Lanskap Koridor Jalan Tol

download Lanskap Koridor Jalan Tol

of 28

Transcript of Lanskap Koridor Jalan Tol

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    1/28

    12

    BAB II Lanskap Koridor Jalan Tol

    II.1 Prasarana Jalan RayaPrasarana jalan raya dipandang sebagai sebuah sistem infrastruktur yang sangat

    penting dalam sistem sebuah kota. Prasarana jalan adalah modal sosial

    masyarakat yang mempunyai peran penting dalam membuka daerah terpencil dari

    dunia luar. Prasarana ini membuka peluang akan pertumbuhan suatu wilayah.

    Sebagai salah satu media perantara proses produksi, pasar dan konsumsi akhir,

    ketersediaan infrastruktur jalan yang memadai sangat diperlukan dalam

    mendorong berputarnya roda ekonomi. Untuk itu perlu dilakukan pembangunan

    jalan tol sebagai jalan baru untuk meningkatkan efisiensi jasa transportasi yang

    memenuhi kebutuhan lalu lintas cepat dan tinggi.

    Infrastruktur jalan terdiri dari beberapa jenis atau kelas jalan (Fachrurrozy, 2001).

    Definisi untuk berbagai jenis jalan raya dipersiapkan pada tahun 1968 oleh

    AASHO Special Committee on Nomenclature. Beberapa jenis jalan tersebut

    adalah: jalan ekspres (expressway),jalan bebas hambatan (freeway),jalan dengan

    median rumput (parkway), dan jalan arteri non-komersil dengan pengendalian

    jalan masuk sepenuhnya atau sebagian.

    Jalan ekspres (expressway), adalah jalan arteri yang lalu-lintasnya bersifat

    menerus dengan pengendalian jalan masuk sepenuhnya atau sebagian. Biasanya

    dilengkapi dengan pertemuan tak sebidang pada persimpangan jalan utama.

    Jalan bebas hambatan (freeway), adalah jalan ekspres dengan pengendalian jalan

    masuk sepenuhnya. Sedangkan parkway,adalahjalan arteri yang tidak bersifat

    komersil dengan pengendalian jalan masuk sepenuhnya atau sebagian.

    Pengendalian jalan masuk(control of access), adalahkondisi di mana hak pemilik

    atau penghuni daerah di sekitarnya atas jalan masuk, lampu, udara, atau

    pemandangan yang berhubungan dengan jalan raya dikendalikan oleh pihak yang

    berwenang baik sepenuhnya maupun sebagian.

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    2/28

    13

    Sebuah jalan tol dibangun dengan pertimbangan akan faktor keamanan,

    keselamatan, dan kenyamanan dari pengguna jalan1.

    II.1.1 Komponen Pembentuk Infrastruktur Jalan Tol

    Komponen pembentuk infrastruktur jalan tol umumnya terdiri dari ; gerbang tol,

    damija (daerah milik jalan), median jalan, simpang susun.

    II.1.1.1 Gerbang Tol

    Gerbang Tol merupakan salah satu bagian dari lingkungan jalur jalan bebas

    hambatan yang merupakan tempat untuk mengambil atau mengembalikan tiket

    dan sebagai tempat pembayaran tiket. Gerbang tol ini juga sebagai titik atau

    daerah awal maupun akhir dari suatu jalan tol.

    II.1.1.2 Damija (Daerah Milik Jalan)

    Daerah Milik Jalan merupakan dua jalur yang terletak di kiri dan kanan jalan yangdibatasi oleh pagar pengaman jalan. Daerah milik jalan dapat dimanfaatkan

    sebagai pendukung keselamatan pengendara, peletakkan rambu-rambu lalu-lintas,

    sebagai tempat tata hijau dengan persyaratan tertentu.

    1Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 Pasal 5 Ayat 1

    Gambar II.1 Gerbang Tol Pasteur

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    3/28

    14

    II.1.1.3 Koridor Ruang Bebas

    Walaupun pemandangan oleh tanam-tanaman di damija diharapkan dapat

    memberikan keindahan dan kenyamanan, yaitu dengan penampilan massa tajuk

    dan warna daun-bunga, tetapi kepentingan fungsi jalan harus didahulukan.

    Jalan tol menghendaki ruang bebas pohon sepanjang koridor jalan yang diukur

    dari marka luar ditetapkan sejauh 7.50 meter (AASHTO Roadside Design Guide

    1988). Posisi marka tepi dijadikan pedoman bagi jarak penanaman yang

    dimaksudkan. Jarak tersebut di atas selain berfungsi untuk mendapatkan

    keselamatan bagi pengemudi yang tiba-tiba keluar dari jalan, juga untuk

    memperoleh sudut pandang mata yang cukup. Cabang pohon patah atau pohon

    tumbang ke arah badan jalan, sangat memerlukan keberadaan jarak tersebut. Bagi

    tanaman perdu di pinggir bahu jalan yang dapat menahan benturan kendaraan,

    maka jarak tersebut dapat lebih pendek.

    II.1.1.4 Median jalan

    Median Jalan mempakan jalur yang memisahkan dua lajur jalan yang berlawanan,

    dapat digunakan sebagai peletakkan rambu-rambu lalu lintas, sebagai pendukung

    keselamatan, atau sebagai tempat tata hijau dengan persyaratan tertentu (Gambar

    II.2). Penempatan tanaman pengarah, mampu membentuk bidang vertikal yang

    dapat menciptakan ruang yang memberikan kesan menuntun pemakai jalan.

    Tanaman yang umunya digunakan sebagai pengarah pada median jalan bebas

    hambatan adalah bugenvil (Bougainvitlea spectabilis) yang dirambatkan secara

    vertikal.

    Gambar II.2 Median Jalan Tol Pasteur

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    4/28

    15

    Kurangnya massa tanaman di median jalan mengakibatkan cahaya lampu

    kendaraan masih menembus tanaman penghalang. Penanaman di jalur median ini

    hanya dapat ditanami tanaman semak dengan pola memanjang atau linier.

    Pengaturan irama tanaman dilakukan dengan menanam secara berjajar searah

    jalan bebas hambatan dengan pola terputus-putus.

    II.1.1.5 Simpang Susun

    Simpang Susun merupakan daerah pertemuan antara dua atau lebih lalu lintas di

    jalan bebas hambatan yang berguna untuk mempermudah perpindahan jalur dari

    jalan bebas hambatan ke jalan bebas hambatan atau ke jalan umum atau arteri

    (Gambar II.3).

    II.1.1.6Kemiringan Melintang (Cross Slope)

    Kemiringan melintang permukaan jalan diterapkan pada tiap potongan jalan.

    Kecuali pada suatu tikungan dengan superelevasi yang mengarahkan air ke dalam,

    landai melintang umumnya mengarah pada kedua sisi jalan dari sumbujalan pada

    jalan dua lajur. Tiap setengah bagian tepi luar lebih rendah dari tepi dalam.

