.Wakil – Wakil Ketua
b. Wakil Sekretaris
c.Wakil Bendahara
d. Ketua Bidang dan Anggota Bidang
1. Penentuan jumlah Pengurus Non Inti dapat disesuaikan dengan kebutuhanorganisasi.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 15/40
1. Pembentukan jumlah Bidang dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
Pasal 7
1. Pimpinan Cabang KMHDI merupakan badan pelaksanan organisasi tertinggi
di tingkat kota atau kabupaten.2. Ketua PC KMHDI berwenang menentukan kebijaksanaan taktis dan strategis
organisasi dan melaksanakan di Cabangnya sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, ketetapan Mahasabha, Ketetapan Lokasabha dan
Keputusan Organisasi KMHDI lainnya.
3. Sekretaris PC KMHDI berwenang atas urusan administrasi organisasi PC
KMHDI dan untuk pertama kalinya menggantikan Ketua PC KMHDI, jika
Ketua PC KMHDI berhalangan tidak tetap.
4. Sekretaris PC KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Ketua PC
KMHDI.
5. Ketua PC KMHDI bersama Sekretaris PC KMHDI berwenang
mengesahkan komposisi dan personalia Komisariat KMHDI dalam wilayahkerjanya.
6. Bendahara PC KMHDI merupakan pengelola administrasi keuangan PC
KMHDI.
7. Bendahara PC KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Ketua PC
KMHDI.
8. Wakil - Wakil Ketua PC KMHDI bertugas membantu tugas Ketua PC
KMHDI dalam urusan organisasi baik ke dalam maupun ke luar.
9. Wakil – Wakil Ketua PC KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Ketua
PC KMHDI.
10. Wakil Sekretaris PC KMHDI berwenang menggantikan tugas Sekretaris PC
KMHDI bila Sekretaris PC KMHDI berhalangan tetap dan tidak tetap.
11. Wakil Sekretaris PC KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Sekretaris
dalam pelaksanaan fungsi administrasi dan bertanggungjawab secara langsung
kepada Ketua PC KMHDI untuk urusan organisasi secara umum.
12. Wakil Bendahara PC KMHDI berwenang menggantikan tugas Bendahara PC
KMHDI bila Bendahara PC KMHDI berhalangan tetap dan tidak tetap.
13. Wakil Bendahara PC KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Bendahara
dalam pelaksanaan fungsi administrasi keuangan dan bertanggungjawab secara
langsung kepada Ketua PC KMHDI untuk urusan organisasi secara umum.
14. Ketua Bidang dan Non Bidang PC KMHDI bertanggung jawab langsung
kepada Ketua PC KMHDI dalam menjalankan fungsinya masing-masing yangdalam pelaksanaaannya dapat dikoordinasikan oleh Wakil – Wakil Ketua PC
KMHDI.
15. Kedudukan Sekretaris, Bendahara, Wakil – Wakil Ketua dan Ketua-Ketua
Bidang PC KMHDI adalah sejajar.
16. Kedudukan Wakil Sekretaris, Wakil Bendahara dan Anggota Bidang adalah
sejajar.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 16/40
KOMISARIAT
Pasal 8
Susunan pengurus Komisariat terdiri dari :
1. Seorang Koordinator
2. Seorang Wakil Koordinator
Pasal 9
Komisariat ditetapkan dan bertanggungj jawab melalui Rapim PD KMHDI atau
Rapim PC KMHDI disesuiakan dengan wilayah kerja komisariat tersebut.
DEPARTEMEN, BIRO DAN BIDANG
Pasal 10
1. Pada tingkat pusat dibentuk Departemen, pada tingkat daerah dibentuk Biro,
dan pada tingkat Cabang dibentuk Bidang.
2. Departemen, Biro dan Bidang adalah badan penunjang organisasi yang
merupakan sarana pelaksana kegiatan dan wajib berkoordinasi satu sama
lainnya.
3. Restrukturisasi jumlah Departemen, Biro atau Bidang di masing-masingtingkatan organisasi dapat dilakukan dalam Rapim yang telah memenuhi
persyaratan quorum.
LEMBAGA-LEMBAGA
Pasal 11
1. Lembaga adalah sarana penunjang untuk menjalankan kegiatan organisasi dan
kegiatan dalam bidang tertentu, sesuai dengan kebijaksanaan dasar yang
ditetapkan oleh pengurus organisasi pada masing-masing tingkatan.
2. Pada setiap tingkatan organisasi dapat dibentuk Lembaga Non Departemen,Lembaga Non Biro, Lembaga Non Bidang yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Lembaga tersebut pada pasal 11 ayat 2 ini dapat dibentuk oleh Presidium PP
KMHDI atau Ketua PD KMHDI atau Ketua PC KMHDI disesuaikan dengan
kebutuhan dan tingkatan organisasi.
4. Mekanisme pembentukan dan jenis Lembaga akan diatur lebih lanjut dalam
peraturan organisasi.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 17/40
BAB III
PERMUSYAWARATAN
Pasal 12
1. Mahasabha dihadiri oleh :
1. Peserta yang terdiri dari :
a. Pengurus PP KMHDI
b. Utusan PD KMHDI
c. Utusan PC KMHDI
1. Peninjau yang ditentukan oleh PP KMHDI.
1. Mahasabha dilaksanakan 2 (dua) tahun sekali.
2. Pelaksana dan penanggung jawab Mahasabha adalah PP KMHDI.
Pasal 13
1. Lokasabha dihadiri oleh :
1. Peserta yang terdiri dari:
a. Pengurus PD KMHDI.
b. Utusan PC KMHDI dan/atau anggota PD KMHDI.
1. Peninjau yang terdiri dari :
a. Utusan PP KMHDI.
b. Peninjau yang telah ditentukan oleh PD KMHDI.
1. Lokasabha dilaksanakan 2 (dua) tahun sekali.
1. Pelaksana dan penanggung jawab Lokasabha adalah PD KMHDI.
2. Untuk pertama kalinya, maka yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan
Lokasabha adalah PP KMHDI.
Pasal 14
1. Sabha dihadiri oleh :
1. Peserta yang terdiri dari:
a. Pengurus PC KMHDI.
a. Utusan Komisariat KMHDI dan/atau anggota PC KMHDI.
1. Peninjau yang terdiri dari :
a. Utusan PD KMHDI. b. Peninjau yang telah ditentukan oleh PC KMHDI.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 18/40
1. Sabha dilaksanakan 2 (dua) tahun sekali.
1. Pelaksana dan penanggungjawab Sabha adalah PC KMHDI.
2. Untuk pertama kalinya, maka yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan
Sabha adalah PP KMHDI atau PD KMHDI.
Pasal 15
Rakernas dihadiri oleh :
a. Peserta yaitu pengurus PP KMHDI.
b. Peninjau yaitu utusan PD KMHDI dan/atau peninjau yang ditentukan oleh
PP KMHDI.
c. Rakernas dilaksanakan 1 (satu) kali setelah Mahasabha.
d. Pelaksana dan penanggungjawab Rakernas adalah PP KMHDI.
Pasal 16
Rakerda dihadiri oleh :
a. Peserta yaitu pengurus PD KMHDI.
b. Peninjau yaitu utusan PP KMHDI, PC KMHDI dan/atau peninjau yang
ditentukan oleh PD KMHDI.
c. Rakerda dilaksanakan 1 (satu) kali setelah Lokasabha.
d. Pelaksana dan penanggungjawab Rakerda adalah PD KMHDI.
Pasal 17
Rakercab dihadiri oleh :
a. Peserta yaitu pengurus PC KMHDI.
b. Peninjau yaitu utusan PD KMHDI dan/atau peninjau yang ditentukan oleh
PC KMHDI.
c. Rakercab dilaksanakan 1 (satu) kali setelah Sabha.
d. Pelaksana dan penanggungjawab Rakercab adalah PC KMHDI.
