Bab3 Dasar Pustaka Perencanaan Jalan Tol
-
Upload
proporsi-sarasemi -
Category
Documents
-
view
28 -
download
0
description
Transcript of Bab3 Dasar Pustaka Perencanaan Jalan Tol
Laporan Pendahuluan
Bab 3
PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (TOR) SERTA
MASUKAN UNTUK PENYEMPURNAANNYA
3.1. PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
3.1.1. Umum
Pemahaman secara umum terhadap kerangka acuan kerja yang
meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran pekerjaan, produk/keluaran
yang dihasilkan, ruang lingkup kegiatan dan wilayah, kebutuhan tenaga
ahli, jadwal pelaksanaan pekerjaan, dan pelaporan pada dasarnya telah
cukup lengkap.
3.1.2. Pemahaman Terhadap Substansi Pekerjaan
Pembahasan mengenai pemahaman terhadap substansi pekerjaan
diawali dengan konsep pengembangan wilayah dari segi
spasial/ketataruangan. Indonesia di dalam melaksanakan
pembangunannya berdasarkan pada tata ruang nasional yaitu secara
spasial dibagi dalam kawasan-kawasan andalan (terdapatnya
aglomerasi sumber daya manusia, sumber daya alam dan sumber daya
buatan) serta sektor-sektor unggulannya.
Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura III - 1
Laporan Pendahuluan
Dalam kaitannya dengan Studi Penataan Ruang Wilayah
Pengembangan Jembatan Jawa Madura ini terdapat dua kawasan
andalan yang terkait yaitu, kawasan andalan Gerbangkertosusila dan
kawasan andalan Madura dan Kepulauan.
Peran Gerbangkertosusila dalam lingkup Jawa Timur adalah sebagai
pusat pertumbuhan ekonomi dalam mendukung perkembangan
kegiatan sektor industri, perdagangan, pertanian, perikanan dan
pariwisata (brosur info SURAMADU edisi 5 Minggu III April 2004,
Departemen Kimpraswil dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur Dinas PU Bina
Marga, serta Review RTRWN 2003 Departemen Kimpraswil Ditjen Penataan
Ruang), sedangkan sektor unggulan pada kawasan Madura dan
Kepulauan yaitu pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan,
pariwisata, industri dan pertambangan (terdapat di Kepulauan Kangean
di sebelah Timur Pulau Madura).
Dalam sistem yang lebih luas terdapat kaitan/hubungan interaksi dan
interdependensi antar kawasan andalan termasuk kaitan antara kawasan
andalan Madura & Kepulauan (berikut kawasan andalan laut Madura
dan sekitarnya) dengan kawasan andalan Gerbangkertosusila, manun
keduanya belum menciptakan hubungan yang bersinergi karena adanya
hambatan transportasi dari Madura menuju simpul-simpul transportasi di
Surabaya/Gerbangkertosusila. Hal ini terlihat dari adanya permasalahan
yang timbul seperti :
Adanya kesenjangan pertumbuhan antar wilayah
Gerbangkertosusila yang diukur dari pendapatan perkapita
khususnya antara Kota Surabaya dengan wilayah yang terletak di
Pulau Madura, mempunyai perbedaan yang cukup mencolok
(brosur SURAMADU, April 2004). Selain itu Di Madura masih terdapat
kawasan tertinggal yaitu di Kabupaten Bangkalan (Review RTRWN
2003).
Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura III - 2
Laporan Pendahuluan
Produktivitas komoditas sektor unggulan di Madura masih rendah.
Adanya permintaan kebutuhan lahan di Surabaya yang cukup besar
untuk mendukung aktifitas ekonominya akibat pertumbuhan Kota
Surabaya yang pesat namun tidak diimbangi dengan penyediaan
lahan bagi pengembangannya. Sementara disis lain ketersediaan
lahan di Madura masih cukup besar.
Adanya perkiraan kebutuhan transportasi Jawa-Madura yang cukup
besar.
Atas dasar adanya permasalahan-permasalahan diatas maka dengan
dibangunnya jembatan SURAMADU diharapkan dapat :
Mengurangi tingkat kesenjangan pertumbuhan di Provinsi Jawa Timur
khususnya di dalam lingkup wilayah Gerbangkertosusila karena
meningkatnya produktivitas dan ekspor komoditas sektor unggulan
dari Madura.
Mengoptimalkan fungsi lahan di Pulau Madura sebagai penyangga
fungsi kegiatan Kota Surabaya yaitu dengan terpecahkannya
masalah kebutuhan lahan untuk pengembangan kegiatan Kota di
Surabaya dengan “memindahkan” sebagian kegiatan ekonomi kota
Surabaya ke Kabupaten Bangkalan Madura, yang implikasi lebih
lanjutnya diharapkan dapat meningkatnya lapangan kerja yang
sesuai dengan karakteristik budaya masyarakat Madura.
Meningkatkan mobilitas penumpang dan barang antara kota
Surabaya dan Madura.