    Gambar II.3 Simpang Susun

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    5/28

    16

    II.2 Kegiatan Berkendara di Jalan RayaII.2.1 Karakteristik Pengemudi2Di dalam setiap pembahasan mengenai seorang pengemudi sebagai operator

    kendaraan, harus disadari bahwa tidak ada pengemudi yang sama atau keadaan

    kendaraan yang sama. Pertama, pengemudi dari satu kelompok umur memiliki

    kemampuan yang jauh berbeda dalam hal penglihatan, informasi proses,

    pengambilan keputusan, dan reaksinya. Kemampuan ini dapat berubah akibat

    kelelahan, frustrasi, dan kebosanan. Kemudian usia pengemudi berkisar 16 tahun

    sampai 80 tahun ke atas, dan kemampuan akan berubah seiring semakin ber-

    tambahnya usia. Pengemudi yang sudah lanjut usia akan mengadakan kompensasi

    atas kekurangannya dengan bertindak lebih berhati-hati. Beberapa perbedaan

    antara siang, sore, dan malam hari dan antara cuaca baik dan buruk akan

    membawa komplikasi lebih lanjut.

    Pada beberapa tingkatan, karakteristik pengendaraan juga berbeda menurut jenis

    kelamin. Selain itu juga terdapat bukti yang cukup kuat mengenai adanya korelasi

    antara tingkat sosial dan perilaku pengemudi. Oleh sebab itu para perencana jalan

    raya harus memiliki pengetahuan tentang berbagai faktor tersebut apabila akan

    membuat keputusan yang mempertimbangkan faktor kemampuan dan perilaku

    pengemudi.

    II.2.2 Mekanisme Pandangan Pengamat di Dalam KendaraanSetelah mata seorang pengamat mendeteksi dan mengenali suatu keadaan,

    diperlukan waktu beberapa saat sebelum terjadinya reaksi pada otot. Periode ini,

    yang dinamakan "keputusan dan waktu permulaan reaksi" (decision and

    response initiation time) dan besarnya berbeda untuk tiap orang. Lamanya

    periode ini pada seseorang juga bervariasi dan dapat meningkat disebabkan oleh

    kelelahan, mabuk, dan sebab-sebab lainnya. Waktu rata-rata untuk sebuah reaksi

    dari mata ke jari kira-kira 3/8 detik. Reaksi dari mata ke kaki yang terjadi saat

    menginjak pedal rem membutuhkan waktu yang lebih lama, yakni kira-kira 2/3

    2

    Oglesby, Clackson H. dan R. Gary Hicks. (1990).Teknik Jalan Raya. Erlangga

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    6/28

    17

    detik pada rata-rata pengemudi. Pada kenyataannya situasi yang dihadapi

    pengemudi lebih kompleks daripada sekedar mengatur kemudi atau menginjak

    rem. Selain hal-hal di atas masih terdapat adanya rangsangan luar, indera

    pengemudi, perasaan, kecepatan pengambilan keputusan, dan respons kendaraan

    itu sendiri.

    Menyadari bahwa suatu proses pengambilan keputusan pada situasi yang

    kompleks sangat membutuhkan waktu, maka kemudian muncul aksioma di

    dalam disain jalan raya. Aksioma ini adalah bahwa pengemudi seharusnya hanya

    mengambil satu keputusan pada satu saat; dan keputusan yang diambil haruslah

    yang bersifat sederhana. Sebagai contoh lain mengenai waktu dalam mengambil

    keputusan, keputusan dari seorang pengemudi untuk berjalan pada jalan dua

    lajur membutuhkan waktu paling sedikit satu detik atau mungkin lebih.

    II.2.3 Jarak Pandang (Sight Distance)Untuk suatu operasi kendaraan yang aman, diperlukan suatu jarak pandang yang

    bebas secukupnya. Pada beberapa situasi, jarak pandang aman minimum dapat

    dihitung berdasarkan prinsip-prinsip dinamika, dengan menggunakan faktor

    perkalian atau koefisien untuk menentukan karakteristik pengemudi, kendaraan,

    jalan atau pengaruh dari kombinasi ketiganya. Dengan demikian, persamaan ini

    bersifat mendasar walaupun hasil yang diperoleh hanya didasarkan atas pe-

    nampilan kendaraan, pengemudi, atau jalan yang diukur atau diamati.

    II.2.4 Kepekaan akan Gerak (Sense of Motion)Kepekaan akan gerak (sense of motion) merupakan salah satu perasaan primer

    pada saat berkendara (Appleyard, 1971). Pengemudi dapat menerima beberapa

    isyarat melalui kontrol akan kendaraannya, tetapi bagi penumpang bila menutup

    matanya sangat sulit baginya untuk membedakan setiap gerakan, setiap tingkat

    kecepatan, atau bahkan gerakan menanjak maupun menurun. Para pengendara

    mobil sangat bergantung terhadap indera penglihatan untuk mengetahui gerakan

    yang mereka menjalani. Mereka dengan mudah menafsirkan gerakan obyek

    sekitar yang mereka tahu diam, maupun tidak melalui indera penglihatannya.

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    7/28

    18

    Terkadang terdapat gerakan dari mobil yang sederhana dan mudah, namun ada

    juga gerakan yang terlihat seakan mundur dan lanskap sekitarnya seakan terlihat

    menghilang dari sudut pandang kita. Hal seperti inilah yang menjadi pengalaman

    akan ruang yang berbeda yang bisa didapat dari jalan raya.

    II.2.5 Kepekaan Akan Ruang (Sense of Space)Ruang visual dari pengguna jalan tidak saja berhenti pada serangkaian

    pemandangan atau objek yang seakan bergerak, namun rangkaian akan

    pengalaman ruang juga yang tercipta secara visual maupun secara psikologi

    (Appleyard,1971). Kepekaan akan ruang, sangat berpengaruh dari dimensi

    besaran dan proporsi dari area sekitar. Contohnya adalah, sebuah ruang di jalan

    raya dapat dirasakan seakan menyempit maupun melebar. Perasaan tersebut bisa

    diubah juga melalui faktor kecepatan.

    Secara garis besar,Donald Appleyardmembagi presepsi kepekaan akan gerak dan

    ruang dapat dianalisa dengan cara;

    1. Gerak semu, yaitu kecepatan, arah, dan perubahan gerakan (seperti berhenti-jalan, dipercepat-diperlambat, kiri-kanan).

    2. Gerak semu dari bidang visual, yaitu bidang yang sejajar dengan kita, bidangyang berada di atas di bawah kita, bidang yang memiliki rotasi: bidang yang

    menyebarkan atau menyusut dari garis atau tekstur; bidang yang berbentuk

    stabil atau tidak.

    3. Ruang Spasial yang memiliki karateristik;Keberadaan dan posisi dari objek-objek yang ada.

    Proporsi dari ruang yang dibandingkan dengan pengamat dan posisi

    pengamat.

    Kualitas dari cahaya yang berpengaruh terhadap arah dan intensitas.

    Rangkaian dari ruang yang saling berhubungan.

    Arah dari pemandangan itu sendiri.