Pasal 18
Rakornas dihadiri oleh :
1. Peserta yaitu pengurus PP KMHDI, utusan PD KMHDI dan utusan PC
KMHDI.
2. Peninjau yaitu peninjau yang ditentukan oleh PP KMHDI.
1. Pelaksana dan penanggungjawab Rakornas adalah PP KMHDI.
Pasal 19
Rakorda dihadiri oleh :
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 19/40
1. Peserta yaitu pengurus PD KMHDI, utusan PC KMHDI dan utusan
Komisariat.
2. Peninjau yaitu peninjau yang ditentukan oleh PD KMHDI.
1. Pelaksana dan penanggungjawab Rakorda adalah PD KMHDI.
Pasal 20
Rakorcab dihadiri oleh :
1. Peserta yaitu pengurus PC KMHDI, utusan Komisariat dan atau anggota.
2. Peninjau yaitu peninjau yang ditentukan oleh PC KMHDI.
1. Pelaksana dan penanggungjawab Rakorcab adalah PC KMHDI.
Pasal 21
Rapimnas dihadiri oleh :
1. Peserta yaitu Pengurus Inti dan Pengurus Non Inti PP KMHDI.
2. Peninjau yaitu peninjau yang ditentukan oleh PP KMHDI.
3. Rapimnas dapat dilaksanakan dan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
4. Pelaksana dan penanggungjawab Rapimnas adalah PP KMHDI.
Pasal 22
Rapimda dihadiri oleh :
1. Peserta yaitu Pengurus Inti dan Pengurus Non Inti PD KMHDI.2. Peninjau yaitu peninjau yang ditentukan oleh PD KMHDI.
3. Rapimda dapat dilaksanakan dan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
4. Pelaksana dan penanggungjawab Rapimda adalah PD KMHDI.
Pasal 23
1. Rapimcab dihadiri oleh :
1. Peserta yaitu Pengurus Inti dan Pengurus Non Inti PC KMHDI.
2. Peninjau yaitu peninjau yang ditentukan oleh PC KMHDI.
1. Rapimda dapat dilaksanakan dan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
2. Pelaksana dan penanggungjawab Rapimcab adalah PC KMHDI.
BAB IV
PEMBENTUKAN PIMPINAN CABANG DAN PIMPINAN DAERAH
Pasal 24
1. Dalam memperluas dan mempererat jaringan Mahasiswa Hindu Indonesia,
KMHDI dapat melakukan pembentukan PC KMHDI atau PD KMHDI yang
baru.
2. Persetujuan untuk melakukan pembentukan PC KMHDI atau PD KMHDIyang baru ditentukan oleh PP KMHDI.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 20/40
3. Dalam teknis pelaksanaannya, PP KMHDI dapat memberikan penugasan
kepada PC KMHDI atau PD KMHDI untuk melakukan pembentukan PC
KMHDI atau PD KMHDI yang baru.
4. PP KMHDI dapat melakukan pembentukan PD KMHDI yang baru, apabila
dalam suatu wilayah atau provinsi telah terdapat sedikitnya dua PC KMHDI.
5. Aturan lebih lanjut mengenai mekanisme pembentukan PC KMHDI dan PDKMHDI yang baru akan diatur dalam peraturan organisasi.
BAB V
PEMILIHAN, PENETAPAN DAN PENGANGKATAN PENGURUS
Pasal 25
1. Presidium PP KMHDI dipilih secara langsung oleh peserta Mahasabha untuk selanjutnya ditetapkan dan diangkat dalam Mahasabha.
2. Pengurus PP KMHDI selain Presidium PP KMHDI, ditentukan oleh Presidium
PP KMHDI sebagai hak prerogratif untuk selanjutnya ditetapkan dan diangkat
dalam Mahasabha.
3. Pemilihan, penetapan dan pengangkatan Pengurus Lembaga Non Departemen
PP KMHDI dapat dilakukan oleh Presidium PP KMHDI dengan menerbitkan
Surat Keputusan (SK) dari PP KMHDI.
4. Ketua PD KMHDI atau Ketua PC KMHDI dipilih secara langsung oleh
peserta Lokasabha atau Sabha untuk selanjutnya ditetapkan dan diangkat
dalam Lokasabha atau Sabha.
5. Pengurus PD KMHDI atau PC KMHDI selain Ketua PD KMHDI atau Ketua
PC KMHDI, ditentukan oleh Ketua PD KMHDI atau Ketua PC KMHDI
sebagai hak prerogratif untuk selanjutnya ditetapkan dan diangkat dalam
Lokasabha atau Sabha.
6. Lokasabha atau Sabha menetapkan dan mengangkat seluruh personalia
kepengurusan atau dapat saja hanya menetapkan dan mengangkat personalia
kepengurusan inti dari PD KMHDI atau PC KMHDI.
7. Apabila Lokasabha atau Sabha hanya menetapkan dan mengangkat
kepengurusan inti saja, maka pemilihan pengurus non inti menjadi hak
prerogratif dari Ketua PD KMHDI atau Ketua PC KMHDI terpilih dan seluruh
pengurus non inti wajib telah terbentuk selambat-lambatnya 14 hari pascaLokasabha atau Sabha.
8. Pemilihan, penetapan dan pengangkatan Pengurus Non Biro PD KMHDI atau
Non Bidang PC KMHDI dapat dilakukan oleh Ketua PD KMHDI atau Ketua
PC KMHDI dengan menerbitkan Surat Keputusan (SK) dari PD KMHDI atau
PC KMHDI.
9. Pengurus Komisariat KMHDI dipilih, ditetapkan dan diangkat oleh Rapat
Pimpinan organisasi KMHDI yang secara hirarki bertanggung jawab dalam
wilayah kerjanya.
BAB VI
PERGANTIAN PENGURUS ANTAR WAKTU
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 21/40
Pasal 26
1. Pergantian antar waktu bagi pengurus organisasi yang tidak menjabat sebagai
Presidium PP KMHDI, Ketua PD KMHDI atau Ketua PC KMHDI dapat
dilakukan oleh masing – masing tingkatan organisasi melalui mekanisme
Rapat Pimpinan (Rapim) dengan mempertimbangkan berbagai situasi, kondisi,aspirasi dan keselamatan organisasi.
2. Bila ditengah masa jabatannya, salah satu personalia Presidium PP KMHDI
berhalangan tetap yang tidak dikarenakan oleh pelanggaran disiplin organisasi,
maka berlaku ketentuan sebagai berikut :
1. Diangkat penggantinya dengan menunjuk Sekretaris Umum PP KMHDI
sebagai pelaksana tugas (Plt) Presidium PP KMHDI.
2. Jumlah maksimal Plt Presidium PP KMHDI adalah 2 (dua) orang.
3. Jika Sekretaris Umum PP KMHDI telah diangkat menjadi Plt Presidium PP
KMHDI, namun ada lagi Presidium PP KMHDI berhalangan tetap, maka
Bendahara PP KMHDI diangkat menjadi Plt Presidium PP KMHDI.
4. Jika ketentuan ayat 2 point 2 dalam pasal ini telah terjadi, namun ada lagi personalia Presidium PP KMHDI yang terpilih pada saat Mahasabha
berhalangan tetap, maka Presidium dan Plt Presidium PP KMHDI wajib
berkoordinasi untuk menyelenggarakan Mahasabha Luar Biasa selambat-
lambatnya enam bulan sejak terjadinya kondisi ini.
