BAB1

7
BAB 1 1. Informasi Perilaku yang bagaimanakah yang relevan bagi para pengguna informasi? Bagi para karyawan? Bagi para manajer? Bagi pemimpin serikat buruh? Bagaimana data ini digunakan? Jawab:Bagi para karyawan biasanya di tuntut oleh atasan untuk memperdalam pengetahuan Marketing / Sales mereka dengan mengetahui tentang Produk yang mereka jual lebih mendalam lagi. Feedback dari para customers2 pengguna Produk yang mereka jual terdahulu juga adalah sesuatu informasi ( tertulis / tidak tertulis) yang dapat bermanfaat tentang maju / tidak Perusahaan tersebut. Bagi Para Manager biasanya Informasi yang relevan biasannya di gunakan lebih meluas, Seorang manager itu harus bisa menghandle di setiap bidang kepimpinan. ( Leadership Management), Selain harus menunjukaan keahliaan / skills tntg sebuah Product, mereka juga harus bisa memimpin teamnya dengan baik untuk kemajuan Perusahaan tsb. Contohnya : Para Sales Manager sudah lebih tinggi tingkat pemasaran product mereka ( Expert), karena mereka sudah mendalami semua informasi tentang product tsb waktu mereka memulai karirnya sebagai " Anak Buah". Informasi yang mereka dapatkan sebagian besar di dapatkan dari Pengalaman Pekerjaan mereka waktu di pimpin oleh seorang pimpinan yang selalu mengajarkan semua hal dari awal. Segala informasi yang mendetails itu selalu bermanfaat bagi kemajuan sebuah perusahaan, karena bila pengetahuan antara Manager dengan Anak Buahnya selalu mengalami kesulitan / informasi yang di ajarkan kurang Lengkap ( Teori /Praktek) perusahaan itu tidak akan maju dan berkembang. Perusahaan yang maju selalu di dasarkan oleh kelengkapan Informasi yang bisa dapatkan untuk Semua karyawannya ( Bagi Owner / Pemilik Perusahaan maupun Pekerja2nya). Satu dengan lain selalu berhubungan antara Pemimpin yang bijaksana dengan Anak Buahnya.

description

akper

Transcript of BAB1

BAB 1

1. Informasi Perilaku yang bagaimanakah yang relevan bagi para pengguna informasi? Bagi para karyawan? Bagi para manajer? Bagi pemimpin serikat buruh? Bagaimana data ini digunakan?

Jawab:Bagi para karyawan biasanya di tuntut oleh atasan untuk memperdalam pengetahuan Marketing / Sales mereka dengan mengetahui tentang Produk yang mereka jual lebih mendalam lagi. Feedback dari para customers2 pengguna Produk yang mereka jual terdahulu juga adalah sesuatu informasi ( tertulis / tidak tertulis) yang dapat bermanfaat tentang maju / tidak Perusahaan tersebut. Bagi Para Manager biasanya Informasi yang relevan biasannya di gunakan lebih meluas, Seorang manager itu harus bisa menghandle di setiap bidang kepimpinan. ( Leadership Management), Selain harus menunjukaan keahliaan / skills tntg sebuah Product, mereka juga harus bisa memimpin teamnya dengan baik untuk kemajuan Perusahaan tsb. Contohnya : Para Sales Manager sudah lebih tinggi tingkat pemasaran product mereka ( Expert), karena mereka sudah mendalami semua informasi tentang product tsb waktu mereka memulai karirnya sebagai " Anak Buah". Informasi yang mereka dapatkan sebagian besar di dapatkan dari Pengalaman Pekerjaan mereka waktu di pimpin oleh seorang pimpinan yang selalu mengajarkan semua hal dari awal. Segala informasi yang mendetails itu selalu bermanfaat bagi kemajuan sebuah perusahaan, karena bila pengetahuan antara Manager dengan Anak Buahnya selalu mengalami kesulitan / informasi yang di ajarkan kurang Lengkap ( Teori /Praktek) perusahaan itu tidak akan maju dan berkembang. Perusahaan yang maju selalu di dasarkan oleh kelengkapan Informasi yang bisa dapatkan untuk Semua karyawannya ( Bagi Owner / Pemilik Perusahaan maupun Pekerja2nya). Satu dengan lain selalu berhubungan antara Pemimpin yang bijaksana dengan Anak Buahnya. Owner Perusahaan --> Harus bisa maintaining / Monitoring masuk dan keluarnya Informasi di Perusahaan. Manager --> Menjalankan Order ( Perintah dari Owner) dengan kelengkapan Informasi untuk bisa di gunakan bagi anak2 buahnya. Karyawan --> Di tuntut untuk terus memperdalam pengetahuannya ( informasi) dari luar maupun dalam tentang bidang pekerjaannya. Semua informasi di dalam Perusahaan selalu Confidential ( Rahasia) , anda tidak di perbolehkan untuk menyebarkan informasi dari dalam keluar kepada orang yang bukan pekerja di perusahaan tersebut

2. Mengapa seharusnya para akuntan berhubungan dengan diri mereka sendiri dan dengan pelaporan informasi perilaku sebagaimana dilaporkan oleh para jurnalistik, para psikolog, atau hasil survei para peneliti?