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    8/28

    19

    II.3 Faktor Utama Pembentuk Infrastruktur Jalan TolSebuah jalan tol dibangun dengan pertimbangan akan faktor keamanan,

    keselamatan, dan kenyamanan dari pengguna jalan3. Faktor keamanan dapat

    diwujudkan dengan terbebasnya sebuah area perancangan dari tindakan

    kriminalitas. Faktor keselamatan dapat diwujudkan dalam perancangan jalan tol

    yang mengikuti standar-standar teknis yang sudah ditetapkan. Baik dari pemilihan

    standar material jalan, standar perhitungan besar derajat alinyemen jalan, hingga

    standar penggunaan atribut marka jalan. Sedangkan faktor kenyamanan

    berkendara diwujudkan bagi indera pengguna jalan, khususnya indera penglihatan

    dan peraba.

    II.4 Faktor Keselamatan BerkendaraFaktor keselamatan berkendara merupakan salah satu faktor penting dalam

    peningkatan sistem angkutan jalan, yaitu dalam kelancaran, keamanan, keandalan,

    efisiensi dan keselarasan dengan lingkungan. Indikator utama keselamatan jalan

    raya ditentukan oleh tinggi-rendahnya tingkat kecelakaan yang terjadi.

    Dalam hal ini kecelakaan adalah suatu peristiwa yang terjadi pada suatu

    pergerakan lalu lintas akibat adanya kesalahan pada sistem pembentuk lalu lintas,

    yaitu antara pengemudi (manusia), kendaraan jalan, dan lingkungan sekitar.

    Peristiwa kecelakaan dapat dilihat sebagai kondisi yang tidak sesuai dengan

    standar atau perawatan yang berlaku maupun kelalaian yang dibuat oleh

    pengemudi4. Faktor manusia memiliki peranan yang besar dalam setiap

    kecelakaan, peraturan keamanan telah ditentukan oleh pembuat kendaraan,

    kondisi jalan telah ditingkatkan, namun pengemudi tetap saja melakukan

    kesalahan (Hakim 2004).

    Dalam sistem lalu lintas jalan raya terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi

    keselamatan lalu lintas secara langsung maupun tidak langsung, yaitu faktor

    3Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 Pasal 5 Ayat 1

    4Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    9/28

    20

    manusia, faktor kendaraan, dan faktor jalan dan/atau lingkungan. Faktor manusia

    adalah jumlah dan perilaku pengguna jalan, baik sebagai pengemudi atau

    penumpang yang secara langsung berhubungan dengan jumlah populasi suatu

    wilayah. Faktor kendaraan adalah jumlah dan properti dari kendaraan bermotor

    maupun tak bermotor, yang berpengaruh pada jumlah kecelakaan. Faktor jalan

    mencakup karakteristik geometrik, bangunan fasilitas dan tingkat pelayanan jalan.

    II.4.1 Daerah Lokasi Rawan KecelakaanDaerah rawan kecelakaan adalah daerah yang mempunyai angka kecelakaan

    tinggi, resiko kecelakaan tinggi. Kecelakaan tersebut dapat diidentifikasi pada

    lokasi-lokasi tertentu pada ruas jalan (black spot) dan juga pada beberapa ruas

    jalan tertentu (black site) ataupun pada wilayah tertentu (black area).

    II.4.3 Metode Penanggulangan KecelakaanMetode penanggulangan keselamatan secara garis besar meliputi, metode pre-

    emptif (penangkalan), metode preventif (pencegahan), dan metode represif

    (penanggulangan).Secara ekskalasi mulai dari tingkatan yang paling dini sampai

    dengan faktor penyebab terjadinya peristiwa kecelakaan.

    II.4.3.1Metode Pre-emptifMetode pre-emptif adalah upaya penangkalan dalam menanggulangi kecelakaan

    lalu lintas, pada dasamya meliputi perekayasaan berbagai bidang yang berkaitan

    dengan masalah transportasi

    II.4.3.2Metode PreventifMetode preventif adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk mencegah terjadinya

    kecelakaan lalu lintas, yang dalam bentuk konkretnya berupa kegiatan-kegiatan

    pengaturan lalu lintas, penjagaan tempat-tempat rawan, patroli, pengawalan dan

    lain sebagainya.

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    10/28

    21

    II.4.2.3Metode RepresifTindakan represif dilakukan terhadap setiap jenis pelanggaran lalu lintas atau

    bentuk penanganan kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Penegakan hukum

    yang dilakukan secara efektif dan intensif, pada hakekatnya bukan semata-mata

    ditujukan untuk memberikan pelajaran secara paksa atau untuk menghukum

    kepada setiap pelanggar yang bertindak, namun untuk pemahaman bagi yang

    bersangkutan agar tidak mengulangi pelanggaran.

    II.4.3 Tindakan Keselamatan Lalu LintasMasalah keselamatan lalu lintas menjadi salah satu isu utama di dalam

    perencanaan transportasi. Tidak efektifnya pengoperasian lalu lintas dapat dilihat

    dari seberapa jauh tingkat kecelakaan lalu-lintas yang terjadi di suatu sistem

    jaringan jalan yang ada. Kecelakaan terjadi pada dasamya merupakan resultan

    dari: pengemudi, kendaraan, dan lingkungan jalan5. Elemen-elemen tersebut baik

    secara individual maupun kombinasi dapat menyebabkan kecelakaan. Penyebab

    kecelakaan 90% disebabkan karena faktor manusia (pengemudi), sedangkan

    faktor kendaraan dan lingkungan jalan masing-masing hanya sekitar 5%.

    Terdapat dua istilah di dalam usaha mengurangi tingkat kecelakaan, yaitu: traffic

    audit, dan traffic calming. Traffic Auditmerupakan suatu tindakan mengevaluasi

    sistem lingkungan jalan (geometrik, perkerasan jalan, rambu dan marka),

    khususnya pada kawasan rawan kecelakaan agar tidak terjadi kecelakaan yang

    disebabkan oleh elemen lingkungan jalan. Sedangkan traffic calming merupakan

    tindakan untuk melindungi lingkungan sekitar, khususnya kawasan perumahan

    dari lalu lintas. Di dalam traffic calming, strategi yang digunakan pada umumnya

    berupa tindakan mengurangi kecepatan kendaraan dengan berbagai instrumen

    seperti penggunaan polisi tidur (road hump), penyempitan lajur dan lain

    sebagainya.

    5Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    11/28

    22

    II.4.3.1 Tindakan untuk Mempengaruhi KecepatanDi dalam perencanaan transportasi terdapat dua kebutuhan yang saling

    bertentangan. Pertama, kebutuhan untuk lalu lintas menerus dan memungkinkan

    arus bergerak secepat mungkin. Kedua, kebutuhan untuk penghuni setempat dan

    bila memungkinkan kecepatan dapat dikurangi sebesar mungkin untuk

    mengurangi kecelakaan lalu lintas. Apabila terdapat keinginan untuk mengurangi

    kecepatan, maka diperlukan suatu instrumen yang bersifat self enforcing sehingga

    secara otomatis tidak dapat bergerak secara tepat.

