BAB_1_2_3_GERONTIK
-
Upload
rayden-hyouga -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
description
Transcript of BAB_1_2_3_GERONTIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seiring meningkatnya populasi lansia akan menyebabkan konsekuensi berupa besarnya biaya kesehatan karena sifat penyakitnya adalah penyakit degeneratif, kronis dengan multiple patologi sehingga memerlukan biaya penanganan yang mahal. Adat budaya bangsa Indonesia dalam kehidupan lansia adalah merupakan figure yang dihormati dan merupakan sumber daya yang bernilai tentang pengetahuan dan pengalaman hidup serta kearifan yang dimiliki masih dapat dimanfaatkan.
Saat ini di seluruh dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di Negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang lanjut usia lebih kurang seribu orang perhari. Pada tahun 1985 dan diperkirakan 50% dari penduduk berusia di atas 50 tahun sehingga istilah baby bom pada masa lalu berganti menjadi ledakan penduduk lanjut usia.
Menurut Boedhi Darmojo, disebutkan bahwa orang lanjut usia (lebih 55 tahun), di Indonesia tahun 2000 sebanyak 22,22 juta atau sebanyak 10% dari total penduduk dan diperkirakan jumlah tersebut meningkat pada tahun 2020 menjadi 29,12 juta atau 11,0%. Peningkatan tersebut berkaitan dengan meningkatnya umur harapan hidup dari 65-70 tahun pada 2000 menjadi 70-75 pada tahun 2020. Meningkatnya umur harapan hidup tersebut akan terwujud bila:
1. Pelayanan kesehatan efektif.
2. Angka kematian bayi menurun.
3. Adanya perbaikan gizi dan sanitasi, serta
4. Meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi.
Berbagai masalah kesehatan yang berkaitan dengan meningkatnya umur harapan hidup akan memberikan dampak meningkatnya masalah kesehatan terutama yang berkaitan dengan proses degeneratif. Keadaan ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan sehari-hari secara mandiri.
Peran perawat dalam meminimalkan atau mengantisipasi masalah kesehatan pada lansia adalah dengan memberikan asuhan keperawatan pada lansia baik dalam keadaan sehat maupun sakit pada tingkat individu maupun kelompok. Focus asuhan keperawatan lansia adalah melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan mengoptimalkan fungsi fisik dan mental.
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia pasuruan merupakan salah satu sasaran pelayanan keperawatan yang komprehensif pada lansia dari individu maupun kelompok. Berkaitan dengan kondisi di atas, kami mahsiswa Prodi DIII Keperawatan Kampus Soetomo Surabaya ingin menerapkan konsep asuhan keperawatan tentang lansia secara UPT Pelayanan Lansia Pasuruan di Lamongan.
1.2 Tujuan Kegiatan1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan kelompok khusus lanjut usia dalam kehidupan panti secara professional dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan secara komprehensif.
1.2.2 Tujuan KhususSetelah melakukan praktek keperawatan gerontik mahasiswa dapat:
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada kelompok lanjut usia di UPT Pelayanan Lanjut Usia Pasuruan di Lamongan.
2. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang timbul pada kelompok khusus lanjut usia yang ada di UPT Pelayanan Lanjut Usia Pasuruan di Lamongan.
3. Membuat analisa terhadap masalah kesehatan yang ada pada kelompok khusus lanjut usia di UPT Pelayanan Lanjut Usia Pasuruan di Lamongan.
4. Membuat rencana strategis untuk membuat solusi terhadap masalah kesehatan kelompok khusus lanjut usia di UPT Pelayanan Lanjut Usia Pasuruan di Lamongan.
5. Melakukan evaluasi hasil implementasi rencana strategis serta membuat kesimpulan dan saran.1.3 Manfaat Kegiatan1. Bagi mahasiswa
Dapat menerapkan konsep teori tentang asuhan keperawatan gerontik yang tinggal di UPT Pelayanan Lanjut Usia Pasuruan di Lamongan.
