Bab2(2).Unlocked

19
BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Penyakit Hipertensi 1. Definisi Hipertensi menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim nasrin, 2003) Hipertensi adalah tekanan darah persisten di mana tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg (Donna D Ignatavicius, 1999) Hipertensi dapat di definisikan sebagai darah persisten di mana tekanan sisitoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg (Smeltzer & Brenda 2001) 2. Etiologi WHO dan international society of hypertension working group (ISHWG) telah mengelompokkan hipertensi ke dalam klasifikasi, normal, hipertensi ringan, hipertensi sedang dan hipertensi berat. KATEGORI TEKANAN DARAH SISTOL DIASTOL Normal Hipertensi ringan Hipertensi sedang Hipertensi berat < 130 140– 159 160 - 179 >180 < 85 90 – 99 100 – 109 >110 Penyakit darah tinggi atau hipertensi di kenal dengan 2 tipe klasifikasi, di antaranya hipertensi primary dan hipertensi secondary.

description

Bab2(2).Unlocked

Transcript of Bab2(2).Unlocked

Page 1: Bab2(2).Unlocked

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Penyakit Hipertensi

1. Definisi

Hipertensi menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik

lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar

95 mmHg (Kodim nasrin, 2003)

Hipertensi adalah tekanan darah persisten di mana tekanan sistolik lebih tinggi dari 140

mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg (Donna D Ignatavicius, 1999)

Hipertensi dapat di definisikan sebagai darah persisten di mana tekanan sisitoliknya di

atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg (Smeltzer & Brenda 2001)

2. Etiologi

WHO dan international society of hypertension working group (ISHWG) telah

mengelompokkan hipertensi ke dalam klasifikasi, normal, hipertensi ringan, hipertensi

sedang dan hipertensi berat.

KATEGORITEKANAN DARAH

SISTOL DIASTOL

Normal

Hipertensi ringan

Hipertensi sedang

Hipertensi berat

< 130

140– 159

160 - 179

>180

< 85

90 – 99

100 – 109

>110

Penyakit darah tinggi atau hipertensi di kenal dengan 2 tipe klasifikasi, di antaranya

hipertensi primary dan hipertensi secondary.

Page 2: Bab2(2).Unlocked

Hipertensi primary adalah suatu kondisi di mana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai

akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan seseorang yang pola

makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan

obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu

pula seseorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin

terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang orang yang kurang olah raga pun

bisa mengalami tekanan darah tinggi.

Hipertensi secondary adalah suatu kondisi di mana terjadinya peningkatan tekanan darah

tinggi sebagai akibat seseorang mengalami / menderita penyakit lainnya seperti gagal

jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada ibu hamil,

tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada

wanita yang berat badannya di atas normal atau gemuk (gendut).

Pregnancy-induced hypertension (PIH) ini adalah sebutan dalam istilah kesehatan (medis)

bagi wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi hipertensi pada ibu hamil bisa

sedang ataupun tergolong parah / berbahaya, seorang ibu hamil dengan tekanan darah

tinggi bisa mengalami preeclampsia di masa kehamilannya itu.

Preeclampsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang mengalami hipertensi, sehingga

merasakan keluhan seperti, pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut, muka

yang membengkak, kurang nafsu makan, mual bahkan muntah.Apabila terjadi kekejangan

sebagai dampak hipertensi maka di sebut Eclamsia.

Gejala Hipertensi

Hipertensi sulit di sadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus.

Gejala gejala yang mudah di amati antara lain yaitu :

Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala.

a. Sering gelisah.

b. Wajah merah.

Page 3: Bab2(2).Unlocked

c. Tengkuk terasa pegal.

d. Mudah marah.

e. Telinga berdengung.

f. Sukar tidur.

g. Sesak nafas.

h. Rasa berat di tengkuk.

i. Mudah lelah.

j. Mata berkunang kunang.

k. Mimisan (keluar darah dari hidung)

Hipertensi dapat di ketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur. Penderita

hipertensi, apabila tidak di tangani dengan baik, akan mempunyai resiko besar untuk

meninggal karena komplikasi kardiovaskular sseperti stroke, serangan jantung, gagal

jantung, dan gagal ginjal.