    II.4.4 Jenis-Jenis Upaya Mengurangi KecelakaanJenis-jenis upaya untuk mengurangi tingkat kecelakaan dapat dibagi 2 (dua), yaitu

    dengan peraturan dan secara fisik6. Upaya dalam bentuk peraturan diwujudkan

    berupa peraturan umum (general mandatory), berupa peraturan berdasarkan

    arahan petunjuk rambu (advisory). Sedangkan upaya fisik, adalah upaya dengan

    menggunakan speed bars, road humps, rumble strips, maupun dengan

    penyempitan jalan atau re-alignment. Batas kecepatan maksimum harus dapat

    diterima oleh pengemudi, dan selaras dengan topografi. Sebagai contoh kecepatan50 km/jam tidak dapat diberlakukan pada jalan bebas hambatan saat kondisi

    kepadatan normal.

    II.4.4.1 Speed Bars

    Penempatan speed bars biasanya dilakukan pada perpindahan dari ruas jalan

    dengan kecepatan tinggi ke ruas jalan dengan kecepatan yang lebih rendah.

    Apabila pengguna jalan melaluinya akan menyadari bahwa kecepatan kendaraan

    harus dikurangi. Sebagai contoh, mengemudikan kendaraan pada jalan bebas

    hambatan dengan kecepatan tinggi akan tetap merasakan kecepatan yang relatif

    lambat. Hal ini akan membahayakan pada saat pengguna jalan hendak keluar

    menuju jalan biasa. Untuk itu penempatan speedbars diperlukan untuk menyadari

    pengemudi dalam mengurangi kecepatan.

    6Diktat Kuliah : Rekayasa Lalu lintas Teknik Sipil Universitas Widyagama Malang

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    12/28

    23

    Rancangan speedbars dapat berupa cat atau rumblestrip melintang jalan dengan

    jarak semakin jauh maupun rapat untuk memberi kesan bahwa mereka

    mengendalikan kendaraan yang semakin cepat.

    II.4.4.2Polisi Tidur (Road Humps)Polisi tidur (Road Humps) perlu dibuat sedemikian rupa sehingga menimbulkan

    rasa tidak nyaman apabila pengguna jalan mengemudi terlalu cepat. Tetapi masih

    dalam batas yang ditoleransi dan tidak merusak kendaraan. Bentuk yang paling

    ideal adalah berbentuk busur sirkular dengan panjang, L = 3,66 m dan tinggi, H =

    0,10 m.

    II.4.4.3Rumble SurfaceRumble surface atau permukaan jalan yang terbuat dari tekstur yang kasar dalam

    upaya menimbulkan ketidaknyamanan mengemudi, dan akan menjadi lebih buruk

    apabila kecepatan semakin tinggi. Beberapa jenisnya antara lain;

    1. Rumble Areas, dibuat menerus sepanjang jarak tertentu.2. Rumble Strips, dibuat beberapa garis dengan lebar dan 0,5 meter hingga

    2,0 meter dan ketinggian 13 mm.

    3. Jiggle Bars, dengan lebar yang lebih kecil dan 0,50 meter hingga 150 mmdan garis perkerasan yang kasar dibuat lebih tinggi sekitar 3 mm.

    II.4.4.4.Re-alignmentJalan untuk Mengurangi KecepatanUpaya ini ditempuh dalam melindungi kawasan perumahan atau kawasan yang

    ramai seperti daerah pertokoan dengan membuat jalan berkelok-kelok dan jalur

    jalan disempitkan sehingga kendaraan tidak dapat berjalan dengan cepat.

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    13/28

    24

    II.5 Perencanaan Lanskap Jalan TolPertimbangan perencanaan lanskap jalan tol meliputi beberapa pertimbangan,

    diantaranya pertimbangan akan aspek fungsional, keselamatan, biaya, estetika,

    teknis, pemeliharaan7.

    II.5.1 Aspek FungsionalPenentuan jenis tanaman yang dipilih dan lokasi letak titik penanaman

    dipertimbangkan terhadap kebutuhan pemakai jalan tol. Kenyamanan selama

    berada dalam area jalan tol dalam berbagai aktivitas (melaju di jalan, berhenti,

    istirahat, keadaan darurat) perlu ditunjang oleh perencanaan lanskap.

    Median adalah pembentuk dinding koridor jalur jalan dan berfungsi sebagai

    pemisah 2 jalur yang berbeda arah. Juga sebagai pengarah kendaraan bagi

    pengemudi yaitu agar dapat mempertahankan jarak yang tetap bagi kendaraannya

    terhadap perspektif bidang median (diperoleh arah kendaraan yang sesuai arah

    alinyemen). Keberadaan median harus tampak jelas secara visual baik siang

    maupun malam hari oleh pengendara. Sebagai pengarah gerakan kendaraan

    diperlukan warna yang memperlihatkan kontras terhadap jalan, tetapi sejauh tidak

    melelahkan mata pengemudi memandang. Dalam keadaan cuaca berkabut/hujan

    dan jarak pandang relatif pendek, median harus tetap terlihat jelas.

    Median berfungsi penahan kesilauan (glare) pada malam hari yang disebabkan

    pancaran sinar lampu kendaraan dari arah berlawanan. Kesilauan menjadi sangat

    kuat pada jarak yang semakin dekat/pendek dan pada arah frontal (sudut kecil).

    Walaupun tinggi lampu kendaraan bervariasi antara 4090 cm (khusus bus dan

    truk mencapai tinggi 125 cm), tetapi pancaran sinarnya menyebar, sehingga

    penahan kesilauan dapat berfungsi efektif bila mencapai ketinggian lebih dari

    1,50m.

    7Direktorat Jenderal Bina Marga. (1996). Tata Cara Perencanaan Teknik Lanskap Jalan

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    14/28

    25

    II.5.2 Aspek Keselamatan Pengendara

    Tanaman yang berhadapan langsung ke sisi jalan, memiliki persyaratan yang

    apabila tertabrak tidak membahayakan pengendara, atau harus dapat meredam

    benturan yang terjadi. Untuk itu dapat dipilih dari jenis perdu atau pohon

    berbatang lunak. Sedangkan penanaman pohon besar berbatang keras masih

    dimungkinkan asal diletakkan di lokasi yang tidak berhadapan langsung atau

    harus mendapat pengamanan di bagian depannya oleh tanaman lunak, bumper

    gundukan tanah, parit atau perlindungan guard-rail dsb. Begitu juga bagi pot

    tanaman yang memiliki kekerasan dan dapat membahayakan pengendara harus

    dihindarkan dari kemungkinan benturan kendaraan.

    Di sekeliling rambu atau sebelum di depan rambu harus dihindarkan dari

    tanaman-tanaman yang dapat menghalangi pandangan atau mengurangi perhatian

    bagi pengendara, terutama terhadap rambu peringatan dan rambu larangan. Untuk

    menghindari kecenderungan masyarakat mengolah/memanfaatkan lahan di dalam

    damija, maka masyarakat tidak diperkenankan memasuki apalagi memanfaatkan

    lahan di kiri - kanan jalan tol, antara lain misalnya menanaminya dengan tanaman

    yang menghasilkan. Adanya pagar damija jelas mempertegas batas lahan yang

    terlarang tersebut. Penggunaan tanaman yang tidak berbuah atau buahnya tidak

    dapat dimakan, dapat menghindari masuknya masyarakat ke area damija tsb.