1. Bila ditengah masa jabatannya, Ketua PC KMHDI atau Ketua PD KMHDI
berhalangan tetap yang tidak dikarenakan oleh pelanggaran disiplin organisasi,
maka berlaku ketentuan sebagai berikut :
1. Diangkat penggantinya dengan menunjuk Sekretaris atau wakil ketua PC
KMHDI atau PD KMHDI sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua PC atau PD
KMHDI.
2. Jika Sekretaris PC atau PD KMHDI berjumlah lebih dari satu orang, maka
prioritas penunjukkan Plt didasarkan pada nomor urut pengangkatan Sekretaris
PC atau PD KMHDI saat Sabha atau Lokasabha.
1. Plt Ketua PC atau PD KMHDI wajib berkoordinasi untuk
menyelenggarakan Sabha Luar Biasa atau Lokasabha Luar Biasa
selambat-lambatnya enam bulan setelah ditunjuk.
2. Plt Ketua PC atau Plt Ketua PD KMHDI diangkat melalui Surat
Keputusan (SK) dari pimpinan struktural organisasi yang berada satu
tingkat diatasnya.
3. Plt Presidium PP KMHDI diangkat melalui Surat Keputusan (SK) dari
PP KMHDI.4. Selain melaksanakan tugas dan kewajiban barunya sebagai Plt,
personalia yang ditunjuk sebagai Plt, tetap harus menjalankan tugas
dan kewajibannya yang lama sesuai posisi jabatan saat
pengangkatannya dalam Sabha, Lokasabha atau Mahasabha.
BAB VII
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 27
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 22/40
1. Maha Sabha, Loka Sabha, Sabha, Sabha khusus, Raker, Rakor dan
Rapim dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ +1
(setengah plus 1) dari jumlah peserta yang berhak hadir.
2. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai
mufakat, dan apabila tidak tercapai mufakat maka keputusan diambil
dengan suara terbanyak.
BAB VIII
HUBUNGAN KELEMBAGAAN
Pasal 28
1. KMHDI dapat menjalin hubungan dengan lembaga pemerintah dan non
pemerintah baik dalam negeri maupun luar negeri.
2. Hubungan kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam ayat satu pasal ini
dapat dilakukan oleh setiap tingkatan organisasi KMHDI baik secara individumaupun secara lembaga.
Pasal 29
Hubungan dengan lembaga/organisasi kemasyarakatan dilakukan dengan
memperhatikan:
1. Lembaga/organisasi bersangkutan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, GBHO, ketetapan-ketetapan dan peraturan-
peraturan organisasi KMHDI.2. Kesetaraan derajat, kebersamaan dan saling menghargai.
BAB IX
DISIPLIN ORGANISASI
Pasal 30
1. Anggota dan pengurus organisasi KMHDI dilarang melakukan tindakan-
tindakan yang dapat mencemarkan nama baik dan kehormatan organisasi
KMHDI.2. Setiap anggota dan Pengurus organisasi KMHDI wajib menghindari
perpecahan dalam organisasi KMHDI.
DISIPLIN KEANGGOTAAN
Pasal 31
1. Anggota KMHDI yang melakukan pelanggaran disiplin organisasi baik yang
sedang menjabat sebagai pengurus maupun tidak, dapat dikenakan sanksi oleh
organisasi.
2. Pelanggaran disiplin organisasi yang dilakukan oleh anggota ditangani oleh pimpinan di masing-masing tingkatan organisasi dan selanjutnya dilakukan
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 23/40
secara berjenjang oleh pimpinan setingkat diatasnya sebelum ditangani oleh
PP KMHDI sebagai pimpinan tertinggi.
3. Sanksi organisasi pada anggota yang melakukan pelanggaran disiplin
organisasi, dilakukan secara bertahap berupa tiga kali teguran lisan, tiga kali
peringatan tertulis dan pemberhentian sementara oleh pimpinan tertinggi pada
masing-masing tingkatan organisasi.4. Terhadap anggota yang dikenakan sanksi harus diberikan hak membela diri
dalam permusyawaratan yang diadakan organisasi KMHDI.
5. Khusus mengenai sanksi berupa pemberhentian anggota yang bersifat
permanen haruslah berupa keputusan Mahasabha, setelah pihak terkena sanksi
diberikan kesempatan untuk membela diri seluas-luasnya dalam forum
Mahasabha.
6. Teknis pengenaan disiplin organisasi kepada anggota, diatur lebih lanjut dalam
peraturan organisasi.
DISIPLIN PENGURUS
Pasal 32
1. Anggota KMHDI yang karena fungsionalitasnya sebagai pengurus KMHDI
melakukan pelanggaran disiplin organisasi dapat dikenakan sanksi oleh
organisasi.
2. Pelanggaran disiplin organisasi yang dilakukan oleh pengurus ditangani oleh
pimpinan di masing-masing tingkatan organisasi.
3. Sanksi organisasi pada pengurus yang melakukan pelanggaran disiplin
organisasi, dilakukan secara bertahap berupa dua kali teguran lisan, satu kali
peringatan tertulis dan dapat dilanjutkan dengan penonaktifan atau
pemberhentian dari jabatannya.
4. Pengurus organisasi yang terbukti melakukan pelanggaran disiplin organisasi
dapat diberhentikan sebagai pengurus oleh pimpinan organisasi di masing
masing tingkatan dalam forum Rapim setelah yang bersangkutan diberikan
kesempatan untuk membela diri seluas-luasnya.
5. Khusus mengenai penanganan masalah disiplin organisasi dari Ketua PC
KMHDI atau Ketua PD KMHDI dilakukan oleh PP KMHDI.
6. Ketua PC KMHDI atau Ketua PD KMHDI yang terbukti melakukan
pelanggaran disiplin organisasi dapat dinonaktifkan atau diberhentikan oleh
PP KMHDI, dan selanjutnya PP KMHDI menunjuk seorang Plt Ketua PC
KMHDI atau Plt Ketua PD KMHDI yang berasal dari anggota atau pengurusPC KMHDI atau PD KMHDI bersangkutan.
7. Plt Ketua PC atau Plt Ketua PD KMHDI yang ditunjuk oleh PP KMHDI wajib
menyelenggarakan sabha atau lokasabha luar biasa selambat-lambatnya enam
bulan sejak yang bersangkutan ditunjuk sebagai Plt.
8. Terhadap Ketua PC atau PD KMHDI yang dikenakan sanksi penonaktifan
atau pemberhentian harus diberikan hak membela diri dalam sabha atau
lokasabha luar biasa yang diadakan organisasi.
9. Personalia Presidium PP KMHDI yang melakukan pelanggaran disiplin
organisasi dapat dikenakan sanksi.
10. Sanksi dapat diberikan kepada personali Presidium PP KMHDI apabila ada
bukti pelanggaran disiplin organisasi dan disertai dengan bukti pernyataanmosi tidak percaya dari minimal 2/3 jumlah PC dan PD KMHDI.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 24/40
11. Sanksi penonaktifan atau pemberhentian kepada personalia Presidium PP
KMHDI dapat dilakukan dalam forum Rakornas yang telah memenuhi
persyaratan quorum setelah yang bersangkutan diberikan hak membela diri.
12. Forum Rakornas yang dimaksud dalam ayat 11 pasal ini, dapat menunjuk
salah satu personalia pengurus PP KMHDI sebagai pelaksana tugas(Plt)
Presidium PP KMHDI yang telah dinonaktifkan atau diberhentikan karena pelanggaran disiplin organisasi.
13. Apabila jumlah personalia Presidium PP KMHDI yang dinonaktifkan dan/atau
diberhentikan berjumlah lebih dari 2(dua) orang, maka personalia Presidium
PP KMHDI yang masih ada wajib melaksanakan Mahasabha Luar Biasa
selambat lambatnya enam bulan sejak diputuskannya penonaktifan atau
pemberhentian.