3. Patofisiologi

Mekanisme terjadinya terbentuknya hipertensi melalui terbentuknya angiotensis II dan

angiotensin I, oleh angiotensis I oleh I- Converting enzyme (ACE). ACE memegang

peranan fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung

angiotensinogen yang diproduksi hati, yang oleh hormone renin (diproduksi oleh

hormone ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I (dekapeptida yang tidak aktif) oleh

ACE yang terdapat di paru –paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II.

(oktapeptida yang sangat aktif) angiotensin II berpotensi besar meningkatkan tekanan

darah karena bersifat sebagai vasokonstrictor melalui pusat haus.

a. Meningkatkan sekresi hormone antidiuretic (ADH)

dan rasa haus. ADH diproduksii dipotalamus (kelenjar pitvitari) dan bekerja pada

ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatkan ADH,

sangat sedikit urin yang diekresikan ke luar tubuh (antidiuresis) sehingga urin menjadi

pekat dan tinggi osmolalitasnya ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian

instraseluler. akibatnya volume darah meningkat sehingga meningkatkan tekanan

darah.

Page 4: Bab2(2).Unlocked

b. Menstimulasi sekresi aldosterone dari korteks adrenal,

Aldosteron merupakan hormon steroid yang berperan penting pada ginjal, untuk

mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosterone akan mengurangi ekskresi NaCl

(garam) dengan cara mereabsorpsinya, dari tubulus ginjal. naiknya konsentrasi NaCl

akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang

pada gilirannya akan meningkatkan volume dengan tekanan darah.

Komplikasi

a. Stroke, medulla diotak merupakan mekanisme yang

mengontrol kontriksi dan rileksasi pembuluh darah dipusat vasamotor pada penderita

hipertensi pembuluh darah pecah Karena jantung kuat memompa.

b. Heart failure, hipertropi ventrikel kiri terjadi sehingga peningkatan beban ventrikel

saat dipaksa berkontriksi melawan tekanan sistemik yang meningkat. Apabila jantung

tidak mampu lagi menahan peningkatan beban kerja, maka dapat terjadi gagal jantung

kiri.

4. Pemeriksaan diagnostik

a. EKG

b. Photo rontgen

c. Pemeriksaan Labolatorium (Cek kolesterol, Asam urat, gula darah)

5. Penatalaksanaan medis

Pengobatan secara non farmakologis dapat menggunakan beberapa cara yaitu diantaranya

: Diat rendah garam, hindari obesittas atau menurunkan berat badan. hindari faktor resiko

(merokok, minum alcohol, stress, hyperlipidemia), rileksasi atau meditasi dan olah raga

teratur.

Pengobatan secara farmatologis adalah dengan menggunakan obat anti hipertensi

misalnya : obat diuretik, B blocker, vasodilator.

Contoh nama obat hipertensi Nifedipin 10 mg, termasuk golongan obat antagonis

kalsium. kerja utama menghambat masukan ion kalsium kedalam sel melalui membran,

mempunyai efek vasodilatas pada arteriol, coroner dan parifer, menurunkan kerja jantung

Page 5: Bab2(2).Unlocked

dan konsumsi energy meningkatkan pengiriman oksigen ke jantung pada ekstremitas

bawah.

B. Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Konsep keluarga

a. Definisi

Menurut Friedman (1998)

Keluarga merupakan kesatuan dari orang – orang yang terikat dalam perkawinan, ada

hubungan darah adopsi dan tinggal dalm satu rumah.

Menurut (INC, 2001)

Lima hal penting yang ada pada definisi keluarga :

1) Keluarga adalah suatu system atau unit.

2) Komitmen dan keterikatan antar anggota keluarga yang meliputi kewajiban di

masa yang akan datang

3) Fungsi keluarga dalam pemberian keperawatan meliputi perlindungan pemberian

nutrisi dan sosialisasi untuk seluruh anggota keluarga.

4) Angota-anggota keluarga mungkin memiliki hubungan dan tinggal bersama atau

mungkin juga tidak ada hubungan dan tinggal terpisah.