    Ruang bebas jalan tol tidak diperkenankan terganggu oleh kehadiran dimensi dan

    tanaman median. Kecepatan rencana harus dijaga untuk kenyamanan

    berkendaraan. Hal tersebut di atas tidak saja menyangkut keberadaan median

    dalam kondisi terpasang, tetapi juga diperlukan kemudahan saat proses

    pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan di kemudian hari.

    Median terbuat dari bahan yang tidak membahayakan pemakai jalan khususnya

    pada saat tertabrak kendaraan dan mampu mengembalikan kendaraan pada

    posisi/arah kembali semula. Hal tersebut sangat diperlukan bagi kendaraan dengan

    kecepatan yang tinggi pada lajur kanan atau bagi kendaraan dalam posisi

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    15/28

    26

    mendahului. Bila dipergunakan bahan yang keras, maka dipilih bentuk-bentuk

    yang memiliki sudut tumpul dan harus dihindari yang bersudut runcing.

    Apabila dipergunakan tanaman untuk median, maka tanaman tidak boleh melebihi

    space tersedia (pada kondisi tumbuh tegak, miring ataupun roboh), untuk menjaga

    keamanan dan keselamatan pemakai jalan. Tinggi tanaman terbatas lebar

    median atau maksimal sama dengan 1,25 m. Selain itu perlu dipilih yang tidak

    memiliki nilai jual, agar tidak ada penyeberang jalan yang potensial sebagai

    pengganggu trafik.

    II.5.3 Aspek Biaya

    Pemilihan jenis-jenis tanaman dipertimbangkan dari beberapa alternatif yang

    berbiaya sekecil mungkin. Biaya untuk tanaman terdiri dari biaya persiapan

    (untuknursery selama 14 hari), biaya penanaman dan biaya pemeliharaan selama

    6 bulan dan termasuk penggantian terhadap yang mati. Setiap jenis tanaman yang

    didatangkan ke lokasi dipertimbangkan terhadap umur (ukuran tinggi-besar),

    kondisi iklim, spesifikasi tanah daerah asal dan lokasi asal tanaman tumbuh. Haltersebut untuk menghindari besarnya biaya-biaya bagi pemindahan-pengangkutan,

    biaya perlakuan khusus/penyesuaian terhadap kondisi baru dsb. Biaya

    pemeliharaan terdiri dari biaya penyiraman air, pemupukan, pembasmian hama,

    penyiangan, penyulaman dan lain-lain.

    II.5.4 Aspek Estetika

    Pemandangan di sepanjang area jalan tol direncanakan menjadi satu kesatuanlanskap jalan yang serasi, indah dan sesuai dengan lingkungan sekitarnya.

    Keindahan pemandangan dari lokasi yang satu dengan yang lain secara berurutan

    dapat dirangkai untuk menghilangkan kejenuhan.

    Pemandangan alam di daerah tropis dapat ditampilkan yaitu dengan cara

    penanaman beberapa jenis tanaman tropis. Tanaman-tanaman setempat diberi

    lokasi yang baru sesuai alinyemen jalan agar dapat memperkuat identitas dan

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    16/28

    27

    keberadaannya. Dominasi warna hijau yang penerapannya dalam beberapa gradasi

    warna hijau daun, penyusunan kombinasi dengan warna lain dari bunga sangat

    mempengaruhi tampilan keseluruhan suasana dalam perpaduannya dengan beton

    dan aspal.

    Median cukup potensial menjadi atau sebagai tempat menampilkan komponen

    estetika, walaupun wujudnya selalu tampil menerus di sebelah kanan sepanjang

    perjalanan. Untuk mengurangi kebosanan mata memandang beton median

    sepanjang perjalanan yang dapat berakibat kelelahan mata, maka diperlukan

    komponen pelengkap median. Hal tersebut dapat diselaraskan dengan penciptaan

    karakter spot dan sekaligus menjadi penanda pada lokasi tertentu agar menjadi

    tidak serba mirip/tidak monoton.

    II.5.5 Aspek Teknis

    Wujud median harus mudah dipasang dan dirawat. Kuat terhadap cuaca: panas,

    hujan dan angin. Kuat terhadap benturan kendaraan. Perlu diperhatikan bahwa

    kecepatan kendaraan yang melaju dari 2 arah yang berlawanan dapat

    menyebabkan terjadinya angin yang memuntir tanaman median terutama yang

    berbidang lebar pada daun atau bunganya.

    II.5.6 Aspek Pemeliharaan

    Pemeliharaan tanaman yang meliputi wilayah luas sangat memerlukan

    kemudahan. Tanaman perlu dipilih yang memiliki siklus/periode perawatan

    berjangka waktu lama/panjang. Kegiatan pemeliharaan tanaman lanskap, misalnya

    pemangkasan tanaman perdu dan rumput, di usahakan sekecil mungkin.

    Sedangkan pohon dengan lokasi penanaman yang tepat diharapkan tidak

    membutuhkan pemangkasan. Pekerjaan penyiraman menggunakan kendaraan

    yang memiliki pompa air berdaya semprot perlu diusahakan yang dapat

    menjangkau area terjauh dari bahu jalan.

    Pemilihan jenis tanaman terutama perdu dan rumput perlu dipilih dari jenis yang

    tidak mudah dirusak oleh tanaman liar lain, agar mengurangi proses penyiangan.

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    17/28

    28

    II.6 Potensi Pemandangan Alam di Koridor Jalan TolNegara-negara maju seperti, Amerika dan Australia, seringkali menggunakan

    infrastruktur jalan tol untuk menghubungkan antar kota-kota besar dengan melalui

    area-area pedalaman (rural), contohnya jalan tol Paris Pike di Amerika dan jalan

    tol Hume di Australia. Jalan-jalan tol tersebut dirancang dengan ketat memenuhi

    aspek teknis keamanan, keselamatan dan kenyamanan pengendara, namun pada

    saat jalan-jalan tol tersebut dibangun didaerah pedalaman (rural), selain

    memenuhi standar-standar umum secara teknis, muncul pertimbangan-

    pertimbangan akan aspek kenyamanan berkendara dari sudut pandang lanskap.

    Hal ini disebabkan oleh karena pada saat jalan tol tersebut dibangun melintasi area

    pedalaman (rural) maka banyak potensi besar akan pemandangan alam di

    sepanjang koridor jalan tol, yang dapat diolah untuk kenyamanan visual pemakai

    jalan tersebut.

    Donald Appleyard dalam bukunya, The View from the Road, menyatakan

    terdapat lima buah esensi dalam melihat potensi pemandangan (view) yang baik di

    jalan tol. Kelima elemen utama tersebut adalah, nodes, landmark, path, district,

    dan edges (Gambar II.4).