14. Teknis pengenaan disiplin organisasi kepada pengurus KMHDI, diatur lebih
lanjut dalam peraturan organisasi.
Pasal 33
Pemulihan nama baik atau rehabilitasi dapat diberikan dan dipertanggungjawabkan
kepada anggota melalui permusyawaratan anggota, yaitu Sabha atau Lokasabha atau
Mahasabha atau Sabha Khusus.
BAB X
LAMBANG
Pasal 34
Lambang KMHDI adalah Asta Brahmacarya Marga Nusantara dengan penjelasan
sebagaiiberikut:
1. Gambar:
2. Pengertian:
a. Lingkaran
Makna : satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan.
b. Asta Dala
Makna : delapan kemahakuasaan Tuhan (Asta Isawarya), menggambarkan delapan
penjuru mata angin; mempunyai pola berfikir multidimensional dan proporsional
sehingga senantiasa mempertimbangkan berbagai aspek.
c. Tri Datu (Tiga Warna Suci)
Makna : merah, putih, hitam. Tiga warna ini menggambarkan Tri Murti, yaitu tiga
manifestasi Tuhan sebagai pencipta, pemelihara, dan pelebur (Brahma,Wisnu,Siwa).
Dengan kata lain, kader KMHDI harus memiliki daya pikir yang inovatif,siapmenjaga dan melestarikan potensi Hindu dengan nilai-nilai Dharma yang dimiliki,
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 25/40
serta berani tampil di depan untuk mengembalikan serta menegakkan nilai-nilai ajaran
Dharma dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.
d. Segi Lima
Makna : philosofi Agama. Merupakan konsep Panca Srada, yaitu lima dasar kepercayaan dalam Agama Hindu.
e. Buku terbuka dan kosong
Buku terbuka bermakna : bahwa ilmu pengetahuan bersifat universal.
Kosong bermakna : suatu kemurnian pengabdian KMHDI.
f. Nyala obor
Makna : semangat perjuangan untuk mewujudkan tujuan KMHDI.
g. Kepulauan Indonesia
Makna : KMHDI di dalam perjuangannya selalu berwawasan Nasional dan
menghargai semboyan Bhineka Tunggal Ika
h. Swastika
Makna : lambang Agama Hindu dan dipercaya sebagai sumber keselamatan dunia.
Hal ini juga menegaskan bahwa KMHDI adalah organisasi yang berdasarkan Hindu.
Pasal 35
Mengenai penggunaan lambang dan atribut organisasi lainnya diatur lebih lanjut
dalam peraturan organisasi.
BAB XI
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 36
Perubahan Anggaran Rumah Tangga KMHDI dapat dilaksanakan dalam Mahasabha
yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½+1 (setengah plus 1) dari jumlah peserta
yang berhak hadir dan disetujui oleh sekurang-kurangnya ½ + 1 (setengah plus satu)
dari jumlah peserta yang hadir.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 26/40
BAB XII
ATURAN PERALIHAN
Pasal 37
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur dalam
Peraturan Organisasi dan ketentuan-ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 38
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Lampiran Ketetapan Mahasabha V KMHDI
Nomor : VI/TAP/MAHASABHA V/KMHDI/IV/2006
Tentang : Garis-Garis Besar Haluan Organisasi
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI
I. PENDAHULUAN
Pembinaan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
diarahkan pada peningkatan kesradaan dan bakti terhadap Tuhan Yang Maha Esa
karena itu dituntut kesadaran dan peran serta umat beragama dan penganut
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa akan tanggung jawabnya untuk
bersama-sama memperkukuh landasan spiritual moral dan etika bagi pembangunan
nasional sebagai pengamalan Pancasila.
Pembangunan nasional bertujuan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur
sesuai Pancasila dan cita-cita kemerdekaan yang tercantum dalam Pembukaan
Undang-undang Dasar 1945, dan dijabarkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara.Untuk mencapai cita-cita tersebut maka upaya-upaya pemberdayaan masyarakat sipil
dalam berbagai bidang kehidupan harus mendapatkan prioritas pelaksanaan. Berkaitan
dengan itu, Mahasiswa Hindu sebagai bagian integral bangsa Indonesia, bertekad
turut aktif berperan dan mendukungnya secara kritis.
Untuk memberikan dukungan dan peran sertanya, Mahasiswa Hindu menghimpun diri
dalam satu wadah organisasi yaitu Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma
Indonesia (KMHDI). Agar tujuan KMHDI sebagaimana tertuang dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KMHDI dapat terlaksana, maka disusunlah
haluan organisasi dalam garis besar sebagai acuan pelaksanaan seluruh program kerja
KMHDI.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 27/40
1. Pengertian Umum
Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) adalah haluan tentang pengembangan
organisasi dalam garis-garis besarnya. Penetapan GBHO bertujuan memberikan arah
bagi pelaksanaan program organisasi yang dilaksanakan secara bertahap. Dengan
demikian pelaksanaan program-program organisasi dalam satu periode kepengurusanselalu memiliki acuan dan terarah menuju target sasaran yang telah ditetapkan. Maka
kinerja kepengurusan KMHDI dapat dengan jelas dan tegas dievaluasi secara
kuantitatif dan kualitatif.
1. Landasan Idiil
Dengan pengertian tersebut maka GBHO harus memiliki titik pijak agar
pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan secara legal formal maupun secara
moral. Titik pijak GBHO KMHDI yang dimaksudkan terdiri dari : Landasan idiil
yaitu Pancasila, landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945 dan Landasan
Organisasi berupa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KMHDI sertaketetapan-ketetapan maupun keputusankeputusan Mahasabha KMHDI.
Secara keseluruhan, berbagai landasan tersebut merupakan koridor sekaligus rambu-
rambu bagi setiap aktifitas segenap pengurus KMHDI dalam merealisasikan program
kerjanya. Titik pijak yang ditetapkan di atas secara umum juga mencerminkan
kehendak setiap kader KMHDI mengenai wujud masa depan organisasi beserta
seluruh outputnya. Untuk memberi gambaran mengenai wujud masa depan yang
diinginkan dan diupayakan pencapaiannya, serta bagaimana mencapainya, baik dalam
jangka panjang atau jangka pendek, maka materi GBHO meliputi pola dasar
pengembangan organisasi, tujuan pengembangan jangka panjang, tujuan
pengmbangan jangka pendek, dan pelaksanaannya.
I. POLA DASAR PENGEMBANGAN ORGANISASI
Pengembangan organisasi merupakan rangkaian kebijakan dan kegiatan yang saling
berkesinambungan dan meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat. Persoalan
rendahnya tingkat kualitas hidup serta SDM umat Hindu merupakan satu bagian kecil
dari kepedulian KMHDI untuk turut serta mengatasinya. Kepedulian sosial tersebut
merupakan konsekuensi Dharma Agama dan Dharma Negara yang diemban setiap
umat Hindu. Hal ini tidak dapat di hindarkan oleh segenap kader KMHDI maupun
KMHDI sebagai organisasi independent yang turut menghendaki terwujudnya Negarakebangsaan yang demokratis dengan supremasi hukum, keadilan, perdamaian, serta
pemberdayaan kedaulatan rakyat dalam koridor kehidupan berbangsa dan bernegara.