2. Bagi Lansia
a. Lansia mendapatkan pelayanan keperawatan secara komprehensif.
b. Lansia dapat mengenal masalah kesehatannya.
c. Lansia mendapat penjelasan tentang kesehatan secara sederhana.
3. Bagi UPT Pelayanan Lanjut Usia Pasuruan di Lamongan.
a. Dapat mengembangkan model asuhan keperawatan pada lansia.b. Mendapatkan masukan tentang masalah kesehatan pada lansia serta alternative mencegahannya.4. Bagi Institusi PendidikanTercapainya tujuan pembelajaran asuhan keperawatan gerontik pada lansia di lingkungan panti.BAB II
LANDASAN TEORI2.1 Konsep Lansia
1. Pengertian
a. Lansia adalah golongan penduduk yang mendapat perhatian atau pengelompokan tersendiri adalah populasi berumur 60 tahun keatas (Nugroho.W 2009).
b. Lansia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun keatas (Hardiwanto Dan Setia Budi 1999).
c. Lansia adalah tahap akhir dari proses penuaan seseorang dimana terjadi perubahan sel pada tubuhnya dan biasanya berusia 80 tahun keatas (Ratna Suhartiana 2010).
d. Lansia adalah sesorang yang lazimnya menginjak usia 50 tahun atau 60 tahun keatas maupun normal sosialnya (Dr Yaunul A.A 2010).
2.2 Proses Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Contantinides, 1994 yang dikutip oleh Wahjudi Nugroho, 2000).
Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh setiap orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun 1998 adalah 60 tahun. Meskpun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat dalam hal ini diartikan:
1) Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial,
2) Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari hari,
3) Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat (Rahardjo, 1996)
Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan perubahan yang menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus menerus. Apabila proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbulah berbagai masalah. Hurlock (1979) seperti dikutip oleh Munandar Ashar Sunyoto (1994) menyebutkan masalah masalah yang menyertai lansia yaitu:
1) Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain,
2) Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola hidupnya,
3) Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal atau pindah,
4) Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah banyak dan
5) Belajar memperlakukan anak anak yang telah tumbuh dewasa. Berkaitan dengan perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan fisik yang mendasar adalah perubahan gerak.
Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap diri makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap kegiatan kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk melakukan latihan fisik secara benar dan teratur untuk meningkatkan kebugaran fisiknya.
Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990) mengatakan bahwa perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap yang ditunjukkan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung dari pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan yang diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan masalah peningkatan kesehatan, ekonomi/pendapatan dan peran sosial (Goldstein, 1992)
Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri ciri penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979, Munandar, 1994) adalah:
1) Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya.
2) Penarikan diri ke dalam dunia fantasi
3) Selalu mengingat kembali masa lalu
4) Selalu khawatir karena pengangguran,5) Kurang ada motivasi,6) Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan
7) Tempat tinggal yang tidak diinginkan.
Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah: minat yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas, menikmati kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilkukan saat ini dan memiliki kekhawatiran minimla trehadap diri dan orang lain.
Batasan Lansia
Menurut WHO:1) Middle Age: 45 59 tahun2) Ederly
: 60 70 tahun3) Old
: 75 90 tahun4) Very Old: Diatas 90 tahun
2.3 Teori Proses Menua
1. Teori teori biologi
a. Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).
b. Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel sel tubuh lelah (rusak)
c. Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidaktahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
d. Teori immunology slow virus (immunology slow virus theory)
Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkab kerusakan organ tubuh.
e. Teori stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
f. Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.g. Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
h. Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.2. Teori kejiwaan sosial
a. Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia
b. Kepribadian berlanjut (continuity theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki.c. Teori pembebasan (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjaadi kehilangan ganda (triple loss), yakni :
1. kehilangan peran
2. hambatan kontak sosial
3. berkurangnya kontak komitmen
3. Permasalahan Yang Terjadi Pada Lansia
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut usia, antara lain: (Setiabudhi, T. 1999 : 40-42)
a. Permasalahan umum
1) Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan.2) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan , dihargai dan dihormati. 3) Lahirnya kelompok masyarakat industri.4) Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia.5) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.