    1. Elemen Simpul (Nodes), merupakan sebuah vokal poin dimana kita dapatmelihatnya dan dapat melintasi atau memasukinya.

    2. Elemen Tengara atau penanda (Landmarks), juga merupakan sebuah vokalpoin dibenak pengamat, yang dapat menjadi penanda patokan posisi dia

    berada, namun vokal poin tersebut tidak dapat dimasuki atau dilintasi

    3. Elemen Bidang tepi (Edges), merupakan sebuah bidang yang berperansebagai penghalang atau pembatas, yang muncul di sepanjang area

    pengamatan.

    4. Elemen Garis edar atau garis rintis (Path), merupakan sebuah bidang jalanyang dapat dilalui atau dilintasi oleh pengamat disekitarnya.

    5. Elemen Kawasan atau daerah (District), merupakan sebuah area sekitarpengamat yang dibenaknya bersifat sangat homogenik dan dapat

    diidentifikasi.

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    18/28

    29

    Pendekatan konseptual pertama pada area perancangan desain tesis ini,

    menggunakan pula teori Lynch diatas. Hal ini disebabkan, banyaknya potensi

    pemandangan (potential views), yang dapat dirangkai dalam upaya menciptakan

    kenyamanan berkendara bagi pengguna jalan tol. Namun setiap potensi

    pemandangan (potential views) tersebut, muncul oleh karena adanya faktor-faktor

    pembentuknya.

    II.7 Potensi Morfologi Ruas Jalan (roadform)Selain melalui pendekatan visual (visual approach), lanskap juga dapat berperan

    melalui pendekatan morfologi ruas jalan (roadform approach). Dengan

    pendekatan ini lanskap berperan penting memberikan rekomendasi bentuk ruas

    jalan yang baik dan nyaman bagi pengemudi. Jim McCluskey dalam bukunya,

    Roadform and Townscape, memberikan beberapa pembahasan tentang

    morfologi ruas jalan yang sangat berpengaruh terhadap faktor kenyamanan dan

    keselamatan berkendara di jalan raya dari sudut pandang lanskap. Pembahasan

    tersebut antara lain adalah;

    1. Elemen RoadscapeFaktor pembentuknya terdiri dari percabangan (junction), bentuk garis

    (line), lebar ruas jalan (width), fitur-fitur (features) ruas jalan.

    2. Elemen pembentuk ruas jalan yang mengalir (Elements of the FlowingAlignment)

    Dalam membentuk ruas jalan raya yang menarik, terdapat dua buah

    elemen kurva (curve), yang sangat penting di ruas jalan. Kedua elemen

    kurva tersebut, yaitu kurva horisontal dan kurva vertikal. Kurva

    horisontal adalah kurva ruas jalan yang memiliki pengaruh penting di

    Gambar II.4 Skema lima elemen utama Lynch

    Sumber : Donald, Kevin Lynch ,dan John Myer. (1971). The View From The Road

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    19/28

    30

    ground level yang rata, sedangkan kurva vertikal adalah kurva yang

    didisain untuk memberikan efek perubahan secara arah vertikal. Kurva

    horisontal sendiri terdiri dari kurva transisi (transision curve), kurva

    melingkar (circular curve), dan lurus (straight). Sedangkan kurva

    vertikal terdiri dari kurva peralihan (gradient curve), kurva lembah

    (valley curve), dan kurva puncak (summit curve).

    3. Elemen dari pemandangan di luar situs (Element of the external view)Sebuah bentuk ruas jalan yang satu, akan memberikan persepsi yang

    berbeda dengan bentuk ruas jalan yang lain di mata pengguna jalan.

    Salah satu elemen pembentuk persepsi pandangan visual dari luar situs

    (ruas jalan) yang mendukung terciptanya ranngkaian visual yang

    menarik adalah elemen penanda (landmark). Oleh karena elemen

    tersebut akan menjadi sebuah orientasi bagi pengamat di sekitarnya,

    dan menjadi sebuah tujuan (goal) dari perjalanan mereka. Elemen ini

    merupakan salah satu elemen pembentuk pandangan visual menarik di

    koridor jalan tol, yang memiliki keterkaitan antara Analisa 1(Analisa

    Potensi Pemandangan Alam)dan bentuk dari ruas jalan tol (roadform)

    tersebut.

    II.8 Penanaman Vegetasi dalam Penataan Koridor Jalan TolSelain kedua pendekatan tersebut, lanskap jugadapat berperan dengan pendekatan

    fungsi tipe vegetasi (vegetation approach). Sehingga dengan merangkai

    pemandangan-pemandangan yang ada di sepanjang koridor tersebut menjadi

    sebuah pengalaman ruang visual yang menarik, menyenangkan dan tidak

    membosankan (scenic view), serta adanya rekomendasi-rekomendasi bentuk ruas

    jalan dan fungsi vegetasi yang memadai, maka faktor kecelakaan berkendara di

    jalan tol bisa direduksi.

    Tipe vegetasi yang dapat meningkatkan faktor kenyamanan dan keselamatan

    berkendara bagi pengguna jalan. Gary Robinette, dalam bukunya, Plants/

    People/ and Environmental Quality menyatakan bahwa, fungsi vegetasi tidak

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    20/28

    31

    hanya sekedar memiliki fungsi estetika semata, namun dalam penggunaannya

    dapat menyelesaikan beberapa masalah yang berkaitan dengan lingkungan. Dalam

    menyelesaikan masalah-masalah lingkungan tersebut, peran vegetasi sangat dapat

    mencakup beberapa lingkup, seperti lingkup arsitektural, lingkup teknis, hingga

    lingkup estetika.

    Dengan menggunakan teori Gary R. tersebut dan dasar pedoman Spesifikasi

    Perencanaan Lanskap Jalan Tol8, beberapa analisa fungsi tipe vegetasi yang dapat

    meningkatkan keselamatan dan kenyamanan berkendara sekaligus meningkatkan

    faktor estetika di area perancangan tesis, dapat dikategorikan sebagai berikut;

    1. Tipe Vegetasi Pembatas,Pengarah, dan Pembentuk Pandang2. Tipe Vegetasi Penghalang Angin3. Tipe Vegetasi Penyerap Polusi (Suara dan Udara)4. Tipe Vegetasi Penghalau Silau di Siang dan Malam Hari5. Tipe Vegetasi di Median Jalan6. Tipe Vegetasi di Persimpangan

    Penggunaan tanaman dapat membuka pemandangan yang baik dan menutupi

    pemandangan yang kurang menyenangkan. Tanaman yang digunakan sebagai

    pengarah pada daerah milik jalan harus berciri tanaman tinggi, bermassa daun

    padat. Pola pertanaman berbaris atau membentuk massa dengan jarak tanaman

    yang padat. Tanaman akan efektif dalam mengontrol kesilauan bila dilakukan

    penanaman pohon berdaun lebar, tebal, rindang dan evergreen.