Untuk meraih tujuan-tujuan tersebut, maka asas organisasi KMHDI didasarkan pada
:
a. Azas Kesradaan. Segala usaha dan pengembangan organisasi,
digerakkan dan dikendalikan oleh kesradaan dan bakti yang tulus
terhadap Hyang Widi sebagai nilai-nilai luhur yang menjadi landasan
spiritual, moral, dan etika dalam pengembangan organisasi.
b. Azas Manfaat. Segala usaha dan kegiatan organisasi harus memberikanmanfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, peningkatan
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 28/40
kesejahteraan dan pengembangan pribadi umat Hindu serta
mengutamakan kelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa dan
kelestarian lingkungan hidupdalam rangka pembangunan yang
berkesinambungan dan berkelanjutan.
c. Azas Keseimbangan, keserasian, dan keharmonisan dalam
perikehidupan. Pengembangan organisasi harus memperhatikankeseimbangan berbagai kepentingan, agar keserasian dan
keharmonisan antara berbagai kepentingan material dan spiritual serta
individu dan masyarakat selalu terjaga.
d. Azas demokrasi. Pengembangan organisasi yang meliputi seluruh
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan semangat
kekeluargaan yang bercirikan kebersamaan, gotong royong, persatuan
dan kesatuan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
e. Azas Hukum. Penyelenggaraan pengembangan organisasi harus taat
pada hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran untuk
menegakkan dan menjamin kepastian hukum.
f. Azas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Agar pengembanganorganisasi dapat memberikan kesejahteraan yang setinggi-tingginya,
pelaksanaannya harus menerapkan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan
teknologi secara seksama dan bertanggungjawab.
g. Azas Kemandirian. Pengembangan organisasi harus berlandaskan pada
kepercayaan dan kemampuan sendiri serta bersendikan pada tatanan
kerangka dasar agama Hindu sebagai konsekuensi sikap dan posisi
yang independen.
Mengenai modal dasar dan faktor dominan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Modal Dasar Pengembangan Organisasi
Modal dasar pengembangan organisasi merupakan seluruh sumber kekuatan
organisasi yang efektif dan potensial yang dimiliki dan didayagunakan dalam
pengembangan organisasi yaitu :
1. UUD 1945 pasal 28 dan 29.
2. Jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan Mahasiswa Hindu
Indonesia.
3. Seluruh mahasiswa Hindu dengan tekadnya yang menjunjung
tinggi nilai-nilai Weda untuk kemudian diketahui, dimengerti,dipahami, dan dilaksanakan dalam kehidupan keseharian.
1. Faktor-faktor Berpengaruh Dalam Pengembangan Organisasi
Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi proses pengembangan organisasi ini
harus diperhatikan sebagai suatu kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan
organisasi kedepan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan program kerja organisasi.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 29/40
Adapun faktor-faktor yang menjadi kekuatan pengembangan organisasi adalah
sebagai berikut :
1. KMHDI memiliki akses, jaringan dan posisi tawar terhadap
pihak di luar KMHDI.
2. KMHDI memiliki sistem managerial yang terstandarisasi dantelah diimplementasikan.
3. KMHDI memiliki sistem komunikasi yang dapat menjangkau
seluruh tingkatan organisasi dan cukup mampu menjembatani
masalah informasi dan kendala geografis sehingga KMHDI
mampu mengadakan konsolidasi yang efektif.
4. KMHDI memiliki sistem pengelolaan keuangan dengan basis
iuran anggota yang telah dilaksanakan di beberapa daerah.
5. KMHDI memiliki konsep kaderisasi yang telah
diimplementasikan di berbagai daerah.
6. KMHDI memiliki konsep tentang infrastruktur dan supra
struktur yang jelas.
Kelemahan KMHDI yang dapat mengganggu pengembangan organisasi umumnya
datang dari dalam diri KMHDI sendiri. Kelemahan tersebut sebagai berikut :
1. Rendahnya rasa turut memiliki dan kepedulian kader KMHDI terhadap
keberadaan organisasinya.
2. Kesenjangan intelektual yang cukup lebar antar kader KMHDI.
3. Kader-kader KMHDI secara umum masih miskin pengalaman organisasi.
4. Langkanya kader-kader andal yang dimiliki KMHDI.
5. Sistem dan mekanisme kerja organisasi yang belum mapan.
6. Terbatasnya sumber dan akses pendanaan.
7. Masih kuatnya semangat primodialisme kedaerahan di dalam benak
mahasiswa Hindu Indonesia.
Selanjutnya peluang pengembangan organisasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Potensi mahasiswa Hindu yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
2. Iklim keterbukaan dan kebebasan demokrasi sejalan dengan arus reformasi.
3. Semangat solidaritas antar mahasiswa Hindu.
4. Berkembangnya kesadaran mahasiswa Hindu terhadap pentingnya peranan
organisasi dalam kehidupan sosial mereka.
Sedangakan tantangan yang dihadapi oleh KMHDI beserta segenap kader-kadernya
adalah sebagai berikut :
1. Iklim persaingan global yang mengharuskan setiap orang dan organisasi
mampu bergerak dan mengembangkan dirinya dengan cepat dan tepat.
2. Perkembangan teknologi informasi menuntut KMHDI selalu mampu
menyesuaikan diri dengan setiap perkembangan baru dan menyerap informasi
terbaru.
3. Kondisi stabilitas politik dalam negeri yang labil menuntut kemampuan
KMHDI memposisikan diri dalam pergaulan berbangsa dan bernegara.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 30/40
4. Terdapatnya sebagian mahasiswa Hindu yang mengalami keterbelakangan
social dan ekonomi.
5. Kondisi riil KMHDI yang masih mengalami ketergantungan materi pada
pihak-pihak lain.
Dengan menyadari segala keunggulan dan kelemahan, maka kader KMHDI dituntutmemiliki wawasan yang luas, semangat yang solid, konsistensi sikap, serta
kemandirian yang teguh dalam bidang spiritual, intelektualitas, progresifitas, loyalitas,
dan nasionalisme kebangsaan.
I. PENGEMBANGAN ORGANISASI JANGKA PANJANG
1. Tujuan
Tujuan pengembangan organisasi jangka panjang adalah meningkatkan sumber daya
manusia Mahasiswa Hindu Indonesia yang mandiri dan memiliki nilai-nilai dasar
yaitu : religius, humanis, nasionalis dan selalu berpikir progresif. Adapun penjabaranmengenai tujuan pengembangan organisasi jangka panjang adalah :
a. Terbentuknya komunitas kritis dalam aktivitas organisasi
kemahasiswaan yang pofesional dan berkarakter progresif.
b. Memperkokoh persatuan dan kesatuan Mahasiswa Hindhu sebagai
bagian dari komponen bangsa.
c. Terwujudnya kader organisasi yang mandiri dan memiliki jati diri
sehingga mampu berperan aktif di segala bidang kehidupan.
1. Sasaran
Pengembangan organisasi harus mampu menyentuh target group atau kelompok
sasaran yang meliputi mahasiswa Hindu Indonesia pada umumnya, anggota KMHDI
pada khususnya, serta para alumni KMHDI. Kelompok sasaran yang tersentuh
program-program pengembangan organisasi itu diharapkan mampu berkembang
sebagai kader-kader professional, berdedikasi tinggi, dan unggul dalam persaingan
SDM. Secara organisatoris kelompok sasaran pengembangan organisasi meliputi pula
pemberdayaan organisasi KMHDI di tingkat daerah, cabang, dan komisariat.
Agar pengembangan organisasi dapat berjalan secara terarah, maka pengembangan
organisasi dalam jangka panjang dijabarkan sebagai berikut :
a. Meningkatkan aktifitas dan kreatifitas KMHDI dalam upayanya
memberdayakan berbagai potensi keumatan dan mahasiswa Hindu pada
khususnya.
b. Tercapainya konsolidasi seluruh Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia dalam
Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia.
c. Mendirikan lembaga penunjang organisasi yang diperlukan.
d. Terlaksananya musyawarah organisasi sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan dan ditetapkan.
e. Terbentuknya kader Mahasiswa Hindu yang mandiri dan mampu berpikir
progresif.f. Terwujudnya organisasi yang mandiri dan independent.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 31/40
g. Terjalinnya hubungan yang baik antara KMHDI dengan masyarakat dalam
kehidupan sosial keagamaan dan sosial kemasyarakatan.
h. Menilai secara kritis dan bernalar tinggi serta, mengambil langkah nyata
terhadap setiap kebijakan penyelenggara kehidupan bernegara.