b. Permasalahan khusus :
1) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik, mental maupun sosial.2) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.3) Rendahnya produktifitas kerja lansia.4) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.5) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat individualistik.6) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan fisik lansia
4. Faktor faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan
a. Hereditas atau ketuaan genetik
b. Nutrisi atau makanan
c. Status kesehatan
d. Pengalaman hidup
e. Lingkungan
f. Stres
5. Perubahan perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
a. Perubahan fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistim organ tubuh, diantaranya sistim pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastro intestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.b. Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
1) Pertama-tama perubahan fisik, khsusnya organ perasa.
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (hereditas)
5) Lingkungan
6) Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
7) Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
8) Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili.
9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep dir.
c. Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow, 1970).Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970)
6. Penyakit Yang Sering Dijumpai Pada Lansia
Menurut the National Old Peoples Welfare Council , dikemukakan 12 macam penyakit lansia, yaitu :Depresi mental
a. Gangguan pendengaran
b. Bronkhitis kronis
c. Gangguan pada tungkai/sikap berjalan.
d. Gangguan pada koksa / sendi pangul\Anemia
e. DemensiaBAB III
GAMBARAN TEMPAT PRAKTEK
3.1 Geografi
UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN terletak di Jalan Raya Babat No. 221 Lamongan
1. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia PasuruanUnit pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan ini didirikan pada tanggal 1 Oktober 1979 dengan nama SASANA TRESNA WERDHA (STW) SEJAHTERA PANDAAN yang pada awalnya melayani 30 orang.
Pada tanggal 17 Mei 1982 diresmikan pemakaiannya oleh Menteri Sosial Bapak Saparjo dengan dasar KEP. MENSOS RI NO. 32/HUK/KEP/VI/82 di bawah pengadilan Kanwil Depsos Propinsi Jawa Timur dengan kapasitas tamping 110 orang dan menempati areal seluas 13.968 M2.
Pada tahun 1994 mengalami pembakuan penamaan UPT Pusat/Panti/Sasana dilingkungan Departemen Sosial dengan SK. Mensos RI No. 14/HUK/1994 dengan nama Panti Sosial Tresna Werdha Sejahtera Pandaan.
Dalam perkembangan waktu dan perkembangan kebutuhan akan pelayanan lanjut usia terjadi perubahan dengan melalui SK. Mensos RI No.8/HUK/1998 ditetapkan menjadi Panti percontohan Tingkat Propinsi dengan kapasitas 110 orang.
Pada tahun 1998 ketika Departemen Sosial RI dihapus, panti ini sempat dikelola melalui otonomi daerah diberlakukan maka semua perangkat pusat termasuk aset-asetnya diserahkan pada Pemerintah Provinsi Jawa Timur bahwa Panti Sosial Tresna Werdha Sejahtera Pandaan, merupakan Unit Pelaksana Tehnis Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur. Sejalan dengan perkembangan jangkuan pelayanan pada Lanjut Usia melalui Perda No. 14 Tahun 2002 tentang perubahan atas Perda No. 12 Tahun 2000 tentang Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur bahwa Panti Sosial Tresna Werdha Pandaan berubahan nama menjadi Panti Sosial Tresna Werdha Pandaan, Bangkalan, yang jangkauan pelayanannya bertambah untuk wilayah Madura dengan penambahan Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia di Bangkalan sampai tahun 2008.Berdasarkan pada peraturan Gubernur No. 119 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Provinsi Jawa Timur, Panti Sosial Tresna Werdha Pandaan, Bangkalan berubah menjadi Unit Pelaksana Tehnis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan, yang mengelola juga Pelayanan Sosial Lanjut Usia yang ada di Lamongan yang wilayah kerjanya meliputi : Kab/Kota Pasuruan, Kota Surabaya, Sidoarjo, Kab/Kota Malang, Gresik, Kab. Lamongan, Bojonegoro dan Tuban.3.2 Struktur Organisasi1. Tugas
Melaksanakan sebagian tugas Dinas Sosial provinsi jawa timur dalam pelayanan sosial lanjut usia terlanjur.