5) Keluarga mungkin memiliki anak atau mungkin juga tidak.

b. Jenis / tipe keluarga

Menurut Anderson carter, keluarga di kelompokan menjadi 6 tipe

1) Keluarga inti (nuclea- family)

Keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak – anak.

2) Keluarga Besar (ekstended family)

Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek, keponakan, sepupu, paman,

bibi dan sebagainya.

3) Keluarga Berantai (sereal family)

Page 6: Bab2(2).Unlocked

Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang sudah menikah lebih dari satu kali

dan merupakan satu keluarga inti.

4) Keluarga duda / Janda (single family)

Keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

5) Keluarga berkomposisi

Keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama- sama.

6) Keluarga kabitas

Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

c. Struktur keluarga

1) Struktur keluarga menurut hubungan darah

a) Patrilineal

Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah. Suku–suku

di Indonesia rata- rata menggunakan struktur patrilineal.

b) Matrilineal

Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu. Suku padang

salah satu suku yang menggunakan struktur keluarga matrilineal.

2) Struktur keluarga menurut keberadaan tempat tinggal

a) Patrioka

Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga dari

pihak suami.

b) Matriloka

Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga

sedarah dari pihak istri.

3) Struktur keluarga menurut pengambilan keputusan

a) Patriaka

Pengambilan keputusan ada pada pihak suami.

b) Matriakal

Pengambilan keputusan ada pada pihak.

d. Peran keluarga

Page 7: Bab2(2).Unlocked

Beberapa peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:

1) Peran Ayah. ayah sebagai suami dari istri dan anak – anaknya, berperan sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman. Sebagai kepala

keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota

masyarakat dan lingkungannya.

2) Peran ibu sebagai istri dan Ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai peranan

untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,

pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari lingkungannya. Disamping itu

ibu juga dapat berperan sebagai nafkah tambahan dalam keluarga.

3) Peran anak. Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat

perkembagan baik fisik, mental, social spiritual.

e. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman (1986)

1) Fungsi efektif

Fungsi efektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga.

Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling

menghargai antara anggota keluarga.

2) Fungsi Sosialisasi

Fungsi Sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam

keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu

untuk belajar bersosialisasi.

3) Fungsi Reproduksi

Fungsi Reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan

keturunan dan menambah sumber daya manusia.

4) Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh

anggota keluarga yaitu untuk sandang, pangan, dan papan

5) Fungsi Perawatan kesehatan

Page 8: Bab2(2).Unlocked

Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya

masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah

kesehatan.

f. Tahapan dan tugas perkembangan keluarga.

Tahapan dan tugas perkembangan keluarga yang diadaptasi dari Duval adalah :

1) Pasangan pemula atau pasangan baru menikah

Tahapan ini dimulai saat dua insan dewasa mengikat janji melalui pernikahan

dengan landasan cinta dan kasih sayang. Tugas pada tahapan perkembangan

keluarga antara lain saling memuaskan antar pasangan, beradaptasi dengan

keluarga besar dari masing – masing pihak, merencanakan dengan matang jumlah

anak, memperjelas peran masing – masing pasangan.

2) Keluarga dengan “ Child Bearing “ (kelahiran anak pertama)

Tahapan ini dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama dan

berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Tugas keluarga pada

tahapan ini antara lain: mempersiapkan biaya persalinan, mempersiapkan mental

calon orang tua dan mempersiapkan berbagai kebutuhan anak. Apabila anak

sudah lahir tugas keluarga antara lain : memberikan ASI sebagai kebutuhan utama

bayi (minimal 6 bulan), memberikan kasih sayang, mulai mensosialisasikan

dengan lingkungan keluarga besar masing- masing pasangan, pasangan kembali

melakukan adaptasi karena kehadiran anggota keluarga termasuk siklus hubungan

seks, mempertahankan hubungan dalam memuaskan pasangan.