    Tanaman dapat pula difungsikan sebagai penghalang fisik yang bertujuan untuk

    menahan gerak manusia, kendaraan dari luar jalan serta penahan kecelakaan untuk

    meminimalisasi kcrusakan yang dapat terjadi. Tanaman yang efektif untuk

    mengurangi polutan adalah tanaman yang memiliki trikoma tinggi atau memiliki

    bulu dan bergerigi atau bersisik. Kriteria tanaman yang sesuai untuk konservasi

    lingkungan adahlah tanaman yang memiliki akar yang mampu mengikat partikel-

    8Pedoman Lanskap Jalan. Direktorat Jendral Bina Marga dan Direktorat Pembinaan Jalan Raya

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    21/28

    32

    partikel tanah, pertumbuhan cepat dan hidup di tanah yang kurang subur serta

    menggunakan tanaman konifer. Susunan tanaman sepanjang daerah milik jalan

    juga relatif didominasi oleh pepohonan berdaun hijau.

    II.8.1 Penyesuaian dengan Persyaratan Geometrik Jalan menurut Letak Jalur

    Tanaman

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan lanskap jalan agar dapat

    memenuhi penyesuaian dengan persyaratan geometrik jalan adalah sebagai

    berikut:

    (1). Pada jalur tanaman tepi

    Jalur tanaman pada daerah ini sebaiknya diletakkan di tepi jalur lintas, yaitu

    di antara jalur lalu lintas kendaraan dan jalur pejalan kaki (trotoar).

    Penentuan jenis tanaman yang akan ditanam pada jaiur ini harus memenuhi

    kriteria teknik perletakan tanaman dan disesuaikan, dengan lebar jalur

    tanaman.

    (2). Pada jalur tengah (median)

    Lebar jalur median yang dapat ditanami harus mempunyai lebar minimum

    0.80 meter, sedangkan lebar ideal adalah 4.00 - 6.00 meter.

    Pemilihan jenis tanaman perlu memperhatikan tempat perletakannya terutama

    pada daerah persimpangan, pada daerah bukaan (U-turn"), dan pada tempat

    di antara persimpangan dan daerah bukaan. Begitu pula untuk bentuk median

    yang ditinggikan atau median yang diturunkan.

    (3). Pada daerah tikungan

    Pada daerah ini ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam hal

    menempatkan dan memilih jenis tanaman, antara lain jarak pandang henti,

    panjang tikungan, dan ruang bebas samping di tikungan.

    Tanaman rendah (perdu atau semak) yang berdaun padat dan berwarna terang

    dengan ketinggian maksimal 0.80 meter sangat disarankan untuk ditempatkan

    pada ujung tikungan.

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    22/28

    33

    (4). Pada daerah persimpangan

    Persyaratan geometrik yang ada kaitannya dengan perencanaan lanskap jalan

    ialah adanya daerah bebas pandangan yang harus terbuka agar tidak

    mengurangi jarak pandang pengemudi.

    Pada daerah ini pemilihan jenis tanaman dan perletakannya harus

    memperhatikan bentuk persimpangan baik persimpangan sebidang maupun

    persimpangan tidak sebidang.

    II.8.2 Penyesuaian dengan Persyaratan Geometrik Jalan menurut Bentuk

    Tanaman

    Pemilihan jenis tanaman ditentukan oleh kondisi iklim habitat, dan areal

    dimana tanaman tersebut akan diletakkan dengan memperhatikan ketentuan

    geometrik jalan dan fungsi tanaman. Menurut bentuknya, tanaman dapat

    merupakan tanaman pohon, tanaman perdu/semak dan tanaman penutup

    permukaan tanah. Persyaratan utama yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis

    tanaman lanskap jalan antara lain adalah :

    Perakaran tidak merusak konstruksi jalan

    Mudah dalam perawatan

    Batang/percabangan tidak mudah patah

    Daun tidak mudah rontok/gugur.

    Contoh pemilihan bentuk tajuk dan ketinggian pohon yang disesuaikan dengan

    fungsi dan penempatannya : jenis tanaman yang berbentuk pohon dengan tajuk

    melebar dan berdaun padat dapat berfungsi untuk memberi keteduhan, dalam arti

    mengurangi sengatan/penahan sinar matahari dan untuk memberikan

    kenyamanan bagi pejalan kaki. Penempatannya diletakkan pada jalur tepi

    kanan/kiri.

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    23/28

    34

    II.9 Media Informasi di Jalan Tol

    Pengaruh media komunikasi di sepanjang jalan koridor jalan tol, mempengaruhi

    kenyamanan visual dari pengguna jalan. Banyak pengalaman visual pada saat

    mengemudi tersirat dalam pendekatan industri billboarduntuk pencetakan ikon di

    benak publik9. Untuk memudahkan pengendaraan pada situasi yang kompleks dan

    mengurangi bahaya, perencanaan jalan wajib memakai konsep petunjuk positif.

    Keadaan jalan yang ada di depan disampaikan kepada pengemudi melalui

    berbagai bentuk informasi seperti alinyemen, jarak pandang, bentuk potongan

    melintang, marka jalan, rambu-rambu dan lampu lalu-lintas.

    Sejak tahun 1920, pencipta billboard telah memperbesar gambar dan menyusutkan

    teks, sehingga membuat iklan tersebut kurang dibaca dan dampaknya lebih terasa

    terhadap alam bawah sadar sesaat si pengemudi. Panduan industri menyarankan

    penggunaan kata yang tidak lebih dari tujuh kata untuk menciptakan profil banner

    yang kuat dan siluet.

    II.10 Rambu dan Marka Jalan

    II.10.1 Aturan Umum

    Alat yang dapat mengendalikan lalu lintas, khususnya untuk meningkatkan

    keamanan dan kelancaran pada sistem jalan maka marka dan rambu lalu lintas

    merupakan objek fisik yang dapat menyampaikan informasi (perintah, peringatan,

    dan petunjuk) kepada pemakai jalan serta dapat mempengaruhi penggunaan jalan.

    Terdapat 3 jenis informasi yang sering digunakan, antara lain:

    a)Informasi yang bersifat perintah dan larangan yang harus dipatuhi,b)Peringatan terhadap suatu bahaya,c)Petunjuk, berupa arah, identifikasi tempat, fasilitas-fasilitas.

    Apabila alat pengendali lalu lintas itu tidak terlihat atau kurang cukupnya

    pengetahuan si pengemudi maka alat pengendali lalu lintas tersebut harus:

    9

    Venturi, Robbert, dan Denise Scott Brown. (1977).Learning From Las Vegas .

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    24/28

    35

    a) Memenuhi suatu kebutuhan tertentu.b) Dapat terlihat dengan jelas.c) Memaksakan perhatian.d) Menyampaikan suatu maksud yang jelas dan sederhana.e) Perintahnya dihormati dan dipatuhi secara penuh oleh para pemakai

    jalan.

    f) Memberikan waktu yang cukup untuk menanggapinya/bereaksi.