2. Fungsi
a. Pelaksanaan program kerja UPT
b. Pembinaan dan pengendalian ketatausahaan, penyelenggaran keiatan pelayanan sosial, bimbingan dan pembinaan lanjut usia
c. Penyelenggaraan praktek pekerjaan sosial dalam bimbingan sosial lanjut usia
d. Pemberian bimbingan umum pada klien di lingkungan UPTe. Penyelenggaraan kerja sama dengan institusi lembaga lain atau perorangan dalam rangka pengembangan program UPT
f. Pengembangan metodelogi pelayanan kesejahteraan sosial dalam pelayanan sosial lanjut usia
g. Penyelenggaraan penyebarluasan informasi tentang kesejahteraan sosial
h. Penyelenggaraan konsultasi bagi keluarga atau masyarakat yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial
i. Pelaksanaan tugas-tugas ketatausahaan
j. Pelaksanaan pelayanan masyarakat
k. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas
Tugas Pokok dan Fungsi
1. Sub Bagian Tata Usahaa. Menyediakan dan menyusun data, merencanakan dan melaporkan pelaksanaan kegiatan unit pelaksana teknisb. Menyususn rencana kerja Sub. Bagian Tata Usaha
c. Membagi tugas dan memantau pelaksanaan kegiatan bawahan
d. Melaksanaan kegiatan pengelolaan surat menyurat, tata naskah kearsiban, kehumasan, dan kerumahtanggaan
e. Menyiapkan kelengkapan berkas usulan kenaikan pangkat, kartu suami/istri tabungan pensiun (Taspen), pensiun, pengusulan gaji berkala, pemrosesan ijin cuti dan kartu asuransi kesehatan (ASKES)
f. Melaksanakan tugas-tugas pembinaan dan pengembangan kualitas SDM serta karir pegawai
g. Melaksanakan penyusunan rencana penggunaan pengelolaan dan melaporkan anggaran UPT
h. Melaksanakan pengelolaan administrasi, pemeliharaan dan pengamanan asset UPT
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala UPT 2. Seksi Pelayanan Sosial
a. Menyususn rencana kerja Seksi Pelayanan Sosial
b. Melaksanakan pelayanan, penempatan dalam asrama, pengasuhan, penyusunan daftar piket kebersihan lingkungan dan penyediaan kebutuhan kebersihan diri
c. Menginventarisir dan menyediakan pakaian klien
d. Menyusun jadwal dan melaksanakan pemeriksaan kesehatan, penyediaan obat-obatan dan melaksanakan rujukan e. Menyusun daftar menu, penyiapan dan pengelolaan bahan makanan, serta penyajian makanan
f. Melaksanakan kegiatan rekreatif
g. Melaksanakan administrasi pelayanan sosial, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala UPT
3. Seksi Bimbingan dan Pembinaan Lanjut
a. Menyusun rencana kerja seksi bimbingan dan pembinaan lanjut
b. Melaksanakan kegiatan sosialisasi program, pelayanan, penjaringan atau penjangkauan seleksi serta penerimaan dan regristrasi calon klien
c. Menempatkan klien dalam program pelayanan
d. Menyusun kurikulum pelayanan
e. Menyediakan sarana dan prasarana pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penyelnggaraan masalah kasus bimbingan fsik, mental, keagamaan, sosial, dan keterampilan, pengisian waktu luang, resosialisasi.