3) Keluarga dengan anak prasekolah

Dimulai saat anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5

tahun. tugas yang dimiliki pada keluarga dengan anak prasekolah diataranya :

menanamkan nilai- nilai dan norma kehidupan, mulai menanamkan keyakinan

beragama, mengenalkan kultul keluargaa, memenuhi kebutuhan bermain

anak,membantu anak dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar,

menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil, memprhatikan dan

memberikan stimulasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak pra sekolah.

4) Keluarga dengan anak dengan usia sekolah

Page 9: Bab2(2).Unlocked

Dimulai saat anak pertama berusia 6 tahun dan berakhir saat anak berusia 12

tahun . Tugas yang dimiliki keluarga dengan anak usia sekolah antara lain

memenuhi kebutuhan sekolah ank baik alat – alat sekolah maupun biaya sekolah,

membiasakan belajar teratur, menperhatikan anak saat menyelesaikan tugas- tugas

sekolahnya, memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan sangat penting

untuk massa depan anak, membantu anak bersosialisasi lebih luas dengan

lingkungan sekitar.

5) Keluarga dengan anak remaja

Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir saa anak berusia 19 – 20

tahun. Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi dilematis, mengingat

anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap orang tua dibanding dengan

teman sebayanya. Pada tahapan ini sering kali ditemukan perbedaan pendapat

antara orang tua dan anak remaja,apabila hal ini tidak diselesaikan akan

berdampak pada hubungan selanjutnya.tugas keluarga pada tahapan ini anatara

lain : memberikan perhatian lebih pada remaja, bersama- sama mendiskusikan

tentang rencana sekolah ataupun kegiatan diluar sekolah, memberikan kebebasan

dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.

6) Keluarga dengan melepaskan anak ke masyarakat

Remaja yang akan beranjak dewasa harus sudah siap meninggalkan kedua orang

tuanya untuk mulai hidup baru, bekerja, dna berkeluarga, sehingga tugas keluarga

pada tahapan ini antara lain : Mempertahankan keintiman pasangan, membantu

anak untuk mandiri, mempertahankan komunikasi, memperluas hubungan

keluarga antara orang tua dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi

keluarga, setelah ditinggalkan anak- anak.

7) Keluarga dengan tahapan berdua kembali

Tugas bagi keluarga setelah ditinggal pergi anak – anak nya untuk memulai

kehidupan baru antara lain : menjaga keintiman pasangan , merencanakan

kegiatan yang akan datang, tetap menjaga komunikasi dengan anak- anak dan

cucu, mempertahankan kesehatan masing –masing pasangan.

8) Keluarga dengan tahapan masa tua

Page 10: Bab2(2).Unlocked

Masa tua bisa dihinggapi perasaan kesepian, tidak berdaya, sehingga tugas

keluarga pada tahapan ini adalah : saling memberikan perhatian yang

menyenangkan antara pasangan, memperhatikan kesehatan masing-masing

pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua, seperti : dengan

berolah raga, berkebun, mengasuh cucu, pada masa tua pasangan saling

mengingatkan akan adanya kehidupan yang kekal setelah kehidupan ini.

2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga

a. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses keperawatan, mengingat

pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengindentifikasi data-data yang ada

pada keluarga. pengkajian keluarga menurut model Friedman. Friedman memberikan

batasan enam kategori dalam memberikan pertanyaan – pertanyaan saat melakukan

pengkajian.

1) Data mengenai keluarga.

2) Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga.

3) Data lingkungan.

4) Sruktur keluarga

5) Fungsi keluarga

6) Koping keluarga.

b. Diagnosa Keperawatan.

Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan peryataan, uraian dari hasil wawancara,

pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukan status kesehatan mulai

dari potensial, resiko tinggi, sampai masalah aktual.

Masalah keperawatan potensial adalah bila status kesehatan berada pada kondisi sehat

dan ingin meningkat lebih optimal. Masalah keperawatan resiko tinggi, bila masalah

ini sudah di tunjang dengan data yang akan mengarah pada timbulnya masalah

kesehatan bila tidak segera tidak di tangani. Sedangkan masalah keperawatan aktual,

bila masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang jelas

mendukung bahwa masalah benar benar terjadi.