Sedangkan titik berat pengembangan organisasi jangka panjang pada pembentukankader muda Hindu yang mandiri dan mampu berpikir progresif serta memiliki nilai-
nilai religiusitas, humanis, nasionalis.
Arah pengembangan jangka panjang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia
adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kader dan mengupayakan visi
KMHDI sebagai wadah pemersatu Mahasiswa Hindu di seluruh Indonesia serta
KMHDI akan mampu menjadi wadah pengembangan dan pengkajian social
keagamaan, sebagaimana tertuang dalam pokok-pokok pikiran dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga. KMHDI.
I. PENGEMBANGAN ORGANISASI JANGKA PENDEK
Tujuan dan sasaran pengembangan organisasi jangka pendek adalah untuk
mewujudkan anggota KMHDI mampu berpikir kritis dankonstruktif
terhadaplingkungan sosialnya. Adapun penjabaran mengenai fokus pengembangan
organisasi dalam jangka pendek akan dikelompokkan dalam bidang-bidang sebagai
berikut :
A. Bidang Organisasi
1. Memantapkan manajerial organisasi di tataran PD KMHDI dan PC KMHDImaupun komisariat yang telah ada.
2. Merumuskan peraturan peraturan organisasi dan Menegakkan pelaksanaan
disiplin organisasi di masing masing tingkatan organisasi KMHDI
3. Terciptanya kelengkapan kepengurusan organisasi di setiap tingkat organisasi
KMHDI.
4. Terpenuhinya sarana dan prasarana minimal yang menunjang kelancaran roda
organisasi.
5. Mengupayakan pembentukan PD KMHDI dan atau PC KMHDI serta
Komisariat KMHDI sesuai dengan situasi dan kondisi obyektif setempat,
sebagai upaya untuk terus menerus meningkatkan kualitas dan kuantitas kader
di kalangan mahasiswa Hindu dan masyarakat pada umumnya.6. Mengadakan konsolidasi secara berkesinambungan untuk terus meningkatkan
komunikasi yang konstruktif dan kondusif.
7. Terlaksananya program organisasi di setiap tingkat organisasi sesuai dengan
situasi dan kondisi obyektif organisasi masing-masing.
8. Menyelenggarakan Mahasabha VI tahun 2008.
9. Meletakkan landasan pengembangan organisasi yang mantap untuk tahap
pengembangan berikutnya.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 32/40
A. Bidang Pengembangan dan Kaderisasi
1. Melaksanakan sistem kaderisasi KMHDI secara
mandiri dan berkesinambungan sesuai dengan
yang diatur dalam sistem kaderisasi KMHDI.
2. Menyempurnakan seri buku infrastruktur KMHDI, dalam menindaklanjuti program
pengembangan organisasi.
A. Bidang Sosial Kemasyarakatan
1. Turut serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan penuh
kemandirian, kedewasaan dan konsistensi dalam menghadapi realitas objektif.
2. Meningkatkan komunikasi interaktif dan konstruktif dengan seluruh
komponen Mahasiswa Hindu, komponen umat atau masyarakat untuk dapat
bersama-sama memberdayakan potensi secara optimal dalam usaha
pencapaian program.3. Ikut proaktif dalam bidang social kemasyarakatan di masing-masing wilayah
kerja KMHDI sesuai dengan kondisi setempat dengan tetap berdasarkan pada
landasan perjuangan KMHDI.
4. Memantapkan eksistensi organisasi di tingkat nasional dengan berperan aktif
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
A. Bidang Keuangan
1. Mengoptimalkan penggalian dana yang berasal dari dana internal organisasi
berupa iuran wajib.
2. Melakukan kegiatan yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap
sumber pendanaan organisasi.
3. Penggalian dana dari sumber eksternal yang sifatnya tidak mengikat yang
sejalan dengan visi dan misi organisasi.
4. Pembentukan sebuah badan usaha untuk menghasilkan dana yang
berkesinambungan bagi KMHDI .
I. PELAKSANAAN
Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) akan ditindak lanjuti oleh semua jajaran
pengurus KMHDI. Garis-garis Besar Haluan Organisasi pada dasarnya merupakanhaluan pengembangan organisasi yang pelaksanaannya dituangkan dalam Garis-garis
Besar Program Kerja (GBPK) organisasi. Adapun mekanisme teknis implementasi
GBHO adalah sebagai berikut :
1. Untuk PP KMHDI, maka GBHO akan menjadi
landasan utama dalam penyusunan program
kerja pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas).
2. Untuk PD KMHDI dan PC KMHDI, maka
GBHO akan menjadi landasan utama dalam
pembuatan Garis-garis Besar Program Kerja
(GBPK).
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 33/40
Pengurus PP KMHDI sebagai pelaksana organisasi tertinggi memberikan
pertanggungjawabannya kepada Mahasabha berikutnya atas tugas dan
tanggungjawabnya menjalankan Garis-garis Besar Haluan Organisasi pada akhir
periode jabatan kepengurusan.
I. PENUTUP
Pengembangan organisasi jangka pendek tersebut merupakan tindak lanjut dari
pengembangan organisasi periode sebelumnya. Namun, untuk periode kepengurusan
2006-2008 merupakan periode awal dari tujuan pengembangan jangka panjang seperti
yang dimaksud dalam GBHO ini. Sehingga, dalam memasuki masa akhir
kepengurusan PP KMHDI periode 2006-2008 merupakan kesempatan mencapai
tujuan pengembangan jangka panjang yang tetap terarah.
Keberhasilan dari setiap tahapan pengembangan organisasi ini berawal dari modal
dasar organisasi yang dalam pelaksanaannya akan dipengaruhi oleh berbagai factor
internal maupun eksternal. Karenanya, keterlibatan semua komponen di dalamorganisasi sangat dibutuhkan dalam satu kesatuan semangat, komunikasi, dan
intelektual yang berlandaskan pada nilai spiritual;. Dalam pelaksanaannya,
dibutuhkan kemampuan untuk memanajemen potensi tersebut kedalam program kerja
tahunan masing-masing pengurus dengan acuan GBHO.
Hasil pengembangan organisasi ini harus dapat dinikmati oleh semua anggota
masyarakat. Sehingga keberadaan KMHDI akan benar-benar dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat. Pada akhirnya, pengembangan organisasi seperti yang dimaksud
dalam GBHO ini akan dapat memberikan arahan untuk pencapaian jati diri kader
sebagai SDM yang berkualitas tinggi. Dengan demikian eksistensi dan kejayaan
organisasi dapat terbina dengan baik.
Lampiran Ketetapan Mahasabha V KMHDI
Nomor : VII/TAP/MAHASABHA V/KMHDI/IV/2006
Tentang : Struktur Organisasi dan Sistem Kerja KMHDI
STRUKTUR ORGANISASI DAN SISTEM KERJA KMHDI
1. PENGERTIAN
Pimpinan Pusat KMHDI, Pimpinan Daerah KMHDI ataupun Pimpinan Cabang
KMHDI adalah sebuah struktur kelembagaan organisasi yang berperan pada fungsi
koordinasi, konseptual, dan operasional. Fungsi tersebut dirumuskan berdasarkan atas
situasi dan kondisi riil umat, masyarakat, kampus di tingkat pusat, daerah atau cabang.