f. Melaksanakan penyaluran/pengembalian klien kepada keluarga/lembaga pelayanan sosial lainnya dari masyarakat
g. Melaksanakan pemakaman klien yang meninggal dunia
h. Melaksanakan administrasi bimbingan dan pembinaan lanjut
i. Melaksanakan pengakhiran pelayanan
j. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh kepala UPT3.3 Fasilitas dan SaranaNama UPT : UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan
Lokasi Babat Lamongan
Luas Lahan/Tanah: 1.280 m2
Jumlah bangunan
:
a. Gedung kantor
: 1 unitb. Rumah Dinas
: 1 unitc. Musholah
: 1 unitd. Wisma Klien
: 2 unite. Gedung dapu umum: 1 unitf. Sumur bor
: 1 unitg. PDAM
: 1 unith. Tandaon air
: 1 uniti. Papan nama
: 1 unitj. Green house
: 1 unitDaya listrik terpasang : 3.500 Kwh
Tanah makam
: -
Kapasitas tamping
Pandaan
: 107 orang
Lamongan
: 55 orang
Lokasi
: Jl. Raya Babat 221, Babat Lamongan
Telepon (0322) 45113Laporan Kelompok Gerontik di Wisma Anggrek, Tulip dan Dahlia Dinas Sosial UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan di Babat Lamongan.
1. Data geografi
Lokasi : Jl. Raya Babat no. 221 Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan
Nama panti : UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan di Lamongan
Nama wisma : Melati 1,2,32. Data demografi
Jumlah lansia : 8 Jenis kelamin : Perempuan
Usia :
60-70 : 1 (14%)
71-80 : 4 (57%)
81-90 : 2 (29%)
Agama : Islam
3. Lingkungan
a) Air bersih untuk kebutuhan sehari hari menggunakan air PDAM
Sedangkan air minum menggunakan air isi ulang. Di dapur juga disediakan teh, kopi dan susu.
b) Pengelolaan sampah semuanya dibuang di tempat sampah plastik tersedia dengan tutupnya yang sudah tersedia didepan wisma.
c) Keadaan lantai wisma menggunakan tegel dan dinding terbuat dari tembok dan kayu. Ventilasi dan penerangan oleh cahaya matahari cukup dari pintu masuk dan cendela. Penataan ruangan baik, semua barang tertata rapi pada tempatnya. Kebersihan ruangan cukup, hanya pada wisma dahlia yang kebersihannya kurang, masih tercium bau tidak sedap dalam wisma.
d) Keadaan kamar mandi cukup bersih, tipap pagi hari selalu dibersihkan oleh petugas, namun masih terasa bau (pesing).
e) Pembuangan air kotor dialirkan ke selokan.
f) Penataan halaman pada wisma anggrek, tulip dan dahlia baik.4. Pendidikan
Tidak sekolah : 5 (71%)
SD : 2 (29%)
SMP : -
SMA : -
5. Kesehatan lansia
Keadaan kesehatan lansia
Ada masalah
Resiko cidera : 4 (18%)
Hipertensi : 3 (14%)
Gangguan penglihatan : 3 (14%)
Gangguan pendengaran : 3 (14%)
Gangguan eliminasi urine : 2 (9%)
Gangguan eliminasi alvi : 3 (14%)
Gangguan istirahat tidur : 2 (9%)
Rhemathoid artrithis : 2 (9%) Kegiatan
Senam
Kegiatan senam dilaksanakan pada hari selasa, rabu dan kamis pada pagi hari pukul 07.00
Pengajian
Kegiatan pengajian dilaksanakan pada hari selasa sebelum dhuhur kemudian dilanjutkan dengan shalat dhuhur berjamaah
Posyandu lansia
Kegiatan dilakukan pada hari selasa tiap 2 minggu sekali.