Page 11: Bab2(2).Unlocked

c. Perencanaan Keperawatan.

Menurut Ana (1995) mendefinisikan intervensi sebagai rencana tindakan perawat

untuk kepentingan klien atau keluarga.

Friedman memberikan gambaran klasifikasi intervensi antara lain :

1) Suplemental

Intervensi yang terkait dengan rencana pemberian pelayanan secara langsung

pada keluarga sebagai sasaran.

2) Fasilitatif

Intervensi ini terkait dengan rencana dalam membantu mengatasi hambatan dari

keluarga dalam memperoleh pelayanan medis, kesejahteraan sosial dan

transportasi.

3) Developmental

Intervensi ini terkait dengan rencana perawat membantu keluarga dalam

kapasitasnya untuk menolong dirinya sendiri (membuat keluarga belajar mandiri)

dengan kekuatan dan sumber pendukung yang terdapat pada keluarga.

d. Pelaksanaan Keperawatan

Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah di susun sebelumnya,

prinsip yang mendasari implementasi keperawatan keluarga antara lain :

1) Implementasi mengacu kepada rencana perawatan yang di buat.

2) Implementasi di lakukan dengan tetap memperhatikan prioritas masalah.

3) Kekuatan kekuatan keluarga merupakan finansial, motivasi dan sumber sumber

pendukung lainnya jangan diabaikan.

4) Pendokumentasian implemmentasi keperawatan keluarga janganlah terlupakan

dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan

tanggung jawab profesi.

e. Evaluasi Keperawatan

Page 12: Bab2(2).Unlocked

Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluaarga, evaluasi

merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai yang di tetapkan

dalam tujuan di rencana perawatan. Apabila setelah di lakukan evaluasi tujuan tidak

tercapai maka ada beberapa kemungkinan yang perlu di tinjau kembali yaitu :

1) Tujuan tidak realistis

2) Tindakan keperawatan tidak tepat

3) Faktor faktor lingkungan yang tidak bisa di atasi.

3. Konsep Proses Penuaan

a. Pengertian Menua

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan

manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari

suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.

Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang

ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,

pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan

figure tubuh yang tidak proporsional.

WHO dan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia

pada BAB I Pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan

tua.

Boedhi Darmojo dan Hadi Martono (1994) mengatakan bahwa “menua” (menjadi

tua) adalah suatu poroses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi

normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan

memperbaiki kerusakan yang diderita. Manusia secara lambat dan progresif akan

kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menempuh semakin banyak distorsi

Page 13: Bab2(2).Unlocked

meteoritic dan structural yang disebut sebagai penyakit degenerative (misalnya

hipertensi, arteriosclerosis, diabetes mellitus dan kanker).

b. Teori Proses Menua

1) Teori Biologis

a) Teori Genetik

Teori ini merupakan teori intrinsic yang menjelaskan bahwa di dalam tubuh

terdapat jam biologis yang mengatur gen dan menentukan proses penuaan.

b) Teori Non Genetik

(1) Teori penuaan sistem imun tubuh (auto-immune theory)

Mutasi yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan

sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Dalam

proses metabolism tubuh, diproduksi suatu zat khusus, ada jaringan tubuh

tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh

menjadi lemah dan sakit, sebagai contoh, tambahan kelenjar timus yang

pada usia dewasa berinovasi dan sejak itu terjadi kelainan autoimun.

(2) Teori kerusakan akibat radika bebasa (free radical theory)

Radikal bebas yang terdapat dilingkungan seperti :

(a) Asap kendaraan bermotor

(b) Asap rokok

(c) Zat pengawet makanan

(d) Radiasi

(e) Sinar ultraviolet

(3) Toeri menua akibat metabolism

Pengurangan asupan kalori ternyata bisa menghambat pertumbuhan dan

memperpanjang umur, sedangkan perubahan asupan kalori yang

menyebabkan kegemukan dapat memperpendek umut (Boedhi Darmojo,

1989)

(4) Teori Rantai Silang (Cross Link Theory)

Toeri ini menjelaskan bahwa menua disebabkan oleh lemak protein,

karbohidrat dan asamnukleal (molekul kolagen) berreaksi dengan zat

kimia dan radiasi, mengubah fungsi jaringan yang menyebabkan

Page 14: Bab2(2).Unlocked

perubahan pada membrane plasma, yang mengakibatkan terjadinya

jaringan yang kaku, kurang elastis dam hilangnya fungsi pada proses

menua.

