Bab.iii Nema

33
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka jenis penelitian ini adalah jenis penelitian Eksperimen. Menurut Arif Furchan (2005:39) “Penelitian Eksperimen adalah suatu penyelidikan ilmiah yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas serta mengamati variabel terikat, untuk melihat perbedaan yang sesuai dengan manipulasi variabel-variabel bebas tersebut”. Penelitian ini dilakukan terhadap dua kelompok yaitu kelompok eksperimen I dan kelompok Eksperimen II. Kelompok eksperimen I merupakan kelompok yang diajar dengan menggunakan strategi Genius Learning, sedangkan kelompok eksperimen II adalah kelompok yang diajar dengan menggunakan strategi belajar aktif tipe Everyone is Teacher.

Transcript of Bab.iii Nema

Page 1: Bab.iii Nema

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka jenis penelitian

ini adalah jenis penelitian Eksperimen. Menurut Arif Furchan (2005:39)

“Penelitian Eksperimen adalah suatu penyelidikan ilmiah yang menuntut

peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas

serta mengamati variabel terikat, untuk melihat perbedaan yang sesuai

dengan manipulasi variabel-variabel bebas tersebut”.

Penelitian ini dilakukan terhadap dua kelompok yaitu kelompok

eksperimen I dan kelompok Eksperimen II. Kelompok eksperimen I

merupakan kelompok yang diajar dengan menggunakan strategi Genius

Learning, sedangkan kelompok eksperimen II adalah kelompok yang diajar

dengan menggunakan strategi belajar aktif tipe Everyone is Teacher.

Untuk lebih jelasnya maka rancangan penelitian yang digunakan

adalah Randomized Control Group Only Design

Tabel 2 : Rancangan Penelitian

Kelompok Perlakuan EvaluasiEksperimen I X1 T 1

Eksperimen II X2 T 2

Sumadi Suryabrata (2010:104)

Keterangan :

X1 : Pembelajaran dengan menggunakan strategi Genius Learning

Page 2: Bab.iii Nema

34

X2 : Pembelajaran dengan strategi belajar aktif tipe Everyone is Teacher

T 1: Hasil posttest pada kelas eksperimen I

T 2 : Hasil posttest pada kelas eksperimen II

3.2. Populasi dan Sampel

2.2.1.Populasi

Menurut Arikunto (1999:115) “Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X

SMA Negeri 1 Kerinci yang terdaftar tahun pelajaran 2010/2011.

Untuk lebih jelasnya sebaran populasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3 : Jumlah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kerinci Tahun Pelajaran 2010/2011

Kelas JumlahX A 28X B 27XC 28X D 25X E 25X F 25

jumlah 158 Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Kerinci tahun 2010/2011

2.2.2.Sampel

Menurut Arikunto (1999:117) “Sampel adalah sebagian atau

wakil dari populasi yang akan diteliti”. Sesuai dengan judul penelitian

ini maka sampel yang dibutuhkan ada dua kelas yaitu kelas

eksperimen I dan kelas eksperimen II. Adapun cara dalam

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

33

Page 3: Bab.iii Nema

35

teknik random sampling. Teknik ini bisa dilaksanakan jika populasi

yang ada di semua kelas adalah normal dan Homogen.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan

sampel adalah:

1. Mengumpulkan nilai siswa kelas X SMA Negeri 2 sungai penuh

tahun pelajaran 2010/2011 setelah itu dihitung rata-rata dan

simpangan bakunya (Lampiran 1).

2. Melakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Lilliefors

yang mana hasilnya dapat dilihat pada tabel

Tabel 4 : Tabel Normalitas Data

Kelas L0 Ltabel KeteranganX A 0,1335 0,1658 NormalX B 0,1356 0,1682 NormalXC 0,1452 0,1658 NormalX D 0,1238 0,173 NormalX E 0,1271 0,173 NormalX F 0,1394 0,173 Normal

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh kelas populasi

berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95%. Untuk

perhitungan statistiknya dapat dilihat pada Lampiran 2.