Membuat ketrampilan
Kegiatan membuat ketrampilan dilaksanakan pada hari kamis pukul 08.00-10.00. Ketrampilan yang biasanya dibuat adalah keset dan sulak (kemoceng)
Main catur
JAM/HARISENINSELASARABUKAMISJUMATSABTUMINGGUKET
04.00-05.00Sholat subuh berjamaahSholat subuh berjamaahSholat subuh berjamaah Sholat subuh berjamaahSholat subuh berjamaahSholat subuh berjamaahSholat subuh berjamaahPetugas piket
05.00-06.30Kebersihan diri dan lingkunganKebersihan diri dan lingkunganKebersihan diri dan lingkunganKebersihan diri dan lingkunganKebersihan diri dan lingkunganKebersihan diri dan lingkunganKebersihan diri dan lingkungan
06.30-07.30Makan pagiMakan pagiMakan pagiMakan pagiMakan pagiMakan pagiMakan pagindividu
07.30-08.00Kegiatan individu*Senam teraKegiatan individu*Senam teraKegiatan individuKegiatan individuKegiatan individu*intruktur
08.00-10.00Bimbingan sosialKegiatan kerja baktiBimbingan mental agamaBimbingan mental agamaKegiatan kerja bakti, keterampilanKegiatan individuKegiatan individu*intruktur
10.00-10.45Sholat dhuha bejamaah, bimbingan mentalSholat dhuha bejamaah, bimbingan mentalSholat dhuha bejamaah, bimbingan mentalSholat dhuha bejamaah, bimbingan mentalSholat dhuha bejamaah, bimbingan mentalSholat dhuhaSholat dhuhaPetugas piket
10.45-11.30Kegiatan individu, persiapan sholat dzuhurKegiatan individu, persiapan sholat dzuhur*pemeriksaan kesehatanKegiatan individu, persiapan sholat dzuhurKegiatan individu, persiapan sholat dzuhurKegiatan individu, persiapan sholat dzuhurKegiatan individu, persiapan sholat dzuhur*dokter dan perawat
12.00-13.00Makan siangMakan siangMakan siangMakan siangMakan siangMakan siangMakan siangIndividu
13.00-14.00Istirahat siangIstirahat siangIstirahat siangIstirahat siangIstirahat siangIstirahat siangIstirahat siangIndividu
14.00-15.00Kegiatan individuKegiatan individuKegiatan individuKegiatan individuKegiatan individuKegiatan individuKegiatan individuindividu
15.00-15.30Sholat ashar berjamaahSholat ashar berjamaahSholat ashar berjamaahSholat ashar berjamaahSholat ashar berjamaahSholat ashar berjamaahSholat ashar berjamaahPetugas piket
15.30-17.00Kebersihan diri dan lingkunganKebersihan diri dan lingkunganKebersihan diri dan lingkunganKebersihan diri dan lingkunganKebersihan diri dan lingkunganKebersihan diri dan lingkunganKebersihan diri dan lingkungan*instruktur
17.00-17.30Makan malamMakan malamMakan malamMakan malamMakan malamMakan malamMakan malamIndividu
17.30-19.30Sholat magrib berjamaah, ceramah, sholat isha berjamaahSholat magrib berjamaah, ceramah, sholat isha berjamaahSholat magrib berjamaah, ceramah, sholat isha berjamaahSholat magrib berjamaah, ceramah, sholat isha berjamaahSholat magrib berjamaah, ceramah, sholat isha berjamaahSholat magrib berjamaah, ceramah, sholat isha berjamaahSholat magrib berjamaah, ceramah, sholat isha berjamaahInstruktur
19.30-21.00Kegiatan individuKegiatan individuKegiatan individuKegiatan individuKegiatan individuKegiatan individuKegiatan individu-
21.00-04.00Istirahat tidurIstirahat tidurIstirahat tidurIstirahat tidurIstirahat tidurIstirahat tidurIstirahat tidur-
ANALISA DATAData PenunjangEtiologiMasalah