Sebagai organisasi yang memiliki hirarki kepengurusan, maka dalam menjalankan
fungsi-fungsi yang ada, dituntun oleh dengan rambu-rambu komunikasi, yaitu: garis
instruksi dan garis koordinasi.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 34/40
1. Garis Instruksi
Adalah menunjukkan hubungan kerja dengan pola perintah atau instruksi yang
disampaikan dari pimpinan kepada bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas dan
wewenang sesuai mekanisme yang berlaku. Adapun penggunaan garis instruksi
adalah sebagai berikut :
1. Garis Instruksi terdapat pada struktur organisasi dimana terdapat tingkatan
atau susunan yang didalamnya terdapat hubungan pimpinan dengan bawahan.
2. Garis Instruksi juga menunjukkan mekanisme pertanggungjawaban dari
bawahan kepada pimpinan.
3. Garis Instruksi ditandai dengan suatu garis lurus yang utuh dengan pimpinan
dan bawahan sebagai titik pangkal.
1. Garis Koordinasi
Adalah garis kerja yang diterjemahkan sebagai hubungan kerjasama atau koordinasiantar beberapa badan yang posisinya sama atau sejajar. Hubungan koordinasi dapat
dilakukan antar lembaga atau badan atau pengurus dalam suatu struktur maupun antar
struktur organisasi pada semua tingkatan yang sifatnya otonom. Adapun penggunaan
garis koordinasi adalah :
1. Garis Koordinasi terdapat pada semua tingkatan organisasi yang didalamnya
terdapat hubungan antar fungsionaris yang kedudukannya sejajar atau antar
tingkatan organisasi yang bersifat otonom, dimana hubungan antara atasan dan
bawahan yang bersifat instruksi hanya berkaitan dengan program kerja.
2. Dalam Garis Koordinasi tidak terdapat mekanisme atau hubungan
pertanggungjawaban. Yang ada hanyalah mekanisme komunikasi dua arah.
3. Garis Koordinasi ditandai dengan garis putus-putus yang dapat
menghubungkan antara fungsionaris dalam satu tingkatan atau antar tingkatan
organisasi.
1. HIRARKI ORGANISASI KMHDI
Hirarki Organisasi KMHDI adalah susunan tingkatan kelembagaan KMHDI dari
tingkat teratas sampai dengan tingkat terbawah. Didalamnya juga dijelaskan
gambaran-gambaran umum berdasarkan bagan yang terbentuk. Dalam Organisasi
KMHDI terdapat struktur organisasi sebagaimana yang tergambarkan dalam BaganOrganisasi, serta alur instruksi dan koordinasi sebagaimana yang tergambarkan dalam
Garis Instruksi dan Garis Koordinasi. Hal ini diperlukan dengan maksud agar
mekanisme kerja dan alur pertanggungjawaban organisasi dapat berjalan dengan
lancar. Bagan struktur, alur instruksi dan koordinasi digambarkan melalui gambar
Bagan Organisasi.
1. Bagan Hirarki Organisasi
WAKIL KETUA
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 35/40
1. Diskripsi Bagan Hirarki Organisasi
Berdasarkan gambaran Bagan Hirarki diatas, dapat dilihat hubungan antara
pimpinan /tingkatan organisasi KMHDI. Secara garis besar, bagan Hirarki KMHDI
juga menggambakan hubungan-hubungan yang terjadi dalam 1 (satu) tingkatan
organisasi. Adapun diskripsi dari bagan hirarki organisasi KMHDI tersebut adalah:
1. Antara Pimpinan Pusat dengan Pimpinan Daerah
a. Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga
hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bersifat instruktif dari
Pimpinan Pusat kepada Pimpinan Daerah.
b. Hubungan dalam hal Garis Intruksi adalah khusus untuk kebijakan
kebijakan Organisasi yang bersifat Internal Keorganisasian
c. Hubungan koordinasi secara formal keorganisasian antara Pengurus
Pimpinan Pusat dengan Pimpinan Daerah dapat terlaksana apabila
diwakili atau diketahui oleh Presidium Pimpinan Pusat dan KetuaPimpinan Daerah.
2. Antara Pimpinan Pusat dengan Pimpinan Cabang
a. Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga
hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bersifat instruktif dari
Pimpinan Pusat kepada Pimpinan Cabang.
b. Hubungan dalam hal Garis Intruksi adalah khusus untuk kebijakan
kebijakan Organisasi yang bersifat Internal Keorganisasian
c. Hubungan koordinasi secara formal keorganisasian antara Pengurus
Pimpinan Pusat dengan Pimpinan Cabang dapat terlaksana apabila
diwakili atau diketahui oleh Presidium Pimpinan Pusat dan Ketua
Pimpinan Cabang.
3. Antara Pimpinan Pusat dengan Pimpinan Komisariat
Hubungan yang dilaksanakan adalah hubungan koordinasi secara tidak langsung
melalui Pimpinan Cabang.
4. Antara Pimpinan Daerah dengan Pimpinan Cabang
a. Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Koordinasi, sehingga
hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bersifat koordinatif.
b. Hubungan koordinasi secara formal keorganisasian antara Pengurus
Pimpinan Daerah dengan Pimpinan Cabang dapat terlaksana apabila
diwakili atau diketahui oleh Ketua Pimpinan Daerah dan Ketua
Pimpinan Cabang.
5. Antara Pimpinan Daerah dengan Pimpinan Komisariat
Hubungan yang dilaksanakan adalah hubungan koordinasi secara tidak langsung
melalui Pimpinan Cabang.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 36/40
6. Antara Pimpinan Cabang dengan Komisariat
a. Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga
hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bersifat instrukstif dari
Pimpinan Cabang kepada Komisariat, dimana Komisariat sebagai
perpanjangan tangan Pimpinan Cabang secara langsung maupun tidak langsung melaksanakan program-program kerja cabang. Garis kerja
yang digunakan adalah garis instruksi.
b. Hubungan instruksi secara formal keorganisasian antara Pimpinan
Cabang dengan Komisariat dapat terlaksana apabila dilaksanakan atau
diketahui oleh Ketua Pimpinan Cabang dan Koordinator Komisariat.
1. HIRARKI KEPENGURUSAN KMHDI
Hirarki Kepengurusan KMHDI adalah struktur organisasi dalam 1 (satu) tingkatan
organisasi. Seperti halnya Hirarki Organisasi, gambar bagan dan diskripsinya relatif
sama karena hirarki ini hanya detail yang menjelaskan masing-masing bagian.Adapun bagian-bagian yang dimaksud adalah Pimpinan Pusat, Pimpinan Daerah,
Pimpinan Cabang dan Komisariat.
1. Pada Pimpinan Pusat
1. Bagan Kepengurusan Pimpinan Pusat
Gambar 4.2 – Bagan Kepengurusan Pimpinan Pusat
1. Diskripsi Bagan Kepengurusan Pimpinan Pusat
Adapun diskripsi dari Bagan Kepengurusan pada tingkat Pimpinan Pusat adalah:
1. Antara Presidium dengan Sekretaris Umum
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang
terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Presidium ke Sekretaris Umum.
Sehingga Sekretaris Umum akan bertanggungjawab langsung kepada Presidium.
2. Antara Presidium dengan Bendahara Umum
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang
terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Presidium ke Bendahara Umum.
Sehingga Bendahara Umum akan bertanggungjawab langsung kepada Presidium.
3. Antara Sekretaris Umum dengan Bendahara Umum
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Koordinasi, sehingga hubungan
yang terjadi adalah hubungan yang bersifat Koordinatif antara Sekretaris Umum
dengan Bendahara Umum.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 37/40
4. Antara Presidium dengan Departemen/Non Departemen
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang
terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Presidium ke Departemen/Non
Departemen. Sehingga Departemen/Non Departemen akan bertanggungjawab
langsung kepada Presidium.