(5) Teori Fisiologis

Teori ini merupakan toeri instrinsik dan ekstrinsik, terdiri atas teori

oksidasi stress dan teori dipakai-aus (wear and tear theory) disini terjadi

kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel tubuh telah terpakai

(regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan

internal).

2) Teori Sosiologis

Teoris ini tentang proses menua yang dianut selama ini antara lain :

a) Teori interaksi sosial

Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci

mempertahankan status sosialnya berdasarkan kemampuan bersosialisasi.

b) Teori aktivitas atau kegiatan

(1) Kententuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan secara langsung

(2) Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan aktivitas dan

mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin.

(3) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup lanjut usia.

(4) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap

stabil dari usia pertengahan.

c) Teori kepribadian berlanjut (Continuity Theory)

Teori ini mengatakan bahwa perbuhanan yang terjadi pada seorang lanjut usia

sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas yang dimiliki. Pengalaman hidup

seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ia menjadi

lanjut usia.

d) Teori pembebasan/ penarikan diri (disengagement theory)

Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat

dan kemunduran individu dengan individu lainnya.

c. Perubahan Akibat Proses Menua

Page 15: Bab2(2).Unlocked

1) Perubahan fisik dan Non fisik

a) Sel

(1) Jumlah sel menurun/ lebih sedikit

(2) Ukuran sel lebih besar

(3) Jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler berkurang

(4) Proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hari menurun

(5) Jumlah sel otak menurun

(6) Mekanisme perbaikan sel terganggu

(7) Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%

(8) Lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan melebih

b) Sistem persarafan

(1) Menurun hubungan persarafan

(2) Berat otak menurun 10-20%

(3) Respons dan waktu untuk berreaksi lambat khususnya terhadap stress

(4) Saraf panca indra mengecil

(5) Penglihatan berkurang

(6) Kurang sensitive terhadap dingin

(7) Deposit memori

c) Sistem pendengaran

(1) Gangguan pendengaran

(2) Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan atosklerosis

(3) Terjadi pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya

keratin

(4) Fungsi pendengaran semakin menurun pada lanjut usia yang mengalami

ketegangan/ stress

(5) Tinnitus (bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggi atau

rendah, bisa terus menerus atau intermiten)

(6) Vertigo (perasaan tidak stabil yang terasa seperti bergoyang atau berputar)

d) Sistem penglihatan

(1) Sfingter pupil timbul rosis dan respon terhadap sinar menghilang

(2) Kornea lebih terbentuk sferis (bola)

Page 16: Bab2(2).Unlocked

(3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi katarak, jelas

menyebabkan gangguan penglihatan

(4) Meningkatnya ombang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap

kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam gelap.

(5) Penurunan/ hilangnya daya akomodi, dengan manifestasi presbyopia,

seorang sulit melihat dekat yang dipengaruhi berkurangnya elastisitas

lensa.

(6) Lapang pandang menurun

(7) Daya membedakan warna menurun (terutama warna biru atau hijau pada

skala)

e) Sistem kardiovaskular

(1) Katup jantung menebal dan menjadi kaku

(2) Elastisitas dinding aorta menurun

(3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah

berumur 20 tahun

(4) Curah jantung menurun (isi semenit jantung menurun)

(5) Kekurangan elastisitas pembuluh darah, efektifitas pembuluh darah perifer

untuk obigenasi berkurang.

(6) Kinerja jantung lebih rentang terhadap kondisi dehidrasi dan perdarahan.

(7) Tekanan darah meninggi akibat resistensi pembuluh darah perifer

meningkat.

f) Sistem pengaturan suhu tubuh

Kemundurang terjadi berbagai faktor yang mempengaruhinya, yang sering

ditemui antara lain :

(1) Temperature tubuh menurun (hipotermia). Secara fisiologis ±35oC ini

akibat metabolism yang menurun.