Ds: 2 dari 8 lansia mengatakan pegal-pegal pada kakiDo: Lansia yang mengalami nyeri sebanyak 9%Gangguan muskuluskeletalGangguan rasa nyaman nyeri pada persendian
Ds: 3 dari 8 lansia di wisma melati 1,2,3 mengatakan penglihatannya berkurang
Do: Saat berjalan mencari pegangan3 dari 8 lansia visusnya antara 3/6,4/6 dan 1 lansia visusnya 1/(Penurunan fungsi penglihatanResiko Cidera: jatuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Gangguan rasa nyaman nyeri pada persendian b.d penurunan gangguan muskuluskeletal2. Resiko cidera: jatuh b.d penurunan fungsi penglihatanRENCANA INTERVENSI KEPERAWATANTglNo. DxDiagnosa KeperawatanRencanaRasional
TujuanKriteria HasilIntervensi
1.Gangguan rasa nyaman nyeri pada persendian b.d penurunan gangguan muskuluskeletalTujuan Umum: Nyeri hilang atau berkurang
-Tidak nyeri lagi-Dapat melakukan aktivitas seperti biasa- Observasi TTV
-Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
-Anjurkan untuk menghindari udara dingin
-Anjurkan memakai pakaian hangat
-Anjurkan untuk istirahat cukup Mengetahui keadaan umum
Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan koping.
Menghindari faktor pencetus nyeri Agar tidak terkena udara dingin Membuat kondisi menjadi bugar
2Resiko cidera: jatuh b.d penurunan fungsi penglihatan
Tujuan Umum:tidak mengalami cidera-Klien dapat memenuhi kebutuhan secara mandiri- Dapat menjalankan aktivitas dengan lancar- Kaji penyebab adanya gangguan penglihatan pada klien- Anjurkan klien membersihkan mata menggunakan kapas bersih apabila mata kotor dan berair
- Berikan penerangan cukup
- Hindarkan dari barang/benda yang menyebabkan cidera di sekitar klien
- Dekatkan benda yang dibutuhkan klien agar mudah di jangkau Mengetahui tingkat penglihatan mata
Menghindari terjadi iritasi jika dibersihkan sembarangan
Penerangan yang cukup membantu penglihatan yang baik
Menghindari resiko terjatuh karena benda di sekitar
Pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan dengan cepat dan aman
IMPLEMENTASI TanggalNo.ImplementasiParaf
21 April 20131 Membina hubungan saling percaya dengan klien
Mengkaji keluhan yang dirasakan klien.
Mengajarkan klien relaksasi dan distraksi Menganjurkan klien untuk menghindari udara dingin. Menganjurkan klien untuk memakai pakaian hangat. Menganjurkan klien istirahat yang cukupKelompok 12
21 April 20132 Mengkaji penyebab adanya gangguan penglihatan pada klien
Menganjurkan klien membersihkan mata menggunakan kapas bersih apabila mata kotor dan berair
Memberikan penerangan cukup
Menghindarkan dari barang/benda yang menyebabkan cidera di sekitar klien
Mendekatkan benda yang dibutuhkan klien agar mudah di jangkauKelompok 12
EVALUASI
1. Evaluasi struktur
Mengadakan kegiatan untuk memantau kesehatan di wisma melati 1, 2, dan 3. Sehingga ditemukan kasus-kasus lansia yang kurang sehat. Mengadakan penyuluhan personal hygiene dengan sasaran lansia di wisma melati 1,2, dan 3.
2. Evaluasi proses
Melakukan pendekatan dengan lansia di melati 1,2, dan 3. Setelah itu mahasiswa mengadakan pembelajaran pada lansia tentang perawatan nyeri akut dan hal hal yang dapat menyebabkan cedera: jatuh. Acara ini diikuti oleh 8 lansia.