Antisipasi kebutuhan transportasi Jawa-Madura untuk jangka
menengah dan jangka panjang dapat terpenuhi mengingat fungsi
dan peran jembatan SURAMADU merupakan bagian dari sistem
jaringan transportasi dalam kota Surabaya (Intra Urban) yang terkait
dengan sistem jaringan jalan antar wilayah (Inter Urban) yang
menghubungkan Madura dengan simpul-simpul transportasi seperti
Pelabuhan Tanjung Perak, Bandara Juanda, Stasiun KA. Semut dan
Gubeng serta Terminal Angkutan Barang dan Penumpang di
Surabaya/Jawa Timur.
Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura III - 3
Laporan Pendahuluan
Kesemuanya diatas ini sesuai dengan konsep pembangunan wilayah
Gerbangkertosusila yaitu :
Meningkatkan integrasi, sinkronoisasi, dan pemerataan
pembangunan secara berkelanjutan antara wilayah
Gerbangkertosusila di satu pihak dengan Madura di lain pihak.
Terdapatnya/tercapainya pemerataan kesejahteraan masyarakat
Kota Surabaya dan Pulau Madura melalui integrasi wilayah.
Mengubah fungsi kota Surabaya Raya sebagai Central Business
District dengan menyebarkan fungsi kegiatan kotanya keluar dari
Surabaya ke Kabupaten Bangkalan di Pulau Madura.
Mengembangkan Industri dan permukiman pada lahan kering di
Madura pada umumnya serta Kabupaten Bangkalan pada
khususnya.
Mengembangkan hubungan sinergis antra fungsi kawasan industri,
perdagangan, pusat produksi, dan hunian antara Madura di satu
pihak dengan Surabaya/Gerbangkertosusila/Jawa Timur di lain pihak.
Dalam kaitannya dengan pengembangan wilayah Gerbangkertosusila
dan Madura secara keseluruhan maka diperlukan kebijakan dan strategi
serta perencanaan makro wilayah berupa konsep Rencana Tata Ruang
Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa-Madura dengan skala
1:100.000.
Dengan selesainya Jembatan SURAMADU, nilai ekonomis lahan disekitar
jembatan menjadi semakin tinggi. Untuk menghindari perkembangan
fungsi lahan yang tidak efektif maka perencanaan dan pengendalian
pemenfaatan lahan harus dilakukan seiring dengan proses pelaksanaan
pembangunan jembatan SURAMADU. Oleh karenanya perencanaan
kawasan setingkat Rencana Detail Tata Ruang dengan skala 1:5000 atau
lebih sangat diperlukan di kawasan tersebut.
Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura III - 4
Laporan Pendahuluan
3.2. TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA DAN MASUKAN UNTUK
PENYEMPURNAANNYA
3.2.1. Tanggapan Terhadap Tujuan Pekerjaan
Dari uraian Kerangka Acuan, diurutkan secara jelas bahwasannya
pendekatan dalam penyusunan rencana tersebut lebih dititik beratkan
untuk mengantisipasi kecenderungan perkembangan wilayah saat ini
yang perlu penanganan cepat untuk menjawab peluang
pengembangan potensi pembangunan jembatan yang
menghubungkan antara Surabaya dan Madura. Dengan adanya
jembatan ini diharapkan pulau Madura yang relatif tertinggal
dibandingkan kawasan lain disekitar Kota Surabaya akan ikut
berkembang seperti kota/kabupaten lain di kawasan Gerbangkertosusila.
Penataan ruang disiapkan untuk mengantisipasi pembangunan
jembatan Jawa-Madura sehingga diharapkan tidak banyak
menimbulkan permasalahan di masa mendatang.
3.2.2. Tanggapan Terhadap Ruang Lingkup Pekerjaan
Di dalam Kerangka Acuan telah dikemukakan tentang lingkup tugas dan
lingkup kegiatan yang perlu dilakukan konsultan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut secara rinci dan jelas. Dari segi dimensi waktu
perencanaan Kerangka acuan tidak menyebutkan untuk rencana jangka
waktu 5 sampai 10 tahun dan tidak, disebutkan apakah program 5
tahunan tersebut perlu dikaitkan program 5 tahunan Pemda yang
menyusun PROPEDA (Program Pembangunan Daerah) sebagai
pengganti PELITA. Dimensi rencana tersebut diistilahkan sebagai Rencana
Jangka Menengah dan Rencana Jangka Panjang dengan demikian
perlu ditegaskan/diklarifikasi mengenai jangka waktu yang berlaku baik
untuk perencanaan makro wilayah maupun perencanaan detail
kawasan.
Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura III - 5
Laporan Pendahuluan
3.2.3. Tanggapan Terhadap Produk/Keluaran yang di Harapkan
Kerangka Acuan telah menyesuaikan jenis-jenis peta dengan skala yang
dibutuhkan dengan demikian selain dapat memperkirakan jenis-jenis
tematik dari peta yang dibutuhkan beserta tingkat kedalaman dari materi
yang akan petakan, juga dapat diperkirakan biaya yang dibutuhkan.
3.2.4. Tanggapan Terhadap Kebutuhan Tenaga Ahli
Dari segi layanan tenaga Ahli yang dibutuhkan Pemberi Tugas telah
menyebutkan kriteria lamanya pengalaman tenaga ahli, sehingga
dengan lamanya ‘jam terbang’ yang dimiliki oleh masing-masing tenaga
ahli tersebut, diharapkan dapat lebih memberikan pada tingkat
kedalaman materi pekerjaan.
Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura III - 6