3. Melakukan uji homogenitas variansi dengan menggunakan uji

Barlett. Menurut Sudjana (1992:262) untuk memudahkan

perhitungan, satuan-satuan yang diperlukan dalam uji Barlett

lebih baik disusun dalam sebuah daftar tabel.

Page 4: Bab.iii Nema

36

Tabel 5: Satuan-satuan yang diperlukan dalam uji Barlett

Sampel ke-

dk 1dk

Si2 log Si

2 (dk ) log S i2

12..K

n1−1n2−2

.

.nk−1

1/(n¿¿1−1)¿1/n2−1

.

.1/nk−1

S12

S22

.

.Sk

2

log S12

log S22

log Sk2

(n¿¿1−1) log S12¿

(n¿¿1−1) log S22 ¿

.

.(n¿¿k−1) log Sk

2¿

Jumlah

n1−1 ∑ 1 /(n¿¿1−1)¿- - ∑ (n¿¿1−1) log S ¿

Dari tabel dihitung harga-harga yang diperlukan yakni :

1) Variansi gabungan dari semua populasi dengan menggunakan

rumus :

S2=∑ ¿¿¿¿

2) Harga satuan Barlett (B) dengan menggunakan rumus:

B=¿

3) Untuk uji Barlett digunakan statistik chi-kuadrat, dengan

menggunakan rumus :

χ2=¿

Page 5: Bab.iii Nema

37

4. Membandingkan X2hitung dengan X2

tabel pada taraf nyata, kita tolak

hipotesis jika X2 ≥ X2(1−α ) (k−1 ) dimana X2

( 1−α )(k−1) didapat dari tabel

distribusi chi-kuadrat dengan peluang(1 –α) dan (k – 1).

5. Melakukan Uji kesamaan rata-rata dengan teknik Anava Satu

Arah, digunakan rumus sebagaimana yang dikemukakan oleh

Sudjana(1992:304) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menghitung kuadrat rata-rata dengan rumus :

R y=J 2

∑ ni

dengan J=J 1+J2+…+J k

2) Menghitung kuadrat antar kelompok, dengan rumus :

A y=∑J i

2

ni−Ry

3) Menghitung jumlah kuadrat dari semua nilai, dengan rumus :

∑Y 2=∑ J i2

4) Menghitung jumlah kuadrat dalam kelompok, dengan rumus :

∑Y 2−Ry−A y

5) Menyusun hasil perhitungan langkah di atas ke dalam tabel

analisis variansi

Tabel 6 : Daftar Analisis Variansi untuk MengujiH 0 :δ 1

2=δ22=δ3

2= ,…,=δ k2

Sumber Variansi

dk JK KT F

Page 6: Bab.iii Nema

38

Rata-rata

Antar kelompok

Dalam kelompok

1

K – 1

∑ (ni−1)

R y

A y

D y

R=R y

1

A=A y

(k−1)

D=D y

∑ (ni−1)

AD

Total ∑ ni ∑Y 2

6. Membandingkan nilai Fhitung dan nilai F tabel dengan dk pembilang

k=1 dan dk penyebut ∑ (ni−1) sedangkan untuk taraf nyata kita

tolak hipotesis H 0 :δ 12=δ2

2= ,… ,=δK2 jika Fhitung<F (1−α )(V 1 ,V 2),

didapat dari daftar distribusi F.

Dari perhitungan didapatkan χ2hitung=¿1,65 dan χ2

tabel=¿11,1,

maka χ2hitung< χ2

tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi

mempunyai variansi yang homogen pada tingkat kepercayaan

95%. Untuk lebih jelas perhitungan statistiknya dapat dilihat pada

Lampiran 4.