Jawab: Karena dalam Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut:

1. Tanggung Jawab profesiDalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Anggota harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

2. Kepentingan PublikSetiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.

Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.

3. IntegritasIntegritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

4. ObyektivitasObyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian ProfesionalKompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.

6. KerahasiaanSetiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.

7. Perilaku ProfesionalSetiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. Standar TeknisSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

Jadi para akuntan harus berhubungan dengan diri mereka sendiri dan dengan pelaporan informasi perilaku sebagaimana dilaporkan oleh para jurnalistik, para psikolog, atau hasil survei para peneliti

3. Berikan contoh pelaporan informasi perilaku dalam bisnis di surat kabar?4. Bagaimana anda melihat perkembangan akuntansi keperilakuan lebih dari 5 atau 10 tahun belakangan ini?

Jawab: Lima tahun belakangan ini akuntansi keperilakuan berkembang dengan sangat pesat di Indonesia. Hal ini berbeda dengan kondisi tahun 2001 lalu. Khomsiyah, 2001, menyatakan pada saat itu penelitian akuntansi keperilakuan masih belum banyak dilakukan, mengingat saat itu mata kuliah akuntansi keperilakuan juga belum banyak ditawarkan di perguruan tinggi dan saat itu penelitian akuntansi hanya dilakukan oleh mahasiswa level magister dan doktora.Pesatnya penelitian akuntansi dibuktikan dengan makin meningkatnya publikasi penelitian ini baik dalam forum ilmiah seperti pada simposium nasional akuntansi maupun pada jurnal ilmiah akuntansi seperi JRAI (Jurnal Riset Akuntansi Indonesia).Perdebatan tentang keberadaan akuntansi keperilakuan sebagai sebuah bidang ilmu baru tidak mampu menghadang munculnya penelitian baru di bidang akuntansi keperilakuan. Beberapa variabel yang sering muncul dalam penelitian akuntansi keperilakuan seperti partisipasi dalam pembuatan anggaran, pemahaman akuntansi, faktor kepribadian individu, tekanan sosial, budaya adalah beberapa contoh yang membuktikan ikutsertanya bidang ilmu lain yaitu psikologi dan sosiologi (Siegel dan Marconi, 1989). Perkembangan dan kompleksitas dunia industri dan bisnis, dimana akuntansi seringkali berfungsi sebagai bahasa bisnis menyebabkan aspek relasional dan interaksi antar individu melibatkan aspek keperilakuan didalamnya. Topik dalam penelitian akuntansi keperilakuan dapat dikelompokkan ke dalam aspek keperilakuan yang terkait dengan financial control, budgeting, responsibility accounting, performance evaluation, accounting system information, human resource accounting, social accounting, pelaku akuntansi (karyawan bagian keuangan, auditor baik eksternal maupun internal).Nampaknya kondisi realita dimana problematika dalam aspek perilaku pada implementasi akuntansi dalam organisasi yang semakin besar membuat kecenderungan penelitian dalam ranah ini semakin meningkat. Perkembangan akuntansi keperilakuan ini disebabkan karena peran manusia yang dominan dalam akuntansi. Bahkan Birnberg, 2008, yang mereview perkembangan akuntansi majemen dalam tiga periode yaitu cost accounting period, modern management accounting period and post-modern accounting period, reflect increasing emphasis on behavioral materials in the management accounting courses. Birnbeg juga mengatakan bahwa enelitian akuntansi keperilakuan pada abad 21 menjadi semakin menarik banyak peneliti karena dua hal, the development of management control as a discipline/course and the increasing emphasis on managemen accounting courses as service courses. Kedua hal ini juga menjadi penyebab dalam perkembangan akuntansi keperilakuan sektor publik dalam konteks tuntutan masyarakat dalam mewujudkan good goverrnment governance dalam bahasan selanjutnya

5. Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam lima aliran (school).Jelaskan kelima aliran tersebut.

Jawab: Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam lima aliran (school) , yaitu :

1. Pengendalian manajemen (management control)

2. Pemrosesan informasi akuntansi (accounting information processing)

3. Desain sistem informasi (information system design)

4. Riset audit (audit research)

5. Sosiologi organisasional (organizational sociology)