    II.10.2 Rambu Lalu Lintas

    Rambu lalu lintas mengandung berbagai fungsi yang masing-masing memiliki

    konsekuensi hukum sebagai berikut:

    a) Perintah

    Perintah adalah bentuk pengaturan yang jelas dan tegas, tanpa ada

    interpretasi lain yang wajib dilaksanakan oleh pengguna jalan. Oleh karena

    sifatnya perintah, maka tidak benar bila ada berbagai tambahan yang

    membuka peluang munculnya interpretasi lain. Misalnya: rambu belok kiri

    yang disertai kalimat belok kiri, boleh terus adalah bentuk yang keliru.

    b)LaranganLarangan yaitu bentuk pengaturan yang dengan tegas melarang para

    pengguna jalan untuk melakukan hal-hal tertentu, tidak ada pilihan lain

    kecuali tidak boleh dilakukan.

    c) PeringatanPeringatan menunjukkan kemungkinan adanya bahaya di jalan yang akan

    dilalui.

    d) AnjuranAnjuran adalah bentuk pengaturan yang bersifat mengimbau, boleh

    dilakukan boleh pula tidak.

    e) PetunjukPetunjuk bertujuan memberi petunjuk mengenai jurusan, keadaan jalan,

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    25/28

    36

    situasi, kota berikutnya, keberadaan fasilitas, dan lain-lain.

    II.10.2.1 Persyaratan Bentuk dan Warna

    Bentuk dan warna digunakan untuk membedakan antara kategori-kategori rambu

    yang berbeda dan bertujuan sebagai berikut:

    a) Meningkatkan kemudahan pengenalan bagi pengemudib) Membuat pengemudi dapat lebih cepat untuk bereaksic) Menciptakan reaksi-reaksi standar terhadap situasi-situasi yang

    standar.

    Secara khusus bentuk dan wama yang digunakan pada perambuan lalu lintas

    adalah sebagai berikut:

    a) Warna:

    Merah menunjukkan bahaya,

    Kuning menunjukkan peringatan,

    Biru menunjukkan aman (perintah),

    Hijau menunjukkan informasi umum.

    b) Bentuk:

    Bulat menunjukkan larangan,

    Segi empat pada sumbu diagonal menunjukkan peringatan

    bahaya dan petunjuk

    Gambar II.5 Contoh Rambu Lalu Lintas

    Sumber : Fachrurrozy.(2001), Keselamatan Lalu Lintas

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    26/28

    37

    II.10.2.2 Ukuran Huruf

    Kemudahan membaca ditentukan oleh ukuran huruf, dan lebar dari ketebalan

    huruf. ratio (perbandingan) tinggi:lebar biasanya antara 1:1 dan 2:1. Rasio

    tinggi:lebar ketebalan huruf biasanya antara 9:1 dan 5:1. Ukuran huruf dapat

    dihitung dengan :

    H = tinggi huruf yang diperlukan (tinggi huruf besar = 1,33 H)

    L =Jarak dari titik rambu mulai dibaca sampai ke rambu tersebut

    1 = Kemudahan membaca (legibility)

    V1 = Kecepatan awal

    S = tinggi rambu

    A = sudut ketinggian rambu dari titik pembacaan rambu yang paling

    dekat

    II.10.3 Marka Jalan

    Marka jalan adalah tanda berupa garis, gambar, anak panah, dan lambang pada

    permukaan jalan yang berfungsi mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi

    daerah kepentingan lalu lintas. Posisi marka jalan adalah membujur, melintang,

    dan serong.

    Fungsi marka jalan adalah untuk mengatur lalu lintas atau memperingatkan atau

    menuntun pengguna jalan dalam berialu lintas di jalan. Marka jalan mengandung

    pesan perintah, peringatan, maupun larangan.

    II.10.3.1 Marka membujur

    Marka-marka jalan membujur dapat diterapkan berupa:

    a) Garis utuh, berfungsi sebagai larangan bagi kendaraan untuk melintasigaris tersebut;

    b) Garis putus-putus, merupakan pembatas lajur yang berfungsi mengarahkan

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    27/28

    38

    lalu lintas dan atau memperingatkan akan ada marka membujur yang

    berupa garis utuh di depan;

    c) Garis ganda yang terdiri dari garis utuh dan Garis putus-putus, menyatakanbahwa kendaraan yang berada sisi garis utuh dilarang melintasi garis

    ganda tersebut, sedangkan kendaraan yang berada pada sisi garis putus-

    putus dapat melintasi garis ganda tersebut;

    d) Garis ganda yang terdiri dari dua garis utuh, dinyatakan bahwa kendaraandilarang melintasi garis ganda tersebut.

    II.10.3.2 Marka Serong

    Marka serong berupa garis utuh dan dilarang dilintasi kendaraan. Marka ini

    bertujuan untuk pemberitahuan awal atau akhir pemisahan jalan, pengarah lalu

    lintas dan pulau lalu lintas.

    II.10.3.3 Marka Lambang

    Marka lambang berupa panah, segitiga atau tulisan digunakan untuk mengulangi

    maksud dari rambu-rambu lalu lintas atau untuk memberi tahu pemakai jalan yang

    tidak dinyatakan dengan rambu lalu lintas.

    II.10.3.4 Marka Lainnya

    Marka lainnya diantaranya adalah marka untuk penyeberangan pejalan kaki yang

    dinyatakan dengan zebra cross yaitu marka berupa garis-garis utuh yang

    membujur tersusun melintang jalur lalu lintas dan marka berupa dua garis utuh

    melintang jalur lalu lintas. Fasilitas pendukung marka jalan dibagi menjadi 3

    yaitu:

    a)Paku Jalan (Road Studs) dapat terbuat dari logam plastik atau keramik.Paku jalan terutama digunakan sebagai tanda garis tengah jalan. Alat

    pemantul (reflector) agar dapat terlihat pada malam hari. Paku jalan ini

    biasanya digunakan pada marka garis membujur sebagai batas pemisah

    lajur ataupun sebagai batas kiri dan kanan badan jalan.

  • 7/29/2019 Lanskap Koridor Jalan Tol

    28/28

    b)Delineator adalah marka jalan yang terbuat dari bahan plastik ataufiberglass. Marka jalan ini digunakan sebagai tanda pembatas tepi jalan.

    Biasanya berbentuk lempengan tiang-tiang dan mempergunakan cat

    berwama merah atau putih yang memantulkan cahaya saat terkena cahaya

    lampu kendaraan di malam hari.

    c) Traffic Cones merupakan alat pengendali lalu lintas yang bersifatsementara yang berbentuk kerucut berwama merah dan dilengkapi dengan

    alat pemantul cahaya (reflector).

    II.10.4 Perambuan

    Perambuan adalah hakekatnya dibuat untuk memberikan instruksi, peringatan

    akan bahaya dan infomiasi arah bagi pengguna jalan. Perambuan yang baik akan

    menjadi suatu arahan yang positif bagi pengguna jalan.

    Prinsip-prinsip bagi pemakai jalan apabila melihat rambu adalah rambu harus

    terlihat dengan jelas kontras dengan latar belakangnya, tidak ada penghalang

    seperti tanaman atau rambu lain yang tumpang tindih, di pasang pada jarak yang

    memadai dan bersifat memantul apabila terkena sinar pada saat gelap.Berdasarkan

    prinsip di atas, rambu harus memenuhi kondisi sebagai berikut:

    1. Harus cukup jauh di muka sehingga memungkinkan pengemudi mema-hami dan bereaksi sesuai arah rambu tersebut.

    2. Di lain pihak, rambu jangan dipasang terlalu jauh sehingga pengemudilupa akan rambu tersebut.