(2) Pada kondisi ini, lanjut usia akan merasa kedinginan dan dapat pula

menggigil, pusat dan gelisah

Page 17: Bab2(2).Unlocked

(3) Keterbatasan refleks menggigil dant idak dapat memproduksi yang banyak

sehingga terjadi penurunan aktivitas otot.

g) Sistem pernafasan

(1) Otot pernafasan mengalami kelemahan akibat atrofi kehilangan kekuatan

dan menjadi kaku

(2) Aktifitas sisislia menurun

(3) Paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas

lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dengan kedalaman

bernafas menurun.

(4) Ukuran alveoli melebar (membesar cara progretif) dan jumlah berkurang

(5) Berkurangnya elastisitas bronkus

(6) Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg

(7) Karbon dioksida pada arteri tidak terganti pertukaran gas terganggu

(8) Refleks dan kemampuan untuk batuk berkurang

(9) Sensitifitas terhadap hipoksia dan hiperkarbia menurun

(10) Sering terjadi emkisema sinilis

(11) Kemampuan pegas dinding dada dan kekuatan otot pernafasan menurun

seiring pertambahan usia.

h) Sistem pencernaan

(1) Kehilangan gigi, penyebab utama periodontal disease yang bisa terjadi

setelah umur 30 tah8n, penyebab lain meliputi kesehatan dan gizi yang

buruk

(2) Indra pengecap menurun, adanya iritasi selaput lendir yang kronis, atrofi

indra pengecap (±80%), hilangnya sensitifitas saraf pengecap di lidah

terutama rasa manis dan asin.

(3) Esopafus melebar

(4) Rasa lapar menurun, wkatu pengosongan lambung menurun

(5) Peristaltic lemah dan biasanya timbul konstipasi

(6) Fungsi absorbs melemah

(7) Hati semakin mengecil dan tempat penyimpanan menurun, aliran darah

berkurang.

Page 18: Bab2(2).Unlocked

i) Sistem Reproduksi

Wanita :

(1) Vagina mengalami kontraktor dan mengecil

(2) Ovari menciut, uterus mengalami atrofi

(3) Atrofi payudara

(4) Atrofi vulva

(5) Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi

berkurang, sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan warna.

Pria :

(1) Testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun ada penurunan

secara berangsur-angsur

(2) Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun asal kondisi

kesehatannya baik, yaitu :

(a) Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia.

(b) Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan

kemampuan seksual

(c) Tidak perlu cemas karenan prosesnya alamiah.

j) Sistem Genitourinaria

(1) Ginjal : mengecilnya refron akibat atrofi, aliran darah ke ginjal menurun

sampai 50% sehingga fungsi tubulus berkurang.

(2) Vesika urinaria : oto menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml

atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat

(3) Pembesaran prostat

(4) Atrofi vulva

k) Sistem endokrin

(1) Estrogen, progesterone dan testosterone mengalami penurunan

(2) Produksi hamper semua hormone menurun

(3) Berkurangnya produksi ACTH, TSH, FSH dan LH

(4) Aktifitas tiroid, BMR dan daya pertukaran zat menurun.

l) Sistem integument

Page 19: Bab2(2).Unlocked

(1) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak

(2) Permukaan kulit cenderung kusam, kasar dan bersisik

(3) Timbul bercak pigmentasi

(4) Respon terhadap trauma menurun

(5) Rambut dalam hidung dan telinga menunn

(6) Pertumbuhan kuku lebih lambat

(7) Jumlah dan fungsi kelenjar keringan berkurang

(8) Berkurangnya elastisitas akibat menurunnya cairan dan vaskularisasi.

m) Sistem mukuloskeletal

(1) Tulang kehilangan densitas (cairan) dan semakin rapuh

(2) Kekuatan dan stabilitas tulang menurun

(3) Kekakuan jaringan penghubung

(4) Persendian membesar dan menjadi kaku

(5) Tendon mengerut dan mengalami skelerosis

(6) Aliran darah ke otot berkurang sejalan dengan proses menua.