7. Setelah diketahui bahwa kedua kelompok normal, homogen dan

memiliki kesamaan rata-rata, maka selanjutnya ditentukan

kelompok skpserimen I dan kelompok eksperimen II. Yang

menjadi kelas eksperimen I adalah kelas X B yang diajar

menggunakan strategi Genius Learning dan yang menjadi kelas

eksperimen II adalah kelas XC diajar menggunakan strategi

Belajar Aktif tipe Everyone Is Teacher.

3.3 Variabel Penelitian

Page 7: Bab.iii Nema

39

Sesuai dengan rumusan masalah yang terdapat pada penelitian ini

maka terdapat dua variabel, yaitu :

1. Variabel bebas, merupakan perlakuan yang diberikan pada sampel

penelitian yaitu pembelajaran dengan strategi Genius Learning dan

pembelajaran dengan menggunakan Strategi Belajar Aktif tipe Everyone

Is teacher.

2. Variabel terikat adalah hasil belajar matematika siswa setelah penelitian

dilakukan.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah data tentang hasil

belajar matematika setelah penelitian dilakukan, sedangkan data

sekunder adalah informasi tentang jumlah siswa yang menjadi

populasi penelitian, termasuk nilai matematika siswa kelas X SMA

Negeri 1 Kerinci tahun pelajaran 2010/2011 sebelum penelitian

dilaksanakan.

3.4.2.Sumber data

1. Sumber data primer adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 kerinci

yang terpilih sebagai sampel.

2. Sumber data sekunder adalah guru matematika yang mengajar di

kelas X SMA Negeri 1 Kerinci tahun pelajaran 2010/2011.

3.5 Prosedur Penelitian

Page 8: Bab.iii Nema

40

Prosedur penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu persiapan,

pelaksanaan, dan penyelesaian dengan tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

1. Menentukan kelas sampel

2. Menyusun jadwal penelitian setelah peneliti mendapatkan jadwal

mata pelajaran matematika dan alokasi waktu pelajaran.

3. Mempersiapkan dan menyusun perangkat pembelajaran

4. Membuat kisi-kisi soal untuk diberikan pada tiap sub pokok bahasan

dan untuk tes akhir penelitian.

5. Mempersiapkan instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan, penulis akan melaksanakan proses

pembelajaran terhadap dua kelas sampel yaitu kelas Eksperimen I diajar

menggunakan strategi Genius Learning dan kelas eksperimen II di ajar

dengan menggunakan strategi Belajar Aktif tipe Everyone is Teacher

Tabel 7 : Pelaksanaan Strategi Genius Learning di Kelas Eksperimen I dan Strategi Belajar Aktif tipe Everyone Is Teacher di Kelas Eksperimen II di kelas X SMA Negeri 1 Kerinci Tahun Pelajaran 2010/1011.

Pembelajaran yang menggunakan Strategi Genius

learning

Pembelajaran yang menggunakan startegi belajar aktif tipe Everyone

Is Teacher1 2

1. Peneliti membuka pelajaran

dengan memberikan motivasi

kepada siswa agar tercipta

suasana yang kondusif untuk

1. Peneliti membuka pelajaran

dengan menjelaskan tujuan dari

pembelajaran materi dan

memberikan motivasi kepada

Page 9: Bab.iii Nema

41

memulai pelajaran

2. Peneliti menghubungkan

materi yang akan dipelajari

dengan materi sebelumnya

3. Peneliti memberikan gambar-

siswa untuk terlibat dalam

aktivitas pemecahan masalah

yang ditemukan.