5. Dan seterusnya megikuti Garis Instruksi dan Garis Koordianasi yang ada.
1. Pada Pimpinan Daerah
1. Bagan Kepengurusan Pimpinan Daerah
Gambar 4.3 – Bagan Kepengurusan Pimpinan Daerah
1. Diskripsi Bagan Kepengurusan Pimpinan Daerah
Adapun diskripsi dari Bagan Kepengurusan pada tingkat Pimpinan Daerah adalah:
1. Antara Ketua dengan Sekretaris
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang
terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Ketua ke Sekretaris. Sehingga
Sekretaris akan bertanggungjawab langsung kepada Ketua.
2. Antara Ketua dengan Bendahara
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang
terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Ketua ke Bendahara. Sehingga
Bendahara akan bertanggungjawab langsung kepada Ketua.
3. Antara Ketua dan Wakil Ketua
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang
terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Ketua ke Wakil Ketua. Sehingga
Wakil Ketua akan bertanggungjawab langsung kepada Ketua
4. Antara Sekretaris dengan Bendahara dan Sekretaris
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Koordinasi, sehingga hubungan
yang terjadi adalah hubungan yang bersifat Koordinatif antara Sekretaris dengan
Bendahara dan Wakil Ketua.
5. Antara Ketua dengan Biro/Non Biro
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang
terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Ketua ke Biro/Non Biro.
Sehingga Biro/Non Biro akan bertanggungjawab langsung kepada Ketua.
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 38/40
6. Dan seterusnya megikuti Garis Instruksi dan Garis Koordinasi yang ada.
1. Pada Pimpinan Cabang
1. Bagan Kepengurusan Pimpinan Cabang
Gambar 4.4 – Bagan Kepengurusan Pimpinan Cabang
1. Diskripsi Bagan Kepengurusan Pimpinan Cabang
Adapun diskripsi dari Bagan Kepengurusan pada tingkat Pimpinan Cabang adalah:
1. Antara Ketua dengan Sekretaris
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang
terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Ketua ke Sekretaris. Sehingga
Sekretaris akan bertanggungjawab langsung kepada Ketua.
2. Antara Ketua dengan Bendahara
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang
terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Ketua ke Bendahara. Sehingga
Bendahara akan bertanggungjawab langsung kepada Ketua.
3. Antara Ketua dan Wakil Ketua
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yangterjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Ketua ke Wakil Ketua. Sehingga
Wakil Ketua akan bertanggungjawab langsung kepada Ketua
4. Antara Sekretaris dengan Bendahara dan wakil Ketua
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Koordinasi, sehingga hubungan
yang terjadi adalah hubungan yang bersifat Koordinatif antara Sekretaris dengan
Bendahara dan Wakil Ketua.
5. Antara Ketua dengan Bidang/Non Bidang dan Koordinator Komisariat
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang
terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Ketua ke Bidang/Non Bidang dan
Koordinator Komisariat. Sehingga Bidang/Non Bidang dan Koordinator Komisariat
akan bertanggungjawab langsung kepada Ketua.
6. Dan seterusnya megikuti Garis Instruksi dan Garis Koordianasi yang ada.
1. Bagan Hirarki Kepengurusan Komisariat
1. Bagan Kepengurusan Komisariat KMHDI
Gambar 4.5 – Bagan Kepengurusan Komisariat
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 39/40
1. Diskripsi Bagan Kepengurusan Komisariat KMHDI
Adapun diskripsi dari Bagan Kepengurusan pada tingkat Komisariat adalah:
1. Antara Koordinator dengan Wakil Koordinator
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan yang
terjadi adalah hubungan yang bersifat Instruktif dari Koordinator ke Wakil
Koordinator. Sehingga Wakil Koordinator akan bertanggungjawab langsung kepada
Koordinator.
2. Koordinator Komisariat bertanggungjawab langsung kepada Ketua Cabang
KMHDI dan dapat diwakili oleh Wakil Koordinator jika Koordinator berhalangan
tetap ataupun tidak tetap.
3. Dan seterusnya mengikuti Garis Instruksi dan Garis Koordianasi yang ada.
4. KEPENGURUSAN KMHDI
1. DASAR PEMIKIRAN
Kepengurusan KMHDI dimasing-masing tingkatan Organisasi merupakan sebuah
perangkat personalia organisasi yang mempunyai tugas untuk menjalankan Program
Kerja yang telah ditetapkan melalui mekanisme organisasi. Didalam menjalankan
aktivitas kepengurusan, pengurus diberikan kewenangan yang sesuai dengan kriteria
dan bidang tugas masing-masing.
1. KEPENGURUSAN PIMPINAN PUSAT
4.2.1 Komposisi dan Personalia
1. Pengurus Pimpinan Pusat KMHDI sekurang-kurangnya terdiri dari Presidium,
Sekretaris Umum, dan Bendahara Umum.
2. Masa jabatan Pengurus Pimpinan Pusat KMHDI adalah 2 (dua) tahun terhitung
sejak pelantikan/serah terima jabatan dari kepengurusan demisioner.
3. Struktur Kepengurusan Inti yang ada pada PP KMHDI mendapatkan komposisiminimal sejumlah 7 (lima) personalia dengan dilakukan pembagian berdasarkan
fungsinya.
Komposisi dan Personalia tersebut adalah :
Presidium : 5 (lima) orang
Sekretaris Umum : 1 (satu) orang
Bendahara Umum : 1 (satu) orang
7/16/2019 back_up AD_ART
http://slidepdf.com/reader/full/backup-adart 40/40
4.2.2 Wewenang dan Tanggung jawab
Pembagian Tugas dan Wewenang masing-masing pengurus dalam struktur
kepengurusan inti adalah :
1. Presidium: Suatu badan organisasi dengan pimpinan kolektif yang memilikitugas, kewenangan,dan tanggung jawab yang sama untuk urusan internal
organisasi, dan mewakili organisasi dalam berbagai komunikasi/interaksi
ekternal keumatan/non keumatan.
1. Sekretaris Umum: Personalia dari Pimpinan Pusat KMHDI yang memiliki
tugas, kewenangan dan tanggung jawab untuk urusan administrasi
organisasi PP KMHDI dan untuk pertama kalinya menggantikan Presidium PP
KMHDI, jika Presidium berhalangan tidak tetap.
Sekretaris Umum PP KMHDI dibantu oleh 1 (satu)) personalia wakil Sekretaris
Umum PP KMHDI.
3. Bendahara Umum: Personalia dari Pimpinan Pusat KMHDI yang memiliki tugas,
kewenangan dan tanggung jawab untuk mengurus dan mengatur administrasi
keuangan Organisasi.
Bendahara Umum PP KMHDI dibantu oleh 1 (satu) personalia wakil Bendahara
Umum PP KMHDI.
4.2.3 Pembentukan Departemen
Berdasarkan Anggaran Rumah Tangga KMHDI maka dianggap perlu dibentuk
Departemen yang akan menjalankan GBHO sesuai dengan tujuan dan titik berat dari
program kerja. Untuk itulah dibentuk Departemen-departemen yang diperlukan
dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Departemen Organisasi: Melakukan upaya pemekaran di wilayah yang belum ada
KMHDI dan melakukan pembinaan organisasi.
2. Departemen Kaderisasi: Melakukan upaya menumbuhkembangkan dan pembinaan
kader melalui sistem dan metode kaderisasi di semua jenjang organisasi.
3. Departemen Penelitian dan Pengembangan: Melakukan kajian terhadap berbagai
permasalahan dan juga terobosan untuk pengembangan eksistensi organisasi.