3. Evaluasi hasil
Lansia binaan yang mempunyai masalah pada dirinya telah mampu mengatasi nyeri yang dirasakan dan dapat menghindari risiko cedera.ANALISA DATAData PenunjangEtiologiMasalah
Ds: 4 dari 7 lansia mengatakan pegal-pegal pada kakiDo: Lansia yang mengalami nyeri sebanyak 9%Gangguan muskuluskeletalGangguan rasa nyaman nyeri pada persendian
Ds: 3 dari 7 lansia di wisma cempaka mengatakan penglihatannya berkurang
Do: Berjalan memakai pegangan3 dari 7 lansia visusnya antara 3/6 dan 4/6Penurunan Fungsi PenglihatanResiko cidera: jatuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN3. Gangguan rasa nyaman nyeri pada persendian b.d penurunan gangguan muskuluskeletal4. Resiko cidera: jatuh b.d penurunan fungsi penglihatanRENCANA INTERVENSI KEPERAWATANTglNo. DxDiagnosa KeperawatanRencanaRasional
TujuanKriteria HasilIntervensi
1.Gangguan rasa nyaman nyeri pada persendian b.d penurunan gangguan muskuluskeletalTujuan Umum: Nyeri hilang atau berkurang
-Tidak nyeri lagi-Dapat melakukan aktivitas seperti biasa- Observasi TTV
-Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
-Anjurkan untuk menghindari udara dingin
-Anjurkan memakai pakaian hangat
-Anjurkan untuk istirahat cukup Mengetahui keadaan umum
Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan koping.
Menghindari faktor pencetus nyeri Agar tidak terkena udara dingin Membuat kondisi menjadi bugar
2Resiko cidera: jatuh b.d penurunan fungsi penglihatan
Tujuan Umum:tidak mengalami cidera-Klien dapat memenuhi kebutuhan secara mandiri- Dapat menjalankan aktivitas dengan lancar- Kaji penyebab adanya gangguan penglihatan pada klien
- Anjurkan klien membersihkan mata menggunakan kapas bersih apabila mata kotor dan berair
- Berikan penerangan cukup
- Hindarkan dari barang/benda yang menyebabkan cidera di sekitar klien
- Dekatkan benda yang dibutuhkan klien agar mudah di jangkau Mengetahui tingkat penglihatan mata
Menghindari terjadi iritasi jika dibersihkan sembarangan
Penerangan yang cukup membantu penglihatan yang baik
Menghindari resiko terjatuh karena benda di sekitar
Pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan dengan cepat dan aman
IMPLEMENTASI TanggalNo.ImplementasiParaf
21 April 20131 Membina hubungan saling percaya dengan klien
Mengkaji keluhan yang dirasakan klien.
Mengajarkan klien relaksasi dan distraksi Menganjurkan klien untuk menghindari udara dingin. Menganjurkan klien untuk memakai pakaian hangat. Menganjurkan klien istirahat yang cukupKelompok 12
21 April 20132 Mengkaji penyebab adanya gangguan penglihatan pada klien
Menganjurkan klien membersihkan mata menggunakan kapas bersih apabila mata kotor dan berair
Memberikan penerangan cukup
Menghindarkan dari barang/benda yang menyebabkan cidera di sekitar klien
Mendekatkan benda yang dibutuhkan klien agar mudah di jangkauKelompok 12
EVALUASI
4. Evaluasi struktur
Mengadakan kegiatan untuk memantau kesehatan di wisma cempaka. Sehingga ditemukan kasus-kasus lansia yang kurang sehat. Mengadakan penyuluhan personal hygiene dengan sasaran lansia di wisma cempaka.
5. Evaluasi proses
Melakukan pendekatan dengan lansia di wisma cempaka. Setelah itu mahasiswa mengadakan pembelajaran pada lansia tentang perawatan nyeri akut dan hal hal yang dapat menyebabkan cedera: jatuh. Acara ini diikuti oleh 7 lansia.
6. Evaluasi hasil
Lansia binaan yang mempunyai masalah pada dirinya telah mampu mengatasi nyeri yang dirasakan dan dapat menghindari risiko cedera.3