2. Peneliti menjelaskan strategi

yang digunakan dalam pembe-

1 2an besar mengenai materi

yang akan dipelajari dan

memberikan beberapa kata

kunci atau rumus yang dapat

digunakan siswa dalam

materi yang akan dipelajari

dan kemudian dilanjutkan

dengan menjelaskan apa yang

menjadi tujuan dari

pembelajaran materi

4. Peneliti menyampaikan

materi kepada siswa beserta

dengan beberapa contoh soal

5. Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya

mengenai materi yang belum

dipahami

lajaran

3. Peneliti menyampaikan materi

kepada siswa beserta dengan

beberapa buah contoh soal

4. Peneliti membagikan kartu

indeks kepada seluruh siswa dan

meminta siswa membuat sebuah

pertanyaan di kartu indeks

tentang materi yang baru

disampaikan (materi pelajaran)

5. Peneliti mengumpulkan kartu

indeks yang telah ditulis

pertanyaan dan kemudian

membagikan lagi secara acak

kepada seluruh siswa

6. Peneliti meminta siswa untuk

membaca pertanyaan yang

Page 10: Bab.iii Nema

42

6. Peneliti memberikan

beberapa soal yang harus

dikerjakan dalam waktu yang

telah ditentukan

7. Peneliti melakukan peninjau-

mereka dapatkan dan mencari

jawaban dari pertanyaan

tersebut.

7. Peneliti meminta kepada siswa

secara sukarela membacakan

1 2an ulang dengan

menggunakan system

“ngobrol santai” dimana

siswa diajak untuk

membicarakan materi yang

baru saja dipelajari dalam

suasana yang lebih santai.

pertanyaan yang mereka

dapatkan dan langung menjawab

pertanyaan tersebut di depan

kelas

3. Tahap Penyelesaian

1. Mempersiapkan soal-soal tes akhir

2. Melakukan tes akhir kepada siswa dengan waktu yang telah

ditentukan oleh peneliti.

3. Melakukan analisa tes akhir

3.6 Instrumen penelitian.

Untuk memperoleh data tentang hasil belajar matematika siswa,

penulis menggunakan alat pengumpul data dalam bentuk tes hasil belajar.

Menurut Amir Daien dalam Daryanto (1997:35) “Tes adalah suatu alat atau

Page 11: Bab.iii Nema

43

prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau

keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang. Sedangkan

menurut Daryanto (1997:35) “Tes adalah merupakan suatu alat pengumpul

informasi”.

Menurut Arief Furchan (2005:268) “Tes adalah seperangkat

rangsangan (stimulasi) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud

untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi

penetapan skor angka”. Dan menurut Arikunto (1999:139) “Tes adalah

serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Jadi dapat disimpulkan bahwa

Tes adalah suatu cara yang dilakukan untuk mendapatkan beberapa

informasi dari seseorang.

Dalam penelitian ini tes hasil belajar dilaksanakan setelah

berakhirnya satu materi pelajaran. Adapun langkah-langkah yang peneliti

lakukan dalam pelaksanaan tes adalah sebagai berikut :

1. Menyusun soal tes

Sebelum melaksanakan tes peneliti terlebih dahulu menyusun

soal tes yang digunakan untuk melaksanakan tes. Adapun langkah-

langkah penyusunan soal tes adalah sebagai berikut :

1) Menulis kisi-kisi soal tes (Lampiran 7)

2) Menulis butir soal tes

Page 12: Bab.iii Nema

44

3) Menyusun butir soal tes dalam bentuk soal objektif pilihan ganda

(Lampiran 9).

2. Melakukan uji coba soal tes

Agar soal yang disusun memiliki kriteria sebagai soal yang baik,

maka soal-soal tersebut perlu diujicobakan terlebih dahulu dan kemudian

dianalisis untuk mendapatkan mana soal yang memenuhi kriteria dan

mana soal yang tidak memenuhi kriteria. Uji coba soal tes dilaksanakan

di kelas X D SMA Negeri 3 Sungai Penuh, karena sekolah tersebut

memiliki kemampuan yang sama atau hampir sama dengan sekolah

tempat penelitian dilaksanakan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata ujian

semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011.

Tabel 8: Rata-Rata Nilai Ujian Semester Ganjil Kelas X SMA Negeri 3 Sungai Penuh

Kelas X A X B XC X D X E X F

Rata-rata 69,76 54,96 57,03 64,05 58,30 55,76

3. Melakukan analisis item

Setelah uji coba dilaksanakan, kemudian dilakukan analisis item

untuk melihat baik atau tidak baiknya suatu tes. Suatu item soal

dikatakan baik, jika item soal tersebut setelah dilaksanakan hasilnya

dapat memberikan gambaran terhadap kebenaran menjawab soal dengan

waktu yang digunakan.

Dalam melaksanakan analisis item soal secara khusus ada empat

hal yang perlu diselidiki, yaitu :

Page 13: Bab.iii Nema

45

1) Validitas Tes

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika tes tersebut dapat

mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur, menurut Ngalim

Purwanto (1997:137) “Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai

validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes itu

dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur”. Dalam

penyusunan instrumen ini peneliti mengutamakan validitas isi.

Menurut Arikunto (1999:161) “Apabila data yang didapat dari uji

coba ini sudah sesuai dengan yang seharusnya, maka berarti

instrumennya sudah baik, sudah valid”.

Untuk menentukan validitas tes digunakan rumus seperti yang

dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto (1999:162) berikut

r xy=N ∑ xy−∑ x∑ y

√{N∑ x2−(∑ x )2}{N∑ y2−(∑ y )

2}

Dengan :

r xy=¿ koefisien validitas soal

X=¿ skor total soal

Y=¿ skor total butir soal

Kriteria pengukuran validitas adalah:

0,80≤r xy<1,00 : validitas sangat tinggi

0,60≤r xy<0,80 : validitas tinggi

0,40≤r xy<0,60 : validitas sedang

Page 14: Bab.iii Nema

46

0,20≤r xy<0,40 : validitas rendah

0,00≤r xy≤0,20 : validitas sangat rendah

r xy negatif : tidak valid

Dari perhitungan Validitas 20 soal, didapatkan satu soal

dengan validitas sangat tinggi yaitu soal nomor 12, satu soal dengan

validitas tinggi yaitu soal nomor 1, enam soal dengan validitas cukup

yaitu soal nomor 2, 5, 9, 15, 18, dan 19. Sembilan soal dengan

validitas rendah yaitu soal nomor 6, 7, 8, 11, 13, 14, 16, 19 dan 20

dan tiga soal dengan validitas sangat rendah yaitu soal nomor 3, 4,

dan 10. Soal yang tidak dipakai adalah soal dengan validitas rendah.

Untuk lebih jelas perhitungan statistiknya dapat dilihat pada

Lampiran 11.

2) Indeks Kesukaran (IK)

Untuk indeks kesukaran soal tes dapat dihitung dengan

menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Anas (1995:372), yaitu:

P= BJS

Dimana :

P=¿ Indeks Kesukaran

B=¿ banyaknya siswa yang menjawab benar

JS=¿ jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurut Robert L. Torndike dan Elizabeth Hagen dalam Anas

(1995:372), klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat digolongkan

sebagai berikut:

Page 15: Bab.iii Nema

47

Tabel 9 : Klasifikasi Tingkat Kesukaran soal

Besarnya P Interpretasi

P≤0,30

0,30¿ P ≤0,70

P ≥0,70

Soal sukar

Soal sedang

Soal mudah

Dari perhitungan Indek Kesukaran 20 soal, didapatkan empat

soal dengan Indek Kesukaran mudah yaitu soal nomor 1, 2, 6 dan 13

dan enam belas soal dengan Indek Kesukaran soal sedang yaitu soal

nomor 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20. Soal

yang dipakai adalah soal dengan indek kesukaran sedang. Untuk

perhitungan statistiknya dapat dilihat pada Lampiran 12.

3) Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang

kurang pandai (berkemampuan rendah). Menurut Anas (1995:389)

daya pembeda dapat diukur dengan rumus :

DP=B A

J A

−BB

J B

Dimana :

DP = Indeks/ daya pembeda

J A = Banyaknya peserta kelas atas

JB = Banyaknya peserta kelas bawah

Page 16: Bab.iii Nema

48

BA = Banyaknya peserta kelas atas yang menjawab soal benar

BB = Banyaknya peserta kelas yang menjawab soal dengan

jawaban salah

Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut :

0 ,40 ≤ Dp≤ 1,00 : soal diterima

0,30 ≤ Dp<0,40 : soal diterima tapi perlu diperbaiki

0,20 ≤ Dp<2,30 : soal diperbaiki

0,00 ≤ Dp≤ 0,20 : soal tidak dipakai/dibuang

Dp : negatif : semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang

mempunyai nilai negatif sebaiknya dibuang saja

Dari perhitungan daya pembeda 20 soal, didapatkan 4 soal

dengan daya pembeda baik yaitu soal nomor 1, 5, 6 dan 16. 15 soal

dengan daya pembeda cukup yaitu soal nomor 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10,

11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, dan 20. Dan satu soal dengan daya

pembeda jelek yaitu soal nomor 3. Untuk perhitungan statistiknya

dapat dilihat pada Lampiran 13.

4) Reliabilitas.

Sebuah tes dikatakan reliabilitas apabila hasil-hasil tes tersebut

menunjukkan ketetapan. Dengan kata lain, hasil yang dicapai siswa

dalam tes tersebut tidak mengalami perubahan yang berarti apabila

tes tersebut diberikan pada waktu dan tempat yang berbeda

Menurut Arikunto (1999:182) untuk menentukan reliabilitas tes

berbentuk soal objektif dipakai rumus :

Page 17: Bab.iii Nema

49

r11=k

k−1(1−

∑ pq

V t

)

Dengan keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau butir soal

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

Vt = variansi total

Suatu tes dkatakan reliabilitas apabila :

a. Sangat tinggi, jika 0,80≤ r11 ≤1,00

b. Tinggi, jika 0,60≤ r11<0,80

c. Sedang, jika0,40 ≤ r11<¿0,60

d. Rendah, jika 0,20≤ r11<¿0,40

e. Sangat rendah, jika 0,00≤ r11 ≤0,20

Dari perhitungan Reliabilitas 20 soal didapatkan r11=¿0,77

yang berarti tes hasil belajar yang dijadikan instrumen penelitian

mempunyai Reliabilitas yang tinggi. Untuk perhitungan statistiknya

dapat dilihat pada Lampiran 14.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisa data bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata hasil tes

akhir antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II signifikan atau

Page 18: Bab.iii Nema

50

tidak. Untuk melihat perbedaan rata-rata tersebut penulis melakukan Uji

hipotesis.

Uji hipotesis yang penulis lakukan adalah untuk melihat apakah hasil

belajar matematika siswa menggunakan strategi Genius Learning lebih baik

dari hasil belajar siswa menggunakan strategi Belajar Aktif tipe Everyone Is

Teacher. Sebelum melakukan Uji Hipotesis, terlebih dahulu peneliti

melakukan uji normalitas dan uji homogenitas yang langkah-langkahnya

sebagai berikut

1. Menentukan rata-rata hasil belajar masing-masing kelompok, simpangan

baku dan variansi (Lampiran 17).

2. Melakukan Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai yang

diperoleh dari kelas sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak. Untuk menuji normalitas ini digunakan uji Lilliefors

yang dikemukakan oleh Sudjana (1992:466) dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Pengamatan X1 , X2 , X3 …….. X n dijadikan bilangan baku

Z1 , Z2 , Z3 ……Zn dengan menggunakan rumus :

Zi=X i−X

S

Keterangan : X=¿ rata-rata, dan S= simpangan baku

2. Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, dihitung

peluang :

F(Zi)=P(Z≤Zi)

Page 19: Bab.iii Nema

51

3. Menghitung Proporsi skor baku S(Zi) dengan menggunakan rumus :

S(Z i)=banyak Z i …. Zn yang Zn≤ Z i

n

4. Menghitung selisih F(Zi) dan S(Zi) kemudian tentukan harga

mutlaknya.

5. Mengambil harga yang terbesar dari harga di atas dengan dinamakan

Lo

6. Membandingkan Lodengan nilai kritis Ltabel yang diambil dari nilai

tabel untuk taraf keprcayaan α yang ditentukan

7. Menentukan kriteria pengujian dengan cara, bila Lo lebih kecil dari

Ltabel dikatakan data distribusi normal dan sebaliknya Lo lebih besar

dari Ltabel dikatakan tidak berdistribusi normal.

Dari perhitungan didapatkan L0=¿0,1093 <Ltabel=¿0,1682 pada kelas

eksperimen I dan L0=¿0,1295 < Ltabel=¿0,1658 pada kelas

eksperimen II, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas

eksperimen berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95%. Untuk

perhitungan statistiknya dapat dilihat pada Lampiran 17.

3. Menguji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi bertujuan untuk melihat apakah kedua

kelompok mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Untuk uji

homogenitas digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana

(1992:250) sebagai berikut :

F= variansi terbesarvariansi tekecil

Page 20: Bab.iii Nema

52

Kriteria pengujian adalah terima H 0 jika Fhitung<F 1

2α ¿¿ untuk

taraf nyata αdalam hal lain H 0 ditolak. Apabila H 0 diterima berarti

kedua kelompok sampel mempunyai varians yang homogen. Harga

F tabelatau Fα ( v1 , v2 ) dapat diperoleh dari daftar distribusi F dengan derajat

kebebasan pembilang = v1 dan derajat kebebasan penyebut = v2. Dari

hasil perhitungan diperoleh Fhitung=¿1,35 dan F tabel=¿1,87. Artinya

Fhitung<F tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel

mempunyai variansi homogen. Untuk perhitungan statistiknya dapat

dilihat pada Lampiran 19.

Setelah diketahui data memiliki normal dan homogen, selanjutnya

dilakukan Uji Hipotesis menggunakan Uji –t yang rumusnya dikemukakan

oleh Sudjana (1992:239)

t=X1−X2

S √ 1n1

+ 1n2

Dengan simpangan baku gabungan dicari dengan rumus:

s=(n1−1 ) S1

2+(n2−1)S22

n1+n2

Keterangan :

X1 = rata-rata kelas eksperimen I

X2 = rata-rata kelas eksperimen II

Page 21: Bab.iii Nema

53

n1 = jumlah siswa kelas eksperimen I

n2 = jumlah siswa kelas eksperimen II

s = simpangan baku gabungan

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

Terima H 0 jika −t1−1

2α<t <t

1−12

α , dimana t 1−12

α didapat dari distribusi t

dan dk = (n1+n2−2) untuk taraf nyata 𝛼 sedangkan untuk harga-harga t

lainnya H 0 ditolak.(Lampiran 20)

3.8 Tempat dan waktu Penelitian

3.8.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Negeri 1 Kerinci

tahun pelajaran 2010/2011. SMA Negeri 1 Kerinci ini terletak di

Kecamatan Sitinjau Laut Kabupaten Kerinci yang berjarak kira-kira

7 km dari Kota Sungai Penuh. Dengan kondisi sekolah yang tenang

karena berada di tengah desa dan jauh dari jalan raya. Jumlah guru

yang mengajar pada mata pelajaran matematika adalah sebanyak

tujuh orang yang terdiri dari lima orang guru tetap dan dua orang

guru honorer. Sarana dan prasarana yang ada disekolah ini khusus

untuk mata pelajaran matematika masih belum memadai, seperti alat

peraga yang belum lengkap dimiliki oleh sekolah.

3.8.2 Waktu Penelitian

Page 22: Bab.iii Nema

54

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 5 mei 2011 sampai

dengan tanggal 4 juni 2011.